PERMASALAHAN HUKUM TENTANG TENAGA KERJA ANAK DI INDONESIA
PERMASALAHAN HUKUM TENTANG TENAGA KERJA ANAK DI INDONESIA
Oleh:
PUJI PURNAMAWANTI & ISKANDAR ZULKARNAEN
Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul
ABSTRAK
Keterlibatan anak dalam bidang ketenagakerjaan, seperti di Indonesia semakin meningkat. Suatu segi yang sangat menonjol dalam bidang kesejahteraan anak pada umumya, maupun dalam hal perlindungan anak khususnya ialah masalah anak yang bekerja dibawah usia kerja yakni usia 10-14 tahun. Dalam masyarakat Indonesia banyak anak-anak yang terpaksa bekerja guna mendapat penghasilan atau dapat membantu penghasilan orang tuanya yang kurang mampu. Di Indonesia Peraturan Perundang-undangan tentang larangan atau pembatasan tenaga kerja anak dalam UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah ada dan dianggap cukup, namun dalam prakteknya sulit untuk dilaksanakan terutama karena alasan ekonomi. Apabila tenaga kerja anak dibiarkann terus berlangsung tanpa dibatasi pada jenis pekerjaan yang ringan dan tidak berbahaya bagi kesehatan dan keselamatannya serta dengan kondisi kerja yang layak, maka akan mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan kepribadian anak tersebut. Untuk itu dalam kebijaksanaan perlindungan anak dalam bidang ketenagakerjaan perlu dipikirkan jalan keluarnya yaitu dengan membuka kemungkinan anak dapat dipekerjakan pada pekerjaan yang tidak berbahaya, bagi jiwa anak, moral, agama baik secara jasmani maupun rohaninya dengan memenuhi syarat-syarat yang ada pada perjanjian kerja yang berisi perlindungan hukum. Bagi pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan tertentu wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Apabila dalam kenyataannya ternyata pengusaha melanggar UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, seperti mempekerjakan anak pada pekerjaan terburuk ( pasal 74 UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan ), maka bagi pengusaha yang melanggar akan dikenakan sanksi pidana penjara dan sanksi administratif. Dasar hukum yang memperkuat alasan tersebut terdapat pada pasal 183 jo pasal 190 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Key Words: Hukum Perlindungan Anak, Hukum Ketenagakerjaan
PENDAHULUAN
khususnya ialah masalah anak yang
A. Latar Belakang Masalah
bekerja dibawah usia kerja. Keterlibatan anak dalam bidang
Dalam kaitannya dengan hal ketenagakerjaan seperti di Indonesia
pertama, persoalannya apakah dalam semakin meningkat. Suatu segi yang
suasana kehidupan sosial ekonomis sangat
masyarakat Indonesia pada masa kini kesejahteraan anak pada umumnya,
dan masa mendatang masih akan dibuka maupun dalam hal perlindungan anak
pintu, bagi tenaga kerja anak seperti pintu, bagi tenaga kerja anak seperti
yang berumur antara 13 (tiga belas) Mengenai hal yang kedua,
tahun sampai dengan 15 (lima belas) persoalannya ialah bila anak di bawah
tahun dapat melakukan pekerjaan ringan usia diperkenankan untuk mencari
tidak menggangu nafkah bagaimanakah segi perlindungan
sepanjang
perkembangan dan kesehatan fisik, hukum yang diberikan kepada anak
mental, sosial.
pengusaha yang dalam usia muda akan terjamin, tidak
tersebut, sehingga walaupun ia bekerja
Bagi
mempekerjakan anak pada pekerjaan akan mengalami hal-hal yang dapat
ringan harus memenuhi syarat-syarat menimbulkan kerugian bagi dirinya.
antara lain, izin tertulis dari orang tua Dalam perkembangan upaya
atau walinya, waktu kerja maksimum 3 perlindungan bagi anak yang bekerja
(tiga) jam sehari, memperhatikan pada 1919, lahirlah Konvensi ILO No. 5
keselamatan dan kesehatan kerja, dan tentang usia minimum seseorang dapat
menerima upah sesuai dengan ketentuan bekerja dalam sektor industri, yang
yang berlaku.
kemudian diikuti oleh berbagai konvensi Revolusi industri, dan urbanisasi dan rekomendasi yang semuanya
besar-besaran pada abad pertengahan di mengatur tentang batas usia minimum
Eropa telah menyebabkan peningkatan seorang anak boleh bekerja, baik dalam
dari jumlah anak yang membutuhkan sektor industri, pertanian, laut, pekerjaan
kerja. Peningkatan jumlah anak yang bawah tanah tambang perusahaan
membutuhkan kerja ini lebih banyak keluarga dan lain-lain.
peluang pada para Di Indonesia, dalam bidang
memberikan
pengusaha untuk memperlakukan tenaga ketenagakerjaan sudah ada ketentuan
secara tidak yang sifatnya melarang atau membatasi
kerja
anak
berperikemanusiaan. penggunaan tenaga kerja anak. Dalam
Gejala tersebut telah mendorong pasal 68 UU No.13 tahun 2003 tentang
berbagai kalangan dalam masyarakat Ketenagakerjaan telah menyebutkan,
pada zaman itu untuk memulai gerakan- bahwa
gerakan yang bertujuan memberikan mempekerjakan anak.
pengusaha
dilarang
perlindungan terhadap tenaga kerja Dan ketentuan yang ada pada
anak, sehingga dengan inisiatif Robert pasal tersebut terdapat pengecualian
Owen, parlemen Inggris akhirnya dapat pada pasal 69 UU No.13 tahun 2003
mensyahkan Act for Regulation of
Cotton Mills and Factory , suatu faktor ketenagakerjaan sebagai sumber Undang-undang yang memuat ketentuan
(SDM) dimasa perlindungan terhadap anak yang
daya
manusia
Pembangunan Nasional merupakan bekerja dipertanian dan industri.
faktor yang teramat penting bagi Seperti halnya di Indonesia
Pembangunan ketentuan tentang anak dalam bidang
terselenggaranya
Nasional di negara Rebublik Indonesia. ketenagakerjaan yang masih berlaku
faktor ketenagakerjaan sampai saat ini dibuat pada zaman
Bahkan
merupakan suasana sangat dominan Belanda, meliputi perlindungan kerja
dalam kehidupan suatu bangsa, karena terhadap bahaya yang mungkin tumbuh
itu ia merupakan faktor penentu bagi bagi kesehatan dan keselamatan anak,
mati dan hidupnya suatu bangsa. penetapan batas umur yang berbeda
Landasan konstitutional yang sesuai
tentang ketenagakerjaan pekerjaan.
