PENGARUH SELF REGULATED LEARNING DAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU TERHADAP PENGUASAAN KONSEP IPS BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO.

(1)

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

ABSTRAK ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 10

1. Self Regulated Learning ... 10

2. Persepsi Siswa tentang Proffesionalisme Guru ... 27

3. Penguasaan Konsep IPS berdasarkan Taksonomi SOLO ... 33

B. Penelitian Terdahulu ... 44

C. Kerangka Pemikiran... 47

D Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Teknik Penelitian ... 52

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

D. Pengembangan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas... 60

2. Uji Reliabilitas ... 64

E. Uji Asumsi Klasik ... 65

F. Definisi Operasional ... 67

G. Teknik Pengumpulan Data ... 70

H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 73

B. Hasil Analisis Data ... 76

C. Uji Hipotesis ... 85


(2)

B. Rekomendasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

Halaman

3.1 Daftar Nama Sekolah Populasi ... 54

3.2 Sebaran Sampel Penelitian ... 55

3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 56

3.4 Kisi-kisi Soal Uraian... 58

3.5 Penskoran Soal Uraian Berdasarkan Taksonomi SOLO ... 59

3.6 Hasil Analisis Validitas Instrumen X1 ... 61

3.7 Hasil Analisis Validitas Instrumen X2 ... 62

3.8 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... 64

3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 64

3.10 Uji Multikolinearitas ... 66

4.1 Rubrik SRL (Self Regulated Learning) ... 79

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Self Regulated Learning ... 80

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme Guru ... 82

4.4 Distribusi Frekuensi Level SOLO Tiap Konsep Distribusi ... 84

4.5 Distribusi Frekuensi Level SOLO bedasarkan SRL ... 87

4.6 ANOVA (Uji F) ... 89

4.7 Uji Regresi Ganda... 90

4.8 Pengaruh Variabel X1,X2, terhadap Y ... 91


(4)

Halaman

2.1 Proses Masuknya Informasi Ke dalam Long Term Store ... 29

2.2 Hubungan Antar Variabel ... 51

3.1 Alur Penelitian ... 53


(5)

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner ... 120

2. Tabulasi Data ... 126

3. Hasil Uji Validitas ... 136

4. Hasil Uji Reliabilitas ... 160

5. Distribusi Frekuensi ... 163

6. Hasil Uji Regresi Berganda... 167

7. Surat Keterangan Penelitian ... 172


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan formal merupakan salah satu solusi utama untuk membentuk SDM yang berkualitas, karena dengan pendidikan memungkinkan untuk mengmbangkan kemampuan akademis maupun keterampilan lain yang dimiliki peserta didik ssehingga dapat digunakan dengan efektif dan efisien untuk bekal hidupnya.

Tolok ukur keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar, baik pada tingkat dasar maupun lanjutan merupakan masalah yang selalu dianggap penting karena merupakan suatu bentuk keberhasilan seseorang dalam belajarnya.

Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, diantaranya dalah sebagai berikut:

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa individu yang sedang belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Faktor internal meliputi minat, jasmani, intelegensi, pengelolaan diri yang tepat, motivasi dan kesehatan. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, lingkungan sekolah, gaya mengajar guru, fasilitas dan sebagainya.

Menurut Nugroho (2003: 105) “peserta didik yang berprestasi belajar tinggi dengan hasil belajar yang memuaskan cenderung memiliki motivasi daya saing yang kuat dibanding dengan peserta didik yang berprestasi rendah”.


(8)

Patton (Hawadi, 2004:60) juga menjelaskan bahwa ‘tingkat intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar tetapi hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi, dan hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% lainnya dipengaruhi oleh lingkungan’.

Hasil belajar sering kali menjadi kajian penelitian, sering ditemui dilapangan pada mata pelajaran IPS, bahwa siswa masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Hal ini terkait dengan permasalahan IPS di Indonesia pada umumnya, sebagaimana dikutip dari Kompasiana post edukasi (Tn. 2011) bahwa :

Permasalahan IPS di Indonesia sering didiskusikan di berbagai kesempatan pelatihan atau pertemuan dinas (kerja), baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi, oleh beberapa kepala sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama atau guru yang mengajar mata pelajaran IPS. Dalam diskusi dibahas, beberapa guru yang mengeluhkan tentang beberapa persoalan yang mengganjal terkait pembelajaran IPS di sekolah, misalnya : 1) ketidaksiapan dari guru-guru untuk membelajarkan IPS secara terpadu; 2) masih rendahnya hasil pembelajaran IPS; dan 3) tidak tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan gambaran di atas, pembelajaran IPS di sekolah dasar dan lanjutan (SD dan SMP) masih memiliki persoalan yang mendasar, terutama menyangkut tentang hasil belajar dan guru yang membelajarkannya. Permasalahan serupa juga terjadi pada pembelajaran IPS pada SMP Negeri di Kota Malang.

Mata pelajaran IPS di tingkat SMP dalam Kurikulum 2004, sebagai mana tertuang dalam buku Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu (Depdiknas, 2006), mencakup bahan kajian ”geografi, ekonomi, sejarah dan


(9)

sosiologi, yang dibelajarkan secara terpadu (integrated)” seperti disebutkan oleh Sapriya (2009).

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Menurut Wijiasih (2012) pada penelitiannya:

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.

Pada pembelajaran IPS terpadu justru bermasalah di lapangan (Tn.2011), yaitu “hasil belajar yang rendah menunjukkan penguasaan konsep IPS siswa juga rendah”, pada penelitian ini hasil belajar difokuskan pada penguasaan konsep IPS. Menurut Sardiman (2008,24) hasil belajar adalah “perolehan belajar seseorang yang bersifat keilmuan, yang menggunakan analisis intelektual yang tergolong ranah kognitif, penguasaan konsep, prinsip dan teori”, maka dari itu rendahnya penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar yang dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern yang ada pada diri dan lingkungan siswa. Dimana hasil belajar siswa berkaitan erat dengan bagaimana siswa dapat meregulasi dirinya dalam belajar. Pintrich (1990) “Siswa dapat memahami bagaimana mereka harus


(10)

belajar, siswa mengetahui tentang bagaimana mereka memilih strategi dalam meregulasi dirinya dalam belajar (Self-Regulated Learning)” yang akan merefleksikan tujuan jangka panjang bagi pendidikan mereka, dan hal ini berkaitan dengan bagaimana siswa mempunyai ketrampilan dalam belajar.

Terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara prestasi belajar dengan penggunaan strategi regulasi diri dalam belajar menurut penelitian Zimmerman (1994:190).

“Fakta empiris menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan peserta didik tinggi tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, karena kegagalannya dalam meregulasi diri dalam belajar, Self regulated learning merupakan suatu terminologi yang membuka wacana baru tentang faktor-faktor diterminan keberhasilan siswa dalam belajar”.

Selain itu salah satu variabel yang punya kontribusi cukup besar terhadap baik buruknya hasil belajar adalah unsur guru atau pendidik. Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal.

Menurut UU No 14 Tahun 2005, Guru adalah “pendidik profesional dengan tugas utama: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Tugas guru menurut Usman (2006) sebagai pendidik, pengajar dan melatih berarti “meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah dan harus mampu menarik simpati siswa”. Maka pelajaran apapun yang diberikan akan memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan


(11)

demikian sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Self Regulated Learning dan profesionalisme guru menyokong keberhasilan belajar peserta didik. Akan tetapi ketika hasil belajar siswa rendah menunjukkan indikasi bahwa terdapat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut.

Bedasarkan beberapa gambaran mengenai permasalahan dalam pembelajaran IPS diatas, permasalahan pembelajaran IPS tersebutjuga terjadi di kota Malang yang merupakan kota pendidikan. Dimana berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada penguasaan konsep IPS masih rendah hal ini didukung dari keterangan beberapa guru dan siswa pada beberapa SMP Negeri di kota Malang. Kebanyakan siswa merasa bahwa pembelajaran IPS membosankan begitu juga ketidaksiapan guru pada pembelajaran IPS secara terpadu yang mengakibatkan pembelajaran dan hasil belajar yang tidak maksimal. Dalam kondisi pembelajaran IPS yang seperti itu, sejauh mana penguasaan konsep IPS siswa, sejauh mana Self Regulated Learning yang dimiliki dalam belajar IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dan sejauh mana persepsi siswa terhadap profesionalisme guru IPS dalam melaksanakan pembelajaran IPS terkait dengan permasalahan pembelajaran IPS secara terpadu yang dianggap guru cukup rumit dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan gambaran diatas maka penelitian ini dilaksanakan di kota Malang. Di kota Malang yang memiliki 24 SMP Negeri. Sesuai dengan keterangan dari Bpk. Amrozi (ketua MGMP IPS SMP se-kota Malang) dan


(12)

rekomendasi dari DIKNAS Kota Malang penelitian dilakukan pada sekolah-sekolah yang memiliki pengelompokan materi IPS secara terpadu.

Pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep IPS akan dianalisis berdasarkan taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes), karena selain taksonomi Bloom yang selama ini digunakan untuk , terdapat model taksonomi tujuan pembelajaran lain, yaitu Taksonomi SOLO untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Biggs dan Collis pada tahun 1982 mengembangkan model taksonomi tujuan pembelajaran yang kemudian dikenal dengan taksonomi SOLO. Taksonomi SOLO dapat digunakan sebagai alat menentukan kualitas jawaban siswa. Berdasarkan kualitas yang diperoleh dari hasil jawaban siswa, selanjutnya dapat ditentukan kualitas ketercapaian proses kognitif yang ingin diukur. Menurut Courney & Terrence dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa “taksonomi SOLO, hirarki lima tingkat dirancang untuk membantu guru mengevaluasi kualitas tingkat berpikir siswa”. Kebanyakan SOLO digunakan pada ilmu eksak, namun bisa juga diterapkan pada ilmu Sosial yang menuntut kompleksitas penguasaan konsep seperti pada pendidikan IPS.

Sejauh ini memang sudah ada penelitian yang mengungkapkan peran kemampuan Self Regulated Learning terhadap prestasi belajar. Akan tetapi penelitian yang mengungkapkan sejauh mana peran Self Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru secara bersama-sama dapat mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO masih jarang.


(13)

Berdasarkan paparan di atas peneliti mengambil judul “Pengaruh Self Regulated Learning Dan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Terhadap Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh signifikan antara Self Regulated Learning dan siswa persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan taksonomi SOLO?

2. Apakah ada pengaruh signifikan antara Self Regulated Learning siswa terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO?

3. Apakah ada pengaruh signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan taksonomi SOLO?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengukur pengruh Self Regulated Learning dan siswa persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan taksonomi SOLO.

2. Mengukur pengaruh Self Regulated Learning siswa terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO.

3. Mengukur pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS bedasarkan taksonomi SOLO.


(14)

D. Manfaat Penelitian

Klasifikasi tujuan pembelajaran taksonomi SOLO lebih jarang digunakan di Indonesia (Hamdani, 2009), justru taksonomi Bloom yang paling populer (Cahaya Hati, 2010). Karena itu penelitian ini penting untuk menambah khasanah pendidikan dengan mengembangkan evaluasi taksonomi SOLO pada Pendidikan IPS.

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara Teoritik

1) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusunan tujuan pembelajaran IPS sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran IPS.

b. Secara praktis

1) Bagi Guru IPS untuk dapat mempertimbangkan kognitif siswa secara subjektif dalam perumusan tujuan pembelajaran IPS dan untuk mengetahui sejauh mana siswa berpikir alternatif dalam menghadapi masalah sosial yang diberikan sesuai dengan penguasaan konsep siswa dengan lebih pofesional.

2) Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda

E. Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini pembagian pokok pembahasan yang terdiri dari:


(15)

1. BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

2. BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan judul dan permasalahan, yaitu mengenai Self Regulated learning, persepsi siswa tentang profesionalisme guru, dan penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO.

3. BAB III berisi : Metodologi penelitian yaitu membahas mengenai metoda dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.

4. BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu menjabarkan mengenai profil lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai penguasaan konsep IPS siswa berdasarkan taksonomi SOLO yang dipengaruhi oleh Self Regulated Learning dan perssepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengajar.

5. BAB V berisi : Kesimpulan dan saran, yang akan membahas tentang kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian sehubungan dengan permasalahan penelitian.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen penelitian kuesioner dan item tes sebagai alat pengumpul data yang ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara Self Regulated Learning dan Persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO.

Adapun analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi dan korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kaitan antara variabel yang telah ditentukan. Sedangkan analisis regresi digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel dapat dipergunakan untuk memprediksi variabel-variabel lain.

