KARYA ILMIAH DAN REMAJA LENGKAP

TINGKAT KESADARAN SISWI MAN NEGARA TERHADAP PERINTAH MENUTUP AURAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh: MASITI IMRONA

MADRASAH ALIYAH NEGERI NEGARA JALAN NGURAH RAI 1O3 NEGARA – BALI

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) NEGARA

JL. NGURAH RAI NO. 103 TELP/FAX : (0365) 41308

NEGARA - BALI

Lembar Pengesahan

TINGKAT KESADARAN SISWI MAN NEGARA TERHADAP PERINTAH MENUTUP AURAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI

Oleh: Masiti Imrona

Disetujui sebagai makalah yang diikutkan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Tingkat Nasional Tahun 2010

Pembimbing

Masmukhah, M.S.I NIP. 197102192002122002

Mengetahui Kepala MAN Negara

Drs. Arjiman, M.Pd NIP.196612311994021032

ABSTRACT

Imrona, Masiti 2010, Awareness Level to Cover Aurat in The Daily Life by Female Student of MAN Negara . Scientific Writing. MAN Negara Jembrana Bali. Advisor:

This study was a descriptive study. It was intended to know the awareness level to cover aurat in the daily life by female students in MAN Negara. The population of this research were 57 teachers, and 416 female students of MAN Negara. The sample of this research were 11 teachers, and 84 female students. This research use a porpotionate stratifier random sampling method. The data collection methods were questionnaire, interview and document analysis. The students questionnaire were used to know the awareness level to cover aurat by female students of MAN Negara and the influential factors. While the teachers questionnaire were used to know the solution to be executed. The data analysis is

a descriptive qualitative and supported by questionnaire result percentage. The research found that majority of female students of MAN Negara have high awareness level to wear the moslem’s cloth in their daily life (61,90%). There were two influencial factors of awareness level of female students they are internal and external factors. The internal factors were spiritual, motivation and enthusiasm. And the most influencial one was the spiritual force (98%). The external factors included family, society habit and friend of the same age.The most influencial one among them was family (67,31 %).

There were several solutions suggested to improve the female students awareness who have not worn the moslem ritual cloths yet 1). A set of example from the teachers, 2). Giving wider information about the importance of covering aurat, 3). School care, 4). Giving reward and punishment, 5). Parent special involvement.

Key word: Aurat, Awareness, Sampling Technique, Female Student of MAN Negara

ABSTRAKSI

Masiti Imrona 2010. Tingkat Kesadaran Siswi MAN Negara terhadap Perintah Menutup Aurat dalam Kehidupan Sehari-hari.

Penelitian ini dilatar belakangi adanya realitas dilapangan bahwa sebagaian dari siwi MAN Negara belum mengenakan busana muslimah diluar kegiatan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara terhadap perintah menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan berbentuk deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 57 orang guru dan 416 orang siswi MAN Negara. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 orang guru, dan 84 orang siswi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratifier random sampling .

Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan dokumentasi. Angket siswi digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam menutup aurat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan angket guru digunakan untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan dikuatkan dengan prosentase hasil angket. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar siswi MAN Negara memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam berbusana muslimah pada

kehidupan sehari-hari (61,90%). Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran siswi yaitu faktor internal meliputi kekuatan spiritual, motivasi dan semangat/antusiasme. Di antara faktor internal yang paling berpengaruh adalah faktor kekuatan spiritual (98%). Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, kebiasaan masyarakat dan teman sebaya. Di antara faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah keluarga (67,31%). Beberapa solusi yang disarankan untuk meningkatkan kesadaran siswi yang belum memakai busana muslim adalah : (1) Tauladan dari guru, (2) Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat, (3) Perhatian dari pihak sekolah, (4) Pemberian hadiah dan teguran, (5) Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang memenuhi kriteria agama Islam dan disukai remaja, (6) Perhatian khusus dari orang tua.

Kara kunci: aurat, kesadaran, tekhnik sampling, siswi MAN Negara

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam rangka mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Tingkat Nasional Tahun 2010. Karya tulis yang berjudul “Tingkat Kesadaran Siswi MAN NEGARA Terhadap Perintah Menutup Aurat Dalam Kehidupan Sehari – hari” merupakan penelitian dalam upaya untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara terhadap kewajiban menutup aurat

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada guru pembimbing ibu Masmukhah M.S.I dan bapak Drs. Ilyas yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala MAN Negara Drs. Arjiman, M.Pd yang telah memberi dorongan dalam rangka penyelesaian makalah ini. Kepada Ayahanda Mashud S.Pdi dan Ibunda Masriati penulis ucapkan terima kasih atas dorongan semangat dan segala bantuan yang telah diberikan. Kepada Bapak Ibu guru lain yang telah memberi penulis keluangan waktu dan rekan-rekan yang telah mendukung selama penelitian dan penulisan diucapkan terima kasih.

Karya tulis ini penulis masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun penulis tunggu demi kemajuan penulis di masa mendatang. Semoga Makalah ini bermanfaat.

Negara, Oktober 2010

Penulis

KATA PENGANTAR

Karya tulis ilmiah ini dibuat karena realitas di lapangan menunjukan sebagian siswi MAN Negara kurang memiliki kesadaran untuk menutup aurat

dalam kehidupan sehari - hari. Pihak sekolah harus bekerja sama dengan orang tua untuk berupaya menumbuhkan kesadaran bagi siswi . Belum ada upaya dari pihak sekolah, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam berbusana muslim. Menutup aurat merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan remaja muslim agar tidak masuk kedalam pergaulan bebas.

Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara untuk menutup aurat dalam kehidupan sehari - hari. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap siswi MAN Negara tentang kesadaran dalam menutup aurat dan faktor – faktor yang mempengaruhi serta beberapa solusi yang ditempuh.

Karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi penyempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat.

