PROFIL DAERAH KAB. BULUKUMBA TAHUN 2014

(1)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 1

BAB I

GAMBARAN UMUM

Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah, dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap Kolonial Belanda dan Jepang menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 diawali dengan terbentuknya “Barisan Merah Putih” dan “Laskar Brigade Pemberontakan Bulukumba Angkatan Rakyat”.

Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita-cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Dari sisi budaya Bulukumba telah tampil menjadi sebuah “legenda modern”, dalam kancah percaturan kebudayaan nasional. Bahkan melalui industri budaya dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa-lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subyek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.


(2)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 2

Masyarakat Bulukumba juga telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam sejak awal abad ke-17 Masehi, yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran Agama Islam ini dibawa oleh 3 (tiga) ulama besar (waliyullah) dari Pulau Sumatera yang masing-masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu). Ajaran Agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhut, suci lahir batin selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid “Appasewang” (meng Esakan Allah SWT).

Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti

dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba. Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah


(3)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 3

tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan Bupati Pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

1.1. Keadaan Wilayah

1.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Bulukumba berada di 153 Km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan dengan luas wilayah kabupaten 1.154,67 km² atau 1,85% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, yang secara kewilayahan Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.

Kabupaten Bulukumba terletak diantara 05º20´ - 05º40´ LS dan 119º58´ - 120º28´ BT dengan batas-batas yakni:

- Sebelah utara berbatasan Kabupaten Sinjai;

- Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone dan Pulau Selayar

- Sebelah Selatan berbatasan Laut Flores;

- Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng;

Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten), Gantarang, Kindang, Rilau Ale, Bulukumpa, Ujung Loe,


(4)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 4

Bontobahari, Bontotiro, Kajang dan Herlang. 7 diantaranya termasuk daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu kecamatan: Gantarang, Ujungbulu, Ujung Loe, Bontobahari, Bontotiro, Kajang dan Herlang. 3 Kecamatan sentra pengembangan pertanian dan perkebunan yaitu kecamatan: Kindang, Rilau Ale dan Bulukumpa. Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 (dua) buah pulau yang terdapat pada wilayah Desa Bira Kecamatan Bontobahari yakni Pulau Liukang Loe (berpenghuni) dan Pulau Kambing (tidak berpenghuni).

Secara keseluruhan panjang garis pantai 128 km dengan luas laut +204,83 km2 sangat menunjang Kabupaten Bulukumba sebagai daerah bahari/maritim dengan potensi unggulan perikanan dan kelautan.

Dari 10 kecamatan yang ada, semua dapat ditempuh dengan mudah dan ditunjang dengan infrastruktur jalan kabupaten yang memadai. Kecamatan yang terjauh dari ibukota kabupaten yakni Kecamatan Kajang

1.2. Keadaan Pemerintahan 1.2.1. Lembaga Legislatif


(5)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 5

Struktur organisasi Lembaga Eksekutif (DPRD) yaitu: Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD, Komisi-Komisi

No Komisi A (Pemerin

tahan)

Komisi B (Ekonomi dan

Keuangan)

Komisi C (Pemba ngunan)

Komisi D (Kesejahteraan

Rakyat)

1 Ketua Ketua Ketua Ketua

2 Wakil Wakil Wakil Wakil

3 Sekretaris Sekretaris Sekretaris Sekretaris

4 Anggota Anggota Anggota Anggota

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulukumba Periode 2009-2014 terdiri dari 40 orang yang meliputi: 1 orang Ketua DPRD, 2 orang Wakil Ketua, 4 orang Ketua Komisi, 4 orang Wakil Ketua Komisi, 4 orang Sekretaris Komisi (masing untuk Komisi A, B, C, dan D), dan anggota Komisi masing-masing: Komisi A, B, dan C sebanyak 6 orang, serta Komisi D sebanyak 7 orang.

Berdasarkan fraksinya maka keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulukumba terdiri dari:

1. Fraksi Partai Golkar sebanyak 25 orang yang terdiri dari: 4 orang dari Golkar, 3 orang dari PSI, 3 orang dari Partai Hanura, 2 orang dari PKPB, 2 orang dari PDK, 2 orang dari PBR, 2 orang dari PPP, 1 orang dari PKB, 1 orang dari PDB, 1 orang dari Barnas, 1 orang dari PPI, 1 orang dari PBB, 1 orang dari PKP dan 1 orang dari PKNU

2. Fraksi PAN sebanyak 6 orang yang terdiri dari: 4 orang dari PAN dan 2 orang dari Partai Buruh

3. Fraksi Partai Demokrat sebanyak 5 orang yang terdiri dari 4 orang dari partai Demokrat dan 1 orang dari PPRN

4. Fraksi Bulukumba Bersatu sebanyak 4 orang yang terdiri dari 2 orang dari Partai Patriot, 1 orang dari PKPI, 1 orang dari Partai Kedaulatan


(6)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 6

1.2.2. Lembaga Eksekutif

Banyaknya Desa, Kelurahan, Lingkungan, Dusun

NO KECAMATAN IBUKOTA DESA KELU RAHAN

LING KUNGAN

DU SUN

1 Gantarang Ponre 18 3 8 80

2 Ujungbulu Bulukumba - 9 31 -

3 Ujung loe Ujung Loe 12 1 4 42

4 Bontobahari Tanah Beru 4 4 13 13

5 Bontotiro Hila-hila 12 1 5 46

6 Herlang Tanuntung 6 2 10 28

7 Kajang Kassi 17 2 11 100

8 Bulukumpa Tanete 14 3 7 76

9 Rilau ale Palampang 14 1 5 57

10 Kindang Brg. Rappoa 12 1 3 47

Bulukumba 109 27 97 489

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa-2013

Kabupaten Bulukumba mempunyai wilayah administrasi yang terdiri dari 10 kecamatan dan 136 desa/kelurahan yang terdiri dari 109 desa dan 27 kelurahan, terdapat 18 desa/kelurahan swadaya, 16 desa/kelurahan swakarya dan 102 desa/kelurahan yang swasembada. Artinya dari 136 desa dan kelurahan yang ada di kabupaten Bulukumba 75% sudah berkualifikasi mandiri.


(7)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 7

1.2.3. Kelembagaan Pemerintah Kabupaten

Kelembagaan dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 dan Peraturan Bupati

BUPATI

WAKIL BUPATI

Sekretaris Daerah (perda nomor 9 tahun 2008): Staf Ahli

1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa 2. Bidang Hukum

3. Bidang Ekonomi dan Keuangan 4. Bidang Pendidikan

Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Bagian Pemerintahan Umum

1. Bagian Kesejahteraan Rakyat 2. Bagian Pertanahan

Asisten Ekonomi Pembangunan dan Humas

1. Bagian Ekonomi Pembangunan (Ekbang) 2. Bagian Humas dan Protokol

3. Bagian Keuangan

Asisten Administrasi Umum

1. Bagian Hukum

2. Bagian Organisasi dan Kepegawaian 3. Bagian Umum dan Sandi

Sekretariat DPRD

1. Bagian Umum

2. Bagian Rapat dan Risalah 3. Bagian Keuangan

Lembaga teknis di Kabupaten Bulukumba diatur pada Peraturan Daerah No.9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas perda No. 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inpektorat, Bappeda, Lembaga teknis daerah dan lembaga lain sebagai berikut :


(8)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 8

1. Inspektorat Kabupaten

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 5. Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan 6. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh

7. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

9. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas 10. Kantor Lingkungan Hidup Daerah

11. Kantor RSUD H.A. Sultan Dg.Radja 12. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 13. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

SKPD berbentuk dinas (Perda nomor 10 tahun 2008):

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika 5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

6. Dinas Bina Marga

7. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air 8. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

10.Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, TambEn. 11.Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

12.Dinas Kelautan dan Perikanan 13.Dinas Kehutanan dan Perkebunan

14.Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 15.Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

Kecamatan (Perda nomor 12 tahun 2008):

1. Kecamatan Ujungbulu 2. Kecamatan Gantarang


(9)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 9

3. Kecamatan Kindang 4. Kecamatan Ujung Loe 5. Kecamatan Bontobahari 6. Kecamatan Bontotiro

7. Kecamatan Hero Lange-Lange (Herlang) 8. Kecamatan Kajang

9. Kecamatan Bulukumpa 10.Kecamatan Rilau Ale

Kelurahan (Perda nomor 13 tahun 2008)

1.3. Aparatur Pemerintah Daerah

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Tahun 2014 Berdasarkan Golongan

