Pengaruh Penayangan Iklan simPATI freedom Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PENGARUH PENAYANGAN IKLAN simPATI

freedom

DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

ELFRIDA LENORA GULTOM 070521099

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

ABSTRAK

Elfrida Lenora Gultom, (2010), Pengaruh Penayangan Iklan simPATI freedom Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Di bawah bimbingan Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji 1: Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si. Penguji 2: Frida Ramadhini, SE, MM.

Iklan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan terutama dalam usaha meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Telkomsel dalam usahanya meningkatkan keputusan pembelian konsumen menggunakan iklan melalui salah satu media elektronik, yaitu televisi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penayangan iklan simPATI freedom di televisi terhadap keputusan pembelian pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas, metode analisis deskriptif, dan metode analisis regresi linear sederhana. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 95 orang siswa sebagai sampel.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penayangan iklan simPATI freedom di televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Koefisien determinasi (R2) 0,565 menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu iklan simPATI freedom di televisi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan sebesar 56,5% dan sisanya sebesar 43,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel penelitian.

.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, terima kasih, hormat, dan kemuliaan penulis ucapkan kepada Bapa Sorgawi atas semua kasih setiaNYA, berkat, pertolongan, perlindungan, dan pemeliharaanNYA yang senantiasa begitu besar dan yang memberikan pengetahuan, hikmat, kebijaksanaan, bimbingan serta kekuatan yang begitu besar kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada yang tercinta Ayahanda Aman Gultom dan Ibunda Dorti Sinaga yang telah membesarkan, mendidik, memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, semangat dan yang tidak pernah lelah berdoa untuk penulis dan yang selalu memberi dukungan yang begitu besar dalam segala hal yang tidak terhitung jumlahnya dan yang tidak akan pernah bisa penulis balas.

Selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sampai kepada penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak motivasi, semangat, masukan, perhatian, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran terutama dalam membimbing dan mengarahkan saya dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Frida Ramadhini, SE, MM, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Johanes Ofian, selaku Kepala Sekolah SMA Santo Thomas 1 Medan yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Santo Thomas 1 Medan.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, membimbing dan mengarahkan penulis selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. 10. Kakak-Abang iparku (Dorma-Jasa Rumahorbo) dan keponakan-keponakanku

Putri Gabriela Tiosani Rumahorbo dan David Anugerah Rumahorbo. Terima kasih atas semua doa, cinta kasih, pengertian, dan semangat dari kalian.

11. Terima kasih kepada adik-adikku terkasih (Fam, Gelora, Himler, Iwanden) atas semua doa, cinta kasih, kesabaran, dukungan, semangat dari kalian semua. Khusus untuk adikku Gelora Enitha Gultom, SH, ”Terima kasihku yang terdalam atas semua doa, dukungan, pengertian, motivasi, dan kesabaranmu terhadapku selama ini. ”Semoga tercapai segala cita dan cintamu dan selalu diberkati”.


(5)

12. Seseorang yang menempati hati saya (AMM), yang saya cintai dan sayangi. Semoga cepat sembuh, jangan pernah putus asa dalam meraih cita dan impianmu. Masa depan itu sungguh ada!

13. Eta Eva Maduma Sitorus, Ellen Pandia. Terima kasih buat cinta, kehadiran dan persahabatanmu. Tuhan memberkati kalian dimanapun kalian berada.

14. The Gredings (James dan Karen). I deeply thank you for your love, your friendships and for everything. May God always bless you in your missions. 15. Meilinda, Mariati, Luciana, Cinda, Sondang, Kristin, Lerihot, Three, Lydia, Surya,

Verawaty, Cici, Kikie, Irma, dan teman-teman yang namanya tidak penulis sebutkan disini. Terima kasih atas semua doa, dukungan, perhatian, motivasi yang kalian berikan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

16. Risma, Eliana, Efra, Friska (teman-teman satu kos), Kak Nina (Ibu Kos). Terima kasih untuk doa, dukungan, perhatian, motivasi, dan pengertian kalian.

17. Adik-adik Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Terima kasih telah bersedia memberi waktu untuk mengisi kue sioner penelitian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Desember 2010 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Kerangka Konseptual ... 8

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metode Penelitian ... 10

1. Batasan Operasional ... 10

2. Defenisi Operasional Variabel ... 11

3. Skala Pengukuran Variabel ... 14

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

5. Populasi Dan Sampel ... 15

a. Populasi ... 15

b. Sampel ... 16

6. Jenis Dan Sumber Data ... 17

7. Teknik Pengumpulan Data ... 17

8. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 18

a. Uji Validitas ... 18


(7)

9. Metode Analisis Data ... 19

a. Analisis Deskriptif ... 19

b. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 20

BAB II URAIAN TEORITIS ... 22

A. Penelitian Terdahulu ... 22

B. Definisi Iklan, Karakteristik Iklan Dan Jenis Iklan ... 24

1. Defenisi Iklan ... 24

2. Karakteristik Iklan ... 25

3. Jenis Iklan ... 26

C. Tujuan Iklan ... 27

D. Gaya Periklanan ... 29

E. Pesan Iklan ... 33

F. Media Iklan Melalui Televisi ... 33

G. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 36

H. Jenis-Jenis Tingkah Laku Pembelian Konsumen ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39

A. Sejarah Berdirinya PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) ... 39

B. Arti Lambang Telkomsel ... 42

C. Produk-Produk Telkomsel ... 43

D. Struktur Organisasi PT. Telkomsel Sumatera Utara ... 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Uji Validitas ... 60

B. Uji Reliabilitas ... 64

C. Analisis Deskriptif ... 65

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65


(8)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 65

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 66

5. Distribusi Jawaban Responden ... 66

D. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 72

1. Uji Signifikan Individual (Uji-t) ... 73

2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Persentase Penayangan Iklan simPATI freedom di

7 Televisi Swasata Indonesia ... 5

Tabel 1.2. Data Penjualan Kartu simPATI freedom Wilayah Medan ... 6

Tabel 1.3. Operasionalisasi Variabel ... 14

Tabel 1.4. Instrumen Skala Likert ... 15

Tabel 2.1. Keunggulan Dan Kelemahan Iklan Melalui Media Televisi ... 34

Tabel 3.1. Persyaratan Pasang Kartu Halo Baru ... 45

Tabel 4.1. Uji Validitas 1 ... 61

Tabel 4.2. Uji Validitas 2 ... 62

Tabel 4.3. Uji Validitas 3 ... 63

Tabel 4.4. Reliabilitas Kuesioner ... 64

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 65

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 65

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 66

Tabel 4.9. Iklan (X) ... 66

Tabel 4.10. Keputusan Pembelian (Y) ... 69

Tabel 4.11. Regresi Linear Sederhana ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 9

Gambar 3.1. Logo Telkomsel ... 43

Gambar 3.2. Kartu Halo ... 44

Gambar 3.3. Kartu Simpati ... 46

Gambar 3.4. Kartu simPATI freedom ... 48

Gambar 3.5. Kartu As ... 51

Gambar 3.6. Telkomsel Flash ... 51


(11)

ABSTRAK

Elfrida Lenora Gultom, (2010), Pengaruh Penayangan Iklan simPATI freedom Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Di bawah bimbingan Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Penguji 1: Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si. Penguji 2: Frida Ramadhini, SE, MM.

Iklan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan terutama dalam usaha meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Telkomsel dalam usahanya meningkatkan keputusan pembelian konsumen menggunakan iklan melalui salah satu media elektronik, yaitu televisi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penayangan iklan simPATI freedom di televisi terhadap keputusan pembelian pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas, metode analisis deskriptif, dan metode analisis regresi linear sederhana. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 95 orang siswa sebagai sampel.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penayangan iklan simPATI freedom di televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Koefisien determinasi (R2) 0,565 menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu iklan simPATI freedom di televisi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan sebesar 56,5% dan sisanya sebesar 43,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel penelitian.

.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman globalisasi dan era teknologi informasi seperti sekarang ini, serta perkembangan berbagai jenis industri, menyebabkan semakin bertambah tingginya persaingan antar perusahaan dalam mempengaruhi pembeli sasaran untuk menempatkan dan mempertahankan produk di mata dan benak mereka. Ada banyak perusahaan yang sejenis yaitu perusahaan yang menjual produk yang sama namun bersaing ketat dalam memberikan kelebihan maupun spesifikasi tertentu dan berbeda pada produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing ketat dalam menarik perhatian publik dan mempengaruhi publik agar memilih dan menggunakan produk perusahaannya dan tidak beralih atau memilih produk lain. Fenomena persaingan yang ketat ini mengharuskan perusahaan untuk berkarya dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan pelanggannya. Hal ini didasari oleh kesadaran bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menarik satu pelanggan baru bisa jauh lebih tinggi dari biaya mempertahankan pelanggan yang ada.