dengan perbedaan
jenis
mengatur
terdapat pada Pembukaan dan Batang Oleh karena itu, Pemerintah
Tubuh Undang-undang Dasar 1945. Republik Indonesia pada tahun 1951
pembukaan Undang-undang Dasar 1945 mengeluarkan
yang tidak lain bersumber dan dijiwai Pernyataan berlakunya Undang-undang
UU No.1
tentang
oleh falsafah Pancasila. kerja No.12 tahun 1948, bagi yang
Perihal isi ketentuan dalam melanggar dan menyimpang dari
Batang Tubuh yang relevan isinya ketentuan tersebut dapat di kenakan
masalah ketenagakerjaan sanksi hukum berupa denda atau
dengan
terutama pada pasal 27 ayat (2) UUD kurungan terhadap penyalahgunaan
1945 yang menyebutkan bahwa “Tiap- tenaga anak yang sering terdapat di
tiap warga negara berhak atas pekerjaan perusahaan. Dan pada tahun 1977
dan penghidupan yang layak bagi pemerintah melakukan penelitian yang kemanusiaan”.
hasilnya di harapkan menjadi dasar
konstitutional yang kebijaksanaan pemerintah terhadap
Dasar
umum tersebut masalah anak yang bekerja di Indonesia.
sifatnya
masih
selanjutnya ada dalam operasionalnya Untuk
antara lain dijabarkan pada TAP MPR masalah
mengetahui
berbagai
Nomor II/ MPR/ 1988 tentang Garis- pengertiannya akan dapat di tinjau dari
ketenagakerjaan,
maka
garis Besar Haluan Negara (GBHN) berbagai faktor dan makna. Karena
lain menetapkan: kenyataan telah membuktikan bahwa
yang
antara
Pembangunan ketenaga-kerjaan sebagai Pembangunan ketenaga-kerjaan sebagai
ingin mempertahankan pada peningkatan martabat, harkat dan
seseorang
kelangsungan jika tanpa disertai usaha kemampuan serta kepercayaan pada diri
dengan bekerja maka hal demikian sendiri.
merupakan suatu hal yang mustahil. Pembangunan
Dan makna bekerja ditinjau dari merupakan
ketenagakerjaan
segi spiritual adalah hak dan kewajiban menyeluruh dalam semua sektor dan
upaya yang
sifatnya
seseorang dalam memuliakan serta daerah yang ditujukan pada perluasan
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha lapangan
kerja dan
pemerataan
Esa .
kesempatan kerja, Peningkatan mutu dan
bekerja disini kemampuan serta perlindungan tenaga
Pengertian
mengandung arti sebagai manifastasi kerja.
hubungan antara manusia dengan sang Selaras dengan bunyi ketetapan
pencipta, dan juga sebagai suatu tersebut, perihal makna dari bekerja itu
manifestasi umat manusia dalam sendiri dalam penjelasan umum UU
mengabdi dan memuliakan Tuhan Yang No.14 tahun 1960 tentang Ketentuan
Maha Esa. Dengan demikian makna Pokok Mengenai Tenaga Kerja, antara
bekerja tersebut dapatlah dirumuskan lain menjelaskan bahwa bekerja itu
pada 2 (dua) kategori yaitu bekerja mempunyai makna yang luas dalam
sebagai sarana hablumminallah dan juga perikehidupan
sebagai sarana hablumminannas. Makna bekerja ditinjau dari segi
Di negara kita Republik Indonesia perorangan atau dalam individu adalah
dalam dalam segi ketenagakerjaan suatu gerak dari badan dan pikiran.
terbentang berbagai kendala dan Setiap
masalah serta tantangan yang dihadapi, kelangsungan hidup badaniah dan
orang guna
memelihara
misalnya tentang kesenjangan antara rohaniah. Makna bekerja ditinjau dari
semakin meningkatnya jumlah pencari segi kemasyarakatan adalah melakukan
kerja dengan sedikitnya kesempatan pekerjaan untuk menghasilkan barang
kerja yang tersedia, kurang tersedianya atau jasa guna memuaskan kebutuhan
tenaga kerja yang terampil dan masyarakat. Selain itu juga mengandung
berpengalaman, mengenai perlindungan arti sebagai hubungan antara sesama
hukum ketenagakerjaan dan lain-lain umat manusia yang juga berada dalam
tentu memerlukan kaitan
pemecahan dan jalan keluar.
Berbagai kendala dan masalah Yang dimaksud dengan asas yang masih banyak terjadi salah satunya
kepentingan yang terbaik bagi anak adalah masalah perlindungan hukum,
adalah bahwa dalam semua tindakan terutama untuk tenaga kerja anak. Untuk
yang menyangkut anak yang itu harus ditekankan melalui berbagai
oleh pemerintah, bentuk
dilakukan
masyarakat maka kepentingan yang perlindungan anak.
perlindungan
khususnya
terbaik bagi anak harus menjadi Perlindungan anak adalah segala
kepentingan yang paling utama. kegiatan
3. Hak untuk kelangsungan hidup
melindungi anak dan hak-haknya, agar
dan perkembangan
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan Yang dimaksud dengan asas hak berprestasi secara optimal sesuai dengan
untuk kelangsungan hidup dan harkat dan martabat kemanusiaan serta
perkembangan adalah hak asasi mendapat perlindungan dari kekerasan
yang paling mendasar bagi anak dan diskriminasi.
yang dilindungi oleh seluruh lapisan Dalam UU No.23 tahun 2002
(pemerintah, tentang Perlindungan Anak meletakkan
masyarakat
masyarakat).
kewajiban memberikan perlindungan
4. Penghargaan terhadap anak
kepada anak berdasarkan 4 (empat) Yang dimaksud dengan asas prinsip yang berasaskan:
penghargaan terhadap anak adalah
1. Non Diskriminasi
penghormatan atas hak-hak untuk Asas perlindungan anak yang
dan menyatakan dimaksud sesuai dengan prinsip-
berpartisipasi
pendapatnya dalam pengambilan prinsip pokok yang terkandung
terutama jika dalam konvensi hak-hak anak
keputusan
hal-hal yang mengenai perlakuan eksploitasi.
menyangkut
mempengaruhi kehidupannya. Seperti tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan atau
B. Pokok Permasalahan
memeras anak untuk memperoleh Suatu masalah yang melahirkan keuntungan pribadi atau kelompok
penulisan ini adalah adanya beberapa golongan.
penemuan mengenai permasalahan
2. Kepentingan yang terbaik bagi
hukum terhadap hak anak dalam bidang
anak
ketenagakerjaan. Sehubungan dengan yang telah dikemukakan, maka perlu ketenagakerjaan. Sehubungan dengan yang telah dikemukakan, maka perlu
2. Sejauh mana usaha-usaha yang dipertanggungjawabkan oleh seluruh
dapat
dilakukan agar masalah mengenai lapisan organisasi baik dari organisasi
tenaga kerja anak terselesaikan? swasta maupun organisasi pemerintah
keterlibatan dari mengenai definisi tentang batas usia
3. Bagaimana
beberapa pihak dalam menangani minimal anak yang bekerja.
masalah tenaga kerja anak di Di samping itu definisi hukum
Indonesia?
tentang batas usia dari seseorang yang disebut anak
hendaknya
dengan
TINJAUAN UMUM HUKUM PER- LINDUNGAN ANAK DALAM
memperhatikan hakikat dari diri anak
BIDANG KETENAGAKERJAAN
yang bersangkutan. Karena suatu batas
A.
