EFEKTIVITAS PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN INGATAN JANGKA PENDEK PADA ANAK AKHIR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  EFEKTIVITAS PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN INGATAN JANGKA PENDEK PADA ANAK AKHIR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Alexander Denny Kristian NIM : 079114071 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

HALAMAN MOTTO

  

Tuhan tidak memanggil kita untuk untuk meraih keberhasilan,

Ia memanggil kita untuk menunjukkan kesetiaan. (Bunda Teresa)

Ya Tuhan, ajarilah aku melayani...

memberi...dan tidak menghitung hasilnya. (Ignasius Loyola)

Aku bahagia, jika karena aku

engkau bahagia (NN)

Hidup ini adalah pilihan.

  

Jangan pernah menyesali setiap pilihan yang telah kau ambil,

karena kehidupan ini sesungguhnya lebih besar

daripada rasa penyesalan itu.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan penuh k er endahan hat i , sk r i ps i i ni kuper s embahk an unt uk

San g Pen ci p t a M a ha N ar en d r a y an g sun ggu h lu a r bi a sa dan

m em ber i k ei n d ah a n m ak n a k eh i d u p a n di set i a p p er i st i w a y a n g k u a l a m i . T a n ga n -N y a y a n g sen a n t i a sa t er u l u r m em bu a t k u d a p a t sem a k i n m en d a l a m i m ak n a k eset i a a n , ber ser a h , d a n sy u k u r d a l a m h i d u p .

   Or a n gt u ak u t er ci n t a , B a p a k Pa u l u s Pu ji y a n t o d a n I bu Ch . B u di

  H a r t i n i y a n g sel a l u m en gu a t k a n , m en d or on g, d a n m en ga j a r k a n k u a r t i p en gor ba n a n , k et ek u n a n d a n k er j a k er a s seh i n gga a k u p u n d a pa t m el ew a t i set i a p t a h a p k eh i d u pa n .

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 15 Agustus 2012 Penulis

  (Alexander Denny Kristian)

  

EFEKTIVITAS PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP

PENINGKATAN INGATAN JANGKA PENDEK PADA ANAK AKHIR

Alexander Denny Kristian

  

ABSTRAK

Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan senam

otak terhadap ingatan jangka pendek anak akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah non-

randomized pretest-posttest control group design

  . Subjek penelitian adalah anak kelas 5 Sekolah

Dasar dan berusia 10-11 tahun. Subjek penelitian (N=69) dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa

SD Negeri 1 Jimbung Klaten sebagai kelompok eksperimen (n=33) dan siswa SD Negeri 6

Jimbung Klaten sebagai kelompok kontrol (n=36). Subjek penelitian dipilih melalui proses

purposive sampling

  . Kelompok eksperimen mendapatkan pelatihan senam otak selama 10 hari

berturut-turut, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Ingatan jangka pendek

pada anak diukur dengan digit-span, yakni melihat banyaknya bilangan yang dapat diingat dan

dituliskan kembali secara tepat setelah melihat 20 bilangan yang disajikan selama 30 detik.

Bilangan-bilangan tersebut terdiri dari 2 digit angka dan dipilih secara acak dengan

mengesampingkan asosiasi terhadap bilangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

independent sample t-test untuk gain score. Hasil analisis data menunjukkan bahwa uji t pada gain score memiliki nilai t sebesar 6,305 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara

signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan senam otak yang dilakukan secara rutin

dengan kombinasi gerakan tertentu dan didahului langkah PACE efektif untuk meningkatkan

ingatan jangka pendek pada anak akhir.

  Kata kunci : senam otak, ingatan jangka pendek, anak akhir

  

EFFECTIVENESS OF BRAIN GYM TRAINING FOR SHORT-TERM

MEMORY IMPROVEMENT IN LATE CHILDHOOD

Alexander Denny Kristian

  

ABSTRACT

This quasi experimental research aimed to find out the influence of brain gym training for

short-term memory in late childhood. This study used non-randomized pretest-posttest control

group design. Subjects were fifth grade elementary school children and aged 10-11 years. The

study subjects (N = 69) were divided into 2 groups: Jimbung 1 Klaten elementary school students

as the experimental group (n = 33) and Jimbung 6 Klaten elementary school students as the

control group (n = 36). Subjects were selected through purposive sampling process. The

experimental group received brain gym training for 10 consecutive days, while the control group

did not get treatment. Short-term memory in children was measured by digit-span, the amount of

numbers that can be remembered and written back correctly after seeing the 20 numbers. The

numbers were presented for 30 seconds. Each number consisted of two digit numbers and were

randomly selected by ignoring certain numbers associations. This study used independent sample

t-test analysis to gain scores. The result of data analysis shows that the t test on gain score has t

score of 6,305 with p = 0,000 (p<0,05). The calculation result shows gain scores in experimental

group and control group are significantly different. That result concludes that brain gym training

conducted on a regular basis with a combination of movements and preceded PACE effectively

improves short-term memory in late childhood.

