PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA (Studi Kasus Putusan Nomor 0785Pdt.G2017PA.Sal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS

NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA

SALATIGA

(Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Muhamad Hajir Hikmawan

21113040

  

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS

NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA

SALATIGA

(Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Muhamad Hajir Hikmawan

21113040

  

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISALATIGA

2018 Dosen IAIN Salatiga

  PENGESAHAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi KepadaYth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Muhamad Hajir Hikmawan NIM : 211-13-040 Judul : PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS

  

NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN

AGAMA SALATIGA(Studi Kasus Putusan Nomor

0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari ‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 09 Juli 2018 Pembimbing, Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.

  NIP.19760827 200003 2 007

KEMENTERIAN AGAMA RI

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYRI’AH Jl. Nakula Sadewa V No. 9Telp (0298) 3419400 Fax. 323423Salatiga5022

  Website

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

  

PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS NAFKAH ISTRI DAN

ANAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA

(Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  Oleh:

  

Muhamad Hajir Hikmawan

NIM 211-13-040

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari

  ‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Agustus 2018

  6 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH).

  Dewan Sidang Munaqosyah: Ketua Penguji : Muh. Hafidz, M.Ag.

  Sekretaris Penguji : Luthfiana Zahriani, S.H., M.H. Penguji I : Drs. Badwan, M.Ag. Penguji II : Dr. Ilyya Muhsin, M. Si.

  Salatiga, 14 Agustus 2018 Dekan Fakultas Syari

  ‟ah IAIN Salatiga,

  Dr. Siti Zumrotun, M.Ag NIP. 19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Muhamad Hajir Hikmawan NIM : 211-13-040 Jurusan : Hukum Keluarga Islam Fakultas : Syari

  ‟ah Judul : PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS NAFKAH

  ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA(Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 09 Juli 2018 Yang menyatakan, Muhamad Hajir Hikmawan NIM: 211-13-040

  

MOTTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang

tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan

saat mereka menyerah

  

PERSEMBAHAN

Untuk orang tua tercintaku Pertama dan yang paling utama tidak lupa saya mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kepada kita nikmat berupa kesehatan yang tiada tara tandingannya ini.

  Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadikan kita bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.

  Sebagai insan yang lemah dan penuh dengan keterbatasan, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat.Akhirnya dengan berbekal kekuatan, kemauan dan bantuan semua pihak, maka penyusunan skripsi dengan judul:

  “PELAKSANAAN PUTUSAN CERAI TALAK ATAS NAFKAH

  ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA(Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal)

  ” ini bisa terselesaikan.

  Dengan terbentuknya skripsi ini, penulis haturkan banyak terima kasih yang tiada taranya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga; 2.

  Ibu DR. Siti ZumrotunM.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah; 3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.I.,M.Si., selaku kaprodi Hukum Keluarga Islam; 4. Bapak Drs. H. Umar Muchlis selaku Ketua/Hakim Madya Utama PA Salatiga;

  Bapak Drs. H. Salim, S.H, M.H. selaku hakim di Pengadilan Agama Salatiga; 6. Ibu Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan ikhlas dan sabar membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga skripsi ini terselesaikan; 7. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat;

  8. Orang tua tercinta dan semua saudara-saudaraku yang telah memberikan dan mencurahkan segala kemampuan dan segala kemampuannya secara material dan immaterial hingga saat ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah ada;

  9. Para pihak dan keluarga yang mendapat putusan dari Pengadilan Agama Salatiga pada nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal;

  10. Sahabat-sahabat dan teman-teman seangkatan di Hukum Keluarga Islam angkatan 2013 atas segala bantuan, semangat, dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini; 11. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  Atas segala hal tersebut, penulis tidak mampu membalas apapun selain hanya memanjatkan doa, semoga Allah SWT mencatat sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Aamiin yaa robbal „aalamiin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya, kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat, khususnya bagi Almamater dan semua pihak yang membutuhkannya.

  Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

  Salatiga, 09 Juli 2018 Penulis Hikmawan, Muhamad Hajir. 2018.Pelaksanaan Putusan Cerai Talak Atas Nafkah

  

Istri dan Anak Di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Kasus Putusan Nomor

0785/Pdt.G/2017/PA.Sal) .Skripsi. Program Studi Hukum Keluarga Islam.Fakultas

  Syari ‟ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Luthfiana

  Zahriani, S. H., M.H

  Kata Kunci:Pelaksanaan, Putusan Cerai Talak, Nafkah Istri, Nafkah Anak

  Perceraian yang terjadi karena adanya talak dari suami terhadap istrinya, maka sesuai dengan ketentuan pasal 41 (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban kepada mantan istrinya. Dalam hal ini, walaupun tidak adanya suatu tuntutan dari istri, majelis hakim dapat menghukum mantan suami membayar kepada mantan istri untuk memenuhi nafkah. Namun kenyataannya setelah istri dicerai, pemenuhan nafkah tersebut ada yang belum terpenuhi sesuai dengan keputusan Majelis Hakim. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pertimbangan majelis hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagi istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal dan bagaimana pelaksanaan putusan pemenuhan nafkah oleh suami terhadap mantan istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Dengan pendekatan ini diharapkan penulis bisa mengetahui bagaimana pemenuhan nafkah dalam keluarga yang mendapatkan putusan dari pengadilan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantifikasi lainnya.

  Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan pertimbangan Majelis Hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagi istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal adalah melalui: rekonvensi berdasarkan Pasal 132a HIR; pengakuan berdasarkan Pasal 174 HIR dan Kitab Muinul Hukkam. Sedangkan pelaksanaan putusan pemenuhan nafkah oleh suami terhadap mantan istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh Pemohon. Termohon sudah berupaya untuk menagih nafkah anak kepada Pemohon secara langsung dan juga melalui jalur kekeluargaan, namun tidak membuahkan hasil. Berkaitan dengan eksekusi tidak diajukan oleh Termohon karena biaya perkara yang tinggi.

  JUDUL ..................................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii

JUDUL ..................................................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

ABSTRAK ............................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ............................................................................ 7 F. Telaah Pustaka ............................................................................... 8 G. Metode Penelitian........................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perceraian ....................................................................................... 18 1. Pengertian Perceraian ............................................................... 18 2. Bentuk-bentuk Perceraian ........................................................ 20 3. Proses Hukum Cerai Talak....................................................... 28 4. Akibat Hukum Perceraian terhadap Bekas Istri ....................... 29 5. Akibat Hukum Perceraian terhadap Anak................................ 31 B. Putusan ........................................................................................... 35

  Pengertian Putusan ................................................................... 35 2. Kekuatan Putusan ..................................................................... 36 3. Susunan dan Isi Putusan ........................................................... 37 C. Pelaksanaan Putusan ...................................................................... 41 1.

  Pengertian Eksekusi ................................................................. 41 2. Macam-macam Eksekusi ......................................................... 43 3. Tata cara Eksekusi.................................................................... 43

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Putusan Cerai Talak Pengadilan Agama Salatiga Nomor

  0785/Pdt.G/PA.Sal ......................................................................... 48 1.

  Duduk Perkara Pada Putusan Cerai Talak Pengadilan Agama Salatiga Nomor 0785/Pdt.G/PA.Sal ......................................... 48 2. Penyelesaian Permohonan Putusan Cerai Talak Pengadilan

  Agama Salatiga Pada Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal .......... 50 3. Dasar Pertimbangan Hukum Putusan Cerai Talak Pengadilan

  Agama Salatiga Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal ................... 55 B. Pelaksanaan Putusan Pemenuhan Nafkah Oleh Suami Terhadap

  Mantan Istri dan Anak Pada Perkara Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal ................................................................ 59

  

BAB IV ANALISIS PUTUSAN CERAI TALAK PENGADILAN AGAMA

SALATIGA NOMOR 0785/Pdt.G/2017/Pa.Sal A. Analisis Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Menentukan Nafkah Bagi Istri dan Anak Pada Putusan Nomor 0785/Pdt.g/2017/PA.Sal 62 B. Analisis Pelaksanaan Putusan Pemenuhan Nafkah Oleh Suami

  terhadap Mantan Istri dan Anak Pada Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal di pengadilan Agama Salatiga ............... 65

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 69 B. Saran ............................................................................................... 69

  

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 73

  PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan dengan tujuan adanya ketenangan, kesenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Hal ini menjadikan semua laki-laki dan perempuan menginginkan pasangan hidup yang dapat membentuk suatu keluarga. Dasar dari keluarga mempengaruhi kualitas pada unit yang lebih besar, ketika dasar tersebut kokoh maka unit selanjutnya pun akan menjadi kuat. Pengaruh yang akan dirasakan secara nyata adalah dalam keberhasilan pembentukan sumber daya manusia. Perkawinan merupakan sunnah rosul, islam mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara lelaki dan perempuan, selanjutnya mengarahkan pertemuan tersebut sehingga terlaksananya suatu perkawinan.