Pengertian Hukum Perlindungan Anak
usia yang realitas yang dapat
dipergunakan sebagai patokan usia itu, hendaknya tidak mematikan anak untuk
kita mengartikan mencari nafkah tetapi sekaligus dapat
Sebelum
pengertian dari hukum perlindungan melindungi anak dari bahaya eksploitasi
anak, hendaknya kita menguraikan tenaga kerja yang tidak sesuai
masing-masing pengertian dari hukum, kemampuan perkembangan jasmani dan
perlindungan, anak. Berbicara tentang rohaninya.
batasan pengertian hukum, hingga saat Beberapa
ini para ahli hukum belum menemukan ditemukan, yang juga merupakan
hambatan
yang
batasan yang baku serta memuaskan permasalahan tenaga kerja anak di
semua pihak tentang pengertian hukum, Indonesia antara lain :
disebabkan karena hukum itu sendiri
1. Bagaimanakah
mempunyai bentuk serta segi yang Perundang-undangan
menjamin pelaksanaan perlindungan Ahli hukum kebangsaan Belanda anak dalam bidang ketenagakerjaan
J. Van Kan mendefinisikan hukum baik dari
keseluruhan ketentuan- pemerintah, di dalam undang-
ketentuan kehidupan yang bersifat undang yang ada (Ius Constitusi),
memaksa yang melindungi kepentingan inventarisasi dan jaminan tertulis
orang dalam masyarakat. Pendapat dalam menyusun ketentuan untuk
lainnya dikemukakan oleh Wirjono peraturan perundang-undangan yang
Prajadikoro yang menyatakan bahwa akan datang (Ius Costituendum)?
hukum adalah serangkaian peraturan hukum adalah serangkaian peraturan
mencapai kedamaian. satu-satunya tujuan hukum adalah
9. Jalinan nilai, yakni jalinan dari menjamin kebahagiaan dan ketertiban
konsepsi tentang apa yang dianggap dalam masyarakat. Selain itu, Purnadi
baik dan buruk. Purbacaraka dan Soerjono Soekanto
Adapun dalam mendefinisikan menyebutkan 9 (sembilan) arti hukum,
hukum, terdapat perbedaan menurut yakni:
beberapa pakar seperti :
1. Ilmu pengetahuan,
yakni
Prof. DR. Borst:
pengetahuan yang secara sistematis “Hukum adalah keseluruhan peraturan atas dasar kekuatan pemikiran.
bagi kelakuan atau perbuatan manusia
2. Disiplin, yakni sebagai sistem ajaran
bermasyarakat yang tentang kenyataan atau gejala-gejala
dalam
pelaksanaannya dapat dipaksakan dan yang dihadapi.
bertujuan untuk mendapatkan tata atau
3. Norma, yakni pedoman atau
keadilan”.
patokan sikap tindak atau perilaku W. Leven S. Bergen: yang pantas atau diharapkan.
“Hukum pengatur perbuatan dalam
4. Tata hukum, yakni struktur dan
bermasyarakat”.
seperangkat norma-norma yang
Kantorowich:
berlaku pada waktu dan tempat “Hukum adalah keseluruhan peraturan- tertentu serta berbentuk tertulis.
peraturan sosial yang mewajibkan
5. Petugas, yakni pribadi-pribadi yang perbuatan lahir yang mempunyai sifat merupakan kalangan-kalangan yang
keadilan serta dapat dibenarkan”. berhubungan erat dengan penegakan
Prof. Paul Scholten: hukum (Law Enforcement Officer).
“Pengertian hukum tidak mungkin
6. Keputusan penguasa, yakni hasil- dibuatkan dalam suatu kalimat, dan hasil proses diskripsi.
tergantung kedudukan manusia dalam
7. Proses pemerintahan, yakni proses
bermasyarakat”.
timbal balik antara unsur-unsur
Mr. T. Kirch:
pokok dari sistem kenegaraan. “Hukum menyangkut unsur penguasa,
8. Sikap tindak yang ajeg atau perilaku unsur kewajiban, unsur kelakuan dan yang teratur, yakni perikelakuan
perbuatan manusia”. yang diulang-ulang dengan cara
DR. E. Utrecht: Pengertian tentang anak ada didalam “Hukum adalah himpunan petunjuk-
ketentuan Perundang- petunjuk hidup tata tertib suatu
berbagai
undangan. Dan pengertian tersebut masyarakat dan seharusnya ditaati oleh
berbeda-beda antara lain : anggota masyarakat”.
1. UU No.23 tahun 2002 tentang Pendapat ini menunjukkan bahwa
Perlindungan Anak : pasal 1: (< 18 hukum mempunyai makna yang sangat
tahun) termasuk anak yang masih luas, namun demikian secara umum,
dalam kandungan. hukum dapat dilihat sebagai norma yang
2. UU No.4 tahun 1979 tentang mengandung nilai tertentu. Jika hukum
Kesejahteraan Anak pasal 1 ayat dalam kajian ini dibatasi sebagai norma,
(2): (< 21 tahun). maka merupakan pedoman manusia
3. UU No.1 tahun 1974 tentang dalam bertingkah laku.
Perkawinan : pasal 7: (Wanita < 16 Dengan demikian dapat dikatakan
tahun dan pria < 19 tahun). bahwa norma merupakan salah satu dari
4. Kitab Undang-Undang Hukum sekian banyak pedoman tingkah laku
Perdata (KUHPerdata) : pasal 330: selain norma agama kesopanan dan
(<21 tahun).
kesusilaan.
5. UU No.13 tahun 2003 tentang Pengertian perlindungan antara
Ketenagakerjaan : pasal 1 butir (26): lain:
(<18 tahun).
1. Memberikan rasa aman. Berdasarkan pengertian-
2. Memberikan kebutuhannya. pengertian tersebut dapa disimpulkan
3. Memberikan hak-haknya.
mengenai
pengertian hukum
4. Memberikan naungan hukum. perlindungan anak yaitu ketentuan
5. Memberitahukan kewajibannya. Perundang-undangan yang menjamin
6. Memberikan rasa percaya. pelaksanaan kegiatan perlindungan anak
7. Memberikan keberanian. dalam berbagai bidang khususnya dalam
8. Melindungi diri sendiri. bidang ketenagakerjaan.
9. Tidak melantarkan.
Hukum
10. Tidak menyalahgunakan. perburuhan/ketenagakerjaan merupakan
11. Tidak menjadikan korban. spesies dari genus hukum umumnya.
12. Tidak melakukan pelecehan. Dalam kepustakaan hukum yang ada selama ini selalu menyebutkan dengan istilah hukum perburuhan. Dalam 12. Tidak melakukan pelecehan. Dalam kepustakaan hukum yang ada selama ini selalu menyebutkan dengan istilah hukum perburuhan. Dalam
Eropa Kontinental yang memandang antara lain menurut Molennar yakni
hukum identik dengan Undang-undang hukum
(paham legisme), padahal hukum selain adalah bagian dari hukum yang berlaku,
perburuhan
(Arbeidstrecht )
bersumberkan pada Undang-undang yang
juga bersumber pada kebiasaan, hubungan antara buruh dengan majikan,
pada pokoknya
mengatur
perjanjian, traktat, dan yurisprudensi. antara buruh dan buruh dan antara buruh
Selain itu untuk hukum tidak tertulis dengan penguasa.
