PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

  Perpustakaan STAIN Salatiga

  IIRHIIIIIIIM

  08TD1011753.01 t

  

PEN G A R U H K E TE L A D A N A N O R A N G TU A D A L A M IB A D A H

TER H A D A P PER IL A K U K E A G A M A A N SISW A DI SEK O LA H

(STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI

TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

O leh:

M A R I J O

NIM: 114 05 014

  

JURUSAN T ARBI YAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA- ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga dengan nikmat tersebut penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul Pengaruh

  

Keteladanan Orang tua dalam Beribadah terhadap Perilaku Keagamaan Siswa

di Sekolah, penulis menyadari dalam skripsi ini masih jauh dari sempuma

  meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikannya.

  Dengan skripsi yang telah tersusun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan semua pembaca, khususnya bagi orang tua muslim untuk bekal mendidikan supaya dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

  Secara garis besar dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana metode keteladanan orang tua khususnya dalam beribadah dapat memberikan pengaruh pada perilaku keagamaan anak.

  Selanjutnya atas selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. Saadi, M.Ag sebagai pembimbing, yang penuh kesabaran dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi sampai selesai

  3. Segenap dosen dan kariyawan STAIN Salatiga yang telah membimbing selama penulis menuntut ilmu di lembaga tersebut iii

  4. Kepala sekolah dan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut

  5. Keluarga tercinta yang telah membesarkan jiwa dan raga serta menanamkan dan meletakkan fondasi ilmu bagi penulis sehingga menjadi bekal bagi penulis menuntut ilmu di lembaga pendidikan

  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala perhatian, bantuan dan pengorbanannya diterima Allah SWT mendapatkan balasan yang lebih baik serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. amin

  Salatiga, 20 Pebruari 2008 Penulis

  D A F T A R ISI

  Halaman

  KATA PENGANTAR ..................................................................................... ijj

  

  BAB IPENDAHULUAN

  

  

  

  

   v

  D. Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum SMK Telekomunikasi Tunas Harapan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DEPARTEMEN AGAMA RI

  Jl. Stadion No. 030 Salatiga Telepon (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : M A R I J O dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 05 014 yang berjudul :

  

“PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU

KEAGAMAAN S1SWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK

TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2007/2008)”.

  Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu 11 Rabiul Awal 1429 H, bertepatan dengan : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Dmu Tarbiyah

  11 Rabiul Awal 1429 H Salatiga, -----------------------------

  19 Maret 2008 M Panitia Ujian * Drs. Sa’adi. M.Ag.

  NIP. 150 256 821

  vii

  Drs. Sa'adi, M. Ag. Aiamat Rumah: Cikal, RT.04/VII Tuntang (P A Muhammadiyah Tuntang) Alamat K antor: Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website : NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Marijo K epada:

  Yth. Ketua STAIN Salatiga

  di-

  Tempat Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : MARIJO NIM : 114 05 016 Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA

  DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (Studi kasus pada Siswa Muslim SMK

  Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008)

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

  Wassalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

  Salatiga, 25 Peb C. viii

  Drs. Sa'adi,M.Ag NIP. 150256821

  MOTTO m I ...

  ...barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (Q.S Al-Thalaq:2)

  IX

  

PERSEMBAHAN

  Dengan hormat dan ketulusan hati skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Bapak Muhadi dengan semua upaya mendidik penulis dengan nasehat, doa dan materi semoga senantiasa berada dalam rahmat, taufik serta hidayah Allah SWT.

  2. Ibunda tercinta Siyam yang selalu merawat penulis dengan curahan kasih sayang yang tidak pemah habis sepanjang masa, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat.

  3. Kakak-kakak tercinta Mas Maryanto, Mbak Maryanti, Mas Maryono, Mbak Maryani, Mbak Endri yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam menuntut ilmu, semoga diri dan keluarganya selalu berada dalam naungan rahmat Allah SWT.

  4. Segenap Pengurus dan Jamaah Masjid “Al-fitroh” Gendongan Salatiga, yang telah menampung dan memberikan berbagai pengalaman kegiatan dakwah Islam dalam masyarakat selama penulis dalam menuntut ilmu.

  5. Sahabat-sahabat di Angkatan Muda Muhammadiyah, teman belajar dalam perjuangan, semoga peijuangan kita selalu mendapat ridho Allah SWT.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin lama semakin maju, membuat

  berbagai kemudahan yang dirasakan oleh manusia, arus informasi seakan tidak mengenal batas, internet setiap waktu dapat diakses dengan menyajikan berbagai menu yang siap melayani kita, film, sinetron, yang setiap hari bahkan setiap jam tidak henti-hentinya ditayangkan melalui televisi.

