FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB WANITA KARIR DEWASA MADYA MENUNDA PERNIKAHAN:Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung.
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB WANITA KARIR DEWASA MADYA MENUNDA PERNIKAHAN
(Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Nida Muthi Annisa
0806961
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB WANITA KARIR DEWASA MADYA MENUNDA PERNIKAHAN
(Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung)
Oleh: Nida Muthi Annisa
0806961
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nida Muthi Annisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya
(3)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(5)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nida Muthi Annisa (0806961). Faktor-Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan (Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini dipilih secara
purposive, yaitu 3 orang wanita karir dewasa madya yang tinggal di Kota Bandung
dan hingga saat ini belum menikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab ketiga subjek menunda pernikahan dikarenakan belum menemukan pasangan yang cocok dengan mereka. Namun, masing-masing subjek pun memiliki faktor lain yang menyebabkan mereka menunda pernikahan. Subjek 1 merasa bahwa untuk masuk ke jenjang pernikahan dibutuhkan waktu untuk saling mengenal terlebih dahulu dengan lawan jenisnya hingga ia dapat menemukan kecocokan. Subjek 2 sangat berhati-hati dalam memilih pasangan karena merasa lebih baik berpisah ketika berpacaran dari pada berpisah ketika telah menikah. Selain itu, subjek 2 merasa terlalu santai dalam memikirkan pernikahan sejak masih muda. Hal itu dirasakan subjek 2 rasakan karena kakek dan nenek subjek yang jarang mengingatkan subjek untuk menikah. Subjek 2 pun memiliki pemikiran yang negatif tentang pria yang mendekatinya karena kini ia telah mapan. Pada subjek 3, ia selalu membandingkan pria yang mendekatinya dengan pasangannya terdahulu. Selain itu juga subjek 3 jarang memiliki waktu luang untuk berkenalan dengan lawan jenisnya karena sibuk di pekerjaannya.
Kata kunci: faktor penyebab, wanita karir, dewasa madya, menunda pernikahan
(6)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nida Muthi Annisa (0806961). Causal Factor Middle Age Career Women Delaying Marriage. (Case study of Middle Age Career Women in Bandung). Skripsi.
Departemen of Psychology Faculty of Education Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).
The purpose of this research is to find the factor that cause middle age career women delay their marriage. This research used a case study design with qualitative approach. The participant of this research is selected according to purposive sampling that is 3 middle age career women who lives in Bandung and until now have not marriage. The results showed that three subjects factor delaying marriage due to not finding a suitable partner with them. However, each subject also has other factors that cause them to delay marriage. Subject 1 felt that to enter into marriage takes time to get to know each other in advance with the opposite sex until he can find a match. Subject 2 very careful in choosing a partner because they feel better when separated dating of the split when married. Additionally, subject 2 felt too relaxed in the thought of marriage since she was young. Subject 2 felt her grandparents feel for a subject that is rarely reminding the subject of marriage. Subject 2 also had a negative thought about the man who approached him as she is now well established. On the subject 3, she was always comparing men who approached him with a former partner. In addition, subject 3 rarely have time to get acquainted with the opposite sex because she was busy at work.
(7)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan” (Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, April 2013 Yang membuat pernyataan,
(8)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas ijin dan rahmat-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yan berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan (Studi Kasus pada Wanita Karir Dewasa Madya di Kota Bandung)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Tentunya sangat penulis sadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan yang lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk penulis sendiri maupun bagi pembaca.
Bandung, April 2013
(9)
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, pendapat, dan informasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan-Nya serta mendengar segala keluh kesah penulis dalam doa. Terimakasih atas segala nikmat yang Engkau berikan.
2. Kedua orang tua yang penulis sayangi, Bapak Undang Suherman, S.H serta Ibu Siti Nurhayati yang tidak henti-hentinya selalu memberikan doa, dukungan, semangat serta bantuannya dikala penulis menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk setiap kata penenang dikala penulis sedang berkeluh kesah. 3. Ibu Dra. Herlina, M.Pd, Psi selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia dan Bapak Heli Ihsan, S.Ag., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia serta selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Dr. Hj. Rahayu Ginintasasi, M.Si, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya serta bersedia menjadi pembimbing yang dengan tulus mengarahkan dan membimbing penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ibu Gemala Nurendah, S.Pd, M.A, selaku pembimbing II yang telah dengan
tulus meluangkan waktunya ditengah kesibukan untuk memberikan dorongan, bimbingan serta saran kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
(10)
iv
6. Seluruh dosen Jurusan Psikologi UPI yang telah memberikan ilmunya serta pengalaman kepada penulis selama berlangsungnya perkuliahan.
7. Bu Mia dan Pak Dedi, selaku staf tata usaha Jurusan Psikologi yang membantu penulis dalam memenuhi segala kebutuhan administrasi perkuliahan.
8. Ketiga subjek yang dengan tulusnya membantu penulis dalam berbagi pengalamannya serta meluangkan waktunya untuk di tengah kesibukan untuk ikut serta dalam penelitian ini. Mudah-mudahan suatu saat nanti Allah memberikan jodoh yang diinginkan.