  Menurut Mathlub (2005 : 1) Secara etimologis, Perkawinan adalah pencampuran, penyelarasan, atau ikatan. Ikatan tersebut terjadi diantara seorang lelaki dan wanita, dengan adanya kerelaan menyelaraskan dan berdampingan bersama pasangannya. Sementara nikah secara etimologis digunakan untuk mengungkapkan makna dari persetubuhan, akad, dan pelukan (Mathlub, 2005:2). Sedangkan menurut hukum islam, pernikahan adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Allah ta‟alla berfirman dalam surat Ar-ruum (30): 21 :

   ۚ َقَلَخ ْنَأ ِهِتاَيآ ْنِمَو ًةَمْحَرَو ًةَّدَوَم ْمُكَنْ يَ ب َلَعَجَو اَهْ يَلِإ اوُنُكْسَتِل اًجاَوْزَأ ْمُكِسُفْ نَأ ْنِم ْمُكَل

  َ نوُرَّكَفَ تَ ي ٍمْوَقِل ٍتاَي َلَ َكِلََٰذ يِف َّنِإ

  Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012:324). Begitu juga rasulullah telah berkata :

  , ملسو هيلع للها ىلص َّنَأ هنع للها يضر ِسَنَأ َهَّللَا َّيِبَّنلَا ِهْيَلَع َدِمَح ٍكِلاَم ِنْب ىَنْ ثَأَو ْنَعَو , , , , يِّنِكَل : اَنَأ يِتَّنُس ْنَع

  يِّلَصُأ َبِغَر ْنَمَف َءاَسِّنلَا ُجَّوَزَ تَأَو ُرِطْفُأَو ُموُصَأَو ُماَنَأَو َلاَقَو ( ) يِّنِم ِهْيَلَع ٌقَفَّ تُم َسْيَلَ ف

  Dari Anas Ibnu Malik bahwa Nabi Shallallaahu „alaihiwa

  Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya bersabda: “Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barang siapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim nomor 994).

  Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perkawinan merupakan suatu perjanjian yang mengikat lahir batin dengan dasariman.Dari segi ibadah, perkawinan merupakan suatu kejadian yang penting dan sakral dalam kehidupan manusia yang mengandung nilai ibadah. Salah satu hal yang diinginkan dengan adanya pernikahan adalah hidup bersama. hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan tujuan dari suatu perkawinan. Hak adalah sesuatu yang seharusnya diterima seseorang setelah ia memenuhi kewajibannya, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dilaksanakan oleh seseorang untuk mendapat hak. Suami istri wajib saling setia dan mencintai, hormat menghormati, dan saling memberi bantuan secara lahir dan batin. Suami wajib melindungi dan memenuhi keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

  Pernikahan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis, namun tujuannya juga dapat menyambung keturunan yang baik dalam naungan rumah tangga yang penuh dengan kedamaian, cinta dan kasih sayang. Ini sesuai dengan bunyi pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yakni: “perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah” (Departemen Agama RI, 2000: 14).

  Melindungi keselarasan pasangan suami-istritidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun memerlukan pengorbanan. Prinsip perkawinan sendiri adalah untuk membentuk suatu keluarga yang tentram, damai dan langgeng, namun dalam perjalanannya kehidupan tidak selalu sesuai dengan keinginan manusia. Perceraian dapat terjadi oleh berbagai faktor dalam suatu perkawinan. kedua belah pihak telah mencoba untuk mencari penyelesaiannya, apabila belum terdapat kesepakatan dan merasa tidak bisa melanjutkan keutuhan keluarga maka kedua belah pihak bisa membawa permasalahan ke pengadilan untuk dicari jalan keluar yang terbaik.

