PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT Tahun 2008-2012.

(1)

No. Daftar 530/UN 40.7.D1/LT/ 2014

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI JAWA BARAT TAHUN 2008-2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MUHAMAD FADJAR ADI PRATAMA NIM. 1002995

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI JAWA BARAT TAHUN 2008-2012

Oleh

Muhamad Fadjar Adi Pratama

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© 2014 Muhamad Fadjar Adi Pratama Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI JAWA BARAT TAHUN 2008-2012

SKRIPSI

Oleh:

Muhamad Fadjar Adi Pratama NIM. 1002995

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

Dr. H. Nugraha, S.E, M.Si, Ak NIP. 19661226 199001 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI

Dr. Kurjono, M.Pd. NIP. 19681020 199802 1 003


(4)

1

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK……...……….i

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMKASIH………...iv

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR GAMBAR………....viii

DAFTAR TABEL………...ix BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D.Maksud Dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A.Teori yang Relevan dan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 1.Otonomi Daerah ... Error! Bookmark not defined. 2.Pendapatan Asli Daerah ... Error! Bookmark not defined. a.Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... Error! Bookmark not defined. b.Sumber Pendapatan Asli Daerah ... Error! Bookmark not defined. 3.Kemandirian Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not defined. a.Pengertian Kemandirian Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not defined. b.Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not defined. c.Pola Hubungan Kemandirian Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not

defined.

4.Karakteristik Pemerintah Daerah ... Error! Bookmark not defined. a.Pengertian Karakteristik Pemerintah Daerah . Error! Bookmark not defined. 5.Status Pemerintah Daerah ... Error! Bookmark not defined. B.Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.


(5)

2

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. D.Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. C.Populasi dan Sampel atau Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

1.Populasi ... Error! Bookmark not defined. 2.Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .. Error! Bookmark not defined. 1.Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 2.Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A.Gambaran Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Pendapatan Asli Daerah ... Error! Bookmark not defined. 2.Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not defined. C.Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 1.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 2.Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(6)

3

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daearh ... 2

Tabel 1.2 Pendapatan Asli Daerah (total). ... 3

Tabel 1.3 Persentase PAD Terhadap Total Pendapatan ... 4

Tabel 2.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 22

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 34

Tabel 3.2 Pola Hubungan Kemandirian ... 36

Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk. ... 43

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif PAD dan Kemandirian Keuangan Daerah ... 44

Tabel 4.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2008 ... 47

Tabel 4.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2009 ... 49

Tabel 4.5 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2010 ... 50

Tabel 4.6 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2011 ... 52

Tabel 4.7 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2012 ... 53

Tabel 4.8 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2008. ... 55

Tabel 4.9 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2009 ... 57

Tabel 4.10 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2010 ... 59

Tabel 4.11 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2011 ... 61

Tabel 4.12 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2012 ... 63

Tabel 4.13 Tabel Pengujian Linieritas. ... 65

Tabel 4.14 Tabel Mulitikolinieritas. ... 66

Tabel 4.15 Tabel Pengujian Autokorelasi. ... 68

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Regresi Linier Multipel ... 69

Tabel 4.17 Tabel Koefisien Determinasi ... 70


(7)

4

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

5

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan antara Variabel ... 31 Gambar 4.1 Grafik Perolehan PAD dan Kemandirian Keuangan Daerah ... 45 Gambar 4.4 Grafik Scatterplot ... 67


(9)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA

DI JAWA BARAT Muhamad Fadjar Adi Pratama

Pembimbing: Dr.H.Nugraha.SE,M.Si.Ak.CA ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) terhadap kemandirian keuangan daerah dengan variabel moderasi status pemerintah daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barart periode 2008-2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif, dengan jumlah sampel sebanyak 26 Kab/Kota di Jawa Barat. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier multiple dengan pengujian simultan (uji F) dan pengujian parsial (uji t). Hasil penelitian uji F menunjukan hasil bahwa PAD dan status daerah memiliki pengaruh terhadap rasio kemandirian keuangan daerah sebesar 279,990. Hasil dari uji t dari penelitian ini menunjukan bahwa PAD memiliki pengaruh secara individual terhadap rasio kemandirian keuangan daerah dengan nilai 20,378 > 1,65685 . Artinya PAD berpengaruh positif terhadap kemandirian keuangan daerah. Serta status pemerintah daerah memoderasi hubungan PAD terhadap rasio kemandirian keuangan daerah dengan nilai 9,980 > 1,65685. Artinya terdapat perbedaan PAD antara Kota dan Kabupaten yang menyebabkan rasio kemandirian keuangan daerah pada Kota dan Kabupaten berbeda. PAD kota lebih baik daripada PAD kabupaten sehingga rasio kemandirian keuangan daerah kota lebih baik daripada rasio kemandirian keuangan daerah kabupaten.

Kata kunci: PAD, Status Pemerintah Daerah, Rasio Kemandirian Keuangan


(10)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF LOCAL REVENUE (PAD) TOWARDS THE LOCAL FINANCIAL INDEPENDENCE BASED ON THE STATUS OF LOCAL

GOVERNMENTS IN DISTRICTS AND CITIES IN WEST JAVA.

