Perburuhan-September 2008

VOLUME VI SEPTEMBER 2008

PERBURUHAN

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

Da ft a r I si

Penetapan upah minimum diusulkan lewat bipartit -----------------------------------------------

1


Revisi UU Pemilu Jangan Melebar --------------------------------------------------------------------

3

Wapres: Pelaksanaan Pilkada Disatukan -----------------------------------------------------------

5

Buruh PT Bridgestone Mogok Kerja ------------------------------------------------------------------

6

Dua Bulan Tak Digaji,Buruh Datangi Disnaker-----------------------------------------------------

7

Pariwisata Bali Banyak Menyerap Tenaga Kerja --------------------------------------------------

8


Pengiriman TKI Jatim turun 50%-----------------------------------------------------------------------

9

Keberadaan BNP2TKI dipertanyakan ---------------------------------------------------------------- 10
Mengurangi Pengangguran Terdidik ------------------------------------------------------------------ 12
Ratusan Ribu Buruh Harian Lepas Tak Dapat THR ---------------------------------------------- 14
Jepang diminta rekrut lebih banyak pekerja Indonesia ------------------------------------------ 15
Kiriman uang TKI asal Blitar menurun ---------------------------------------------------------------- 16
Pemerintah optimistis target pengiriman TKI tercapai ------------------------------------------- 17
Pemerintah Hong Kong Didesak Naikkan Gaji TKI ----------------------------------------------- 19
Serikat Pekerja Diminta Aktif Awasi Pemberian THR -------------------------------------------- 20
Kecewa Lelang,Buruh Ancam Nginap di Pengadilan -------------------------------------------- 21
Berbalut Masalah Buruh dan Lingkungan ----------------------------------------------------------- 22
Gaji Kurang, Buruh Demo-------------------------------------------------------------------------------- 25
Pemkot Diminta Tangani Soal PHK di Mal Ramai ------------------------------------------------ 26
Eks Buruh Naintex Menginap di PN------------------------------------------------------------------- 27
Menakar Keampuhan Obat Pengangguran --------------------------------------------------------- 28
Disnaker Makassar Meminta Pengusaha Perhatikan THR Pekerjanya --------------------- 31

Karyawan PT Adetex Boyolali Tuntut THR---------------------------------------------------------- 32
Menakertrans : Gaji dan THR Harus Bayar Tepat Waktu --------------------------------------- 33
30 Juta Warga Indonesia Ditopang TKI -------------------------------------------------------------- 34
Apjati targetkan kirim 1 juta TKI ------------------------------------------------------------------------ 35
Buruh Pabrik Tekstil Tuntut Pesangon --------------------------------------------------------------- 36
Buruh Tuntut Pembayaran Penuh --------------------------------------------------------------------- 37
Tuntut THR, Puluhan Pekerja Berunjuk Rasa ------------------------------------------------------ 38
Perusahaan Diimbau Bayar THR ---------------------------------------------------------------------- 39
Puluhan Pekerja Tuntut Gaji dan THR --------------------------------------------------------------- 40
Apjati fokus tingkatkan kualitas TKI ------------------------------------------------------------------- 42

Semua Pekerja Harus Dilindungi Asuransi---------------------------------------------------------- 43
Perusahaan Migas Harus Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal ------------------------------------ 44
Semua Pekerja Harus Dilindungi Asuransi---------------------------------------------------------- 45
Birokrasi Hambat Penempatan TKI ------------------------------------------------------------------- 46
Buruh Djambu Bol Protes THR ------------------------------------------------------------------------- 48
Menaker Siap Umumkan Perusahaan Tak Bayar THR ------------------------------------------ 49
Serikat Buruh Kuat Negara Maju----------------------------------------------------------------------- 50
Penyedia "Outsourcing" Wajib Bayar THR ---------------------------------------------------------- 52
Pelanggaran THR Naik 1.000 Persen ---------------------------------------------------------------- 54

Seribuan Buruh PT Dong Joe Sita Aset Perusahaan -------------------------------------------- 55

Bisnis I ndonesia

Senin, 01 September 2008

Pe ne t a pa n upa h m inim um diusulk a n le w a t bipa r t it
JAKARTA: Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengusulkan penetapan
upah minimum didasarkan atas negosiasi bipartit antara pengusaha dan pekerja, dengan
tetap memerhatikan syarat penentuan upah minimum yang telah disepakati.
Sekjen KSBSI Idin Rosidin menilai langkah perundingan melalui jalan bipartit akan
mengurangi konflik antara pekerja dan pengusaha, sebab penetapan upah minimum melalui
jalur tersebut lebih didasarkan pada produktivitas pekerja.
Berdasarkan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, yang ditindaklanjuti dengan
peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 17/2005, penetapan upah minimum
provinsi didasarkan pada nilai kebutuhan hidup layak (KHL), produktivitas, pertumbuhan
ekonomi, dan kelompok usaha marginal.
Namun pada kenyataannya, penetapan upah minimum tidak didasarkan pada empat
komponen tersebut, karena cenderung diselesaikan melalui jalan negosiasi.
"Percuma saja ada indikator seperti itu, toh ujung-ujungnya kembali ke jalan negosiasi,"

ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Bambang Widianto, Deputi Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan.
Menurut Bambang, dengan melihat sejumlah kelemahan pada empat komponen itu,
sebaiknya penetapan upah minimum didasarkan pada negosiasi antarbipartit, yaitu
pengusaha dan pekerjanya.
"Sayangnya, mekanisme penetapan upah minimum dengan pola bipartit itu belum ada.
Padahal, itu lebih bagus untuk menjamin keadilan, baik bagi pengusaha maupun pekerjanya,"
lanjutnya.
Belum optimal
Hariyadi B. Sukamdani, Ketua DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Jaminan Sosial
dan Pengupahan, menilai ketentuan Permenaker No.17/2005 sebagai dasar pertimbangan
penetapan upah minimum belum optimal.
Hal ini berkaitan dengan penetapan angka kebutuhan hidup layak, pertumbuhan ekonomi
dan produktivitas, pertimbangan pasar kerja, dan usaha marginal itu sendiri.
Hariyadi menilai hampir semua komponen tersebut tidak dapat menjadi acuan untuk
menetapkan upah minimum, seperti usaha marginal.
Kecenderungan sasaran penetapan upah minimum, lanjutnya, tidak memerhatikan
kepentingan usaha marginal, tetapi hanya pada kelompok usaha menengah dan besar.
"Kelompok usaha kecil dan mikro cenderung tidak diperhatikan."