9. Adik-adikku tersayang, Rifqi Amalul Ahli dan Talitha Nur Adilah Zahrah yang selalu memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian berdua pun sukses meraih cita-cita yang diinginkan. 10. Seluruh anggota Keluarga besar Atang Kantraprawira dan Keluarga besar Uca
Prihadi yang tidak henti-hentinya memberikan doa serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Sutrisno, terimakasih atas segala saran, bantuan, tenaga, doa, waktu dan dorongan semangatnya kepada penulis dikala penulis sedang kesulitan dalam mengerjakan skripsi ini. Semangat untuk skripsinya juga, mudah-mudahan segera menjadi S.T.
12. Yuni Siti Nurdiniyati, Via Syalisia, S.Psi, Helen Saparingga, S.Psi dan Sopiyanti Intan Solihat S.Psi yang telah memberikan pengalaman yang indah selama menuntut ilmu diperkuliahan. Sukses selalu ya kawan mudah-mudahan segala cita-cita dan keinginan kita tercapai, terimakasih atas segala dorongan dan doanya kepada penulis.
(11)
vii
13. Astri Ridha Yanuarti, S.P, Atia Fizriani, S.TP dan Redi Ramdani Amanza, S.Pd yang masih selalu memberikan semangat untuk segera menyusul menjadi seorang sarjana. Untuk Asep Firdaus segera menyusul menyelesaikan tugas menjadi seorang sarjana.
14. Teman-teman psikologi angkatan 2008, terimakasih untuk segala cerita, tawa, dan pengalaman selama kita bersama. Sukses selalu untuk kita semua ya. 15. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis karena
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga segala pengalaman, ilmu serta semua yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan sebesar-besarnya dari Allah SWT.
Bandung, April 2013
(12)
viii viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ……….. ii
ABSTRACT ……… iii
KATA PENGANTAR ……… iv
UCAPAN TERIMAKASIH ……… v
DAFTAR ISI ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ………. x
DAFTAR TABEL ………... xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Fokus Penelitian ……… 8
C. Rumusan Masalah ………. 8
D. Tujuan Penelitian ……….. 9
E. Manfaat Penelitian ………. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Dewasa Madya 1. Definisi Dewasa Madya ……….. 10
B. 2. Tugas Perkembangan Dewasa Madya ……….... Lajang 13 1. Pengertian Lajang ……… 14
2. Kelebihan dan Kekurangan Menjadi Lajang ………... 15
C. 3. Tipologi Orang yang Melajang ……… Wanita Karir 17 1. Pengertian Wanita Karir ……….. 19
(13)
ix
1. Profil Subjek 1 ……… 37
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 1 …………..………. 41
3. Faktor penyebab Subjek 1 Menunda Pernikahan ... 65
B. Hasil dan Pembahasan Subjek 2 1. Profil Subjek 2 ……… 68
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 2 ………..…… 70
3. Faktor penyebab Subjek 2 Menunda Pernikahan ... 92
C. Hasil dan Pembahasan Subjek 3 1. Profil Subjek 3 ……… 96
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 3 ………...……… 98
5. Faktor penyebab Subjek 3 Menunda Pernikahan ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 120
B. Rekomendasi ……….. 121
DAFTAR PUSTAKA ………. LAMPIRAN 124 RIWAYAT HIDUP PENULIS 2. Faktor Penyebab Wanita Berkarir ………... 20
D. Kesiapan Menikah 1. Definisi Kesiapan Menikah ………... 22
2. Aspek-Aspek Kesiapan Menikah ………... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………... 31
B. Responden Penelitian ………... 31
C. Teknik Pengumpulan Data ………... 32
D. Teknik Analisis Data ……….. 33
E. Keabsahan Data ……….. 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
(14)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Analisis Data Miller & Huberman ………. 33 Gambar 4.1 Faktor-Faktor Penyebab Subjek 1 Menunda Pernikahan ……….. 67 Gambar 4.2 Faktor-Faktor Penyebab Subjek 2 Menunda Pernikahan ………..….... 95 Gambar 4.3 Faktor-Faktor Penyebab Subjek 3 Menunda Pernikahan ……..…….... 120
(15)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Menjadi Lajang ………. 15 Tabel 2.2 Tipologi Orang yang Melajang ………... 18 Tabel 2.3 Konsep Peran Seks Dewasa ………... 29
(16)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penyajian Data Lampiran 2 Verbatim Wawancara Lampiran 3 Pedoman Wawancara Lampiran 4 Surat Persetujuan Subjek Lampiran 5 SK Pembimbing
(17)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan. Rentang kehidupan dapat dibagi menjadi sembilan periode, yaitu sebelum kelahiran, baru dilahirkan, masa bayi, awal masa kanak-kanak, pubertas, remaja, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa lanjut (Hurlock, 1980). Dari Sembilan periode tersebut dapat terlihat bahwa jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup seorang individu.
