Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering T2 912009110 BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam
dunia industri telah membawa perubahan dalam
tuntutan kinerja organisasi agar mampu bertahan dan
bahkan memenangkan persaingan (Rhenald Kasali, 2010).
Hal ini telah membawa dampak pada setiap individu yang
bekerja
dalam
sebuah
organisasi
untuk
juga
menghasilkan
kinerja
yang
lebih
baik
secara
berkelanjutan, baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
Kinerja individu yang lebih baik menurut Prawirosentono
(1999), hanya akan bisa dihasilkan oleh individu yang
mempunyai keahlian yang tinggi dan kesediaannya untuk
bekerja. Artinya, setiap individu harus menjadi semakin
ahli dan semakin bekerja keras jika menginginkan
pencapaian kinerja yang lebih baik secara berkelanjutan
agar terus bisa bekerja di organisasi tersebut, dan bahkan
mendapatkan kenaikan jabatan atau imbalan lainnya.
Namun demikian, tidak selamanya proses untuk
menjadi seorang ahli tersebut bisa dilakukan dengan
lancar dan tanpa hambatan apapun. Sebaliknya, berbagai
batasan dan penghalang seringkali harus dihadapi oleh
individu mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.
Hal ini semakin diperparah dengan adanya persaingan di
(2)
2
kalangan
individu
tersebut
untuk
memperebutkan
kesempatan yang terbatas. Kondisi tekanan ini menurut
Robbins (2001:563) akan menimbulkan stress yang juga
dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam
mencapai suatu
kesempatan
dimana
untuk
mencapai
kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Pada sebuah perusahaan multinasional yang
memproduksi
non diary creamer, penggunaan peralatan
produksi berteknologi tinggi juga telah dilakukan agar
bisa memproduksi produk dengan spesifikasi tertentu
sesuai dengan kebutuhan pasar dan keinginan pemegang
saham. Dalam sebuah rapat dewan pimpinan pusat,
perusahaan
yang
berkantor
pusat
di
Eropa
ini
memutuskan untuk melakukankan
upgrademesin-mesin
lamanya dan melakukan pembangunan unit produksi
baru dengan menggunakan teknologi terkini pada saat
ini. Perwujudan langkah strategis yang tertuang dalam
nota rencana strategis perusahaan jangka panjang ini
terus dimatangkan dan diwujudkan dalam langkah nyata
berupa pembangunan fasilitas baru dan
upgradefisilitas
produksi yang lama, yang dimulai pada awal tahun 2007.
Dalam kurun waktu setahun, rencana strategis tersebut
telah berhasil diwujudkan dengan ditandai selesainya
pembangunan pabrik kedua yang menggunakan teknologi
filtermate full automatic spray drier Systemyang
(3)
3
merupakan teknologi
spray drierpertama di kawasan asia
pasifik (GEA Process Engineering, 2007). Proses produksi
dalam pabrik ini sebagian besar telah menggunakan
peralatan robot yang dioperasikan dari sebuah ruang
kendali, mulai dari proses penerimaan bahan baku,
proses pemasakan, proses pengeringan sampai dengan
proses pengepakan. Proses manual dengan menggunakan
tenaga manusia tetap digunakan, namun pada jumlah
dan skala kecil, yakni pada proses penambahan
bahan-bahan tambahan-bahan. Pekerjaan manual ini dirangkap oleh
operator mesin.
Rangkaian proses
(sub system)pada fasilitas
produksi
tersusun
dari
seperangkat
peralatan
mekatronik
(mekanikal,
elektikal
dan
elektonikal).
Peralatan mekanik yang dimaksud adalah berupa
perpipaan yang menghubungkan dari satu bejana ke
bejana lain dengan peralatan pengaduk mekanik di
dalamnya.Peralatan elektrikal adalah berupa motor
penggerak dan sistem kelistrikan penunjang di dalamnya.
Kedua peralatan mekanikal dan elektrikal tersebut
operasionalnya digerakkan oleh sebuah PLC
(programable logic control)yang diprogram berdasarkan tahapan proses
yang diinginkan. Selanjutnya, berbagai elemen dalam
sub systemtadi disingkronkan oleh sebuah sistem kontrol
otomatis terkait
(interlock system)yang dipasang pada
seperangkat komputer proses di ruang kendali. Kondisi
(4)
4
lingkungan kerja di atas, mengharuskan individu yang
bekerja di dalamnya untuk menguasai dan menjadi ahli
dalam
bidang
mekatronik,
teknik
komputer
(pemrograman) dan teknologi informasi dalam waktu
singkat, mengingat pabrik yang sudah selesai dibangun
dan harus segera berproduksi dengan kapasitas penuh.
Keharusan
bagi
individu
terkait
yang
mengoperasikan
dan
melakukan
perawatan
pada
peralatan produksi dengan teknologi tersebut di atas,
mempunyai kemiripan dengan sebuah kondisi yang
diteliti oleh Champion (1998) & Robbin (2003) yang
berpendapat bahwa penyesuaian diri terhadap perubahan
teknologi yang berkembang dengan sangat cepat dan
tidak dapat dicegah ini bukanlah perkara yang mudah.
Beberapa individu mampu menerima perubahan ini
namun masih ada yang tidak mampu menerimanya.
Walaupun teknologi telah memberikan banyak kelebihan
kepada manusia, namun teknologi juga memberikan
gangguan atau masalah kepada manusia sebagai
pengguna teknologi. Seseorang yang tidak mengetahui
cara untuk mengaplikasikan teknologi baru, maka
mereka akan berusaha menjauhkan diri dari penggunaan
peralatan yang berteknologi tinggi. Pekerja yang tidak
mengetahui bagaimana mengoperasikan komputer, akan
merasa
tegang
dan
takut
apabila
ditugaskan
mengoperasikan komputer untuk membuat dokumen.
(5)
5
Keadaan ini menjadi tekanan bagi pekerja dan gejala ini
dikenal sebagai
technostress.Dari sisi manajemen
perusahaan,
kondisi
stress
pada
pekerja
adalah
merupakan salah satu pemicu menurunnya angka
produkfitas perusahaan karena menurunnya kinerja
individu di dalamnya, sehingga perlu dicari akar
permasalahan
dan
tindakan
perbaikan
maupun
pencegahannya. Oleh karenanya, Penelitian ini menjadi
penting bagi pihak manajemen perusahaan maupun bagi
individu itu sendiri.
Weil dan Rosen (1997) juga telah meneliti tema
tentang technostres ini yaitu tentang
technophobia,
cyberphobia,
computerphobia,
computer anxienty,
computer stress,
negative computer attitudes, dan
computer aversio’.
Menurut mereka definisi dari
technostressadalah sebagai
kesan negatif terhadap perubahan perilaku, pikiran, atau
psikologi yang disebabkan oleh teknologi baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Technostressjuga
merupakan reaksi dari penggunaan terhadap teknologi
dan bagaimana perubahan yang terjadi diakibatkan oleh
teknologi tersebut. Namun sampai dengan proposal
penelitian ini dibuat, Peneliti masih belum menemukan
penelitian sebelumnya mengenai
technostressyang secara
spesifik lodiduga dialami oleh individu yang bekerja pada
lingkungan industri berteknologi tinggi (menggunakan
sistem robot dan kontrol otomatis).
(6)
6
Selain mengalami perubahan yang signifikan dalam
bidang teknologi, perusahaan tersebut juga telah
mengalami perubahan yang signifikan pada jumlah
volume produksi dan jumlah jenis produk selama kurun
waktu 2007 ~ 2009. Perubahan ini terlihat dari angka
peningkatan jumlah volume produksi per tahun yang
mencapai angka sebesar 168%. Kemudian bersamaan
dengan kenaikan jumlah volume produksi dalam kurun
waktu tersebut, terjadi pula perubahan yang signifikan
pada jumlah tipe produk yaitu sebesar 237% per tahun
dalam kurun waktu yang sama. Secara lebih rinci, data
perubahan tersebut bisa dilihat pada tabel 1.1 di bawah.
Tabel 1.1. Data Kenaikan Volume Produksi dan Tipe
Produk
Description
2007
2008
2009
VolumeProduksi 16,165,325 39,947,798 54,422,216
Tipe Produk 12 42 57
Perubahan yang berupa peningkatan volume
produksi dan tipe produk yang diproduksi diatas telah
mengakibatkan berubahnya
lingkungan, organisasi
dan
individu.
1.
Perubahan Lingkungan. Perubahan ini terlihat dari
tingkat kebisingan mesin yang meningkat, jumlah
personel yang lebih banyak, rungan yang lebih sesak,
(7)
7
gedung yang makin tinggi (naik-turun tangga saat lift
rusak), dsb.
2.
Perubahan Organisasi. Perubahan ini terlihat dari
berubahnya struktur pada masing masing departemen,
munculnya peran-peran baru, masukkanya personel
baru, dsb.
3.
