Peningkatan kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar siswa tentang pesawat sederhana melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Plaosan I tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

  

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES ILMIAH DAN HASIL

BELAJAR SISWA TENTANG PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE

  

INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun oleh :

DITA SETIANINGRUM

081134061

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES ILMIAH DAN HASIL

BELAJAR SISWA TENTANG PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE

  

INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I TAHUN

AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun oleh :

DITA SETIANINGRUM

081134061

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES

  

ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PESAWAT

SEDERHANA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I TAHUN

AJARAN 2011/2012

  Disusun oleh: Nama : Dita Setianingrum

  NIM : 081134061 Telah disetujui oleh :

  Dosen Pembimbing Tanggal 5 Juni 2012 ( Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph. D.)

  

ii

  

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES ILMIAH DAN

HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PESAWAT SEDERHANA MELALUI

METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

  PLAOSAN I TAHUN AJARAN 2011/2012

  Disusun oleh: Nama : DITA SETIANINGRUM

  NIM : 081134061 Telah dipertanggungjawbkan di depan tim penguji

  Pada tanggal 16 Juli 2012 Dan dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS

  

Susunan Panitia Penguji :

  Nama Lengkap Tanda tangan Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.

  ……………….. Sekretaris : Elga, Andriana, S.P si., M.E d.

  ……………….. Anggota 1 : Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph. D.

  ……………….. Anggota 2 : Drs. Puji Purnomo, M. Si ……………….. Anggota 3 : Drs. J Sumedi ………………...

  Yogyakarta, 16 Juli 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  Dekan

  

iv

PERSEMBAHAN

  

Karya ini penulis persembahkan untuk:

Allah SWT. Yang selalu menuntun hidupku …terimakasih Allah atas segala yang

Kau Anugrahkan kepadaku

  Almarhum Ayah ku terkasih dan Ibu yang selalu mendukung serta mengasihiku..

  

Kakak dan adik tercinta

Yang selalu memberi support, doa, dan harapan.

  

Kekasihku tercinta yang selalu menemaniku dalam suka dan duka serta

mendukungku dengan semua doa dan harapan..

  

Dosen pembimbing yang saya hormati terimakasih atas bimbingan yang telah

engkau berikan..

  

Para Dosen dan teman-teman seperjuangan PGSD Sanata Dharma 2008

  

v

MOTTO

  SESEKALI LIHATLAH KEBELAKANG UNTUK MELANGKAH KEDEPAN…… SEMANGAT DAN KALAHkAN SEGALA GODAAN KAReNA DALAM SEBUAH PERJUANGAN TERDAPAT BANYAK DURI YANG HARUS KITA LEWATI..

LIHATLAH WAKTU TERUS BERPUTAR DAN APA YANG BISA KITA

  KERJAKAN SAAT WAKTU ITU TAK LELAH UNTUK MEmUTARKAN

JARUMNYA,,JAGAN PERNAH ADA PENYESAAN KARENA WAKTU TAK

  TENGADAHKANlAH TANGANMU TUNDUKANLAH KEPALA SEJENAK TAKKAN ADA YANG TERJADI TANPA KEHENDAKNYA….

LIHAT DENGAR DAN RASAKAN UNTUK MEMBUAT SEBUAH KEPUTUSAN

  BESAR… JADILAH PRIBADI YANG PANTAS ..UNTUK SEBUAH KEBERHASILAN DAN TANGGUNG JAWAB JANGANLAH MEMINTA ALLAH MENGURANGI BEBANMU TAPI MINTALAH KEPADANYA UNTUK MEMBERI KEKUATAN LEBIH UNTUK MEMIKUL BEBAN DAN COBAAN YANG DIBERIKAN

PERNYATA AN KEASLIAN KARYA

  Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang penulis susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 16 juli 2012 Penulis Dita Setianingrum NIM 081134061

vi

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dita Setianingrum Nomor Mahasiswa : 081134061

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan , saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PROSES ILMIAH DAN HASIL

BELAJAR SISWA TENTANG PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE

  

INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN PLAOSAN I TAHUN

AJARAN 2011/2012 Beserta perangkat yang diperlukan.

