TESIS VISI PRIMA TWIN PUTRANTI NIM S541208104

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA

MENGHADAPI PERSALINAN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

VISI PRIMA TWIN PUTRANTI NIM : S541208104

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2014 commit to user


(2)

ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA

MENGHADAPI PERSALINAN

TESIS

Oleh

Visi Prima Twin Putranti S541208104 Tim Penguji Jabatan Ketua Sekretaris Anggota Penguji Nama

Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., M.M NIP. 196210221995031001 Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP.196611081990032001 Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194404041976031001 Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum NIP. 196103181989032001 Tanda Tangan ... ... ……...………. …...…..………. Tanggal ... ... ……...…. ……...…. Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat Pada tanggal ...2014

Direktur Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S NIP 196107171986011001

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Dr. dr. Hari Wujoso, Sp.F., M.M NIP 196210221995031001 commit to user


(3)

iii commit to user


(4)

iv commit to user


(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis saya yang berjudul ”Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan ”, dapat saya selesaikan dengan baik.

Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hari Wujoso, dr.Sp.F,MM. Selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Magister Kedokteran Keluarga.


(6)

vi

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai. 5. Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum. sebagai pembimbing II yang telah secara

seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai. 6. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmu

untuk kemajuan penulis

7. Keluarga, sahabat, rekan-rekan program studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan dorongan dan doa sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril maupun materiil sehingga terselesaikan penulisan tesis ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.

Surakarta, Juli 2014

Penulis


(7)

vii ABSTRAK

Visi Prima Twin Putranti. S541208104. 2014.Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan. TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Sariyatun, M.Pd. M.Hum. Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian: mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida menghadapi persalinan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasional dengan pendekatan crossectional. Penelitian dilakukan di BPM Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk bulan Februari s/d Juli 2014 dengan populasi 34 primigravida dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan teknik korelasi bivariat dengan rumus Pearson’s Product moment dan multivariat dengan analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian: 1) Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (r= 0,504, p=0,002); 2) Ada hubungan yang signifikan anatara sikap dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (r= 0,795, p=0,000); 3)Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (Fhitung> Ftabel = 48,454 > 3,305 dan p-value < 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka semakin baik pengetahuan dan sikap tentang persalinan maka semakin baik pula kesiapan yang dimiliki primigravida dalam menghadapi persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesiapan, Persalinan


(8)

viii ABSTRACT

Visi Prima Twin Putranti. S541208104. 2014. The Correlation of Knowledge and Attitudes about Childbirth Towards Preparedness Primigravida In Facing Childbirth. THESIS. Supervisor I: Prof.. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Supervisor II: Dr. Sariyatun, M.Pd. M.Hum. Study Programme: Master of Family Medical, Main Interest: Health Profession Education. Postgraduate Programme of Surakarta Sebelas Maret University.

This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes about childbirth with the preparedness primigravida in facing childbirth.

This study is a description of correlation with cross-sectional approach. This research was conducted in BPM Yulianawati Amd.Keb Nganjuk from February to July 2014 with a population of 34 primigravids with a saturated sampling technique. Data was collected by questionnaire. Results were analyzed by bivariate correlation technique using formula of Pearson's Product moment and multivariate using multiple linear regression analysis. The results: 1) There is a significant relationship between knowledge with primigravid readiness in facing childbirth (r=0.504, p=0.002 ); 2) There is a significant relationship between the attitude with primigravid readiness in facing childbirth (r=0.795, p= 0.000); 3) There is a significant relationship between knowledge and attitudes about childbirth with primigravid readiness in facing childbirth (F value > F table=48,454> 3,305 and p-value <0.05).

Based on these results, the better of the knowledge and attitudes about childbirth will better too primigravida owned readiness in facing childbirth.

Keywords: Knowledge, Attitudes, Preparedness, Childbirth


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv commit to user


(10)

x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kajian Teori... 8

1. Pengetahuan... 8

2. Sikap... 14

3. Persalinan... 19

4. Kesiapan Menghadapi Persalinan... 27


(11)

xi

B. Penelitian Yang Relevan... 33

C. Kerangka Berpikir... 36

D. Hipotesis... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian... 39

B. Jenis Penelitian... 39

C. Populasi, Sampel Dan Sampling... 39

D. Variabel Penelitian... 40

E. Definisi Operasional... 41

F. Instrumen Penelitian... 42

G. Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data... 45

H. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 46 commit to user


(12)

xii

I. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian... 50

B. Pembahasan... 63

C. Keterbatasan... 72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan... 73

B. Implikasi... 73

C. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Persalinan…….. 42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Tentang Persalinan………. 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kesiapan Menghadapi Persalinan…… 44

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kuesioner……….. 47

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner……… 47

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur………. 50

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 51

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan……….. 51

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Persalinan……… 52 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Persalinan……….. 53 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kesiapan Menghadapi Persalinan……… 55 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas………. 56


(14)

xiv

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas……… 57

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan KorelasiBivariat………... 58

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Regresi Linier Ganda……….. 60

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) dan Efektif

(SE)………

63


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan ...

36

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian... 40

Gambar 4.1 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Persalinan………

53

Gambar 4.2 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan SikapTentang Persalinan………

54

Gambar 4.3 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan KesiapanMenghadapiPersalinan………

55


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden... 42

Lampiran 2 : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden... 43

Lampiran 3 : Kuesioner Pengetahuan Tentang Persalinan... 44

Lampiran 4 : Kuesioner Sikap Tentang Persalinan... 48

Lampiran 5 : Kuesioner Kesiapan Menghadapi Persalinan... 51

Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian 54

Lampiran 7 : Hasil Penelitian 55

Lampiran 8 : Jadwal Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami ibu ketika kehamilannya sudah cukup bulan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan timbul berbagai masalah yang menyebabkan proses persalinan tersebut menjadi keadaan yang patologis. Dibutuhkan pelayanan antenatal yang terpadu untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi dengan sehat. (Depkes RI, 2010)

Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua di dalam Safe Motherhood

yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan. Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat yaitu terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk, terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan 4 Terlalu yaitu terlalu tua

1 commit to user


(18)

hamil (> 35 tahun), terlalu muda untuk hamil (< 20 tahun), terlalu banyak (> 4 anak), terlalu dekat (jarak antar kelahiran < 2 tahun). (Depkes RI, 2011)

World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal pada tahun 1995. Sebanyak 240.000 dari jumlah ini hampir 50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. (Prawirohardjo, 2005). Derajat kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya tingkat angka kematian ibu dan kematian perinatal. Menurut WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Menurut Data Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2007, AKI di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan masih jauh dari harapan MDGs sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Sekitar satu orang ibu meninggal setiap jam akibat kehamilan, bersalin dan nifas serta setiap hari 401 bayi meninggal.

