PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya).
PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Erika Hardiyanti NIM 1004077
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA 2014
LEMBAR PERSETUJ
PERNYATAAN
(2)
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH METODE ESA (ENGAGED, STUDY, ACTIVATE) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS” ini beserta seluruh isinya adala benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanki apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
Erika Hardiyanti NIM 1004077
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah dan masih memberikan rahmat dan karunianya yang tiada henti kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap Keterampilan Berbicara Siswa pada Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar. (Penelitian Kuasi-Eksperimen pada Siswa Kelas III SDN Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya).”
(3)
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Selesainya penulisan skripsi ini tak lepas dari pertolongan dari Allah SWT, dorongan motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi.
Peneliti hanya mampu memberikan do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dan ucapan terimakasih yang rasanya tak cukup untuk membalas amal dan kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Kritik dan saran dengan senang hati peneliti harapkan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
Tasikmalaya, Juni 2014
(4)
PENGARUH METODE
“ESA”
(
ENGANGED, STUDY, ACTIVATE)
TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Erika Hardiyanti, Didi Sutardi Danawijaya dan Desiani Natalina
Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama pada keterampilan berbicara. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate) yang dikembangkan oleh Jeremy Harmer (1998). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode ESA
(Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris
di kelas III SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuasi Eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan jenis
Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas III SDN Cieunteung
2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IIIA dan IIIB dengan jumlah masing-masing siswa sebanyak 25 orang siswa. Instrumen utama yang digunakan peneliti adalah performance
test berupa percakapan sederhana dalam bahasa Inggris. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil tes
awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest) yang dilakukan siswa. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dilihat dari perolehan rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 14,28, dan kelas kontrol sebesar 11,76. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode ESA
(Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris
di kelas III sekolah dasar. Analisis tersebut berdasarkan hasil uji-t pada posstest di kedua kelas dengan menggunakan uji statistik Independent Simple T Test yang hasilnya menyatakan bahwa nilai signifiansi 0,001 < 0,05. Artinya H ditolak dan Ha diterima yang artinya keterampilan berbicara
siswa pada pembelajaran bahasa Inggris yang menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) lebih baik daripada pembelajaran yang tidak menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate). Kata Kunci : Keterampilan berbicara, metode pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate)
(5)
INFLUENCE OF USING “ESA” (ENGANGED, STUDY, ACTIVATE)
METHOD TOWARD STUDENT SPEAKING SKILL AT ENGLISH
LESSON
Erika Hardiyanti, Didi Sutardi Danawijaya dan Desiani Natalina
Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
Abstract
This research is about lesson method who can using in English lesson at speaking skill. One of a method who can used is ESA (Engaged, Study, Activate) method by Jeremy Harmer (1998). This purpose of this research is knowing the influence of using ESA (Engaged, Study, Activate) method toward student speaking skill at English lesson in class III SDN Cieunteung 2 Tasikmalaya. Method of research that used is Eksperiment with Quasi-Experimental type. Research design that used is Nonequivalent Control Group Design. Population of this research is class III SDN Cieunteung 2, there are experiment class and control class. Sample that used is A class and B class with 25 students in every class. Main istrument that used is performance test with simple dialogue in English. Data is proccess and analyze from student pretest and posttest. Data analyze is quantitative analyze using Microsoft Excel 2010 and SPSS 16.0 for Windows. The result of this research is student speaking skill in experiment class better than control class. Posttest mean in experiment class is 14,28 and control class is 11,76. The result of analyzed in uji-t posttest in experiment and control class with statistic Independent Simple T Test is sig. value 0,001 < 0,05, so rejected dan Ha accepted, so there student
speaking skill at Englih lesson with using ESA (Engaged, Study, Activate) method better than the lesson with not using ESA (Engaged, Study, Activate) method.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A.
Kajian Pustaka ... 10
1. Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 10
2. Metode Pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate) ... 12
3. Keterampilan Berbicara bahasa Inggris ... 15
B. Kerangka Pemikiran ... 20
C. Anggapan Dasar ... 21
D. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 23
B. Desain Penelitian ... 24
C. Metode Penelitian ... 25
(7)
E. Variabel Penelitian ... 25
F. Instrument Penelitian ... 26
G. Proses Pengembangan Instrumen ... 26
1. Uji Validitas ... 26
2.Uji Reabilitas ... 31
H.
Teknik Pengumpulan Data ... 35
I.