Untuk menghadapi dinamika persaingan tersebut maka manajemen atau para pelaku bisnis harus mampu merancang dan menciptakan strategi-strategi baru yang tepat. Perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan produknya secara tepat untuk menarik perhatian publik sebagai pembeli sasaran. Salah satu cara yang dapat dipilih untuk mengkomunikasikan produk kepada publik adalah melalui iklan.


(13)

Iklan adalah salah satu instrumen pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi. Karena merupakan bentuk komunikasi, maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Agar komunikasi efektif dapat mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku, serta target audiensnya

Kita dapat melihat fenomena persaingan tersebut setiap hari secara nyata yaitu semakin gencarnya perusahaan-perusahaan memasarkan produknya melalui iklan di berbagai media massa. Bagi sebagian besar perusahaan, iklan menjadi suatu pilihan yang menarik untuk mengkomunikasikan produk ataupun perusahaannya. Dan pada umumnya perusahaan memilih televisi sebagai media komunikasi karena televisi merupakan salah satu media elektronik yang paling efektif dalam penyampaian berbagai pesan-pesan kepada publik. Meskipun biayanya sangat mahal dan penayangan atau durasinya yang terlalu cepat, namun televisi memiliki jangkauan yang sangat luas dan jauh, prestisius, fleksibel, sangat menarik perhatian, menimbulkan dampak yang kuat, dan memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak (Tjiptono, 2001:244). Melalui tayangan iklan di televisi, konsumen dapat melihat dan mengetahui keberadaan produk tersebut. Setiap perusahaan akan selalu berusaha memberikan informasi yang tepat dan menarik tentang produk yang ditawarkannya untuk dapat mempengaruhi konsumen sehingga akhirnya konsumen dapat melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut.

Selain memiliki jangkauan yang luas, televisi juga memiliki unsur hiburan yang sangat membantu pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk yang


(14)

pada akhirnya diharapkan dapat mengarah pada tindakan nyata yang memuaskan dan menguntungkan semua pihak. Karena itu, iklan sebagai media komunikasi juga dipersepsikan sebagai media hiburan. Meskipun biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengelola dan menayangkan iklan produknya di televisi cukup mahal, tetapi penayangan iklan suatu produk melalui televisi sangatlah efektif dalam meningkatkan volume penjualan produk. Oleh karena itu, setiap iklan haruslah ditata dan dikelola sedemikian rupa agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima publik dengan jelas dan tepat dan dapat membangkitkan kesadaran publik (public awareness) untuk mencoba produk tersebut dan berakhir pada peneguhan produk sehingga konsumen akan selalu ingat dan memahami produk tersebut dan agar tujuan perusahaan yang hendak dicapai melalui iklan dapat diraih. Keberhasilan mengkomunikasikan produk tidak saja hanya dilihat dari hasil penjualan, tetapi jauh lebih dari itu, iklan juga harus dapat memberikan kontribusi lebih sebagai sarana edukasi produk. Meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik, namun iklan bukanlah satu-satunya elemen penentu yang mampu meningkatkan penjualan karena masih ada elemen bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, harga dan distribusi yang ikut serta menentukan berhasil tidaknya penjualan (Lingga Purnama, 2001:156).

Memasuki kehidupan baru dalam menikmati layanan komunikasi tanpa batas dengan simPATI, TELKOMSEL sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi pada tanggal 23 Juli 2010 meluncurkan produk paket perdana terbaru mereka yang diberi nama simPATI freedom dengan nomor awal 0821. SimPATI freedom merupakan produk perdana terbaru untuk para pelanggannya yang memberikan kebebasan memilih tanpa batas sesuai dengan gaya dan kebutuhannya agar semakin nyaman dan bebas berkomunikasi dengan tarif yang semakin murah.


(15)

SimPATI freedom memiliki harga paket perdana Rp. 10.000 sudah termasuk PPn 10% dan bonus pulsa Rp. 5.000. Dengan mengaktifkan kartu perdana simPATI freedom, pelanggan bisa langsung mendapatkan kemudahan-kemudahan berkomunikasi seperti Tarif Internetan Rp. 0,1/KB, gratis 10MB, Facebook Zero, Nelpon Malam Tanpa Batas, Gratis 100 menit Semalaman, Bonus Nelpon 300 Menit, Gratis isi ulang 100 menit (untuk pengisian ulang minimal Rp. 50.000), dan berbagai fasilitas lainnya dari simPATI dengan harga yang terjangkau untuk menelepon maupun SMS ke sesama Telkomsel, operator lain maupun ke luar negeri yang membuat pelanggan semakin bebas memilih sesuai kebutuhannya, serta didukung oleh jangkauan terluas dan kualitas terbaik dengan didukung lebih dari 35.000 Base Transceiver Station (BTS) termasuk lebih dari 7.000 Node B (BTS 3G) yang tersebar hingga ke pelosok Indonesia. yang menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia.

Kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi untuk pelanggannya juga diwujudkan oleh Telkomsel dengan menggelar promo Ngobrol Tanpa Batas bagi pelanggan simPATI freedom untuk menikmati kenyamanan berkomunikasi tanpa batas, yakni bebas nelpon berkali-kali seharian ke semua nomor ponsel di seluruh wilayah Indonesia. Program ini berlaku mulai tanggal 12 Oktober 2010. Melalui program ini, pelanggan simPATI freedom bebas nelpon berkali-kali mulai puku l 01.00 hingga 17.00 waktu setempat dengan akumulasi percakapan hingga 100 menit (6000 detik) ke seluruh pengguna ponsel di Indonesia.

Penayangan iklan simPATI freedom oleh Telkomsel yang menggunakan media televisi sebagai media penyampaian pesan dapat kita lihat setiap hari di berbagai stasiun televisi nasional. Pada iklan simPATI freedom kita dapat melihat beberapa atribut disajikan dengan menarik. Diantaranya menggunakan bahasa dan


(16)

narasi yang ringan dan mudah dimengerti, selebrity endorser, Sherina, yang merupakan mantan penyanyi cilik dan pencipta lagu sehingga pemirsa merasa tidak asing lagi dan tertarik untuk menontonnya, logo dan warna yang menarik, gaya iklan yang menarik, ceria, modern, dan bervariasi serta motto iklan yang mudah diingat yaitu ”Pilihan Tanpa Batas Nyamannya pakai simPATI freedom”. Pesan (message) iklan yang terkandung dalam cerita iklan dikemas dengan ringan dan sederhana sehingga mudah dicerna dan dapat dimengerti oleh pemirsa televisi. Dengan penyampaian yang sedemikian rupa, pemirsa diharapkan tertarik untuk melihat iklan dan melakukan keputusan pembelian atas produk simPATI freedom.

Pada Tabel 1.1 disajikan persentase penayangan iklan simPATI freedom di 7 stasiun televisi swasta di Indonesia.

Tabel 1.1

Persentase Penayangan Iklan simPATI freedom di 7 Televisi Swasta di Indonesia

No. Stasiun Televisi Persentase Penayangan Iklan

Juli 2010 Agustus 2010 September 2010

1 Anteve 5% 5% 10%

2 Global TV 5% 5% 10%

3 Indosiar 10% 15% 15%

4 RCTI 5% 10% 10%

5 SCTV 15% 20% 25%

6 TransTV 5% 10% 10%

7 Trans7 5% 10% 10%

TOTAL 50% 75% 90%

Sumber:

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa stasiun SCTV memiliki persentase penayangan iklan simPATI freedom tertinggi pada Juli 2010 yaitu sebesar 15%. 15% ini adalah persentase penayangan iklan simPATI freedom dari jumlah keseluruhan iklan yang ditayangkan oleh stasiun televisi tersebut. Pada bulan Agustus, September 2010, SCTV juga memiliki tingkat persentase penayangan iklan simPATI freedom yang


(17)

tertinggi yaitu sebesar 20% dan 25%. Pemilihan SCTV sebagai stasiun televisi dengan persentase penayangan iklan simPATI freedom tertinggi adalah sesuai dengan waktu prime time sinetron Cinta Fitri yang telah mendapatkan Panasonic Award sebagai Program Favorit Pemirsa selama tiga tahun berturut-turut.

Sedangkan data penjualan simPATI freedom untuk Wilayah Medan dapat dilihat pada Tabel 1.2 seperti di bawah ini:

Tabel 1.2

Data Penjualan Kartu simPATI freedom Wilayah Medan

Bulan Minggu Nama Dealer Total Penjualan (kartu)

Juli M1 Medan 8.300

TOTAL 8.300

Agustus

M1 Medan 6.100

M2 Medan 18.500

M3 Medan 8.100

M4 Medan 43.900

TOTAL 76.600

September

M1 Medan 43.900

M2 Medan 29.000

M3 Medan 12.500

M4 Medan 14.500

M5 Medan 35.500

TOTAL 135.400

Sumber: Grapari Telkomsel Medan (Divisi Marketing), Gedung Selecta, 8 November 2010

Tabel 1.2 menunjukkan adanya peningkatan yang cukup besar pada penjualan kartu simPATI freedom untuk Wilayah Medan. Pada bulan Oktober mengalami penurunan karena pada pertengahan bulan Oktober produk lama simPATI seperti kartu As dan kartu PeDe dire-iklankan sebagai strategi marketing untuk mempertahankan market yang telah diraih sebelumnya.

