PENGARUH PRODUK KEPUASAN DAN KETERLIBATA

PENGARUH PRODUK, KEPUASAN DAN KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL NOKIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAYANGKARA FAKULTAS EKONOMI DI SURABAYA

Dr. MUSLICHAH ERMA WIDIANA, Dra.Ec.,MM IFFAH SA'DIYAH

FAKULTAS EKONOMI PRODI EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS BHAY ANGKARA SURABAYA 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : PENGARUH PRODUK, KEPUASAN DAN KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL NOKIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAYANGKARA FAKULTAS EKONOMI DI SURABAYA

Tim Peneliti : Nama Peneliti

Bidang Keahlian Institusi Dr. Dra.Ec., Muslichah Erma Widiana. MM M. Pemasaran Ubhara Surabaya Iffah Sa'diyah

Ubhara Surabaya

Mengetahui Surabaya, Desember 2013 Dekan Fakultas Ekonomi

Ketua Peneliti

Dra. Ec. Cholifah, MM Dr. Muslichah Erma Widiana, Dra.Ec.,MM

Menyetujui, Ka. LPPM

Drs. Ec. Nurul Qomari, M.Si. 8900014

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan Nya, sehingga penelitian dengan judul:

PENGARUH PRODUK, KEPUASAN DAN KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL NOKIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAY ANGKARA FAKULTAS EKONOMI DI SURABAYA

Dapat terselesaikan dalam penyusunan penelitian banyak pihak yang telah memberikan bantuan sehingga pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Suharto, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya.

2. Bapak Dra. Ec.Cholifah, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.

3. Berbagai pihak yang telah membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Akhir kata, dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Surabaya, Desember 2013

Peneliti

4.3.1.3 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien - Determinasi (R Square) .................................... 46

4.3.2 Uji Hipotesis ................................................................... 47

4.4 Pembahasan .............................................................................. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 55

5.2 Saran ...................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAKSI PENGARUH PRODUK, KEPUASAN DAN KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL NOKIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAY ANGKARA FAKULTAS EKONOMI DI SURABAYA

Muslichah Erma Widiana, Iffah Sa'diyah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh simultan dan parsial variabel-variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya, dan untuk mengetahui diantara variabel-variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada 100 responden. Sedangkan populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya yang menggunakan ponsel Nokia. Teknik dalam pengambilan sampel adalah strata (stratified). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Selanjutnya dari data yang diperoleh dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji

F dan uji t. Dari penelitian didapat hasil bahwa variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Sedangkan secara parsial variabel produk tidak berpengaruh signifikan dan variabel bebas yang lain yaitu kepuasan dan keterlibatan konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Variabel kepuasan merupakan variabel bebas yang dominan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.

Kata kunci: produk, kepuasan, keterlibatan konsumen, keputusan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Perkembangan teknologi setiap hari berkembang, hal ini terbukti dengan banyak bermunculannya perangkat-perangkat kerja sehari-hari yang dilengkapi dengan teknologi kelas tinggi. Kebutuhan masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin canggih, komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak. Salah satu teknologi yang saat ini sedang trend dan digemari masyarakat Indonesia adalah Ponsel atau biasa disebut dengan Handphone.

Kemajuan teknologi telepon, televisi dan komputer, mendorong masyarakat untuk selalu berusaha mengikuti, termasuk dampaknya terhadap perusahaan dalam menghasilkan dan memasarkan produk mereka. Manusia pada dasarnya butuh berkomunikasi dengan individu lain. Perkembangan situasi dan kondisi saat ini menuntut masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan cepat, baik untuk kepentingan bisnis maupun kepentingan pribadi.

Ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon sehingga konvensional namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Perkembangan teknologi ini pun tidak disia-siakan oleh para Ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon sehingga konvensional namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Perkembangan teknologi ini pun tidak disia-siakan oleh para

Seiring berkembangnya waktu, Selular atau mobile phone atau yang lebih populer dengan HP, menjadi konsentrasi lain bagi konsumen. Hal tersebut dikarenakan adanya era internet. Internet ialah jaringan global antara komputer untuk berkomunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia seperti: sekolah, universitas, institusi riset, museum, bank, perusahaan bisnis, perorangan, stasiun TV ataupun radio. Internet berfungsi sebagai aspek komunikasi, penyedia informasi, dan fasilitas untuk memperkenalkan suatu produk.