Analisis Data ... 35
1. Analisis Deskriptif ... 35
2. Analisis Inferensial... 36
3. Uji Hipotesis Statistik ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian ... 381. Deskripsi Penelitian Keterampilan Berbicara Siswa pada Pembelajaran bahasa Inggris ... 39
2. Analisis Inferensial (Uji Asumsi) ... 51
B. Pembahasan ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Rubrik Penilaian Speaking Amy Buttner ... 18
Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Validitas ... 27
(8)
Tabel 3.4 Nilai Koefisien Korelasi (rxy) ... 29
Tabel 3.5 Nilai thitung ... 30
Tabel 3.6 Validitas Instrumen ... 31
Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas ... 32
Tabel 3.8 Kriteria Reabilitas ... 34
Tabel 3.9 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ... 44
Tabel 4.1 Interval Kategori ... ... 39 Tabel 4.2 Interval Kategori Pretest Kemampuan Berbicara Siswa ... 41
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42
Tabel 4.4 Interval Kategori Posttest Kemampuan Berbicara Siswa ... Tabel 4.4 Statistik Deskpriptif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46 ... Tabel 4.5 Interval Kategori Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 45
Tabel 4.6 Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 47
Tabel 4.7 Kategori Interpretasi Normal Gain ... 48
Tabel 4.8 Data Normal Gain Kelas Eksperimen ... 49
Tabel 4.9 Data Normal Gain Kelas Kontrol ... 50
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Normal Gain ... 54
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Normal Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.15 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Tabel 4.16 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57 Tabel 4.17 Hasil Uj-t Perbedaan Rata-Rata Normal Gain
(9)
(10)
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21
Gambar 3.1 Desain Penelitian... 24
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 25
Gambar 3.3 Rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ... 27
Grafik 4.1 Interval Kategori Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41
Grafik 4.2 Interval Kategori Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
(11)
Lampiran A ... 66
Lampiran B ... 88
Lampiran C ... 95
Lampiran D ... 124
Lampiran E... 129
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting untuk melakukan interaksi antar individu. “Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.” (Depdiknas, 2005, hlm.18). Dari kutipan tersebut dapat dinyatakan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dalam rangka menyampaikan suatu ide, pesan, maksud dan pendapat seseorang kepada orang lain.
Di era globalisasi saat ini, bahasa Inggris sangat penting dan menjadi suatu kebutuhan untuk dipelajari. Karena, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh bangsa-bangsa di dunia untuk berkomunikasi. Untuk berkomunikasi dengan baik, diperlukan keterampilan berbicara yang baik. Maka dari itu, menguasai keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris merupakan modal awal dalam kesuksesan untuk menyambut era globalisasi. Dengan mempelajari bahasa Inggris, siswa diharapkan dapat berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan BNSP (2006, hlm.47) salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa yaitu bahasa Inggris yang merupakan sebuah alat komunikasi yang bersifat global. Dari proses komunikasi tersebut tentu terdapat empat kegiatan yang berbeda yang menunjang satu sama lain, yaitu empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak (listening), berbicara (speaking), menulis (writing) dan membaca (reading).
Dari keempat keterampilan bahasa tersebut, saat ini keterampilan berbicara menjadi perhatian utama. Siswa kurang memiliki kesempatan untuk berbicara dalam bahasa Inggris di depan umum baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, guru sekolah dasar seharusnya dapat memadukan keempat keterampilan bahasa Inggris tersebut dengan baik sehingga tidak hanya menulis
(13)
2
dan mendengarkan saja yang disampaikan, tetapi siswa juga harus bisa tampil di depan kelas tanpa rasa malu dan takut yaitu melalui keterampilan membaca dan berbicara. Hal ini akan membuat siswa belajar secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
Studi pendahuluan dan observasi terhadap pembelajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan di kelas III SDN Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya pada hari Sabtu, 12 Februari 2014, sebagian besar siswa sangat tertarik untuk mempelajari bahasa Inggris. Namun, siswa merasa sering cepat bosan dan jenuh ketika belajar bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan siswa hanya menyimak, menulis, dan mengucap ulang apa yang disampaikan guru. Kegiatan yang dilakukan adalah guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan disampaikan. Siswa mengeksplorasi pengetahuannya kemudian guru menuliskan kosakata bahasa Inggris yang disebutkan siswa di papan tulis. Guru menambahkan kosakata dan menyebutkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, selanjutnya siswa mengucap ulang kosakata yang diucapkan guru. Guru memberikan contoh kalimat sederhana untuk dihafalkan oleh siswa dalam kegiatan berbicara (speaking). Dalam kegiatan pembelajaran, guru memadukan aspek keterampilan bahasa secara seimbang antara keterampilan menulis (writing), mendengarkan(listening), membaca (reading), dan berbicara (speaking). Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru jarang menggunakan variasi dalam pembelajaran seperti permainan, bernyanyi, menggunakan video dan lainnya.