Pada tahun 2012 AKI di Provinsi jawa Timur sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Nganjuk menempati urutan ke-4 tertinggi di seluruh Jawa Timur dengan angka pada tahun 2012 sebesar 151,92 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan, angka kematian bayi (AKB) menempati urutan pertama dengan angka sebesar


(19)

17,62 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih tinggi mengingat kematian ibu merupakan indikator penting untuk melihat derajat kesehatan masyarakat.

Latar belakang dan penyebab kematian ibu dan bayi yang kompleks menyangkut aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab non medis merupakan penyebab mendasar seperti status perempuan, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, geografis, tranportasi dan sebagainya yang memerlukan keterlibatan lintas sektor dalam penanganannya. Penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya perdarahan, eklamsi, infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar disebabkan karena bayi berat lahir rendah (BBLR), kesulitan benafas saat lahir dan infeksi. Lebih dari separuh (56%) kematian bayi terjadi pada masa bayi baru lahir (0-28 hari). (DepKes, 2009)

Salah satu percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan difasilitas dan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai standard dan tepat waktu yang dapat dikaji melalui Audit Maternal Perintal (AMP). Terlambat dirujuk dan terlambat memperoleh penanganan fasilitas kesehatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kematian ibu dan bayi baru lahir. (Telchief, 2013)

Upaya penurunan kematian ibu dan bayi, dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah


(20)

satu upaya yang dilakukan adalah memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan pengatahuan dan kemandirian dengan membuat perencanaan persalianan. Diperlukan peran tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil untuk dapat menjaga kehamilannya serta mempersiapkan persalinan sehingga dapat mengantisipadi secara dini kegawatdaruratan maternal neonatal yang mungkin terjadi. (Depkes,2009).

Ibu hamil penting sekali mempunyai pengetahuan tentang persalinan, terutama primigravida. Primigravida adalah ibu yang hamil untuk pertama kali. Pada umumnya ibu primigravida memiliki pengetahuan yang kurang tentang persalinan, karena mereka tidak memiliki pengalaman yang cukup. Kurangnya pengetahuan ibu primigravida tentang persiapan dan tanda-tanda persalinan dapat menyebabkan bahaya pada ibu apabila ketuban sudah pecah dan ibu tidak mengetahui bahwa pecahnya ketuban adalah sebagian dari tanda-tanda persalinan (Kasdu, 2005). Dalam hal ini para bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat diharapkan untuk berupaya memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada ibu hamil, khususnya primigravida.

Dalam menghadapi persalinan tidak lepas dari sikap ibu hamil tentang persalinan. Ibu yang mempunyai sikap yang baik tentang persalinan akan menjaga kehamilannya dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk menghadapi persalinan.Tentunya hal ini terkait dengan sejauh mana


(21)

pengetahuannya tentang persalinan yang diharapkan dapat berjalan normal dan tidak ada kendala.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, di BPM Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk didapatkan hasil bahwa 60% ibu hamil, belum memeriksakan kehamilannya secara rutin. Hal ini memungkinkan ibu kurang mendapatkan pengetahuan tentang persalinan. Dari data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan Di BPM Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan?

2. Apakah ada hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan?

3. Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan?


(22)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan Di BPM Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

b. Menganalisis hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kebidanan, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesiapan menghadapai persalinan dan menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi pada masyarakat tentang persalinan dan meningkatkan kesiapan ibu hamil dan keluarga dalam mengahadapi persalinan serta memberikan motivasi pada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberian asuhan kebidanan


(23)

secara komprehensif khususnya pendampingan pada ibu dan keluarga dalam menghadapi persalinan sehingga secara tidak langsung dapat menekan AKI dan AKB.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

8 commit to user


(25)

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek di dalam komponen- komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2007) .

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Umur

Umur adalah lama hidup individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Harlock yang dikutip oleh Nursalam (2001), semakin cukup umur maka


(26)

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja dalam segi kepercayaan masyarakat.

2) Pengalaman

Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

3) Pendidikan

Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip oleh Nursalam (2001), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai lain baru yang dikenalkan.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dan dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

5) Sumber Informasi

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak, televisi dan tempat pelayanan kesehatan dimana semua itu mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.


(27)

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetauan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmojo, 2007).

Kualitas pengetahuan pada masing-masing tingat pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76 – 100%

2) Tingkatan pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56 – 75%

3) Tingkatan pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kuesioner yang benar < 56%


(28)

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

1) Cara tradisional atau nonilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumnya diketemukannya metode alamiah yang sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi:

a) Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.


(29)

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang di hadapi, maka untuk memecahkan masalah yang lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal maka cara itu tidak akan diulangi lagi dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya. d) Melalui jalan pikiran

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang diketemukan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan deduksi, sehingga deduksi adalah pembuatan kesimpulan dan pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo, 2010).


(30)

2) Cara modern atau ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology)

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatan dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.(Notoatmodjo, 2010).

2. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap (attitude) adalah merupakan reaksi ataurespon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik yang bersifat intern atau ekstern sehingga menifestasinya tidak dapat langsung dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut (Notoadmodjo,2007)

Attitude diartikan dengan sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi (Sunaryo,2004)


(31)

b. Komponen Sikap

1) Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

2) Komponen afektif (affective)

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

3) Komponen perilaku (connative)

Komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.(Azwar 2007)

c. Karakteristik sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003) ada beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku. Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan objek target dimana sikap diarahkan.


(32)

2) Sikap dipelajari.

3) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu sikap yang mengarah pada suatu objek memberikansatu alasan untuk berperilaku mengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap 1) Pengalaman pribadi

Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama membekas.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

3) Pengaruh Kebudayaan

Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah penguat (reinforcement) yang kita alami.Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah.