NO UNIT KERJA GOLONGAN TOTAL I II III IV

1 2 3 4 5 6 7

1 Sekretariat Daerah 8 45 83 24 160

2 Sekretariat DPRD 2 14 27 4 47

3 Inspektorat Kabupaten 1 5 27 9 42

4 Bappeda 1 6 34 6 47

5 Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

2 9 35 3 49

6 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes

- 6 28 5 39

7 Balitbang,Perpustakaan dan Kearsipan

1 9 17 6 33

8 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh

- 20 84 42 146

9 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB

- 16 44 24 84

10 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

1 4 11 1 17

11 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

72 50 122

12 Dinas Kesehatan 2 11 85 7 105

13 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1 8 34 8 51


(10)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 10

Telekomunikasi dan Informatika

15 Dinas Kependudukan dan Capil - 6 25 6 37

16 Dinas Bina Marga 3 10 40 3 56

17 Dinas Pengelolaan SD Air 14 26 47 3 90

18 Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

10 7 34 3 54

19 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2 8 31 3 44

20 Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, Tambang

- 6 31 4 41

21 Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Hortikultura

1 9 40 4 54

22 Dinas Kelautan dan Perikanan 2 14 32 3 51

23 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1 25 46 5 77

24 Dinas Peternakan dan Keswan - 7 33 5 45

25 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

5 27 82 5 119

26 Kantor Kesbang,Politik dan Linmas

- 8 8 1 17

27 Kantor Lingkungan Hidup 1 6 9 1 17

28 Kantor RSUD H.A. Sulthan Dg.Radja

11 97 149 28 285

29 Kantor Satpol PP 6 51 11 1 69

30 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

- 9 20 1 30

31 Sekretariat KPU - 1 7 1 9

32 SKB - - 5 13 18

33 Sekretariat KORPRI - - 6 1 7

34 Kecamatan Gantarang 1 19 15 - 35

35 Kecamatan Ujungbulu - 5 14 1 20

36 Kecamatan Ujung Loe 3 12 9 2 26

37 Kecamatan Bontobahari - 6 9 2 17

38 Kecamatan Bontotiro 1 8 13 22

39 Kecamatan Herlang - 8 10 3 21

40 Kecamatan kajang 1 23 14 - 38

41 Kecamatan Bulukumpa 1 19 11 2 33

42 Kecamatan Rilau Ale 1 29 14 1 45

43 Kecamatan Kindang - 10 12 1 23

44 27 Kelurahan di 10 Kecamatan 2 45 159 - 206

54 Instalasi Gudang Farmasi - 1 7 - 8

55 Akademi Perawat Bulukumba - - 10 2 12

56 19 Puskesmas di 10 Kecamatan 196 279 10 485

57 UPTD DikPOra Gantarang 3 12 4 19

58 UPTD DikPOra Ujung bulu 2 5 5 12


(11)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 11

60 UPTD DikPOra Bontobahari 3 1 6 10

61 UPTD DikPOra Bontotiro 2 6 5 13

62 UPTD DikPOra Herlang 3 4 9 16

63 UPTD DikPOra Kajang 2 5 7 14

64 UPTD DikPOra Bulukumpa 2 4 5 11

65 UPTD DikPOra Rilau Ale 2 4 6 12

66 UPTD DikPOra Kindang 1 3 4

67 Guru di 10 Kecamatan/ 32 722 1204 2274 4232

2013 121 1.643 3.125 2.640 7.529

Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2014

1.3.1.Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Bulukumba yang khusus mengelola air minum yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

1.3.2.Perangkat Dekonsentrasi (Instansi Vertikal)

Selain lembaga yang berada di bawah pemerintahan daerah juga terdapat perangkat dekonsentrasi (instansi vertikal) dan UPT pusat yang terdiri dari:

1. KODIM 1411 Bulukumba dan KORAMIL di 10 Kecamatan 2. POLRES Bulukumba dan POLSEK di 10 Kecamatan

3. Pengadilan Negeri Bulukumba

4. Kejaksaan Negeri Bulukumba dan Cabang Kejaksaan Negeri di Kajang 5. Pengadilan Agama Bulukumba

6. Badan Pusat Statistik (BPS) Bulukumba

7. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bulukumba 8. Kantor Kementerian Agama Bulukumba 9. Administrator Pelabuhan Bulukumba

10.Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

1.3.3.Unit Pelayanan Masyarakat (UPM)

Disamping lembaga pemerintahan tersebut di atas terdapat pula unit-unit pelayanan masyarakat terdiri dari: Bank BRI, Bank BNI 46, Bank Sulselbar Cabang Bulukumba, Bank Mandiri, Bank Mandiri Syari’ah, Bank Danamon, Bank BTPN, Bank BTN, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi, Kantor Pos, Telkom, PLN, Pegadaian, Pegadaian Syari’ah, Asuransi Jiwasraya, Asuransi Bumi Putera, Asuransi Bumi Asih Jaya, Bulog Sub Devisi Regional Bulukumba.


(12)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 12

Unit Pelayanan Masyarakat

Bank Rakyat Indonesia Cab Bulukumba Bank Sul-SelBar Cab. Bulukumba

Bank BNI Cab. Bulukumba Bank Mandiri Cab.Pembantu

Bulukumba

Bank BTPN Cab. Bulukumba Bank Danamon Cab.Bulukumba


(13)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 13

1.3.4. Perguruan Tinggi Swasta

1. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah. 2. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Gazali.

3. Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan 4. Akademi Keperawatan.

5. Akademi Kebidanan.

1.4. Morfologi Ruang

Wilayah Kabupaten Bulukumba memiliki topografi yang bervariasi dari 0 meter hingga di atas 1000 meter dari permukaan laut (dpl) yang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) satuan ruang morfologi yaitu:

1) Morfologi Daratan

Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s.d. 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.

2) Morfologi Bergelombang

Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s.d. 100 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

3) Morfologi Perbukitan

Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan ketinggian 100 s.d. di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

1.4.1. Ketinggian

Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai 49,72%.


(14)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 14

Persentase Ketinggian Tiap Kecamatan

No Kecamatan

Ketinggian 0 – 25

(mdpl)

25 – 100 (mdpl)

100 -500 (mdpl)

500 -1000 (mdpl)

>1000 (mdpl)

TOTAL (mdpl)

1 Gantarang 39 38 23 - - 100

2 Ujungbulu 100 - - - - 100

3 Ujung loe 35 65 - - - 100

4 Bontobahari 30 45 25 - - 100

5 Bontotiro 6 36 58 - - 100

6 Herlang 6 57 36 - - 100

7 Kajang 21 49 30 - - 100

8 Bulukumpa - 8 71 22 - 100

9 Rilau ale - 24 58 18 - 100

10 Kindang - - 40 26 34 100

Bulukumba 24 32 34 7 3 100

Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

1.4.2. Klimatologi

Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 ºC – 27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan dengan klasifikasi iklim lembab atau agak basah.

Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo-bulo dan stasiun Herlang.

Curah hujan di Kabupaten Bulukumba cukup tinggi rata-rata di atas 1000 mm per tahun dengan rata-rata hujan 12 hari per bulan dengan bagian wilayah sebagai berikut:

1. Curah hujan antara 800 – 1000 mm/tahun meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.

2. Curah hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro.


(15)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 15

3. Curah hujan antara 1500 – 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.

4. Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.

1.4.3. Jenis Tanah

Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah Latosol dan Mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah Alluvial Hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.

1.4.4.Hidrologi

Jumlah sungai terdiri dari 43 aliran dengan panjang keseluruhan 780,70 Km dan debit 63.669 M³/dtk yang mampu mengairi lahan sawah 23,111 Ha meskipun masih ada beberapa sungai yang belum disurvei debitnya.

Nama Sungai Untuk Pengairan Tahun 2014

No Nama Sungai

Pan jang (km)

Luas Sawah

Yang Diairi (Ha)

Debit

(m³/det) Hulu Muara

1 2 3 4 5 6 7

1 Maesa 10,30 150 0,230 Banyorang Jampue/

S.Bialo

2 Bialo 54,50 6.251 14,153 G.Lompo

Battang

Laut Flores

3 Biangkeke 19,20 411 1,296 Borong Rappoa Dampang/

S.Bialo

4 Balibo 5,00 110 Balibo Dampang/

S.Biangkeke

5 Kirasa 30,40 618 1,667 Anrihua PalambaraE/S.B

ijawang

6 Bintanaja 8,00 297 0,606 Uluparang BorongTallu

/S.Kirasa

7 Palioi 11,00 495 0,885 Garuntungan Bt.Nyelen/

S.Bijawang

8 Borongloe 11,50 195 0,096 Bungi BurongLoe/

S.Biangkeke


(16)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 16

Rappoa S.Biangkeke

10 Bijawang 49,20 1.282 7,527 G.Lompo

Battang

Laut Flores 11 Bilang

Parusu 12,00 35 0,157 Bukit Harapan

S.Bilanrea

12 Hisang 12,90 439 0,790 Sapaya Tamaona/

S.Balantieng 13 Balangtieng 56,00 4.628 13,336 G.Bawakaraeng Laut Flores

14 Topanda 17,80 375 0,719 Talle-Talle Babana/

S.Balantieng

15 Illi 6.50 150 0,264 Dusun Batu Munte/

S.Balantieng

16 Anyorang 56,00 2.339 6,478 Dusun batu Laut Flores

17 Kalamassang 20,50 495 OmpoE Laut Flores

18 Salo Dua 19.00 295 0,434 Mannyaha SaloDua/

S.Balombisi

19 Bontosunggu 21,00 575 0,92 Dampang Laut Flores

20 Pakombong 20,30 525 1,014 BarugaE Lmb Nyorang/

S.Balombasi

21 Balangtikeke 10,00 275 0,869 Panaikang Batukaropa/

S.Balantieng

22 Bobo 12,50 40 0,152 Balangriri Sapaya/

S.Lolisang

23 Lolisang 34,30 369 0,376 Waepejje Teluk Bone

24 Bilang Rea 15,50 80 0,349 Bukit Harapan Garuntungan

/S.Bijawang 25 Oro/

Ereminya 7.00 145 0,56 JennaE

Boddi/ S.Kambuno

26 Oddungen 6,90 80 0,08 Bulu Sapaya Oro/

S.Balantieng

27 Kambuno 8.50 315 1,304 Kambuno Palampang/

S.Anyorang 28 Balang Bessi 65,30 1.061 2,931 Mattoanging Laut Flore

29 Anruling 13,3 Sapaya Oro/

S.Bijawang

30 Bikatala 19.70 75 0,120 Sarajoko Jojjolo/

S.Galoggo

31 Jalepeng 20.00 80 0,144 Tanatoa Ma’leleng/

S.Raowa

32 Matilu 10,60 Latai Tamaona/

S.Bijawang

33 Balikonrong 8,40 100 Borongparring Kantisang/

S.Kirasa

34 Tuli 6,50 166 Palioi Ponci/S.Kirasa


(17)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 17

S.Balantieng

36 Latai 6,20 Anruling Latai/

S.Hisang

37 Pasimbungan 7,50 Bululeppa Anrang/

S.Balantieng

38 Sampeang 8,00 35 Batupangka Kalicompeng/

S.Balantieng

39 Serre 6,50 95 Mattunggaleng Pulonggo/

S.kambuno

40 Galoggo 17,20 105 0,567 Salajuang Mallombong/

S.Balombisi 41 Ta’Gentung 7,50 195 0,500 Enrulamung Palangka/

S.Aparang

42 Raowa 18,50 80 0,144 Malleleng Kassi/T.Bone

43 Kanaria 13,50 130 Bontotiro Bampang/

S.Bampang

Jumlah 2014 780,70 23,111 63,669 Sumber: Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 2014


(18)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 18

BAB II

SOSIAL BUDAYA

2.1 Keadaan Penduduk 2.1.1. Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk menjadi prioritas pemerintah saat ini terkait dengan adanya huungan yang linier antara pertumbuhan penduduk dengan angka kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketika pertumbuhan penduduk menjadi modal dalam faktor produksi dan semakin bertambahnya akan semakin meningkatkan output, maka kondisi ini menandakan bahwa penduduk memiliki kedudukan sebagai asset. Namun sebaliknya, ketika pertumbuhan penduduk akan semakin menurunkan daya beli individu, maka dikatakan penduduk sebagai beban. Hal inilah yang menjadi perhatian baik di daerah maupun ditingkat pusat.

Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 memiliki jumlah penduduk menurut data Badan Pusat Statistik-2014 mencapai 404.900 jiwa, yang berada di 10 (sepuluh) Kecamatan dengan kepadatan penduduk 350,66 orang per Km² dan ini berarti mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2012 dengan kepadatan penduduk 347,28 orang per Km².

Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2008-2013

No KECAMATAN 2008 (Jiwa)

2009 (Jiwa)

2010 (Jiwa)

2011 (Jiwa)

2012 (Jiwa)

2013 (Jiwa)

1 Gantarang 69.607 70.301 71.158 71.741 72.143 72.891

2 UjungBulu 42.702 43.161 48.126 48.518 48.816 49.298

3 Ujung loe 37.311 37.722 39.533 39.859 40.105 40.496

4 Bontobahari 23.469 23.774 23.976 24.180 24.328 24.561

5 Bontotiro 25.261 25.580 22.808 23.004 23.146 23.365

6 Herlang 24.487 24.786 24.128 24.332 24.481 24.717

7 Kajang 45.980 46.405 47.080 47.467 47.764 48.227

8 Bulukumpa 55.784 56.354 50.835 51.252 51.568 52.073

9 Rilau ale 35.261 35.657 37.809 38.121 38.358 38.730

10 Kindang 30.681 31.006 29.815 30.057 30.241 30.542

Bulukumba 390.543 394.746 395.268 398.531 400.990 404.900


(19)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 19

2.1.2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 yakni 350,66 jiwa per km² mengalami peningkatan 0,97% dari tahun 2012. Kecamatan Ujungbulu mempunyai kepadatan yang tinggi dikarenakan sebagai ibukota kabupaten dan aktivitas yang tinggi dengan jumlah penduduk yang besar dan luas daerah relatif kecil jika dibandingkan kecamatan lainnya.

2.2. Kesejahteraan Sosial

2.2.1. Penduduk Miskin

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup dan berkualitas, dan dengan adanya Sumber Daya Manusia yang baik akan memicu tingkat penurunan kemiskinan di suatu daerah.


(20)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 20

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bulukumba, penduduk miskin di Kabupaten Bulukumba sampai dengan priode bulan september tahun 2013 sebanyak 33.252 orang atau 8,22% dari total penduduk Kabupaten Bulukumba termasuk dalam kategori penduduk miskin. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan penduduk miskin tahun 2012 yakni 31.300 orang atau 7,82 % dari Jumlah Penduduk Kabupaten Bulukumba. Secara makro naiknya angka kemiskinan disebabkan oleh terjadinya inflasi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Harga bahan pokok.

Jumlah Penduduk Miskin Kab Bulukumba Tahun 2008 – 2013

Tahun

KAB. BULUKUMBA

Jumlah Penduduk Bulukumba (Jiwa)

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

Tingkat Kemiskinan

(%)

2008 390,543 47,700 12.26

2009 394,746 41,100 10.50

2010 395,268 35,594 9.02

2011 398,531 32,422 8.12

2012 400,990 31,300 7.82

2013* 404,900 33,252 8.22

Sumber : TKPK Prov.SulSel dan BPS, 2013 Catatan (*) : periode Bulan September 2013

Jumlah keluarga miskin (KK) terdapat pada wilayah pedesaan dan perkotaan

Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Pedesaan dan Perkotaan Tahun 2011- 2013

NO Rumah Tangga Sasaran Tahun

2011 2012 2013 A Pedesaan

1 Jumlah RTS (KK) 36.056 36.056 36.056

2 Persentase (%) 83,74% 83,74% 83,74%

B Perkotaan

1 Jumlah RTS (KK) 7.002 7.002 7.002

2 Persentase (%) 16,26% 16,26% 16,26%


(21)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 21

Berdasarkan data tersebut di atas, pada tahun 2013 disalurkan beras untuk keluarga yang termasuk dalam RTS dengan total 20.724 KK.

Tabel 7.

Jumlah RT Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 dan Data Raskin 2013 dan 2014

No Kecamatan PPLS 2011 RT Raskin 2012 2013

1 Gantarang 6.009 2.846 2.730

2 Ujung Bulu 3.420 1.542 1.478

3 Ujung Loe 5.003 2.334 2.238

4 Bontobahari 2.189 1.165 1.117

5 Bontotiro 3.380 2.018 1.934

6 Herlang 3.253 1.771 1.697

7 Kajang 6.109 3.716 3.566

8 Bulukumpa 6.309 2.790 2.668

9 Rilau Ale 4.233 1.907 1.828

10 Kindang 3.153 1.531 1.468

Jumlah 43.058 21.620 20.724

Sumber : BPS Bulukumba, 2014

Alokasi Penyaluran Beras Program RASKIN Tahun 2013

NO KECAMATAN Jml Plafon (KK)

Alokasi Beras (Kg)

Realisasi (%)

1 Gantarang 2.730 491.400 100

2 Ujungbulu 1.478 266.040 100

3 Ujung loe 2.238 402.840 100

4 Bontobahari 1.117 201.060 100

5 Bontotiro 1.934 348.120 100

6 Herlang 1.697 305.460 100

7 Kajang 3.566 641.880 100

8 Bulukumpa 2.668 480.240 100

9 Rilau ale 1.828 329.040 100

10 Kindang 1.468 264.240 100

Bulukumba

2013 20.724 3.730.320 100 2012 21.620 2.243.800 100 2011 21.460 3.486.798 100 2010 21.460 3.347.760 100 2009 23.082 4.154.750 100

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, 2014

Pada periode Januari-Desember tahun 2013 jumlah keluarga yang termasuk dalam RTS sebanyak 20.724 KK dengan alokasi beras 3.730.320 Kg.


(22)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 22

2.2.2.Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Potensi dan Sumber KS Tahun 2009-2013

No SARANA TAHUN KET

2009 2010 2011 2012 2013

1 Karang Taruna 122 122 122 122 96 Klp

2

Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)

468 468 468 83 10 Org

3 Organisasi Sosial 18 18 19 20 20 Klp

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - 2014

Jumlah Penduduk yang banyak dapat menjadi potensi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial jika dapat dioptimalkan dengan baik, dan terlebih jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

2.3. Penduduk Rawan Sosial (PRS)

Penduduk Rawan Sosial Tahun 2008-2013

No Jenis Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Fakir miskin (KK) 21.460 21.460 21.460 23.159 23.159

2 Balita terlantar

(orang) 222 222 222 222 222 222

3 Anak terlantar

(orang) 1.384 1.384 1.384 1.384 1.384 1.384

4 Lanjut usia terlantar

(orang) 2.912 2.912 2.912 2.912 2.216 1.014

5 Penderita HIV/AIDS

(orang) - - - 94 89 128

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi -2014

2.4. Bidang Agama

Dalam bidang keagamaan, Kabupaten Bulukumba adalah salah satu daerah yang menjadi pilar dalam Crash Program. Kehidupan beragama di Kabupaten Bulukumba sangat kental dengan diberlakukannya beberapa peraturan daerah yang terdiri dari:

 Perda No 03 tahun 2002 Tentang Larangan, Pengawasan, Penertiban Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol


(23)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 23

 Perda No 05 tahun 2003 Tentang Berpakaian Muslim dan Muslimah di Kabupaten Bulukumba.

 Perda No. 06 tahun 2003 Tentang Pandai Baca Al Quran bagi Siswa dan Calon Pengantin dalam Kabupaten Bulukumba.

Tempat Ibadah Tahun 2013

NO KECAMATAN

MAS JID/MUSAL

LAH

GE

REJA JML

1 2 3 5 6

1 Gantarang 190 - 190

2 Ujungbulu 90 1 92

3 Ujung loe 87 - 87

4 Bontobahari 53 - 53

5 Bontotiro 90 - 90

6 Herlang 71 - 71

7 Kajang 94 - 94

8 Bulukumpa 142 - 142

9 Rilau ale 87 - 87

10 Kindang 96 - 96

Bulukumba 2013 1.000 1 1.001

Sumber: Kementerian Agama RI Kab. Bulukumba-2013


(24)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 24

2.5. Bidang Pendidikan 2.5.1. Sekolah Umum

Jumlah Sekolah di Kabupaten Bulukumba dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan hingga tahun 2013 sekolah yang ada mulai dari tingkat kelompok bermain, taman kanak-kanak, SD,SMP, SMU dan paket A, B, dan C sebanyak 769 buah yang terdiri dari sekolah Negeri maupun Swasta yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba dengan jumlah murid 90.082 orang dan tenaga pengajar sebanyak 5.786 orang.

a. Taman Kanak-Kanak (TK)

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid pada Sekolah TK 2013 NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 59 159 1.479 6

2 Ujungbulu 39 222 1.819 8

3 Ujung loe 23 97 735 8

4 Bontobahari 16 74 773 11

5 Bontotiro 29 84 785 9

6 Herlang 37 159 1.097 7

7 Kajang 16 59 529 9

8 Bulukumpa 30 107 847 8

9 Rilau ale 23 101 611 6

10 Kindang 16 69 476 7

Bulukumba 2013 288 1.231 9.151 7

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

Pada tahun 2013 Jumlah sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) mencapai 288 sekolah, jumlah guru Taman Kanak-Kanak (TK) 1231 sedangkan jumlah muridnya sebanyak 9.151 orang yang tersebar di 10 Kecamatan.


(25)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 25

b. Sekolah Dasar (SD)

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar Tahun 2013

NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 46 353 7.598 22

2 Ujungbulu 23 277 6.048 22

3 Ujung loe 34 195 5.810 30

4 Bontobahari 26 141 3.790 27

5 Bontotiro 39 206 3.403 17

6 Herlang 38 198 3.886 20

7 Kajang 45 186 6.308 34

8 Bulukumpa 48 272 5.835 21

9 Rilau ale 27 145 4.325 30

10 Kindang 24 126 3.515 28

Bulukumba 201

3

350 2.099

50.

50.518 24

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

a. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN)

Jumlah Sekolah dasar Pada tahun 2013 sebanyak 350 buah dengan

jumlah guru 2.099 orang

sedangkan jumlah murid 50.518 orang.

SDN 207 Dampang Kec. Kindang

Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri pada tahun 2013 sebanyak 63 buah dengan banyaknya siswa 15.416 orang dan jumlah guru sebanyak 806 orang


(26)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 26

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid pada SLTPN Tahun -2013 NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 8 160 1.430 9

2 Ujungbulu 3 129 2.032 16

3 Ujung loe 5 65 1.543 24

4 Bontobahari 6 75 1.430 19

5 Bontotiro 4 60 700 12

6 Herlang 7 66 1.568 24

7 Kajang 9 60 2.300 38

8 Bulukumpa 9 89 1.782 20

9 Rilau ale 4 60 1.850 31

10 Kindang 8 42 781 19

Bulukumba 2013 63 806 15.416 19

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

d. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta (SLTPS)

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Pada SLTPS Tahun -2013 NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang - - - -

2 Ujungbulu 3 47 185 4

3 Ujung loe 1 5 33 7

4 Bontobahari - - - -

5 Bontotiro - - - -

6 Herlang - - - -

7 Kajang - - - -

Pada tahun 2013 Jumlah sekolah SLTPS sebanyak 7 buah dengan jumlah siswa 351 dan jumlah guru sebanyak 83 orang


(27)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 27

8 Bulukumpa 1 10 36 4

9 Rilau ale 1 2 59 29

10 Kindang 1 19 38 2

Bulukumba 2013 7 83 351 4

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

e. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTAN) dan Sederajat

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Pada SLTAN Tahun- 2013 NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 1 46 725 16

2 Ujungbulu 3 162 2.821 17

3 Ujung loe 3 125 1.317 11

4 Bontobahari 2 73 1.026 14

5 Bontotiro 3 83 1.034 12

6 Herlang 2 58 932 16

7 Kajang 3 83 1.372 17

8 Bulukumpa 3 93 1.143 12

9 Rilau ale 3 91 1.135 12

10 Kindang 2 43 638 15

Bulukumba 2013 25 857 12.143 14

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

f. Sekolah Kelompok Bermain Negeri dan Swasta

Banyaknya Sekolah Kelompok Bermain Negeri dan Swasta pada tahun 2013 sebanyak 84 buah dengan jumlah Siswa sebanyak 225 orang

Pada tahun 2013 Jumlah sekolah SLTAN dan sederajat 25 buah dengan jumlah siswa sebanyak 12.143 dan jumlah tenaga pengajar 857 orang.


(28)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 28

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Pada Kelompok Bermain Tahun- 2013

NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 23 68 344 7

2 Ujungbulu 17 44 265 6

3 Ujung loe 5 13 67 5

4 Bontobahari - - - -

5 Bontotiro - - - -

6 Herlang 8 23 142 7

7 Kajang 1 1 27 27

8 Bulukumpa 11 24 122 6

9 Rilau ale 14 35 323 9

10 Kindang 5 17 104 6

Bulukumba 2013 84 225 1.394 6

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

G. Sekolah Paket A,B, dan C

Pada tahun 2013 ini jumlah sekolah paket A, B, dan C di Kabupaten bulukumba sebanyak 11 pengelola dengan jumlah siswa 1.049 orang serta jumlah tenaga pengajar 485 orang.

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Pada Paket A, B, dan C Tahun- 2013

NO KECAMATAN SEKOLAH GURU MURID RMTG

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 2 97 262 3

2 Ujungbulu 1 73 216 3

3 Ujung loe - - - -

4 Bontobahari 1 123 163 2

5 Bontotiro 1 25 25 1

6 Herlang 1 21 75 4

7 Kajang 1 21 75 4


(29)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 29

9 Rilau ale 1 50 82 2

10 Kindang 1 50 50 1

Bulukumba 2013 11 485 1.049 2

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-2014

2.5.2.Sekolah Agama

a. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Pada tahun 2013 jumlah sekolah MI Negeri sebanyak 5 buah dan siswa sebanyak 792.

b. Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS)

Pada tahun 2013 jumlah sekolah MI Swasta sebanyak 29 buah dan siswa sebanyak 2.288.

c. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MT)

Pada tahun 2013 jumlah Madrasah Tsanawiyah Negeri(MT) 6 buah serta siswa 1.883 .

d. Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs)

Pada tahun 2013 jumlah Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs) 34 buah serta siswa 2.997 .

e. Madrasah Aliyah Swasta (MA)

Pada tahun 2013 jumlah Madrasah Aliyah Swasta (MA) 16 buah serta siswa sebanyak 1.349 orang.

f. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Pada tahun 2013 jumlah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 buah serta siswa sebanyak 1.288 orang.

g. Madrasah Diniyah

Pada tahun 2012 jumlah Madrasah diniyah 38 buah serta siswa sebanyak 1.800 siswa.

h. Pondok Pesantren (PP)

Pada tahun 2013 pondok pesantren dibagi dua yakni Pesantren 51 pondok dan Pondok Pesanteren salafiyah sebanyak 2 pondok dengan jumlah santri 676 santri.


(30)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 30

2.6. Sekolah Tinggi/Akademi

2.7. Bidang Kesehatan

Berbagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan (SPPK) yang dikelola pemerintah adalah dukungan yang paling menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Terdapat 528 unit Posyandu klinik balai kesehatan 8 buah praktek dokter 72 serta 23 buah apotik.

STAI Al Gazali Bulukumba.

78 unit puskesmas/Pustu yang tersebar di 10 kecamatan baik puskesmas rawat inap maupun non perawatan.

Rumah Sakit Umum Daerah Kab.

Bulukumba klasifikasi type C. saat ini telah diupayakan untuk menjadikan RS klasifikasi type B. berbagai upaya yang dilakukan diantaranya pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit, baik panambahan ruang, penambahan alat kesehatan (alkes), penambahan tenaga medis/para medis untuk meningkatkan pelayanan.

Untuk jenjang Perguruan Tinggi terdapat 4 (empat) sekolah yang terdiri dari 3 (tiga) Sekolah Tinggi, 1 (satu) Akademi Keperawatan dan 1 (satu) Akademi Kebidanan yang kesemuanya dikelola oleh swasta dan telah mempunyai alumni. Beberapa sekolah akademi telah dirintis dan sementara beroperasi salah satu diantaranya akademi kebidanan.


(31)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 31

Banyaknya Fasilitas Kesehatan Yang dikelola Pemerintah tahun 2013

No KECAMATAN Rumah

Sakit

Rumah

Bersalin Puskesmas Pustu

Posyan

du Klinik

Apotik

1 2 3 4 5 6 7 9

1 Gantarang - - 2 7 90 - -

2 Ujungbulu 1 - 1 2 28 - 1

3 Ujung loe - - 3 4 57 - -

4 Bontobahari - - 1 3 27 - -

5 Bontotiro - - 2 9 52 - -

6 Herlang - - 2 6 36 - -

7 Kajang - - 3 7 66 - -

8 Bulukumpa - - 2 9 82 -

-

9 Rilau ale - - 1 8 58 - -

10 Kindang - - 2 4 43 - -

2013 1 - 19 59 539 - 1

Sumber: Dinas Kesehatan 2014

Banyaknya Fasilitas Kesehatan Yang dikelola Swasta tahun 2013

No KECAMATAN Rumah

Sakit

Rumah Bersalin

Puskes mas

Pustu Posyan

du Klinik

Prakt ek

Apotik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Gantarang - - - 2 -

2 Ujungbulu - 1 - - - 5 41 19

3 Ujung loe - - - 1 5 2

4 Bontobahari - - - 1 3 1

5 Bontotiro - - - 3 1

6 Herlang - - - 6 -

7 Kajang - - - 1 8 -

8 Bulukumpa - - - 1 2 1

9 Rilau ale - - - 1 1

10 Kindang - - - 1 -

2013 - 1 - - - 9 72 25


(32)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 32

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan penyakit.

Seiring hal demikian pemerintah Kabupaten telah berupaya menambah tenaga dilingkup Dinas Kesehatan serta RSUD H.A. Sultan Dg. Raja Kabupaten Bulukumba, yang mana hingga akhir tahun 2013 tecatat sebanyak 951 orang dengan rasio tenaga kesehatan yang terbesar seperti pada tabel dibawah ini :

Banyaknya Tenaga Kesehatan Tahun 2013

NO TENAGA KESEHATAN 2013

1 Dokter Umum 48

2 Dokter Ahli 13

2 Dokter Gigi 13

3 Apoteker 10

4 Bidan 115

5 Perawat 289

6 Kesehatan Masyarakat 67

7 Ahli Gizi 48

8 Ahli Rontgen 8

9 Ahli Penyehatan Lingkungan 45

10 Dukun 301

Total 957


(33)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 33

BAB III

ARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KABUPATEN

BULUKUMBA

3.1. Visi dan Misi Kabupaten Bulukumba

Visi Kabupaten Bulukumba yang tertuang dalam RPJPD (2005-2025) yaitu:

“Bulukumba Yang Sejahtera Dan Mandiri”

Misi Kabupaten Bulukumba yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat bulukumba yang sejahtera dan mandiri melalui pengembangan agroindustri;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;

3. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan amanah serta menjunjung tinggi supremasi hukum;

4. Mewujudkan bulukumba yang bersih lingkungan dan alam yang ramah mendukung Indonesia Go Green.

3.2. Visi Dan Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba

Visi Pemerintah Kabupaten Bulukumba (2010-2015) yaitu:

“Sejahterakan Masyarakat Bulukumba Dengan Membangun Desa

Menata Kota Melalui Kemandirian Lokal Yang Bernafaskan Keagamaan”

Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba yaitu:

1. Memfasilitasi pengembangan kapasitas setiap penduduk Bulukumba agar mampu meningkatkan produktivitasnya secara berkesinambungan serta mampu menyalurkan pendapat dan aspirasinya pada semua bidang kehidupan secara bebas dan mandiri.

2. Mendorong serta memfasilitasi tumbuh-kembangnya kelembagaan masyarakat pada semua bidang kehidupan dengan memberikan perhatian utama kepada pembangunan perekonomian daerah yang memicu pertumbuhan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.


(34)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 34

3. Mengembangkan daerah melalui pemanfaatan potensi dan sumberdaya kabupaten sedemikian rupa, sehingga secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi terhadap pencapaian sasaran pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan, serta berdampak positif terhadap pengembangan kawasan sekitar.

4. Peningkatan kualitas pelayanan pemerintahan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.

5. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama dan budaya terhadap segenap aspek kehidupan kemasyarakatan.

3.3. Strategi Pembangunan

Melihat potensi Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu pusat kegiatan wilayah (PKW) Provinsi Sulawesi Selatan, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berdasarkan analisis SWOT diperlukan rumusan dalam bentuk strategi. Untuk mendukung tercapainya misi, dilakukan melalui beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut yaitu:

1. Strategi Optimalisasi Manajemen Pemerintahan 2. Strategi Pemerataan

3. Strategi Percepatan 4. Strategi Pemberdayaan 5. Strategi Kesinambungan 6. Strategi Pengembangan

3.4. Arah Kebijakan Umum

Sebagai ukuran tercapainya pembangunan lima tahun mendatang, maka ditetapkan arah kebijakan umum dalam kerangka pencapaian sasaran pokok dengan 5 (lima) tujuan sebagai berikut :

Tujuan 1: Peningkatan Wawasan dan Kapasitas Manusia

Tujuan 2: Mewujudkan Desa dan Kelurahan Mandiri

Tujuan 3: Mewujudkan Bulukumba sebagai Entitas yang Padu

Tujuan 4: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kawasan Sekitar


(35)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 35

3.5. Program Pembangunan Daerah

Program pembangunan Kabupaten Bulukumba disusun dengan memperhatikan rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk selanjutnya akan disebut Renstra SKPD. Program pembangunan ini memuat program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun anggaran yaitu dimulai pada Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015. Selain program lima tahunan, dipersiapkan pula program pembangunan transisi yaitu Tahun Anggaran 2016.

3.6. Program Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2014

Tema pembangunan daerah tahun 2014 yaitu Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Daya saing Daerah, berdasarkan kajian terhadap isu, maka ditetapkan beberapa isu strategis daerah yang akan melandasi penetapan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Bulukumba tahun 2014 antara lain:

1. Perluasan cakupan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

2. Penyusunan perencanaan Waterfront City, Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan.

3. Pemerataan dan percepatan pembangunan infrastruktur. 4. Peningkatan taraf perekonomian masyarakat.

5. Peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur birokrasi dan peningkatan kapasitas lembaga-lembaga kemasyarakatan.

6. Pelestarian lingkungan hidup.

Berdasarkan isu strategis daerah tersebut, maka prioritas pembangunan daerah tahun 2014 yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat,

dengan fokus kepada program: pendidikan dasar dan menengah dan upaya kesehatan masyarakat.

2. Peningkatan penataan ruang dan lingkungan perkotaan, dengan fokus kepada program: perencanaan tata ruang.


(36)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 36

3. Pembangunan infrastruktur secara terpadu, dengan fokus kepada program: pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan drainase, serta pembangunan jaringan irigasi.

4. Peningkatan produktivitas sektor unggulan, dengan fokus kepada program: peningkatan produksi pertanian/perkebunan, peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan perikanan tangkap, serta pengembangan destinasi pariwisata.

5. Penguatan kewirausahaan, UMKM, dan koperasi, dengan fokus kepada program: peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro.

6. Penguatan kelembagaan pemerintah daerah, kelembagaan masyarakat, dan peningkatan profesionalisme birokrasi, dengan fokus kepada program: peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, pengembangan lembaga ekonomi perdesaan, dan peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan.

7. Pelestarian lingkungan hidup, dengan fokus kepada program: pengembangan kinerja pengelolaan persampahan serta pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.


(37)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 37

BAB IV

EKONOMI DAN KEUANGAN

5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan PDRB menggambarkan secara jelas perkembangan perekonomian suatu daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Bulukumba menunjukkan perkembangan positif hingga mencapai 8,91% pada tahun 2012, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan untuk harga berlaku sebesar 18,05% dan harga konstan sebesar 7,22%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2008-20012

TAHUN

HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN Jumlah

(juta Rp)

Pertumbuhan (%)

Jumlah (juta Rp)

Pertumbuhan (%)

1 2 3 4 5

2008 2.711.096,80 23,16 1.539.670,15 8,06

2009 3.255.210,16 20,07 1.639.311,55 6,47

2010 3.763.053,25 15,60 1.742.032,85 6,27

2011 4.286.358,32 13,91 1.853.159,41 6,38

2012 5.037.822,34 17,54 2.018.211,22 8,91

Rata-rata 18,05 7,22

Sumber: Badan Pusat Statistik 2013


(38)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 38

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba lima tahun terakhir (2008-2012) menunjukkan harga berlaku rata-rata mencapai 18,05% dan harga konstan mencapai 7,22%. Distribusi persentase sumbangan sektor lapangan usaha terhadap total PDRB Kabupaten Bulukumba lima tahun terakhir masih didominasi sektor pertanian.

Persentase Konstribusi PDRB

Persektor Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012

NO LAPANGAN USAHA TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 51,01 46,79 45,29 41,80 39,87 2 Pertambangan & Penggalian 0,40 0,41 0,44 0,53 0,55 3 Industri Pengolahan 6,60 6,04 5,91 5,87 5,61 4 Listrik, Gas, dan Air 0,42 0,41 0,43 0,49 0,53

5 Bangunan 2,97 2,80 2,75 3,10 3,37

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 11,94 12,24 13,22 14,45 15,58 7 Angkutan dan Komunikasi 2,16 2,12 2,18 2,52 2,62

8 Keuangan 4,35 4,19 4,75 5,39 5,70

9 Jasa-jasa 20,16 25,0 25,03 25,84 26,16

PDRB 100 100 100 100 100

Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Peningkatan PDRB per kapita penduduk Kabupaten Bulukumba ini terlihat sangat cepat, pada tahun 2007 PDRB per kapita baru sebesar 5.699.308,2 rupiah, jika di bandingkan pada tahun 2012 sudah mencapai yaitu, 12.563.461,00 rupiah, ini berarti masih lebih rendah di bandingkan PDRB per kapita penduduk Sulawesi Selatan yang sudah mencapai 19.192.249,00 pada tahun 2012.

Rata-Rata PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Bulukumba dan Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008- 2012 (Rupiah)

Tahun Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan

1 2 3

2008 6.967.179,60 10.825.425,00

2009 8.304.679,50 12.567.363,70

2010 9.537.341,00 14.665.034,90

2011 10.755.395,00 16.928.865,20

2012 12.563.461,00 19.192.249,00


(39)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 39

5.2. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata 70,84%, dimana pada tahun 2012 meningkat 0,56 poin dari tahun 2011

.


(40)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 40

BAB V

SUMBER DAYA ALAM

5.1. Potensi Unggulan 5.1.1 Potensi Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri. Walaupun demikian, sektor pertanian masih mempunyai peranan penting dalam pembanguan ekonomi. Hal ini disebabkan karena selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat banyak juga sebagai penyedia bahan baku untuk keperluan industri. Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan produksi pertanian karena diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

Kabupaten Bulukumba menempatkan sektor Pertanian sebagai salah satu potensi unggulan yang memberikan konstribusi paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Bulukumba. Hal ini didukung dengan sumberdaya lahan yang luas, iklim yang sesuai dan keanekaragaman genetika sumberdaya hayati yang besar.

Kondisi ini tercermin pada luas potensi pertanian yang tediri dari lahan sawah dan bukan sawah sampai tahun 2013 yakni 98.755 Ha

5.1.2. Potensi Lahan Sawah

Potensi Lahan sawah yang diusahakan sampai tahun 2013 seluas 22.458

Luas Lahan Sawah di Rinci Per Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2009- 2013

NO KECAMATAN

DIUSAHAKAN UNTUK PERTANIAN

SEMENTARA TIDAK DIUSAHAKAN

JML

% LAHAN

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 8.011 - 8.011 35,67

2 Ujungbulu 337 - 337 1,51

3 Ujung loe 2.953 - 2.953 13,15


(41)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 41

5 Bontotiro 168 - 168 0,75

6 Herlang 338 - 338 1,51

7 Kajang 2.300 - 2.249 10,01

8 Bulukumpa 3.119 - 3.169 14,11

9 Rilau ale 3.211 - 3.211 14,30

10 Kindang 1.958 - 1.958 8,72

Bulukumba

2013 22.458 - 22.458 100

2012 22.458 - 22.458 100

2011 22.458 - 22.458 100

2010 22.458 - 22.458 100

2009 22.458,06 - 22.458 100

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura – 2014

Luas lahan sawah menurut irigasi hingga tahun 2013 seluas 22.458,00 yang terdiri dari sawah irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, dan rawa lebak.

Untuk sawah beririgasi seluas 20.423,00 jika dibandingkan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 48% sehingga lahan sawah di kabupaten Bulukumba mayoritas mampu berproduksi 2 kali dalam setahun.

Luas Lahan Sawah Menurut Irigasi Tahun 2009-2013

No KECAMATAN IRIGASI TADAH HUJAN

RAWA PASANG

SURUT

RAWA LEBAK JML

1 Gantarang 8.005,00 6,00 - - 8.011,00

2 Ujungbulu 310,00 27,00 - - 337,00

3 Ujung loe 2.771,00 182,00 - - 2.953,00

4 Bontobahari 53,00 10,00 - - 63,00

5 Bontotiro 25,00 143,00 - - 168,00

6 Herlang - 338,00 - - 338,00

7 Kajang 1.517,00 783,00 - - 2.300,00


(42)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 42

9 Rilau ale 2.814,00 397,00 - - 3.211,00

10 Kindang 1.855,00 103,00 - - 1.958,00

Bulukumba

2012 20.423,00 2.035,00 - - 22.458,00

2012 20.423,00 2.035,00 - - 22.458,00

2011 11.208,00 7.281,00 1.800,00 2.169,00 24.523,00 2010 24.042,00 8.077,00 6.978,00 2.643,00 18.129,00

2009 20.293,70 2.164,36 - - 22.458,00

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan & Hortikultura - 2014

5.1.3. Potensi Lahan Bukan Sawah

Potensi lahan bukan sawah sampai tahun 2013 seluas 81.863,00 Ha.

Luas Lahan Bukan sawah Tahun 2009-2013

NO KECAMATAN

LAHAN BUKAN SAWAH Tegal/Kebun/Ladang/

Huma/Padang Rumput/Tambak/

Kolam/Empang

Perke bunan

Hutan Rakyat

Sementara Tidak di usahakan

Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Gantarang 3.893 4.327 62 20 8.302

2 Ujungbulu 307 - - - 307

3 Ujung loe 7.216 2.348 535 651 10.099

4 Bontobahari 4.569 1.180 1.200 20 6.969

5 Bontotiro 4.524 2.080 479 144 7.227

6 Herlang 3.864 2.214 - - 6.078

7 Kajang 7.190 2.008 579 - 9.777

8 Bulukumpa 1.398 12.107 165 - 13.670

9 Rilau ale 7.866 420 16 - 8.302

10 Kindang 11.132 - - - 11.132

Bulukumba

2013 51.959 26.684 3.036 184 81.863

2012 51.959 26.684 3.036 184 81.863

2011 37.878 33.457 1,942 3.020 76.297

2010 37.573 31.989 3.585 3.831 76.978

2009 33.629,31 33.237,8 705 2.598,98 79.935,44


(43)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 43

5.1.4. Potensi Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang sangat potensial yakni tanaman padi dan merupakan bahan pangan utama masyarakat, terdapat pula tanaman bahan pangan lainnya seperti Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Ijo dan Kedelai, yang merupakan tanaman sela atau tanaman antara yang ditanam oleh petani setelah sekali/dua kali panen tanaman padi, khususnya di lokasi lahan persawahan sedangkan pada lokasi lahan non persawahan tanaman tersebut diantaranya merupakan tanaman utama.

a. Padi

Produksi padi di Kab. Bulukumba tahun 2013 sebesar 250.297,730 ton/tahun ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tentunya juga didukung dengan sarana prasarana pengairan yang semakin bagus.

Luas Panen dan Produksi

Padi Sawah (GKG) Tahun 2010 - 2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha)

1 Gantarang 15.537,0 14.391,0 88.907,51 61,78

2 Ujungbulu 745,0 647,0 4.047,63 62,56

3 Ujung loe 5.667,0 5.763,0 33.863,93 58,76

4 Bontobahari 118,0 171,0 942,72 55,13

5 Bontotiro 230,0 230,0 809,23 35,18

6 Herlang 620,0 620,0 2.928,20 47,23

7 Kajang 3.831,0 4.599,0 28.338,52 61,62

8 Bulukumpa 5.873,0 6.290,0 33.490,89 53,24

9 Rilau ale 8.169,0 6.509,0 37.745,80 57,99

10 Kindang 3.633,0 3.633,0 19.223,31 52,91

Bulukumba

2013 44.423 42.853 250.297,730 58,91

2012 42.374 43.699 242.634 55,52


(44)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 44

2010 22.458 45.946 261.065 57.30

2009 22.458,06 45.040 245.198 54,44

Sumber: dinas Tanaman Pangan & Hortikultura -2014

b. Jagung

Luas Panen dan Produksi

Jagung (Pipilan Kering) Tahun 2010 - 2013

NO KECAMATAN

LUAS LAHAN

(Ha)

LUAS PANEN

(Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha)

1 Gantarang 1.052 538 2.070,21 38,48

2 Ujungbulu 16 - - -

3 Ujung loe 4.716 4.460 16.348,80 36,66

4 Bontobahari 1.166 2.460 10.017,80 40,72

5 Bontotiro 4.470 4.740 14.800,25 31.22

6 Herlang 620 620 2.928,20 47,23

7 Kajang 9.065 9.765 28.489,38 29,17

8 Bulukumpa 459 661 1.898,39 28,72

9 Rilau ale 218 1.697 10.143,57 59,77

10 Kindang 427 576 1.837,44 31,90

Bulukumba 2013 26.826 22.328 92.254,49 41,32

2012 30.274 27.555 109.605 39,78

2011 36.293 29.587 113.750 38,45

2010 31.447 27.769 127.026 45,74

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

Produksi Jagung di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 92.254,49 ton dengan rata-rata produksi 41,32 kw/Ha. Tanaman jagung tersebar di 9 Kecamatan.


(45)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 45

c. Singkong (Ubi Kayu)

Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2010 - 2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha)

1 Gantarang 45 35 453,51 129,57

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe 30 25 346,33 138,53

4 Bontobahari 5 5 75,00 150,00

5 Bontotiro 7 7 77,37 110,53

6 Herlang 41 41 574 140,00

7 Kajang 782 325 4.842,50 149,00

8 Bulukumpa - 95 1.613,58 169,85

9 Rilau ale 4 466 6.943,40 149,00

10 Kindang 14 16 203,52 127,20

Bulukumba 2013 928 1.015 13.731,71 142,26

2012 771 1.302 18.365 141,05

2011 3.077 920 13.240 143,92

2010 1.387 1.051 15.531 147,77

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

Salah satu tanaman hortikultura yang masih dikembangkan di Kabupaten Bulukumba yakni Ubi kayu atau singkong, tanaman ini sudah cukup lama dan masih dipertahankan oleh masyarakat sebagai tanaman sela.


(46)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 46

d. Ubi Jalar

Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar Tahun -2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha)

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 86 71 130,72 18,41

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe 10 - - -

4 Bontobahari - 2 4,62 23,12

5 Bontotiro 925 259 589,23 22,75

6 Herlang 17 12 20,63 17,19

7 Kajang 2 1 1,21 12,06

8 Bulukumpa 130 83 145,75 17,56

9 Rilau ale 12 10 17,65 17,65

10 Kindang 20 28 33,26 11,88

Bulukumba 2013 1.202 466 943,07 20,24

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

e. Kacang Tanah

Salah satu areal tanaman kacang tanah di Kec. Bontotiro.

Produksi kacang tanah tahun 2012 mencapai 7.328 ton/ tahun dengan rata-rata produksi 21,63 Kw/Ha. Salah satu areal tanaman Ubi Jalar (Ketela Rambat) di Kec. Ujung Loe. Produksi ubi jalar di Kabupaten Bulukumba tahun 2013 sebesar 943,07 ton. Dengan rata-rata 20,24 kw/Ha.


(47)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 47

Luas Panen dan Produksi

Kacang Tanah (Biji Kering) Tahun - 2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha)

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 86 71 130,72 18,41

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe 10 - - -

4 Bontobahari - 2 4,62 23,12

5 Bontotiro 925 259 589,23 22,75

6 Herlang 17 12 20,63 17,19

7 Kajang 2 1 1,21 12,06

8 Bulukumpa 130 83 145,75 17,56

9 Rilau ale 12 10 17,65 17,65

10 Kindang 20 28 33,26 11,88

Bulukumba 2013 1.202 466 943,07 20,24

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

f. Kacang Ijo

Luas Panen dan Produksi Kacang Ijo Tahun 2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI

(Kw/Ha).

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 5 - - -

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe 565 - - -

4 Bontobahari 3 10 5,15 5,15

5 Bontotiro - - - -

Produksi kacang ijo pada tahun 2013 di Kabupaten Bulukumba mencapai 699 ton/ tahun dengan rata-rata produksi 5,83 Kw/Ha, kajang ijo banyak ditanam di Kec. UjungLoe.


(48)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 48

6 Herlang - - - -

7 Kajang 5 2 1,84 9,22

8 Bulukumpa - - - -

9 Rilau ale 5 - - -

10 Kindang 10 - - -

Bulukumba 2013 593 12 6,99 5,83

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

g. Kedelai

Luas Panen dan Produksi

Kedelai (Biji Kering) Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2013

NO KECAMATAN LUAS LAHAN (Ha)

LUAS PANEN (Ha)

PRODUKSI (Ton)

RATA-RATA PRODUKSI (Kw/Ha)

1 2 3 4 5 6

1 Gantarang 3 - - -

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe - - - -

4 Bontobahari 25 27 62,45 23,13

5 Bontotiro - - - -

6 Herlang 5 5 3,46 6,91

7 Kajang - - - -

8 Bulukumpa - - - -

9 Rilau ale 10 - - -

10 Kindang - - - -

Bulukumba 2013 43 7 8,08 11,54

Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura -2014

Produksi

Kacang

kedelai

antara tahun 2013 sebesar

8,08 ton/tahun dengan

rata-rata produksi 11,54 Kw/Ha

serta luas panen 7 Ha yang

tersebar di tiga kecamatan.


(49)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 49

5.1.5. Potensi Perkebunan

Potensi tanaman perkebunan juga termasuk potensi unggulan seperti: Kelapa Dalam & Hibrida, Kopi Robusta & Arabika, Kakao, Cengkeh, Jambu Mete, Karet, Kapas, lada dan vanili.

a. Kelapa Dalam

Luas Areal, Produksi dan Banyaknya Petani Komoditi Kelapa Dalam Tahun 2011-2013

NO KECAMATAN Luas Areal (Ha) Pro duksi(Ton)

Jumlah Petani(kk) TBM TM TR/TM JML

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Gantarang 80 287 13 380 161 127

2 Ujungbulu - 43 7 50 20,0 82

3 Ujung loe 116 577 434 1.127 248,0 2.017

4 Bontobahari - 464 394 858 186,0 1.625

5 Bontotiro 89 511 421 1.021 23,0 1.474

6 Herlang 364 454 17 835 218,0 1.180

7 Kajang 224 1.197 1.269 2.710 504,0 3.269

8 Bulukumpa - 69 80 149 47,0 279

9 Rilau ale 1 135 154 290 85,0 412

10 Kindang - 43 21 64 22,0 87

Bulukumba

2013 894 3.780 2.810 7.484 1.514 10.552

2012 894 3.788 2.802 7.484 1.528 10.552

2011 722 3.788 2.802 7.312 1.391,9 10.462

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan s.d Semester II-2013

Salah satu areal tanaman Kelapa di Kec. Kajang. Produksi Kelapa Dalam tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2012, dan sampai triwulan II tahun 2013 produksinya mencapai 1.514 ton dibandingkan tahun 2012 pada periode yang sama sebesar 1.391,9 ton.


(50)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 50

Kelapa Hibrida

Luas Areal, Produksi dan Banyaknya Petani Komoditi Kelapa Hybrida Tahun 2011-2013

NO KECAMATAN Luas Areal (Ha) Pro duksi(Ton)

Jumlah Petani(kk) TBM TM TR/TM JML

1 Gantarang - 36 47 83 63,0 73

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe - 1.132 306 1.438 98,0 1.561

4 Bontobahari - 19 41 60 71,0 36

5 Bontotiro - 95 12 107 102,0 130

6 Herlang - 1.023 612 1.635 109,0 2.412

7 Kajang - 1.001 619 1.620 259,0 1.571

8 Bulukumpa - 48 16 64 43,0 142

9 Rilau ale - 238 38 276 83,0 225

10 Kindang - - - -

Bulukumba

2013 - 3.592 1.691 5.283 828 6.150

2012 - 3.590 1.693 5.283 855 6.150

2011 - 3600 1.693 5.293 829,8 6.150

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan s.d Semester II-2013

c. Kopi Robusta

Salah satu areal tanaman kelapa Hibrida di Kec. Ujung Loe. Produksi Kelapa Hibrida tahun 2013 juga

mengalami penurunan jika

dibandingkan tahun 2012, dan sampai triwulan II tahun 2013 produksinya mencapai 828 ton.

Produksi Kopi Robusta tahun 2012 hanya 2.329 ton, akan tetapi ditahun 2013 pada periode yang

sama mengalami penurunan


(51)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 51

Luas Areal, Produksi dan Banyaknya Petani Komoditi Kopi Robusta Tahun 2011-2013

NO KECAMATAN Luas Areal (Ha) Produksi

(Ton)

Jumlah Petani(kk)

TBM TM TR/TM JML

1 Gantarang 34 1.121 296 1.451 484,70 3.381

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe - - - -

4 Bontobahari - - - -

5 Bontotiro - - - -

6 Herlang - - - 31

7 Kajang 2 67 31 100 25,10 411

8 Bulukumpa 48 679 95 822 145,10 2.862

9 Rilau ale 10 221 80 311 71,50 640

10 Kindang 59 1.632 138 1.829 951,60 4.232

Bulukumba

2013 153 3.728 640 4.513 1.678 11.557

2012 153 3.728 632 4.513 2.329 11.557

2011 153 3.771 637 4,561 1.877,2 11.604

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan s.d Semester II-2013

d. Kopi Arabika

Luas Areal, Produksi dan Banyaknya Petani Komoditi Kopi Arabika Tahun 2011-2013

No. KECAMATAN Luas Areal (Ha) Produksi

(Ton)

Jumlah Petani(kk)

TBM TM TR/TM JML

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Gantarang - 50 - 50 35 64

2 Ujungbulu - - - -

Areal perkebunan kopi arabika berada di tiga Kecamatan, Kec. Gantarang, Bulukumpa dan Kindang dengan Produksi Kopi arabika tahun 2012 sebesar 437,0 ton jika dibandingkan tahun 2013,terjadi penurunan dengan produksi hanya sebasar 379 ton.


(52)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 52

3 Ujung loe - - - -

4 Bontobahari - - - -

5 Bontotiro - - - -

6 Herlang - - - -

7 Kajang - - - -

8 Bulukumpa 7 193 15 215 184 156

9 Rilau ale - - - -

10 Kindang 66 297 14 374 160 885

Bulukumba

2013 70 540 29 639 379 1.105

2012 73 543 23 639 437 1.105

2011 68 543 25 636 191,8 985

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan s.d Semester II-2013

e. Cengkeh

Luas Areal, Produksi dan Banyaknya Petani Komoditi Cengkeh Tahun 2011- 2013

No. KECAMATAN

Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

Jumlah Petani(kk)

TBM TM TR/TM JML

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Gantarang 43 836 107 976 184 1.438

2 Ujungbulu - - - -

3 Ujung loe 8 24 200 232 5,0 16

4 Bontobahari - - - -

5 Bontotiro 26 - - 26 - 5

6 Herlang 5 5 - 10 1,0 17

7 Kajang 14 47 10 71 10,0 204

Salah satu areal perkebunan cengkeh di Kab. Bulukumba. Produksi cengkeh tahun 2013 mengalami penurunan dengan jumlah produksi mencapai 718 ton jika dibandingkan tahun 2012 pada periode yang sama, yang mampu mencapai produksi sebesar 857,9 ton.


(1)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 124

Kegunaan: Berdasarkan hasil deskripsi mineral dan analisa kimia tersebut diatas, maka batugamping di bulukumba ini memenuhi syarat untuk bahan baku industry pertanian (kaptan) semen portland, kapur putih, kapur ringan dan dapat juga dimanfaatkan dalam proses desulfurisasi batubara sebagai bahan bakar alternative dalam teknologi CCT (Clean Cloal Technology). Selain kegunaan sebagai mineral industri, batugamping di daerah Bulukumba ini juga dapat menjadi indikasi cekungan potensial hodrokarbon, yaitu sebagai reservoir.

2. Trass

Trass pelapukan tingkat tertentu dari tufa. Trass di daerah Bulukumba dijumpai di daerah Pakombong dan Barugae, Kelurahan Tanete kecamatan Bulukumpa, sebagai anggota dari batuan Lompobattang, berwarna putih sampai agak kekuningan, lunak, dan dapat digali secara manual, terdiri dari tuf lapili mengandung gelas vulkanik dan sedikit komponen batuapuang terkonseledasi bila dicampur dengan air dan kapur.

Penyebaran Trass di daerah Pakombong dan Barugae mencapai lebih luas 75 Ha dengan ketebalan rata-rata 10 m dan berat jenis 2. Sumber daya geologi endapan adalah 5.000.000 m3 atau 10.000.000 ton. Daerah sebaran endapan umumnya merupakan daeah kawasan hutan industri terbatas. Daerah ini juga dapat dicapai dari jalan provinsi melalui jalan desa di daerah Pakombong dan Barugae berjarak tempuh 1 km dengan kondisi jalan cukup baik untuk dilalui kendaraan.

Kegunaan: Endapan Trass di daerah Pakombong dan Barugae berdasarkan sifat fisika dan kimia dapat diproyeksikan sebagai bahan baku untuk batubata ringan, batako dan semen portland.

3. Tufa

Potensi bahan galian Tufa di Kabupaten Bulukumba, tersingkap di Daerah Ballatinggia, Limbua, Pakombong, dan Batuhalung Kecamatan Bulukumpa. Sumberdaya di lokasi masing-masing adalah daerah Pakombong dengan luas 20.378.257 m3, Limbua dengan luas 10.422.931 m3, Batuhalung dengan luas 6.210.068 m3, Lahatung dengan luas 24.991.931 m3.

Kegunaan: lapukan bahan galian ini sebagian telah menjadi feldster yang dapat dijadikan bahan pembuatan gerabah, sedangkan tufa yang masih kompak dapat dijadikan batu hias dinding eksterior setelah dipotong.


(2)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 125

4. Andesit dan Basal

Lokasi sebaran dan sumberdaya Andesit dan Basal dijumpai tersingkap di daerah Bangking Buki, Kelurahan Dannuang, Desa Garanta (Dusun Batua), Kelurahan Palampang Dusun Taggentung, Kampung Boddie, didominasi dari aliran lava yang merupakan anggota Batuan Gunungapi Baturappe Cindako. Sumberdaya yang ada + 50.000.000 ton

Kegunaan: Umumnya bahan galian ini dimanfaatkan untuk keperluan bahan konstruksi, yaitu sebagai pondasi tetapi dengan teknolongi pemotongan wire saw dan teknik pemolesan yang semakin berkembag menjadi andesit dan basal dapat dimanfaatkan sebagai batu temple baik interior maupun eksterior.

5. Batu lempung

Endapan lempung di kabupten Bulukumba secara genetic terbentuk dari hasil pelapukan satuan batu pasir Formasi Lompobattang, dalam bentuk residu (Residualsoil). Penyebaran endapan lempung/tanah liat di daerah ini, menyebar di daerah Gangking dan Ujungbulu untuk bahan baku bata mencapai luas 500 Ha dengan ketebalan rata-rata 1 m dan berat jenis 2. Berdasarkan data tersebut, maka sumberdaya geologi endapan adalah 5.000.000 m3 atau 10.000.000 ton. Endapan lempung ini terdapat di daerah Kamangi dan Wiringkalapa Kecamatan Gangking serta Ulutedong Kecamatan Ujungbulu.

6. Pasir Sungai

Endapan pasir sungai di daerah ini, berdasarkan tipe endapannya, merupakan tipe endapan sedimen aktif dan sedimen dataran banjir. Komponennya terutama terdiri dari hasil rombakan batuan Gunung Lompobattang. Penyebaran endapan dijumpai di Daerah Kassi sungai Bialo, dan daerah Pallatae sungai Balantieng, dengan cadangan geologi keseluruhan endapan adalah 500.000 ton.

7. Batu Sungai

Endapan batu sungai di daerah ini berdasarkan type endapannya terbagi atas dua jenis antara lain:

b. Endapan batu sungai sekarang, yaitu endapan sedimen aktif dan sedimen dataran banjir. Penyebarannya dijumpai di Sungai Bialo, sungai Bijawang, sungai Balantieng, sungai Anyorang dan sungai Bulo-bulo. Jumlah cadangan geologi endapan adalah 1.500.000 ton


(3)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 126

c. Endapan batu sungai Purba

Endapan batu sungai ini dijumpai di daerah Banri dan Batua (kecamatan Ujungbulu), serta di daerah Labojo (kecamatan Kajang), dengan jumlah cadangan geologi endapan adalah 20.000.000 ton.

7.2.6 Potensi Energi

7.2.6.1 Energi Air

Potensi sumberdaya alam sangat banyak terutama potensi sumberdaya air namun belum dikelola dengan baik dan optimal. Secara morfologi seperti pegunungan, perbukitan bergelombang, pedataran rendah, pedataran bergelombang dan lain-lain. Sebagai salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Potensi energi air yang ada di Kabupaten Bulukumba relative besar. Sumber energi ini berupa terjunan air di daerah pegunungan. Sayangnya potensi ini kurang dimanfaatkan dengan membangun instalasi turbin air sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), pembangkit tenaga listrik mini (PLTM) atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Adanya sumberdaya air tersebut pada umumnya terdapat di daerah pedesaan, antara lain di daerah hulu sungai Balantiyeng, sungai Bialo dan sungai Oddungang. Berdasarkan hasil penelitian dari Dinas ESDM provinsi Sulawesi Selatan menyebutkan potensi PLTM di Kabupaten Bulukumba mencapai 250 kW, sedangkan potensi PLTMH mencapai 236 kW. Dengan dikembangkannya PLTM dan PLTMH tersebut dapat membantu pemerintah dalam penyediaan energi listrik bagi masyarakat khususnya di daerah-daerah terpencil di wilayah pelosok Kabupaten Bulukumba.

7.2.6.2 Energi Angin (Bayu)

Morfologi pedataran bergelombang dan perairan laut yang bebatasan lansung dengan laut Flores, merupakan daerah dengan potensi tenaga angin dan tenaga gelombang laut yang cukup besar untuk dapat dibangun Pembangkit listrik Tenaga Bayu (PLTB). Dari hasil survey yang dilakukan oleh dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan di daerah pesisir Kabupaten Bulukumba,menunjukkan bahwa kecepatan rata-rata angin berkisar antara 2-6 meter/detik. Potensi ini dapat menunjukkan bahwa daerah pesisir Bulukumba dapat dikembangkan pembangkit tenaga listrik angin/bayu (PLTB) yang dapat membangkitkan tenaga listrik sampai 500 Watt, sangat cocok


(4)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 127

digunakan oleh masyarakat pedesaan denagn konsumsi listrik yang relative kecil dibandingkan masyarkat pedesaan.

7.2.6.3 Energi Surya

Sedangkan morfologi pedataran bergelombang dengan intensitas sinar matahari yang stabil sepanjang tahun dan curah hujan yang rendah di sebagian wilayah bagian Selatan dan Timur kabupaten Bulukumba, merupakan daerah dengan potensi tenaga matahari/surya yang cukup besar dan dapat dibangun pembangkit listrik tenaga surya/matahari (PLTS), dibandingkan dengan pembangkit konvensional seperti genset- diesel, PLTS mempunyai beberapa keunggulan antara lain:

a. Tidak memerlukan biaya energi dan bahan bakar, karena radiasi matahari dapat diproleh secara cuma-cuma.

b. Dapat menjangkau seluruh pelosok Indonesia dengan ketersediaan radiasi surya yang merata sepanjang tahun.

c. Tidak menimbulkan polusi suara berupa kebisingan atau polusi buangan seperti asap;

d. Memilki faktor keamanan yang tinggi;

e. Mudah dioperasikan dan biaya perawatan yang murah;

7.2.6.4 Energi Bionergi

Bioenergi diturunkan dari biomassa, yaitu energi yang dihasilkan oleh makhluk hidup (tanaman, hewan, dan mikroorganisme). Bulukumba dengan potensi pertanian, peternakan dan kondisi ekologi yang sangat memungkinkan untuk dikembangkannya beberapa sumber energi alternatif seperti biodiesel, bioetanol, biogas, biobriket dan lain-lain.

a. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang dan ganggang. Pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel memilki beberapa kelebihan, diantaranya sumber minyak nabati dapat diproleh, proses pembuatan biodiesel minyak nabati cepat dan mudah, serta konversi minyak nabati menjadi biodiesel tinggi mencapai 95%.

b. Bahan baku bioetanol dapat diproleh diberbagai tanaman yang menghasilkan gula (seperti tebu dan molase) dan tepung (seperti jagung, singkong dan sagu).


(5)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 128

c. Biogas adalah gas mudah terbakar dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob. Bahan organik tersebut seperti kotoran dan urine hewan ternak yang sesuai untuk sistem biogas sederhana.

d. Biobriket merupakan bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan


(6)

Bidang Statistik Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 129

BAB VIII

PENUTUP

Buku Profil Daerah Kabupaten Bulukumba ini diperuntukkan bagi pemerintah daerah, provinsi, pusat dan dunia usaha serta seluruh stake holders yang berkepentingan. Buku ini memuat potensi-potensi daerah yang dapat dikembangkan menuju pembangunan masyarakat yang sejahtera.

Buku ini adalah publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bulukumba yang memuat beberapa potensi daerah yang menjadi unggulan diantaranya yaitu sektor pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan, dan pariwisata. Di samping potensi unggulan tersebut, terdapat pula potensi lain yang mendukung produktivitas manusia yakni peternakan, kehutanan, industri, perdagangan, dan pertambangan.

Selain itu, beberapa data yang tersaji dalam buku ini yang setiap tahunnya diperbaharui untuk melengkapi keperluan para pelaku yang berkepentingan. Tiada

gading yang tak retak dan perlu diingat bahwa “proses perbaikan adalah sesuatu yang dinamis dalam setiap peningkatan hasil”.

Demikian, semoga buku Profil Daerah Kabupaten Bulukumba ini dapat memberikan konstribusi yang berarti untuk menggali dan mengembangkan potensi daerah serta menjadi harapan kita semua bahwa potensi daerah dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan mendukung proses percepatan pembangunan.