  Sesuai dengan ketentuan pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

  Secara umum alasan perceraian dalam masyarakat adalah tidak ada lagi kecocokan di antara suami dan istri. Perceraian merupakan suatu perbuatan hukum yang tentunya akan membawa akibat-akibat hukum tertentu, perceraian hanya dapat dilakukan atas dasar putusan hakim di depan sidang Pengadilan Agama (Pasal 115 KHI).

  Perceraian yang terjadi karena adanya talak dari suami terhadap istrinya, maka sesuai dengan ketentuan pasal 41 (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban kepada mantan istrinya.

  Dalam hal ini, walaupun tidak adanya suatu tuntutan dari istri, majelis hakim dapat menghukum mantan suami membayar kepada mantan istri untuk memenuhi nafkah. Namun kenyataannya setelah istri dicerai, pemenuhan hakim.

  Berdasarkan uraian diatas, fenomena pemenuhan nafkah setelah adanya putusan Majlis Hakim sangat menarik untuk diteliti. Hal tersebut menimbukan pertanyaan apakah telah dilaksanakan suatu putusan atau hanya sebagai formalitas belaka, maka penulis membuat skripsi dengan judul “Pelaksanaan Putusan Cerai Talak Atas Nafkah Istri Dan Anak Di

  Pengadilan Agama Salatiga (Studi Kasus Putusan Nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal) ”.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pertimbangan Majelis Hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagiistri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal? 2. Bagaimana pelaksanaan putusan pemenuhan nafkah oleh suami terhadap mantan istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pertimbangan majelis hakim dalam menentukan putusan atas penentuan nafkah bagi istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal.

  2. Untuk mengetahui pelaksanaan putusan pemenuhan nafkah oleh suami terhadap mantan istri dan nafkah anakpada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal.

   Kegunaan Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memperdalam dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya pada hukum Keluarga di Fakultas Syari

  ’ah Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Instansi Membantu memberikan masukan bagi para pihak yang berkompeten terhadap masalah-masalah keluarga, juga menjadi tolak ukur atas keberhasilan selama ini dalam mendidik dan membekali ilmu bagi peneliti sebelum masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat.

  b.

  Bagi Masyarakat Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang perceraian dan pelaksanakan putusan pengadilan mengenai nafkah.

  c.

  Bagi Peneliti Digunakan sebagai bahan awal bagi penelitian selanjutnya yang memiliki pokok permasalahan yang sama.

   Penegasan Istilah

  Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah didalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah: 1.

  Putusan pengadilan Putusan menurut Mukti Arto(1998 : 245) adalah pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara gugatan (kontentius). Jadi putusan adalah kesimpulan akhir yang diambil oleh Majelis Hakim yang diberi wewenang untuk itu dalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu sengketa/perkara, yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan kemudian diucapkan oleh hakim di persidangan yang terbuka untuk umum.

  2. Perceraian Perceraian menurut Subekti (1985 : 42) adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu. Jadi, pengertian perceraian menurut Subekti adalah penghapusan perkawinan, baik dengan putusan hakim atau tuntutan suami atau istri.

  3. Nafkah Nafkah adalah tanggung jawab utama seorang suami dan hak utama istrinya. Apabila diberikan kepada istri dengan lapang dada, tanpa keseimbangan dan kebahagiaan rumah tangga(Hamid, 2006:71).

F. Telaah Pustaka

  Setelah melaksanakan penelusuran literatur yang membahas mengenai eksekusi putusan majelis hakim atas nafkah mantan istri dan anak, peneliti telah menemukan beberapa reverensi khususnya dari skripsi dan buku. Diantaranya yang dapat dijadikan sumber telaah pustaka adalah sebagai berikut:

  Pertama adalah Skripsi Agung Windiarto yang berjudul “Pelaksanaan Putusan (Eksekusi) Terhadap Sengketa Harta Bersama di Pengadilan Agama Ambarawa (Studi Analisis Putusan Nomor:0224/Pdt.G/2010/PA.Amb) ”. Dalamskripsi ini memiliki dua rumusan masalah yaitu apa yang menjadi dasar Ketua Pengadilan Agama Ambarawa dalam menjalankan eksekusi terhadap sengketa harta bersama setelah adanya kesepakatan perdamaian harta bersama di Pengadilan Agama Ambarawa nomor: 0224/Pdt.G/2010/PA.Amb dan apa yang menjadi keabsahan berita acara eksekusi tanpa tanda tangan salah satu pihak. Penulis menjelaskan bahwa yang menjadi dasar putusan yaitu adanya beberapa asas yang harus dipenuhi dalam sebuah pelaksanaan putusan (eksekusi), yaitu putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang diatur dalam pasal 195 HIR atau pasal 206 R.Bg. penulis juga menjelaskan bahwa tidak bersedianya pihak II / Termohon tanda tangan dalam berita acara perkara nomor tersebut tetap sah secara hukum.

