PENGARUH STRATEGI HARGA DAN KUALITAS PEL
PENGARUH STRATEGI HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET MASKAPAI
PENERBANGAN CITILINK DI BANDARA SOETA JAKARTA
Oleh : Hadyati Harras
The purpose of this study is to determine the effect of pricing strategy and service
quality on the decision to purchase airline tickets Citilink at Soeta Airport Jakarta. The
research design used in the preparation of this study is quantitative causal associative with
explanation descriptive. The method of analysis used is multiple linear regression analysis
with a sample of 98 and the sampling technique used is the technique of Accidental
Sampling. Hypothesis test results based on linear regression testing showed that the price
proved to have a positive and significant effect on purchasing decisions of 0.510 and t count
5,484. While service quality have positive and significant effect to purchasing decision equal
to 0,258 and t count 2,768. The result of regression analysis proves that there are
simultaneous influence of price strategy and service quality variables together proved to have
positive and significant effect on purchasing decision with contribution equal to 47,7% while
the rest equal to 52,3% explained by other variable outside this research.
Kata Kunci : Strategi Harga, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Pembelian.
PENDAHULUAN
penerbangan
A. Latar Belakang Penelitian
internasional.
Belum
penerbangan
dihadapkan
Era globalisasi menciptakan dunia
domestik
maupun
lagi
bisnis
dengan
seakan tidak berbatas, negara yang satu
kebijakan-kebijakan
dengan yang lain saling berhubungan
seperti
untuk
adanya
privatisasi, multilateral agreement, dan
terciptanya
strategi aliansi yang telah mendorong
perkembangan
munculnya megacamer yang berskala
mempermudah
komunikasi
demi
pertumbuhan
dan
ekonomi
global. Bagi Citilink Indonesia, prospek
perusahaan-perusahaan tidak lagi diam
usaha pada bisnis penerbangan yang
di satu negara tetapi mereka mulai
dihadapi saat ini dan masa yang akan
membuka cabang-cabang mereka di
datang, mempunyai potensi yang besar
negara lain. Akibat adanya hal tersebut,
untuk berkembang. Pasar yang ada di
muncul
bagi
berbagai
yang
ditumbuh kembangkan lebih lanjut,
baik
diperkirakan pasar penerbangan tumbuh
dirasakan
Bahkan
liberalisasi,
banyak
perusahaan
dunia.
deregulasi,
internasional
sebuah
tantangan
penerbangan
semakin
berat,
kawasan
masih
dapat
sebesar kurang-lebih 5.7% pertahun.
Hal
tersebut
sejalan
dengan
Sisi
positifnya
penerbangan
saat
pertumbuhan
ini
sangat
pertumbuhan ekonomi yang pesat baik
menjanjikan, hal ini perlu ditanggapi
di dalam negeri maupun di kawasan
serius
Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa
mengingat pertumbuhan pasar semakin
persiapan yang matang serta penerapan
besar, sebagaimana terlihat di bawah
strategi korporasi yang terpadu secara
ini:
oleh
Citilink
Indonesia
menyeluruh, maka Citilink Indonesia
bisa jatuh di tengah-tengah maraknya
persaingan industri penerbangan. Meski
proteksi pemerintah masih mungkin
dapat
dilakukan
untuk
melindungi
Airlines domestik, tetapi di masa yang
akan datang tampaknya hal itu harus
dilepaskan. Mengingat adanya desakan
“open Sky” baik melalui multilateral
agreement
seperti
GATT
maupun
Gambar 1.2
Pertumbuhan Pasar Penerbangan di
Indonesia
Sumber: Inventure.co.id, 2017
bilateral agreement yang semakin kuat,
PT. Citilink Indonesia (Citilink)
serta pertimbangan ekonomi bahwa
sumbangan dunia bisnis penerbangan
kurang lebih hanya sebesar 7% dari
perekonomian
secara
keseluruhan.
Berikut ini terlampir persaingan industri
penerbangan di Indonesia:
adalah sebuah maskapai penerbangan
berbiaya murah
atau
Low
Cost
Carrier (LCC) anak perusahaan dari
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan ini berdiri tahun 2001
sebagai Unit Bisnis Strategis (UBS)
dari Garuda Indonesia dan difungsikan
sebagai
salah
satu
alternatif
penerbangan berbiaya murah dan tetap
mengedepankan kualitas penerbangan.
Berikut
di
bawah
ini
dapat
dikemukakan data kualitas pelayanan
Gambar 1.1
Pertumbuhan Industri Penerbangan
Sumber: Inventure.co.id, 2017
pada
Maskapai
berdasarkan
data
Penerbangan
Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia.
penerbangan Citilink di Bandara
Tabel 1.1.
Kualitas Pelayanan Maskapai
Penerbangan
No
Maskapai
1
2
3
4
Batik Air
NamAir
Garuda
Sriwijaya
Air
Indonesia
Air Asia
Extra
Citilink
Aviastar
Mandiri
Transnusa
Indonesia
Air Asia
Kalstar
Aviation
Wings Air
Lion Air
Susi Air
Travel
Express
Trigana
Air
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Soeta Jakarta?
