Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Kisah Keluarga | Makalah Dan Jurnal Gratis

(1)

 

        

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA POKOK

BAHASAN KISAH KELUARGA TENTANG ANAK

YANG BIJAK DAN YANG BEBAL DIKELAS III

(Studi Kasus : SD Negeri 060883 Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012)

Deliana Sitorus

Guru Sekolah SD Negeri 060883 Medan Petisah Jl. Kejaksanaan Ujung No. 37 Medan

http://www.inti-budidarma.com // Email: deliana_sitorus@gmail.com

Abstrak

Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi.

Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.Menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator.

Kata Kunci : Metode Inkuiri, Pendidikan Agama, Siswa SD 1. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidunya. Proses belajar itu terjadi karena ada interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Slameteo mengatakan : belajar itu merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu proses tingkah laku yang baru secara keseluruhan. D.L.Baker mengatakan :belajar adalah membiasakan diri karena belajar merupakan suatu yang amat penting bagi setiap orang,khususnya anak didik, maka diharapkan para peserta didik dapat mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar itu dalam kondisi dan situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan. Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan suatu hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan.

Tugas guru yang paling utama adalah mengajar untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran Agama. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, Teknik mengajar yang masih relative monoton. Sejauh ini pembelajaran Agama dikelas mayoritas masih

menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi.

Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Di berikan contoh dan di berikan latihan soal-soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk manusia mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.


(2)

 

        

Memperhatikan uraian diatas yang sama dialami juga oleh siswa SD Negeri 060883, Siswa masih merasa kesulitan, Takut dan kurang berani bertanya terhadap hal-hal yang belum di pahami, Sementara itu peneliti kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran Agama akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah di tentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengolahan kelas yang menarik dalam menemukan konsep.

Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.Menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator. 1.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran melalui implementasi pembelanjaran siswa kelas ISD Negeri 060883 ?

2. Bagaimana Memuji Allah melalui Nyanyian siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan ?

3. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883 melaui implementasi pembelajaran ?

4. Bagaimanakah respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883 ?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran melalui implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883.

2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas I SD Negeri 060883.

3. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883.

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat bermanfaat, baik siswa, guru, maupun guru lain.

a. Bagi siswa

Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan meningkatkan pemahaman dalam proses pambelajaran dikelas III SD Negeri 060883 Medan.

b. Bagi guru

Dapat meningkatkan keterampilan pengembangan pendekatan, metode atau model dalam proses pembelajaran dikelas.

c. Bagi guru lain

Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian dan menumbuhkan minat untuk melakukan penelitan

2. Landasan Teori Dan Pengajuan Hipotesis 2.1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran ini didefinisikan oleh Usman (1993:124) adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis,analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan antara lain : siswa memahami benar bahan pelajaran, meltih siswa beljar dengan mandiri,siswa dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbegai konteks, dan menimblkan rasa puas bagi siswa juga menambah kepercayaan pada diri sendiri menjadi penemu.

Model inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Menurut Piaget dalam Sofan (2010:103) mengatakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis logis, dan analisis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuan engan penuh percaya diri.

Sementara itu, Trowbridge (1990) dalam (Putrayasa,2001) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah – masalah, Merumuskan hipotesis, Merancang eskperimen, Menemukan data, Dan menggambarkan kesimpulan masalah – masalah tersebut. Hal ini senada dikatakan oleh Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery, Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, Misalnya merumuskan masalah, Merancang eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisis data, Menarik kesimpulan, Menumbuhkan sikap objektif, Jujur, Hasrat ingin tahu, Terbuka dan sebagainya.

Berdasarkan definisi – definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses


(3)

 

        

yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, Merancanakan eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisi data, Dan menarik kesimpulan. Jadi, Dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, Siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, Yaitu teliti, Tekun/ulet, Objektif/jujur, Kreatif, Dan menghormati pendapat orang lain.

2.2. Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Ajar

Tingkatan pemahaman pembelajaran anak baru berada ditahap tahu dan hafal tetapi dia belum tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Menurut Kamus Webster bahwa pemahaman siswa dalam mendapat materi adalah dari intelek yang berarti kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti.

Istilah intelegensi telah banyak digunakan, terutama didalam bidang psikolog dan pendidikan, namun secara defenitif istilah itu tidak mudah dirumuskan.Singgih Gunarsa mengatakan dengan rumusannya bahwa intelegensi sebagai berikut :

1. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memugkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul. 2. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku

tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku.

3. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambah-nya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.

Uraian diatas mengungkapkan bahwa makna intelegensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang dimaksudkan dalam intelek, yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berfikir.

2.3. Pengertian Kreativitas

S.C. utami Munandar (1992) dalam bukunya mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah, Merumuskan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, Berdasarkan data, Informasi atau unsur – unsur yang ada. Selanjutnya dalam belajar kreatif siswa terlibat secara aktif dan mendalami bahan yang dipelajari (penalaran). Tetapi juga berhubungan dengan penhayatan pengalaman belajar yang mengasyikan.

Pentingnya kreativitas dikembangkan karena : (1) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya; (2) kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah; (3) bersibuk diri dengan kreatif tidak hanya bermanfaat, Tetapi juga memberikan kepuasan diri sendiri; (4) kreatifitaslah yang memungkinkan

manusia meningkatkan kualitas hidupnya (S.C. Utami Munandar, 1992).

Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan kreatifitas adalah seorang yang selalu mempunyai rasa ingin tahu, Ingin mencoba, Bertualang, Suka bermain – main, Intuisif, Dan mempunyai potensi untuk orang yang kreatif. Semua orang lahir dengan kreatifitas dan jika ia yakin ia adalah orang yang kretif maka ia akan menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah harian baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya.(Depoter,2000).