(33)

4) Media Massa

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. (Azwar 2007)


(34)

e. Tingkatan Sikap

1) Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi (Notoadmodjo,2003).

f. Pengukuran Sikap

Metode penskalaan sikap yang menggunakan respon sebagai dasar penentuan alat skalanya. Prosedur penskalaan menurut likert :


(35)

1) Setiap pernyataan yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorabel atau pernyataan unfavorabel.

2) Jawaban yang diberikan individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dati pada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif. Responden akan diminta untuk menyatakan menerima atau menolak terhadap pernyataan dalam lima macam kategori jawaban :

Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju ( TS ) Setuju ( S ) Sangat Setuju ( SS ) 3. Konsep Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalian pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba.2009).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalian dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR.2008)


(36)

Persalinan adalah rangakaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dengan kontrasi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney.2007)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013) b. Teori yang menerangkan proses persalinan

1) Teori Kadar Progesteron

Progesterone yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan, sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.

2) Teori Oksitosin

Menjelang kelahiran oksitosin makin mengingkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.

3) Teori Regangan Otot Rahim

Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.

4) Teori Prostalglandin

Prostalglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian


(37)

prostalglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung (Manuaba.2009). c. Bentuk Persalinan

Persalinan Berdasarkan Cara Lahir (Bentuk Persalinan) 1) Persalinan Normal

Proses pengeularan janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun bayi

2) Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

3) Persalinan Buatan

Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstrasi dengan forceps atau dilakukan section caesaria.

4) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi bari berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin (Harianto.2010).

Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan 1) Abortus (Keguguran)


(38)

Abortus (Keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua kehamilan kurang / di bawah 28 minggu.

2) Partus Prematorus

Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu berat janin diantara 1000 – 2500 gram, janin dapat hidup tetapi prematur.

3) Partus Maturus atau Aterm (Cukup Bulan)

Persalinan pada usia kehamilan 37 – 40 minggu janin matur berat janin diatas 2500 gram.

4) Partus Postmaturus

Persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditafsirkan disebut postmatur.

5) Partus Presipitatus

Persalinan yang berlangsung cepat. 6) Parus Percobaan

Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik (Harianto, 2010). d. Tahap Persalinan

1) Kala I

Kala I persalinan didefinisikan sebgai permulaan kontkasi sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progesif dan diakhiri


(39)

dengan pembukaan lengkap (10 cm ). Hal ini dekenal sebgai tahap pembukaan serviks (Varney.2007).

2) Fase – fase dalam Kala I persalinan: Fase Laten

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. c) Pada umunya fase laten berlangsung hampir / hingga 8 jam d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantar 20 –

30 detik. Fase Aktif

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontaksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam aktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm / jam (nulipara/primigravda) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin (JNPK – KR, 2008).


(40)

3) Kala II

Kala II persalinan dimuali ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.Kala II disebut sebagaa kala pengeluaran bayi.

4) Tanda dan gejala kala II persalinan :

a) Ibu mersakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.

Tanda pasti kala II ditentuka melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah : pembukaan serviks telah lengkap, terlihatnya bagaian bawah kepala bayi melalui introitus vagina.

5) Kala III

Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara rata – rata 5 dan 10 menit.Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat apabila kala III lebih lama dari 30 menit, terutama 30 – 40 menit.


(41)

6) Fisiologis Persalinan Kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusustan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudan lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, palsenta akan turun kebagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

7) Tanda – tanda Lepasnya Plasenta

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus b) Tali pusat memanjang

c) Semburan darah mendadak dan singkat 8) Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.

Terdiri dari 3 langkah utama : pemberian oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis), melakukan peregangan tali pusat, dan massase fundus uteri.


(42)

9) Kala IV

Segara setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal terjadi saat strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pescaparum dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain periode intrapartum. Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah kala empat persalinan mengidentifiksai jam pertama pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat. Bidan memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal berikut :

a) Evaluasi kontraktilitas uterus dan perdarahan b) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum c) Inspeksi dan evaluasi plasenta, membrane, dan tali pusat d) Pengkajian dan penjaitan setiap laserasi atau episiotomy e) Evaluasi tanda-tanda vitall dan perubahan fisiologis yang

mengidentifikasi pemulihan (Varney.2007) e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Power : His dan tenaga mengejan.

2) Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

3) Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.


(43)

4) Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses persalinan.

5) Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga terlatih dalam bidang kesehatan. (Wiknjosastro,H. 2005).

f. Tanda-Tanda Persalinan

1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semaikn pendek

2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu : a) Pengeluaran lendir

b) Lendir bercampur darah 3) Dapat disertai ketuban pecah

4) Pada pemeriksaan dalam , dijumpai perubahan servik a) Perlunakan serviks

b) Pendataran serviks

c) Terjadi pembukaan serviks(Manuaba, 2002) 4. Konsep Kesiapan

a. Pengertian Kesiapan

Menurut Dalyono (2005) kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yangcukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.


(44)

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan

Menurut Notoadmodjo (2007) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan, yaitu :

1) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara pandang ibu tentang persiapan persalinan kurang, misalnya tentang pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan.

2) Paritas

Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan, ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih tahu dan paham tentang peralatan dan persiapan lain yang diperlukan dalam persalinan.

3) Status pekerjaan

Status pekerjaan dan sosial ekonomi akan mempengaruhi daya beli keluarga,misalnya perlengkapan ibu dan bayi, tempat persalinan dan dana yang disiapkan.

4) Sosial budaya

Sosial budaya seperti orang jawa yang meyakini tidak baik mempersiapkan persalinan sebelum bayi lahir yang disebut dengan pamali.