  Keywords : brain gym, short-term memory, late childhood

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Alexander Denny Kristian Nomor Mahasiswa : 079114071

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Efektivitas Pelatihan Senam Otak

Terhadap Ingatan Jangka Pendek Pada Anak Akhir

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Agustus 2012 Yang menyatakan, ( Alexander Denny Kristian )

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya yang telah menyertai penulis selama penyusunan skripsi ini hingga selesai. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini disusun atas kepedulian penulis terhadap metode belajar untuk meraih prestasi, khususnya mengingat materi yang disampaikan oleh guru. Terdorong keinginan memberikan sumbangan ide tentang salah satu metode pembelajaran, penulis menyusun sebuah penelitian eksperimen yang menguji keefektivitasan senam otak untuk meningkatkan ingatan jangka pendek pada anak. Penulis melakukan penelitian agar dapat dijadikan sebagai pertimbangan pihak sekolah dalam mendampingi anak untuk memahami materi pelajaran secara optimal.

  Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini juga dapat terlaksana atas bantuan berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, waktu, tenaga, bimbingan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesabaran, diskusi, masukan, serta nilai-nilai dan keutamaan yang Romo berikan selama mendampingi penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan beserta semua jajaran staf dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang memberikan dukungan selama perkuliahan sampai skripsi ini pada akhirnya diselesaikan.

  3. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Kaprodi yang telah membuat proses pengajuan judul skripsi ini menjadi lancar.

  4. Bapak V. Didik Suryo H., S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya hingga skripsi ini selesai dikerjakan dan selaku dosen penguji atas saran dan pertimbangan untuk kelengkapan penulisan skripsi ini.

  5. Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi., M.Si., Psi. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran yang sangat berguna.

  6. Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A. yang telah bersedia memberikan penjelasan analisis statistik yang sangat membantu.

  7. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, Mas Muji, dan Pak Gik atas kerjasama dan bantuannya selama perkuliahan, ujian, dan penyelesaian skripsi.

  8. Bapak Soleh, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Jimbung Klaten dan siswa-siswi kelas 5 yang telah mendukung dan membantu selama pilot study.

  9. Ibu Ch. Budi Hartini, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Jimbung dan SD Negeri 6 Jimbung Klaten beserta semua staf guru yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran proses penelitian.

  10. Siswa-siswi kelas 5 SD Negeri 1 Jimbung dan SD Negeri 6 Jimbung yang telah bersedia menjadi subjek penelitian selama dua minggu.

  11. Anastasia Anggun Novianti yang selalu menemani penulis, baik menjadi asisten penelitian maupun teman setia selama proses penyusunan skripsi ini.

  12. Terima kasih yang tidak terhingga untuk keluarga penulis, Bapak Paulus Pujiyanto, Ibu Ch. Budi Hartini, dek Wenny, dek Dinny, Agung, Kevin, dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, doa, dan tidak lelah mengingatkan peneliti untuk selalu tekun mengerjakan skripsi ini.

  13. Teman-teman angkatan 2007 atas dukungan dan bantuannya dalam diskusi tentang penelitian-penelitian.

  14. Adik-adik angkatan, khususnya Puput, Lusi, Elisa, Benoni, Skolas, dan Wahyu ‘Pakdhe’, atas dukungan, tambahan referensi, dan diskusi yang menyenangkan.

  15. Semua teman, saudara, dan kenalan yang tidak disebutkan satu per satu atas doa dan dukungannya.

  Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat menyempurnakan karya ini.

  Akhirnya kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 15 Agustus 2012 Penulis,

  Alexander Denny Kristian

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………...... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….... iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .………………... vi

ABSTRAK ……………………………………………………………...... vii

ABSTRACT ……………………………………………………………… viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH ..……............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………… x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xvii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xix

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….....