  Kedua, skripsi dari Aina Sufya Fuaida yang berjudul “Pelaksaan

  Putusan Dalam Pembagian Waris di Pengadilan Agama (Studi Analisis Putusan Nomor:632/Pdt.G/2007/PA.Amb)”. Dalam skripsi ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu bagaimana pembagian waris dalam perkara nomor 632/Pdt.G/2007/PA.Amb. di Pengadilan Agama Ambarawa, bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 632/Pdt.G/2007/PA.Ambdan bagaimana pelaksanaan putusan Nomor 632/Pdt.G/2007/PA.Amb. Penulis menjelaskan bahwa pembagian waris dalam perkara nomor 632/Pdt.G/2007/PA.Amb di Pengadilan Agama Ambarawa telah mengacu pada Kompilasi Hukum Islam dalam menetapkan hukum waris. Penulis juga menjelaskan dasar pertimbangan hakim pembagian waris putusan nomor tersebut adalah dari keterangan saksi dan bukti yang diajukan serta pengakuan dari para pihak dan pelaksanaan putusan nomor tersebut oleh pihak keluarga telah dilaksanakan pembagian sesuai dengan putusan.

  Kemudian yang ketiga adalah skripsi Muhamad Latif yang berjudul “Pemberian Nafkah Anak Oleh Ayah Kandung Setelah Perceraian (Studi Kasus Keluarga Broken Home Pada siswa di MAN Salatiga)”.Dalam skripsi ini memiliki dua rumusan masalah yaitu bagaimanakah pemberian nafkah oleh orang tua laki-laki (Ayah) kepada anak setelah terjadinya perceraian pada siswa-siswa broken home di MAN Salatiga dan upaya apa yang harus nafkah kepada anaknya setelah terjadinya perceraian pada siswa-siswa broken home di MAN Salatiga. Penulis menjelaskan bahwa pemberian nafkah anak oleh ayah kandung setelah perceraian yang terjadi di MAN Salatiga sangat bervariasi, yaitu dilakukan secara sukarela, secara berbelitbelit, dan tidak pernah dilakukan. Penulis juga menjelasakan upaya ibu untuk mengingatkan mantan suami memberikan nafkah anak setelah perceraian yang terjadi di MAN Salatiga sangat bervariasi dalam tindakannya, yaitu tindakan ibu untuk mengingatkan mantan suami tidak perlu dilakukan, tindakan ibu untuk mengingatkan mantan suami dengan memintanya secara langsung dan tindakab ibu untuk mengingatkan mantan suami tidak pernah dilakukan.

  Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu terletak pada fokus masalah yang akan diteliti. Dimanapenelitian akan dilakukan di Pengadilan Agama Salatiga dan kepada keluarga atau perorangan yang menjadi subyek daripada putusan. Kajiian utama pada penelitian terdahulu fokus pada pelaksanaan putusan tentang sengketa harta bersama, waris dan pemberian nafkah kepada anak. Sedangkan penelitian peneliti berfokus pada pelaksanaan pemenuhan nafkah kepada istri ataupun anak, mengapa terjadi perceraian, cara pemenuhan nafkah, pelaksanaan nafkah dalam islam, dan implikasi terhadap keseharian istri ataupun anak dalam keluarga yang memperoleh putusan dari Pengadilan Agama Salatiga.

   Metode Penelitian 1.

  JenisPenelitian dan Pendekatan Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti akan menggunakan jenis penelitian secara kualitatif dan menggunakan beberapa pendekatan sebagai acuan dalam penulisanini. Secara jelasnya penulis paparkan sebagai berikut: a.

  Penelitian Kualitatif Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis, yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2002: 6). Dari pengertian tersebut, sudah tentu sesuai dengan judul penelitian yang telah ada ini, peneliti akan berada pada latar yang alamiah sehingga metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan observasi, catatan lapangan dan wawancara dengan hakim dan pihak istri serta keluarga yang mendapatkan putusan dari Pengadilan Agama Salatiga.

  b.

