STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGEND/iLIaN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

  

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGEND/

  i

  LI

  a

  N DIRI

DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA

MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN

KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Meleng kapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

  

Oleh :

Ahmad Syafi’i Daslan

NIM : 11406045

SEKOLAH INGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul Studi tentang Pemahaman Akhlak Pengaruhnya Terhadap Upaya Pengendalian Diri dari Perilaku Menyimpang pada Siswa MTs. Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang, Tahun Ajaran 2007/2008. Alasan pemilihan judul dkarenakan pada saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generaasi muda yang disebabkan mereka tidak mengenal pendidikan agama atau orang tua tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak sehingga tingkah laku anak menjadi bertentangan dengan ajaran agama tanpa disadari.

  Permasalahan dalam skripsi ini adalah sejauh manakah pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

  Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman Ilmu ahlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah sebagai populasi dalam skripsi ini adalah siswa MTs. Tarqiyatul Himmah tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan 2 sampelnya adalah siswa k las VII dengan jumlah 20 orang dan siswa kelas VII dengan jumlah 20 orang dengan sistim pengambilan random sampling.

  Setelah dilakukan penelitian dan penganalisaan data diperoleh kesimpulan bahwa siswa MTs. Tarqiyatul Himmah mempunyai pemahaman ilmu ahlak tinggi , dan pengendalian diri terhadap perilaku menyimpang juga tinggi, tetapi setelah dikorelasikan dengan menggunakan analisis product moment ternyata tidak ada korelasi yang signifikan anara keduanya.

  Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa pemahaman akhlak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian diri dari perilaku menyimpang.

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. S ta d io n 03 Telp. (0298) 32 3 7 0 6

  , 32 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website : \v\N\v.stainsnlalii»a.ac.id E-mail: administrasifrflstainsalatitta.ac.id Dra. Djami'atul Islamiyah, M. Ag.

  DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Saudara Ahmad Svafii Daslan Kepada.

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamualaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Ahmad Syafii Daslan 114 06 045

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU PENYIMPANGAN PADA SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

  Dengan ini mohoi skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Nama NIM

  Program Studi Judul

  Salatiga, 8 Agustus 2008 Pembimbing Dra. Diami'anil Islamiyah, M. Ag.

  NIJC'. ISO 234 070

  Pendidikan Agama Islam (PAI)

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A

  Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : w ^w.stainsalatiga.ac.id E-mail:

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGA­

  RUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN, KAB. SEM\RANG TAHUN AJARAN 2007/2008 AHMAD SYAFIT DASLAN

  Nama

  1140(045

  NIM

  Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Program Studi

  24 Sya'ban 1429 H Salatiga,

  26 Agustus 2008 M Dewan Penguji,

  LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Akte Notaris No. 103 Tanggal 15 Januari 1986

  M ADRASAH TSANAW IYAH TARQIYATUL HIMMAH STATUS : TERAKREDITASI A SK KA KANWIL DEPAG PROP.JATENG No .Kw. 11.4/4/PP.03.2/1636/2005

  Alamat: Desa Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang 50771 Telepon : 02987104441

  

S U R A T K E T E R A N G A N

NO : 25 / MTs - Th / VIII / 2008

  Assalamu 'alaikum, Wr. Wb

  Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec.Pabelan , menerangkan bahwa: Nama AHMAE' SYAFIT DASLAN NIM 1140604.5

  Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tarbiyah

  Jurusan Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI) Benar-benar telah melakukan Penelitian di MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab.

  Semarang, pada tanggal 13 Juni 2008 s.d. 5 Juli 2008 Demikian Surat keterangan ini kami buai untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu 'alaikum, wr.wb.

  • abelan, 22 Agustus 2008 rs. K u s m i n
M O T T O : O i J i p I aj ji (jj jJt J Iji^l J

  (

  II :Al ia-dl )

“ Allah'mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: 11 ).”

v PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ku persembahkan ke Dada :

  1. Istri dan anak-anakku

  2. Keluarga besarku

  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kep ida Allah yang telah melimpahkan kepada penulis

akan rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis merasakan apabila tanpa rahmat,

hidayah, serta inayahNya maka karya ilmiah ini tida akan selesai.

  Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad yang telah membawa manusia kepada jalan yang benar, jalan

ketauhidan, keimanan, dan keislaman yang terasakan dalam hati manusia.

  Karya tulis atau (skripsi) ini yang menyoroti tentang pemahaman

akhlak dan pengaruhnya terhadap perilaku menyimpang merupakan salah

satu karya ilmiah yangb srdimensikan akhlak. Tujuan karya ilmiah ini tiada

lain hanyalah untu mengetahui pengaruh antara pemahaman akhlak ilmu

akhlak dan pengendalian diri dari perilaku menyimpang, dan untuk

mendapatkan ijazah san gelar ilmu kependidikan di STAIN Salatiga.

  Karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai

piahak tak mungkin penulis dapat menyelesaikannya seorang diri maka

penulis mengucapkan barnya terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu akan terselesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis

sampaikan kepada: 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Dra. Djamiatul Islam yah selaku dosen pembimbing.

