Upaya Meningkatkan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Kisah Keluarga | Makalah Dan Jurnal Gratis
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA POKOK
BAHASAN KISAH KELUARGA TENTANG ANAK
YANG BIJAK DAN YANG BEBAL DIKELAS III
(Studi Kasus : SD Negeri 060883 Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012)Deliana Sitorus
Guru Sekolah SD Negeri 060883 Medan Petisah Jl. Kejaksanaan Ujung No. 37 Medan
http://www.inti-budidarma.com // Email: deliana_sitorus@gmail.com
Abstrak
Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi.
Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.Menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator.
Kata Kunci : Metode Inkuiri, Pendidikan Agama, Siswa SD 1. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidunya. Proses belajar itu terjadi karena ada interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Slameteo mengatakan : belajar itu merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu proses tingkah laku yang baru secara keseluruhan. D.L.Baker mengatakan :belajar adalah membiasakan diri karena belajar merupakan suatu yang amat penting bagi setiap orang,khususnya anak didik, maka diharapkan para peserta didik dapat mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar itu dalam kondisi dan situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan. Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan suatu hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan yang telah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan.
Tugas guru yang paling utama adalah mengajar untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran Agama. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, Teknik mengajar yang masih relative monoton. Sejauh ini pembelajaran Agama dikelas mayoritas masih
menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar adalah membangun semangat belajar anak. Agama dianggap salah satu pelajaran yang membosankan. Sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran Agama siswa cenderung enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran Agama dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya denga kehidupan sehari-hari. Agar anak dapat dengan sungguh-sungguh dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama, maka perlu dilakukan suatu evaluasi.
Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Di berikan contoh dan di berikan latihan soal-soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk manusia mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
(2)
Memperhatikan uraian diatas yang sama dialami juga oleh siswa SD Negeri 060883, Siswa masih merasa kesulitan, Takut dan kurang berani bertanya terhadap hal-hal yang belum di pahami, Sementara itu peneliti kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran Agama akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah di tentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengolahan kelas yang menarik dalam menemukan konsep.
Salah satu hubungan dalam memotivasi anak belajar adalah peranan guru dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu langkah adalah menggunakan metode variasi dan bantuan alat peraga.Menurut pendapat Hoetomo: proses belajar dan mengajar dalam memotivasi peranan yang sangat penting adalah guru sebagai pengajar, sebagai fasilator, pengelola kelas,demonstrator dan evaluator. 1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran melalui implementasi pembelanjaran siswa kelas ISD Negeri 060883 ?
2. Bagaimana Memuji Allah melalui Nyanyian siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan ?
3. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883 melaui implementasi pembelajaran ?
4. Bagaimanakah respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883 ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran melalui implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883.
2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas I SD Negeri 060883.
3. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi pembelajaran siswa kelas I SD Negeri 060883.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat, baik siswa, guru, maupun guru lain.
a. Bagi siswa
Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan meningkatkan pemahaman dalam proses pambelajaran dikelas III SD Negeri 060883 Medan.
b. Bagi guru
Dapat meningkatkan keterampilan pengembangan pendekatan, metode atau model dalam proses pembelajaran dikelas.
c. Bagi guru lain
Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian dan menumbuhkan minat untuk melakukan penelitan
2. Landasan Teori Dan Pengajuan Hipotesis 2.1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran ini didefinisikan oleh Usman (1993:124) adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis,analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan antara lain : siswa memahami benar bahan pelajaran, meltih siswa beljar dengan mandiri,siswa dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbegai konteks, dan menimblkan rasa puas bagi siswa juga menambah kepercayaan pada diri sendiri menjadi penemu.
Model inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Menurut Piaget dalam Sofan (2010:103) mengatakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis logis, dan analisis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuan engan penuh percaya diri.
Sementara itu, Trowbridge (1990) dalam (Putrayasa,2001) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah – masalah, Merumuskan hipotesis, Merancang eskperimen, Menemukan data, Dan menggambarkan kesimpulan masalah – masalah tersebut. Hal ini senada dikatakan oleh Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery, Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, Misalnya merumuskan masalah, Merancang eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisis data, Menarik kesimpulan, Menumbuhkan sikap objektif, Jujur, Hasrat ingin tahu, Terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan definisi – definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses
(3)
yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, Merancanakan eksperimen, Melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan menganalisi data, Dan menarik kesimpulan. Jadi, Dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, Siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, Yaitu teliti, Tekun/ulet, Objektif/jujur, Kreatif, Dan menghormati pendapat orang lain.
2.2. Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Ajar
Tingkatan pemahaman pembelajaran anak baru berada ditahap tahu dan hafal tetapi dia belum tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Menurut Kamus Webster bahwa pemahaman siswa dalam mendapat materi adalah dari intelek yang berarti kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti.
Istilah intelegensi telah banyak digunakan, terutama didalam bidang psikolog dan pendidikan, namun secara defenitif istilah itu tidak mudah dirumuskan.Singgih Gunarsa mengatakan dengan rumusannya bahwa intelegensi sebagai berikut :
1. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memugkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul. 2. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku
tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku.
3. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambah-nya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.
Uraian diatas mengungkapkan bahwa makna intelegensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang dimaksudkan dalam intelek, yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berfikir.