  Pendekatan Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan yuridis sosiologis. Dengan pendekatan ini diharapkan penulis bisa mengetahui bagaimana pemenuhan nafkah dalam keluarga yang mendapatkan putusan dari pengadilan. Hal ini dilakukan dengan dari Pengadilan Agama Salatiga.

  2. Kehadiran Peneliti dan Tempat Penelitian Peneliti dalam melaksanakan observasi telah melaksanakan wawancara pra penelitian di Pengadilan Agama Salatiga, sehingga sudah tentu peneliti berada pada lapangan bersama nara sumber yang ada. Penelitian dilaksanakan di Pengadilan Agama Salatiga. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan jaraknya yang terjangkau dan dekat dengan tempat tinggal peneliti.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Dalam pelaksanaan penelitian ini, data akan diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002: 186). Peneliti akan melakukan wawancara dengan hakim dan

  Agama Salatiga.

  b.

  Dokumen Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film

  (Moeloeng, 2002 : 161). Sumber tertulis dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moeloeng, 2002 : 113). Dalam hal ini penulis mengambil dokumentasi berupa data tentang putusan cerai talak oleh Majelis Hakim di Pengadilan Agama Salatiga pada nomor 0785/Pdt.G/2017/Pa.Sal.

4. Analisis Data

  Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlumya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu: analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng, 2011 : 288).

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut dengan analisis alur (Flow) dimana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsug secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehya lagi data atau informasi baru(Emzir, 2011 : 128). reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion/ verification).

5. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam rangka informasi yang faktual dan terperinci maka penulis menggunakan beberapa teknik pengecekan data yang diuraikan sebagai berikut: a.

  Triangulasi Triangulasi adalah sebuah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Artinya melalui teknik ini data pokok yang ada akan dibandingkan dengan data pendukung lainnya, baik berdasarkan sumber, metode, dan teori. Dalam hal ini peneliti membandingkan antara data-data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dengan dokumentasi serta hasil observasi lapangan. Selain itu penulis juga membandingkan antara metode yang dilaksanakan dengan apa yang menjadi dasarnya.

  b.

  Uraian Rinci Dalam teknik ini penulis telah melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin.

  c.

  Auditing Auditing adalah proses pemeriksaan kebergantungan dan kepastian data dalam penelitian. Segala bentuk informasi yang dimanfaatkan dalam proses auditing.

6. Tahap-Tahap Penelitian

  Pada tahapan ini penulis membagi dalam tiga tahap, yaitu: a.

  Tahap Pra Lapangan Dalam tahap pertama ini ada lima hal yang telah dilengkapi oleh peneliti yaitu:

  1. Menyusun rancangan penelitian 2.

  Mengurus perizinan 3. Menjajaki dan menilai lapangan 4. Memilih dan memanfaatkan informan 5. Menyiapkan perlengkapan penelitian b. Tahap Pekerjaan Lapangan

  Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan, dibagi atas tiga bagian yaitu:

  1. Memahami latar penelitian 2.

  Adaptasi peneliti dilapangan 3. Berperan serta mengumpulkan data c. Analisis Data

  Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlumya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisisan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng, 2011 : 288).

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut dengan analisis alur (Flow) dimana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsug secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehya lagi data atau informasi baru (Emzir, 2011 : 128).

  Aktivitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion/ verification).

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penelitian yang penulis susun mencakup berbagai subtansi diantaranya adalah sebagai berikut: Bab satu adalah pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian , dan sistematika penulisan penelitian. pelaksanaan putusan (eksekusi) dalam penentuan nafkah terhadap mantan istri dan anak berdasarkan undang-undang.

  Bab tiga yang berisi putusan perkara nomor: 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal dan pelaksanaan putusan (eksekusi) dalam penentuan nafkah terhadap mantan istri dan anak.

  Bab empat adalah analisis dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam menentukan nafkah bagi istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/Pa.Sal dan analisis pelaksanaan putusan pemenuhan nafkah oleh suami terhadap mantan istri dan anak pada putusan nomor 0785/Pdt.G/2017/PA.Sal di Pengadilan Agama Salatiga.

  Bab lima yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam bagian akhir termuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.

KAJIAN TEORI A.