2.4. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, Maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997;191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar - dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut :

a. Tes hasil harus dapat mengukur apa - apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. b. Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga

benar – benar mewakili bahan yang telah dipelajari.

c. Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendak nya disesuaikan dengan aspek – aspek tingkat belajar yang diharapkan.

d. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. A.Tabarani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, Tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun yang harus dilakukan, Terutama bila diinginkan hasil yang lebih baik.

2.5. Tipe Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1988;49), Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu : Bidang kognitif, Afektif, Dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga mengemukakan unsur – unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut:

1. Tipe hasil belajar bidang kognitf

Tipe ini terbagi menjadi 6 point, Yaitu tipe hasil :

a. Pengetauan hafalan (knowledge), Yaitu

pengetahuan yang sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.


(4)

 

        

b. Pemahaman (konprehention), Kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. c. Penerapan (aplikasi), Yaitu kesanggupan

menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep. Ide, Rumus, Hukum dalam situasi yang baru, Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.

d. Analisis, Yaitu kesanggupan memecahkan, Menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti. e. Sintesis, Yaitu kesanggupan menyatukan unsur

atau bagian menjadi satu integritas.

f. Evaluasi, Yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

2. Tipe hasil belajar efektif

Bidang efektif disini berkenan dengan sikap. Bidang ini kurang diperhatikan oleh guru, Tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, Bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, Bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi.

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu :

a. Receiving atau attending, Yakni semacam

kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, Baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala.

b. Responding atau jawaban, Yakni reaksi yang

diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.

c. Valuing atau penilaian, Yakni berhubungan

dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.

d. Organisasi, Yakni pengembangan nilai kedalam

system organisasi, Termasuk menentukan hubungan satu nilaidengan nilai lainnya dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi, Yakni

keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan, Kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu : a. Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan

tidak sadar.

b. Keterampilan pada gerakan – gerakan dasar. c. Kemampuan pesreptual termasuk didalamnya

membedakan visual, Adaptif, Motorik, Dan lain- lain.

d. Kemampuan dibidang fisik, Misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan.

e. Gerakan – gerakan skill, Mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekpresif, Interpertatitive.

2.6. Pengertian Nyanyian Bagi Tuhan

Nyanyian Tuhan merupakan ekspresi kasih kita yang tertinggi pada Allah dan ekspresi kasih Allah yang tertinggi bagi Gereja-Nya. Nyanyian Tuhan adalah suatu dimensi musik yang menggugah orang percaya yang sedang dilawat oleh Roh Kudus saat sekarang ini. Ini merupakan nyayian atau pembawaan lagu-lagu yang spontan dibawah inspirasi Roh Kudus didalam Gereja.

Kita memuji Allah dan menyembah Allah karena kasih-Nya kepada kita , diciptakannya semua anggota tubuh kita untuk bekerja dan memuji Allah. Pada saat kita menyembah Tuhan, sebenarnya kita lebih banyak diberkati daripada Tuhan sendiri. Semua agam di dunia menyatakan bahwa ada sesuatu yang baik didalam diri manusia tetapi kekristenan menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baik dari kita selain Tuhan. Ibrani 10:19-20 menyatakan jadi saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri.Beberapa perspektif yang benar dalam Memuji Tuhan antara lain;

1. Menghabiskan banyak waktu dalam hadirat Allah (Maz 84:11)

2. Selalu berusaha berkenan dalam segala hal yang mereka lakukan (1 Kor 10:31 dan Kolose 3:23)

3. Segenap hati sesuai dengan kebesaran-Nya (Matius 22:37-39)

4. Memiliki keroyalan dalam memberi puji-pujian kepada Tuhan seperti apa yang patut Ia terima, tetapi seorang penyembah yang sejati memberi lebih dari yang dibutuhkan.

5. Orang-orang yang Emosional. Kita menyembah Tuhan bukan karena sedang semangat tetapi mengespresikan apa yang kita rasakan dan pikirkan tentang Tuhan. Kita dapat menyembah secara emosional tetapi bukan kita mencari-cari emosi.

6. Orang-orang yang Ekspresif. Allah sangat menyukai orang-orang yang menyembah dengan segenap tubuh jasmani mereka I Kor 6:20 menyatakan bahwa kita harus memuliakan Allah didalam dengan tubuh kita. 7. Penyembah adalah orang yang

terfokus,pikirannya tertuju pada Allah. 8. Memiliki hati yang hancur (Maz 51:17-19) 9. Penyembah yang benar mengekspresikan

keseluruhan dari segi kehidupannya.

Jadi jelas disini,bahwa makna pujian dalam ibadah kita bukan sekedar menjadi selingan atau hiburan tetapi ada makna yang lebih penting dari yaitu sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan. Memuji Tuhan dalam aktivitas sehari-hari dengan


(5)

 

        

selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan kektika kita letih lesu menjalani hidup yang serba tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah hampir menyerah menghadapi tantangan hidup, mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan dan kekecewaan, bimbingan dengan tidak tahu untuk mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri, kita dapat menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan, perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang melimpah dalam hati yang mengalir melalui Puji-pujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh anak-anak SD Negeri 060833.

2.7. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang efektif menuntut siswa untuk terlibat secara aktif agar apa yan dipelajari berbekas dalam ingatan siswa. Keaktifan siswa tidak hanya sekedar mengajak siswa terlibat dalam proses belajar mengajar tetapi juga menuntut siswa berpikir, Menganalisa dan termotivasi dalam memahami hal – hal yang dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dengan model pembelajaran inkuiri.