Persaingan yang semakin ketat di mana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama (Fandy Tjiptono, 2008:24). Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak untuk menentukan jadi tidaknya pembelian.

Tenaga pemasaran merupakan kepanjangan tangan dari manajer pemasaran, mereka yang tahu persis situasi dilapangan tentang konsumen baik Tenaga pemasaran merupakan kepanjangan tangan dari manajer pemasaran, mereka yang tahu persis situasi dilapangan tentang konsumen baik

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka peneliti ingin mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel-variabel tersebut dengan judul: PENGARUH PRODUK, KEPUASAN DAN KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL NOKIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAYANGKARA FAKULTAS EKONOMI DI SURABAYA.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya ?

2. Apakah variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya ?

3. Diantara variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan secara khusus memiliki tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen secara parsial dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh mana dari variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian diharapkan dapat menjadikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dihidang manajemen khususnya teori-teori pemasaran yang menekankan bahwa keputusan pembelian dapat dilakukan dengan produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen.

2. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Sebagai referensi organisasi atau perusahaan secara umum dalam menggunakan teori produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian untuk hubungan jangka panjang dengan konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Topik penelitian yang berhubungan dengan keputusan konsumen pernah dilakukan oleh: Faisal Abbas (2009) dengan judul "Faktor Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Makanan Di Restoran Hachi-hachi Bistro G-Walk Surabaya". Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder yang diperoleh langsung melalui tanya jawab kepada responden di Hachi-hachi Bistro Surabaya.

Penelitian terdahulu yang kedua diakukan oleh Fiorentina Ite (2007), dengan judul "Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Factory Outlet Darmo di Surabaya". Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan menyebarkan kuisioner kepada para konsumen yang datang di Factory Outlet Darmo di Surabaya.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sama-sama menggunakan variabel produk (bebas) dan variabel keputusan pembelian (terikat). Sedangkan, perbedaan penelitian terdahulu menggunakan variabel harga dan penelitian sekarang menggunakan variabel kepuasan dan keterlibatan konsumen.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran dan Konsep Pemasaran Peran pemasaran dewasa ini menjadi sangat penting bagi suksesnya suatu produk dan jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan bisnis perusahaan tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh kegiatan pemasaran yang baik. Proses pemasaran diawali ketika muncul kebutuhan dan keinginan yang menjadi tuntutan dasar manusia. Kebutuhan dan keinginan tersebut harus diikuti dengan kemampuan untuk memenuhinya agar menjadi sebuah permintaan. Melalui pemintaan tersebut, pemasar kemudian menciptakan penawaran yang sesuai dengan keinginan pasar sasaran (Kotler, 2002:11).

Kotler and Keller (2007:6) mendefinisikan pemasaran sesuai dengan American Marketing Association, yaitu : "Marketing is an organizational function and a set ofproccess for creating communicating, and delivering value to customer and for managing customer relationships in ways that benefit the organizational and its stake holders". Dapat diartikan bahwa pemasaran merupakan sebuah fungsi organisasi dan sebuah rangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada konsumen dan kemudian menjaga hubungan dengan konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi organisasi dan semua pihak yang berkepentingan dengan organisasi tersebut.

Dari kedua definisi tersebut dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah segala kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperlancar saluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan menggunakan unsur-unsur buaran pemasaran yang ada, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan tujuan menciptakan permintaan efektif.

2.2.2 Produk

2.2.5.1 Pengertian Produk Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi mutu/kualitas, pilihan yang ada (options), merek (brand names), pengemasan (packaging), macam (product items), ukuran (sizes), jenis (product lines), dan jaminan (Sofjan Assauri, 2004:200). Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, dan jaminan (Fandy Tjiptono, 2008:95). Yang dimaksud dengan produk dalam penelitian ini adalah barang yang ditawarkan oleh pemasar kepada konsumen atau calon konsumen yang meliputi kualitas produk, harga, dan kelengkapan produk.