  

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 5 Juli 2012 Yang menyatakan (Dita Setianingrum)

vii

  

ABSTRAK

  Setianingrum, Dita 2012. Peningkatan Kemampuan Proses Ilmiah dan Hasil Belajar

  Siswa tentang Pesawat Sederhana Melalui Metode Inkuiri Terbimbing Kelas V Mata Pelajaran IPA SDN Plaosan 1 tahun ajaran 2011/2012.

  Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unversitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan proses ilmiah dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA meteri Pesawat Sederhana dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negri Plaosan 1 Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian dilakukan terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan masing-masing selama 2jp. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan proses ilmiah yaitu dengan lembar pengamatan dan untuk hasil belajar menggunakan tes tertulis, dimana pada masing-masing siklus terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat, dan 5 soal uraian.

  Kreteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini didasarkan pada presentase siswa yang mencapai KKM yaitu 60 dan rata-rata nilai ulangan siswa, sedangkan pada kemampuan melakukan proses ilmiah didasarkan pada 5 aspek pengamatan yang telah ditentukan. Sebelum dilakukan tindakan data kondisi awal tahun ajaran 2010/2011 menunjukan dari 24 siswa terdapat 10 siswa (41%) mendapat nilai ≥ 60 dan 14 siswa (51%) mendapat nilai < 60 dan pada kemampuan proses ilmiah tercapai 37%. Setelah dilakukan tindakan hasil pada siklus 1 menunjukan peningkatan hasil belajar yaitu 24 siswa (100%) siswa tuntas mencapai KKM dan pada siklus II tidak ada penurunan hasil atau 24 siswa (100% ) tuntas mencapai KKM bahkan terdapat peningkatan rata-rata kelas yaitu pada siklus I 80,7 meningkat pada siklus II yaitu 89,14. Pada peningkatan kemampuan proses ilmiah meningkat yaitu siklus 1 85% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 92,9%.

  Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil, karena dapat mencapai target bahkan melebihi target yang diharapkan. Kata kunci : proses ilmiah, hasil belajar, metode inkuiri.

  

viii

  

ABSTRACT

  Setianingrum, Dita 2012. The Improvement of Students’ Scientific Process Ability and Result Study Simple Machine Using Guided-Inquiry Method

  Grade V Students’ Natural Science SDN Plaosan 1 Year 2011/2012. Elementary School Teacher Education. Sanata Dharma University.

  This research was aiming at reveal the improvement students’ scientific process ability and learning achievement Simple Machine using guided-inquiry method on grade V students’ natural science of SDN Plaosan 1 Year 2011/2012. This is consisted of 2 cycles. Each cycle consisted two meetings, which is 2 hours of learning hour. The instrument used to finding out the improvement of acientific process ability the observation sheet and to finding out result study, written test, in which each cycle consisted of 10 multiple choices questions, 5 short answers questions, and 5 essay questions.

  Criteria of success expect in this research based on the students’ percentage in the KKM of 60 and on the students average test score, the ability to do the scientific process based on 5 observation aspects that had been decided. Before doing any treatment, the initial condition in year 2010/2011 showing that 24 students, there were 10 students (41%) gained the score of

  ≥ 60, and 14 students (51%) gained < 60 and on scientific process ability was 37%. After treatment on cycle 1, result on cycle I showed some improvement that there were 24 students (100%) who achieved the KKM and on cycle II, there no degrading result there were 24 students (100%) the KKM and in fact, there was improvement on the students average scores which is from 80.7 on cycle I to 89.14 on cycle II. The scientific process ability improved from from cycle I, which was 85%, to cycle II, which was 92.9%.

  Based on the result show, it was conclude that this research succes because it achieved the target and in fact it exceeded the expectation. Key word: scientific process, learning achievment, guided inquiry.

  

ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan, pada Program Studi PGSD Sanata Dharma yang dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1, kecamatan Mlati Kabupaten Sleman.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bimbingan, bantuan, dan peran serta dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Rohandi, Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan memberikan ijin melakukan penelitian,

  2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph. D., selaku pemimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan arahan serta penuh perhatian, kesabaran dan tak henti-hentinya memberikan nasehat yang sangat berarti sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

3. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

  Pendidikan Guru Sekolah Dasar, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 4. Seluruh dosen dan karyawan fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

  Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membagi ilmunya dan membantu penulis.

