Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering T2 912009110 BAB I

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam

dunia industri telah membawa perubahan dalam

tuntutan kinerja organisasi agar mampu bertahan dan

bahkan memenangkan persaingan (Rhenald Kasali, 2010).

Hal ini telah membawa dampak pada setiap individu yang

bekerja

dalam

sebuah

organisasi

untuk

juga

menghasilkan

kinerja

yang

lebih

baik

secara

berkelanjutan, baik dari kuantitas maupun kualitasnya.

Kinerja individu yang lebih baik menurut Prawirosentono

(1999), hanya akan bisa dihasilkan oleh individu yang

mempunyai keahlian yang tinggi dan kesediaannya untuk

bekerja. Artinya, setiap individu harus menjadi semakin

ahli dan semakin bekerja keras jika menginginkan

pencapaian kinerja yang lebih baik secara berkelanjutan

agar terus bisa bekerja di organisasi tersebut, dan bahkan

mendapatkan kenaikan jabatan atau imbalan lainnya.

Namun demikian, tidak selamanya proses untuk

menjadi seorang ahli tersebut bisa dilakukan dengan

lancar dan tanpa hambatan apapun. Sebaliknya, berbagai

batasan dan penghalang seringkali harus dihadapi oleh

individu mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.

Hal ini semakin diperparah dengan adanya persaingan di


(2)

2

kalangan

individu

tersebut

untuk

memperebutkan

kesempatan yang terbatas. Kondisi tekanan ini menurut

Robbins (2001:563) akan menimbulkan stress yang juga

dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan

keadaan psikis seseorang dalam

mencapai suatu

kesempatan

dimana

untuk

mencapai

kesempatan

tersebut terdapat batasan atau penghalang.

Pada sebuah perusahaan multinasional yang

memproduksi

non diary creamer

, penggunaan peralatan

produksi berteknologi tinggi juga telah dilakukan agar

bisa memproduksi produk dengan spesifikasi tertentu

sesuai dengan kebutuhan pasar dan keinginan pemegang

saham. Dalam sebuah rapat dewan pimpinan pusat,

perusahaan

yang

berkantor

pusat

di

Eropa

ini

memutuskan untuk melakukankan

upgrade

mesin-mesin

lamanya dan melakukan pembangunan unit produksi

baru dengan menggunakan teknologi terkini pada saat

ini. Perwujudan langkah strategis yang tertuang dalam

nota rencana strategis perusahaan jangka panjang ini

terus dimatangkan dan diwujudkan dalam langkah nyata

berupa pembangunan fasilitas baru dan

upgrade

fisilitas

produksi yang lama, yang dimulai pada awal tahun 2007.

Dalam kurun waktu setahun, rencana strategis tersebut

telah berhasil diwujudkan dengan ditandai selesainya

pembangunan pabrik kedua yang menggunakan teknologi

filtermate full automatic spray drier System

yang


(3)

3

merupakan teknologi

spray drier

pertama di kawasan asia

pasifik (GEA Process Engineering, 2007). Proses produksi

dalam pabrik ini sebagian besar telah menggunakan

peralatan robot yang dioperasikan dari sebuah ruang

kendali, mulai dari proses penerimaan bahan baku,

proses pemasakan, proses pengeringan sampai dengan

proses pengepakan. Proses manual dengan menggunakan

tenaga manusia tetap digunakan, namun pada jumlah

dan skala kecil, yakni pada proses penambahan

bahan-bahan tambahan-bahan. Pekerjaan manual ini dirangkap oleh

operator mesin.

Rangkaian proses

(sub system)

pada fasilitas

produksi

tersusun

dari

seperangkat

peralatan

mekatronik

(mekanikal,

elektikal

dan

elektonikal).

Peralatan mekanik yang dimaksud adalah berupa

perpipaan yang menghubungkan dari satu bejana ke

bejana lain dengan peralatan pengaduk mekanik di

dalamnya.Peralatan elektrikal adalah berupa motor

penggerak dan sistem kelistrikan penunjang di dalamnya.