2.2.3 Kepuasan / Ketidakpuasan Konsumen 2.2.6.1 Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka 2.2.3 Kepuasan / Ketidakpuasan Konsumen 2.2.6.1 Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka

Menurut Kotler (2002:42), bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kineija (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan konsep kepuasan yang didefinisikan oleh Loundon and Bitta (2000:579) adalah -."Satisfaction refers to the buyer's state of heing adequately rewarded in a btrying situation for the sacrifice he has made." Yang berarti kepuasan adalah keadaan dimana pembeli merasa dihargai atas pengorbanan yang telah ia lakukan dalam kondisi pembelian suatu barang atau jasa.

Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar, konsumen baru dan konsumen lama. Pada umumnya biaya untuk menaik konsumen baru lebih besar dibandingkan mempertahankan konsumen lama (Kotler and Amstrong, 2001:228) dengan cara memuaskan pelanggan. Kepuasan konsumen merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan konsumen. Konsumen yang puas akan membeli kembali produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk tersebut, lebih sedikit memperhatikan Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar, konsumen baru dan konsumen lama. Pada umumnya biaya untuk menaik konsumen baru lebih besar dibandingkan mempertahankan konsumen lama (Kotler and Amstrong, 2001:228) dengan cara memuaskan pelanggan. Kepuasan konsumen merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan konsumen. Konsumen yang puas akan membeli kembali produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk tersebut, lebih sedikit memperhatikan

Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari penjual, teman, dan sumber informasi lain. Jika penjual melebih-lebihkan manfaat suatu produk, konsumen akan mengalami harapan yang tak tercapai (disconfirmed expectation), yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. 2.2.6.2 Ketidakpuasan Konsumen

Kotler, (2002) ketidakpuasan konsumen (Dissatisfaction) adalah perasaan yang timbul apabila terjadi ketidaksesuaian antara persepsi dan harapan, dimana persepsi konsumen lebih rendah dibandingkan dengan harapannya. Tantangan sesungguhnya dalam mengukur kepuasan atau ketidakpuasan konsumen tidak hanya sekedar melalui pertimbangan penampilan dan harapan saja, dapat juga melalui sebuah proses yang sangat kompleks. Kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan apabila pemenuhan kebutuhan mereka terhadap kinerja suatu produk atau pelayanan tertentu telah sesuai dengan harapan mereka.

Ketidakpuasan mengenai model Diskonfirmasi Ekspektasi menjelaskan bahwa ketidakpuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan mengenai merek yang seharusnya berfungsi dengan evaluasi mengenai fungsi yang sesungguhnya, sehingga konsumen akan Ketidakpuasan mengenai model Diskonfirmasi Ekspektasi menjelaskan bahwa ketidakpuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan mengenai merek yang seharusnya berfungsi dengan evaluasi mengenai fungsi yang sesungguhnya, sehingga konsumen akan

2.2.4 Keterlibatan Konsumen

2.2.4.1 Pengertian Keterlibatan Konsumen Keterlibatan (involvement) adalah mengacu pada persepsi

konsumen tentang pentingnya atau relavansi personal suatu obyek, kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekwensi relavan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Mowen (2002:83), definisi keterlibatan (involvement) adalah pribadi yang dirasakan penting dan/atau minat konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang, jasa, atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami dan mengelaborasikan informasi tentang pembelian.

J. Paul. Peter and Jerry C. Olson, (2002:82) "Keterlibatan konsumen adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif {berfikir) dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan."

2.2.4.2 Faktor Terpenting Yang Mempengaruhi Tingkat Keterlibatan Konsumen

1. Jenis produk yang menjadi pertimbangan.

2. Karakteristik komunikasi yang diterima konsumen.

3. Karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi.

4. Kepribadian konsumen. Dalam komunikasi juga dapat meningkatkan keterlibatan seiring dengan naiknya emosi konsumen. Situasi atau konteks dimana pembelian dilakukan juga mempengaruhi keterlibatan. Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal- hal yang menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk. Mowen, (2002:83) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus.

Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi (high involvement) dalam pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan rendah (low involvement) atas pembelian suatu produk. Walaupun karakteristik low invovement merupakan fenomena bahkan fakta yang nyata, pemasar selalu berusaha agar konsumenya mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap pembelian produk yang ditawarkanya. Mowen and Minor, (2002:86) mengemukakan bahwa hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa konsumen yang lebih terlibat berarti mempunyai komitmen. Oleh karena itu, pemasar selalu mengarahkan konsumenya pada keterlibatan tinggi.