  3 . Kepada Bapak Ibu dosen yang telah membantu penulis.

4. Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan skripsi ini.

  Tentu saja masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, saran dan kritik akan sangat berguna untuk perbaikannya.

  Salatiga, 8 Agustus 2008

  Penulis

  AHMAD SYAFPIDASLAN NIM. 11406045

  DAFTAR ISI

  BAB I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

   BAB H : LANDASAN TEORI

  I. Pemahaman Akhlak

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

  TABEL

  I. DAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI MTs. TARQIYATUL

  

  

  IV. HASIL ANGKET PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

  

  

  VII. PROSENTASE JAW ABAN ANAK TERHADAP PEMAHAMAN ILMU

  VIII. DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

  IX. FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

  X. ANALISA VARIABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI

  XI. DATA TENTANG SIUDI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG 64

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Ju iul

  Pada dasamyi. ajaran Islam mendorong manusia untuk memiliki perangai yang baik. Dalam sejarah perjalanan manusia persoalan moralitas masih menjadi picu ulama yang akan meninggikan dan merendahkan derajat manusia. Allah sangat menjunjung tinggi terhadap orang-orang yang berakhlak mulia dan membenci terhadap orang-orang yang berakhlak buruk.

  Sabda rasululla SAW : Artinya : “Tak ada yar g lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin pada hari k amat dari budi pekerti yang baik dan sesungguhnya

  Allah murka terhadap orang yang berbudi pekerti rendah.1 Suatu kenyataan saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generasi muda, penyebi.bnya adalah mereka tidak mengenal benar pendidikan agama atau orang tuanya tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak, sehingga sikap tindakan serta tingkah laku akan menjadi liar, serta bertentangan dengan ajJiran agama. Sedangkan membentuk kepribadian anak

  Surnah Tlrmidzi IV Darul Fikri, t.t. hal. 319

1 Abi Isa Muhammad bin Isa,

  2

  adalah tanggung jawab orang tua dalam memberi bekal terhadap mereka . Menurut pendapat Ny. Aisyah Dachlan :

  Orang tua ber cewajiban mengasuh dan mendidik anak, memberi 1 1 pakaian, makara , menjaga diri dari segala macam bahaya, menjaga kesehatan lahir ian batin, rohani dan jasmani, mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna dan bahagia dunia dan akherat, memberi pelajaran dan ilmu-ilmu agar menjadi manusia yang sempurna berilmu dan beragama, beramal dan beribadah dan dapat pula berdiri sendiri, mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.2 Keluarga merupakan lingkungan yang primer. Dis nilah anak-anak digembleng dengan berbagai pengalaman dan pendidikan dasar, pendidikan moral, sehingga anak setelah tumbuh dewasa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang bumk. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang mendasari dalam pembentukan mental bagi anak-anak. Namun sering ditemukan orang tua y; m g hanya memenuhi kebutuhan material saja, tanpa memikirkan pendidikannya. Sebagaimana yang dikemukakan Drs. Bimo Walgito :

  Apabila ada orang tua yang berpendapat bahwa hanya kebutuhan biologis saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Asal sudah makan baik, pakaian bail c dan sebagainya adalah telah cukup, pendapat semacam itu adalah salah.3 Upaya mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendidikan. Bagi bangsa Indonesia konsep pendidikan Nasional sangat menekankan untuk

  Membina Rumah Tangga Bahagia

2 Ny. Aisyah Dachlan, , Jamnu 1978, hal. 92

  3

  memiliki suatu tujuan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Kualitas bangsa Indonesia yang dimaksudkan adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan berkepribadian berdisiplin bekerja keras, tanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat jasn ani dan rohani. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu dikembangkan iklim belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan tinggkah laku yang inovatif, kreatif dan kondusif, se lingga dengan demikian pendidikan Nasional akan dapat mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Itu semua dapat terwujud apabila pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan mutu pendidikannya baik dalam bentuk formal dan informal.

  Suatu bangsa sangat ditentukan sekali ooleh suatu sistem pendidikan yang dianut atau didikuti c leh bangsa tersebut.

  Peran guru merupakan figur bagi muridnya untuk diteladani segala sikap dan kepribadiannya. Oleh karena itu hal ini sangatlah dipengaruhi oleh tingkat pemahaman ilmu iikhlak yang diajarkan guru di sekolah. Disamping itu latar belakang siswa banyak mempengaruhi pemahamannya terhadap persoalan ilmu akhlak.

  Seberapa jauh para siswa siswi memahami ilmu akhlak yang telah diajarkannya serta kaitannya dengan pengendalian diri dari perilaku menyimpang dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah yang perlu dikaji ]>ersoalan tersebut diatas secara kritis dan analitis

  4

  dengan judul : “ STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI

  PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs TAROIYATUL HIMMAH KEC. PABEAN. KA B. SEMARANG TAHUN 2007 / 2008.”