sulit ditemukan kodifikasinya. Mr. MG Levenbach menyebutkan
Batasan pengertian buruh tersebut bahwa hukum perburuhan adalah hukum
telah mengilhami para penulis saat itu yang berkenaan dengan keadaan
dalam memberikan batasan hukum kehidupan yang langsung bersangkut
perburuhan. Saat ini kondisinya telah paut dengan hubungan kerja. Imam
berubah dengan intervensi pemerintah Soepomo
yang sangat besar dalam bidang hukum perburuhan sebagai himpunan
memberikan
pengertian
perburuhan, sehingga kebijaksanaan peraturan, baik tertulis maupun tidak
yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah tertulis yang berkenaan dengan kejadian
demikian luas tidak hanya aspek hukum dimana seseorang bekerja pada orang
yang berhubungan dengan hubungan lain dengan menerima upah.
kerja saja tetapi tentang syarat atau Mengkaji
keadaan ketenagakerjaan. konsep ini diberikan oleh pakar hukum Indonesia
pengertian
yang
secara jelas diakomodasi dalam UU (Imam Soepomo) tampak jelas bahwa
2003 tentang hukum perburuhan setidak-tidaknya
mengandung unsur : Dalam Undang-undang ketenaga-
1. Himpunan peraturan (baik tertulis kerjaan ini tidak lagi kita temukan istilah dan tidak tertulis)
buruh dan majikan, tetapi telah diganti
2. Berkenaan dengan
dengan istilah pekerja dan pengusaha. kejadian/peristiwa
suatu
Dalam pasal 1 butir (1) UU No.13 tahun
3. Seseorang bekerja pada orang lain
4. Upah menyebut-kan bahwa ketenagakerjaan Selain itu dari pengertian hukum
adalah segala hal yang berhubungan perburuhan oleh Imam Soepomo
dengan tenaga kerja pada waktu tersebut jelaslah bahwa pandangan dengan tenaga kerja pada waktu tersebut jelaslah bahwa pandangan
dengan pelaksanaan kerja.
berkaitan
perlindungan anak. Oleh sebab itu Berdasarkan pengertian ketenaga-
harus menyebarkan, meratakan kerjaan tersebut dapat dirumuskan
pengertian mengenai perlindungan pengertian hukum ketenagakerjaan yaitu
anak serta pengertian-pengertian segala peraturan hukum yang berkaitan
yang dapat mendukung dengan tenaga kerja baik sebelum
lain
pelaksanaan perlindungan anak bekerja selama atau dalam hubungan
tersebut, misalnya : pengertian kerja dan sesudah hubungan kerja.
tentang manusia, hak dan kewajiban Hubungan kerja yang dimaksud adalah
manusia, warganegara, adanya suatu kegiatan yang dilakukan
asasi
sosial, pelaksanaan oleh pengusaha dan pekerja yang salah
keadilan
kepentingan yang bertanggung satu kegiatan yang berhubungan dengan
jawab dan bermanfaat. perlindungan, khususnya dalam kegiatan
2. Perlindungan anak harus dilakukan perlindungan anak yang bekerja.
bersama oleh setiap warga negara, Kegiatan perlindungan
masyarakat secara merupakan suatu tindakan hukum yang
anak
anggota
individual maupun kolektif demi membawa akibat hukum. Oleh sebab itu
bersama. Dengan perlu adanya jaminan hukum bagi
kepentingan
demikian pengadaan penyuluhan kegiatan perlindungan anak tersebut, dan
mengenai perlindungan anak adalah kepastian hukumnya perlu diusahakan
mutlak agar setiap warga negara, demi
anggota masyarakat sadar akan perlindungan anak.
kelangsungan
kegiatan
pentingnya perlindungan anak dan Pelaksanaan perlindungan anak
bersedia berpartisipasi secara aktif yang baik antara lain memenuhi
sesuai kemampuan dan bakat anak. beberapa persyaratan sebagai berikut :
3. Kerjasama
dan koordinasi
1. Para partisipasi dalam terjadinya diperlukan dalam melancarkan dan terlaksananya perlindungan
kegiatan perlindungan anak yang anak harus mempunyai pengertian-
rasional, bertanggung jawab dan pengertian yang tepat berkaitan
bermanfaat antar para partisipasi dengan masalah perlindungan anak
yang bersangkutan, menghindari agar dapat bersikap dan bertindak
berbagai macam konfrotansi yang secara tepat dalam menghadapi dan
tidak perlu dan mengembangkan mengatasi
permasalahan
yang
komunikasi yang positif, edukatif komunikasi yang positif, edukatif
kemudian hari dapat menjadi orang
4. Dalam rangka
tua yang berpartisipasi aktif dalam kebijaksanaan dan rencana kerja
membuat
kegiatan perlindungan anak yang yang dapat dilaksanakan perlu
merupakan hak dan kewajiban diusahakan inventarisasi faktor-
setiap anggota masyarakat. faktor yang menghambat dan
8. Perlindungan anak yang baik harus mendukung kegiatan perlindungan
mempunyai dasar-dasar filosofis, anak.
etis dan yuridis. Dasar tersebut
5. Dalam membuat
merupakan pedoman, evaluasi, ketentuan yang menyinggung dan
ketentuan-
sehingga ketentuan-ketentuan yang mengatur perlindungan anak dalam
dibuat dan pelaksanaan yang berbagai Peraturan Perundang-
direncanakan benar-benar rasional undangan kita harus mengutamakan
dapat perspektif yang diatur dan bukan
positif,
dipertanggungjawabkan dan yang mengatur, mengutamakan
bermanfaat bagi yang bersangkutan. perspektif yang dilindungi dan
Dasar-dasar ini dapat diambil dan bukan perspektif yang melindungi.
dikembangkan dari Pancasila,
6. Perlindungan anak harus tercermin Undang-undang Dasar 1945, ajaran dan diwujudkan dalam berbagai
dan pandangan yang positif dari bidang kehidupan bernegara dan
agama atau nilai sosial yang bermasyarakat.
tradisional dan modern. pelaksanaan perlindungan anak,
Dalam
rangka
anak harus setiap anggota masyarakat dengan
9. Perlindungan
antara lain atas kerja sama dengan pemerintah harus
berdasarkan
pengembangan hak dan kewajiban ikut serta menciptakan kondisi yang
asasinya. Perlindungan anak dalam memungkinkan
kesehatan, pendidikan, perlindungan anak secara langsung
berkembangnya
bidang
ketenagakerjaan dan pembinaan atau tidak langsung dalam berbagai
pembentukan kepribadian bidang kehidupan.
atau
adalah berdasarkan pada hak asasi
7. Dalam pelaksanaan
anak pada umumnya. perlindungan anak pihak anak harus
kegiatan
Demikianlah beberapa per-syaratan diberikan
yang harus dipenuhi apabila kita kesempatan untuk ikut serta
kemampuan
dan
ingin mengusahakan perlindungan ingin mengusahakan perlindungan
10. Penganjuran untuk melakukan dan bertanggung
sesuatu/tidak melakukan sesuatu bermanfaat.
jawab dan
demi kepentingan anak. menyesuaikan dengan norma kerja
Perlindungan
ini
11. Penyaluran untuk anak. yang
12. Penampungan, penemanan dalam pengupahan
melindungi diri sendiri. Perlindungan ini sebagai wujud
jaminan
sosial.
13. Pengasuhan (asah, asih, asuh). pengakuan terhadap hak-hak pekerja
14. Pendidikan formal/non formal. sebagai manusia yang harus
15. Pengembangan komunikasi. diperlakukan secara manusiawi
16.Pendewasaan.
dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya
B.Batas Usia Anak Dalam Bekerja
untuk bekerja. Anak adalah bagian dari generasi Adapun usaha-usaha langsung
muda sebagai salah satu sumber daya perlindungan anak adalah :
manusia (SDM) yang merupakan
1. Penggandaan sesuatu agar anak potensi dan penerus cita-cita perjuangan terlindungi,
bangsa yang mempunyai peran strategis sesuatu yang dapat membahayakan
diselamatkan
dari
dan mempunyai ciri dan sifat khusus diri anak.
yang memerlukan pembinaan dan
2. Pencegahan dari segala sesuatu yang perlindungan dalam rangka menjamin merugikan anak.
pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Pengawasan
secara utuh, serasi, seimbang. berkembang dengan baik.
supaya
anak
Sebagai potensi dan penerus cita-
4. Penanganan terhadap gangguan dari cita bangsa ada baiknya anak tersebut dalam dan luar diri anak.
mendapat pembinaan dan perlindungan
5. Pembinaan mental, fisik, sosial. sepenuhnya baik dari internal maupun
6. Pemasyarakatan (sosialisasi). eksternal. Selain adanya pembinaan dan
7. Penyaluran dinamika. perlindungan terhadap anak diperlukan
8. Penyadaran akan hak-hak dan juga pengembangan terhadap hak anak, kewajiban serta pengembangan.
sehingga
dapat lebih mudah
9. Pembebasan melakukan sesuatu mewujudkan kesejahteraan anak dalam dibawah pengawasan.
berbagai bidang khususnya dalam bidang ketenagakerjaan.
Di 00 Indonesia, dalam bidang itu dilakukan antara jam 20. dan ketenaga-kerjaan sudah ada ketentuan 00 jam 05. .
yang sifatnya melarang atau membatasi
2. Dua belas tahun untuk melakukan penggunaan tenaga kerja anak yang
pekerjaan dalam pabrik dengan terdapat pada pasal 68 UU No.13 tahun
ruangan tertutup, atau untuk 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam
keperluan suatu perusahaan dengan pasal 1 butir (1) UU No.23 tahun 2002
mengunakan suatu alat bertenaga tentang
mendefinisikan anak adalah seseorang
3. Enam belas tahun untuk melakukan yang belum berusia 18 (delapan belas)
dalam perusahaan tahun, termasuk anak yang masih dalam
pekerjaan
pertambangan, pekerjaan di atas kandungan. Sedangkan dalam UU No.13
kapal sebagai tukang api dan batu tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bara.
pengertian batas usia anak yang bekerja
4. Dua puluh satu tahun untuk adalah berusia 14 (empat belas) tahun.
pekerjaan dalam Mengenai batas usia kerja bagi
melakukan
perusahaan pertambangan yaitu anak dapat dilihat ketentuan-ketentuan
pekerjaan mengemudikan mesin perundang-undangan lama yaitu :
angkut dan pemberi isyarat pada
1. Ordonansi tahun 1925 tentang sumur tambang. pembatasan kerja anak dan kerja
ketentuan Perundang- malam hari bagi wanita (Stbl No.
Dari
undangan lama itu dapat disimpulkan 647/1925).
bahwa batas umur untuk pekerja adalah
2. Ordonansi muda diatas kapal (Stbl berbeda-beda, tergantung pada jenis No. 87 tahun 1926).
pekerjaan yang dilakukan, kapan
3. Peraturan mengenai pengawasan dilakukan, berapa berat dan bahayanya dalam tambang (Stbl No. 341 tahun
tersebut, dan 1930).
pekerjaan
pertanggungjawaban pihak pengusaha Berdasarkan ordinansi-ordonansi
yang memerintahkan pekerjaan. tersebut maka penetapan batas umum
Dalam pasal 1 butir (3) UU No.13 sebagai berikut :
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
1. Empat belas tahun untuk melakukan yang dimaksud dengan pekerja adalah pekerjaan di dalam atau untuk
setiap orang yang bekerja dengan keperluan perusahaan bila pekerjaan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Untuk memperjelas menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Untuk memperjelas
Belanda, perluasan dan perbaikan Menurut UU No.13 tahun 2003 tentang
Undang-undang tahun 1911- 1970 Ketenagakerjaan pada pasal 1 butir (2)
merubah definisi anak yang dilarang tenaga kerja adalah setiap orang yang
bekerja dari usia 12 tahun menjadi 13-15 mampu melakukan pekerjaan guna
tahun, sedangkan remaja dari usia 16 menghasilkan barang dan atau jasa baik
tahun menjadi 17 dan 18 tahun. untuk memenuhi kebutuhan sendiri
Pada pertengahan abad 20 kondisi maupun untuk masyarakat.
pekerja anak telah mengalami perubahan Meskipun dalam UU No.13 tahun
dari pekerja penuh waktu menjadi 2003 tentang Ketenagakerjaan pada
setengah waktu. Walaupun telah pasal 68 telah menyebutkan bahwa
Undang-undang dan pengusaha dilarang memperkerjakan
dilindungi
Peraturan Pemerintah lebih dari anak, namun ketentuan dalam pasal 68
setengah anak-anak yang bekerja di ini dapat pengecualian bagi anak
Belanda yang berusia antara 13-17 tahun berumur antara 13 tahun sampai dengan
telah melanggar peraturan tentang
15 tahun dapat melakukan pekerjaan
tenaga kerja anak.
ringan sepanjang tidak mengganggu Pada abad ke-19 dan awal abad perkembangan dan kesehatan fisik,
ke-20 di Indonesia kebanyakan anak- mental dan sosial. Sedangkan dalam
anak yang bekerja pada industri dengan pasal 70 ayat (1) UU No.13 tahun 2003
jam kerja antara 8-10 jam perhari. Salah tentang Ketenagagerjaan anak dapat
satu tugas utama ILO dalam pembukaan melakukan pekerjaan atau pelatihan
adalah perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang
konstitusinya
terhadap tenaga kerja anak, melalui berwenang. Anak yang dimaksud adalah
konvensi Internasional yang disetujui anak paling sedikit berusia 14 (empat
untuk diratifikasi oleh negara-negara belas) tahun (pasal 70 ayat (2) UU
anggota.