2.2.5 Pengaruh Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk adalah merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Kotler, 2002:13). Setiap perusahaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk yang ada. Produk merupakan suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya (Kotler, 2002).

Keputusan membeli barang dapat dilakukan oleh konsumen apabila produk yang tersedia mempunyai kualitas yang baik, lengkap, dan harganya teijangkau yang memuaskan. Sehingga akan membuat konsumen lebih senang karena barang yang diinginkannya tidak mengecewakan. Selain itu, konsumen lebih leluasa dalam memilih barang yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkannya jenis dan jumlahnya.

2.2.6 Pengaruh Kepuasan terhadap Keputusan Pembelian Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan. Mowen (2002:89) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen yang tidak puas 2.2.6 Pengaruh Kepuasan terhadap Keputusan Pembelian Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan. Mowen (2002:89) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen yang tidak puas

Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar, konsumen baru dan konsumen lama. Pada umumnya biaya untuk menaik konsumen baru lebih besar dibandingkan memper tahankan konsumen lama (Kotler and Amstrong, 2001:228) dengan cara memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Konsumen yang puas akan membeli kembali produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk tersebut, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama.

Sehingga dapat disimpulkan kepuasan yang dihasilkan dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang di lakukan oleh konsumen.

2.2.7 Pengaruh Keterlibatan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Keterlibatan adalah mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relavansi personal suatu obyek, kejadian, atau aktivitas. (Peter and Olson, 2002:82). Keterlibatan konsumen pada pembelian ponsel termasuk pada keterlibatan tinggi. Dalam pembelian ponsel konsumen harus mencari informasi yang detail tentang produk yang akan dibeli apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut, pada saat konsumen terlibat pada keterlibatan tinggi kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian merek lebih besar sedangkan konsumen 2.2.7 Pengaruh Keterlibatan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Keterlibatan adalah mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relavansi personal suatu obyek, kejadian, atau aktivitas. (Peter and Olson, 2002:82). Keterlibatan konsumen pada pembelian ponsel termasuk pada keterlibatan tinggi. Dalam pembelian ponsel konsumen harus mencari informasi yang detail tentang produk yang akan dibeli apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut, pada saat konsumen terlibat pada keterlibatan tinggi kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian merek lebih besar sedangkan konsumen

Pada keterlibatan tinggi atau rendah difokuskan pada pengidentifikasian jenis peraturan yang digunakan masyarakat untuk memutuskan alternatif-alternatif produk yang akan dibeli dan bagaimana konsumen merestrukturisasi informasi yang mereka terima sehingga dapat menentukan pilihan Mowen and Minor, (2002:56). Perbedaan mendasar pada keterlibatan tinggi dan keterlibatan rendah terletak pada proses keputusan pembelian. Misalkan seberapa banyak atribut yang digunakan untuk membandingkan beberapa merek, seberapa lama proses pemilihan di dalam memproses informasi. Misalnya seberapa luas penelurusan informasi, kemampuan daya serap pesan iklan, banyak dan jenis respon kognitif sebagai akibat paparan iklan.

Sehingga dapat disimpulan keterlibatan konsumen dapat berpengaruh atas keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

2.3 Kerangka Konseptual

Produk (X 1 )

Kepuasan (X 2 ) Keputusan Pembelian (Y)

Keterlibatan

Konsumen (X 3 )

Sumber: Peneliti (2013)

Keterangan:

X 1 : Produk merupakan variabel bebas yang mempengaruhi keputusan pembelian.

X 2 : Kepuasan merupakan variabel bebas yang mempengaruhi keputusan pembelian.

X 3 : Keterlibatan Konsumen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi keputusan pembelian. Y : Keputusan pembelian merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen.

Dasar penyusunan kerangka konsep pada penelitian ini mengenai pengaruh antar variabel. Pengaruh variabel yang perlu dijelaskan yaitu produk, kepuasan, keterlibatan konsumen dan keputusan pembelian. Kerangka konseptual digunakan untuk memberikan gambaran rancangan penelitian dengan dukungan konsep baik teoritik maupun empirik, yang dapat memberikan gambaran untuk pemilihan dan penyusunan indikator-indikator guna menilai variabel-variabel baik bebas maupun terikat dalam penelitian ini.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya dalam suatu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Bahwa produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya.