Lindayati Harjono, VP Product Marketing Telkomsel, mengatakan ”Seiring dengan kepercayaan masyarakat terhadap simPATI, dalam kurun waktu kurang dari


(18)

tiga bulan, simPATI freedom telah dipercaya oleh lebih dari 10 juta pelanggan. Kini Telkomsel melayani lebih dari 63 juta pelanggan simPATI. Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh pelanggan yang telah memilih simPATI. Kami menghadirkan program simPATI freedom Ngobrol Tanpa Batas yang memberikan kenyamanan menikmati layanan komunikasi tanpa batas, tidak hanya menelepon ke sesama pelanggan Telkomsel saja, tetapi juga ke pelanggan operator lain di seluruh

Indonesia”

Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan merupakan salah satu pasar potensial untuk menjadi objek dalam riset pemasaran karena menurut prasurvei yang dilakukan oleh penulis pada beberapa siswa, diperoleh 5 dari 8 siswa memilih menggunakan kartu simPATI freedom sebagai alat komunikasi berdasarkan referensi iklan di televisi. Selain tarifnya yang murah, simPATI freedom juga menyediakan layanan dan fasilitas yang mereka inginkan. Penggunaan selebrity endorser, Sherina, yang merupakan seorang bintang remaja yang dikenal masyarakat serta merupakan seorang pencipta lagu yang mewakili jiwa remaja juga merupakan hal yang mendorong peneliti melakukan penelitian di sekolah ini.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Penayangan Iklan simPATI freedom di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penayangan iklan simPATI freedom di televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan?”


(19)

C. Kerangka Konseptual

Menurut Kotler dan Susanto (2001:814), iklan didefenisikan sebagai bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Menurut Tjiptono (2003:81), iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan merupakan kata-kata dalam tayangan yang berfungsi menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu dan memutuskan untuk membelinya.

Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu (Durianto, dkk, 2003:105). Menurut Boyd, Walker, Larreche (2000:77), iklan televisi bisa dengan mudah mendukung pembelajaran konsumen tentang merek sehingga dalam situasi pembelian untuk tipe produk tersebut, konsumen mengingat kembali nama merek dan membelinya.

Berdasarkan teori-teori pendukung di atas, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: (Tjiptono, 2003:81) dan (Durianto, dkk, 2003:105) (data diolah Oktober 2010) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Iklan di Televisi (X) Keputusan Pembelian Konsumen (Y)


(20)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya (Sugiyono, 2006:96).

Berdasarkan perumusan masalah di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Penayangan iklan simPATI freedom di televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan”. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penayangan iklan simPATI freedom di televisi terhadap keputusan pembelian konsumen pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah, memperluas wawasan penulis tentang manajemen pemasaran khususnya tentang pengambilan keputusan dan menambah pengetahuan penulis tentang periklanan.

b. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menetapkan kebijakan baru dalam menetapkan strategi pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan sebagai masukan dalam proses pembuatan iklan untuk dapat menaikkan volume penjualan produk.


(21)

c. Bagi pembaca atau peneliti selanjutnya, sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dan pengembangan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penayangan iklan di televisi sebagai variabel bebas (X) dan keputusan pembelian konsumen sebagai variabel terikat (Y). Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memberikan batasan operasional, berupa pengaruh penayangan iklan di televisi terhadap keputusan pembelian konsumen dalam penelitian ini yang dilakukan pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

2. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan karakteristik dari objek penelitian ke dalam variabel penelitian yang dapat diobservasi dimana konsep tersebut dapat diukur serta dioperasionalkan di dalam penelitian. Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, maka definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas atau variabel independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain (variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah penayangan iklan di televisi.

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun


(22)

sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian (Tjiptono, 2003:81), yang meliputi :

1. Gaya iklan yaitu cara iklan atau model iklan memperagakan gerakan dalam iklan (gaya visualisasi iklan).

2. Logo iklan yaitu gambar, bentuk, warna dan tulisan yang mewakili merek atau produk agar mudah dikenali.

3. Bahasa yaitu kata-kata yang dirangkai dalam kalimat yang diucapkan oleh model dalam iklan.

4. Narasi iklan yaitu rangkaian bahasa yang disampaikan dalam iklan oleh seorang narator.

5. Model iklan yaitu orang yang menjadi ikon dalam iklan tersebut.

6. Pesan iklan yaitu informasi tentang produk yang ingin disampaikan oleh pengiklan kepada konsumen melalui iklan.

b. Variabel terikat atau variabel dependen (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain). Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen.

Durianto, dkk (2003 :105) mengatakan bahwa keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu. Durianto, dkk (2003:104) menggambarkan bagaimana konsumen mencari

dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk, dimana ada enam indikator yang saling berinteraksi dan saling mendukung yang berakhir dengan pembelian.


(23)

Indikator-indikator tersebut adalah:

1. Pesan iklan (dilambangkan dengan F, finding information) yaitu indikator penentu dari ke enam indikator. Pesan iklan dapat disampaikan dalam bentuk angka, huruf, ataupun kalimat yang dapat menjalankan suatu sistem.

2. Pengenalan merek (dilambangkan dengan B, brand recognition) yaitu ukuran brand awareness responden. Pengenalan merek sangat penting dalam mengetahui sampai di tingkat mana pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek.

3. Sikap konsumen (dilambangkan dengan A, attitude) yaitu evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang.

4. Kepercayaan konsumen (dilambangkan dengan C, confidence) yaitu keyakinan berupa tingkat kepastian konsumen yang menyatakan keyakinan dan penilaiannya terhadap suatu produk yang dinilai bebas. 5. Niat beli (dilambangkan dengan I, intention) yaitu sesuatu yang

berhubungan dnegan recana konsumen untuk membeli produk tertentu. 6. Pembelian nyata (dilambangkan dengan P, purchase) yaitu saat

konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk.


(24)

Tabel 1.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Iklan (X)

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada

informasi tentang keunggulan/keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian. (Tjiptono, 2003:81)

1. Gaya iklan (menarik, ceria, modern, dan bervariasi)

2. Logo iklan (berwarna, menarik, unik dan mudah diingat)

3. Bahasa iklan (mudah dimengerti dan komunikatif)

4. Model iklan (terkenal, berimej baik dan disukai konsumen)

5. Narasi iklan (mudah dicerna dan dimengerti)

Skala likert

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu (Durianto, dkk, 2003:105)

1. Pesan iklan (konsumen semakin nyaman dan bebas dalam menikmati

komunikasi tanpa batas) 2. Pengenalan Merek

(merupakan bagian produk dari merek terkenal, kemasan menarik dan kalimat sederhana dan mudah dimengerti)

3. Sikap konsumen (konsumen mencari tahu informasi dan melakukan evaluasi

terhadap informasi tersebut) 4. Kepercayaan konsumen

(konsumen percaya 100%) 5. Niat beli (konsumen berniat

membeli setelah melihat iklan di TV)

6. Pembelian nyata (konsumen melakukan tindakan nyata dengan membeli dan menggunakan produk simPATI freedom)

Skala likert

Sumber: Tjiptono (2003:81) dan Durianto, dkk (2003:105) (data diolah Oktober 2010)

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,


(25)

pendapat dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86).

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:98).

Skala Likert menggunakan lima tingkat jawaban sebagai berikut: Tabel 1.4

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2006:88)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan yang beralamat di Jalan Letjen S. Parman No. 109 Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan sejak bulan Oktober 2010 sampai Desember 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SMA


(26)

Santo Thomas 1 Medan Kelas X sampai dengan Kelas XII untuk Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 1612 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73).