B. Penjelasan Istilah

  Dalam upaya mengurangi kesalahpahaman dalam melakukan penelitian yang dilacukan, penulis mencoba memberi alternatif untuk memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:

  1. Pemahaman Dalam istilah bahasa Indonesia, kata pemahaman berasal dari kata dasar paham dan mendapat imbuhan yang berupa pe - an. Kata paham tersebut dari bahasa Arab yaitu Fahima - Yafhamu - fahman.4 Kemudian meresap kadalam bahasa Indonesia menjadi paham.

  Ahmad Hasan dalam bukunya Pintu Ijtihad Belum Tertutup mengartikan kata pahan itu identik dengan kata fiqih yang mengandung arti memahami dan mengerli seperti yang berarti melakukan pemaiaman terhadap agama.5

  Dari beberapa pengertian tersebut di atas, penulis menyimpulkan kata - kata pemahaman sebagai pen gertian yang mendalam tentang sesuatu.

  Ilmu Shorof

  4 Masruf, Pustaka, Risalah, Surabaya, 1973, hal. 598 Pintu Ijtihad Belum Tertutup,

  5 Hasan, Pustaka, Bandung, 1984, hal. 2

  5

  2. Akhlak Secara terminologi kata akhlak berasal dari kata jam ak bahasa Arab ( akhlak ) dan bentuk mufrodnya adalah ( khulukun ) yang berarti perangai, budi, tabiat dan adab.6

  Sedangkan menurut istilah akhlak berarti : & ^ r y j j j u'.

  Artinya : “Perangai ialah keadaan gerak jiw a yang mendorong ke arah melakukiin perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.”7 Jadi yang dimaksud ilmu akhlak adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan pengertian baik dan buruk, menerangkan apa yang perlu ada di dalam pergaulan umat manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam setiap tingkah laku dan cara melaksanakan apa yang harus ada.

  Adapun indikator - indikator pemahaman ilmu akhlak adalah : 1) Memahami pengertiiin akhlak 2) Memahahami tujuan yang akan dicapai; 3) Memahami obyek akhlak 4) Memahami sumber - sumber akhlak 5) Memahami pem bagkn akhlak 6) Adanya kesan yang mendalam setelah memahami ilmu akhlak dalam hal ini pemahaman akhlak merupakan variabel bebas atau variabel X ( VX ) dalam rangka memudahkan penjabaran.

  Sistem Ethika Islami.

  6 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, 1996, hal. 26 Op. Cit.

  7 D-of. Dr. H. Rachmat Djatnika, Hal. 27

  6

  3 . Pengendalian Diri Dari Perilaku Menyimpang

  Menahan / me l ekang diri dari tingkah laku yang melanggar atau bertentangan dengan aturan sekolah atau aturan agama yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

  Sedangkan yang menjadi indikator dari perilaku menyimpang adulah :

  a. Perilaku menyimpang dari aturan agama : 1) Meninggalkan sholat wajib tanpa berhalangan;

  2) Meninggalkan puasa wajib tanpa berhalangan; 3) Berjabat tangan dengan lawan jenis; 4) Tidak mau menghormati orang yang lebih tua; 5) Minum-minun an keras; 6) Makan sambil jalan; 7) Berkata kasar pada orang tua;

  b. Perilaku menyimpang dari aturan sekolah; 1) Kebiasaan terlambat;

  2) Tidak memakai seragam sekolah; 3) Tidak masuk sekolah tanpa ijin; 4) Membolos sekolah; 5) Berbuat tidak jujur dalam test.

  Pengendalian diri dari perilaku menyimpang merupakan variabel tergantung atau variabel 'V ( VY ) untuk menjabarkan langkai selanjutnya.

  Oleh karena itu untuk mengetahui intensitas tinggi rendahnya kedua variabel tersebut yaitu pengukuran dsngan kategori sebagai berikut:

  7

  a . Tinggi \ Sedang

  c. Rendah

  C. Perumusan Masalah Rumusan masalah >ada hakekatnya adalah generalisasi deskriptif ruang lingkup masalah pembatas demensi ukuran dan analisis variabel yang tercakup didalamnya.8 Sehumngfn dengan itu maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimanakah variasi pemahaman akhlak siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang th. 2007 / 2008

  2. Bagaimana tingkat upa>a pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007/2008

  3. Sejauh manakah peigaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, K* b. Semarang tahun 2007 / 2008

D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan penelitian tersebut penulis mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui ])enelitian ini. Adapun tujuan - tujuan ini adalah :

  1. Untuk mengeta mi varias: pemahaman akhlak pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. i’a’uean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

  

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikan,

8 Suharsimi Arikunto,

  Rineka Cipta, Jakarta 1991

  X

  2 . Untuk mengetihui tingkat pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

  3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian dir dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

E. Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu yang mungkin benar atau salah9. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji kembali atau dibuktikan kefcx narannya lewat analisis data. Penulis mengajukan hipotesis yang berbunyi “ Ada pengaruh positif antara pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang” atau dengan kita lain “ Semakin tinggi tingkat pemahaman akhlak semakin tinggi pula upaya untuk mengendalikan diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab.

  Semarang tahun 2007 / 2008.”