Hurlock (1980) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian yaitu masa dewasa dini yang dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, masa dewasa madya yang dimulai pada umur 40 tahun sampai 60 tahun, dan masa dewasa lanjut yang dimulai dari umur 60 tahun sampai kematian. Jahja (2011) mengungkapkan bahwa pada usia 60 tahun, biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti dengan penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak mengalami perubahan-perubahan ini lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisional yang masih tampak meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pasca usia 40-an sengaja ataupun tidak sengaja usia 60-an tahun dianggap sebagai garis batasnya antara usia madya dan usia lanjut.
Pada setiap tahapan perkembangan tersebut memilki tugas perkembangannya masing-masing. Tugas perkembangan tersebut harus dipenuhi
(18)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(19)
2
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan bila tidak tentunya akan menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa adalah menikah.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tentang Perkawinan, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dewasa madya memiliki beberapa tugas perkembangan yaitu tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejuruan, dan tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga. Tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan orang tua yang lanjut usia, dan membantu anak yang memasuki usia remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab (Hurlock , 1980).
Salah satu karakteristik yang dikenal pada dewasa madya yaitu usia madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson dalam Hurlock (1980), orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apalagi orang berusia dewasa madya mempunyai kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerja keras yang dilakukan sebelumnya.
Pencapaian prestasi pada seseorang dapat dilakukan salah satunya dengan bekerja. Dalam mencapai suatu prestasi tidak ada pembatasan baik pria maupun
(20)
3
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wanita. Mereka masing-masing memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja. Tidak dapat dipungkiri pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, tidak sedikit perempuan yang memilih untuk bekerja di luar rumah. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), pada tahun 2012 terdapat 43,3 juta jumlah perempuan yang bekerja di Indonesia dan jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,642 juta dari tahun sebelumnya. Pada usia dewasa madya, perempuan di Indonesia yang bekerja mencapai jumlah 14 juta orang. Menurut Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2011), di Jawa Barat dari jumlah keseluruhan wanita yang bekerja pada tahun 2011 yaitu 3,305 juta terdapat 31,34% wanita pada usia 40-59 tahun yang bekerja.
Wanita yang memutuskan untuk bekerja ada yang berstatus menikah ada pula yang belum menikah (lajang). Bagi wanita lajang memilih untuk meniti karir selain tuntutan ekonomi juga dikarenakan mereka pesimis untuk menikah. Pada usia dua puluh tahun, tujuan dari sebagian besar wanita yang belum menikah adalah perkawinan. Apabila belum menikah pada usia 30 tahun mereka cenderung menukar tujuan dan nilai hidup ke arah nilai dan tujuan serta gaya hidup baru yang berorientasi pada pekerjaan, kesuksesan dalam karir dan kesenangan pribadi (Hurlock,1980).
Hurlock (1980) menyebutkan, usia tiga puluh tahun sebagai usia kritis bagi perempuan yang belum menikah. Bagi mereka, usia tiga puluh tahun merupakan pilihan yang memiliki persimpangan. Biasanya hidup mereka sering diwarnai dengan kecemasan apabila pada usia ketiga puluh belum juga menikah.
Pada tahun 2011 menurut Badan Pusat Statistik (2011), di Indonesia terdapat 3,3 % proporsi wanita pada usia 45-59 tahun yang belum menikah. Di
(21)
4
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jawa Barat, terdapat 21 ribu perempuan yang pada usia 40-59 tahun berstatus belum menikah menurut data SIAK provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2011).
Khastiti (2012) dalam surveynya di Fimela menyebutkan bahwa terdapat beberapa alasan seorang wanita masih melajang. Seorang wanita karir mulanya mengenyampingkan urusan mencari jodoh karena sedang menikmati pekerjaan dan fokus mengejar karier. Ketika semua kebutuhannya telah terpenuhi barulah timbul perasaan telat menikah. Selain karir, lajang pun bisa jadi pilihan karena masa lalu yang membuat seseorang sengaja menghindari bersinggungan dengan laki-laki, apalagi berkomitmen. Karena sulit untuk melangkah dan terlalu berhati- hati sehingga lawan jenis pun menjauh.
Fenomena melajang ini telah mengglobal. Sebuah artikel dalam majalah Femina mengungkapkan sebuah survey bahwa di Jepang sejak satu dekade lalu, pernikahan seolah tak lagi menjadi mimpi indah wanita. Statistik pemerintah Jepang mengungkap, jumlah wanita Jepang berusia 25-29 yang belum menikah melambung dari 40% ke 54%. Angka statistik ini diikuti rendahnya angka kelahiran, yang berkisar 1,29 per wanita, bahkan lebih rendah dari Amerika yang berkisar di angka 2,13. Sementara itu, data dari kementerian dalam negeri Taiwan menunjukkan peningkatan jumlah wanita lajang di usia 30-39, dari 29,6% pada tahun 2007 menjadi 32,3% pada tahun 2008 (Jayalaksana, 2010).