Perubahan Individu. Perubahan terlihat dari peran
individu
yang
lebih
banyak
dari
sebelumnya,
munculnya konflik peran, perubahan kompetensi,
ketidak-seragaman tingkat ketrampilan, dsb.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut (lingkungan, orgnanisasi dan
individu)
membuat
seseorang
mengalami
ancaman
terkena stress
(Robbins, 2001)
.Hal ini semakin diperberat
dengan adanya tuntutan kinerja yang semakin tinggi dan
kompleksitas masalah teknis yang terjadi pada peralatan
berteknologi tinggi telah menyebabkan meningkatnya
beban kerja
(workload)pada individu di semua bagian,
termasuk individu di Bagian Engineering. Bagian ini
bertugas
untuk
melakukan
Pemeliharaan
dan
Perbaikan, Perakitan dan Instalasi, Pengetesan dan
Komisioning, Perancangan dan Pembuatan peralatan
otomatis, termasuk melakukan perubahan-perubahan
design peralatan agar memberikan
out put
yang lebih
tinggi dan beragam. Hal ini jelas membutuhkan
intergritas ketrampilan yang tinggi
(mul t i sk i l l )
agar
(8)
8
bisa memberikan hasil yang optimal
(
WordNet ® 2.0, © 2003 Princeton University).
Salah seorang Manajer di
bagian
Technical Supportperusahaan tersebut yang
memimpin sekelompok insinyur yang bertugas melakukan
eksekusi perawatan dan perbaikan peralatan tersebut,
mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir ini dia
merasakan
perubahan
tekanan
psikologi
dalam
menjalankan tugasnya.
“Saya mer asakan adanya peningkatan tekanan psi kol ogi s
aki bat tambahan beban ker ja, khususnya sejak
meni ngkatnya kompl eksi tas peralatan pr oduksi yang menggunakan teknol ogi otomati sasi . Masalah tekni s yang muncul sel al u ber beda sehi ngga memerl ukan kaji an yang ber beda pula. Di samping i tu adanya kenai kan jenis pr oduk juga menghar uskan saya dan team saya untuk melakukan setti ng baru dan modifi kasi lainnya untuk menyesuai kan dengan kebutuhan pr oses produksi untuk jenis pr oduk baru”.
Seorang Manajer lain bagian
System Engineeringyang
mengepalai
sekelompok
insinyur
yang
bertugas
menyiapkan program perawatan dalam
Computerized Maintenance Management System (CMMS)dan supervisi
proyek baru, juga mengemukakan hal yang senada
dengan komentar di atas.
Saya merasa sangat kesul i tan yang semaki n meningkat dal am 3 tahun ter akhi r ini . Banyaknya peralatan otomati s yang ada membutuhkan spar e par t yang sangat bervar iasi
(9)
9
pembuatan planned maintenance. Dalam hal penanganan pr oyek peni ngkatan kapasi tas pr oduksi , saya mer asakan adanya kenai kan beban ker ja khususnya pada pr oses r ekayasa tekni k, instal asi dan komi si oning pada peralatan otomati s”.
Kedua Manajer tersebut menyampaikan lebih lanjut
bahwa kondisi ini harus segera diperbaiki dan dicarikan
solusinya agar kinerja karyawan tetap bisa dipertahankan
sehingga performa peralatan bisa terus dipertahankan
dan bahkan ditingkatkan kemampuannya.
2. Masalah Penelitian
Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali
perubahan itu sendiri (Rhenald Kasali, 2010). Persaingan
bisnis non dairy creamer yang kian tajam memaksa
perusahaan untuk melakukan berbagai upaya untuk
beradaptasi dan memenangkan persaingan agar bisa
bertahan hidup. Oleh karenanya, penggunaan alat
produksi berteknologi adalah hal yang tidak bisa
dihindarkan. Namun demikian, disamping berbagai
manfaat positif yang diperoleh perusahaan dengan
perubahan penggunaan alat berteknologi tinggi ini,
diduga juga telah membawa pengaruh terhadap beban
kerja karyawan karena adanya keharusan untuk belajar
dan menguasai teknologi tinggi, yang merupakan suatu
bentuk tekanan psikologis baru. Menurut Sutrisno,
(10)
10
(2008) tekanan dapat memicu produktivitas apabila masih
berada dalam kadar yang dapat diterima, namun Anis
Hartati (2006), juga mengatakan bahwa tekanan juga
bisa menjadi kontra produktif apabila berada diluar batas
toleransi.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat peran manusia
(individu) sebagai sentral interaksi peralatan berteknologi
tinggi dengan berbagai macam permasalahannya di dalam
dunia industri yang menjadi menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Hal ini mengingat semakin banyaknya industri
yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dan
meminimalkan penggunaan tenaga manusia dalam proses
produksinya. Bertolak dari kondisi di atas, maka
rumusan persoalan Penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
beban
kerja
berpengaruh
terhadap
Technostresspada karyawan yang bekerja pada
industri yang mempergunakan peralatan produksi
berteknologi tinggi?