Metode penarikan sampel yang dipakai adalah adalah Metode Accidental dan Metode Purposive Sampling (Sugiyono, 2006:77). Metode Accidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Sedangkan Metode Purposive Sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria bahwa siswa tersebut membeli dan menggunakan kartu perdana simPATI freedom dan pernah melihat iklan tersebut. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Ginting dan Situmorang, 2008:132), yaitu:

2

1

Ne

N

n

+

=

Dimana: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Taraf Kesalahan = 10% Jumlah sampel yang diperoleh adalah:

n =

( )

2

1 , 0 1612 1

1612

+ = 17.12 1612


(27)

Melalui rumus Slovin maka didapat jumlah sampel sebesar 94,15 yang dibulatkan menjadi 95 siswa.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu: a. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli (Kuncoro, 2003:136). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara langsung kepada responden yang dilakukan pada penelitian awal sampai selesai, yaitu kuesioner yang dibagikan peneliti kepada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro, 2003:136). Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, majalah, tabloid, dan internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Studi Pustaka

Mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyusunan kuesioner, dan pembahasan teoritis. b. Daftar Pertanyaan (Questionaire)


(28)

Menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang bagaimana pengaruh penayangan iklan di televisi terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk simPATI freedom pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan.

c. Pengamatan (observasi)

Mengumpulkan data yang dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung sejauh mana iklan (advertisement) dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono, 2006:114). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172). Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus melalui uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik.

Pengujian validitas dilakukan di sekolah yang sama dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif dan rhitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid

b) Jika rhitung negatif dan rhitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak

valid.


(29)

d) Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5%

adalah 0,361. 2) Uji Reliabilitas

Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek atau gejala yang sama, akan menghasilkan data yang konsisten (Ginting dan Situmorang, 2008:170). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika ralpha positif atau > rtabel maka pernyataan reliabel. b) Jika ralpha negatif atau < rtabel maka pernyataan tidak reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15. 9. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah atau data yang diteliti untuk menjelaskan hasil perhitungan.

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (iklan) dengan variabel terikat (keputusan


(30)

pembelian konsumen). Agar hasil penelitian lebih terarah dan teruji, maka peneliti menggunakan bantuan program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0.

Model persamaan yang digunakan untuk analisis ini menurut Sugiyono (2006:204) adalah:

Y = a + bx + e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b = Koefisien Regresi x = Iklan

e = Standard Error

Metode Regresi linear sederhana mempunyai uji ketepatan yang terdiri dari:

1) Uji t (uji secara signifikansi)

Uji t atau uji secara parsial adalah uji untuk membuktikan hipotesis awal untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu pengaruh iklan sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen (variabel terikat).

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh iklan di televisi (X) terhadap peningkatan keputusan pembelian (Y)


(31)

Ha : b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh iklan di televisi (X) terhadap peningkatan keputusan pembelian (Y)

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

2) Uji Koefisien Determinan (R2)

Menurut Ginting dan Situmorang (2008:112) koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear sederhana sebaiknya menggunakan Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0.5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005:51).


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Methalia (2008) telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklan Pond’s di Televisi Terhadap Preferensi Konsumen (Studi Kasus Mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia, Medan)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan Pond’s di televisi terhadap preferensi konsumen pada mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 39,1% preferensi konsumen terhadap produk Pond’s pada mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia dapat dijelaskan oleh video, audio, talent, props, setting, lighting, dan pacing dari iklan Pond’s dan sisanya 60,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut. Hasil uji F menyatakan variabel video, audio, talent, props, setting, lighting, dan pacing secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen pada mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia.

Suhaila (2008). Analisis Penayangan Iklan Pond’s di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hipotesis penelitian ini adalah Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Sikap Konsumen, dan Kepercayaan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel Pesan Iklan, Pengenalan Merek,


(33)

terhadap minat beli dan mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi minat beli Pond’s pada Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisa kuantitatif yang terdiri dari uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, uji f, uji t dan uji determinasi. Hasil penelitian yaitu bahwa secara bersama-sama variabel Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Sikap Konsumen, dan Kepercayaan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mahasiswa terhadap produk Pond’s. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan dari 4 (empat) variabel ada 2 (dua) variabel yang signifikan (Sikap Konsumen dan Kepercayaan Konsumen) dan 2 (dua) variabel tidak signifikan (Pesan Iklan dan Pengenalan Merek). Variabel yang paling dominan yang mempengaruhi minat beli mahasiswa terhadap produk Pond’s adalah variabel Kepercayaan Konsumen.

Penelitian lain adalah Bangun (2009) dengan judul “Pengaruh Iklan Melalui Media Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk GSM AXIS (Studi Kasus di Pasar 1 Padang Bulan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh periklanan melalui media televisi terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk GSM AXIS pada warga Pasar 1 Padang Bulan Medan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif (analisis regresi sederhana). Data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Peneliti menggunakan 31 orang sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periklanan melalui media televisi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk GSM AXIS di Pasar 1 Padang Bulan Medan. Dari koefisien determinasi diketahui bahwa variabel bebas memberi penjelasan pada


(34)

keputusan pembelian konsumen sebesar 68,7% dan sisanya 32,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

B. Defenisi Iklan, Karakteristik Iklan dan Jenis Iklan 1. Defenisi Iklan

Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan dengan mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan salah satu produk atau merek (Durianto, dkk, 2003:2).

Menurut Kotler dan Susanto (2001:814), iklan didefenisikan sebagai bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Periklanan adalah komunikasi persuasif. Periklanan berkaitan dengan konsumen berpengalaman yang memahami proses periklanan dan maksud persuasifnya. Meskipun konsumen diekspos pada ratusan pesan tiap hari, periklanan tetap merupakan metode promosi yang menjadi motivasi pembeli untuk mencoba merek baru (Lane, 2000:6).

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan merupakan kata-kata dalam tayangan yang berfungsi menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya (Tjiptono, 2003:81).


(35)

Menurut Kotler dalam Susanto (2001:215), suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Public presentation, iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

2. Pervasiveness message, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.

3. Amplified expressiveness, iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah serta mempengaruhi perasaan publik. 4. Impersonality, iklan tidak bersifat memaksa publik untuk memperhatikan dan

menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang menolong (satu arah). 2. Karakteristik Iklan

Iklan memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Suatu bentuk komunikasi yang berbayar.

Iklan dilakukan lewat media tertentu yang memerlukan pembayaran. 2. Nonpersonal komunikasi.

Organisasi melakukan periklanan dengan berbagai cara. Di perusahaan-perusahaan kecil, periklanan ditangani oleh departemen penjualan atau pemasaran yang bekerjasama dengan biro periklanan. Perusahaan besar akan membentuk departemen periklanan sendiri. Pada umumnya, perusahaan menggunakan biro periklanan dari luar perusahaan untuk membantu membuat kampanye periklanan.

3. Menggunakan media massa sebagai massifikasi pesan.

Iklan menggunakan sarana komunikasi untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pesan-pesan iklan.


(36)

4. Menggunakan sponsor yang teridentifikasi.

Iklan menggunakan sponsor yang jelas. Perusahaan periklanan berhak memiliki data yang benar tentang sponsor iklan (pengiklan).

5. Bersifat mempersuasi khalayak.

Membujuk khalayak untuk membentuk permintaan selektif terhadap suatu merek tertentu.

6. Bertujuan untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya.

Iklan bertujuan untuk menarik minat dan perhatian audiens sebanyak-banyaknya. Semakin banyak audiens, semakin besar kemungkinan bertambahnya jumlah pembelian terhadap produk yang diiklankan.

3. Jenis iklan

Jefkins (2001:56-57) menggolongkan iklan suatu produk ke dalam 6 (enam) kategori, yaitu:

1. Iklan konsumen

Iklan ini meliputi segala iklan barang konsumsi yang digunakan oleh masyarakat seperti iklan sampo, iklan sabun dan sebagainya.

2. Iklan Bisnis ke Bisnis atau Iklan Antar Bisnis

Produk yang diiklankan adalah barang atau produk yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk di sini adalah penjualan bahan mentah, komponen suku cadang, aksesoris, fasilitas pabrik dan lain-lain.

3. Iklan perdagangan

Iklan perdagangan secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor, pedagang, para agen, eksportir, importir dan para pedagang besar dan kecil. Barang-barang untuk dijual kembali.


(37)

4. Iklan Eceran

Karakteristik ini antara iklan perdagangan dan iklan konsumen. Contohnya adalah iklan yang ditampilkan oleh pasar swalayan ataupun toko-toko serba ada berukuran besar. Iklan ini dibuat dan disebarluaskan oleh pihak-pihak pemasok atau perusahaan pabrik pembuat produk dan iklan ini biasanya ditempatkan di semua lokasi (toko, grosir, agen penjualan) yang menjual produk jadi kepada konsumen.

5. Iklan keuangan

Meliputi iklan-iklan untuk bank, jasa tabungan, asuransi. Sebagai pelengkap iklan yang ditujukan kepada konsumen atau klien, kadang-kadang disertakan pula laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan termasuk prospektus-prospektus perusahaan secara lengkap menyongsong penerbitan saham baru, catatan investasi dalam bentuk obligasi dan segala pemberitahuan mengenai berbagai hal lainnya menyangkut keuangan.

6. Iklan Lowongan Kerja

Iklan jenis ini berhubungan dengan rekrutmen calon pegawai seperti anggota polisi, angkatan bersenjata atau tenaga kerja suatu perusahaan.