  

x

  

xi

5.

  Ibu Dwi Hastutiningsih, A.Ma.Pd. selaku Kepala SD Negeri Plaosan 1 yang telah memberikan ruang gerak dan kepercayaan untuk melakukan penelitian.

  6. Bapak dan Ibu guru SD Negeri Plaosan 1 yang telah bekerjasama dengan baik.

  7. Almarhum ayah dan ibu yang selalu memberi kekuatan dan dukungan.

  8. Kakak dan adik yang selalu memberikan semangat dan doa, 9.

  Kekasihku Deni Sutrisno yang yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi dengan baik.

  10. Teman-teman yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari semua pihak pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.

  Yogyakarta,16 Juli 2012 Penulis Dita Setianingrum NIM 081134061

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan

  untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk mengelola pembelajaran yang baik, guru ditantang untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran yaitu dengan cara membekali beberapa kemampuan dan merencanakan serta melaksanakan program pembelajaran dengan suatu metode pembelajaran tertentu.

  Lingkungan secara umum merupakan tempat di mana setiap mahluk hidup melangsungkan segala aktivitas dan rutinitas dalam kehidupannya. Melalui lingkungan ini mahluk hidup khususnya manusia dapat memperoleh berbagai hal yang sifatnya dapat memberikan manfaat lebih terutama sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupannya, Dengan kata lain berfungsi sebagai tempat pembelajaran bagi manusia.

  Pemanfaatan lingkungan khususnya lingkungan sekolah dan sekitarnya sebagai sumber pembelajaran IPA sangat penting, mengingat pembelajaran

  IPA sangat erat hubungannya dengan alam dan lingkungan (Ramadhan.A.T: 2008). Sehubungan dengan hal tersebut guru dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dapat memanfaatkan lingkungan sebagai media pendukung pembelajaran. Namun memanfaatkan lingkungan begitu saja tanpa prosedur pembelajaran dengan suatu metode tertentu akan sangat kurang maksimal hasilnya.

  1 Proses ilmiah adalah salah satu proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan bukti fisik terutama pada mata pelajaran IPA.

  Namun hal tersebut belum terlaksana secara maksimal pada kegiatan pembelajaran di SD Negeri Plaosan 1,Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, sehingga pembelajaran (khususnya pembelajaran IPA) belum tercapai secara maksimal dan kegiatan pembelajaran dirasa masih kurang bermakna bagi siswa, hal ini dapat dilihat melalui presentase kemampuan melakukan proses ilmiah yaitu hanya 37% dari 5 aspek kemampuan ilmiah yang dinilai, sedangkan hasil belajar sebelumnya yaitu masih banyak ditemui presentase ketuntasan siswa yang masih dibawah KKM, yaitu hanya 41% anak yang mencapai KKM dan 59% belum mencapai KKM, dari nilai KKM yang diterapkan 60 nilai rata-rata ulangan harian siswa SD Negeri Plaosan 1 adalah 58,3 dan dalam proses belajar berlangsung anak sangat kurang aktif belajar, untuk menggali ilmu dengan lebih bermakna. Sementara pembelajaran IPA menghendaki partisipasi aktif dari siswa ( Piaget dalam Sumiyati 2010: 2), sehingga menuntut perhatian dan penanganan lebih serius dari guru.

  Kondisi nyata yang terjadi di SD Negeri Plaosan 1 ini banyak berorientasi pada buku paket, LKS dan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, serta belum menerapkan proses ilmiah sesara maksimal. Hal ini membuat siswa hanya memiliki gambaran yang bersifat abstrak (gambaran/bayangan) semata terhadap suatu objek tertentu dan menimbulkan rasa bosan karena metode yang digunakan monoton.