  Meskipun berbagai kemudahan dicapai oleh manusia berkat kemajuan teknologi tersebut, namun akibat negatif dari kemajuan teknologi tersebut juga dirasakan oleh manusia. Penyalahgunaan internet untuk mengakses gambar- gambar porno yang dilakukan oleh para remaja, penyajian film, sinetron oleh stasiun-stasiun televisi yang akhir-akhir ini cenderung bersifat glamor, mistis, dan erotis setiap saat disajikan di rumah kita setiap hari bahkan tiap jam.

  Kesemuanya itu tentu akan dapat merusak akhlaq para generasi muda apabila kita tidak berusaha menanggulangi dari dampak negatif akibat kemajuan teknologi tersebut.

  Sebagai keluarga muslim tentu tidak ingin jika anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan kepribadian dan akhlaq yang tidak sesuai dengan yang diajarkan Islam. Maka kewajiban orang tua adalah menjaga supaya anak- anak dapat menjalamcan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, agar terhindar dari madharat dunia dan akhirat.

  Mempunyai anak yang berperilaku sesuai dengan ajar an agama

  2 merupakan dambaan bagi setiap orang tua. Namun usaha untuk membentuk mereka supaya menjadi anak yang shalih yang berperilaku sesuai ajar an agama bukanlah pekeijaan yang mudah, perlu perencanaan, usaha gigih serta

  istiqomah

  dan orang tua. Membentuk perilaku anak yang senantiasa melaksarakan ajar an Islam dimulai dari perencanaan memilih pasangan hidup bagi seorang laki-laki dan wanita.

  Dalam ajaran Islam, menyemai rasa agama kepada anak dimulai sejak pertemuan ibu dan bapak yang membuahkan janin dalam kandungan, yang dimulai dengan berdoa kepada Allah. Selanjutnya memanjatkan doa dan harapan kepada Allah agar janinnya kelak lahir dan besar menjadi anak yang sholeh.1.

  Dalam pandangan agama Islam anak merupakan amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akherat. Bagi seorang anak yang paling bertanggungjawab baik dan buruknya adalah orang tua. Jika salah dalam mendidik dan mengasuh anak kecelakaan bagi orang tua tidak hanya di dunia namun juga akan menderita di akhirat. Sebaliknya jika anak tumbuh menjadi anak yang shalih maka orang tua juga akan mendapaikan manfaat dari keshalihan tersebut baik di dunia maupun di akhirat.

  Salah satu metode dalam mendidik dan mengajarkan anak tentang agama yaitu dengan cara memberikan pendidikan dan keteladan dalam perilaku untuk melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-Nya * t

  

1 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, CV Ruhama, Jakarta, 1995,

him. 64

  3 dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang tua.

  Namun kenyataan, tidak semua orang tua meyadari tentang hal itu, banyak orang tua yang menyepelekan pendidikan agama bagi anak-anak mereka, apalagi berusaha memberikan teladan dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Budaya meterialis telah merasuki pikiran mereka, maka tidak aneh jika setiap waktu yang dipikirkan bagaimana menjadikan anak-anak mereka pandai berbagai macam ilmu agar kelak dengan ilmu tersebut dapat memperoleh pekeijaan yang layak sehingga kuat ekonominya. Hal demikian tidaklah salah jika ditopang dengan pendidikan agama karena begitulah idealnya seorang muslim kuat ekonominya dan kuat agamanya. Tetapi apabila membiarkan mereka tumbuh dan berkembang tanpa bekal agama maka sangat mustahil jika mengharapkan mereka tumbuh menjadi anak yang taat menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

  Banyak anak yang berperilaku menyimpang terhadap ajaran agama atau tidak merasa butuh kepada agama karena sejak kecil tidak mendapatkan didikan dan tidak dibiasakan melaksanakan ajaran agama.

  Orang yang pada masa kecilnya dulu tidak mendapatkan didikan agama, atau mendapatkan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan pertumbuhan jiwanya, serta tidak pemah dilatih atau dibiasakan melaksanakan ajaran agama, terutama ibadah, maka setelah dewasa nanti mereka tidak akan merasakan kebutuhan terhadap agama, sehingga sikap mereka menjadi acuh-

  4 tak acuh bahkan mungkin menjadi anti terhadap agama.2.

  Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep dimuka dengan melakukan penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran, dengan mengambil judul : PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA

DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI

  SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Muslim SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang Tahun Ajar an 2007/2008).

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana variasi keteladanan orang tua dalam ibadah di keluarga siswa SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

  2. Bagaimana variasi perilaku keagamaan di sekolah pada skswa SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

  3. Adakah pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku kegamaan siswa di sekolah SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

  C. Tujuan Penelitian

  Agar penelitian ini lebih terarah dan mengena, maka penulis menuliskan tujuan yang ingin dicapai, y aitu :

  • *

  

2 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan M ental, Bulan Bintang, Jakarta, 1975,

him. 92

  5

  1. Untuk menemukan variasi keteiadanan orang tua dalam ibadah di keluarga siswa SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

  2. Untuk menemukan variasi perilaku keagamaan di sekolah pada siswa SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

  3. Untuk menemukan pengaruh keteiadanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku kegamaan siswa di sekolah SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran Kab. Semarang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Dengan penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

  1. Bagi orang tua untuk meninggkatkan kesadaran akan pentingnya keteiadanan dalam beribadah untuk meningkatkan perilaku yang positif terhadap keberagamaan anak.