F. Metodologi Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Dimaksud dengan popi lasi adalah seluruh obyek yang diteliti baik yang berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala - gejala yang terjadi.10

  I letodologi Research jilid

  9 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA., //, Yogyakarta, Yayasan Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, 1998, hal.63 Penelitinn Pendidikan Prosedur dan Strategi,

10 Muhammad Ali, Bandung, CV. Angkasa, 1982,

  9

  Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, <ab. Semarang tahun 2007 / 2008 yang berjumlah 200 siswa.

  Sampel adalah ? ebagian atau wakil populasi yang diteliti.11 Dinamakan sampel bila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

  Sedangkan untuk menentukan sampel dalam populasi tidak ada kepastian yang pasti.12 Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa siswi MTs Tarqiyatul Himmah yang berjumlah 40 siswa. Tehnik pengambilan dengan stratified propotional random sampling dengan perincian sebagai berikut: Kelas VII : 20 siswa Kelas VIII : 20 s iswa Jumlah : 40 siswa

  2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperolah berl>agai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan metodi pengumpulan d ita sebagai berikut:

  Prosedur Penelitian Sua,u Pendekatan Praktikan.

11 Dr. Suharsimi Arikunto,

  Jakarta, Rineka Cipta, 1991, hal. 105 OP. Cit,

  10 a . Metode Interview / wawancara

  Metode interview / wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan tujuan penyelidikan.13

  Dengan metode ini penulis maksudkan untuk memperoleh da.a tentang : 1) Sejarah berdirinya W. Ts Tarqiyatul Himmah

  2) Mengenai s irana dar prasarana MTs Tarqiyatul Himmah untuk memperoleh data tersebut penulis mengadakan tanya jawab langsung, baik dengan pimpinan maupun guru-guru serta karyawannya.

  b. Metode dokumentasi Merupakan suai u cara untuk mengumpulkan data dimana sumbernya telah tersed a yang berupa dokumen/ catatan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :

  1) Daftar jumi ah siswa 2) Daftar jumlah guru mengajar 3) Daftar kegiatan siswa .

  4) Strktur organisasi dan personalia c. Metode Angke*.

  Angket adalah sistu daftar pertanyaan untuk memperolah data berupa jawaban-jawaban dari responden ( orang yang menjawab ).14 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh tentang data :

  Op. Cit,

  13 Prof. Dr. Sutrisno Hadi MA. lial. 225 Metode-metode Penelitian Masyarakat,

  

14 Koentjoro ningrat, Jakarta, PT Gramedia, 1981, hal. 64

  11

  1) Vari asi pemahamar ilmu akhlak siswa MTs Tarqiatul Himmah. 2) Tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs Tarqiyatul Himmah.

  Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penuiis menggunakan angket hingsung yang disebarkan kepada para siswa yang dijadikan sampel.

  d. Metode Observasi Observasi adalai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yarg diselidiki.

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1) Letak geografis MTs Tarqiyatul Himmah

  2) Sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara terjun langsung kekancah, mengadakan pengamatan secara teliti dan mengadakan pencatatan secara sistematis e. Analisis data.

  Setelah semua data diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis atau mengolah data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik yaitu :

  1. Untuk mengetahui diitribusi frekuensi pemahaman ilmu akhlak dan upaya pengendalian d ri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik statistik persentase: P = — *100%

  N

  12

  Keterangan : F = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden

  2. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dsri perilaku menyimpang digunakan tehnik statistik Korelasi Produck Moment dengan rumus : r X Y = N £ X Y - ( £ X H £ Y )

  15

  il{N £X 2 ~ (£X )2}{N £ Y 2 -(£ Y )2}

  Keterangan- rXY = Hasil p ;rhitungan data X = Pr< >sent ase mengikuti pelajaran

  Y = Has il m engikuti pelajaran

G. Sistematika Penyusunan Sluipsi

  Secara garis besar *aporan in i dapat diperinci dalam bab berikut in i: Babi : Pendahuluan

  Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentai g latar belakang, perumusan masai; ih, tujuan penelitian, hipotesis, metode penulisn skripsi, populasi, sampel, analisis data dan sistematika skripsi.

  Bab II : Landasan Teori Dalam bab ini akai dibicarakan tentang : A. Pemahairan Achlak meliputi: Ibid,

15 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA, hal. 312

  13

  Pengertian akhlak, tujuan akhlak, pembagian akhlak.

  B. Perana Akhlaic dalam masyarakat meliputi = Peranan akhkk dalam lingkungan sekolah.

  C. Ajaran dalam akhlak meliputi: Sopan santun, ikhlas, adab pergaulan, sabar, tawadlu’, qonaah.

  D. Upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang meliputi: Sebab-sebab terjadinya prilaku menyimpang, Usaha-usaha menanggulangi prilaku menyimpang.