Kedua peralatan mekanikal dan elektrikal tersebut

operasionalnya digerakkan oleh sebuah PLC

(programable logic control)

yang diprogram berdasarkan tahapan proses

yang diinginkan. Selanjutnya, berbagai elemen dalam

sub system

tadi disingkronkan oleh sebuah sistem kontrol

otomatis terkait

(interlock system)

yang dipasang pada

seperangkat komputer proses di ruang kendali. Kondisi


(4)

4

lingkungan kerja di atas, mengharuskan individu yang

bekerja di dalamnya untuk menguasai dan menjadi ahli

dalam

bidang

mekatronik,

teknik

komputer

(pemrograman) dan teknologi informasi dalam waktu

singkat, mengingat pabrik yang sudah selesai dibangun

dan harus segera berproduksi dengan kapasitas penuh.

Keharusan

bagi

individu

terkait

yang

mengoperasikan

dan

melakukan

perawatan

pada

peralatan produksi dengan teknologi tersebut di atas,

mempunyai kemiripan dengan sebuah kondisi yang

diteliti oleh Champion (1998) & Robbin (2003) yang

berpendapat bahwa penyesuaian diri terhadap perubahan

teknologi yang berkembang dengan sangat cepat dan

tidak dapat dicegah ini bukanlah perkara yang mudah.

Beberapa individu mampu menerima perubahan ini

namun masih ada yang tidak mampu menerimanya.

Walaupun teknologi telah memberikan banyak kelebihan

kepada manusia, namun teknologi juga memberikan

gangguan atau masalah kepada manusia sebagai

pengguna teknologi. Seseorang yang tidak mengetahui

cara untuk mengaplikasikan teknologi baru, maka

mereka akan berusaha menjauhkan diri dari penggunaan

peralatan yang berteknologi tinggi. Pekerja yang tidak

mengetahui bagaimana mengoperasikan komputer, akan

merasa

tegang

dan

takut

apabila

ditugaskan

mengoperasikan komputer untuk membuat dokumen.


(5)

5

Keadaan ini menjadi tekanan bagi pekerja dan gejala ini

dikenal sebagai

technostress.

Dari sisi manajemen

perusahaan,

kondisi

stress

pada

pekerja

adalah

merupakan salah satu pemicu menurunnya angka

produkfitas perusahaan karena menurunnya kinerja

individu di dalamnya, sehingga perlu dicari akar

permasalahan

dan

tindakan

perbaikan

maupun

pencegahannya. Oleh karenanya, Penelitian ini menjadi

penting bagi pihak manajemen perusahaan maupun bagi

individu itu sendiri.

Weil dan Rosen (1997) juga telah meneliti tema

tentang technostres ini yaitu tentang

technophobia

,

cyberphobia

,

computerphobia

,

computer anxienty

,

computer stress

,

negative computer attitudes

, dan

computer aversio

’.

Menurut mereka definisi dari

technostress

adalah sebagai

kesan negatif terhadap perubahan perilaku, pikiran, atau

psikologi yang disebabkan oleh teknologi baik secara

langsung ataupun tidak langsung.

Technostress

juga

merupakan reaksi dari penggunaan terhadap teknologi

dan bagaimana perubahan yang terjadi diakibatkan oleh

teknologi tersebut. Namun sampai dengan proposal

penelitian ini dibuat, Peneliti masih belum menemukan

penelitian sebelumnya mengenai

technostress

yang secara

spesifik lodiduga dialami oleh individu yang bekerja pada

lingkungan industri berteknologi tinggi (menggunakan

sistem robot dan kontrol otomatis).


(6)

6

Selain mengalami perubahan yang signifikan dalam

bidang teknologi, perusahaan tersebut juga telah

mengalami perubahan yang signifikan pada jumlah

volume produksi dan jumlah jenis produk selama kurun

waktu 2007 ~ 2009. Perubahan ini terlihat dari angka

peningkatan jumlah volume produksi per tahun yang

mencapai angka sebesar 168%. Kemudian bersamaan

dengan kenaikan jumlah volume produksi dalam kurun

waktu tersebut, terjadi pula perubahan yang signifikan

pada jumlah tipe produk yaitu sebesar 237% per tahun

dalam kurun waktu yang sama. Secara lebih rinci, data

perubahan tersebut bisa dilihat pada tabel 1.1 di bawah.

Tabel 1.1. Data Kenaikan Volume Produksi dan Tipe

Produk

Description

2007

2008

2009

Volume

Produksi 16,165,325 39,947,798 54,422,216

Tipe Produk 12 42 57

Perubahan yang berupa peningkatan volume

produksi dan tipe produk yang diproduksi diatas telah

mengakibatkan berubahnya

lingkungan, organisasi

dan

individu.

1.

Perubahan Lingkungan. Perubahan ini terlihat dari

tingkat kebisingan mesin yang meningkat, jumlah

personel yang lebih banyak, rungan yang lebih sesak,


(7)

7

gedung yang makin tinggi (naik-turun tangga saat lift

rusak), dsb.

2.

Perubahan Organisasi. Perubahan ini terlihat dari

berubahnya struktur pada masing masing departemen,

munculnya peran-peran baru, masukkanya personel

baru, dsb.

3.

Perubahan Individu. Perubahan terlihat dari peran

individu

yang

lebih

banyak

dari

sebelumnya,

munculnya konflik peran, perubahan kompetensi,

ketidak-seragaman tingkat ketrampilan, dsb.

Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian

terhadap ketiga hal tersebut (lingkungan, orgnanisasi dan

individu)

membuat

seseorang

mengalami

ancaman

terkena stress

(

Robbins, 2001)

.

Hal ini semakin diperberat

dengan adanya tuntutan kinerja yang semakin tinggi dan

kompleksitas masalah teknis yang terjadi pada peralatan

berteknologi tinggi telah menyebabkan meningkatnya

beban kerja

(workload)

pada individu di semua bagian,

termasuk individu di Bagian Engineering. Bagian ini

bertugas

untuk

melakukan

Pemeliharaan

dan

Perbaikan, Perakitan dan Instalasi, Pengetesan dan

Komisioning, Perancangan dan Pembuatan peralatan

otomatis, termasuk melakukan perubahan-perubahan

design peralatan agar memberikan

out put

yang lebih

tinggi dan beragam. Hal ini jelas membutuhkan

intergritas ketrampilan yang tinggi

(mul t i sk i l l )

agar


(8)

8

bisa memberikan hasil yang optimal

(

WordNet ® 2.0, © 2003 Princeton University

).

Salah seorang Manajer di

bagian

Technical Support

perusahaan tersebut yang

memimpin sekelompok insinyur yang bertugas melakukan

eksekusi perawatan dan perbaikan peralatan tersebut,

mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir ini dia

merasakan

perubahan

tekanan

psikologi

dalam

menjalankan tugasnya.

“Saya mer asakan adanya peningkatan tekanan psi kol ogi s

aki bat tambahan beban ker ja, khususnya sejak

meni ngkatnya kompl eksi tas peralatan pr oduksi yang menggunakan teknol ogi otomati sasi . Masalah tekni s yang muncul sel al u ber beda sehi ngga memerl ukan kaji an yang ber beda pula. Di samping i tu adanya kenai kan jenis pr oduk juga menghar uskan saya dan team saya untuk melakukan setti ng baru dan modifi kasi lainnya untuk menyesuai kan dengan kebutuhan pr oses produksi untuk jenis pr oduk baru”.

Seorang Manajer lain bagian

System Engineering

yang

mengepalai

sekelompok

insinyur

yang

bertugas

menyiapkan program perawatan dalam

Computerized Maintenance Management System (CMMS)

dan supervisi

proyek baru, juga mengemukakan hal yang senada

dengan komentar di atas.

Saya merasa sangat kesul i tan yang semaki n meningkat dal am 3 tahun ter akhi r ini . Banyaknya peralatan otomati s yang ada membutuhkan spar e par t yang sangat bervar iasi


(9)

9

pembuatan planned maintenance. Dalam hal penanganan pr oyek peni ngkatan kapasi tas pr oduksi , saya mer asakan adanya kenai kan beban ker ja khususnya pada pr oses r ekayasa tekni k, instal asi dan komi si oning pada peralatan otomati s”.

Kedua Manajer tersebut menyampaikan lebih lanjut

bahwa kondisi ini harus segera diperbaiki dan dicarikan

solusinya agar kinerja karyawan tetap bisa dipertahankan

sehingga performa peralatan bisa terus dipertahankan

dan bahkan ditingkatkan kemampuannya.

2. Masalah Penelitian

Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali

perubahan itu sendiri (Rhenald Kasali, 2010). Persaingan

bisnis non dairy creamer yang kian tajam memaksa

perusahaan untuk melakukan berbagai upaya untuk

beradaptasi dan memenangkan persaingan agar bisa

bertahan hidup. Oleh karenanya, penggunaan alat

produksi berteknologi adalah hal yang tidak bisa

dihindarkan. Namun demikian, disamping berbagai

manfaat positif yang diperoleh perusahaan dengan

perubahan penggunaan alat berteknologi tinggi ini,

diduga juga telah membawa pengaruh terhadap beban

kerja karyawan karena adanya keharusan untuk belajar

dan menguasai teknologi tinggi, yang merupakan suatu

bentuk tekanan psikologis baru. Menurut Sutrisno,


(10)

10

(2008) tekanan dapat memicu produktivitas apabila masih

berada dalam kadar yang dapat diterima, namun Anis

Hartati (2006), juga mengatakan bahwa tekanan juga

bisa menjadi kontra produktif apabila berada diluar batas

toleransi.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat peran manusia

(individu) sebagai sentral interaksi peralatan berteknologi

tinggi dengan berbagai macam permasalahannya di dalam

dunia industri yang menjadi menarik untuk diteliti lebih

lanjut. Hal ini mengingat semakin banyaknya industri

yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dan

meminimalkan penggunaan tenaga manusia dalam proses

produksinya. Bertolak dari kondisi di atas, maka

rumusan persoalan Penelitian adalah sebagai berikut:

1.

Apakah

beban

kerja

berpengaruh

terhadap

Technostress

pada karyawan yang bekerja pada

industri yang mempergunakan peralatan produksi

berteknologi tinggi?

2.

Apakah kompetensi teknologi otomasi berpengaruh

terhadap

Technostress

pada karyawan yang bekerja

pada industri yang mempergunakan peralatan

produksi berteknologi tinggi?

3.

Apakah terdapat pengaruh

technostress

terhadap

kinerja pada karyawan yang bekerja pada industri

yang

mempergunakan

peralatan

produksi

berteknologi tinggi?


(11)

11

4.

Apakah

Technostress

berperan sebagai variabel

mediasi dalam hubungan antara pengaruh beban

kerja terhadap kinerja pada karyawan yang bekerja

pada industri yang mempergunakan peralatan

produksi berteknologi tinggi?

5.

Apakah

Technostress

berperan sebagai variabel

mediasi

dalam

hubungan

antara

pengaruh

kompetensi teknologi otomasi terhadap kinerja pada

karyawan

yang

bekerja

pada

industri

yang

mempergunakan peralatan produksi berteknologi

tinggi.

3. Tujuan Penelitian

1.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

beban kerja terhadap

Technostress

pada karyawan di

Bagian Engineering.

2.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

tingkat kompetensi teknologi terhadap

Technostress

pada karyawan di Bagian Engineering.

3.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

Technostress

terhadap kinerja pada karyawan di

Bagian Engineering.

4.

Untuk mendapatkan bukti empiris peran variabel

Technostress

sebagai

intervening

variabel dalam

hubungan

beban

kerja

dan

variable

tingkat


(12)

12

kompetensi

teknologi

terhadap

kinerja

pada

karyawan di Bagian Engineering

4.

Manfaat Penelitian

1.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi

tambahan

bagi

pihak-pihak

yang

berkepentingan

dalam

dunia

industri

tentang

pengaruh beban kerja dan tingkat kompetensi

teknologi terhadap

Technostress

dan kinerja pada

karyawan di Bagian Engineering.

2.

Untuk menambah wawasan masyarakat awam

(umum), serikat pekerja, organisasi perusahaan dan

pihak

lain

yang

menaruh

minat

terhadap

permasalahan-permasalahn industri maupun yang

peduli dengan nasib buruh.

3.

Sebagai masukan bagi Penelitian selanjutnya dalam

mengembangkan Penelitian mengenai beban kerja

dan tingkat kompetensi teknologi,

Technostress

dan

Kinerja Pada Karyawan.


(1)

7

gedung yang makin tinggi (naik-turun tangga saat lift

rusak), dsb.

2.

Perubahan Organisasi. Perubahan ini terlihat dari

berubahnya struktur pada masing masing departemen,

munculnya peran-peran baru, masukkanya personel

baru, dsb.

3.

Perubahan Individu. Perubahan terlihat dari peran

individu

yang

lebih

banyak

dari

sebelumnya,

munculnya konflik peran, perubahan kompetensi,

ketidak-seragaman tingkat ketrampilan, dsb.

Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian

terhadap ketiga hal tersebut (lingkungan, orgnanisasi dan

individu)

membuat

seseorang

mengalami

ancaman

terkena stress

(

Robbins, 2001)

.

Hal ini semakin diperberat

dengan adanya tuntutan kinerja yang semakin tinggi dan

kompleksitas masalah teknis yang terjadi pada peralatan

berteknologi tinggi telah menyebabkan meningkatnya

beban kerja

(workload)

pada individu di semua bagian,

termasuk individu di Bagian Engineering. Bagian ini

bertugas

untuk

melakukan

Pemeliharaan

dan

Perbaikan, Perakitan dan Instalasi, Pengetesan dan

Komisioning, Perancangan dan Pembuatan peralatan

otomatis, termasuk melakukan perubahan-perubahan

design peralatan agar memberikan

out put

yang lebih

tinggi dan beragam. Hal ini jelas membutuhkan

intergritas ketrampilan yang tinggi

(mul t i sk i l l )

agar


(2)

8

bisa memberikan hasil yang optimal

(

WordNet ® 2.0, © 2003 Princeton University

).

Salah seorang Manajer di

bagian

Technical Support

perusahaan tersebut yang

memimpin sekelompok insinyur yang bertugas melakukan

eksekusi perawatan dan perbaikan peralatan tersebut,

mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir ini dia

merasakan

perubahan

tekanan

psikologi

dalam

menjalankan tugasnya.

“Saya mer asakan adanya peningkatan tekanan psi kol ogi s

aki bat tambahan beban ker ja, khususnya sejak

meni ngkatnya kompl eksi tas peralatan pr oduksi yang menggunakan teknol ogi otomati sasi . Masalah tekni s yang muncul sel al u ber beda sehi ngga memerl ukan kaji an yang ber beda pula. Di samping i tu adanya kenai kan jenis pr oduk juga menghar uskan saya dan team saya untuk melakukan setti ng baru dan modifi kasi lainnya untuk menyesuai kan dengan kebutuhan pr oses produksi untuk jenis pr oduk baru”.

Seorang Manajer lain bagian

System Engineering

yang

mengepalai

sekelompok

insinyur

yang

bertugas

menyiapkan program perawatan dalam

Computerized Maintenance Management System (CMMS)

dan supervisi

proyek baru, juga mengemukakan hal yang senada

dengan komentar di atas.

Saya merasa sangat kesul i tan yang semaki n meningkat dal am 3 tahun ter akhi r ini . Banyaknya peralatan otomati s yang ada membutuhkan spar e par t yang sangat bervar iasi


(3)

9

pembuatan planned maintenance. Dalam hal penanganan pr oyek peni ngkatan kapasi tas pr oduksi , saya mer asakan adanya kenai kan beban ker ja khususnya pada pr oses r ekayasa tekni k, instal asi dan komi si oning pada peralatan otomati s”.

Kedua Manajer tersebut menyampaikan lebih lanjut

bahwa kondisi ini harus segera diperbaiki dan dicarikan

solusinya agar kinerja karyawan tetap bisa dipertahankan

sehingga performa peralatan bisa terus dipertahankan

dan bahkan ditingkatkan kemampuannya.