(45)

5) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dan kurangnya ibu dalam melakukan pemerikasaan kehamilan juga akan mempengaruhi sikap ibu dalam mempersiapkan persalinannya

c. Persipan Fisik Dalam Menghadapi Persalinan 1) Membuat rencana persalinan, meliputi :

a) Tempat persalinan

b) Memilih tenaga kesehatan terlatih

c) Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan

d) Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan

2) Siapa yang akan menemani persalinan

a) Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara mengumpulkannya

b) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan 3) Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan

pada saat pembuat keputusan utama tidak ada a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan 4) Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan

a) dimana ibu akan melahirkan b) bagaimana cara menjangkaunya


(46)

c) kemana ibu mau dirujuk

d) bagaimana cara mendapatkan dana e) bagaimana cara mencari donor darah

5) Membuat rencana atau pola menabung/ Tabungan ibu bersalin (Tabulin)

6) Mempersiapkan barang-barang keperluan ibu dan janin yang diperlukan untuk persalinan

d. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Persalinan 1) Pikiran Awal/pemula (Beginner’s Mind)

Pikiran awal atau pemula (Beginner’s Mind) hampir sama dengan pikiran tidak tahu atau “don’t know mind”. Pikiran awal atau beginner mind membuat ibu hamil lebih siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam persalinan nanti, dimana dalam pikiran ini ibu dapat menyadari harapan dan harapan ibu akan proses persalinan tanpa harus terpaku kaku dengan harapan-harapan tersebut, apalagi terobsesi. Dalam arti bahwa ketika ibu sudah mempersiapkan segalanya dengan sebaik-baiknya maka saat persalinan adalah waktunya untuk pasrah, ikhlas dan tenang.

2) Tidak menghakimi (Non-Judging)

Apa yang ibu hamil pikirkan seringkali merupakan reaksi dari pengalaman hidup yang lalu. Ibu hami bisa saja dengan mudah dan cepat menilai sesuatu apakah itu sebagai hal yang baik atau


(47)

buruk ketika ibu hamil menemukan hal yang menyenangkan atau menyakitkan.

Ketika pemikiran tentang penghakiman atau penilaian tersebut terus ada dalam hati dan pikiran ibu hamil, maka hal ini akan sangat berdampak hingga proses post partum (paska melahirkan) nanti, dimana ini justru berpotensial menderita depresi post partum. Karena dengan adanya pemikian tersebut bisa saja ibu selalu menyalahkan diri atas beberapa kejadian yang mungkin saja tidak mengenakkan dan menyakitkan yang dialami.Hal ini bisa diatasi dengan memberikan semangat kepada ibu sehingga muncul percaya diri, dan menganggap bahwa kondisi tubuhnya ini adalah sebuah kesempatan dan peluang serta tantangan untuk berlatih lagi. Hingga akhirnya ibu hamil bisa melahirkan dengan normal dan lancar.

3) Sabar (Patience)

Sabar adalah modal utama dalam proses kehamilan dan persalinan. Sabar adalah ketika ibu hamil harus menunggu tanda-tanda persalinan datang padahal hari perkiraan lahir sudah terlewati. Seringkali akibat rasa tidak sabaran inilah maka muncul rasa takut, muncul rasa khawatir, muncul rasa tidak percaya kepada tubuh dan bayi, dan akibatnya berbagai intervensi yang sebenarnya tidak perlu di lakukan. Dimana satu


(48)

intervensi akan menimbulkan munculnya intervensi berikutnya dan berikutnya lagi.

4) Tidak Kejar Target

Proses kelahiran, kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Dan ini akan terjadi ketika Dia menghendakinya. Artinya bahwa seharusnya tidak ada kata-kata death line di dalam proses persalinan. Ilmu pengetahuan dan tehnologi berkembang untuk membantu dan memudahkan mendampingi proses persalinan. 5) Percaya diri (Trust)

Belajar untuk “mendengarkan” tubuh belajar untuk mempercayai tubuh adalah elemen kunci dalam keberhasilan sebuah persalinan alami. Ketika mind set menyatakan bahwa tubuh seorang wanita diciptakan untuk melahirkan alami, maka akan mampu menjalani proses persalinan tersebut walaupun mungkin proses tersebut begitu tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Namun sebaliknya jika di dalam diri tidak percaya diri, maka tidak akan mampu melewati masa-masa itu dengan baik.

6) Pengakuan dan penerimaan (Acknowledgment)

Terkadang ada suatu kondisi dimana memang tidak memungkinkan untuk melahirkan dengan normal alami. Mencoba untuk berdamai dengan kondisi adalah hal yang


(49)

terbaik. Sikap pengakuan dan penerimaan itu penting.Untuk menghindari kekecewaan dan trauma yang berkepanjangan. 7) Pasrah dengan apa yang terjadi (Letting Be)

Pasrah dengan apa yang terjadi saat proses persalinan adalah mental yang penting dibangun sejak awal. Sehingga yang terpenting adalah mengupayakan sejak awal segala persiapan yang dibutuhkan dalam persalinan, kemudian saat proses persalinan tiba mencoba untuk pasrah dan menjalani proses dengan hati yang ikhlas. Karena yang paling penting adalah bagaimana ibu mempersiapkan dan berjalan bersama proses tersebut.

8) Kebaikan (Kindness)

Kebaikan adalah mutlak diperlukan bagi calon orangtua. Karena energi ini sangatlah berdampak positif dalam pola pengasuhan baik di dalam rahim maupun jika janin sudah lahir.Jika ibu memancarkan kebaikan dan mengarahkan energi kebaikan kepada semua orang termasuk suami, janin dalam kandungan dan keluarga maka ibu akan merasa nyaman dan tenang (Aprilia,2013)

B. Penelitian yang relevan

1. Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang p4k dengan pelaksanaan pemeriksaan golongan darah di Desa Tubanan Kecamatan Kembang Jepara pada tahun 2013 oleh Novi,dkk.


(50)

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan

cross sectional. Sampel sejumlah 52 responden yang diambil secara

keseluruhan dengan tekhnik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisa data menggunakaan uji Chi Square.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik melakukan pemeriksaan golongan darah sebanyak 12 responden (75%), sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup tidak melakukan pemeriksaan golongan darah yaitu sebanyak 11 responden (78,6%).

2. Gambaran sikap ibu primigravida trimester III tentang persiapan persalinan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tahun 2013 oleh Fitria Martanti.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 – 31 Mei 2013. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan jumlah responden 30 orang, instrumen penelitian menggunakan kuesioner, teknik analisis data dengan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian terhadap 30 ibu primigravida trimester III di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta diperoleh hasil yang memiliki sikap berkategori baik sebanyak 17 responden (56,7 dan sikap kurang baik sebanyak 13 responden (43,3%).


(51)

3. Hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan Sarana menghadapi persalinan pada primigravida Di puskesmas wilayah wonogiri pada tahun 2011 oleh Darwanti, Endah marlina.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 30 responden dengan teknik quota sampling. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan 26 pertanyaan pengetahuan persalinan dan 10 pertanyaan persiapan sarana dengan uji statistik menggunakan chi square.