Metode ini digunakan karena beberapa alasan di antaranya : 1) tidak semua anggota populasi dijadikan sampel, 2) unit yang dianalisis bersifat individual, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Mengingat masalah yang diteliti adalah gejala sosial, maka dilakukan pendekatan analisis kuantitatif yang didasarkan pada data statistik dan pendekatan analisis kualitatif yang didasarkan pada interpretasi terhadap hasil-hasilnya. Penggunaan metode ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat diangkat ke taraf generalisasi berdasarkan hasil-hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan. Apabila digambarkan, maka alur penelitian akan terlihat seperti berikut:


(17)

Gambar 3 Alur Penelitian

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, pada SMP Negeri 3 Malang, SMP Negeri 18 Malang, SMP Negeri 13 Malang dan SMP Negeri 15 Malang. Ada beberapa alasan pemilihan subjek penelitian, yaitu :

1. Terdapat 24 SMP Negeri di kota Malang, dan keempat sekolah diatas dipilih bedasarkan data DIKNAS sebagai sekolah yang memiliki pengelompokkan materi secara terpadu (Integrated).

Studi pendahuluan

Validasi, ujicoba, revisi

Pembahasan Perumusan masalah

Studi literatur: Self Regulated Learning, Persepsi Siswa, Profesionalisme Guru, Penguasaan Konsep IPS,Taksonomi SOLO

Kesimpulan Pengolahan dan analisis data

Penyusunan Instrumen : 1. Angket

2. Item Tes Pelaksanaan Penelitian


(18)

2. Dipilihnya siswa kelas IX, karena mereka dinilai sudah cukup matang serta memungkinkan siswa untuk berpikir abstrak pada mata pelajaran IPS sesuai tingkat berpikir taksonomi SOLO.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri Se-kota Malang, tahun ajaran 2011/2012 yang memiliki pengelompokan materi secara terpadu (integrated).

Populasi dalam penelitian ini :

Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah Se-Kota Malang : No. Nama Sekolah Jumlah

Kelas IX

Jumlah Siswa Kelas IX 1.

2. 3. 4.

SMP Negeri 3 SMP Negeri 13 SMP Negeri 15 SMP Negeri 18

7 8 8 7

298 330 328 312

Jumlah Siswa - 1268

Sumber : Masing-masing sekolah

2. Sampel

Pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian siswa kelas IX SMPN kota Malang kelompok materi IPS secara terpadu. Untuk menjawab berapa banyak ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan teknik sampling. Salah satu teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling,


(19)

yaitu memilih sampel secara acak dari populasi sehingga semua unit analisis mendapat peluang yang sama untuk dipilih, dengan alasan bahwa populasi siswa SMPN kota Malang itu bersifat homogen. Untuk mendapatkan distribusi normal dari kondisi penelitian yang sebenarnya maka peneliti mengambil 400 sampel dari keseluruhan populasi sebesar 1.268 orang.

Berikut disajikan sebaran sampel penelitian pada setiap sekolah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sebaran Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

1 SMPN 3 BANDUNG 100 orang

2 SMPN 13 BANDUNG 100 orang 3 SMPN 15 BANDUNG 100 orang

4 SMPN 18 MALANG 100 orang

Jumlah 400 orang

D. Pengembangan Instrumen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Self Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Untuk mengukur Self Regulated Learning dan persepsi ssiswa tentang profesionalisme guru peneliti menggunakan angket, sedangkan penguassan konsepnya menggunakan tes dengan soal uraian.

Adapun kisi-kisi instrumen yang terbentuk dalam angket tersebut adalah sebagai berikut:


(20)

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen

Variabel Indikator Pengukuran Instrumen

Self Regulated Learning (X1)

Self Regulated Learning adalah Pengelolaan diri dalam belajar yang merupakan suatu aktifitas belajar atas inisiatif sendiri, keteraturan diri yang dilaksananakan sesuai dengan kemampuan, kondisi dan keadaan diri siswa, dengan tiga strategi belajar diantaranya adalah executive strategies, cognitive strategies, dan evaluation strategies.

(Sumber : Pintrich, 2000:452) 1. Strategi Ekskutif 2. Strategi Kognitif 3. Strategi evaluasi. a. Strategi Perencanaan b. Strategi pengelolaan informasi c. Strategi Prioritas d. Strategi menyimpan informasi e. Strategi pengelolaan lingkungan belajar a. Strategi mengingat

b. Strategi mencari informasi c. Strategi pengulangan d. Strategi menggunakan informasi

a. Strategi evaluasi diri

b. Strategi pengawasan c. Strategi

Konsekuensi

Angket No. 1,2 Angket No. 3,4 Angket No. 5,6 Angket No. 7,8 Angket No. 9,10

Angket No.11,12 Angket No.13,14 Angket No. 15,16,17 Angket No. 18,19,20 Angket No. 21,22,23 Angket No. 24,25,26,27 Angket No. 28,29,30 Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru (X2) Adalah hasil tanggapan, hasil mencerna, mengidentifikasi, menghayati dan mengumpulkan serta menginternalisasi kesan pengamatan siswa terhadap profesionalisme guru. Dalam hal ini profesionalisme guru meliputi empat 1. Kompetensi kepribadian 2. Kompetensi pedagogik

a. Kepribadian yang mantap dan stabil

b. Kepribadian yang dewasa c. Kepribadian

yang arif d. Kepribadian

yang berwibawa e. Berakhlak mulai

dan dapat menjadi teladan a. Memahami

peserta didik secara mendalam Angket No. 1 2 3 4 5,6 7


(21)

kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Sumber : UU No 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen)

3. Kompetensi profesional

4. Kompetensi sosial

b. Merancang pembelajaran c. Melaksanakan

pembelajaran d. Merancang dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran e. Mengembangkan

peserta didik untuk

mengaktualisasik an berbagai potensi a. Menguasai

subtansi keilmuan yang terkait b. Menguasai

struktur dan metode keilmuan a. Mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan c. Mampu

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar 8,9 10,11 12 13 14,15 16 17 18 19,20


(22)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Uraian Penguasaan Konsep IPS sesuai SK/KD SMP Kelas IX Semester 1 :

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Konsep No.