Salah satu permasalahan yang dihadapi ketika mengajar bahasa Inggris di kelas tersebut adalah ketika mengajarkan speaking. Siswa sering mengucapkan kata dalam bahasa Inggris sesuai dengan ejaan dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebakan karena siswa memiliki keterbatasan kosakata serta siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris di lingkungan sekolah maupun rumah. Kurangnya kesempatan tersebut membuat siswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
(14)
3
Dengan adanya permasalahan tersebut, tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang telah direncanakan tidak akan tercapai. Siswa akan sulit untuk bersaing secara internasional karena siswa tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Siswa juga menganggap bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit karena dalam proses pembelajaran siswa cenderung cepat bosan. Hal tersebut mempengaruhi minat siswa dalam belajar bahasa Inggris di tingkat yang lebih tinggi. Pembelajaran yang dilakukan tidak menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bisa menerima materi pembelajaran secara optimal.
Jika terdapat permasalahan, tentu harus ada solusi untuk mengarasi permasalahan tersebut. Guru memerlukan suatu inovasi dalam pendekatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak bersifat konvensional. Menurut Mubiar (dalam Nuraeni dkk 2013 : 2), ‘Pendekatan konvensional yang dilakukan kebanyakan pendidik pada saat ini cenderung menekankan pada pola kerja otak kiri saja. Padahal potensi otak manusia sangatlah besar. Pembelajaran akan optimal jika semua potensi otak itu diaktifkan’. Pembelajaran bukan hanya sekedar kegiatan “mentransfer” ilmu dari guru kepada siswa. Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna.
Berdasarkan kutipan teori tersebut, untuk menciptakan suatu pembelajaran yang harmonis dan efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, peneliti tertarik untuk menggunakan metode ESA (Engage, Study, Activate) dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Jeremy Harmer pada tahun 1998. Harmer (1998) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, ESA diibaratkan seperti sebuah sistem komputer di mana semuanya saling berhubungan.Dengan menggunakan metode ini, siswa akan bisa mengembangkan dan menggunakan pengetahuan bahasa yang dimilikinya karena metode ini menuntut siswa untuk berbicara aktif dan guru hanya berperan sebagai aktivator .
Untuk itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Metode ESA (Engage, Study, Activate) terhadap Keterampilan Berbicara dalam
(15)
4
Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar”. Dengan penelitian ini, peneliti berharap dapat mengetahui seberapa besar pengaruh metode ESA (Engage, Study, Activate) terhadap pembelajaran Bahasa Inggris terutama pada keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa Sekolah Dasar untuk selanjutnya dapat dijadikan gambaran atau acuan untuk perbaikan pembelajaran bahasa Inggris di masa yang akan datang.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Terdapat permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran agar menarik dan bermakna bagi siswa. Hal ini tentu berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode pembelajaran menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran terasa kurang aktif dan menyenangkan. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara akan berdampak pada kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi atau berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran bahasa Inggris yang inovatif sehingga mampu mengembangkan keterampilan berbicara siswa dan membuat pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan bermakna. Jika pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan oleh guru menarik dan bermakna bagi siswa, serta kebanyakan siswa menyenangi pelajaran tersebut diharapkan anggapan bahwa pelajaran Bahasa Inggris itu adalah pelajaran yang sulit akan hilang dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima konsep saja, akan tetapi siswa juga dapat memahami dan mengapliasikan konsep yang telah diterima melalui pengalaman belajar.
Berdasarkan hal tersebut, maka teridentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris kurang kreatif dan efektif
(16)
5
2. Keterampilan berbicara siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris masih kurang
C. Rumusan Masalah Penelitian
Bertolak dari latar belakang, maka rumusan masalah umum yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris?”. Pembahasan rumusan permasalahannya sebagai berikut :
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIA SDN Cieunteung 2 KecamatanCihideung Kota Tasikmalaya?
2. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana perbedaan hasil belajar pada keterampilan berbicara siswa di
kelas IIIA dan IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIA SDN Cieunteung 2 KecamatanCihideung Kota Tasikmalaya
2. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
(17)
6
3. Mengetahui perbedaan hasil belajar pada keterampilan berbicara siswa di kelas IIIA dan IIIB SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya
E. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan kegiatan apapun, tentunya kita ingin memiliki manfaat atau faedah, baik untuk kita sendiri atau untuk orang lain. Begitupula dengan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai metode pembelajaran lain, khususnya metode pembelajaran ESA (Engaged, Study, Activate) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Manfaat yang dapat diambil oleh siswa antara lain :
1) Membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate); 2) Memudahkan siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan berbicara di
depan kelas;
3) Memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran Bahasa Inggris;
4) Membantu siswa untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris mereka.
b. Bagi guru
Manfaat yang dapat diambil oleh guru yaitu :
1) Memberikan pengalaman kepada guru maupun calon guru dalam merancang penggunaan metode ESA (Engaged, Study, Activate) dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasaInggris;
(18)
7
2) Menambah variasi metode dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar;
3) Memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai metode-metode pembelajaran lain.
c. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah antara lain :
1) Memberikan sumbangan pikiran bagi sekolah untuk menentukan rencana pembelajaran yang efektif dalam menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;
2) Menambah wawasan tentang bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.
BAB I Pendahuluan
Bab I skripsi berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
a. Latar Belakang Penelitian
Bagian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut, baik dari sisi teoritis maupun praktis.
b. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan mengidentifikasi masalah, penulis dapat menentukan batasan permasalahan sehingga dapat terjadi pemfokusan teori dan variabel serta kaitan antar variabel yang diteliti.
(19)
8
c. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah ini dapat dibuat setelah diidentifikasinya masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyajikan hal yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus selaras dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya.
e. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bisa dilihat dari salah satu atau beberapa aspek diantaranya manfaat dari segi teori, manfaat dari segi kebijakan, manfaat dari segi praktik, dan manfaat dari segi isu serta aksi sosial.
BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis.
Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel penelitian.
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teoritis dan atau tinjauan pustaka.
BAB III: Metode Penelitian
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, diantaranya lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab hasil penelitian dan pembahasan ini terdiri atas dua hal utama, yakni: a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
(20)
9
b. Pembahasan atau analisis temuan BAB V : Simpulan dan Saran
Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara simpulan, yakni dengan cara butir demi butir, atau dengan cara uraian padat.
(21)
23
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil adalah SD Negeri Cieunteung 2, yang terletak di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Adapun alasan memilih SD Negeri Cieunteung 2 sebagai lokasi penelitian adalah karena SD Negeri Cieunteung 2 letaknya di pusat kota, dan masih menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam proses pembelajaran sehingga mata pelajaran Bahasa Inggris masih diajarkan di SD Negeri Cieunteung 2 ini.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2013, hlm. 117). Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
3. Sampel
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Peneliti bermaksud menggunakan teknik ini dengan pertimbangan bahwa populasi yang digunakan relative sedikit dan peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2013, hlm.85).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIIA dan IIIB SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya dengan jumlah 25 siswa pada masing-masing kelas.
(22)
24
B. Desain Penelitian
Dalam kuasi eksperimen, terdapat dua bentuk design yang dapat digunakan, yaitu time series design dan nonequivalent control group design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk control group design. Control group design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design dimana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Desain nonequivalent control group design berbentuk:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(Sugiyono, 2013)
Keterangan:
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen
O1 = Pretest (tes awal) kelas eksperimen
O2 = Posttest (tes akhir) kelas eksperimen
O3 = Pretest (tes awal) kelas kontrol
O4 = Posttest (tes akhir) kelas kontrol
Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O1 dan O3 adalah keterampilan berbicara siswa sebelum mendapatkan perlakuan atau treatment (X) dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate). O2 adalah keterampilan berbicara siswa setelah mendapatkan perlakuan, O4 adalah keterampilan berbicara siswa yang tidak diberi perlakuan. Sehingga, pengaruh penerapan metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara yaitu (O2-O1) – (O4-O3).
E O1 X O2
(23)
25
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Sugiyono (2013. hlm. 72) menyatakan bahwa “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Metode eksperimen relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai “Pengaruh Metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap Kemampuan Berbicara Siswa” Dalam metode eksperimen ini peneliti memilih bentuk desain quasi eksperimental. Pada desain quasi eksperimen ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang berfungsi mengontrol variabel-variabel luar dari pelaksanaan penelitian eksperimen walaupun tidak sepenuhnya berfungsi.
D. Definisi Operasional
a. Menurut Tarigan (1981: 15) ’berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan’.
b. Metode ESA (Engaged, Study, Activate) adalah metode yang juga disebut dengan metode sistem komputer, dimana di dalamnya terdapat tiga tahapan pembelajaran yaitu tahap Engaged, tahap Study dan tahap Activate.