2. Bahwa produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya

3. Bahwa produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Fakultas Ekonomi di Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel penelitian, maka definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, a. Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Philip Kotler (2002:251-252) Keputusan Pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Keputusan pembelian diukur melalui dua indikator berikut:

1. Adanya jaminan produk.

2. Karena mudah didapatkan.

3.2.2 Variabel Bebas Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang manjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, 3.2.2 Variabel Bebas Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang manjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat,

1. Kualitas produk.

2. Fitur Produk.

3. Harga produk. Kepuasan (X2) Mowen (2002:89) Kepuasan didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Kepuasan diukur melalui tiga indikator berikut:

1. Kemudahan menggunakan fitur-fitur pada ponsel nokia.

2. Pelayanan dalam menanggapi keluhan konsumen.

3. Desain produk pada ponsel nokia membuat tertarik Keterlibatan Konsumen Mowen and Minor (2002:83) Keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan/minat konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang, jasa, atau ide. Keterlibatan konsumen diukur melalui enam indikator berikut:

1. Ketertarikan terhadap iklan ponsel nokia.

2. Model dari ponsel nokia mengikuti perkembangan zaman.

3. Permintaan saran dari orang lain. Untuk masing-masing indikator diketahui dari jawaban responden yang ada dalam kuisioner yang nilainya ditetapkan dengan Skala Likert dengan menggunakan 5 skala pengukuran yaitu:

1. Memilih jawaban sangat setuju sekali = nilai 5

2. Memilih jawaban sangat setuju = nilai 4

3. Memilih jawaban setuju = nilai 3

4. Memilih jawaban tidak setuju = nilai 2

5. Memilih jawaban sangat tidak setuju = nilai 1

3.3 Teknik Penentuan Populasi, Besar Sampel (Sampel Size) dan Teknik Pengambilan Sampel 33.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya angkatan 2008 hingga 2011. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi sebesar 1358 mahasiswa, dengan pembagian strata (tingkatan) sebagai berikut : Program Studi Manajemen sebesar 675 mahasiswa, Program Studi Akuntansi sebesar 636 mahasiswa dan Program

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Periode 2008-2011

Jumlah Keseluruhan

Sumber: BAAK

3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2006:56) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Umar (2008:65) untuk menghitung jumlah sampel yang diperlukan melalui kuisioner, maka digunakan rumus:

n= Dimana: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%.

Ukuran sampel ditentukan dengan tingkat presentase sebesar 10% sehingga dengan menggunakan rumus di dapatkan jumlah sampel sebagai berikut:

n=

n=

n=

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel sebesar 99,9 responden. Dengan demikian jumlah dari 1358 populasi yang ada dalam penelitian ini akan dibulatkan menjadi 100 responden yang akan diteliti dengan mengisi kuisioner.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel strata (Stratified) merupakan pengambilan sampel dimana populasinya dikelompokkan dalam strata tertentu kemudian diambil sampel secara random dengan populasi yang seimbang sesuai dengan posisi dalam populasi (Sugiarto, 2001).

Jumlah populasi yang akan diteliti sebesar 1358 maka ditentukan 100 sampel responden dengan cara mengisi kuisioner diantaranya adalah mahasiswa Manajemen sebesar 50 responden, Akuntansi sebesar 47 responden, dan IESP sebesar 3 responden sesuai dengan proporsi yang seimbang. Dimana kuisioner dibagikan kepada mahasiswa yang sedang terdaftar atau menempuh study di Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.

3.5 Prosedur Pengambilan / Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data Dalam penelitian ini terdapat pula dua macam sumber data berdasarkan pada cara memperolehnya yaitu:

1. Data Primer Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri langsung oleh obyeknya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban responden atas kuisioner dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama penelitian berlangsung.

2. Data Sekunder Data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa dokumen, catatan, buku yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu:

a. Metode Kuisioner Sejumlah daftar pernyataan tertulis yang disusun secara terstruktur, kemudian disebarkan kepada responden. Dalam hal ini yang menjadi responden penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.

b. Metode Observasi Mengadakan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti guna mencocokkan hasil kuisioner, sehingga mendapatkan keyakinan terhadap kebenaran data.