  1 A. Latar Belakang ...............……………………………………… 1

  B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 7

  C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 7

  D. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 7

  BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………….. 9

  A. Ingatan ................……………………………………………... 9

  1. Pengertian Ingatan ............………………………………... 9

  2. Sistem Penyimpanan Informasi ...................…………….. 9

  3. Sistem Pemrosesan Informasi ...…………………………... 13

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan Jangka pendek.. 19

  B. Anak ……………………....…………………………………… 22

  1. Pengertian Anak …………………………………………… 22

  2. Perkembangan Kognitif Anak ……………………………... 24

  3. Perkembangan Ingatan Jangka Pendek Anak ...…………… 28

  C. Senam Otak ……………………………………………………. 30

  1. Pengertian Senam Otak ……………………………………. 30

  2. Dimensi Otak Menurut Edu-K …………………………….. 31

  3. Gerakan Senam Otak ………………………………………. 33

  a. Langkah Pembukaan …………………………………... 34

  b. Gerakan Inti untuk Ingatan Jangka Pendek ...…………. 36

  D. Pengaruh Senam Otak Terhadap Ingatan Jangka Pendek ..…… 38

  E. Hipotesis Penelitian …………………………………………… 41

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 42

A. Jenis Penelitian ………………………………………………... 42 B. Identifikasi Variabel …………………………………………... 42 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian …………………….. 43

  1. Variabel Bebas ...………………………………………….. 43

  2. Variabel Tergantung ..……………………………………... 43

  3. Variabel Kontrol ………………………………………….. 43

  1. Persiapan Instrumen …………….……………………….... 51

  D. Hasil Penelitian ............………………………………………. 56

  3. Post-test …………………………………………………… 56

  2. Pelatihan Senam Otak …………………………………….. 55

  1. Pre-test ……………………………………………………. 54

  C. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 54

  4. Persiapan Subjek ………………………………………….. 54

  3. Pilot Study ……………………………………………….... 52

  2. Perizinan Penelitian ……………………………………….. 52

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… 51

A. Orientasi Kancah …………………………………………….… 51 B. Persiapan Penelitian …………………………………………… 51

  a. Waktu Pelaksanaan Pelatihan ...................……………. 44

  H. Metode Analisis Data …………………………………………. 49

  G. Prosedur Penelitian ……………………………………………. 48

  F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ……….. 47

  E. Desain Eksperimen ……………………………………………. 46

  D. Subjek Penelitian ……………………………………………... 45

  d. Jenis Instrumen Eksperimen ………………………….. 45

  c. Pemilihan Instruktur ………………………………….. 44

  b. Tempat Pelaksanaan Pelatihan .……………………….. 44

  1. Data Deskriptif Penelitian ………………………………… 56

  2. Persyaratan Pengaruh ……………………………………... 57

  3. Uji Asumsi ………………………………………………… 58

  a. Uji Normalitas ………………………………………… 58

  b. Uji Homogenitas ……..……………………………...... 59

  4. Uji Hipotesis ………………………………………………. 60

  E. Pembahasan ……………………………………………………. 61

  F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………….. 66

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..………………………………. 67

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 67 B. Saran …………………………………………………………... 67

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 70

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 73

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Bagan Aliran Informasi dan Sistem Memori (Atkinson & Shiffrin, 1971) ...........................………………….................

  13 Gambar 2. Skema Multi-Store Model (Atkinson & Shiffrin, 1971 dalam Foster, 2009) …………..……................................................

  14 Gambar 3. Bagan Non-randomized Pretest-Posttest Control Group Design ....................................................................................

  46

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Tabel Data Deskriptif Penelitian …………………..…………....... 57 Tabel 2. Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov one sample …........... 59 Tabel 3. Tabel Uji Homogenitas Lavene test …....…………..………......... 60 Tabel 4. Tabel Uji Hipotesis ...……………………………..…………........ 61

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran A. Petunjuk Pelaksanaan Pre-test dan Post-test ..……………… 74 Lampiran B. Instrumen Pengukuran Ingatan Jangka Pendek …………….. 79 Lampiran C. Petunjuk Gerakan Senam Otak …………………………….. 82 Lampiran D. Pelaksanaan Pelatihan Senam Otak ……………………..…. 89 Lampiran E. Daftar Hadir Subjek ………………………….....………….. 94 Lampiran F. Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen .……….. 100 Lampiran G. Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ……..…....... 105 Lampiran H. Perhitungan Statistik ………………………………....…..... 110 Lampiran I. Surat Keterangan Penelitian ..…………………………..….... 116 Lampiran J. Dokumentasi Pelatihan Senam Otak ………………….……. 119

