data 04 05 2017 122806 LAKIP DEP PERLINDUNGAN 2016

(1)

LAPORAN KINERJA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

TAHUN 2016


(2)

KATA PENGANTAR

P

uji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Tahun 2016, yang merupakan

pertanggungjawaban pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada kurun waktu tahun 2016 dan sebagai amanah pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja terhadap target kinerja yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2016 beserta analisisnya, serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk perbaikan kinerja ke depan.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku ini, baik dalam bentuk konstribusi data, kontribusi penulisan laporan, maupun bentuk konstribusi pemikiran lainnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Februari 2017 Deputi Perlindungan,

Teguh Hendro Cahyono NIP. 19601021 198803 1001


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN v

IKHTISAR EKSEKUTIF vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang 1

B Aspek Strategis 2

C Permasalahan Utama 3

D Maksud dan Tujuan 4

E Tugas dan Fungsi 4

F Organisasi dan Sumber Daya Manusia 6

G Dasar Pelaksanaan 12

H Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Perlindungan

13

I Sistematika Penyajian 14

BAB II PERENCANAAN KINERJA 17

A Renstra Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015 – 2019 17

B Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 34

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40

A Capaian Kinerja Organisasi 40

B Evaluasi Capaian Kinerja 46

C Analisis Capaian Kinerja 47

D Akuntabilitas Keuangan 75

E Kendala 82

F Rekomendasi 83

BAB IV PENUTUP 85

A Simpulan 85


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan berdasarkan Unit Kerja

10 Tabel 2 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan

berdasarkan Golongan

10 Tabel 3 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan

berdasarkan Jabatan

11 Tabel 4 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan

berdasarkan Pendidikan

11 Tabel 5 Tujuan dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan 20 Tabel 6 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Deputi

Bidang Perlindungan

21 Tabel 7 Target Jangka Menengah Tahun 2015-2019 Deputi

Bidang Perlindungan

24 Tabel 8 Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Perlindungan 26 Tabel 9 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama

Direktorat Pelayanan Pengaduan

30 Tabel 10 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama

Direktorat Mediasi dan Advokasi

31 Tabel 11 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Direktorat

Pemberdayaan

32 Tabel 12 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama

Direktorat Pengamanan dan Pengawasan

33 Tabel 13 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang

Perlindungan Tahun 2016

35 Tabel 14 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun

2016

36 Tabel 15 Perubahan Target Perjanjian Kinerja Deputi Bidang

Perlindungan Tahun 2016

38 Tabel 16 Katagori Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI

Tahun 2016

40 Tabel 17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang

Perlindungan pada Triwulan Tahun 2016

42 Tabel 18 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang

Perlindungan pada Tahun 2016

44 Tabel 19 Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI

Tahun 2016

46 Tabel 20 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi I tahun 2014, 47


(5)

Tabel 21 Klasifikasi Kasus tahun 2015 50

Tabel 22 Klasifikasi Kasus tahun 2016 53

Tabel 23 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi II tahun 2014, 2015 dan 2016

57 Tabel 24 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi III tahun 2014,

2015 dan 2016

59 Tabel 25 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun 2015 61 Tabel 26 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun 2016 63

Tabel 27 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun 2015 64

Tabel 28 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun 2016 66

Tabel 29 Capaian Sasaran Strategi IV 68

Tabel 30 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi V tahun 2014, 2015 dan 2016

69 Tabel 31 Laporan jejaring informasi masyarakat tahun 2016 71 Tabel 32 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang

Perlindungan Tahun 2016

77 Tabel 33 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang

Perlindungan Tahun 2015

78 Tabel 34 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang

Perlindungan Tahun 2016 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

80

Tabel 35 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran


(6)

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

L

L

A

A

M

M

P

P

I

I

R

R

A

A

N

N

Lampiran 1 Rencana Stratejik Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019

Lampiran 2 Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/IV/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 02/PL/IV/2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

Lampiran 3 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015

Lampiran 4 Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/I/2016 Tentang Penetapan Kinerja Utama Tahun 2015;

Lampiran 5 Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Ka BNP2TKI Tahun 2016

Lampiran 6 Penetapan Kinerja Eselon II di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Deputi Perlindungan Tahun 2016

Lampiran 7 Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015


(7)

I

I

K

K

H

H

T

T

I

I

S

S

A

A

R

R

E

E

K

K

S

S

E

E

K

K

U

U

T

T

I

I

F

F

Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI mempunyai kedudukan dan peran untuk Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan, sejalan dengan hal tersebut seluruh program kerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2016, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja dengan Kepala BNP2TKI , serta Rencana Strategis (Renstra) BNP2TKI Tahun 2015-2019 secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan.

Berdasarkan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, yang mengacu pada Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019, Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah menetapkan 4 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan dicapai pada tahun 2016, dari dua IKU yang diemban Deputi Bidang Perlindungan, target capaian IKU telah tercapai seluruhnya. Secara rinci pencapaian IKU adalah sebagai berikut :

1. Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI. dengan pencapaian kinerja 100%;

2. Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System, dengan pencapaian kinerja 75% ;

3. Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI, dengan pencapaian kinerja 100%;


(8)

4. Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum, dengan pencapaian kinerja 84% ;

5. Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, dengan pencapaian kinerja 100%; 6. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, dengan pencapaian kinerja

60,3%;

7. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya, dengan pencapaian kinerja 20,3%;

8. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal, dengan pencapaian kinerja 100%;

9. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen, dengan pencapaian kinerja 37,09%;

10. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non procedural, dengan pencapaian kinerja 99,74%.