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen adalah pengaruh metode ESA (Engaged, Study, Activate), sedangkan variabel dependen adalah keterampilan berbicara siswa.
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
(24)
26
Dimana:
X = Pengaruh metode ESA (Engaged, Study, Activate)
Y = Keterampilan berbicara siswa
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013. hlm.48), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur keterampilan berbicara siswa setelah diberi perlakuan.
Instrumen penelitian pada penelitian ini berupa performance test keterampilan berbicara siswa kelas III semester dua. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran (one group pretest-posttest design). Instrumen penelitian pendukung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP digunakan sebagai acuan atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Untuk menilai keterampilan berbicara pada performance test yang dilakukan siswa, diperlukan sebuah rubrik penilaian. Rubrik penilaian yang digunakan, mengadaptasi dari rubrik penilaian berbicara (speaking) Amy Buttner (2013). Rubrik penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas
Setelah pembuatan instrumen selesai, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu menguji instrumen penelitian. Untuk mengetahui valid atau tidaknya sebuah instrumen penelitian, perlu diuji melalui teknik pengujian validitas. Jika valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2013:173). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengujian validitas konstrak (Construct Validity). Peneliti bersama dengan ahli menganalisis instrument agar tercipta
(25)
27
instrument yang valid. Perbaikan akan dilakukan secara berulang-ulang sampai alat ukur benar-benar memenuhi syarat dan dianggap layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Demi mendapat kesahihan, instrumen juga diujikan kepada responden.
Setelah instrumen diujicobakan, data kemudian di tabulasi dengan bantuan program Microsoft Excel 2010, kemudian dilakukan pengujian analisis item. Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris, digunakan uji statistik dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu:
= ∑ − (∑ )(∑ )
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
Gambar 3.3 Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment
rxy : Koefisien korelasi
∑Xi : Jumlah skor item ∑Yi : Jumlah skor total N : Jumlah responden
(Riduwan, 2009 : 98)
Untuk mengetahui kriteria suatu instrumen memiliki validitas tinggi atau rendah dapat melihat kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Kriteria Validitas
Nilai rxy Kriteria
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
(26)
28
Pengujian validitas ini dilakukan bukan kepada subjek yang akan dijadikan sampel penelitian, yaitu dilakukan kepada siswa kelas III SD Negeri Cieunteung 3 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 31 siswa. Instrumen ini terdiri dari 5 item aspek keterampilan berbicara yang dikemas dalam performance test.
Berikut ini salah satu contoh hasil uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment.
Tabel 3.3
Distribusi Nilai Uji Validitas
Aspek Pertama
Siswa X Y X2 Y2 XY
S1 5 16 25 256 80
S2 4 13 16 169 52
S3 5 18 25 324 90
S4 4 11 16 121 44
S5 4 13 16 169 52
S6 4 13 16 169 52
S7 5 15 25 225 75
S8 5 14 25 196 70
S9 2 5 4 25 10
S10 3 8 9 64 24
S11 1 5 1 25 5
S12 1 4 1 16 4
S13 4 13 16 169 52
S14 3 9 9 81 27
S15 2 6 4 36 12
S16 2 5 4 25 10
S17 2 5 4 25 10
S18 3 10 9 100 30
S19 3 10 9 100 30
S20 3 8 9 64 24
S21 3 8 9 64 24
S22 4 11 16 121 44
S23 4 10 16 100 40
S24 4 14 16 196 56
(27)
29
Lanjutan Tabel 3.3
S26 5 19 25 361 95
S27 5 19 25 361 95
S28 3 8 9 64 24
S29 3 12 9 144 36
S30 4 13 16 169 52
S31 3 12 9 144 36
Jumlah 106 338 402 4204 1288
= ∑ − (∑ )(∑ )
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
= 31 1288 − (106)(338)
31 402 − (106) 31 4204 − (338)
= 39928 − 35828
√12462 − 11236 130262 − 114224
= 4100
√1226 16018
= 4100
√19638068 = 0,92
Jadi, nilai rxy yang didapat adalah 0,92.
Tabel 3.4
Nilai rxy
Item Aspek rxy
1 0,92
2 0,94
3 0,93
4 0,89
Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila t-hitung > t-tabel dan sebaliknya suatu instrumen dikatakan tidak valid apabila t-hitung < t-tabel. Setelah nilai rxy diketahui maka langkah selanjutnya yaitu mencari t-hitung dengan menggunakan rumus berikut:
(28)
30
!"#= √1 − √$ − 2
Gambar 3.3
Rumus Mencari thitung
Salah satu contoh perhitungan t-hitung untuk item aspek pertama:
!"#= √$ − 2
√1 − = 0,92√31 − 2
√1 − (0,92) = 0,92 5,38
√1 − 0,85 = 4,95
0,15
= 4,950,39 = 12,69
Jadi, nilai t-hitung pada item aspek pertama adalah sebesar 12,69.
