ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

BAB
3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena
turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka

kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya
berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.

A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen
perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan
secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025.
Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah
“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Dalam penjabarannya RPJPN
mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya,
yaitu:
a.

Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan
penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti
industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi.

Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui


pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan
terpadu dengan sektor sumberdaya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air,
serta kesehatan.
b.

Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air
minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air
minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.

36
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019


RPIJM
c.

Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan
berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada
perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran
swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama
untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.

d.

Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan
RPJMN, yaitu:
 RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui
percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkankerjasama
antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan
permukiman.

 RPJMN ke 3 (2015-2019):

Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh

masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dana kuntabel. Kondisi
itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
 RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa
permukiman kumuh.
B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG-ROYONG. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi
Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjagam kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

37
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan

agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Dengan tercapainya pendapatan perkapita Indonesia USD 3.500 pada tahun 2013 yang
menempatkan Indonesia pada lapis bawah negara-negara berpenghasilan menengah,
maka RPJMN Tahun 2015 – 2019 menetapkan tujuan pembangunan nasional adalah
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat setara dengan negara maju (high

income). Maka arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 mengenai
infrastruktur adalah Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan
pemerataan.Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas
nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan
infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air,
pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem
transportasi massal perkotaan, yang kesemuanya dilaksanakan secara terintegrasi dan
dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta.
38
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Agar Indonesia mampu menjadi negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukan
pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan global. Namun ketimpangan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menggambarkan masih besarnya

kemiskinan dan kerentanan. Hal ini dicerminkan oleh angka kemiskinan yang turun
melambat dan angka penyerapan tenaga kerja yang belum dapat mengurangi pekerja
rentan secara berarti. Selain itu, ketimpangan atau kesenjangan pembangunan antarwilayah di Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diselesai dalam
pembangunan ke depan. Selama 30 tahun (1982-2012) kontribusi PDRB Kawasan Barat
Indonesia (KBI), yang mencakup wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali sangat dominan, yaitu
sekitar 80% dari PDB, sedangkan peran Kawasan Timur Indonesia (KTI) baru sekitar 20
%. Sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah laut yang sangat besar, potensi
kemaritiman Indonesia belum benar-benar dimanfaatkan dengan baik, percepatan
pembangunan kelautan harus segera dilakukan untuk mencapai pemerataan
pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Guna mewujudkan mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan
infrastruktur dasar maka salah satu strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019
adalah Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan
kota aman, nyaman, dan layak huni, yaitu dengan cara:

1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar perkotaan sesuai dengan tipologi, fungsi
dan peran kotanya;

2. Menyediakan dan meningkatkan sarana ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan
jasa termasuk perbaikan pasar rakyat, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM);

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya;
4. Menyediakan sarana permukiman beserta sarana parasananya yang layak dan
terjangkau;

5. Mengembangkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan multimoda sesuai
dengan tipologi kota dan kondisi;

6. Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan,penyediaan fasilitas dan sistem
penanganan kriminalitas dan konflik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).

39
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019


RPIJM
3.1.2.

Arahan Penataan Ruang

A. Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten Kolaka Utara Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Nasional
Sesuai dengan Pasal 20 ayat I salah satu muatan RTRWN adalah tujuan nasional
pemanfaatan ruang. Memperhatikan tata ruang yang ada dan tata ruang akhir PJP II yang
diinginkan, tujuan nasional pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan pertahanan keamanan ditetapkan sebagai berikut :
1.

Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup melalui :
a.

peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, keaneka-ragaman hayati,
tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa;

b.


pemeliharaan keanekaragaman hayati ekosistem dan keunikan alam serta
kearifan tradisional;

c.

penetapan pokok-pokok kriteria penentuan kawasan berfungsi lindung serta
kebijakan pengelolaannya.

2.

Mencapai pemanfaatan sumber daya yang optimal melalui :
a.

pemanfaatan sumber daya alam yang seoptimal mungkin dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan;

b.

pengaturan lokasi pemanfaatan lahan yang menghasilkan sinergi keterkaitan
sektor dalam wilayah nasional dan menghindari konflik pemanfaatan ruangdan
sumber daya.

c.

penetapan pokok - pokok kriteria penentuan kawasan budi daya serta
kebijakan pengelolaannya.

3.

Meningkatkan

keseimbangan

perkembangan

antar

kawasan

melalui

pemanfaatanruang kawasan secara serasi selaras dan seimbang serta berkelanjutan
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempercepat pertumbuhan
kawasan tertinggal dan meningkatkan daya dukung lingkungan.
4.

Meningkatkan kemampuan memelihara pertahanan keamanan negara yang
dinamisdan memperkuat integrasi nasional.Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan
tersebut ditempuh strategi pengembangan danpemanfaatan kawasan berfungsi
lindung dan budi daya beserta keterkaitannya denganpengembangan permukiman,
prasarana pendukung dan dengan pertahanan keamanan strategi pengembangan
kawasan tertentu.
Dalam tatanan ruang nasional, Kabupaten Kolaka Utara diarahkan sebagai PKL
yang berfungsi sebagai penyangga PKN Kendari

40
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM
B.