Tabel

Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIA

N %

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100% 100% 100

Persentase TKI yang melakukan pengaduan

melalui fasilitas Early Warning System 30% 20% 75 Penguatan Advokasi dan

Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan CTKI/

TKI 25% 6,25% 25

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang


(9)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan ditunjang dengan anggaran yang berasal dari Dana DIPA Tahun Anggaran 2016 yang dikelola oleh Deputi Bidang Perlindungan sesuai dengan surat pengesahan dari Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan R.I. Nomor : DIPA-104-01.1.449922/2016 tanggal, 07 Desember 2015, sebesar Rp. 28.000.000.000,- dengan adanya penghematan menjadi:

1. Revisi I tanggal 30 Maret 2016 sejumlah Rp.

2. Revisi II tanggal 24 Juni 2016 sejumlah 28.000.000.000,-(dapat dicairkan sejumlah Rp. 22.058.775.000,- dan terdapat self blocking I sejumlah Rp. 5.941.225.000,-)

3. Revisi III tanggal 02 Agustus 2016 sejumlah Rp.

22.058.775.000,-SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIA

N %

Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

1.475 TKI Purna

1.475 TKI Purna

100

Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185 Persentase terfasilitasi pemulangan dan

pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30% 20,3% 67,7

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal

30% 100% 333

Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan

berbasis informasi unit intelijen. 30% 37,09% 123 Persentase meningkatnya TKI yang berangkat


(10)

4. Revisi IV tanggal 04 Oktober 2016 sejumlah Rp. 22.058.775.000,-(terdapat self blockingII sejumlah Rp. 3.128.965.000,-)

5. Revisi V tanggal 29 November 2016 sejumlah Rp. 23.026.585.000,-termasuk dana APBNP (terdapat self blocking II sejumlah Rp. 3.128.965.000,-)

Revisi terakhir pada Dipa Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 Nomor : 104.01.1.449922/2016 tanggal 07 Desember 2015 Sebesar Rp. 23.026.585.000,-. Realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp. 20.544.574.878,- ( 98,61%) sisaRp. 289.405.122,- (1,39%).

Secara khusus, Alokasi dan realisasi anggaran untuk setiap indikator kinerja menggunakan pendekatan alokasi dan realisasi anggaran pada unit kerja penanggung jawab pencapaian indikator kinerja sasaran.

Meskipun capaian Indikator Kinerja Utama telah memenuhi target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain:

1. Sistem Pelayanan Pengaduan yang masih terhambat karena kapasitas jaringan rendah.

2. Kurangnya sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web.

3. Petugas Operator Crisis Center menggunakan tenaga honorer yang sewaktu-waktu pindah atau mengundurkan diri.

4. Petugas penyelesaian kasus di instansi terkait kurang merespon kasus CTKI/TKI.

5. PPTKIS tidak memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala kepada pemerintah maupun Perwakilan RI.

6. Kurangnya jumlah petugas mediator.

7. PPTKIS tidak mempunyai perwakilan di negara penempatan.

8. Kantor cabang asuransi yang berada di daerah tidak bisa /tidak diberi kewenangan untuk mengambil keputusan klaim asuransi.


(11)

9. Kurangnya minat para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha.

10. Tidak semua bandara/pelabuhan debarkasi menyediakan Pos Debarkasi.

11. Kurangnya tenaga dan pemberdayaan PPNS. 12. Belum adanya jenjang karier PPNS.

13. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam pencegahan pemberangkatan TKI Non Prosedural khususnya di daerah perbatasan.

14. Masih lemahnya pengelolaan administrasi Barang Milik Negara, dikarenakan belum selesainya serah terima barang dari Kemenakertrans ke BNP2TKI.

15. Pelaksanaan revisi Undang-Undang N0 39 Tahun 2004 yang sudah digulirkan ke DPR sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini belum selesai, dalam revisi tersebut BNP2TKI sebagai operator tidak dilibatkan;

Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi, rekomendasi untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain hal- hal sebagai berikut :

1. Melakukan sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web. Sampai dengan di akar rumput.

2. Diperlukannya pengembangan sistem pelayanan pengaduan yang terintegrasi.

3. Meningkatkan status petugas Operator Crisis Center menjadi CPNS. 4. Penguatan kerjasama dalam penyelesaian kasus.

5. Penyelesaian klaim asuransi menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.


(12)

6. PPTKIS wajib melakukan memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala dan melaporkan kepada pemerintah maupun Perwakilan RI.

7. Tersedianya petugas mediator yang berkompeten (bersertifikasi). 8. PPTKIS wajib mempunyai perwakilan di negara penempatan.

9. Kantor cabang asuransi yang berada di daerah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan terkait klaim asuransi.

10. Penguatan jejaring dengan para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha.

11. Tersedianya Pos Debarkasi di setiap bandara/pelabuhan.

12. Melakukan diklat PPNS serta memberdayakan PPNS yang sudah ada. 13. Mengusulkan PPNS menjadi jabatan fungsional.

14. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pencegahan pemberangkatan TKI Non Prosedural khususnya di daerah perbatasan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Deputi Bidang Perlindungan merupakan salah satu unit kerja Eselon I di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada dilingkungan BNP2TKI dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Dalam rangka penyelenggaraan negara yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, maka Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut mengintruksikan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk BNP2TKI untuk melakukan akuntabilitas kinerja dan membuat laporan kinerja setiap akhir tahun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang sekaligus sebagai kegiatan evaluasi.

Deputi Bidang Perlindungan, BNP2TKI memiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengkoordinasian : Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan, perlu membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi


(14)

tersebut dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan, BNP2TKI Tahun 2016.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan dalam rangka mewujudkan good government, transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan. Maka disusunlah Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016.