Negara, Oktober 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI PRAKATA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I

: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………

B. Rumusan Masalah…………………………………………….

C. Tujuan ……………………………………………...................

D. Manfaat…………………………………………………..........

E. Sistematika Pembahasan………………………………………

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Ajaran Menutup Aurat dalam Islam

1. Definisi Aurat……………………………………………..

2. Dasar Hukum Menutup Aurat……………………………..

3. Batas-Batas Mmenutup Aurat dalam Islam ……………….

B. Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi…………………………………..

1. Pengertian Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat……………………………………………………….

2. Faktor Internal yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat……………………………

3. Faktor Ekstern yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran dalam Menutup Aurat……………………………………… 13

4. Cara – Cara yang Digunakan dalam Meningkatkan Kesadaran Seseorang dalam Menutup Aurat……………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menutup aurat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan semua muslim dan muslimah sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Aurat merupakan bagian yang tidak pantas diperlihatkan kepada orang lain, bahkan haram hukumnya bila sengaja diperlihatkan.

Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits telah menjelaskan tentang kewajiban menutup aurat terutama untuk para muslimah. Pelajaran agama di madrasah atau pondok pesantren juga mengajarkan hal tersebut. Realitas dilapangan banyak remaja muslimah yang bangga memamerkan aurat, sedangkan mereka telah mengetahui bahwa hal tersebut dilarang oleh syariat Islam.

MAN Negara telah mewajibkan seluruh siswi untuk memakai pakaian sesuai dengan aturan Islam (berbaju panjang dan dilengkapi dengan jilbab) disetiap kegiatan sekolah. Tetapi di luar Madrasah, sebagian dari siswi MAN Negara tidak mengenakan busana muslim. Mereka hanya memakai pakaian panjang tanpa jilbab, bahkan ada beberapa yang memakai pakaian mini dan ketat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ;

1) Seberapa jauh tingkat kesadaran siswi MAN Negara untuk menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari .

2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswi MAN Negara tidak menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

3) Bagaimana cara yang baik untuk menyadarkan siswi MAN Negara agar menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat kesadaran siswi akan kewajiban menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak menutup aurat (tidak mengenakan jilbab) dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengetahui cara yang baik untuk menyadarkan siswi MAN Negara agar menutup aurat mereka pada kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

1. Menyampaikan syi’ar Islam tentang ajaran menutup aurat sesuai dengan aturan Islam.

2. Mengajak sesama muslimah untuk menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam.

3. Memberikan jalan keluar dalam menanamkan kesadaran terhadap menutup aurat sesuai dengan aturan Islam.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu ; Bab pertama, pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, landasan teori terdiri dari dua sub bab yaitu ; A. Ajaran menutup aurat dalam Islam meliputi definisi aurat, dasar hukum menutup aurat dan batas-batas menutup aurat. B.Tingkat kesadaran individu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi pengertian tingkat kesadaran individu, faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi individu serta cara-cara yang ditempuh dalam meningkatkan kesadaran.

Bab ketiga, Metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel,teknik pengumpulan data, analisa data dan waktu Bab ketiga, Metodologi penelitian, meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel,teknik pengumpulan data, analisa data dan waktu

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ajaran Menutup Aurat dalam Islam

1. Definisi Aurat

Menurut bahasa (etimologi) Aurat ( ةرﻮﻋ ) berasal dari kata رﻮﻋ yang

berarti hilang perasaan. Aurat dikaitkan dengan mata berarti hilang potensi pandangan (buta) sebelah. Jika dikaitkan dengan kalimat, bermakna ucapan yang tidak berdasar atau ucapan yang buruk dan mengandung amarah pendengarnya. Menurut istilah (terminologi) aurat adalah sesuatu yang buruk yang hendak diawasi karena rawan dan dapat menimbulkan bahaya dan rasa malu jika diperlihatkan kepada orang-orang yang tidak

berhak (Quraish Shihab, 2004). Kata aurah sering kali disamakan dengan su`ah, secara harfiah dapat

diartikan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, tidak semua yang buruk adalah aurat, dan tidak semua aurat pasti buruk. Tubuh wanita cantik yang harus ditutupi bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi ia akan berdampak buruk jika dipandang oleh yang bukan mahramnya. Aurat dalam arti rawan, yakni dapat menimbulkan rangsangan birahi kemudian jika dilihat oleh mereka yang tidak berhak melihatnya dapat menimbulkan kecelakaan, aib dan malu. Dengan demikian pembahasan tentang aurat dalam ajaran Islam, meliputi bagian-bagian tubuh atau sikap dan kelakuan yang rawan, mengandung kedurhakaan serta bahaya (Quraish Shihab, 2004). Pakar hukum Islam menyatakan bahwa aurat adalah bagian dari tubuh manusia yang tidak boleh diperlihatkan kecuali dalam keadaan darurat atau kebutuhan mendesak.

Dari definisi - definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aurat adalah bagian-bagian dari tubuh, sikap dan kelakuan yang dapat menimbulkan daya tarik seseorang, sehingga termotifasi untuk melakukan tindakan pelecehan terhadap wanita.

2. Dasar Hukum Menutup Aurat

Ayat-ayat al-Qur’an dan al Hadis yang menjelaskan masalah aurat dan dijadikan pedoman oleh para ulama dalam membahas masalah ini adalah :

a. Surat Al Ahzab ayat 53, berbunyi :      U  U      ...... .......  

......Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari U belakang tabir U . cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. .......

Petunjuk adanya pembahasan tentang aurat wanita dalam ayat tersebut di atas adalah pada kata “ ”. Dari segi bahasa hijab bermakna

sesuatu yang menghalangi seseorang dengan yang lain. Kata ini juga bermakna penutup. Dalam al-Qur’an terjemah Departemen Agama bermakna tabir. Hijab menurut istilah berarti menutup tubuhnya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya, baik berupa dinding, pintu atau pakaian. Hijab dapat juga diartikan menutup aurat, yaitu menutup bagian yang dapat menimbulkan fitnah.

