PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASI

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Eksperimen di Kelas VII MTS. Al-Mafatih Palmerah ) SKRIPSI

OLEH : HERLINA 101016020918

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H / 2007 M

LEMBAR PERSEMBAHAN

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.

Istighfar dapat membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan hati dan melenyapkan segala kesulitan. Ia merupakan porsekot rizki dan pembawa kesuksesan. Setiap keranjang dapat penuh karena isi, hanya karena ilmu kian diisi kian minta tambah, dengan ilmu, iman, akhlak dan cinta hidup lebih indah dan bermakna.

Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan segalanya, rasa lelah, putus asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada hanyalah rasa suka cita, kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah selanjutnya demi mencapai cita-cita.

Skripsi ini ku persembahkan untuk orang-orang yang telah banyak memberikan penghidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis: Ibuku, sahabat-sahabat pelipur lara dan seseorang adam yang telah memberikan support, yang telah memberikan warna cinta dan kasih sayangnya, dengan do’a, perhatian dan motivasi.

ABSTRAK

Herlina, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Pretest, Posttest Equivalent Group Design. Penelitian dilaksanakan di MTs Almafatih Palmerah Jakarta Barat dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, dan didapatkan siswa kelas VII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-II sebagai kelas kontrol. Instrumen hasil belajar berupa tes berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan adalah hasil belajar biologi yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi yang diajarkan dengan tidak pengelolaan kelas. Analisis data menggunakan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas.

Kata kunci: Pengelolaan kelas, Biologi, dan Hasil belajar

ABSTRACT

Herlina, Biology Study Program, Majoring of Natural Sciences Education (IPA), Science of Tarbiyah and Teachership Faculty, University of Islamic Nationality (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Title: The Influence Management Class For The Result of Learning Biology, Subject: This Experiment in The Seven of class (VII) Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School.

This research aims to know the influence management of class For the result of learning subject biology Experiment Method are used in this thesys with Pretest-Posttest Equivalent Group Design . This research has been executed Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School with sample technic. The ways of sample technic are simple Random Sampling and choosing of the class with Random Way. They get students in seven-I of the class (VII-I) as the experiment class and seven of II (VII-II) the class as control class the multiple choice is the instrument of this thesys to get the result. The multiple choice have been tested with validation and reliabilitation ways. Hypothesys in this thesys are used the result learning of biology subject with management of class more higher than. The result learning of biology subject with no management of class. Analyst of data using t-test. In the significant level 0,05. It can be seen from the value t count > t table. The conclusion of this research are the result learning of biology subject for Almafatih student with management class more higher than no management class.

Keys Words: Management class, Biology, and Result of study.

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku dekan, Bapak Prof. Dr. Aziz Fakhrurrozi, M.Ag selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus penguji I sidang munaqasah dan Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik sekaligus penguji II sidang munaqasah.

2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku ketua jurusan pendidikan IPA dan Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd selaku kaprodi IPA Biologi sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu tenaga dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, MSc, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA, serta para Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan nya kepada penulis.

4. Kepala sekolah, dewan guru MTs Almafatih Palmerah yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian ini.

5. Sembah sujud dan bakti ananda kepada ibunda tercinta dan segenap keluarga tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan do’a, motivasi, dan

memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Sobat-sobatku terima kasih atas kebersamaan, support dan bantuannya demi terselesaikan skripsi ini. Mas Robert terima kasih atas asah asih asuh yang 6. Sobat-sobatku terima kasih atas kebersamaan, support dan bantuannya demi terselesaikan skripsi ini. Mas Robert terima kasih atas asah asih asuh yang

7. Suamiku tercinta tersayang, yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya asa dan do’a yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Mei 2008

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.

Menurut Undang–undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bab I pasal (1) : 2

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar

1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cetakan ketiga,

September, 2005), h.22. 2 Undang-undang No. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : CV. Mini Jaya

Abadi, 2003), h.5 Abadi, 2003), h.5

teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti. 3 Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat

mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang

selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan. 4 Dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu diciptakan suasana kelas

yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu :

“ Memanggil setiap murid dengan namanya, selalu bersikap sopan kepada murid, memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu, merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran, mengungkapkan kepada murid- murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini, dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran,berikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara, mengutarakan maksud anda melaksanakan hal yang telah anda katakan kepada murid,

bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid. 5

Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : “Tujuan pendidikan nasional

3 Atiek W dan Yudha I, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21 , ( Jurnal P&K, Juli 2001), No. 30, Thn

ke 7, h.353. 4 Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar , ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03, h. 274. 5 Mary Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, (Penerbit

Arcan,2000), h 39.

adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”. 6

Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran biologi untuk SMP secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana

pengajaran dengan baik 7 . Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan

pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampua mangantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan

mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi 8 .

Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subyek/obyek materi sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep biologi, serta pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta lingkungan kelas yang nyaman, praktik lapangan, pembentukan kelompok belajar, dan diharapkan pengembangan pembelajaran serta pengajaran tersebut siswa dapat lebih memahami dengan baik materi pelajaran biologi yang disampaikan oleh guru.

Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh

6 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Op.Cit, h. 5-6.

7 Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan , (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember

2001), h.428. 8 Ibid , h.429.

seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah.

Mata pelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, dapat diwujudkan dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya.

Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “ PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MT.S ALMAFATIH PALMERAH JAKARTA BARAT”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi di antaranya yaitu:

1. Pengelolaan kelas lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan pengelolaan kelas.

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.

3. Pengelolaan kelas yang digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.

4. Cara mengelola kelas pada siswa dan dapat menciptakan iklim belajar yang baik.

5. Pengelolaan kelas dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar biologi.

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Pengelolaan kelas pada siswa yang mampu menempatkannya sebagai pusat dari proses belajar mengajar.

2. Hasil belajar biologi siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Guru biologi, yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut untuk proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa.

2. Kepala sekolah, yaitu sebagai masukan terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru biologi sehingga akan lebih ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru tersebut.

3. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pengelolaan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Pengelolaan Kelas

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu penting sekali bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal dalam kegiatan instruksional kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di samping faktor-

faktor lainnya. 1 Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan kemampuan mengelola kelas.

1 Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan , (Forum Pendidikan : Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember, 2001 ),h.429.

Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas berikut ini adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo, bahwa "Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar

(lingkungan emosional)". 2 Lingkungan fisik meliputi : (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3)

pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan sarana dan alat pengajaran, (5) ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi: (1) tipe kepemimpinan guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4)

pembinaan hubungan yang baik. 3 Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat

statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas baik dan terencana.

Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam

2 Purnomo, Strategi Pengajaran, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Email:[email protected], 2005 ),h.3.

3 Ibid. h.17 3 Ibid. h.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan dengan "penyelenggaraan, pengurusan". 5 Sedangkan yang dimaksud dengan

kelas adalah "tingkat, ruang tempat belajar di sekolah". 6 dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses

penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Usman, bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar". 7 Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan kelas adalah :

“ Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala

terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran”. 8

4 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek. (Malang : UMM Press, 2005), h.200.

5 W.J.S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ), h.470.

6 Ibid ., h.446. 7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002),

h.97. 8 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta

: Kencana Prenada Media Grup, 2005), Edisi pertama, Cetakan ke-2, h.174.

Pendapat lain yang cukup menarik dalam buku Quantum Teaching tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas

yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. 9 Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.

b. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 10

9 Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas , ( Bandung : Kaifa, 2002 ), h. 3.

1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.

2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam–macam kegiatan belajar siswa sehingga subjek didik terhindar dari permasalah mengganggu seperti siswa mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan

aneh dan lain sebagainya. 11 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas

adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

c. Ketrampilan Mengelola Kelas

Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang

10 Moh. Uzer Usman, Op.Cit, h. 10. 11 Hendyat Soetopo, Op. Cit, h. 200.

tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.

Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas 12 . Tujuan pengajaran

yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah pembelajaran. Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor, merupakan contoh masalah pengelolaan kelas. Dan untuk penanggulangannya seorang guru harus dapat memberikan bimbingan sebab ini secara psikologis akan menarik keterlibatan siswa. Guru bisa memulainya dengan apa yang siswa sukai, bagaimana cara berpikir mereka dan bagaimana mereka

menyikapi hal–hal yang terjadi dalam kehidupan mereka. 13 Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa

perlu diperhatikan hal–hal sebagai berikut :

1. Aksesbilitas : siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar.

2. Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain.

3. Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun antar siswa

12 Ibid, h. 200. 13 Bobbi De Porter,dkk., Quantum Learning, ( Bandung : Kaifa, 2000), h. 26.

4. Variasi kerja siswa : memungkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan atau berkelompok. 14

Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah kelas yang dihadapinya jika ia tepat meletakkan strategi tersebut maka proses belajar mengajar akan efektif.

d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Menurut James Cooper yang dikutip oleh Hendyat Soetopo mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses

kelompok. 15 Berikut penjelasan ketiga pendekatan di atas adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan modifikasi perilaku (Behavior-Modification Approach) Pendekatan ini didasari oleh psikologi behavioral yang menganggap perilaku manusia yang baik maupun yang tidak baik merupakan hasil belajar. Oleh sebab itu perlu membentuk, mempertahankan perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki. Berdasarkan pendekatan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pendekatan modifikasi perilaku aktivitas di utamakan pada

14 Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi http : // www. Puskur. Or. Id / Data / Buku KBM. Pdf , (Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002), h. 8.

15 Hendayat Soetopo, Op Cit. h. 201-205 15 Hendayat Soetopo, Op Cit. h. 201-205

Teknik-teknik yang dapat diterapkan adalah 16 : a). Penguatan negatif

Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulangnya perilaku yang diharapkan.

b). Penghapusan Penghapusan adalah usaha mengubah tingkah laku subyek didik dengan cara menghentikan respon terhadap tingkah laku mereka yang semula dikuatkan oleh respon itu.

c). Hukuman Yaitu penghentian secara langsung perilaku anak yang menyimpang. Sebenarnya penguatan negatif dan penghapusan merupakan hukuman yang tidak langsung. Dengan kata lain hukuman adalah pengajuan stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku subyek didik yang tidak diharapkan.

2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate Approach) Pendekatan sosio-emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling. Pandangannya adalah bahwa proses belajar-mengajar yang berhasil

16 Ibid. h. 201-202

mempersyaratkan hubungan sosio-emosional yang baik antara guru- subyek didik. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini mengutamakan pada hubungan yang baik antar personal di dalam kelas, baik itu guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, sehingga siswa merasa aman dan senang berada dalam kelas serta berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Dengan kata lain peran guru sangat penting dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dan guru diharapkan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh siswa serta mampu menyikapinya secara demokratis

3. Pendekatan Proses Kelompok (Group-Process Approach) Pendekatan proses kelompok berangkat dari psikologi sosial dan dinamika kelompok, dengan anggapan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu guru harus mengusahakan agar kelas menjadi suatu ikatan kelompok yang kuat. Dapat penulis simpulkan pendekatan proses kelompok ini bahwa pengalaman belajar siswa didapat dari kegiatan kelompok di mana dalam kelompok terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya, terdapat tujuan yang ingin dicapai, adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan, serta memelihara kelompok yang produktif.

Lain halnya dengan guru yang memperhatikan siswa, selalu terbuka, terhadap keluhan siswa, mau mendengarkan kesulitan belajar siswa, maupun selalu bersedia mendengarkan saran dan kritik dari siswa adalah guru yang disenangi oleh siswa. Siswa akan rindu dengan kehadirannya, siswa merasa nyaman disisinya, dan siswa merasa bahwa dirinya adalah keluarga bagi guru tersebut. Figur yang demikian ini biasanya akan sedikit sekali menemui kesulitan dalam mengelola kelas.

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru seperti inilah yang diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. Dengan kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran di kelas.

Jadi pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.

Dari Sini

2. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Belajar

Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Purwanto mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan

atau keadaan-keadaan sesaat seseorang." 17

Hal lain dikemukakan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno bahwa: "belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain

sebagainya." 18 Definisi lain seperti yang dikutip oleh E.L. Torndike tentang

pengertian belajar, yaitu: "belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku yang dapat diamati yang terjadi melalui hubungan rangsangan, jawaban

menurut prinsip-prinsip yang mekanistik". 19 Ditambah oleh Mulyono Abdurrahman bahwa belajar dapat diartikan sebagai: "suatu proses dari

17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82. 18 Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Pustaka Setia, 2001), h. 34.

19 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 28.

seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap." 20

Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian

orang menafsirkan arti belajar. 21 Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa :

Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan,

kemampuan, informasi, dan nilai. 22

Sementara Wittig seperti dikutip oleh Muhibin Syah mengemukakan bahwa belajar : merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai

pengalaman. 23 Perubahan yang menyangkut seluruh aspek psikofisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah

organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung”. 24

Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah : suatu terminologi yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

20 Ibid., h. 30. 21 Mulyadi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64.

22 Nurdin Ibrahim, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001), h. 487.

23 Muhibin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90.

24 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Op.Cit, h. 66.

mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman. 25

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal yang dapat dijabarkan

lebih lanjut sebagai berikut : 26

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi:

a) Intelegensi Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen.

b) Bakat Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

c) Minat dan perhatian Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara

25 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar ,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.044, Tahun ke-9,Jakarta:September, 2003), h.734-735.