Muhammad Fajar Adi Pratama

Supervisor : Dr. H. Nugraha, SE, M.Si.Ak.CA ABSTRACT

This study aims to find out the influence of local revenues to the local financial independence by using the status of local government in districts and cities in West Java in 2008 – 2012 as moderation variable. This study used a verification descriptive method, with total sample of 26 districts / cities in West Java. Statistical analysis used is multiple linear regression analysis with simultaneous test (F test) and partial test (t test). Research by using the F test shows that the PAD and the local status has an influence on the local financial independence ratio at 279.990. t test results of this study indicate that the PAD had an influence on an individual basis towards the ratio of the local financial independence with thitung 20,378 > ttabel 1.65685. That means, PAD has positive effect on local financial independence. As well, the local government status moderate the PAD relationship towards local financial independence ratio with the values of thitung 9,980 > ttabel 1,65685. It means that there is a difference

between city and district’s PAD that led to different local financial independence ratio. PAD of the city is better than the district’s PAD so that the financial

independence ratio of the city is better than the ratio of the district's financial independence.

Key words: PAD, the status of local government, local financial independence ratio


(11)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan nuansa khusus desentralisasi kepada daerah, dimana kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain yang bersifat nasional. Fokus pembangunan bangsa dalam setiap daerahnya diutamakan pada pengembangan daerahnya masing-masing. Dengan kata lain, daerah diberi kewenangan yang luas dalam mengolah sumber daya potensial yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan kegiatan operasional daerah dan sumber pembiayaan pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tujuan dari desentralisasi fiskal di Indonesia adalah:

1. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dalam konteks ekonomi makro.

2. Mengoreksi vertical imbalance, yaitu mereduksi ketimpangan antara keuangan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini dilakukan dengan memperbesar taxing power daerah.

3. Mengoreksi horizontal imbalance, yaitu memperkecil disparitas antar daerah dengan mekanisme block grant/transfer dan memperbesar kewenangan daerah untuk menerapkan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan sumber daya yang dimiliki.

4. Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap pusat.

5. Meningkatkan akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi dalam rangka peningkatan kinerja daerah.

6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

7. Memperbesar partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan di sektor publik.


(12)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini menunjukkan bahwa otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan kemandirian keuangan daerah dalam pengelolaan segala sumber daya daerah dengan mengutamakan kepentingan publik. Mewujudkan kemandirian keuangan daerah, pemerintah harus meningkatkan mutu pelayanan publik dan perbaikan dalam berbagai sektor, yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan PAD untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan dari pusat, sehingga dapat meningkatkan otonomi dan keuangan daerah.

Untuk dapat mewujudkan tingkat kemandirian yang tinggi, pendapatan asli daerah (PAD) yang diterima pemerintah daerah harus di atas batas minimum perolehan PAD, yaitu 20% dari total pendapatan daerahnya. Rahmi, A. (2013:2) Terkait dengan pendapatan asli daerah, seorang pakar dari World Bank Glynn Cochrane berpendapat bahwa batas 20% perolehan PAD merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah. Sekiranya PAD kurang dari angka 20% maka daerah tersebut akan kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.

Menurut Departemen Dalam Negeri kriteria kemandirian keuangan daerah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah PAD/TPD (%) Kemandirian Keuangan Daerah

<10,00 Sangat Kurang

10,01 – 20,00 Kurang

20,01 – 30,00 Cukup

30,01 – 40,00 Sedang


(13)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

>50,01 Sangat Baik

Sumber: Departemen Dalam Negeri

Dari tabel di atas, rasio kemandirian keuangan daerah dikatakan sangat baik apabila rasionya di atas 50%, baik jika nilai rasio kemandiriannya lebih dari 40% sampai dengan 50%, cukup jika nilai rasio kemandiriannya lebih dari 30% sampai dengan 40%. Sedangkan apabila dibawah 20% maka status dari daerah tersebut untuk tingkat kemandirian keuangan daerah masih kurang. Apalagi dengan rasio kemandirian di bawah 10% artinya daerah tersebut sangat kurang untuk menjalankan otonomi daerahnya.

Pada Kabupaten/Kota di Jawa Barat, PAD yang merupakan ukuran dari kemandirian keuangan daerah, masih memiliki proporsi yang relatif kecil dari total pendapatan daerah daerah. Hal ini dapat ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 1.2

Pendapatan Asli Daerah (total) pada Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

(dalam miliar rupiah)

TAHUN PAD TOTAL

PENDAPATAN

PERSENTASE PAD/TOTAL PENDAPATAN

2008 3.805,688 25.695,540 14.81

2009 3.047,180 30.194,570 10.09

2010 3.601,756 33.545,102 10.74

2011 5.857,130 41.564,743 14.09

2012 7.845,761 48.937,479 16.03

Sumber : Hasil audit BPK, (data diolah)

Dari tabel di atas terlihat persentase PAD terhadap total pendapatan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 tidak mencapai batas minimum 20% otonomi daerah. Bahkan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 mengalami


(14)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penurunan. Meskipun pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan persentase menjadi 16.03%, tetapi belum mencapai batas minimum 20%. Artinya Provinsi Jawa Barat belum bisa dikatakan sebagai daerah yang mandiri.

