MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 101752 KLAMBIR LIMA TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA

PELAJARAN IPA DI KELAS V SD

NEGERI 101752 KLAMBIR LIMA

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan PGSD S-I

OLEH :

IRMA ERPIANA

NIM: 108 313 148

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Irma Erpiana Nim : 108 313 148 Jurusan : PPSD

Program Studi : PGSD SI

Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima Tahun Ajaran 2011/2012.

Skripsi Ini Telah Diuji Dinyatakan Telah Memenuhui Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, 06 Agustus 2012

Menyetujui Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. Rahmulyani M.Pd. Kons NIP: 19610511 198601 2001

Mengetahui Ketua Jurusan PPSD

Drs. Khairul Anwar. M.Pd NIP: 19580709 198501 1001


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh: IRMA ERPIANA NIM: 108 313 148

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Telah Dipertahankan Dalam Ujian Skripsi Pada Tanggal 03 Agustus 2012 Dan Dinyatakan Telah Memenuhui Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, 06 Agustus 2012 Ketua

Panitia Ujian Sekretaris

Drs. Nasrun. MS Drs. Khairul Anwar. M.Pd NIP: 195705141984031001 NIP: 195807091985011001


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN HASIL REVISI

PADA UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa: Nama : Irma Erpiana

Nim : 108 313 148 Jurusan : PPSD

Program Studi : PGSD SI

Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima Tahun Ajaran 2011/2012

Mahasiswa tersebut benar telah melakukan perbaikan skripsi sesuai dengan saran-saran yang telah diberikan pada waktu pelaksanaan ujian mempertahankan skripsi.

No. Nama Keterangan Tangan Tangan

1. Dra. Rahmulyani. M.pd.Kons NIP: 19610511 198601 2001

Dosen Pembimbing Skripsi

2. Drs. Khairul Anwar. M.pd NIP: 19580709 198501 1001

Dosen Penguji 1

3. Dr. Anita Yus. M.pd

NIP: 195907211986012001

Dosen Penguji II

4. Dra. Sariana Marbun. M.pd NIP: 196103271986012002


(5)

ABSTRAK

IRMA ERPIANA, NIM : 108 313 148, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Jurusan PPSD, Program Studi PGSD S-1 FIP UNIMED Tahun 2012.

Masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima menggunakan Kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Sebab pembelajaran Numbered Heads Together ini merupakan strategi belajar yang menuntut kerjasama, interaksi, serta keaktifan siswa dalam kelompok dan siswa saling membantu dalam memahami konsep pembelajaran dan memperbaiki jawaban yang bertujuan untuk memotivasi belajar yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sumber daya alam dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada siswa kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa V SD Negeri 101752 Klambir Lima dengan jumlah 36 orang siswa.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, pilihan berganda serta lembar kerja siswa pada setiap siklus berlangsung. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Sebelum melaksanakan pembelajaran berlangsung terlebih dahulu peneliti melaksanakan pre test (tes awal). Berdasarkan hasil pre test menunjukkan dari 36 orang siswa hanya 8 orang (22,22%) siswa yang tuntas dalam belajar dengan nilai rata-rata 5,0. Pada siklus I terdapat sebanyak 21 orang (58,33%) siswa yang tuntas dalam belajar dengan nilai rata-rata 64,72. Ini menunjukkan terjadi peningkatan dari tes sebelumnya. Pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar sebanyak 29 orang (80,55%) siswa yang tuntas dalam pembelajaran dengan nilai rata-rata 75,27%. Jika dibandingkan pada siklus I ketuntasan belajar siswa pada siklus II semakin meningkat. Dengan melihat nilai pada siklus II, siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, sehingga tidak perlu melakukan siklus berikutnya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima Tahun Ajaran 2011/2012.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhui salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima Tahun Ajaran 2011/2012”. Selama penulisan skripsi ini penulis mengalami berbagai kesulitan oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam penulisan Penelitian

Tindakan Kelas ini. Akan tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari ibu Dra.

Rahmulyani. M.pd. Kons serta pihak lainnya sehinggan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaia skripsi ini, antara lain yaitu kepada:


(7)

1. Bapak Prof. Dr Ibnu Hajar Damanik. M.Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Khairul Anwar. M.pd. selaku ketua jurusan PGSD dan Bapak Drs.