Pembelajaran inkuiri dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

Berfikir tolak pada kerangka teoritis diatas, Pelajaran Agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari – hari.

2.8. Hipotesis Tindakan

Dari kajian teori dan rumusan masalah maka hipotesis dalam penenlitian ini adalah dengan “Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Memuji Allah Melalui Pujian di Kelas III SD Negeri 060883 MEDAN PETISAH”.

3. .Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas dengan kegiatan berulang-ulang atau bersiklus, Dalam rangka memecahkan masalah, Sampai masalah itu dipecahkan. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Guru dapat meneliti sendiri terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara langsung, Sehingga bila guru menemukan permasalahan dalam pembelajaran guru dapat merencanakan tindakan alternatif, Kemudian dilaksanakan dan dievaluasi apakah tindakan alternatif tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Menurut Arikunto (2006) adapun tahapan – tahapan penelitian ini dapat dilihat, Pada skema berikut:

Gambar 1 : Skema Dalam Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau peneliti Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus, Tiap siklus terdiri dari :

a. Persiapan/perencanaan (Planning) b. Tindakan/pelaksanaan (Acting) c. Observasi (Observesing) d. Refleksi (Reflecting) Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus yaiitu :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, Peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan bahan pembelajaran 2. Menyusun silabus dan RPP

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran 4. Menyiapkan lembar tes

5. Menyiapkan lembar observasi b. Tindakan /pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan tahap apa yang telah tertuan dalam rencana pembelajaran dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi yang terjadi :

2. Tindakan Siklus I

Pokok Bahasan :Memuji Allah melalui nyanyian Sub Pokok Bahasan :cara memuji Allah Langkah – langkah tindakan :

a. Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan awal untuk membangkitkan motivasi belajar.


(6)

 

        

b. Guru mengajak siswa untuk memahami tingkah laku anak didalam keluarga

c. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa seputar tentang pengetahuan yang berkaitan denganmemuji Allah lewat nyanyian. d. Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas simulasi untuk memerankan beberapa cara bernyanyi dengan 3 org/group.

e. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk maju dan mensimulasikan fragmen adegan tersebut di atas.

f. Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan hasil pembahasan materi dengan skema dan tepat.

Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah :

1. Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas dikelas selama guru melakukan kegiatan pembelajaran.

2. Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas – tugas yang diberikan oleh guru.

3. Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Observasi (Observing)

Dalam tahapan observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Juga teman, Guru yang diminta bantuan untuk ikuti mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi aktifitas guru.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan tahap menganalisa, Mensintesa, Hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamata, Kuisioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan siswa, Teman sejawat yang mengamati dan kepada sekolah. Untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, Peneliti menidentifkasi dan mengelompokan masalah yang timbul pada pebelajaran siklus I.

2. Siklus II

a. Persiapan/perencanaa (planning)

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan temuan – temuan pada siklus I

b. Tindakan/pelaksanaan (Acting)

Pokok Bahasan : Memuji Allah melalui Nyanyian

Sub Pokok Bahasan : cara memuji Allah Langkah – langkah tindakan :

a. Guru mengajak siswa untuk memuji Allah melalui nyanyian.

b. Guru menanyakan kepada siswa beberapacontoh memuji Allah yang benar dan yang tidak benar..

c. Guru mengajak siswa untuk mencontohkan cara menyanyi yang benar.

d. Guru mengajak siswa melakukan studi kelompok dalam rangka memahami dan mengenal lebih jauh tentang memuji Allah lewat pujian.

e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas kelompok.

f. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok.

g. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dengan mempraktekan cara memuji Allah dengan penyembahan, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang diakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. h. Pada sesi akhir guru dan siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama – sama.

Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa :

1. Guru dapat mengelola kelas dengan baik dan lebih mampu memahami siswa.

2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya dan penguasaan konsep materi pembelajarn.

3. Partsipasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang baik.

c. Observasi (Observing)

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan siswa.

d. Refleksi (reflecting)

Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat digunakan untuk melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan secara klasikal maupun individual.

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Diberikan contoh – contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.


(7)

 

        

Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari – hari.

4.2. Deskripsi Hasil Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, Dimana tiap sikusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 30 menit. Jadi penelitian tindakan kelas ini diadakan proses pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.

Pelaksanaan Siklus I

1) Perencanaan Tindakan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah : a. Membuat rencana pembelajaran atau

skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan.

b. Membuat instrument penelitian. c. Membuat silabus.

d. Membuat lembar kerja sesuai materi

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa bersama – sama mengamati dan mencatat kisah keluarga yang memiliki anak yang bijak dan bebal. Guru dan siswa kemudian memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh guru. Siswa kemudian diminta oleh guru menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok. Kemudian guru mempersilakan siswa untuk menyusun bersama kelompoknya bagaimana simulasi peristiwa tersebut diatas pada nantinya akan disimulasikan didepan kelas. Setelah simulasi kelas selasai dilakukan, Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus I adalah sebagai berikut : 1. Temuan Positif

a. Melaui penggunaan metode inkuiri ini siswa terlihat lebih bergairah dalam belajar. b. Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa

terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja.

c. Motivasi siswa dalam memahami kisah keluarga tentang anak yang bijak dan yang bebal terlihat dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang dilakukan oleh siswa – siswa yang lain. 2. Temuan Negative

a. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya.

b. Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal.