Ulama berselisih pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut, sebagaian ulama menyatakan bahwa QS. Al-Ahzab 53 merupakan landasan hukum perintah menutup seluruh tubuh wanita muslimah termasuk wajah dan tangan. Ulama’ yang lain berpendapat bahwa anjuran berhijab/menutup seluruh tubuh hanya berlaku bagi istri-istri Rasulullah, bertujuan untuk memuliakan dan menjaga mereka agar tidak ada laki-laki lain yang ingin menikahi mereka setelah nabi wafat (Quraish Shihab, 2004).

b. Al-Ahzab 59

         

            

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka U mengulurkan U

jilbabnya U ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Etika berpakaian dan menutup aurat dalam ayat tersebut terletak pada kalimat

ﱠﻦِﻬِﺒْﻴِﺒَﻠَﺟ ْﻦِﻣ ﱠﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ َْﲔِﻧْﺪُﻳ

. Kata Jalabib, merupakan bentuk

jama’ dari kata jilbab. Sebagian ahli bahasa memberikan arti “pakaian yang menutupi kerudung dan baju yang sedang dipakai. Ada juga yang mengartikan baju kurung panjang sejenis jubah. Menurut istilah sekarang adalah kain yang dipakai sebagai penutup kepala kecuali wajah.

Para ulama berselisih pendapat dalam memahami kalimat tersebut, sebagaian ulama menyatakan bahwa perintah mengulurkan jilbab adalah menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan dengan pakaian longgar. Ulama yang lain berpendapat bahwa perintah tersebut bertujuan agar menjulurkan/memanjangkan kerudung hingga menutupi leher dan dadanya (Quraish Shihab, 2004).

Ayat tersebut memberikan isyarat bahwa wanita-wanita pada zaman dahulu telah memakai jilbab tetapi cara memakainya belum sesuai dengan tuntunan yang dikehendaki oleh syariat Islam. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk menjulurkan jilbab mereka (Quraish Shihab, 2007).

c. An Nur ayat 31                                                                                   

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Ayat di atas menjelaskan empat hal yaitu ; a) Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah swt. b) Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram. c) Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. d) Perintah untuk menutupkan khumur ke dada.

Kriteria berpakaian dan menutup aurat dalam ayat tersebut adalah ; Tidak menampakkan perhiasan kecuali yang nampak, menutup kerudung ( ﺮﻤﺧ ) ke leher dan dadanya. Larangan untuk menampakkan perhiasan dalam ayat tersebut terdapat pada kalimat ﻦﻬﺘﻨﻳز ﻦﻳﺪﺒﻳﻻو"

" ﺎﻬﻨﻣﺮﻬﻇﺎﻣﻻإ. Sebagaian ulama memahami bahwa perhiasan yang harus

ditutupi ada dua hal yaitu bersifat fisik yang melekat dibadan, bagian- bagian badan tertentu seperti wajah, rambut, payudara, bentuk tubuh yang seksi dan perhiasan yang diupayakan seperti kalung, gelang dan aksesoris-aksesoris yang lain (Quraish Shihab, 2007).

Pengecualian terhadap hiasan yang boleh diperlihatkan menurut ath-Thahir Ibn Asyur adalah hiasan yang bersifat melekat dibadan dan bila ditutup mengakibatkan kesulitan dalam beraktifitas bagi wanita, seperti wajah, kedua tangan dan kaki (sampai mata kaki). Sedangkan perhiasan yang harus ditutupi diantaranya bagian atas kedua betis, kedua pergelangan tangan, kedua bahu, leher dan bagian atas dada dan kedua telinga (Quraish Shihab, 2004).

Perintah untuk menutup leher dan dada dengan menggunakan

kerudung terdapat pada kalimat " ﻦﺑﻮﻴﺟ ﻠﻋ ﻦﻫرﻮﻤﲝ ﻦﺑﺮﻀﻴﻟو “ . Pada

zaman dahulu, wanita-wanita jahiliah telah menggunakan “khumur” (penutup kepala) tetapi mereka tidak menggunakannya untuk menutupi kepala, mereka membiarkannya melilit dipunggung mereka. Ayat ini, meluruskan kebiasaan-kebiasaan mereka yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan pada latar belakang sejarah masyarat saat itu, maka sebagaian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut merupakan dasar perintah menutup rambut dengan menggunakan kerudung .

d. Hadis Nabi Muhammad saw bersabda :

ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ- ِﻪﱠﻠﻟا ِلﻮُﺳَر ﻰَﻠَﻋ ْﺖَﻠَﺧَد ٍﺮْﻜَﺑ ﻰِﺑَأ َﺖْﻨِﺑ َءﺎَﻤْﺳَأ ﱠنَأ ﺎﻬﻨﻋ ﷲا ﻰﺿر َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ ُءﺎَﻤْﺳَأ ﺎَﻳ » َلﺎَﻗَو -ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ- ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر ﺎَﻬْـﻨَﻋ َضَﺮْﻋَﺄَﻓ ٌقﺎَﻗِر ٌبﺎَﻴِﺛ ﺎَﻬْـﻴَﻠَﻋَو -ﻢﻠﺳو

(Syamilah ; 2007) .« اَﺬَﻫَو اَﺬَﻫ ﱠﻻِإ ﺎَﻬْـﻨِﻣ ىَﺮُـﻳ ْنَأ ْﺢُﻠْﺼَﺗ ْﻢَﻟ َﺾﻴِﺤَﻤْﻟا ِﺖَﻐَﻠَـﺑ اَذِإ َةَأْﺮَﻤْﻟا ﱠنِإ

Aisyah ra berkata bahwa Asma’ putri Abu Bakar ra. Datang menemui Rasulullaj saw. dengan mengenakan pakaian tipis, maka Rasulullah saw. berpaling enggan melihatnya dan bersabda : “ Hai Asma’ sesungguhnya perempuan jika telah haid, tidak lagi wajar terlihat Aisyah ra berkata bahwa Asma’ putri Abu Bakar ra. Datang menemui Rasulullaj saw. dengan mengenakan pakaian tipis, maka Rasulullah saw. berpaling enggan melihatnya dan bersabda : “ Hai Asma’ sesungguhnya perempuan jika telah haid, tidak lagi wajar terlihat

Hadis di atas merupakan dalil yang menjelaskan bahwa seorang wanita muslimah boleh menampakkan wajah dan kedua telapak tangannya. Hal ini juga didukung oleh kondisi saat itu, banyak wanita- wanita zaman nabi yang membuka wajah dan kedua tapak tangannya dihadapan Nabi Muhammad saw, tetapi beliau tidak melarangnya (Quraish Shihab, 2004).