Ramli Sitorus. M.Ed. selaku sekretaris PGSD UNIMED.

4. Ibu Dra. Rahmulyani. M.Pd. Kons. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Penguji: Bapak Drs. Khairul Anwar.M.pd. selaku penyelaras I, Ibu Dr. Anita Yus.

M.Pd. selaku penyelaras II, Serta Ibu Dra. Sariana Marbun. M.Pd. selaku penyelaras III yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dan penulisan dalam skripsi ini.

6. Ibu Safrida Nasution. S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri 101752 Klambir

Lima yang telah memberikan izin penelitian di sekolah tersebut, serta Ibu Sri Wahyuni selaku wali kelas V yang memberikan waktu kepada peneliti untuk terlaksananya proses belajar mengajar dan memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.


(8)

7. Kepada yang teristimewa kedua orang tua yang sangat saya hormati dan sayangi, yang selalu memberikan dorongan, doa dan motivasi kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

8. Kepada adikku yang saya sayangi Irda Piolita br sitepu yang telah memberikan

doa dan motivasi kepada penulis.

9. Kepada sahabat saya yang teristimewa Erni Gustika Sari, Chintia Dewi,

Rahmawati, Desi Ariani, Ani Khairiah, serta teman-teman jurusan PGSD S-I Stambuk 2008 yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun pengetikan. Untuk itu penulis sangat mengarapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan sumbangan bagi guru tentang pelaksanaan pembelajaran numbered heads together ( NHT).

Medan, 06 Agustus 2012 Penulis

IRMA ERPIANA NIM: 108 313 148


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1 Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar ... 7

2.1.2 Pengertian Belajar ... 9

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.1.4 Langkah-Langkah Pembelajaran NHT ... 11

2.1.5 Pembelajaran IPA di SD ... 14

2.1.6 Materi Sumber Daya Alam ... 16

2.2 Kerangka Konseptual ... 19


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 22

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 23

3.5 Desain Penelitian ... 23

3.6 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 24

3.7 Tehnik Pengumpulan Data ... 27

3.8 Tehnik Analisis Data ... 28

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 DAFTAR LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 31

Tabel 2 Nilai Pre Test Siswa ... 33

Tabel 3 Distribusi Tingkat Hasil Belajar Pre Test ... 34

Tabel 4 Nilai Siswa Siklus I ... 37

Tabel 5 Distribusi Tingkat Hasil Belajar Siklus I ... 38

Tabel 7 Nilai Siswa Siklus II ... 42

Tabel 8 Distribusi Tingkat Hasil Belajar Siklus II ... 43

Tabel 9 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pre Test Siklus I dan Siklus II ... 47


(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Hasil Belajar Siswa Pada Pre Test……...………... 35

Grafik 2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ………... 39

Grafik 3 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II……..………... 44


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) Lampiran 5 : Soal Pre Test

Lampiran 6 : Soal Post Test I Lampiran 7 : Soal Post Test II

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa ( Diskusi Kelompok )

Lampiran 9 : Lembar Observasi /Pengamatan Proses Belajar Mengajar (Siklus I) Lampiran 10 : Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar (Siklus I) Lampiran 11 : Lembar Observasi /Pengamatan Proses Belajar Mengajar (Siklus II) Lampiran 12 : Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Belajar (Siklus II) Lampiran 13 : Tabulasi Hasil Jawaban Pada Pre Test

Lampiran 14 : Tabulasi Hasil Jawaban Pada Post Test 1 Lampiran 15 : Tabulasi Hasil Jawaban Pada Post Test II

Lampiran 16 : Daftar Nama Siswa SD Negeri 101752 Klambir Lima Lampiran 17 : Dokumentasi Hasil Penelitian


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sesungguhnya telah banyak dibicarakan oleh para ahli

pendidikan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter perkembangan ilmu dan mental seorang anak yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya baik secara individual maupun secara mahkluk sosial. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik Sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan yang cukup kompleks meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama yang lain. Jika menginginkan pendidikan terlaksana secara teratur berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali.

Menurut moh surya ( 1981:32) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

lingkungannya.” Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.


(15)

Pelajaran IPA sangat penting dalam dunia pendidikan karena mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam pelajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak peserta didik memanfaatkan ala sekitar kita sebagai sumber belajar.