Tabel 3.5
Nilai thitung
Item
Aspek rxy thitung
1 0,92 12,69
2 0,94 14,69
3 0,93 14,05
4 0,89 10,69
Setelah t-hitung diketahui, selanjutnya adalah membandingkan nilai t-hitung dengan harga t-tabel (dapat dilihat pada tabel t). Bila nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel, maka instrumen dapat dinyatakan valid.
(29)
31
Tabel 3.6
Hasil Validitas Instrumen
Item
Aspek rxy thitung ttabel
Valid / Tidak
Valid Keterangan
1 0,92 12,69 2,045 Valid Sangat Tinggi
2 0,94 14,69 2,045 Valid Sangat Tinggi
3 0,93 14,05 2,045 Valid Sangat Tinggi
4 0,89 10,69 2,045 Valid Sangat Tinggi
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel sehinggadapat diartikan bahwa semua item aspek dinyatakan valid dengan kriteria sangat tinggi.
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010 : 221). Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan (keajegan) alat pengumpul data (instrumen yang digunakan). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan teknik Alfa Cronbach. Adapun rumus mencari koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah :
= %& − 1' (1 −& ∑ )) * Keterangan :
k : jumlah item
) : mean kuadrat kesalahan ) : varians total
Berikut contoh salah satu pengujian reabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach:
(30)
32
Tabel 3.7
Hasil Uji Reabilitas
Siswa Nama Item Xt Xt2
Pemahaman Ketelitian Kefasihan Pelafalan
S1 5 3 4 4 16 256
S2 4 3 3 3 13 169
S3 5 4 4 5 18 324
S4 4 2 3 2 11 121
S5 4 3 3 3 13 169
S6 4 3 3 3 13 169
S7 5 4 3 3 15 225
S8 5 4 3 2 14 196
S9 2 1 1 1 5 25
S10 3 1 2 2 8 64
S11 1 1 1 2 5 25
S12 1 1 1 1 4 16
S13 4 3 3 3 13 169
S14 3 2 2 2 9 81
S15 2 1 2 1 6 36
S16 2 1 1 1 5 25
S17 2 1 1 1 5 25
S18 3 2 3 2 10 100
S19 3 2 3 2 10 100
S20 3 2 1 2 8 64
S21 3 1 2 2 8 64
S22 4 3 2 2 11 121
S23 4 3 2 1 10 100
S24 4 3 4 3 14 196
S25 3 2 3 3 11 121
S26 5 5 5 4 19 361
S27 5 5 5 4 19 361
S28 3 2 1 2 8 64
S29 3 3 3 3 12 144
S30 4 3 3 3 13 169
S31 3 3 3 3 12 144
106 77 80 75 338 4204
JKs 11236 5929 6400 5625
(31)
33
Lanjutan Tabel 3.7
Jki 402 233 246 213
1094
Berdasarkan data pada tabel 3.7, maka perhitungan dilakukan dengan cara manual menggunakan rumus berikut:
= %& − 1' (1 −& ∑ )) *
Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, perlu dicari terlebih dahulu nilai dari:
a. ) = ∑ +,
" − (∑ +),
",
= 420431 − 33831 = 420431 − 33831
= 135,61 − 188,88 = 53,27 b. ) = ./" − ./0",
= 109431 − 29190961 = 35,29 − 30,37 = 4,92
Selanjutnya, masukan data ke dalam rumus Alfa Cronbach, maka diperoleh:
= %& − 1' (1 −& ∑ )) * = %4 − 1' %1 −4 53,27'4,92 = 1,33 x (1 – (0,065))
(32)
34
Jadi, koefisien reabilitas instrumen adalah 0,93 dan dinyatakan reliabel, termasuk ke dalam karakteristik reabilitas sempurna. Sesuai dengan kriteria di bawah ini.
