Aspek-aspek Pola Asuh Autoritatif

30

2. Aspek-aspek Pola Asuh Autoritatif

Pola pengasuhan menurut Wiwid Wahyuning, dkk. 2003: 139 dijelaskan dengan kecenderungan pengasuhan yaitu penerimaan dan tuntutan. Penerimaan dicirikan dengan pola asuh yang menekankan interaksi yang berdasarkan pada hubungan hangat dan saling menguntungkan bagi orangtua dan anak. Selain penerimaan orangtua juga memberikan tuntutan. Ada tiga hal yang harus dipenuhi dalam tuntutan tersebut. Pertama, orangtua perlu mengatur tujuan yang tinggi namun tetap realistis dan tujuan tersebut dikomunikasikan dengan anaknya. Kedua, orangtua harus menyediakan dukungan yang dibutuhkan untuk membantu anak-anaknya dalam mencapai tujuan tersebut. Ketiga, orangtua perlu memperhatikan apakah anak-anaknya sudah sesuai harapan atau belum. Al Tridhonanto 2014: 5 memaparkan bahwa terdapat beberapa aspek pola asuh yang dikelompokkan di dalam dimensi kontrol dan dimensi kehangatan. Dimensi kontrol memiliki lima aspek yang berperan yaitu: a pembatasan; b tuntutan; c sikap ketat; d campur tangan; e kekuasaan yang sewenang- wenang. Sedangkan dimensi kehangatan memiliki beberapa aspek, diantaranya: a perhatian orangtua terhadap kesejahteraan anak; b responsivitas orangtua terhadap kebutuhan anak; c meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dengan anak; d menunjukkan rasa antusias pada tingkah laku yang ditampilkan anak; e peka terhadap kebutuhan emosional anak. Al Tridhonanto 2014: 17 juga menjelaskan aspek-aspek yang diterapkan dalam pola asuh autoritatif yaitu: a orangtua bersikap acceptance dan mengontrol tinggi; b orangtua bersikap responsif terhadap kebutuhan anak; c 31 orangtua mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan; d orangtua memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk; e orangtua bersikap realistis terhadap kemampuan anak; f orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan; g orangtua menjadikan dirinya sebagai model panutan bagi anak; h orangtua bersikap hangat dan berupaya membimbing anak; i orangtua melibatkan anak dalam membuat keputusan; j orangtua berwenang untuk mengambil keputusan akhir dalam keluarga; dan k orangtua menghargai disiplin anak. Al Tridhonanto 2014: 44 menambahkan indikator-indikator yang mendukung pola asuh autoritatif, di antaranya: a. Kedisiplinan Kedisipinan diartikan sebagai upaya mengarahkan dan mengendalikan diri, sebagai suatu usaha untuk mengarahkan dan mengendalikan diri kepada kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan norma-norma atau aturan yang ada. Cara yang digunakan untuk membantu anak belajar displin diri yaitu dengan membiarkan anak bertanggungjawab di setiap bidang dalam hidupnya. b. Kebersamaan Kebersamaan yang dimaksud adalah kerja sama. Melalui kerja sama, seseorang akan mudah mengungkapkan apa yang diinginkan tanpa menyinggung orang lain. Orang bisa memberikan pemahaman kepada anak seperti kehidupan ada karena ada kebersamaan dan seseorang tidak bisa hidup sendiri karena membutuhkan orang lain untuk berkembang bersama. 32 c. Kegotong-royongan Gotong-royong perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini. Hal tersebut akan membuat anak terlatih dan bersikap hidup dalam penuh gotong- royong. Hetherington dan Parke dalam Mohammad Takdir Illahi, 2013: 134 menjelaskan lingkungan pola asuh demokratis orangtua ditentukan oleh kasih sayang, kepuasan, emosional, perasaan aman, dan kehangatan yang diperoleh anak melalui pemberian perhatian, pengertian, dan kasih sayang. Selain itu orangtua jua mengontrol perilaku anaknya yang mencakup tigal hal, yaitu: peraturan, hukuman, dan hadiah. Dari beberapa pendapat dia tas dapat dikatakan bahwa aspek-aspek pola asuh autoritatif dikelompokkan menjadi dua dimensi yaitu dimensi kehangatan dan dimensi kontrol. Aspek-aspek yang temasuk di dalam dimensi kehangatan adalah acceptance, respon dan perhatian, kebebasan, dan keteladanan, sedangkan aspek-aspek yang termasuk di dalam dimensi kontrol adalah pembatasan, tuntutan, sikap ketat, campur tangan, dan kekuasaan.

3. Ciri-ciri Pola Asuh Autoritatif