Dalam meraih hasil pembelajaran yang efektif dan efisien peranan guru sangatlah penting. Karena guru berperan penting dalam menjalankan tugas serta mengatur didalam kelas yang mereka hadapi. Suasana kelas yang nyaman dan hidup dapat membuat siswa-siswi belajar dengan tekun dan penuh semangat tanpa ada hambatan yang mereka hadapi. Sedangkan suasana kelas yang suram atau tidak nyaman membuat aktivitas siswa kurang nyaman karena siswa tidak betah dengan suasana kotor sehingga kurang bersemangat untuk memngikuti proses belajar mengajar.

Tampaknya pelaksanaan pendidikan kita disekolah belum sesuai dengan harapan, khususnya pada siswa kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa rendah, Pada pembelajaran IPA masih didominasi oleh guru dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih berpusat pada guru yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah sehingga pembelajaran IPA belum tercapai. Dari 36 orang siswa hanya 16 orang siswa atau 30% siswa yang tuntas dan 20 orang siswa atau 70% siswa yang belum tuntas.

Hasil dari wawancara dan observasi di sekolah Dasar Negeri 101752 Klambir Lima, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dan faktor


(16)

utamanya diakibatkan karena banyaknya konsep dasar yang harus dihapal dan sangat membosankan bagi siswa. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep-konsep IPA. Apabila keseluruhan materi diajarkan guru secara konvensional dan tidak bervariasi tidak menggunakan model pembelajaran maka siswa akan merasa sulit memahami materi tersebut.

Dalam pembelajaran, kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajarn yang melibatkan siswa secara aktif, yang mana aktifitas siswa hanya mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh sehingga kurang merespon materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa dan nilai tugas yang diberikan oleh guru.

Dari masalah tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dan dapat mengembangkan mental siswa. Keberhasilan seorang pengajar akan terjamin bila para siswa-siswinya mengerti pada materi yang diajarkan melalui proses belajar mengajar yang tepat.

Dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menggunakan model pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa saling berintraksi antara satu sama yang lain sehingga membuat proses pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan. Model pembelajaran menekankan pada siswa sehingga lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Heads Together) “Pembelajaran


(17)

kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tehnik memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”.

Prosedur pelaksanaannya, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, masing masing siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda, Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas / pertanyaan dan masing masing kelompok mengerjakannya. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut, setelah itu guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil mempersentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

Dengan tehnik ini dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat dan motivasi para siswa. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah dan dapat memecahkan masalah tiap soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri Klambir Lima”.


(18)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah:

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode ceramah

2. Banyaknya konsep dasar yang harus dihapal sehingga siswa merasa bosan dan jenuh

3. Masih kurangnya aktifitas siswa, sehingga kebanyakan siswa hanya mendengarkan guru berbicara dan menyampaikan materi pelajaran.

4. Pemilihan strategi pembelajaran pada mata pelajaran IPA belum tepat

1.3.Batasan Masalah

Agar tidak terjadi permasalahan yang terlalu luas maka batasan masalah

dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 101752 ”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


(19)

“ Apakah dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bahasan Sumber Daya Alam dikelas V SD Negeri 101752”.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT pada materi pokok Sumber Daya Alam kelas V SD Negeri 101752.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagi siswa, Meningkatkan cara berfikir siswa agar lebih kritis, sehingga mereka akan lebih kreatif dalam kegiatan proses belajar mengajar, dan menambah wawasan / pengetahuan dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

2. Bagi Guru, Mampu meningkatkan kepropesionalan guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas, serta mempunyai strategi mengajar yang tepat dilakukan didalam kelas dan dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah nantinya.


(20)

4. Bagi Peneliti, memberikan pengalaman pengetahuan bagi diri sendiri dan dapat melihat kesesuain pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teeoritis

2.1.1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha

penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih baik belajar berarti mengubah tingkah laku.

Belajar adalah mengubah tingkah laku. Belajar akan membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan ilmu pengetahuan melainkan juga bentuk percakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. belajar menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil dari belajar sebagai rangkaian jiwa raga.


(21)

Dari pendapat diatas dapat dipahami, bahwa hasil belajar adalah mengubah tingkah laku seseorang menjadi yang lebih baik menanamkan kepada mereka bagaimana berbicara yang baik dan sopan.