Arahan Spasial Untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi
Tenggara.

1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dirumuskan
berdasarkan visi dan misi, rencana pembangunan daerah serta karakteristik dan isu
strategis tata ruang wilayah provinsi.
Atas dasar tersebut, maka rumusan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara adalah untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara yang berbasis pada sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan serta
kelautan dan perikanan terkait pariwisata guna mendukung peningkatan taraf hidup
masyarakat dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh
wilayah provinsi serta menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup dalam
rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang wilayah provinsi adalah :
a. Menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional melalui
berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan di
sektor unggulan pertanian, pertambangan serta kelautan dan perikanan;
b. Meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor
terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan
struktur ruang secara terpadu;
c. Menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung pemanfaatan
sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan berkesinambungan;
d. Menetapkan kawasan strategis dalam rangka pengembangan sektor unggulan dan
pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi dengan wilayah sekitar; dan
e. Pengembangan sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor unggulan
secara profesional dan berkelanjutan.
3. Strategi Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertanian dalam arti luas terdiri atas :
a. Menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan peternakan
secara proporsional;

41
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

b. Mengembangkan sarana dan prasarana guna mendukung aksesibilitas dan pusatpusat pertumbuhan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta
pengembangan lahan peternakan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah
dan lokal;
c. Mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura serta pengembangan lahan peternakan dengan wilayah sekitar dan
kawasan unggulan lain; dan
d. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor pertanian
tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta peternakan secara profesional
dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertambangan terdiri atas :
a. Menata dan menetapkan kawasan pertambangan;
b. Mengembangkan pusat industri pertambangan nasional sebagai suatu kawasan
pertambangan dan pengolahan bahan tambang secara terpadu;
c. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung guna menunjang aksesibilitas
pusat kawasan industri pertambangan dengan usaha ekonomi pada wilayah sekitar;
d. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang aksesibilitas
perdagangan antar pulau dan ekspor;
e. Mengintegrasikan usaha-usaha untuk mendukung pengembangan pusat industri
pertambangan nasional dengan usaha-usaha ekonomi masyarakat sekitar;
f. Mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif maupun kuratif
sebelum dan sesudah eksplorasi bahan tambang dan limbah pabrik pengolahan; dan
g. Pengembangan sumberdaya manusia secara komprehensif untuk mengelola industri
pertambangan nasional secara menyeluruh dengan melaksanakan pelatihan teknis
dan membangun sekolah kejuruan dan pendidikan keahlian (sarjana dan pasca
sarjana).
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor kelautan dan perikanan terdiri atas :
a. Menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional melalui berbagai
pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan di sektor kelautan
dan perikanan;
b. Meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor kelautan
dan perikanan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui
pengembangan struktur ruang secara terpadu;
42
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

c. Menetapkan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan kelautan berupa
kawasan pengembangan budidaya perairan dan kawasan perikanan tangkap secara
terintegrasi dengan usaha-usaha ekonomi wilayah sekitar;
d. Melindungi dan mengelola sumber daya kelautan untuk kebutuhan perlindungan
plasma nutfah, terumbu karang, dan sumber daya hayati untuk kelangsungan produksi
dan pengembangan ekowisata; dan
e. Mengembangkan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara profesional dan
berkelanjutan.
4. Rencana Struktur Ruang Provinsi
Rencana struktur ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan sistem
perkotaan dan jaringan prasarana wilayah provinsi yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah provinsi dan melayani kegiatan skala provinsi, yang meliputi
sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi dan
sistem jaringan sumberdaya air.
Dalam rencana tata ruang wilayah provinsi digambarkan sistem perkotaan dalam
wilayah provinsi dan peletakan jaringan prasarana wilayah yang menurut peraturan
perundang-undangan, pengembangan dan pengelolaannya merupakan kewenangan
pemerintah daerah provinsi dengan sepenuhnya memperhatikan struktur ruang yang telah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

43
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Gambar 3.1: Rencana Struktur Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Rencana Pola Ruang Provinsi
A. Kawasan Lindung Bawahan
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
a. Kawasan Hutan Lindung
Tujuan pemantapan kawasan hutan lindung adalah mencegah terjadinya erosi,
bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidro-orologi tanah untuk menjamin
ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan. Kawasan hutan lindung
tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan luasan totalnya 1.081.489 Ha.

44
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

b. Kawasan Gambut
Keberadaan kawasan gambut hanyalah sebagian kecil yang terdapat pada Rawa
Tinondo di Mowewe Kabupaten Kolaka dan Rawa Aopa Watumohai di Kabupaten
Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan.
c. Kawasan Resapan Air
Umumnya semua kawasan lindung di Provinsi Sulawesi Tenggara berfungsi juga
sebagai kawasan resapan air. Namun secara khusus kawasan resapan air ditetapkan
pada kawasan hutan konservasi seluas 282.924 ha yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota kecuali Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan
Kabupaten Wakatobi.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana kawasan perlindungan setempat di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
1.

Sempadan pantai
Pemantapan sempadan pantai bertujuan untuk melindungi pantai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan merusak kelestarian fungsi pantai.
Sempadan pantai direncanakan terletak di kawasan pantai sepanjang 4.199,18
kilometer yang ditetapkan dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi
fisik pantai antara 100 meter sampai dengan 200 meter dari titik pasang air laut
tertinggi ke arah darat.