4.3. Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :

a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan.

b. Membuat instrument penelitian c. Membuat silabus

d. Membuat lembar kerja sesuai materi

Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada siswa beberapa tokoh contoh anak yang bijak dan yang bebal didalam keluarga yang siswa teliti. Sesi selanjutnya setelah siswa telah menyelasaikan tugas yang diberikan guru maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memaparkan permasalahan dan siswa yang ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau pendapatan yang berbeda sehingga kemudian pada saat siswa telah dianggap kondisi tugas yang telah disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dan memulai diskusi bersama – sama, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaraan secara bersama – sama.

Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, Setelah itu guru peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaraan. Beberapa hal yang dapat yang dapat dicatat dalam siklus II adalah sebagai berikut :

1. Temuan Positif

a. Dalam berdiskusi dan Tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja.

b. Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat adanya bertambahnya siswa yang bertanya.

2. Temuan Negative

a. Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas masih terlihat belum terarah, Sehingga alur diskusi masih belum berjalan lancar. Dan masih didominasi oleh beberapa siswa yang berprestasi dikelas.

b. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman – temannya dalam menyampaikan pengalamannya.


(8)

 

        

c. Kualiatas Tanya jawab yang dihasilkan dari diskusi belum maksimal.

4.4. Pembahasan Tiap Sikus dan Antar Siklus Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument yaitu : (1) pengamatan terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman siswa (3) angket untuk mengetahui dampak model pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap kreativitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut :

1. Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh) indikator yang meliputi keseriusan siswa, Inisiatif siswa, Partisipasi siswa dalam pembelajaran, Kemampuan siswa menyebutkan fakta, Kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata – kata sendiri, Berdiskusi, Kemampuan siswa memahami perintah guru. Tabel 1 : Pengamatan Kreativitas Siswa dalam

Pembelajaran

2. Hasil tes formatif pemahaman benda dan sifatnya

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa dan telah dianalisis berdasarkan indikator pencapaian pemahaman materi benda dan sifatnya maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2 : Hasil Tes Fomatif Pemahaman Siswa

Terhadap Materi Pembelajaran

3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa

Berdasarkan angket yang telah diberikan dan diisi oleh siswa maka diperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3 : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

4. 5. Kesimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan Sikus II diolah dan dianalisis dengan hasil sebagai berikut :

1. Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah bahwa implementasi pembelajaran berbasis inkuiri pada pok0k bahasan memuji Allah melalui Pujian memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada table diatas pada siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indicator keberhasilan terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5, Sedangkan pada siklus ke-2 dari 7(tujuh) indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa.

2. Dari data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang signifikan, Hal ini tampak pada hasil formatif I rata – rata siswa yang mampu menjawab soal tes 68,7% dan mengalami kesulitan 31,3%, Sedangkan pada hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal tes 83,5% dan yang mengalami kesulitan 18,3%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 14,80% pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa implementasi metode inkuiri dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.

3. Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 24 atau (82,5%) siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, Dan hanya 6 (17,5%) siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 23 (80,5%) siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 7 (19,5%) siswa belum dapat. Persentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajaran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, Hal ini ditunjukan oleh 28 (92,7%) siswa dan 2 (7,3%) siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan


(9)

 

        

guru 27 (91,6%) siswa dan hanya 3 (7,4%) siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat di terima oleh siswa.

5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, Maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut :

1. Implementasi berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan tanpa hambatan berarti.

2. Implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan Petisah. Terbukti terdapat kenaikan persentase tingkat pemahaman dari siklus I sebesar 68,7% menjadi 83,5% pada siklus II, Atau mengalami peningkatan sebesar 14,60%.

3. Implementasi pembelajaran berbasis inkuiri dalam memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883

4. Respon siswa terhadap implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 termasuk positif.

5.2. Saran

1. Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih banyak strategi pembelajaran dari pada sekedar memberikan informasi.

2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-idenya, Dan guru sebaiknya sebagai fasilitator.

3. Kepala sekolah mendukung dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian dalam pelaksanaan peneliti tindakan kelas.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Alkitab Terjemahan, 1992, Lembaga Alktab Indonesia

[2] Slameto, 2007, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta

[3] D.L Baker dan A.A, Sitompul, 2007, Kamus Ibrani Indonesa,Jakarta BPK.Gunung Mulia, Skripsi

[4] A.Tabrani, 1992, Pendekatan Kontekstual, Balai Pustaka, Jakarta

[5] Arikunto, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung

[6] Breys dan Herscovics (1997). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

[7] Dahar. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

[8] Deporter (2000) Teori - Teori Belajar, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta

[9] Guntur Sumilih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta

[10] Holstein (1986). Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

[11] Nana Sudjana (1998), Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta. [12] Roestiyah (1998). Strategi Berorientasi

Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. [13] Rosita (1997), Taksonomi Variabel, IKIP

Malang, Malang.

[14] Sunardi (20026). Belajar dan faktor - faktor Yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. [15] Sud dan Trowbridge (1990), Putrayasa (2001)

Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung : MLC.

[16] Skemp (1976 dalam Wahyudi (2001) .Pembelajaran Metode Agama. Jakarta : Kartika.

[17] S.C.Utami Munandar, 1992. Berbahasa. Surakarta : Erlangga

[18] Sunardi, 2006 Agama Pembelajaran Inkuiri Erlangga, Jakarta.


(1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

b.

Pemahaman (konprehention), Kemampuan

menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

c.

Penerapan (aplikasi), Yaitu kesanggupan

menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep.

Ide, Rumus, Hukum dalam situasi yang baru,

Misalnya memecahkan persoalan dengan

menggunakan rumus tertentu.

d.

Analisis, Yaitu kesanggupan memecahkan,

Menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh)

menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.

e.

