Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang T1 162008060 BAB IV

(1)

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh saat peneliti melakukan penelitian di lapangan sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian akan menjawab permasalahan yaitu sejauh mana kemampuan dan ketrampilan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran elektronik di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang.

A. Hasil Temuan

Bagian ini mengemukakan hasil temuan yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian di lapangan.

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

SMP Negeri Ungaran berdiri pada tanggal 1 Agustus 1958 berdasarkan SK Mendikbud RI Nomor 187/SK/B.II tanggal 25 Mei 1958. Sejak berdiri hingga sekarang menempati lokasi di Jalan Diponegoro nomor 197 Ungaran, bersebelahan dengan gedung DPRD Kabupaten Semarang. Gedung yang ditempati merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1912. Bangunan tersebut semula merupakan Kantor Polisi Kehutanan Belanda sampai dengan masa


(2)

tersebut juga dipergunakan sebagai Sekolah Guru jaman Belanda yang bertahan hingga tahun 1952.

Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1958 digunakan untuk Sekolah Guru Bawah (SGB) berasrama. Setelah SGB ditutup, selanjutnya SMP Negeri 1 Ungaran didirikan dengan menempati gedung tersebut. Pada tahun 1960, sebagian ruang/gedung yang ada ditempati juga oleh Sekolah Farming selama 17 tahun, dan pada tahun 1977, Sekolah Farming pindah menempati lokasi baru di kawasan Suwakul Ungaran. Setelah Sekolah Farming pindah lokasi, barulah SMP Negeri 1 Ungaran dapat melakukan pengembangan sekolah secara lebih leluasa dengan menambah ruang baru atau mengoptimalkan fungsi ruang-ruang yang ada.

Sejak berdiri hingga sekarang, SMP Negeri 1 Ungaran telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 13 kali. Kepala Sekolah yang pertama adalah Sri Sumrapi yang menjabat dari tahun 1958 sampai dengan 1964. Selanjutnya Kepala Sekolah SMP N 1 Ungaran adalah Hadi Baroto (1964-1965), HM. Martono Hadi Suhmo (1965-1971), Drs. Pudjo Sartono (1971-1972), R. Imam Mochtar (1972-1977), Sutarmo Siswowiyoto, BA (1993-1994), Moh. Isban, SH (1979-1987), Soejoed Wahyu, BA (1987-1993), Suyoto, BA (1993-1994), Hj. Masronah Sukarno, BA (1994-1999), Mohamad Machrum, BA (1999-2002), dan Drs. Suhirman (2002-2003). Kepala SMP Negeri 1 Ungaran saat ini adalah Drs. Agus Wisnugroho yang menjabat mulai tahun 2003.


(3)

Mengacu pada visi pendidikan nasional dan visi Depdiknas, maka visi SBI adalah “terwujudnya insan Indonesia yang cerdas kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa penyiapan manusia Indonesia yang memiliki kompetensi bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara terencana, terarah, intensif, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia Internasional

a. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi berstandar internasional berwawasan iptek berdasarkan imtak

b. Misi Sekolah

1. Mewujudkan sekolah memberi layanan pendidikan yang menyenangkan untuk pencapaian peningkatan iman dan taqwa serta sikap dan perilaku baik

2. Mewujudkan sekolah memberi layanan pembelajaran dan pelatihan yang menyenangkan untuk pencapaian prestasi akademik dan non akademik

3. Mewujudkan dokumen 1 KTSP bertaraf internasional

4. Mewujudkan silabus dan RPP semua mata pelajaran bertaraf internasional untuk semua jenjang kelas


(4)

5. Mewujudkan perangkat kurikulum, pembelajaran, pembimbingan & pelatihan bertaraf internasional secara lengkap, wawasan ke depan

6. Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar sesuai dengan perkembangan global dan tantangan jaman

7. Mewujudkan sekolah kreatif, inovatif, dinamis dan berkualitas dalam proses serta berwawasan internasional

8. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang tangguh, mau dan mampu serta memiliki kompetensi bertaraf internasional 9. Mewujudkan fasilitas sekolah yang lengkap, bermutu, mutakhir

dan bertaraf internasional

10. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan mantap menuju sekolah bertaraf internasional

11. Mewujudkan semua pedoman pelaksanaan kegiatan berbagai aspek layanan secara lengkap dan mantap

12. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar, adil dan terjangkau sesuai tuntutan pendidikan berkualitas bertaraf internasional

13. Mewujudkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya peningkatan pembiayaan sekolah dengan prinsip saling menguntungkan

14. Mewujudkan dokumen penilaian, perangkat penilaian semua mata pelajaran bertaraf internasional untuk semua jenjang


(5)

15. Mewujudkan pelaksanaan penilaian bertaraf internasional

16. Mewujudkan nilai-nilai agama, sikap dan perilaku didik yang paham dan cinta budaya bangsa serta mampu beradaptasi dengan perkembangan budaya global

17. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih dan indah

18. Mewujudkan lingkungan sekolah yang rindang dan teduh dengan menerapkan 7 K secara menyeluruh.

Seiring dengan pelaksanaan misi sekolah dalam upaya pencapaian visi secara bertahap, telah terukir berbagai prestasi akademik maupun nonakademik, berlanjut mendapat pengakuan dari pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional dan kepercayaan dari masyarakat sebagai berikut :

1.Tahun 1999 Pelaksana Program MPMBS 2.Tahun 2002 Sekolah Potensial

3.Tahun 2004 Sekolah Standar Nasional

4.Tahun 2007 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sampai dengan sekarang

SMP Negeri 1 Ungaran merupakan sekolah negeri dengan nomor pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20320287, termasuk dalam tipe sekolah (akreditasi) A dengan akumulasi nilai 99,00. Sekolah ini dapat dihubungi melalui nomor telepon/ Faximile/ HP: 024-6921083/ 024-6921083/ 08122923720 dengan Email/ Website: [email protected].


(6)

Alamat e-mail ini diproteksi dari spambot, sehingga pengunjung dapat mengaktifkan Javascript untuk melihatnya di www.smpn1ungaran.sch.id.

SMP Negeri 1 Ungaran telah memiliki ruang kelas yang sudah berbasis IT sebesar: 91% dengan laboratorium IPA, laboratorium bahasa, dan laboratorium komputer dan multimedia yang memadai karena telah dilengkapi fasilitas hot-spot dan telah mendapat sertifikat ISO 9001.

Staf pengajar atau guru -guru di SMP Negeri 1 Ungaran sebagian besar memiliki pendidikan terakhir S1 dengan prosentase sebesar 86,4% dan prosestase guru yang S2/S3: 13,6% dari universitas negeri maupun swasta.

Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran antara lain basket, karate, volly, taekwondo, pencak Silat, karawitan, tari, OSN IPA, OSN IPS, OSN Matematika, KIR (KaryaIlmiah Remaja), CCO (Connecting Class Room), English Convertation, BTA (Baca Tulis Al-Quran), Jurnalistik, Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), dan PTD. 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrumen perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengujian validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson yaitu jika nilai koefisien r hitung > 0,301 maka butir instrumen valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Pengujian validitas pada kemampuan memanfaatkan media pembelajaran elektronik diperoleh nilai koefisien r hitung ke-12 butir


(7)

instrumen > 0,301 sehingga ke-12 butir pada kemampuan pemanfaatan media pembelajaran elektronik adalah valid dan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

No. Butir r hitung r tabel Keputusan

1. 2 0,88 0,301 Valid

2. 3 0,88 0,301 Valid

3. 8 0,82 0,301 Valid

4. 11 0,91 0,301 Valid

5. 1 0,76 0,301 Valid

6. 4 0,88 0,301 Valid

7. 7 0,90 0,301 Valid

8. 10 0,45 0,301 Valid

9. 5 0,93 0,301 Valid

10. 6 0,88 0,301 Valid


(8)

12. 12 0,91 0,301 Valid

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Pengujian reliabilitas terhadap instrumen pada kemampuan

memanfaatkan media pembelajaran elektronik menggunakan teknik Alpha Cronbach terkomputerisasi menggunakan Microsoft Excel dengan hasil r 11 sebesar 0,958 > r tabel 0,301 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pada variabel kemampuan reliabel sehingga dapat digunakan untuk kepentingan penelitian.