B. Aspek Strategis

Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada di lingkungan BNP2TKI, dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan BNP2TKI maka Strategi Deputi Bidang Perlindungan yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya Crisis Center berbasis online sistem dalam pelayanan pengaduan CTKI/TKI yang dapat diakses melalui Hotline servis 24 Jam bebas pulsa;

2. Fasilitasi Mediasi dan Advokasi CTKI/TKI dan keluarganya bermasalah;

3. Fasilitasi bantuan hukum secara gratis (informasi, konsultasi dan pendampingan hukum);

4. Edukasi paralegal TKI dalam rangka penguatan Mediasi dan Advokasi;

5. Pemetaan potensi pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya;

6. Edukasi Keuangan dan Kewirausahaan bagi CTKI/TKI Purna dan Keluarganya;


(15)

7. Terintegrasinya program pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya dengan : Kemensos, Kemenkop-UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemenaker, Kementan, Kemendikbud, KKP, Kemenhut;

8. Pembentukan kampung TKI;

9. Menyediakan akses untuk memperoleh kredit perbankan melalui kerja sama dengan perbankan dalam rangka permodalan pemberdayaan TKI Purna;

10. Pengamanan dan pengawasan terhadap sarana penempatan dan sarana pendukung penempatan CTKI/TKI;

11. Pengamanan dan pengawasan keberangkatan dan kepulangan CTKI/TKI;

12. Pencegahan dan Penindakan Penempatan TKI non Prosedural;

13. Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengamanan dan pengawasan CTKI/TKI;

14. Pembentukan jejaring informasi masyarakat (informan TKI) yang keberadaannya sangat penting dalam pemberian informasi yang mendukung terwujudnya Perlindungan bagi perlindungan CTKI/TKI.

C. Permasalahan Utama

1. Banyaknya pengaduan CTKI/TKI dan keluarganya yang tidak didukung dengan dokumen resmi;

2. Selama ini keberadaan TKI tidak terdeteksi apakah dalam kondisi sehat, kerja sesuai kontrak, gaji dibayar atau tidak dibayar, oleh karena itu pemerintah harus hadir untuk mengatasi hal tersebut;

3. Payung hukum yang kurang dalam rangka penyelesaian kasus; 4. Penghentian penempatan untuk kawasan Timur Tengah;

5. PPTKIS banyak yang sudah tidak aktif; 6. Maraknya TKI nonprosedural;


(16)

7. Tidak adanya data kepulangan TKI yang valid; 8. Minat TKI Purna untuk berwirausaha kecil.

D. Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah untuk memberikan gambaran tentang hasil-hasil yang telah dicapai dan sebagai bentuk pertanggung-jawaban program dan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun agar diketahui oleh pimpinan dan masyarakat serta sebagai dasar dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja kepemerintahan.

Tujuan pelaporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah :

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Deputi Bidang Perlindungan untuk meningkatkan kinerjanya;

3. pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepemerintahan dan pembangunan serta hasil-hasilnya dari pelaksanaan program dan kegiatan Deputi Bidang Perlindungan yang tertib, teratur dan efisien untuk mewujudkan sistem kepemerintahan yang baik.

E. Tugas Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012, Kedudukan Tugas dan Fungsi Deputi Bidang Perlindungan adalah sebagai


(17)

1. Kedudukan

Deputi Bidang Perlindungan selanjutnya disebut deputi III adalah unsur pelaksana tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan dipimpin oleh Deputi.

2. Tugas Deputi Bidang Perlindungan.

Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakan fungsi:

a) Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.

b) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.

c) Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.


(18)

F. Organisasi dan Sumber Daya Manusia 1. Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI terdiri dari:

a. Direktorat Pelayanan dan Pengaduan

Direktorat Pelayanan dan pengaduan mempunyai tugas :

Melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis serta monitoring dan evaluasi pengaduan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Direktorat Pelayanan dan Pengaduan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan kebijakan teknis pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring evaluasi pengaduan; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan;

3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan;

4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.

b. Direktorat Mediasi dan Advokasi

Direktorat Mediasi dan Advokasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi mediasi dan


(19)

advokasi kawasan Asia Pasific dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa.

Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Mediasi dan Advokasi menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan kebijakan teknis Mediasi dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

kebijakan teknis perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa;

3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa;

4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.

c. Direktorat Pemberdayaan

Direktorat Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna. Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugasnya Direktorat Pemberdayaan didukung oleh 3 (tiga) Sub. Direktorat yaitu :

1) Subdirektorat Kerjasama Antar Lembaga; 2) Subdirektorat Pelayanan Kepulangan,

3) Subdirektorat Fasilitasi dan Rehabilitasi TKI Purna.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pemberdayaan menyelenggarakan fungsi :


(20)

1) Penyiapan kebijakan teknis kerja sama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;

2) Penyiapan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;

3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.

d. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan

Direktorat Pengamanan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS.

Untuk melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengamanan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan kebijakan teknis pengamanan dan pengawasan serta pemberdayaan PPNS.

2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS.

3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.


(21)

STUKTUR ORGANISASI

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

BNP2TKI

2. Sumber Daya Manusia

Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada tahun 2016 memiliki sumber daya manusia sejumlah 85 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS lingkup Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI berdasarkan unit kerja seperti pada tabel berikut.

DEPUTI

BIDANG PERLINDUNGAN

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN


(22)

Tabel 1

KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN UNIT KERJA TAHUN 2016

NO UNIT

JUMLAH PNS (ORANG)

1. Deputi Perlindungan 1

2. Direktorat Pelayanan Pengaduan 19

3. Direktorat Mediasi dan Advokasi 18

4. Direktorat Pemberdayaan 20

5. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan 26

6. Sub Bagian Tata Usaha 2

JUMLAH 86

Tabel 2

KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN GOLONGAN TAHUN 2016

NO UNIT

GOLONGAN IV III II I JM

L

1. Deputi Perlindungan 1 - - - 1

2. Direktorat Pelayanan Pengaduan 4 15 - - 19

3. Direktorat Mediasi dan Advokasi 6 11 1 - 18

4. Direktorat Pemberdayaan 5 15 - - 20

5. Direktorat Pengamanan dan

Pengawasan 4 6 16

-26 25

6. Sub Bagian Tata Usaha - 2 - - 2


(23)