3.6 Pengujian Data

3.6.1 Uji Validitas Data Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai

τ hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan nilai τ tabel Jika hitung > τ tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Croribach Alpha (oc). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.7 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.7.1 Analisis Data

3.7.1.1 Persamaan Regresi Linier Berganda Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebagai langkah

selanjutnya dilakukan proses analisa dan pengolahan data yang selanjutnya dilakukan proses analisa dan pengolahan data yang

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +e

Keterangan: Y

= Keputusan Pembelian

X 1 = Produk

X 2 = Kepuasan

X 3 = Keterlibatan Konsumen

e = Variabel penganggu / standart error / tingkat kesalahan

a = Konstanta / intersep

b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefisien tiap-tiap variabel regresi

3.7.1.2 Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian klasik ini terdiri dari beberapa asumsi sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif data sesungguhnya dengan komulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data akan membandingkan dengan garis normal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Uji Multikolinieritas Pengujian terhadap Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas tersebut tidak saling berkorelasi. Salah satu cara mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan uji korelasi pearson. Apabila koefisien korelasi bermakna, maka hal ini berarti pada variabel bebas teijadi Multikolinieritas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinieritas di dalam model regresi dapat digunakan beberapa cara:

1) Menganalisis matriks korelasi variabel-vaiabel bebas. Jika antara variabel bebas memiliki korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolinieritas.

2) Multikolinieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF yang diperolehnya. Jika nilai tolerance yang diperoleh kurang dari 1 dan VIF antara 1 dan 10 maka dapat dikatakan bahwa persamaan suatu model penelitian tidak menunjukkan gejala multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tutup, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (SRESID) dan variabel bebas (ZPRED). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah X yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis:

1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyem- pit), maka mengindikasikan telah teijadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak teijadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi Pengujian Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) dan ruang (cross section). Hal ini mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun sebelumnya menyebabkan uji F dan uji t menjadi tidak lagi efisien atau varians tidak lagi maksimum. Untuk mengetahui ada atau tidaknya Autokorelasi, dapat dilakukan uji Durbin Watson dengan ketentuan:

1) Nilai DW < 1,10 ; ada Autokorelasi

2) Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 ; tanpa kesimpulan

3) Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46; tidak ada Autokorelasi

4) Nilai DW antara 2,47 s.d 2,90 tanpa kesimpulan

5) Nilai DW> 2,90; ada Autokorelasi

3.7.1.3 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi (R) mengukur tingkat keeratan hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat pada model regresi. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) merupakan hasil pengkuadratan koefisien

korelasi yang menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat atau dengan kata lain seberapa besar X dapat memberikan kontribusi terhadap Y. Dalam

penelitian ini variabel bebas terdiri dari Produk (X 1 ), Kepuasan (X 2 ), dan

Keterlibatan Konsumen (X 3 ). Sedangkan variabel terikat adalah Keputusan Pembelian (Y) Ponsel Nokia.

3.7.2 Uji Hipotesis

3.7.2.1 Uji Hipotesis I (Uji F) Uji F untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh variabel- variabel bebas yaitu produk, kepuasan, keterlibatan konsumen secara bersama-sama terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Dengan Langkah- langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

H 0 :ß 1 =ß 2 =ß 3 = 0, tidak ada pengaruh secara simultan antara produk (X 1 ), kepuasan (X 2 ), keterlibatan konsumen (X 3 ) dalam keputusan pembelian (Y). Ha : ß 1 ≠ß 2 ≠ß 3 ≠ 0, ada pengaruh secara simultan antara produk (X 1 ), kepuasan (X 2 ), keterlibatan konsumen (X 3 ) dalam keputusan pembelian (Y).

2. Level of significance (a) = 0,05

3. Menentukkan nilai F tabel dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan derajat kebebasan dfl = k dan df2 = n - k - 1, sedangkan F hitung dapat diketahui dari hasil output SPSS for windows (dilihat tabel ANOVA pada kolom F).