Oleh karena itu, Apindo tetap menginginkan agar usaha marginal tetap dimasukkan sebagai
salah satu faktor penentu upah minimum.
Sementara itu, pekerja tetap menginginkan agar usaha marginal tidak dimasukkan dalam
ketentuan penetapan upah minimum. Sebab, apabila usaha marginal tetap dimasukkan ke
dalam syarat penetapan upah minimum, justru keadaannya menjadi tidak kongruen.

Berkhas

1

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 01 September 2008

"Kalau kebutuhan hidup layak setiap tahun pasti naik, sementara usaha margin kan bisa saja
turun, jadi tidak kongruen," katanya.
Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia


Berkhas

2

Volume VI September 2008

Suara Pembaruan

Selasa, 02 September 2008

Re v isi UU Pe m ilu Ja nga n M e le ba r
[JAKARTA] Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Muhaimin Iskandar menyatakan
setuju pada usulan merevisi secara terbatas Undang-Undang 10/2008 tentang Pemilihan
Anggota DPR, DPD, dan DPRD (UU Pemilu) untuk mengakomodasi penggunaan suara
terbanyak dalam penetapan calon anggota legislatif (caleg).
Namun, dia mengingatkan agar revisi itu tidak melebar ke pasal-pasal lain. "Harus hati-hati.
Jangan sampai revisi terbatas mengganggu tahapan pemilu bahkan sistem pemilu yang
sudah disepakati oleh UU tersebut," kata Muhaimin di Jakarta, Senin (1/9).
Dikatakan, jika keinginan revisi terbatas dikabulkan, bisa saja banyak pihak yang akan

mengusulkan sejumlah pasal lain untuk direvisi. Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), ujarnya,
masih tidak puas dengan beberapa pasal dalam UU itu.
Karena itu, jika ada keinginan untuk merevisi secara terbatas UU Pemilu, hendaknya
dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai melebar ke pasal-pasal lain yang
selama ini tidak memuaskan banyak kalangan.
"Selain itu, revisi terbatas jangan sampai berdampak pada munculnya gugatan balik ke
Mahkamah Konstitusi (MK), seperti yang juga sudah terjadi sebelumnya, pada UU ini,"
katanya.
Sebelumnya, MK juga sudah membatalkan pasal 316 UU 10/2008 dan membolehkan partai
politik peserta pemilu 2004 yang memperoleh sekurang-kurangnya 3 persen jumlah kursi di
DPR menjadi peserta Pemilu 2009. MK menilai pasal tersebut bertentangan dengan
konstitusi.
"Hal-hal ini yang harus dijaga. Jangan sampai terulang lagi. Jika revisi UU Pemilu melebar
atau diperluas, pasti akan membongkar sistem pemilu yang sudah disepakati pada UU ini,
yang dibuat dengan memakan waktu dan energi serta lobi-lobi yang sangat panjang," kata
Muhaimin.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi III Azis Syamsuddin dari Fraksi Partai Golkar
mengatakan, pihaknya tetap akan memperjuangkan revisi terbatas untuk mewujudkan proses
demokrasi yang lebih baik. "Mudah-mudahan dalam rapat badan musyawarah (Bamus)
pekan ini, agenda revisi terbatas bisa dibahas dan disahkan pada paripurna," katanya.

Sebelumnya, Ketua DPR Agung Laksono mengatakan rumusan revisi terbatas Pasal 214 UU
Pemilu sedang diharmonisasikan di Badan Legislasi (Baleg) DPR. Dia berharap, pada Kamis
(4/9), revisi itu bisa dibahas oleh Bamus DPR.
Sikap Pemerintah
Sementara itu, pemerintah akan mendukung penentuan caleg terpilih berdasarkan suara
terbanyak. Apalagi, usulan itu sudah diajukan pemerintah saat RUU Pemilu masih dalam
bentuk draf. Pemerintah siap mendukung asal DPR mengajukan revisi terbatas itu.
Penegasan sikap pemerintah itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara, Hatta Rajasa di
Istana Negara Jakarta, kemarin.
Menurut dia, penentuan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak akan memberikan
kepastian bagi partai yang melaksanakan sistem proporsional dengan suara terbanyak atau
sistem proporsional terbuka.

Berkhas

3

Volume VI September 2008

Suara Pembaruan


Selasa, 02 September 2008

Dengan ketentuan itu pula, lanjut menteri dari Partai Amanat Nasional itu, kader-kader partai
yang tidak mendapat nomor urut jadi dalam partainya tidak perlu mengundurkan diri dari
pencalonan sebagai anggota legislatif.
Sejumlah fraksi di DPR, seperti Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, dan Fraksi
Partai Amanat Nasional, mengusulkan revisi terbatas UU 10/2008.
Mereka mengusulkan agar pasal 214 ditambah bahwa partai yang sudah memutuskan
penentuan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak, ditetapkan (disahkan) oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU). [128/A-21]