2.3. Pengertian Kreativitas
S.C. utami Munandar (1992) dalam bukunya mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah, Merumuskan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, Berdasarkan data, Informasi atau unsur – unsur yang ada. Selanjutnya dalam belajar kreatif siswa terlibat secara aktif dan mendalami bahan yang dipelajari (penalaran). Tetapi juga berhubungan dengan penhayatan pengalaman belajar yang mengasyikan.
Pentingnya kreativitas dikembangkan karena : (1) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya; (2) kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah; (3) bersibuk diri dengan kreatif tidak hanya bermanfaat, Tetapi juga memberikan kepuasan diri sendiri; (4) kreatifitaslah yang memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya (S.C. Utami Munandar, 1992).
Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan kreatifitas adalah seorang yang selalu mempunyai rasa ingin tahu, Ingin mencoba, Bertualang, Suka bermain – main, Intuisif, Dan mempunyai potensi untuk orang yang kreatif. Semua orang lahir dengan kreatifitas dan jika ia yakin ia adalah orang yang kretif maka ia akan menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi masalah harian baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya.(Depoter,2000).
2.4. Pengertian Hasil Belajar
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, Maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997;191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar - dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Tes hasil harus dapat mengukur apa - apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. b. Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga
benar – benar mewakili bahan yang telah dipelajari.
c. Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendak nya disesuaikan dengan aspek – aspek tingkat belajar yang diharapkan.
d. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. A.Tabarani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, Tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun yang harus dilakukan, Terutama bila diinginkan hasil yang lebih baik.
2.5. Tipe Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (1988;49), Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu : Bidang kognitif, Afektif, Dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga mengemukakan unsur – unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Tipe hasil belajar bidang kognitf
Tipe ini terbagi menjadi 6 point, Yaitu tipe hasil :
a. Pengetauan hafalan (knowledge), Yaitu
pengetahuan yang sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.
(4)
b. Pemahaman (konprehention), Kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. c. Penerapan (aplikasi), Yaitu kesanggupan
menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep. Ide, Rumus, Hukum dalam situasi yang baru, Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.
d. Analisis, Yaitu kesanggupan memecahkan, Menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti. e. Sintesis, Yaitu kesanggupan menyatukan unsur
atau bagian menjadi satu integritas.
f. Evaluasi, Yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
2. Tipe hasil belajar efektif
Bidang efektif disini berkenan dengan sikap. Bidang ini kurang diperhatikan oleh guru, Tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, Bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, Bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi.
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu :
a. Receiving atau attending, Yakni semacam
kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, Baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala.
b. Responding atau jawaban, Yakni reaksi yang
diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.
c. Valuing atau penilaian, Yakni berhubungan
dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.
d. Organisasi, Yakni pengembangan nilai kedalam
system organisasi, Termasuk menentukan hubungan satu nilaidengan nilai lainnya dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi, Yakni
keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan, Kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu : a. Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan
tidak sadar.
b. Keterampilan pada gerakan – gerakan dasar. c. Kemampuan pesreptual termasuk didalamnya
membedakan visual, Adaptif, Motorik, Dan lain- lain.
d. Kemampuan dibidang fisik, Misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan.
e. Gerakan – gerakan skill, Mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekpresif, Interpertatitive.
2.6. Pengertian Nyanyian Bagi Tuhan
Nyanyian Tuhan merupakan ekspresi kasih kita yang tertinggi pada Allah dan ekspresi kasih Allah yang tertinggi bagi Gereja-Nya. Nyanyian Tuhan adalah suatu dimensi musik yang menggugah orang percaya yang sedang dilawat oleh Roh Kudus saat sekarang ini. Ini merupakan nyayian atau pembawaan lagu-lagu yang spontan dibawah inspirasi Roh Kudus didalam Gereja.
Kita memuji Allah dan menyembah Allah karena kasih-Nya kepada kita , diciptakannya semua anggota tubuh kita untuk bekerja dan memuji Allah. Pada saat kita menyembah Tuhan, sebenarnya kita lebih banyak diberkati daripada Tuhan sendiri. Semua agam di dunia menyatakan bahwa ada sesuatu yang baik didalam diri manusia tetapi kekristenan menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baik dari kita selain Tuhan. Ibrani 10:19-20 menyatakan jadi saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri.Beberapa perspektif yang benar dalam Memuji Tuhan antara lain;
1. Menghabiskan banyak waktu dalam hadirat Allah (Maz 84:11)
2. Selalu berusaha berkenan dalam segala hal yang mereka lakukan (1 Kor 10:31 dan Kolose 3:23)
3. Segenap hati sesuai dengan kebesaran-Nya (Matius 22:37-39)
4. Memiliki keroyalan dalam memberi puji-pujian kepada Tuhan seperti apa yang patut Ia terima, tetapi seorang penyembah yang sejati memberi lebih dari yang dibutuhkan.
5. Orang-orang yang Emosional. Kita menyembah Tuhan bukan karena sedang semangat tetapi mengespresikan apa yang kita rasakan dan pikirkan tentang Tuhan. Kita dapat menyembah secara emosional tetapi bukan kita mencari-cari emosi.
6. Orang-orang yang Ekspresif. Allah sangat menyukai orang-orang yang menyembah dengan segenap tubuh jasmani mereka I Kor 6:20 menyatakan bahwa kita harus memuliakan Allah didalam dengan tubuh kita. 7. Penyembah adalah orang yang
terfokus,pikirannya tertuju pada Allah. 8. Memiliki hati yang hancur (Maz 51:17-19) 9. Penyembah yang benar mengekspresikan
keseluruhan dari segi kehidupannya.