2.
Apakah kompetensi teknologi otomasi berpengaruh
terhadap
Technostresspada karyawan yang bekerja
pada industri yang mempergunakan peralatan
produksi berteknologi tinggi?
3.
Apakah terdapat pengaruh
technostressterhadap
kinerja pada karyawan yang bekerja pada industri
yang
mempergunakan
peralatan
produksi
berteknologi tinggi?
(11)
11
4.
Apakah
Technostressberperan sebagai variabel
mediasi dalam hubungan antara pengaruh beban
kerja terhadap kinerja pada karyawan yang bekerja
pada industri yang mempergunakan peralatan
produksi berteknologi tinggi?
5.
Apakah
Technostressberperan sebagai variabel
mediasi
dalam
hubungan
antara
pengaruh
kompetensi teknologi otomasi terhadap kinerja pada
karyawan
yang
bekerja
pada
industri
yang
mempergunakan peralatan produksi berteknologi
tinggi.
3. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
beban kerja terhadap
Technostresspada karyawan di
Bagian Engineering.
2.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
tingkat kompetensi teknologi terhadap
Technostresspada karyawan di Bagian Engineering.
3.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
Technostressterhadap kinerja pada karyawan di
Bagian Engineering.
4.
Untuk mendapatkan bukti empiris peran variabel
Technostresssebagai
interveningvariabel dalam
hubungan
beban
kerja
dan
variable
tingkat
(12)
12
kompetensi
teknologi
terhadap
kinerja
pada
karyawan di Bagian Engineering
4.
Manfaat Penelitian
1.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi
tambahan
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dalam
dunia
industri
tentang
pengaruh beban kerja dan tingkat kompetensi
teknologi terhadap
Technostressdan kinerja pada
karyawan di Bagian Engineering.
2.
Untuk menambah wawasan masyarakat awam
(umum), serikat pekerja, organisasi perusahaan dan
pihak
lain
yang
menaruh
minat
terhadap
permasalahan-permasalahn industri maupun yang
peduli dengan nasib buruh.
3.
Sebagai masukan bagi Penelitian selanjutnya dalam
mengembangkan Penelitian mengenai beban kerja
dan tingkat kompetensi teknologi,
Technostressdan
Kinerja Pada Karyawan.
(1)
7
gedung yang makin tinggi (naik-turun tangga saat lift
rusak), dsb.
2.
Perubahan Organisasi. Perubahan ini terlihat dari
berubahnya struktur pada masing masing departemen,
munculnya peran-peran baru, masukkanya personel
baru, dsb.
3.
Perubahan Individu. Perubahan terlihat dari peran
individu
yang
lebih
banyak
dari
sebelumnya,
munculnya konflik peran, perubahan kompetensi,
ketidak-seragaman tingkat ketrampilan, dsb.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut (lingkungan, orgnanisasi dan
individu)
membuat
seseorang
mengalami
ancaman
terkena stress
(Robbins, 2001)
.Hal ini semakin diperberat
dengan adanya tuntutan kinerja yang semakin tinggi dan
kompleksitas masalah teknis yang terjadi pada peralatan
berteknologi tinggi telah menyebabkan meningkatnya
beban kerja
(workload)pada individu di semua bagian,
termasuk individu di Bagian Engineering. Bagian ini
bertugas
untuk
melakukan
Pemeliharaan
dan
Perbaikan, Perakitan dan Instalasi, Pengetesan dan
Komisioning, Perancangan dan Pembuatan peralatan
otomatis, termasuk melakukan perubahan-perubahan
design peralatan agar memberikan
out put
yang lebih
tinggi dan beragam. Hal ini jelas membutuhkan
intergritas ketrampilan yang tinggi
(mul t i sk i l l )
agar
(2)
8
bisa memberikan hasil yang optimal
(
WordNet ® 2.0, © 2003 Princeton University).
Salah seorang Manajer di
bagian
Technical Supportperusahaan tersebut yang
memimpin sekelompok insinyur yang bertugas melakukan
eksekusi perawatan dan perbaikan peralatan tersebut,
mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir ini dia
merasakan
perubahan
tekanan
psikologi
dalam
menjalankan tugasnya.