Soal 1. Memahami

kondisi

perkembangan negara di dunia

1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju

1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang) serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia 1.Region 2.Sebab-akibat 1,2 3,4 2. Memahami usaha mempertahank an kemerdekaan

2.1 Mengidentifikasi usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia 2.2 Mendeskripsikan

peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan 1.Nasionalisme 2.Kesinambungan 5 6 3. Memahami perubahan sosial budaya 3.1 Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat

3.2 Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan Masyarakat Masyarakat 7,8 9 4. Memahami lembaga keuangan dan perdagangan internasional

4.1Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan 4.2Mendeskripsikan perdagangan internasional dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia 1. Uang 2.Ekonomi 10,11, 12 13


(23)

Tabel 3.4 Penskoran Soal uraian berdasarkan Taksonomi SOLO dengan Rubrik Analitik :

Kriteria

Level Penguasaan Konsep Kinerja Bahasa Skor

4 Extended

Abstract

Melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu. Dan membuat generalisasi serta dapat melakukan sebuah perumpamaan-perumpamaan pada situasi-situasi spesifik Berpikir kritis Pemahaman lengkap Jawaban tepat Masuk akal Di dukung data Dan kreativ. Penggunaan istilah yang tepat, Struktur jawaban jelas Penjelasan yang sistematis dan bahasa yang baik. 4 3 Relational Menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat

mengaplikasikan sebuah konsep Jawaban tepat, kejelasan pikiran dalam memahami konsep. Penggunaan istilah tepat Bahasa mudah di mengerti dan dipahami 3 2 Multi-Struct ural. Memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk Jawaban dengan pemahaman sederhana Terkadang ambigu, dan kurang sesuai. Penggunaan istilah tepat Lebih mudah di mengerti 2 1 Uni-Structural

Terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami.

Jawaban tanpa pemahaman lengkap, dan ada beberapa kesalahan. Kemungkinan menyalahguna kan istilah Kurang dapat di mengerti 1 0 Pre-Structural Memiliki sedikit informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak

membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun. Jawaban salah Terkesan membual Mengulang pertanyaan Penggunaan istilah salah, Sulit di mengerti 0


(24)

Sebelum melakukan pengambilan data peneliti melakukan uji coba instrumen sebagai berikut:

1. Uji Validitas Konstruk

Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan pada instrument yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin di ukur. Validitas konstruk adalah validitas yang menyangkut bangunan teoretik, variabel yang akan diukur. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas konstruk apabila butir-butir soal yang disusun dalam tes mengukur setiap aspek berpikir dari sebuah variabel yang akan diukur melalui tes tersebut.

Untuk membuktikan tingkat validitas kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba pada siswa di luar sampel penelitian yaitu kepada 150 orang siswa kelas IX semester genap SMP Negeri Kota Malang. Uji validitas ini dilakukan dengan cara menganalisis tiap butir pertanyaan dari ketiga variabel yaitu Self Regulated Learning, Persepsi siswa tentang profesionalisme guru, dan Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Adapun teknik perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 16 for windows. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah menggunakan Korelasi, sama halnya dengan Excel. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05.


(25)

Nurgiyantoro (2004:339) menyatakan “koefisien korelasi rhitung yang diperoleh > daripada nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% atau 1%, instrumen tes yang diujikan dapat dinyatakan valid”.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item – item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh instrument tersebut disusun kembali untuk kemudian disebar kepada responden anggota sampel penelitian.

a) Uji Validitas Konstruk X1

Hasil Uji Validitas konstruk untuk Instrumen X1 (Self Regulated Learning), sebanyak 30 item adalah sebagai berikut (Nilai Kesimpulan Corellation) [sig.(2-tailed)]:

Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Uji Validitas Konstruk X1

Item Koefisien Korelasi r hitung

r tabel

N (150) Keterangan

1 0.444 0.159 Valid

2 0.621 0.159 Valid

3 0.579 0.159 Valid

4 0.355 0.159 Valid

5 0.718 0.159 Valid

6 0.474 0.159 Valid

7 0.234 0.159 Valid

8 0.592 0.159 Valid

9 0.721 0.159 Valid

10 0.438 0.159 Valid

11 0.304 0.159 Valid

12 0.647 0.159 Valid

13 0.717 0.159 Valid

14 0.642 0.159 Valid

15 0.237 0.159 Valid

16 0.375 0.159 Valid

17 0.268 0.159 Valid

18 0.507 0.159 Valid


(26)

Lanjutan tabel 3.5

Item Koefisien Korelasi r hitung

r tabel

N (150) Keterangan

20 0.364 0.159 Valid

21 0.422 0.159 Valid

22 0.713 0.159 Valid

23 0.556 0.159 Valid

24 0.482 0.159 Valid

25 0.347 0.159 Valid

26 0.465 0.159 Valid

27 0.595 0.159 Valid

28 0.443 0.159 Valid

29 0.269 0.159 Valid

30 0.330 0.159 Valid

b) Uji Validitas Konstruk X2

Hasil Uji Validitas konstruk Instrumen X2 (Persepsi siswa tentang profesionalissme guru), sebanyak 20 item adalah sebagai berikut (Nilai Kesimpulan Corellation) [sig.(2-tailed)]:

Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Uji Validitas Konstruk X2

Item Koefisien Korelasi r hitung

r tabel

N (150) Keterangan

1 0.493 0.159 Valid

2 0.478 0.159 Valid

3 0.629 0.159 Valid

4 0.657 0.159 Valid

5 0.540 0.159 Valid

6 0.492 0.159 Valid

7 0.420 0.159 Valid

8 0.426 0.159 Valid

9 0.370 0.159 Valid

10 0.583 0.159 Valid

11 0.675 0.159 Valid

12 0.622 0.159 Valid

13 0.673 0.159 Valid

14 0.475 0.159 Valid

15 0.310 0.159 Valid

16 0.441 0.159 Valid


(27)

Lanjutan Tabel 3.6

Item Koefisien Korelasi r hitung

r tabel

N (150) Keterangan

18 0.602 0.159 Valid

19 0.296 0.159 Valid

20 0.739 0.159 Valid

c) Uji Validitas Instrumen Y 1) Validasi Konten :

Instrumen variabel Y pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan validasi konten oleh kedua pembimbing, 1 dosen pakar evaluasi dan 3 orang guru IPS SMP kelas IX, yaitu Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, M.Pd (Pembimbing I), Prof. Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed (Pembimbing II), Prof Dr Said Hamid Hasan (pakar evaluasi), Ibu Khani Atadjawa S.Pd. (Guru IPS), Ibu Suciati M.Pd (Guru IPS), dan Bapak Saefudin S.Pd. (Guru IPS).

