PERAN WANITA PEKERJA GARMEN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DUSUN NOBOTENGAH KELURAHAN NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

PERAN WANITA PEKERJA GARMEN

DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK

DI DUSUN NOBOTENGAH KELURAHAN

NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO

SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

UMI LATIFAH

NIM: 111-12-051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

          

  

Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara

yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan

daripada isterinya (Qs. Al-Baqarah: 228)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini

  telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ibu dan Bapak tercinta, baik kandung maupun mertua yang sudah bersusah payah mengasuh, mendidik serta memberikan nasehat-nasehatnya dan tak bosan mendo’akan dengan tulus ikhlas sepanjang waktu.

  2. Suamiku tercinta Sefty Ageng S dan anaku Fatih Ilmi tersayang, yang selalu memberikan semangat untuk menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Adik-adikku Rina Sri Ulfi dan Ikhwan Asyafa, yang selalu menghibur dengan penuh canda dan tawa.

  4. Wahyu Rahma, Kummilaila, Dwi Putri, Sita Fajriatul, dan seluruh sahabatku yang selalu menyemangati dan menemani hari-hariku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “PERAN WANITA PEKERJA

GARMEN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DUSUN

NOBOTENGAH KELURAHAN NOBOREJO KECAMATAN

ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2016”

  Skipsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Mufiq, S.Ag. M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepala Desa dan para responden yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di dusun Nobotengah.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, September 2016 Penulis

  Umi Latifah NIM. 111-12-051

  

ABSTRAK

  Latifah, Umi. 2016. Skripsi. Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Peran Wanita Pekerja Garmen dalam Membina Religiusitas Anak di dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga Tahun 2016 Pembimbing: Mufiq, S.Ag, M.Phil.

  Kata kunci: peran wanita pekerja, membina religiusitas anak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak di Dusun Nobotengah Kel. Noborejo Kec. Argomulyo Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. (2) Bagaimana religiusitas anak pekerja garmen di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. (3) Bagaimana peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anaknya di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah wanita pekerja garmen dan anak.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) Peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di dusun Nobotengah sudah bisa memposisikan dirinya sebagai istri, ibu rumah tangga dan sebagai pekerja yang membantu suami mencari nafkah. (2) Kondisi religiusitas anak pekerja garmen di dusun Nobotengah yaitu aqidah anak sudah tertanam dengan baik terbukti dengan tuhan yang disembah adalah Allah, Nabi yang menjadi panutan Muhammad, kitab sucinya Al-

  Qur’an, malaikat yang wajib diketahui ada sepuluh, hafal nama-nama dan tugasnya, percaya hari kiamat itu pasti terjadi, tapi hanya Allah yang tahu kapan terjadinya dan segala sesuatu itu sudah ditentukan Allah. Ibadah anak terlihat sebagian besar anak sudah menjalankan shalat wajib secara rutin, berdo’a setelah selesai shalat, mengerjakan puasa pada bulan ramadhan. Akhlak anak sebagian besar sudah tertanam baik dalam diri mereka dengan bukti mereka setiap hari membantu orang tua membersihkan rumah, mengerjakan tugas kelompok dengan teman, berbagi makanan dengan teman dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah. (3) Peran wanita yang berprofesi sebagai pekerja garmen dalam membina religiusitas anak di dusun Nobotengah yaitu dalam membina aqidah anak masih kurang. Dalam hal membina ibadah anak sudah berjalan baik. Dalam membina akhlak juga sudah tertanam baik dalam diri anak, terbukti dengan sikap anak di rumah baik dan nurut kepada orang tua, mudah diatur, serta menyayangi adiknya.

  DAFTAR ISI

  15 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................

  50

  44

  44

  1. Peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di dusun Nobotengah..........................................................................................