Sintesis, Yaitu kesanggupan menyatukan unsur

atau bagian menjadi satu integritas.

f.

Evaluasi, Yaitu kesanggupan memberikan

keputusan tentang nilai suatu berdasarkan

pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang

dipakainya.

2. Tipe hasil belajar efektif

Bidang efektif disini berkenan dengan sikap. Bidang

ini kurang diperhatikan oleh guru, Tetapi lebih

menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada

pendapat beberapa ahli yang mengatakan, Bahwa

sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya,

Bila seseorang telah menguasai bidang kognitif

tingkat tinggi.

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan

tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih

komplek yaitu :

a.

Receiving atau attending, Yakni semacam

kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar

yang datang pada siswa, Baik dalam bentuk

masalah situasi dan gejala.

b.

Responding atau jawaban, Yakni reaksi yang

diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.

c.

Valuing atau penilaian, Yakni berhubungan

dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.

d.

Organisasi, Yakni pengembangan nilai kedalam

system organisasi, Termasuk menentukan

hubungan satu nilaidengan nilai lainnya dan

kemantapan prioritas yang dimilikinya.

e.

Karakteristik nilai atau internalisasi, Yakni

keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki

seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya.

3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam

bentuk keterampilan, Kemampuan bertindak

individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu :

a.

Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan

tidak sadar.

b.

Keterampilan pada gerakan – gerakan dasar.

c.

Kemampuan pesreptual termasuk didalamnya

membedakan visual, Adaptif, Motorik, Dan lain-

lain.

d.

Kemampuan dibidang fisik, Misalnya kekuatan

keharmonisan dan ketetapan.

e.

Gerakan – gerakan skill, Mulai dari keterampilan

sederhana sampai pada keterampilan yang

kompleks.

f.

Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non

decorsive seperti gerakan ekpresif,

Interpertatitive.

2.6. Pengertian Nyanyian Bagi Tuhan

Nyanyian Tuhan merupakan ekspresi kasih kita

yang tertinggi pada Allah dan ekspresi kasih Allah

yang tertinggi bagi Gereja-Nya. Nyanyian Tuhan

adalah suatu dimensi musik yang menggugah orang

percaya yang sedang dilawat oleh Roh Kudus saat

sekarang ini. Ini merupakan nyayian atau

pembawaan lagu-lagu yang spontan dibawah

inspirasi Roh Kudus didalam Gereja.

Kita memuji Allah dan menyembah Allah karena

kasih-Nya kepada kita , diciptakannya semua

anggota tubuh kita untuk bekerja dan memuji Allah.

Pada saat kita menyembah Tuhan, sebenarnya kita

lebih banyak diberkati daripada Tuhan sendiri.

Semua agam di dunia menyatakan bahwa ada sesuatu

yang baik didalam diri manusia tetapi kekristenan

menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baik dari

kita selain Tuhan. Ibrani 10:19-20 menyatakan jadi

saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang

penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat

kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan

yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya

sendiri.Beberapa perspektif yang benar dalam

Memuji Tuhan antara lain;

1.

Menghabiskan banyak waktu dalam hadirat

Allah (Maz 84:11)

2.

Selalu berusaha berkenan dalam segala hal

yang mereka lakukan (1 Kor 10:31 dan

Kolose 3:23)

3.

Segenap hati sesuai dengan kebesaran-Nya

(Matius 22:37-39)

4.

Memiliki keroyalan dalam memberi

puji-pujian kepada Tuhan seperti apa yang patut Ia

terima, tetapi seorang penyembah yang sejati

memberi lebih dari yang dibutuhkan.

5.

Orang-orang yang Emosional. Kita

menyembah Tuhan bukan karena sedang

semangat tetapi mengespresikan apa yang kita

rasakan dan pikirkan tentang Tuhan. Kita

dapat menyembah secara emosional tetapi

bukan kita mencari-cari emosi.

6.

Orang-orang yang Ekspresif. Allah sangat

menyukai orang-orang yang menyembah

dengan segenap tubuh jasmani mereka I Kor

6:20 menyatakan bahwa kita harus

memuliakan Allah didalam dengan tubuh kita.

7.

Penyembah adalah orang yang

terfokus,pikirannya tertuju pada Allah.

8.

Memiliki hati yang hancur (Maz 51:17-19)

9.

Penyembah yang benar mengekspresikan

keseluruhan dari segi kehidupannya.

Jadi jelas disini,bahwa makna pujian dalam ibadah

kita bukan sekedar menjadi selingan atau hiburan

tetapi ada makna yang lebih penting dari yaitu

sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan.

Memuji Tuhan dalam aktivitas sehari-hari dengan


(2)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama

dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan

kektika kita letih lesu menjalani hidup yang serba

tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah

hampir menyerah menghadapi tantangan hidup,

mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan

dan kekecewaan, bimbingan dengan tidak tahu untuk

mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita

kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami

kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri, kita dapat

menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan,

perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang

melimpah dalam hati yang mengalir melalui

Puji-pujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh

anak-anak SD Negeri 060833.

2.7. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang efektif menuntut siswa

untuk terlibat secara aktif agar apa yan dipelajari

berbekas dalam ingatan siswa. Keaktifan siswa tidak

hanya sekedar mengajak siswa terlibat dalam proses

belajar mengajar tetapi juga menuntut siswa berpikir,

Menganalisa dan termotivasi dalam memahami hal –

hal yang dipelajarinya. Salah satu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

dengan model pembelajaran inkuiri.

Pembelajaran inkuiri dapat membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

sehari – hari.

Berfikir tolak pada kerangka teoritis diatas,

Pelajaran Agama merupakan hal yang sangat penting

dalam kehidupan sehari – hari.