No.13 tahun
Yang penting dalam konvensi ini Ketenagakerjaan).
tentang
adalah negara-negara yang memohon Sejak berdirinya Internasional
menekan pola Labour Office (ILO ) tahun 1919,
ratifikasi dapat
nasional untuk pembuatan
kebijaksanaan
menghapuskan buruh anak dan lebih Peraturan tentang tenaga kerja anak
Undang-undang
dan
batas usia yang mengarah pada larangan dan penataan
meningkatkan
diinginkan. Suatu kebijakan akan diinginkan. Suatu kebijakan akan
4. Negara
anggota ILO yang
1) Perjanjian kerja pada karyawan tetap, mengesahkan konvensi ini wajib 2)
melaporkan pelaksanaan-nya. Peningkatan keselamatan sosial, 4) fasilitas pendidikan dan peningkatan
C. Bidang Pekerjaan Yang Di- larang
latihan kerja dan yang sesuai, 5)
Untuk Tenaga Kerja Anak
Perlindungan kesejahteraan anak yang Dalam Undang-undang Dasar bekerja.
(UUD) 1945 pada pasal 27 (2) Undang-undang No.20 tahun
disebutkan “Tiap-tiap warga negara 1999
berhak atas pekerjaan dan penghidupan Convention
tentang Pengesahan
ILO
yang layak bagi kemanusiaan”. Jelasnya Minimum Age for Adminission to
No.138
(Concencing
berbicara tentang Employment ) berisikan pokok-pokok
manakala kita
pekerjaan haruslah dikaitkan dengan sebagai berikut :
kelangsungan hidup manusia, serta
1. Negara anggota
berbagai aspek kehidupan yang ternyata mengesahkan konvensi ini wajib
ILO
yang
sangat luas dan kompleks. menetapkan kewajiban nasional
Bahwa pada suatu negara yang untuk
baru memacu pembangunannya, seperti mempekerjakan
menghapus
praktik
Republik Indonesia, meningkatkan usia minimum untuk
anak
dan
negara kita
eksistensi tenaga kerja sebagai sumber diperbolehkan bekerja.
daya manusia (SDM) merupakan salah
2. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang satu faktor penting dari berbagai membahayakan keselamatan atau
komponen pembangunan, biasanya satu moral anak harus diupayakan tidak
dengan lainnya saling berhubungan boleh kurang dari 18 tahun, kecuali
komponen manunggal. untuk pekerjaan ringan tidak boleh
sebagai
Komponen tersebut adalah alam, tenaga kurang dari 16 tahun.
kerja dan modal.
3. Negara anggota
pandangan ekonomi, mengesahkan konvensi ini wajib
ketiga komponen tersebut merupakan menetapkan usia minimum untuk
hal yang terpenting dan tidak dapat diperbolehkan
dipisah-pisahkan, akan tetapi dalam mengenai jasa kerja dan menetapkan
bekerja,
aturan
harus diakui, bahwa hukuman
kenyataan
komponen tenaga kerja sebagai sumber menjamin pelaksanaannya.
atau
sanksi
guna guna
adalah melalui pelaksanaan dan Dalam buku Repelita IV, antara
penerapan perjanjian kerja, karena lain menyebutkan bahwa jumlah
dengan adanya perjanjian kerja dapat angkatan kerja diperkirakan selama
dijelaskan jenis pekerjaan yang sesuai pelita IV akan bertambah sebanyak 9,3
kemampuan anak untuk melakukan juta jiwa lebih. Namun yang terjadi
pekerjaan tersebut. justru perkiraan tersebut kurang tepat,
Walaupun sudah ada ketentuan karena kenyataannya jumlah angkatan
pasal 69 UU No.13 tahun 2003 tentang kerja yang tercipta selama pelita IV
ketenagakerjaan yang memperbolehkan memuat data-data dari berbagai sumber
anak dapat melakukan pekerjaan, namun menyebutkan bahwa jumlah angkatan
ada juga ketentuan yang sifatnya kerja dimasa pelita IV diperkirakan
dan melibatkan sebesar 12 juta jiwa lebih.
melarang
memperkerjakan anak pada bidang Selain itu yang harus lebih
pekerjaan pekerjaan yang terburuk. diperhatikan
Pekerjaan-pekerjaan yang kenyataan data, bahwa 29% dari jumlah
terburuk yang dimaksud meliputi segala angkatan kerja tersebut adalah angkatan
pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau kerja yang dapat dikategorikan sebagai
pekerjaan yang anak. Atas kenyataan tersebut terjadilah
sejenisnya,
menyediakan atau suatu kontradiksi bahwa disatu pihak
memanfaatkan,
menawarkan anak untuk pelacuran, sumber
produksi pornografi, pertunjukan porno merupakan modal utama dalam proses
daya manusia
(SDM)
atau perjudian, segala pekerjaan yang pembangunan, akan tetapi di lain pihak
menyediakan atau dapat menimbulkan masalah yang rumit.
memanfaatkan,
melibatkan anak untuk produksi dan Memperhatikan kondisi ketenaga-
perdagangan minuman keras, narkotika, kerjaan yang demikian, kiranya perlu
psikotropika dan zat aktif lainnya dan adanya suatu perangkat bagi sarana
semua pekerjaan yang membahayakan perlindungan dan kepastian hukum bagi
kesehatan, keselamatan atau moral anak. tenaga kerja khususnya tenaga kerja
yang memperkuat anak, baik mereka yang akan mencari
Dasar hukum
penjelasan itu terdapat pada pasal 74 pekerjaan
ayat (1, 2, 3) UU No.13 tahun 2003 melaksanakan hubungan kerja. Salah
tentang Ketenagakerjaan. satu bentuk perlindungan dan kepastian
4. Tidak mempekerjakan anak pada yang telah dijelaskan diatas, adapula
Dari pekerjaan-pekerjaan terburuk
konstruksi jalan, bidang-bidang
pekerjaan
jembatan, bangunan air, dan membatasi
pekerjaan
yang
bangunan gedung. mempergunakannya
atau
melarang
5. Tidak mempekerjakan anak pada mengingat kondisi fisik anak jauh lebih
tenaga
anak,
pembongkaran, lemah daripada orang dewasa.