  B. Temuan Hasil Penelitian ......................................................................

  A. Paparan Data dusun Nobotengah .........................................................

  39 BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ..............................

  22

  17

  17

  C. Membina Religiusitas Anak .................................................................

  B. Religiusitas (Keberagamaan) Anak ......................................................

  A. Peran Wanita Pekerja ...........................................................................

  10

  HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN BERLOGO................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... v MOTTO........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN........................................................................................... vii KATA PENGANTAR.................................................................................... viii ABSTRAK...................................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  8

  7

  7

  6

  1

  1

  G. Sistematika Penulisan..........................................................................

  F. Metode Penelitian .................................................................................

  E. Definisi Operasional .............................................................................

  D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

  C. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  B. Fokus Masalah ......................................................................................

  A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

  50

  3. Membina religiusitas anak ............................................................... 55

  BAB IV

  57 PEMBAHASAN…………………………………………………...

  A. Peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di dusun Nobotengah..

  57 B. Religiusitas anak pekerja garmen di dusun Nobotengah .....................

  59 C. Membina religiusitas anak ...................................................................

  62 BAB V PENUTUP ...........................................................................................

  67 A. Kesimpulan............................................................................................

  67 B. Saran ......................................................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi 4. Surat Izin Penelitian 5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 6. Instrumen Penelitian 7. Hasil Wawancara 8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini semakin banyak pasangan suami istri yang memilih

  untuk sama-sama bekerja. Pilihan menjadi ibu rumah tangga sekaligus juga menjadi wanita karier bukan semata-mata karena tren masa kini atau sekadar mencari kesibukan di luar rumah. Peran ganda tersebut biasanya dipilih karena tuntutan ekonomi keluarga yang dirasa semakin sulit, karena semakin tingginya kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi serta keinginan setiap keluarga untuk mendapatkan kehidupan yang lebih mapan dan lebih baik lagi.

  Dalam situasi demikian, biasanya para ibu dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, yaitu antara mempertahankan kesinambungan karier dan harmonisasi dalam keluarga. Di dalam setiap pilihan pastinya ada pengorbanan. Dan objek paling sensitive yang menjadi sasaran pengorbanan pertama adalah anak. Tidak jarang, bahkan sering terjadi di masyarakat, orang tua melupakan kewajiban untuk mendidik anak. Padahal, betapa besar peran orang tua

  • –termasuk juga ibu- terhadap pendidikan dan pembentukan karakter anak.

  Allah berfirman dalam Q.S At-tahrim ayat 6 berbunyi:            

            

  

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan.

  Anak adalah amanat Allah bagi orang tuanya. Anak berhati bersih merupakan permata tiada ternilai di mata orang tuanya, juga merupakan perhiasan kehidupan dunia dan penghibur bagi kesejukan hati orang tuanya (Djawas, 1996:107). Menyambung pendapat tersebut, Huda (2009:61) menyatakan anak dapat menjadi impian yang menyenangkan, manakala dididik dengan baik, dan sebaliknya akan menjadi malapetaka (fitnah) jika tidak dididik. Inilah kemungkinan yang ditimbulkan, yaitu rasa optimis atau pesimistis. Hal ini juga membawa pada pemahaman, apalah artinya memelihara anak, jika tidak dididik, anak didik berbuat jahat adalah kesalahan pendidik. Jika anak-anak tidak mau belajar, hanya akan menyusahkan orang tua, nusa dan bangsa. Jelasnya anak harus dididik, karena pada hakikatnya manusia dilahirkan dengan fitrah dapat dididik dan dapat mendidik.

  Pendidikan utama yang sangat dibutuhkan bagi anak adalah pendidikan agama, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak. Pendidikan beragama pada anak merupakan awal pembentukan kepribadian, baik atau buruk kepribadian anak tergantung pada orang tua serta lingkungan yang mengasuhnya.

  Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan tengah kemajuan yang demikian pesat. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam mendidik generasi-generasinya untuk mampu terhindar dari berbagai bentuk tindakan yang menyimpang. Oleh sebab itu, perbaikan pola pendidikan anak dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan membutuhkan perhatian yang serius.