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak adalah suatu periode kehidupan yang sangat penting

  dan unik. Pada periode tersebut, suatu landasan penting diletakkan sebagai dasar bagi tahun-tahun berikutnya (Santrock, 2002). Hurlock (1980) juga mengatakan hal yang sama. Anak-anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari keterampilan penting tertentu. Salah satu cara untuk memperoleh dasar pengetahuan bagi kehidupan seseorang adalah dengan proses belajar.

  Secara khusus, proses belajar dilakukan dalam suatu sistem pendidikan. Berdasarkan Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 (1), pendidikan formal di Indonesia dilaksanakan secara bertingkat dan dimulai dari sekolah dasar (SD) yang melandasi jenjang pendidikan di atasnya. Setiap anak dapat melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi jika mampu menyelesaikan ujian di akhir tahun ajaran dengan nilai yang sesuai dengan standar nilai pemerintah dan sekolah. Ujian akhir tahun ajaran dilaksanakan untuk mengukur atau mengevaluasi tingkat pengertian dan pemahaman anak terkait dengan materi ajar yang telah diberikan (aspek kognitif).

  2 Materi ajar yang diberikan kepada anak memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Kedalaman materi ajar tersebut didasarkan pada kompetensi yang sesuai dan relevan dengan tahap perkembangan anak dan dilakukan secara bertingkat (Departemen Pendidikan Nasional, 2005, pasal 8). Hal ini dapat dipahami bahwa anak yang berada pada tingkat yang lebih tinggi akan menerima materi ajar yang lebih kompleks dalam proses belajar.

  Semakin kompleks materi yang diberikan, anak dituntut memiliki kemampuan untuk memahami dan menguasai materi atau informasi tersebut.

  Kemampuan tersebut perlu didukung oleh daya konsentrasi yang baik saat mengikuti pelajaran (Suyati, 2004). Kurangnya konsentrasi membuat anak tidak siap menerima informasi baru yang diberikan sehingga berpengaruh pada proses penyimpanan informasi tersebut. Selain itu, ketidaksiapan ini berpengaruh pada proses pemanggilan kembali informasi yang telah disimpan pada saat dibutuhkan, terutama pada saat ujian atau mengerjakan tugas.

  Proses menerima, menyimpan, dan memanggil kembali informasi inilah yang disebut dengan ingatan.

  Sternberg (2008) menyatakan ingatan atau memori adalah cara-cara yang dengannya seseorang mempertahankan dan menarik pengalaman- pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini. Japardi (2002) juga mengungkapkan bahwa ingatan adalah proses yang melibatkan penyimpanan informasi belajar serta pengeluaran kembali informasi tersebut.

  Secara umum, Atkinson dan Shiffrin (1968, dalam Sternberg, 2008) mengkonsep ingatan manusia berdasarkan tiga bentuk simpanannya, yaitu

  3 ingatan sensoris, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang. Ingatan sensoris dipahami sebagai kemampuan menyimpan informasi inderawi yang relatif terbatas untuk periode yang sangat singkat. Sedangkan dalam ingatan jangka pendek, individu menyimpan informasi dalam jumlah waktu yang lebih lama dengan kapasitas yang relatif terbatas. Informasi biasanya masih tetap bertahan dalam ingatan jangka pendek kira-kira selama 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan (Sternberg, 2008). Kemampuan ingatan jangka pendek akan membawa dampak pada penyimpanan informasi ke ingatan jangka panjang sehingga akan mempengaruhi proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan dalam periode waktu yang sangat panjang.

  Informasi yang telah diterima indera akan mudah dilupakan jika seseorang tidak mampu memprosesnya dengan baik, entah dalam ingatan sensoris maupun ingatan jangka pendek. Hal ini dapat diartikan orang tersebut tidak menggunakan kemampuan otak secara optimal untuk menyimpan informasi.