  Bab III : Laporan Hasil Pe lelitian Dalam bab ini akiin dibahas menjadi dua : A. Gambaran umum MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang, mc liputi: Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah, letak geografis MTs Tarqijyatul Himmah, Struktur organisasi MTs Tarqiyyatul Himmah, Dasar dan tujuan pendidikan di MTs Tarqiyyatul Himmah, kurikulum, keadaan guru, karyawan serta siswa MTs Tarqiyyatul Himmah. B. Data hasil penelitian meliputi:

  • Data tentang pemahaman akhlak di MTs Tarqiyatul iimmah.
  • Data tentang upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpaig siswa MTs Tarqiyatul Himmrh;

  Bab IV : Analisis Data

  14 Analisis Pertama -

  • Analisis fCedua
  • Analisis Ketiga BabV : Penutup Dalam bab ini meliputi kesimpulan dan saran atas apa yang penulis uraikan pada bab-bab terdahulu.

  BAB II LAND ASAN TEORI A. Pemahaman Akhlak

  1. Arti Akhlak Pengertian akhlak secara etimologi atau bahasa berasal dari kata vane ber^entuk iamak. Bentuk mufrodnva yang berarti

  (perangi.i), ^ (tabiat), (adab).1 2 Sedangkan dalam arti lain menurut Rachmat Djatnika diartikan sopan santun, tata krama, budi pekerti atau etika.'

  Secara isti ah atau terminologi kata akhlak merupakan suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pemikiran, sebagaimana pengertian akhlak berikut m i:

  j y? Cfl ^

  Dari pengeitian terminologi tersebut mengandung maksud yang esensi bahwa kunci dari akhlak seseorang adalah diri sendiri, jika jiwanya baik, akan melahirkan perbuatan baik, dan sebaliknya jika jiwanya buruk akan melahirkan akhlak yang buruk. Pada dasarnya jiwa itu merupakan fitroh dari Tuhan yaig diberikan pada manusia.3

  Membina Moral dan Akhlak

  1 Drs. Kahar Masykur, . Kalam Mulia, Jakarta, 1985, hal. 75 Sistem Etika Islami

  2 Prof. Dr. H. Rachmat Djatniko, Ibid,

  3 hal 27

  16 Menurut p;indangan Al-Ghozali akhlak bukanlah pengertian atau pengetahuan tentang baik atau jahat maupun qodrat baik dan buruk, bukan pula pengalaman yang baik maupun yang jelek melainkan keadaan jiwa :

  Akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan suatu perbuatan atau pengenalan atau dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja. Jika kemantapan itu sedemikian sehingga menghasilkan amal-amal yang baik ya itu amal yang terpuji akal dan syariah, maka ini disebut akhlak yang baik. Jika amal yang tercela yang muncul dari keadaan (kemantapan) dinamakan jmal buruk.4

  Keadaan jiwa adalah stabilitas. Umpamanya seseorang yang berakhlak pemurah, mau mendermakan hartanya dengan mudah tanpa paksaan.

  Jadi pengertian tersebut bahwa akhlak akan membahas hal-hal yang terpuji dan tercela misalnya, sopan santun dan sombong, menahan diri dari perbuatan maksiat, sifar dermawan dan kikir, pemberani dan penakut, melampaui batas dan pelit, boros dalam membelanjakan harta dan sebagainya. Semua i;idak dapat dihindarkan tanpa mengetahui penangkal dan penolaknya. Karena itu setiap muslim wajib mempelajari dan mendalami penelitian tentang perbuatan-perbuatan tersebut akhirnya akan mengimbas pada pe nikiran-pemikirannya dan akan direfleksikan dalam

  Etika. il-Ghazali

  

4 Muhammad Abui Qosem, , Penerjemah J. Mahyudin, Pustaka Bandung, 1975,

hal. 81-82

  17 tingkah laku sehari-hiri. Dengan demikian akhlakul karimah akan bisa tertanam dalam jiwa dm hati dan dapat direalisasikan dalam kehidupan.

  Obyek atau lapangan akhlak adalah tingkah laku manusia yang didorong oleh kemaumnya dan tingkah laku yang tidak didorong oleh kemauannya, tapi ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Jadi intinya ada dua tingkah laku yanitu tingkah laku yang ada hubungannya dengan Tuhan serta tingkah laku yang ada hubungannya dengan manusia maupun hubungannya dengan makhluk lain.

  Sedangkan alal untuk mengukur baik dan buruknya suatu tingkah laku manusia adalah agama yang berlandaskan pada Al-Qur’an yang datangnya dari Tuhan serta sunnah Rasulullah maupun memikiran akal manusia dengan adat Ltiadat yang berlaku. Maksud penilaian yang mutlak adalah penilaian itu tidak bisa dirubah, sedangkan penilaian relatif setiap saat bisa dirubah sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.

  2. Tujuan Akhlak Akhlak mempunyai tujuan yang bersifat horisontal maupun vertikal. Dimensi vertical mengandung bagaimana berkomunikasi dengan

  Tuhan, sedangkan dimensi horizontal bagaimana manusia berhubungan dengan makhluk lainnya. Menurut pendapat Barmawie Umary ada suatu tujuan yang hendak dicapai serta manfaatnya:

  a. Terbentuknya pribadi muslim yang mulia dan budi pekerti lahir dan batin agar r lempero leh kebahagiaan dunia dan akherat.

  18

  b . Untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela dan hina dalam pandangan Is am.