Tabel 3

KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN JABATAN TAHUN 2016

NO UNIT ESELON fungJa Staf Jml

I II III IV

1. Deputi Perlindungan 1 - - - 1

2. Direktorat Pelayanan Pengaduan - 1 3 6 - 11 19 3. Direktorat Mediasi dan Advokasi - 1 3 6 - 8 18

4. Direktorat Pemberdayaan - 1 3 6 - 10 20

5. Direktorat Pengamanan dan

Pengawasan - 1 3 6 - 16 26

6. Sub Bagian Tata Usaha - 1 - 1 2

JUMLAH 1 4 12 25 - 46 86

Tabel 4

KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN 2016

NO UNIT PENDIDIKAN JML

S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

1. Deputi Perlindungan - - 1 - - - - 1

2. Direktorat Pelayanan

Pengaduan - 2 15 - 2 - - 19

3. Direktorat Mediasi

dan Advokasi - 4 13 1 - - - 18

4. Direktorat

Pemberdayaan - 12 7 0 1 - - 20

5.

Direktorat

Pengamanan dan Pengawasan

- 4 20 1 1 - - 26

6. Sub Bagian Tata

Usaha - - 1 1 - - - 2


(24)

G. Dasar Pelaksanaan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 didasarkan pada Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019 dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang relevan, yaitu:

1. Undang-Undang R.I. Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2004 Nomor 5);

2. Undang-Undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar negeri;

3. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

5. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);

6. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 165 Tahun 2015 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara R,I. Tahun 2015 Nomor 339);

8. Instruksi Presiden R.I. Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

9. Instruksi Presiden R.I. Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI;

10. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu


(25)

11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA//IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015 - 2019;

13. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER. 01/PL/IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015 - 2019;

14. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.02/PL/IV/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019;

15. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Tentang Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016.

H. Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI

Dalam rangka pengelolaan kinerja di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan penanggung jawab pengelola kinerja program sebagai berikut :

1) Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pelayanan Pengaduan

2) Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI, menjadi tanggung jawab Direktorat Mediasi Advokasi;

3) Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro dan


(26)

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pemberdayaan;

4) Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pengamanan dan Pengawasan.

Selanjutnya dalam rangka penyusunan Laporan kinerja Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan tim penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 yang terdiri dari perwakilan masing-masing direktorat di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan.

I. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis, permasalahan utama (Isue Strategis), maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, organisasi dan personalia, dasar pelaksanaan dan sistematika penyajian;

Bab II – Perencanaan Kinerja,

A. Menjelaskan Rencana Strategis Yang bersangkutan yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja, Target Kinerja tahun bersangkutan. Arah Kebijakan dan Strategi, serta Program dan Kegiatan,;


(27)

B. Menjelaskan Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun Bersangkutan yang terdiri dari Rencana Kinerja Tahunan, dan Penetapan Perjanjian Kinerja.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan pengelolaan kinerja berupa :

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.


(28)

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV – Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Lampiran :

1) Perjanjian Kinerja


(29)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Sebagaimana disebut di atas, berdasarkan Peraturan Presiden RI. Nomor : 81 tahun 2006 Deputi Bidang Perlindungan TKI mempunyai tugas : menyiapkan, merumuskan megkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi : Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra, selama dan sampai pemulangan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakanfungsi:

1. Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.

2. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.

3. Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Deputi Bidang Perlindungan berpedoman pada Dokumen Perencanaanyang terdapat pada :

A. Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015-2019; Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015-2019 merupakan turunan dari Renstra BNP2TKI 2015-2015-2019 yang menggam-barkan perencanaan jangka menengah jangka menengah


(30)

Deputi Bidang Perlindungan, yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Deputi Bidang Perlindungan beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.

Proses penyusunan juga telah dilakukan secara partisipatif antara unit-unit di bawah Deputi Bidang Perlindungan maupun unit kerja eksternal. Secara ringkas substansi Deputi Bidang Perlindungan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

1. VISI

Sebagai unit kerja eselon I yang sifatnya unit kerja Teknis Deputi Bidang Perlindungan mempunyai visi yang sama dengan Visi yang diemban BNP2TKI yaitu :

a. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri. b. TKI Tidak terlantar di luar Negeri.

c. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri.

Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk :

Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera” 2. MISI

Untuk mewujudkan visi yang diemban tersebut DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN juga memiliki misi yang sama yang diemban BNP2TKI yaitu :

a. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;

b. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi,


(31)

pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan;

c. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;

d. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;

e. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan;

f. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri,TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan.

3. Tujuan dan Indikator Kinerjanya

Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.


(32)

Adapun karakteristik perumusan tujuan adalah antara lain (1) waktu pencapaiannya dalam jangka menengah, (2) dilakukan secara jelas, (3) mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, (4) terkait dengan misi, (5) mempertimbangkan nilai yang dianut organisasi, (6) mempertimbangkan critical success factors (CSF), dan (7) tidak bertentangan dengan visi.

Berpedoman pada Visi dan Misi tersebut maka Tujuan Deputi Bidang Perlindungan sebagai berikut : “Terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan sejahtera”

Sesuai dengan Visi dan Misi tersebut maka Tujuan dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan sebagai tabel berikut :

Tabel 5

TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI

TUJUAN INDIKATOR KINERJA (outcome)

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

Terwujudnya TKI yang

profesional, bermartabat dan sejahtera

Meningkatnya layanan fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif.

Tersedia Langkah Deteksi Dini (early Warning Sistem) dan langkah cepat tanggap (immediate response). Menegakkan hukum secara optimal tehadap pelanggar peraturan nasional terkait TKI

Tersedia layanan Advokasi dan Mediasi terhadap TKI


(33)

Tersedia fungsi intelijen (Jejaring Informasi masyarakat) dalam pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna dan keluarganya

Meningkatnya remintansi hingga 3 kali lipat

Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

4. Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Sesuai dengan tujuan tersebut maka Sasaran Program/Kegiatan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI sebagai tabel berikut :

Tabel 6

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI


(34)

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools

Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum

Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan

penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural

Meningkatnya

kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk

mengembangkan usaha mikro

Jumlah CTKI/TKI dan TKI purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha

Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI

Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja


(35)

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

5. Target Kinerja Tahun 2015-2019

Berdasarkan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015-2019, target jangka menengah tahun 2015-2019 untuk setiap sasaran strategis dan indikator kinerja adalah sebagaimana tabel berikut :


(36)

Tabel 7

TARGET JANGKA MENENGAH TAHUN 2015-2019 DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2015 2016 2017 2018 2019 1 Pengaduan masalah TKI

dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools

10% 30% 70% 85% 100%

2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI

30% 25% 20% 15% 10%

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum

100% 100% 100% 100% 100%

3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan

Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

15.000 TKI Purna

16.000 TKI Purna

16.000 TKI Purna

16.000 TKI Purna

16.000 TKI Purna


(37)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2015 2016 2017 2018 2019 usaha mikro

Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI

10% 30% 70% 85% 100%

Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

10% 30% 70% 85% 100%

4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

10% 30% 70% 85% 100%

5 Penguatan fungsi

pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen

10% 30% 70% 85% 100%

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural

90% TKI 92% TKI 95%

TKI 97% TKI

100% TKI


(38)

6. Arah Kebijakan dan Strategi

Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin telah diupayakan dapat mengakomodasikan kebutuhan stakeholders, baik internal BNP2TKI maupun instansi lain atau masyarakat umum sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada

Arah kebijakan yang akan dilakukan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI dalam mendukung terciptanyaclean government dan good governancesebagaimana matrik berikut ini :

Tabel 8

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

Fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif

1. Tersedianya crisis center yang mampu melayani pengaduan secara online dengan beragam tools.

2. Fasilitasi pengaduan yang diproses berbasis sistem integrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI.

3. Mewujudkan Kinerja Penyelesaian Masalah Pengaduan TKI sesuai dengan Service Level Aggrement (SOP) yang dipublikasikan dalam website.

Melakukan Langkah Deteksi Dini (early Warning Sistem) dan langkah cepat tanggap (immediate response). Menegakkan hukum secara optimal tehadap pelanggar

1. Menghadirkan layanan langsung ke TKI di luar negeri dengan Penyediaan Simcard yang terinstal dengan beragam fitur layanan yaitu:

a. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi,


(39)

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

b. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button,

c. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP,

d. fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara penempatan, dll kesemuanya tanpa biaya.

2. Tersedianya aplikasi EWS yang bisa diakses secara mudah oleh CTKI/TKI di seluruh negara penempatan.

3. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut hak dan kewajiban penggunaan layanan sim card EWS.

4. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut pelaksanaan seleksi dan monitoring kualitas majikan/pengguna.

5. Terbangunnya infrastruktur unit layanan komunitas di negara penempatan yang mudah diakses TKI.

6. Tersedianya dan beroperasinya sistem monitoring TKI di negara penempatan.

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

Penguatan Advokasi dan Mediasi terhadap TKI

1. Fasilitasi Advokasi dan Mediasi CTKI/TKI dan TKI purna bermasalah.

2. Tersedianya infrastruktur dan fasilitas penyediaan lawyer untuk TKI bermasalah hukum di dalam negeri.


(40)

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

bermasalah di luar negeri bekerjasama dengan Kemlu.

4. Tersedianya sistem monitoring pelaksanaan layanan perlindungan hukum.

5. Tersedianya Crisis Management Protocol menyangkut penyelamatan dan pengembalian TKI yang terintegrasi dengan pemberdayaan di dalam negeri.

Penguatan fungsi intelegen dalam pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan

1. Melaksanakan fungsi Intelijen dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan.

2. Fungsi intelegen dalam pengaman pemberangkan dan kepulangan TKI.

3. melakukan langkah-langkah prepentif/ Pencegahan dan Penindakan Penempatan TKI non Prosedural.

Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna dan keluarganya

1. Tersedianya roadmap dan strategi pemulangan hingga pemberdayaan TKI Purna yang terintegrasi.

2. Melaksanakan pemberdayaan CTKI/TKI dan keluarganya demi terwujudnya kesejahteraan.

3. Tersedianya modul dan pengajar pelatihan secara berkualitas dalam rangka pembekalan TKI Purna menjadi pekerja dan wirausaha.

4. Tersedianya sistem monitoring dan layanan konsultasi bagi TKI yang telah selesai menjalani pembekalan.


(41)

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI Meningkatnya remintansi

hingga 3 kali lipat

1. Tersedianya rekening bank dan pelatihan layanan bank (modul) bagi TKI Purna dan Keluarganya yang akan diberangkatkan.

2. Tersedianya rekening bank, kantor pos dan atau Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk keuarga TKI dan pemahaman pemanfaatannya.

3. Tersedia aplikasi layanan keuangan dan pembayaran yang mudah diakses TKI di luar negeri.

4. Tarif pengiriman uang TKI dari luar negeri dengan nilai kurs yang kompetitif.

Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Tersedianya kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

TKI Purna menjadi wirausaha 1. TKI Purna berwirausaha yang berhasil.

2. TKI purna yang berwirausaha dalam komunitas Kampung TKI.

3. TKI purna yang tidak dapat berwirausaha dapat disalurkan pada lapangan kerja di dalam negeri.

4. Tersedianya kerjasama dengan perusahaan (asing dan lokal) untuk menerima alokasi TKI Purna secara rutin.


(42)

7. Program dan Kegiatan

Deputi Bidang Perlindungan melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan program pembangunan BNP2TKI secara keseluruhan yaitu Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Perlindungan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan pelayanan pengaduan;

Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan Peningkatan pelayanan pengaduan adalah Direktorat Pelayanan Pengaduan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Tabel 9

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PELAYANAN PENGADUAN

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses berbasis sistem integrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

85%

Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas early warning system memanfaatkan beragam tools

30%

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Anggaran Direktorat Pelayanan Pengaduan Tahun 2016


(43)

Rp.8.431.153.000,-b. Peningkatan mediasi advokasi;

Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan mediasi advokasi adalah Direktorat Mediasi dan Advokasi. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Tabel 10

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN MEDIASI ADVOKASI

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Terpenuhinya hak-hak CTKI/TKI sejak pra, selama dan purna

Persentase permasalahan CTKI/TKI yang tertangani

25% Tertangani Persentase CTKI/TKI

bermasalah yang mendapat pendampingan hukum

100% Teradvokasi

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Anggaran Direktorat Mediasi dan Advokasi Tahun 2016 Rp.

3.435.127.000,-c. Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna;

Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan pemberdayaan TKI Purna adalah Direktorat Pemberdayaan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :


(44)

Tabel 11

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PEMBERDAYAAN

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

5.200 TKI Purna

Jumlah pekerja

ilegal/undocumented yang difasilitasi pemulangan dan mendapat pemberdayaan

5.200 TKIB

Persentase TKI Purna yang

menjadi wirausaha 34%

Jumlah TKI purna yang berwirausaha dalam komunitas Kampung TKI

4 Kampung

Persentase kerjasama dengan negara penempatan menyang kut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan penyediaan unit layanan keuangan secara murah bagi TKI

30%

Persentase terfasilitas pemu langan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja Migran bermasalah dalam proses re intergrasi usaha di desa asalnya

30%

Fasilitasi pelayanan penanganan TKI Bermasalah

Fasilitasi pelayanan pemulangan TKI ilegal atau bermasalah di debarkasi ke daerah asal

34 Help Desk dan

18 Crisis Center


(45)

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka penunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal

30%

Peningkatan TKI Purna yang dapat disalurkan pada lapangan kerja di dalam negeri

Persentase perusahaan (asing dan lokal) yang bekerja sama untuk menerima alokasi TKI Purna secara rutin

30%

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Anggaran Direktorat Pemberdayaan Tahun 2016 Rp.

6.566.293.000,-d. Peningkatan Pengawasan dan Pengamanan TKI;

Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan peningkatan pengawasan dan pengamanan TKI adalah Direktorat Pengamanan dan Pengawasan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Tabel 12

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PENGAMANAN DAN PENGAWASAN

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Penguatan fungsi

pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan penempatan dan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit


(46)

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET perlindungan Persentase meningkatnya TKI yang

berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural

92 % TKI

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Anggaran Pengawasan dan Pengamanan Tahun 2016 Rp.

2.401.407.000,-B. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah membuat penetapan perjanjian kinerja tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini telah mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI serta RPJMN tahun 2015-2019. Penetapan Kinerja tingkat Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

1. Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 mengacu pada Renstra Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015-2019 sebagaimana Peraturan Deputi Bidang Perlindungan Nomor. PER.01/PL/IV/2015, sebagai berikut :


(47)

Tabel 13

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 1 Pengaduan masalah

TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100%

Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools

30%

2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan

CTKI/ TKI 25%

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang

mendapat pendampingan hukum 100%

3 Meningkatnya

kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk

mengembangkan usaha mikro

Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

5.200 TKI Purna

Persentase TKI Purna yang Menjadi

Wirausaha 34%

Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI

30%

Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.


(48)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 4 Meningkatnya layanan

pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

30%

5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan

penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen

30%

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural

92% TKI

2. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Untuk melaksanakan Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016, Deputi Bidang Perlindungan telah menetapkan Perjanjian Kinerja sesuai Peraturan Deputi Bidang Perlindungan Nomor : PER.01/SU/I/2016 tentang Penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016. Adapun Penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 14

PERJANJIAN KINERJA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 1 Pengaduan masalah

TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI


(49)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 Persentase TKI telah memiliki akses

terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools

30%

2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan

CTKI/ TKI 25%

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum

100%

3 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

5.200 TKI Purna

Persentase TKI Purna yang Menjadi

Wirausaha 34%

Persentase Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI

30%

Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30%

4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

30%

5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelejen


(50)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 pelaksanaan

penempatan dan perlindungan

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural

92% TKI

Atas persetujuan DPR-RI, Bappenas dan Kementerian Keuangan pada Bulan Desember Tahun 2016, BNP2TKI mendapat alokasi anggaran APBNP dan adanya Refocusing kegiatan pada tahun 2016 menyebabkan terjadi perubahan target dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 15

PERUBAHAN TARGET PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 1 Pengaduan masalah

TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100%

Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System

30%

2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan

CTKI/ TKI 25%

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum


(51)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET 2016 3 Meningkatnya

kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

1.475 TKI Purna

Persentase TKI Purna yang Menjadi

Wirausaha 34%

Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30%

4 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

30%

5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan

penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen.

30 %

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural.


(52)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Metode Pengukuran Kinerja

Perencanaan strategis dan pengukuran kinerja serta Analisis capaian kinerja merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan, dalam mewujudkan visi, misi, kebijakan, strategi, dan program Deputi Bidang Perlindungan.

Dalam pelaksanaannya, pengukuran kinerja diperlukan metode pengukuran kinerja, untuk itu pada Deputi Bidang Perlindungan dalam pengukuran kinerja menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) yang dibuat berdasarkan rentang nilai kinerja sebagai berikut :

Tabel 16

KATEGORI KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016

No. Kategori Rentang Nilai Kode

1. Sangat Baik > 100 Biru 2. Baik 80 – 100 Hijau

3. Cukup 50 – 79 Kuning 4. Kurang < 49 Merah


(53)

2. Pengukuran Capaian Kinerja

Proses penghitungan kinerja menggunakan Informasi Indikator Kinerja (IIK) yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung jawabnya

Pengukuran Capaian kinerja pada Deputi Bidang Perlindungan dilakukan secara berkala, yakni setiap triwulanan yang dituangkan dalam laporan kinerja triwulanan. Hasil yang diperoleh setiap triwulanan merupakan masukan bagi perbaikan kinerja untuk triwulan berikutnya. Secara rinci hasil Pengukuran Capaian kinerja triwulanan tahun 2016 Deputi Bidang Perlindungan sebagaimana tabel berikut :


(54)

Tabel 17

HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TRIWULAN I S.D IV TAHUN 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2016 Target Real Target Real Target Real Target Real 1 Pengaduan masalah

TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100% 25 % 27,44 50 % 53,41 75 % 74,37 100 % 100 %

Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System

30% 10% - 20% 10% 25% 15% 30% 20%

2 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya

permasalahan CTKI/ TKI 25% 5% 1,75 10% 3,5 15% 5,25 25% 6,25

Persentase CTKI/TKI bermasalah

yang mendapatkan

pendampingan hukum

100% 25 % 232 50 % 464 75 % 696 100 % 928

(70%)

3 Meningkatnya

kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha 1.475 TKI Purna 0 TKI Purna 0 TKI Purna 1.100 TKI Purna 1.100 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna

Persentase TKI Purna yang


(55)

Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30% 0% 0% 10% 71,9% 20% 20,3% 30% 20,5%

4 Meningkatnya layanan

pendampingan usaha

dan akses

permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal

30% 0% 0% 10% 74,5% 20% 100% 30% 100%

5 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan

penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen.

30% 2,5% 3,5% 10% 15% 20% 25% 30% 37,09%

Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural.


(56)

Tabel 18

HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TAHUN 2016

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM

ANGGARAN RP.

PAGU REALISASI % Pengaduan

masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100% 100% 100

Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

8.431.153.000 8.361.838.994 99,18

Persentase TKI yang

melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System

30% 20% 75

Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya

permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25

3.435.127.000 3.432.706.786 99,93 Persentase CTKI/TKI

bermasalah yang

mendapatkan pendampingan hukum

100% 70% 84

Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan

Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang

mendapat edukasi

1.475 TKI Purna

1.475 TKI


(57)

untuk mengelola keuangan, termasuk

mengembangkan usaha mikro

pengelolaan keuangan dan wirausaha

Persentase TKI Purna yang

Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185

Persentase terfasilitasi pemulangan dan

pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30% 20,3% 67,7

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal

30% 100% 33

Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan

Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis

informasi unit intelijen.

30% 37,09% 123

2

2..440011..440077..000000 22..338899..990066..667711 99,52 Persentase meningkatnya TKI

yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural.


(58)

B. Evaluasi Capaian Kinerja

Dalam pelaksanaannya Evaluasi Capaian Kinerja pada DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) yang dibuat :

Tabel 19

CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIA

N %

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

100% 100% 100

Persentase TKI yang melakukan pengaduan

melalui fasilitas Early Warning System 30% 20% 75 Penguatan Advokasi dan

Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI

Persentase menurunnya permasalahan CTKI/

TKI 25% 6,25% 25

Persentase CTKI/TKI bermasalah yang

mendapatkan pendampingan hukum 100% 70% 84

Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro

Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha

1.475 TKI Purna

1.475 TKI Purna

100

Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185

Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30% 20,3% 67,7

Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal

30% 100% 333

Penguatan fungsi pembinaan

dan pengawasan

pelaksanaan penempatan

Persentase sistem monitoring perlindungan

berbasis informasi unit intelijen. 30% 37,09% 123 Persentase meningkatnya TKI yang berangkat


(59)

C. Analisis Capaian Kinerja

Analisis Capaian kinerja dilakukan dalam rangka menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.

Berdasarkan hasil Evaluasi Capaian kinerja DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN tahun 2016, dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut :

1. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1 :

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Tabel 20

PERBANDINGAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS I TAHUN 2014, 2015 DAN 2016

Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Tahun

Pelaksanaan Target Capaian %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI

2014 90% (3.528)

87,90%

(3.445) 97.67

2015 100% (5.000)

97,88%

(4.894) 97,88

2016 100% (5.000)

(95,12%

(4.756) 95,12

Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System

2015 10% 10% 100%

2016 30% 20% 75%

Pencapaian sasaran Program/Kegiatan Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan didapat hasil sebagai berikut :


(60)

a. INDIKATOR KINERJA 1 PADA SASARAN PROGRAM/KEGIATAN 1

Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI.

Analisis Capaian Kinerja sebagai berikut :

Pada tahun 2015 di Direktorat Pelayanan Pengaduan, pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebesar 4.894 pengaduan, meningkat dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 3.528 (9.98 %).

Diagram Batang 1 Klasifikasi Kasus Tahun 2015

Pada tahun 2016 di Direktorat Pelayanan Pengaduan, pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebesar 4.756 pengaduan, menurun 138 (2.82 %) pengaduan dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 4.894.

Penurunan pengaduan terebut terpengaruh dari beberapa hal antara lain, penempatan menurun dikarenakan moratorium untuk kawasan Timur Tengah sejak tahun 2012 serta banyak PPTKIS yang mengalami ditunda layan/ skorsing.


(61)

Diagram Batang 2 Klasifikasi Kasus Tahun 2016

Dalam pelaksanaan pelayanan pengaduan terdapat beberapa langkah/kegiatan antara lain :

1) Melakukan validasi dokumen pengaduan

Di dalam melakukan validasi dokumen pengaduan, untuk dapat ditindak lanjuti diperlukan dukungan dokumen antara lain: foto copi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat kuasa (bagi yang diwakilkan).