  Mengingat fungsi keluarga yang diantaranya adalah pertama, keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks, tidak ada masyarakat yang memperbolehkan seks sebebas-bebasnya antara siapa saja dalam masyarakat. Kedua, reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. Ketiga, keluarga berfungsi untuk mensosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya. Keempat, keluarga mempunyai fungsi afeksi, keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Kelima, keluarga memberikan status pada anak bukan hanya status yang diperoleh seperti status yang terkait dengan jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan kekerabatan tetapi juga termasuk di dalamnya status yang diperoleh orang tua yaitu status dalam kelas sosial tertentu. Keenam, keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik perlindungan fisik maupun perlindungan bersifat kejiwaan (Sunarto, 2004:63-64).

  Dari fungsi keluarga yang terkemuka di atas maka dapat disimpulkan, bahwa keluarga merupakan sumber dari segala perkembangan anak. Anak akan menjadi apa nantinya kelak, keluargalah yang berpengaruh. Orang tua sikap anak dalam beragama. Orang tua mempunyai peran besar dalam menanamkan sikap religi yang besar pada anak, sebab sangat percuma bila anak beragama di luarnya saja tapi dalam hati anak tidak memiliki jiwa beragama. Jadi sikap religius sangat penting untuk ditanamkan pada anak (Ghofir, 2004:1).

  Keluarga dalam Islam merupakan lembaga pendidikan yang terpenting yang pengaruhnya sebanding dengan sekolah. Orang tua -bapak dan ibu- masing-masing mempunyai hak dan kewajiban, demikian juga dengan anak-anak (Kastolani, 2009:126).

  Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:

  

'Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin

akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah

pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang

suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas

keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga

suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga

tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya,

dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya

  

jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan

dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhori). (Al-

  asqalani, 2009:389) Tanggung jawab orang tua dimulai dengan mendidik anak agar menjadi orang beriman, shaleh dan shalehah, dan menjaga kesehatan fisik, serta memenuhi keperluannya dalam batas yang dibenarkan dan kemampuan yang tersedia (Djawas, 1996:130).

  Dalam mendidik anak, orang tua tidak mungkin hanya berharap agar anak-anaknya berperilaku dan bersikap sesuai dengan keinginannya. Orang tua harus berusaha memperlihatkan teladan yang baik.

  Menurut Kiong (2008:31-32), teladan perilaku itulah yang akan mempengaruhi anak-anak secara efektif. Buah jatuh tidak akan jauh dari

  

pohonnya , itulah kata pepatah yang relevan sekali untuk menggambarkan

  keberlanjutan atau keterkaitan perilaku orang tua dan anak-anaknya. Sekarang ini tidak cukup hanya memberitahu anak supaya jangan begini jangan begitu.

  Yang lebih penting adalah memberikan contoh langsung dan konkret kepada mereka.

  Namun sekarang ini, banyak orang tua yang sibuk bekerja. Banyak kalangan ibu sibuk di luar rumah. Seperti yang terjadi di dusun Nobotengah, banyak wanita yang bekerja di industri garmen, berangkat pagi pulang malam. Membiarkan anaknya diasuh oleh kerabatnya atau pembantu rumah tangga. Setiap harinya anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuhnya daripada dengan ibunya.

  Padahal hakekatnya transformasi nilai pendidikan dan keagamaan pada akhirnya tetap akan berlangsung lebih lama bersama orang tuanya.

  Dengan demikian sudah sewajarnya bagi seorang ibu untuk menyediakan waktu khusus dan mengusahakan waktu ekstra untuk berkumpul bersama anak-anaknya. Sebab dengan begitu kehangatan dan kasih sayang seorang ibu dan sekaligus pendidikan langsung dari ibu sebagai pembina utama kebahagiaan anak bisa diberikan.

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan meng kaji mangenai “PERAN WANITA PEKERJA GARMEN

  DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DUSUN NOBOTENGAH KEL. NOBOREJO KEC. ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016 ”.

B. Fokus Masalah

  Dalam penelitian kualitatif perumusan masalah lebih ditekankan untuk mengungkap aspek kualitatif dalam suatu masalah. Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan fokus masalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga? 2. Bagaimana religiusitas anak pekerja garmen di Dusun Nobotengah

  Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga? 3. Bagaimana peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anaknya di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui peran wanita pekerja garmen dalam keluarga di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui religiusitas anak pekerja garmen di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anaknya di Dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis a.

  Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada dalam peran wanita pekerja pada pendidikan anak.

  b.

  Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.

  c.

  Untuk memperkaya khasanah keilmuan terutama pengetahuan tentang bagaimana peranan orang tua dalam mendidik religiusitas anak.

2. Manfaat Praktis a.

  Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya peran orang tua dalam menerapkan sikap religius pada anak. b.

  Bagi peneliti diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.

E. Definisi Operasional 1.

  Peran wanita Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran diartikan sebagai tokoh pemain sandiwara (film) utama, tukang lawak, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Depdiknas, 2007:854). Adapun di dalam buku Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, kata peran berarti yang diperbuat, tugas, hal yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa (Daryanto, 1997:487).

  Pengertian secara etimologis, peran merupakan suatu bagian yang memegang peranan atau bertindak terhadap terjadinya suatu peristiwa, yang berpartisipasi ikut andil dalam suatu kegiatan bersama (Hartini, 1992:296).

  Wanita merupakan seorang perempuan yang sudah menginjak masa dewasa (Yahya, 2000:1268). Dimana seorang wanita ini mempunyai peran dalam kehidupan berumah tangga untuk mengatur segala urusan rumah tangga, terutama memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya.

  Jadi, peran wanita adalah partisipasi seorang perempuan dewasa dalam suatu aktivitas kehidupan rumah tangga.

  Pekerja adalah orang yang bekerja, orang yang menerima upah atas kerjanya, buruh, karyawan (Depdiknas, 2007:554).

  Garmen adalah pakaian jadi (kbbi.web.id) Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pekerja garmen ialah seseorang yang menerima upah atas kerjanya di bidang pakaian jadi.

3. Religiusitas anak

  Secara etimologi religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiousity yang berarti ketaatan pada agama, baik yang berupa perintah maupun larangan yang merupakan ajaran-ajaran agama (Salim, 2000:1239).

  J. Milton Yinger seorang ahli sosiologi Agama berpendapat bahwa agama adalah sistem kepercayaan dan praktek dengan makna, suatu masyarakat atau kelompok manusia berjaga-jaga untuk menghadapi masalah terakhir di dunia ini (Hendropuspito, 1983:35).

  Keagamaan berasal dari kata agama yaitu kebutuhan jiwa (psikis) manusia yang menyatu dan mengendalikan sikap, pandangan, kelakuan, dan cara menghadapi tiap-tiap masalah (Daradjat, 1982:47).

  Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroso, 1995:76) mendefinisikan agama merupakan sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlambangkan yang semuanya itu berpusat pada persoalan- persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

  Dari istilah agama muncullah apa yang dinamakan religiusitas. Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa sering melaksanakan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam (Nashori, 2002:33).

  Anak berarti keturunan kedua (Depdiknas, 2007:41). Pengertian anak menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

  Dapat disimpulkan religiusitas anak adalah gambaran keadaan dalam diri seseorang yang belum berusia delapan belas tahun, yang memiliki motivasi untuk bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Rancangan Penelitian a.

  Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan yaitu dengan menyajikan gambaran tentang peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak.

  Moleong (2011:6) penelitian kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam buku berjudul Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa (Maslikhah, 2013:67) juga disebutkan bahwa penelitian berjenis kualitatif biasanya memuat tentang jenis pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.

  b.

  Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research yang bermaksud untuk mengetahui data responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya tentang peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak di dusun Nobotengah.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a.

  Lokasi penelitian Dalam penelitian yang kami adakan ini, lokasi berada di dusun Nobotengah.

  Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu dari Mei 2016 sampai penulisan laporan penelitian ini selesai pada Agustus 2015.

3. Sumber Data a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata- kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak di dusun Nobotengah Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan ibu yang bekerja di garmen dan anak.

  b.

  Data Sekunder Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan. a.

  Pengamatan Metode ini digunakan peneliti dengan mengamati langsung lapangan untuk mengetahui peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak.

  b.

  Wawancara Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186). Dalam penelitian ini yang akan diwawancara adalah wanita atau ibu yang bekerja di garmen beserta anak.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel, baik itu berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274).

  5. Analisis Data Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Di sini, data-data yang sudah ada dijabarkan secara naratif dan lebih kompleks, disertai dengan pendapat-pendapat dari peneliti, didukung oleh referensi- referensi terkait.

  6. Pengecekan Keabsahan Data

  Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility) , keteralihan (transferability) , ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

  Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan

  (credibility) . Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan

  penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik tringulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan: a.

  Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

  b.

  Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

7. Tahap-tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut: a.

  Tahap sebelum ke lapangan

  Tahap ini meiputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak di Dusun Nobotengah Kel. Noborejo Kec. Argomulyo Salatiga Tahun 2016. Data ini diperoleh dengan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

  c.

  Tahap analisis data Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 1)

  Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. 2)

  Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya secara naratif.

  3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

  d.

  Tahap penulisan laporan Tahap ini meliputi kegiatan hasil penelitian dari semua

  Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II ini berisi landasan teori tentang peran wanita pekerja garmen dalam membina religiusitas anak yang meliputi peran wanita pekerja, religiusitas anak dan membina religiusitas anak.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: gambaran umum lokasi penelitian yaitu di Dusun Nobotengah, penyajian data yang meliputi: data responden serta hasil wawancara terhadap wanita pekerja garmen dan anak di Dusun Nobotengah.

  BAB IV PEMBAHASAN Meliputi peran wanita pekerja garmen dalam keluarga, religiusitas religiusitas anak di Dusun Nobotengah Kel. Noborejo Kec. Argomulyo Salatiga Tahun 2016.

  BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang memuat kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Wanita Pekerja Wanita merupakan seorang perempuan yang sudah menginjak masa

  dewasa (Yahya, 2000:1268). Dimana seorang wanita ini mempunyai peran dalam kehidupan berumah tangga untuk mengatur segala urusan rumah tangga. Sedangkan pekerja adalah orang yang bekerja, orang yang menerima upah atas kerjanya, buruh, karyawan (Depdiknas, 2007:554).

  Jadi, wanita pekerja adalah seorang perempuan dewasa yang menerima upah atas kerjanya.

  Sebagai seorang wanita pekerja yang sekaligus sebagai ibu, wanita tetap dituntut berbagi tugas dalam mendidik dan memperhatikan anak- anaknya bersama suami sebagai kepala keluarga.

1. Peran wanita dalam keluarga

  Wanita sebagai bagian dari keluarga mempunyai tugas-tugas antara lain sebagai istri, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pendidik bagi anak- anaknya. Menurut Hemas (dalam Pudjiwati,1997:35) memaparkan bahwa tugas yang disandang oleh seorang wanita yaitu: a.

  Wanita sebagai istri Wanita tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai pendamping suami, sehingga dalam rumah tangga tetap sebagai istri dituntut untuk setia pada suami agar dapat menjadi motivator kegiatan suami.

  Hubungan antara suami dan istri sangat erat sekali, ibarat sebuah jiwa di mana yang separuh milik suami dan separuhnya adalah milik istri. Ketaatan dan kesetiaan adalah merupakan bagian yang fundamental dalam kehidupan bekeluarga.

  Sehingga apabila kesetiaan ini dilanggar oleh satu pihak akan membuat keluarga menjadi berantakan.

  b.

  Wanita sebagai ibu rumah tangga Sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab secara terus-menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu di dalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman tentram, dan damai bagi seluruh anggota keluarga.

  c.

  Wanita sebagai pendidik Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi putra-putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga, peran ibu sangat menentukan perkembangan anak yang tumbuh menjadi dewasa sebagai warga negara yang berkualitas dan pandai.

  Di dalam Islam, ibu dikatakan ideal yaitu mampu mendidik anak dengan nilai ke-Islaman sejak masih dini, memiliki budi pekerti yang baik (akhlakul karimah), selalu menjaga perilakunya agar menjadi teladan bagi anaknya, memiliki sikap penyabar, sopan serta lembut dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki kepribadian yang tangguh dan baik.

  Tidak ada yang meragukan betapa pentingnya ibu dalam pendidikan anak seperti kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu.

  Karena perhatian dan kasih sayang tersebut akan menimbulkan perasaan di terima dalam diri anak-anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa-masa pertumbuhan mereka.

  Karena itu, hal ini dipertegas oleh Lidya Yurita dalam bukunya Mukjizat Doa Ibu!, yang mengatakan bahwa “Ibu muncul sebagai sosok yang siap siaga dan serba bisa. Kasih sayang, kelembutan dan perhatiannya menempatkan ibu menjadi sosok yang dibutuhkan seluruh anggota keluarga.

  ” Begitu juga, dalam bukunya Khairiyah Husain Thaha yang berjudul Konsep Ibu Teladan yang menyatakan bahwa: “Orang tua terutama ibu yang banyak bergulat dengan anak, mempunyai tugas yang amat besar untuk mendidik anak baik pendidikan jasmani, intelektual dan mental spiritual, sehingga melalui teladan yang baik atau pelajaran yang berupa nasehat-nasehat, kelak ia dapat memetik tradisi-tradisi yang benar dan pijakan moral yang sempurna dari masa kanak- kanaknya”.

2. Hukum Islam tentang wanita yang bekerja

  Islam memberi jalan kebahagiaan dan martabat yang tinggi bagi wanita serta memberi rambu, nilai dan menuntun tatanan moral mana yang pantas dan tidak pantas. Wanita memiliki tanggung jawab dalam rumah tangga sebagai konsekuensi alamiah atau fitrah, mengemban tugas utama berkenaan dengan tugas-tugas reproduksi (hamil, melahirkan, menyusui, mengasuh anak).

  Islam menempatkan laki-laki menjadi pemimpin dalam keluarga yang berkewajiban mencari nafkah, tetapi peran wanita sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya untuk membantu ekonomi keluarga tidak bisa dihindari, seperti di zaman modern sekarang ini. Realita bahwa wanita bekerja merupakan sebuah pilihan karena berbagai alasan.

  Bekerja sesungguhnya merupakan perwujudan dari eksistensi dan aktualisasi diri manusia dalam hidupnya. Manusia, baik laki-laki maupun wanita diciptakan Allah SWT untuk melakukan aktivitas pekerjaannya dan merupakan bagian dari amal saleh. Selain dimaknai sebagai ibadah, dengan bekerja maka seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara jasmani maupun rohani. Islam mengajarkan adanya kewajiban untuk bekerja sekaligus hak untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat berlaku baik laki-laki maupun wanita. Manusia dituntut untuk memperjuangkan kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan dan kesehatan.

  Wanita atau ibu bekerja telah ada sejak masa lalu. Pada waktu kecilnya Muhammad Rasulullah diketahui banyak para ibu bekerja. Misalnya, Halimah As-

  Sa’diyah yang bekerja untuk menyusuinya. Istri Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid dikenal sebagai pedagang yang sukses dan sangat berperan membantu perjuangannya. Melihat keterlibatan wanita dalam pekerjaan pada masa awal Islam, maka dapat dikatakan Islam membenarkan wanita aktif dalam berbagai aktivitas. Wanita mempunyai hak untuk bekerja selama pekerjaan tersebut membutuhkannya dan atau selama wanita membutuhkan pekerjaan tersebut serta selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara.

  Islam telah meletakkan syarat-syarat tertentu bagi wanita yang ingin bekerja di luar rumah, yaitu: karena kondisi keluarga yang mendesak, keluar bersama mahramnya, tidak berdesak-desakan dengan laki-laki dan bercampur baur dengan mereka, dan pekerjaan tersebut sesuai dengan tugas seorang perempuan (As- Sya’rawi, 2003:141).

  Di kalangan muslim, terdapat kelompok yang mengkhawatirkan jika wanita bekerja yang mengakibatkan perbuatan tidak terpuji karena dimungkinkan adanya hubungan dan pergaulan antara laki-laki dan wanita sehingga dapat terjadi fitnah, perselingkuhan yang merusak kehidupan rumah tangga. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz memberikan pandangan tentang pekerja wanita, dikatakan bahwa: perempuan sudah cukup bagi perempuan tanpa harus memasuki pekerjaan yang menjadi tugas para laki-laki. Orang-orang yang berakal dari negara-negara barat telah menyeru keharusan untuk mengembalikan perempuan pada kedudukan yang telah disediakan Allah SWT dan diatur sesuai dengan fisik dan akalnya.

  ” Selanjutnya Qardhawi mengategorikan hukum wanita bekerja di luar rumah atau melakukan aktivitas adalah jaiz (dibolehkan) dan dapat sebagai sunah atau bahkan kewajiban (wajib) karena tuntutan (membutuhkannya), misalnya pada janda yang diceraikan suaminya, dan karena untuk membantu ekonomi suami atau keluarga. Demikian juga dalam literatur fikih, khususnya fikih Hambali sebagaimana yang ditulis Faqihuddin Abdul Kodir, tidak ditemukan adanya larangan perempuan bekerja selama ada jaminan keamanan dan keselamatan, karena bekerja adalah hak setiap orang. Suami tidak berhak melarang istri bekerja mencari nafkah apabila suami tidak bisa bekerja mencari nafkah karena sakit, miskin atau karena yang lain.

B. Religiusitas (Keberagamaan) Anak 1.

  Pengertian religiusitas (keberagamaan) Secara etimologi religiusitas berasal dari bahasa Inggris

  religiousity yang berarti ketaatan pada agama, baik yang berupa perintah

  maupun larangan yang merupakan ajaran-ajaran agama (Salim, 2000:1239).

  J. Milton Yinger seorang ahli sosiologi Agama berpendapat bahwa agama adalah sistem kepercayaan dan praktek dengan makna, suatu masyarakat atau kelompok manusia berjaga-jaga untuk menghadapi masalah terakhir di dunia ini (Hendropuspito, 1983:35).

  Keagamaan berasal dari kata agama yaitu kebutuhan jiwa (psikis) manusia yang menyatu dan mengendalikan sikap, pandangan, kelakuan, dan cara menghadapi tiap-tiap masalah (Daradjat, 1982:47).

  Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroso, 1995:76) mendefinisikan agama merupakan sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlambangkan yang semuanya itu berpusat pada persoalan- persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

  Dari istilah agama muncullah apa yang dinamakan religiusitas. Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa sering melaksanakan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam (Nashori, 2002:33).

  Selanjutnya Ancok dan Suroso (1995:76) mengemukakan bahwa keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah) tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural, yang tak tampak dan terjadi pada hati seseorang. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi dan dimensi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama adalah sistem yang berdimensi banyak.

  Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu gambaran keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku (baik tingkah laku yang tampak maupun tak tampak), bersikap, dan bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya.

2. Dimensi atau aspek religiusitas (keberagamaan)

  Glock dan Stark (dalam Ancok dan Suroso, 1995:77-78) membagi dimensi atau aspek religiusitas menjadi lima, kelima aspek atau dimensi tersebut yaitu : a.

  Dimensi keyakinan Yaitu dimensi yang berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi sering kali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

  Jika disesuaikan dengan Islam, Ancok dan Suroso seberapa tingkat keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran- ajaran agamanya, terutama terhadap kebenaran ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rosul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar.

  b.

  Dimensi praktik agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu: 1)

Dokumen yang terkait

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 202

PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH NU BLOTONGAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 88

NILAI-NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 113

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0 0 98

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 96

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 136

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANIS DI SMP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79