Dapat di lihat secara lebih rinci mengenai PAD pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2012, sebagai berikut :

Tabel 1.3

Persentase PAD Terhadap Total Pendapatan pada Kab/Kota di Jawa Barat Tahun Anggaran 2012

(dalam miliar Rupiah)

NO. KAB/KOTA PAD TOTAL PENDAPATAN

PERSENTASE PAD/TOTAL PEDAPATAN

1 KAB. BANDUNG 366.316 2.902,414 12.62

2 KAB. BEKASI 801.852 2.788,775 28.75

3 KAB. BOGOR 1.048,230 3.954,087 26.51

4 KAB. CIAMIS 87.711 1.867,335 4.70

5 KAB. CIANJUR 215.802 2.035,530 10.60

6 KAB. CIREBON 229.992 1.994,265 11.53

7 KAB. GARUT 184.269 2.329,795 7.91

8 KAB. INDRAMAYU 164.671 1.885,653 8.73

9 KAB. KARAWANG 658.597 2.481,055 26.55

10 KAB. KUNINGAN 97.605 1.463,418 6.67

11 KAB. MAJALENGKA 103.740 1.574,352 6.59

12 KAB. PURWAKARTA 151.567 1.156,857 13.10

13 KAB. SUBANG 120.972 1.566,137 7.72

14 KAB. SUKABUMI 185.190 2.033,421 9.11

15 KAB. SUMEDANG 161.995 1.494,452 10.84

16 KAB. TASIKMALAYA 60.970 1.813,389 3.36

17 KAB. BDG BARAT 136.241 1.423,861 9.57

18 KOTA BANDUNG 1.005,583 3.666,693 27.42


(15)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 KOTA BEKASI 730.735 2.678,890 27.28

21 KOTA BOGOR 300.932 1.356,529 22.18

22 KOTA CIMAHI 144.540 872.552 16.57

23 KOTA CIREBON 149.489 872.125 17.14

24 KOTA DEPOK 474.705 1.634,893 29.04

25 KOTA SUKABUMI 148.387 732.513 20.26

26 KOTA TASIKMALAYA 60.970 1.813,389 3.36

Jumlah 7.845,761 48.937,479 16.03

Rata-rata 301.760 1.882,210 16.03

Sumber : Hasil audit BPK, (data diolah)

Pada tabel 1.3 terlihat persentase PAD terhadap total pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah masih di bawah batas minimum 20%. Hanya ada beberapa derah yang persentase PAD di atas batas minimum yaitu Kab. Bekasi 28.75%, Kab. Bogor 26.51%, Kab. Karawang 26.55%, Kota Bandung 27.42%, Kota Bekasi 27.28%, Kota Bogor 22.18%, Kota Depok 29.04% dan Kota Sukabumi 20.26%. Dari 26 kab/kota di Jawa Barat, ada 8 Kab/Kota yang persentase PAD diatas batas minimum yang artinya Kab/Kota tersebut bisa dikatakan sebagai daerah yang mandiri.

Status pemerintah daerah Kabupaten dan status pemerintah daerah Kota memberikan perbedaan terhadap pertumbuhan ekonomi, keuangan daerah, kondisi sosial, serta kebijakan pemerintahannya. Status daerah merupakan suatu pengakuan nasional sebuah daerah sebagai suatu kabupaten atau kota. Kabupaten dan kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah propinsi. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama yaitu mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri

Menurut Undang-undang N0. 22 Tahun 1999, pemerintahan sendiri terbagi dari pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten, dan pemerintahan daerah kota. Khusus untuk pemerintahan yang dianggap sejajar, yaitu pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah daerah kota mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan tersebut diantaranya :


(16)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dari aspek luas wilayah, wilayah pemerintahan daerah kabupaten relatif lebih luas daripada wilayah pemerintahan daerah kota. Oleh karena itu, di wilayah kabupaten banyak terdapat desa tertinggal, dan untuk menjangkau pemerataan pembangunan di seluruh wilayah dibutuhkan anggaran yang lebih besar.

2. Dari aspek kependudukan, kepadatan penduduk di kabupaten lebih rendah daripada kota. Kepadatan penduduk menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan masalah-masalah sosial. 3. Dari aspek mata pencaharian penduduk, penduduk kabupaten umumnya

bergerak di bidang pertanian atau bersifat agraris, sementara penduduk perkotaan bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa. Dalam pembuatan kebijakan pembangunan daerah, prioritas di pemerintah daerah kabupaten akan berbeda dengan pemerintah daerah kota, khususnya dalam hal pelaksanaan urusan pilihan di daerah.

4. Dari aspek struktur pemerintahan, di wilayah kota dibentuk kecamatan dan kelurahan, sementara di wilayah kabupaten terdapat kecamatan, kelurahan, dan desa atau kampung. Kecamatan dan kelurahan merupakan bagian dari pemerintah daerah kabupaten dan kota, yang menyatu dalam hal pembuatan kebijakan dan anggaran dengan pemerintah daerah, sementara Desa merupakan daerah otonom tersendiri di wilayah daerah kabupaten, sehingga memiliki anggaran sendiri, termasuk sumber pendapatan yang dialokasikan dari APBD kabupaten.

5. Dari aspek sosial budaya, penduduk kota memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik daripada kabupaten. Fasilitas pelayanan publik juga lebih baik di kota daripada di kabupaten.