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

Cronbach’s alpha N r tabel

0,958 44 0,301

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Pengujian validitas pada keterampilan memanfaatkan media

pembelajaran elektronik diperoleh nilai koefisien r hitung ke-18 butir intrumen > 0,301 sehingga ke-18 butir pada keterampilan pemanfaatan media pembelajaran elektronik adalah valid dan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian


(9)

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

No. Butir r hitung r tabel Keputusan

1. 13 0,73 0,301 Valid

2. 14 0,87 0,301 Valid

3. 15 0,8 0,301 Valid

4. 16 0,83 0,301 Valid

5. 17 0,87 0,301 Valid

6. 18 0,89 0,301 Valid

7. 19 0,93 0,301 Valid

8. 20 0,87 0,301 Valid

9. 21 0,94 0,301 Valid

10. 22 0,91 0,301 Valid

11. 23 0,92 0,301 Valid

12. 24 0,9 0,301 Valid


(10)

14. 26 0,89 0,301 Valid

15. 27 0,87 0,301 Valid

16. 28 0,94 0,301 Valid

17. 29 0,94 0,301 Valid

18. 30 0,95 0,301 Valid

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Pengujian terhadap instrumen pada keterampilan dalam memanfaatkan

media pembelajaran elektronik menggunakan teknik Alpha Cronbach

terkomputerisasi menggunakan Microsoft Excel dengan hasil r11 0,984 > r tabel 0,301 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pada ketrampilan reliabel sehingga dapat digunakan untuk kepentingan penelitian.

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

Cronbach’s alpha N r tabel

0,984 44 0,301


(11)

3. Deskripsi Data

a. Analisis Deskriptif Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

1). Kemampuan Memanfaatkan Komputer

Kemampuan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi kemampuan guru menggunakan komputer yang paling besar sebanyak 36 orang atau 81,82% termasuk dalam kategori sedang, dan 8 orang atau 18,18% guru dalam menggunakan komputer termasuk dalam kategori rendah, sedangkan tidak ada guru (0%) yang termasuk dalam kategori tinggi dalam memanfaatkan komputer.

2). Kemampuan Memanfaatkan Laptop

Kemampuan memanfaatkan laptop sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi kemampuan guru menggunakan laptop sebanyak 7 orang atau 15,91% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91% termasuk dalam kategori sedang dan 8 orang atau 18,18% guru dalam menggunakan komputer termasuk dalam kategori rendah.


(12)

3). Kemampuan Memanfaatkan LCD

Kemampuan memanfaatkan LCD sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi kemampuan guru menggunakan LCD sebanyak 7 orang atau 15,91% yang termasuk kategori tinggi, tidak ada guru atau 0% yang termasuk dalam kategori sedang, dan ada 37 orang atau 84,09% guru dalam menggunakan LCD termasuk dalam kategori rendah.

b. Analisis Deskriptif Keterampilan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

1). Keterampilan Memanfaatkan Komputer

Keterampilan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi guru yang termasuk kategori tinggi sebanyak 10 orang atau 22,73%, ada 26 orang atau 59,09% yang termasuk dalam kategori sedang, dan ada 8 guru atau 18,18% yang termasuk dalam kategori rendah.

2). Keterampilan Memanfaatkan Laptop

Keterampilan memanfaatkan laptop sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran


(13)

Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi keterampilan guru memanfaatkan laptop sebanyak 9 orang atau 20,45% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91% termasuk dalam kategori sedang, dan 6 orang atau 13,64% yang termasuk dalam kategori rendah.

3). Keterampilan Memanfaatkan LCD

Keterampilan memanfaatkan laptop sebagai media pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi keterampilan guru memanfaatkan laptop sebanyak 9 orang atau 20,45% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91% termasuk dalam kategori sedang, dan 6 orang atau 13,64% yang termasuk dalam kategori rendah.

Secara ringkas, hasil analisis deskriptif kemampuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik (komputer, laptop, dan LCD) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik Di kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang

Media Kategori Kemampuan Keterampilan

f % f %

Komputer T 0 0 10 22,73

S 36 81,82 26 59,09


(14)

Laptop T 7 15,91 9 20,45

S 29 65,91 29 65,91

R 8 18,18 6 13,64

jumlah 44 100 44 100

LCD T 7 15,91 10 22,73

S 0 0 26 59,09

R 37 84,09 8 18,18

jumlah 44 100 44 100

B. Pembahasan

Pembahasan terhadap hasil penelitian tentang pemanfaatan media pembelajaran elektronik di kalangan guru SMP Negeri 1 Ungaran adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik

Pada kemampuan memanfaatkan media pembelajaran elektronik terutama pada aspek menggunakan komputer ada 36 guru atau sebanyak 81,82% yang termasuk kategori sedang, dan ada 8 atau sebanyak 18,18% termasuk kategori rendah. Pada kemampuan memanfaatkan laptop ada 29 guru atau sebanyak 65,91% yang termasuk kategori sedang, dan pada kemampuan memanfaatkan LCD ada 37 sebanyak atau 84,09% yang termasuk kategori rendah.