  2. Bagi keluarga muslim betapa pentingnya peran keluarga dalam membentuk sikap keberagamaan anak.

  3. Bagi penulis, hasil dari apa yang telah diteliti dari sekolah dan dari berbagai macam sumber buku dapat menambah wawasan keilmuan yang berkenaan dengan masalah metodologi pengajaran.

  E. Hipotesis Penelitian Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka penulis perlu merumuskan hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitianya dengan seksama serta menetapkan anggaran dasar,

  6 lalu membuat teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).*

  3 Berdasarkan landasan teori seperti tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah : “Ada pengaruh antara perilaku keagamaan siswa yang mendapatkan keteladanan dari orang tua dengan siswa yang tidak mendapatkan keteladanan dari orang tua dalam ibadah”. Dengan kata lain anak yang mendapatkan keteladanan dari orang tua dalam ibadah kemungkinan perilaku keagamaan siswa di sekolah semakin baik.

F. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sample Sebagian individu yang diselidiki disebut sample atau contoh

  (monster), sedang semua individu untuk kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu untuk digeneralisasikan, disebut populasi atau universe.4

  Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang beragama Islam kelas II tahun ajaran 2007/2008 yang nantinya akan diambil sebagian sebagai sample.

  2. Variabel Penelitian Ada dua variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu

  a. Keteladanan orang tua dalam ibadah sebagai variabel bebas diberi simbul X, dengan indikator sebagai berikut: t v

  

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pende/catan Praktik, PT Bina Aksara, Jakarta,

1993, hlm.54

4 Sutrisno Hadi,M etodologi Research 1, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000, hlm.77

  7 1) Aktif melaksanakan sholat lima waktu.

  2) Melaksanakan sholat beijamaah di masjid. 3) Pembiasaan doa sehari-hari. 4) Melaksanakan sholat sunah.

  5) Melaksanakan puasa ramadhan. 6) Melaksanakan puasa sunah. 7) Mengikuti kegiatan keagamaan.

  8) Membiasakan membaca al-qur'an. 9) Membiasakan bergaul dengan akhlak yang baik.

  10) Bersikap penyayang kepada anak.

  b. Perilaku keberagamaan siswa sebagai variabel terikat, diberi simbul Y, dengan indikator sebagai berikut: 1) Aktif mengeijakan sholat wajib lima maktu. 2) Melaksanakan puasa ramadhan dan sunah.

  3) Membiasakan diri membaca Quran. 4) Melaksanakan sholat sunah dhuha.

  5) Mentaati tata tertib sekolah. 6) Aktif mengikuti kegiatan keagamaan. 7) Melaksanakan shalat sunah tahiyatul masjid. 8) Membiasakan berdoa dal am aktifitas sehari-hari.

  3. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan teijadinya salah penafsiran dengan maksud penulis dalam menggunakan kata pada judul penelitian ini,

  8 perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Adapun istilah yang penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

  a. Pengaruh Yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.5 Dalam tulisan ini pengaruh yang ditimbulkan dari seseorang yaitu orang tua terhadap watak anaknya.

  b. Keteladanan Keteladanan berasal dari kata “teladan” mendapat awalan ke- dan akhiran - an, yang mempunyai arti hal yang dapat ditiru atau dicontoh tentang perbuatan, kelakuan atau sifat.6

  c. Orang tua Secara arti bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua adalah ayah ibu kandung, namun yang dimaksud oleh penulis pengertian orang tua adalah orang tua yang tinggal bersama anak dan tidak hanya ayah dan ibu melainkan orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, pengajaran dan perkembangan perilaku agama anak. Jadi bisa berarti paman, bibi, kakek atau yang lainya yang mengambil alih tugas dan peranan sebagai orang tua.

  

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka,

Jakarta, 2005, him.849

6 Ibid., him. 1160

  9

  d. Ibadah Ibadah adalah hal menghambakan diri kepada Allah SWT dengan taat menjalankan segala perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk keparcayaan, perkataan, maupun perbuatan.7

  Dalam penelitian ini penulis tidak membatasi ibadah yang mahdhoh saja, sebagai contoh sholat, zakat, puasa. Namun ibadah dalam arti yang luas termasuk bagaimana tingkah laku, tutur kata dalam kehidupan sehari-hari.

  e. Perilaku Keagamaan Perilaku mempunyai arti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.8 Sedangkan “Kegamaan” adalah hal yang berhubungan dengan agama.9 Berarti Perilaku Keagamaan disini adalah perilaku yang berhubungan dengan agama.