6. Dari aspek perekonomian, rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kabupaten lebih rendah daripada PDRB kota. PDRB adalah


(17)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu tahun), sehingga merupakan salah satu indikator perekonomian suatu daerah. Hal ini berimplikasi pada proporsi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Aktivitas ekonomi dan pendapatan (income) di kota juga lebih besar daripada kabupaten

Banyak sekali perbedaan yang membedakan antara pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah daerah kota, meskipun dalam status pemerintahannya sejajar. Dari beberapa perbedaan antara kabupaten dan kota, terlihat bahwa pemerintahan daerah kabupaten masih tertinggal daripada pemerintahan daerah kota. Hal ini disebabkan karena pembangunan banyak terdapat di kota sehingga sumber penerimaan kota akan lebih besar daripada kabupaten. Selain itu dari aspek perekonomian, rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kabupaten lebih rendah daripada PDRB kota. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu tahun), sehingga merupakan salah satu indikator perekonomian suatu daerah. Hal ini berimplikasi pada proporsi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

B. Identifikasi Masalah

Otonomi daerah adalah pemberian wewenang yang lebih luas kepada daerah dalam mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, peran pemerintah dalam mengelola keuangan daerah sangat menentukan berhasil tidaknya dalam menciptakan kemandirian keuangan daerah. Menurut Halim (2004: 232)

“kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan

kemampuan pemda dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah”.


(18)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hidayat (2000: 117) “bahwa apa yang dilakukan daerah dengan berupaya optimal untuk meningkatkan PAD adalah salah satu upaya untuk

memperkuat kemandirian keuangan daerah”. Artinya ketika PAD meningkat maka

kemandirian keuangan daerah akan meningkat.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan. Pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya. Menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sumber pendapatan asli daerah (PAD) terdri atas :

1. Pajak daerah 2. Retribusi daerah

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Lain-lain PAD yang sah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan tulang punggung pembiayaan daerah. Karena itu, kemampuan suatu daerah menggali PAD akan mempengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah tersebut. Sumber keuangan yang berasal dari PAD lebih penting dibanding dengan sumber yang berasal dari luar PAD. Hal ini karena PAD dapat dipergunakan sesuai dengan kehendak dan inisiatif pemerintah daerah demi kelancaran penyelenggaraan urusan daerahnya. Sementara sumber keuangan yang berasal dari bantuan pemerintah pusat, umumnya sudah ditentukan untuk pembiayaan tertentu yang sifatnya mengikat. Oleh karena itu sangat wajar jika pemerintah daerah berusaha bagaimana memperoleh PAD semaksimal mungkin agar bisa memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya demi perkembangan dan pembangunan daerahnya, Terkait


(19)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kemandirian keuangan daerah, PAD harus bisa dioptimalkan melalui pennggalian potensi sumber-sumbernya. Menurut Halim, (2004:105)

“Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan dari daerah yang perlu ditingkatkan, sehingga kemandirian dan otonomi daerah yang luas , nyata dan bertanggungjawab dapat terlaksana”.

Pada kenyataannya permasalahan yang dihadapi sekarang adalah kondisi ekonomi daerah yang berbeda. Daerah yang kurang potensinya akan kesulitan meningkatkan PAD. Tingkat kemandirian keuangan daerah Wilayah Jawa Barat dengan jumlah 26 Kabupaten/Kota akan berbeda-beda, karena potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan karakteristik pemerintah daerahnya berbeda. Karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain (Poerwadarminta, 2006). Dengan demikian, karakteristik pemerintah daerah merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada pemerintah daerah, menandai sebuah daerah, dan membedakannya dengan daerah lain.

Status pemerintah daerah Kabupaten dan pemerintah daerah Kota memberiakn perbedaan terhadap karakteristik pemerintahan daerah, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, keuangan daerah, kondisi sosial, serta kebijakan pemerintahannya. Pemerintahan sendiri terbagi dari pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota. Banyak sekali perbedaan yang membedakan antara kabupaten dan kota, meskipun dalam kedudukan pemerintahannya sejajar. Dari beberapa perbedaan antara kabupaten dan kota, terlihat bahwa pemerintahan kabupaten masih tertinggal daripada pemerintahan kota. Hal ini disebabkan karena pembangunan banyak terdapat di kota sehingga sumber penerimaan kota akan lebih besar daripada kabupaten. Selain itu dari aspek perekonomian, rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kabupaten lebih rendah daripada PDRB kota. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu tahun), sehingga merupakan salah


(20)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu indikator perekonomian suatu daerah. Hal ini berimplikasi pada proporsi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh PAD Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Status Pemerintah Daerah Pada Kabupaten Dan Kota Di Jawa Barat”

C. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran PAD Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. 2. Bagaimana gambaran kemandirian keuangan daerah Kabupaten dan

Kota di Jawa Barat.

3. Bagaimana pengaruh PAD terhadap kemandirian keuangan daerah berdasarkan status pemerintah daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

D. Maksud Dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data, mempelajari, menganalisis, serta menyimpulkan mengenai pengaruh PAD terhadap rasio kemandirian keuangan daerah berdasarkan status pemerintah daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

2. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran PAD Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. b. Untuk mengetahui gambaran kemandirian keuangan Daerah

Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

c. Untuk mengetahui pengaruh PAD terhadap kemandirian keuangan daerah berdasarkan status pemerintah daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.