2.

Sempadan sungai
Pemantapan sempadan sungai bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air, kondisi fisik dan
dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Sempadan sungai direncanakan
menyebar pada seluruh kabupaten dan kota dengan ketentuan :
a.

Sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada
hendaknya berjarak minimal 15 meter dari tepi sungai;

b.

Sempa dan sungai yang melewati kawasan permukiman terencana
hendaknya berjarak antara 15 meter sampai dengan 25 meter dari tepi
sungai; dan

c.

sempadan sungai di luar kawasan permukiman dan kawasan rawan banjir
hendaknya berjarak 50 meter dari tepi sungai.

45
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 669 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu
dilindungi melalui penetapan sempadan sungai yang sesuai dengan kondisi
fisiknya masing-masing. DAS tersebut tersebar pada 9 Satuan Wilayah
Pengelolaan DAS (SWP DAS) sebagai berikut:
a.

SWP DAS Buton terletak di Pulau Buton yang meliputi wilayah administrasi
Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Utara dan Muna;

b.

SWP DAS Kabaena terletak di Pulau Kabaena yang meliputi wilayah
administrasi Kabupaten Bombana dan Buton;

c.

SWP DAS Konaweha Lasolo meliputi wilayah administrasi Kabupaten
Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara,
Kab.kolaka utara dan Prov. Sulawesi Tengah (1,65% dari luas wilayah
Sulawesi Tenggara);

d.

SWP DAS Muna terletak di Pulau Muna yang meliputi wilayah administrasi
Kabupaten Buton dan Muna;

e.

SWP DAS Pakue Tambuka tersebar di Kabupaten Kolaka dan Kolaka
Utara;

f.

SWP DAS Poleang Roraya tersebar di Kabupaten Bombana, Kolaka,
Konawe, Konawe Selatan dan Kab.kolaka utara;

3.

g.

SWP DAS Toari tersebar di Kabupaten Bombana, Kolaka dan Kolaka Utara;

h.

SWP DAS Wakatobi di Kabupaten Wakatobi; dan

i.

SWP DAS Wawonii terletak di Pulau Wawonii Kabupaten Konawe.

Ruang Terbuka Hijau Kota
Ruang terbuka hijau kota merupakan lahan yang didominasi komunitas
tumbuhan yang berada pada kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai paruparu kota dan daerah resapan. Ruang terbuka hijau kota ditetapkan minimal 30%
dari luas kawasan perkotaan yang terdiri dari ruang terbuka hijau publik minimal
20% dan ruang terbuka hijau privat minimal 10% berupa hutan kota, taman kota,
zona penyangga (buffer zone), dan jalur hijau yang ditanam sepanjang jaringan
jalan. Ruang terbuka hijau kota direncanakan di Kab.kolaka utara dan Kota
Baubau serta tersebar pada tiap ibukota kabupaten dan kecamatan di Provinsi
Sulawesi Tenggara.

46
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

C. Rencana Kawasan Budidaya
Rencana pengembangan kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi :
 Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan
wilayah provinsi
 Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan
wilayah provinsi adalah kawasan andalan dikarenakan kawasan budidaya tersebut
memiliki nilai strategis nasional. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan
untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta
mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
 Kawasan andalan terdiri atas kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut.
Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan andalan berkembang dan kawasan
andalan prospektif berkembang.
 Rencana pengembangan kawasan budidaya provinsi merupakan kawasan

budidaya

yang memiliki nilai strategis provinsi. Kawasan budidaya tersebut terdiri atas kawasan
peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan
peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan
industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan
kawasan peruntukan lainnya. Lebih jelasnya mengenai rencana kawasan budidaya di
Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara
No.

Kawasan Budidaya

Luas (Ha)

1

Kawasan Budidaya Kehutanan
466,854
Hutan Produksi Terbatas
401,581
Hutan Produksi
93,571
Hutan Produksi yang dapat dikonversi
2
Kawasan Budidaya Non Kehutanan
Areal Penggunaan Lain (APL)
3
Perairan (Danau/Sungai)
Jumlah
Sumber : - Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 465/ Menhut- II/2011
- Hasil Rencana,

47
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

D. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Rencana kawasan peruntukan permukiman di Provinsi
Sulawesi Tenggara terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman kota adalah mengembangkan
kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk beserta
pengembangan sarana-prasarana penunjangnya. Rencana kawasan peruntukan
permukiman perkotaan meliputi pengembangan permukiman di kawasan perkotaan
yang tersebar pada seluruh ibukota kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
dan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang terletak di :
a.

Kab.kolaka utara meliputi Rusunawa Kab.kolaka utara dan Rusunawa di
Universitas Haluoleo;

b.

Kota Baubau meliputi Rusunawa Wameo dan Rusunawa Sulaa; dan

c.

Kabupaten Kolaka yaitu Rusunawa Kolaka.