  Sedangkan manfaat yaig hendak dicapai antara lain :

  a. Dapat melahirkan j>er buatan yang mulia dan sempurna dalam

  • hubungan dan ibadah kepada Allah,
  • hubungan dengan Rasulullah, - hubungan dengan manusia.

  b. Terhindar dari pembuatan yang hina dan tercela dalam hubungan dengan Allah, Rasulullah serta dengan makhluk lainnya.

  c. Melahirkan perbuatan yang mulia yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi k sbutuhan duniawi dan ukhrawi lahir maupun batin, tidak berlebihan dan kekurangan.

  d. Melahirkan perbuatan yang setara, antara harta dan perbuatan, antara teori dan piaktek.

  e. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak maupun kewajiban, namun tetap teijaga martabatnya secara terhormat di dunia maupun di akherat.5

  Dengan mempelajari akhlak diharapkan dapat melakukan perbuatan yang baik, indah, mulia, terpuji, menghindarkan perbuatan yang hina, tercela agar menjadi suatu kebiasaan. Untuk memperoleh yang baik, maka harus dapat membandingkannya dengan yang buruk atau memilih diantara keduanya. Sete.ah dapat membedakan antara yang baik dan yang Materi A khlak.

5 Drs. Barmawey Umary, CV. Ramadhani Solo, 1998, hal. 66

  20

  Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia kebaikan di akherat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.7 Ayat tersebut mengandung dimensi yang sangat luas terhadap kebahagiaan, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akherat. Itulah tujuan yang hendak dicapai oleh sec rang muslim, yaitu suatu tujuan yang tidak hanya di dunia saja akan tetipi juga di akherat. Tujuan ini akan tercapai, jika benar-benar menja»ankan syariat Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rrsul.

  3. Pembagian Akhlak Pada dasarnya di dunia ini terdapat dua hal yang senantiasa berpasangan; ant;ira siang dan mal?m, langit dan bumi, panas dan dingin, baik dan buruk, dan se bagainya. Demikian pula dengan akhlak, menurut pendapat Mustafa Zahri akhlak dibagi menjadi dua yaitu :

  Akhlakul mahmudah yaitu akhlak yang baik dan akhlakul Madzmumah yaitu akhlak yang tidak baik.8

  Akhlakul Mahmudah merupakan akhlak yang terpuji dan termasuk sebagai tandanya sempima iman seseorang kepada Allah SWT. Dengan akhlak mahmudah inikih manusia dapat dibedakan secara jelas dengan binatang tentang tabiatnya. Oleh karena itu dengan akhlakul mahmudah martabat dan kehormatan manusia dapat ditegakkan. Manusia tidak mungkin akan menegakkan kehormatannya di sisi Allah dan Rasul,

  7 Al-Qur’an surat Al-Baqarah aj-at 201 Ilmu Tasawuf,

  8 Dr. Mustafe Zahri, PT. Eina Ilmu, Surabaya, 1976, hal. 67

  21

  sesama manusia d ai di hadapan makhluk Allah yang lain, tanpa melakukan perb \iatan yang tergolong akhlakul mahmudah.

  Akhlak yang haik akan memberi manfaat pada diri sendiri maupun orang lain, sedangkal akhlak jelek akan menyiska diri sendiri maupun orang lain pula. Manusia secara fitrah berusaha sekuat tenaga untuk memilih akhlakul malimudah, dan menjadikannya suatu hiasan yang mana bila akhlak tercela dilakukan maka dengan sendirinya terendah'can martabatnya sendiri.

  Barang siapa >ang paling baik amal perbuatannya maka merekalah yang paling tinggi derajat dan kedudukannya, dan barang siapa yang paling jelek perbuatannya, maka merekalah yang paling rendah martabat dan kedudukanny i. Adapun yang membedakan mereka adalah perbuatan mereka masing-masing. ♦

  Oleh karena i u seorsng muslim harus membiasakan diri untuk berakhlak yang mulia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Rasulleh meiupakan suri tauladan yang harus diteladani dalam segala aspek kehiduptin ini, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-

  Ahzab; 21 /

  

'Z f ) 'Z s' -J y ) > 'Z > s' s' s's'

  22

  Artinya : Sesunggulinya pada diri Rasul itu ada suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan ia banyak mengingat Allah.9

  Untuk member tuk akhlak yang baft, perlu pembiasaan sejak kecil sampai dewasa bahkan sampai lanjut usia. Untuk memperbaiki akhlak yang jelek perlu adarya usaha untuk menghindarinya. Meskipun pada mulanya sulit, namun dengan kesabaran yang terus-menerus Insya Allah akan mudah.

  4. Peran Akhlak Dalam Kehidupan Sehari - hari Pada era seka ang ini banyak pelajar muslim yang pandai mengembangkan ilmu ]>engetahuan secara teoritis, namun secara prakiisi menreka sangat kurang. Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, namun juga bersifat praktis. Ysng penulis maksud adalah seorang muslim hams mengetahui ilmu pengel.ihuan dan mempraktekkannya.

