EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA KARTUN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI GERAK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP).
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA KARTUN DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INTERACTION (DI) TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA
MATERI GERAK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
DISUSUN
OLEH
RUSLAN SIRAIT
NIM.8106176020
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRACT
RUSLAN SIRAIT.NIM.8106176020.The Effect Of Learning Cooperative
Model Of Team Games Tournament (TGT) By Using Cartoon Media With
Learning Direct Interaction (DI) On Students Motivation To The Physics
Subject Result In The Move Concept At Junior High School (SMP)
Fostgraduate Program, The University Of Medan 2013.
The objectives of this study are: (1) to konow the differences of Cooperatif
Learning Model implementation of Team Games Tournament (TGT) type by
using cartoon media from Direct Interaction (DI) model application to the student
achievement on move subject (2) to know the differences of students high
motivation from the student low motivation in both learning models (3) to know
the interaction between TGT Cooperative Learning by using cartoon media to the
motivation to increase the students achievement.
This study applied quasy experiment by using two group pretes and postes design.
The population at this study is all of the first year students of SMP Negeri 3 Air
Batu Satu Atap academic year 2012/2013 totally 3 class (90 students). The sample
of this study to two classes namely VII-1 consistity of 30 students and class VII-2
consistity of 30 students in which VII-1 is taught by using TGT (exsperimental
class) and VII-2 is taught with DI (control class)
The data analysis uses SPSS 17 that can be formulated as follows: (1) the students
taught by using TGT has higher achievement compared with the student taught by
using DI (2) Students taught by using TGT with motivation will obtain higher
achievement compared with students taught by using DI with motivation (3) there
is a significant interaction between TGT an DI to students achievement.
Keywords
:Cooperative Learning Model of Teams Games
Tournament
type, Direct Interaction Learning Model, Motivation,
Achievement.
ABSTRAK
RUSLAN SIRAIT. NIM. 8106176020. Efek Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Kartun
Dengan Model Pembelajaran Direct Interaction (DI) Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gerak Di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Untuk mengetahui perbedaan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) menggunakan media kartun
dengan penerapan model (DI) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
materi Gerak, (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan motivasi rendah pada kedua model pembelajaran tersebut, (3)
Untuk mengetahui adanya interaksi antara pembelajaran Kooperatif tipe TGT
menggunakan media kartun dan model pembelajaran DI terhadap motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan desain 2 group yaitu pretes
dan postes. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Air Batu Satu Atap T.A 2012/2013 sebanyak 3 kelas (90 orang). Sampel
penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII-1 sebanyak 30 orang dan kelas VII-2
sebanyak 30 orang. Kelas VII-1 diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (kelas Eksperimen) dan kelas VII-2 diajar dengan model pembelajaran
Direct Interaction (kelas Kontrol).
Data dianalisis menggunakan SPSS 17 dapat disimpulkan : (1) Hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
Direct Interaction. (2) siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan motivasi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model DI
dengan motivasi. (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT dan model pembelajaran model DI terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
Kata Kunci :Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament, Model Pembelajaran Direct Interaction, Motivasi
Belajar, hasil Belajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena penulis masih diberi nikmat
kesehatan serta rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tesis dengan judul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA
KARTUN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INTERACTION
(DI) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR
FISIKA PADA MATERI GERAK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP)”Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Fisika Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari tanpa adanya
dukungan, petunjuk, bimbingan serta bantuan berbagai pihak, penyusunan Tesis
ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan, maka tidaklah
berlebihan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini,
baik bantural moral maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc.,Ph.D dan Prof. Dr. Sahyar, M.S.,M.M
selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan sabar memberikan arahan
bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis hingga
penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dr.