Hasil penelitian hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan sarana menghadapi persalinan pada primigravida di puskesmas wilayah Wonogiri menunjukan bahwa paling banyak responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan pada persiapan persalinan dalam kategori cukup sejumlah 9 responden (30%) dan responden memiliki pengetahuan cukup dan pada persiapan persalinan dalam kategori cukup sejumlah 9 responden (30%) serta responden memiliki pengetahuan kurang dan pada persiapan persalinan dalam kategori kurang sejumlah 4 responden (13,3%)


(52)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Keterangan :

_____________ : diteliti

Diskripsi Kerangka Berpikir

1. Hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan

Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil akan menentukan cara pikir dan cara pandangnya tentang persalinan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang persalinan akan membentuk pikiran yang positif tentang persalinan sehingga ibu lebih siap menghadapi persalinan. Pengetahuan dipengaruhi oleh umur, pengalaman, pendidikan, lingkungan, dan sumber informasi. Karakteristik berbeda yang dimiliki responden menjadi faktor yang dapat mempengaruhi hasil jawaban kuesioner sehingga didapatkan bahwa pengetahuan responden ada yang baik dan cukup. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik Pengetahuan Tentang

Persalianan

Kesiapan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan Sikap Tentang

Persalinan


(53)

tentang persalinan diharapkan mampu mempersiapkan persalinan sedini mungkin baik itu secara fisik maupun mental. Dengan pengetahuan yang baik ini ibu akan mempunyai kesiapan yang matang untuk dapat menghadapai persalinan sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin jika terjadi kegawatdaruratan dalam proses persalinan.

2. Hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan.

Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2007). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi sikap ibu antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosional. (Notoadmodjo,2007). Ibu yang mempunyai sikap baik tentang persalinan, ia akan percaya, mempunyai perasaan dan kecenderungan berperilaku yang positif tentang persalinan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Ibu hamil percaya bahwa persalinan yang akan dihadapi memerlukan persiapan agar terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi baik dalam kehamilannya sampai pascapersalinan. Baik itu persiapan fisik maupun mental. Sehingga ibu mempunyai kesiapan yang baik dalam menghadapi persalinan.


(54)

3. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalianan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bersikap. Pengetahuan yang baik tentang persalinan dan sikap yang dimiliki ibu hamil diduga dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil akan mempunyai kesipan yang matang untuk menghadapi persalinan yaitu dengan mempersiapkan kebutuhannya baik secara fisik maupun mental. Faktor yang mempengaruhi kesiapan itu sendiri antara lain tingkat pendidikan, paritas, status pekerjaan, sosial budaya dan dukungan keluarga. Hal ini karena ibu mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang persalinan. Dengan memiliki pengetahuan dan sikap tentang persalinan ibu hamil diharapkan mempunyai kesiapan untuk menghadapi persalian. Sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar karena adanya persiapan yang matang.

D. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara pengetahuan tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan

2. Ada hubungan positif antara sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan

3. Ada hubungan positif antara pengetahuan dan sikap tentang persalianan secara bersama-sama dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di BPM Yulianawati Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Pengambilan subyek penelitian diupayakan mempunyai karakteristik yang sama agar pengaruh karakteristik responden dapat dikendalikan. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari s/d Juli 2014

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskripsi korelasional dengan pendekatan crossectional

C. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb sebanyak 34 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah semua primigravida

39 commit to user


(56)

yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati Amd.Keb.Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 34 respoden.

3. Teknik sampling

Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil sampel. Pada penelitian ini menggunakan Nonprobability

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel .

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh

yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008).

D. Variabel Penelitian

Variabel sebagai obyek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent) : pengetahuan dan sikap tentang persalinan 2. Variabel terikat (dependent) : kesiapan primigravida dalam menghadapi

persalinan.

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian X1

X2

Y


(57)

Keterangan :

X1 : variabel pengetahuan tentang persalinan X2 : variabel sikap tentang persalinan

Y : variabel kesiapan menghadapi persalinan E. Devinisi Operasional 1. Variabel : pengetahuan tentang persalinan

a. Definisi: segala apa yang diketahui ibu hamil tentang persalinan b. Indikator : pengertian persalinan, faktor yang mempengaruhi

persalinan, tanda-tanda persalinan, tahap persalinan c. Alat ukur : kuesioner

d. Skala data: interval

2. Variabel : sikap tentang persalian

a. Definisi : merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang tentang persalinan

b. Indikator : kogitif, afektif, konatif c. Alat ukur : kuesioner

d. Skala data : interval

3. Variabel : kesiapan menghadapi persalinan

a. Definisi : kemampuan yang dimiliki ibu hamil dalam menghadapi persalinan

b. Indikator : fisik, mental c. Alat ukur : kuesionar d. Skala data :interval


(58)

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer, dimana data didapatkan secara langsung dari responden berupa data pengetahuan tentang persalinan, sikap tentang persalinan dan kesiapan menghadapi persalinan.

1. Bentuk Instrumen Pelitian

Instrumen dalam penalitian ini adalah kuesioner. Kuesioner pengetahuan, sikap, dan kesiapan menghadapi persalianan diberikan kepada responden.

a. Kuesioner pengetahuan

Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket (kuesioner). Untuk variabel pengetahuan tentang persalinan menggunakan pertanyaan tertutup yang didesain dengan skala model guttman .Penilaiannya diberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan jawaban salah diberi nilai 0. Kuesioner pengetahuan tentang persalianan didasarkan pada aspek-aspek yang diukur meliputi: pengertian persalinan, macam-macam bentuk peralinan, tanda-tanda persalinan dan kala persalinan.