4. Menentukan kriteria pengujian, yaitu dengan berdasarkan analisis

F hitung dan nilai signifikannya untuk masing-masing variabel. Menurut Sugiono (2006:81), Kaidah pengujian F hitung : F hitung dan nilai signifikannya untuk masing-masing variabel. Menurut Sugiono (2006:81), Kaidah pengujian F hitung :

b. Jika F hitung < F tabel , maka H o ditolak dan H a diterima, berarti variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

3.7.2.2 Uji Hipotesis n (Uji t) Uji t untuk menguji tingkat signifikan peranan antara variabel

bebas (Produk, kepuasan, keterlibatan konsumen) terhadap variabel terikat (Keputusan pembelian) secara parsial. Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

a. H 0 :ß 1 = 0 (tidak ada pengaruh) artinya bahwa variabel bebas (X) tidak mempunyai pengaruhi secara parsial yang signifikan terhadap variabel terikat (Y), dimana i=l,2,3

b. Ha : ß 1 ≠ 0 (ada pengaruh) artinya bahwa variabel bebas (X) mempunyai pengaruh secara parsial yang signifikan terhadap variabel terikat (Y), dimana i= 1,2,3.

2. Level of signifinance (a) = 0,05

3. Menentukkan nilai t tabel dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df - n - k, sedangkan t hitung dapat diketahui dari hasil output SPSS for windows (dilihat tabel Coefficierti pada kolom t)

4. Menentukan kriteria pengujian, yaitu dengan berdasarkan analisis t hitung dan nilai signifikannya untuk masing-masing variabel dimana:

a. Jika t hitung <t tabel maka H o diterima dan H a ditolak, berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

b. Jika t hitung >W i maka H o ditolak dan H a diterima, berarti variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

3.7.2.3 Uji Hipotesis III (Uji Dominan) Untuk mengetahui variabel mana yang dominan pengaruhnya

diantara variabel bebas yang terdiri dari Produk (X 1 ), Kepuasan (X 2 ), dan Keterlibatan Konsumen PC3) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y) Ponsel Nokia, maka dilakukan dengan melihat ranking koefisien regresi yang distandarkan (ß) atau Standardized of Coefficients Beta dari masing-masing variabel bebas yang signifikan. Variabel yang memiliki koefisien ß (beta) terbesar merupakan salah satu variabel bebas (X) yang dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Bhayangkara Surabaya Universitas Bhayangkara Surabaya adalah sebuah Perguruan Tinggi di Surabaya yang statusnya milik Yayasan Brata Bhakti Daerah Jawa Timur. Didorong oleh kesadaran tinggi untuk memberikan pengabdian yang terbaik melalui jalur pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dalam upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya dan dengan didorong pula oleh semangat Tri Brata melalui prakarsa perwira-perwira Kepolisian Daerah Jawa Timur (d. h. SKOMDAK X / JAWA TIMUR). Bertepatan dengan peringatan Hari Bhayangkara - Hari Kepolisian RI Ke-38, tepatnya tanggal 1 Juli 1982, Universitas Bhayangkara Surabaya didirikan dengan empat fakultas. Salah satu syarat pendirian Perguruan Tinggi Swasta adalah harus berada dibawah yayasan, oleh karena itu maka dibentuklah Yayasan Semeru sebagai Badan Lembaga Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta melalui Akte Notaris Nomor : 14 Tanggal 19 Juni 1982 diperbaharui dengan Akte Notaris Nomor: 110 Tanggal 17 Januari 1994.

Kemudian muncul Kebijakan Kapolri harus bahwa semua yayasan yang berada dibawah kendali Kepolisian harus diubah menjadi Yayasan Brata Bhakti, maka Yayasan Semeru diubah menjadi Yayasan Brata Bhakti Kepolisian Daerah Jawa Timur (YBBDJ) akan tetapi sekarang dirubah lagi menjadi Yayasan Brata Bhakti Daerah Jawa Timur (YBBDJ) dengan menghilangkan unsur kata Kepolisian. Pada tahun 1985 seluruh fakultas dan jurusan atau program studi Ubhara Surabaya memperoleh status "Terdaftar" (dimana sebelumnya baru memiliki ijin operasional dari Kopertis Wilayah VII Jawa Timur). Berkat kesungguhan dari para pemrakarsa dan pengelolah serta petunjuk dan arahan dari pimpinan POLRI dalam menata Perguruan Tinggi, Ubhara Surabaya dapat tumbuh dan berkembang seiring dengan diberlakukannya kebijakan nasional dan kualifikasi penyelenggaraan PTS dalam menjalankan fungsi pendidikan tinggi.