Mariati P Simanjuntak, S.Pd.,M.Si, Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.Si
dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah
memberikan masukan dan saran-saran dari mulai rencana penelitian sampai
selesai penyusunan tesis ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Sumari, S.Pd,MM sebagai Kepala SMP
Negeri 3 Air Batu Satu Atap dan rekan-rekan guru yang telah memberikan
masukan selama melaksankan penelitian di sekolah. Teristimewa penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada istri saya Sutrisna Rahmadani
Nasution,S.Pd dan anak saya Auni Bachta Sirait yang selalu menjadi
penyemangat penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini, namun penulis menyadari tanpa adanya dukungan, petunjuk, bimbingan serta
bantuan berbagai pihak, penyusunan tesis ini tidak dapat terselesaikan
sebagaimana yang diharapkan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, 11 Februari 2014
Ruslan Sirait
DAFTAR ISI
Halaman
Abstract
i
Abstrak
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
v
Daftar Tabel
viii
Daftar Gambar
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Pembatasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
1.7. Defenisi Operasional
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
7
2.1.1. Hakekat Model Pembelajaran kooperatif
7
2.1.2. Model Pembelajaran Tipe TGT
16
2.1.3. Hakekat Model Pembelajaran
20
2.1.4. Media Komik Dalam Pembelajaran
28
2.1.5. Motivasi Pembelajaran
29
2.2. Kerangka Konseptual
34
2.3. Hipotesis Penelitian
36
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
37
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
37
3.3. Variabel Penelitian
37
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
38
3.5. Prosedur Penelitian
39
3.6. Instrumen Penelitian
40
3.6.1. Instrumen Motivasi Belajar Sisiwa
41
3.6.2. Tes Hasil Belajar Fisika
42
3.7. Analisis Butir Tes
43
3.7.1. Validitas Isi
43
3.7.2. Validitas Butir Soal
43
3.7.3. Realibilitas Tes
44
3.7.4. Indeks Kesukaran
45
3.7.5. Daya Pembeda
46
3.8. Teknik Analisis Data
47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
51
51
4.1.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
51
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Tes
53
4.1.1.3. Daya Pembeda Tes
53
4.2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian
53
4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian
54
4.2.2. Uji Asumsi
55
4.2.2.1. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar
55
4.2.2.2. Uji Homogenitas
56
4.3. Pengujian Hipotesis
57
4.3.1. Hipotesis Pertama
58
4.3.2. Hipotesis Kedua
59
4.3.3. Hipotesis Ketiga
59
4.3.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
60
4.3.5. Pembahasan
61
4.3.5.1. Perbedaan Hasil Belajar Gerak yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT dan Model Pembelajaran Direct Interaction
61
4.3.5.2. Perbedaan Hasil Belajar Gerak yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT yang Memiliki Motivasi dan Siswa
yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Direct Interaction yang Memiliki Motivasi
63
4.3.5.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT dan Model Pembelajaran
Kooperatif Direct Interaction dengan
Motivasi dalam Mempengaruhi Hasil belajar
64
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1. Kesimpulan
65
5.2. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif
13
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian
38
Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA
39
Tabel 3.3. Kisi-kisi instrument angket motivasi pada pengajaran
Fisika di SMP
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Gerak
41
42
Tabel 3.5. Rubrik Mengukur Hasil Belajar Siswa Untuk Soal C1 Dan C2 42
Tabel 3.6. Rubrik Mengukur Hasil Belajar Siswa Untuk Soal C3 Dan C4
42
Tabel 4.1. Uji Validitas Tes
52
Tabel 4.2. Uji Realibilitas Tes
53
Tabel 4.3. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar
54
Tabel 4.4. Uji Normalitas
55
Tabel 4.5. Uji homogenitas Nilai Pretes
56
Tabel 4.6. Uji pretes
57
Tabel 4.7. ANAVA Faktorial 2 X 2
58
Tabel 4.8. Interaksi
59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Cluster-Seating Arrangement
10
Gambar 2.2. Swing-Seating Arrangement
11
Gambar 2.3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
12
Gambar 2.4. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
25
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Pertama
70
Lampiran 2. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Kedua
74
Lampiran 3. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Ketiga
78
Lampiran 4. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Pertama
82
Lampiran 5. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Kedua
85
Lampiran 6. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Ketiga
88
Lampiran 7. Soal Instrumen Penelitian
91
Lampiran 8. Kuisioner (Angket) Motivasi Belajar Siswa
93
Lampiran 9. Uji Validitas Tes
95
Lampiran 10.Daya Pembeda
97
Lampiran 11. Tingkat Kesukaran
98
Lampiran 12. Distribusi Data penelitian
99
Lampiran 13. Distribusi Data Anava
100
Lampiran 14. Deskriptif Statistik Data Penelitian
101
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian
106
Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian
107
Lampiran 17. Uji T Pretest
108
Lampiran 18. Uji ANAVA
109
Lampiran 19. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
112
Lampiran 20. Nilai Untuk Validasi
113
Lampiran 21. Nilai Pretes DI
114
Lampiran 22. Nilai Postes DI
115
Lampiran 23. Nilai Pretes TGT
116
Lampiran 24. Nilai Postes TGT
117
Lampiran 25. Nilai Motivasi DI
118
Lampiran 26. Nilai Motivasi TGT
119
Lampiran 27. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran
Kooperatif Direct Interaction Dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dengan Motivasi Terhadap
Hasil Belajar
120
Lampiran 28. Media Kartun
121
Lampiran 29. Kartu SoaL Pertemuan Pertama Kelas TGT
148
Lampiran 30. Kartu Soal Pertemuan Kedua Kelas TGT
152
Lampiran 31. Kartu Soal Pertemuan Ketiga Kelas TGT
155
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan proses belajar mengajar, khususnya bidang studi fisika peranan
guru sangat diperlukan untuk melihat apa, siapa yang diajar dan bagaimana cara
mengajar mata pelajaran tersebut. Sehingga pada akhirnya nanti akan memberikan
hasil belajar siswa yang dapat dijadikan sebagai gambaran sejauh mana siswa
telah menguasai konsep-konsep fisika yang dipelajarinya.