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner Pengetahuan

Variabel Indikator No. Butir soal

Pengetahuan a. Pengertian persalinan b. Faktor yang

mempengaruhi persalinan c. Tanda-tanda persalinan d. Tahap persalinan

1,2,3,4,24 5,11,13,17,18,20 6,7,8,21,22 9,10,12,14,15,16


(59)

b. Keusioner sikap

Instrumen yang digunakan adalah jenis kuesioner dengan pertanyaan yang sudah disediakan jawaban yang bersifat tertutup. Kuesioner tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala

model likert berisi sejumlah pertanyaan yang menyatakan obyek

yang hendak diungkap.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Sikap

Variabel Indikator No. Butir soal Kemandirian 1. Kognitif

2. Afektif 3. Konatif

1, 2,3, 4, 6, 7,11 9, 14,15,16,21,22 5, ,8,10,

12,13,18,19,20 Setiap item disusun menurut skala Likert yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk pertanyaan yang

favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 4 b. Setuju : nilai 3 c. Tidak Setuju : nilai 2 d. Sangat Tidak Setuju : nilai 1

Sedang pertanyaan yang Unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 1 b. Setuju : nilai 2 c. Tidak Setuju : nilai 3 d. Sangat Tidak Setuju : nilai 4 commit to user


(60)

c. Kuesioner Kesiapan

Instrumen yang digunakan adalah jenis kuesioner dengan pertanyaan yang sudah disediakan jawaban yang bersifat tertutup. Kuesioner tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala model likert

berisi sejumlah pertanyaan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap.

Tabel 3.3Kisi – Kisi Kuesioner Kesiapan

Variabel Indikator No. Butir soal Kesiapan a. Fisik

b. Mental

1,2,3,4,5, 6,7,8, 9, 10, 11,12,13,14,15,16,17,18

Setiap item disusun menurut skala Likert yaitu selalu, sering, kadang - kadang, dan tidak pernah (TP). Untuk pertanyaan yang

favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 4 b. Setuju : nilai 3 c. Tidak Setuju : nilai 2 d. Sangat Tidak Setuju : nilai 1

Sedang pertanyaan yang Unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 1 b. Setuju : nilai 2 c. Tidak Setuju : nilai 3 d. Sangat Tidak Setuju : nilai 4 commit to user


(61)

G. Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap : a. Tahap persiapan yang meliputi penyusunan proposal, pembuatan

instrumen penelitian, pengambilan sampel, perijinan penelitian. b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Seluruh responden diberikan undangan untuk hadir dalam pertemuan kelas ibu hamil. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, meminta persetujuan responden. Peneliti membagikan kuesioner pengetahuan, sikap dan kesiapan menghadapi persalianan kepada responden. Setelah selesai pengisian, kesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data.

c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian. 2. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

a. Editing, dilakukan dengan memeriksa kembali data-data yang

diperoleh, kelengkapan data dari kuesioner yang diberikan kepada responden.

b. Coding, dilakukan dengan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang


(62)

memberikan identitas atau petunjuk pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

c. Scoring (pemberian skor) dilakukan untuk pengukuran pengetahuan

tentang persalinan, kemndirian dan kesiapan menghadapi persalinan.

d. Tabulating adalah penyusunan dta dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan model uji coba alat ukur terpakai, yang berarti pengambilan data dilakukan satu kali (dengan jumlah sampel 34 orang) dimana kemudian dilakukan analisis validitas dan reliabilitas terhadap data penelitian dari 34 orang sampel penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkap data dari variabel yang diteiti secara tepat.

Uji validias dilakukan betujuan untuk menguji apakah butir tersebut sudah valid untuk mengukur indikatornya. Uji validitas menggunakan rumus

Pearson Product Moment. Suatu instrumen dinyatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel.(Riduwan, 2010)


(63)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kuesioner

Variabel Jumlah Butir Soal Valid Tidak Valid

Pengetahuan 24 21 3

Sikap 22 20 2

Kesiapan 18 18 0

Jumlah 64 59 5

Sumber : Data Primer 2014

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dan waktu yang berlainan (Nursalam, 2008).Uji reliabilitas digunakan untuk mungukur keandalan instrumen.Uji reliabilitas menggunakan rumus

Alfa Cronbach. Hasil perhitungan dengan Alfa Cronbach jika nilai α (r

hitung) > 0,600 maka dinyatakan reliabel. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Alpha Chronbach Keterangan

Pengetahuan 0,737 Reliabel

Sikap 0,789 Reliabel

Kesiapan 0,805 Reliabel

Sumber : Data Primer 2014

I. Teknik Analisa Data commit to user


(64)

P = n/N x 100%

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Untuk mempermudah analisis data digunakan uji univariat, bivariat dan multivariat. 1. Analisis Univariat yaitu menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang

ada secara dekriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara univariat meliputi : pengetahuan, sikap dan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan. Untuk memperoleh prosentasi (P) dihitung dengan rumus :

Keterangan :

n = jumlah skor responden

N = jumlah skor maksimal dari item

2. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang persalinan dan sikap tentang persalinan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan primigravida dalam menghadapi persalianan. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan dengan rumus Pearson Product Moment.

3. Analisis multivariat yaitu dilakukan terhadap lebih dari dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo,2005). Pada penelitian ini menggunakan Uji Linearitas, yaitu hasil penelitian dianalisis dengan perhitungan korelasi Regresi Linear Berganda untuk


(65)

mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan perimigravida dalam menghadapi persalinan.

Sebelum melakukan uji statistik terhadap variabel penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat untuk mengetahui ketepatan model yang ditetapkan. Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji linearitas dan uji independensi. Pengujian prasyarat

dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data dari masing – masing variabel dan memastikan bahwa variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Untuk menguji variabel yang diteliti adalah sebaran data normal dengan menggunakan uji normalitas kolmogorov smirnov dengan bantuan menggunakan program komputer statistika SPSS.


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb. Semua anggota populasi diambil sebagai sampel yaitu sebanyak 34 ibu. Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan tentang persalinan, sikap tentang persalinan, dan kesiapan menghadapi persalinan. Ketiga variabel dinyatakan dalam bentuk skor dan dianalisis secara statistik dengan metode regresi linier ganda.