Sebuah artikel dalam Kompas.com mengungkap bahwa bagi kebanyakan perempuan di Indonesia melajang dalam usia dewasa lebih menimbulkan rasa tidak nyaman, mereka lebih banyak berada dalam posisi sulit dan takut
(22)
5
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilecehkan. Kebanyakan perempuan masih sepakat dengan pandangan menikah adalah kodrat tiap orang. Mereka juga harus berhadapan dengan pandangan masyarakat yang tradisional, yang rata-rata menyudutkan perempuan lajang dengan pertanyaan terus-menerus, label menyakitkan, atau memandang dengan tatapan prihatin atau kasihan. Tetap saja perempuan lajang dipandang lebih negatif daripada pria lajang (Dwiputri, 2008).
Selain beberapa faktor yang diungkap dalam beberapa penelitian di atas, di Indonesia sendiri ternyata ada tekanan tertentu bagi seorang perempuan yang masih lajang dari adat daerahnya. Hal tersebut diungkapkan dalam jurnal penelitian Konflik Perempuan Jawa yang Masih Melajang di Masa Dewasa
Madya (Hapsari, Nisfiannoor & Murmanks, 2007). Dalam jurnal tersebut
dipaparkan bahwa ke 6 subjek penelitian mengalami konflik sehubungan dengan status lajang yang disandangnya. Kondisi lajang pada perempuan Jawa termasuk pada kondisi yang sulit terkait dengan latar belakang budaya mereka. Selain itu juga seluruh subjek menyatakan bahwa kondisi mereka tersebut dikarenakan belum menemukan jodoh. Walaupun terdapat kekhawatiran dalam statusnya namun mereka berpikiran bahwa hal tersebut bukan hambatan untuk meraih kesuksesan dalam bidang pekerjaan contohnya karir.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahanani (2010) tentang Sikap Wanita
Dewasa Yang Belum Menikah Terhadap Penyesuaian Pernikahan,
mengungkapkan bahwa pada dasarnya subjek penelitian memiliki sikap yang negatif terhadap penyesuaian pernikahan. Hal tersebut terbentuk dari tiga komponen sikap yang dimiliki oleh subjek yaitu komponen kognitif, afektif dan
(23)
6
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konatif. Subjek penelitian tersebut cenderung untuk memutuskan tetap bekerja setelah menikah karena pekerjaan dinilai tidak akan mengganggu proses penyesuaian pernikahan. Dari komponen konatif subjek cenderung memutuskan untuk tidak menikah karena saat ini mereka merasa bahagia dan nyaman walaupun tidak menikah dari pada menikah dan tidak bahagia. Subjek juga menilai bahwa pekerjaan menjadikan mereka memiliki kemandirian financial sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pemenuhan hidup secara ekonomi sendiri tanpa menikah.
Sutanto dan Haryoko (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran
Konsep Diri pada Wanta Berkarier Sukses yang Belum Menikah pun
mengungkapkan bahwa konsep diri yang dimiliki tiga responden penelitiannya adalah positif. Ketiga responden masing-masing mengakui mereka memiliki kekurangan dalam hidup mereka, akan tetapi hal tersebut tidak menyebabkan mereka merasa rendah diri, atau dalam keadaan yang lebih jelek dari para wanita yang menikah. Pada dasarnya mereka dapat mengatasi dan tidak keberatan dengan status sebagai wanita yang lajang. Semua responden merasakan bahwa kondisi hidup mereka adalah kondisi hidup yang bahagia dan juga baik. Responden pun mengungkapkan bahwa pernikahan adalah hal yang penting, sehingga dia pernah merasakan ketakutan akan status yang masih lajang, saat ini dia juga masih sedikit mengharapkan untuk menikah.
Sebuah jurnal penelitian oleh Indriana, Indrawati & Ayuningsih (2007) berjudul Persepsi Perempuan Karir Lajang Tentang Pasangan Hidup juga mengungkapkan hasil penelitian yang hampir serupa dengan penelitian-penelitian
(24)
7
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelumnya. Menikah atau tidaknya seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri dan hal tersebut sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang mempersepsikan pasangan hidup. Persepsi tentang pasangan hidup ini, antara satu subjek berbeda dengan subjek yang lain, namun dapat disimpulkan bahwa persepsi subjek tentang pasangan hidup dapat digolongkan ke dalam persyaratan utama dan persyaratan tambahan yang harus dimiliki oleh laki-laki.
Hasil penelitian dari tesis Nurendah (2008) dengan judul Sindrom Madu
Racun Pada Wanita Karir mengungkapkan alasan bahwa tidak semua subjek
penelitian yang belum menikah dikarenakan sibuk mengejar karir. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan subjek penelitian tersebut belum menikah yaitu karena gagal dalam menemukan pasangan yang cocok dan pernah mengalami kekerasan dalam pacaran.
Pada dasarnya ketika seseorang memutuskan untuk menikah tentunya harus dilatarbelakangi dengan kesiapan pada diri individu tersebut. Blood & Blood (1978) mengungkpakan bahwa terdapat dua aspek dalam kesiapan menikah yaitu
personal readiness dan circumstantial readiness. Personal readiness adalah
faktor-faktor kesiapan yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri sedangkan
circumstantial readiness merupakan faktor-faktor kesiapan yang berasal dari luar
diri individu tersebut. Ketika individu sudah bisa memenuhi kedua aspek tersebut pada dasarnya dia sudah siap untuk menikah. Kesiapan menikah pada seorang individu ini memperlihatkan faktor –faktor kesiapan menikah yang dimiliki individu untuk menikah kelak. Ketika beberapa aspek kesiapan belum terpenuhi, hal tersebut bisa menjadi sebuah alasan dalam penundaan pernikahan.