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga

kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1.Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi terhadap hasil belajar tersebut. Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar.

Berdasarkan penilaian evaluasi hasil belajar dapat kita dapat mengetahui tujuan utamanya adalah mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengetahui suatu kegiatan pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai atau berupa huruf atau kata simbol.

Untuk mengetahui apakah seseorang udah belajar atau belum, tidak mudah. Tujuan pembelajaran untuk terjadinya perubahan tingkah laku maka harus ada yang terjadi pada diri siswa antara sebelum atau sesudah proses belajar mengajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk


(22)

dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar: a. Keterampilan dan kebiasaan, b. Pengetahuan dan pengertian, c. Sikap dan cita-cita.

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

2.1.2. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam prakteknya, Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Belajar juga merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dan perubahan itu secara menetap.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut psikologi secara pendidikan, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenunuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.


(23)

Menurut para ahli diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau prilaku seseorang yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku, prilaku, kepribadian yang bersifat permanen, maka dengan belajar prilaku siswa akan semakin baik.

Moh.surya ( 1981:32 ) mendefenisikan “ belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi dapat dipahami bahwa belajar adalah bukanlah semata mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memperoses dan menginterpretasi pengalaman yang baru dengan perubahan yang sudah dimilikinya. Sedemikan seseorang dikatakan belajar jika dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan sehingga yang bersangkutan berubah.

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus berusaha untuk menyelesaikan tugas. model pembelajaran kooperatif pada dasarnya untuk mencapai tiga sasaran, yaitu: hasil belajar akademik penerimaan pendapat yang bermacam-macam dan mengembangkan keterampilan sosial.


(24)

Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah:

1. Student Team Achevement Division ( STAD)

2. Tim Ahli ( Jigsaw)

3. Investigasi Kelompok ( Group Investigation)

4. Think Pair Share ( TPS)

5. Teams Games Tournament (TGT)

2.1.4. Langkah-langkah Pembelajaran NHT

Adapun langkah-langkah pembelajaran NHT adalah (a). Pendahuluan,

Fase 1 Persiapan, 1). Guru melakukan apersepsi, 2). Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT, 3). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 4). Guru memberi motivasi, (b). Kegiatan inti, Fase 2, Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT, tahap pertama 1). Penomoran: Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1- 5, Siswa bergabung dengan anggotanya masing masing, 2). Tahap kedua Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal- soal LKS, Tahap ketiga Berpikir bersama: Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dalam LKS tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut, Tahap keempat 1.Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya


(25)

untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 2. Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pengerjaan LKS. Untuk mengoptimalkan pelaksanaaan pengajaran Numbered Head Together guru menggunakan empat langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Langkah- langkah Pembelajaran NHT

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang, dan kepala setiap anggota kelompok di beri nomor 1-5.

Siswa berkelompok sesuai instruksi guru.

Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

Menyimak pertanyaan guru dan mengerjakan

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Berpikir Bersama Guru memberi

kesempatan kepada siswa

Siswa berdiskusi tentang pertanyaan yang di


(26)

untuk berpikir bersama untuk menyatukan pendapatnya.

ajukan oleh guru tersebut.

Menjawab Guru memanggil satu nomor untuk menjawab pertanyaan yang di bacakan di depan kelas .

Siswa membacakan hasil dari diskusi mereka dari hasil kerja kelompoknya .

Model pembelajaran Numbered head together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dan akhirnya hasil diskusi mereka dipresentasikan di depan kelas.

Adapun kelebihan dan kekurangan model ini yaitu: 1. Kelebihannya: a). Suasana kelas menjadi hidup dan dinamis. b). Setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk bereksperesi dan mengeluarkan pendapatnya .c). waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien. 2. Kekuranganya: a). Ketidakbiasanya siswa melakukan pembelajaran kooperatif sehingga siswa terkadang heran dan merasa kaget dengan adanya pembelajaran kooperatif NHT ini.

Manfaat Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya Numbered Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran


(27)

atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tantang Numbered head together dapat bermanfaat bagi para siswa. Fungsi model pembelajaran Numbered head together bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam merangkum suatu cerita secara runtut sehingga siswa dapat menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya.