  Perceraian 1.

  Pengertian Perceraian Perceraian menurut pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 adalah

  “Putusnya perkawinan”. Adapun yang dimaksud dengan perkawinan adalah menurut pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 adalah “Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi, perceraian adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri yang mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga) antara suami dan istri tersebut.

  Pengertian perceraian dapat dijelaskan dari beberapa perspekstif hukum berikut.

  a) Perceraian menurut hukum Islam yang telah dipositifkan dalam Pasal 38 dan Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 yang telah dijabarkan dalam

  PP No. 9 Tahun 1975, mencakup antara lain sebagai berikut; 1)

  Perceraian dalam pengertian cerai talak, yaitu perceraian yang diajukan permohonan cerainya oleh dan atas inisiatif suami kepada Pengadilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku dinyatakan (diikrarkan) di depan sidang Pengadilan Agama (vide Pasal 14 sampai dengan Pasal 18 PP No.9 Tahun 1975).

  2) Perceraian dalam pengertian cerai gugat, yaitu perceraian yang diajukan gugatan cerainya oleh dan atas inisiatif istri kepada

  Pengadiilan Agama, yang dianggap terjadi dan berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (vide Pasal 20 sampai dengan Pasal 36).

  b) Perceraian menurut hukum agama selain hukum Islam, yang telah pula dipositifkan dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan dijabarkan dalam

  PP No. 9 Tahun 1975, yaitu perceraian yang gugatan cerainya diajukan oleh dan atas inisiatif suami atau istri kepada Pengadilan Negeri, yang dianggap terjadi beserta segala akibat hukumnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan oleh Pegawai Pencatat di Kantor Catatan Sipil (vide Pasal 20 dan Pasal 34 ayat (2) PP No. 9 Tahun 1975).

  Perceraian menurut Subekti (1985 : 42) adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu. Jadi, pengertian perceraian menurut Subekti adalah penghapusan perkawinan, baik dengan putusan hakim atau tuntutan suami atau istri. Dengan adanya perceraian, maka perkawinan antara pengertian perceraian sebagai penghapusan perkawinan itu dengan kematian atau yang lazim disebut dengan istilah “cerai mati”. Jadi, pengertian perceraian menurut Subekti lebih sempit daripada pengertian perceraian menurut Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 sebagaimana telah diuraikan di atas.

2. Bentuk-bentuk perceraian

  Bentuk-bentuk perceraian yang mengakibatkan putusnya perkawinan yang diatur dalam hukum islam, yang dapat menjadi alasan- alasan hukum perceraiannya dan bermuara pada cerai talak dan cerai gugat yang telah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1975, dapat dijelaskan sebagai berikut :

  a) Talak

  Secara harfiah, talak berarti lepas dan bebas. Dihubungkannya kata talak dalam arti kata ini dengan putusnya perkawinan, karena antara suami dan istri sudah lepas hubungannya atau masing-masing sudah bebas. Dalam mengemukakan arti talak secara terminologis, ulama mengemukakan rumusan yang berbeda, namun esensinya sama, yakni melepaskan hubungan pernikahan dengan menggunakan lafaz talak dan sejenisnya (Anshori, 2011 : 105-106). Syiqaq Menurut Muhammad Syaifuddin (2013 : 128) konflik antara suami istri itu ada beberapa sebab dan macamnya. Sebelum konflik membuat suami mengalami keputusan berpisah yang berupa thalaq, maka konflik-konflik tersebut antara lain adalah syiqaq.

  c) Khulu‟

  Bentuk perceraian atas persetujuan suami istri dengan jatuhnya talak satu dari suami kepada istri dengan tebusan harta atau uang dari pihak istri yang menginginkan cerai dengan khulu‟ itu (Soemiyati, 1982 : 110).

  d) Fasakh

  Secara etimologi, fasakh berarti membatalkan. Apabila dihubungkan dengan perkawinan fasakh berarti membatalkan perkawinan atau merusakkan perkawinan. Kemudian, secara terminologis fasakh bermakna pembatalan ikatan pernikahan oleh Pengadilan Agama berdasarkan tuntutan istri atau suami yang dapat dibenarkan Pengadilan Agama atau karena pernikahan yang telah terlanjur menyalahi hukum pernikahan (Anshori, 2011 : 141).

  e) Fahisah

  Fahisah menurut Alquran Surah An- Nisa‟ (4): 15 ialah perempuan yang melakukan perbuatan keji atau perbuatan yang lesbian dan sejenisnya.