2. Masalah Penelitian

Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali

perubahan itu sendiri (Rhenald Kasali, 2010). Persaingan

bisnis non dairy creamer yang kian tajam memaksa

perusahaan untuk melakukan berbagai upaya untuk

beradaptasi dan memenangkan persaingan agar bisa

bertahan hidup. Oleh karenanya, penggunaan alat

produksi berteknologi adalah hal yang tidak bisa

dihindarkan. Namun demikian, disamping berbagai

manfaat positif yang diperoleh perusahaan dengan

perubahan penggunaan alat berteknologi tinggi ini,

diduga juga telah membawa pengaruh terhadap beban

kerja karyawan karena adanya keharusan untuk belajar

dan menguasai teknologi tinggi, yang merupakan suatu

bentuk tekanan psikologis baru. Menurut Sutrisno,


(4)

10

(2008) tekanan dapat memicu produktivitas apabila masih

berada dalam kadar yang dapat diterima, namun Anis

Hartati (2006), juga mengatakan bahwa tekanan juga

bisa menjadi kontra produktif apabila berada diluar batas

toleransi.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat peran manusia

(individu) sebagai sentral interaksi peralatan berteknologi

tinggi dengan berbagai macam permasalahannya di dalam

dunia industri yang menjadi menarik untuk diteliti lebih

lanjut. Hal ini mengingat semakin banyaknya industri

yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dan

meminimalkan penggunaan tenaga manusia dalam proses

produksinya. Bertolak dari kondisi di atas, maka

rumusan persoalan Penelitian adalah sebagai berikut:

1.

Apakah

beban

kerja

berpengaruh

terhadap

Technostress

pada karyawan yang bekerja pada

industri yang mempergunakan peralatan produksi

berteknologi tinggi?

2.

Apakah kompetensi teknologi otomasi berpengaruh

terhadap

Technostress

pada karyawan yang bekerja

pada industri yang mempergunakan peralatan

produksi berteknologi tinggi?

3.

Apakah terdapat pengaruh

technostress

terhadap

kinerja pada karyawan yang bekerja pada industri

yang

mempergunakan

peralatan

produksi

berteknologi tinggi?


(5)

11

4.

Apakah

Technostress

berperan sebagai variabel

mediasi dalam hubungan antara pengaruh beban

kerja terhadap kinerja pada karyawan yang bekerja

pada industri yang mempergunakan peralatan

produksi berteknologi tinggi?

5.

Apakah

Technostress

berperan sebagai variabel

mediasi

dalam

hubungan

antara

pengaruh

kompetensi teknologi otomasi terhadap kinerja pada

karyawan

yang

bekerja

pada

industri

yang

mempergunakan peralatan produksi berteknologi

tinggi.

3. Tujuan Penelitian

1.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

beban kerja terhadap

Technostress

pada karyawan di

Bagian Engineering.

2.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

tingkat kompetensi teknologi terhadap

Technostress

pada karyawan di Bagian Engineering.

3.

Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel

Technostress

terhadap kinerja pada karyawan di

Bagian Engineering.

4.

Untuk mendapatkan bukti empiris peran variabel

Technostress

sebagai

intervening

variabel dalam

hubungan

beban

kerja

dan

variable

tingkat


(6)

12

kompetensi

teknologi

terhadap

kinerja

pada

karyawan di Bagian Engineering

4.

Manfaat Penelitian

1.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi

tambahan

bagi

pihak-pihak

yang

berkepentingan

dalam

dunia

industri

tentang

pengaruh beban kerja dan tingkat kompetensi

teknologi terhadap

Technostress

dan kinerja pada

karyawan di Bagian Engineering.

2.

Untuk menambah wawasan masyarakat awam

(umum), serikat pekerja, organisasi perusahaan dan

pihak

lain

yang

menaruh

minat

terhadap

permasalahan-permasalahn industri maupun yang

peduli dengan nasib buruh.

3.

Sebagai masukan bagi Penelitian selanjutnya dalam

mengembangkan Penelitian mengenai beban kerja

dan tingkat kompetensi teknologi,

Technostress

dan

Kinerja Pada Karyawan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering T2 912009110 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering T2 912009110 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering T2 912009110 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Beban Kerja, Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Technostress dan Kinerja Pada Karyawan di Bagian Engineering

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen (Studi di Universitas PGRI NTT) T2 912011002 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB II

1 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB IV

1 1 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB V

1 1 7