Tujuan model pembelajaran Number Head Together adalah agar pemahaman siswa bercerita melalui model NHT yang diberikan dalam bentuk tugas perkelompok, agar siswa dapat saling menambah kekurangan pembendaharaan kata dalam merangkai kembali cerita yang dipelajarinya, karena ada kerjasama itulah diharapkan siswa tidak mengalami kesulitan atau kesukaran dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya.

Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh


(28)

kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).

2.1.5. Pembelajaran IPA di SD

Sain adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta.

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semuala berasal dari bahasa inggris “science”. Kata science berasal dari dalam bahasa Latin “ yang berarti saya tahu. “ science” terdiri dari social science ( Ilmu Pengetahuan sosial) dan natural science Ilmu Pengetahuan Alam).

Dalam perkembangan science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti ulmu pengetahuan Alam ( IPA) secara sederhana Sains di defenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam.

IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar ( Depdiknas 2004:33 ).


(29)

Menurut para ahli, IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang tersusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran Sains /IPA di sekolah dasar . (1). Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran anak telah memiliki berbagai konsep pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari, (2). Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam, (3). Dalam setiap pembelajaran Sains/IPA kegiatan bertanyalah menjadi bagian yang penting, (4). Dalam pembelajaran Sains /IPA guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berfikir.

Pendidikan IPA menurut usman, (2010:2) “berfungsi untuk meningkatkan rasa ingin tahu, mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengatahuan dan teknologi dan mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna untuk kehidupan sehari-hari serta berkaitan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Penulis menyimpulkan bahwa fungsi IPA adalah mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualiatas kehidupan sehari-hari, dan juga memanfaatkan alam yang ada di lingkungan sekitar.


(30)

Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Benda-benda yang ada di sekitar kita berasal dari sumber daya alam yang berbeda-beda. Berdasarkan kelestariannya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

1. Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui

Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah kekayaan alam yang dapat

dibudidayakan sehingga tetap lestari. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui meliputi tumbuhan, hewan, tanah, air, dan udara.

a.Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber energi bagi manusia dan hewan. Jika tidak ada tumbuhan, manusia dan hewan tidak dapat memperoleh energi. Jadi, tumbuhan sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan.

b.Hewan

Hewan adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta. Hewan dapat terdiri dari satu sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular). Semua hewan merupakan organisme heterotrof.

c.Tanah

Sumber daya alam tanah suatu saat akan habis jika digunakan terus-menerus. Manusia membutuhkan tanah untuk tempat tinggal. Jika jumlah manusia makin banyak, maka lahan diubah menjadi perumahan semakin luas.


(31)

Air banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Air dibutuhkan untuk memasak, mencuci, dan mandi. Air dipermukaan bumi sangat banyak bahkan sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air. Selain berjumlah sangat banyak, air juga mengalami siklus sehingga air selalu tersedia di alam. Jadi air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui.

e.Udara

Udara juga termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui. Udara kita gunakan untuk bernapas. Pada saat bernapas, kita mengisap udara yang banyak mengandung oksigen dan banyak mengembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida.

1. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui suatu saat akan habis jika digunakan secara terus-menerus. Contohnya adalah batu bara, minyak bumi, dan berbagai jenis logam.

a. Batu Bara

Batu bara sering disebut batu arang. Batu bara terbentuk dari pembusukan dan penimbunan sisa tumbuhan selama berjuta-juta tahun. Batu bara merupakan bahan bakar yang banyak digunakan pada lokomotif kuno, pabrik, dan rumah tangga. Namun, penggunaan batu bara sebagai bahan bakar dapat menimbulkan pencemaran udara karena menghasilkan asap dan jelaga (debu hitam).


(32)

Minyak bumi merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan Misalnya, bensin untuk kendaraan dan minyak tanah untuk kompor. Minyak bumi berasal dari jasad renik laut dan hewan yang tertimbun lumpur berjuta-juta tahun yang lalu berubah menjadi lumpur yang mengandung minyak bumi. Lumpur tersebut tertimbun tanah sehingga harus dilakukan pengeboran untuk mengambil minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah.

c.Logam

Berbagai jenis logam banyak terkandung di kerak bumi, misalnya aluminium besi, tembaga, emas, perak, platina, dan nikel.