Menurut para validator soal yang diberikan telah mewakili pengukuran terhadap konsep IPS, menggiring siswa berpikir alternatif, dan sesuai bagi anak SMP kelas IX. Atas persetujuan dari para validator dari Guru IPS dan diskusi dengan para pembimbing maka soal uraian sebanyak 13 butir soal dinyatakan valid untuk mengukur variable Y (penguasaan konssep IPS berdassarkan taksonomi SOLO).


(28)

2) Validasi Konstruk Soal Uraian (Nilai Kesimpulan Corellation) [sig.(2-tailed)]:

Tabel 3.7 Validitas Konstruk Soal Uraian (Instrumen Y)

Item Koefisien Korelasi r hitung

r tabel

N (150) Keterangan

1 0.202 0.159 Valid

2 0.227 0.159 Valid

3 0.323 0.159 Valid

4 0.419 0.159 Valid

5 0.535 0.159 Valid

6 0.748 0.159 Valid

7 0.662 0.159 Valid

8 0.783 0.159 Valid

9 0.722 0.159 Valid

10 0.672 0.159 Valid

11 0.673 0.159 Valid

12 0.616 0.159 Valid

13 0.713 0.159 Valid

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas sebuah tes juga perlu uji reliabilitas. Sukmadinata (2006: 229) menyatakan bahwa “reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketapan hasil pengukuran”. Dengan demikian suatu instrument memiliki tingkat releabilitas yang memadai, bila instrument itu digunakan mengukur aspek yang diukur tentunya ditandai dengan ketetapan hasil.

Reliabilitas adalah konsestensi pengukuran, atau sejauh mana suatu instrumen mengukur cara yang sama setiap kali digunakan dalam kondisi yang sama dengan subjek yang sama. Singkatnya, reliabilitas adalah pengulangan pengukuran Anda. Tinggi rendahnya reliabilitas instrumen tercermin oleh nilai Cronbach Alpha di atas 0,60 maka variabel dalam penelitian dapat dikatakan reliabel atau handal sehingga apabila kuesioner terhadap pertanyaan yang


(29)

diajukan dilakukan secara berulang-ulang maka jawaban responden akan sama (Sugiono, 2009). Instrumen dapat dikatakan reliabilitas tinggi jika nilai Alpa Cronbach melebihi angka kritik. Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item pertanyaan tersebut dikatakan reliabel. Adapun teknik perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS 16 for windows. Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah. Lebih jelasnya pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Penelitian

Hasil Uji Cronbach alpha

Keterangan X1

X2 Y

0.881 0.840 0.835

Reliabel Reliabel Reliabel

E. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel dependent, variabel independent, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui geja la normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan scatter plot. Apabila datanya bertebaran disekitar garis regresi berarti data tersebut bertebaran secara normal. Berikut merupakan gambar distribusi normal data pada penelitian ini: (Gambar 4.1)


(30)

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dapat diketahui dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk masing-masing prediktor. Persayaratan dikatakan terbebas dari permasalahan multikolinearitas, apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai 5. Dengan bantuan software SPSS versi 16,0 for windows, didapat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

X1 (SRL) .973 1.028

X2 (Persepsi Siswa ttg

Profesionalisme Guru) .973 1.028 a. Dependent Variable: Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO


(31)

Berdasarkan tabel di atas, nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk masing-masing prediktor tidak melebihi nilai 5. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi permasalahan multikolinearitas.

F. Definisi Operasional

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan variabel secara operasional. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Self Regulated Learning (X1)

Self Regulated Learning atau Pengelolaan diri dalam belajar merupakan suatu aktifitas belajar atas inisiatif sendiri, keteraturan diri yang dilaksananakan sesuai dengan kemampuan, kondisi dan keadaan diri siswa. Dengan dilaksanakannya pengelolaan diri tersebut diharapkan akan membawa siswa pada keberhasilan dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert.

Menurut Pintrich (2000:452) terdapat tiga strategi yang digunakan pada pengelolaan diri dalam belajar yang baik, dengan mengklasifikasikan lebih detail pendapat para ahli tersebut di atas, tiga strategi tersebut yaitu executive strategies, cognitive strategies, dan evaluation strategies. Berikut tabel strategi SRL (Self Regulated Learning).

2. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru (X2)

Persepsi siswa atau hasil tanggapan, hasil mencerna, mengidentifikasi, menghayati dan mengumpulkan serta menginternalisasi kesan pengamatan siswa


(32)

terhadap profesionalisme guru. Dalam hal ini profesionalisme guru meliputi empat kompetensi guru. Menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki guru untuk menjadi guru yang profesional yaitu: Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi profesional.

3. Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO (Y)

Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa untuk memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 1996). Penguasaan konsep IPS dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan level kemampuan berfikir, dan SOLO mempunyai 5 hierarki tingkat berpikir yang menjadi indikator dari penguasaan konsep IPS. Bahwasannya, kemampuan siswa dalam berpikir abstrak dan memecahkan masalah sosial sesuai aturan-aturan yang relevan didasarkan pada konsep-konsep IPS. Lima level taksonomi SOLO menurut Biggs dan Collis dalam Atherton (2005:12) adalah :

a) Tahap Pre-Structural

Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun.

b) Tahap Uni-Structural

Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami.


(33)

c) Tahap Multi-Structural.

Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun demikian kemampuan meta-kognisi belum tampak.

d) Tahap relational

Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan, dapat menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat mengaplikasikan sebuah konsep.

e) Tahap Extended Abstract

Pada tahap ini siswa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep-konsep-konsep lain serta membuat generalisasi

Gambar 3.2

Hubungan Antar Variabel Penelitian SRL (Self

Regulated Learning) - X1

Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO (Y)

Persepsi Siswa ttg Profesionagisme Guru – X2


(34)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan Self Regulated Learning, Persepsi siswa tentang profesionalisme guru, dan Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO. Data tersebut akan diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini akan dikumpulkan dari responden yaitu siswa kelas IX semester genap SMP Negeri se-Kota Malang yang telah menerima materi pembelajaran, melalui teknik angket (kuesioner). Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Secara ringkas teknik pengumpulan data tersebut dikemukakan sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka atau campuran antara keduanya. Pertanyaan tertutup artinya responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan terbuka artinya responden diberikan peluang secara independent dalam menjawab pertanyaan.

2. Tes

Tes dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan variabel penguasaan konsep IPS, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep IPS siswa.