Jadi jelas disini,bahwa makna pujian dalam ibadah kita bukan sekedar menjadi selingan atau hiburan tetapi ada makna yang lebih penting dari yaitu sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan. Memuji Tuhan dalam aktivitas sehari-hari dengan
(5)
selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan kektika kita letih lesu menjalani hidup yang serba tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah hampir menyerah menghadapi tantangan hidup, mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan dan kekecewaan, bimbingan dengan tidak tahu untuk mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri, kita dapat menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan, perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang melimpah dalam hati yang mengalir melalui Puji-pujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh anak-anak SD Negeri 060833.
2.7. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang efektif menuntut siswa untuk terlibat secara aktif agar apa yan dipelajari berbekas dalam ingatan siswa. Keaktifan siswa tidak hanya sekedar mengajak siswa terlibat dalam proses belajar mengajar tetapi juga menuntut siswa berpikir, Menganalisa dan termotivasi dalam memahami hal – hal yang dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dengan model pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran inkuiri dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
Berfikir tolak pada kerangka teoritis diatas, Pelajaran Agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari – hari.
2.8. Hipotesis Tindakan
Dari kajian teori dan rumusan masalah maka hipotesis dalam penenlitian ini adalah dengan “Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Memuji Allah Melalui Pujian di Kelas III SD Negeri 060883 MEDAN PETISAH”.
3. .Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas dengan kegiatan berulang-ulang atau bersiklus, Dalam rangka memecahkan masalah, Sampai masalah itu dipecahkan. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Guru dapat meneliti sendiri terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara langsung, Sehingga bila guru menemukan permasalahan dalam pembelajaran guru dapat merencanakan tindakan alternatif, Kemudian dilaksanakan dan dievaluasi apakah tindakan alternatif tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Menurut Arikunto (2006) adapun tahapan – tahapan penelitian ini dapat dilihat, Pada skema berikut:
Gambar 1 : Skema Dalam Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau peneliti Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus, Tiap siklus terdiri dari :
a. Persiapan/perencanaan (Planning) b. Tindakan/pelaksanaan (Acting) c. Observasi (Observesing) d. Refleksi (Reflecting) Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus yaiitu :
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan penelitian, Peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan bahan pembelajaran 2. Menyusun silabus dan RPP
3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran 4. Menyiapkan lembar tes
5. Menyiapkan lembar observasi b. Tindakan /pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap ini merupakan tahap apa yang telah tertuan dalam rencana pembelajaran dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi yang terjadi :
2. Tindakan Siklus I
Pokok Bahasan :Memuji Allah melalui nyanyian Sub Pokok Bahasan :cara memuji Allah Langkah – langkah tindakan :
a. Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan awal untuk membangkitkan motivasi belajar.
(6)
b. Guru mengajak siswa untuk memahami tingkah laku anak didalam keluarga
c. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa seputar tentang pengetahuan yang berkaitan denganmemuji Allah lewat nyanyian. d. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas simulasi untuk memerankan beberapa cara bernyanyi dengan 3 org/group.
e. Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk maju dan mensimulasikan fragmen adegan tersebut di atas.
f. Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan hasil pembahasan materi dengan skema dan tepat.
Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah :
1. Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas dikelas selama guru melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas – tugas yang diberikan oleh guru.
3. Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Observasi (Observing)
Dalam tahapan observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Juga teman, Guru yang diminta bantuan untuk ikuti mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi aktifitas guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahap menganalisa, Mensintesa, Hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamata, Kuisioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan siswa, Teman sejawat yang mengamati dan kepada sekolah. Untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, Peneliti menidentifkasi dan mengelompokan masalah yang timbul pada pebelajaran siklus I.
2. Siklus II
a. Persiapan/perencanaa (planning)
Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan temuan – temuan pada siklus I
b. Tindakan/pelaksanaan (Acting)
Pokok Bahasan : Memuji Allah melalui Nyanyian
Sub Pokok Bahasan : cara memuji Allah Langkah – langkah tindakan :
a. Guru mengajak siswa untuk memuji Allah melalui nyanyian.
b. Guru menanyakan kepada siswa beberapacontoh memuji Allah yang benar dan yang tidak benar..
c. Guru mengajak siswa untuk mencontohkan cara menyanyi yang benar.
d. Guru mengajak siswa melakukan studi kelompok dalam rangka memahami dan mengenal lebih jauh tentang memuji Allah lewat pujian.
e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas kelompok.
f. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok.
g. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dengan mempraktekan cara memuji Allah dengan penyembahan, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang diakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. h. Pada sesi akhir guru dan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran secara bersama – sama.
Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa :
1. Guru dapat mengelola kelas dengan baik dan lebih mampu memahami siswa.
2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya dan penguasaan konsep materi pembelajarn.
3. Partsipasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang baik.
c. Observasi (Observing)
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, Peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan siswa.
d. Refleksi (reflecting)
Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat digunakan untuk melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan secara klasikal maupun individual.
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran Agama haruslah lebih berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut : Diajarkan definisi, Diberikan contoh – contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.
(7)
Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama atau kehidupan sehari – hari.
4.2. Deskripsi Hasil Siklus I
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, Dimana tiap sikusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 30 menit. Jadi penelitian tindakan kelas ini diadakan proses pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.