Tepat
Waktu
(OTP)
Keterlambatan
(Delay)
91,21%
90,61%
85,82%
7,30%
8,16%
12,02%
Tingkat
Komplain
Pembatalan
(Cancel)
1,48%
0,54%
2,16%
82,85%
16,79%
0,39%
82,40%
17,60%
0%
80,27%
18,66%
1,08%
79,57%
20,43%
0%
77,06%
21,24%
1,71%
75,69%
23,62%
2,39%
74,89%
15,81%
9,25%
70,22%
70,06%
57,62%
27,61%
29,52%
34,96%
2,17%
0,42%
8,00%
57,67%
33,28%
9,05%
48,16%
45,74%
6,10%
2. Bagaimana
pengaruh
pelayanan
terhadap
keputusan
pembelian
tiket
maskapai
penerbangan Citilink di Bandara
Soeta Jakarta?
Sumber:
Kementrian
Republik Indonesia, 2017
Perhubungan
3. Bagaimana
pengaruh
Berdasarkan
tertarik
strategi
harga dan kualitas pelayanan
secara
bersama-sama
keputusan
terhadap
pembelian
tiket
maskapai penerbangan Citilink di
Bandara Soeta Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui
penulis
kualitas
paparan
untuk
di
atas
mengangkat
harga
pengaruh
strategi
terhadap
keputusan
tiket
maskapai
pembelian
sebuah judul penelitian “Pengaruh
penerbangan Citilink di Bandara
Strategi
Soeta Jakarta
Harga
Dan
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Tiket
Maskapai
pelayanan
terhadap
keputusan
Penerbangan Citilink Di Bandara
pembelian
tiket
maskapai
Soeta Jakarta”.
penerbangan Citilink di Bandara
B. Rumusan Masalah
diuraikan
pengaruh
kualitas
Soeta Jakarta
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi
2. Mengetahui
3. Mengetahui
pengaruh
strategi
masalah
yang
telah
harga dan kualitas pelayanan
atas,
maka
dapat
secara
di
bersama-sama
terhadap
dirumuskan masalah pada penelitian ini
keputusan
sebagai berikut:
maskapai penerbangan Citilink di
1. Bagaimana
harga
pembelian
pengaruh
strategi
terhadap
keputusan
tiket
maskapai
pembelian
Bandara Soeta Jakarta.
tiket
TINJAUAN PUSTAKA
kombinasi
A. Manajemen Pemasaran
pelayanan yang menyertainya.
Menurut Swastha dan Irawan
sebuah
produk
dan
C. Kualitas Pelayanan
Menurut
(2007:12) pemasaran adalah sistem
Kotler
dan
Keller
keseluruhan dari kegiatan usaha yang
(2009:58) bahwa jasa adalah setiap
ditujukan
merencanakan,
tindakan atau kegiatan yang dapat
menentukan harga, mempromosikan
ditawarkan oleh suatu pihak kepada
dan mendistribusikan barang, jasa, ide
pihak lain yang pada dasarnya tidak
kepada pasar sasaran agar dapat
berwujud dan tidak menyebabkan
mencapai tujuan organisasi.
kepemilikan kepada sesuatu, yang
untuk
Menurut
Kotler
(2005:
5)
pemasaran adalah proses sosial yang
dengan
proses
itu
individu
dapat
berhubungan
dengan
suatu
produk fisik maupun tidak.
Kualitas
dan
pelayanan
menurut
kelompok mendapatkan apa yang
Hurriyati (2008:36), adalah suatu
mereka butuhkan dan inginkan dengan
tindakan
menciptakan, menawarkan dan secara
memenuhi
bebas mempertukarkan produk dan
(konsumen, pelanggan, klien, tamu,
jasa yang bernilai dengan pihak lain.
dan
dilakukan
kebutuhan
lain-lain)
untuk
orang
yang
lain
tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan
B. Harga
Harga
adalah
jumlah
uang
(ditambah beberapa barang kalau
mungkin)
yang
yang dibutuhkan untuk
oleh orang yang melayani maupun
yang dilayani.
D. Keputusan Pembelian
Menurut
mendapatkan sejumlah kombinasi dari
Basu
Swastha dan
barang beserta pelayanannya (Swastha
Handoko (2008:110) mengemukakan
dan Irawan, 2007 : 147 ). Dengan kata
bahwa
lain harga adalah jumlah uang yang
merupakan proses dalam pembelian
bersedia dibayar oleh pembeli dan
yang nyata, apakah membeli atau
bersedia diterima oleh penjual.
tidak.
keputusan
pembelian
Menurut Dharmesta dan Irawan
Keputusan membeli merupakan
(2005:11) Istilah harga adalah jumlah
suatu proses pengambilan keputusan
uang
akan
(kemungkinan
ditambah
pembelian
yang
mencakup
beberapa barang) yang dibutuhkan
penentuan apa yang akan di beli atau
untuk
tidak
memperoleh
beberapa
melakukan
pembelian
dan
keputusan itu di peroleh dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya (Dharmesta dan
penentuan
Irawan, 2005 : 35).
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
Keputusan
sampel
berdasarkan
pembelian
kebetulan bertemu dengan peneliti
merupakan suatu proses pengambilan
dapat digunakan sebagai sampel, bila
keputusan
dipandang
akan
pembelian
yang
mencakup penentuan apa yang akan
yang
kebetulan
ditemui cocok sebagai sumber data.
dibeli atau tidak melakukan pembelian
B. Metode Analisis Data
dan keputusan itu diperoleh dari
kegiatan-kegiatan
orang
Penelitian ini berangkat dari penelitian
sebelumnya
kuantitatif dengan eksplanasi deskriptif
(Assauri, 2004:141).
dan
inferensial.