2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan
Tujuan

dari

pengembangan

kawasan

permukiman

pedesaan

adalah

mengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang terkait dengan kegiatan
budidaya pertanian beserta pengembangan sarana-prasarana penunjangnya. Rencana
kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada diluar kawasan perkotaan yang
tersebar pada seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.

48
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Gambar 3.2: Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
E. Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategi Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan. Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, wewenang pemerintah provinsi dalam penataan ruang kawasan strategis
provinsi adalah melaksanakan:
a.

penetapan kawasan strategis provinsi;

b.

perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi;

c.

pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi;

d.

pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi;

e.

pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan pemanfaan ruang kawasan
strategis provinsi dan kabupaten/kota; dan

f.

pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi.

49
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Kewenangan pemerintah daerah provinsi dalam pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi mencakup aspek yang terkait
dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Pemerintah daerah
kabupaten/kota tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak
terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Selain itu,
pemerintah daerah provinsi juga memiliki kewenangan dalam penyusunan Rencana Detail
terhadap Kawasan Strategis Provinsi.
Penetapan kawasan strategis ditetapkan berdasarkan :
a.

kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi

b.

nilai strategis dari aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisien

c.

kesepakatan pemangku kepentingan

d.

daya dukung dan daya tampung lingkungan

e.

ketentuan peraturan terkait

Penetapan kawasan strategis dirumuskan dengan kriteria :
a.

memperhatikan faktor dalam tatanan penataan ruang yang memiliki kekhususan

b.

memperhatikan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

c.

dapat berhimpitan dengan KSN, namun harus memiliki kepentingan berbeda

d.

dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis :

e.



ekonomi;



untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal;



pendayagunaan alam dan teknologi tinggi;



lingkungan hidup;



lainnya sesuai kepentingan pembangunan.

mengikuti ketentuan pemetaan : delineasi kawasan strategis dipetakan pada 1 (satu
lembar) kertas, pada peta digambarkan delineasi KSN, legenda menjelaskan bidang
yang menjadi pusat perhatian, dan mengikuti peraturan terkait.

Rencana kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu
Kawasan Ekonomi Khusus Pertambangan Nasional yang memiliki Pusat Kawasan Industri
Pertambangan (PKIP) terdiri atas :
a.

PKIP Asera-Wiwirano-Langgikima (AWILA) dengan pusat kawasan Konawe Utara
yang meliputi Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Konawe bagian selatan;

b.

PKIP Kapontori-Lasalimu (KAPOLIMU) dengan pusat kawasan Lasalimu Kabupaten
Buton yang meliputi Pulau Buton dan Pulau Muna;

50
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM
c.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

PKIP Kabaena-Torobulu-Wawonii (KARONI) dengan pusat kawasan Torobulu
Kabupaten Konawe Selatan yang meliputi Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten
Bombana dan Pulau Wawonii;

d.

PKIP Pomalaa dengan pusat kawasan Kolaka yang meliputi Kabupaten Kolaka dan
Kabupaten Kolaka Utara bagian selatan; dan

e.

PKIP Laiwoi dengan pusat kawasan Kolaka Utara yang meliputi Kabupaten
Kolaka Utara dan Kabupaten Konawe bagian utara.
Untuk operasionalisasi RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara disusun Rencana Rinci

Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.

Gambar : Peta Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 3.3: Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Tenggara

51
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM
C.

Arahan Spasial Untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Kabupaten Kolaka
Utara
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kolaka Utara ”Mewujudkan Pemanfaatan
Ruang yang Efisien, Serasi dan Seimbang yang Berbasis pada Sektor Agroindustri dan
Pertambangan guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat yang Merata dengan Mempertimbangkan Kemampuan pembangunan dan
daya dukung wilayah”.

1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kolaka Utara


Pengembangan pusat-pusat perkotaan sesuai potensi wilayah, yang mampu
mendorong pertumbuhan

secara merata di seluruh wilayah kabupaten sesuai

dengan hierarki dan skala pelayanannya.


Menetapkan kawasan lindung sesuai peraturan perundangan yang berlaku.



Mendorong pemanfaatan sumberdaya alam pada kawasan budidaya agar tetap
lestari, untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.



Pengembangan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan masyarakat dan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



Pengembangan sarana wilayah untuk mendukung kegiatan masyarakat dan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2. Rencana Struktur Ruang
a)

Rencana Sistem Perkotaan
Jika membahas mengenai sistem pusat pelayanan atau pusat kegiatan, maka tidak

lepas dari bahasan mengenai sistem perkotaan. Rencana sistem perkotaan di wilayah
Kabupaten Kolaka Utara adalah rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat
kegiatan di dalam wilayah Kabupaten Kolaka Utara yang menunjukkan keterkaitan saat ini
maupun rencana yang membentuk hierarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi
fungsi tertentu dalam wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kolaka Utara (2011 – 2031), maka
pengembangan kecamatan-kecamatan atau pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Kolaka
Utara