Pelaksanaan Siklus I
1) Perencanaan Tindakan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah : a. Membuat rencana pembelajaran atau
skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan.
b. Membuat instrument penelitian. c. Membuat silabus.
d. Membuat lembar kerja sesuai materi
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa bersama – sama mengamati dan mencatat kisah keluarga yang memiliki anak yang bijak dan bebal. Guru dan siswa kemudian memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh guru. Siswa kemudian diminta oleh guru menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok. Kemudian guru mempersilakan siswa untuk menyusun bersama kelompoknya bagaimana simulasi peristiwa tersebut diatas pada nantinya akan disimulasikan didepan kelas. Setelah simulasi kelas selasai dilakukan, Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus I adalah sebagai berikut : 1. Temuan Positif
a. Melaui penggunaan metode inkuiri ini siswa terlihat lebih bergairah dalam belajar. b. Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa
terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja.
c. Motivasi siswa dalam memahami kisah keluarga tentang anak yang bijak dan yang bebal terlihat dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang dilakukan oleh siswa – siswa yang lain. 2. Temuan Negative
a. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya.
b. Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal.
4.3. Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :
a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang diajarkan.
b. Membuat instrument penelitian c. Membuat silabus
d. Membuat lembar kerja sesuai materi
Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada siswa beberapa tokoh contoh anak yang bijak dan yang bebal didalam keluarga yang siswa teliti. Sesi selanjutnya setelah siswa telah menyelasaikan tugas yang diberikan guru maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan memaparkan permasalahan dan siswa yang ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan atau pendapatan yang berbeda sehingga kemudian pada saat siswa telah dianggap kondisi tugas yang telah disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan kelas dan memulai diskusi bersama – sama, Dalam siklus II ini guru mengurangi peran dan instruksinya kepada siswa, Hanya mengamati dengan seksama bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaraan secara bersama – sama.
Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, Setelah itu guru peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaraan. Beberapa hal yang dapat yang dapat dicatat dalam siklus II adalah sebagai berikut :
1. Temuan Positif
a. Dalam berdiskusi dan Tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, Meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja.
b. Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat adanya bertambahnya siswa yang bertanya.
2. Temuan Negative
a. Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas masih terlihat belum terarah, Sehingga alur diskusi masih belum berjalan lancar. Dan masih didominasi oleh beberapa siswa yang berprestasi dikelas.
b. Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman – temannya dalam menyampaikan pengalamannya.
(8)
c. Kualiatas Tanya jawab yang dihasilkan dari diskusi belum maksimal.
4.4. Pembahasan Tiap Sikus dan Antar Siklus Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument yaitu : (1) pengamatan terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman siswa (3) angket untuk mengetahui dampak model pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap kreativitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut :
1. Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh) indikator yang meliputi keseriusan siswa, Inisiatif siswa, Partisipasi siswa dalam pembelajaran, Kemampuan siswa menyebutkan fakta, Kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata – kata sendiri, Berdiskusi, Kemampuan siswa memahami perintah guru. Tabel 1 : Pengamatan Kreativitas Siswa dalam
Pembelajaran
2. Hasil tes formatif pemahaman benda dan sifatnya
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa dan telah dianalisis berdasarkan indikator pencapaian pemahaman materi benda dan sifatnya maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2 : Hasil Tes Fomatif Pemahaman Siswa
Terhadap Materi Pembelajaran
3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa
Berdasarkan angket yang telah diberikan dan diisi oleh siswa maka diperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 3 : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
4. 5. Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan Sikus II diolah dan dianalisis dengan hasil sebagai berikut :
1. Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah bahwa implementasi pembelajaran berbasis inkuiri pada pok0k bahasan memuji Allah melalui Pujian memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada table diatas pada siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indicator keberhasilan terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5, Sedangkan pada siklus ke-2 dari 7(tujuh) indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa.
2. Dari data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang signifikan, Hal ini tampak pada hasil formatif I rata – rata siswa yang mampu menjawab soal tes 68,7% dan mengalami kesulitan 31,3%, Sedangkan pada hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal tes 83,5% dan yang mengalami kesulitan 18,3%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 14,80% pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa implementasi metode inkuiri dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.
3. Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 24 atau (82,5%) siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, Dan hanya 6 (17,5%) siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 23 (80,5%) siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 7 (19,5%) siswa belum dapat. Persentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajaran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, Hal ini ditunjukan oleh 28 (92,7%) siswa dan 2 (7,3%) siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan
(9)
guru 27 (91,6%) siswa dan hanya 3 (7,4%) siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat di terima oleh siswa.
5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, Maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut :
1. Implementasi berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan tanpa hambatan berarti.
2. Implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 Medan Petisah. Terbukti terdapat kenaikan persentase tingkat pemahaman dari siklus I sebesar 68,7% menjadi 83,5% pada siklus II, Atau mengalami peningkatan sebesar 14,60%.
3. Implementasi pembelajaran berbasis inkuiri dalam memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas I SD Negeri 060883
4. Respon siswa terhadap implementasikan pembelajaran berbasis inkuiri dalam materi memuji Allah melalui nyanyian dalam kehidupan untuk siswa kelas I SD Negeri 060883 termasuk positif.
5.2. Saran
1. Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih banyak strategi pembelajaran dari pada sekedar memberikan informasi.
2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-idenya, Dan guru sebaiknya sebagai fasilitator.