Adapun
metode
analisis yang digunakan adalah analisis
METODE PENELITIAN
regresi linear berganda yang mencakup
A. Metode Penentuan Sampel
(1) analisis deskriptif, (2) uji validitas
Menurut Sugiyono (2012: 115)
dan reliabilitas, (3) uji asumsi klasik,
populasi adalah wilayah generalisasi
(4) uji hipotesis, (5) uji koefisien
yang terdiri dari obyek atau subyek
yang
memiliki
kualitas
determinasi.
dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti
untuk
dipelajari
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
A. Uji Regresi Berganda
kemudian ditarik kesimpulannya.
Tabel 4.1. Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2012:116)
sampel dapat didefinisikan sebagai
suatu
bagian
yang
ditarik
Unstandardized Standardized
Coefficients
dari
Coefficients
Std.
populasi. Riduwan dan Engkos (2011:
Model
40) menambahkan pengertian sampel
1
B
(Constant)
Error
Beta
t
12.682
3.791
3.345
adalah bagian dari populasi yang
Harga
.579
.106
.510 5.484
memiliki
Kualitas Pelayanan
.255
.092
.258 2.768
ciri-ciri
atau
keadaan
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
tertentu yang akan diteliti.
Teknik
sampling
yang
digunakan pada penelitian adalah
teknik Accidental Sampling. Sugiyono
(2012:122) menjelaskan bahwa teknik
insidental sampel ini merupakan suatu
Berdasarkan hasil olah data di atas, maka
dapat dikemukakan persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut: Y = a +
b1x1 + b2x2
Y = 12.682 + 0.510 (X1) + 0.258 (X2)
D. Uji Signifikansi (uji t)
B. Uji Koefisien Korelasi
Tabel 4.2. Uji Koefisien Korelasi
1.
Pengaruh
harga
terhadap
keputusan pembelian
Kualitas
Pelayanan
Harga
Harga
1
.615**
.669**
.000
.000
98
98
1
**
98
**
Kualitas
Pelayanan
.615
98
98
.669**
.571**
1
Kuat
Sedang
98
98
Coefficients
B
Error
di
dikemukakan
bahwa
Harga
Kuat
.579
.106
hubungan
kualitas
dapat
hubungan
harga
Sedangkan
pelayanan
dengan
keputusan pembelian masuk pada kategori
Sedang (0,571).
.699a
tabel
tersebut
dapat
Persamaan Regresi
Y = 12.682 + 0.510
T hitung
= 5.484
Nilai Signifikan
= 0.000
Berdasarkan keterangan tersebut di
atas, maka dapat dikemukakan penjelasan
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
Square
the Estimate
Watson
.477
nilai
konstanta
sebesar
ada pengaruh dari variabel harga,
R
.488
5.484 .000
12.682 memiliki arti, meskipun tidak
Model Summaryb
1
.510
dikemukakan sebagai berikut:
a. Bahwa
Tabel 4.3. Uji Koefisien Determinasi
R
3.345 .001
sebagai berikut:
C. Uji Koefisien Determinasi
Model
Sig.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
atas,
(0,669).
t
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
98
dengan keputusan pembelian masuk pada
kategori
Beta
1 (Constant) 12.682 3.791
Berdasarkan
tabel
Coefficients
Std.
Model
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
Berdasarkan
a
Unstandardized Standardized
.000
98
Kesimpulan
Coefficients
.571
.000
Keputusan
Pembelian
Tabel 4.4. Uji Parsial (Uji t)
Keputusan
Pembelian
3.267
2.233
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Harga
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
Berdasarkan tabel tersebut di atas, bahwa
nilai kontribusi variabel harga dan kualitas
pelayanan sebesar 0,477 atau 47,7%
terhadap keputusan pembelian, sedangkan
sisanya sebesar 52,3% dijelaskan oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
keputusan pembelian tetap memiliki
nilai sebesar 12.682.
b. Variabel Harga memiliki nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (5.484
> 1.984). Artinya harga terbukti
berpengaruh
keputusan
tafsiran,
positif
pembelian.
jika
harga
terhadap
Dengan
meningkat
sebesar satu-satuan maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar
0.510.
c. Variabel
harga
nilai
b. Variabel
kualitas
pelayanan
signifikan lebih kecil dari 0,05
memiliki nilai t hitung lebih besar
(0.000
dari t tabel (2.768 > 1.984). Artinya
<
0,05).
berpengaruh
keputusan
tafsiran,
2.
memiliki
Artinya
harga
kualitas
signifikan
terhadap
pembelian.
Dengan
berpengaruh
mampu
keputusan
variabel
harga
pelayanan
terbukti
positif
terhadap
pembelian.
menjelaskan keputusan pembelian
tafsiran,
dengan baik dengan koefisien regresi
meningkat sebesar satu-satuan maka
sebesar 0.510.
keputusan
Pengaruh
kualitas
c. Variabel
a
kualitas
Coefficients
Error
1 (Constant) 12.682
Kualitas
.255
kualitas
akan
pelayanan
pelayanan
signifikan
Std.
B
pembelian
dari 0,05 (0.007 < 0,05). Artinya
Unstandardized Standardized
Model
pelayanan
memiliki nilai signifikan lebih kecil
Tabel 4.5. Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
kualitas
meningkat sebesar 0.258.
pelayanan
terhadap keputusan pembelian
Coefficients
jika
Dengan
Beta
t
3.345 .001
.092
.258 2.768 .007
terhadap
keputusan
pembelian. Dengan tafsiran, variabel
Sig.
