Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan ( bimbingan dan konseling komperhensif) oleh guru kelas 4 6 di Bayat, Klaten Jawa Tengah

(1)

KETERLAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN

(BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPERHENSIF) OLEH

GURU KELAS 4-6 SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN

BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Yulia Dwi Susanti

091114082

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014


(2)

KETERLAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN

(BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPERHENSIF) OLEH

GURU KELAS 4-6 SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN

BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Yulia Dwi Susanti

091114082

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014


(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus

percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua

pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut

pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri

kebodohan awal yang akan membodo

hkan semua”

Pramoedya Ananta Toer

Sebanyak apapun orang yang memotivasi akan percuma

,karena diri sendirilah yang menjadi motor penggerak”

PERSEMBAHAN

Penelitian ini saya persembahkan :

♥ Kepada kedua orang, (Alm) Hadi Purwanto dan Sri Hartati.

♥ Kakakku Sugeng Purwowiharto.

♥ Keluarga besar.

♥ Para sahabat yang tak pernah lelah memberikan motivasi.


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang

saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Desember 2014

Peneliti

Yulia Dwi Susanti


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Yulia Dwi Susanti

NIM : 091114082

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :

KETERLAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN (BIMBINGAN

DAN KONSELING KOMPERHENSIF) OLEH GURU KELAS 4-6

SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAYAT, KLATEN, JAWA

TENGAH

Beserta yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatasn dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Januari 2014

Yang menyatakan

Yulia Dwi Susanti


(8)

ABSTRAK

KETERLAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN

(BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPERHENSIF) OLEH

GURU KELAS 4-6 SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN

BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH

Oleh :

Yulia Dwi Susanti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

keterlaksanaan peran guru dalam proses pemberian layanan bimbingan

pada kelas 4-6 Sekolah Dasar Di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Subjek pada penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar yang mengajar di

kelas 4-6 Di Kecamatan Bayat, Klaten yang berjumlah 33 orang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner mengenai keterlaksanaan layanan dasar bimbingan yang berjumlah 45 item. Kuesioner tersebut disusun berdasarkan aspek layanan bimbingan menurut Yusuf dan Juntika (2006). Aspek-aspek layanan dasar bimbingan adalah tugas-tugas perkembangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan presentase dengan pengkategorisasiannya berdasarkan pada teori yang dirumuskan azwar (2011). Pengkategorisasian dibagi menjadi lima kategori yaitu, sangat baik, baik, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian adalah (1) Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan oleh guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Bayat termasuk ke dalam kategori sangat baik. 60,61% sangat baik, 39,39% baik, 0% sedang, 0% rendah dan 0% sangat rendah.

(2) Berdasarkan uji butir diketahui 3 item termasuk dalam kategori sedang.

Item tersebut adalah (a) “Saya tidak memberi pemahaman mengenai

sex

education

kepada peserta didik”, (b) “Saya melatih peserta didik untuk

mengembalikan barang yang dipinjam kepada pemiliknya”, (c) “Saya

melarang peserta didik berada d

i dalam kelas saat jam istirahat.”


(9)

Abstract

THE ACCOMPLISH CURRICULMUM GUIDANCE

(GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENCIVE) BY

TEACHERS OF THE 4

th

to 6

th

GRADE ELEMENTARY

SCHOOL IN BAYAT DISTRICT, KLATEN, CENTRAL JAVA

By :

Yulia Dwi Susanti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

The purpose of this research is to describe how accomplished

curriculIum guidance by teachers of the 4

th

to 6

th

grade of elementery

school in Bayat district, Klaten, Central Java. The subjects of this

research were the teachers of elementary school who teach in 4

th

to 6

th

grade in Bayat district, Klaten. There are 33 teachers as the subject.

The study was a quantitative description resesrch. The data collection is

this research were collected using questionnaires about curricullum

guidance totaling 45 items. The questioner were complied based on the

aspect of curricullum guidance according to Yusuf and Juntika (2006).

Aspects of curricullum guidance is the task development. Technique of data

analysis that use in this research was percentage calculations with the

distribution based on the theory of Azwar (2006). The category was divided

in five categories, they are very high, high, medium, low, and very low.

The results of this research were (1) To accomplish the curricullum guidance by teachers of 4th to 6th grade in Bayat district, Klaten, Central Java in very high. The very high category was 66, 67 %, the high category very high was 39, 39%, the medium category was 0%, low category was 0% and very low category was 0% (2) The percentage of the items in high category was 31, 67%. The category very high was 61, 67%, the medium category was 6, 67%, low category and the very low category was 0%. Based on the test, there were 3 items included in the medium category, they were (a) "I do not give an understanding of sex education to students", (b) "I train students to return borrowed items to their owners", (c) "I forbid learners in the classroom when break time ".


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Keterlaksanaan Peran Guru Kelas Dalam Proses Layanan

PemberianBimbingan Pada Kelas 4-6 Sekolah Dasar Di Kecamatan Bayat, Klaten,

Jawa Tengah” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam

prosespenulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni S.Pd., M.A, sebagai dosen pembimbing

yang dengan sabar, tulus, dan iklas meluangkan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, semangat, dan

saran-saran yang sangat berharga kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak St. Priyatmoko sebagai pegawai administrasi Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu penulis dalam hal administrasi selama kuliah dan

selama proses penelitian.


(11)

5. Seluruh Kepala Sekolah Dasar dan para guru di 12 Sekolah yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan uji coba dan

penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Ibu saya (Sri Hartati) dan Kakak-kakak saya (Adi nugroho, Sulistyaningsih, dan Sugeng Purwowiharto) yang banyak memberikan bantuan moril, material, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan penulis selama menempuh pendidikan.

7. Saudara Galih Herwin yang telah membantu peneliti dalam

memilih sekolah dan membantu dalam pemilihan sekolah,

membantu pelaksanaan uji coba dan penelitian.

8. Para sahabat (Florentina Oktivani Rossy Maharani, Sr. Fransiska

Dei, Arifiani Putranti dan winiariyasti) atas perhatiaannya dan

bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman belajar sekaligus teman bermain (Taruno Etto

Setiawan, Yuli Anggrahini, A.Friesty R.Fathoni, Andriyanto, A.A

Richard Anggur) atas ajakannya untuk kerja kelompok bersama,

walaupun bidang kita beda tapi kita punya tujuan yang sama.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari masih

banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi

ini.


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Definisi Operasional...7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar (SD) ...9 1. Pengertian Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)...9 2. Ciri-ciri Peserta Didik Sekolah Dasar (SD) ...10 3. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)...11

B. Layanan Bimbingan Komperhensif di Sekolah Dasar (SD)...14 1. Pengertian Bimbingan ...14


(13)

2. Pengertian dan Landasan Filosofis Bimbingan Komperhensif...15 3. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) ...15 4. Karakteristik Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) ...16 5.