Usaha pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas secara
operasional tertuang dalam tujuan kurikuler pendidikan fisika. Adapun tujuan
kurikuler pendidikan fisika menyatakan bahwa: mata pelajaran fisika bertujuan
agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya
serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari keagungan
Tuhan Yang Maha Esa (Depdikbud,1995).
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan
fasilitas belajar, pemanfaatan waktu, dan penggunaan metode belajar. Pada
pelaksanaan pembelajaran di kelas guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat karena cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran
sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran dan minat siswa terhadap
materi pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan siswa agar mencapai hasil pembelajaran yang
optimal.
Berdasarkan pengalaman selama menjadi guru IPA Fisika di SMP N 3 Air
Batu Satu Atap bahwa prestasi belajar IPA Fisika siswa di sekolah tersebut
rendah. Rendahnya prestasi belajar di kelas tersebut diduga karena guru secara
aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan sedangkan siswa hanya
mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan. Pembelajaran seperti itu kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, membentuk, dan
mengembangkan pengetahuannya sendiri dan pembelajaran tersebut kurang
mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa dan sangat
membosankan. Selain itu, kecil sekali peluang terjadinya proses sosial antar siswa
yaitu hubungan siswa satu dengan siswa lainnya dalam rangka membangun
pengetahuan bersama, untuk itu perlu dilakukan perubahan model dalam proses
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang berpijak pada pandangan konstruktivis
adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar bersama.
Berdasarkan jurnal ho dan boo ( 2007 ) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat menghasilkan :1) relationship between cooperative learning and
student’s academic achievement, 2) understanding of consepts, 3) motivation to
learn.
Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk
mencapai tujuan belajar. Terdapat empat tahap dalam TGT yaitu mengajar, belajar
kelompok, turnamen/perlombaan, dan penghargaan kelompok. Dengan penerapan
pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan kompetensi kognitif dan
sosial lebih mudah akan tercapai ( Fauzi:2011)
Faktor ketepatan guru dalam memilih cara pengajaran sangat berpengaruh
terhadap kesenangan dan penguasaan siswa pada materi pelajaran fisika. Salah
satu upaya yang mungkin dilakukan guru adalah penggunaan media pembelajaran
serta mampu mengaitkannya dalam pembelajaran fisika, salah satu media
pembelajaran tersebut adalah media kartun gambar yang mengkombinasikan
fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara
ungkapan kata-kata dan gambar-gambar yang memvisualisasikan konsep-konsep
fisika secara konkrit dan menarik. Pengajaran fisika dalam bentuk kartun sangat
menarik karena mudah dimengerti sehingga sangat membantu siswa yang hendak
menikmati dan merasakan asyiknya belajar fisika ( Gonick & Huffman,2003).
Hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Simatupang
dan
Elvita
menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan penggunaan lembaran kerja
kartun terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pemuaian kelas VII
semester 1 di SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2007/2008 dengan nilai ratarata post test kelas eksperimen 68,875.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noperi, dalam pengembangan komik
pembelajaran fisika berbasis desain grafis materi gerak pada siswa SMP didapat
hasil dari skor angket motivasi yaitu 3,51, artinya pembelajaran dengan
menggunakan komik fisika disenangi oleh siswa.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka perlu
menerapkan suatu model pembelajaran dengan bantuan media yang dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dalam rangka itu peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Kartun dengan Model
Pembelajaran Direct Interaction (DI) Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Hasil
Belajar Fisika Pada Materi Gerak Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi kemungkinan
rendahnya hasil belajar siswa, yaitu disebabkan faktor internal ( dalam diri anak )
dan faktor eksternal ( luar diri anak
). Adapun masalah-masalah yang
diidentifikasi dalam masalah ini adalah:
1. Metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya prestasi
anak.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran Fisika yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
3. Penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi oleh
guru.
1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
+ media kartun dan model pembelajaran Direct
Interaction ( DI )
2. Motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT + media kartun dan model pembelajaran Direct Interaction ( DI )
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar fisika pada materi Gerak di SMP Negeri 3 Air
Batu Satu Atap kelas VII.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika menggunakan model Direct
Instruction dengan model kooperatif tipe TGT dan kartun?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah dengan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar fisika?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dengan kooperatif
tipe TGT dan kartun.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dengan hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan
motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar fisika.
1.6. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Guru, dapat dijadika alternatif dalam perbaikan pembelajaran
ssssuntuk meningkatkan pemahman materi pembelajaran Fisika.
2. Bagi Sekolah, untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas
hasil pendidikan.
3. Bagi Siswa, untuk lebih mampu memahami materi pelajaran dan
meningkatkan hasil belajar, menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu
variable yang ada dalam penelitian ini , maka perlu diberikan defenisi operasional
untuk mengklarifikasikan hal tersebut. Adapun defenisi operasional dari penelitian
ini adalah :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah
salah satu model pembelajaran yang merupakan bagian dari metode belajar
kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompoknya untuk mempersiapkan
diri agar dapat menyelesaikan soal-soal turnamen akademik.
2. Materi pokok Gerak adalah materi yang membahas tentang Jarak,Perpindahan,
Gerak Lurus Beraturan, Gerak Lurus Berubah Beraturan.
3. Hasil Belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami bahan
ajar disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Hasil
belajar siswa dinyatakan dalam bentuk skor gain yang diperoleh dari uji tes
sebelum pembelajaran (pre-test) dan uji tes setelah pembelajaran (post-test).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yaitu siswa yang menggunakan
model pembelajaran TGT mendapatkan hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran DI
2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yaitu siswa yang menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe TGT yang memiliki motivasi
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang diajarkan dengan model DI yang memiliki motivasi
3. Terdapat interaksi pembelajaran yaitu siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe TGT dengan media kartun mendapatkan hasil yang lebih
baik dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct
Interaction dengan motivasi.
5.2. Saran
1. Siswa harus dibimbing dalam pelaksanaan pembelajaran TGT agar siswa
lebih fokus dan aktif dalam menjawab pertanyaan dalam permainan dan
turnamen yang dilaksanakan dalam model TGT ini
2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran,
oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan
pelajaran.
3. Guru sebaiknya lebih memikirkan lagi pola pembelajaran TGT agar tidak
melibatkan guru lain dalam pembelajaran TGT ini.
4. Dalam melibatkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan
baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam
satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak
bekerja sepenuhnya.
5. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
6. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada materi IPA Fisika yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ames,R & L. Ames (1984). Research on Motivation Education: Student
Motivation (Vol. 1). Orlando: Academic Press, Inc.
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw
Hill Companies.
Arends, R. I. 2001. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.
Arends, R. I. 2007. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Edisi Ketujuh,
buku dua. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian ; suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bandura, A. (1977). Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral
Change. Psychological Review, 84, 191-215.
Cropley, A.J. (1985). Motivation for Participation in Adult Education. Pada
J.H.Knoll
(Ed)
Motivation for
Adult
Education.
Bonn
K.G.Saur
Munchen:German Commission for Unesco.
Depdikbud, (1995), Garis-Garis Besar Program Pengajaran, Jakarta.
Djamarah, B dan Zain, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fauzi, Ahmad. (2011). pembelajaran fisika dengan pendekatan kooperatif model
team game tournament (tgt) sebagai upaya peningkatan kompetensi sosial
mahasiswa. Surakarta : Depdikbud
Gonick, L & Huffman, A., (2003), Kartun Fisika,Penerbit Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta.
Gumelar, M.S. 2009. Comic Making (Part 1). Diakses 13 Desember 2012 dari
http://www.lulu.com/
Ho, Fong Fui And Hong Kwen Bo. 2007. Cooperative Learning: Exsploring Its
Effectiveness In The Physics Classroom: Asia-Pasific Forum On Science
Learning And Teaching Vol.8, Issue 2, Article 7,P.1 December 2007.
Hornby, G. 2009. The effectiveness of cooperative learning with trainee teachers.
Journal of Educational for Teaching, Volume 35, Issue 2 May 2009, pages 161 –
168 (On line), (http://www.informaworld.com/content), diakses 15 oktober
2012).
Hotimah, Husnul. 2013.” Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament (TGT) terhadap Motivasi Belajar Siswa dan
Hasil Belajar Fisika pada Konsep Listrik Statis di Sekolah Menengah
Pertama (SMP),Tesis Pascasarjana Unimed, Medan.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. University
Press.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Berkelompok.
Bandung: Alfabeta.
Keller, J.M.(1983). Motivation Design of Instruction, in Instructional-Design
Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Hillscale:
Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Lie, A. 2000. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
McClelland, D. (1985). How Motives, Skills, and Values Determine What People
Do. American Psychologist, 40, 812-825
Noperi, Hendri. 2011. ”Pengembangan Komik Pembelajaran Fisika Berbasis
Desain Grafis Materi Gerak Pada Sisa SMP”, Skripsi, FKIP Universitas
Lampung,Bandar Lampung.
Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri
Malang Press.
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: alfabeta.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Simatupang, Sehat & Elvita.2008.” Pengaruh Penggunaan Lembaran Kerja
Kartun Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pemuaian Kelas
VII Semester 1 Di SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2007-2008”,
Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Situmorang, M dan Laora L. S. 2009. Efektivitas Media Audiovisual Terhadap
Peningkatan Prastasi Belajar Siswa pada Pengajaran Sistem Koloid,
Pascasarjana Unimed : Jurnal Pendidikan Kimia Volume I Nomor 1 Edisi
April.
Slavin, R, E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Second
Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.
Sudjana, N. dan Rivai A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syah, M., (2003), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Uno, H. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia.2011.
Desain
Grafis.
Diakses
13
Desember
2012
dari
http://id.wikipedia.org/
Wlodkowski, R. (1985). Enhancing Adult Motivation to Learn. San Fransisco:
Jossey-Bass Publishers.
TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA KARTUN DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INTERACTION (DI) TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA
MATERI GERAK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
DISUSUN
OLEH
RUSLAN SIRAIT
NIM.8106176020
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRACT
RUSLAN SIRAIT.NIM.8106176020.The Effect Of Learning Cooperative
Model Of Team Games Tournament (TGT) By Using Cartoon Media With
Learning Direct Interaction (DI) On Students Motivation To The Physics
Subject Result In The Move Concept At Junior High School (SMP)
Fostgraduate Program, The University Of Medan 2013.
The objectives of this study are: (1) to konow the differences of Cooperatif
Learning Model implementation of Team Games Tournament (TGT) type by
using cartoon media from Direct Interaction (DI) model application to the student
achievement on move subject (2) to know the differences of students high
motivation from the student low motivation in both learning models (3) to know
the interaction between TGT Cooperative Learning by using cartoon media to the
motivation to increase the students achievement.
This study applied quasy experiment by using two group pretes and postes design.
The population at this study is all of the first year students of SMP Negeri 3 Air
Batu Satu Atap academic year 2012/2013 totally 3 class (90 students). The sample
of this study to two classes namely VII-1 consistity of 30 students and class VII-2
consistity of 30 students in which VII-1 is taught by using TGT (exsperimental
class) and VII-2 is taught with DI (control class)
The data analysis uses SPSS 17 that can be formulated as follows: (1) the students
taught by using TGT has higher achievement compared with the student taught by
using DI (2) Students taught by using TGT with motivation will obtain higher
achievement compared with students taught by using DI with motivation (3) there
is a significant interaction between TGT an DI to students achievement.
Keywords
:Cooperative Learning Model of Teams Games
Tournament
type, Direct Interaction Learning Model, Motivation,
Achievement.
ABSTRAK
RUSLAN SIRAIT. NIM. 8106176020. Efek Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Kartun
Dengan Model Pembelajaran Direct Interaction (DI) Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gerak Di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Untuk mengetahui perbedaan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) menggunakan media kartun
dengan penerapan model (DI) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
materi Gerak, (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan motivasi rendah pada kedua model pembelajaran tersebut, (3)
Untuk mengetahui adanya interaksi antara pembelajaran Kooperatif tipe TGT
menggunakan media kartun dan model pembelajaran DI terhadap motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan desain 2 group yaitu pretes
dan postes. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Air Batu Satu Atap T.A 2012/2013 sebanyak 3 kelas (90 orang). Sampel
penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII-1 sebanyak 30 orang dan kelas VII-2
sebanyak 30 orang. Kelas VII-1 diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (kelas Eksperimen) dan kelas VII-2 diajar dengan model pembelajaran
Direct Interaction (kelas Kontrol).
Data dianalisis menggunakan SPSS 17 dapat disimpulkan : (1) Hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
Direct Interaction. (2) siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan motivasi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model DI
dengan motivasi. (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT dan model pembelajaran model DI terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
Kata Kunci :Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament, Model Pembelajaran Direct Interaction, Motivasi
Belajar, hasil Belajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena penulis masih diberi nikmat
kesehatan serta rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tesis dengan judul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA
KARTUN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INTERACTION
(DI) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR
FISIKA PADA MATERI GERAK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP)”Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Fisika Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari tanpa adanya
dukungan, petunjuk, bimbingan serta bantuan berbagai pihak, penyusunan Tesis
ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan, maka tidaklah
berlebihan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini,
baik bantural moral maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc.,Ph.D dan Prof. Dr. Sahyar, M.S.,M.M
selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan sabar memberikan arahan
bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis hingga
penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dr.
Mariati P Simanjuntak, S.Pd.,M.Si, Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.Si
dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah
memberikan masukan dan saran-saran dari mulai rencana penelitian sampai
selesai penyusunan tesis ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Sumari, S.Pd,MM sebagai Kepala SMP
Negeri 3 Air Batu Satu Atap dan rekan-rekan guru yang telah memberikan
masukan selama melaksankan penelitian di sekolah. Teristimewa penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada istri saya Sutrisna Rahmadani
Nasution,S.Pd dan anak saya Auni Bachta Sirait yang selalu menjadi
penyemangat penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini, namun penulis menyadari tanpa adanya dukungan, petunjuk, bimbingan serta
bantuan berbagai pihak, penyusunan tesis ini tidak dapat terselesaikan
sebagaimana yang diharapkan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, 11 Februari 2014
Ruslan Sirait
DAFTAR ISI
Halaman
Abstract
i
Abstrak
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
v
Daftar Tabel
viii
Daftar Gambar
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Pembatasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
1.7. Defenisi Operasional
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
7
2.1.1. Hakekat Model Pembelajaran kooperatif
7
2.1.2. Model Pembelajaran Tipe TGT
16
2.1.3. Hakekat Model Pembelajaran
20
2.1.4. Media Komik Dalam Pembelajaran
28
2.1.5. Motivasi Pembelajaran
29
2.2. Kerangka Konseptual
34
2.3. Hipotesis Penelitian
36
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
37
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
37
3.3. Variabel Penelitian
37
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
38
3.5. Prosedur Penelitian
39
3.6. Instrumen Penelitian
40
3.6.1. Instrumen Motivasi Belajar Sisiwa
41
3.6.2. Tes Hasil Belajar Fisika
42
3.7. Analisis Butir Tes
43
3.7.1. Validitas Isi
43
3.7.2. Validitas Butir Soal
43
3.7.3. Realibilitas Tes
44
3.7.4. Indeks Kesukaran
45
3.7.5. Daya Pembeda
46
3.8. Teknik Analisis Data
47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
51
51
4.1.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
51
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Tes
53
4.1.1.3. Daya Pembeda Tes
53
4.2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian
53
4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian
54
4.2.2. Uji Asumsi
55
4.2.2.1. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar
55
4.2.2.2. Uji Homogenitas
56
4.3. Pengujian Hipotesis
57
4.3.1. Hipotesis Pertama
58
4.3.2. Hipotesis Kedua
59
4.3.3. Hipotesis Ketiga
59
4.3.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
60
4.3.5. Pembahasan
61
4.3.5.1. Perbedaan Hasil Belajar Gerak yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT dan Model Pembelajaran Direct Interaction
61
4.3.5.2. Perbedaan Hasil Belajar Gerak yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT yang Memiliki Motivasi dan Siswa
yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Direct Interaction yang Memiliki Motivasi
63
4.3.5.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT dan Model Pembelajaran
Kooperatif Direct Interaction dengan
Motivasi dalam Mempengaruhi Hasil belajar
64
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1. Kesimpulan
65
5.2. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif
13
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian
38
Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA
39
Tabel 3.3. Kisi-kisi instrument angket motivasi pada pengajaran
Fisika di SMP
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Gerak
41
42
Tabel 3.5. Rubrik Mengukur Hasil Belajar Siswa Untuk Soal C1 Dan C2 42
Tabel 3.6. Rubrik Mengukur Hasil Belajar Siswa Untuk Soal C3 Dan C4
42
Tabel 4.1. Uji Validitas Tes
52
Tabel 4.2. Uji Realibilitas Tes
53
Tabel 4.3. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar
54
Tabel 4.4. Uji Normalitas
55
Tabel 4.5. Uji homogenitas Nilai Pretes
56
Tabel 4.6. Uji pretes
57
Tabel 4.7. ANAVA Faktorial 2 X 2
58
Tabel 4.8. Interaksi
59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Cluster-Seating Arrangement
10
Gambar 2.2. Swing-Seating Arrangement
11
Gambar 2.3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
12
Gambar 2.4. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
25
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Pertama
70
Lampiran 2. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Kedua
74
Lampiran 3. RPP Pembelajaran Kelas TGT Pertemuan Ketiga
78
Lampiran 4. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Pertama
82
Lampiran 5. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Kedua
85
Lampiran 6. RPP Pembelajaran Kelas DI Pertemuan Ketiga
88
Lampiran 7. Soal Instrumen Penelitian
91
Lampiran 8. Kuisioner (Angket) Motivasi Belajar Siswa
93
Lampiran 9. Uji Validitas Tes
95
Lampiran 10.Daya Pembeda
97
Lampiran 11. Tingkat Kesukaran
98
Lampiran 12. Distribusi Data penelitian
99
Lampiran 13. Distribusi Data Anava
100
Lampiran 14. Deskriptif Statistik Data Penelitian
101
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian
106
Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian
107
Lampiran 17. Uji T Pretest
108
Lampiran 18. Uji ANAVA
109
Lampiran 19. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
112
Lampiran 20. Nilai Untuk Validasi
113
Lampiran 21. Nilai Pretes DI
114
Lampiran 22. Nilai Postes DI
115
Lampiran 23. Nilai Pretes TGT
116
Lampiran 24. Nilai Postes TGT
117
Lampiran 25. Nilai Motivasi DI
118
Lampiran 26. Nilai Motivasi TGT
119
Lampiran 27. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran
Kooperatif Direct Interaction Dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dengan Motivasi Terhadap
Hasil Belajar
120
Lampiran 28. Media Kartun
121
Lampiran 29. Kartu SoaL Pertemuan Pertama Kelas TGT
148
Lampiran 30. Kartu Soal Pertemuan Kedua Kelas TGT
152
Lampiran 31. Kartu Soal Pertemuan Ketiga Kelas TGT
155
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan proses belajar mengajar, khususnya bidang studi fisika peranan
guru sangat diperlukan untuk melihat apa, siapa yang diajar dan bagaimana cara
mengajar mata pelajaran tersebut. Sehingga pada akhirnya nanti akan memberikan
hasil belajar siswa yang dapat dijadikan sebagai gambaran sejauh mana siswa
telah menguasai konsep-konsep fisika yang dipelajarinya.
Usaha pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas secara
operasional tertuang dalam tujuan kurikuler pendidikan fisika. Adapun tujuan
kurikuler pendidikan fisika menyatakan bahwa: mata pelajaran fisika bertujuan
agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya
serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari keagungan
Tuhan Yang Maha Esa (Depdikbud,1995).
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan
fasilitas belajar, pemanfaatan waktu, dan penggunaan metode belajar. Pada
pelaksanaan pembelajaran di kelas guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat karena cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran
sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran dan minat siswa terhadap
materi pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Guru berkewajiban untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan siswa agar mencapai hasil pembelajaran yang
optimal.
Berdasarkan pengalaman selama menjadi guru IPA Fisika di SMP N 3 Air
Batu Satu Atap bahwa prestasi belajar IPA Fisika siswa di sekolah tersebut
rendah. Rendahnya prestasi belajar di kelas tersebut diduga karena guru secara
aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan sedangkan siswa hanya
mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan. Pembelajaran seperti itu kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, membentuk, dan
mengembangkan pengetahuannya sendiri dan pembelajaran tersebut kurang
mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa dan sangat
membosankan. Selain itu, kecil sekali peluang terjadinya proses sosial antar siswa
yaitu hubungan siswa satu dengan siswa lainnya dalam rangka membangun
pengetahuan bersama, untuk itu perlu dilakukan perubahan model dalam proses
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang berpijak pada pandangan konstruktivis
adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar bersama.
Berdasarkan jurnal ho dan boo ( 2007 ) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat menghasilkan :1) relationship between cooperative learning and
student’s academic achievement, 2) understanding of consepts, 3) motivation to
learn.
Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk
mencapai tujuan belajar. Terdapat empat tahap dalam TGT yaitu mengajar, belajar
kelompok, turnamen/perlombaan, dan penghargaan kelompok. Dengan penerapan
pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan kompetensi kognitif dan
sosial lebih mudah akan tercapai ( Fauzi:2011)
Faktor ketepatan guru dalam memilih cara pengajaran sangat berpengaruh
terhadap kesenangan dan penguasaan siswa pada materi pelajaran fisika. Salah
satu upaya yang mungkin dilakukan guru adalah penggunaan media pembelajaran
serta mampu mengaitkannya dalam pembelajaran fisika, salah satu media
pembelajaran tersebut adalah media kartun gambar yang mengkombinasikan
fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara
ungkapan kata-kata dan gambar-gambar yang memvisualisasikan konsep-konsep
fisika secara konkrit dan menarik. Pengajaran fisika dalam bentuk kartun sangat
menarik karena mudah dimengerti sehingga sangat membantu siswa yang hendak
menikmati dan merasakan asyiknya belajar fisika ( Gonick & Huffman,2003).
Hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Simatupang
dan
Elvita
menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan penggunaan lembaran kerja
kartun terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pemuaian kelas VII
semester 1 di SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2007/2008 dengan nilai ratarata post test kelas eksperimen 68,875.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noperi, dalam pengembangan komik
pembelajaran fisika berbasis desain grafis materi gerak pada siswa SMP didapat
hasil dari skor angket motivasi yaitu 3,51, artinya pembelajaran dengan
menggunakan komik fisika disenangi oleh siswa.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka perlu
menerapkan suatu model pembelajaran dengan bantuan media yang dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dalam rangka itu peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Kartun dengan Model
Pembelajaran Direct Interaction (DI) Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Hasil
Belajar Fisika Pada Materi Gerak Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi kemungkinan
rendahnya hasil belajar siswa, yaitu disebabkan faktor internal ( dalam diri anak )
dan faktor eksternal ( luar diri anak
). Adapun masalah-masalah yang
diidentifikasi dalam masalah ini adalah:
1. Metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya prestasi
anak.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran Fisika yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
3. Penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi oleh
guru.
1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
+ media kartun dan model pembelajaran Direct
Interaction ( DI )
2. Motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT + media kartun dan model pembelajaran Direct Interaction ( DI )
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar fisika pada materi Gerak di SMP Negeri 3 Air
Batu Satu Atap kelas VII.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika menggunakan model Direct
Instruction dengan model kooperatif tipe TGT dan kartun?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah dengan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar fisika?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction dengan kooperatif
tipe TGT dan kartun.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dengan hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan
motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar fisika.
1.6. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Guru, dapat dijadika alternatif dalam perbaikan pembelajaran
ssssuntuk meningkatkan pemahman materi pembelajaran Fisika.
2. Bagi Sekolah, untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas
hasil pendidikan.
3. Bagi Siswa, untuk lebih mampu memahami materi pelajaran dan
meningkatkan hasil belajar, menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu
variable yang ada dalam penelitian ini , maka perlu diberikan defenisi operasional
untuk mengklarifikasikan hal tersebut. Adapun defenisi operasional dari penelitian
ini adalah :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah
salah satu model pembelajaran yang merupakan bagian dari metode belajar
kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompoknya untuk mempersiapkan
diri agar dapat menyelesaikan soal-soal turnamen akademik.