(25)
8
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semakin banyaknya fenomena di atas yang terjadi, memperlihatkan bahwa fenomena wanita karir yang sudah menginjak dewasa madya dan belum menikah ini bisa dijadikan sebagai sebuah penelitian. Hal tersebut dilihat pula dari terlambatnya pemenuhan tugas perkembangan pada wanita dewasa madya untuk menikah. Oleh karena itu maka peneliti ingin mengetahui faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pencarian informasi tentang faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan. Wanita karir dewasa madya dengan usianya yang sudah tidak muda lagi dan tugas perkembangan yang pada dasarnya terhambat serta alasan-alasan yang menyebabkan wanita karir dewasa madya belum memutuskan untuk menikah.
C. Rumusan Masalah
Pada dasarnya penelitian ini berawal dari adanya fenomena semakin banyaknya wanita karir lajang yang menunda pernikahannya ketika usia mereka telah memasuki usia dewasa madya. Pada usia dewasa madya tugas perkembangan untuk menikah pada usia ini sudah tidak ada sehingga dapat dikatakan juga terdapat tugas perkembangan yang terhambat. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat diambil pertanyaan penelitan, yaitu apakah faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan?
(26)
9
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang secara praktis maupun teoritis yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Adapun mafaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan serta pemahaman tentang faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan. Selain itu juga penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber tentang wanita karir yang belum menikah namun masih menginginkan untuk menikah walaupun di usianya yang menginjak usia dewasa madya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor yang menyebabkan wanita karir di usia dewasa madya belum memtuskan untuk menikah. Sehingga dari penelitian ini adalah diharapakan dapat memberikan gambaran faktor penyebab wanita karir dewasa madya belum memutuskan untuk menikah.
(27)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya (Herdiansyah, 2010). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu suata inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dimana multisumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2009).
B. Responden Penelitian
1. Kriteria Subjek Penelitian
Kriteria subjek yang akan dipilih untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wanita berusia 40-50 tahun
b. Bertempat tinggal di Kota Bandung c. Belum pernah menikah
(28)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(29)
32
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang wanita karir dewasa madya (dewasa madya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
menggunakan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009).
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi untuk penelitian ini dilakukan di Kota Bandung yaitu di tempat tinggal subjek penelitian. Pemilihan lokasi penelitian dapat disesuaikan dengan keinginan subjek. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam proses pengambilan data subjek dapat merasa aman dan nyaman dalam mengungkapka n jawabannya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara untuk sumber data yang sama secara serempak.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Sugiyono (2010) mengungkapkan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
(30)
33
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dalam kategori wawancara mendalam yaitu wawancara yang dilakukan secara lebih bebas dan lebih mendalam.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010) mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus. Teknik analisis data di lapangan untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data/kesimpulan.
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi
Data Verifikasi data / Kesimpulan
(31)
34
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reduksi Data
Reduksi data ini merupakan suatu tahapan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Proses ini berlangsung secara terus menerus sejalan dengan pelaksanaan penelitian.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka kemudian dilakukan langkah penyajian data. Penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik, pie
chard, pictogram dan sejenisnya. Tujuan dilakukannya display data adalah
untuk memudahkan memahami fenomena yang terjadi, merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Seperti halnya reduksi data tahapan ini akan terus berlangsung hingga semua hal yang harus diteliti telah dipaparkan dan disajikan.
3. Verifikasi Data/Kesimpulan
Tahap terkahir dalam proses analisis data adalah verifikasi data.kesimpulan. Kesimpulan awal yang didapat masih bersifat sementara/ belum final. Kesimpulan yang diambil dapat dijadikan sebagai pemicu untuk lebih memperdalam lagi proses pengambilan data berikutnya.
(32)
35
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Keabsahan data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut, yaitu:
1. Triangulasi
Triangulasi ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan melalaui sumber lain. Patton dalam Moleong (2011) mengungkapkan bahwa triangulasi dilakukan dengan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda.
2. Ketekunan dalam Pengamatan
Proses ini dilakukan dengan mencari secara konsisten interpretasi dengan menggunakan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis (Moleong, 2011). Pada penelitian ini dilakukan usaha yang dapat membatasi berbagai pengaruh dengan berbagai cara yaitu ketika sedang melaksanakan pengambilan data peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder) yang bertujuan untuk merekam isi wawancara dan meminimalkan kemungkinan terlewatnya hal-hal yang penting dari pencatatan secara manual. Selain itu juga pencatatan manual tetap harus dilakukan agar dapat mencatat hal-hal yang dapat terobservasi ketika pelaksanaan pengambilan data.