  Penulis nantinya akan menerapkan pembelajaran IPA melalui metode Inkuiri terbimbing. Karena metode inkuiri terbimbing menawarkan kebebasan siswa untuk mengekspresikan ide-ide kreatifnya , mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran tetapi masih terarah karena guru bertugas sebagai pembimbing dan fasilitator serta melatih anak untuk tidak hanya bergantung pada guru serta hasil proses pembelajarannya tertanam lebih lama, karena siswa belajar berdasarkan hasil dari pengalamannya sendiri, sehingga diharapkan ada peningkatan kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.

  Rangkaian prosedur dan pelaksanaanya secara sistematis akan dijabarkan dan menjadi alasan penulis memilih penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Proses Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Tentang Pesawat Sederhana Melalui Metode Inkuiri Terbimbing kelas V Mata

Pelajaran IPA SDN Plaosan 1 tahun aja ran 2011/2012”. B. Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SD Negeri Palaosan 1 kec. Mlati, Kab. Sleman.

2. Materi yang disampaikan adalah mata pelajaran IPA tentang “ Pesawat Sederhana”.

  3. Kemampuan melakukan proses ilmiah akan dilaksanakan pada saat proses pengamatan, yaitu hanya 5 aspek yang akan di nilai , 1. melakukan pengamatan, 2.menggolongkan benda-benda sesuai klasivikasi tertentu, 3. menjelaskan hasil pengamatan, 4.mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan, 5. menarik kesimpulan berdasarkankan pengaman penelitian ilmiah.

4. Hasil belajar dibatasi pada nilai siswa setelah mengikuti proses belajar menggunakan metode inkuiri terbimbing.

  C.

  Rumusan Masalah Bertitik tolok pada latar belakang maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan proses ilmiah siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 pada mata pelajaran IPA khususnya materi Pesawat Sederhana? 2. Bagaimanakah penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Plaosan I pada mata

  pelajaran IPA khususnya pada materi Pesawat Sederhana? D. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing ini akan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa. Dengan memanfatkan lingkungan melalui metode inkuiri terbimbing diharapkan, proses pembelajaran lebih dapat, mengingat, memahami serta melibatkan siswa secara aktif dengan pengalamanya sendiri. Selain itu guru terbiasa menggunakan metode inkuiri terbimbing sebagai salah satu metode baru dalam kegiatan pembelajaran yang diharapkan meningkatkan kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya materi pesawat sederhana.

E. Batasan Pengertian

  Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Kemampuan melakukan proses ilmiah yang dimaksud dalam pelitian ini adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik dimana pada proses ilmiah yang akan dinilai dibatasi pada 5 aspek yaitu melakukan pengamatan, menggolongkan benda-benda sesuai klasivikasi tertentu, menjelaskan hasil pengamatan, mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan, menarik kesimpulan berdasarkankan pengaman penelitian ilmiah.

  2. Belajar adalah perubahan tingkah laku berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi yang berasal dari pengalaman dan bersifat menetap.

3. Hasil Belajar merupakan perubahan kemampuan yang dimiliki seseorang, setelah seseorang belajar. Dan dinyatakan dalam bentuk nilai.

  4. Inkuiri terbimbing adalah metode dimana siswa menemukan informasi atau pengetahuan yang mereka butuhkan dengan bantuan dan bimbingan seorang guru. Dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa selama proses inkuiri yaitu 1. Pernyataan problem, 2.menemukan konsep, 3. Menyiapkan alat dalam kegiatan,. 4. Memberikan penjelasan kegiatan, 5. Siswa melakukan kegiatan, 6. Guru memberikan kesimpulan.

  F. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar siswa tentang Pesawat Sederhana melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

  G. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari pada kegiatan penelitian adalah sebagai berikiut: 1.

  Bagi Peneliti a.

  Membuka wawasan baru tentang metode pembelajaran selain metode ceramah yang sudah sering digunakan dalam proses pembelajaran.

  b.

  Mempunyai alternatif menggunakan metode pembelajaran yang meningkatkan kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.

  c.

  Mempunyai pengalaman melakukan penelitian, sehingga dapat mengembangkan lebih lanjut dan mendorong pengembangan PTK selanjutnya.