Di samping itu dilakukan telaah pustaka mengenai: (1) Self Regulated Learning; (2) Profesionalisme Guru; (3) Penguasaan konsep berdasarkan


(35)

taksonomi SOLO. Hasil telaah pustaka digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori, landasan untuk dapat menganalisa data, serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

G. Teknik Pengujian Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis, jika ada data yang bersifat ordinal diubah terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval sehingga data dapat segera dianalisis.

Jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah statistik deskriptif dan inferensial.

1. Analisis Regresi Linier Ganda (Multiple Regression)

Teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier ganda adalah satu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Teknik pengujian data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.

2. Uji Hipotesis

Sebelum menguji hipotesis dilakukan uji normalitas dengan mengunakan statistik dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Dilakukan uji multikolonearitas atau kondisi dimana terdapat hubungan linear di antara variabel gaya belajar dan motivasi belajar.


(36)

Menguji hipotesis digunakan teknik statistik bantuan SPSS versi 16 for windows. Untuk melihat hipotesis yang diajukan terbukti/diterima atau tidak terbukti/ditolak, maka menggunakan uji t. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila > , maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya hipotesis terbukti.

2) Apabila < maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya hipotesis tidak terbukti.

Dan pengujian signifikasi koefisien korelasi ganda dengan membandingkan nilai Freg yang diperoleh dari perhitungan dengan nilai Freg dari tabel, apabila Freg hasil perhitungan > F reg tabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh self regulated learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep ips berdasarkan taksonomi solo (survey pada siswa SMP Negeri se- kota malang) yang telah dilakukan, sampel siswa dari empat sekolah kelas IX, maka diperoleh rangkuman sebagai berikut: :

1. Self Regulated Learning (X1) dan Persepsi Siswa tentang Profesionalisme guru (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO siswa SMP Negeri se- Kota Malang

2. Self Regulated Learning (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO siswa SMP Negeri se- Kota Malang.

3. Persepsi Siswa tentang Profesionalisme guru (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO siswa SMP Negeri se- Kota Malang.

Berikut merupakan beberapa temuan lain dari penelitian ini :

1. Penguasaan konsep IPS siswa SMP Negeri se-Kota Malang menyebar pada setiap level SOLO, akan tetapi rata-rata siswa dapat mencapai level tingkat berfikir tertinggi penguasaan konsep IPS SK/KD IPS/MTS kelas IX semester 1 secara umum unbtuk keseluruhan konsep, berada pada level 3 (Relational)


(38)

dimana siswa tidak hanya memahami konsep namun telah bisa mengaplikasikan sebuah konsep dan dapat menghubungkan fakta dengan teori.

2. Pada konsep Region, konsep sebab-akibat, konsep kesinambungan, konsep uang, konsep ekonomi, respon berpikir siswa terhadap soal yang diberikan mayoritas berada pada level 3 (Relational).

3. Penguasaan konsep nasionalisme dan masyarakat mayoritas responden berada pada level 1 yaitu level unistruktural, dimana siswa hanya memiliki sedikit informasi dan pemahaman mengenai konsep yang dipelajari.

4. Masih ada beberapa konsep yang belum dikuasai siswa, sehingga penguasaan konsep IPS siswa berada pada level 0 (prastruktural), dimana siswa tidak memahami dan hanya membentuk beberapa pengertian sederhana yang bahkan tidak berhubungan dengan konsep yang dipelajari.

Penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO merupakan kemampuan siswa untuk memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dari konsep-konsep IPS dimana tingkat berfikir siswa di analisis menggunakan taksonomi SOLO. Penguasaan konsep merupakan suatu bentuk hasil belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor intern dan ekstern dari siswa. Dalam penelitian ini tidak keseluruhan faktor intern dan intern siswa yang diteliti untuk faktor intern ynag mempengaruhi penguasaan konsep peneliti mengambil faktor personal siswa yaitu Self Regulated Learning dan faktor eksternya berupa stimulus dari kegiatan belajar mengajar oleh guru yaitu persepsi siswa tentang profesionalisme guru.


(39)

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri se – kota Malang dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru memberikan pengaruh yang signifikan dalam penguasaan konsep IPS siswa. Berdasarkan taksonomi SOLO secara mayoritas tingkat berfikir siswa SMP disana sudah tinggi karena dapat mencapai level 3 (Relational) untuk penguasaan konsep IPS pada SK/KD IPS SMP/MTS semester 1 kelas IX.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengacu pada hasil temuan yang mengatakan adanya pengaruh signifikan baik antara Self Regulated Learning dan profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS. Maka hendaknya siswa dapat terus meningkatkan Self Regulated Learning agar hasil belajar yang dicapai dapat lebih maksimal dari sebelumnya, dengan cara lebih mengenal kemampuan dan kondisi diri sendiri sebelum menentukan SRL yang sesuai dengan dirinya.

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa profesionalisme guru berpengaruh terhadap penguasaan konsep IPS siswa, maka yang lebih diutamakan adalah meningkatkan kompetensi profesionalisme guru IPS dalam mengajar dengan melanjutkan tingkat pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, mengikuti seminar atau pelatihan yang dapat mengembangkan kompetensi dan memperluas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya dan kompetensi


(40)

profesionalisme guru. Selain itu, peningkatan kompetensi guru dibidang teknologi juga sangat penting.

3. Kurang tercapainya level berpikir tingkat tinggi pada SK-2 dan SK-3 untuk lebih diperhatikan kembali oleh guru dan siswa, sehingga siswa dapat mencapai pola berpikir tingkat tingginya dengan SRL (Self Regulated Learning) yang baik dan motivasi serta pembelajaran yang berkualitas oleh guru.

4. Siswa hendaknya tidak terpaku pada peranan seorang guru, akan tetapi lebih diarahkan agar siswa mampu untuk Self Regulated Learning (SRL) baik karena hasil belajar yang maksimal juga dipengaruhi oleh sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengelola dirinya dengan baik. SRL dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh adanya dorongan psikologis yang didasarkan pada keinginan untuk maju dan berkembang. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk SRL adalah dengan adanya dukungan dari lingkungan dimana siswa berada sehingga siswa mampu dan mau melaksanakan pengelolaan diri dalam belajar dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat ditingkatkan untuk mencapai penguasaan konsep yang maksimal.