26 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV. Rajawali, 2000), h. 3.

sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut.

d) Kesehatan jasmani Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila memiliki badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaliknya seseorang yang sedang dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar.

e) Cara belajar Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien. Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar berlangsung, mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi

yang telah diajarkan. 27

2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan, lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara

27 Ibid, h. 4.

langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam yaitu: 28

1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.

2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.

3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.

Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman berpandangan bahwa : "belajar sangat dipengaruhi oleh dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental

inputs 29 )." Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam Jurnal Penelitian

bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: 30

1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran, penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.

2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.

Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

28 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130 – 138. 29 Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 106. 30 Roestiah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 2000), h. 155.

eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.

c. Pengertian Biologi

Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos. Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk

hidup. 31 Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk

mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. 32 Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta

tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. 33

Konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual, sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan

hakikat utama. 34 Pembelajaran biologi akan menyusun rangkaian gambar dan

31 Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2002), cet.ke-1, h. 50.

32 Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, implementasi, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 213.

33 Ahmad Ridwan, dkk, KBK Mata Pelajaran Biologi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 3.

34 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi , (Jakarta: PAU – PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 11.

membuat interkoneksi, kemudian menyusun abstraksi sehingga lahirlah konsep. 35

Dalam proses pembelajaran, khususnya biologi, seorang siswa dituntut untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi: 36

1. Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Afektif, meliputi: memperhatikan, merespon, menghayati nilai, mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.

3. Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanisis, dan respon kompleks.

Mengingat akan hal tersebut, maka biologi bukanlah ilmu pengetahuan yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung.

Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan proses IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual, keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klasifikasi, interpretasi, merancang percobaan dan aplikasi.

35 Ibid, h. 9. 36 James W. Popham dan Eval L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Penterjemah T.

Amirul Hadi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), h. 29-33.

d. Hakikat Hasil Belajar Biologi

Hakikat hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan

menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. 37 Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. 38

Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu

atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat." 39 Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat

dari suatu proses belajar. 40

37 Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no.036, tahun ke-8,Mei, 2002), h.389

38 Veithzal Rifa’i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes .(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta :

Depdiknas, Januari 2003), h.130 39 Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65. 40 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru Algesindo, 2000), h. 28.

Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah : 41 Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh

informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki ciri-ciri: 42

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

3. Perubahan bersifat positif dan aktif

4. Perubahan bukan bersifat sementara

5. Perubahan bertujuan dan terarah

6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut

Bloom meliputi tiga ranah, yaitu: 43

1. Kognitif:

ingatan), comperhension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

Knowledge (pengetahuan,

membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan)

41 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 92. 42 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,

2003), h. 3-4. 43 Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 23-24.

2. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuing

(organisasi), characterization (karakterisasi).

(menilai),

organization

3. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto hasil belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh

dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan. 44 Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan

atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan

motorik. 45 Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri

seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah

44 Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi:Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi, (Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, Maret 2004), h.63.

45 Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 102-103.

hidupnya. 46 Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil

belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah. 47 Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak

hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui status anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. Selain bagi guru kegunaan hasil belajar bagi administrator adalah untuk memberi laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga

pendidikan. 48 Untuk lebih jelasnya mengenai hasil belajar biologi dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Pengetahuan

Belajar

Tes

Hasil Belajar

Perilaku Nilai

Bagan 1 : Hasil Belajar Siswa

46 Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTPN di Jakarta , (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26.

47 Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta, (Pelangi Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.

48 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h. 299-302.

Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya.

Jadi hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.

B. Kerangka Berpikir

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan baik, sedikit banyaknya akan mempengaruhi hasil belajar siswa tinggi rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diluar dari pengelolaan kelas.

Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengelolaan kelas terhadap tingkat hasil belajar siswa tersebut dilihat dari diri siswa sendiri (individu siswa) antara lain :

1. Kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar atau dengan kata lain motivasi siswa (motivasi internal) untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

2. Inteligensi yang dimiliki oleh tiap siswa yang berbeda-beda.

3. Perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru atau kesenangan siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan berbeda-beda.

4. Masalah yang dihadapi siswa di dalam keluarga.

5. Faktor-faktor lain diluar dan di dalam diri siswa. Pembelajaran biologi yang menitikberatkan pada pengajaran dengan