C. Tujuan Iklan

Perusahaan menjalankan aktivitas periklanan dengan tujuan yang berbeda-beda dan berkaitan dengan keadaan perusahaan itu sendiri serta struktur persaingan di pasar. Secara umum, tujuan periklanan mengacu pada keputusan perusahaan tentang penetapan sasaran pasar, penentuan posisi pasar dan marketing mix (Durianto, dkk, 2003:3).


(38)

Menurut Kotler dalam Susanto (2001:816), tujuan iklan diklasifikasikan menjadi tiga (3), yaitu:

1. Iklan Informatif (Informative Advertising), adalah iklan yang bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran atau pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada, menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk, menjelaskan cara kerja produk, mengurangi ketakutan konsumen, dan mengoreksi produk. Biasanya jenis iklan ini banyak digunakan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk baru dengan tujuan membentuk permintaan awal. Contoh iklan ini adalah Iklan Sony Ericsson Z550i, Iklan Dji Sam Soe, Iklan Coca Cola.

2. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)

Iklan ini dilakukan dengan tahap kompetitif yang bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa, mempersuasif khalayak untuk memilih merk tertentu, menganjurkan khalayak untuk membeli, mengubah persepsi konsumen, membujuk untuk membeli sekarang. Umumnya jenis iklan ini digunakan untuk merek produk yang siklus kehidupannya masih berada pada tahap pertumbuhan (growth stage). Contoh iklan ini adalah Iklan Samsung Slim Fit TV, Iklan Canon Printer PIXMA iP1200.

3. Iklan Reminder (Reminder Advertising)

Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa, mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut, menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind), menjalin hubungan baik


(39)

dengan konsumen. Iklan ini sangat penting untuk produk yang berada pada fase kedewasaan (maturity). Iklan ini adalah iklan penguat (reinforcement adverstisement). Contoh: Iklan Vita Zone, Iklan simPATI PeDe (termasuk iklan reminder karena mendorong pembelian ulang barang dan jasa simPATI PeDe). Selain itu juga menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind). Umumnya iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merek.

Menurut Suyanto (2005:53), tujuan periklanan televisi dapat digolongkan menurut sasarannya, yaitu untuk memberi informasi, persuasi, meningkatkan jumlah pembeli, menambah nilai, dan membantu aktivitas lain yang dilakukan perusahaan. D. Gaya Periklanan

Menurut Suyanto (2005:113), gaya eksekusi pesan iklan televisi meliputi: 1. Menjual Langsung (Straight Sell).

Gaya dasar yang paling banyak dipakai dalam mengeksekusi pesan adalah menjual langsung atau pesan faktual. Gaya menjual langsung tertuju langsung pada informasi produk atau jasa. Gaya eksekusi ini sering digunakan bersama daya tarik rasional, yang menfokuskan pesan pada produk atau jasa dan manfaat dan atau atribut spesifiknya.

2. Gambaran Kehidupan

Gaya yang didasarkan pada pendekatan pemecahan masalah sehari-hari, kemudian pengiklan menunjukkan bahwa produk yang diiklankan sebagai pemecah masalah. Pengiklan banyak memakai gaya ini karena keefektifannya


(40)

dalam menyajikan situasi dimana sebagian besar konsumen dapat memperoleh manfaat dari kelebihan pada produk yang diiklankan.

3. Gaya Hidup (Life Style)

Menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu gaya hidup. 4. Fantasi (Fantasy)

Menggunakan pendekatan dengan menciptakan fantasi di sekitar produk atau cara penggunaannya dimana produk menjadi bagian inti dari situasi yang diciptakan oleh pengiklan. Tim kreatif menghasilkan urutan fantasi yang seolah-olah nyata dengan menggunakan teknologi digital (multimedia). Iklan kosmetika adalah iklan yang sering menggunakan gaya ini untuk menarik konsumen.

5. Suasana atau Citra (Mood or Image)

Membangkitkan suasana atau citra di sekitar produk tersebut, seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Pengiklan harus membuat sugesti untuk mendapatkan pengakuan atas produk yang diiklankan.

6. Simbol Kepribadian (Personality Symbol)

Menggunakan pendekatan dengan menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi produk yang diiklankan. Karakter tersebut dapat berupa orang, binatang, atau animasi.

7. Musik (Musical)

Menggunakan latar belakang musik jingle, lagu terkenal, dan aransemen klasik, atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau tokoh kartun yang menyanyikan suatu lagu tentang produk tersebut. Gaya ini digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan, menetapkan nada emosi untuk suatu iklan, dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Banyak praktisi dan akademisi periklanan


(41)

memikirkan bentuk variasi musik yang berguna untuk fungsi komunikasi, mencakup musik sebagai penarik perhatian, membuat konsumen lebih menerima pesan iklan, dan membuat komunikasi yang mengandung arti terhadap produk yang diiklankan.

8. Keahlian Teknis (Technical Expertise)

Menggunakan pendekatan dengan menunjukkan keahlian, pengalaman, dan kebanggaan perusahaan dalam membuat produk tersebut.

9. Bukti Ilmiah (Scientific Evidence)

Menggunakan pendekatan dengan menyajikan bukti survei atau bukti ilmiah atau laboratorium bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain. 10. Bukti Kesaksian (Testimonial Evidence)

Banyak pengiklan lebih menyukai gaya ini, yaitu menghargai produk berdasarkan pengalaman personal selama menggunakan merek atau manfaat yang diperoleh selama menggunakannya. Bukti kesaksian sangat efektif ketika seseorang memberikan kesaksian kepada orang yang menjadi target pasarnya dan kesaksian tersebut menarik untuk diceritakan. Bukti kesaksian harus berdasarkan penggunaan nyata suatu produk untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan hukum. Kesaksian akan lebih efektif jika berasal dari sumber yang dikenal atau populer, yaitu sumber yang sangat terpercaya, disukai, atau orang terkenal. 11. Demonstrasi (Demonstration)

Dirancang untuk mengilustrasikan keunggulan kunci dari suatu produk dan sangat efektif untuk meyakinkan konsumen terhadap kualitas suatu produk dan manfaatnya setelah memiliki atau menggunakan merek tersebut.


(42)

12. Animasi

Saat ini animasi menjadi gaya eksekusi pesan iklan yang sangat populer. Seniman menggambar skenario yang akan dianimasikan atau menciptakannya di dalam komputer dalam bentuk kartun. Animasi kartun akan sangat populer bila target pasarnya anak-anak.

13. Dramatisasi

Gaya eksekusi yang baik untuk televisi. Dramatisasi berfokus pada sebuah cerita pendek dengan produk atau jasa sebagai bintang. Dramatisasi serupa dengan potongan kehidupan, tetapi menggunakan tekanan dan sesuatu yang luar biasa dalam membawakan cerita. Tujuan penggunaan drama adalah untuk memberi gambaran kepada penonton terhadap peran suatu produk atau jasa.

14. Kombinasi

Merupakan gabungan dari berbagai teknik untuk mengeksekusi pesan dalam iklan. Kebanyakan iklan televisi yang bagus menggunakan gaya kombinasi.

E. Pesan Iklan

Pesan (message) adalah “penjumlahan dari tanda atau sinyal yang berusaha mengungkapkan satu atau lebih gagasan”. Instruksinya bergantung pada bagian-bagian lain dari proses komunikasi, termasuk media yang digunakan dan tujuan dari pembicara (perilaku yang akan mereka pengaruhi) (Boyd, dkk, 2000:78).

Pesan periklanan dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi yang dilakukan untuk dapat menyampaikan informasi produk agar diketahui oleh audiences. “Pesan iklan seharusnya bermula dari konsep produk yang kuat karena sudah semestinya yang hendak dikomunikasikan dalam pesannya adalah benefit produk” (Sulaksana, 2003:94). Pembuat iklan harus menentukan gaya, nada,


(43)

kata-kata dan format yang kohesif dalam tahap eksekusi pesan. Semua pesan biasanya dapat disajikan dengan berbagai style: gaya hidup, cuplikan hidup, fantasi, mood atau citra, musikal, lambang kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah dan testimonial (Sulaksana, 2003:96).

F. Media Iklan Melalui Televisi

“Televisi adalah media audiovisual yang memberikan para pemasang iklan banyak kesempatan kreatif” (Lamb, 2001:218).

Selain keunggulan yang diperoleh dengan periklanan melalui media televisi,

juga terdapat kelemahan seperti dikemukakan dalam Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1

Keunggulan dan Kelemahan Iklan melalui Media Televisi Iklan melalui Media Televisi

Keunggulan Kelemahan

1. Iklan melalui televisi memiliki kemampuan yang unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan.

2. Iklan melalui televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan (intusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya yaitu iklan televisi menggunakan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan.

3. Iklan melalui televisi memiliki kemampuan

1. Biaya tinggi, biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif lebih rendah. Biaya absolute

beriklan di televisi adalah tinggi.