Berkhas

4

Volume VI September 2008

Suara Pembaruan


Selasa, 02 September 2008

W a pr e s: Pe la k sa na a n Pilk a da D isa t uk a n
[JAKARTA] Pemerintah berencana untuk menyatukan pelaksanaan pemilihan kepala daerah
(pilkada) di seluruh Indonesia dalam satu hari saja. Penyatuan pilkada diharapkan bisa
menghemat anggaran.
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di hadapan peserta Kursus Reguler
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) angkatan ke-41 di Kantor Wapres, Jakarta, Senin
(1/9). "Saya sarankan untuk menyatukan seluruh pilkada agar stabilitas politik tetap terjaga,"
ujar Wapres. Menurutnya, konflik di daerah-daerah terjadi karena sistem yang begitu ramai
dan tidak sederhana.
Dia mengambil contoh, saat ini Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menggelar
pemilu paling banyak di dunia. "Dalam satu kabupaten saja, orang bisa ikut pemilu lima
hingga delapan kali selama lima tahun. Berapa biaya yang dikeluarkan. Kita adalah negara
yang paling besar mengeluarkan dana untuk pemilu," katanya.
Wapres mengemukakan jika sistem politik Indonesia tidak sederhana, partisipasi masyarakat
akan menjadi kecil dan biaya akan semakin besar. Namun, ujarnya, dalam rangka ketahanan
negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), semua masyarakat Indonesia harus memiliki
tujuan yang sama, yakni menjaga kedaulatan negara.
"Meski kita berbeda warna atau partai, tetapi tujuannya harus satu. Walaupun caranya
berbeda-beda. Karena, dalam menjaga NKRI, tidak ada suatu langkah yang bisa berjalan
sendiri," ujarnya.
Dia menegaskan semua pihak bertugas menjaga bangsa ini agar tetap stabil dan dinamis.
"Dan, yang terpenting adalah menyederhanakan semua sistem dengan baik, termasuk sistem
pemilu," ujarnya. [M-16]

Berkhas

5

Volume VI September 2008

Seputar I ndonesia

Rabu, 03 September 2008

Bur uh PT Br idge st one M ogok Ke r j a
Wednesday, 03 September 2008
KARAWANG (SINDO) – Ribuan karyawan pabrik ban terkenal PT Bridgestone Tire Indonesia
(BTI) di kawasan industri Surya Cipta,Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, kemarin
mogok kerja.
Ketua Komisariat Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT BTI Syarifudin menuturkan,
aksi ini merupakan reaksi atas sikap perusahaan yang selama ini melanggar perjanjian kerja
bersama (PKB). ”Perusahaan banyak melanggar kesepakatan yang pernah dibuat
bersama,”tandasnya.
Menurut dia, perusahaan menolak pengajuan dari karyawan mengenai kenaikan bonus
tahunan.Karyawan meminta bonus tahunan kali ini ada kenaikan.”Kami menuntut kenaikan
bonus tahunan dari 215% gaji pokok atau setara dengan Rp6 juta menjadi 450% atau setara
dengan Rp12 juta,”ujar Syarifudin. Selain itu,akibat ekspansi perusahaan, tanggung jawab
karyawan semakin berat.
”Awalnya satu mesin produksi dipegang 3–5 orang,saat ini mesin dipegang oleh satu
orang,”katanya. Menurut dia, perusahaan juga mengeluarkan kebijakan lain tanpa
dikomunikasikan terlebih dulu kepada karyawan. Misalnya pengurangan tunjangan makan
dengan sistem subsidi, tunjangan transportasi, dan pembiayaan kesehatan.
Syarifudin menegaskan, sampai kini terjadi deadlock dalam negosiasi antara perwakilan
karyawan dan perusahaan di Bekasi.”Kami akan terus mogok kerja jika belum ada
kesepakatan, karena sampai kini kami merasa dirugikan,” tandasnya. (raden bagja mulyana)

Berkhas

6

Volume VI September 2008

Seputar I ndonesia

Rabu, 03 September 2008

D ua Bula n Ta k D iga j i,Bur uh D a t a ngi D isna k e r
Wednesday, 03 September 2008
BANDUNG BARAT(SINDO) – Sedikitnya 150 buruh PT Nanco Mate Muda Jaya di Jalan GA
Manulang, Padalarang, kemarin pagi mendatangi Kantor Dinas Kependudukan, Catatan
Sipil,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Mereka mengadukan pihak manajemen perusahaan yang telah memangkas sejumlah hak
pekerja, termasuk pembayaran dua bulan gaji,Juli-Agustus. “Kedatangan kami ke sini agar
dinas tenaga kerja melaluibidangpengawasannya bisa menindak pihak perusahaan yang
sudah semena-mena terhadappekerja,” katakoordinator pekerja Dadang Suhendar di Kantor
Dinas
Kependudukan,
CatatanSipil,TenagaKerja,
dan
Transmigrasi,Jalan
Raya
Gadobangkong No 112.
Selain dua bulan gaji yang takdibayarkan,perusahaanjuga hanya menggaji buruh Rp820.000,
di bawah standar upah minimum regional (UMR) KBBsenilaiRp895.980. Lainnya uang
Jamsostek yang tidak pernah dibayar meski gaji karyawan sudah dipotong 2%.Kondisi ini
sudah berlangsunglimatahuntapibelumada solusi dari pemerintah.
“Pertemuan tripartit antara buruh, perusahaan, dan dinas tenaga kerja selama ini tidak
pernah dilaksanakan,” tandas Dadang. (adi haryanto)