2. Bagi Guru a.

  Agar dapat memberikan masukan bahwa metode inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan.

  b.

  Memberikan masukan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat dimanfaatakn sebagai salah satu strategi dalam memecahkan masalah kemampuan melakukan proses ilmiah dan hasil belajar siswa. c.

  Agar dapat memanfaatkan lingkungan sekolah yang ada sebagai sumber belajar dengan suatu metode pembelajaran yang sesuai.

  3. Bagi Sekolah a.

  Menambah koleksi perpustakaan sekolah mengenai hasil PTK

  b. Memberi Informasi bagi kepala sekolah tentang PTK c.

  Meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya SD Negeri Plaosan 1 khususnya penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam penyampaian materi pelajaran IPA.

  d.

  Agar dapat menambah sumber bacaan di perpustakaan tentang penggunaan metode inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan proses ilmiah dan hasil belajar siswa, yang diharapkan memberikan inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian yang sama ataupun penelitian yang lain.

  4. Bagi Prodi PGSD Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu tambahan bacaan PTK dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA.

  5. Bagi Siswa a.

  Suasana pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna.

  b.

  Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  c.

  Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks yang sebenarnya, sehingga memberikan gambaran yang konkret bagi siswa. d.

  Dapat mengembangakan kreatifitas dan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna.

  e.

  Siswa memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar , sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan atau kebosanan, serta kemampuan melakukan proses ilmiah dan prestasi belajar diharapkan meningkat.

  f.

  Pembelajaran dapat dijadikan media rekreasi siswa.

  g.

  Siswa dapat melakukan suatu proses ilmiah secara maksimal dalam pembelajaran yaitu mengamati, menggolong-golongkan, mengukur, menguraikan atau menjelaskan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang penyelidikan termasuk eksperimen-eksperimen, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Melakukan Proses Ilmiah Proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan

  secara sistematis berdasarkan bukti fisik (http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah ; 14:42 ; 21 Maret 2012). Di sekolah Dasar proses ilmiah ini diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada pembelajaran

  IPA, karena dengan semakin cepat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi guru akan mengalami kesulitan dalam mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Dengan kemampuan melakukan proses ilmiah siswa dapat menemukan sendiri konsep- konsep dari berbagai sumber belajar melalui latihan-latihan yang berkualitas dan terencana dengan baik. Secara psikologis siswa pada pendidikan dasar akan mudah memahami konsep-konsep yang abstrak dan rumit jika disertai dengan contoh-contoh konkrit yang telah mereka ketahui sebelumnya dan berlangsung wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

  Menurut John S. Richardson dalam Maria Melani Ika (2011 : 3-4) kemampuan proses ilmiah meliputi : a.

  Mengamati/ observasi Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi mempergunakan semua alat indera.

  b.

  Mengklasifikasikan

  Mengklasifikasikan adalah menyusun obyek, kejadian atau informasi dalam golongan-golongan menurut sistem tertentu.

  c.

  Mengendalikan variabel Mengendalikan variabel adalah menandai karateristik obyek atau faktor dalam kejadian atau peristiwa yang tetap dan yang berubah di dalam kondisi yang berbeda.

  d.

  Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang dugaan yang mungkin ditemukan dalam penelitian.

  e.

  Melakukan eksperimen pengamatan Melakukan eksperimen atau pengamatan adalah melakukan suatu percobaan atau pengamatan untuk memperoleh data yang relevan.

  f.

  Menganalisis data Menganalisis data adalah mengolah data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.

  g.

  Membuat laporan penelitian Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data yang telah dianalisis kebenarannya, untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk penelitian.

  Ada atau tidaknya kemampuan melakukan proses ilmiah ini sangat bergantung pada guru. Kemampuan melakukan proses ilmiah berdasarkan jenjang karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD adalah dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak; dari mudah ke sukar ; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata lain mulailah dari apa yang ada di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan oleh siswa. Pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari- hari yang terkait dengan penerapan konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari.

  Karena itu semua siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman inderawi yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dari melihat dengan cara melakukan kegiatan pengamatan atau percobaan.