  4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Metode angket

  Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan

  

7 M. Abdul Mujieb, Mabruri Tholhah, Syafi'ah A.M, Kamus Istilah,F ikih, Pustaka Firdaus,

Jakarta, 1994, Mm. 109

  8 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit, him 859

  9 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit, him. 12

  10 tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.10 Angket disini digunakan sebagai metode untuk memperoleh informasi tentang sikap keteladanan orang tua siswa dalam keluarga. Selain angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang keteladanan orang tua juga digunakan untuk memperoleh informasi tentang sikap keberagamaan siswa disekolah.

  Pembagian angket kepada responden setelah mendapat ijin dari pihak sekolah terkait. Penulis masuk kelas untuk menjelaskan maksud dan cara pengisian angket. Angket bersifat tertutup {closed form ), artinya siswa atau orang tua tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberikan kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri.

  b. Metode observasi Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh objek11. Metode observasi digunakan untuk memperoleh infomasi tentang sikap keberagamaan siswa di sekolah.

  Kecuali teknik pokok, penulis juga menggunakan teknik bantu yang meliputi wawancara dan dokumentasi. Wawancara ini penulis gunakan sebagai cross cheking terhadap data yang diperoleh dengan angket, yaitu mengenai keteladanan orang tua dalam ibadah.

  10 Suliarsimi Arikunto, op.cit, him. 107

  11 Ibid, hal. I l l

  11 Sedangkan teknik dokumentasi penulis untuk cross cheking terhadap data yang diperolah lewat observasi, yaitu mengenai perilaku keagamaan siswa melalui dokumentasi yang berada di guru wali kelas, guru mapel PAI, maupun guru BP.

  5. Teknik Analisis Data Untuk membuat analisis data yang telah diperoleh penulis menggunakan analisis deskripti£ mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, dengan teknik analisa menggunakan teknik persentase untuk mengetahui persentase keteladanan oiang tua dalam beribadah dan perilaku keberagamaan siswa di sekolah digunaka teknik persentase sebagai berikut:

  P = — X 100% N

  Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi

  N :Jumlah Responden Selanjutnya untuk mencari ada tidaknya pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku keagamaan siswa di sekolah penulis menggunakan teknik stastistik korelasi product m om ent:

  rxy ” -(sr)2j

  Keterangan:

  12

  rxy : koefisien korelasi

  X : jumlah skor total variabel x Y : jumlah skor variabel y

  X2 : jumlah kuadrat x

  Y2 : jumlah juadrat y

  N : jumlah sampel objek yang diteliti Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dijabarkan sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Pada Bab Pendahuluan ini berisi Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Anggaran Dasar dan Hipotesis, Tujuan Penelitian, Metodologi serta Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Landasan Teori Pada Bab Landasan Teori ini, diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian tentang: A. Keteladanan orang tua B. Perilaku keagamaan Siswa.

  C. Pengaruh keteladanan orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa. 1

  2

  

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Refisi VI), PT Rineka

Cipta, Jakarta, 2006, hlm.275

  13 Bab III Laporan Hasil Penelitian Pada Bab ini akan penulis laporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu :

  1. Laporan gambaran umum mengenai lambaga pendidikan yang dijadikan vempat penelitian , baik mengenai monografi sekolah, situasi sekolah, maupun kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler serta berbagai peraturan yang berkaitan dengan tata tertib sekolah.

  2. Laporan hasil angket yang memuat keteladanan orang tua dal am ibadah.

  3. Laporan hasil angket memuat sikap keberagamaan siswa.

  Bab IV Analisis Data Pada Bab Analisis Data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul dengan pentahapan:

  1. Menganalisis keteladanan orang tua dalam beribadah sebagai variabel bebas yang diberi simbul X.

  2. Menganalisis sikap keberagamaan siswa sebagai variabel terikat yang diberi Y.

  3. Menganalisis hubungan antara keteladanan orang tua terhadap sikap keberagamaan siswa, atau hubungan antara X dan Y.

  Bab V Penutup Pada Bab Penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian. Bagian akhir dari BAB V adalah Daftar Pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI A. Keteladanan Orang Tua dalam Ibadab Memberikan teladan dalam melakukan pendidikan adalah metode

  yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menyampaikan mi si dakwahnya untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada para sahabat sehingga keberhasilanya terasa luar biasa.

  Keteladanan dari orang tua sangat menentukan watak serta kepribadian anak. Bila orang tua senantiasa memberikan keteladanan dengan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam, maka anak juga akan terbiasa dengan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam. Namun jika perilaku kcseharian orang tua yang ditampilkan dihadapan anak-anak mereka adalah perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama maka besar kemungkinan anak mereka juga akan tumbuh dengan kebiasaan perilaku tersebut.

  Sehingga keteladanan orang tua dalam keluarga sangat menentukan untuk kepribadian anak.

  Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode influentif yang paling menyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk di dalam moral, spiritual, dan sosial. Hal ini karena pendidikan adalah contoh yang terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru tindakan- tindakannya, disadari atau tidak, balikan tercetak di dalam jiwa dan perasaan

  15 suatu gambaran pendidikan tersebut, baik dalam ucapan, material, maupun spiritual, diketahui atau tidak diketahui.13

  Dari keluarga anak akan mendapatkan banyak pelajaran karena lingkungan yang paling dekat dengan anak baik secara fisik, psikologik, maupun sosial. Maka dari keluarga sebenamya anak-anak mendapatkan pelajaran tentang sesuatu yang didapatkan dari orang-orang yang berada didalamnya yaitu ayah atau ibu.

  Belajar dimulai dari rumah, dan orang tua adalah guru yang pertama bagi anak. Artinya semua anak bersekolah dirumah, bahkan mereka yang juga bersekolah di sekolah biasa.14

  Dari pemyataan Wilhan Sears di atas setiap anak mendapatkan pelajaran yang pertama berasal dari rumah, tentunnya sebagai guru pertamanya adalah orang tua karena orang yang berinteraksi secara rutin didalam rumah adalah orang tua. Maka setiap orang tua harus menyadari bahwa sebenamya mereka sebagai gum bagi anak-anaknya dalam kehidupan rumah tangga.

  Meskipun tidak hams berprofesi sebagai gum, tetapi sesungguhnya orang tua adalah gum pertama dan yang pertama bagi anak-anaknya. Kata- kata, perilaku, nasehat dan keseluruhan hidup orang tua adalah “kurikulum” utama bagi spiritual, intelektual, dan moralitas anak-anaknya. Jika mengharapkan anak memiliki integritas spiritual, intelektual, dan moral

  

13 Abdullah Nasir Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Jilid 2, CV. Asy Syifa,

Semarang, 1981, hlm.2

  

14 William Sears, M.D., Anak Cerdas, Peran Orang tua dalam Mewujudkannya, Emerald

Publishing, Jakarta, 2004, him. 190

  16 yang baik, sudah seharusnya orang tua juga baik spiritual, intelektual, maupun moralnya.15

  Islam memandang bahwa keluarga memiliki peran yang sangat besar dal am membentuk kepribadian seorang. Sebagaimana banyak kita jumpai orang yang memiliki perilaku keagamaan baik tidak lepas biasanya terlahir dari keluarga yang baik. Pengalaman yang diperoleh anak dalam bergaul di lingkungan keluarga akan terbawa dan memberikan pengaruh sangat besar bagi perkembangan perilaku anak pada masa yang akan datang. Pendidikan agama yang diberikan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada pembentukan sikap keagamaan pada anak.

  Keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan anak, keluarga merupakan salah satu dari tiga pilar pendidikan, selain sekolah dan masyarakat, yang kemudian dikenal dengan istilah tripusat pendidikan.

  Tripusat pendidikan adalah setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam tiga lembaga pendidikan yaitu : keluarga, sekolah, dan masyarakat.16

  Hubungan keluarga serumah yang harmonis akan menjadi persemaian perkembangan pertumbuhan rasa selanjutnya. Perkembangan pribadi pada umumnya dan khusunya perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh situai dan kondisi keluarga. Oleh karena itu situasi yang

  ls Suharsono, Mencerdaskan Anak, Inisiasi Press, Jakarta, 2002, him. 116 » ,

  

16 Moh. Padil dan Triyo Supriyatno, Sosiologi Pendidikan, UIN-Malang Press, Malang, 2007,

him. 114

  17 kondusif dalam keluarga sangat diperlukan, kemudian adanya berbagai kebiasaan yang baik, larangan dan anjuran, serta berbagai contoh dari fihak keluarga terutama dari ibu dan bapak sangat dibutuhkan.17

  Setiap orang pasti mengalami proses pendidikan di dalam keluarga meskipun pendidikan dalam keluarga dilakukan secara tidak sadar, namun berperan dalam keberhasilan pendidikan. Adapun dalam usaha memberikan pendidikan kepada anak di lingkungan keluarga biasanya menggunakan beberapa metode seperti di bawah in i: a) Metode pengganjaran dan hukuman.

  b) Metode directive learning.

  c) Metode pemberian contoh.18 Metode pengganjaran dan hukuman dapat saja dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mendidik anak. Pengganjaran diberikan jika anak dalam kesehariannya raj in melaksanakan perintah Allah, karena dengan demikian dapat memotifasi untuk selalu meksanaka perintah tersebut. Demikianpula dengan pemberian hukuman kepada anak yang melanggar perintah maka akan membuat anak jera untuk melakukan pelanggaran tersebut.

  Metode directive learning mengajarkan beberapa pengetahuan maupun ketrampilan kepada anak yang dapat dilakukan baik melalui pemberian informasi, ceramah, majalah, internet, dan lain-lain.