5. Taksonomi SOLO merupakan klasifikasi tingkat berpikir berdasarkan respon jawaban siswa, peneliti merekomendasikan kepada guru untuk dapat digunakan oleh para guru untuk mengetahui secara lebih mendalam kemampuan tingkat berfikir siswanya.


(41)

6. Penelitian ini hanya mengetahui besarnya pengaruh Self Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO, Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan hasil penelitian ini agar lebih sempurna.


(42)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Anderson, J.R. 1995. Learning and memory: An Integrated Approach. New York: John Wiley and Sons. Inc

Anderson, L.W dan David R Krathwohl. 2010. Kerangka landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Execise of Control. New York: W.H. Freeman and Company

Carver, C.S, & Scheiver, M.F. 1998. On The Self Regulated of Behavior. Cambridge: Cambridge University Press

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas RI, 2006 . Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta : Depdiknas.

Durkin, K. 1995. Development Social Psychology. Cambridge: Blaewel Publisher Inc

Elliot, A.J., & Mc Gregor, H.A. 1999. Achievement Goal Framework Psychology Effective Teaching. Madison: Brown&Benchmark Publiser

Hawadi, R. (2004). Akselerasi: A Z Informasi; program percepatan belajar dan

anak berbakat intelektual. Jakarta. Grasindo.

Hergenhanh dan Olsen. 2007. Proses Belajar. Jakarta: Bina Aksara

Imron, A. (1996). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia (Proses, Produk dan Masa Depannya). Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Maryani, E. (2011). Pengembangan Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan


(43)

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhallindo Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta;Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Smith, P.A. 2001. Understanding self Regulated Learning and Its Implications

For Accounting Educators ang Reseach Issue in Accounting Education Suparno, Paul. (2005). Filsafat Konstrutivisme dalam Pendidikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Thoha, Miftah.2004. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung. Sinar Grafika

Undang-Undang No. 19 tahun 2005 (Penjelasan) tentang Standar Kompetensi. Bandung. Sinar Grafika.

Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Winne, P.H. 1997. Measuring Component and sts of Cognitive Process in Self Regulated Learning. Journal of Educational Psychology, 83(4) Sumber Tesis dan Disertasi:

Hamdani, A. Taksonomi Bloom Dan Solo Untuk Menentukan Kualitas Respon Siswa Terhadap Masalah Matematika. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Sunan Ampel Surabaya (Disertasi)

Hartini, Umi Titik. 2008. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi


(44)

Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di MAN Kandangan Kediri. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Khasanah, Nurul. 2006. Pengaruh Pengelolaan Diri Dalam Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Lestari, Rini Yuli. 2008. Pengaruh Ketersediaan fasilitas laboratorium Akuntansi dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru dalam Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Keahlian Akuntansi Kelompok Mata Diklat Produktif di Smk Negeri 1 Jombang.tidak

diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Martini, Ria. 2008. Pengaruh persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMUN 2 Batu. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Nugroho, 2003. Model Pengembangan Self regulated learning pada siswa sekolah

favorit Semarang. Depok. Fakultas Pascasarjana Psikologi (Disertasi). Syukur, F. 2008. Persepsi Mahasiswa Tadris terhadap Pembelajaran Dosen dan

Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Sumber Jurnal dan Makalah:

Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press

Briggs & Martin, Barbara.L., Leslie.J. (1986). The Affective and Cogninitive Domain. Integration for Instruction and Reseach. New Jersey. Educational Technology Publications. Englewood Cliif.

Courtney & Terence D.---. Pentingnya Taksonomi SOLO untuk Belajar dan Mengajar Geografi. Australia: Asosiasi Geografi Guru Australia, Brisbane College of Advanced Education, Kelvin Grove Kampus, Kelvin Grove, Qld. Pintrich, Paul et al. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance, Journal of Educational Psychology. Zimmerman, B. J & Bandura, A. (1994). Impact of self-regulation influence on

writing course attainment. American Educational Research Journal.

Zimmerman. (1989). Self-regulated Learning and academic achievement: Theory, research, and practive. London. Spring Verlag Inc.


(45)

Zimmerman. J. B. & Martinez Pons. (1998). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psychology. Vol. 81. Sumber Internet :

Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available:http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htmAccessed : diakses tanggal 17 desember 2011

Baumert, J., dkk. 2002. Self Regulated Learning as Cross Culture Concept. (online) (http:www.mpib berlin.mpg.de/pisa/pdfs/ccengl.pdf.) Diakses tanggal 25 Desember 2011

Betz. 2004. Self Regulated Learning in High-Achiever Student, (online). (www. blogsome.com./2007/10/18/artikel-artikel-self regulated learning-styles/-20), diakses tanggal 28 Oktober 2011.

Cahaya Hati (2010). Pembelajaran Humanis Dalam Prespektif Psikologis. (Online).Tersedia. Di http://www.google.com (31 Oktober 2011)

Frayne&Geringer. 2000. Self Regulated learning Styles. Journal of Education. (online) (www. Adulated.about.com/es/regulatedstyles/a.htm-26-k-). Diakses tanggal 25 Desember 2011

Hsiao, 1997. Pengembangan Cara Belajar Efektif. (online)

(http://www.sekolahindonesia.com.html) Diakses tanggal 30 Desember 2011

Mc. Cown., dkk. 1999. (online) (http://www.selfregulatedlearning.com) Diakses tanggal 20 Desember 2011

Livingstone. 1997. (online) (www.blogsome.com/2007/09/20/artikel-artikel-metacognision/-30k), Diakses tanggal 25 Desember 2011

Paris, S.E Winograd, P. 2002. The Role of Self Regulated Learning in Contextual Teaching; Principles and Practice for Teacher Preparation. (http://www.contextual.org/does.pdf) tanggal 30 Desember 2011

Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. http://bruderfic.or.id/h-129/Peran-Guru-dalam-Membangkitkan-Motivasi -Belajar-Siswa.html. tanggal 30 Desember 2011

Tn.2011.http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2011/10/31/permasalahan-pembelajaran-ips-terpadu/. Diakses 30 Januari 2012


(46)

Wijiasih. 2012. Penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu. http://viogeo.blogspot


(1)

109

6. Penelitian ini hanya mengetahui besarnya pengaruh Self Regulated Learning dan persepsi siswa tentang profesionalisme guru terhadap penguasaan konsep IPS berdasarkan taksonomi SOLO, Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan hasil penelitian ini agar lebih sempurna.