Berkhas

7

Volume VI September 2008

Seputar I ndonesia

Rabu, 03 September 2008

Pa r iw isa t a Ba li Ba ny a k M e ny e r a p Te na ga Ke r j a
Wednesday, 03 September 2008
DENPASAR(SINDO) – Daya serap tenaga kerja oleh industri pariwisata Bali pada 2008
menunjukkan peningkatan.
Survei Bank Indonesia 2008 ini mencatat penyerapan tenaga kerja di perhotelan mencapai
lebih dari 5%. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya,yang kurang dari 2%.
Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Bali Sukadana, kenaikan tersebut
merupakan salah satu dampak dari naiknya wisatawan asing ke Bali bila dibandingkan tahuntahun sebelumnya.Pada periode Januari– Juli 2008, jumlah turis mancanegara yang
berkunjung ke Bali mencapai 1,1 juta orang.
Sukadana mengaku telah merasakan dampak dari mulai pulihnya pariwisata di Bali. Pihaknya
bahkan mengaku kekurangan tenaga pramuwisata untuk negara Prancis dan Belanda.”Kami
sekarang kewalahan untuk memenuhi pesanan pramuwisata,”katanya.
Namun, pihaknya mengeluhkan adanya pramuwisata ilegal dari negara lain “Ini merugikan
pramuwisata lokal,” keluhnya. Kepala Dinas Pariwisata Bali Gede Nurjaya mengaku
optimistis dengan kenaikan wisatawan ke Bali. Dia yakin bahwa Bali mampu menembus
target lebih dari 1,8 juta wisatawan mancanegara hingga akhir tahun 2008. (nikomangerviani)

Berkhas

8

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 04 September 2008

Pe ngir im a n TKI Ja t im t ur un 5 0 %
SURABAYA: Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Timur pada bulan Ramadan
kali ini turun hingga 50%, dibandingkan dengan bulan biasa, sedangkan arus mudik pekerja
diperkirakan meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Benny P Kedang, Sekretaris Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI)
Jawa Timur, mengatakan sebagian calon TKI yang sudah mendaftar, memilih menunda
keberangkatan hingga satu bulan setelah Lebaran.
"Jadi pada Agustus hingga September 2008, pengiriman TKI asal Jatim akan turun hingga
separuh lebih dibandingkan dengan rata-rata per bulan yang mencapai 5.000 orang," kata
Benny, kemarin.
Sebaliknya, menjelang Lebaran, TKI yang bekerja di Malaysia, kawasan Timur Tengah, Hong
Kong, dan Taiwan akan mudik ke kampung halaman.
Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, total devisa TKI Jatim
selama lima tahun terakhir mencapai Rp7,51 triliun, dengan jumlah TKI 249.575 orang. Dari
jumlah itu sekitar 100.178 orang bekerja di sektor formal dan sisanya 149.397 di sektor
informal. (Bisnis/dw)

Berkhas

9

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 04 September 2008

Kamis, 04/09/2008

Ke be r a da a n BN P2 TKI dipe r t a nya k a n
Perlindungan TKI minim, UU akan diamendemen
JAKARTA: Komisi IX DPR dan Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi (Depnakertans)
sepakat agar Undang-Undang No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja di Luar Negeri diamendemen, menyusul minimnya perlindungan terhadap TKI di luar
negeri.
Data Migrant Care, organisasi yang fokus pada perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di
luar negeri, menunjukkan tenaga kerja Indonesia yang meninggal di luar negeri dalam
periode Januari hingga Agustus 2008 mencapai 107 orang.
"Amendemen perlu dilakukan, terutama mengenai fungsi dan peran BNP2TKI [Badan
Nasional Penempatan & Perlindungan TKI]. Dengan adanya badan ini, nasib TKI di luar
negeri tidak lebih baik, khususnya di daerah penempatan. Sebaiknya bubar saja [BNP2TKI],
toh tugasnya belum terbukti sama sekali," ujar Ketua Komisi IX DPR Ripka Tjiptaning, seusai
rapat kerja dengan Depnakertrans, kemarin.
Dia menilai minimnya perlindungan terhadap TKI di luar negeri juga akibat tidak adanya
koordinasi antara Depnakertrans dan BNP2TKI.
"Masing-masing pihak tidak menjalankan tugas dan wewenangnya. Depnakertrans tidak
mengawasi badan tersebut, di sisi lain BNP2TKI merasa tidak harus bertanggung jawab
kepada Depnakertrans," jelasnya.
Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi Erman Suparno menyerahkan sepenuhnya rencana
amendemen undang-undang tersebut kepada DPR. Namun, dia juga mengingatkan
BNP2TKI merupakan badan teknis yang harus bertanggung jawab kepada departemen teknis
yaitu Depanakertrans.
"BNP2TKI itu bukan badan strategis yang harus bertanggung jawab ke Presiden, Tidak pas
kalau Presiden harus ikut campur terhadap urusan teknis. Oleh karena itu, badan harus di
bawah menteri dan bertanggung jawab ke menteri," jelasnya.
Moh. Jumhur Hidayat, Kepala BNP2TKI, juga setuju UU penempatan & perlindungan TKI di
luar negeri diamendemen, sepanjang demi untuk kepentingan perbaikan perlindungan tenaga
kerja di luar negeri.
Namun, dia membantah apabila amendemen UU itu dilakukan karena kinerja lembaga yang
dipimpinnya dinilai lemah oleh berbagai kalangan.
"Sejauh ini kami sudah melakukan langkah-langkah penting untuk meningkatkan
perlindungan terhadap tenaga kerja di luar negeri, sayangnya apa yang kami lakukan tidak
didukung, bahkan justru dihambat oleh pihak lain, sehingga upayanya tidak tercapai,"
jelasnya.
Minim proteksi
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menyebutkan jumlah TKI yang meninggal terus
meningkat. TKI yang mengalami kekerasan di negara penempatan mereka juga semakin
banyak, bahkan tidak bisa terdata.
Anis menilai penyebab meningkatnya kasus kekerasan pada TKI di luar negeri adalah
proteksi yang minim dari pemerintah.

Berkhas

10

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 04 September 2008

Pemerintah, menurutnya, hanya sibuk mengurus perluasan daerah penempatan dan
perolehan remitansi sebesar-besarnya, tanpa memikirkan nasib tenaga kerja, baik sebelum
berangkat maupun setelah pulang dari luar negeri.
Anis sepakat UU No. 39/2004 diamendemen, karena tidak menjamin pemenuhan hak buruh
migran.
"Upaya perlindungan masih sama seperti dulu-dulu, sama sekali tidak mengalami perubahan.
Terus terang, ini sangat mencolok, sehingga kinerja BNP2TKI perlu dipertanyakan kembali,"
ujarnya.
Menanggapi tingginya angka kematian TKI di luar negeri, Jumhur menilai hal itu disebabkan
oleh sistem yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sistem pengawasan baru yang diterapkan BNP2TKI, menurut Jumhur, tidak berjalan karena
dihambat dengan penerapan sistem lama di bawah Depnakertrans.
"Jadi wajar saja angka TKI yang meninggal naik terus, karena meskipun kami sudah
melakukan sejumlah upaya, tetap saja kami dihalangi oleh sistem lama," katanya.
([email protected])
Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia

Berkhas

11

Volume VI September 2008

Kompas

Sabtu, 06 September 2008

Opini Jakarta | Sabtu, 06 Sep 2008

M e ngur a ngi Pe nga nggur a n Te r didik
by : Fransiskus Saverius Herdiman
Antonius Wiwan Koban
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia kembali memunculkan satu problem yang signifikan,
yaitu besarnya angka pengangguran terdidik. Yang dimaksud dengan pengangguran terdidik
adalah mereka yang mempunyai kualifikasi lulusan pendidikan yang cukup namun masih
belum memiliki pekerjaan.
Pada tahun 2008 ini, sebanyak 4,5 juta dari 9,4 juta orang pengangguran berasal dari lulusan
SMA, SMK, program Diploma, dan Universitas. Artinya, separuh dari total angka
pengangguran adalah pengangguran terdidik. Mereka ini sebetulnya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, namun tidak terserap oleh pasar kerja.
Yang memprihatinkan pula, jumlah pengangguran terdidik meningkat dari tahun ke tahun.
Proporsi penganggur terdidik dari total angka pengangguran pada tahun 1994 sebesar 17
persen, pada tahun 2004 menjadi 26 persen, dan kini tahun 2008 menjadi 50,3 persen.
Pendikan dan Lapangan Kerja
Penyebab utama terjadinya pengangguran terdidik adalah kurang selarasnya perencanaan
pembangunan pendidikan dan perkembangan lapangan kerja, sehingga lulusan institusi
pendidikan tidak terserap ke lapangan kerja.
Ada faktor-faktor lain pula yang menyebabkan besarnya angka pengangguran terdidik, antara
lain preferensi atau pemilihan jenis pekerjaan yang diminati, dan kurang sesuainya kualifikasi
angkatan kerja terdidik dengan kebutuhan penyedia lapangan pekerjaan.
Semakin besarnya angka pengangguran terdidik secara potensial dapat menyebabkan
dampak yaitu: (1) timbulnya masalah sosial akibat pengangguran, (2) pemborosan sumber
daya pendidikan, (3) menurunnya penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap
pendidikan.
Pengangguran terdidik harus dikurangi dari dua sisi,yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan.
Dari sisi pendidikan, sudah jelas bahwa dunia pendidikan harus dapat menghasilkan output
lulusan yang siap diserap oleh pasar kerja. Artinya, pendidikan yang berkualitas yang
berorientasi pada pasar kerja menjadi mutlak.
Yang dapat kita perbaiki adalah mewujudkan pendidikan yang berbasis pada pasar kerja
(labour market based). Prosesnya selama ini adalah product oriented, yaitu dunia pendidikan
lebih fokus pada upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun kualitas dan
karakteristik seperti apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja? Oleh karena itu, labour market
oriented, saat ini lebih tepat untuk menjawab kebutuhan pasar kerja akan tenaga kerja
berkualitas, dan pada akhirnya mengurangi pengangguran terdidik.
Konsep link and match antara dunia pendidikan dan dunia ketenagakerjaan perlu diredefinisi
dengan memasukkan pendekatan market labour based tadi. Jenis-jenis pendidikan kejuruan
dan keterampilan kerja didasarkan pada analisis kebutuhan peluang-peluang kerja yang ada,
dan yang diproyeksikan akan besar kebutuhannya.

Berkhas

12

Volume VI September 2008

Kompas

Sabtu, 06 September 2008

Kewirausahaan
Mengurangi pengangguran pada umumnya, dan pengangguran terdidik pada khususnya,
mengingatkan kita pada harapan akan tumbuhnya enterpreneurship atau kewirausahaan.
Namun, seperti tercatat dalam Sensus Ketenagakerjaan Nasional 2007, hanya 5 persen dari
jumlah angkatan kerja kita yang berminat pada kewirausahaan.
Selebihnya, mayoritas berlomba-lomba menjadi karyawan (bekerja pada pihak lain untuk
mendapatkan upah atau gaji). Padahal ada harapan kewirausahaan sebagai langkah untuk
pemberdayaan angkatan kerja menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain.
Kewirausahaan juga diragukan dapat menjadi solusi apabila tidak ada dukungan dari sistem
ekonomi pasar yang lebih besar. Usaha-usaha mandiri apalagi yang kecil, bisa mati apabila
tidak ada industri besar dan investor besar yang menopang. Sebetulnya, di sini peran dan
tantangan Pemerintah signifikan, yaitu menciptakan iklim yang kondusif untuk menarik
investor sehingga kewirausahaan dalam negeri dapat hidup.
Pendidikan Profesional
Sejalan dengan perubahan kebijakan pendidikan berdasarkan pasar kerja (labour market
based) seperti dijelaskan di atas, pendidikan profesional dapat menjadi langkah yang tepat.
Bidang-bidang usaha membutuhkan tenaga-tenaga profesional. Perbankan membutuhkan
tenaga profesional perbankan yang handal, telekomunikasi membutuhkan tenaga profesional
yang handal, begitu pula bidang lainnya.
Pelaku usaha tahu lebih tepat bagaimana karakter dan kualifikasi yang dibutuhkan. Pelaku
usaha ini, apalagi korporat besar, dapat menyelenggarakan lembaga pendidikan profesional
sesuai bidang dan kebutuhan masing-masing. Menyebut beberapa contoh, seperti Institut
Bank Indonesia, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, adalah beberapa contohnya.
Bila korporat-korporat besar di berbagai bidang-bidang kerja dapat menyelenggarakan lebih
banyak program pendidikan seperti itu, tentunya akan ada penyerapan angkatan belajar ke
lembaga pendidikan dengan output berdasarkan kebutuhan pasar kerja. Pemerintah dapat
mendukung dengan memberikan insentif-insentif yang relevan. Perusahaan dengan program
Corporate Social Responsibility (CSR) dan para filantrofi lainnya dapat merespons pula
dengan program bantuan dan beasiswa, yang pastinya juga dibutuhkan.
Dengan demikian, diharapkan pengangguran terdidik dapat dikurangi, dan yang ada adalah
angkatan belajar yang terserap ke lembaga pendidikan profesional yang tahu persis
kebutuhan dan ketersediaan lapangan kerja. Kepastian SDM profesional dapat menarik
kepercayaan investor untuk menanamkan modal, yang artinya adalah membuka lapangan
pekerjaan pula, sebagai salah satu mata rantai solusi pengurangan pengangguran.
Peneliti Sosial The Indonesian Institute,Center for Public Policy Research

Berkhas

13

Volume VI September 2008

Kompas

Senin, 08 September 2008

ketenagakerjaan

Ra t usa n Ribu Bur uh H a r ia n Le pa s Ta k D a pa t TH R
Senin, 8 September 2008 | 00:06 WIB
Medan, Kompas - Sedikitnya 800.000 buruh harian lepas perkebunan di berbagai daerah
Sumatera Utara dipastikan tak mendapat tunjangan hari raya. Persoalan ini terjadi setiap
tahun, tetapi pemerintah dan perusahaan perkebunan tutup mata terhadap masalah ini.
Data riset Kelompok Pelita Sejahtera (KPS), lembaga swadaya masyarakat yang melakukan
pendampingan terhadap buruh harian lepas di berbagai perkebunan, menyebutkan, jumlah
800.000 buruh merupakan angka temuan. Jumlah buruh harian lepas yang tak bisa
mendapat THR sebenarnya bisa mencapai angka 1 juta orang.
”Kondisi ini terjadi di hampir semua perkebunan besar yang ada di Sumut. Temuan kami,
jumlah buruh harian lepas di Sumut 800.000 orang. Namun, jumlah ini bisa mencapai 1 juta
orang,” ujar Ketua KPS Gindo Nadapdap di Medan, Minggu (7/9).
Mereka berhak
Menurut Gindo, berdasarkan lamanya buruh harian lepas ini bekerja, mereka berhak atas
THR sebagaimana layaknya buruh tetap.
”Berdasarkan lama kerja, mereka berhak atas THR minimal satu bulan gaji, tetapi tidak
pernah diberi. Selain THR, mereka tidak pernah memperoleh Jamsostek, upah juga di bawah
UMR,” katanya.
Daniel Sibarani dari Divisi Pengorganisasian dan Riset KPS mengatakan, riset terhadap
buruh harian lepas perkebunan di lakukan di empat daerah, Langkat, Serdang Bedagai,
Asahan, dan Labuhan Batu. ”Makanya kasus ini rata ditemukan di hampir semua perusahaan
perkebunan. Hampir setiap tahun mereka tak mendapatkan hak sebagaimana layaknya
buruh tetap di sebuah perusahaan,” katanya.
Menurut Daniel, kondisi buruh harian lepas perkebunan yang tak mendapat hak
sebagaimana buruh tetap juga sulit diintervensi pemerintah.
”Ada aturan mengenai buruh harian lepas yang menjadi wewenang Badan Kerja Sama
Perusahaan Perkebunan. Lembaga ini yang mengatur sehingga pemerintah sulit
memperbaiki nasib mereka,” katanya.
Menurut Daniel, sebenarnya berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pekerjaan buruh harian lepas ini masuk dalam pekerjaan buruh tetap. (BIL)

Berkhas

14

Volume VI September 2008

Binsis I ndonesia

Selasa, 09 September 2008

Je pa ng dim int a r e k r ut le bih ba ny a k pe k e r j a
I ndone sia
TOKYO: Mennakertrans Erman Suparno meminta agar perusahaan Jepang mau
memperbesar kapasitas pasar kerjanya bagi Indonesia, termasuk dalam jumlah penerimaan
tenaga kerja trainee dan sektor-sektor yang bisa dimasuki.
Hal itu disampaikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) secara terbuka
dalam sambutannya pada acara penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of
understanding/MoU) antara Depnakertrans dan IMM, asosiasi perusahaan penyalur tenaga
kerja beranggota 2.000 perusahaan Jepang di Tokyo, akhir pekan lalu.
MoU dilakukan oleh Dirjen Pelatihan dan Peningkatan Produktivitas Masri Hasyar dan
Presiden IMM Kyoei Yanagisawa, disaksikan oleh Menakertrans dan Wakil Dubes RI untuk
Jepang Ronny P. Yuliantoro.
"Kepada IMM, selama saya menjadi menteri, saya minta jumlah tenaga kerja yang bisa
bekerja di Jepang ditambah lagi. Demikian juga sektor-sektor lapangan kerjanya," kata
Erman.
Menteri mengemukakan hal itu merespons sambutan dari Presiden Kyoei Yanagisawa yang
menyebutkan total jumlah tenaga kerja magang, atau biasa disebut kenshushei asal
Indonesia hingga kini telah mencapai 28.000 orang.
"Jumlah 28.000 orang itu kurang banyak. Kalau bisa ditambah berarti prestasinya IMM baru
bagus," kata Erman yang langsung saja disambut tepuk tangan riuh oleh undangan yang
hadir.
MoU yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan IMM pada intinya menyangkut
soal perbaikan mekanisme teknis pengiriman dan upaya peningkatan kesejahteraan tenaga
kerja magang dari Indonesia.
Untuk mencegah terjadinya persoalan antara perusahaan dan tenaga kerja Indonesia,
menteri meminta kedua belah pihak untuk membentuk forum komunikasi yang bisa menjadi
solusi bagi persoalan tersebut.
Investasi
Pada kesempatan itu, Erman juga menjelaskan soal kebijakan pemerintah terkait dengan
pembangunan ekonomi Indonesia yang menyangkut tenaga kerja dan investasi.
Pemerintah telah bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan berbagai
kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia.
"Saya juga mengundang agar perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia juga
ikut berinvestasi ke Indonesia," ujar Erman yang mengaku pernah menjadi direktur di salah
satu perusahaan kontraktor besar Jepang, Taishe Corp.
Di hadapan sekitar 100 orang, termasuk 50 pimpinan dari perusahaan mitra IMM,
Yanagisawa juga mengimbau perusahaan anggota asosiasi itu untuk turut me-nanamkan
modalnya di In-donesia, mengingat jalinan kerja sama yang sudah lama dibangun.
"Saya sudah berpuluh kali ke Indonesia dan terlihat semakin ada perbaikan dalam iklim
investasi," katanya.
Kerja sama Depnaker dan IMM telah berlangsung sejak 1993 dan setiap tahun IMM
menerima sedikitnya 1.000 hingga 2.000 tenaga kerja magang dari Indonesia.
(Antara)

Berkhas

15

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 10 September 2008

Layanan

Kir im a n ua ng TKI a sa l Blit a r m e nur un
KEDIRI: Pengiriman uang masuk (incoming remittance) dari tenaga kerja Indonesia asal
Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur mengalami penurunan.
Data Kantor Bank Indonesia (BI) Kediri menyebutkan selama triwulan II 2008, incoming
remittance dari TKI/TKW (tenaga kerja wanita) asal Blitar tercatat hanya Rp62,30 miliar atau
menurun sekitar 2,25% dibandingkan dengan triwulan I 2008 yang mencapai Rp63,73 miliar.
Demikian halnya yang terjadi di Kabupaten Tulungagung. Pada triwulan II jumlah uang yang
dikirimkan para TKI/TKW asal daerah penghasil marmer melalui jasa lembaga pengiriman
uang, baik perbankan maupun nonperbankan tercatat hanya Rp80,41 miliar.
Jumlah ini menurun sekitar 0,24% dibandingkan dengan triwulan I 2008 yang mencapai
Rp80,61 miliar.
"Penurunan di kedua daerah kantung TKI/TKW itu, kemungkinan disebabkan oleh gelombang
deportasi dari Malaysia yang sampai sekarang masih terus berlangsung," kata Deputi
Pemimpin Kantor BI Kediri, Marlison Hakim, kemarin. (Antara)

Berkhas

16

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 10 September 2008

Pe m e r int a h opt im ist is t a r ge t pe ngir im a n TKI
t e r ca pa i
JAKARTA: Badan Nasional Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
selama enam bulan pertama tahun ini mengirimkan 310.113 tenaga kerja ke luar negeri.
Dari jumlah tersebut, 195.317 orang di antaranya berangkat ke negara-negara di Asia Pasifik
dan Amerika, sedangkan sisanya ke Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
Dari data badan itu itu, tercatat 10 negara yang selama ini menjadi penerima TKI terbesar
yakni Malaysia (122.450), Arab Saudi (75.770), Taiwan (34.141), Hong Kong (18.287), Uni
Emirat Arab (14.191), Singapura (13.441), Kuwait (12.205), Korea Selatan (4.035), Yordania
(4.034), dan Oman (3.691).
Dengan jumlah pengiriman sebanyak itu, Ketua BNP2TKI Moh. Jumhur Hidayat optimistis
upaya menggenjot pengiriman TKI ke luar negeri 600.000-700.000 orang sampai akhir tahun
ini bisa tercapai.
Hal itu ditopang oleh sejumlah langkah oleh badan itu yang tengah menyasar negara negara baru sebagai sasaran penempatan TKI, di antaranya di Timur Tengah, Afrika, dan
Eropa.
Di sisi lain, badan tersebut tengah fokus pada peningkatan jumlah tenaga kerja Indonesia di
negara-negara Asia Pasifik dan Amerika yang saat ini mencatat angka kebutuhan terhadap
TKI yang cukup besar, seperti Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura.
"Dengan sejumlah upaya itu, kami yakin sampai akhir tahun angka pengiriman TKI ke luar
negeri bisa mencapai 600.000-700.000 orang," katanya.
Dia mengemukakan hal tersebut di Jakarta di sela-sela acara persiapan Safari Ramadhan
Menyapa TKI, Senin malam.
BNP2TKI juga mencatat terdapat kurang lebih 191.146 TKI yang pulang sepanjang Januari
hingga Juli 2008. Dari jumlah itu, 25.900 orang adalah TKI yang bermasalah di luar negeri.
Sangat beragam
Persoalan yang dihadapi TKI sangat beragam, mulai dari pekerjaan tidak sesuai, tidak
mampu bekerja, gaji tidak dibayar, dokumen tidak lengkap, penganiayaan, pelecehan
seksual, majikan bermasalah, hingga masalah komunikasi yang tidak lancar.
Adapun persoalan lain yang turut menjadi penyebab kepulangan TKI bermasalah adalah
kecelakaan kerja, sakit akibat kerja, sakit bawaan, majikan meninggal, hamil, membawa
anak, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
"Penyebab lainnya karena meninggal," tambah umur.
Meski tak menyebutkan angka TKI yang meninggal secara pasti, Jumhur mengakui jumlah
TKI yang meninggal di luar negeri cukup tinggi.
Hal ini karena penerapan sistem kesehatan yang sering dilanggar oleh pihak perusahaan
pengiriman jasa tenaga kerja di Tanah Air.