3. Membercheck
Membercheck ini pada prinsipnya adalah konfirmasi langsung dengan orang-orang yang terlibat langsung dalam penelitian dengan
(33)
36
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara (Bungin, 2010). Pada penelitian ini membercheck dilakukan kepada pemberi data.
(34)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir dewasa madya tentang faktor penyebab menunda pernikahan, diperoleh kesimpulan bahwa faktor penyebab ketiga subjek belum memutuskan untuk menikah pada dasarnya hampir sama yaitu dikarenakan belum menemukan pasangan yang cocok. Namun pada masing-masing subjek pun terdapat faktor lain yang menyebabkan subjek menunda pernikahan yaitu:
1. Untuk kasus subjek 1, ia merasa bahwa untuk masuk ke jenjang pernikahan dibutuhkan waktu untuk saling mengenal terlebih dahulu dengan lawan jenisnya hingga ia dapat menemukan kecocokan. Subjek 1 merasa tidak mungkin dalam waktu yang singkat untuk dapat langsung memutuskan menikah dengan orang yang baru dikenalnya walaupun ia sangat ingin segera menikah.
2. Sedangkan untuk kasus subjek 2, ia sangat berhati-hati dalam memilih pasangan karena merasa lebih baik berpisah ketika berpacaran dari pada berpisah ketika telah menikah. Karena ia tidak ingin pernikahannya kelak seperti pernikahan ayahnya yang sering bercerai. Selain itu juga subjek 2 merasa terlalu santai dalam memikirkan pernikahan sejak masih muda. Subjek 2 juga merasakan bahwa tidak adanya sosok ayah dan ibu disampingnya ketika membuat tidak adanya sosok yang mengingatkan
(35)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(36)
121
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk segera menikah. Subjek 2 tinggal bersama kakek dan neneknya yang jarang mengingatkan subjek untuk menikah. Subjek 2 pun memiliki pemikiran yang negatif tentang pria yang mendekatinya karena kini ia telah mapan.
3. Pada kasus subjek 3, ia selalu membandingkan pria yang mendekatinya dengan pasangannya terdahulu. Karena ia merasa pasangannya yang terdahulu memiliki segala hal yang ia inginkan. Subjek 3 pun selalu dekat dengan laki-laki yang berbeda agama seperti dengan pasangannya terdahulu. Selain itu juga subjek 3 jarang memiliki waktu luang untuk berkenalan dengan lawan jenisnya karena sibuk di pekerjaannya. Subjek 3 kurang memiliki waktu untuk hanya sekedar berjalan-jalan dan berkenalan dengan teman yang baru.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan, berikut beberapa rekomendasi bagi pihak yang terkait serta untuk kelancaran penelitian selanjutnya.
1. Kepada wanita dewasa madya
Kepada wanita dewasa madya yang masih mengharapkan sebuah pernikahan agar tidak terlalu ideal dalam menentukan kriteria pria yang akan menjadi pasangannya. Selain itu juga, diharapkan lebih terbuka kepada pria yang mendekatinya agar dapat lebih mengenal satu sama lain.
(37)
122
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada wanita dewasa madya yang bekerja agar tidak hanya memikirkan untuk berkarir namun juga dapat memikirkan kehidupan pribadinya.
2. Kepada remaja wanita dan wanita dewasa awal
Kepada wanita dewasa awal atau yang sudah cukup usia untuk menikah agar memikirkan pernikahan sejak awal dan tidak melupakan keharusan untuk menikah. Selain itu juga jangan terlalu santai dalam memikirkan pernikahan karena dikhawatirkan akan terlupa sehingga terlewat pada usia yang seharusnya sudah melakukan tugas perkembangan untuk menikah.
3. Kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga wanita dewasa madya yang belum menikah
Diharapkan memberikan dorongan serta mengingatkan untuk menikah kepada wanita dewasa madya yang belum menikah. Dorongan tersebut diberikan tidak dengan cara memaksa dan dapat memberikan rasa nyaman pada wanita dewasa madya yang belum menikah. Hal ini penting agar wanita dewasa madya tersebut tidak merasa terlalu santai ketika belum mendapatkan pasangan hingga usianya yang mencapai usia dewasa madya. Apalagi pada wanita dewasa madya yang memiliki karir yang cukup bagus agar dapat mengingatkan untuk tidak terfokus pada karirnya saja.
(38)
123
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Saran dan rekomendasi pada peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang membahas dengan tema yang sama yaitu faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan diharapkan agar dapat meneliti wanita dewasa madya yang belum menikah namun memiliki pasangan (sedang memiliki hubungan khusus dengan pria). Sehingga diharapkan dapat menemukan faktor penyebab lain yang membuat wanita karir dewasa madya menunda pernikahannya walaupun telah memiliki pasangan. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengambil subjek penelitian dengan kriteria sampel penelitian yang lebih terfokus misalnya ditambah dengan kriteria pendidikan minimal yang pernah ditempuh.
(39)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka.
Badan Pusat Statistik. (2011). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah
Tempat Tinggal , Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Perkawinan, 2009-2011. [Online]. Tersedia: www.bps.go.id.