  Ingatan yang optimal dibutuhkan oleh anak-anak akhir untuk memahami dan menguasai informasi-informasi baru. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya penciptaan memori-memori yang baru merupakan inti pembelajaran (Dennison, 2006). Anak-anak akhir yang berusia 10-11 tahun dan sedang menjalani pendidikan di tingkat dasar merupakan anak-anak yang masih berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret (Piaget, 1969). Anak pada usia perkembangan tersebut diharapkan dapat melakukan operasi dan menerapkan logika berpikir pada barang-barang konkret (Suparno, 2001). Anak yang memiliki ingatan optimal akan melakukan dan

  4 memecahkan operasi atau tugas-tugas yang konkret dengan mudah, terutama ketika menghadapi ujian sekolah.

  Ingatan jangka pendek merupakan bagian penting dalam penyimpanan informasi awal pada anak. Kemampuan ingatan jangka pendek perlu dikembangkan karena berpengaruh pada jumlah informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang dan suatu saat akan dipanggil kembali jika dibutuhkan. Kemampuan ingatan jangka pendek yang optimal dapat membantu anak untuk menguasai atau memahami setiap informasi baru.

  Seseorang membutuhkan latihan fisik, aktivitas stimulus intelektual, nutrisi khusus, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup agar ingatan berfungsi optimal. Aktivitas fisik dapat membantu sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh dengan baik, termasuk otak (Labounty, 2009).

  Secara khusus, aktivitas fisik dengan memberikan stimulasi atau rangsangan pada tubuh dapat meningkatkan hubungan antar sel saraf (neuron) pada otak manusia. Ketika hubungan antar sel saraf pada otak meningkat, kemampuan ingatan akan berkembang, termasuk ingatan jangka pendek (Susanto, Djojosoewarno, & Rosnaeni, 2009; Aamodt & Wang, 2007). Salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ingatan tersebut adalah senam otak atau brain gym (Dennison, 2006).

  Senam otak (brain gym) merupakan serangkaian gerak olahraga sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para siswa di Educational

  Kinesiology untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan

  keseluruhan otak (Prihastuti, 2009). Educational Kinesiology (Edu-K) adalah

  5 studi yang berkaitan dengan integrasi otak dan penerapan gerakan untuk proses pembelajaran sebagaimana pada keterampilan intelektual dan atletis, komunikasi, hubungan interpersonal, dan kreativitas. Banyak individu di lebih 80 negara mengklaim bahwa senam otak memberikan stimulasi yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran efektif.

  Gerakan senam otak dibuat untuk menstimulasi (dimensi lateralitas), meringankan (dimensi pemfokusan), atau merelaksasi (dimensi pemusatan) siswa yang terlibat dalam situasi belajar tertentu. Menurut Paul E. Denisson Ph.D. (2006), senam otak memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari walaupun gerakannya sederhana. Pada awalnya, senam otak dimanfaatkan bagi anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi, dan depresi. Dalam perkembangannya, setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan, antara lain : melepaskan stres, menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat, dan sebagainya. Program senam otak ini lebih menekankan keterampilan belajar fisik atau kemampuan berbasis tubuh dengan gerakan motorik yang berlawanan secara dinamis. Anak pada masa perkembangan akhir tidak akan mengalami kesulitan mengikuti instruksi gerakan-gerakan tersebut dibandingkan anak yang lebih muda karena instruksi yang diberikan merupakan salah satu aktivitas logis yang dapat dipahami oleh anak akhir dengan mudah dalam situasi konkret (Monks, Knoers, & Haditono, 2006).

  6 Beberapa penelitian tentang senam otak telah dilakukan pada anak-anak dengan metode gerakan yang berbeda. Nugroho (2009) menemukan adanya peningkatan perhatian pada anak ADD (Attention Deficit Disorder) yang berusia 8-11 tahun dengan melakukan senam otak setiap hari selama 21 hari secara rutin, namun tidak disebutkan gerakan-gerakan senam otak yang digunakan. Prihastuti (2009) menggunakan kombinasi 6 gerakan senam otak yang didahului langkah pembukaan (proses PACE) dan mengungkapkan adanya peningkatan kecakapan berhitung pada siswa kelas 3. Senam otak tersebut dilakukan selama 14 hari sebelum pelajaran berhitung dimulai.