3. Kepala sekolah mendukung dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian dalam pelaksanaan peneliti tindakan kelas.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Alkitab Terjemahan, 1992, Lembaga Alktab Indonesia
[2] Slameto, 2007, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta
[3] D.L Baker dan A.A, Sitompul, 2007, Kamus Ibrani Indonesa,Jakarta BPK.Gunung Mulia, Skripsi
[4] A.Tabrani, 1992, Pendekatan Kontekstual, Balai Pustaka, Jakarta
[5] Arikunto, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung
[6] Breys dan Herscovics (1997). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
[7] Dahar. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
[8] Deporter (2000) Teori - Teori Belajar, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta
[9] Guntur Sumilih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta
[10] Holstein (1986). Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
[11] Nana Sudjana (1998), Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta. [12] Roestiyah (1998). Strategi Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. [13] Rosita (1997), Taksonomi Variabel, IKIP
Malang, Malang.
[14] Sunardi (20026). Belajar dan faktor - faktor Yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. [15] Sud dan Trowbridge (1990), Putrayasa (2001)
Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung : MLC.
[16] Skemp (1976 dalam Wahyudi (2001) .Pembelajaran Metode Agama. Jakarta : Kartika.
[17] S.C.Utami Munandar, 1992. Berbahasa. Surakarta : Erlangga
[18] Sunardi, 2006 Agama Pembelajaran Inkuiri Erlangga, Jakarta.
(1)
b.
Pemahaman (konprehention), Kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep.
c.
Penerapan (aplikasi), Yaitu kesanggupan
menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep.
Ide, Rumus, Hukum dalam situasi yang baru,
Misalnya memecahkan persoalan dengan
menggunakan rumus tertentu.
d.
Analisis, Yaitu kesanggupan memecahkan,
Menguasai suatu intergritas (kesatuan yang utuh)
menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti.
e.
Sintesis, Yaitu kesanggupan menyatukan unsur
atau bagian menjadi satu integritas.
f.
Evaluasi, Yaitu kesanggupan memberikan
keputusan tentang nilai suatu berdasarkan
pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang
dipakainya.
2. Tipe hasil belajar efektif
Bidang efektif disini berkenan dengan sikap. Bidang
ini kurang diperhatikan oleh guru, Tetapi lebih
menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada
pendapat beberapa ahli yang mengatakan, Bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya,
Bila seseorang telah menguasai bidang kognitif
tingkat tinggi.
Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan
tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih
komplek yaitu :
a.
Receiving atau attending, Yakni semacam
kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar
yang datang pada siswa, Baik dalam bentuk
masalah situasi dan gejala.
b.
Responding atau jawaban, Yakni reaksi yang
diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.
c.
Valuing atau penilaian, Yakni berhubungan
dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.
d.
Organisasi, Yakni pengembangan nilai kedalam
system organisasi, Termasuk menentukan
hubungan satu nilaidengan nilai lainnya dan
kemantapan prioritas yang dimilikinya.
e.
Karakteristik nilai atau internalisasi, Yakni
keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya.
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam
bentuk keterampilan, Kemampuan bertindak
individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu :
a.
Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan
tidak sadar.
b.
Keterampilan pada gerakan – gerakan dasar.
c.
Kemampuan pesreptual termasuk didalamnya
membedakan visual, Adaptif, Motorik, Dan lain-
lain.
d.
Kemampuan dibidang fisik, Misalnya kekuatan
keharmonisan dan ketetapan.
e.
Gerakan – gerakan skill, Mulai dari keterampilan
sederhana sampai pada keterampilan yang
kompleks.
f.
Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non
decorsive seperti gerakan ekpresif,
Interpertatitive.
2.6. Pengertian Nyanyian Bagi Tuhan
Nyanyian Tuhan merupakan ekspresi kasih kita
yang tertinggi pada Allah dan ekspresi kasih Allah
yang tertinggi bagi Gereja-Nya. Nyanyian Tuhan
adalah suatu dimensi musik yang menggugah orang
percaya yang sedang dilawat oleh Roh Kudus saat
sekarang ini. Ini merupakan nyayian atau
pembawaan lagu-lagu yang spontan dibawah
inspirasi Roh Kudus didalam Gereja.
Kita memuji Allah dan menyembah Allah karena
kasih-Nya kepada kita , diciptakannya semua
anggota tubuh kita untuk bekerja dan memuji Allah.
Pada saat kita menyembah Tuhan, sebenarnya kita
lebih banyak diberkati daripada Tuhan sendiri.
Semua agam di dunia menyatakan bahwa ada sesuatu
yang baik didalam diri manusia tetapi kekristenan
menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baik dari
kita selain Tuhan. Ibrani 10:19-20 menyatakan jadi
saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang
penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat
kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya
sendiri.Beberapa perspektif yang benar dalam
Memuji Tuhan antara lain;
1.
Menghabiskan banyak waktu dalam hadirat
Allah (Maz 84:11)
2.
Selalu berusaha berkenan dalam segala hal
yang mereka lakukan (1 Kor 10:31 dan
Kolose 3:23)
3.
Segenap hati sesuai dengan kebesaran-Nya
(Matius 22:37-39)
4.
Memiliki keroyalan dalam memberi
puji-pujian kepada Tuhan seperti apa yang patut Ia
terima, tetapi seorang penyembah yang sejati
memberi lebih dari yang dibutuhkan.
5.
Orang-orang yang Emosional. Kita
menyembah Tuhan bukan karena sedang
semangat tetapi mengespresikan apa yang kita
rasakan dan pikirkan tentang Tuhan. Kita
dapat menyembah secara emosional tetapi
bukan kita mencari-cari emosi.