[27 April 2013].
Blood, B & Blood, M. (1978). Marriage. New York: Free Pers.
Brown, S.D & Lent, R.W. (2005). Career Development and Counseling Putting
Theory and Reaserch to Work. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Bungin, M. B. (2010). Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Chaplin, J.P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Domenico, D.M & Jones, K.H. (2006). Career Aspirations of Women in the 20th
Century. Journal of Career and Technical Education, 22(2), Fall, 2006.
Dwiputri, A. (2008). Untung Rugi Perempuan Lajang. [Online]. Tersedia: http://nasional.kompas.com/read/2008/10/12/1452088/Untung.Rugi.Perem puan.Lajang. [29 April 2013].
Genova, M.K.D & Rice, F.P. (2005). Intimate Relationships, Marriages, and
Families (6th Ed). Boston: Mc Graw Hill.
Hapsari, P., Nisfiannoor, M & Murmanks, A.W. (2007). Konflik Perempuan Jawa yang Masih Melajang di Dewasa Madya. Jurnal Arkhe. 1. 41-56. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indriana,Y., Indrawati, E.S. & Ayuningsih, A. (2007). Persepsi Perempuan Karir
Lajang Tentang Pasangan Hidup Studi Kualitatif Fenomenologis di Semarang. Jurnal Arkhe. 12(2), 153-167.
(40)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(41)
125
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jayalaksana, N. (2010). Kenapa ingin melajang?. [Online]. Tersedia: http://www.feminaonline.com/issue/issue_detail.asp?id=608&cid=2&view s=65. [26 Mei 2011].
Lauer, R.H & Lauer, J.C. (2000). Marriage and Family: The quest for Intimacy
(4thed). New York : McGraw-Hill.
Khastiti. (2012). Melajang, Nasib atau Pilihan?. [Online]. Tersedia: http://www.fimela.com/read/2012/05/25/melajang-nasib-atau-
pilihan?page=0,0. [28 April 2013]
Kussudyarsana dan Soepatini. (2008). Pengaruh Karir Objektif Pada Wanita
Terhadap Konflik Keluarga-Pekerjaan Kasus Pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta. [Online]. Vol. 9, No. 2, Agustus 2008: 128-
145.Tersedia:http://eprints.ums.ac.id/1285/1/2._KUSSUDIYARSANA.pdf . [4 Juni 2011].
Mahanani, S. (2010). Sikap Wanita Dewasa Yang Belum Menikah Terhadap
Penyesuaian Pernikahan. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Mulder, N. (2001). Ruang Batin Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Lkis.
Nurendah, G. (2008). Sindrom Madu dan Racun Pada Wanita Karir (Studi
Fenomenologi Terhadap Single Career Women). Tesis pada FPsi UGM
Yogyakarta: tidak diterbitkan
NN. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. [16 Juni 2011].
Olson & Defrain. (2003). Marriage & Families (4th Ed). New York: Mc Graw
Hill
Papalia, D.E, dkk. (2008). Human Development (Psikologi perkembangan)
Bagian V sd IX. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2011). Komposisi Penduduk menurut
Karakteristik Sosial. [Online]. Tersedia:
http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1007. [28 April 2013]. , (2011). Kualitas Penduduk. [Online]. Tersedia:
(42)
126
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.
Rini, J.F. (2002). Wanita Bekerja. [Online]. Tersedia: e-psikologi.com. [20 Januari 2012]
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development. New York: Mc Graw Hill.
Schale, K.W & Willis, S.L. (1991). Adult Development & Aging (3rd Ed). New
York: Hopper Collins Publisher.
Sternberg, R.J. (2001) Psychology InSearch of The Human Mind. United States of America: Harcourt College Publishers.
Stein, P.J. (1976). Single. EnglewoodCliffs, NJ: Prentice Hall.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutanto, P & Haryoko, F. (2010). Gambaran Konsep Diri pada Wanta Berkarier
Sukses yang Belum Menikah.Jurnal Insan. Vol. 12 No. 01, April 2010..
(1)
122
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan
Pada wanita dewasa madya yang bekerja agar tidak hanya memikirkan untuk berkarir namun juga dapat memikirkan kehidupan pribadinya.
2. Kepada remaja wanita dan wanita dewasa awal
Kepada wanita dewasa awal atau yang sudah cukup usia untuk menikah agar memikirkan pernikahan sejak awal dan tidak melupakan keharusan untuk menikah. Selain itu juga jangan terlalu santai dalam memikirkan pernikahan karena dikhawatirkan akan terlupa sehingga terlewat pada usia yang seharusnya sudah melakukan tugas perkembangan untuk menikah.
3. Kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga wanita dewasa madya yang belum menikah
Diharapkan memberikan dorongan serta mengingatkan untuk menikah kepada wanita dewasa madya yang belum menikah. Dorongan tersebut diberikan tidak dengan cara memaksa dan dapat memberikan rasa nyaman pada wanita dewasa madya yang belum menikah. Hal ini penting agar wanita dewasa madya tersebut tidak merasa terlalu santai ketika belum mendapatkan pasangan hingga usianya yang mencapai usia dewasa madya. Apalagi pada wanita dewasa madya yang memiliki karir yang cukup bagus agar dapat mengingatkan untuk tidak terfokus pada karirnya saja.
(2)
123
4. Saran dan rekomendasi pada peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang membahas dengan tema yang sama yaitu faktor penyebab wanita karir dewasa madya menunda pernikahan diharapkan agar dapat meneliti wanita dewasa madya yang belum menikah namun memiliki pasangan (sedang memiliki hubungan khusus dengan pria). Sehingga diharapkan dapat menemukan faktor penyebab lain yang membuat wanita karir dewasa madya menunda pernikahannya walaupun telah memiliki pasangan. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengambil subjek penelitian dengan kriteria sampel penelitian yang lebih terfokus misalnya ditambah dengan kriteria pendidikan minimal yang pernah ditempuh.
(3)
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka.
Badan Pusat Statistik. (2011). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal , Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Perkawinan, 2009-2011. [Online]. Tersedia: www.bps.go.id. [27 April 2013].
Blood, B & Blood, M. (1978). Marriage. New York: Free Pers.
Brown, S.D & Lent, R.W. (2005). Career Development and Counseling Putting Theory and Reaserch to Work. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Bungin, M. B. (2010). Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Chaplin, J.P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Domenico, D.M & Jones, K.H. (2006). Career Aspirations of Women in the 20th Century. Journal of Career and Technical Education, 22(2), Fall, 2006. Dwiputri, A. (2008). Untung Rugi Perempuan Lajang. [Online]. Tersedia:
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/12/1452088/Untung.Rugi.Perem puan.Lajang. [29 April 2013].
Genova, M.K.D & Rice, F.P. (2005). Intimate Relationships, Marriages, and Families (6th Ed). Boston: Mc Graw Hill.
Hapsari, P., Nisfiannoor, M & Murmanks, A.W. (2007). Konflik Perempuan Jawa yang Masih Melajang di Dewasa Madya. Jurnal Arkhe. 1. 41-56. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indriana,Y., Indrawati, E.S. & Ayuningsih, A. (2007). Persepsi Perempuan Karir Lajang Tentang Pasangan Hidup Studi Kualitatif Fenomenologis di Semarang. Jurnal Arkhe. 12(2), 153-167.
(4)
(5)
125
Nida Muthi Annisa,2013
Faktor - Faktor Penyebab Wanita Karir Dewasa Madya Menunda Pernikahan
Jayalaksana, N. (2010). Kenapa ingin melajang?. [Online]. Tersedia: http://www.feminaonline.com/issue/issue_detail.asp?id=608&cid=2&view s=65. [26 Mei 2011].
Lauer, R.H & Lauer, J.C. (2000). Marriage and Family: The quest for Intimacy (4thed). New York : McGraw-Hill.
Khastiti. (2012). Melajang, Nasib atau Pilihan?. [Online]. Tersedia: http://www.fimela.com/read/2012/05/25/melajang-nasib-atau-
pilihan?page=0,0. [28 April 2013]
Kussudyarsana dan Soepatini. (2008). Pengaruh Karir Objektif Pada Wanita Terhadap Konflik Keluarga-Pekerjaan Kasus Pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta. [Online]. Vol. 9, No. 2, Agustus 2008: 128- 145.Tersedia:http://eprints.ums.ac.id/1285/1/2._KUSSUDIYARSANA.pdf . [4 Juni 2011].
Mahanani, S. (2010). Sikap Wanita Dewasa Yang Belum Menikah Terhadap Penyesuaian Pernikahan. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Mulder, N. (2001). Ruang Batin Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Lkis.
Nurendah, G. (2008). Sindrom Madu dan Racun Pada Wanita Karir (Studi Fenomenologi Terhadap Single Career Women). Tesis pada FPsi UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
NN. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. [16 Juni 2011].
Olson & Defrain. (2003). Marriage & Families (4th Ed). New York: Mc Graw Hill
Papalia, D.E, dkk. (2008). Human Development (Psikologi perkembangan) Bagian V sd IX. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2011). Komposisi Penduduk menurut
Karakteristik Sosial. [Online]. Tersedia:
http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1007. [28 April 2013]. , (2011). Kualitas Penduduk. [Online]. Tersedia:
(6)
126
Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.
Rini, J.F. (2002). Wanita Bekerja. [Online]. Tersedia: e-psikologi.com. [20 Januari 2012]
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development. New York: Mc Graw Hill.
Schale, K.W & Willis, S.L. (1991). Adult Development & Aging (3rd Ed). New York: Hopper Collins Publisher.
Sternberg, R.J. (2001) Psychology InSearch of The Human Mind. United States of America: Harcourt College Publishers.
Stein, P.J. (1976). Single. EnglewoodCliffs, NJ: Prentice Hall.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutanto, P & Haryoko, F. (2010). Gambaran Konsep Diri pada Wanta Berkarier Sukses yang Belum Menikah.Jurnal Insan. Vol. 12 No. 01, April 2010.. Yin, R. K. (2009). Studi Kasus dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.