Elektroda Berarus Tunggal di Permukaan Bumi Dua Arus Elektroda di Permukaan Bumi

Pada bidang equipotensial, disetiap ortogonal pada garis aliran arus, akan menjadi permukaan bola dengan r = konstan. Diilustrasikan pada gambar di bawah ini Gambar 2.2 Titik permukaan arus yang terinjeksi pada tanah homogen Telford et al. 1976

2.1.2.2 Elektroda Berarus Tunggal di Permukaan Bumi

Jika titik elektroda yang didalamnya mengalir I ampere yang diletakkan pada permukaan medium homogen isotropik dan jika udara di atas memiliki konduktivitas 0 nol, maka sistem tiga titik yang digunakan dalam tampilan resistivitas permukaan. Selanjutnya elektroda arus kembali pada jarak yang besar. Kondisi batas yang agak berbeda dari kasus terdahulu, walaupun B=0 sama dengan sebelumnya saat V=0 ∞ = r dalam penambahannya = dz dV pada z=0 saat 0 = udara σ 3 = = ∂ ∂ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∂ ∂ = ∂ ∂ r Az z r r A r r A z z V saat z=0 2.11 mengingat bahwa 2 2 2 2 z y x r + + = Pada semua arus yang mengalir melalui permukaan setengah bola pada medium yang lebih rendah, atau π ρ 2 I A − = 2.12 Sehingga dapat ditulis r I V 1 2 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = π ρ atau I V r π ρ 2 = 2.13 Potensial yang sama pada permukaan setengah bola di dalam tanah dapat ditunjukkan dari gambardi bawah ini Gambar 2.3 Titik sumber arus pada permukaan medium homogeny Telford et al. 1976

2.1.2.3 Dua Arus Elektroda di Permukaan Bumi

Menurut Telford et al. 1976: 637 Saat jarak antara dua arus elektroda adalah terbatas gambar 2.4 potensial yang dekat pada titik permukaan akan dipengaruhi oleh kedua arus elektroda tersebut. Gambar 2.4 Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial pada permukaan tanah homogen isotropik pada resistivitas ρ Telford et al. 1976 Sama dengan sebelumnya, potensial yang disebabkan C 1 pada P 1 adalah 1 1 1 r A V − = dimana π ρ 2 1 I A − = Sama halnya potensial yang disebabkan C 2 pada P 1 adalah 2 2 2 r A V − = dimana 1 2 2 A I A − = − = π ρ karena arus pada dua elektroda sama dan berlawanan arah sehingga diperoleh ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − = + 2 1 2 1 1 1 2 r r I V V π ρ 2.14 Setelah diketahui potensial elektroda yang kedua pada P 2 sehingga dapat mengukur perbedaan potensial antara P 1 dan P 2 , maka akan menjadi ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − − ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − = Δ 4 3 2 1 1 1 1 1 2 r r r r I V π ρ 2.15 Hubungan yang tersusun pada empat elektroda yang menyebar secara normal digunakan dalam resistivitas medan gaya. Pada konfigurasi ini garis aliran arus dan bidang equipotensial yang berubah bentuk disebabkan oleh dekatnya elektroda arus yang kedua C 2 . Potensial yang sama diperoleh melalui penempatan hubungan tan 1 1 2 1 kons r r = − 2 2 1 2 2 2 1 4 cos 2 L R R R R = − + 2.16 Ditunjukkan pada gambar 2.5 bersama-sama dengan garis arus ortogonal. Perubahan bentuk dari bola equipotensial terbukti dalam wilayah diantara arus elektroda. Gambar 2.5 Perubahan bentuk pada bidang equipotensial dan garis aliran arus untuk dua titik sumber arus a rancangan gambar b sisi vertikal c menempatkan variasi potensial pada permukaan sepanjang garis lurus yang melewati titik sumber Telford et al. 1976

2.1.3 Resistivitas Batuan

Dokumen yang terkait

Pemodelan lapisan air tanah dalam (Akuifer) di desa Telogorejo Kab.Demak berdasarkan data tahanan jenis

2 9 121

PEMODELAN PEREMBESAN LIMBAH DETERJEN DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (SKALA LABORATORIUM).

0 3 6

Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor Berdasarkan Sifat Kelistrikan Bumi Dengan Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger (Studi Kasus Di Daerah Karangsambung Dan Sekitarnya, Kabupaten Kebumen).

3 5 88

Penentuan Letak Dan Kedalaman Akuifer Air Tanah Dengan Geolistrik Metode Tahanan Jenis (Studi Kasus di Desa Karangsambung, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

0 0 1

Penentuan Kedudukan Lapisan Pasir Menggunakan Geolistrik Metode Tahanan Jenis untuk Menduga Volume Pasir (Studi Kasus Sungai Luk Ulo Desa Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah).

1 4 1

IDENTIFIKASI AKUIFER DI SEKITAR KAWASAN KARST GOMBONG SELATAN KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER.

0 0 9

1 KARAKTERISTIK TAHANAN JENIS DAN INTERPRETASI SATUAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

0 2 8

KAJIAN AWAL PENDUGAAN AKUIFER AIR TANAH DI KAMPUS ITERA DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

0 0 7

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI DAERAH NGLAJO, KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH

0 0 32

STUDI SEBARAN MINERAL MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

0 0 119