  17 H.Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm.68

  18 Ibid. him. 130

  18 Sedangkan pada metode ketiga adalah metode yang sangat efektif jika orang tua ingin mengajarkan kepada anak tentang perilaku. Anak-anak biasanya suka meniru tentang apa yang dilihat dalam kehidupan mereka. Atas dasar inilah bagi orang tua jika menghendaki anak-anaknya berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam maka harus memberi contoh tentang perilaku tersebut. Metode inilah kemudian dikenal dengan metode keteladanan.

1. Anak merupakan Amanah dan Fitnah

  Dalam pandangan Islam sebagaimana tercantum di dalam Al- Quran, anak merupakan amanah dari Allah S.W.T kepada setiap orang tua sehingga setiap orang tua harus menjaga amanah tersebut sesuai dengan yang dikehendaki oleh yang memberi amanah tersebut.

  Anak merupakan anugerah bagi setiap manusia, setiap orang pasti menghendaki memiliki anak dan ketika mereka dianugerahi anak mereka akan merasa senang dengan kehadirannya. Sebagaimana firman Allah:

  5

  4

> U i JTj jUpT ^ o'>p!jT J. g-iiu

  $ j *

  td /p x Jlj / T

  j q j

  y l U ! ^ J S ' 4l)lj

  "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa- apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak

  19

  dan SA . Wah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi

Allah-lah tempat kem baliyang baik (surga )” ( Al-Imron: 14)]9

  Setiap keluarga pasti menginginkan kehadiran anak dalam kehidupanya, meskipun hal tersebut tidak semua orang dapat mencapainya, terkadang ada pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum atau tidak dikaruniai seorang anak, karena memang anak merupakan anugerah Allah S.W.T yang diberikan kepada manusia atas kehendak-Nya.

  Kedudukan anak dalam pandangan Islam berdasarkan A1-Quran jelasa merupakan am an ah yang diberikan orang tua. Maka bersyukurlah bagi orang tua karena diberi anugerah tersebut wujud dari rasa syukur tersebut hendaklah dilakukan dengan cara mendidik anak sebaik mungkin supaya menjadi generasi yang berkualitas serta senantiasa mengabdikan diri pada Allah S.W.T, sebagai pemberi amanah tersebut.

  Namun jika kita menyia-nyiakan amanah tersebut dengan mengabaikan tentang pendidikannya, terutama pendidikan agamanya anak akan menjadi fitnah dalam kehidupan bahkan menjadi fitnah bagi orang tua ketika di akhirat, Allah S.W.T berfirman :

19 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, CV Penerbit J-ART, Bandung, 2004, him:

  52

  20

  “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar’’20 (Q.S At- Taghaabun: 15)

  Kewajiban untuk mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan perilaku sesuai dengan ajaran agama Islam merupakan sebuah konsekuensi melaksanakan amanat dari Allah S.W.T, dan kewajiban tersebut merupakan tugas bagi orang tua. Karena pola pendidikan dan pembiasaan yang diberikan orang tua merupakan persemaian bagi tumbuhnya anak.

  Al-Quran memberikan gambaran yang sangat menarik berkenaan dengan proses pendidikan ini dengan perumpamaan anak sebagai bibit dari pohon yang sangat kuat dan berbuah lebat, Allah S.W.T berfirman dalam surat Al-Fath ay at 29 :

  J a i i L l l i . . . j zl -1 ( J p A1$ y > - \

  i p j jliSCll

  tf I > ’ fx i' *

  • a.

  U \j>- Ij 0

  “...yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam- penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). ’Allah menjanjikan

20 Ibid. hlm:558

  21

  kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar ”21

  Demikian Allah memberi gambaran kepada orang tua yang dengan baik mendidik anak mereka sebagaimana pohon yang kuat serta lebat buahnya yang akan memberikan manfaat bagi kedua orang tuanya.

  Selain mendatangkan pahala yang banyak bagi orang tua karena berhasil mendidik anak menjadi anak shalih, orang tua juga melaksanakan tugasnya dal am usaha menjaga keluarga termasuk anak- anaknya supaya terhindar dari siksa api neraka, kewajiban tersebut seperti firman Allah S.W.T, dalam surat At-Tahriim ayat 6 :

  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka... ”22

2. Tugas Orang tua dalam Keluarga

  Orang tua adalah pemimpin dalam rumah rum ah tangga yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas anak-anak mereka.

  Maka dari itu orang tua mempunyai beberapa kewajiban dan fungsi terhadap keluarga, diantaranya: a. Pendidik yang hams memberi pengetahuan, sikap dan ketrampilan terhadap anggota keluarga yang lain di dalam kehidupannya. • %

  21 Ibid.hlm.516

  22 Ibid.hlu.561

  22 b. Pemimpin keluarga yang hams mengatur kehidupan anggota.

  c. Contoh yang merupakan tipe ideal di dalam kehidupan dunia.

  d. Penanggung jawab di dalam kehidupan yang baik yang bersifat fisik materiil maupun mental spiritual keseluruhan anggota keluarga.23

  Fungsi dan kedudukan orang tua tidak hanya sebagai orang yang hanya mencukupi kebutuhan jasmani anak, memberikan nafkah lahiriyah kepada keluarga, tanpa memperhatikan kebutuhan rohaniyah terutama kebutuhan akan keagamaan. Oleh karena itu orang tua sebagai pendidik di dalam kehidupan keluarga hams bisa memberikan contoh dan membiasakan perbuatan-perbuatan baik yang sesuai dengan ajar an Islam.

  Orang tua hams membekali diri dengan ilmu dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam, agar dapat menciptakan anak yang cerdas pikiranya, dan kuat imanya serta luhur akhlaknya dan senantiasa mengabdikan diri kepada Allah, tidak hanya mencukupi kebutuhan jasmani dengan harta benda.24

  Kewajiban orang tua terhadap keluarga terutama bagi anak- anaknya tidak cukup kewajiban jasmani namun juga hams seimbang dengan mencukupi kebutuhan agama.

  Muhammad Thalib dalam bukunya 20 Kerangka Pokok

  pendidikan Islam , mengatakan bahwa orang tua mempunyai kewajiban

  1 ■ .............. ........... - ■ • %

  

23 Departemen Agama, Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi Umum, Islam

Untuk D isiplin Ilmu Pengetahuan, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, him. 183

  24 Muhammad Fauzil Adhim, Positive Parenting, Mizania, Bandung, 2006, him: 15

  23 utama dalam keluarga yaitu sebagai pendidik bagi anak-anak dalam keluarga dalam mengusahakan diri agar terhindar dari siksa api neraka sebagai wujud implementasi melaksanakan perintah Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6. Ketentuan A1-Quran sebagaimana termaktub dalam ayat tersebut siapa pendidik bagi diri dan keluarga. Menberikan kejelasan bahwa pendidik bagi diri kita bukanlah oran lain, walaupun menjadi guru kita.

  Orang tua tidak bisa mengalihkan tugas mendidik anak-anaknya kepada orang lain. Hal ini disadari orang lain tidak bertanggungjawab secara syar'i untuk melakukan hal itu kepada anak-anak kita , tetapi kita sendirilah sebagai orang tua yang dibebam kewajiban itu oleh Allah. Jadi orang tua harus menyadari bahwa dirinya berfungsi sebagai pendidik bagi diri mereka sendiri dan bagi anak-anak mereka. Mereka kelak akan dimintai tanggungjawab oleh Allah di akhirat.25

  Maka dari itu meskipun anak-anak telah belajar di lembaga pendidikan, namun sebagai orang tua tidak boleh merasa cukup hanya dengan mempercayakan pendidikan kepada sekolah atau lembaga pendidikan lainya tanpa berusaha membenkan pendidikan di dalam rum ah tangga.

25 Muhammad Thalib, 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam, Ma'alimul Usroh, Bandung, 2001, him: 20-21.

  24 3. Tahap-tahap Pendidikan Anak.

  Agar orang tua dapat berhasil dalam memberikan pendidikan keteladanan kepada anak, mereka harus memahami tentang perkembangan jasmani maupun psikologi anak. Banyak orang tua yang kurang memahami tentang perkembangan anak sehingga pendidikan yang diberikan kepada anak terkadang menjadi beban bagi anak. Sehingga menjadi penting bagi orang tua untuk memahami tentang pertumbuhan baik jasmani maupun psikologi sehingga orang tua akan memberikan pendidikan secara bertahap sesuai dengan perkembangan anak.

  Anak selalu mengalami pertumbuhan dalam kehidupannya, pertumbuhan tersebut mencakup jasmani dan psikologi. Dalam mengajarkan sesuatu kepada anak juga harus disesuaikan dengan pertumbuhannya. Paling tidak ada empat tahapan dalam mendidik anak :

  1) Tahap Pre-natal (Sebelum Bayi Lahir).

  Pendidikan pre-natal adalah suatu pendidikan yang dilakukan orang tua pada saat anak masih dalam rahim ibu. Dalam keyakinan agama Islam bahwa pendidikan ketika anak masih dalam kandungan sangat mempengaruhi terhadap perkembangan terutama perkembangan spiritual anak ketika lahir dan tumbuh kelak.

  Pendidikan pre-natal dapat dilakukan oleh orang tua dengan cara sebagai berikut:

  25 a. Ofang tua banyak beribadah kepada Allah.

  b. Banyak membaca ayat-ayat Al-Quran.

  c. Banyak berdo'a kepada Allah.

  d. Selalu berbudi pekerti yang baik.

  e. Makan dan rninum yang halal.26 Gangguan emosi pada ibu dapat mempengaruhi kepribadian anak. Tidak hanya itu, perkembangan fisik bayi pun akan terganggu.

  Ibu hamil yang terganggu emosinya akan mempengaruhi pertumbuhan fisik maupun psikis janin.

  2) Tahap Kelahiran Bayi.

  Proses pendidikan lanjutan adalah setelah anak lahir, sejak itulah fitrah ketuhanan mulai ditumbuhkembangkan secara bertahap.

  Kecenderungan itu harus benar-benar dijaga agar tetap lurus, sehingga akan tetap memiliki sikap tauhid yang lurus. Maka dalam ajar an Islam ketika anak lahir dianjurkan mengumandangkan adzan ditelinga kanak dan iqomah di telinga kiri. Hal ini dimaksudkan agar kalimat-kalimat yang pertama kali direkam oleh bayi adalah kalimat tauhid dan kalimat yang mengandung kebesaran Allah.

  3) Tahap Anak-anak.

  Pertumbuhan anak merupakan tahap penyeinpumaan pertumbuhan baik fisik maupun mentalnya. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama memiliki tanggung jawab

  • %

    26 Moh. Padil dan Triyo Supriyanto, Sosiologi Pendidikan, UIN Malang Press, Malang, 2007, him.

  26 mcftgopttffiaik&ft sehimh aspek perkembangatt asak. Of&ng tua hams mengarahkan pendidikan dalam lingkungan keluarga ke anak keteladanan yang positif.

  4) Tahap Remaja.27 Pada tahap remaja, orang tua harus lebih waspada dan hati- hati kepada anak-anaknya. Sebab, inilah saat paling kritis dalam pembentukan kepribadian anak.

B. Dasar Keteladanan

  Pendidikan berbasis keteladanan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak pada masa yang akan datang. Semakin banyak keteladanan dan pengalaman yang diberikan oleh sebuah keluarga kepada anak-anaknya, semakin kuat pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian anak28

  Keteladanan dan pembiasaan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangannya kepada anak-anak adalah salah satu usaha yang hams dilakukan oleh orang tua untuk mengajarakan dan menanamkan nilai-nilai agama bagi anak apalagi yang berkaitan dengan penanaman sikap dan perilaku dalam menjalankan perintah agama. Karena keberagamaan anak sangat dipengaruhi pengalaman-pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari melalui orang-orang yang dekat dengan kehidupan anak.

  Dalam pembentuka jiwa agama, diperlukan pengalaman-pengalaman keagamaan, yang didapat sejak lahir, dan orang-orang terdekat dengan

  f v Menjadi Orang BJJak

  27 Abdul Mustaqi.iT!. tua , Al-Bayan Mizan, Raiuj.ung, 20.05, hina.2&

  28 Ibid, him. 32

  27 hkJupnya, ibu bapak, saudara das kehtarga, disamping pcftdidikan agama yang diberikan secara oleh guru agama.29

  Darimana anak-anak mendapat pengalaman-pengalaman tersebut, tidak lain dari apa yang didapati dan dialami dalam kehidupan sehari-hari pada saat berinteraksi dengan orang-orang disekitamya, karena orang yang paling dekat dan yang sering dijumpai dalam kehidupan anak adalah kedua orantua, maka dari itu orang tua hams bisa memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya.

  Sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk memberi keteladanan kepada anak supaya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang taat melaksanakan perintah Allah S.W.T serta menjahui larangannya, karena mereka adalah merupakan amanah yang telah Allah titipkan kepada orang tua yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban akan baik buruknya.

  Keteladanan merupakan metode yang senantiasa dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W, dalam melaksanakan misi dakwahnya sehingga keberhasilannya dirasakan luar biasa clirasakan. Rasulullah mampu membentuk karakter sahabat-sahabatnya melalui ajar an Islam yang dibawanya, adapun metode yang selalu dilakukan oleh Rasulullah adalah metode keteladanan.

  Rasulullah dinyatakan oleh Allah S.W.T sebagai teladan bagi manusia, sebagaimana firman-Nya, dalam surat Al-ahzab ayat 21:

  

29 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral, Bulan Bintuig, Jakarta, 1975,

him. 92

  29 Setiap kisah menunjang materi yang disajikan, baik kisah tersebut benar- benar teijadi maupun kisah simbolik.31 Dengan kisah-kisah yang Allah berikan dalam Al-Quran dimaksud agar kita bisa meneladaninya. Sebagaimana ayat-ayat Al-

  Quran tentang keteladanan, berikut adalah diantara ayat yang menunjukkan tentang keteladanan: a. Al-Luqman ayat 12-19:

  ijLj+a

  Ai) ) llljlf JJjJj -

  a

  J l i i j j (jf^) L)I JeiJaJ ^ ♦ j } AJJI j .AlydtS V j A^SXJ

Dokumen yang terkait

PROFIL KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016

1 27 121

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK STUDI KASUS PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

0 0 13

PENGARUH BERDO’A TERHADAP SIKAP OPTIMISME SISWA KELAS II SMAN 01 BOJA KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 101

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN SEKOLAH SISWA MAN I SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 90

PENGARUH KESADARAN ORANG TUA DALAM MENYELEKSI SIARAN TELEVISI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ATFAL KENTENG TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 20052006

0 1 86

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72