  Penelitian yang dilakukan Irwandy (2007) menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam penelitiannya, senam otak tidak berpengaruh terhadap ingatan jangka pendek pada anak kelas 4 SD setelah 10 hari melakukan senam otak. Hasil tersebut disebabkan oleh intensitas pelatihan senam otak yang tidak berturut-turut (tidak kontinyu) dan penguasaan pernapasan yang tidak optimal. Dalam penelitian tersebut, pelatihan senam otak yang diberikan pada subjek menggunakan kombinasi 11 gerakan tanpa langkah PACE. Pelatihan ini tidak mengikuti langkah seperti yang dianjurkan Dennison (2006) untuk melakukan langkah PACE dan dilakukan minimal 10 hari berturut-turut (Dennison, 2004 dalam Irwandy, 2007).

  Dalam usaha untuk memahami dan menguasai materi ajar yang semakin kompleks pada siswa sekolah dasar, peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas gerakan senam otak atau brain gym untuk meningkatkan kemampuan ingatan jangka pendek pada anak. Selain itu, dari

  7 penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti memutuskan bahwa penelitian ini menggunakan anak-anak sebagai subjek, kombinasi 6 gerakan senam otak dengan didahului langkah PACE sebagai bentuk perlakuan yang akan diberikan, dan pelatihan senam otak sebagai perlakuannya bersifat kontinyu.

  Peneliti menyadari bahwa pelatihan harus disesuaikan dengan langkah yang ditetapkan oleh Dennison (2006) sebagai pencipta senam otak, yaitu didahului langkah PACE dan menggunakan waktu minimal 10 hari berturut- turut untuk mengevaluasi dampak dari gerakan senam otak yang dilakukan.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah pelatihan gerakan senam otak dapat meningkatkan jumlah informasi yang diingat selama 30 detik pada anak yang berada dalam masa anak-anak akhir?”

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gerakan senam otak terhadap peningkatan ingatan jangka pendek pada anak akhir.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi penelitian psikologi dan pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan memperbarui atau

  8 mengoreksi prosedur penelitian terdahulu yang ingin melihat dampak gerakan-gerakan senam otak terhadap kemampuan ingatan jangka pendek pada anak SD. Selain itu, penelitian ini memungkinkan cara pengukuran ingatan jangka pendek dengan rentang ingatan menggunakan stimulus yang berupa bilangan-bilangan (digit-span).

  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan keterampilan kepada siswa

  Sekolah Dasar, khususnya kelas 5, tentang gerakan-gerakan senam otak yang berguna untuk meningkatkan ingatan jangka pendek anak dalam proses belajar sehingga dapat membantu menguasai informasi dan menyelesaikan tugas atau ujian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Ingatan

  1. Pengertian Ingatan

  Ingatan atau memori merupakan elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif (Solso & Maclin, 2008). Santrock (2002) mengungkapkan bahwa ingatan adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi pada saat individu menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Sebagai sebuah proses, ingatan mengacu pada mekanisme- mekanisme dinamis yang diasosiasikan dengan aktivitas otak untuk menyimpan, mempertahankan, dan mengeluarkan informasi tentang pengalaman di masa lalu (Sternberg, 2008). Selain itu, Dennison (2006) menyatakan bahwa ingatan merupakan kemampuan untuk mengaitkan waktu sekarang dengan pengalaman masa lalu.

  Secara umum, ingatan adalah kemampuan otak yang merupakan unsur pokok dalam proses kognitif dan meliputi proses penerimaan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi yang terkait dengan kehidupan manusia, baik pengetahuan maupun pengalaman masa lalu.

  2. Sistem Penyimpanan Informasi

  Ingatan diperoleh dari proses penerimaan informasi oleh indera atau sensorik, diolah, dan disimpan di otak. Informasi yang diterima oleh indera

  9

  10 manusia tidak secara otomatis menjadi ingatan yang bersifat permanen atau menetap. Beberapa hal dapat mempengaruhi menetapnya informasi, antara lain alat indera, sistem saraf, perhatian (attention), kondisi lingkungan, strategi mengingat (memory strategy), dan sistem penyimpanan informasi.

  Sistem penyimpanan informasi meliputi dua bagian pokok, yaitu :

  a. Penyandian (coding) Otak dapat mengolah informasi setelah melakukan sebuah proses pengkodean stimulus yang diterima oleh sistem indera.

  Stimulus yang berasal dari lingkungan dan diterima indera itu diubah menjadi bentuk kode atau sandi-sandi yang dapat dikenali oleh otak (Matlin, 2009).