3. Batas – Batas Menutup Aurat Dalam Islam

Para Ulama berselisih pendapat dalam menentukan batas-batas aurat wanita yang boleh ditampakkan, hal ini disebabkan oleh pemahaman mereka terhadap teks Al-Qur’an dan hadis. Menurut mazhab Hanafi, aurat perempuan dalam shalat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.

Aurat wanita muslimah dihadapan pria yang bukan muhrimnya menurut sebagaian ulama adalah seluruh tubuh, termasuk wajah dan telapak tangannya. Sebagaian besar ulama nyatakan bahwa wajah dan telapak tangan bukan termasuk aurat wanita. Yusuf al-Qardhawi dalam memahami surat An-Nur ayat 31, menyatakan bahwa wanita mukminah diperintahkan untuk menutup dan mengulurkan penutup kepalanya sehingga dapat menutup leher dan dadanya kecuali wajah dan telapak tangan. (Yusuf Qardhawi, 1995)

Ibnu Kasir menjelaskan bahwa makna ayat yang berarti “ Kecuali apa yang biasa tampak” (QS. An-Nur 31) adalah wajah, telapak tangan dan kaki. (Ibnu Kasir, 1990). Abu Yusuf juga berpendapat bahwa aurat wanita yang boleh kelihatan adalah wajah, telapak tangan dan sebagaian kaki (sampai mata kaki), karena anggauta badan ini jika ditutup akan menyulitkan para wanita dalam beraktifitas. Pendapat ini juga diikuti oleh Nasihuddin Al Bani.

Dari beberapa batasan Aurat wanita yang boleh dikemukakan oleh beberapa ulama, dapat dipahami bahwa perintah menutup aurat bertujuan agar wanita dapat tampil terhormat, terhindar dari tangan-tangan jahil laki- laki tanpa harus membatasi gerak dan aktifitas mereka. Oleh karena itu berbusana muslim bukan merupakan busana yang ketinggalan zaman, modis tidak dilarang asalkan tidak berlebih-lebihan dan melanggar aturan syari’at Islam.

Dari penjelasan al-Qur’an dan hadis serta pendapat para ulama dapat dirumuskan kriteria busana muslimah yang diajurkan oleh Islam adalah :

1. Tidak ketat

2. Tidak tipis dan trasparan

3. Menutupi seluruh tubuh wanita kecuali wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

4. Tidak menampakkan perhiasan yang berlebihan/tidak glamor / norak.

5. Tetap indah / modis tetapi tidak keluar dari koridor busana muslim .

B. Tingkat Kesadaran Individu dalam Menutup Aurat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.

1. Pengertian tingkat kesadaran individu dalam menutup aurat.

Kesadaran berasal dari kata sadar yang bermakna insaf, merasa, tahu dan mengerti. Kesadaran berarti keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. (Kamus besar B.Indonesia, 1995). Dalam ilmu psikologi, kesadaran didefinisikan sebagai tingkat kesiagaan individu terhadap rangsangan eksternal yakni peristiwa- peristiwa yang ada dilingkungannya, serta rangsangan internal, yaitu ; suasana hati, memori dan pikiran. (http:// www.nias )

Kesadaran, jika dikaitkan dengan hukum, berarti nilai-nilai tertentu yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum, juga berarti pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu diatur oleh hukum. (Kamus Kesadaran, jika dikaitkan dengan hukum, berarti nilai-nilai tertentu yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum, juga berarti pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu diatur oleh hukum. (Kamus

Tingkat kesadaran individu dalam menutup aurat adalah tingkat pengetahuan dan keinsyafan seseorang dalam menutup aurat, serta akibat- akibat yang ditimbulkan, jika ia melakukan atau meninggalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor internal yang mempengaruhi tingkat kesadaran individu

dalam menutup aurat.

Ada beberapa faktor internal (dalam diri) yang mempengaruhi tingkat kesadaran seseorang dalam melakukan suatu tindakan positif diantaranya adalah ;

a. Faktor spiritual. Kekuatan spiritual adalah kemampuan yang bersumber dari suara hati yang terdalam. Kekuatan ini berpegaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melihat sisi positif dari setiap kejadian yang datang. Kekuatan spiritual juga dapat mengarahkan pikiran dan sikap seseorang kepada hal-hal yang positif sesuai nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, tidak dihantui oleh rasa tidak percaya diri, malas, dan

sikap negatif lainnya (http:// www. Ekojalusantosa,com). Faktor ini berperan sangat penting dalam meningkatkan kesadaran untuk menutup aurat. Jika seseorang mempunyai keteguhan hati dalam beragama maka dengan mudah ia menutup aurat dan bangga menunjukkan identitas muslim di depan publik. Ia merasah risih jika auratnya terlihat oleh seseorang yang bukan mahramnya.

b. Motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri individu untuk

melakukan suatu aktifitas tertentu (Sumadi, 2006). Motivasi juga dapat diartikan dengan niat. Tingkat kesadaran seseorang dalam melakukan suatu tindakan positif, sangat dipengaruhi oleh motivasi / niat dalam dirinya. Demikian juga dengan tingkat kesadaran dalam menutup aurat. Jika seseorang memiliki motovasi/niat yang tinggi maka keinginan untuk menutup aurat sesuai dengan aturan agama Islam sangat tinggi juga, ia tidak akan berubah walaupun banyak hal yang merintangi dan mempengaruhinya.

c. Antusiasme. Antusiasme bermakna semangat. Dengan semangat seseorang dapat menciptakan impian yang lebih besar, berusaha memperoleh kemajuan-kemajuan serta mencapai sukses. Semangat dapat terus ditingkatkan dengan mengisi kebiasaan-kebiasaan yang baik dan membangun, misalnya mendengar, membaca, berbicara dan bergaul dengan orang yang baik . Jika seseorang dapat mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup dalam dirinya, maka sikapnya menjadi lebih terarah dan dapat mengambil hikmah dari kehidupan yang dialaminya.

Dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam, semangat yang tinggi sangat diperlukan, termasuk dalam menjalankan ajaran untuk menutup aurat. Mereka yang memiliki kesadaran dan bersemangat untuk menunjukkan identitas Islam, tidak segan untuk memakai pakaian sesuai dengan syari’at Islam, bahkan merasa terpanggil untuk merancang mode pakaian Islami, agar umat Islam tertarik untuk memakainya.

3. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kesadaran dalam

menutup aurat.

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang dalam bertindak, termasuk kesadaran dalam menutup aurat adalah :

a. Faktor keluarga Faktor keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi pembentukan tingkat kesadaran seseorang. Apa yang dilakukan oleh orang tuanya selalu dinilai dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu peran orang tua sangat berpengaruh terhadap karakter anak-anaknya. Faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi sikap seseorang diantaranya ; cara orang tua mendidik, latar belakang orang tua dan relasi antar anggota keluarga.

1) Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik Anak besar pengaruhnya terhadap tingkat kesadaran anak dalam menjalankan ajaran-ajaran agama, perintah menutup aurat. Orang tua yang tidak memperhatikan tingkah laku anak-anaknya karena sibuk bekerja, dapat menyebabkan anak memberontak dan sulit diatur. Begitu juga orang tua yang memanjakan anak-anaknya, selalu membenarkan apa-apa yang dilakukan oleh anaknya, menyebabkan mereka merasa selalu ada yang membelanya, jika hal itu dilakukan terus menerus maka anak akan mudah berbuat sekehendaknya dan sulit untuk mentaati peraturan-peratuan yang dianggap tidak sesuai dengan kemauanya. Demikian juga mendidik dengan cara memperlakukannya terlalu keras, menjadikan anak merasa takut dengan orang tuanya saja, Ia mau melakukan perintah kedua orang tuanya jika mereka ada, tapi bila tidak ada orang tuanya ia tidak mematuhinya.

2) Hubungan antar anggota keluarga Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orang tua dengan anak, selain itu hubungan anak dengan saudaranya 2) Hubungan antar anggota keluarga Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orang tua dengan anak, selain itu hubungan anak dengan saudaranya

3) Suasana rumah Situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga merupakan faktor sangat penting yang dapat mempengaruhi kepribadian anak. Keadaan rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi percekcokan antar angauta keluarga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan anak. Anak akan mudah mencari pelampiasan di luar rumah dan menunjukkan sikap yang bertentangan dengan lingkungannya. Agar kepribadian anak berkembang dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tentram dan aman (Slameto, 2006).

b. Faktor lingkungan pergaulan.

1) Teman bergaul Teman bergaul sangat berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku anak. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri anak, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang buruk akan memberikan pengaruh yang buruk juga. Agar anak memiliki sikap dan tingkah laku yang baik/sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat, perlu diusahakan untuk memiliki teman bergaul yang baik, dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua.

2) Budaya kehidupan di masyarakat. Kehidupan masyarakat di sekitar siswi, berpengaruh terhadap

pembentukan sikap dan tingkah laku anak. Masyarakat yang memiliki kebiasaan yang jelek dan melanggar norma-norma pembentukan sikap dan tingkah laku anak. Masyarakat yang memiliki kebiasaan yang jelek dan melanggar norma-norma

4. Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran seseorang

dalam menutup aurat. Ada beberapa metode yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran seseorang agar mau menutup aurat, diantaranya adalah :

a. Memberikan contoh teladan kepada anak. Contoh praktis yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu dan disertai bimbingan dan arahan dapat mempengaruhi sikap seseorang. Tindakan yang dilakukan oleh tokoh idola anak dapat dengan mudah ditirunya, karena mereka merasa ada ikatan emosional. Dalam menanamkan kesadaran untuk menutup aurat, contoh teladanan dari guru, orang tua, tokoh masyarakat serta tokoh idola anak memiliki peranan yang sangat penting.

b. Memberikan informasi-informasi baru tentang masalah-masalah yang

dihadapi sehingga anak memiliki wawasan yang luas terhadap masalah tersebut. Misalnya ; dalam hal menutup aurat, diberikan informasi baru tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh orang- orang yang tidak mau menutup aurat.

c. Memberikan hadiah dan hukumnan. Hadiah dan hukuman sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang. Hadiah diberikan kepada mereka yang mau melaksanakan peraturan-peraturan yang ada dan hukuman diberikan kepada meremak yang belum mentaatinya. Misalnya, Seseorang yang sudah mau memakai busana muslim kita beri pujian “kamu bertambah cantik dengan berbusana ini”. Pujian tersebut merupakan bentuk perhatian dan hadiah yang dapat merangsang anak untuk terus melakukannya. ( Slameto, 2006 ).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan berbentuk deskriptif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan tentang tingkat kesadaaran siswi MAN Negara untuk menutup aurat dalam kegiatan sehari-hari.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok dalam obyek penelitian. (Suharsimi, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah guru MAN Negara dan seluruh siwi MAN Negara. Dengan perincian sebagai berikut: Guru MAN Negara berjumlah 57 Orang, sedangkan siswi berjumlah 416 orang, terdiri dari ; kelas X 145 orang, kelas XI 139 orang dan kelas XII 132 orang. Guru menjadi populasi dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa mereka sebagai pihak pendidik, pembimbing dan pengamat yang diharapkan dapat memberikan bimbingan dan solusi dalam memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penelitian ini. Siswi MAN merupakan obyek dalam penelitian ini, mereka telah mendapat pengetahuan tentang ajaran menutup aurat namun sebagaian dari mereka belum melaksanakan ajaran tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. (Suharsimi, 1997). Mengingat obyek penelitian berjumlah banyak, maka untuk mempermudah penelitian dan penghematan beaya serta waktu, diambil sampel sebagai wakil dari populasi yang ada.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratifier random sampling. Yaitu teknik pengambilan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratifier random sampling. Yaitu teknik pengambilan

Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa populasi yang diteliti terbagi atas tingkatan-tingkatan (kelas X, XI dan XII), tiap tingkatan memiliki kebiasaan, latarbelakang keluarga, masyarakat dan teman bergaul yang berbeda-beda. Dari tiap-tiap tingkatan, diambil sampel secara acak, sebanyak 20 %. Perkiraan dalam pengambilan sampel ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yaitu :

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25 % atau lebih (Suharsimi, 1997).

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari guru 11 orang dan murid

84 Orang. Dengan Perincian sebagai berikut : Kelas X

: Berjumlah 145 Orang Siwi berbusana muslimah berjumlah 86 orang x 20/100 = 17 orang Siwi tidak berbusana muslimah berjumlah 59 orang x 20/100 = 12 orang Kelas XI

: Berjumlah 139 orang Siswi berbusana muslimah berjumlah 87 orang x 20/100 = 18 orang Siswi tidak berbusana muslimah berjumlah 52 orang x 20/100 = 11 orang Kelas XII

: Berjumlah 132 orang Siswi berbusana muslimah berjumlah 86 orang x 20/100 = 17 orang Siswi tidak berbusana muslimah berjumlah 46 orang x 20/100 = 9 orang

Klasifikasi dalam pengambilan sampel ini berdasarkan penelitian pendahuluan melalui pengamatan dan kuesioner sederhana terhadap siswi MAN Negara, tentang kebiasaan mereka dalam berbusana muslimah.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan sebagai berikut ;

1. Angket. Obyek angket adalah siswi MAN Negara kelas X, XI dan XII yang dipilih berdasarkan pengelompokan siswi yang berbusana muslim dan tidak berbusana muslim, tiap-tiap kelas diambil secara acak 1. Angket. Obyek angket adalah siswi MAN Negara kelas X, XI dan XII yang dipilih berdasarkan pengelompokan siswi yang berbusana muslim dan tidak berbusana muslim, tiap-tiap kelas diambil secara acak

2. Intervew (wawancara). Obyek interview adalah Guru MAN Negara. Data yang dapat digali adalah, Solusi/cara-cara yang dapat digunakan untuk menyadarkan siswi MAN Negara agar mau menutup aurat diluar kegiatan sekolah.

3. Dokumentasi. Data yang dapat diperoleh dengan teknik ini adalah jumlah siswi dan guru MAN Negara.

D. Teknik dan Analisa Data.

1. Teknik Pengelolaan Data. Setelah data terkumpul, maka dilakukan proses pengumpulan data sebagai berikut :

a. Editing , ialah memeriksa hasil angket yang telah dilaksanakan.

b. Koding, yaitu mengklasifikasi kode-kode pada masing-masing jawaban responden.

c. Tabulating, menyusun data secara tepat lalu dimasukkan dalam bentuk tabel.

2. Analisi Data. Untuk mengetahui tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam menutup aurat dan faktor-faktor mempengaruhinya, digunakan analisa data diskripsi kwalitatif dan dikuatkan dengan prosentase hasil angket untuk siswa, dengan rumus “ F / N x 100 “ F adalah Jumlah frekwensi jawaban responden, N adalah jumlah seluruh responden.

Sedangkan untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan agar siswi MAN Negara mau menutup aurat diluar kegiatan sekolah, digunakan analisa kwalitatif hasil wawancara dengan Guru.

E. WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan September tahun 2010, dengan jadwal penelitian sebagai berikut :

Bulan / Minggu ke N

September o

Kegiatan

Agustus

1 Penyusunan Proposal Penelitian

2 Penyusunan instrument

3 Penelitian pendahuluan

4 Penentuan sampel

5 Penyebaran angket

6 Wawancara

7 Analisa data

8 Pembuatan draf laporan

9 Penyempurnaan laporan

10 Penggandaan laporan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Tingkat Kesadaran Siswi MAN Negara untuk Menutup Aurat Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berdasarkan hasil prosentase tentang Tingkat Kesadaran Siswi MAN Negara Untuk Menutup Aurat Dalam Kehidupan Sehari-hari diperoleh hasil sebagai berikut:

Sebagian besar dari siswi MAN Negara memakai busana muslimah di luar kegiatan sekolah. hal ini diperoleh dari hasil angket, 61,90 % menjawab sering dan 38,10 % kadang-kadang. 61,90 % memakai busana muslim tiap hari dan 38,10 % hanya memakai pada saat acara keagamaan.

Siswi yang memakai busana muslimah merupakan siswi yang telah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap ajaran menutup aurat. hal ini dapat dilihat dari hasil angket, 94,23 % siswi menjawab dengan kesadaran sendiri, 5,77 % karena anjuran orang tua.

Sebagaian besar siswi MAN Negara menggunakan busana muslimah sesuai dengan ajaran Islam baik jilbab maupun model baju yang mereka gunakan, walaupun ada sebagaian dari mereka ada yang memakai pakaian agak ketat, hal ini diperoleh dari hasil angket, 100 % menggunakan jilbab yang menutupi dada, sedangkan 0 % memakai jilbab di atas dada dan jilbab yang dimasukkan dalam krah baju, 53,85 % menggunakan baju besar dan tidak ketat, 46,15 % agak ketat.