(21)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperluas pengetahuan mengenai akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor pajak dalam hal ini yaitu ilmu pemerintahan mengenai pengelolaan keuangan daerah pada Pemerintah Daerah Se-Provinsi Jawa Barat khususnya mengenai pengaruh PAD terhadap rasio kemandirian keuangan daerah berdasarkan status pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Pemerintah Daerah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu pemerintah daerah dalam mengambil keputusan terutama yang berkaitan dengan PAD melalui penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber penerimaan yang sah lainnya guna mewujudkan kemandirian keuangan daerah.

b. Bagi Masyarakat.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana keuangan daerah itu dikelola untuk dapat meningkatkan PAD sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat.

c. Bagi Peneliti.

Penelitian ini akan menambah pengetahuan yang berharga dari dunia praktis dan merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan analisis yang dipelajari selama ini dan sebagai syarat untuk dapat lulus serta mendapat gelar Sarjana Strata-1 Pendidikan Akuntansi. Manfaat bagi dunia pendidikan adalah penulis dan pembaca dapat sama-sama mengetahui lebih jauh perkembangan PAD terhadap kemandirian keuangan daerah yang terbaru. Selain itu, penulis dan pembaca juga dapat mengevaluasi pengetahuan yang diberikan selama menuntut ilmu


(22)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di bangku kuliah sehingga dapat memberikan masukan teori secara lebih luas.


(23)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Umar (2006:4), “Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan”.Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lain. “Adapun yang dimaksud dengan metode verifikatif adalah Penelitian yang bertujuan mengecek kebenaran hasil penelitian lain atau penelitian sebelumnya” (Arikunto, 2006:8).

Dengan demikian metode deskriptif verifikatif ini digunakan untuk mengetahui dan memberikan gambaran besarnya pengaruh PAD terhadap rasio kemandirian keungan daerah berdasarkan status pemerintah daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

B. Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2006:86) menyatatakan bahwa, “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titip perhatian suatu penelitian”.

Definisi variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di


(24)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan danusaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana daripemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajakdaerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. Menurut Undang-undang N0. 22 Tahun 1999, pemerintahan sendiri terbagi dari pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten, dan pemerintahan daerah kota. Status daerah merupakan suatu pengakuan nasional sebuah daerah sebagai suatu kabupaten atau kota. Kabupaten dan kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah propinsi. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama yaitu mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri

3. Kemandirian Keuangan Daerah

Sebagaimana tercantum dalam UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 bahwa, “Kemandirian keuangan daerah berarti pemerintah dapat melakukan pembiayaan dan pertanggungjawaban keuangan sendiri, melaksanakan sendiri, dalam rangka asas desentralisasi. Menurut Abdul Halim (2001:167) “Kemandirian keuangan daerah artinya daerah harus memiliki keuangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaran pemerintahannya”. Pengertian kemandirian keuangan daerah dikemukakan oleh Abdul Halim (2008:232) “kemandirian keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah”.


(25)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kemandirian keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah dalam menggali dan mengelola sumber daya atau potensi daerah yang dimilikinya secara efektif dan efisien sebagai sumber utama keuangan daerah yang berguna untuk membiayai kegiatan penyelenggaran pemerintahan di daerah.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

PAD (X) PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri

yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Pajak daerah

 Retribusi daerah

 Hasil perusahaan milik daerah

 Lain-lain PAD yang sah Hasil jumlah dari sumber PAD.

Rasio

Status Pemerintah Daerah (D)

Status daerah

merupakan suatu pengakuan nasional sebuah daerah sebagai suatu kabupaten atau kota.

Status Pemerintah Daerah Kabupaten dan Status

Pemerintah Daerah Kota Rasio

Kemandirian keuangan daerah (Y)

Kemampuan pemerintah

daerah dalam

membiayai sendiri kegiatan pemerintahnya.

Bisa dilihat dari perbandingan antara jumlah PAD dengan


(26)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel atau Sumber Data Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan dari objek penelitian yang diperkiarakan memiliki sifat dan ciri yang sama kemudian dipelajari dan peneliti menarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2012:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah semua Kabupatan/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 26.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”(Sugiyono, 2012 : 62). Teknik sampling merupakan suatu teknik atau cara dalam pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2007:68):

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Sampel pada penelitian ini adalah 26 pemerintah daerah setingkat Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012.

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini bersumber dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK 26 Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun terhitung dari tahun 2008-2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan data panel. Widarjono (2012:9) mengemukakan “data panel merupakan gabungan antara data times series dan cross section data”.


(27)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen Laporan Keuangan Pemerintah yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini.

Data yang digunakan oleh penulis diperoleh dari website resmi Badan Pemeriksa Keuangan RI di http://www.bpk.go.id.