Tabel 3.8
Kriteria Reabilitas
Kriteria Kategori
Jika alpha > 0,90 Reabilitas Sempurna Jika alpha antara 0,70 – 0,90 Reabilitas Tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 Reabilitas Moderat
Jika alpha < 0,50 Reabilitas Rendah
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa pada uji reabilitas, terdapat empat kategori yaitu reabilitas sempurna, reabilitas tinggi, reabilitas moderat, dan reabilitas rendah.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reabilitas Instrumen
Item Aspek
Koefisien
Korelasi r11 rtabel
Reliabel / Tidak
Reliabel Keterangan
1 0,870 0,930 0,367 Reliabel Sempurna
2 0,893 0,944 0,367 Reliabel Sempurna
3 0,924 0,960 0,367 Reliabel Sempurna
4 0,924 0,960 0,367 Reliabel Sempurna
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa semua item soal dinyatakan reiabel dengan kategori reliabilitas sempurna.
(33)
35
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data primer berupa tes keterampilan berbicara dalam performance test, untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode dapat berjalan. Tes yang digunakan untuk tes awal (pretest) maupun tes akhir (posttest) merupakan tes yang sama. Dalam pelaksanaannya, siswa melakukan tes dan direkam sebagai bukti otentik dari pelaksanaan tes yang dilakukan. Performance test ini dilaksanakan ketika pretest pada pertemuan pertama dan ketika posttest pada pertemuan terakhir setelah pemberian treatment dilakukan.
I. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan data statistik. Data yang diperoleh adalah tingkat keterampilan berbicara siswa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tingkat keterampilan berbicara siswa diukur melalui tes unjuk kerja (performance), dengan aspek kriteria sebagai berikut:
a. Pemahaman b. Ketelitian c. Kefasihan d. Pelafalan
Analisis data-data ini dikategorikan sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses
(34)
36
pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.
2. Analisis Inferensial a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk uji normalitas data, diantaranya uji kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik. Pada penelitian ini, uji normalitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 16.0.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan jika data yang diperoleh berdistribusi normal. Pengujian homogenitas untuk data yang berdistribusi normal menggunakan One Way Anova, sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal, maka dapat menggunakan uji Mann Whitney U-Test.
c. Uji Hipotesis Statistik
Uji hipotesis statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang telah ditentukan dan dirumuskan diterima atau ditolak. Uji hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Independent Sample T Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat pada keterampilan berbicara siswa setelah diberikan perlakuan (treatment).
(35)
37
H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa
Ha : Terdapat terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study, Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa.
(36)
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di Kelas IIIA dengan tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah melakukan treatment dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate), kemampuan meningkat dan berada pada kategori tinggi.
2. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIB dengan tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah dilakukan pembelajaran seperti biasa, kemampuan sedikit meningkat dan berada pada kategori sedang.
3. Hasil belajar siswa pada katerampilan berbicara pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas IIIA lebih baik daripada kelas IIIB. Hasil analisis uji-t perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa diperoleh nilai sig.(1-tailed) sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak. Hal ini berarti keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen lebih baik daripada keterampilan berbicara siswa di kelas kontrol. Sedangkan Uji-t normalitas gain, diperoleh nilai Asymp Sig.(2-tailed) atau signifikansi uji dua pihak yang didapat adalah 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga berdasarkan kriteria pengujian ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata normal gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(37)
64
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan tersebut, untuk memperoleh manfaat dari penelitian yang dilakukan, perlu disampaikan beberapa saran, diantaranya
1. Guru sebaiknya lebih banyak melatih keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif di dalam kelas dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.
2. Pengunaan metode pembelajaran yang digunakan guru harus lebih variatif, inovatif dan kreatif, sehingga dapat menarik motivasi belajar siswa.
3. Peneliti diharapkan lebih banyak menggali, mengujicobakan metode penelitian lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
(38)
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Artyasa. (2008). Metodologi Pembelajaran bahasa Inggris. Bandung : Humaniora
Brown, Douglas H. (1994). Teaching by Principles, An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.
Brown, Douglas H. (2003). Language Assesment, Principles and Classroom Practice. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.
Buttner Amy. (2013). Aktivitas Permainan dan Strategi Penilaian untuk Kelas bahasa Asing. Jakarta: PT. Indeks
Ceranic, Helena. (2009). Panduan bagi Guru bahasa Inggris. Jakarta : Erlangga
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bachri. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Harmer, Jeremy. (2002). English Language Teaching (Third Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.
Harmer, Jeremy. (2007). How To Teach English (New Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.
Musthafa, B. (2001). Communicative Language Teaching in Indonesia: Issues of Theoritical Assumpstion and Challenges in Classroom Practice. English Quarterly: A Publication of the Canadian Council of Teacher of English Language Arts, Vol.33, Nos 1& 2 (ps.63-67). Canada : University of British Columbia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfbeta
Sukandi, Ujang dkk. (2003). Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.