Secara umum hasil yang dicapai pada indikator kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik adalah sedang. Hal ini dapat disebabkan karena pengetahuan dan pemahaman guru terbatas pada bidang kompetensi yang dikuasai. Misalnya guru IPA maka bidang kompetensi yang dikuasai tentu mengenai seluk-beluk IPA dan


(15)

pengembangannya. Begitu juga dengan guru IPS, Agama, Olahraga, dan mata pelajaran lain pastilah kompetensi guru terbatas pada masing-masing keahliannya.

Hal ini berbeda dengan guru TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang semestinya menguasai kompetensi bidang teknologi, informasi dan komunikasi dimana pengetahuan tentang komputer, laptop, dan LCD termasuk di dalamnya.

Telah diketahui bahwa dari sisi komponennya, media pembelajaran elektronik terdiri dari dua bagian yaitu hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras) yang masing-masing mempunyai bidang ilmu tersendiri (khusus) dan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus pula, begitu juga dengan software yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang sesuai dengan bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.

Pengetahuan terhadap pemanfatan alat-alat teknologi modern yang berupa hardware yang digunakan dalam proses pembelajaran misalnya TV, radio, video tape, komputer, laptop, LCD dan lain-lain maupun perangkat lunak (Software) dapat digunakan untuk menganalisis dan mendesain urutan maupun langkah- langkah belajar yang berdasarkan atas tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi tentu harus dipelajari secara mendalam sehingga membutuhkan waktu lama bagi guru bidang studi selain guru TIK untuk mengetahui dan memahami segala hal yang berkaitan dengan media


(16)

pembelajaran elektronik, termasuk hardware dan software komputer, laptop, maupun LCD.

2. Keterampilan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik Pada keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik berupa komputer, ada 26 guru atau sebanyak 59,09% yang termasuk dalam kategori sedang. Pada keterampilan memanfaatkan laptop ada 29 guru atau sebanyak 65,91% yang termasuk dalam kategori sedang, dan pemanfaatan media LCD ada 26 guru atau sebanyak 59,09% yang termasuk dalam kategori sedang.

Kemampuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik harus dikuasai dan terus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan zaman. Peningkatan kompetensi guru dalam pemanfaatan media dapat diperoleh baik dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern) seperti karena guru-guru telah mendapatkan seminar, pelatihan, atau workshop yang biasanya diselenggarakan oleh pihak intern sekolah maupun dari pihak diluar sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dari pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) baik dari universitas negeri maupun swasta seperti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik, sehingga guru mau tidak mau harus terus belajar dan menimba ilmu agar bidang kompetensi yang dimiliki tidak ketinggalan zaman.


(17)

Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan dan pemilihan metode akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada hal lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang diciptakan dan ditata oleh guru. Media pembelajaran akan berfungsi secara optimal ketika diletakkan pada posisi yang tepat dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar, ketika media pembelajaran dimanfaatkan. Media pembelajaran akan lebih memperjelas makna dari materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Guru juga lebih mudah menggunakan berbagai metode mengajar secara variatif, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan menghubungkan komunikasi interaktif antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.


(18)

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaiana pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain itu dapat juga membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibaha atau memperhatikan peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan oleh pengajar. Artinya jika pengajar dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan media pembelajaran pun tidak akan dikatakan gagal, karena yang utama dalam proses pembelajaran adalah peserta didik dapat belajar dengan baik dan mencapai tujuan yang hendak dicapai dan telah dirumuskan sebelumnya.

Melalui media pembelajaran elektronik, peserta didik dapat mengakses berbagai informasi yang disajikan dengan lebih jelas karena dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran sekaligus. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya mulai dari yang paling sederhana, sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan atau


(19)

aplikasi dari mata pelajaran yang sedang dipelajari dapat dipahami dengan lebih konkrit.

Informasi yang tersedia melalui media pembelajaran elektronik tidak hanya yang diperoleh dari buku paket atau buku teks wajib saja, tapi dapat dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, laptop (internet) sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak hanya bersumber dari suatu negara saja tetapi juga terjadi di seluruh penjuru dunia (global wordl). Artinya, perkembangan yang terjadi diberbagai negara dapat dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Demikian juga dengan informasi yang menyangkut dengan pendidikan atau pembelajaran.

Apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses pembelajaran elektronik.

Sekalipun sifatnya operasional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai tambahan tetapi para guru tentunya akan senantiasa mendorong, menggugah, atau menganjurkan para pembelajarannya untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang telah disediakan.

Media pembelajaran berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi


(20)

materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka).

Sebagai perwujudan dari tujuan peningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri 1 Ungaran, maka keberadaan media pembelajaran sangat dibutuhkan guna menunjang kegiatan pembelajaran. Seperti halnya laboratorium komputer (internet), termasuk adanya laptop dan LCD diantaranya yang digunakan sebagai tempat menambah dan memantapkan pengetahuan, tempat mengembangkan ketrampilan proses, tempat membina sikap dan sebagai tempat berpraktikum atas teori yang telah diberikan. Laboratorium komputer (internet) dapat digunakan sebagai salah satu bentuk media pembelajaran elektronik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan khususnya masalah kualitas mutu pendidikan dan belajar jarak jauh. Pemanfaatan media pembelajaran elektronik seperti internet sebagai media pembelajaran dirancang untuk menfasilitasi kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pemanfaatan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar karena akan mempermudah tugas guru menyampaikan pesan dari materi pelajaran. Guru memiliki arah untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dengan mengelola dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Tujuan


(21)

pembelajaran dapat tercapai ketika guru telah mampu menyusun rencana pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara utuh dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik melalui evaluasi hasil belajar dan aktualisasi berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus memiliki keterampilan dalam memilih, menggunakan dan membuat media pembelajaran yang dianggap cocok dalam pembelajaran di kelas agar dapat memudahkan proses komunikasi yang interaktif.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 4) menyebutkan ada kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam proses pembelajaran di kelas antara lain: ketepatannya dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajara, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk menggunakannya, sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Secara umum peserta didik di dikelompokkan mejadi 3 kategori yaitu (1) Fast learners, (2). Overage or Moderate (3). Slow learners. Biasanya kelompok memiliki kemampuan rata-rata ini sering agak dilupakan karena mereka dianggap tidak terlalu bermasalah. Justru kelompok yang Slow learner dan fast learner yang membutuhkan penanganan khusus. Bagi kedua kelompok siswa ini diperlukan program pengayaan, baik yang sifatnya enrichmet bagi yang fast learner dan remedial bagi yang slow learners. Materi pembelajaran elektronik dikatan sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat


(22)

menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan materi yang disajikan guru dalam kelas yang dinilai guru bermanfaat bagi peserta didik.

Materi pelajaran dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik dikatakan sebagai remedial apabila peserta didik mengalami kesulitan materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka dikelas. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. Dari beberapa kriteria di atas, guru akan lebih mudah menentukan media pembelajaran mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai pengajar. Setelah media dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru diharapkan dapat memanfaatkan media pembelajaran elektronik. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan taraf berfikir peserta didik agar makna yang terkandung didalamnya dapat dipahaminya. Melalui pemahaman dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik, guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang relevan sehingga proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari cara kerja guru memanfaatkan media pembelajaran elektronik agar terjadi interaksi belajar peserta didik yang menyenangkan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa pemanfaatan media pembelajaran elektronik di SMP Negeri 1 Ungaran


(23)

Kabupaten Semarang secara umum termasuk dalam kategori cukup baik. Namun hasil generalisasi ini terbatas pada informasi dimana penelitian ini dilakukan sehingga untuk penggunaan generalisasi hasil penelitian ini pada tempat dan lingkup yang lebih mendalam dan luas diperlukan penelitian lebih lanjut.


(1)

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaiana pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain itu dapat juga membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibaha atau memperhatikan peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan oleh pengajar. Artinya jika pengajar dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan media pembelajaran pun tidak akan dikatakan gagal, karena yang utama dalam proses pembelajaran adalah peserta didik dapat belajar dengan baik dan mencapai tujuan yang hendak dicapai dan telah dirumuskan sebelumnya.

Melalui media pembelajaran elektronik, peserta didik dapat mengakses berbagai informasi yang disajikan dengan lebih jelas karena dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran sekaligus. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya mulai dari yang paling sederhana, sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan atau


(2)

aplikasi dari mata pelajaran yang sedang dipelajari dapat dipahami dengan lebih konkrit.

Informasi yang tersedia melalui media pembelajaran elektronik tidak hanya yang diperoleh dari buku paket atau buku teks wajib saja, tapi dapat dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, laptop (internet) sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak hanya bersumber dari suatu negara saja tetapi juga terjadi di seluruh penjuru dunia (global wordl). Artinya, perkembangan yang terjadi diberbagai negara dapat dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Demikian juga dengan informasi yang menyangkut dengan pendidikan atau pembelajaran.

Apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses pembelajaran elektronik.

Sekalipun sifatnya operasional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai tambahan tetapi para guru tentunya akan senantiasa mendorong, menggugah, atau menganjurkan para pembelajarannya untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang telah disediakan.

Media pembelajaran berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi


(3)

materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka).

Sebagai perwujudan dari tujuan peningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri 1 Ungaran, maka keberadaan media pembelajaran sangat dibutuhkan guna menunjang kegiatan pembelajaran. Seperti halnya laboratorium komputer (internet), termasuk adanya laptop dan LCD diantaranya yang digunakan sebagai tempat menambah dan memantapkan pengetahuan, tempat mengembangkan ketrampilan proses, tempat membina sikap dan sebagai tempat berpraktikum atas teori yang telah diberikan. Laboratorium komputer (internet) dapat digunakan sebagai salah satu bentuk media pembelajaran elektronik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan khususnya masalah kualitas mutu pendidikan dan belajar jarak jauh. Pemanfaatan media pembelajaran elektronik seperti internet sebagai media pembelajaran dirancang untuk menfasilitasi kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pemanfaatan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar karena akan mempermudah tugas guru menyampaikan pesan dari materi pelajaran. Guru memiliki arah untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dengan mengelola dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Tujuan


(4)

pembelajaran dapat tercapai ketika guru telah mampu menyusun rencana pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara utuh dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik melalui evaluasi hasil belajar dan aktualisasi berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus memiliki keterampilan dalam memilih, menggunakan dan membuat media pembelajaran yang dianggap cocok dalam pembelajaran di kelas agar dapat memudahkan proses komunikasi yang interaktif.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 4) menyebutkan ada kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam proses pembelajaran di kelas antara lain: ketepatannya dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajara, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk menggunakannya, sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Secara umum peserta didik di dikelompokkan mejadi 3 kategori yaitu (1) Fast learners, (2). Overage or Moderate (3). Slow learners. Biasanya kelompok memiliki kemampuan rata-rata ini sering agak dilupakan karena mereka dianggap tidak terlalu bermasalah. Justru kelompok yang Slow learner dan fast learner yang membutuhkan penanganan khusus. Bagi kedua kelompok siswa ini diperlukan program pengayaan, baik yang sifatnya enrichmet bagi yang fast learner dan remedial bagi yang slow learners. Materi pembelajaran elektronik dikatan sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat


(5)

menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan materi yang disajikan guru dalam kelas yang dinilai guru bermanfaat bagi peserta didik.

Materi pelajaran dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik dikatakan sebagai remedial apabila peserta didik mengalami kesulitan materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka dikelas. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. Dari beberapa kriteria di atas, guru akan lebih mudah menentukan media pembelajaran mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai pengajar. Setelah media dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru diharapkan dapat memanfaatkan media pembelajaran elektronik. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan taraf berfikir peserta didik agar makna yang terkandung didalamnya dapat dipahaminya. Melalui pemahaman dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik, guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang relevan sehingga proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari cara kerja guru memanfaatkan media pembelajaran elektronik agar terjadi interaksi belajar peserta didik yang menyenangkan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa pemanfaatan media pembelajaran elektronik di SMP Negeri 1 Ungaran


(6)

Kabupaten Semarang secara umum termasuk dalam kategori cukup baik. Namun hasil generalisasi ini terbatas pada informasi dimana penelitian ini dilakukan sehingga untuk penggunaan generalisasi hasil penelitian ini pada tempat dan lingkup yang lebih mendalam dan luas diperlukan penelitian lebih lanjut.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Upacara Malem Selikuran di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T1 152012014 BAB IV

0 6 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sarana Pembelajaran Dikalangan Guru SMP Negeri 1 Pringapus T1 162007073 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sarana Pembelajaran Dikalangan Guru SMP Negeri 1 Pringapus T1 162007073 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sarana Pembelajaran Dikalangan Guru SMP Negeri 1 Pringapus T1 162007073 BAB IV

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang T1 162008060 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang T1 162008060 BAB II

0 1 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang T1 162008060 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik di Kalangan Guru SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang

0 0 21

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konvergensi Media di Radio Sonora Semarang T1 BAB IV

0 1 13