  Kini dekadensi moral banyak melanda pelajar muslim di sekolah- sekolah. Kaidah pendidikan modem banyak digandrungi mereka, misalnya guru dijadikamya terrain sejawat mereka bertanya secara langsung, berdiskusi, boleh menyangkal dan bercanda dengan pendidik bahkan siswa yang banyak mengemukakan masalah, pandai berdiskusi, dan sebagainya. Kesemuanya memang daoat diterima dengan akal dan logis, agar siswa memiliki kreatifitas tingg i, berani mengemukakan inisiatif, menemukan

  23

  ide-ide baru, kecerda san dan rasa percaya dirinya bertambah. Namun hal ini sering tidak terkendali, sehingga dapat memancing mereka untuk meninggalkan etika kepada guru dan itulah yang mengakibatkan mereka meski banyak ilmu, namun sulit untuk direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena iiu banyak unsur yang terkait, baik di dalam maupun di luar sekolah.

  5. Peran Akhlak di Sekolah Sebagai lembaga formal, sekolah merupakan wahana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mental anak - anak didik, di samping tempat pemberitahuan pengetahuan bakat kecerdasan. Dengan kata lain sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak - anak di mana pertumbuhan mental dan moral serta segala aspek sosial dalam kehidupan dapat berjalan dengan baik.

  Pendidikan sokolah haruslah dapat mendidik dan membina. Pengetahuannya tidak sebatas pengetahuan saja melainkan juga membina pribadi anak, sebagaimana diungkapkan Zakiyah Darojat.;

  Pembinaan sikip, mental dan akhlak jauh lebih penting dari pada menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tidak diresapi dan dihayati dalam hidupnya.10

  Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, hal. 107

10 Prof. Dr. Zakiyah Darojat,

  24

  Alasan terjadinya krisis moral yang kini melanda Indonesia karena sangat rendahnya matu pendidikan yang ada. Untuk itu semua aspek yang terkait dalam pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar, baik buku, guru, pegawai, peraturan, alat- alat pendidikan, semua ini dapat membewa anak didik kepada pembinaan mental dan pengembangan bakat, sehingga mereka dapat lega dan tenang dalam pertumbuhan jerta jiwanya tidak goncang. Kegoncangan jiwa dapat mengakibatkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku yang kurang baik.

  Pergaulan anak didik, hendaknya mendapat perhatian dan bimbingan dari guru, supaya pendidikan itu merupakan pembinaan bagi anak-anak.

  6. Ajaran Akhlak

  a. Sopan Santun Merupakan cerminan kepribadian dan watak seseorang dalam tingkah lakunya, dengan sopan santun dapat meningkatkan derajat kesinggasanaan, namun juga dapat memerosotkan derajat manusia ke lembah nista. Menurut K.. Bertens :

  Etika atau sopan santun adalah sikap dan perbuatan atau tingkah laku yang harus dijalankan oleh setiap insan atau manusia yang normal dan sadar selama baik dan terpuji akan keberadaan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan berakhlak.11

  Etika.

  25

  Seseorang dalam berkomur ikasi dengan orang lain menggunakan tata cara tertentu. Hal ini tentu membutuhkan sopan santun yang berlaku di mana ia tinggal. Di an:ara sopan santun itu adalah : sopan santun kepada kedua tua, adik terhadap kaka, antara ibu dan ayah, cucu terhadap kakek dan nenek yang akhimja meluas kepada tetangga. Oleh karena itu manusia harus menggunakan sopan santun di mana ia berada.

  Begitu pentingnya sopan santun untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Untuk itu agar tuak dapat memelihara sopan santun, maka anak harus dilatih untuk membiasakannya sejak kecil dalam kehidupan dan tingkah laku sehari-hari.

  Sopan santun tenadap guru antara lain : mendengarkan apa yang beliau terangkan, mengerjakan apa yang beliau perintahkan, bersikap sopan santun kepada bel au, bertutur kata yang baik, dan sebagainya. Ini semua dilakukan dengan ikhlas dan sebaliknya murid yang menerimanya juga dengan ikhias sehingga keduanya saling meridlai dan mendapatkan manfaat.

  Dengan sopan samun kemuliaan dan kepribadian seseorang dapat terpelihara dan terlindungi dari hawa nafsu yang dipengaruhi oleh syetan yang dapat menjerumuskan ke jurang kenistaan. Untuk itu agama mengajarkan manusia sopan santun terhadap sesama manusia dan makhluk lain yang ada cii muka bumi ini menjadi cermin dan panutan bagi dirinya sendiri dan ma jyarakat lingkungannya.

  b. Ikhlas

  26

  Bebicara tentang ikhl as tidak bisa lepas dari niat, keduanya mempunyai hubungan yang erat. Pada dasarnya yang menjadi ukuran utama dalam amal dan pekerjaan adalah niat. Niat merupakan ukuran yang menentukan baik buruknya suatu amal perbuatan. Apabila niat suatu perbuatan itu baik maka perbuatan itu baik, sebaliknya apabila niat suatu perbuatan itu jelek maka perbuatan itu pasti jelek pula. Ibarat sungai yang mengalir,' kalau dari hulunya jernih maka sampai muara pun akan jernih, tetapi sebaliknya dan hulunya keruh ir.aka sampai muara akan keruh pula. Unsur yang paling dasar dalam nial adalah ikhlas. Ini bisa mengandung maksud bahwa ikhlas menjadi tujuan dalam melaksanakan kebenaran kepada Allah dan menjauhkan dari maksud lain selain Allah yaitu dorongan hawa nafsu dan mengharapkan pujian n anusia. Lawan dari ikhlas adalah riya.

  Menurut Imam Ghazali yang dinamakan ikhlas adalah : “ Yang dinamakan ikhlas adalah mensucikan maksud (dalam hati) untuk mendekatkan diri kepada Allah dari segala sesuatu yang mengotorinya.12

  Dalam Al-Qur’an ikhlas disebutkan 'lebih' dari 24 kali, dalam surat Az-Zumar diulang sampai 4 kali dan surat Ash-Shafat diulang sampai 5 kali yang

  Ihyau ulumid din,

  

12 Al -Imam Abu Hamid Muhammac bin Muhammad Al-Ghazali Juz IV,

Darul Fikr, hal. 400

  27

  men jelaskan ikhlas dan keulamaanya. Misalnya dalam surat An - Nahl ayat 66 Allah mengibaratkan ikhlas seperti susu yang putih dan mumi, yang enak rasanya apabila diminum bahkan dapat menyehatkan dan menyegarkan badan. Firman

  Allah:

  &

  Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagimu, Kami memberimu minum dengan apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang be*sih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.

  Pada ayat tersebut Allal menjelaskan bahwa ikhlas itu laksana susu yang mumi yang ada pada perut binalang ternak. Susu ketika masih berada dalam perut binatang ternak diapit olen dua hal yang amat kotor yaitu tahi dan darah.

  Untuk memperjelas pengertian ikhlas penulis mengibaratkannya laksana air bagi kehidupan tanam- taniiman. Ilmu itu ibarat benih dan amal laksana tumbuhan, tumbuhan akan berbuah bila disiram dengan air. Air bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting seperti ikhlas dalam amal. Sebesar apapun amal manusia tanpa didasari akhlas akan sis-sia dihadapan Allah dan tidak mendapatkan pahala dari-Nya. Dengan demikian pergaulan dan tingkah laku kita tidak boleh membeda-bedakan, antara si kaya dan si miskin, warna kulit, ras, dan sebagainya. Keikhlasan dalam bergaul akan mewujudkan keharmonisan dalam hidup kita.

  28

  c . Adab Pergaulan Manusia dalam hidupnya ada yang menyendiri, ada yang bergaul dengan orang lain. Hidup menyendiri adalah suatu kehidupan yang amat sulit dan sukar untuk ditempuh. Dengan demikkm seseorang perlu mempelajari tata aturan dalam bergaul. Pergaulan itu ada yang bersifat kekeluargaan, persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya.

  Bergaul dengan siapa saja harus didasari dengan keikl lasan, jangan membeda-bedakan, jangan memandang harta, kedudukan, warna kulit, ras, dan sebagainya tetapi karena Allah senata.

  Suatu pergaulan ak m dapat berlangsung dengan baik apabila di dalamnya dijamin hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban dalam bergaul menurut Imam Ghazali adalah sebagai berikut: 1) membantu sahabat dengan harta benda ketika ia menghadapi kesulitan.

  2) Menyimpan rahasianya, menutupi aibnya, tidak meny ampaikan celaan orang lain kepadanya sekiranya ia akan menderita.

  3) Memberikan pertolongan dengan tenaga dan segera baik diminta maupun tidak.

  4) Menyampaikan pujian orang lain kepadanya.

  5) Mendengarkan apa yang dikatakannya dengan baik dan tidak mencurigainya.

  6) Memanggil dengan panggilan yang disukainya.

  7) Memberikan pujian atas kebaikannya, mengucapkan terima kasih atas kebaikannya.

  29

  8) Kalau kamu diminfe untuk menggunjingkannya janganlah mau seperti kamu menggunjingkan dirimu sendiri.

  9) Ketika sahabat membutuhkan nasehat, berilah nasehat dan kabar yang bijaksana.

  10) Maafkanlah kesalahannya dan jangan mencaci maki.

  11) Mendoakannya dan lain sebagainya.13 Untuk biasa menjalankan dan menghargai antara hak dan kewajiban maica masing-masing pihak harus tahu dan mengerti. Sehingga keduanya dapat berjalan tanpa paksaan.

  Bagi umat Islam menjunjung tinggi sikap adab pergaulan mendapat pahala dan mencerminkan kewibawaan seseorang bahkan lebih luas lagi sebagai sarana dakwah bil hal, dimana syiar Islam tidak hanya melalui khotbah mimbar saja, akan tetapi ditunjukkan lewat perbuatan nyata, d. Sabar.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 92

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS-KERAS PADA SISWA KELAS IV MI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 77

PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI CANDIGARON 02 DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 97

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT FARDHU MELALUI JAMAAH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJITUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 87

IPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 137

STUDI PEMAHAMAN AKHLAK TASAWUF DAN PENGARUHNYA TERHADAP ETIKA PERGAULAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 118

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

0 1 99

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KETANGGI 01 KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 2 103