1. Karakteristik Responden a. Umur Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur

(tahun) Frekuensi

Prosentase (%) ≤ 20

21 – 30 ≥ 31

5 29

0

14,71 85,29

0

Total 34 100

Sumber : Data Primer 2014

Dari data di atas menunjukkan bahwa sebaigan besar responden berusia antara 21 – 30 tahun sebanyak 29 orang atau 85,29 % dan tidak ada responden yang berusia ≥ 31 tahun atau 0 %

50 commit to user


(67)

b. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 0 0 0 22 12 0 0 0 64,71 35,29

Total 34 100

Sumber : Data Primer 2014

Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA sederajar sebanyak 22 orang atau 64,71 % dan sisanya berpendidikan SI/D3 (perguruan tinggi) sebanyak 12 orang atau 35,29 %

c. Pekerjaan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) Tidak bekerja Swasta Guru PNS 14 13 3 4 41,18 38,24 8,82 11,76

Total 34 100

Sumber : Data Primer 2014

Dari data di atas menunjukkan sebagian besar responden tidak berkerja bekerja sebanyak 14 orang atau 41,18 % dan sebagian kecil bekerja sebagai guru sebanyak 3 orang atau 8,83 %


(68)

2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Pengetahuan tentang Persalinan

Pengetahuan primigravida tentang persalinan diukur dengan kuesioner yang terdiri atas 21 butir pertanyaan valid. Dengan skala

Guttman (0 dan 1) maka kemungkinan skor tertinggi adalah 21 dan skor

terendah adalah 0. Untuk mempermudah deskripsi, pengetahuan dikelompokkan ke dalam 3 tingkatan yaitu baik (15 – 21), cukup (8 – 14), dan kurang (0 – 7). Pembagian responden berdasarkan pengetahuan tentang persalinan dapat dilihat pada tabel distribusi berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang Persalinan

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) Baik

Cukup

17 17

50 50

Total 34 100

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 34 responden terdapat 17 ibu (50%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan 17 ibu (50%) yang memiliki tingkat pengetahuan cukup. Tidak ada ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Dari distribusi ini dapat disimpulkan bahwa primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb memiliki pengetahuan yang baik atau cukup tentang persalinan. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang Persalinan dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :


(69)

Gambar 4.1 Diagram Pembagian Responden berdasarkan Pengetahuan tentang Persalinan

b. Sikap tentang Persalinan

Sikap primigravida tentang persalinan diukur dengan kuesioner yang terdiri atas 20 butir pertanyaan. Dengan skala Likert (1 sampai 4) maka kemungkinan skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 20. Untuk mempermudah deskripsi, sikap dikelompokkan ke dalam 3 tingkatan yaitu baik (skor 61 – 80), cukup (skor 41 – 60), dan kurang (skor 20 – 40). Pembagian responden berdasarkan sikap tentang persalinan dapat dilihat pada tabel distribusi berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Sikap tentang Persalinan

Sikap Frekuensi Prosentase (%)

Baik Cukup

20 14

58,8 41,2

Total 34 100

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 34 responden terdapat 20 ibu (58,8%) yang memiliki sikap baik dan 14 ibu (41,2%) yang memiliki sikap cukup. Tidak ada ibu yang memiliki sikap kurang baik. Dari

50,0% 50,0%

Baik Cukup


(70)

distribusi ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb memiliki sikap yang baik tentang persalinan. Distribusi Responden berdasarkan sikap tentang persalinan dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 4.2 Diagram Pembagian Responden berdasarkan Sikap tentang Persalinan

c. Kesiapan Menghadapi Persalinan

Kesiapan primigravida menghadapi persalinan diukur dengan kuesioner yang terdiri atas 18 butir pertanyaan. Dengan skala Likert (1 sampai 4) maka kemungkinan skor tertinggi adalah 72 dan skor terendah adalah 18. Untuk mempermudah deskripsi, kesiapan dikelompokkan ke dalam 3 tingkatan yaitu baik (skor 55 – 72), cukup (skor 37 – 54), dan kurang (skor 18 – 36). Pembagian responden berdasarkan kesiapan menghadapi persalinan dapat dilihat pada tabel distribusi berikut.

58,8% 41,2%

Baik Cukup


(71)

Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan Kesiapan Menghadapi Persalinan

Kesiapan Frekuensi Prosentase (%)

Baik Cukup

15 19

44,1 55,9

Total 34 100

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 34 responden terdapat 15 ibu (44,1%) yang memiliki kesiapan baik dan 19 ibu (55,9%) yang memiliki kesiapan cukup. Tidak ada ibu yang memiliki kesiapan kurang baik. Dari distribusi ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb memiliki kesiapan cukup dalam menghadapi persalinan. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 4.3 Diagram Pembagian Responden berdasarkan Kesiapan Menghadapi Persalinan

44,1% 55,9%

Baik Cukup


(72)

3. Pengujian Prasyarat Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Data yang dianalisis dengan regresi linear harus memenuhi beberapa asumsi syarat. Pengujian prasyarat meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji independensi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel penelitian. Teknik pengujian yang digunakan adalah kolmogorov-smirnov. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila pengujian normalitas menghasilkan p-value > 0,05. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

Variabel p Keterangan

Pengetahuan (X1) > 0,200 Normal

Sikap (X2) > 0,200 Normal

Kesiapan (Y) 0,196 Normal

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa uji normalitas data menghasilkan nilai probabilitas (p-value) lebih dari 0,200 untuk variabel pengetahuan dan sikap serta 0,196 untuk variabel kesiapan. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikansi yang digunakan terlihat bahwa p-value > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ketiga variabel penelitian berdistribusi normal.


(73)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen termasuk linear. Pengujian dilakukan berdasarkan analisis variansi model regresi pada sumber variansi deviation from linearity. Hasil pengujian linearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas

Hubungan p Keterangan

X1– Y 0,354 Linear

X2– Y 0,170 Linear

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa uji linearitas hubungan antara pengetahuan (X1) dan kesiapan (Y) menghasilkan probabilitas (p-value) sebesar 0,354 sedangkan hubungan antara sikap (X2) dan kesiapan (Y) menghasilkan probabilitas (p-value) sebesar 0,170. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikansi yang digunakan terlihat bahwa p-value > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini berbentuk linear.

c. Uji Independensi

Uji independensi dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel independen satu dengan yang lain benar-benar independen atau tidak berhubungan. Teknik pengujian yang digunakan adalah korelasi bivariat dengan rumus product moment. Kedua variabel independen


(74)

dinyatakan tidak berhubungan (independen) apabila pengujian korelasi menghasilkan p-value > 0,05.

Perhitungan korelasi bivariat menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,196 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,265. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikansi yang digunakan terlihat bahwa p-value > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen dalam penelitian ini tidak berhubungan signifikan atau dapat dikatakan saling independen.