muatan,
pemindahan barang pada pelabuhan, Bagi
dermaga, golongan kapal, stasiun, mempekerjakan
pengusaha
yang
pemberhentian dan alasan tertentu, maka pengusaha wajib
pembongkaran muatan serta memberikan
penyimpanan barang atau gudang. kepada pekerja. Dan bidang pekerjaan
perlindungan
hukum
Undang-undang No.1 tahun yang
Pengesahan ILO dilakukan oleh tenaga kerja anak sesuai
tidak diperbolehkan untuk
tentang
Convention No.182 Concering The dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Prohibition and Immediate Action For Nomor:PER-01/MEN/1987
The Elimination Of The Worst Forms Of Perlindungan bagi anak yang terpaksa
tentang
Child Labour (Konvensi ILO No.182 bekerja antara lain:
mengenai pelanggaran dan tindakan
1. Tidak mempekerjakan anak dalam segera penghapusan bentuk-bentuk tambang, bawah tanah, lubang
pekerjaan terburuk untuk anak). Pokok- bawah tanah, permukaan tanah,
pokok konvensi diatas adalah : tempat pengambilan mineral logam,
anggota ILO yang dan bahan galian lainnya dalam
1. Negara
mengesahkan konvensi ini wajib lubang atau terowongan bawah
mengambil tindakan segera dan tanah termasuk air.
efektif untuk menjamin pelarangan
2. Tidak mempekerjakan anak pada dan penghapusan bentuk-bentuk tempat-tempat atau menjalankan
pekerjaan terburuk untuk anak. pekerjaan
2. Anak berarti semua orang yang membahayakan
yang
dapat
berusia dibawah 18 tahun. keselamatan dan kesehatan kerja.
kesusilaan,
3. Pengertian bentuk-bentuk pekerjaan
3. Tidak mempekerjakan anak pada terburuk untuk anak adalah : pabrik dalam ruangan yang tertutup
a. Segala bentuk perbudakan atau yang menggunakan alat mesin.
praktik sejenis perbudakan, seperti
penjualan dan penjualan dan
anggota ILO yang (debt bondage) dan perhambaan
6. Negara
mengesahkan konvensi ini wajib serta kerja paksa atau wajib
melaporkan pelaksanaannya. kerja termasuk pengerahan anak secara paksa atau wajib untuk
ASPEK HUKUM
dimanfaatkan dalam konflik
KETENAGAKERJAAN DALAM
bersenjata.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
b. Pemanfaatan penyediaan atau penawaran
anak
untuk
A. Para Pihak Dalam Hukum Ketenagakerjaan
pelacuran untuk produksi
pornografi, untuk pertunjukan-
1. Pekerja
pertunjukan porno. Istilah buruh sangat populer
c. Pemanfaatan, penyediaan atau
perburuhan atau penawaran anak untuk kegiatan
dalam
dunia
ketenagakerjaan. Selain istilah ini sudah terlarang khususnya produksi
dipergunakan sejak lama bahkan mulai dan perdagangan obat-obatan
dari zaman penjajahan Belanda juga sebagaimana
karena Peraturan Perundang-undangan perjanjian internasional yang
diatur
dalam
yang lama (sebelum UU No.13 tahun relevan pekerjaan yang sifat
Ketenagakerjaan) atau keadaan tempat pekerjaan
tentang
menggunakan istilah buruh. itu
zaman penjajahan membahayakan
Belanda yang dimaksud dengan buruh keselamatan dan moral anak.
kesehatan,
adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang,
4. Negara anggota
mandor yang melakukan pekerjaan mengesahkan konvensi ini wajib
ILO
yang
kasar. Orang-orang ini disebut sebagai menyusun program aksi untuk
“Blue Collar”. Sedangkan yang menghapus bentuk-bentuk pekerjaan
pekerjaan di kantor terburuk untuk anak.
melakukan
pemerintah maupun swasta disebut
5. Negara anggota
sebagai karyawan atau pegawai (White mengesahkan konvensi ini wajib
ILO
yang
Collar). Pembedaan yang membawa mengambil langkah-langkah agar
konsekuensi pada perlakuan dan hak- ketentuan konvensi ini dapat
hak tersebut oleh pemerintah Belanda diterapkan secara efektif termasuk
tidak terlepas dari upaya untuk memecah pemberian sanksi pidana.
belah orang-orang pribumi.
Setelah merdeka kita tidak lagi pekerja dalam UU No.13 tahun 2003 mengenal perbedaan antara buruh halus
tentang Ketenagakerjaan adalah setiap dan buruh kasar tersebut, semua orang
orang yang bekerja dengan menerima yang bekerja disektor swasta baik pada
upah atau imbalan dalam bentuk lain. orang maupun badan hukum disebut buruh. Hal ini disebutkan dalam pasal 1
2.Pengusaha
ayat (1) UU No.22 tahun 1957 tentang Sebagaimana halnya dengan Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
istilah buruh. Istilah majikan ini juga yakni buruh adalah barang siapa yang
sangat populer karena Perundang- bekerja pada majikan dengan menerima
undangan sebelum UU No.13 tahun upah.
Ketenagakerjaan Dalam
tentang
perkembangan hukum menggunakan istilah majikan. perburuhan di Indonesia, istilah buruh
Dalam UU No.22 tahun 1957 diupayakan untuk diganti dengan istilah
Penyelesaian Perselisihan pekerja. Sebagai yang diusulkan oleh
tentang
menyebutkan bahwa pemerintah (Depnaker) pada waktu
Perburuhan
majikan adalah orang atau badan hukum kongres PBSI II tahun 1985. Alasan
yang mempekerjakan buruh. pemerintah karena istilah buruh kurang
Sama halnya dengan istilah buruh sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh
Istilah majikan juga kurang sesuai lebih
cenderung menunjuk pada dengan konsep hubungan industrial, golongan yang selalu ditekan dan berada
karena istilah majikan berkonotasi di bawah pihak lain yakni majikan.
sebagai pihak yang selalu berada diatas Istilah pekerja secara yuridis dalam
sebagai lawan atau kelompok penekan UU No.13 tahun 2003 tentang
dari buruh kerja yang mempunyai Ketenagakerjaan yang membedakannya
kedudukan secara yuridis merupakan dengan tenaga kerja. Dalam Undang-
mitra kerja yang mempunyai kedudukan undang ini disebutkan bahwa tenaga
yang sama, karena itu lebih tepat jika kerja adalah setiap orang yang mampu
disebut dengan istilah pengusaha. melakukan
UU No.13 tahun 2003 tentang menghasilkan barang dan atau jasa baik
pekerjaan
guna
Ketenagakerjaan menggunakan istilah untuk memenuhi kebutuhan sendiri
pengusaha, dalam pasal 1 butir (5) maupun masyarakat (Pasal 1 butir (2)
menjelaskan pengertian pengusaha UU No.13 tahun 2003 tentang
adalah:
Ketenagakerjaan). Sedangkan pengertian
1. Orang perseorangan, persekutuan hubungan antara pekerja dan pengusaha atau
yang sangat berbeda secara sosial menjalankan suatu perusaaan milik
ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada sendiri.
para pihak, maka tujuan untuk
2. Orang perseorangan, persekutuan menciptakan keadilan dalam hubungan atau badan hukum yang secara
perburuhan/ketenagakerjaan akan sulit berdiri
dicapai, karena pihak yang merasa kuat perusahaan bukan miliknya.
sendiri
menjalankan
akan selalu ingin menguasai yang
3. Orang perseorangan, persekutuan
lemah.
atau badan hukum yang berada di Atas dasar itulah pemerintah turut Indonesia mewakili perusahaan
campur tangan melalui Peraturan sebagaimana dimaksud dalam huruf
Perundang-undangan untuk memberikan
a dan b yang berkedudukan diluar jaminan kepastian hak dan kewajiban wilayah Indonesia.
para pihak.
