Pandangan Kaum Muda Terhadap Televisi Swasta (Pandangan Siswa Siswi SMA Warga Surakarta Terhadap Program Sinetron Di Televisi Swasta RCTI) JURNAL

(1)

commit to user JURNAL

PANDANGAN KAUM MUDA TERHADAP TELEVISI SWASTA (Pandangan Siswa Siswi SMA Warga Surakarta Terhadap

Program Sinetron Di Televisi Swasta RCTI)

Oleh :

Janu Ayu Alfannisa D1214041

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

PANDANGAN KAUM MUDA TERHADAP TELEVISI SWASTA (Pandangan Siswa Siswi SMA Warga Surakarta Terhadap

Program Sinetron Di Televisi Swasta RCTI)

Janu Ayu Alfannisa Mursito BM

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

The public can see and choose the diverse impressions and programs that are already packed and ready to watch on television. One very frequent television program aired on television stations are soap operas. Soap opera is one event that is considered by the television station as an event like the audience.

In this study, the authors used survey research to find out the views of young people about soap operas on private television RCTI . Data collection techniques in this study using a questionnaire. The population in this study were young people or teenagers in Surakarta, and the sample is high school students Residents Surakarta. The sample size required is determined by using the formula Slovin is 79 samples. The sample size of 79 people divided into two classes, namely class 10 and class 11.

Based on the research results RCTI has fulfilled the function of mass media in contained in article 4 of Law No. 32: Broadcasting as mass communication activity has a function as a medium of information, education, healthy entertainment, control and social glue. RCTI soap operas can also be regarded as a fiction program that is included in the category of entertainment.

Keywords: Television and soap operas.

Pendahuluan

Perkembangan pertelevisian di Indonesia dimulai dengan adanya stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI). TVRI didirikan di Jakarta, 24 Oktober 1962. Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI mampu menjangkau seluruh wilayah di nusantara. Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berpendapat, pada awal tahun 80-an mulai bermunculan stasiun televisi swasta. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Setelah RCTI kemudian disusul berurutan


(3)

commit to user

oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991, kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTV dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 14 stasiun televisi yang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, TV one, Metro Tv, Trans7, Kompas TV, NET, MNC TV, dan RTV.

Menurut data Media Index-Nielsen Media Research, 2014 diperoleh data mengenai konsumsi media televisi dibandingkan media massa lainnya di kota-kota besar, baik di Jawa maupun Luar Jawa. Data tersebut menunjukan Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebanyak 95%, disusul oleh Internet 33%, Radio 20%, Suratkabar 12%, Tabloid 6% dan

Majalah 5%. Besarnya angka penetrasi televisi dari data Nielsen tersebut

menunjukan bahwa hingga saat ini televisi merupakan media yang paling diminati oleh masyarakat. Tingginya penonton televisi ini bisa dikatakan bahwa masyarakat sudah mengalami terpaan media.

Salah satu program televisi yang sangat sering tayang di stasiun televisi adalah program sinetron. Sinetron merupakan salah satu acara yang diangap oleh stasiun televisi sebagai acara yang disukai penonton. Terbukti dengan sinetron yang tayang di stasiun televisi Indonesia saat ini diantaranya banyak yang ditayangkan pada waktu utama (prime time). Program-program sinetron meraih porsi tertinggi, dengan angka 24% orang Indonesia menonton program sinetron.

Dari data yang didapatkan, porsi menonton masyarakat Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk menonton 24% program sinetron, 21% film dan 19% program hiburan lain. Ada dua stasiun televisi swasta di Indonesia saat ini yang tidak memiliki program sinetron yakni MetroTV dan TV One. Kedua televisi swasta ini memang sudah dikenal sebagai stasiun televisi Indonesia yang lebih memfokuskan diri pada acara berita. Sejak pagi hingga kembali pagi, seolah tidak pernah bosan buat memberikan berbagai informasi krusial kepada masyarakat. Namun pada kenyataannya masyarakat Indonesia memang cenderung menyukai tayangan sinetron.

Tidak heran jika stasiun televisi lain lebih mengutamakan tayangan sinetron dibanding berita. Jam tayang utama atau prime time adalah


(4)

commit to user

blok pemrograman siaran yang berlangsung selama tengah petang untuk program televisi yang menuai banyak pendapatan iklan karena tingginya jumlah penonton

pada waktu tersebut. Berikut adalah judul sinetron indonesia yang tayang pada

jam prime time yaitu Anak Jalanan, Tukang Bubur Naik Haji, Perempuan di Pinggir Jalan, Pangeran, GGS (Ganteng-Ganteng Serigala) Returns TOP (Tukang Ojek Pengkolan) dan Tujuh Manusia Harimau.

Terlepas dari isi pesan dan penggarapan yang kurang baik, program ini berhasil memikat pemirsa dan mencetak rating yang rata-rata memuaskan. Maka tidak heran jika jumlah produksi sinetron semakin meningkat. Sebagai hasil produksi industri, kehadiran sinetron memang mengalami banyak tantangan sebagai produk hiburan. Sinetron mendapat popularitas melalui rating. Namun begitu, kepopulerannya telah menimbulkan dampak dari penayangannya.

Sinetron-sinetron yang ditayangkan saat ini di stasiun televisi banyak menampilkan cerita-cerita dengan tema kehidupan remaja dan dimainkan artis-artis remaja pula. Sebagai contoh, berikut adalah judul sinetron yang menampilkan cerita remaja yaitu sinetron Anak Jalanan (RCTI), Pangeran (SCTV), Perempuan di Pinggir Jalan (RCTI), GGS Returns (SCTV), Go BMX (MNCTV), High School Love Story (SCTV), Jakarta Love Story (RCTI), Aku Anak Indonesia (RCTI), dan Jilbab in Love (RCTI).

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sepanjang tahun 2015 mengklaim telah mengeluarkan 266 sanksi kepada lembaga penyiaran. Sanksi yang dikeluarkan terdiri atas 227 teguran tertulis, 34 teguran tertulis kedua, dan 5 penghentian sementara. Belum lama ini tepatnya bulan Maret-April 2015 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan 9 perguruan tinggi di Indonesia mengadakan Survey Indeks Kualitas Program Siaran Periode Maret-April 2015. Survey pengukuran kualitas program acara televisi dilakukan sebagai bahan dalam membuat acara berkualitas. Hasil penelitian Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan standar kualitas adalah 4,0 (berkualitas), dengan skala 1 hingga 5.

Program acara disebut berkualitas, jika nilai skor indeksnya minimal 4,0. Survei periode ini memperlihatkan, nilai indeks kualitas program acara secara


(5)

commit to user

keseluruhan adalah 3,25. Angka ini memperlihatkan, secara umum kualitas program acara televisi di Indonesia masih di bawah standar kualitas dari KPI.