2.8. Hipotesis Tindakan

Dari kajian teori dan rumusan masalah

maka hipotesis dalam penenlitian ini adalah dengan

“Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama

Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan

Memuji Allah Melalui Pujian di Kelas III SD Negeri

060883 MEDAN PETISAH”.

3. .Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas dengan

kegiatan berulang-ulang atau bersiklus, Dalam

rangka memecahkan masalah, Sampai masalah itu

dipecahkan. Dalam melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), Guru dapat meneliti sendiri

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

secara langsung, Sehingga bila guru menemukan

permasalahan dalam pembelajaran guru dapat

merencanakan tindakan alternatif, Kemudian

dilaksanakan dan dievaluasi apakah tindakan

alternatif tersebut dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

Menurut Arikunto (2006) adapun tahapan –

tahapan penelitian ini dapat dilihat, Pada skema

berikut:

Gambar 1 : Skema Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan

tindakan yang diuraikan sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk

memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya

tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian

dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai

konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku

pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action

Research (CAR) atau peneliti Tindakan Kelas (PTK

Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus,

Tiap siklus terdiri dari :

a.

Persiapan/perencanaan (Planning)

b.

Tindakan/pelaksanaan (Acting)

c.

Observasi (Observesing)

d.

Refleksi (Reflecting)

Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus

yaiitu :

1.

Siklus I

a.

Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, Peneliti

mempersiapkan hal- hal sebagai berikut :

1.

Mengidentifikasikan bahan pembelajaran

2.

Menyusun silabus dan RPP

3.

Menyiapkan alat bantu pembelajaran

4.

Menyiapkan lembar tes

5.

Menyiapkan lembar observasi

b.

Tindakan /pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan tahap apa yang telah

tertuan dalam rencana pembelajaran dengan

modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi

dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan

situasi yang terjadi :

2. Tindakan Siklus I

Pokok Bahasan :Memuji Allah melalui nyanyian

Sub Pokok Bahasan :cara memuji Allah

Langkah – langkah tindakan :

a.

Tindakan pertama yang perlu dilakukan

adalah mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran dengan memberikan

pertanyaan- pertanyaan awal untuk

membangkitkan motivasi belajar.


(3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

b.

Guru mengajak siswa untuk memahami

tingkah laku anak didalam keluarga

c.

Guru mengajukan pertanyaan pada siswa

seputar tentang pengetahuan yang berkaitan

denganmemuji Allah lewat nyanyian.

d.

Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok dan disetiap kelompok diberikan

tugas simulasi untuk memerankan beberapa

cara bernyanyi dengan 3 org/group.

e.

Guru mempersilahkan setiap kelompok

untuk maju dan mensimulasikan fragmen

adegan tersebut di atas.

f.

Guru dan siswa bersama – sama

menyimpulkan hasil pembahasan materi

dengan skema dan tepat.

Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini

adalah :

1.

Siswa mengalami peningkatan minat belajar

dan aktivitas dikelas selama guru

melakukan kegiatan pembelajaran.

2.

Terdapat peningkatan konsentrasi belajar

siswa sehingga aktivitas siswa menjadi

terfokus dalam penyelesaian tugas – tugas

yang diberikan oleh guru.

3.

Siswa memiliki kemauan dan keberanian

untuk bertanya kepada siswa tentang

kesulitan yang dialami pada saat

menyelesaikan tugas yang diberikan.

c.

Observasi (Observing)

Dalam tahapan observasi peneliti melakukan

pengamatan selama kegiatan berlangsung, Juga

teman, Guru yang diminta bantuan untuk ikuti

mengamati selama kegiatan proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi keaktifan siswa dan lembar observasi

aktifitas guru.

d.

Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan tahap menganalisa,

Mensintesa, Hasil dari catatan selama kegiatan

proses pembelajaran menggunakan instrumen

lembar pengamata, Kuisioner, dan tes. Dalam

refleksi melibatkan siswa, Teman sejawat yang

mengamati dan kepada sekolah. Untuk

melakukan perencanaan pada siklus berikutnya,

Peneliti menidentifkasi dan mengelompokan

masalah yang timbul pada pebelajaran siklus I.

2.

Siklus II

a.

Persiapan/perencanaa (planning)

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II,

Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait

dengan temuan – temuan pada siklus I

b.

Tindakan/pelaksanaan (Acting)

Pokok Bahasan

: Memuji Allah melalui

Nyanyian

Sub Pokok Bahasan : cara memuji Allah

Langkah – langkah tindakan :

a.

Guru mengajak siswa untuk memuji Allah

melalui nyanyian.

b.

Guru menanyakan kepada siswa

beberapacontoh memuji Allah yang benar

dan yang tidak benar..

c.

Guru mengajak siswa untuk mencontohkan

cara menyanyi yang benar.

d.

Guru mengajak siswa melakukan studi

kelompok dalam rangka memahami dan

mengenal lebih jauh tentang memuji Allah

lewat pujian.

e.

Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok dan disetiap kelompok diberikan

tugas kelompok.

f.

Siswa diharapkan menyelesaikan tugas

dengan tepat waktu dan mengerjakannya

dengan berbagi tugas bersama rekannya

dalam kelompok.

g.

Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan

kelas dengan mempraktekan cara memuji

Allah dengan penyembahan, Dalam siklus II

ini guru mengurangi peran dan instruksinya

kepada siswa, Hanya mengamati dengan

seksama bagaimana pelaksanaan

pembelajaran yang diakukannya dan

perubahan aktifitas siswa yang dialaminya.

h.