4. Analisis Uji Hipotesis

Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang persalinan masing-masing dengan kesiapan menghadapi persalinan dianalisis dengan teknik korelasi bivariat menggunakan rumus korelasi pearson’s product moment. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Korelasi Bivariat

Variabel r P

X1– Y 0,504 0,002

X2– Y 0,795 0,000

Pada tabel 4.9 dapat dilihat hasil perhitungan korelasi bivariat hubungan antara pengetahuan (X1) dan sikap (X2) masing-masing dengan kesiapan menghadapi persalinan (Y). Analisis hubungan secara bivariat dapat diuraikan sebagai berikut:


(75)

a. Hubungan antara Pengetahuan tentang Persalinan (X1) dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan (Y)

Perhitungan korelasi bivariat hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,504 dengan signifikansi (p) sebesar 0,002. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% korelasi antara kedua variabel signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persalinan berhubungan signifikan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

Koefisien korelasi sebesar 0,504 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan kedua variabel termasuk sedang. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa arah hubungan adalah sebanding, artinya semakin baik pengetahuan maka semakin baik pula kesiapan dalam menghadapi persalinan.

b. Hubungan antara Sikap tentang Persalinan (X2) dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan (Y)

Perhitungan korelasi bivariat hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y menghasilkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,795 dengan signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% korelasi antara kedua variabel signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap tentang persalinan berhubungan signifikan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.


(76)

Koefisien korelasi sebesar 0,795 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan kedua variabel termasuk kuat. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa arah hubungan adalah sebanding, artinya semakin baik sikap maka semakin baik pula kesiapan dalam menghadapi persalinan.

c. Hubungan antara Pengetahuan (X1) dan Sikap tentang Persalinan (X2) dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan (Y) dengan Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi linear ganda tersusun atas kesiapan menghadapi persalinan sebagai variabel dependen serta pengetahuan dan sikap tentang persalinan sebagai variabel independen. Makna semua variabel secara kualitatif sebanding dengan skornya. Semakin besar skor semakin baik pengetahuan, sikap, atau kesiapan. Beberapa hasil perhitungan regresi linear berganda yang dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Variabel b t p

Konstanta 4,619 0,902 0,374

X1 0,609 4,009 0,000

X2 0,656 8,028 0,000

Adjusted R2

R2

0,742 0,758

F 48,454

p 0,000


(77)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilakukan interpretasi dan analisis sebagai berikut.

a. Persamaan Regresi Linear Berganda

Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan menghadapi persalinan secara matematis dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linear sebagai berikut:

Y = 4,619 + 0,609 X1 + 0,656 X2 Keterangan:

Y = kesiapan menghadapi persalinan X1 = pengetahuan tentang persalinan X2 = sikap tentang persalinan

Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagaimana persamaan matematika linear. Setiap kenaikan satu satuan pada X1, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,609 dan setiap kenaikan satu satuan pada X2, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,656. Dengan demikian kenaikan skor X1 (pengetahuan semakin baik) dan kenaikan skor X2 (sikap semakin baik) akan menyebabkan kenaikan skor Y (kesiapan semakin baik). b. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) merupakan angka yang menyatakan besarnya proporsi variasi skor variabel dependen yang dapat dijelaskan dengan model regresi. Angka ini menunjukkan seberapa baik model regresi linear berganda mewakili hubungan


(78)

antar variabel. Angka ini juga dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Uji Simultan Model Regresi (Uji F)

Pengujian statistik terhadap model regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan simultan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini uji statistik simultan dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga.

Perhitungan uji statistik terhadap model regresi menghasilkan nilai Fhitung sebesar 48,454 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,000. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan pembilang sebesar 2 dan penyebut sebesar 31 serta pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,305. Apabila dibandingkan terlihat bahwa Fhitung > Ftabel (48,454 > 3,305) atau p-value < 0,05 sehingga diputuskan bahwa hipotesis ketiga penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap tentang persalinan secara bersama-sama berhubungan signifikan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

d. Sumbangan Pengaruh Pengetahuan dan Sikap tentang Persalinan terhadap Kesiapan Menghadapi Persalinan

Kontribusi atau sumbangan pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi secara akurat dinyatakan dengan adjusted R2 yaitu sebesar 0,742 atau 74,2%.


(79)

Koefisien determinasi murni dinyatakan dengan R2 yaitu sebesar 0,758 atau 75,8%. Sumbangan relatif tiap-tiap variabel independen dapat dihitung berdasarkan koefisien regresi, cross product, dan sum

of square due to regression. Sumbangan efektif tiap-tiap variabel

independen dapat dihitung sebagi bagian dari R2. Hasil perhitungan sumbangan relatif dan efektif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) dan Efektif (SE)

Variabel SR SE

Pengetahuan (X1) 24,0% 18,2%

Sikap (X2) 76,0% 57,6%

B. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden terdapat 17 ibu (50%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan 17 ibu (50%) yang memiliki tingkat pengetahuan cukup. Tidak ada ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Dari distribusi ini dapat disimpulkan bahwa primigravida yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb memiliki pengetahuan yang baik atau cukup tentang persalinan.


(1)

Hasil Perhitungan Korelasi Bivariat (Analisis Bivariat)

Correlations

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(2)

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear Berganda (Analisis Multivariat)

Regression


(3)

Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif

Sumbangan Relatif

1. Sumbangan relatif variabel X1 terhadap Y

% 0 , 24 % 100 695 , 1189 765 , 469 609 , 0 % 100 SS Y X sumproduct b SR reg 1 X Y X 1 1

2. Sumbangan relatif variabel X2 terhadap Y

% 0 , 76 % 100 695 , 1189 676 , 1377 656 , 0 % 100 SS Y X sumproduct b SR reg 2 X Y X 2 2 Sumbangan Efektif

1. Sumbangan efektif variabel X1 terhadap Y

% 2 , 18 % 8 , 75 % 0 , 24 R SR

SEXY XY 2

1 1

2. Sumbangan efektif variabel X2 terhadap Y

% 6 , 57 % 8 , 75 % 0 , 76 R SR

SEXY XY 2

2 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(4)

JADUAL PENELITIAN

NO KEGIATAN

Pebruari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan proposal penelitian

2 Seminar proposal penelitian 3 Perbaikan proposal

4 Pengajuan ijin ke lahan penelitian 5 Pengumpulan data

6 Pengolahan data

7 Penyusunan laporan penelitian 8 Seminar hasil

9 Perbaikan


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(6)