Sesungguhnya media massa elektronik khususnya televisi memiliki fungsi penyiaran yang diatur secara resmi di Indonesia dan termuat dalam pasal 4 UU No. 32: Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Mursito, Menurut Mursito, ada empat fungsi yang dapat kita peroleh dengan adanya televisi, antara lain fungsi informasi, pendidikan, kontrol sosial dan hiburan.

Salah satu televisi swasta yang memiliki program sinetron di jam utama yaitu stasiun televisi RCTI. RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia dibawah perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk. PT Media Nusantara Citra Tbk, lebih dikenal dengan nama MNC saja merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia, didirikan pada tahun 1997. RCTI adalah salah satu media massa elektronik yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo.

Motif remaja menonton sinetron umumnya dilandasi rasa ingin tahu, mengisi waktu luang, menghilangkan kebosanan, belajar sesuatu (gaya hidup, berpakaian, berbahasa, sampai gaya pacaran), dan yang paling pokok, dorongan menonton sinetron bagi mereka adalah mengikuti tren. Jika sudah menyangkut urusan “gaul”, “tren”, dan “lifestyle”, tentu remaja dengan segala pernak-pernik perilakunya menjadi objek dan sasaran empuk industri, termasuk produsen berbagai produk yang menjajakan barang jualannya lewat iklan. Berbagai motif, baik dari penonton maupun pengiklan ini bagi pemilik media tentu menjadi lahan bisnis yang menguntungkan.

Generasi muda atau remaja sesungguhnya memiliki peran untuk mengukur kualitas suatu negara. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui penilaian kaum muda mengenai program sinetron khususnya program sinetron di RCTI. Dari seluruh latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian mengenai bagaimanakah pendapat kaum muda sebagai generasi penerus bangsa mengenai televisi swasta di Indonesia. Dengan sub tema sinetron di televisi swasta.


(6)

commit to user

Kaum muda yang dimaksud adalah Siswa siswi SMA Warga Surakarta. Sedangkan sinetron televisi swasta yang dimaksud adalah RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia. RCTI sebagai media penyiaran bagaimanakah pendapat kaum muda yang diwakili oleh Siswa siswi SMA Warga Surakarta, mengenai sinetron di RCTI. Sehingga penelitian ini memiliki judul “Pandangan Kaum Muda Terhadap Televisi Swasta (Pandangan Siswa Siswi SMA Warga Surakarta Terhadap Program Sinetron Di Televisi Swasta RCTI)”

Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pandangan siswa siswi SMA Warga Surakarta terhadap program sinetron di televisi swasta RCTI?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini pada intinya berkenaan dengan pendapat kaum muda mengenai televisi swasta. Adapun tujuan pokok dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa siswi SMA Warga Surakarta terhadap program sinetron di televisi swasta RCTI.

Kerangka Teori

1. Televisi Sebagai Bentuk Media Massa

Perkembangan teknologi akan memberikan banyak pengaruh dalam aspek kehidupan manusia. Hal ini juga berpengaruh dalam dunia komunikasi. Komunikasi pada zaman dahulu hanya bisa dilakukan dengan tatap muka atau menulis surat, namun sekarang bisa dilakukan dengan jarak jauh. Seiring dengan berjalannya waktu media komunikasi terus berkembang mengikuti perkembangan zaman yang ada, antara lain seperti radio, televisi, internet, telepon, handphone, dan lain sebagainya. Sehingga dengan teknologi tersebut maka urusan manusia akan menjadi lebih mudah dan bisa selesai dengan cepat.


(7)

commit to user

2. Perkembangan Televisi Di Indonesia

Di bawah kepemimpinan Soekarno, upaya pengenalan dan

memasyarakatkan TV sebagai jendela informasi mulai dikembangkan. Projek ini dimulai ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games IV. Pembangunan stasiun TV berikut pemancarnya dilakukan untuk meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 merupakan momen bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia.

Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin prinsip kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 415/RTF/IX/1989. Anteve ikut meramaikan siaran TV Indonesia sejak diberikan izin prinsip No. 2071/RTF/K/1991 pada 17 September 1991. Siarannya dimulai di Lampung. Baru pada 30 Januari 1993, dengan izin prinsip Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF No. 207RTF/K/I/1993 Anteve bersiaran secara nasional. Sementara itu, Indosiar mengudara dengan izin prinsip dari Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sebagai penyesuaian atas izin prinsip pendirian No. 1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni 1992. Sehingga pada 1992, ada lima TV yang bersiaran nasional. Barulah pada 1998 pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No. 384/SK/Menpen/1998 mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV, dan Global TV.

3. Program Televisi

Pada dasarnya program televisi dibagi menjadi dua yakni:

a. Program Nonfiksi (Faktual)

Program nonfiksi atau non drama adalah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan.


(8)

commit to user

b. Program Fiksi

Program Fiksi adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan.

4. Perkembangan Sinetron di Indonesia

Sinetron merupakan singkatan dari sinema elektronik. Elektronik maksudnya menggunakan peta elektornik (pita kaset video) yang membedakan dengan film yang diputarkan di bioskop. Karena itu sinetron identik dengan film layar lebar yang ditayangkan televisi. Sinetron adalah sinema yang biasa disiarkan televisi dan sangat dipengaruhi oleh durasi. Karena itu penonton dapat menikmatinya dengan santai, tidak seperti film bioskop yang lebih melayani penonton yang siap konsentrasi, karena itu unsurnya dibuat sedemikian rupa agar lebih mendapat perhatian dari penonton selain irama atau ritmenya diatur oleh “Commersial Break” iklan.

Mengingat sinetron sebenarnya adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi, maka kajian atas televisi menjadi penting karena stasiun televisi sejak awal telah turut campur, paling tidak melakukan negoisasi dengan jumlah produksi sebelum membeli sinetron-sinetron yang hendak ditayangkan. Negoisasi adalah suatu proses yang wajar dalam jual beli. Berdasarkan penayangannya, terdapat empat kategori jenis sinetron yaitu :

a. Sinetron Seri

Sinetron seri adalah sinetron yang memiliki banyak episode, tetapi masing – masing episode tidak memiliki hubungan sebab akibat. Contoh: sinetron religius rahasia ilahi di TPI, bajaj bajuri di Trans TV, dsb.

b. Sinetron Serial

Sinetron serial adalah sinetron yang memiliki banyak episode dan masing – masing memiliki sebab akibat. Contoh: sinetron misteri gunung merapi di


(9)

commit to user

Indosiar, dsb. Sinetron berseri maupun serial panjangnya bisa mencapai ratusan episode.

c. Sinetron Mini Seri

Sinetron mini seri adalah sinetron yang memiliki 3 sampai 6 episode saja, durasinya lebih pendek dan langsung selesai. Contoh: mini seri keris dan kesaksian di SCTV.

d. Sinetron Lepas

Sinetron lepas adalah sinetron yang ditayangkan dalam satu episode selesai. Contoh: FTV (Film Television) dengan judul Guruku Cantik di SCTV.