E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh gambaran mengenai PAD dan kemandirian keuangan daerah, maka dilakukan analisis data terhadap data-data yang diperoleh dengan menggunakan analisis statistika, yaitu untuk menganalisis data dengan skala rasio

a. Untuk memperoleh gambaran tingkat kemandirian keuangan daerah Dihitung berdasarakan rasio PAD terhadap total penerimaan pemeritah Daerah (TPD). Halim (2004 : 24) menjelaskan perhitungan dengan menggunakan rumus :

Rasio PAD terhadap TPD = PAD x 100% TPD

Hasil perhitungan tersebut kemudian dideskripsikan, dibantu dengan tabel pola hubungan dan tingkat kemampuan daerah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pola Hubungan Kemandirian


(28)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rendah sekali 0 – 25% Instruktif

Rendah 25%- 50% Konsultif

Sedang 50%-75% Partisipatif

Tinggi 75%-100% Delegatif

Sumber: (Halim, 2004 :189)

2. Uji Linieritas

Kegunaan uji linieritas adalah untuk melihat apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai hubungan yang linier atau mempunyai hunbungan non linier. Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (DW) dan nilai dL dalam tabel Durbin Watson. Dengan kriteria keputusan apabila DW > dL maka data berbentuk linear dan apabila DW < dL maka data tidak berbentuk linear.

3. Uji Asumsi Klasik

1) Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas menurut Ghozali (2006:91) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dilihat dari Tolerance Value (TV) dan lawannya Variance

Inflation Factors (VIF) dengan menggunakan SPSS.Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dengan demikian nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. (Ghozali, 2006:91-92)


(29)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Batas VIF adalah 10 dan TV adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TV lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

2) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2006:105)

3) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumny). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi


(30)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu / kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu / kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu. Kelompok yang berbeda.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:95).

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Linier Multipel

Menurut Sugiyono (2013:275) Analisis regresi multipleakan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Dengan persamaan regresi untuk n prediktor adalah:

Dalam penelitian ini rumus regresi liniernya menjadi:

Keterangan :

̂ = rasio kemandirian keuangan daerah = konstanta persamaan regresi

= angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, bila(-) maka arah garis turun.

= PAD


(31)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menentukan apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Dengan menggunakan rumus F yang diformulasikan sebagai berikut:

Sudjana (2004:19)

Keterangan :

= Jumlah Kuadrat Regresi

= Jumlah kuadrat sisa N = Jumlah data

k = Jumlah variabel independen

Menurut Sudjana (2004:19), langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus

JK

reg

=

y

b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKres) dengan rumus:

∑( ̅)

∑ ∑

Selanjutnya yaitu menentukan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1). Uji F statistik ini digunakan untuk mengetahui keberartian regresi dengan membandingkan dengan dengan taraf nyata α = 0,05 maka dapat disimpulkan dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika > , maka dinyatakan regresi berarti

 Jika , maka dinyatakan regresi tidak berarti c. Uji Parsial (Uji t)


(32)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t bertujuan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y. pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t=

(Sudjana, 2004: 31) Dimana:

bi = koefisien regresi ke-i

= galat baku koefisien b yang ke – i Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Hipotesis 1

Ha : ß > 0 : Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah berdasarkan Status Pemerintah Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

H0 : ß < 0 : Pendapatan Asli Daerah (PAD) bepengaruh negatif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah berdasarkan Status Pemerintah Daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansinya 5% a. Menentukan t hitung

b. Menentukan t tabel c. Kriteria pengujian:

Jika thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan menerima Ha Jika thitung ≤ nilai ttabel maka H0 diterima dan menolak Ha


(33)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012


(34)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat tahun anggaran 2008-2012, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sumber penerimaan daerah pada kabupaten dan kota di Jawa Barat bersumber dari pendapatana asli daerah (PAD), pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Selama 5 tahun terakhir dari periode 2008 sampai dengan 2012, rata-rata PAD daerah pada Kota lebih besr dibandingkan PAD pada Kabupaten. Hal ini disebabkan karena potensi sumber-sumber PAD di Kota lebih baik daripada di Kabupaten.

2. Tingkat rasio kemandirian keuangan daerah pada kabupaten dan kota di Jawa Barat masih di bawah rasio kemandirian keuangan daerah yang ditetapkan Departemen Dalam Negeri sebesar 20%. Rata-rata rasio kemandirian keuangan daerah pada Kota lebih baik dibandingkan rasio kemandirian keuangan daerah pada Kabupaten.

3. Berdasarkan pegujian pengaruh PAD terhadap rasio kemandirian keuangan daerah, diketahui bahwa PAD berpengaruh positif terhadap kemandirian keuangan daerah. Artinya ketika PAD meningkat, maka rasio kemandirian keuangan daerah ikut meningkat.

4. Status pemerintah daerah memoderasi hubungan PAD terhadap rasio kemandiian keuangan daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Status daerah memberikan perbedaan terhadap PAD dan rasio kemandirian keuangan daerah. Rasio kemandirian keuangan daerah pada pemerintah Kota lebih baik daripada rasio kemandirian keuangan daerah pada pemerintah Kabupaten.


(35)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saran

1. PAD merupakan tolok ukur untuk rasio kemandirian keuangan daerah. Semakin tinggi PAD tersebut maka semakin tinggi juga rasio kemandirian keuangan daerahnya. Itu berarti akan semakin mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Hal ini menunjukan tercapainya salah satu tujuan dari otonomi daerah. Salah satu cara meningkatkan PAD adalah dilakukan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak sebagai sumber PAD yang dominan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasio kemandirian keuangan daerah, salah satunya adalah faktor PDRB, serta dengan menambahkan sampel yang digunakan dan memperluas periode pengamatan.


(36)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmad, Yani. (2002). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Jakarta: Grafindo

---. (2008). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Jakarta: Grafindo

Arikunto, S. (2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik . Jakarta: Rineka.