  Kemampuan melakukan proses ilmiah dalam pembelajaran di SD menuntut keterlibatan siswa secara aktif dan bertujuan agar hasil belajar kognitif, afektif, serta psikomotorik terbentuk pada diri siswa (Amien Mohamad, 1987 : 42), maka alat ukur hasil belajar yang digunakan tidak cukup jika hanya dalam bentuk tes obyektif atau subyektif saja. Tetapi dengan nilai selama proses belajar berlangsung dan nilai evaluasi, yang memuat banyak aspek dalam menggali kemampuan siswa. Dengan cara tersebut ketrampilan siswa dalam melakukan aktivitas yang kompleks tercapai dengan maksimal baik saat melakukan pengamatan maupun mengerjakan tugas.

  Siswa perlu dilatih dan dirangsang untuk selalu bertanya, berpikir kritis, serta terbiasa mengungkapkan jawaban terhadap pemecahan suatu masalah.

  Pemahaman siswa yang didapat melalui kemampuan melakukan proses ilmiah akan lebih bermakna dan siswa akan mengingat lebih lama karena mendapat kesempatan untuk mempraktekkan sendiri, melakukan penemuan konsep melalui perlakuan terhadap benda-benda yang mereka tangani saat pengamatan pembelajaran.

B. Pengertian Hasil Belajar

a) Belajar

  Secara umum belajar adalah proses mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru

  Para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Menurut Imron, Ali (1996:2) definisi belajar adalah sebagai berikut : 1.

  Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

2. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau pencapai usahanya.

  Belajar menurut Oemar Hamalik (2001:28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Tujuan dari belajar yakni perubahan tingkah laku.

b) Hasil Belajar

  Manusia merupakan mahluk yang paling mulia dibandingkan makhluk ciptaan tuhan yang lain karena manusia telah dibekali akal, perasaan, cipta, karya dan karsa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dengan segala anugrah yang diberikan tersebut menuntut manusia untuk menjadi mahluk yang terbaik dibandingkan mahluk-mahluk yang lain, yang akhirnya mendorong manusia untuk selalu belajar dan belajar. Belajar ini merupakan proses perubahan yang dialami makhluk hidup melalui serangkaian proses tertentu dialami oleh seseorang.

  Menurut Masidjo (2005:40), hasil belajar adalah skor atau nilai yang menunjukan prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan nilai. Hasil belajar siswa dipengaruhi kemampuan kognitif yang dimiliki siswa dan faktor lain diantaranya situasi belajar yang diciptakan guru.

  Menurut Masidjo (2005:129) evaluasi merupakan suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran sifat atau objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitatif, menggunakan symbol berupa angka atau huruf. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan berkesinambungan. Evaluasi bertujuan untuk memperoleh data pembuktian yang menunjukan sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang direncanakan.

  Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (suasana rumah dan ekonomi), faktor sekolah terdiri dari metode belajar, kurikulum, keadaan gedung dan sarana prasana. Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, pengaruh media massa serta pergaulan dalam masyarakat. Faktor intern antara lain faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan psikologis ( perhatian, minat, bakat dan motif).

C. Hakikat IPA a. Pengertian IPA

  Menurut Carin dalam Amien, Mohammad (1987:4) mengatakan bahwa

  IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Fisher juga mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi.

  IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran . IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Menurut kurikulum 1994 (dalam Tri Priantoro (2011:5) dijelaskan pengertian IPA sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melaui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan menurut Maria Melani Ika (2011:1) hakekat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah- langkah ilmia berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

b. Hakikat Pendidikan IPA di SD

  Hakikat pendidikan IPA menurut Tri Priantoro (2011:1-4) dapat dikategorikan kedalam tiga dimensi yaitu: a.

  Dimensi Produk Dimensi produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum- hukum, dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya.

  Produk IPA tidak diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasarkan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan. Fakta adalah fenomena alam yang berhasil diobservasi tetapi masih memungkinkan adanya perbedaan persepsi di antara pengamat (pelaku observer).

  Tiga kriteria bagi suatu produk IPA yang benar : 1.

  Mampu menjelaskan fenomena yang telah diamati atau telah terjadi.