akan

tetap

mengacu

pada

hierarki

fungsional,

dengan

mengingat

perkembangannya serta skala pelayanannya. Di Kabupaten Kolaka Utara ini pada
umumnya ibukota kecamatan berfungsi sebagai pusat pelayanan/pusat kegiatan.
52
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Untuk memantapkan sistem perkotaan di Kabupaten Kolaka Utara sesuai dengan masingmasing hierarki pusat pelayanan dan skala pelayanan yang direncanakan dalam kurun
waktu 20 tahun yang akan datang, maka perlu arahan fungsi untuk masing-masing kota
yang berada di Kabupaten Kolaka Utara sampai dengan akhir tahun perencanaan (tahun
2031). Sejalan dengan hierarki kawasan (perkotaan) sebagai pusat kegiatan, maka
rencana sistem (perkotaan) Kabupaten Kolaka Utara tahun 2031 adalah sebagai berikut :
1. Kawasan perkotaan yang merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten
Kolaka Utara adalah Lasusua dan sejalan dengan fungsinya yang semakin meningkat,
maka untuk masa mendatang diusulkan menjadi PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Fungsi tersebut terutama sebagai pusat kegiatan perdagangan komoditas coklat, yang
hasilnya diekspor keluar negeri, selama ini hasil tersebut dipasarkan melalui Kota
Kolaka. Juga sebagai pintu keluar hasil pertambangan di kabupaten tersebut dan
kabupaten di sekitarnya. Meskipun perkiraan jumlah penduduk Kota Lasusua sampai
tahun 2031 belum mencapai kriteria kota sedang, namun mengingat fungsinya yang
melayani kegiatan beberapa kabupaten/kota, skala provinsi, bahkan nasional, maka
usulan sebagai PKWp sangat sesuai.
2. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah :
Wawo, Ranteangin, Lambai, Katoi, Tiwu, Mala-Mala, Lapai, Watunohu, Olo-Oloho,
Latali, Pakue, Batu Putih, Porehu, dan Tolala.
Sejalan dengan potensi dan fungsi yang dimilikinya, maka kota-kota Wawo,
Ranteangin, Katoi, Lapai, Olo-Oloho, Batu Putih,Tolala untuk masa mendatang
diusulkan menjadi PKL, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
Usul bagi peningkatan fungsi pusat-pusat pelayanan yang telah disebutkan pada uraian
terdahulu dilakukan berdasarkan potensi dan fungsi yang dimiliki beserta faktor-faktor
pengaruh pengembangan struktur ruang, antara lain : arah kebijakan, potensi
pengembangan wilayah, seperti yang telah diuraikan pada bahasan analisis.
Kecenderungan pengembangan fungsi/ hierarki beserta faktor pengaruhnya dapat dilihat
pada Tabel 3.2

53
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

Tabel 3.2
Rencana Pengembangan Hierarki Pusat Kegiatan
Di Kabupaten Kolaka Utara

No.

Pusat
Kegiatan

Hierarki
Eksisting

Kecenderungan
Pengembangan
Hierarki
201120222021
2031

1.

Lasusua

PKL

PKWp

PKW

2.

Wawo

PPK

PKLp

PKL

3.

Ranteangin

PPK

PKLp

PKL

4.

Lambai

PPK

PPK

PPK

PPK

PKLp

PKL

Katoi
5.

6.

Tiwu

PPK

PPK

PPK

7.

Mala-Mala

PPK

PPK

PPK

8.

Lapai

PPK

PKLp

PKL

Faktor Pengaruh

 Kebijakan : ibukota kabupaten
 Pusat pelayanan utama (eksisting)
 Pusat Wilayah Pengembangan
 Potensi pusat pelayanan pariwisata
 Kelautan-perikanan.
 Perkebunan
 Pertambangan (nikel, crysoprass)
 Jalan lintas melalui Kolaka Utara
 Tanaman perkebunan (coklat,
cengkeh, nilam), pertanian tanaman
pangan, pertambangan (batu kapur,
pasir besi).
 Pusat Wilayah Pengembangan
 Perkebunan (coklat,cengkeh)
 Kehutanan
 Pariwisata
 Perikanan darat, kelautan Potensi hortikultura
 Tanaman perkebunan (coklat)
 Pertanian,
 Pariwisata
 Gerbang Lintas Batas (Pelabuhan
Tobaku)
 Potensi hortikultura
 Perkebunan (nilam)
 Pertanian
 Pertambangan
 Perkebunan (coklat, nilam)
 Pertanian
 Pertanian
 Potensi perkebunan hortikultura
 Kelautan-perikanan
 Perkebunan( kelapa, nilam)
 Pertambangan.
 Gerbang lintas batas (Pelabuhan
Utama Tersier)
 Pusat Wilayah Pengembangan
 Potensi pusat perikanan
(Pengemba
ngan Minapolitan)
54

BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

No.

Pusat
Kegiatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Hierarki
Eksisting

Kecenderungan
Pengembangan
Hierarki
201120222021
2031

Faktor Pengaruh

 Pertambangan (batu bara, silica,
Ngapa).
9.

Watunohu

PPK

PPK

PPK

10.

Olo-Oloho

PPK

PKLp

PKL

11.

Latali

PPK

PPK

PPK

12.

Pakue

PPK

PPK

PPK

13.

Batu Putih

PPK

PKLp

PKL

14.

Porehu

PPK

PPK

PPK

15.