Aluminium merupakan logam yang terbanyak di kerak bumi. Aluminium diambil dari bijihnya. Bijih aluminium disebut bauksit. Aluminium berwarna putih, tahan karat, ringan dan mudah mengantarkan panas. Besi merupakan logam yang kedua terdapat di kerak bumi. Besi dan baja banyak digunakan untuk membuat tiang bangunan, mesin-mesin, dan alat-alat pertukangan. Tembaga merupakan logam pengantar listrik yang paling baik. Tembaga banyak digunakan untuk membuat kabel listrik. Emas, perak, dan platina merupakan logam yang mahal. Emas, perak, dan platina banyak digunakan untuk membuat perhiasan, misalnya cincin, gelang, dan kalung. Nikel merupakan logam yang tahan karat. Nikel bisa digunakan untuk melapisi logam lain agar tidak mudah berkarat.


(33)

Untuk menciptakan suasana belajar yang baik agar terjadi interaksi belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa belajar dengan baik dan sungguh-sungguh adalah merupakan tugas seorang guru.

Keberhasilan guru dalam mengajar dapat dilihat dari segi hasil. Sedangkan keberhasilan siswa dalam memahami sesuatu materi pelajaran dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam menyampaikan pelajaran. Faktor utama yang ada dalam latar belakang ini adalah hasil belajar yang rendah. Hasil belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman. Siswa masih tergolong rendah penguasannya dalam materi sumber daya alam, yang diakibatkan karena ada kurangnya kemampuan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan kompetensi yaitu untuk mengetahui sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Dalam pembelajaran ini dituntut keterampilan siswa dan pemahaman mengenai teori-teori yang nantinya akan dilihat dari penialaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Untuk menjadikan pembelajaran IPA sebagai suatu hal yang menyenangkan, guru adalah sebagai perancang pendekatan yang tepat agar konsep IPA mudah dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa yang mengutamakan kerjasama sebagai anggota kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda.


(34)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses belajar IPA pada pokok bahasan sumber daya alam adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan proses kegiatan pembelajaran dengan Numbered Heads Together ( NHT) diawali dengan Numbering. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda, para siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok diberi kesempatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal itu dilakukan terus menerus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan sebagai pengetahuan yang utuh.

Dalam proses pembelajaran, agar hasil belajar siswa semakin meningkat sangat diperlukan peran guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa diajak untuk belajar lebih baik lagi dan memahami konsep yang sulit, berfikir kritis, bekerjasama dan saling membantu teman.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan diskusi kelompok dari pada hanya menerima kata guru atau buku. Sehingga


(35)

pemahaman siswa semakin luas tentang sumber daya alam dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

2.3. Hipotesis Tindakan

Untuk menjawab permasalahan dari penelitian yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan suatu hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data penelitian yang dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada pokok bahasan sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) di SD Negeri 101752 Klambir Lima, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sumber daya alam dikelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima yang dapat dilihat dengan ketuntasan belajar siswa pada test awal sebanyak 8 (22,22%) siswa yang tuntas dan 28 (77,77%) siswa yang belum tuntas. Setelah dilakukan siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 36,11%, yaitu sebanyak 21 (58,33%) siswa yang tuntas dan 15 (41,66%) yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 22,22% yaitu sebanyak 29 (80,55%) siswa yang tuntas dan 7 (19,44%) siswa yang belum tuntas.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA karena model


(37)

pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan siswa lebih mandiri serta lebih berfikir kritis.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis kemukakan maka dapat diajukan beberapa saran yaitu:

1. Kepada guru yang ingin menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) sebaiknya melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar agar mereka dapat merasakan langsung manfaat yang dapat diambil siswa ketika proses belajar berlangsung.

2. Sebaiknya penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Diharapkan kepada guru sebelum memberi tugas-tugas, hendaknya guru memberi materi pelajaran dijelaskan dengan memberi conto-contoh dalam kehidupan sehari-hari, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan ide-idenya agar siswa dapat berfikir kritis sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran.


(1)

Minyak bumi merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan Misalnya, bensin untuk kendaraan dan minyak tanah untuk kompor. Minyak bumi berasal dari jasad renik laut dan hewan yang tertimbun lumpur berjuta-juta tahun yang lalu berubah menjadi lumpur yang mengandung minyak bumi. Lumpur tersebut tertimbun tanah sehingga harus dilakukan pengeboran untuk mengambil minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak mentah.

c.Logam

Berbagai jenis logam banyak terkandung di kerak bumi, misalnya aluminium besi, tembaga, emas, perak, platina, dan nikel.

Aluminium merupakan logam yang terbanyak di kerak bumi. Aluminium diambil dari bijihnya. Bijih aluminium disebut bauksit. Aluminium berwarna putih, tahan karat, ringan dan mudah mengantarkan panas. Besi merupakan logam yang kedua terdapat di kerak bumi. Besi dan baja banyak digunakan untuk membuat tiang bangunan, mesin-mesin, dan alat-alat pertukangan. Tembaga merupakan logam pengantar listrik yang paling baik. Tembaga banyak digunakan untuk membuat kabel listrik. Emas, perak, dan platina merupakan logam yang mahal. Emas, perak, dan platina banyak digunakan untuk membuat perhiasan, misalnya cincin, gelang, dan kalung. Nikel merupakan logam yang tahan karat. Nikel bisa digunakan untuk melapisi logam lain agar tidak mudah berkarat.


(2)

Untuk menciptakan suasana belajar yang baik agar terjadi interaksi belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa belajar dengan baik dan sungguh-sungguh adalah merupakan tugas seorang guru.

Keberhasilan guru dalam mengajar dapat dilihat dari segi hasil. Sedangkan keberhasilan siswa dalam memahami sesuatu materi pelajaran dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam menyampaikan pelajaran. Faktor utama yang ada dalam latar belakang ini adalah hasil belajar yang rendah. Hasil belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman. Siswa masih tergolong rendah penguasannya dalam materi sumber daya alam, yang diakibatkan karena ada kurangnya kemampuan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan kompetensi yaitu untuk mengetahui sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Dalam pembelajaran ini dituntut keterampilan siswa dan pemahaman mengenai teori-teori yang nantinya akan dilihat dari penialaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Untuk menjadikan pembelajaran IPA sebagai suatu hal yang menyenangkan, guru adalah sebagai perancang pendekatan yang tepat agar konsep IPA mudah dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa yang mengutamakan kerjasama sebagai anggota kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda.


(3)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses belajar IPA pada pokok bahasan sumber daya alam adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan proses kegiatan pembelajaran dengan Numbered Heads Together ( NHT) diawali dengan Numbering. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda, para siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok diberi kesempatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal itu dilakukan terus menerus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan sebagai pengetahuan yang utuh.

Dalam proses pembelajaran, agar hasil belajar siswa semakin meningkat sangat diperlukan peran guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa diajak untuk belajar lebih baik lagi dan memahami konsep yang sulit, berfikir kritis, bekerjasama dan saling membantu teman.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan diskusi kelompok dari pada hanya menerima kata guru atau buku. Sehingga


(4)

pemahaman siswa semakin luas tentang sumber daya alam dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

2.3. Hipotesis Tindakan

Untuk menjawab permasalahan dari penelitian yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan suatu hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data penelitian yang dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada pokok bahasan sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) di SD Negeri 101752 Klambir Lima, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sumber daya alam dikelas V SD Negeri 101752 Klambir Lima yang dapat dilihat dengan ketuntasan belajar siswa pada test awal sebanyak 8 (22,22%) siswa yang tuntas dan 28 (77,77%) siswa yang belum tuntas. Setelah dilakukan siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 36,11%, yaitu sebanyak 21 (58,33%) siswa yang tuntas dan 15 (41,66%) yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 22,22% yaitu sebanyak 29 (80,55%) siswa yang tuntas dan 7 (19,44%) siswa yang belum tuntas.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA karena model


(6)

pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan siswa lebih mandiri serta lebih berfikir kritis.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis kemukakan maka dapat diajukan beberapa saran yaitu:

1. Kepada guru yang ingin menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) sebaiknya melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar agar mereka dapat merasakan langsung manfaat yang dapat diambil siswa ketika proses belajar berlangsung.

2. Sebaiknya penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Diharapkan kepada guru sebelum memberi tugas-tugas, hendaknya guru memberi materi pelajaran dijelaskan dengan memberi conto-contoh dalam kehidupan sehari-hari, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan ide-idenya agar siswa dapat berfikir kritis sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 12 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V B SD NEGERI 5 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEDOK 06 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

0 2 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS IV SDN NGAMPIN 01 AMBARAWA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 2 15