6.
Orang-orang yang Ekspresif. Allah sangat
menyukai orang-orang yang menyembah
dengan segenap tubuh jasmani mereka I Kor
6:20 menyatakan bahwa kita harus
memuliakan Allah didalam dengan tubuh kita.
7.
Penyembah adalah orang yang
terfokus,pikirannya tertuju pada Allah.
8.
Memiliki hati yang hancur (Maz 51:17-19)
9.
Penyembah yang benar mengekspresikan
keseluruhan dari segi kehidupannya.
Jadi jelas disini,bahwa makna pujian dalam ibadah
kita bukan sekedar menjadi selingan atau hiburan
tetapi ada makna yang lebih penting dari yaitu
sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan.
Memuji Tuhan dalam aktivitas sehari-hari dengan
(2)
selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama
dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan
kektika kita letih lesu menjalani hidup yang serba
tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah
hampir menyerah menghadapi tantangan hidup,
mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan
dan kekecewaan, bimbingan dengan tidak tahu untuk
mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita
kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami
kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri, kita dapat
menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan,
perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang
melimpah dalam hati yang mengalir melalui
Puji-pujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh
anak-anak SD Negeri 060833.
2.7. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang efektif menuntut siswa
untuk terlibat secara aktif agar apa yan dipelajari
berbekas dalam ingatan siswa. Keaktifan siswa tidak
hanya sekedar mengajak siswa terlibat dalam proses
belajar mengajar tetapi juga menuntut siswa berpikir,
Menganalisa dan termotivasi dalam memahami hal –
hal yang dipelajarinya. Salah satu model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dengan model pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran inkuiri dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari – hari.
Berfikir tolak pada kerangka teoritis diatas,
Pelajaran Agama merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan sehari – hari.
2.8. Hipotesis Tindakan
Dari kajian teori dan rumusan masalah
maka hipotesis dalam penenlitian ini adalah dengan
“Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama
Menggunakan Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan
Memuji Allah Melalui Pujian di Kelas III SD Negeri
060883 MEDAN PETISAH”.
3. .Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas dengan
kegiatan berulang-ulang atau bersiklus, Dalam
rangka memecahkan masalah, Sampai masalah itu
dipecahkan. Dalam melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Guru dapat meneliti sendiri
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
secara langsung, Sehingga bila guru menemukan
permasalahan dalam pembelajaran guru dapat
merencanakan tindakan alternatif, Kemudian
dilaksanakan dan dievaluasi apakah tindakan
alternatif tersebut dapat digunakan untuk
memecahkan masalah.
Menurut Arikunto (2006) adapun tahapan –
tahapan penelitian ini dapat dilihat, Pada skema
berikut:
Gambar 1 : Skema Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan
tindakan yang diuraikan sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk
memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya
tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian
dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai
konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku
pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action
Research (CAR) atau peneliti Tindakan Kelas (PTK
Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus,
Tiap siklus terdiri dari :
a.
Persiapan/perencanaan (Planning)
b.
Tindakan/pelaksanaan (Acting)
c.
Observasi (Observesing)
d.
Refleksi (Reflecting)
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus
yaiitu :
1.
Siklus I
a.
Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan penelitian, Peneliti
mempersiapkan hal- hal sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasikan bahan pembelajaran
2.
Menyusun silabus dan RPP
3.
Menyiapkan alat bantu pembelajaran
4.
Menyiapkan lembar tes
5.
Menyiapkan lembar observasi
b.
Tindakan /pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap ini merupakan tahap apa yang telah
tertuan dalam rencana pembelajaran dengan
modifikasi pelaksanaan sesuai dengan situasi
dengan modifikasi pelaksanaan sesuai dengan
situasi yang terjadi :
2. Tindakan Siklus I
Pokok Bahasan :Memuji Allah melalui nyanyian
Sub Pokok Bahasan :cara memuji Allah
Langkah – langkah tindakan :
a.
Tindakan pertama yang perlu dilakukan
adalah mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan- pertanyaan awal untuk
membangkitkan motivasi belajar.
(3)
b.
Guru mengajak siswa untuk memahami
tingkah laku anak didalam keluarga
c.
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa
seputar tentang pengetahuan yang berkaitan
denganmemuji Allah lewat nyanyian.
d.
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok dan disetiap kelompok diberikan
tugas simulasi untuk memerankan beberapa
cara bernyanyi dengan 3 org/group.
e.
Guru mempersilahkan setiap kelompok
untuk maju dan mensimulasikan fragmen
adegan tersebut di atas.
f.
Guru dan siswa bersama – sama
menyimpulkan hasil pembahasan materi
dengan skema dan tepat.
Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini
adalah :
1.
Siswa mengalami peningkatan minat belajar
dan aktivitas dikelas selama guru
melakukan kegiatan pembelajaran.
2.
Terdapat peningkatan konsentrasi belajar
siswa sehingga aktivitas siswa menjadi
terfokus dalam penyelesaian tugas – tugas
yang diberikan oleh guru.
3.
Siswa memiliki kemauan dan keberanian
untuk bertanya kepada siswa tentang
kesulitan yang dialami pada saat
menyelesaikan tugas yang diberikan.
c.