Layanan Dasar Bimbingan...17

C. Peran Guru ...23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...25

B. Subjek Penelitian...25

C. Instrumen Penelitian...26

1. Kuesioner ...29

2. Format Pernyataan Skala ...27

3. Penentuan Skor...28

4. Validitas...28

5. Reliabilitas ...31

D. Teknik Pengumpulan Data ...32

1. Persiapan dan Pelaksanaan Uji Coba Item ...32

2. Pengumpulan Data ...33

E. Teknik Analisis Data...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...40 1. Keterlaksanaan Peran Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bayat, Klaten ...40

2. Hasil Skor Tiap Item Peranan Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan Di Sekolah Dasar di Kecamatan Bayat, Klaten ...41

B. Pembahasan Hasil Penelitian...42

1. Deskripsi Keterlaksanaan Peran Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar Di Kecamatan Bayat, Klaten...42 2. Butir-butir Instrumen Peranan Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bayat, Klaten ...44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...47

B. Saran...47

DAFTAR PUSTAKA ...60


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Penelitian ...26

Tabel 2 : Pemberian Skor dalam Skala Likert ...28

Tabel 3 : Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Uji Coba...29

Tabel 4 : Kategorisasi Nilai Reliabilitas menurut Guilford...32

Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Keterlaksanaan Peran Guru Kelas dalam Proses Pemberian Layanan Bimbingan Pada Kelas 4-6 Sekolah Dasar di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah...34

Tabel 6 : Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Penelitian ...35

Tabel 7 : Norma Penggolongan Kategorisasi Subjek Penelitian ...37

Tabel 8 : Kategorisasi Subjek Penelitian...38

Tabel 9 : Norma Penggolongan Kategorisasi Skor Item ...38

Tabel 10 : Kategorisasi Butir-Butir Item Layanan Bimbingan ...39

Tabel 11 : Penggolongan Subjek Penelitian ...41

Tabel 12 : Penggolongan Butir-Butir Item ...42


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ...53

Lampiran 2 : Surat Keterangan ...54

Lampiran 3 : Tabulasi Data Induk ...65

Lampiran 4 : Uji Validitas ...71

Lampiran 5 : Validitas...75

Lampiran 6 : Kuesioner Penelituan...80


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Di Indonesia pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. Menurut UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) dan PP No.28 Tahun 1990 dalam Ahman (2005: 19) pendidikan dasar memiliki tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Menurut Jones dan Hand dalam Furqon (2005: 3)

bimbingan merupakan aspek pendidikan yang berfokus pada

upaya membantu individu memenuhi kebutuhan, memahami

potensi, dan mengembangkan tujuan hidup. Sebagai konsep

pendidikan, bimbingan merupakan serangkaian sistem layanan

yang dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah.

Program bimbingan sekolah merupakan serangkaian rencana

aktivitas layanan bimbingan di sekolah, yang selanjutnya akan

menjadi pedoman bagi setiap personil sekolah dalam pelaksanaan

dan pertanggungjawabannya. Menurut Suherman (2011: 51) program


(17)

bimbingan dan konseling yang komprehensif disusun berdasarkan atas tiga hal yang mendasar, yaitu: 1. Ruang lingkup yang menyeluruh, artinya program bimbingan tidak berfokus pada salah satu aspek perkembangan saja, melainkan seluruh aspek perkembangan menjadi fokus layanan bimbingan, 2. Program dirancang lebih berorientasi pencegahan, artinya guru membantu peserta didik untuk memiliki sikap proaktif dalam menghadapi persoalan, 3. Program layanan bimbingan bertujuan untuk mengembangkan potensi.

Pemberian bimbingan di Sekolah Dasar (SD) lebih difokuskan pada pengembangan tugas-tugas perkembangan peserta didik. Menurut Havighurst yang dikutip dalam Ahman (2005: 18) tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat periode tertentu dari kehidupan individu, jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara jika mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.

Muro dan Kottman dalam Yusuf dan Juntika (2006: 45) menjelaskan bahwa dalam struktur program bimbingan komperhensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: layanan dasar bimbingan (Curriculmum Guidance) membantu peserta didik mengembangkan kompetensi dalam kehidupan dan perilaku efektif, layanan responsif (Responsive Services) mengintervensi ketidak mampuan atau masalah, layanan perencanaan individual (Individualized PlanningServices) belajar merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana


(18)

pendidikan dan karir, dan dukungan sistem (

System Support

)

kegiatan menejemen. Keempat layanan ini saling terkait.

Layanan dasar (Curriculmum Guidance) adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada seluruh peserta didik, yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik di Sekolah Dasar (SD) (Juntika, 2006: 45).

Tugas-tugas perkembangan Peserta didik Sekolah Dasar (SD) adalah: 1. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman bertaqwa kepada Tuhan YME, 2. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku, 3. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung (Calistung), 4. Memiliki keterampilan fisik sederhana yang diperlukan untuk permainan dan kehidupan, 5. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya, 6. belajar menjadi pribadi yang mandiri, 7. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan, 8. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, 9. Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, dan 10. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Materi layanan ini adalah tugas-tugas perkembangan peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Layanan ini diberikan dengan melalui bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan kerjasama dengan orang tua.


(19)

Layanan responsif (

Responsive Services

) adalah layanan

bimbingan yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki

masalah atau kebutuhan yang dirasakan sangat mendesak,

penting dan perlu diselesaikan segera (Juntika, 2006:45). Muatan

materi dalam layanan ini mencakup: masalah pribadi, sosial, karier

dan atau masalah pengembangan pendidikan.

Layanan perencanaan individual (Individualized PlanningServices) adalah layanan yang diberikan keseluruh peserta didik yangbertujuan untuk membantu siswa membuat dan merencanakan masa depan, seperti: rencana pendidikan, rencana karier, dan pribadi-sosial (Juntika, 2006:46). Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik untuk belajar memantau dan memahami perkembangannya sendiri.

Dukungan sistem (

System Support

) merupakan dukungan

kepada guru yang melaksanakan bimbingan dalam rangka

memperlancar penyelenggaraan ketiga layanan (Juntika, 2006: 47).

Dukungan sistem berisi kegiatan manajemen yang bertujuan untuk

mempersiapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan.

Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan Program Pengenalan Lapangan (PPL) di Sekolah Dasar (SD), peneliti menemukan bahwa peserta didik kelas VI belum dapat menghitung matematika dasar, banyak peserta didik yang membuang sampah sembarangan, peserta didik sering mengejek teman-temannya yang berkebutuhan khusus.


(20)

Contoh di atas, menunjukkan bahwa tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh peserta didik. Misal, pada peserta didik kelas VI yang mengalami kesulitan dalam perkalian dasar, salah satu tugas perkembangan peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD) adalah mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung (Calistung) berdasarkan kurikulum. Akibat dari belum terpenuhinya tugas perkembangan ini adalah, peserta didik membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan soal-soal matematika, peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi selanjutnya, peserta didik

sering diejek “bodoh” oleh teman-temannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang Keterlaksanaan Layanan Dasar

bimbingan (BK Komperhensif) Oleh Guru Kelas 4-6 Sekolah

Dasar Di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, persoalan yang menjadi

dasar dan yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa seringkah guru kelas memberikan layanan dasar

kepada peserta didik ?

2. Berdasarkan analisis uji butir layanan dasar di Sekolah

Dasar (SD), butir-butir mana sajakah yang teridentifikasi

jarang disampaikan kepada peserta didik ?


(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui seberapa sering guru kelas memberikan

layananan dasar kepada peseta didik.

2. Mengetahui butir-butir layanan dasar mana saja yang perlu

ditingkatkan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara teoretis dan praktis adalah:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

pengetahuan dan wawasan dalam pemberian layanan

bimbingan di Sekolah Dasar (SD), sehingga peserta didik

mendapatkan layanan bimbingan yang sepenuhnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling

Penelitian

ini

dapat

menambah

khasanah

pengentahuan bagi calon guru BK.

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi mengenai keterlaksanaan layanan bimbingan di sekolah dan sebagai bahan pertimbangan dalam menghadirkan guru BK (Bimbingan dan Konseling) di Sekolah Dasar (SD).


(22)

c. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi

terhadap layanan bimbingan yang telah diberikan

dan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

program bimbingan.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

gambaran

dan

model

bagi

pengembangan

penelitian-penelitian berikutnya.

E. Definisi Operasional

Guna memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dan

menghindari kemungkinan kekeliruan, maka perlu adanya definisi

operasional sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan

Proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seluruh peserta didik dan dilaksanakan secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, dalam rangka membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.

2. Bimbingan komperhensif

Layanan bimbingan yang dirancang untuk membantu semua peserta didik mengembangkan potensi dirinya, layanan ini berjalan secara sistemik artinya progran bimbingan dirancang untuk


(23)

menjangkau berbagai pihak mulai dari peserta didik, sekolah,

keluarga, komunitas, dan masyarakat.

3. Guru kelas

Tenaga pendidik professional yang bertanggung jawab

terhadap suatu kelas yang dipercayakan padanya, serta

bertugas mendidik, mengajar, membimbing, menilai, dan

mengarahkan seluruh peserta didik yang ada di kelas.