3.791
berpengaruh
kualitas
pelayanan
mampu
menjelaskan keputusan pembelian
Pelayanan
dengan baik dengan koefisien regresi
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
sebesar 0.258.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
E. Uji Simultan (Uji F)
Berdasarkan
tabel
tersebut
dapat
Tabel 4.6. Uji Simultan (Uji F)
dikemukakan sebagai berikut:
ANOVAb
Persamaan Regresi
Y = 12.682 + 0.258
Model
T hitung
= 2.768
1 Regression
967.263 2
Nilai Signifikan
= 0.007
Residual
1014.003 95
Total
1981.265 97
Berdasarkan keterangan tersebut di
Sum of Squares df Mean Square
F
Sig.
483.631 45.311 .000a
10.674
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Harga
atas, maka dapat dikemukakan penjelasan
sebagai berikut:
a. Bahwa
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
nilai
konstanta
sebesar
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
12.682 memiliki arti, meskipun tidak
nilai F hitung sebesar 45.311 lebih besar
ada pengaruh dari variabel kualitas
dari F tabel sebesar 3,09, maka dapat
pelayanan,
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
keputusan
pembelian
tetap memiliki nilai sebesar 12.682.
variabel harga dan kualitas pelayanan
ini maka ada beberapa saran sebagai
berpengaruh
berikut:
positif
dan
signifikan
terhadap keputusan pembelian.
1. Hasil uji korelasi menunjukkan
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa item nomor 10 pada
A. Kesimpulan
variabel strategi harga yang
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan
maka
dapat
diambil
analisis
membuktikan,
“Pembayaran
tiket
dapat menggunakan voucher”
memiliki nilai korelasi yang
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil
berbunyi
regresi
strategi
harga
paling
kecil.
Diharapkan
manajemen maskapai Citilink
terbukti berpengaruh positif dan
dapat
signifikan terhadap keputusan
pembayaran
pembelian sebesar 0.510 dan t
pembayaran yang variatif, salah
hitung 5.484.
satunya dapat membayar dengan
2. Hasil
analisis
regresi
membuat
program
dengan
metode
metode voucher.
kualitas
2. Hasil uji korelasi menunjukkan
pelayanan berpengaruh positif
bahwa item nomor 10 pada
dan
terhadap
variabel kualitas pelayanan yang
sebesar
berbunyi “Pramugari maskapai
membuktikan,
signifikan
keputusan pembelian
0.258 dan t hitung 2.768.
3. Hasil
analisis
Citilink memahami pelayanan
regresi
terbaik
yang
membuktikan, strategi harga dan
penumpang”
kualitas
korelasi
pelayanan
secara
bersama-sama
berpengaruh
terbukti
memiliki
nilai
paling
kecil.
yang
Diharapkan
manajemen
dan
maskapai Citilink secara berkala
signifikan terhadap keputusan
memberikan pelatihan kualitas
pembelian
kontribusi
pelayanan
sedangkan
dan
sebesar
sisanya
positif
dibutuhkan
dengan
47,7%
sebesar
52,3%
kepada
dilakukan
terhadap
pramugari
pengawasan
penerapan
SOP
dijelaskan oleh variabel lain di
pelayanan yang telah ditetapkan
luar penelitian ini.
serta
dilakukan
penilaian
terhadap pramugari yang telah
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dari
kesimpulan dan implikasi penelitian
melaksanakan SOP pelayanan
dengan baik.
3. Hasil uji korelasi menunjukkan
5. Agar
penelitian
bahwa item nomor 6 pada
bermakna,
variabel keputusan pembelian
peneliti
yang
menggunakan
berbunyi
“Saya
menggunakan
ingin
ini
lebih
sekiranya
untuk
berikutnya
agar
lebih
dari
2
maskapai
variabel bebas dalam mengukur
Citilink” memiliki nilai korelasi
keputusan pembelian, sehingga
yang paling kecil. Diharapkan
hasil
pihak
komprehensif. Misalnya dengan
manajemen
membuat
dapat
program-program
pemasaran
yang
penelitian
menambahkan
variabel
lebih
citra
dapat
perusahaan, manajemen relasi,
meningkatkan keinginan atau
kepercayaan, kualitas produk
minat pembelian tiket maskapai
dan lain sebagainya.
Citilink,
misalnya
program
promo akhir pekan, program
DAFTAR PUSTAKA
promo all in (tiket + paket hotel,
Dharmesta dan Irawan, 2005, Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi Kedua,
Liberty, Yogyakarta.
dll).
4. Hasil
analisis
kualitas
menunjukkan
pelayanan
memiliki
pengaruh dan nilai korelasi yang
paling
kecil
dibandingkan
dengan variabel strategi harga.
Diharapkan
kepada
pihak
manajemen maskapai Citilink
untuk
terus
meningkatkan
kualitas pelayanan penumpang,
misalnya dengan memberikan
pelayanan
ramah,
pramugari
sopan
dan
yang
tanggap.
Kemudian memberikan kualitas
pelayanan
fasilitas
diberikan
dari
sisi
pesawat,
minuman
kualitas
misalnya
gratis,
makan gratis dan tersedia akses
internet.
Handoko, T. Hani, 2008, Manajemen
Personalia Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Hurriyati, Ratih, 2008, Bauran Pemasaran
dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta,
Bandung.
Kotler,
Philip,
2005,
Manajemen
Pemasaran, Bumi Aksara, Jakarta.
, and K.L. Keller, 2009, Manajemen
Pemasaran. Edisi Ke 14. Jilid Ke 1,
Erlangga. Jakarta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,
2011, Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis
Jalur), Edisi Revisi, Cetakan Ketiga.
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2012,
Metode Penelitian
Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Swastha, Basu dan Irawan, 2007,
Manajemen Pemasaran Modern
Analisis
Perilaku
Konsumen,
Liberty, Yogyakarta.
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET MASKAPAI
PENERBANGAN CITILINK DI BANDARA SOETA JAKARTA
Oleh : Hadyati Harras
The purpose of this study is to determine the effect of pricing strategy and service
quality on the decision to purchase airline tickets Citilink at Soeta Airport Jakarta. The
research design used in the preparation of this study is quantitative causal associative with
explanation descriptive. The method of analysis used is multiple linear regression analysis
with a sample of 98 and the sampling technique used is the technique of Accidental
Sampling. Hypothesis test results based on linear regression testing showed that the price
proved to have a positive and significant effect on purchasing decisions of 0.510 and t count
5,484. While service quality have positive and significant effect to purchasing decision equal
to 0,258 and t count 2,768. The result of regression analysis proves that there are
simultaneous influence of price strategy and service quality variables together proved to have
positive and significant effect on purchasing decision with contribution equal to 47,7% while
the rest equal to 52,3% explained by other variable outside this research.
Kata Kunci : Strategi Harga, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Pembelian.
PENDAHULUAN
penerbangan
A. Latar Belakang Penelitian
internasional.
Belum
penerbangan
dihadapkan
Era globalisasi menciptakan dunia
domestik
maupun
lagi
bisnis
dengan
seakan tidak berbatas, negara yang satu
kebijakan-kebijakan
dengan yang lain saling berhubungan
seperti
untuk
adanya
privatisasi, multilateral agreement, dan
terciptanya
strategi aliansi yang telah mendorong
perkembangan
munculnya megacamer yang berskala
mempermudah
komunikasi
demi
pertumbuhan
dan
ekonomi
global. Bagi Citilink Indonesia, prospek
perusahaan-perusahaan tidak lagi diam
usaha pada bisnis penerbangan yang
di satu negara tetapi mereka mulai
dihadapi saat ini dan masa yang akan
membuka cabang-cabang mereka di
datang, mempunyai potensi yang besar
negara lain. Akibat adanya hal tersebut,
untuk berkembang. Pasar yang ada di
muncul
bagi
berbagai
yang
ditumbuh kembangkan lebih lanjut,
baik
diperkirakan pasar penerbangan tumbuh
dirasakan
Bahkan
liberalisasi,
banyak
perusahaan
dunia.
deregulasi,
internasional
sebuah
tantangan
penerbangan
semakin
berat,
kawasan
masih
dapat
sebesar kurang-lebih 5.7% pertahun.
Hal
tersebut
sejalan
dengan
Sisi
positifnya
penerbangan
saat
pertumbuhan
ini
sangat
pertumbuhan ekonomi yang pesat baik
menjanjikan, hal ini perlu ditanggapi
di dalam negeri maupun di kawasan
serius
Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa
mengingat pertumbuhan pasar semakin
persiapan yang matang serta penerapan
besar, sebagaimana terlihat di bawah
strategi korporasi yang terpadu secara
ini:
oleh
Citilink
Indonesia
menyeluruh, maka Citilink Indonesia
bisa jatuh di tengah-tengah maraknya
persaingan industri penerbangan. Meski
proteksi pemerintah masih mungkin
dapat
dilakukan
untuk
melindungi
Airlines domestik, tetapi di masa yang
akan datang tampaknya hal itu harus
dilepaskan. Mengingat adanya desakan
“open Sky” baik melalui multilateral
agreement
seperti
GATT
maupun
Gambar 1.2
Pertumbuhan Pasar Penerbangan di
Indonesia
Sumber: Inventure.co.id, 2017
bilateral agreement yang semakin kuat,
PT. Citilink Indonesia (Citilink)
serta pertimbangan ekonomi bahwa
sumbangan dunia bisnis penerbangan
kurang lebih hanya sebesar 7% dari
perekonomian
secara
keseluruhan.
Berikut ini terlampir persaingan industri
penerbangan di Indonesia:
adalah sebuah maskapai penerbangan
berbiaya murah
atau
Low
Cost
Carrier (LCC) anak perusahaan dari
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan ini berdiri tahun 2001
sebagai Unit Bisnis Strategis (UBS)
dari Garuda Indonesia dan difungsikan
sebagai
salah
satu
alternatif
penerbangan berbiaya murah dan tetap
mengedepankan kualitas penerbangan.
Berikut
di
bawah
ini
dapat
dikemukakan data kualitas pelayanan
Gambar 1.1
Pertumbuhan Industri Penerbangan
Sumber: Inventure.co.id, 2017
pada
Maskapai
berdasarkan
data
Penerbangan
Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia.
penerbangan Citilink di Bandara
Tabel 1.1.
Kualitas Pelayanan Maskapai
Penerbangan
No
Maskapai
1
2
3
4
Batik Air
NamAir
Garuda
Sriwijaya
Air
Indonesia
Air Asia
Extra
Citilink
Aviastar
Mandiri
Transnusa
Indonesia
Air Asia
Kalstar
Aviation
Wings Air
Lion Air
Susi Air
Travel
Express
Trigana
Air
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Soeta Jakarta?
Tepat
Waktu
(OTP)
Keterlambatan
(Delay)
91,21%
90,61%
85,82%
7,30%
8,16%
12,02%
Tingkat
Komplain
Pembatalan
(Cancel)
1,48%
0,54%
2,16%
82,85%
16,79%
0,39%
82,40%
17,60%
0%
80,27%
18,66%
1,08%
79,57%
20,43%
0%
77,06%
21,24%
1,71%
75,69%
23,62%
2,39%
74,89%
15,81%
9,25%
70,22%
70,06%
57,62%
27,61%
29,52%
34,96%
2,17%
0,42%
8,00%
57,67%
33,28%
9,05%
48,16%
45,74%
6,10%
2. Bagaimana
pengaruh
pelayanan
terhadap
keputusan
pembelian
tiket
maskapai
penerbangan Citilink di Bandara
Soeta Jakarta?
Sumber:
Kementrian
Republik Indonesia, 2017
Perhubungan
3. Bagaimana
pengaruh
Berdasarkan
tertarik
strategi
harga dan kualitas pelayanan
secara
bersama-sama
keputusan
terhadap
pembelian
tiket
maskapai penerbangan Citilink di
Bandara Soeta Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui
penulis
kualitas
paparan
untuk
di
atas
mengangkat
harga
pengaruh
strategi
terhadap
keputusan
tiket
maskapai
pembelian
sebuah judul penelitian “Pengaruh
penerbangan Citilink di Bandara
Strategi
Soeta Jakarta
Harga
Dan
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Tiket
Maskapai
pelayanan
terhadap
keputusan
Penerbangan Citilink Di Bandara
pembelian
tiket
maskapai
Soeta Jakarta”.
penerbangan Citilink di Bandara
B. Rumusan Masalah
diuraikan
pengaruh
kualitas
Soeta Jakarta
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi
2. Mengetahui
3. Mengetahui
pengaruh
strategi
masalah
yang
telah
harga dan kualitas pelayanan
atas,
maka
dapat
secara
di
bersama-sama
terhadap
dirumuskan masalah pada penelitian ini
keputusan
sebagai berikut:
maskapai penerbangan Citilink di
1. Bagaimana
harga
pembelian
pengaruh
strategi
terhadap
keputusan
tiket
maskapai
pembelian
Bandara Soeta Jakarta.
tiket
TINJAUAN PUSTAKA
kombinasi
A. Manajemen Pemasaran
pelayanan yang menyertainya.
Menurut Swastha dan Irawan
sebuah
produk
dan
C. Kualitas Pelayanan
Menurut
(2007:12) pemasaran adalah sistem
Kotler
dan
Keller
keseluruhan dari kegiatan usaha yang
(2009:58) bahwa jasa adalah setiap
ditujukan
merencanakan,
tindakan atau kegiatan yang dapat
menentukan harga, mempromosikan
ditawarkan oleh suatu pihak kepada
dan mendistribusikan barang, jasa, ide
pihak lain yang pada dasarnya tidak
kepada pasar sasaran agar dapat
berwujud dan tidak menyebabkan
mencapai tujuan organisasi.
kepemilikan kepada sesuatu, yang
untuk
Menurut
Kotler
(2005:
5)
pemasaran adalah proses sosial yang
dengan
proses
itu
individu
dapat
berhubungan
dengan
suatu
produk fisik maupun tidak.
Kualitas
dan
pelayanan
menurut
kelompok mendapatkan apa yang
Hurriyati (2008:36), adalah suatu
mereka butuhkan dan inginkan dengan
tindakan
menciptakan, menawarkan dan secara
memenuhi
bebas mempertukarkan produk dan
(konsumen, pelanggan, klien, tamu,
jasa yang bernilai dengan pihak lain.
dan
dilakukan
kebutuhan
lain-lain)
untuk
orang
yang
lain
tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan
B. Harga
Harga
adalah
jumlah
uang
(ditambah beberapa barang kalau
mungkin)
yang
yang dibutuhkan untuk
oleh orang yang melayani maupun
yang dilayani.
D. Keputusan Pembelian
Menurut
mendapatkan sejumlah kombinasi dari
Basu
Swastha dan
barang beserta pelayanannya (Swastha
Handoko (2008:110) mengemukakan
dan Irawan, 2007 : 147 ). Dengan kata
bahwa
lain harga adalah jumlah uang yang
merupakan proses dalam pembelian
bersedia dibayar oleh pembeli dan
yang nyata, apakah membeli atau
bersedia diterima oleh penjual.
tidak.
keputusan
pembelian
Menurut Dharmesta dan Irawan
Keputusan membeli merupakan
(2005:11) Istilah harga adalah jumlah
suatu proses pengambilan keputusan
uang
akan
(kemungkinan
ditambah
pembelian
yang
mencakup
beberapa barang) yang dibutuhkan
penentuan apa yang akan di beli atau
untuk
tidak
memperoleh
beberapa
melakukan
pembelian
dan
keputusan itu di peroleh dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya (Dharmesta dan
penentuan
Irawan, 2005 : 35).
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
Keputusan
sampel
berdasarkan
pembelian
kebetulan bertemu dengan peneliti
merupakan suatu proses pengambilan
dapat digunakan sebagai sampel, bila
keputusan
dipandang
akan
pembelian
yang
mencakup penentuan apa yang akan
yang
kebetulan
ditemui cocok sebagai sumber data.
dibeli atau tidak melakukan pembelian
B. Metode Analisis Data
dan keputusan itu diperoleh dari
kegiatan-kegiatan
orang
Penelitian ini berangkat dari penelitian
sebelumnya
kuantitatif dengan eksplanasi deskriptif
(Assauri, 2004:141).
dan
inferensial.
Adapun
metode
analisis yang digunakan adalah analisis
METODE PENELITIAN
regresi linear berganda yang mencakup
A. Metode Penentuan Sampel
(1) analisis deskriptif, (2) uji validitas
Menurut Sugiyono (2012: 115)
dan reliabilitas, (3) uji asumsi klasik,
populasi adalah wilayah generalisasi
(4) uji hipotesis, (5) uji koefisien
yang terdiri dari obyek atau subyek
yang
memiliki
kualitas
determinasi.
dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti
untuk
dipelajari
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
A. Uji Regresi Berganda
kemudian ditarik kesimpulannya.
Tabel 4.1. Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2012:116)
sampel dapat didefinisikan sebagai
suatu
bagian
yang
ditarik
Unstandardized Standardized
Coefficients
dari
Coefficients
Std.
populasi. Riduwan dan Engkos (2011:
Model
40) menambahkan pengertian sampel
1
B
(Constant)
Error
Beta
t
12.682
3.791
3.345
adalah bagian dari populasi yang
Harga
.579
.106
.510 5.484
memiliki
Kualitas Pelayanan
.255
.092
.258 2.768
ciri-ciri
atau
keadaan
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
tertentu yang akan diteliti.
Teknik
sampling
yang
digunakan pada penelitian adalah
teknik Accidental Sampling. Sugiyono
(2012:122) menjelaskan bahwa teknik
insidental sampel ini merupakan suatu
Berdasarkan hasil olah data di atas, maka
dapat dikemukakan persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut: Y = a +
b1x1 + b2x2
Y = 12.682 + 0.510 (X1) + 0.258 (X2)
D. Uji Signifikansi (uji t)
B. Uji Koefisien Korelasi
Tabel 4.2. Uji Koefisien Korelasi
1.
Pengaruh
harga
terhadap
keputusan pembelian
Kualitas
Pelayanan
Harga
Harga
1
.615**
.669**
.000
.000
98
98
1
**
98
**
Kualitas
Pelayanan
.615
98
98
.669**
.571**
1
Kuat
Sedang
98
98
Coefficients
B
Error
di
dikemukakan
bahwa
Harga
Kuat
.579
.106
hubungan
kualitas
dapat
hubungan
harga
Sedangkan
pelayanan
dengan
keputusan pembelian masuk pada kategori
Sedang (0,571).
.699a
tabel
tersebut
dapat
Persamaan Regresi
Y = 12.682 + 0.510
T hitung
= 5.484
Nilai Signifikan
= 0.000
Berdasarkan keterangan tersebut di
atas, maka dapat dikemukakan penjelasan
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
Square
the Estimate
Watson
.477
nilai
konstanta
sebesar
ada pengaruh dari variabel harga,
R
.488
5.484 .000
12.682 memiliki arti, meskipun tidak
Model Summaryb
1
.510
dikemukakan sebagai berikut:
a. Bahwa
Tabel 4.3. Uji Koefisien Determinasi
R
3.345 .001
sebagai berikut:
C. Uji Koefisien Determinasi
Model
Sig.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
atas,
(0,669).
t
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
98
dengan keputusan pembelian masuk pada
kategori
Beta
1 (Constant) 12.682 3.791
Berdasarkan
tabel
Coefficients
Std.
Model
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
Berdasarkan
a
Unstandardized Standardized
.000
98
Kesimpulan
Coefficients
.571
.000
Keputusan
Pembelian
Tabel 4.4. Uji Parsial (Uji t)
Keputusan
Pembelian
3.267
2.233
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Harga
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
Berdasarkan tabel tersebut di atas, bahwa
nilai kontribusi variabel harga dan kualitas
pelayanan sebesar 0,477 atau 47,7%
terhadap keputusan pembelian, sedangkan
sisanya sebesar 52,3% dijelaskan oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
keputusan pembelian tetap memiliki
nilai sebesar 12.682.
b. Variabel Harga memiliki nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (5.484
> 1.984). Artinya harga terbukti
berpengaruh
keputusan
tafsiran,
positif
pembelian.
jika
harga
terhadap
Dengan
meningkat
sebesar satu-satuan maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar
0.510.
c. Variabel
harga
nilai
b. Variabel
kualitas
pelayanan
signifikan lebih kecil dari 0,05
memiliki nilai t hitung lebih besar
(0.000
dari t tabel (2.768 > 1.984). Artinya
<
0,05).
berpengaruh
keputusan
tafsiran,
2.
memiliki
Artinya
harga
kualitas
signifikan
terhadap
pembelian.
Dengan
berpengaruh
mampu
keputusan
variabel
harga
pelayanan
terbukti
positif
terhadap
pembelian.
menjelaskan keputusan pembelian
tafsiran,
dengan baik dengan koefisien regresi
meningkat sebesar satu-satuan maka
sebesar 0.510.
keputusan
Pengaruh
kualitas
c. Variabel
a
kualitas
Coefficients
Error
1 (Constant) 12.682
Kualitas
.255
kualitas
akan
pelayanan
pelayanan
signifikan
Std.
B
pembelian
dari 0,05 (0.007 < 0,05). Artinya
Unstandardized Standardized
Model
pelayanan
memiliki nilai signifikan lebih kecil
Tabel 4.5. Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
kualitas
meningkat sebesar 0.258.
pelayanan
terhadap keputusan pembelian
Coefficients
jika
Dengan
Beta
t
3.345 .001
.092
.258 2.768 .007
terhadap
keputusan
pembelian. Dengan tafsiran, variabel
Sig.
