T2 942011058 BAB III

(1)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah, fokus tujuan, dan karateristik data, penelitian tentang strategi meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru produktif di SMK Negeri 2 Salatiga ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Moleong dalam Herdiansyah (2010:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:3) menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang yang diamati. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut

maka paradigma penelitian ini adalah

mendeskripsikan pemikiran dan pandangan guru, peneliti, serta pihak terkait dalam merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru produktif tersebut.


(2)

28

3.2. Subyek dan Sampling Penelitian

3.2.1. Subyek Penelitian

Satori (2009:45) menyatakan bahwa subyek penelitian (unit analisis) berhubungan dengan apa atau siapa yang diteliti. Dengan pemahaman bahwa subyek penelitian adalah apa dan siapa sumber penelitian, maka yang menjadi subyek penelitian ini adalah kompetensi profesional guru produktif (guru yang mengajar mata pelajaran kejuruan) SMK Negeri 2 Salatiga.

3.2.2. Sampel Penelitian

Menurut Faisal (1990) dalam Ismanto (2011:166) sampel penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan memburu informasi sebanyak mungkin karateristik elemen yang berkaitan dengan apa yang ingin diketahui. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian (Sugiyono, 2013:216). Jadi sampel dalam penelitian kualitatif akan berinteraksi dengan peneliti untuk menganalisis situasi sosial yang menjadi subjek penelitian.

Berdasarkan pemahaman tersebut, sumber data dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan prinsip sampel purposif, yaitu dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu, antara lain dapat memberikan informasi sebanyak mungkin tentang fokus penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah guru produktif di SMK Negeri 2 Salatiga.


(3)

29

3.3.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian

3.3.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dilakukan secara sistematik dengan metode tertentu untuk memperoleh data guna menjawab tujuan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Satori (2009:103) bahwa metode pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan focus group discusion (FGD) yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Bungin (2007) dalam Ismanto (2011:170) mendefinisikan observasi sebagai metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Sedangkan Marshall (1995) dalam Sugiyono (2013:226) menyatakan bahwa

through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”,


(4)

30

melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna perilaku tersebut.

Dalam observasi atau pengamatan lapangan, setiap permasalahan yang berkaitan dengan fokus penelitian direkam dalam bentuk catatan lapangan. Untuk kepentingan penelitian ini dilakukan pengamatan antara lain kondisi guru dan program pengembangan SDM di lingkungan SMK Negeri 2 Salatiga, jumlah siswa, Visi dan Misi serta tujuan sekolah. Ketersediaan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan SDM juga peneliti amati lewat observasi.

2.Wawancara

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2013:231) mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan tidak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2013:233). Dengan metode ini subjek penelitian mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara alami terkait dengan peristiwa yang menjadi objek penelitian.


(5)

31

Dalam proses wawancara ini, hasil

didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan para wakilnya, wakil manajemen mutu yang terkait dalam pengembangan SDM serta dengan para guru di SMK Negeri 2 Salatiga. Wawancara dilakukan guna memperoleh data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.

3. FGD (Focus Group Discusion)

FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006:1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dapat disimpulkan bahwa FGD mengandung tiga kata kunci, yaitu (1) diskusi, (2) kelompok, (3) terarah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan oleh kelompok yang memahami masalah yang didiskusikan.

Menurut Koentjoro (2005:7), kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan


(6)

32

yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan.

Dalam penelitian ini FGD dilakukan dengan melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wakil manajemen mutu serta guru yang terkait guna menentukan besaran poin pada faktor-faktor kekuatan, kelemahan, dan peluang serta ancaman dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru produktif di lingkungan SMK Negeri 2 Salatiga yang pada akhirnya dipakai untuk merumuskan strategi untuk meningkatkannya.

3.3.2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari atau obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber data, dan hasil yang diharapkan. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Dengan ketidakpastian ini peneliti mampu memainkan perannya dalam bertindak dan bersikap

untuk kepentingan penelitian. “The researcher is the key instrument”, peneliti merupakan instrumen kunci, demikian Sugiyono (2013:223) mengemukakan. Ini berarti peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam memperoleh data dan informasi.

Salah satu ciri-ciri peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013:224) adalah peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.


(7)

33

Peneliti sebagai instrumen dapat menganalisis data yang diperoleh, mengambil kesimpulan berdasakan data yang diperoleh untuk memperoleh penegasan.

Dengan peneliti kualitatif sebagai human instrument sekaligus key instrumen, maka peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan dan membuat kesimpulan atas temuannya.

3.4. Teknik Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2013:244) menjelaskan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fielnotes, and other materials that you accumulate the increase tour own understanding of tthem and to enable you to present what you have discovered to others”.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada pihak lain.

Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1984). Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisa data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis data tersebut diilustrasikan oleh Sugiyono (2013:248) seperti berikut ini:


(8)

34

Catatan Lapangan

Gambar 2:

Reduksi data, display data dan verifikasi menurut Sugiyono

abc, xyz, 123,@&%, <>?,

*+=, KLM

Reduksi Data

Memilih yang penting, membuat kategori, membuang yang tidak dipakai ASDFGHJKLLMNB

QWERTYUIOPMN MNBVXCZPOLIKU

lkjhgfdsaqwerrty mnbzxcvbbdget wyrkfksnjlsbmskl

0987647583987 4657509485756 4905857485945

Data Display : Menyajikan ke dalam pola

123456789

ABCDEFGHIJKL MNOPQRSTUV WXYZ

abcdefghijklm nopqrstuvwxy z

Conclusion/Verification

Memilih yang penting, membuat kategori, membuang yang tidak dipakai


(9)

35

Dengan mengacu pada model analisis data penelitian kualitatif tersebut, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengumpulkan data lewat wawancara dan observasi serta fgd, (2) setelah data terkumpul, peneliti melakukan reduksi data dengan memilih hal-hal yang penting sesuai fokus penelitian, (3) menyajikan data, data disajikan dalam bentuk tabel dan matriks sesuai alat analisis yang dipakai, yaitu analisis SWOT, (4) menarik kesimpulan dan verifikasi.

Dalam mereduksi data, peneliti memakai tujuan penelitian sebagai panduan. Temuan-temuan dalam proses pengumpulan data dipilah-pilah dan dikelompokkan sesuai tujuan penelitian. Temuan yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan tujuan penelitian dibuang. Penyajian data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:249) bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan penyajian data tersebut akan memudahkan memahami apa yang terjadi dan merencanakan langkah selanjutnya.

Setelah data direduksi dan didisplay, maka langkah akhir adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan harus didukung oleh bukti-bukti yang cukup. Kesimpulan berupa deskripsi yang merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau belum jelas.


(1)

30

melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna perilaku tersebut.

Dalam observasi atau pengamatan lapangan, setiap permasalahan yang berkaitan dengan fokus penelitian direkam dalam bentuk catatan lapangan. Untuk kepentingan penelitian ini dilakukan pengamatan antara lain kondisi guru dan program pengembangan SDM di lingkungan SMK Negeri 2 Salatiga, jumlah siswa, Visi dan Misi serta tujuan sekolah. Ketersediaan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan SDM juga peneliti amati lewat observasi.

2.Wawancara

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2013:231) mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan tidak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2013:233). Dengan metode ini subjek penelitian mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara alami terkait dengan peristiwa yang menjadi objek penelitian.


(2)

31

Dalam proses wawancara ini, hasil

didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan para wakilnya, wakil manajemen mutu yang terkait dalam pengembangan SDM serta dengan para guru di SMK Negeri 2 Salatiga. Wawancara dilakukan guna memperoleh data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.

3. FGD (Focus Group Discusion)

FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006:1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dapat disimpulkan bahwa FGD mengandung tiga kata kunci, yaitu (1) diskusi, (2) kelompok, (3) terarah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan oleh kelompok yang memahami masalah yang didiskusikan.

Menurut Koentjoro (2005:7), kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti)

sekaligus alat re-check terhadap berbagai

keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan


(3)

32

yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan.

Dalam penelitian ini FGD dilakukan dengan melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wakil manajemen mutu serta guru yang terkait guna menentukan besaran poin pada faktor-faktor kekuatan, kelemahan, dan peluang serta ancaman dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru produktif di lingkungan SMK Negeri 2 Salatiga yang pada akhirnya dipakai untuk merumuskan strategi untuk meningkatkannya.

3.3.2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari atau obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber data, dan hasil yang diharapkan. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Dengan ketidakpastian ini peneliti mampu memainkan perannya dalam bertindak dan bersikap

untuk kepentingan penelitian. “The researcher is the key instrument”, peneliti merupakan instrumen kunci,

demikian Sugiyono (2013:223) mengemukakan. Ini berarti peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam memperoleh data dan informasi.

Salah satu ciri-ciri peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013:224) adalah peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.


(4)

33

Peneliti sebagai instrumen dapat menganalisis data yang diperoleh, mengambil kesimpulan berdasakan data yang diperoleh untuk memperoleh penegasan.

Dengan peneliti kualitatif sebagai human instrument sekaligus key instrumen, maka peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan dan membuat kesimpulan atas

temuannya.

3.4. Teknik Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2013:244) menjelaskan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fielnotes, and other materials that you accumulate the increase tour own understanding of tthem and to enable you to present what you have discovered to others”.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada pihak lain.

Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1984). Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisa data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis data tersebut diilustrasikan oleh Sugiyono (2013:248) seperti berikut ini:


(5)

34

Catatan Lapangan

Gambar 2:

Reduksi data, display data dan verifikasi menurut Sugiyono

abc, xyz, 123,@&%, <>?,

*+=, KLM

Reduksi Data

Memilih yang penting, membuat kategori, membuang yang tidak dipakai

ASDFGHJKLLMNB QWERTYUIOPMN MNBVXCZPOLIKU

lkjhgfdsaqwerrty mnbzxcvbbdget wyrkfksnjlsbmskl

0987647583987 4657509485756 4905857485945

Data Display : Menyajikan ke dalam pola

123456789

ABCDEFGHIJKL MNOPQRSTUV WXYZ

abcdefghijklm nopqrstuvwxy z

Conclusion/Verification

Memilih yang penting, membuat kategori, membuang yang tidak dipakai


(6)

35

Dengan mengacu pada model analisis data penelitian kualitatif tersebut, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengumpulkan data lewat wawancara dan observasi serta fgd, (2) setelah data terkumpul, peneliti melakukan reduksi data dengan memilih hal-hal yang penting sesuai fokus penelitian, (3) menyajikan data, data disajikan dalam bentuk tabel dan matriks sesuai alat analisis yang dipakai, yaitu analisis SWOT, (4) menarik kesimpulan dan verifikasi.

Dalam mereduksi data, peneliti memakai tujuan penelitian sebagai panduan. Temuan-temuan dalam proses pengumpulan data dipilah-pilah dan dikelompokkan sesuai tujuan penelitian. Temuan yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan tujuan penelitian dibuang. Penyajian data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:249) bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan penyajian data tersebut akan memudahkan memahami apa yang terjadi dan merencanakan langkah selanjutnya.

Setelah data direduksi dan didisplay, maka langkah akhir adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan harus didukung oleh bukti-bukti yang cukup. Kesimpulan berupa deskripsi yang merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau belum jelas.