“Saya mer asakan adanya peningkatan tekanan psi kol ogi s
aki bat tambahan beban ker ja, khususnya sejak
meni ngkatnya kompl eksi tas peralatan pr oduksi yang menggunakan teknol ogi otomati sasi . Masalah tekni s yang muncul sel al u ber beda sehi ngga memerl ukan kaji an yang ber beda pula. Di samping i tu adanya kenai kan jenis pr oduk juga menghar uskan saya dan team saya untuk melakukan setti ng baru dan modifi kasi lainnya untuk menyesuai kan dengan kebutuhan pr oses produksi untuk jenis pr oduk baru”.
Seorang Manajer lain bagian
System Engineeringyang
mengepalai
sekelompok
insinyur
yang
bertugas
menyiapkan program perawatan dalam
Computerized Maintenance Management System (CMMS)dan supervisi
proyek baru, juga mengemukakan hal yang senada
dengan komentar di atas.
Saya merasa sangat kesul i tan yang semaki n meningkat dal am 3 tahun ter akhi r ini . Banyaknya peralatan otomati s yang ada membutuhkan spar e par t yang sangat bervar iasi
(3)
9
pembuatan planned maintenance. Dalam hal penanganan pr oyek peni ngkatan kapasi tas pr oduksi , saya mer asakan adanya kenai kan beban ker ja khususnya pada pr oses r ekayasa tekni k, instal asi dan komi si oning pada peralatan otomati s”.
Kedua Manajer tersebut menyampaikan lebih lanjut
bahwa kondisi ini harus segera diperbaiki dan dicarikan
solusinya agar kinerja karyawan tetap bisa dipertahankan
sehingga performa peralatan bisa terus dipertahankan
dan bahkan ditingkatkan kemampuannya.
2. Masalah Penelitian
Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali
perubahan itu sendiri (Rhenald Kasali, 2010). Persaingan
bisnis non dairy creamer yang kian tajam memaksa
perusahaan untuk melakukan berbagai upaya untuk
beradaptasi dan memenangkan persaingan agar bisa
bertahan hidup. Oleh karenanya, penggunaan alat
produksi berteknologi adalah hal yang tidak bisa
dihindarkan. Namun demikian, disamping berbagai
manfaat positif yang diperoleh perusahaan dengan
perubahan penggunaan alat berteknologi tinggi ini,
diduga juga telah membawa pengaruh terhadap beban
kerja karyawan karena adanya keharusan untuk belajar
dan menguasai teknologi tinggi, yang merupakan suatu
bentuk tekanan psikologis baru. Menurut Sutrisno,
(4)
10
(2008) tekanan dapat memicu produktivitas apabila masih
berada dalam kadar yang dapat diterima, namun Anis
Hartati (2006), juga mengatakan bahwa tekanan juga
bisa menjadi kontra produktif apabila berada diluar batas
toleransi.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat peran manusia
(individu) sebagai sentral interaksi peralatan berteknologi
tinggi dengan berbagai macam permasalahannya di dalam
dunia industri yang menjadi menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Hal ini mengingat semakin banyaknya industri
yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dan
meminimalkan penggunaan tenaga manusia dalam proses
produksinya. Bertolak dari kondisi di atas, maka
rumusan persoalan Penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
beban
kerja
berpengaruh
terhadap
Technostress
pada karyawan yang bekerja pada
industri yang mempergunakan peralatan produksi
berteknologi tinggi?
2.
Apakah kompetensi teknologi otomasi berpengaruh
terhadap
Technostresspada karyawan yang bekerja
pada industri yang mempergunakan peralatan
produksi berteknologi tinggi?
3.
Apakah terdapat pengaruh
technostressterhadap
kinerja pada karyawan yang bekerja pada industri
yang
mempergunakan
peralatan
produksi
berteknologi tinggi?
(5)
11
4.
Apakah
Technostressberperan sebagai variabel
mediasi dalam hubungan antara pengaruh beban
kerja terhadap kinerja pada karyawan yang bekerja
pada industri yang mempergunakan peralatan
produksi berteknologi tinggi?
5.
Apakah
Technostressberperan sebagai variabel
mediasi
dalam
hubungan
antara
pengaruh
kompetensi teknologi otomasi terhadap kinerja pada
karyawan
yang
bekerja
pada
industri
yang
mempergunakan peralatan produksi berteknologi
tinggi.
3. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
beban kerja terhadap
Technostresspada karyawan di
Bagian Engineering.
2.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
tingkat kompetensi teknologi terhadap
Technostresspada karyawan di Bagian Engineering.
3.
Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel
Technostress
terhadap kinerja pada karyawan di
Bagian Engineering.
4.
Untuk mendapatkan bukti empiris peran variabel
Technostress
sebagai
interveningvariabel dalam
hubungan
beban
kerja
dan
variable
tingkat
(6)