Pada sesi akhir guru dan siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran secara

bersama – sama.

Harapan yang dimungkinkan muncul dalam

siklus II ini adalah bahwa :

1.

Guru dapat mengelola kelas dengan baik

dan lebih mampu memahami siswa.

2.

Siswa dapat meningkatkan kemampuan

komunikasinya dan penguasaan konsep

materi pembelajarn.

3.

Partsipasi siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan yang baik.

c.

Observasi (Observing)

Pada tahap observasi peneliti melakukan

pengamatan selama kegiatan berlangsung,

Peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk

mengamati kegiatan proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan

siswa.

d.

Refleksi (reflecting)

Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat

digunakan untuk melakukan refleksi apakah

hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan

secara klasikal maupun individual.

4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran Agama haruslah lebih

berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan

dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut

: Diajarkan definisi, Diberikan contoh – contoh dan

diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan

siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep

yang berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.


(4)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal

cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama

atau kehidupan sehari – hari.

4.2. Deskripsi Hasil Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam

tiga siklus, Dimana tiap sikusnya terdiri dari satu

tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan

pembelajaran yang lamanya 2 x 30 menit. Jadi

penelitian tindakan kelas ini diadakan proses

pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.

Pelaksanaan Siklus I

1)

Perencanaan Tindakan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah :

a.

Membuat rencana pembelajaran atau

skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang

diajarkan.

b.

Membuat instrument penelitian.

c.

Membuat silabus.

d.

Membuat lembar kerja sesuai materi

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan

mengajak siswa bersama – sama mengamati dan

mencatat kisah keluarga yang memiliki anak

yang bijak dan bebal. Guru dan siswa kemudian

memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh

guru. Siswa kemudian diminta oleh guru

menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru

membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok.

Kemudian guru mempersilakan siswa untuk

menyusun bersama kelompoknya bagaimana

simulasi peristiwa tersebut diatas pada nantinya

akan disimulasikan didepan kelas. Setelah

simulasi kelas selasai dilakukan, Setelah itu guru

melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat

dicatat dalam siklus I adalah sebagai berikut :

1.

Temuan Positif

a.

Melaui penggunaan metode inkuiri ini siswa

terlihat lebih bergairah dalam belajar.

b.

Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa

terlihat mulai aktif, Meski peran siswa

masih kurang karena hanya beberapa orang

saja.

c.

Motivasi siswa dalam memahami kisah

keluarga tentang anak yang bijak dan yang

bebal terlihat dengan adanya beberapa siswa

bertanya terkait dengan simulasi yang

dilakukan oleh siswa – siswa yang lain.

2.

Temuan Negative

a.

Sebagian siswa masih ada yang belum bisa

menjelaskan kepada teman-temannya dalam

menyampaikan pengalamannya.

b.

Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari

hasil diskusi belum maksimal.

4.3. Deskripsi Hasil Siklus II

1.

Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :

a.

Membuat rencana pembelajaran atau

skenario metode inkuiri, Sesuai materi

yang diajarkan.

b.

Membuat instrument penelitian

c.

Membuat silabus

d.

Membuat lembar kerja sesuai materi

Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada

siswa beberapa tokoh contoh anak yang bijak

dan yang bebal didalam keluarga yang siswa

teliti. Sesi selanjutnya setelah siswa telah

menyelasaikan tugas yang diberikan guru maka

guru memulai kegiatan pembelajaran dengan

memaparkan permasalahan dan siswa yang

ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi

permasalahan yang telah diberikan oleh guru.

Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk

memberikan tanggapan atau pendapatan yang

berbeda sehingga kemudian pada saat siswa

telah dianggap kondisi tugas yang telah

disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan

menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan

mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama

rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan

hasil kerjanya kedepan kelas dan memulai

diskusi bersama – sama, Dalam siklus II ini guru

mengurangi peran dan instruksinya kepada

siswa, Hanya mengamati dengan seksama

bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang

dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa

menyimpulkan hasil pembelajaraan secara

bersama – sama.

Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, Setelah

itu guru peneliti melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang materi pembelajaraan. Beberapa

hal yang dapat yang dapat dicatat dalam siklus II

adalah sebagai berikut :

1.

Temuan Positif

a.

Dalam berdiskusi dan Tanya jawab

siswa terlihat mulai aktif, Meski peran

siswa masih kurang karena hanya

beberapa orang saja.

b.

Jumlah siswa yang aktif meningkat hal

ini terlihat adanya bertambahnya siswa

yang bertanya.

2.

Temuan Negative

a.

Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas

masih terlihat belum terarah, Sehingga

alur diskusi masih belum berjalan

lancar. Dan masih didominasi oleh

beberapa siswa yang berprestasi

dikelas.

b.

Sebagian siswa masih ada yang belum

bisa menjelaskan kepada teman –

temannya dalam menyampaikan

pengalamannya.


(5)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

c.

Kualiatas Tanya jawab yang

dihasilkan dari diskusi belum

maksimal.

4.4. Pembahasan Tiap Sikus dan Antar Siklus

Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan

tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan instrument yaitu : (1) pengamatan

terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman

siswa (3) angket untuk mengetahui dampak model

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap

kreativitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut

dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus

sebagai berikut :

1.

Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh)

indikator yang meliputi keseriusan siswa,

Inisiatif siswa, Partisipasi siswa dalam

pembelajaran, Kemampuan siswa menyebutkan

fakta, Kemampuan siswa menjelaskan konsep

dengan kata – kata sendiri, Berdiskusi,

Kemampuan siswa memahami perintah guru.

Tabel 1 : Pengamatan Kreativitas Siswa dalam

Pembelajaran

2. Hasil tes formatif pemahaman benda dan

sifatnya

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada

siswa dan telah dianalisis berdasarkan indikator

pencapaian pemahaman materi benda dan

sifatnya maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 2 : Hasil Tes Fomatif Pemahaman Siswa

Terhadap Materi Pembelajaran

3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang

diberikan kepada siswa

Berdasarkan angket yang telah diberikan dan

diisi oleh siswa maka diperoleh data respon

siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3 : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

4. 5. Kesimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil

pengamatan pada siklus I dan Sikus II diolah dan

dianalisis dengan hasil sebagai berikut :

1.

Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah

bahwa implementasi pembelajaran berbasis

inkuiri pada pok0k bahasan memuji Allah

melalui Pujian memberikan kontribusi yang

cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan

kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari siklus ke-1

ke siklus ke-2 tampak pada table diatas pada

siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indicator keberhasilan

terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5,

Sedangkan pada siklus ke-2 dari 7(tujuh)

indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup

hal ini membuktikan terdapat adanya

peningkatan kreativitas siswa dalam

pembelajaran siswa.

2.

Dari data formatif I dan tes formatif II tampak

terdapat peningkatan yang signifikan, Hal ini

tampak pada hasil formatif I rata – rata siswa

yang mampu menjawab soal tes 68,7% dan

mengalami kesulitan 31,3%, Sedangkan pada

hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal

tes 83,5% dan yang mengalami kesulitan

18,3%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar

14,80% pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa

implementasi metode inkuiri dapat dikatakan

efektif dalam meningkatkan pemahaman

pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.

3.

Berdasarkan data hasil angket yang diberikan

kepada siswa didapatkan sebagian besar 24 atau

(82,5%) siswa menyatakan senang belajar

dengan metode pembelajaran yang dilakukan

oleh guru, Dan hanya 6 (17,5%) siswa

menyatakan tidak senang. Dalam aspek

kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan

dalam kehidupannya sekitar 23 (80,5%) siswa

mampu merasakan hal tersebut sedangkan 7

(19,5%) siswa belum dapat. Persentase tersebut

juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya

metode pembelajaran itu digunakan. Padahal

sebagian besar siswa merasa tertantang dengan

langkah-langkah pembelajaran yang baru

dilakukan, Hal ini ditunjukan oleh 28 (92,7%)

siswa dan 2 (7,3%) siswa merasa tidak ada

tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka

merasakan tertarik metode yang dikembangkan


(6)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

guru 27 (91,6%) siswa dan hanya 3 (7,4%)

siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan

hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri

yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara

garis besar dapat di terima oleh siswa.

5. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah penulis kemukakan dalam bab

sebelumnya, Maka dapat disimpulkan hal – hal

sebagai berikut :

1.

Implementasi berbasis inkuiri dalam materi

memuji Allah melalui nyanyian dalam

kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri

060883 dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan

tanpa hambatan berarti.

2.

Implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri

dalam materi memuji Allah melalui nyanyian

dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri

060883 Medan Petisah. Terbukti terdapat

kenaikan persentase tingkat pemahaman dari

siklus I sebesar 68,7% menjadi 83,5% pada

siklus II, Atau mengalami peningkatan sebesar

14,60%.

3.

Implementasi pembelajaran berbasis inkuiri

dalam memuji Allah melalui nyanyian dalam

kehidupan dapat meningkatkan kreativitas siswa

kelas I SD Negeri 060883

4.

Respon siswa terhadap implementasikan

pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi

memuji Allah melalui nyanyian dalam

kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri

060883 termasuk positif.

5.2. Saran

1.

Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih

banyak strategi pembelajaran dari pada sekedar

memberikan informasi.

2.

Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan

menerapkan ide-idenya, Dan guru sebaiknya

sebagai fasilitator.

3.

Kepala sekolah mendukung dan motivasi dalam

pelaksanaan penelitian dalam pelaksanaan

peneliti tindakan kelas.

6.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Alkitab Terjemahan, 1992, Lembaga Alktab

Indonesia

[2] Slameto,

2007, Belajar dan Faktor-faktor

yang mempengaruhi, Jakarta

[3]

D.L Baker dan A.A, Sitompul, 2007, Kamus

Ibrani Indonesa,Jakarta BPK.Gunung Mulia,

Skripsi

[4] A.Tabrani,

1992,

Pendekatan Kontekstual,

Balai Pustaka, Jakarta

[5] Arikunto, 2006, Kurikulum Berbasis

Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung

[6]

Breys dan Herscovics (1997). Belajar dan

pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

[7] Dahar.

1988.

Psikologi Pendidikan. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

[8] Deporter

(2000)

Teori - Teori Belajar, Dirjen

Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta

[9] Guntur Sumilih. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta

[10] Holstein (1986). Proses Belajar Mengajar,

Jakarta : Bumi Aksara.

[11] Nana Sudjana (1998), Belajar Dan

Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

[12] Roestiyah (1998). Strategi Berorientasi

Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

[13] Rosita (1997), Taksonomi Variabel, IKIP

Malang, Malang.

[14] Sunardi (20026). Belajar dan faktor - faktor

Yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

[15] Sud dan Trowbridge (1990), Putrayasa (2001)

Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu

Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung :

MLC.

[16] Skemp (1976 dalam Wahyudi (2001)

.Pembelajaran Metode Agama. Jakarta :

Kartika.

[17] S.C.Utami Munandar, 1992. Berbahasa.

Surakarta : Erlangga

[18] Sunardi,

2006

Agama Pembelajaran Inkuiri