Observasi (Observing)
Dalam tahapan observasi peneliti melakukan
pengamatan selama kegiatan berlangsung, Juga
teman, Guru yang diminta bantuan untuk ikuti
mengamati selama kegiatan proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa dan lembar observasi
aktifitas guru.
d.
Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahap menganalisa,
Mensintesa, Hasil dari catatan selama kegiatan
proses pembelajaran menggunakan instrumen
lembar pengamata, Kuisioner, dan tes. Dalam
refleksi melibatkan siswa, Teman sejawat yang
mengamati dan kepada sekolah. Untuk
melakukan perencanaan pada siklus berikutnya,
Peneliti menidentifkasi dan mengelompokan
masalah yang timbul pada pebelajaran siklus I.
2.
Siklus II
a.
Persiapan/perencanaa (planning)
Sebelum melaksanakan tindakan siklus II,
Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait
dengan temuan – temuan pada siklus I
b.
Tindakan/pelaksanaan (Acting)
Pokok Bahasan
: Memuji Allah melalui
Nyanyian
Sub Pokok Bahasan : cara memuji Allah
Langkah – langkah tindakan :
a.
Guru mengajak siswa untuk memuji Allah
melalui nyanyian.
b.
Guru menanyakan kepada siswa
beberapacontoh memuji Allah yang benar
dan yang tidak benar..
c.
Guru mengajak siswa untuk mencontohkan
cara menyanyi yang benar.
d.
Guru mengajak siswa melakukan studi
kelompok dalam rangka memahami dan
mengenal lebih jauh tentang memuji Allah
lewat pujian.
e.
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok dan disetiap kelompok diberikan
tugas kelompok.
f.
Siswa diharapkan menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu dan mengerjakannya
dengan berbagi tugas bersama rekannya
dalam kelompok.
g.
Siswa melaporkan hasil kerjanya kedepan
kelas dengan mempraktekan cara memuji
Allah dengan penyembahan, Dalam siklus II
ini guru mengurangi peran dan instruksinya
kepada siswa, Hanya mengamati dengan
seksama bagaimana pelaksanaan
pembelajaran yang diakukannya dan
perubahan aktifitas siswa yang dialaminya.
h.
Pada sesi akhir guru dan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran secara
bersama – sama.
Harapan yang dimungkinkan muncul dalam
siklus II ini adalah bahwa :
1.
Guru dapat mengelola kelas dengan baik
dan lebih mampu memahami siswa.
2.
Siswa dapat meningkatkan kemampuan
komunikasinya dan penguasaan konsep
materi pembelajarn.
3.
Partsipasi siswa dalam pembelajaran
mengalami peningkatan yang baik.
c.
Observasi (Observing)
Pada tahap observasi peneliti melakukan
pengamatan selama kegiatan berlangsung,
Peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk
mengamati kegiatan proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan
siswa.
d.
Refleksi (reflecting)
Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat
digunakan untuk melakukan refleksi apakah
hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan
secara klasikal maupun individual.
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran Agama haruslah lebih
berkembang, Tidak hanya terfokus pada kebiasaan
dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut
: Diajarkan definisi, Diberikan contoh – contoh dan
diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan
siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep
yang berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.
(4)
Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal
cerita yang mungkin terkait dengan terapan Agama
atau kehidupan sehari – hari.
4.2. Deskripsi Hasil Siklus I
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
tiga siklus, Dimana tiap sikusnya terdiri dari satu
tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan
pembelajaran yang lamanya 2 x 30 menit. Jadi
penelitian tindakan kelas ini diadakan proses
pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.
Pelaksanaan Siklus I
1)
Perencanaan Tindakan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah :
a.
Membuat rencana pembelajaran atau
skenario metode inkuiri, Sesuai materi yang
diajarkan.
b.
Membuat instrument penelitian.
c.
Membuat silabus.
d.
Membuat lembar kerja sesuai materi
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajak siswa bersama – sama mengamati dan
mencatat kisah keluarga yang memiliki anak
yang bijak dan bebal. Guru dan siswa kemudian
memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh
guru. Siswa kemudian diminta oleh guru
menjelaskan kegiatan yang dapat terjadi. Guru
membagi siswa dalam 3 (tiga) kelompok.
Kemudian guru mempersilakan siswa untuk
menyusun bersama kelompoknya bagaimana
simulasi peristiwa tersebut diatas pada nantinya
akan disimulasikan didepan kelas. Setelah
simulasi kelas selasai dilakukan, Setelah itu guru
melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat
dicatat dalam siklus I adalah sebagai berikut :
1.
Temuan Positif
a.
Melaui penggunaan metode inkuiri ini siswa
terlihat lebih bergairah dalam belajar.
b.
Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa
terlihat mulai aktif, Meski peran siswa
masih kurang karena hanya beberapa orang
saja.
c.
Motivasi siswa dalam memahami kisah
keluarga tentang anak yang bijak dan yang
bebal terlihat dengan adanya beberapa siswa
bertanya terkait dengan simulasi yang
dilakukan oleh siswa – siswa yang lain.
2.
Temuan Negative
a.
Sebagian siswa masih ada yang belum bisa
menjelaskan kepada teman-temannya dalam
menyampaikan pengalamannya.
b.
Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari
hasil diskusi belum maksimal.
4.3. Deskripsi Hasil Siklus II
1.
Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :
a.
Membuat rencana pembelajaran atau
skenario metode inkuiri, Sesuai materi
yang diajarkan.
b.
Membuat instrument penelitian
c.
Membuat silabus
d.