  2. Mampu memprediksi peristiwa yang akan terjadi.

  3. Mampu diuji dengan eksperimen sejenis.

  b.

  Dimensi Proses Dimensi proses yaitu metode memperoleh pengetahuan yang disebut dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dalam proses IPA memiliki kerangka dasar prosedur yang dapat dijabarkan dalam enam langkah : 1.

  Sadar akan adanya masalah dan merumuskan masalah.

  2. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan.

  3. Pengklasifikasian data.

  4. Perumusan hipotesis.

  5. Pengujian hipotesis.

  6. Deduksi dan hipotesis.

  7. Tes dan pengujian kebenaran hipotesis.

  c.

  Dimensi Sikap Dimensi sikap dalah keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketikan mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

  Dalam hal ini yang dimaksud dengan sikap adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar, menurut Artoyo dalam Wynne Harlen (1991: 36), yaitu sebagai berikut:

  1) Sikap ingin tahu, yaitu suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya.

  2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

  Sikap ini dapat terjadi jika siswa memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. Akan tetapi hal ini masih bersifat sementara karena adanya keterbatasan berpikir dan panca indera manusia.

  3) Sikap kerjasama

  Sikap ini berguna untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Kerjasama ini dibutuhkan karena pengetahuan yang kita miliki mungkin masih terbatas dibandingkan dengan pengetahuan orang lain.

  4) Sikap tidak putus asa

  Adanya kegagalan yang terus menerus tidak membuat para ilmuan putus asa untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Sikap ini juga diharapkan ada pada diri siswa.

  5) Sikap tidak purba sangka

  Dalam menetapkan suatu kebenaran haruslah objektif. Objektif membuat orang menjadi tidak purba sangka. Oleh karena itu anak Sekolah Dasar melakukan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran itu.

  6) Sikap mawas diri

  Para ilmuan itu mejunjung tinggi kebenaran. Kebenaran itu tidak hanya ditujukan di luar diri namun juga terhadap dirinya sendiri.

  Hal ini juga dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar agar senantiasa jujur.

  7) Sikap tanggung jawab

  Sikap tanggung jawab diajarkan kepada siswa dengan membuat pengamatan dan melaporkan hasil pengamatan maupun eksperimen. 8)

  Berfikir bebas

  Obyek merupakan unsur yang mutlak diparlukan karena obyektifitas salah satu kebenaran ilmu. contoh: katakan merah kalau bunga mawar itu merah. 9)

  Sikap kedisiplinan diri Sikap disiplin diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol ataupun mengatur dirinya untuk mencapai tujuan.

  Sikap ini dikembangkan di Sekolah Dasar dengan melakukannya pada kegiatan pengamatan maupun eksperimen secara serius.

c. Prinsip Umum Pembelajaran IPA

  Menurut John S. Richardson (dalam Maria Melani Ika (2011:6) ada 7 prinsip dalam belajar-mengajar IPA, yaitu : a)

  Prinsip keterlibatan siswa secara aktif Guru harus melibatkan siswa untuk memeperoleh ilmu yang mereka cari. Pelajaran yang disajikan harus membuat siswa aktif dan mereka berusaha untuk mencari tahu sendiri.

  b) Prinsip belajar berkesinambungan

  Dalam proses belajar mengajar selalu diawali dari hal-hal yang dimiliki atau dipahami oleh siswa. Pengetahuan yang sudah dimiliki atau dipahami siswa itu dijadikan jembatan bagi siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan baru. Hal ini juga dapat digunakan guru untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengolah bahan pelajaran.

  c) Prinsip motivasi

  Guru harus dapat berbuat sesuatu yang menumbuhkan dorongan belajar siswanya. Dorongan dapat bersumber dari kebutuhan yang hakiki dari diri manusia.

  d) Prinsip multi saluran

  Guru harus menyadari bahwa daya pemahaman masing-masing siswa tidak sama, ada yang mudah paham dengan hanya diberi ceramah oleh guru, ada juga yang baru dapat memahami setelah ia ikut aktif mengolah materi pelajaran. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai saluran dalam mengajar siswanya, misalnya saja dengan ceramah, diskusi, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/ observasi.

  e) Prinsip penemuan

  Dalam memahami sesuatu konsep atau simbol-simbol guru tidak langsung member tahu kepada siswanya, tetapi guru member peluang agar siswa dapat memperoleh sendiri pengertian-pengertian itu melalui pengalamannya.

  f) Prinsip totalitas

  Guru harus berusaha mengkondisikan kegiatan pengajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar, dengan melibatkan siswa secara total melalui pancaindra, emosi, fisik, maupun pikirannya. Dapat dilakukan dengan memvariasikan kegiatan pengajaran siswa dan juga menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman.

  g) Prinsip perbedaan individu

  Guru harus menyadari bahwa siswanya mempunyai pribadi yang unik atau setiap siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda.

  Perbedaan individu siswanya itu terutama ditujukan pada adanya perbedaan kemampuan (kecerdasan dan ketepatan belajar) dan motivasi belajar. Apabila guru dapat memahami siswanya maka guru dapat menempatkan siswanya untuk mendapat kesempatan belajar yang sesuai dengan kapasitas dan minatnya.

d. Pembelajaran IPA yang efektif

  Dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif (Depdiknas, 2003:5-6), Tri Priantoro (2011:22) pembelajaran yang efektif secara umum diartikan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar yang memberdayakan potensi siswa (peserta didik) serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

  Ciri-ciri pembelajaran yang efektif menurut (Depdiknas, dalam Tri Priantoro 2011:22) : a.

  Pertama, berpijak pada prinsip konstruktivisme. Pembelajaran beranjak dari paradigma guru yang memandang bahwa belajar bukanlah proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan sebagai proses siswa membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain.

  b.

  Kedua, berpusat pada siswa. Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa.

  c.

  Ketiga, belajar dengan mengalami. pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajari..

  d.

  Keempat, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan

  emosional. Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman

  apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau guru.Dengan demikian, pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi) dan berlatih untuk bekerjasama.

  e.

  Kelima, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah

  ber-Tuhan. Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu,

  imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk peka, kritis, mandiri, dan kreatif.

  Sementara, rasa fitrah ber-Tuhan merupakan embrio atau cikal bakal untuk bertaqwa kepada Tuhan.

  f.

  Keenam, belajar sepanjang hayat. Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk bisa bertahan (survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Demikian pula pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar kelas.

  g.

  Ketujuh, perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya.

  Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Pembelajaran perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.

D. Metode Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian metode inkuiri terbimbing

  Inkuiri dibedakan menjadi dua macam yaitu inkuiri terbimbing (guided

  inquiry ) dan inkuiri bebas (open inquiry). Metode inkuiri terbimbing adalah

  metode dimana siswa menemukan informasi atau pengetahuan yang mereka butuhkan dengan bantuan dan bimbingan seorang guru (Amien , 1979 : 15). Guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri. Jadi tugas guru disini adalah membimbing siswa dan mengarahkan siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang dicari siswa.

b. Ciri-ciri metode inkuiri terbimbing

  Menurut Pratiknyo Prawironegoro (1980 : 1) ciri-ciri pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing :

  1. Mengutamakan aktivitas murid untuk belajar sendiri.

  2. Berorientasi pada proses.

  3. Dengan bantuan guru siswa mengarahkan atau memimpin dirinya sendiri untuk memecahkan masalah.

Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

1 3 134

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing.

0 0 331

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode inkuiri terbimbing.

0 3 187

Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode demonstrasi materi pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 262

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing

0 1 329

Efektivitas pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui metode inkuiri terbimibing dalam hal pencapaian hasil belajar - USD Repository

0 1 137

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan kontekstual melalui metode inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Budya Wacana semester genap tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 176

Pengaruh penggunaan metode discovery terbimbing terhadap hasil belajar IPA tentang identifikasi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SD Negeri 1 Temuwuh semester II tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 140

Meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPA tentang `energi bunyi` menggunakan metode penemuan terbimbing siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Mlati Sleman tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 1 193

Peningkatan kemampuan melakukan proses limiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 231