Imam Soepomo memisahkan perusahaan adalah setiap bentuk usaha
Sedangkan
pengertian
antara penguasa dan pengawasan yang berbadan hukum atau tidak, milik
sebagai para pihak yang berdiri sendiri orang perseorangan, milik persekutuan,
hukum atau milik badan hukum, baik milik
dalam
perburuhan/ketenagakerjaan, namun swasta maupun milik negara yang
antara keduanya merupakan satu mempekerjakan
kesatuan sebab pengawasan bukan membayar upah atau imbalan dalam
pekerja
dengan
bidang yang berdiri sendiri tetapi bentuk lain dan usaha-usaha sosial dan
merupakan bagian dari ketenagakerjaan usaha-usaha lain yang mempunyai
dilakukan oleh Depnaker pengurus dan mempekerjakan orang lain
yang
(Departemen Tenaga Kerja). dengan membayar upah dan imbalan
Sebagai bidang yang bertanggung dalam bentuk lain.
jawab
terhadap masalah ketenagakerjaan, Departemen Tenaga
3. Pemerintah/Penguasa
Kerja (Depnaker) juga melengkapi Campur
dengan berbagai lembaga yang secara pemerintah (penguasa) dalam hukum
tangan
teknis membidangi hal-hal khusus yakni perburuhan/ ketenagakerjaan bertujuan
untuk terciptanya hubungan perburuhan/ ketenagakerjaan yang adil, karena jika
1. Balai latihan kerja menyiapkan/ guna membuat Undang-undang dan memberikan bekal kepada tenaga
Peraturan lainnya. kerja melalui latihan kerja.
3. Menjalankan pekerjaan lainnya
2. Balai Pelayanan Penempatan Kerja yang diserahkan sesuai dengan Indonesia (BP2 TKI) sebagai
Peraturan Perundang-undangan. lembaga yang menangani masalah penempatan tenaga kerja untuk
Pengawasan terhadap bekerja baik disektor formal mapun
pelaksanaan ketentuan hukum (law informal dalam maupun luar negeri.
enforcement ) dalam bidang perburuhan/
3. Panitia Penyelesaian Perselisihan
akan menjamin Perburuhan (P4), menyelesaikan
ketenagakerjaan
pelaksanaan hak-hak normatif pekerja, perselisihan perburuhan yang terjadi
yang pada gilirannya mempunyai antara pekerja dan pengusaha dan
dampak terhadap stabilitas usaha. sebagai lembaga perizinan dalam
itu pengawasan masalah pemutusan hubungan kerja
Selain
perburuhan/ ketenagakerjaan juga akan (PHK).
dapat mendidik pengusaha dan pekerja Pengawasan
untuk selalu taat menjalankan ketentuan perburuhan/ ketenagakerjaan dilakukan
dalam
bidang
Perundang-undangan yang berlaku oleh
dalam bidang ketenagakerjaan sehingga pengawasan).
akan tercipta suasana kerja yang pengawasan diatur dalam UU No.3
Secara
normatif
harmonis. Sebab seringkali perselisihan tahun
disebabkan karena Perburuhan/Ketenagakerjaan. Sebagai
1951 tentang Pengawasan
yang
terjadi
tidak memberikan penyidik pegawai negeri sipil dalam
pengusaha
perlindungan hukum kepada pekerja bidang perburuhan/ ketenagakerjaan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. pengawas
B. Ketentuan Dalam Perjanjian Kerja
1. Mengawasi berlakunya Undang-
Pengertian Perjanjian Kerja
undang dan Peraturan-peraturan. Jika kita ingin
2. Mengumpulkan
tentang definisi keterangan
bahan-bahan
membicarakan
perjanjian kerja, maka pertama-tama hubungan kerja dan keadaan
tentang
soal-soal
harus diketahui ketentuan pengertian ketenagakerjaan dalam arti luas
perjanjian yang diatur oleh KUHPerdata Pasal 1313 yang berbunyi :
“Perjanjian adalah suatu perbuatan
pengertian normatif dengan satu orang atau lebih yang
Selain
seperti tersebut diatas, Imam Soepomo mengikatkan dirinya terhadap satu
berpendapat bahwa perjanjian kerja orang atau lebih”.
adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (buruh) mengikatkan diri untuk
Dengan adanya pengertian bekerja dengan menerima upah pada tentang perjanjian seperti diatas, dapat
pihak lain yakni majikan, dan majikan disimpulkankan
mengkaitkan diri untuk mempekerjakan antara
bahwa
kedudukan
buruh dengan membayar upah. perjanjian adalah sama dan seimbang.
pihak yang
mengadakan
Menyimak pengertian perjanjian Hal ini akan berlainan jika pengertian
kerja menurut seperti diatas tampak perjanjian tersebut dibandingkan dengan
bahwa ciri khas perjanjian kerja adalah kedudukan perjanjian kerja.
dibawah perintah pihak lain. Dibawah Perjanjian kerja yang dalam
perintah ini menunjukkan bahwa bahasa
Belanda
hubungan antara pekerja dan pengusaha Soverenkoms, mempunyai beberapa
disebut
Arbeid
adalah hubungan bawahan dan atasan pengertian.
(sub ordonansi). Pengusaha sebagai KUHPerdata memberikan pengertian
pihak yang lebih tinggi secara sosial sebagai berikut :
ekonomi memberikan perintah kepada “Perjanjian kerja adalah suatu
pihak pekerja yang secara sosial perjanjian dimana pihak kesatu buruh,
ekonomi mempunyai kedudukan yang mengikatkan dirinya untuk dibawah
lebih rendah untuk melakukan pekerjaan perintah pihak yang lain. Si majikan
tertentu. Adanya wewenang perintah untuk suatu waktu tertentu melakukan
membedakan antara pekerjaan dengan menerima upah”.
inilah yang
perjanjian kerja dengan perjanjian Undang-undang
No.13
lainnya.
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Sedangkan pengertian perjanjian pasal 1 butir (14) memberikan
kerja menurut UU No.13 tahun 2003 pengertian yakni:
tentang ketenagakerjaan sifatnya lebih “Perjanjian kerja adalah perjanjian
luas. Dikatakan lebih luas karena antara pekerja/buruh dengan pengusaha
menunjuk pada hubungan antara pekerja atau pemberi kerja yang memuat syarat-
dan pengusaha dalam bentuk tertulis syarat kerja, hak, dan kewajiban para
maupun lisan, dan jangka waktunya pihak”.
tertentu maupun tidak, lebih luas karena tertentu maupun tidak, lebih luas karena
b. Adanya unsur perintah