Membuat lembar kerja sesuai materi
Guru mengajak siswa dan menanyakan kepada
siswa beberapa tokoh contoh anak yang bijak
dan yang bebal didalam keluarga yang siswa
teliti. Sesi selanjutnya setelah siswa telah
menyelasaikan tugas yang diberikan guru maka
guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
memaparkan permasalahan dan siswa yang
ditunjuk secara acak diminta untuk menanggapi
permasalahan yang telah diberikan oleh guru.
Kemudian guru juga meminta siswa lain untuk
memberikan tanggapan atau pendapatan yang
berbeda sehingga kemudian pada saat siswa
telah dianggap kondisi tugas yang telah
disiapkan oleh guru. Siswa diharapkan
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan
mengerjakannya dengan berbagi tugas bersama
rekannya dalam kelompok. Siswa melaporkan
hasil kerjanya kedepan kelas dan memulai
diskusi bersama – sama, Dalam siklus II ini guru
mengurangi peran dan instruksinya kepada
siswa, Hanya mengamati dengan seksama
bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukannya dan perubahan aktifitas siswa yang
dialaminya. Pada sesi akhir guru dan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaraan secara
bersama – sama.
Setelah diskusi kelas selesai dilakukan, Setelah
itu guru peneliti melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi pembelajaraan. Beberapa
hal yang dapat yang dapat dicatat dalam siklus II
adalah sebagai berikut :
1.
Temuan Positif
a.
Dalam berdiskusi dan Tanya jawab
siswa terlihat mulai aktif, Meski peran
siswa masih kurang karena hanya
beberapa orang saja.
b.
Jumlah siswa yang aktif meningkat hal
ini terlihat adanya bertambahnya siswa
yang bertanya.
2.
Temuan Negative
a.
Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas
masih terlihat belum terarah, Sehingga
alur diskusi masih belum berjalan
lancar. Dan masih didominasi oleh
beberapa siswa yang berprestasi
dikelas.
b.
Sebagian siswa masih ada yang belum
bisa menjelaskan kepada teman –
temannya dalam menyampaikan
pengalamannya.
(5)
c.
Kualiatas Tanya jawab yang
dihasilkan dari diskusi belum
maksimal.
4.4. Pembahasan Tiap Sikus dan Antar Siklus
Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan
tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan instrument yaitu : (1) pengamatan
terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman
siswa (3) angket untuk mengetahui dampak model
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terhadap
kreativitas siswa dan pemahaman siswa. Berikut
dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus
sebagai berikut :
1.
Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan 7 (tujuh)
indikator yang meliputi keseriusan siswa,
Inisiatif siswa, Partisipasi siswa dalam
pembelajaran, Kemampuan siswa menyebutkan
fakta, Kemampuan siswa menjelaskan konsep
dengan kata – kata sendiri, Berdiskusi,
Kemampuan siswa memahami perintah guru.
Tabel 1 : Pengamatan Kreativitas Siswa dalam
Pembelajaran
2. Hasil tes formatif pemahaman benda dan
sifatnya
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada
siswa dan telah dianalisis berdasarkan indikator
pencapaian pemahaman materi benda dan
sifatnya maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2 : Hasil Tes Fomatif Pemahaman Siswa
Terhadap Materi Pembelajaran
3. Hasil penilaian berdasarkan angket yang
diberikan kepada siswa
Berdasarkan angket yang telah diberikan dan
diisi oleh siswa maka diperoleh data respon
siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 3 : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
4. 5. Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil
pengamatan pada siklus I dan Sikus II diolah dan
dianalisis dengan hasil sebagai berikut :
1.
Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah
bahwa implementasi pembelajaran berbasis
inkuiri pada pok0k bahasan memuji Allah
melalui Pujian memberikan kontribusi yang
cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan
kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari siklus ke-1
ke siklus ke-2 tampak pada table diatas pada
siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indicator keberhasilan
terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5,
Sedangkan pada siklus ke-2 dari 7(tujuh)
indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup
hal ini membuktikan terdapat adanya
peningkatan kreativitas siswa dalam
pembelajaran siswa.
2.
Dari data formatif I dan tes formatif II tampak
terdapat peningkatan yang signifikan, Hal ini
tampak pada hasil formatif I rata – rata siswa
yang mampu menjawab soal tes 68,7% dan
mengalami kesulitan 31,3%, Sedangkan pada
hasil tes formatif II yang mampu menjawab soal
tes 83,5% dan yang mengalami kesulitan
18,3%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar
14,80% pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
implementasi metode inkuiri dapat dikatakan
efektif dalam meningkatkan pemahaman
pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.
3.
Berdasarkan data hasil angket yang diberikan
kepada siswa didapatkan sebagian besar 24 atau
(82,5%) siswa menyatakan senang belajar
dengan metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru, Dan hanya 6 (17,5%) siswa
menyatakan tidak senang. Dalam aspek
kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan
dalam kehidupannya sekitar 23 (80,5%) siswa
mampu merasakan hal tersebut sedangkan 7
(19,5%) siswa belum dapat. Persentase tersebut
juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya
metode pembelajaran itu digunakan. Padahal
sebagian besar siswa merasa tertantang dengan
langkah-langkah pembelajaran yang baru
dilakukan, Hal ini ditunjukan oleh 28 (92,7%)
siswa dan 2 (7,3%) siswa merasa tidak ada
tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka
merasakan tertarik metode yang dikembangkan
(6)