(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai landasan teori yang

dijadikan dasar untuk mendapatkan kebenaran. Sesuai dengan judul

penelitian, maka dalam bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa

teori yang berkaitan dengan variable penelitian, yaitu:

A. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)

1. Pengertian Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem

Pendidikan Nasional menegaskan bahwa, peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya

melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik usia

SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-13

tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.

Seorang guru kelas Sekolah Dasar (SD) harus paham memahamani bahwa peserta didik merupakan suatu kesatuan. Menurut Semiawan yang dikutip oleh Kurnia (2007: 14), konsep peserta didik sebagai suatu totalitas sekurangnya mengandung tiga pengertian. Pertama, peserta didik adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.

Kedua, keseluruhan aspek fisik dan psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama lain. Aspek fisik dan psikis tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu aspek mengalami gangguan


(25)

misalnya sakit gigi (aspek fisik), maka emosinya juga

terganggu (misalnya: rewel, cepat marah).

Ketiga, peserta didik usia SD/MI berbeda dari orang dewasa

bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara keseluruhan. Anak

bukanlah orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam

keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan orang dewasa.

Jadi, dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik,

termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan

secara utuh, tidak terpisah-pisah. Seorang guru harus melihat

peserta didik sebagai suatu kesatuan yang unik.

2. Ciri-Ciri Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)

Menurut Suherman (2005: 35) pada umumnya peserta didik

di Sekolah Dasar (SD) berusia 6 tahun-13 tahun atau sampai

tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada

usia tersebut, anak mulai keluar dari lingkungan pertama yaitu

keluarga dan memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah.

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) terbagi menjadi 2 kelompok kelas, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah adalah peserta didik yang berada pada kelas 1 sampai kelas 3 atau peserta didik yang berada pada usia 6 tahun sampai 10 tahun, sedangkan kelas tinggi adalah peserta didik yang berada pada kelas 4 sampai kelas 6 atau peserta didik yang berada pada usia 11 tahun sampai 13 tahun.


(26)

Menurut Adhiputra (2013: 36-37) ada beberapa karakteristik anak-anak pada masa kelas rendah atau 6 tahun sampai 10 tahun antara lain; a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara kesehatan pertumbuhan jasmani dengan sekolah, b. Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan, c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri, membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal ini dirasakanya menguntungkan dan untuk meremehkan orang lain, d. Pada usia 6-8 tahun anak menghendaki angka rapor yang baik tanpa mengingat prestasi yang sepantasnya baik atau tidak.

Menurut Adhiputra (2013: 37-38) karakteristik anak-anak pada masa kelas atas atau usia 11 tahun sampai usia 13 tahun, antara lain : a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, dan realistik, b. Ingin tahu dan ingin belajar, c. Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran yang khusus, d. Pada usia sekitar 11 tahun anak berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri, e. Memandang nilai rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasinya di sekolah, f. Cenderung untuk membentuk kelompok teman sebaya untuk bermain bersama.

3. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)

Setiap peserta didik di Sekolah Dasar (SD) mengalami masa perkembangan. Masa perkembangan dimulai sejak individu masih berada dalam kandungan ibu sampai mati. Selama masa perkembangan


(27)

akan muncul serangkaian tugas-tugas perkembangan yang

harus dikuasai oleh individu.

Menurut Havighurst dalam Ahman (2005: 18) menjelaskan bahwa tugas perkembangan adalah serangkaian tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu. Jika berhasil dalam tugas tersebut maka akan timbul rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara jika kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut akan timbul rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Saat peserta didik menjalani tugas-tugas perkembangannya peserta didik sering menemui kesulitan dan hambatan, sehingga peserta didik membutuhkan bantuan orang lain, seperti; guru dan orang tua untuk membantu menyelesaikan hambatan yang dihadapi.

Menurut UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) dan PP No.28 Tahun 1990 dalam Ahman (2005: 19) Tujuan dari pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas. manusia yang berkualitas adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produtif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran


(28)

pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan kepribadian

dan berorientasi masa depan.

Berdasarkan rumusan dari tujuan Pendidikan Nasional, dan Tujuan Pendidikan dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik di Sekolah Dasar (SD), Ilmu & Aplikasi Pendidikan Bag 2 Ilmu Praktis (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan-Upi, 2007: 87). Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah: a. Menanamkan dan mengembangkan kepada peserta didik mengenai kebiasaan dan sikap dalam beriman bertaqwa kepada Tuhan YME, b. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku, c. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung (Calistung), d. Memiliki keterampilan fisik sederhana yang diperlukan untuk permainan dan kehidupan, e. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya, f. Belajar menjadi pribadi yang mandiri, g. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan, h. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, i. Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, dan j. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

B. Bimbingan Komperhensif Di Sekolah Dasar (SD)

1. Pengertian Bimbingan

Djumhur dan Moh. Surya (1975: 15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus


(29)

dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami diri (selfunderstanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan diri (self direction), dankemampuan untuk merealisasi diri (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.

Winkel (2005: 27) mendefinisikan bimbingan dalam 3 definisi, a. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri, b. Suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efektif dan efisien segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan dirinya, c. Suatu proses bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami dirinya sendiri, menghubungkan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau usaha yang diberikan kepada peserta didik atau individu dan dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus yang bertujuan agar peserta didik mampu untuk memahami diri (self understanding), mampu untuk menerima dirinya (self acceptance), mampu untuk mengarahkan diri (self direction), dan


(30)

mampu untuk merealisasi diri (self realization), sesuai dengan konsep

dirinya dan tuntutan lingkungan.

2. Pengertian dan Landasan Filosofis Bimbingan Komperhensif

Juntika (2006: 41-42) mengemukakan bahwa model bimbingan komperhensif adalah suatu konsep dasar bimbingan yang berasumsi

sebagai berikut:

a. Program bimbingan merupakan suatu keutuhan yang

mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksanakan

secara terpadu, membutuhkan kerjasama antara personil

bimbingan dan personil sekolah, keluarga dan masyarakat.

b. Layanan bimbingan ditujukan untuk seluruh peserta didik,

menggunakan berbagai strategi dan ragam dimensi.

c. Bimbingan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi

peserta didik secara optimal, mencegah timbulnya

masalah, dan menyelesaikan masalah peserta didik.

Model bimbingan ini berpandangan, bahwa manusia itu merupakan satu kesatuan. Pada diri individu terdapat tenaga yang mendorong individu untuk tumbuh dan berkembang secara positif ke arah yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan dasar individu tersebut. Individu mempunyai kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas akibat yang muncul akibat dari pilihannya.

Menurut Muro dan Kottman yang dikutip oleh Yusuf dan Juntika (2006: 26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan


(31)

komperhensif diklasifikasikan kedalam empat jenis, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsif, sistem perencanaan individual dan dukungan sistem. Keempat komponen ini saling terkait.

a. Layanan dasar bimbingan (

Curriculmun Guidance)

Menurut Yus uf dan Junti ka (2006: 26) l ayanan dasar

bimbingan merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada seluruh peserta didik dan dilaksanakan secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, dalam rangka membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dalam dirinya. Materi dalam layanan dasar bimbingan, berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik yang terdiri dari aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.

b. Layanan responsif

(Responsive Servies)

Layanan responsif merupakan layanan bantuan bagi

peserta didik yang memiliki kebutuhan atau masalah yang

sangat penting dan memerlukan pertolongan dengan

segera (Yusuf dan Juntika, 2006: 28-30). Isi layanan ini

menyangkut bidang : bidang pendidikan, bidang belajar,

bidang sosial, bidang karier, bidang disiplin, bidang

perilaku seksual. Strategi yang digunakan dalam layanan

ini adalah konsultasi individual atau dalam kelompok kecil,

konseling,

referal

(alih tangan), bimbingan teman sebaya,

koferensi kasus, dan kunjungan rumah.


(32)

c. Layanan

perencanaan

individual

(

Individualized

PlanningServices

)

Yusuf dan Juntika (2006: 30-31) mengemukakan bahwa

layanan ini merupakan upaya bimbingan yang bertujuan

membantu seluruh peserta didik membuat rencana dan

mengimplementasikan rencana pendidikan, karier, dan

kehidupan

sosial

pribadinya.

Isi

dari

layanan

perencanaan individual yaitu, bidang pendidikan, bidang

karir, bidang sosial-pribadi.

d. Dukungan sistem

(System Support)

Menurut Thomas Ellis (1990) dalam Yusuf dan Juntika

(2006:31-36) dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan

menajemen yang bertujuan untuk memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan program bimbingan

secara menyeluruh melalui pengembangan profesional,

hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru,

staf ahli atau penasihat, masyarakat yang lebih luas,

manajemen program, penelitian dan pengembangan.

3. Tujuan Bimbingan Di Sekolah Dasar (SD)

Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, sehingga tujuan pelaksanaan bimbingan tidak terpisah dari tujuan pendidikan. Berdasarkan UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) dan PP No.28 tahun 1990 dalam Suherman (2005: 49) pada jenjang


(33)

Sekolah Dasar (SD), pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Depdikbud

(1994)

dalam

Suherman

(2005:

51),

menjelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan di Sekolah

Dasar (SD) adalah membantu peserta didik untuk memenuhi

tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial,

pendidikan, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.

4. Karakteristik Bimbingan Di Sekolah Dasar (SD)

Perbedaan layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD) dengan sekolah menengah menurut Dinkmeyer dan Caldwell dalam Ahman (2005: 21-22) adalah: a. Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) lebih menekankan pentingnya peran guru dalam fungsi bimbingan, b. Fokus bimbingan di Sekolah Dasar (SD) lebih menekankan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain, c. Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) lebih banyak melibatkan orang tua, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama disekolah, d. Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) hendaknya memahami kehidupan peserta didik secara unuik, e. Program bimbingan di Sekolah Dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, f. Program bimbingan di Sekolah Dasar (SD) hendaknya meyakini


(34)

bahwa masa usia Sekolah Dasar (SD) merupakan tahapan

yang amat penting dalam perkembangan anak.

Mencermati perbedaan antara layanan bimbingan di

Sekolah Dasar (SD) dan sekolah lanjutan, tergambar bahwa

intervensi dalam layanan bimbingan lebih banyak dilakukan

melalui orang tua dan guru. Kerjasama orang tua dan guru

akan berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik.

5. Layanan Dasar Bimbingan (

Curriculmun Guidance)

Menurut Yusuf dan Juntika (2006: 26-27) layanan landasan

dasar bimbingan merupakan layanan bantuan yang diberikan

kepada seluruh peserta didik dan dilaksanakan secara

sistematis melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas.

layanan ini diberikan dalam rangka membantu peserta didik

dalam mengembangkan potensinya secara optimal.

Layanan ini bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik agar:

a. Memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan

lingkungannya.

b. Mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan

untuk mengidentifikasi tanggung jawab.

c. Mampu memenuhi kebutuhan dan menangani masalah

yang dihadapi, serta mengembangkan diri dalam rangka

mencapai tujuan hidupnya.


(35)

Materi dalam layanan dasar bimbingan, berhubungan dengan

tugas-tugas perkembangan peserta didik yang terdiri dari aspek

pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tugas-tugas perkembangan

yang harus dicapai oleh peserta didik di Sekolah Dasar (SD).

Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah:

1) Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman bertaqwa kepada Tuhan YME. Materi layanan mencakup; melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut, menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang agama, menghormati kedua orang tua dan orang lain, bersabar dan bersyukur.

2) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku. Materi layanan mencakup; bersikap jujur dalam berperilaku, berperilaku sopan terhadap orang lain, dan memiliki rasa tanggung jawab.

3) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung (Calistung). Materi layanan mencakup; memiliki kemampuan membaca sesuai dengan tuntutan kurikulum, memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tuntutan kurikulum, dan memiliki kemampuan menghitung sesuai dengan tuntutan kurikulum.

4) Memiliki keterampilan fisik sederhana yang diperlukan untuk permainan dan kehidupan. Materi layanan mencakup;


(36)

mampu melaksanakan aktifitas fisik yang diperlukan

dalam bermain, dan mampu melaksanakan aktifitas

fisik yang sangat bernilai bagi kehidupan anak SD.

5) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.

Materi layanan mencakup; menghargai teman sebaya,

mampu bekerjasama dengan teman sebaya, memiliki

kepedulian terhadap teman sebaya, mampu memenuhi

aturan kelompok teman sebaya, mampu bersaing

dengan teman sebaya secara sportif, dan setia kawan.

6) Belajar menjadi pribadi yang mandiri. Materi layanan

mencakup; memiliki kemampuan mengurus diri

sendiri, mampu menyusun rencana kegiatan

sehari-hari tanpa bantuan orang lain, dan mampu

melaksanakan rencanan kegiatan secara konsekuen.

7) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri

dan lingkungan. Materi layanan mencakup; memiliki

kemampuan untuk merawat diri, menerima keadaan

fisiknya, memiliki kemampuan untuk memfungsikan

keadaan

fisik

secara

menyenangkan,

dan

memelihara lingkungan.

8) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. Materi layanan mencakup; memiliki


(37)

pengertian tentang konsep bekerja, dan memiliki pengertian

tentang konsep interaksi sosial.

9) Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan

jenis

kelamin.

Materi

layanan

mencakup;

mempelajari peran sosial sabagai pria dan wanita,

mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita,

berperilaku sebagai pria dan wanita.

10) Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok

dan lembaga-lembaga sosial. Materi layanan

mencakup; memiliki sikap toletan terhadap pebedaan

SARA, dan menghargai pendapat orang lain.

Layanan ini diberikan kepada peserta didik dengan cara

bimbingan klasikal

dan bimbingan kelompok. Sebaiknya

bimbingan kelompok berisi 5-10 orang.

C. Peran Guru Kelas

Pelaksanaan layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD) berbeda dengan pelaksanaan di sekolah menengah. Bila di sekolah menengah tersedia tenaga pembimbing atau konselor yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang bimbingan, maka di Sekolah Dasar (SD) tugas sebagai pembimbing diberikan kepada guru kelas. hal ini tercantum dalam SK Menpan No.83/1993 pasal 3 ayat 2 menegaskan bahwa selain tugas utama mengajar, guru Sekolah Dasar (SD) juga bertugas dalam


(38)

melaksanakan program bimbingan di kelas. Guru merupakan

unsur terpenting dalam layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD).

Menurut Rochman Natawidjaja dalam Suherman (2005: 58-59) mengemukakan bahwa selain sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, guru Sekolah Dasar (SD) mempunyai peran sebagai pembimbing. Identifikasi peran sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar yaitu perlakuan terhadap individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan maju, sikap yang positif dan wajar terhadap peserta didik, pemahaman peserta didik secara empatik, memperlakukan peserta didik secara hangat, ramah, dan menyenangkan, penghargaan terhadap martabat peserta didik sebagi individu, penerimaan peserta didik secara apa adanya, perlakuan terhadap peserta didik yang terbuka, dan kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan peserta didik terhadap pelajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan peserta didik menjadi individu yang lebih dewasa.

Menurut Sugandhi (2005: 126) peran bimbingan oleh guru

melalui proses pembelajaran di kelas, sebaiknya dapat

terealisasikan secara terpadu. Perilaku guru dalam berinteraksi

dengan peserta didik akan menjadi contoh dan panutan bagi

peserta didik untuk diterapkan dalam perilakunya dikemudian hari.

Menurut Nana Syaodih dalam Furqon (2005: 7) Bimbingan merupakan sebuah serangkaian program yang di desain untuk membantu perkembangan peserta didik. Program bimbingan dirancang dengan


(39)

memperhatikan unsur isi program yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bagaimanan program diorganisasikan dan siapa-siapa saja yang terlibat, instumentasi bimbingan, media penyampaian layanan bimbingan, tujuan yang akan dicapai dan dampak bagi peserta didik yang mendapatkan pelayanan bimbingan. Bimbingan dapat dilaksanakan dengan baik, apabila program bimbingan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh seorang yang ahli dalam bidang bimbingan. Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah pendidik yang memiliki kualifikasiprofesional dalam hal mendesain program serta memberikan layanan dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif dan efektif, yang berkontribusi dalam empat komponen program, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsive, perencanaan individual, dan dukungan sistem.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

Bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian. Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, uji coba kuesioner, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 8) metode kuantitatif, diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel tertentu, yang teknik pengambilan sampel dilakukan secara random.

Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik. Hasil dari pengumpulan data diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan. Pada penelitian ini, data-data yang telah dikumpulkan akan diinterpretasikan dengan teori-teori yang berhubungan dengan layanan dasar bimbingan.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar yang mengajar di kelas 4-6 di kecamatan Bayat, Klaten. Jumlah subjek dalam pelitian ini sebanyak 33 orang guru Sekolah Dasar (SD), yang mengajar di 11 sekolah. Rincian daftar nama sekolah dan subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 1.


(41)

Tabel 1

Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Penelitian

No

Nama Sekolah

Jumlah Subjek

1.

SDN 1 Kebon

3

2.

SDN 2 Kebon

3

3.

SDN Beluk

3

4.

SDN Nengahan

3

5.

SDN Seban

3

6.

SD Kanisius

3

7.

SDN 1

Banyuripan

3

8.

SDN 2

Banyuripan

3

9.

SDN 1

Jarum

3

10.

SDN 1 Dukuh

3

11.

SDN 2 Dukuh

3

Jumlah

33

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

1. Kuesioner

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai

keterlaksanaan layanan dasar bimbingan oleh guru kelas di

Sekolah Dasar (SD). Menurut Sugiyono (2012: 142) angket

atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

peryataan tertulis kepada subjek untuk dijawab.

Pada penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Artinya, kuesioner disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga subjek hanya tinggal memberikan centang


(42)

pertimbangan bahwa angket tertutup memudahkan responden untuk memilih serta adanya keseragaman jawaban (Arikunto 2006: 152). Kuesioner yang disusun berdasarkan aspek-aspek layanan dasar bimbingan menurut Yusuf dan Juntika (2006: 26-27).

2. Format Pernyataan Skala

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert

. Menurut Sugiyono (2012: 93), skala

Likert

adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Variabel yang diukur dengan menggunakan

skala Likert.

Variabel dijabarkan kedalam indikator, kemudian indikator

dijadikan dasar dalam menyusun item-item instrumen.

Item-item pertanyaan atau pernyataan yang disusun terdiri atas dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan positif atau favorable dan pertanyaan negatif atau unfavorable. Pernyataan positif atau favorable merupakan pertanyaan yang sesuai atau mendukung variabel yang diukur. Pernyataan negatif atau unfavorable yaitu pernyataan yang tidak mendukung variebel yang akan diukur. Menurut Sugiyono (2012: 93) jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skalaLikert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,yang dapat berupa kata-kata antara lain; Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP).


(43)

3. Penentuan Skor

Data yang telah terkumpul melalui angket, kemudian diolah

dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang

telah dijawab oleh subjek. Skor akan dihitung secara statistik

dengan memberikan nilai yang sesuai dengan jenis

pertanyaan. Pemberian skor dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Pemberian Skor dalam Skala

Likert

No

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Sangat

Sesuai

Tidak

Sangat Tidak

Sesuai (SS)

(S)

Sesuai (TS)

Sesuai (STS)

1.

Favorabel

4

3

2

1

2.

Unfavorabel

1

2

3

4

D. Uji Coba Kuesioner

1. Validitas

Menurut Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesanihan

suatu instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang

mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan

dan deskripsi masalah yang akan diteliti.

Pemerikasaan mengenai keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan ahli atau expert judment. Expert judment digunakan untuk menelaah setiap butir item atau pertanyaan mengenai layanan bimbinngan. Hal ini bertujuan agar setiap item pertanyaan yang dibuat


(44)

tepat dengan aspek tujuan, bahan atau deskripsi, indikator

dan jumlah pertanyaan setiap indikator, sehingga item

dinyatakan baik (Nugiyantoro, 2009: 339).

Validitas isi pada penelitian ini, dilakukan oleh Ibu Sugiyarti,

S.Pd.SD. selaku guru kelas V SDN 1 Kebon. Pemeriksaan

dilakukan guna mendapatkan kualitas yang baik, dalam

item-item pertanyaan yang telah disusun.

Kuesioner yang telah diuji oleh ahli, kemudian diujicobakan

kepada guru kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan

Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Guru yang mengisi kuesioner ini,

sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 12 sekolah. Rincian daftar

subjek yang melakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Uji Coba

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1.

SDN 1 Kebon

3

2.

SDN 2 Kebon

3

3.

SDN Beluk

3

4.

SDN Nengahan

3

5.

SDN Seban

3

6.

SD Kanisius

3

7.

SDN 1

Banyuripan

3

8.

SDN 2

Banyuripan

3

9.

SDN 1

Jarum

3

10.

SDN 1 Dukuh

3

11.

SDN 2

Jarum

3

12.

SDN 2 Dukuh

3


(45)

Selanjutnya peneliti menggunakan bantuan program komputer

Statistical Product and Service Solution (SPSS)

16.0

for

Window,

untuk memeriksa nilai validitas. Perhitungan secara

statistika digunakan metode korelasi

Pearson Product Moment

yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh

masing-masing subjek dengan skor masing-masing item.

Menentukan valid atau tidaknya dari item kuesioner digunakan

metode korelasi

Pearson product moment

dengan rumus:

=

෤෥෤෤

[

2

(

)

2

]

[

2

(

)

2

]

Keterangan :

= Koefesien korelasi antara variabel

dan variabel

= Jumlah perkalian antara skor

variabel dan s kor

x

∑xy variabel

∑x = Jumlah skor

variabel

x

= Jumlah skor variabel

∑y = Jumlah subjek

N

Hasil

dari

perhitungan

rumus

tersebut,

kemudian

digolongkan menjadi 2 bagian yaitu valid dan tidak valid.

Menurut Syofian, (2013: 77) suatu item dikatakan valid atau

tidak dengan ketentuan sebagai berikut:

1)

Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 0,05,

maka instrumen tersebut dikatakan valid.

2) Jika r hitung < r tabel dengan taraf sigifikansi 0,05, maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid.


(46)

Taraf signifikasi intuk 0,05 dengan jumlah subjek sebanyak 36.

r

tabel(36-2) adalah 0,329. Jadi valid atau tidak sebuah item digunakan

ketentuan sebagai berikut: jika r hitung ≥ 0,329, maka

instrumen tersebut dikatakan valid, tetapi jika r hitung < 0,329,

maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakuakan oleh

peneliti, diperoleh hasil 11 item yang dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 168) reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik. Suatu hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel jika alat pengukur tersebut dapat dipercaya, sehingga mendapatkan hasil yang tetap dan konsisten. Reliabilitas diuji dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

r

11

k

1

b2

k

1

t 2

Keterangan:

r11

= Reliabilitas Instrumen

k

= banyaknya butir pertanyaan

b2

= jumlah varians butir

t 2

= varians total

Hasil dari perhitungan reliabilitas, kemudian digolongkan menjadi lima kategori. Penggolongan didasarkan atas ketegorisasi menurut


(47)

Guilford, dalam Masijo (2006: 209). Kategorisasi menurut Guilford

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Kategorisasi Nilai Reliabilitas Menurut Guilford

No

Koefisien Korelasi

Kualifikasi

1.

0,91-1,00

Sangat tinggi

2.

0,71-0,90

Tinggi

3.

0,41-0,70

Cukup

4.

0,21-0,40

Rendah

5.

Negatif-0,20

Rendah sekali

Ber das ar kan per hitungan menggunakan program komputer

Statistical Product and Service Solutian (SPSS)

16.0

for

Window

diperoleh bahwa reliabiltas dalam instrumen ini 0,953.

Berdasarkan kategorisasi menurut Guilford koefisien korelasi

termasuk dalam kategori sangat baik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap persiapan hingga

pengumpulan data, antara lain;

1. Persiapan dan pelaksanaan uji coba item

a. Mempelajari buku-buku mengenai layanan dasar

bimbingan di Sekolah Dasar (SD).

b. Menyusun kuesioner mengenai keterlaksanaan layanan

dasar bimbingan di Sekolah Dasar (SD) kelas 4-6,

dengan mengikuti langkah sebagai berikut;


(48)

1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian

yaitu tentang layanan dasar bimbingan pada kelas

4-6 Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten.

2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek dan

indikator-indikator.

3) Menyusun item-item yang sesuai dengan aspek dan

indikator.

4) Melakukan telaah oleh para ahli

(Expert Judgement)

,

yang dilakukan oleh guru kelas V SDN 1 Kebon.

5) Menghubungi dan bertemu dengan 12 kepala

Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten

untuk meminta izin mengadakan uji coba.

6) Melakukan uji coba penelitian.

7) Pengumpulan dan pengujian data uji coba berupa uji

validitas dan reabilitas.

8) Melakukan revisi terhadap item.

9) Melaksanakan penelitian mengenai keterlaksanaan

layanan dasar bimbingan oleh guru kelas 4-6 Sekolah

Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

2. Pengumpulan Data

a. Mempelajari buku-buku mengenai layanan dasar

bimbingan di Sekolah Dasar (SD).


(49)

b. Menyusun kembali kuesioner yang telah di uji coba.

Kisi-kisi instrumen keterlaksanaan layanan dasar bimbingan

oleh guru kelas 4-6 sekolah dasar di Bayat, Klaten,

Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.

Kisi-kisi Instrumen Keterlaksanaan Layanan Dasar

Bimbingan Oleh Guru Kelas 4-6 Sekolah Dasar Di

Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah

Aspek No item

No Layanan Indikator Favorable Unfavorable

Bimbingan

1. Layanan Menanamkan dan mengembangkan 18, 27 1,39

dasar kebiasaan dan sikap dalam beriman

bertaqwa kepada Tuhan YME

Mengembangkan kata hati, moral, dan 5, 25 23, 32, 38

nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku yang mencakup.

Mengembangkan keterampilan dasar 6 31, 35

dalam membaca, menulis dan berhitung (Calistung).

Memiliki keterampilan fisik sederhana 11 16

yang diperlukan untuk permainan dan kehidupan.

Belajar bergaul dan bekerja dalam 44 9

kelompok sebaya.

Belajar menjadi pribadi yang mandiri. 4, 7, 13, 21, 8, 10, 19, 34

26,43

Membangun sikap yang sehat 2, 20, 22, 28, 14, 42

mengenai diri sendiri dan lingkungan. 40

Mengembangkan konsep-konsep yang 3, 12, 15, 29, 24

perlu dalam kehidupan sehari-hari. 41

Belajar menjalankan peran sosial 37 17

sesuai dengan jenis kelamin.

Mengembangkan sikap positif 30, 36, 45 33

terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Jumlah 28 45 17

c. Pengumpulan data dilakukan di 11 Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kecamatan Bayat, Klaten. Pengumpulan data


(50)

dilakukan pada tanggal 5 Juni 2014-7 Juni 2014. Jumlah

subjek yang sesungguhnya adalah 36 orang, tetapi pada

saat penelitian ada 3 orang guru yang tidak datang

sehingga jumlah subjek penelitian berjumlah 33 orang.

Rincian nama subjek penelitian, dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Subjek Penelitian

No

Nama Sekolah

Jumlah Guru

1.

SDN 1 Kebon

3

2.

SDN 2 Kebon

3

3.

SDN Beluk

3

4.

SDN Nengahan

3

5.

SDN Seban

3

6.

SD Kanisius

3

7.

SDN 1

Banyuripan

3

8.

SDN 2

Banyuripan

3

9.

SDN 1

Jarum

3

10.

SDN 1 Dukuh

3

11.

SDN 2 Dukuh

3

Jumlah

33

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data, yaitu;

1. Memastikan semua item sudah terisi jawaban.

2. Memberikan skor pada setiap alternatif jawaban yang telah dipilih oleh subjek. Pertanyaan favorebel (positif) diberi skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai, skor 3 untuk jawaban Sesuai, skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai, dan skor 1 untuk jawanan Sangat tidak sesuai. Pertanyaan unfavarebel (negatif) diberi skor 1 untuk jawaban Sangat


(51)

Sesuai, skor 2 untuk jawaban Sesuai, skor 3 untuk jawaban Tidak

Sesuai, dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai.

3. Membuat tabulasi data, menghitung jumlah total untuk setiap

item dan membuat rata-rata untuk setiap item.

4. Menguji validitas dan reabilitas kuesioner, dengan cara;

a. Menghitung koefisien validitas item, dengan menggunakan

Pearson Product Moment

pada program komputer, yaitu

Statistical Product and Service Solution ( SPSS ) 16.0

.

b. Menghitung koefisien reabilitas, dengan menggunakan

rumus

alpha chornbach

pada program komputer yaitu

Statistical Product and Service Solution ( SPSS) 16.0

.

5. Membuat kategorisasi subjek dan item penelitian tentang

keterlaksanaan layanan dasar bimbingan oleh guru kelas.

a. Kategorisasi subjek penelitian

Pengkategorian subjek penelitian menggunakan norma

kategorisasi yang digunakan berpedoman pada norma

kategorisasi Azwar (2011: 107-108) dengan lima jenjang

kategori diagnosis yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah. Norma penggolongan

ketegori subjek dapat dilihat pada tabel 7.


(52)

Tabel 7.

Norma Penggolongan Kategorisasi Subjek Penelitian

Perhitungan Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X Sangat Tinngi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ Sedang µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ Rendah

X ≤ µ- 1.5σ Sangat Rendah

Keterangan:

X maksimum teoritik : skor tertinggi yang diperoleh

subjek penelitian dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh

subjek penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam

6 satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor

maksimum dan minimum.

Kategorisasi tersebut menjadi acuan dalam menentukan tinggi rendahnya subjek dalam melaksanakan perannya dalam proses

pemberian layanan bimbingan. Kategori subjek penelitian

diperoleh melalui perhitungan (jumlah item 45) sebagai berikut;

X maksimum teoritik : 45 x 4 = 180

X minimum teoritik

: 45 x 1 = 45

Luas jarak

: 180

45 = 135

σ (standar deviasi)

: 135 : 6 = 22,5 dibulatkan 23

µ (mean teoritik)

: (280 + 45) : 2 = 112,5 dibulatkan

113

Pengkategorian diatas digunakan untuk menggelompokkan tinggi rendahnya subjek penelitian. Penentuan kategorisasi dapat dilihat

pada tabel 8:


(53)

Tabel 8.

Kategorisasi Subjek Penelitian

Perhitungan Skor Rerata Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X 232< X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 196< X ≤ 232 Tinngi µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 160< X ≤ 196 Sedang µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 124< X ≤ 160 Rendah X ≤ µ- 1.5σ X ≤ 124 Sangat Rendah

b. Kategorisasi skor tiap item penelitian

Kategorisasi item digunakan sebagai acuan dalam

mengelompokkan skor item. Norma kategorisasi yang

digunakan berpedoman pada norma kategorisasi Azwar

(2011: 107-108) dengan lima jenjang kategori yaitu, sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Norma

pengkategorian skor item dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9

Norma Penggolongan Kategorisasi Skor Item

Perhitungan Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ Sedang µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ Rendah

X ≤ µ- 1.5σ Sangat Rendah

Keterangan:

X maksimum teoritik :

skor

tertinggi yang diperoleh

subjek penelitian dalam skala

X minimum teoritik :

skor

terendah yang diperoleh

subjek penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) :

Luas jarak rentang yang dibagi

dalam 6 satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) :

Rata-rata teoritis dari skor

maksimum dan minimum.

Kategorisasi tersebut menjadi acuan dalam menentukan tinggi rendahnya skor item dalam proses pemberian


(54)

layanan bimbingan. Kategorisasi ini diperoleh dengan

menggunakan perhitungan sebagai berikut (jumlah subjek

sebanyak 33);

X maksimum teoritik : 33 x 4 = 132

X minimum teoritik

: 33x 1 = 33

Luas jarak

: 132-33 = 99

σ

(standar deviasi)

: 99 : 6

= 16,5 dibulatkan 17

µ (mean teoritik)

: (132 +

33) : 2 = 82,5 dibulatkan 83

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan perhitungan dapat

dilihat pada tabel 10.

Tabel 10.

Kategorisasi Butir-Butir Item Layanan Bimbingan Perhitungan Skor Rerata Skor Keterangan

µ+ 1.5σ < X 109 < X Sangat Tinggi

µ + 0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ 92< X ≤ 109 Tinggi µ - 0.5 σ < X ≤ µ + 0.5 σ 75< X ≤ 92 Sedang µ- 1.5σ < X ≤ µ - 0.5 σ 58< X ≤ 75 Rendah

X ≤ µ- 1.5σ X ≤ 58 Sangat Rendah

Selanjutnya, data skor item dikelompokkan kedalam

kategori-kategori

diatas.

Skor

yang

rendah

menenandakan bahwa layanan bimbingan belum

maksimal diberikan oleh guru.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai hasil penelitian mengenai

kerterlaksanaan peran guru kelas dalam proses pemberian layanan

bimbingan dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Keterlaksanaan Peran Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perananan guru kelas dalam proses pemberian layanan bimbingan pada Sekolah Dasar (SD) di kecamatan Bayat, dan layanan bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan oleh guru di Sekolah Dasar (SD) di kecamatan Bayat.

Berdasarkan

data

yang

telah

dikumpulkan

peneliti

menggolongkan subjek dengan berdasarkan kategori Azwar

(2011: 107-108), sangat baik, baik, sedang, rendah, dan sangat

rendah. Pengkateorisasian Subjek dapat dilihat pada tabel 11.


(56)

Tabel 11.

Penggolongan Subjek Penelitian

No Perhitungan Skor Kategori No Subjek Jumlah Subjek Presentase

1. 232 < X Sangat Baik 4, 6, 7,8, 9, 10, 20 60,61 %

13, 15,18, 19,

20, 21,22, 23,

24, 26, 27, 28, 32, 33.

2. 196 < X ≤ 232 Baik 1, 2, 3, 5, 11, 12, 13 39,39 % 14, 16, 17, 25,

29, 30,31.

3. 160< X ≤ 232 Sedang 0 0 0 % 4. 124< X ≤ 160 Rendah 0 0 0 % 5. X ≤ 124 Sangat Rendah 0 0 0 %

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui terdapat 20 orang guru atau 60,61% termasuk kategori sangat baik. 13 orang guru atau 39,39% termasuk kategori baik. Tidak ada satu pun guru yang termasuk dalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru kelas dalam proses layanan bimbingan pada kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten termasuk dalam kategori sangat baik artinya guru telah memberikan layanan dasar bimbingan yang menyangkut bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.

2. Hasil Skor Tiap Item Peranan Guru Kelas dalam

Layanan Bimbingan Pada Sekolah Dasar (SD) kelas

4-6 Di Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah

Butir-butir pada instrumen penelitian ini digolongkan

dengan menggunakan kriteria Azwar (2011: 107-108), maka

diperoleh penggolongan item sebagai berikut;


(57)

Tabel 12

Penggolongan Butir-Butir Item

No Perhitungan Skor Kategori No Item Jumlah Item Presentas e

1. 109 < X Sangat Tinggi 1, 2, 3, 4, 9, 10, 11, 12, 31 68,89 %

14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44.

2. 92 < X ≤ 109 Tinggi 7, 8, 13, 21, 23, 24, 26, 11 22,22 % 33, 41, 45.

3. 75< X ≤ 92 Sedang 5, 6, 16. 3 8,89% 4. 58< X ≤ 75 Rendah 0 0 0 % 5. X ≤ 58 Sangat Rendah 0 0 0 %

Jumlah 45 100%

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 68,89% atau 31 item termasuk kedalam kategori sangat tinggi, 22,22% atau 10 item termasuk kedalam kategori tinggi. 8,89% atau 4 item termasuk kedalam kategori sedang. 0% atau 0 item termasuk kedalam kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa item-item layanan bimbingan pada kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten termasuk dalam kategori sangat tinggi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Keterlaksanaan Layanan Dasar Bimbingan di

Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten

Hasil penelitian mengenai keterlaksanaan peran guru kelas dalam melaksanakan layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD) kelas 4-6 di Kecamatan Bayat, Klaten menunjukkan bahwa 60,61 % termasuk kategori sangat terlaksana, 39,39 % termasuk kategori terlaksana.


(58)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diartikan guru telah melaksanakan dapat secara terpadu antara tugasnya sebagai pengajaran dan sebagai pememberi layanan dasar bimbingan, sehingga peserta didik merasakan manfaat bimbingan melalui proses belajar mengajar.

Pemberian layanan dasar bimbingan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memenuhi tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Misal, guru membimbing peserta didik untuk memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan prestasi akademik dan minat. Guru memberikan informasikan mengenai sekolah lanjutan, seperti informasi mengenai syarat yang diperlukan untuk dapat masuk ke sekolah idaman, biaya sekolah, dan kualitas dari sekolah. Guru tidak hanya memberikan informasi guru juga membantu peserta didik untuk mengalisis kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik, melihat perkembangan akademis peserta didik melalui nilai raport dan membantu menganalisis minat peserta didik. Semua ini dilakukan agar peserta didik dapat menentukan sekolah yang lanjutan secara mandiri, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Hal ini sejalan dengan tujuan layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD). Menurut Depdikbud (1994) dalam Suherman (2005: 51), menjelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD) adalah membantu peserta didik untuk memenuhi tugas-tugas


(59)

perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, pendidikan, dan

karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.

2. Butir-butir Instrumen Peranan Guru Kelas dalam Layanan

Bimbingan di Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Bayat, Klaten

Berdasarkan hasil analisis uji butir-butir item keterlaksanaan peran guru dalam proses layanan bimbingan di Sekolah Dasar (SD), didapati 68,89% termasuk kedalam kategori sangat tinggi, 22,22% termasuk kedalam kategori tinggi. 8,89% termasuk kedalam kategori sedang, 0% termasuk kedalam kategori rendah dan sangat rendah.

Item-item yang termasuk ke dalam kategori sangat tinggi

dan tinggi dapat diartikan bahwa guru telah memberikan

layanan dasar bimbingn kepada peserta didik. Item-item dalam

kategori sedang dapat diartikan bahwa belum semua ragam

layanan dasar bimbingan disampaikan atau diberikan kepada

peserta didik. Item yang berada dalam kategori ini berjumlah 4

item yang termasuk kedalam kategori sedang.

Item yang pertama yang memiliki nilai sedang adalah “ saya tidak

memberi pemahaman mengenai sex education kepada peserta didik.” Berdasarkan hasil penelitian, guru tidak memberikan materi sexeducation kepada seluruh peserta didik. Hal ini terjadi karena meterimengenai sex education bukan bagian dari materi pembelajaran yang harus disampaikan kepada seluruh peserta didik, sehingga guru menganggap materi tersebut tidak perlu diberikan kepada peserta


(60)

didik. Pemberian meteri mengenai sex education pada peserta didik Sekolah Dasar (SD) sangatlah penting, mengingat pada usia Sekolah Dasar (SD) peserta didik akan mengalami pubersitas dan anggota tubuh akan mengalami perubahan, sehingga peserta didik tidak mengalami kebingunggan saat terjadi perubahan dalam tubuh dan dapat melewati masa pubersitas dengan sewajarnya.

Item kedua yang memiliki nilai sedang adalah “Saya melatih

peserta didik untuk mengembalikan barang yang dipinjam kepada

pemiliknya.” Item ini dikategorikan sebagai item sedang

dikarenakan guru kelas tidak membiasakan peserta didik untuk

mengembalikan barang yang mereka pinjam. Mengembalikan

barang yang dipinjam kepada pemiliknya adalah salah satu

bentuk dari tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan salah

satu isi dari pendidikan karakter atau pendidikan nilai.

Kirschenbaum (1995: 7) mengemukakan bahwa pendidikan nilai

yang dilakukan tidak hanya menggunakan strategi tunggal saja,

melainkan harus dilakukan secara komprehensif. Strategi tunggal

Item yang ketiga “Saya melarang peserta didik berada di dalam

kelas saat jam istirahat.” Saat istirahat sekolah, sebaiknya peserta didik

berada di luar kelas dan bermain bersama teman-teman yang lain. istirahat sekolah memiliki fungsi menurunkan ketegangan otot-otot dan mengurangi rasa bosan sehingga siswa bisa segar kembali dan siap menerima pelajaran selanjutnya. Pada waktu istirahat yang ditentukan,


(61)

para siswa bisa memanfaatkannya untuk mengembalikan

kepenatan yang dirasakan saat menyerap pelajaran-pelajaran

sebelumnya. Waktu istirahat digunakan sebagai waktu bermain

melatih kemampuan fisik dan bersosialisasi.


(1)

KUESIONER PENELITIAN MENGENAI KETERLAKSANAAN

LAYANAN BIMBINGAN DASAR OLEH GURU KELAS 4-6

SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAYAT, KLATEN, JAWA

TENGAH

Disusun Oleh: Yulia Dwi Susanti

091114082

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(2)

KUESIONER PENELITIAN MENGENAI KETERLAKSANAAN LAYANAN DASAR BIMBINGAN OLEH GURU KELAS 4-6 SEKOLAH DASAR DI

KECAMATAN BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH

Bapak dan ibu guru yang terhormat, berikut ini adalah kuesioner yang berisi seputar keterlaksanaan peran guru dalam melaksanakan layanan bimbingan. Saya meminta kesediaan bapak dan ibu guru untuk mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya, dan teliti. Data yang bapak dan ibu guru berikan bersifat rahasia. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasi.

Petunjuk pengisian angket :

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu anda membaca dan memahami setiap pernyataan yang ada.

2. Isilah daftar identitas yang telah disiapkan.

3. Pilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia, yaitu :

a. SL : jika pernyataan tersebut Selalu dengan keadaan anda.

b. S : jika pernyataan tersebut Sering dengan keadaan anda.

c. KD : jika pernyataan tersebut Kadang-kadang dengan keadaan anda.

d. TP : jika pernyataan tersebut Tidak Pernah dengan keadaan anda.

4. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda centang

(√) pada jawaban yang dianggap paling tepat.

Contoh :

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SL S KD TP

1 Saya merasa senang, saat peserta didik saya

mendengarkan saya menjelaskan materi √

pelajaran


(3)

5. Isilah angket ini dengan teliti dan pastikan kembali jangan ada nomer yang terlewati.

6. Selamat mengerjakan dan terimakasi atas segala bantuannya. Identitas responden :

1. Nama :

2. Guru Kelas :

3. Nama sekolah :

No Pernyataan Pilihan jawaban

SL S KD TP

1. Saya membiarkan peserta didik yang mejelek-jelekan

agama lain.

2. Saya diam saja saat melihat peserta didik yang

membuang sampah sembarangan.

3. Saya meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas

tepat waktu.

4. Saya tidak memberikan informasi mengenai sex

education kepada peserta didik.

5. Saya melatih peserta didik untuk mengembalikan

barang yang dipinjamn kepada pemiliknya.

6. Saya menghukum peserta didik membaca di depan

kelas untuk peserta didik yang kurang lancar membaca.

7. Saya membantu peserta didik untuk memilih kegiatan

di luar sekolah yang sesuai dengan minat.

8. Saya tidak memberikan informasi mengenai sekolah


(4)

No Pernyataan Pilihan jawaban

SL S KD TP

9. Saya tidak melatih peserta didik untuk berempati

terhadap teman.

10. Saya membiarkan peserta didik merencanakan sendiri

pekerjaan yang cocok di masa depan.

11. Saya melatih motorik peserta didik melalui pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan.

12. Saya kurang memberikan penjelasan kepada peserta

didik tentang menabung.

13. Saya membimbing peserta didik untuk membuat

prioritas sekolah yang menjadi pilihan.

14. Saya mengajak peserta didik untuk mengenal kaitan

antara minat, kemampuan, dan keinginan karier peserta

didik.

15. Saya mendorong peserta didik untuk mengikuti

kegiatan di luar sekolah yang menunjang belajar.

16. Saya melarang peserta didik untuk berada di dalam

kelas saat jam istirahat.

17. Saya kurang memberi informasi mengenai peran pria

dan wanita dalam kehidupan sehari-hari.

18. Saya mengajak peserta didik untuk doa bersama

sebelum dan sesudah kegiatan belajar.

19. Saya membiarkan peserta didik yang berpakaian tidak

rapi.

20. Saya memberikan penjelasan mengenai perubahan-


(5)

No Pernyataan Pilihan jawaban

SL S KD TP

21. Saya tidak membimbing peserta didik untuk mengenal

kelebihan dan kekurangan yang ada.

22. Saya mengajak peserta didik untuk merawat tamaman

yang ada di lingkungan sekolah.

23. Saya memarahi peserta didik yang memanggil

temannya dengan nama orang tua.

24. Saya memberi kebebasan kepada peserta didik dalam

menentukan sekolah lanjutan.

25. Saya mengajarkan peserta didik untuk tidak menunda-

nunda mengerjakan PR.

26. Saya mengajak peserta didik untuk berkeliling di

sekitar lingkungan sekolah untuk mengenal ragam

pekerjaan.

27. Saya memperingatkan peserta didik untuk tidak

melakukan perbuatan yang dilarang agama, seperti

mencuri, berbohong dan mencontek.

28. Saya mengajak peserta didik untuk mandi 2 kali sehari.

29. Saya tidak memperkenalkan peserta didik untuk

memperkenalkan macam-macam pekerjaan.

30. Saya meninta peserta didik untuk mendengarkan

pendapat orang lain.

31. Saya tidak membiasakan peserta didik untuk menulis

dengan huruf tegak bersambung.

32. Saya diam saja saat mendengar peserta didik


(6)

No Pernyataan Pilihan jawaban

SL S KD TP

33. Saya membiarkan peserta didik yang mengejek teman

yang berbeda suku atau agama.

34. Saya meminta peserta didik untuk mengumpulkan

informasi mengenai sekolah yang diinginkan.

35. Saya memberi cap “bodoh” pada peserta didik yang

tidak bisa menghitung.

36. Saya melatih peserta didik untuk peduli terhadap

temannya sendiri.

37. Saya mengenalkan kepada peserta didik mengenai

perbedaan perilaku antara pria dan wanita.

38. Saya diam saja saat mendengar peserta didik mengejek

kekurangan orang lain.

39. Saya mengajarkan kepada peserta didik untuk

berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.

40. Saya pura-pura tidak melihat saat peserta didik ada

yang mencontek saat ujian.

41. Saya melatih peserta didik kerapihan dan kebersihan

lingkungan melali piket harian.

42. Saya memperkenalkan peserta didik mengenai sekolah

lanjutan sesuai dengan prestasi akademik dan minat.

43. Saya diam saja saat melihat peserta didik makan tanpa

mencuci tangan terlebih dahulu.

44. Saya menegur peserta didik untuk mengejek teman

yang sedang kesulitan.

45. Saya mengajarkan peserta didik untuk berbesar hati