2. Materi pokok Gerak adalah materi yang membahas tentang Jarak,Perpindahan,
Gerak Lurus Beraturan, Gerak Lurus Berubah Beraturan.
3. Hasil Belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami bahan
ajar disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Hasil
belajar siswa dinyatakan dalam bentuk skor gain yang diperoleh dari uji tes
sebelum pembelajaran (pre-test) dan uji tes setelah pembelajaran (post-test).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yaitu siswa yang menggunakan
model pembelajaran TGT mendapatkan hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran DI
2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yaitu siswa yang menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe TGT yang memiliki motivasi
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang diajarkan dengan model DI yang memiliki motivasi
3. Terdapat interaksi pembelajaran yaitu siswa yang menggunakan model
kooperatif tipe TGT dengan media kartun mendapatkan hasil yang lebih
baik dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran Direct
Interaction dengan motivasi.
5.2. Saran
1. Siswa harus dibimbing dalam pelaksanaan pembelajaran TGT agar siswa
lebih fokus dan aktif dalam menjawab pertanyaan dalam permainan dan
turnamen yang dilaksanakan dalam model TGT ini
2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran,
oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan
pelajaran.
3. Guru sebaiknya lebih memikirkan lagi pola pembelajaran TGT agar tidak
melibatkan guru lain dalam pembelajaran TGT ini.
4. Dalam melibatkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan
baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam
satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak
bekerja sepenuhnya.
5. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
6. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada materi IPA Fisika yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ames,R & L. Ames (1984). Research on Motivation Education: Student
Motivation (Vol. 1). Orlando: Academic Press, Inc.
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw
Hill Companies.
Arends, R. I. 2001. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.
Arends, R. I. 2007. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar, Edisi Ketujuh,
buku dua. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian ; suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bandura, A. (1977). Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral
Change. Psychological Review, 84, 191-215.
Cropley, A.J. (1985). Motivation for Participation in Adult Education. Pada
J.H.Knoll
(Ed)
Motivation for
Adult
Education.
Bonn
K.G.Saur
Munchen:German Commission for Unesco.
Depdikbud, (1995), Garis-Garis Besar Program Pengajaran, Jakarta.
Djamarah, B dan Zain, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fauzi, Ahmad. (2011). pembelajaran fisika dengan pendekatan kooperatif model
team game tournament (tgt) sebagai upaya peningkatan kompetensi sosial
mahasiswa. Surakarta : Depdikbud
Gonick, L & Huffman, A., (2003), Kartun Fisika,Penerbit Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta.
Gumelar, M.S. 2009. Comic Making (Part 1). Diakses 13 Desember 2012 dari
http://www.lulu.com/
Ho, Fong Fui And Hong Kwen Bo. 2007. Cooperative Learning: Exsploring Its
Effectiveness In The Physics Classroom: Asia-Pasific Forum On Science
Learning And Teaching Vol.8, Issue 2, Article 7,P.1 December 2007.
Hornby, G. 2009. The effectiveness of cooperative learning with trainee teachers.
Journal of Educational for Teaching, Volume 35, Issue 2 May 2009, pages 161 –
168 (On line), (http://www.informaworld.com/content), diakses 15 oktober
2012).
Hotimah, Husnul. 2013.” Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament (TGT) terhadap Motivasi Belajar Siswa dan
Hasil Belajar Fisika pada Konsep Listrik Statis di Sekolah Menengah
Pertama (SMP),Tesis Pascasarjana Unimed, Medan.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. University
Press.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Berkelompok.
Bandung: Alfabeta.
Keller, J.M.(1983). Motivation Design of Instruction, in Instructional-Design
Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Hillscale:
Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Lie, A. 2000. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
McClelland, D. (1985). How Motives, Skills, and Values Determine What People
Do. American Psychologist, 40, 812-825
Noperi, Hendri. 2011. ”Pengembangan Komik Pembelajaran Fisika Berbasis
Desain Grafis Materi Gerak Pada Sisa SMP”, Skripsi, FKIP Universitas
Lampung,Bandar Lampung.
Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri
Malang Press.
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: alfabeta.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Simatupang, Sehat & Elvita.2008.” Pengaruh Penggunaan Lembaran Kerja
Kartun Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pemuaian Kelas
VII Semester 1 Di SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2007-2008”,
Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Situmorang, M dan Laora L. S. 2009. Efektivitas Media Audiovisual Terhadap
Peningkatan Prastasi Belajar Siswa pada Pengajaran Sistem Koloid,
Pascasarjana Unimed : Jurnal Pendidikan Kimia Volume I Nomor 1 Edisi
April.
Slavin, R, E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Second
Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.
Sudjana, N. dan Rivai A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syah, M., (2003), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Uno, H. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia.2011.
Desain
Grafis.
Diakses
13
Desember
2012
dari
http://id.wikipedia.org/
Wlodkowski, R. (1985). Enhancing Adult Motivation to Learn. San Fransisco:
Jossey-Bass Publishers.