  Neisser (1967, dalam Solso & Maclin, 2008) mengelompokkan bentuk-bentuk sandi ketika stimulus mulai terekam dalam ingatan, yaitu iconic memory dan echoic memory. Proses pada iconic memory memungkinkan kesan-kesan visual menetap setelah stimulasi visual dihadirkan dalam waktu singkat. Kesan visual tersebut akan diproses lebih lanjut, walaupun objek yang menjadi stimulus sudah tidak tampak. Iconic memory tersebut menyerupai semacam arsip foto tentang medan penglihatan yang bertahan sekitar satu detik. “Arsip foto” ini bertujuan memberikan otak kesempatan untuk menyamai kecepatan informasi visual yang diterima dari mata. Banyak peneliti menemukan bahwa informasi yang diindera akan direpresentasikan

  11 dengan akurat dalam iconic memory, tetapi menghilang dengan cepat (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jika tidak dikirimkan ke tahap pemrosesan berikutnya (Solso & Maclin, 2008).

  Neisser (1967) menyebut echoic memory ketika individu mampu “mendengar” setelah stimuli auditorik lenyap (dalam Solso & Maclin, 2008). Proses pada echonic memory serupa dengan yang terjadi pada proses iconic. Matlin (2009) menyebutkan bahwa iconic memory dan

  echonic memory dapat membantu kita dalam menyeleksi informasi

  yang datang dari lingkungan. Kedua proses ini terjadi dalam sensory memory dalam teori pemrosesan informasi.

  Solso dan Maclin (2008) menyebutkan bahwa informasi yang masuk ke dalam ingatan jangka pendek (short-term memory) juga diubah menjadi beberapa sandi, yaitu sandi auditorik, sandi visual, dan sandi semantik. Conrad (1963, dalam Solso & Maclin, 2008) menemukan bahwa kekeliruan-kekeliruan dalam ingatan jangka pendek bersumber dari kekeliruan auditorik, bukan kekeliruan visual.

  b. Tempat penyimpanan (storage) Informasi-informasi baru yang berupa stimulus dari lingkungan akan masuk ke dalam sistem penyimpanan yang ada di dalam otak melalui proses penyandian. Penyandian tersebut terjadi pada serabut saraf yang terdapat pada alat indera, khususnya indera penglihatan, pendengaran, dan peraba.

  12 Informasi-informasi yang telah disandikan akan masuk ke dalam proses penyimpanan di dalam tiga tempat yang berbeda (Atkinson &

  Shiffrin, 1971), yaitu : 1) Penyimpanan cerapan indera atau sensory register (SR)

  Sistem penyimpanan ini merupakan tempat penyimpanan awal yang memiliki kapasitas besar untuk menerima dan menyimpan informasi atau stimulus yang berasal dari lingkungan melalui alat indera (Sternberg, 2008).

  2) Penyimpanan jangka pendek atau short-term store (STS) Sistem penyimpanan ini bersifat aktif, tetapi memiliki kapasitas yang terbatas. Kemampuan STS dalam menyimpan informasi dari SR adalah 30 detik tanpa adanya pengulangan. 3) Penyimpanan jangka panjang atau long-term store (LTS)

  Sistem penyimpanan ini memiliki kapasitas menyimpan informasi terbesar dan tak terbatas. Sistem penyimpanan ini mampu menyimpan informasi secara permanen dalam jangka waktu lama.

  Secara umum, kemampuan sensoris dalam menyimpan informasi lebih singkat daripada penyimpanan jangka pendek (short-

  term store/STS ). Informasi pada sensory register akan segera masuk

  ke dalam STS. Informasi tersebut akan bersifat permanen ketika sudah berpindah dan berada dalam penyimpanan jangka panjang (long-term

  store /LTS) yang tidak memiliki keterbatasan dalam penyimpanan (Solso & Maclin, 2008).

  13

3. Sistem Pemrosesan Informasi

  Pendekatan terkait pemrosesan informasi menggambarkan bahwa proses mental dapat dipandang seperti operasi komputer dan perkembangan informasi melalui serangkaian tahapan (Matlin, 2009). Pendekatan ini menyebutkan adanya beberapa komponen yang berperan dalam pemrosesan informasi. Komponen-komponen ini memungkinkan stimulasi sensoris diterjemahkan ke dalam representasi konseptual yang akan diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau diubah menjadi gerakan motorik (Sternberg, 2008).