  Firman Allah QS An- Nisa‟ (4): 15

   ْمُكْنِم ًةَعَ بْرَأ َّنِهْيَلَع اوُدِهْشَتْساَف ْمُكِئاَسِن ْنِم َةَشِحاَفْلا َنيِتْأَي يِت َّلَّلاَو ۚ ْنِإَف ًلَّيِبَس َّنُهَل ُهَّللا َلَعْجَي ْوَأ ُتْوَمْلا َّنُهاَّفَوَ تَ ي َٰىَّتَح ِتوُيُ بْلا يِف َّنُهوُكِسْمَأَف اوُدِهَش

  Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya. (An-Nisa' ayat 15) f)

  Ta‟lik talak Pada prinsipnya ta‟lik talak menurut penjelasan Sudarsono

  (1994 : 135) adalah suatu penggantungan terjadinya jatuhnya talak terhadap peristiwa tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya antara suami istri.

  g) Ila‟

  Ila‟ menurut bahasa berasal dari kata aala, yu‟lii, dan iilaa‟ (bersumpah). Sementara ila‟ menurut syara‟ adalah bersumpah untuk tidak menggauli istri. Dasar adanya ila‟ adalah firman Allah:

   ٍرُهْشَأ ِةَعَ بْرَأ ُصُّبَرَ ت ْمِهِئاَسِن ْنِم َنوُلْؤُ ي َنيِذَّلِل ۚ ٌروُفَغ َهَّللا َّنِإَف اوُءاَف ْنِإَف ٌميِحَر orang yang mengila‟ istrinya diberi tangguh 4 bulan (lamanya). (QS. Al Baqarah (2): 226). Ayat ini turun untuk menggugurkan tradisi jahiliah yang memperlama masa ila‟ hingga satu atau dua tahun. Lalu, Allah menganulir dan menetapkan jangka waktu ila‟ yang paling lama adalah 4 bulan (Hasan Ayub, 2002 : 349).

  h) Zhihar Zhihar adalah prosedur talak, yang hampir sama dengan ila‟.

  Arti zhihar ialah seorang suami yang bersumpah bahwa istrinya itu baginya sama dengan punggung istrinya. Ibarat seperti ini erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakat Arab, apabila masyarakat Arab marah, maka ibarat/penyamaan tadi sering terucap. Apabila ini terjadi berarti suami tidak akan menggauli istrinya (Sudarsono, 1994 : 141). i)

  Li‟an Perkawinan dapat putus karena li‟an. Li‟an diambil dari kata la‟n (melaknat), karena pada sumpah kelima, suami mengatakan bahwa ia menerima laknat Allah bila ia termasuk orang-orang yang berdusta. Perkara ini disebut li‟an, ilti‟an (melaknat diri sendiri) dan mula‟anah (saling melaknat) (Muhammad Syaifuddin, 2013 : 158).

  Murtad (Riddah) Syaikh Hasan Ayyub (2002 : 227) menjelaskan bahwa apabila salah seorang suami istri murtad sebelum terjadi persetubuhan, maka nikah terkena fasakh menurut pendapat mayoritas ulama.

  Pasal 113 Kompilasi Hukum Islam memuat ketentuan klasifikasi bahwa perkawinan putus karena kematian, perceraian, dan atas putusan pengadilan. Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Macam-macam dan cara pemutusan hubungan perkawinan karena perceraian yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, adalah sebagai berikut.

  1) Talak

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS DOMINASI KASUS CERAI GUGAT MASYARAKAT MUSLIM KOTA SALATIGA DI PENGADILAN AGAMA (PA) SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

STUDI ANALISIS PERANAN ADVOKAT NON MUSLIM DALAM MENANGANI PERKARA DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 100

ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MAGELANG NOMOR PERKARA 0054Pdt.G2015PA.Mgl TENTANG PERMOHONAN NOVASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 2 179

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH UTAMA KELUARGA (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 94

Susukan Tahun 2010 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 84

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 105

TALAK TIGA SEKALIGUS (Kajian Takhrij atas Hadis Talak Tiga Sekaligus dalam Kutub Al-Sittah) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 297