Brata Kusumah, D. (2001). Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta : PT Gramedia

Erry, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Jakarta:Galang Press

FPEB. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Hessel, Nogi S.Tangkilisan (2007). Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi

4.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Halim, A. (2001). Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

---. (2002). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat ---. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keitga. Jakarta:

Salemba Empat

---. (2004). Seri Bunga Rampai Manajmenen Keuangan daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

---. (2008). Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN


(37)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, Syarif. (2000). Refleksi Realitas Otonomi Daerah dan Tantangan ke

Depan. Jakarta: Pustaka Quantum

Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi & Pembangunan Daerah Reformas,

Perencanaan,Strategi, dan Peluang, Jakarta : Erlangga.

Mardiasmo (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta --- (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Munawir, S. (1992). Pokok-pokok Perpajakan. Yogyakarta : Liberty

Poerwadarminta. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Rosidini, Utang (2010), Otonomi Daerah dan Desentralisas. Bandung : Pustaka Setia

Sudjana. (2004). Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

--- (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung Alfabeta

Suparmoko. (2002). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : Andi Offset

Umar, H. (2006). MetodeRisetBisnis. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika (Pengantar dan Aplikasinya). Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Widjaja, 2004, Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Jurnal

Hari, Priyo, A. (2012), ” Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Era Otonomi dan

Relevansinya Dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten dan Kota se-Jawa-Bali).” Jurnal Studi Interdisiplin. Vol 21 No, 1 2012 (1-19)


(38)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Julitawati, Ebit (2012), “ Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhdapa Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Aceh.” Jurnal Akuntansi Vol 1 No. 1, Agustus 2012 (1-15)

Nyoman, I, Darmayasa. (2013), “Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Bagi Hasil

Pajak Sebagai Penopang Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi

Politeknik Negeri Bali. Vol 9 No 2 Juli 2013 (121-129)

Riduansyah, Mohammad (2003), “ Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan

Otonomi Daerah (Studi kasus pemerintah daerah kota Bogor).” Makara

Sosisal Humaniora. Vol 7 No. 2, Desember 2003 (49-57)

Rinaldi, Udin (2012), “Kemandirian Keuangan Dalam Pelaksanaan Otonomi

Daerah”. Jurnal Ilmiah STIE Indonesia. Vol 8 No 2, Juni 2012 (105-113)

Setyaningrum, Dyah (2012), “Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah

Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan”. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 9 No. 2, Desember 2012 (154-170) Wenny, Cherrya, Dhia (2012). “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota

Di Propinsi Sumatera Selatan.” Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol.2 No. 1,

September 2012 (39-51)

Sumber Skripsi :

BAPPENAS. 2003. Peta Kemampuan Keuangan Propinsi Dalam Era Otonomi

Daerah : Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang dilakukan Daerah.

Direktorat Pengembangan Otonomi Daerah.

Lugina, A.D (2012). Pengaruh Penerimaan Daerah Terhadap Kemandirian

Daerah di Kabupaten/Kota Wilayah Provinsi Jawa Barat. Skripsi

Bandung: Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia Muliana. (2009). Pengaruh Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi

Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara, Skripsi USU : Medan.

Rahmi, A. (2013). Pengaruh Intensifikasi dan Ekstensifikasi Terhadap


(39)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keuangan Daerah Kota Padang. Skripsi Padang: Program Studi

Akuntansi Universitas Negeri Padang.

Yuliyaningtyas, Rukmita, R. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah

Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Surakarta: Program Studi Akuntansi

Universitas Sebelas Maret.

Peraturan Pemerintah dan Perundang-undangan :

UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU No. 28 tahun 2009 tentang Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Departemen Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Departemen Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Sumber Internet

Website BPK RI www.bpk.go.id

Website Departemen Keuangan RI http://www.djpk.depkeu.go.id Website Tribun Jabar www.tribunnews.com


(1)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat tahun anggaran 2008-2012, dapat disimpulkan bahwa :

1. Sumber penerimaan daerah pada kabupaten dan kota di Jawa Barat bersumber dari pendapatana asli daerah (PAD), pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Selama 5 tahun terakhir dari periode 2008 sampai dengan 2012, rata-rata PAD daerah pada Kota lebih besr dibandingkan PAD pada Kabupaten. Hal ini disebabkan karena potensi sumber-sumber PAD di Kota lebih baik daripada di Kabupaten.

2. Tingkat rasio kemandirian keuangan daerah pada kabupaten dan kota di Jawa Barat masih di bawah rasio kemandirian keuangan daerah yang ditetapkan Departemen Dalam Negeri sebesar 20%. Rata-rata rasio kemandirian keuangan daerah pada Kota lebih baik dibandingkan rasio kemandirian keuangan daerah pada Kabupaten.

3. Berdasarkan pegujian pengaruh PAD terhadap rasio kemandirian keuangan daerah, diketahui bahwa PAD berpengaruh positif terhadap kemandirian keuangan daerah. Artinya ketika PAD meningkat, maka rasio kemandirian keuangan daerah ikut meningkat.

4. Status pemerintah daerah memoderasi hubungan PAD terhadap rasio kemandiian keuangan daerah pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Status daerah memberikan perbedaan terhadap PAD dan rasio kemandirian keuangan daerah. Rasio kemandirian keuangan daerah pada pemerintah Kota lebih baik daripada rasio kemandirian keuangan daerah pada pemerintah Kabupaten.


(2)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saran

1. PAD merupakan tolok ukur untuk rasio kemandirian keuangan daerah. Semakin tinggi PAD tersebut maka semakin tinggi juga rasio kemandirian keuangan daerahnya. Itu berarti akan semakin mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Hal ini menunjukan tercapainya salah satu tujuan dari otonomi daerah. Salah satu cara meningkatkan PAD adalah dilakukan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak sebagai sumber PAD yang dominan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasio kemandirian keuangan daerah, salah satunya adalah faktor PDRB, serta dengan menambahkan sampel yang digunakan dan memperluas periode pengamatan.


(3)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmad, Yani. (2002). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Jakarta: Grafindo

---. (2008). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Jakarta: Grafindo

Arikunto, S. (2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik . Jakarta: Rineka.

Brata Kusumah, D. (2001). Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta : PT Gramedia

Erry, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Jakarta:Galang Press

FPEB. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Hessel, Nogi S.Tangkilisan (2007). Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi

4.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Halim, A. (2001). Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

---. (2002). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat ---. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keitga. Jakarta:

Salemba Empat

---. (2004). Seri Bunga Rampai Manajmenen Keuangan daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

---. (2008). Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN


(4)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, Syarif. (2000). Refleksi Realitas Otonomi Daerah dan Tantangan ke

Depan. Jakarta: Pustaka Quantum

Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi & Pembangunan Daerah Reformas,

Perencanaan,Strategi, dan Peluang, Jakarta : Erlangga.

Mardiasmo (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta --- (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Munawir, S. (1992). Pokok-pokok Perpajakan. Yogyakarta : Liberty

Poerwadarminta. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Rosidini, Utang (2010), Otonomi Daerah dan Desentralisas. Bandung : Pustaka Setia

Sudjana. (2004). Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

--- (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung Alfabeta

Suparmoko. (2002). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : Andi Offset

Umar, H. (2006). MetodeRisetBisnis. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika (Pengantar dan Aplikasinya). Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Widjaja, 2004, Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Jurnal

Hari, Priyo, A. (2012), ” Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Era Otonomi dan

Relevansinya Dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten dan Kota se-Jawa-Bali).” Jurnal Studi Interdisiplin. Vol 21 No, 1 2012 (1-19)


(5)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Julitawati, Ebit (2012), “ Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhdapa Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Aceh.” Jurnal Akuntansi Vol 1 No. 1, Agustus 2012 (1-15)

Nyoman, I, Darmayasa. (2013), “Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Bagi Hasil Pajak Sebagai Penopang Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi

Politeknik Negeri Bali. Vol 9 No 2 Juli 2013 (121-129)

Riduansyah, Mohammad (2003), “ Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan

Otonomi Daerah (Studi kasus pemerintah daerah kota Bogor).” Makara Sosisal Humaniora. Vol 7 No. 2, Desember 2003 (49-57)

Rinaldi, Udin (2012), “Kemandirian Keuangan Dalam Pelaksanaan Otonomi

Daerah”. Jurnal Ilmiah STIE Indonesia. Vol 8 No 2, Juni 2012 (105-113) Setyaningrum, Dyah (2012), “Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah

Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan”. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 9 No. 2, Desember 2012 (154-170) Wenny, Cherrya, Dhia (2012). “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota

Di Propinsi Sumatera Selatan.” Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol.2 No. 1, September 2012 (39-51)

Sumber Skripsi :

BAPPENAS. 2003. Peta Kemampuan Keuangan Propinsi Dalam Era Otonomi

Daerah : Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang dilakukan Daerah.

Direktorat Pengembangan Otonomi Daerah.

Lugina, A.D (2012). Pengaruh Penerimaan Daerah Terhadap Kemandirian

Daerah di Kabupaten/Kota Wilayah Provinsi Jawa Barat. Skripsi

Bandung: Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia Muliana. (2009). Pengaruh Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi

Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara, Skripsi USU : Medan.

Rahmi, A. (2013). Pengaruh Intensifikasi dan Ekstensifikasi Terhadap


(6)

Muhamad Fadjar Adi Pratama, 2014

Pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap Kemandirian keuangan daerah Berdasarkan status pemerintah daerah Pada kabupaten dan kota Di jawa barat Tahun 2008-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keuangan Daerah Kota Padang. Skripsi Padang: Program Studi

Akuntansi Universitas Negeri Padang.

Yuliyaningtyas, Rukmita, R. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah

Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Surakarta: Program Studi Akuntansi

Universitas Sebelas Maret.

Peraturan Pemerintah dan Perundang-undangan : UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU No. 28 tahun 2009 tentang Retribusi Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Departemen Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Departemen Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Sumber Internet

Website BPK RI www.bpk.go.id

Website Departemen Keuangan RI http://www.djpk.depkeu.go.id Website Tribun Jabar www.tribunnews.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengaturan Sumber Pendapatan Asli Daerah (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) Dalam Kerangka Otonomi Daerah (Studi pada Kabupaten Nias Barat)

0 65 130

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Peranan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Pematang Siantar sesudah otonomi daerah.

9 104 90

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

3 47 94

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH BERDASARKAN STATUS PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT Tahun 2008-2012 - repository UPI S PEA 1002995 Title

0 0 3