Pada tahun 1991 berturut-turut Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, serta Fakultas Teknik memperoleh status "Diakui" serta berlanjut pada tahun 1996 untuk Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negara memperoleh status "Disamakan". Bersamaan dengan itu semua, dalam penyediaan sarana dan prasarana sebagai infrastruktur fisik berupa bangunan, gedung kuliah dan perkantoran, telah didirikan beberapa bangunan diatas lahan yang luas dan berada pada lokasi yang strategis dijantung kota

Metropolitan Surabaya. Sehingga menjadikannya sebagai PTS yang meyakinkan bagi Masyarakat luas dan tidak diragukan lagi sebagai wadah kawah candra dimuka dan gerba wiyata luhur bhayangkara.

Melihat yang demikian semakin disadari dan diyakini bahwa hal tersebut merupakan aset strategis POLRI untuk dapat lebih berkembang lagi seiring dengan peranan utama yang harus dilakukan, yakni meningkatkan mutu pendidikan sebagai kontribusi POLRI dalam bidang Pembangunan Pendidikan Nasional.

4.2 Data dan Diskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Pengujian Data/Pengambilan Data Kuisioner

1. Uji Validitas Kuisioner

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha

Total Correlation if Item Deleted Butirl

Item Deleted

Item Deleted

Sumber: Peneliti (2013) Uji validitas dalam hal ini bertujuan untuk menguji tingkat ketepatan instrumen dalam mengukur suatu kuisioner. Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan analisis korelasi pearson Sumber: Peneliti (2013) Uji validitas dalam hal ini bertujuan untuk menguji tingkat ketepatan instrumen dalam mengukur suatu kuisioner. Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan analisis korelasi pearson

Hasil perhitungan uji validitas terhadap butir item pertanyaan menunjukkan bahwa seluruh butir item kuisioner semuanya valid. Item kuisioner dinyatakan valid karena semua item kuisioner lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi (a) = 5% yaitu sebesar 0,195. Dari hasil uji validitas dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuisioner dinyatakan sah dan dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian.

2. Uji Reliabilitas Kuisioner Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui besarnya indeks kepercayaan instrument dari butir item kuisioner. Setelah dilakukan uji validitas dan diperoleh butir pertanyaan yang valid, selanjutnya dilakukan uji reabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Keputusan untuk mengetahui bahwa instrument adalah reliable jika nilai r Alpha > 0,6. Dari analisis dengan program SPSS diperoleh uji reliabilitas seperti pada Tabel

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Sumber: Peneliti (2013) Dari hasil uji tersebut terlihat nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,774 lebih besar dari 0,6 yang berarti butir item pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliable dan dapat digunakan dalam penelitian.

43 Analisis Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Analisis Hasil Penelitian

43.1.1 Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis regresi adalah salah satu alat ukur analisis kausal yang telah dikenal luas. Analisis ini ditunjukkan untuk mengukur pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat tertentu. Rekapitulasi hasil persamaan regresi linier berganda akan diperlihatkan dalam perhitungan SPSS pada Tabel 4.3:

Tabel 43

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficients'

Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF 1 (Constant) 2.466

B Std. Error

Sumber: Peneliti (2013)

Berdasarkan data Tabel 43 maka dapat diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 2,466 + 0,071 X 1 +0,413 X 2 + 0,437 X 3

a = 2,466 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila variabel bebas yaitu X 1 (Produk), X 2 (Kepuasan) dan X 3 (Keterlibatan Konsumen) sama dengan nol, maka besarnya variabel Y (Keputusan Pembelian) adalah 2,466. Dengan kata lain besarnya keputusan pembelian tidak dapat digambarkan secara kuantiatif, jika tidak ada variabel produk, kepuasan dan keterlibatan konsumen masih ada variabel lain diluar model yang mempengaruhi,

b = 0,071 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X 1 (Produk) yang berarti setiap peningkatan (penambahan) variabel Produk (X 1 ) akan meningkatkan variabel terikat Y (Keputusan Pembelian) sebesar 0,071. Dengan asumsi variabel bebas lainnya (X 2 dan X 3 ) konstan. Jika variabel Produk, ada kecenderungan meningkat maka Keputusan Pembelian akan meningkat. Jika variabel produk ada kecenderungan menurun maka Keputusan Pembelian juga akan menurun, c = 0,413 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas