dihasilkan tergantung pada empat variabel, yaitu waktu destilasi, suhu, tekanan, dan jenis bahan yang digunakan Primadiati, 2002.
C. Susu
Susu telah lama dipercaya mampu menjaga kesehatan dan kecantikan kulit. Protein dari susu mampu mengupas bagian terdangkal atau luar dari
lapisan kulit, sehingga mampu menumbuhkan, membasahai dan juga menolong keluarnya pigmentasi atau pewarnaan kulit Anonim, 2010. Susu sapi
mengandung lemak yang berfungsi melembabkan kulit. Susu juga mengandung vitamin A dan D yang berkhasiat untuk menutrisi dan membuat kulit menjadi
lembut. Kandugan lain dalam susu adalah asam beta hidroksi yang membantu dalam pengelupasan sel kulit mati dan menggantinya dengan sel kulit baru.
Inilah sebabnya susu dimanfaatkan dalam industri kosmetik dan dengan mudah susu dapat ditemukan dalam produk sabun, lulur hingga lotion. Susu juga
berkhasiat untuk meredakan kulit yang terbakar sinar matahari. Kandungan protein dalam susu akan membentuk lapisan pelindung yang menjaga
kelembaban kulit Anonim, 2010.
D. Krim
1. Definisi Krim
Krim didefinisikan sebagai sediaan semi padat yang terbuat dari campuran dua fase minyak dan air yang tidak dapat bercampur, yang
untuk pencampurannya membutuhkan emulgator yang sesuai semisolid emulsion yang ditujukan untuk aplikasi pada kulit external application.
Krim merupakan sistem emulsi yang mudah dioleskan, penampilannya tidak jernih, konsistensi dan sifat reologisnya tergantung pada emulsinya minyak
12
commit to user
dalam air atau air dalam minyak, juga tergantung pada sifat dan konsentrasi zat padat yang terdapat dalam formula Sulaiman dkk, 2008.
Krim merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang terdiri dari dua tipe, yaitu tipe minyak dalam air MA, jika minyak terdispersi dalam fase
air, dan tipe air dalam minyak AM, jika air terdisperdi dalam minyak sebagai pembawa Fatmawaty dkk., 2009.
Perbandingan fase dalam dengan fase luar seringkali ditentukan oleh kelarutan zat aktif, yang harus terdapat pada suatu tingkat efektif secara
farmakologis. Jika hal ini bukan merupakan pertimbangan utama, perbandingan fase secara normal ditentukan oleh konsistensi yang
dikehendaki. Sebagai patokan, dapat dianggap bahwa emulsi cair dihasilkan dari tingkat fase dalam yang rendah, sedangkan emulsi yang lebih berat
merupakan hasil dari presentase fase dalam yang tinggi Lachman et al, 1994.
2. Sifat Krim
Krim yang baik memiliki beberapa sifat, diantaranya memiliki tekstur yang lembut, mudah dioleskan, mudah dibersihkandicuci dengan air, tidak
berbau tengik, tidak mengandung mikroba patogen, tidak mengiritasi kulit, tidak mengandung pewarna dan bahan-bahan tambahan yang dilarang oleh
undang-undang, bila mengandung zat aktif maka dapat melepaskan zat aktifnya, memiliki stabilitas yang baik Voight, 1994. Krim dianggap
mempunyai daya estetik yang lebih besar karena sifatnya tidak berminyak dan kemampuannya “menghilang” ke dalam kulit pada penggosokan.
13
commit to user
E. Bahan-bahan Pembuatan Krim