5. Dampak Program Sinetron Sebagai Media Massa

Media massa bagi sebagian besar orang memiliki pengaruh atau dampak. Denis McQuail membedakan perkembangan dampak media menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama merentang dari awal abad ke sembilan belas hingga akhir tahun 1930-an. Media yang membentuk opini dan keyakinan, serta mengubah kebiasaan hidup. Tahapan kedua dimulai pada serangkaian studi Payne fund di Amerika serikat pada awal tahun 1930-an, yang berlanjut hingga awal tahun 1960-an. Banyak studi terpisah yang dilakukan tentang dampak jenis isi, terutama film atau program-program dalam kampanye secara keseluryhan. Tahap ketiga yang sekarang masih berlangsung merupakan tahap dimana dampak dan kemungkinan dampak masih sedang di telaah dengan tanpa menolakn kesimpulan penelitian sebelumnya, tetapi didasarkan atas perbaikan konsepsi tentang proses sosial dan media yang mungkin terlibat.

6. Sinetron dan Kaum Muda

Penelitian yang dilakukan oleh Jayarni, Imra, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako mengenai Dampak Menonton Siaran Televisi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri 1 Posona Kecamatan Kasimbar membuktikan bahwa pengaruh acara

televisi Menonton siaran televisi dapat berdampak positif dan negatif33.


(10)

commit to user

menambah wawasan yang dapat meningkatkan pendidikan siswa dalam mengikuti kegiatan pengajaran di sekolah. Sedangkan dampak menonton siaran televisi dapat berdampak negatif terhadap menurunnya prestasi belajar siswa karena menurunnya frekuensi belajar di rumah mengulang kembali pelajaran yang di dapat di bangku sekolah.

7. Audiens Media

Istilah ‘audiens media’ berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media dan komponen isinya. Dengan pengertian seperti itu tampaknya akan kecil cakupan yang tersedia bagi berbagai teori audiensi lainnya. Sekalipun demikian, arti yang tampaknya sederhana itu mengandung berbagai cara yang berbeda untuk mengkaji kumpulan dan variasi itu sepanjang waktu dan di antara berbagai tempat dalam realitas dan konsepsi audiens. Istilah audiens digunakan dalam praktik operasional media mssa, biasanya untuk menunjuk “orang banyak” yang menjadi sasaran media.

Melvin De Fleur dan Sandra Ball-Rokeach seperti dikutip Nurudin36

turut mengemukakan teori komunikasi massa audiens dalam melihat efek media massa. Teori komunikasi massa audiens tersebut terbagi menjadi tiga perspektif, mencakup individual difference perspective, social categories perspective, dan social relation perspective.

Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survey. Penelitian survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari sutu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya

menggambarkan berbagai aspek dari populasi40. Secara umum metode survey

terdiri atas dua jenis, yaitu penelitian survey yang bersifat deskriptif (descriptive) dan analitik (analytical). Dan penelitian ini termaksud kedalam penelitian survey deskriptif.


(11)

commit to user Sajian dan Analisa Data

Penelitian ini dilakukan pada Juni 2016, dengan membagikan kuesioner pada siswa siswi kelas X dan kelas XI di SMA Surakarta. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas X dan kelas X1 sebanyak 290, diambil 74 orang yang masing masing terdiri dari 37 orang kelas X dan 37 orang kelas XI. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian mengenai pendapat kaum muda terhadap sinetron di televisi swasta RCTI. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan penelitian survei.

Dari penelitian yang sudah dilakukan setidaknya dalam kuesioner peneliti menggunakan empat kategori utama yaitu pendapat kaum muda secara umum mengenai program-program televisi, pendapat kaum muda mengenai sinetron RCTI, pendapat mengenai tayangan Sinetron RCTI yang meliputi; waktu penayangan, kredibilitas pemain sinetron, naskah sinetron, dan Audio serta yang terakhir yaitu manfaat dan harapan mereka terhadap sinetron khususnya sinetron RCTI.

a. Program-Program Televisi

Menonton Tayangan Sinetron di RCTI

Penelitian ini merupakan penelitian survei mengenai pendapat kaum muda dalam memberikan evaluasi terhadap kualitas program sinetron televisi RCTI. Pertanyaan mengenai pernah atau tidak pernah responden menonton tayangan sinetron di RCTI ini diajukan peneliti dengan tujuan mengetahui apakah penelitian survei ini bisa atau tidak dilakukan kepada mereka. Tujuan lainnya yaitu supaya data hasil penelitian yang didapatkan merupakan data yang relevan karena memang pada kenyataannya responden penelitian pernah menonton tayangan sinetron RCTI. Dari 74 responden, 66 orang menyatakan bahwa mereka pernah menonton sinetron di RCTI, hanya 8 orang yang tidak pernah menonton sinetron RCTI.

Program Paling Disukai

Setiap manusia berhak menentukan pilihannya sendiri. Kebebasan inilah yang menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia. Pilihan dari


(12)

commit to user

setiap individu satu dan individu lainnya jelas berbeda. Sifat manusia yang memiliki kebebasan inilah yang menyebabkan tidak bisa untuk mengatur manusia untuk menyukai hal yang sama atau untuk tidak menyukai hal yang sama satu dengan yang lainnya. Seperti halnya program acara pada suatu stasiun televisi. Manusia tidak bisa dipaksa untuk menyukai satu program acara saja. Berikut adalah data hasil penelitian mengenai jenis program acara yang paling disukai oleh responden:

Tabel 3.1.

Jenis Program Acara Yang Paling Disukai Responden

Program Yang Paling Disukai Frekuensi (f) Presentase (%)

Sinetron 19 28,787879

Reality Show 6 9,0909091

Komedi 31 46,969697

Lainnya 10 15,151515

Jumlah 66 100

Lama Menonton Televisi Dalam Satu Hari

Durasi menonton televisi adalah lamanya suatu kegiatan melihat acara atau program stasiun televisi berlangsung, bisa dalam suatu urutan waktu serta rentang waktu tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian survei kepada para remaja. Berikut adalah tabel hasil pertanyaan mengenai berapa durasi yang dihabiskan responden untuk menonton televisi dalam sehari:

Tabel 3.2.

Lamanya Responden Menonton Televisi Dalam Satu Hari

Lamanya Menonton Televisi Frekuensi (f) Presentase (%)

< 1 Jam 12 18,181818

1-2 Jam 28 37,837838

3-4 Jam 15 20,27027

> 4 Jam 11 14,864865

Jumlah 66 89,189189

Pengetahuan Responden Mengenai Judul Sinetron RCTI

Hasil penelitian memperlihatkan 47 orang responden mengetahui judul sinetron yang sedang tayang, dan 19 responden tidak mengetahui judul sinetron yang sedang tayang. Padahal dari data sebelumnya menunjukan bahwa hampir seluruh responden pernah menonton sinetron di RCTI, tetapi hanya beberapa


(13)

commit to user

saja yang mengaku mengetahui judul sinetron RCTI yang sedang tayang pada bulan Juni 2016. Hal ini memang mungkin bisa terjadi. Kemungkinan pertama yaitu hal ini terjadi karena responden memang pernah menonton sinetron di RCTI tetapi tidak begitu memperhatikan judulnya.

Sinetron RCTI Merupakan Acara Hiburan

Sinetron atau sinema elektronik merupakan program acara fiksi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama dan dikreasi ulang. RCTI berhasil menjadikan sinetron sebagai acara hiburan. Konten acara serta format sinetron RCTI memang mengedepankan unsur hiburan. Setelah menonton sinetron RCTI membuat pikiran mereka kembali fresh. Saat mereka bahagia, tubuh akan melepas hormon bahagia yang dapat menekan stress. Berikut adalah tabel hasil penelitian mengenai sinetron RCTI merupakan acara hiburan:

Tabel 3.3.

Sinetron RCTI Merupakan Acara Hiburan

Sinetron RCTI Merupakan Acara

Hiburan Frekuensi (f) Presentase (%)

Setuju 48 72,72727

Sangat Setuju 4 6,060606

Tidak Setuju 12 18,18182

Sangat Tidak Setuju 2 3,030303

Jumlah 66 100

b. Pendapat Remaja Menegenai Sinetron RCTI

Tingkat Responden Menyukai Tayangan Sinetron RCTI

Peneliti mengajukan pertanyaan dalam kuesioner mengenai tingkat responden menyukai tayangan sinetron RCTI ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah responden penelitian ikut berperan dalam menghadirkan sinetron di stasiun televisi RCTI. Terbukti dari hasil penelitian bahwa 45 orang menyatakan suka terhadap tayangan sinetron di RCTI dan 7 orang sangat suka. Hanya 17 orang yang tidak suka dan 5 orang yang sangat tidak suka. Secara tidak langsung responden penelitian ini mempengahruhi kehadiran sinetron di RCTI.


(14)

commit to user

Berikut adalah tabel hasil penelitian mengenai tingkat responden dalam menyukai tayangan sinetron di RCTI:

Tabel 3.4.

Tingkat Responden Menyukai Tayangan Sinetron RCTI

Kategori

Menyukai Tayangan Sinetron RCTI

Frekuensi (f) Presentase (%)

Suka 43 65,151515

Sangat Suka 7 10,606061

Tidak Suka 13 19,69697

Sangat Tidak Suka 3 4,5454545

Jumlah 66 100

Judul sinetron yang responden suka berbagai macam. Namun sineron dengan judul Anak Jalanan yang paling banyak disukai oleh responden. Anak Jalanan memiliki cerita tentang Boy yang merupakan seorang remaja SMA berpenampilan urakan dan cuek tetapi juga saleh dan tampan. Sinetron RCTI Membuat Responden Tertawa Dan Terhibur

Pertanyaan mengenai sinetron RCTI sebagai media hiburan ini diajukan untuk mengetahui apakah remaja kota Solo yang sudah dapat mengakses internet juga masih memilih televisi khususnya sinetron sebagai media hiburan mereka. Dari hasil penelitian memang benar bahwa responden setuju bahwa sinetron RCTI mampu untuk membuat mereka tertawa dan terhibur. Berikut adalah tabel hasil penelitian mengenai sinetron membuat responden tertawa dan terhibur.

Tabel 3.5.

Sinetron RCTI Membuat Responden Tertawa Dan Terhibur

Kategori

Membuat Tertawa Dan Terhibur

Frekuensi (f) Presentase (%)

Setuju 44 66,66667

Sangat Setuju 7 10,60606

Tidak Setuju 15 22,72727

Sangat Tidak Setuju 0 0


(15)

commit to user

Bisa dibilang televisi masih menjadi media hiburan bagi masyarakat khususnya remaja Kota Solo. Televisi tetaplah media massa di Indonesia yang mampu menarik perhatian masyarakat dan kategori sinetron adalah segmen yang paling banyak penontonnya. Terlepas dari sinetron itu bagus atau tidak, responden suka atau tidak suka, mendidik atau tidak mendidik, memang sudah secara natural masyarakat dikondisikan dan diarahkan bahwa sinetron adalah hiburan.

Judul sinetron yang membuat mereka tertawa dan terhibur yaitu Preman Pensiun. Preman Pensiun ini mengalahkan judul sinetron-sinetron lainnya di RCTI. Preman Pensiun memang merupakan salah satu serial sinetron yang bergenre komedi yang ditayangkan di RCTI. Bahkan hingga bulan Mei 2016 sinetron berjudul Preman Pensiun sudah menjadi Preman Pensiun season 3.

Sinetron RCTI Memberikan Informasi Mengenai Fenomena Sosial Yang Terjadi Di Lingkungan Mereka

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan yaitu mengenai tayangan sinetron RCTI dapat memberikan informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Informasi yang dimaksud adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi setelah mereka menonton sinetron berguna untuk pembuat keputusan mengenai fenomena sosial, informasi ini dapat meningkatkan pengetahuan. Walaupun hanya sedikit, jika suatu program sinetron dapat memberikan nformasi maka sinetron tersebut menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para responden dapat mengetahui kondisi sosial disekitar mereka. Berikut adalah data hasil penelitian mengenai sinetron RCTI mampu memberikan informasi fenomena sosial di lingkungan responden:

Tabel 3.6.

Sinetron RCTI Memberikan Informasi Mengenai Fenomena Sosial Yang Terjadi Di Lingkungan Mereka

Kategori

Memberikan Informasi Mengenai Fenomena Sosial

Frekuensi (f) Presentase (%)


(16)

commit to user

Sangat Setuju 5 7,575758

Tidak Setuju 11 16,66667

Sangat Tidak Setuju 4 6,060606

Jumlah 66 100

Sinetron seakan menjadi gambaran hidup responden. Ada informasi yang disampaikan sinetron kepada responden. Informasi mengenai fenomena sosial inilah yang menjadi alasan mereka untuk dapat mengambil hikmah dari sinetron tersebut. Sesulit apapun kehidupan yang dijalini tokoh utama, semua akan indah pada waktunya asal kita tetap menjadi orang yang baik. Kesamaan rasa dan harapan inilah yang menjadi poin atau nilai jual utama dari setiap sinetron yang ada di Indonesia kepada khalayaknya. Judul sinetron yang tayang pada bulan Juni 2016 yang dianggap responden mampu untuk membantu mereka mengetahui fenomena sosial di lingkungan mereka yaitu sinetron Anak Jalanan.

Sinetron RCTI Menambah Pengetahuan Dan Wawasan Responden

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan yaitu mengenai apakah tayangan sinetron RCTI dapat memberikan pengetahuan dan menambah waawasan bagi responden. Dari 66 responden 46 orang menyatakan bahwa sinetron RCTI dapat memberikan pengetahuan dan menambah waawasan, 20 responden menyatakan bahwa tayangan sinetron RCTI tersebut tidak dapat memberikan pengetahuan dan menambah waawasan mereka.

Tabel 3.7.

Sinetron RCTI Menambah Pengetahuan Dan Wawasan Responden

Kategori

Menambah Pengetahuan Dan Wawasan

Frekuensi (f) Presentase (%)

Setuju 44 66,66667

Sangat Setuju 2 3,030303

Tidak Setuju 16 24,24242

Sangat Tidak Setuju 4 6,060606


(17)

commit to user

Menurut responden judul sinetron yang dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan yaitu Preman Pensiun. Serial Preman Pensiun ini memang memiliki jalan cerita yang menginspirasi serta sarat akan pesan moral sehingga bisa memberikan pengetahuan dan menambah wawasan. Inspirasi yang dihasilkan ketika menonton Preman Pensiun adalah adanya ide-ide kreatif setelah melihat sinetron tersebut. Responden setelah menonton sinetron Preman Pensiun bisa melakukan pengembangan diri. Pengembangan diri yang didapatkan responden ini berasal dari pesan moral yang disampaikan oleh sinetron Preman Pensiun.

Sinetron RCTI Membantu Responden Mempelajari Baik Dan Buruk

Pertanyaan yang diajukan selanjutnya yaitu mengenai tayangan sinetron RCTI dapat membantu mereka untuk mempelajari apa yag baik dan apa yang buruk dalam kehidupan sosial. Dari 74 responden 59 orang menyatakan bahwa sinetron RCTI dapat membantu mereka untuk mempelajari apa yag baik dan apa yang buruk dalam kehidupan sosial. Dengan jumlah tersebut berarti responden secara keseluruhan sudah bisa dewasa dan mengambil sisi positif dari tayangan sinetron di RCTI. Berikut adalah data hasil penelitian mengenai sinetron RCTI mampu membantu responden mempelajari baik dan buruk:

Tabel 3.8.

Sinetron RCTI Membantu Responden Mempelajari Baik Dan Buruk

Kategori

Mempelajari Baik Dan Buruk Dari Tayangan Sinetron RCTI

Frekuensi (f) Presentase (%)

Setuju 50 75,75758

Sangat Setuju 4 6,060606

Tidak Setuju 9 13,63636

Sangat Tidak Setuju 3 4,545455

Jumlah 66 100

Judul sinetron yang dapat membantu responden untuk mempelajari apa yag baik dan apa yang buruk dalam kehidupan sosial adalah serial Anak Jalanan. Sinetron Anak Jalanan paling banyak dipilih dengan 31 orang yang memilihnya. Sinetron Anak Jalanan memang sangat populer di para remaja


(18)

commit to user

saat ini termaksud di responden penelitian ini. Namun seiring dengan kepopuleran sinetron tersebut ada pro dan kontra yang terjadi, tidak lain karena konten cerita di dalamnya.

c. Tayangan Sinetron RCTI

Waktu Penayangan

Program sinetron di televisi swasta RCTI ditayangkan pada waktu dominan yang biasa disebut dengan waktu prime time yaitu pada pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB dan dilakukan setiap hari. Waktu tersebut dinyatakan sebagai waktu yang sesuai bagi narasumber, dan untuk tayangan sinetron yang ditayangkan setiap hari mereka mengaku tidak terganggu dengan ditayangkan sinetron hampir setiap hari tersebut. Sedangkan untuk durasi penayangan satu episode pada setiap judul sinetron di RCTI sekitar 3-4 jam juga dinyatakan sebagai durasi yang sesuai untuk satu episode sinetron.

Kredibilitas Pemain Sinetron

Secara umum kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum kredibilitas pemain sinetron yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan aktor atau artis tersebut dimana mereka haruslah kompeten dalam memainkan perannya sehingga bisa diterima sebagai bukti dari sinetron tersebut memiliki pemain yang kredibel. Kredibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebatas terkenal, ahli dalam memainkan perannnya dan menggunakan bahasa tubuh yang sesuai sehingga mudah dipahami. Menurut hasil penelitian yang dilakukan menganai sinetron RCTI apakah memiliki pemain sinetron yang berkualitas, narasumber menyatakan bahwa pemain sinetron di RCTI tersebut berkualitas. Ini terbukti pada saat penelitian narasumber mengetahui pemain sinetron di RCTI dan bisa menyebutkan mereka bermain dalam judul sinetron mana. Narasumber juga menyatakan bahwa pemain sinetron RCTI menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.


(19)

commit to user

d. Naskah Sinetron

Salah satu faktor penentu suksesnya sebuah sinetron adalah naskah sinetron itu sendiri. Naskah sinetronlah yang menjadi tombak utama jalan cerita dalam sebuah sinetron. Sinetron di RCTI memiliki ceritanya masing-masing. Ada yang bercerita mengenai masalah percintaan, masalah kehidupan sosial, dan lain-lain.

Pertanyaan yang diajukan untuk kategori naskah sinetron ada sembilan pertanyaan. Pertanyaan tersebut mengenai bagaimana pemilihan kata dalam naskah sinetron, apakah naskah sinetron RCTI sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, apakah naskah sinetron RCTI tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), apakah sinetron RCTI tidak bermuatan seksual dan kekerasan, serta pertanyaan terakhir dalam kategoti naskah sinetron ini yaitu apakah sinetron RCTI sesuai dengan kehidupan remaja saat ini. Pertanyaan terakhir itu sengaja peneliti ajukan karena mengingat narasumber adalah para remaja.

Hasil penelitian mengenai naskah sinetron ini mendapatkan hasil yang sangat baik. Narasumber setuju bahwa naskah sinetron RCTI adalah naskah yang menggunakan kata-kata yang baik dalam percakapannya, naskah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, naskah yang tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), naskah yang tidak bermuatan seksual atau kekerasan, serta naskah RCTI mereka anggap sesuai dengan kehidupan mereka para remaja.

Judul sinetron RCTI yang memiliki naskah yang terbaik menurut narasumber dalam kategori naskah sinetron di penelitian ini adalah sinetron yang berjudul Tukang Bubur Naik Haji The Series. Judul sinetron ini dianggap sebagai sinetron dengan naskah yang menggunakan kata-kata yang baik dalam percakapannya, naskah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, naskah yang tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), naskah yang tidak bermuatan seksual atau kekerasan. Namun untuk judul sinetron RCTI yang naskahnya dianggap sesuai dengan kehidupan remaja saat ini yaitu sinetron Anak Jalanan. Ini tidak heran karena sinetron Tukang


(20)

commit to user

Bubur Naik Haji The Series bercerita tentang kehidupan bermasyarakat dimana pemerannya adalah orang dewasa sedangkan sinetron Anak Jalanan bercerita menganai kehidupan anak sekolah menengah atas dimana sesuai dengan narasumber yakni murid sekolah menengah atas di Surakarta.

e. Audio

Tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI tidak luput dari masalah audio. Audio yang dimaksud disini adalah audio keseluruhan meliputi musik latar belakang, musik efek tambahan, serta suara yang dikeluarkan para pemain sinetron. Hasil penelitian menunjukan bahwa audio pada tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI dikatakan sudah sesuai oleh para responden. Dari 66 total keseluruhan responden, hanya 8 orang yang menyatakan audio tersebut tidak bagus. Sedangkan sisanya yaitu 58 orang menyatakan setuju kalau audio pada tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI sudah bagus dan sesuai dengan cerita sinetron.

f. Manfaat Dan Harapan

Berdasarkan hasil penelitian survei di SMA Warga Surakarta mengenai manfaat dan harapan responden setelah menonton tayangan program sinetron RCTI responden menjawab dengan berbagai variasi jawaban. Seperti jawaban seperti ini: Dhimas Panji siswa kelas 10 menjawab “tidak ada manfaatnya”. Jawaban seperti itu juga di utarakan oleh Davit Andriyanto siswa kelas 10 dan Detri Yulia siswi kelas 11. Namun beberapa memberikan pernyataan bahwa sinetron memiliki manfaat bagi mereka. Seperti Satrio siswa kelas 10 mengatakan bahwa sinetron memiliki manfaat untuk mengisi waktu luang, juga pendapat dari Anindita siswi kelas 10 mengatakan bahwa “menghibur hati dan fikiran dan bisa dipetik manfaat yang baik”.

Harapan mereka untuk tayangan sinetron yang berada di Indonesia di dominasi oleh penyataan bahwa mereka ingin sinetron Indonesia lebih baik lagi. Seperti yang dituliskan oleh Rinda Ahmad Hanafi siswa kelas 10 dan pernyataan Anisa Nur Aziza. Serta pernyataan dari Isabela siswi kelas 10 menuliskan harapannya yaitu “lebih menambah pesan untuk generasi muda dalam menjalani


(21)

commit to user

kehidupan” dan Eirine Giovana siswi kelas 10 yang memiliki harapan serupa dengan Isabela yaitu “lebih bermanfaat lagi bagi anak Indonesia”. Melalui pernyataan mereka tersebut bahwa dapat dilihat bahwa sinetron Indonesia saat ini maasih kurang baik serta belum terlihat manfaatnya untuk remaja seperti mereka.

Namun tidak sedikit juga yang menyatakan harapannya berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Mereka ingin bahwa sinetron Indonesia dapat mencerminkan dan memberikan contoh untuk menjalani kehidupan bermasyarakat yang baik. Seperti yang dituliskan Fitri Aria Ningsih siswi kelas 11 “semoga tayangan sinetron yang ada di Indonesia dapat mencerminkan kehidupan atau perilaku yang baik dan dapat ditiru oleh masyarakat terutama para generasi muda.”

Kesimpulan

Generasi muda atau remaja sesungguhnya memiliki peran untuk mengukur kualitas suatu negara. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penilaian kaum muda mengenai program sinetron khususnya program sinetron di RCTI. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2016, dengan membagikan kuesioner pada siswa siswi kelas X dan kelas XI di SMA Warga Surakarta. Diambil 74 orang yang masing masing terdiri dari 37 orang kelas X dan 37 orang kelas XI. bahwa penelitian ini merupakan penelitian survei.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa murid SMA Warga Surakarta sebagai responden suka menonton program yang memiliki unsur komedi. Mereka mengaku lama menonton televisi dalam sehari hanya sekitar 1 sampai 2 jam. Judul sinetron yang mereka suka berbagai macam. Namun sinetron dengan judul Anak Jalanan yang paling banyak disukai oleh responden. Tayangan sinetron RCTI mampu membuat responden tertawa dan terhibur. Judul sinetron Anak Jalanan menjadi judul yang terpilih sebagai sinetron yang dapat memberikan informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Menurut responden judul sinetron yang dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan yaitu Preman Pensiun. Untuk judul sinetron apa yang dapat


(22)

commit to user

membantu mereka untuk mempelajari apa yag baik dan apa yang buruk dalam kehidupan sosial serial Anak Jalanan paling banyak dipilih.

Dari keseluruhan hasil penelitian survei tersebut dapat dikatakan bahwa RCTI sudah memenuhi fungsi media massa yang di termuat dalam pasal 4 UU No. 32: Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,kontrol dan perekat sosial. Sinetron di RCTI juga dapat dikatakan sebgai program fiksi dimana format acara yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Imajinatif dan khayalan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan.

Saran

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang meneliti mengenai program sinetron di RCTI dengan respondennya yaitu remaja di Kota Surakarta. Orang lain mungkin bisa memiliki penelitian survei lain yang tetap berkaitan dengan program acara televisi pada program acara lainnya atau program acara yang sama yaitu sinetron dengan lokasi penelitian yang berbeda. Hal tersebut harusnya dilakukan mengingat penelitian survei dapat mengukur kualitas suatu tayangan televisi itu sendiri dan membuat televisi memiliki program acara dan tayangan yang bisa lebih baik dari sebelumnya.

Penelitian survei bisa dilakukan sebagai salah satu alternatif dalam dunia penelitian komunikasi khususnya media massa. Namun pembahasannya masih dirasa kurang dilakukan dalam diskusi-diskusi Ilmu Komunikasi. Sehingga seharusnya dilakukan pembahasan serta hingga pada akhirnya hasil penelitian mengenai survei media massa tersebut dapat menyadarkan semua elemen masyarakat termaksud pemilik media serta pekerja media untuk memiliki motivasi serta inovasi dalam menciptakan suatu tayangan yang berkualitas.

Daftar Pustaka

Diahloka, Carmia. Pengaruh Sinetron Televisi Dan Film Terhadap Perekmbangan Moral Remaja. Jurnal Reformasi, Volume 2, Nomor 1, Januari – Juni.


(23)

commit to user

Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi televisi: Produksi Berrita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Handout Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Maret-April 2015 KPI

Jayarni, Imra, dan Dwi Septiwiharti. Dampak Menonton Siaran Televisi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri 1 Posona Kecamatan Kasimbar. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (terjemahan). Jakarta: Erlangg.

Moh.Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.

Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, Jakarta: Kencana.

Muh. Labib. 2002. Potret Sinetron Indonesia. Jakarta: Mandar Utama Tiga Books Divison

Muhammad, Farouk dan Djaali. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PTIK Press.

Mursito BM. 2006. Memahami Institusi Media, Surakarta, Lindu Pustaka Dan SPIKOM, Surakarta.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007. Rahmawati, Indah dan Rusnandi, Dodoy. 2011. Berkarier Di Dunia Broadcast

Televisi Dan Radio.Bekasi: Laskar Aksara.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Saefudin, Abdul Aziz. 2010. Republik Sinetron. Yogyakarta: Leutika. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 4.

Veven sp, Wardhana. 1997. Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wirodono. 2005. Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi Di Indonesia. Yogyakarta: Resist

Wiryawan, Hari. 2007. Dasar-Dasar Hukum Media, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yovantara, Arief dan Wisnu Prasetya Utomo. 2015. Orde Media: Kajian Televisi


(1)

commit to user

saat ini termaksud di responden penelitian ini. Namun seiring dengan kepopuleran sinetron tersebut ada pro dan kontra yang terjadi, tidak lain karena konten cerita di dalamnya.

c. Tayangan Sinetron RCTI

Waktu Penayangan

Program sinetron di televisi swasta RCTI ditayangkan pada waktu dominan yang biasa disebut dengan waktu prime time yaitu pada pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB dan dilakukan setiap hari. Waktu tersebut dinyatakan sebagai waktu yang sesuai bagi narasumber, dan untuk tayangan sinetron yang ditayangkan setiap hari mereka mengaku tidak terganggu dengan ditayangkan sinetron hampir setiap hari tersebut. Sedangkan untuk durasi penayangan satu episode pada setiap judul sinetron di RCTI sekitar 3-4 jam juga dinyatakan sebagai durasi yang sesuai untuk satu episode sinetron.

Kredibilitas Pemain Sinetron

Secara umum kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum kredibilitas pemain sinetron yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan aktor atau artis tersebut dimana mereka haruslah kompeten dalam memainkan perannya sehingga bisa diterima sebagai bukti dari sinetron tersebut memiliki pemain yang kredibel. Kredibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebatas terkenal, ahli dalam memainkan perannnya dan menggunakan bahasa tubuh yang sesuai sehingga mudah dipahami. Menurut hasil penelitian yang dilakukan menganai sinetron RCTI apakah memiliki pemain sinetron yang berkualitas, narasumber menyatakan bahwa pemain sinetron di RCTI tersebut berkualitas. Ini terbukti pada saat penelitian narasumber mengetahui pemain sinetron di RCTI dan bisa menyebutkan mereka bermain dalam judul sinetron mana. Narasumber juga menyatakan bahwa pemain sinetron RCTI menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.


(2)

commit to user

d. Naskah Sinetron

Salah satu faktor penentu suksesnya sebuah sinetron adalah naskah sinetron itu sendiri. Naskah sinetronlah yang menjadi tombak utama jalan cerita dalam sebuah sinetron. Sinetron di RCTI memiliki ceritanya masing-masing. Ada yang bercerita mengenai masalah percintaan, masalah kehidupan sosial, dan lain-lain.

Pertanyaan yang diajukan untuk kategori naskah sinetron ada sembilan pertanyaan. Pertanyaan tersebut mengenai bagaimana pemilihan kata dalam naskah sinetron, apakah naskah sinetron RCTI sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, apakah naskah sinetron RCTI tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), apakah sinetron RCTI tidak bermuatan seksual dan kekerasan, serta pertanyaan terakhir dalam kategoti naskah sinetron ini yaitu apakah sinetron RCTI sesuai dengan kehidupan remaja saat ini. Pertanyaan terakhir itu sengaja peneliti ajukan karena mengingat narasumber adalah para remaja.

Hasil penelitian mengenai naskah sinetron ini mendapatkan hasil yang sangat baik. Narasumber setuju bahwa naskah sinetron RCTI adalah naskah yang menggunakan kata-kata yang baik dalam percakapannya, naskah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, naskah yang tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), naskah yang tidak bermuatan seksual atau kekerasan, serta naskah RCTI mereka anggap sesuai dengan kehidupan mereka para remaja.

Judul sinetron RCTI yang memiliki naskah yang terbaik menurut narasumber dalam kategori naskah sinetron di penelitian ini adalah sinetron yang berjudul Tukang Bubur Naik Haji The Series. Judul sinetron ini dianggap sebagai sinetron dengan naskah yang menggunakan kata-kata yang baik dalam percakapannya, naskah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia, naskah yang tidak mengandung SARA (suku, ras, dan agama), naskah yang tidak bermuatan seksual atau kekerasan. Namun untuk judul sinetron RCTI yang naskahnya dianggap sesuai dengan kehidupan remaja saat ini yaitu sinetron Anak Jalanan. Ini tidak heran karena sinetron Tukang


(3)

commit to user

Bubur Naik Haji The Series bercerita tentang kehidupan bermasyarakat dimana pemerannya adalah orang dewasa sedangkan sinetron Anak Jalanan bercerita menganai kehidupan anak sekolah menengah atas dimana sesuai dengan narasumber yakni murid sekolah menengah atas di Surakarta.

e. Audio

Tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI tidak luput dari masalah audio. Audio yang dimaksud disini adalah audio keseluruhan meliputi musik latar belakang, musik efek tambahan, serta suara yang dikeluarkan para pemain sinetron. Hasil penelitian menunjukan bahwa audio pada tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI dikatakan sudah sesuai oleh para responden. Dari 66 total keseluruhan responden, hanya 8 orang yang menyatakan audio tersebut tidak bagus. Sedangkan sisanya yaitu 58 orang menyatakan setuju kalau audio pada tayangan program sinetron di televisi swasta RCTI sudah bagus dan sesuai dengan cerita sinetron.

f. Manfaat Dan Harapan

Berdasarkan hasil penelitian survei di SMA Warga Surakarta mengenai manfaat dan harapan responden setelah menonton tayangan program sinetron RCTI responden menjawab dengan berbagai variasi jawaban. Seperti jawaban seperti ini: Dhimas Panji siswa kelas 10 menjawab “tidak ada manfaatnya”. Jawaban seperti itu juga di utarakan oleh Davit Andriyanto siswa kelas 10 dan Detri Yulia siswi kelas 11. Namun beberapa memberikan pernyataan bahwa sinetron memiliki manfaat bagi mereka. Seperti Satrio siswa kelas 10 mengatakan bahwa sinetron memiliki manfaat untuk mengisi waktu luang, juga pendapat dari Anindita siswi kelas 10 mengatakan bahwa “menghibur hati dan fikiran dan bisa dipetik manfaat yang baik”.