2. Banyak terpecahnya penonton

(audience fractionalization), para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu karena sekarang tersedia cukup banyak pilihan program


(44)

untuk memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan.

4. Iklan melalui televisi mempunyai kemampuan unik untuk menjangkau para konsumen satu persatu, misalnya pada saat seorang pembicara

atau pendukung (endorsers) mendukung

keunggulan suatu produk tertentu.

5. Iklan melalui televisi dapat menggunakan humor sebagai strategi periklanan yang efektif.

6. Periklanan melalui televisi juga efektif dengan tenaga penjualan perusahaan dan perdagangan. Manfaat relatif terbesar dari periklanan melalui televisi adalah kemampuannya untuk mencapai dampak yang diinginkan.

bagi penonton televisi.

3. Kesulitan teknis, jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel sehingga sulit disesuaikan dengan kebutuhan iklan yang mendesak.

Sumber: Shimp (2000:139-149) dan Durianto, dkk (2003:35-36) (Data diolah Oktober 2010)

Tujuan Iklan Melalui Media Televisi

Menurut Kismono (2001:374), periklanan perlu menetapkan tujuan yang akan membantu tercapainya tujuan secara lebih fokus dan lebih luas. Karena itu, program-program iklan melalui media televisi harus didasarkan pada salah satu atau lebih dari tujuan-tujuan berikut ini:

1. Memberikan informasi

Tujuan dasar dari semua kegiatan iklan melalui televisi adalah memberikan informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana konsumen dapat membelinya, berapa harga yang harus dikeluarkan untuk


(45)

mendapatkan produk atau jasa tersebut. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembeliannya.

2. Meningkatkan volume penjualan

Penayangan iklan melalui media televisi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat merancang iklan melalui media televisi dimana iklan yang ditampilkan dilengkapi dengan informasi tentang pemberian kupon belanja, sampel produk dan sebagainya untuk membujuk konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan tambahan keuntungan lainnya. Contoh: Iklan Lejel TV, DRTV.

3. Menstabilkan penjualan

Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan iklan melalui media televisi agar tingkat penjualan perusahaan tersebut tidak mengalami penurunan. 4. Memposisikan produk

Perusahaan perlu untuk memposisikan produknya dengan menekankan pada keunggulan produknya dibandingkan dengan produk pesaing. Strategi iklan melalui media televisi ini dapat dijadikan sebagai pilihan.

5. Membentuk citra produk

Kegiatan periklanan melalui media televisi yang dilakukan oleh perusahaan dapat membantu membentuk persepsi konsumen tentang produk.

G. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu (Durianto, dkk, 2003:105). Menurut Setiadi (2008 :416), keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya. Dalam


(46)

pengertian ini, pengambilan keputusan pembelian merupakan proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapinya.

Setiadi (2008:16-19) menyebutkan 5 tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga atau seks hingga suatu tingkat kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai berminat membeli suatu produk akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen dapat mencari informasi tentang produk tersebut melalui media cetak seperti majalah, koran, buku bacaan dan melalui media elektronik seperti televisi, radio dan internet.

3. Evaluasi alternatif

Setelah mendapatkan informasi, konsumen memproses informasi tentang pilihan merek tersebut untuk pengambilan keputusan akhir, yaitu keputusan pembelian. 4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek pada perangkat pilihan. Konsumen membentuk tujuan yaitu memutuskan melakukan pembelian untuk merek yang paling disukai.


(47)

Menurut Anoraga (2000:229), lima peran yang dimainkan konsumen dalam suatu keputusan pembelian, yaitu:

a. Pengambil inisiatif (Initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan/kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang/jasa tertentu.

b. Orang yang mempengaruhi (Influencer), yaitu orang yang pandangan, nasehat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Pengambil keputusan (Decider), orang yang menentukan keputusan pembelian, seperti apakah jadi membeli, apa yang dibeli, dimana dibeli, dll.

d. Pembeli (Buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian produk/jasa. e. Pemakai (User), yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan

barang atau jasa yang dibeli. 5. Perilaku pasca pembelian

Sesudah melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat mereka.

H. Jenis-Jenis Tingkah Laku Pembelian Konsumen

Kotler (2005:160-162) mengatakan ada beberapa tingkah laku pembelian konsumen, yaitu:

1. Tingkah laku membeli yang kompleks

Konsumen mengalami tingkah laku pembelian yang kompleks kalau mereka terlibat dalam pembelian dan memiliki perbedaan pandangan yang berarti diantara


(48)

pilihan merek. Konsumen mungkin akan terlibat bila produknya mahal, berisiko, jarang dibeli dan amat mencerminkan citra diri.

2. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku ini terjadi saat konsumen terlibat dalam pembelian produk mahal, jarang dibeli dan berisiko tetapi konsumen dapat melihat sedikit perbedaan diantara merek.

3. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Dalam hal ini tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan sikap tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal.

4. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam keadaan seperti ini konsumen biasanya akan beralih ke merek lain (mengganti merek).


(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

PT. Telkomsel didirikan pada tanggal 26 Mei 1995 sebagai salah satu operator GSM (Global System for Mobile Communication) di Indonesia. Pendirian perusahaan ini tidak terlepas dari peranan PT. Telkom sebagai salah satu perusahaan komunikasi terbesar di Indonesia.

Dalam bulan Oktober 1993, PT. Telkom ditugaskan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) untuk membangun sebuah pilot project system telekomunikasi. PT. Telkom bergerak pada bidang komunikasi selular GSM di Batam dan Bintan. Penugasan ini direalisasikan oleh PT. Telkom pada bulan November 1993. Satu bulan kemudian tepatnya pada tanggal 31 Desember 1993, proyek GSM ini ditandai sebagai tonggak dimulainya era komunikasi selular pertama di Indonesia. Tidak lama dari masa pengoperasian tersebut, wilayah pelayanannya pun berkembang ke Pekanbaru dan Medan. Pada tanggal 28 Maret 1994, PT. Telkom resmi terdaftar sebagai anggota organisasi operator GSM dunia yang bermarkas di Dublin, Irlandia. Langkah PT. Telkom tidak berhenti sampai disitu saja, sasaran untuk menjadi operator GSM berskala nasional adalah tujuan berikutnya. Pada tanggal 24 Agustus 1994 izin prinsip sebagai operator GSM berskala nasional pun turun dari pemerintah.

PT. Telkom dan PT. Indosat kemudian menandatangani pembentukan perusahaan patungan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 1 November 1994. Perpaduan inilah yang membidangi lahirnya secara resmi PT. Telkomsel Indonesia (Telekomunikasi Indonesia) pada tanggal 26 Mei 1995.


(50)

PT. Telkomsel sejak didirikan pada 26 Mei 1995 dengan layanan pasca-bayarnya telah berkembang menjadi perusahaan operator telekomunikasi selular terkemuka di Indonesia berdasarkan penguasaan pasarnya. Pada bulan Nopember 1997, PT. Telkomsel menjadi operator telekomunikasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan layanan isi ulang GSM pra-bayar.

Dalam usia PT. Telkomsel yang masih tergolong relatif muda, PT. Telkomsel sudah menunjukkan kemajuan yang pesat. Misinya sebagai penyedia fasilitas telekomunikasi selular nasional, mempermudah dan mempercepat jasa telekomunikasi serta memberikan solusi bagi kebutuhan telekomunikasi setiap saat dan dimana saja, lambat laun mendekati kenyataan. Hal ini dibuktikan pada akhir tahun 1996 di saat usianya masih sangat relatif muda, PT. Telkomsel telah mampu menjangkau seluruh propinsi yang ada di Indonesia beserta ratusan kota besar lainnya dan akan berlanjut terus sampai menjangkau seluruh ibukota kabupaten/kotamadya di tanah air. Dan tepat pada hari kemerdekaan RI yang ke-59, seluruh ibukota kabupaten/kotamadya di daerah Sumatera telah ter-covered oleh PT. Telkomsel.

Operasional PT. Telkomsel sebagai salah satu operator jasa telekomunikasi selular terkemuka di Indonesia meliputi telekomunikasi domestik dan telekomunikasi internasional dilaksanakan secara terpadu dengan wawasan pelayanan yang dinamis dan berorientasi untuk selalu maju dan menjadi yang terdepan di bidangnya sesuai dengan slogannya “Terdepan Dalam Mutu dan Pelayanan”.