(2)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Anderson, J.R. 1995. Learning and memory: An Integrated Approach. New York: John Wiley and Sons. Inc

Anderson, L.W dan David R Krathwohl. 2010. Kerangka landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Execise of Control. New York: W.H. Freeman and Company

Carver, C.S, & Scheiver, M.F. 1998. On The Self Regulated of Behavior. Cambridge: Cambridge University Press

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas RI, 2006 . Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta : Depdiknas.

Durkin, K. 1995. Development Social Psychology. Cambridge: Blaewel Publisher Inc

Elliot, A.J., & Mc Gregor, H.A. 1999. Achievement Goal Framework Psychology Effective Teaching. Madison: Brown&Benchmark Publiser

Hawadi, R. (2004). Akselerasi: A Z Informasi; program percepatan belajar dan

anak berbakat intelektual. Jakarta. Grasindo.

Hergenhanh dan Olsen. 2007. Proses Belajar. Jakarta: Bina Aksara

Imron, A. (1996). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia (Proses, Produk dan Masa Depannya). Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada Maryani, E. (2011). Pengembangan Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan


(3)

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhallindo Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta;Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Smith, P.A. 2001. Understanding self Regulated Learning and Its Implications

For Accounting Educators ang Reseach Issue in Accounting Education Suparno, Paul. (2005). Filsafat Konstrutivisme dalam Pendidikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Thoha, Miftah.2004. Perilaku Organisasi (Konsep dasar dan aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung. Sinar Grafika

Undang-Undang No. 19 tahun 2005 (Penjelasan) tentang Standar Kompetensi. Bandung. Sinar Grafika.

Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Winne, P.H. 1997. Measuring Component and sts of Cognitive Process in Self Regulated Learning. Journal of Educational Psychology, 83(4) Sumber Tesis dan Disertasi:

Hamdani, A. Taksonomi Bloom Dan Solo Untuk Menentukan Kualitas Respon Siswa Terhadap Masalah Matematika. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Sunan Ampel Surabaya (Disertasi)

Hartini, Umi Titik. 2008. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi


(4)

Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di MAN Kandangan Kediri. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Khasanah, Nurul. 2006. Pengaruh Pengelolaan Diri Dalam Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Lestari, Rini Yuli. 2008. Pengaruh Ketersediaan fasilitas laboratorium Akuntansi dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru dalam Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Keahlian Akuntansi Kelompok Mata Diklat Produktif di Smk Negeri 1 Jombang.tidak

diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Martini, Ria. 2008. Pengaruh persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesionalisme Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMUN 2 Batu. tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Nugroho, 2003. Model Pengembangan Self regulated learning pada siswa sekolah

favorit Semarang. Depok. Fakultas Pascasarjana Psikologi (Disertasi). Syukur, F. 2008. Persepsi Mahasiswa Tadris terhadap Pembelajaran Dosen dan

Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Sumber Jurnal dan Makalah:

Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press

Briggs & Martin, Barbara.L., Leslie.J. (1986). The Affective and Cogninitive Domain. Integration for Instruction and Reseach. New Jersey. Educational Technology Publications. Englewood Cliif.

Courtney & Terence D.---. Pentingnya Taksonomi SOLO untuk Belajar dan Mengajar Geografi. Australia: Asosiasi Geografi Guru Australia, Brisbane College of Advanced Education, Kelvin Grove Kampus, Kelvin Grove, Qld. Pintrich, Paul et al. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance, Journal of Educational Psychology. Zimmerman, B. J & Bandura, A. (1994). Impact of self-regulation influence on

writing course attainment. American Educational Research Journal.

Zimmerman. (1989). Self-regulated Learning and academic achievement: Theory, research, and practive. London. Spring Verlag Inc.


(5)

Zimmerman. J. B. & Martinez Pons. (1998). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psychology. Vol. 81. Sumber Internet :

Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available:http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htmAccessed : diakses tanggal 17 desember 2011

Baumert, J., dkk. 2002. Self Regulated Learning as Cross Culture Concept. (online) (http:www.mpib berlin.mpg.de/pisa/pdfs/ccengl.pdf.) Diakses tanggal 25 Desember 2011

Betz. 2004. Self Regulated Learning in High-Achiever Student, (online). (www. blogsome.com./2007/10/18/artikel-artikel-self regulated learning-styles/-20), diakses tanggal 28 Oktober 2011.

Cahaya Hati (2010). Pembelajaran Humanis Dalam Prespektif Psikologis. (Online).Tersedia. Di http://www.google.com (31 Oktober 2011)

Frayne&Geringer. 2000. Self Regulated learning Styles. Journal of Education. (online) (www. Adulated.about.com/es/regulatedstyles/a.htm-26-k-). Diakses tanggal 25 Desember 2011

Hsiao, 1997. Pengembangan Cara Belajar Efektif. (online)

(http://www.sekolahindonesia.com.html) Diakses tanggal 30 Desember 2011

Mc. Cown., dkk. 1999. (online) (http://www.selfregulatedlearning.com) Diakses tanggal 20 Desember 2011

Livingstone. 1997. (online) (www.blogsome.com/2007/09/20/artikel-artikel-metacognision/-30k), Diakses tanggal 25 Desember 2011

Paris, S.E Winograd, P. 2002. The Role of Self Regulated Learning in Contextual Teaching; Principles and Practice for Teacher Preparation. (http://www.contextual.org/does.pdf) tanggal 30 Desember 2011

Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. http://bruderfic.or.id/h-129/Peran-Guru-dalam-Membangkitkan-Motivasi -Belajar-Siswa.html. tanggal 30 Desember 2011

Tn.2011.http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2011/10/31/permasalahan-pembelajaran-ips-terpadu/. Diakses 30 Januari 2012


(6)

Wijiasih. 2012. Penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

7 59 127

Hubungan Persepsi Dukungan Sosial Keluarga dengan Self Regulated Learning Mahasiswi Program Magister USU Yang Telah Menikah

7 61 115

Perbedaan Self Directed Learning Siswa Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan Di Yayasan Dharma Bakti Medan

3 25 91

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN INTENSITAS KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dan Intensitas Komunikasi Guru Dengan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ips Siswa Kelas Viii Smp Muh

0 4 16

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas N

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas N

0 2 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP PRESTASI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP AL ISLAM I

0 0 22

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Self-Regulated Learning Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 16

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Self-Regulated Learning Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 4 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self-Regulated Learning 1. Pengertian Self-Regulated Learning - Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

0 0 22