Tolala

PPK

PKLp

PKL

 Pengembangan perikanan laut
 Pusat Wilayah Pengembangan
 Perkebunan (coklat, nilam)
 Potensi Pelabuhan
 Perikanan darat
 Potensi hortikultura
 Perkebunan (coklat, nilam).
 Potensi perikanan darat
 Tanaman perkebunan (cengkeh)
 Potensi pertanian
 Pertambangan (batu bara, besi)
 Perikanan darat, kelautanperikanan.
 Potensi hortikultura
 Pusat Pengembangan Wilayah
 Tanaman perkebunan, kehutanan
 Pertambangan (marmer, nikel,
chromit, crysoprass, lempung hitam)
 Pariwisata (wisata alam bahari).
 Pengembangan jalan baru
(regional)
 Potensi hortikultura
 Pengembangan tanaman
perkebunan, pertanian
 Pertambangan (marmer), kelautanperikanan.
 Pengembangan perkebunan,
pertanian
 Pertambangan


Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011.
Ketr.: PKWp = Pusat Kegiatan Wilayah promosi
PKLp = Pusat Kegiatan Lingkungan promosi
PPK = Pusat Pelayanan Kawasan

55
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Gambar 3.4
Rencana Sistem Pusat Kegiatan di Kabupaten Kolaka Utara

56
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

3. Rencana Pola Ruang
Kawasan lindung yang ada dan direncanakan di wilayah Kabupaten Kolaka Utara antara
lain adalah: hutan lindung, kawasan resapan air, sempadan sungai, sempadan pantai,
kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar danau/situ, kawasan cagar budaya, kawasan
rawan bencana dan kawasan lindung geologi. Kawasan lindung tersebut di atas
direncanakan untuk dikelola secara bijaksana di wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya
1.

Kawasan Hutan Lindung
Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggaramenurut SK
Menhut no. 465/Menhut-II/2011 telah ditetapkan kawasan Hutan Lindung (HL)
seluas 159.133Ha yang tersebar di seluruhwilayah kecamatan.
Kecamatan Porehu memiliki kawasan hutan lindung yang paling besar,
sedangkan Kecamatan Watunohu yang paling kecil. Sebaran kawasan hutan
lindung di setiap wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 3. 3

Tabel 3. 3
Sebaran Kawasan Hutan Lindung Dirinci Per Kecamatan
Di Kabupaten Kolaka Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Hutan Lindung
(Ha)
Ranteangin
4.646,74
Wawo
22.765,10
Lambai
6.469,39
Lasusua
15.692,96
Katoi
11.489,94
Kodeoha
6.881,88
Tiwu
6.875,54
Ngapa
9.111,68
Watunohu
190,65
Pakue
9.593,12
Pakue Tengah
12.966,87
Pakue Utara
10.510,85
Batu Putih
8.872,34
Porehu
23.289,43
Tolala
9.776,51
Total
159.133,00
Sumber: -SK Menhut no.465/Menhut-II/2011
- Hasil Analisis GIS Pola Ruang
KECAMATAN

Persentase (%)
1,37
6,71
1,91
4,63
3,39
2,03
2,03
2,69
0,06
2,83
3,82
3,10
2,62
6,87
2,88
46,92

57
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

2. Kawasan Resapan Air
Berdasarkan arahan RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara, kawasan resapan air
yang ditetapkan di wilayah Kabupaten Kawasan resapan air di Kabupaten
Kolaka Utara terdapat pada kawasan hutan di Kecamatan- kecamatan Tolala,
Batu Putih, Porehu, Pakue Utara, Pakue Tengah, Pakue, Ngapa, Tiwu,
Kodeoha, Katoi, Lasusua, Lambai, Ranteangin dan Wawo.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Di wilayah Kabupaten Kolaka Utara, kawasan perlindungan setempat diarahkan untuk
sempadan sungai-sungai besar beserta anak sungainya serta sempadan pantai di
sepanjang pantai Kolaka Utara.
1.

Kawasan Sempadan Pantai
Sesuai dengan karakteristiknya kawasan ini terbentang di wilayah pesisir di
Kabupaten Kolaka Utara yang terbentang di bagian utara (Kecamatan Tolala)
sampai di bagian selatan (Kecamatan Wawo).
Pada saat ini, kawasan pesisir Kabupaten Kolaka Utara telah dimanfaatkan untuk
kegiatan budidaya, antara lain untuk perikanan tambak (Kecamatan Batu Putih,
Pakue Utara, Pakue Tengah, Pakue, Watunohu dan Tiwu ) dan kepelabuhanan
(Kecamatan Katoi dan Watunohu) serta kegiatan pariwisata (Kecamatan Tolala,
Katoi, Wawo Pakue Utara dan Lasusua). Oleh karena itu, untuk mencegah
kerusakan lingkungan dan ekosistem kawasan pesisir perlu adanya perlindungan
terhadap sempadan pantai.
Kriteria penentuan kawasan sempadan pantai di Kabupaten Kolaka Utara adalah
daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi
fisik pantai dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Pada kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang < 2 m lebar sempadan
30 – 75 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
(2) Pada kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang > 2 m lebar sempadan
50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
(3) Diluar kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang < 2 m lebar sempadan
100 – 200 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
(4) Diluar kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang > 2 m lebar sempadan
150 – 250 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Berdasarkan hasil analisis, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai kawasan
sempadan pantai sepanjang pantai yang ada, yaitu sepanjang 209,95 Km.