Hasil angket tentang pemakaian perhiasan bagi mereka yang berbusana muslimah adalah 76,92 % menjawab hanya memakai pin atau bros saja, 15,39 % menjawab memakai bros, kalung dan gelang, 7,69 % memakai bros, kalung, cincin dan gelang, hal ini menandakan bahwa sebagian besar tidak berlebihan dalam menampakkan perhiasan, mereka hanya memakai seperlunya saja, hanya sebagaian kecil dari mereka yang menampakkan perhiasan berlebihan.

Siswi MAN Negara banyak yang mengikuti trend mode busana muslimah hal itu dapat diketahui dari hasil prosentase angket, 71,15 % Siswi MAN Negara banyak yang mengikuti trend mode busana muslimah hal itu dapat diketahui dari hasil prosentase angket, 71,15 %

Adapun mereka yang tidak memakai busana muslimah diluar kegiatan sekolah, Mayoritas tetap memakai pakaian dalam batas-batas kesopanan. Hal ini dapat diketahui dari hasil angket, 31,25 % mereka memakai baju panjang serta rok/celana panjang, 62,50 % memakai baju/kaos pendek dan celana panjang, Sedangkan mereka yang memakai baju/kaos pendek dan ketat serta celana pendek hanya 6,25 %. Sebagian besar dari mereka menggunakan bahan pakaian yang tidak tembus pandang (transparan), hal ini dapat diketahui dari hasil angket, 3,13 % katun dan kaos 96,88 %.Sedangkan yang memilih menggunakan kain kaca ( transparan) 0 %.

Mereka yang tidak memakai busana muslimah memiliki berbagai alasan yaitu 75 % merasa belum siap karena belum bias menjaga kelakuan mereka dan 25 % mempunyai alasan lain diantaranya belum ada keinginan, merasa belum terbiasa menggunakan baju muslimah, merasa gerah (kepanasan), dan belum mantap.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesadaran Siswi MAN

Negara dalam Menutup Aurat.

1. Faktor internal (faktor dalam diri siswi)

Faktor spiritualitas sangat mempengaruhi tingkat kesadaran siswi dalam menutup aurat, mereka yang memakai busana muslimah memiliki kekuatan spiritualitas yang sangat tinggi, hal ini dapat diperoleh dari hasil angket, 65,38 % menjawab terpanggil untuk menjalankan syariat Islam, 34,62 % menjawab bangga menampilkan identitas Islam.

Mereka yang memakai busana muslimah memiliki motivasi yang sangat tinggi dalam menjalankan ajaran menutup aurat, hal ini dapat Mereka yang memakai busana muslimah memiliki motivasi yang sangat tinggi dalam menjalankan ajaran menutup aurat, hal ini dapat

Semangat mereka dalam memakai busana muslimah sangat tinggi bahkan mereka ingin mengajak dan mempengaruhi teman-teman mereka agar mau memakainya, hal ini dapat diketahui dari hasil angket, 67,31 % menjawab sangat ingin mengajak teman-temannya untuk memakai busana muslimah dan 30,77 % menjawab merasa ingin mengajak mereka.

Pada umumnya mereka yang tidak memakai busana muslimah memiliki kekuatan spiritualitas yang rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket, 21,88 % menjawab merasa tidak bersalah, 71,88 % menjawab kadang-kadang merasa bersalah.

Mereka yang tidak memakai busana muslimah memiliki motivasi yang rendah dalam menjalankan ajaran Islam, hal ini dapat dilihat dari hasil angket, 96,88 % menjawab belum ada kemantapan hati, 3,12 % menjawab masih ingin menikmati kehidupan bebas.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar)

a. Lingkungan keluarga

Hasil angket tentang lingkungan keluarga siswi yang memakai busana muslimah adalah 67,31 % keluarga mereka selalu memakai busana muslimah, 30,77 % kadang-kadang memakai busana muslimah dan 1,92 tidak memakai. Adapun Hasil angket dari lingkungan keluarga siswi yang tidak memakai busana muslimah adalah 9,38 % mereka selalu memakai busana muslimah, 87,50 % kadang-kadang memakai busana muslimah dan 3,12 % tidak memakai.

Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kesadaran siswi untuk memakai busana muslimah. Mereka yang berbusana muslimah sebagaian besar berada dalam keluarga yang berbusana muslimah. Sedangkan mereka yang tidak berbusana Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kesadaran siswi untuk memakai busana muslimah. Mereka yang berbusana muslimah sebagaian besar berada dalam keluarga yang berbusana muslimah. Sedangkan mereka yang tidak berbusana

Bimbingan orang tua sangat mempengaruhi tingkat kesadaran siswi dalam memakai busana muslimah, mereka yang memakai busana muslimah pada umumnya orang tua mereka memberikan bimbingan agar mau menjalankan syari’at Islam. Sedangkan mereka yang tidak memakai busana muslimah kurang mendapatkan bimbingan dari orang tua mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tentang anjuran orang tua untuk memakai busana muslimah. bagi siswi yang memakai busana muslimah, 82,69 % menjawab sering, 11,54 % menjawab kadang-kadang, 5,77 % menjawab tidak pernah. Sedangkan siswi yang tidak memakai busana muslimah, 37,50 % sering, 56,25 % menjawab kadang-kadang dan 6,25 % tidak pernah.

Bimbingan anggauta keluarga yang lain juga mempengaruhi tingkat kesadaran mereka dalam memakai busana muslimah, Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tentang anjuran saudara untuk berbusana muslimah. Bagi siswi yang berbusana muslimah, 44,23 % menjawab sering, 48,08 % menjawab kadang-kadang dan 7,69 % menjawab tidak pernah. Sedangkan siswi yang tidak memakai busana muslimah, 21,88 % menjawab sering, 56,25 % menjawab kadang-kadang, 21,88 % menjawab tidak pernah.

Hasil angket tentang kebiasaan masyarakat dalam berbusana muslimah dilingkungan siswi yang memakai busana muslimah adalah 23,08 % menjawab selalu memakai, 57,69 % kadang-kadang, 19,23 % tidak memakai. Sedangkan siswi yang tidak memakai busana muslimah, 0 % menjawab selalu memakai, 40,63 % menjawab kadang- kadang, 59,38 % menjawab tidak memakai. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat dilingkungan siswi ikut mempengaruhi tingkat kesadaran mereka dalam memakai busana muslimah.

Teman bergaul juga mempengaruhi tingkat kesadaran siswi dalam berbusana muslimah, mereka yang memakai busana muslimah, mayoritas memiliki teman yang memakai busana muslimah. Sedangkan mereka yang tidak memakai busana muslimah, semua teman mereka jarang memakai busana muslimah. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket tentang teman-teman mereka yang memakai busana muslimah, 40,38 % menjawab selalu, 46,15 % kadang-kadang dan 13,43 % tidak memakai. Siswi yang tidak memakai busana muslimah, 3,13 % selalu memakai, 71,88 % kadang-kadang dan 25 % tidak memakai.

C. Cara – Cara yang ditempuh agar Siswi MAN Negara Menutup Aurat Sesuai dengan Ajaran Islam.

Berdasarkan kajian teori dan hasil wawancara dengan guru-guru MAN Negara ditemukan cara-cara yang ditempuh dalam menanamkan tingkat kesadaran siswi untuk menutup aurat yaitu :

1. Tauladan dari guru. Guru merupakan figur yang dijadikan panutan oleh siswi, oleh karena itu tauladan disertai bimbingan dan arahan berperan sangat penting dalam meningkatkan kesadarn siswi dalam menutup aurat. Penjelasan dan teori saja tidak cukup jika tidak disertai dengan praktek. Apa yang di dijelaskan atau dianjurkan oleh guru, sulit untuk diterima oleh anak didik jika mereka yang menganjurkan tidak melaksanakannya.

2. Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat. Memberikan informasi tentang pentingnya menutup aurat ditinjau dari segi agama maupun kesehatan sangat diperlukan. Dari segi agama, penjelasan tentang pentingnya menutup aurat dari guru agama dan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dengan dikemas melalui media yang menarik, Penyampain informasi pentingnya berbusana muslimah dapat dilakukan oleh guru bidang studi penjaskes, biologi atau guru yang lain dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.

3. Perhatian dari pihak sekolah Perhatian dari pihak sekolah sangat diperlukan dalam meningkatkan kesadaran siswi untuk berbusana muslimah, perhatian dapat diwujudkan dengan mendata siswi yang tidak memakai busana muslimah, dan dilakukan wawancara untuk mengetahui alasan mereka tidak memakai busana muslimah, serta memberikan bimbingan secara intensif agar mereka sadar.

4. Pemberian hadiah dan Teguran/Sanksi. Pemberian hadiah dan teguran atau sang si sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kesadarn untuk menutup aurat. Hadiah merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang telah memakai busana muslimah, hadiah bisa berupa pujian atau berupa penobatan putri berbusana muslimah MAN Negara dan diumumkan pada saat acara-acara tertentu. Bagi mereka yang belum memakai busan muslimah diberikan teguran dan sanksi. Pada tahap pertama mereka diberikan teguran secara lisan oleh guru, wali kelas atau Guru BP, jika mereka belum berubah pihak sekolah memberikan tembusan kepada orang tua agar menyarankan anaknya memakai busana muslimah, jika masih belum berubah, pihak sekolah memberikan surat panggilan kepada orang tua.

5. Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang trendi dan memenuhi kriteria agama Islam, melalui pemutaran CD Room peragaan busana muslimah dan cara-cara memakai jilbab, melalui majalah atau tabloid-tabloid yang memuat mode-mode busana muslimah. Jika memungkinkan merancang mode busana muslimah yang sesuai dengan ketentuan agama Islam, trendy, simple cara memakainya, cocok disemua suasan, tidak menganggu gerak dan diminati remaja.

6. Perhatian khusus dari orang tua dan pandai dalam memilih teman. Peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan anaknya untuk memakai busana muslimah,demikian juga teman yang baik akan berpangaruh baik juga pada diri siswa, karena sebagian besar waktu siswa berada di lingkungan keluarga dan masyarakat (lingkungan teman sejawat).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagaian besar siswi MAN Negara telah memiliki kesadaran yang tinggi

dalam menutup aurat baik dalam kegiatan sekolah maupun diluar sekolah. Busana muslim yang mereka pakai telah sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan tidak ketinggalan mode. Mereka yang tidak memakai busana muslimah diluar kegiatan sekolah, mengenakan pakaian yang masih dalam batas-batas kesopanan.

2. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesadaran siswi MAN Negara dalam menutup aurat yaitu ; faktor internal meliputi kekuatan spiritual, motivasi dan antusiasme (semangat) dalam menjalankan ajaran Islam. Diantara faktor internal yang paling berpengaruh adalah faktor kekuatan spiritual. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, kebiasaan masyarakat, dan teman sebaya. Diantara faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga. Mereka yang memiliki lingkungan keluarga, yang terbiasa memakai busana muslimah, tingkat kesadarn mereka dalam berbusana muslimah tinggi, begitu juga sebaliknya.

3. Beberapa solusi yang ditempuh untuk meningkatkan kesadaran siswi yang belum memakai busana muslim adalah: (1) Tauladan dari guru, (2) Memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menutup aurat, (3) Perhatian dari pihak sekolah, (4) Pemberian hadiah dan teguran, (5) Memberikan informasi tentang mode-mode busana muslimah yang memenuhi kriteria agama Islam dan disukai remaja, (6) Perhatian khusus dari orang tua.

B. Saran

1. Penelitian tentang tingkat kesadaran siswi MAN Negara untuk menutup

aurat dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan syi’ar Islam secara sederhana, oleh karena itu penelitian ini perlu dikembangkan lebih luas agar mendapat hasil yang maksimal.

2. Penelitian ini belum mengkaji bentuk mode pakaian Islami yang digemari

para remaja, oleh karena itu masih terbuka peluang bagi peneliti lain.

DAFTAR PUSTAKA