Dari total pengaduan periode tahun 2016 sebanyak 54.288 pengaduan,setelah dilakukan validasi dokumen pengaduan terdapat jumlah pengaduan valid yang diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center) sebanyak 4.756 kasus (2.490 Pengaduan diadukan di Crisis Center BNP2TKI, 2.266 Pengaduan diadukan di Crisis Center BP3TKI)sedangkan pengaduan yang tidak valid sebanyak 49.532pengaduan.

2) Melakukan analisis pengaduan

Setelah dilakukan validasi dokumen,pengaduan tersebut dianalisis yang meliputi pengelompokkan jenis pengaduan


(62)

(kasus ketenagakerjaan atau non-ketenagakerjaan), mengelompokkan sifat pengaduan (urgent atau non-urgent). Berdasarkan jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016, jenis pengaduan Ketenagakerjaan sebanyak1.711 pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak 3.045 pengaduan.

3) Melakukan Verifikasi dokumen pengaduan

Verifikasi merupakan pengecekan, pembuktian, dan konfirmasi pembenaran untuk menentukan atau menguji akurasi/ kesahihan dokumen pengaduan CTKI/TKI. Dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar 4.756 pengaduan, setelah diverifikasi, pengaduan yang dapat diproses/ditangani sejumlah2.490 Pengaduan ( 52,35 %) di Crisis Center BNP2TKI, 2.266 ( 47,65 %) Pengaduan di Crisis Center BP3TKI.

4) Melakukan monitoring dan evaluasi

Dari hasil monitoring dan evaluasi kasus selama tahun 2016, yang dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah227kasus dan diunit internal sejumlah 3.939kasus.Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor oleh BNP2TKI.

Tabel 21

Klasifikasi Kasus Tahun 2015

No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai

1 Asuransi luar negeri belum dibayar 20 8 2 10


(63)

No. Kategori Masalah Total Internal External Selesai 4 Biaya penempatan melebihi struktur biaya 11 1 0 10

5 Depresi/Sakit jiwa 19 0 0 19

6 Dipekerjakan dibawah umur 21 7 3 11

7 Dipekerjakan lebih dari 1 majikan 10 3 1 6

8 Gagal Penempatan 10 2 0 8

9 Gaji di bawah standar 34 8 9 17

10 Gaji tidak dibayar 488 178 104 206

11 Hutang piutang 7 1 2 4

12 Ilegal Rekrut calon TKI 37 16 1 20

13 Kecelakaan 9 1 0 8

14 Kecelakaan lalulintas 6 1 0 5

15 Konflik bersenjata 2 0 1 1

16 korban penembakan 2 1 0 1

17 kriminalitas lainnya 15 9 1 5

18 Kurang waktu Istirahat 1 0 1 0

19 Lari dari majikan (Saudi) 27 9 4 14

20 Majikan cerewet 4 0 0 4

21 Melarikan diri dari rumah majikan 38 14 2 22

22 Meninggal 77 4 0 73

23 Meninggal dunia di negara tujuan 602 180 32 390

24 Menyalahi ijin kerja (Aspac) 8 3 2 3

25 Overstay 279 93 97 89

26 Pekerjaan tidak sesuai PK 171 64 18 89

27 pelecehan seksual 7 3 2 2

28 Pelecehan seksual 11 5 1 5

29 Pemalsuan dokumen (KTP, Ijazah,

Umur,Ijin orang tua) 43 19 0 24

30 Pembunuhan 11 5 1 5


(1)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DIREKTUR MEDIASI DAN ADVOKASI

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Ir. R. Wisantoro

Jabatan : Direktur Mediasi dan Advokasi

Selanjutnya disebutPihak Pertama

Nama : Lisna Yoeliani Poeloengan

Jabatan : Deputi Perlindungan

selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebutpihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 15 Mei 2016 PIHAK PERTAMA

Ir. R. Wisantoro

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN


(2)

Pra, selama dan purna TKI pendampingan hukum 100% Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Jumlah Pagu Anggaran Direktorat Mediasi dan Advokasi Tahun 2016 Rp.

4.948.025.000,-PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 15 Mei 2016 PIHAK PERTAMA


(3)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DIREKTUR PEMBERDAYAAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Arini Rahyuwati

Jabatan : Direktur Pemberdayaan

Selanjutnya disebutPihak Pertama

Nama : Lisna Yoeliani Poeloengan

Jabatan : Deputi Perlindungan

selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebutpihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 25 Februari 2016 PIHAK PERTAMA

Arini Rahyuwati

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN


(4)

usaha mikro 34% Persentase Kerjasama dengan negara penempatan

menyangkut kewajiban pembayaran gaji melalui bank dan akses pengiriman remitansi yang mudah dan murah bagi TKI

30%

Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya.

30% Meningkatnya layanan pendampingan

usaha dan akses permodalan

Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal.

30% Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Pagu Anggaran Direktorat Pemberdayaan Tahun 2016 Rp.

8.079.080.000,-PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 25 Februari 2016 PIHAK PERTAMA


(5)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DIREKTUR PENGAMANAN DAN PENGAWASAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Drs. Nurwindiyanto, MM

Jabatan : Direktur Pengamanan dan Pengawasan

Selanjutnya disebutPihak Pertama

Nama : Lisna Yoeliani Poeloengan

Jabatan : Deputi Perlindungan

selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebutpihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 25 Februari 2016 PIHAK PERTAMA

Drs. Nurwindiyanto, MM

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN


(6)

pengawasan pelaksanaan

penempatan dan perlindungan Persentase meningkatnya TKI yang berangkat

secara prosedural di kantong TKI non prosedural 92% TKI Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

Jumlah Pagu Anggaran Direktorat Pengamanan Dan Pengawasan Tahun 2016 Rp.

3.541.372.000,-PIHAK KEDUA

Lisna Yoeliani Poeloengan

Jakarta, 25 Februari 2016 PIHAK PERTAMA