58
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM
2.

Kawasan Sempadan Sungai
Berdasarkan

pemanfaatan

ruang

sempadan

sungai

yang

ada

di

KabupatenKolaka Utara maka pengaturan sempadan sungai dilakukan sebagai
berikut :
a.

sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah
ada,berjarak minimal 15 meter dari tepi sungai;

b.

sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman terencana berjarak
15-25 meter dari tepi sungai; dan

c.

sempadan sungai di luar kawasan permukiman dan kawasan rawan banjir
hendaknya berjarak 50 meter dari tepi sungai.

Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Kolaka Utara terdapat di sepanjang
Sungai Lasusua,Sungai Ranteangin, Sungai Indewem Sungai Mala-Mala, Sungai
Awo, Sungai Puurawu, Sungai Watunohu, Sungai Pakue, Sungai Latali, Sungai
Pasampang, Sungai Kosali, Sungai Mekowasi, Sungai Batu Putih dan Sungai
Larowu,yang menyebar pada kawasan perkotaan dan perdesaan di seluruh
wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
3.

Kawasan Sekitar Danau
Kawasan lindung sekitar danau di Kabupaten Kolaka Utara, terdapat pada
Danau Biru di Kecamatan Ranteangin.

C.

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
1. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
Alokasi lahan untuk kawasan suaka alam di Kabupaten Kolaka Utara adalah
berupa hutan bakau (mangrove) yang keberadaannya menyebar secara sporadis
di beberapa wilayah kecamatan. Kawasan pantai yang berhutan mangrove sudah
selayaknya dikelola dan dipertahankan keberadaannya. Untuk kawasan hutan
mangrove yang telah berubah fungsi menjadi kawasan budidaya perikanan, perlu
kegiatan rehabilitasi dan dikembangkan pola sylvofishery.Alokasi lahan untuk
kawasan hutan bakau ini diarahkan seluas 544,80 Ha. Penyebaran Mangrove
dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.

59
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

Tabel 3. 4
Sebaran Kawasan Hutan Bakau di Tiap-Tiap Kecamatan
di Kabupaten Kolaka Utara
No.
1
2
3
4
5

Kecamatan

Hutan Bakau (Ha)

Persentase (%)

Batu Putih
78,74
Tolala
104,37
Pakue Tengah
3,42
Pakue
44,04
Watunoho
278,23
Total
544,80
Sumber: Hasil Analisis GIS Pola Ruang

0,02
0,04
0,001
0,01
0,09
0,17

2. Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan
Kawasan cagar budaya di Kabupaten Kolaka Utara sekaligus merupakan kawasan
dengan fungsi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kawasan pelestarian alam jenis
cagar budaya terdapat di :
a. Situs Goa Lawalatu di Desa Koreiha Kecamatan Ngapa; dan
b. Situs Goa Lametusa di Desa Parutellang Kecamatan Ngapa.
D.

Kawasan Rawan Bencana Alam
1. Kawasanrawan Tanah Longsor
Daerah rawan tanah longsor di Kabupaten Kolaka Utara terdapat di :
a. Kecamatan Lasusua meliputi Desa Totallang, Puncak Monapa, Batu Ganda,
Babussalam;
b. Kecamatan Kodeoha yaitu di Desa Mattiro Bulu;
c. Kecamatan Lambai yaitu di Desa Latawaro dan Lapasi-Pasi;
d. Kecamatan Ngapa yaitu di Desa Parutellang;
e. Kecamatan Ranteangin yaitu di Desa Pohu;
f. Kecamatan Pakue yaitu di Desa Mikuasi; dan
g. Kecamatan Wawo yaitu di Desa Tinokari dan Salu Rengko.
2. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Daerah rawan gelombang pasang di Kabupaten Kolaka Utara tersebar di:
a. Kecamatan Katoi yaitu di Desa Katoi Desa Tobaku, dan Desa Simbula;
b. Kecamatan Tolala yaitu di Desa Tolala dan Desa Bahari;
c. Kecamatan Pakue yaitu di Desa Kosali dan Desa Sipakainge;
d. Kecamatan Pakue Tengah yaitu di Desa Lanipa;
60

BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

e. Kecamatan Lasusua yaitu di Desa Pitulua, dan Desa sulaho;
f. Kecamatan Lambai yaitu di Desa Lambai;
g. Kecamatan Wawo yaitu di Desa Wawo dan Walasiho; dan
h. Kecamatan Ranteangin yaitu di Desa Landolia.
3. Kawasan Rawan Banjir
Daerah rawan banjir di Kabupaten Kolaka Utara terdapat dii :
a. Kecamatan Lasusua yaitu di Desa Batuganda, Desa Rantelimbong, Desa
Tojabi, Kelurahan Lasusua, Desa Pitulua dan Desa Patowonua;
b. Kecamatan Wawo yaitu di Desa Tinokari;
c. Kecamatan Pakue Utara yaitu di Desa Mateliono;
d. Kecamata Ranteangin yaitu di Kelurahan Ranteangin, Desa Landolia, Desa
Rantebaru, Desa Maroko dan Desa Pohu;
e. Kecamatan Lambai yaitu di Desa Lambai, Desa Lapasi-Pasi;
f. Kecamatan Tiwu yaitu di Desa Lawadia dan Tahibua;
g. Kecamatan Pakue yaitu di Desa Sipakainge;
h. Kecamatan Watunohu yaitu di Desa Watunohu;
i. Kecamatan Batu Putuh yaitu di Desa Latowu;
j. Kecamatan Tolala yaitu di Desa Leleulu; dan
k. .Kecamatan PakueTengah yaitu di Desa Lanipa.
E. Kawasan Lindung Geologi
1. Kawasan Cagar Alam Geologi
Daerah cagar alam geologi yang terdapat di Kabupaten Kolaka Utara, adalahi
kawasan Karst seluas 9.527,91 Ha yang terdapat di :
a. Kecamatan Batu Putih yaitu pada Desa Saludongka, Bukit Tinggi, Bukit Baru;
b. Kecamatan Katoi yaitu pada Desa Lambono;
c. Kecamatan Kodeoha yaitu pada Desa Jabal Nur, Sawangaoha dan Awo;
d. Kecamatan Ngapa yaitu pada Desa Watumotaha, Puurau dan Tadaumera;
e. Kecamatan Pakue yaitu pada Desa Pasampang, Kondara, Mikuasi, Lalombundi,
Kasumeeto dan Kondara;
f. Kecamatan Pakue Tengah yaitu pada Desa Terengga, Majapahit, Pasampang,
salu Lotong dan Latali;
g. Kecamatan Pakue Utara yaitu pada Desa Salu Dongka dan Mataleuno;
h. Kecamatan Wawo yaitu pada Desa Walasiho; dan
i. Kecamatan Tiwu yaitu Desa Lapolu.

61
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
Adapun identifikasi kawasan rawan bencana alam geologi yang ada di Kabupaten
Kolaka Utara adalah sebagai berikut:
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Berdasarkan peta zona seismik untuk konstruksi bangunan dan gempa bumi
dangkal di Indonesia, daerah Kabupaten Kolaka Utara termasuk jalur gempa
menengah (zona 3) dengan percepatan getaran 0,20 – 0,25 kg. Pusat gempa
dangkal yang terdekat yang pernah terjadi adalah di sekitar Teluk Bone dengan
magnitude 6 – 6,9 dan 7 – 7,9 dengan kedalaman pusat gempa antara 0 – 65
km.
Mengingat litologi sepanjang pantai di daerah penyelidikan merupakan jalur
patahan (sesar) yaitu pada wilayah yang dilalui sesar naik dan turun yang
terdapat di Kecamatan Ranteangin, Lasusua, Ngapa, Pakue, Pakue Tengah,
Batuputih dan Porehu merupakan pasir dan pasir lempungan yang bersifat lepas
hingga agak padat dengan muka air tanah yang relatif dangkal antara 0,5 – 2,7
meter, kondisi ini menunjang terjadinya likuifasi (pembuburan tanah) bila terjadi
gempa bumi terutama pada litologi pasir halus hingga sedang yang berada di
bawah muka iar tanah bebas yang diakibatkan adanya getaran gempa.
Pembuburan tanah ini dapat menyebabkan keruntuhan bangunan.
b. Kawasan Rawan Abrasi
Abrasi laut terjadi setempat-setempat khususnya di wilayah pesisir selatan
Kabupaten Kolaka Utara yaitu di Kecamatan Ranteangin, Lambai dan Lasusua.

62
BAB – III RPIJM KABUPATEN KOLAKA UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN 2015- 2019

RPIJM

F. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
1. Kawasan Hutan Produksi
Kabupaten Kolaka Utara memiliki kawasan hutan produksi terbatas (HPT) sekitar 71.733
Ha. Secara rinci alokasi ruang kawasan hutan produksi terbatas disajikan dalam Tabel
3.5
Tabel 3. 5.
Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Tiap-Tiap
Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kecamatan

HPT (Ha)

Purehu
24.735,77
Batu Putih
18.164,86
Tolala
6.373,05
Ngapa
1.596,56
Watunoho
Pakue Utara
18.880,94
Pakue Tengah
Pakue
Tiwu
308,34
Kadeoha
Katoi
Lasusua
1.673,48
Lambai
Rante Angin
Wawo
Total
71.733,00
Sumber: Hasil Analisis GIS Pola Ruang

Persentase
(%)
7,29
5,36
1,88
0,47
5,57

0,09

0,49

21,15

2. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan & Peternakan
a.

Pertanian Lahan Basah
Hasil analisis yang telah dilakukan, alokasi lahan untuk kawasan pertanian lahan
basah dalam RTRW Kabupaten Kolaka Utara ini adalah meliputi area yang luasnya
sekitar 7.696,90 Ha. Lahan pertanian lahan basah ini terdapat di Kecamatan Batu
Putih, Porehu, Pakue Utara, Pakue Tengah, Pakue, Kodeoha, Katoi, Lasusua,
Ranteangin dan Wawo. Lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 3