Suyanto, Kasihani. (2007). English For Young Learners, Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
(1)
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui alat pengumpul data primer berupa tes keterampilan berbicara dalam performance test, untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode dapat berjalan. Tes yang digunakan untuk tes awal (pretest) maupun tes akhir (posttest) merupakan tes yang sama. Dalam pelaksanaannya, siswa melakukan tes dan direkam sebagai bukti otentik dari pelaksanaan tes yang dilakukan. Performance test ini dilaksanakan ketika pretest pada pertemuan pertama dan ketika posttest pada pertemuan terakhir setelah pemberian treatment dilakukan.
I. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan data statistik. Data yang diperoleh adalah tingkat keterampilan berbicara siswa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Tingkat keterampilan berbicara siswa diukur melalui tes unjuk kerja (performance), dengan aspek kriteria sebagai berikut:
a. Pemahaman b. Ketelitian c. Kefasihan d. Pelafalan
Analisis data-data ini dikategorikan sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 merupakan proses pengolahan data untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses
(2)
pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 yaitu untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis. 2. Analisis Inferensial
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk uji normalitas data, diantaranya uji kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik. Pada penelitian ini, uji normalitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 16.0.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan jika data yang diperoleh berdistribusi normal. Pengujian homogenitas untuk data yang berdistribusi normal menggunakan One Way Anova, sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal, maka dapat menggunakan uji Mann Whitney U-Test.
c. Uji Hipotesis Statistik
Uji hipotesis statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang telah ditentukan dan dirumuskan diterima atau ditolak. Uji hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Independent Sample T Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat pada keterampilan berbicara siswa setelah diberikan perlakuan (treatment).
(3)
H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study,
Activate) terhadap keterampilan berbicara siswa
Ha : Terdapat terdapat pengaruh penggunaan metode ESA (Engaged, Study,
(4)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Cieunteung 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate) di Kelas IIIA dengan tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah melakukan treatment dengan menggunakan metode ESA (Engaged, Study, Activate), kemampuan meningkat dan berada pada kategori tinggi.
2. Keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode bukan ESA (Engaged, Study, Activate) di kelas IIIB dengan tema Food and Drink berada pada kategori rendah, sedangkan setelah dilakukan pembelajaran seperti biasa, kemampuan sedikit meningkat dan berada pada kategori sedang.
3. Hasil belajar siswa pada katerampilan berbicara pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas IIIA lebih baik daripada kelas IIIB. Hasil analisis uji-t perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa diperoleh nilai sig.(1-tailed) sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak. Hal ini
berarti keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen lebih baik daripada keterampilan berbicara siswa di kelas kontrol. Sedangkan Uji-t normalitas gain, diperoleh nilai Asymp Sig.(2-tailed) atau signifikansi uji dua pihak yang didapat adalah 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga berdasarkan kriteria pengujian ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata normal gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(5)
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan tersebut, untuk memperoleh manfaat dari penelitian yang dilakukan, perlu disampaikan beberapa saran, diantaranya
1. Guru sebaiknya lebih banyak melatih keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif di dalam kelas dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.
2. Pengunaan metode pembelajaran yang digunakan guru harus lebih variatif, inovatif dan kreatif, sehingga dapat menarik motivasi belajar siswa.
3. Peneliti diharapkan lebih banyak menggali, mengujicobakan metode penelitian lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
(6)
Artyasa. (2008). Metodologi Pembelajaran bahasa Inggris. Bandung : Humaniora Brown, Douglas H. (1994). Teaching by Principles, An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.
Brown, Douglas H. (2003). Language Assesment, Principles and Classroom Practice. San Fransisco, USA: Prentice Hall Inc.
Buttner Amy. (2013). Aktivitas Permainan dan Strategi Penilaian untuk Kelas bahasa Asing. Jakarta: PT. Indeks
Ceranic, Helena. (2009). Panduan bagi Guru bahasa Inggris. Jakarta : Erlangga Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bachri. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Harmer, Jeremy. (2002). English Language Teaching (Third Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.
Harmer, Jeremy. (2007). How To Teach English (New Ed). Edinburgh, England: Pearson Education Limited.
Musthafa, B. (2001). Communicative Language Teaching in Indonesia: Issues of Theoritical Assumpstion and Challenges in Classroom Practice. English Quarterly: A Publication of the Canadian Council of Teacher of English Language Arts, Vol.33, Nos 1& 2 (ps.63-67). Canada : University of British Columbia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfbeta
Sukandi, Ujang dkk. (2003). Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.
Suyanto, Kasihani. (2007). English For Young Learners, Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa