Perkembangan Individu dari aspek emosi

PERASAAN DAN EMOSI

PERASAAN
Perasaan atau dalam istilah lain disebut "Renjana" adalah gejala psikis
yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan pertiepsi dan
thalami sebagai rasa senang¬tidak senang, sedih-gembira d alam
berbagai derajat dan tingkatannya.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang herbeda
walaupun menghadapi stimulus yang sama. Kualitas perasaan ditentukan
oleh perasaan senang-tidak senang, gembira sedih, dan simpati-antipati.
Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai keadaan dari diri individu
pads suatu scat, misalnya seseorang merasa terharu melihat banyaknya
warga masyarakat yang lertimpa musibah kebanjiran.
Pengertian
Menurut Maramis (1999), "Perasaan adalah nada perasaan
menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
herlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik".
Perasaan adalah "Sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang dihayati
secara senang atau tidak senang". .
Contoh:
• Perasaan menyenangkan: senang, bangga, kasih sayang, gembira,

enak, lezat, keindahan, dan ketenangan.
• Perasaan tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, kacau, mual,
dan busuk.
Menurut Kartono K. (1996), "Perasaan atau renjana adalah reaksi rasa dari
segenap organisme psiko-fisik manusia". Sedangkan menurut Abu Ahmadi
(1983), "Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa
kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam
hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif'.
Ciri-Ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi
suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu,
antara sate individu dengan individu yang lain tidak ada yang memiliki
perasaan yang persis sama. Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya
persepsi.
Contoh:
• Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim
sepakbola favoritnya menang.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena


memikirkan trauma masa lalu.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan senang dan damai karena
menghayati lagu kesayangannya lewat VCD.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
• Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang
bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol
gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih karena tim favoritnya
kalah.
• Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah,
si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak
senang.
Contoh:
• Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya balk.
• Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya
tidak jelas.

Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Perasaan
a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.

Contoh:
• Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang
sehat.
• Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami
suatu perasaan.
Contoh:
• Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
• Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
• Individu yang kepribadiannya mudah marah.
• Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana
hati, individu yang
sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang
yang normal.
.
Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal
sebagai berikut. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding
tanggapan, fantasi, dan ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan

a. saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat
dibanding perasaan yang timbul tatkala pal itu sudah menjadi kenangan.
b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap
intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan
pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih

intens daripada mendengar suara gaduh.
c. Intensitas dipengaruh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan
saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang,
begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang
atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang
berulang¬ulang membosankan, perasaannya tidak senang dibanding
pada saat pertama kali memutar VCD tersebut.
Dimensi Perasaan
Menurut Wund
Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan
itu memiliki 3 dimensi, yaitu:
a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa
senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang

pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena
pelayanannya jelekj
b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami
individu disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena
diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai
menari-nari.
c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih
dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Contoh:
• Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan ke Sl
Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
• Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya
betul-betul gembira sekali.
Menurut Stem
Sebagaimana dipaparkan oleh Bimo Walgito (1989), yang menyebutkan
bahwa dimensi perasaan adalah:
a. Perasaan present, yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi
aktual atau yang sedang terjadi, misalnya saya merasa senang karena
scat ini anak saya bisa kuliah di Akademi Keperawatan.
b. Perasaan yang menjangkau maju, yaitu perasaan yang masih dalam

pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila kelak anak saya
menjadi seorang dokter.
c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya merasa
sedih apabila mengingat masa lampu, sewaktu masih anak-anak yang
penuh derita.
Jenis Perasaan
Menurut Max Scheler
Kartini Kartono (1996) mengemukakan bahwa menurut Max Scheler,
perasaan itu ada 4 macam, yaitu:

a. Perasaan pengindraan/indriawi atau tingkat sensoris, yaitu perasaan
yang berhubungan dengan beberapa pengamatan pengindraan, atau
rangsangan jasmaniah, misalnya rasa nyeri, panas, dingin, pahit, asin,
geli, dan bau.
b. Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
fungsi hidup atau kondisi jasmaniah, pencernaan makanan, pernapasan
dan peredaran darah, termasuk juga perasaan insting, misalnya rasa
lelah, segar, capek, haus, lapar, kurang enak badan, dan lesu.
c. Perasaan kejiwaan atau psikis, yaitu perasaan yang dapat diberi
motivasi, misalnya rasa gembira, susah, sedih, takut, kecewa, simpati,

bend, bahagia, tertekan, antipati, dan senang.
d. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
keseluruhan kepribadian, penilaian, diri dan harga diri, misalnya perasaan
harga din, perasaan percaya diri, putus asa, dan perasaan puas.
Menurut Kohnstam
Bimo Walgito (1986) juga men,uraikan pendapat Kohnstamm bahwa
macam perasaan, yaitu:
melalui alat indra, misalnya pengamatan pengecapan, pengamatan bau,
pengamatan pendengaran, dingin, papas, dap nyeri. Adapun yang
termasuk ke dalam perasaan ini adalah lapar, haus, sakit, dap lelah.
b. Perasaan kejiwaan, dibedakan menjadi:
• Perasaan intelektual-Intelektual atau pikiran berasal dari bahasa Yunani,
artinya intellect, yaitu perasaan yang timbul atau menyertai pekerjaan
intelek dap memperkuat dorongan pengetahuan atau perasaan yang
timbul atau menyertai apabila individu dapat memecahkan suatu
persoalan/penemuan baru sebagai hasil kerja dari sudut intelektual.
Contoh:
• Dapat memecahkan soal hitungan.
• Memahami suatu pelajaran.
• Tidak memahami suatu pelajaran.

• Perasaan kesusilaan atau perasaan etis-Etis berasal dari bahasa Yunani
ethica, yaitu perasaan yang timbul apabila individu menghayati hal-hal
yang baik atau buruk, menurut norma-norma kesusilaan. Ukurannya
adalah kata hati, hati nurani, atau conscience.
Contoh:
I . Berbuat sesuatu yang baik, kata hati kita adalah sesuai dengan
norma¬norma yang dijunjung. tinggi oleh masyarakat, misalnya seorang
perawat dalam mengabdikan dirinya semata-mata karena panggilan jiwa
dap kemanusiaan adalah perbuatan yang mulia.
2. Berbuat sesuatu yang buruk, kata hati kita adalah bertentangan
dengan norma masyarakat, misalnya ucapan seorang perawat sangat
menusuk hati pasien yang dirawatnya.
• Perasaan keindahan atau aesthetica-Yaitu perasaan yang timbul apabila
individu mengamati sesuatu yang indah atau jelek. Ukuran perasaan
keindahan adalah cita rasa, yaitu ukuran yang dipergunakan pada waktu

menganggap sesuatu indah atau jelek. •
Contoh:
• pemandangan di daerah Baturaden sangat indah.
• Arsitektur Candi Prambanan sangat indah dan bermutu tinggi.

• Betisnya indah bagaikan betis belalang.
Cita rasa dipengaruhi oleh:
1. Umur, yaitu semakin meningkat usia, cita rasa semakin berkembang.
2. Lingkungan hidup di sekitar kita, misalnya cita rasa musik antara suku
bangsa satu dengan yang lain berbeda.
3. Mode yang sedang digemari saat itu. Apa yang dianggap bagus pada
masa lalu, mungkin sekarang sudah ketinggalan zaman.
• Perasaan kemasyarakatan atau sosial-Yaitu perasaan yang timbul dalam
diri individu, berkaitan dengan interaksi individu dengan orang lain. Dalam
perasaan kemasyarakatan dapat berupa perasaan individu terhadap
orang lain dap pengalaman individu dengan orang lain.
Contoh:
Simpati, empati, antipati, cinta, bend, persahabatan, permusuhan,
cemburu, iri hati, persatuan dan kesatuan, egoisme atau mementingkan
din sendiri, altruisme atau mementingkan orang lain, perasaan
kebangsaan, dap chauvinisme.
• Perasaan harga diri-Yaitu perasaan yang menyertai harga diri individu.
Perasaan memiliki harga din tinggi apabila orang mendapatkan
penghargaan, sukses, atau sebaliknya, harga diri rendah apabila dalam
kehidupan gagal.

Contoh:
• Seseorang memiliki harga diri setelah usahanya berhasil dap
berkembang baik.
• Seorang mahasiswa memiliki harga din' yang tinggi karena menjadi
bintang kampus.
• Seorang mahasiswa tidak memiliki harga diri karena kuliahnya kandas di
tengah jalan dap sekarang jadi pengangguran.
• Perasaan ke Ketuhanan-Yaitu perasaan yang menyertai kepercayaan
kepada Sang Pencipta (Tuhan yang Maha Esa) sebagai bentuk perasaan
tertinggi, terdalam, mulia, dan teragung pada manusia. Perasaan ini
membawa individu untuk berbuat baik, berbuat sholeh, melakukan
perbuatan luhur, dan perbuatan suci. Perasaan lain, misalnya takjub
terhadap kebesaran Tuhan, tawakal, tak kuasa, dan pasrah.
Secara umum
Secara umum macam perasaan meliputi perasaan kejasmanian (perasaan
pengindraan dan perasaan vital atau biologis) dan perasaom kejnvaan
(perasaan ketuhanan, kesusilaan, keindahan, kemasyarakatan [sosial],

harga diri, dan intelektual).
EMOSI

Emosi dan motif merupakan perasaan yang mendasar, yang memiliki
hubungan erat dan keduanya dialami individu. Emosi dapat mengarahkan
perilaku individu seperti halnya motif dasar dan dapat menyertai perilaku
termotivasi. Perbedaan emosi dan motif adalah:
a. Emosi dibangkitkan oleh peristiwa eksternal, sedangkan motif oleh
peristiwa internal.
b. Emosi dibangkitkan oleh beberapa stimuli, sedangkan motif
dibangkitkan oleh stimulus yang spesifik.
Pengertian
Emosi adalah "Manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai banyak
komponen fisiologik dan biansannya berlangsung tidka lama" (Maramis,
1990). Emosi adalah "Suatu keadaan perasaan yang telah mielampaui
batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin
terganggu" (Bimo Walgito, 1989). Sebagai contoh: ketakutan, kecemasan,
depresi, dan kegembiraan.
Emosi dan Gejala Kejasmanian
Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian.
Apabila individu mengalami emosi, dalam diri individu itu akan terdapat
perubahan¬perubahan dalam kejasmanian, misalnya ketakutan maka
gejala kejasmanian yang tampak adalah muka pucat, dan jantung
berdebar-debar.
Komponen Emosi
Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari:
a. Respons atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem
otomatik, misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar.
b. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif
atau negatif, misalnya saya gembira sekali dapat diterima di Fakultas
Kedokteran.
c. Ekspresi wajah-Apabila Anda merasa bend pada seseorang, mungkin
akan mengerutkan dahi atau kelopak mata menutup sedikit.
d. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau
gembira hingga meneteskan air mata.
Rangsangan dan Emosi
Suatu emosi yang kuat dapat memengaruhi perubahan fisiologis.
Seseorang yang sedang marah atau ketakutan dapat memengaruhi
debaran jantung, pernapasan, aktifnya kelenjar keringat, merinding,
sekresi air liur meningkat, dan mungkin kadar gula darah meningkat.
Teori Emosi

Teori ini untuk menjawab pertanyaan, apakah hubungan emosi dengan
gejala kejasmanian. Apakah emosi yang menimbulkan gejala kejasmanian
ataukah justru sebaliknya. Menurut Bimo Walgito (1989), teori emosi
sebagai berikut.
a. Teori sentral-Dikemukakan oleh Cannon. Menurut teori ini, gejala
kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami individu,
misalnya: Orang yang marah gejala kejasmaniannya meliputi jantung
berdebar, pernapasan cepat, dan mata merah.
b. Teori Perifer-Dikemukakan oleh James-Lange. Teori ini merupakan
kebalikan dari teori sentral. Gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi
yang dialami individu, tetapi emosi merupakan akibat gejala kejasmanian.
Menurut teori ini, orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya, is
susah karena menangis. Berdasarkan penelitian Sherrington dan Cannon,
dikatakan bahwa pada umumnya teori perifer tidak tepat, dan
menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat perifer, bukan yang bersifat
sentral.
c. Teori Kepribadian-Dikemukakan oleh J. Linchoten. Teori ini mengatakan
bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, ketika pribadi tidak dapat
dipisah-pisahkan, antara jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang
terpisah.

AFEK DAN EMOSI
Ak f'ek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak
bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi
jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa
cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang
berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
• Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, clan membanting
benda dari sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat, dan
gemetar.
• Anak yang fidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan
sampai pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.
Jenis Gangguan Afek dan Emosi
Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek-aspek
yang lain pada manusia (proses berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan)
saling memengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia itu pada
suatu waktu.
Jenis gangguan afek dan emosi
a. Depresi atau melankolis
• Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna,
gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang
patologis.

• Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau
dingin, TD dan Pols turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi
atau kegelisahan.
b.K ecemasan (ansietas):
• Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak
aman, takut, dan lekas terkeiut.
• Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras),
keringat dingin pada telapak tangan, TD meninggi, peristaltik bertambah.
Kecemasan dapat berupa:
• Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety)-Tidak ada
hubungannya dengan pikiran.
• Agitasi-Kecemasan yang disertai dengan kegelisahan motorik yang
hebat.
• Panik-Serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan,
kebingungan, dan hiperaktivitas yang tidak terorganisasi.
• Eforia-Rasa riang, gembira, senang, dan bahagia yang berlebihan.
• Anhedonia-Ketidakmampuan merasakan kesenangan.
• Kesepian-Merasa dirinya ditinggalkan.
• Kedangkalan-Kemiskinan afek dan emosi.
• Afek dan emosi yang tak wajar (tak 'patut atau tak wajar)-Tertawa
terkikih-kikih waktu wawancara.
• Afek dan emosi yang labil-Tiba-tiba marah-marah atau menangis.
• Variasi afek dan emosi sepanjang hari-Perubahan afek dan emosi mulai
sejak pagi sampai malam hari, misalnya pada psikosis-manik depresif,
depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi lebih ringan pada sore
hari.
• Ambivalensi-Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama
terhadap suatu objek, hal, atau orang.
• Apatis--Berkurangnya afek dan emosi terhadap semua hal dengan
disertai rasa terpencil dan tidak peduli. Dapat diartikan pula sebagai
menurunnya kesadaran.
• Amarah-Kemurkaan atau permusuhan, yang ditandai sifat agresif.
Sakit Mental karena Gangguan Emosi
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri secara
emosional karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar.
Sakit mental karena gangguan emosi antara lain:
a. Neurosis cemas-Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan
individu. Kecemasan tidak ada kaitannya dengan benda atau keadaan,
tetapi mengambang bebas.
Gejalanya: .
• Faktor somatik, misalnya napas sesak, dada tertekan, kepala seperti
mengambang,
linu, lekas
capek, keringat dingin, dan palpitasi.

• Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara
cepat
terputus-putus.
b. Neurosis histerik-Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki.
Gejalanya: Kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia,
analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state.
c. Neurosis fobik-Adanya perasaan takut yang.berlebihan terhadap benda
atau keadaan, yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.
d. Neurosis depresi-Gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat
berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan
tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya:
• Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah,
apatis, dan bicara pelan.
• Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa,
malas bergaul dan frekuensi bekerja berkurang, tidak mampu mengambil
keputusan, lekas lupa, dan timbul pikiran untuk bunuh diri.

proses
menumbuhkembangkan
peproses
menumbuhkembangkan
pengetahuan dan/atau
keterampilan,
dengan/melalui pengalaman,
pengamatan, mencoba
melakukan,
praktek/latihan, proses
menumbuhkembangkan

pengetahuan dan/atau
keterampilan,
dengan/melalui pengalaman,
pengamatan, mencoba
melakukan,
praktek/latihan,ngetahuan
dan/atau keterampilan,
dengan/melalui pengalaman,
pengamatan, mencoba
melakukan,
praktek/latihan,