3.791
berpengaruh
kualitas
pelayanan
mampu
menjelaskan keputusan pembelian
Pelayanan
dengan baik dengan koefisien regresi
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
sebesar 0.258.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
E. Uji Simultan (Uji F)
Berdasarkan
tabel
tersebut
dapat
Tabel 4.6. Uji Simultan (Uji F)
dikemukakan sebagai berikut:
ANOVAb
Persamaan Regresi
Y = 12.682 + 0.258
Model
T hitung
= 2.768
1 Regression
967.263 2
Nilai Signifikan
= 0.007
Residual
1014.003 95
Total
1981.265 97
Berdasarkan keterangan tersebut di
Sum of Squares df Mean Square
F
Sig.
483.631 45.311 .000a
10.674
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Harga
atas, maka dapat dikemukakan penjelasan
sebagai berikut:
a. Bahwa
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22, 2017
nilai
konstanta
sebesar
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
12.682 memiliki arti, meskipun tidak
nilai F hitung sebesar 45.311 lebih besar
ada pengaruh dari variabel kualitas
dari F tabel sebesar 3,09, maka dapat
pelayanan,
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
keputusan
pembelian
tetap memiliki nilai sebesar 12.682.
variabel harga dan kualitas pelayanan
ini maka ada beberapa saran sebagai
berpengaruh
berikut:
positif
dan
signifikan
terhadap keputusan pembelian.
1. Hasil uji korelasi menunjukkan
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa item nomor 10 pada
A. Kesimpulan
variabel strategi harga yang
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan
maka
dapat
diambil
analisis
membuktikan,
“Pembayaran
tiket
dapat menggunakan voucher”
memiliki nilai korelasi yang
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil
berbunyi
regresi
strategi
harga
paling
kecil.
Diharapkan
manajemen maskapai Citilink
terbukti berpengaruh positif dan
dapat
signifikan terhadap keputusan
pembayaran
pembelian sebesar 0.510 dan t
pembayaran yang variatif, salah
hitung 5.484.
satunya dapat membayar dengan
2. Hasil
analisis
regresi
membuat
program
dengan
metode
metode voucher.
kualitas
2. Hasil uji korelasi menunjukkan
pelayanan berpengaruh positif
bahwa item nomor 10 pada
dan
terhadap
variabel kualitas pelayanan yang
sebesar
berbunyi “Pramugari maskapai
membuktikan,
signifikan
keputusan pembelian
0.258 dan t hitung 2.768.
3. Hasil
analisis
Citilink memahami pelayanan
regresi
terbaik
yang
membuktikan, strategi harga dan
penumpang”
kualitas
korelasi
pelayanan
secara
bersama-sama
berpengaruh
terbukti
memiliki
nilai
paling
kecil.
yang
Diharapkan
manajemen
dan
maskapai Citilink secara berkala
signifikan terhadap keputusan
memberikan pelatihan kualitas
pembelian
kontribusi
pelayanan
sedangkan
dan
sebesar
sisanya
positif
dibutuhkan
dengan
47,7%
sebesar
52,3%
kepada
dilakukan
terhadap
pramugari
pengawasan
penerapan
SOP
dijelaskan oleh variabel lain di
pelayanan yang telah ditetapkan
luar penelitian ini.
serta
dilakukan
penilaian
terhadap pramugari yang telah
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dari
kesimpulan dan implikasi penelitian
melaksanakan SOP pelayanan
dengan baik.
3. Hasil uji korelasi menunjukkan
5. Agar
penelitian
bahwa item nomor 6 pada
bermakna,
variabel keputusan pembelian
peneliti
yang
menggunakan
berbunyi
“Saya
menggunakan
ingin
ini
lebih
sekiranya
untuk
berikutnya
agar
lebih
dari
2
maskapai
variabel bebas dalam mengukur
Citilink” memiliki nilai korelasi
keputusan pembelian, sehingga
yang paling kecil. Diharapkan
hasil
pihak
komprehensif. Misalnya dengan
manajemen
membuat
dapat
program-program
pemasaran
yang
penelitian
menambahkan
variabel
lebih
citra
dapat
perusahaan, manajemen relasi,
meningkatkan keinginan atau
kepercayaan, kualitas produk
minat pembelian tiket maskapai
dan lain sebagainya.
Citilink,
misalnya
program
promo akhir pekan, program
DAFTAR PUSTAKA
promo all in (tiket + paket hotel,
Dharmesta dan Irawan, 2005, Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi Kedua,
Liberty, Yogyakarta.
dll).
4. Hasil
analisis
kualitas
menunjukkan
pelayanan
memiliki
pengaruh dan nilai korelasi yang
paling
kecil
dibandingkan
dengan variabel strategi harga.
Diharapkan
kepada
pihak
manajemen maskapai Citilink
untuk
terus
meningkatkan
kualitas pelayanan penumpang,
misalnya dengan memberikan
pelayanan
ramah,
pramugari
sopan
dan
yang
tanggap.
Kemudian memberikan kualitas
pelayanan
fasilitas
diberikan
dari
sisi
pesawat,
minuman
kualitas
misalnya
gratis,
makan gratis dan tersedia akses
internet.
Handoko, T. Hani, 2008, Manajemen
Personalia Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Hurriyati, Ratih, 2008, Bauran Pemasaran
dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta,
Bandung.
Kotler,
Philip,
2005,
Manajemen
Pemasaran, Bumi Aksara, Jakarta.
, and K.L. Keller, 2009, Manajemen
Pemasaran. Edisi Ke 14. Jilid Ke 1,
Erlangga. Jakarta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,
2011, Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis
Jalur), Edisi Revisi, Cetakan Ketiga.
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2012,
Metode Penelitian
Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Swastha, Basu dan Irawan, 2007,
Manajemen Pemasaran Modern
Analisis
Perilaku
Konsumen,
Liberty, Yogyakarta.