Telkomsel menyadari bahwa untuk dapat menjadi operator nasional yang berkualitas, dibutuhkan kekuatan baik dari segi capital, teknologi, sumber daya manusia maupun aspek lainnya. Agar mampu mencapai sasaran tersebut, pilihannya adalah mengajak beberapa perusahaan telekomunikasi yang telah berpengalaman


(51)

untuk bermitra. Pemegang saham PT. Telkomsel adalah perusahaan perseroan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dengan kepemilikan sahamnya sebesar 42,27%, PT. Indosat dengan kepemilikan sahamnya sebesar 22,73%, dan Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel Mobile) dengan kepemilikan sahamnya sebesar 35%. Kepemilikan saham Singtel Mobile tersebut diperoleh dengan membeli saham KPN Royal Dutch Telecom of The Netherlands pada akhir tahun 2001 sebesar 17,28% dan saham Setco Megacell Asia sebesar 5%. Pada pertengahan tahun 2002, Singtel Mobile kembali membeli 12.72% saham PT. Telkomsel sehingga kepemilikan sahamnya menjadi 35% hingga sekarang. Dengan bertambahnya mitra kerja tersebut, maka status Telkomsel berubah menjadi PMA (Penanaman Modal Asing).

Pada akhir Juni 2005, PT. Telkomsel telah mencakup seluruh wilayah propinsi Indonesia dan telah hadir di 147 negara. PT. Telkomsel memiliki jaringan terluas dibandingkan operator selular lainnya di Indonesia yang mencakup hingga 90% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh propinsi, kota-kota besar hingga kecamatan. Pada akhir tahun 2005, PT. Telkomsel telah meraih 23,5 juta pelanggan berdasarkan data yang ada pada Statistik Industri yaitu meraih penguasaan pasar sebesar 54% pasar.

Area pelayanan yang telah mencakup seluruh propinsi di Indonesia ini ditambah lagi dengan teknologi features-featuresnya, keunggulan layanan dan fasilitas-fasilitas lain yang dimilikinya telah membuka mata para pengguna jasa komunikasi selular untuk memanfaatkan jasa layanannya sebagai pilihan pertama.

Telkomsel dengan mottonya “Begitu Dekat, Begitu Nyata” (So Close, So Real) memiliki produk utama yaitu kartu HALO, simPATI dan As yaitu nama-nama yang digunakan untuk setiap kartu SIM (Subcriber Identity Module) yang menjamin


(52)

penggunanya memperoleh semua keunggulan antara lain keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksesibilitas, harga yang terjangkau, mutu prima dan jangkauan yang luas selaras dengan motto serta visi dan misi perusahaan (Telkomsel). B. Arti Lambang Telkomsel

Lambang Telkomsel terdiri dari 2 (dua) bentuk utama-elips dan segi enam serta 3 (tiga) warna yaitu merah, putih dan abu-abu. Bentuk segi enam melambangkan sistem selular GSM (Global System for Mobile Communication). Elips horizontal melambangkan jasa komunikasi teresterial yang ditawarkan Telkomsel dan juga mewakili PT. Telkom sebagai pemegang saham utama dan penyelenggara telekomunikasi domestik. Elips vertikal menunjukkan bahwa komunikasi Telkomsel menggunakan gelombang udara dan juga mewakili PT. Indosat sebagai pemegang saham utama lainnya dengan pelaksana telekomunikasi internasional terkemuka di Indonesia. Kedua elips tersebut berpotongan diatas segi enam berwarna merah dan abu-abu serta berbentuk huruf “T” berwarna putih yang merupakan huruf pertama dari Telkomsel.

Warna merah pada bagian atas segi enam melambangkan keteguhan, keyakinan dan kesiapan Telkomsel dalam menghadapi masa depan pertelekomunikasian. Segi enam yang berwarna abu-abu menyatakan komitmen PT. Telkomsel terhadap pelanggannya dengan dukungan kuat dari perusahaan induknya. Warna abu-abu yang merupakan warna logam melambangkan teknologi dan kestabilan. Warna putih berarti keterbukaan dan etika usaha yang tidak perlu diragukan lagi.


(53)

Sumber: Gambar 3.1. Logo Telkomsel

C. Produk-Produk Telkomsel

Produk utama PT. Telkomsel adalah kartu HALO, simPATI dan kartu As, nama yang digunakan untuk setiap kartu SIM (Subcriber Identity Module). Untuk produk prabayar Telkomsel yaitu kartu simPATI dan kartu As, pelanggan yang akan PSB (pasang baru) dapat menghubungi counter-counter atau graPARI Telkomsel terdekat.

Setelah proses pembelian atau pengaktifan kartu tersebut, pelanggan tidak memiliki keterkaitan lagi terhadap Telkomsel. Kartu simPATI dan kartu As memiliki features yang hampir sama dengan kartu HALO, seluruh pelanggan Telkomsel sekarang sudah memiliki jaringan bebas roaming nasional dan internasional roaming.

simPATI memiliki suatu layanan seperti simPATIzone, layanan ini merupakan tempat dimana para pengguna kartu simPATI dapat mendaftarkan dirinya sebagai anggota kartu simPATI dan langsung terdaftar menjadi simPATIzoner sehingga untuk sesama pelanggan dapat saling bertukar informasi

1. Kartu HALO

Kartu HALO adalah kartu pasca-bayar (post-paid) dari Telkomsel. Diperlukan proses pendaftaran untuk berlangganan kartu HALO dengan melampirkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan.


(54)

Sumber: Gambar 3.2. Kartu Halo

Untuk produk pasca bayar Telkomsel yaitu kartu HALO, Telkomsel menjamin penggunanya memperoleh semua keunggulan GSM seperti keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau, mutu prima dan jangkauan yang luas. Selain kemampuan untuk menelepon dan menerima telepon dari mana saja dan kapan saja, kartu HALO juga menawarkan beraneka ragam pelayanan yang dapat diperoleh tanpa biaya atau dengan biaya tambahan, seperti SMS (Short Message Service atau pesan berupa text melalui ponsel), VERONiCA (Voice Response and Info Care atau perekam pesan), CALiPSO (Calling Line Interpersonal atau Identifikasi Penelepon), Call Waiting/Call Holding atau melakukan pembicaraan dengan lebih dari satu nomor, Call Forwarding (mengalihkan telepon masuk), FARIDA atau Fax Response and Interactive Data (melakukan komunikasi data on-line dan faximili melalui telepon seluler), Call Baring (membatasi penggunaan telepon seluler), Sambungan Langsung Internasional atau SLI (aktif secara otomatis untuk pengguna kartu HALO), Bebas Roaming Nasional atau bebas biaya roaming (menjelajah) seluruh Indonesia, Roaming Internasional atau International Roaming (memanggil dan menerima panggilan ketika berada di luar negeri).

Persyaratan dan Prosedur Pasang Baru Kartu HALO

Mengingat bahwa pengguna telepon seluler GSM masih terbatas pada kalangan tertentu yang memerlukan kecanggihan teknologi komunikasi yang bermutu tinggi dan mampu mengkoordinir setiap bentuk kegiatan usaha maupun


(55)

keperluan pribadi dan juga telepon seluler GSM adalah alat komunikasi berbiaya tinggi maka perlu ditetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon pelanggan baru. Adapun persyaratan pasang baru kartu HALO berbeda-beda menurut kriteria calon pelanggan karyawan dari perusahaan dan pribadi, yaitu:

Tabel 3.1

Persyaratan Pasang Baru Kartu HALO

No. Persyaratan High Usage Pelanggan

1 Mengisi formulir  

2 Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga  

3 Referensi dari perusahaan yang bersangkutan ×

4 Fotokopi Kartu Tanda Pegawai ×

5 Membayar materai Rp. 6.000 ×

6 Membayar biaya Rp. 25.000  

Sumber: PT. Telkomsel Sumatera Utara Area (Nopember, 2010)

2. Kartu simPATI

simPATI merupakan kartu pra-bayar (pre-paid) yang dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia dengan tarif terjangkau, telepon hemat ke sesama pelanggan Telkomsel maupun operator lain dan SMS hemat untuk mengirim pesan di dalam maupun di luar negeri. Pengguna tidak dikenakan biaya berlangganan bulanan (abodemen), jika pulsa habis cukup dengan mengisi ulang dengan menggunakan voucher senilai pulsa tersebut.


(56)

Sumber:

Gambar 3.3. Kartu simPATI

Aktifasi Kartu simPATI

Melakukan registrasi terlebih dahulu adalah hal yang harus dilakukan untuk aktifasi kartu simPATI.

Tahapan aktifasi adalah:

1. Masukkan kartu simPATI ke dalam ponsel. 2. Aktifkan ponsel, akan muncul menu registrasi. 3. Ikuti petunjuk registrasi.

Registrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

• TSEL Menu 4 Registrasi kartu 4 Daftar.

• SMS: ketik DAFTAR kemudian kirim SMS ke 4444.

• e-mail: kirimkan e-mail ke

prabayar.

• Customer Service: hubungi 116 dari ponsel.

Jenis-Jenis Kartu simPATI

Sampai saat ini telah dikeluarkan 10 (sepuluh) jenis kartu simPATI, yaitu:

a) simPATI Phase 1 (Juli 1997): tidak dapat diisi ulang, jika pulsa habis maka kartu tidak dapat digunakan kembali. Nilai pulsa 100 ribu, 200 ribu dan 400 ribu.


(57)

b) simPATI Sea Games (Oktober 1997): SimPATI phase 1 yang dikeluarkan dalam rangka menyambut Sea Games dengan desain khusus menggambarkan cabang-cabang olah raga.

c) simPATI Regional (November 1997 s.d. Mei 1999): pulsa isi ulang, berlaku hanya di area tertentu saja (lokal).

d) simPATI Nusantara (Mei 1999 s.d. sekarang): pulsa isi ulang, dapat digunakan untuk roaming nasional.

e) simPATI Double Impact (Akhir 2002 s.d. akhir 2004): pulsa isi ulang, dapat digunakan untuk roaming nasional.

f) simPATI Hoki (Akhir 2004 s.d. awal 2006): pulsa isi ulang, bebas roaming nasional, dapat mengakses layanan NSP.

g) simPATI Jitu (Awal 2006 s.d. awal 2007): pulsa isi ulang, bebas roaming nasional, dapat mengakses layanan NSP, bonus 20 sms gratis, bonus pulsa Rp.10.000,- untuk pengisian ulang pertama kali dan memiliki tarif hemat hingga Rp.300,-/menit.

h) simPATI EXTRA (Awal 2007 s.d. sekarang): pulsa isi ulang, bebas roaming nasional, dapat mengakses layanan NSP, bonus pulsa Rp.5000,- saat melakukan call pertama sekali, bonus pulsa Rp. 10.000,- pada saat pengisian ulang pertama kali dan tarif hemat hingga Rp.300,-/menit.

i) simPATI PeDe (Desember 2007 s.d. sekarang): pulsa isi ulang, bebas roaming nasional, dapat mengakses layanan NSP dan internet, bonus pulsa Rp.10.000,- pada saat pengisian ulang pertama kali dan tarif hemat hingga 0,5 per detik, berlaku untuk panggilan di atas 1 menit, layanan transfer pulsa dan lain-lain.


(1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 4.1667 .74664 30 VAR00002 4.2667 .82768 30 VAR00003 4.1333 .68145 30 VAR00004 3.9667 .76489 30 VAR00005 4.2333 1.00630 30 VAR00006 3.9667 .92786 30 VAR00007 3.9333 .69149 30 VAR00008 3.8333 1.01992 30 VAR00009 3.9333 .90719 30 VAR00010 4.0000 .78784 30 VAR00011 4.3333 .71116 30 VAR00012 4.2333 .67891 30 VAR00013 4.2333 .72793 30 VAR00014 4.0333 .66868 30 VAR00015 4.0667 .73968 30 VAR00016 4.4333 .67891 30 VAR00017 3.9333 .78492 30 VAR00018 3.9000 .80301 30 VAR00019 4.1667 .59209 30 VAR00020 3.7667 .97143 30 VAR00021 3.8000 .80516 30 VAR00022 3.7333 .94443 30 VAR00023 4.0000 .74278 30 VAR00024 4.0333 .71840 30 VAR00025 4.0667 .86834 30

Cronbach's

Alpha N of Items .927 25


(2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 97.0000 137.931 .405 .927 VAR00002 96.9000 136.024 .460 .926 VAR00003 97.0333 136.930 .514 .925 VAR00004 97.2000 135.269 .547 .925 VAR00005 96.9333 129.857 .642 .923 VAR00006 97.2000 130.579 .667 .923 VAR00007 97.2333 137.289 .483 .926 VAR00008 97.3333 129.264 .659 .923 VAR00009 97.2333 130.116 .708 .922 VAR00010 97.1667 132.144 .708 .922 VAR00011 96.8333 139.040 .360 .927 VAR00012 96.9333 139.444 .355 .927 VAR00013 96.9333 137.030 .471 .926 VAR00014 97.1333 134.189 .707 .923 VAR00015 97.1000 132.714 .724 .922 VAR00016 96.7333 137.513 .478 .926 VAR00017 97.2333 133.840 .613 .924 VAR00018 97.2667 136.409 .455 .926 VAR00019 97.0000 140.276 .354 .927 VAR00020 97.4000 127.766 .769 .921 VAR00021 97.3667 135.206 .520 .925 VAR00022 97.4333 128.185 .772 .921 VAR00023 97.1667 133.868 .650 .923 VAR00024 97.1333 138.395 .395 .927 VAR00025 97.1000 135.334 .470 .926

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 101.1667 145.592 12.06615 25


(3)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .928 22

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 4.1667 .74664 30 VAR00002 4.2667 .82768 30 VAR00003 4.1333 .68145 30 VAR00004 3.9667 .76489 30 VAR00005 4.2333 1.00630 30 VAR00006 3.9667 .92786 30 VAR00007 3.9333 .69149 30 VAR00008 3.8333 1.01992 30 VAR00009 3.9333 .90719 30 VAR00010 4.0000 .78784 30 VAR00011 4.2333 .72793 30 VAR00012 4.0333 .66868 30 VAR00013 4.0667 .73968 30 VAR00014 4.4333 .67891 30 VAR00015 3.9333 .78492 30 VAR00016 3.9000 .80301 30 VAR00017 3.7667 .97143 30 VAR00018 3.8000 .80516 30 VAR00019 3.7333 .94443 30 VAR00020 4.0000 .74278 30 VAR00021 4.0333 .71840 30 VAR00022 4.0667 .86834 30


(4)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 84.2667 121.168 .406 .928 VAR00002 84.1667 119.661 .444 .927 VAR00003 84.3000 119.941 .535 .926 VAR00004 84.4667 119.016 .527 .926 VAR00005 84.2000 113.407 .652 .923 VAR00006 84.4667 113.637 .702 .922 VAR00007 84.5000 120.052 .519 .926 VAR00008 84.6000 112.593 .682 .923 VAR00009 84.5000 113.638 .720 .922 VAR00010 84.4333 115.702 .712 .922 VAR00011 84.2000 121.200 .416 .927 VAR00012 84.4000 117.972 .687 .923 VAR00013 84.3667 116.378 .719 .922 VAR00014 84.0000 120.759 .481 .926 VAR00015 84.5000 117.983 .574 .925 VAR00016 84.5333 120.395 .417 .928 VAR00017 84.6667 111.540 .775 .921 VAR00018 84.6333 118.033 .555 .925 VAR00019 84.7000 111.734 .790 .920 VAR00020 84.4333 117.426 .647 .924 VAR00021 84.4000 121.352 .412 .927 VAR00022 84.3667 118.930 .460 .927

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 88.4333 128.392 11.33102 22


(5)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Keputusan Pembelian

Konsumen 40.2316 7.27492 95 Iklan 43.5263 5.12367 95

Correlations

Keputusan Pembelian

Konsumen Iklan Pearson Correlation Keputusan Pembelian

Konsumen 1.000 .752

Iklan .752 1.000

Sig. (1-tailed) Keputusan Pembelian

Konsumen . .000

Iklan .000 .

N Keputusan Pembelian

Konsumen 95 95

Iklan 95 95

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Iklana

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .752a .565 .560 4.82446

a. Predictors: (Constant), Iklan

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2810.289 1 2810.289 120.741 .000a

Residual 2164.616 93 23.275

Total 4974.905 94

a Predictors: (Constant), Iklan

b Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.218 4.256 1.461 .147 Iklan 1.067 .097 .752 10.988 .000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen

Coefficient Correlationsa

Model Iklan 1 Correlations Iklan 1.000 Covariances Iklan .009 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen


Dokumen yang terkait

Iklan di Televisi dan Keputusan Membeli

0 45 105

Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

1 68 73

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

50 398 112

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Sikap dan Keputusan Pembelian Produk Levi’s pada Levi’s Store Medan Fair Plaza

5 74 181

Pengaruh Iklan Speedy Versi Ahmad Dhani Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Witel (Sumut Barat)

3 137 81

Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene Terhadap Citra Produk (Studi Korelasional Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene terhadap Citra Produk Susu Anlene di kalangan Ibu PKK di Kecamatan Medan Marelan)

0 70 105

Iklan Pond’s White Beauty Dan Keputusan Membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Iklan Pond’s White Beauty di Televisi Terhadap Keputusan Membeli pada Mahasiswi FISIP USU)

0 65 131

Pengaruh Iklan Televisi Coca Cola Versi Ramadhan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Di Medan

5 39 85

Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Terhadap Brand Equity Kartu Prabayar Simpati Pada Mahasiswa Fisip USU

4 29 126

Analisis Pengaruh Iklan Televisi Rexona Anti Perspirant Deodorant Terhadap Keputusan Pembelian Siswa SMA Negeri 4 Medan

0 23 101