Harapan mereka untuk tayangan sinetron yang berada di Indonesia di dominasi oleh penyataan bahwa mereka ingin sinetron Indonesia lebih baik lagi. Seperti yang dituliskan oleh Rinda Ahmad Hanafi siswa kelas 10 dan pernyataan Anisa Nur Aziza. Serta pernyataan dari Isabela siswi kelas 10 menuliskan harapannya yaitu “lebih menambah pesan untuk generasi muda dalam menjalani


(4)

commit to user

kehidupan” dan Eirine Giovana siswi kelas 10 yang memiliki harapan serupa dengan Isabela yaitu “lebih bermanfaat lagi bagi anak Indonesia”. Melalui pernyataan mereka tersebut bahwa dapat dilihat bahwa sinetron Indonesia saat ini maasih kurang baik serta belum terlihat manfaatnya untuk remaja seperti mereka.

Namun tidak sedikit juga yang menyatakan harapannya berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Mereka ingin bahwa sinetron Indonesia dapat mencerminkan dan memberikan contoh untuk menjalani kehidupan bermasyarakat yang baik. Seperti yang dituliskan Fitri Aria Ningsih siswi kelas 11 “semoga tayangan sinetron yang ada di Indonesia dapat mencerminkan kehidupan atau perilaku yang baik dan dapat ditiru oleh masyarakat terutama para generasi muda.”

Kesimpulan

Generasi muda atau remaja sesungguhnya memiliki peran untuk mengukur kualitas suatu negara. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penilaian kaum muda mengenai program sinetron khususnya program sinetron di RCTI. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2016, dengan membagikan kuesioner pada siswa siswi kelas X dan kelas XI di SMA Warga Surakarta. Diambil 74 orang yang masing masing terdiri dari 37 orang kelas X dan 37 orang kelas XI. bahwa penelitian ini merupakan penelitian survei.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa murid SMA Warga Surakarta sebagai responden suka menonton program yang memiliki unsur komedi. Mereka mengaku lama menonton televisi dalam sehari hanya sekitar 1 sampai 2 jam. Judul sinetron yang mereka suka berbagai macam. Namun sinetron dengan judul Anak Jalanan yang paling banyak disukai oleh responden. Tayangan sinetron RCTI mampu membuat responden tertawa dan terhibur. Judul sinetron Anak Jalanan menjadi judul yang terpilih sebagai sinetron yang dapat memberikan informasi mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Menurut responden judul sinetron yang dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan yaitu Preman Pensiun. Untuk judul sinetron apa yang dapat


(5)

commit to user

membantu mereka untuk mempelajari apa yag baik dan apa yang buruk dalam kehidupan sosial serial Anak Jalanan paling banyak dipilih.

Dari keseluruhan hasil penelitian survei tersebut dapat dikatakan bahwa RCTI sudah memenuhi fungsi media massa yang di termuat dalam pasal 4 UU No. 32: Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,kontrol dan perekat sosial. Sinetron di RCTI juga dapat dikatakan sebgai program fiksi dimana format acara yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Imajinatif dan khayalan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan.

Saran

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang meneliti mengenai program sinetron di RCTI dengan respondennya yaitu remaja di Kota Surakarta. Orang lain mungkin bisa memiliki penelitian survei lain yang tetap berkaitan dengan program acara televisi pada program acara lainnya atau program acara yang sama yaitu sinetron dengan lokasi penelitian yang berbeda. Hal tersebut harusnya dilakukan mengingat penelitian survei dapat mengukur kualitas suatu tayangan televisi itu sendiri dan membuat televisi memiliki program acara dan tayangan yang bisa lebih baik dari sebelumnya.

Penelitian survei bisa dilakukan sebagai salah satu alternatif dalam dunia penelitian komunikasi khususnya media massa. Namun pembahasannya masih dirasa kurang dilakukan dalam diskusi-diskusi Ilmu Komunikasi. Sehingga seharusnya dilakukan pembahasan serta hingga pada akhirnya hasil penelitian mengenai survei media massa tersebut dapat menyadarkan semua elemen masyarakat termaksud pemilik media serta pekerja media untuk memiliki motivasi serta inovasi dalam menciptakan suatu tayangan yang berkualitas.

Daftar Pustaka

Diahloka, Carmia. Pengaruh Sinetron Televisi Dan Film Terhadap Perekmbangan Moral Remaja. Jurnal Reformasi, Volume 2, Nomor 1, Januari – Juni.


(6)

commit to user

Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi televisi: Produksi Berrita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Handout Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Maret-April 2015 KPI

Jayarni, Imra, dan Dwi Septiwiharti. Dampak Menonton Siaran Televisi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri 1 Posona Kecamatan Kasimbar. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (terjemahan). Jakarta: Erlangg.

Moh.Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia.

Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, Jakarta: Kencana.

Muh. Labib. 2002. Potret Sinetron Indonesia. Jakarta: Mandar Utama Tiga Books Divison

Muhammad, Farouk dan Djaali. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PTIK Press.

Mursito BM. 2006. Memahami Institusi Media, Surakarta, Lindu Pustaka Dan SPIKOM, Surakarta.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007. Rahmawati, Indah dan Rusnandi, Dodoy. 2011. Berkarier Di Dunia Broadcast

Televisi Dan Radio.Bekasi: Laskar Aksara.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Saefudin, Abdul Aziz. 2010. Republik Sinetron. Yogyakarta: Leutika. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 4.

Veven sp, Wardhana. 1997. Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wirodono. 2005. Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi Di Indonesia. Yogyakarta: Resist

Wiryawan, Hari. 2007. Dasar-Dasar Hukum Media, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yovantara, Arief dan Wisnu Prasetya Utomo. 2015. Orde Media: Kajian Televisi