Berkhas

17

Volume VI September 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 10 September 2008

Menurut dia, banyak pihak perusahaan jasa pengiriman TKI yang cenderung mengirimkan
TKI tanpa mengikuti prosedur pemeriksaan kesehatan yang disyaratkan.
Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia

Berkhas

18

Volume VI September 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 10 September 2008

Politik - Hukum - Keamanan Jakarta | Rabu, 10 Sep 2008

Pe m e r int a h H ong Kong D ide sa k N a ik k a n Ga j i TKI
by : M. Yamin Panca Setia
TENAGA Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hong Kong mendesak Konsulat Jenderal
Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong untuk bertindak tegas kepada para agen yang telah
semena-mena memangkas gaji para TKI.
Gaji TKI yang seharusnya diterima sebesar 3.400 dolar Hong Kong (HK$) dipangkas melebihi
10 persen sehingga merugikan TKI. Umumnya, TKI di Hong Kong hanya mendapatkan
HK$2.000 setiap bulannya. Praktik penyunatan gaji para TKI itu diduga diketahui oknum di
KJRI Hong Kong, namun tidak ada tindakan tegas dari KJRI Hong Kong.
Demikian pernyataan Endang Yulianingsih, Wakil Ketua Solidaritas Migran Scalabrini (SMS),
kemarin. Menurut dia, pemangkasan gaji TKI itu melanggar peraturan dan kontrak kerja yang
sudah ditandatangani.
"Selama tujuh bulan kami hanya menerima HK$2.000 di Hong Kong, sepengetahuan agen di
Indonesia. Itu sudah melanggar. Pemerintah harus mengambil tindakan. Tapi, KJRI Hong
Kong tidak mengambil tindakan. Padahal 100 persen KJRI itu tahu praktik agen nakal itu,"
kata Endang.
Menurut Hong Kong Employment Ordinance, biaya agen tidak boleh lebih dari 10 persen
upah sebulan buruh migran, yang rata-rata HK$3.580 (setara Rp4,2 juta). Namun dalam
praktiknya, agen sering memotong upah TKI sampai HK$21.000 (setara Rp24,6 juta).
TKI di Hong Kong juga mendesak pemerintah Indonesia untuk melobi pemerintah Hong Kong
agar dapat menaikkan gaji TKI yang sebelumnya KH$3.400, kini turun menjadi HK$2.000
atau setara Rp2,3 juta.
Endang yang sering mendampingi TKI di Hong Kong mengungkapkan, banyak buruh migran
di Hong Kong yang diupah di bawah standar (underpayment). Sementara mereka dipaksa
untuk bekerja ganda, tidak hanya untuk satu majikan, namun bisa dua hingga empat majikan.
"Paspor kita kan dipegang oleh majikan. Lalu dipekerjakan ganda, untuk dua hingga empat
rumah. Sementara kita underpayment. Sangat mengenaskan. "2.000 dolar Hong Kong itu
cukup bertentangan dengan peraturan di Hong Kong," katanya.
Migrant Workers Union (IMWU), sebuah organisasi yang memperjuangkan TKI di Hong Kong
mencatat sedikitnya 22.000 orang dari 120.000 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong masih menerima upah di bawah standar.

Berkhas

19

Volume VI September 2008

Jurnal Nasional

Kamis, 11 September 2008

Nusantara | Semarang | Kamis, 11 Sep 2008 06:45:00 WIB

Se r ik a t Pe k e r j a D im int a Ak t if Aw a si Pe m be r ia n TH R
KALANGAN serikat pekerja di Jawa Tengah diminta proaktif mengawasi proses pemberian
tunjangan hari raya (THR) Idulfitri 2008.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Aisyah Dahlan, di Semarang, Rabu (10/09),
mengatakan pengawasan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya perusahaan yang tidak
memenuhi kewajiban memberi THR.
Ia menegaskan, perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban memberi THR harus dijatuhi
sanksi.
"Perusahaan harus taat terhadap aturan dan karyawan dapat memberikan upaya perlawanan
jika haknya tidak terpenuhi," katanya.
Menurutnya, serikat pekerja suatu perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung
tenaga kerja.
Ia mengungkapkan, buruh sering berada dalam posisi lemah dan tidak memiliki keberanian
untuk melawan kebijakan perusahaan yang merugikan.
Sementara itu, untuk mengawasi proses pembayaran THR Lebaran 2008, Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah membentuk posko pengaduaan yang akan menerima
pengaduan masyarakat atau tenaga kerja jika ada perusahaan yang belum melaksanakan
kewajiban membayar THR.(Ant)

Berkhas

20

Volume VI September 2008

Seputar I ndonesia

Kamis, 11 September 2008

Ke ce w a Le la ng,Bur uh Anca m N gina p di Pe nga dila n
Thursday, 11 September 2008
BANDUNG(SINDO) – Puluhan buruh eks PT Nain Tex Bandung mengancam bakal
menginap di kantor Pengadilan Negeri (PN) Bandung lantaran kecewa dengan berlarutlarutnya proses lelang aset perusahaan.
Sejak tiga hari berturutturut puluhan buruh perempuan bahkan anak-anak balita mendatangi
kantor PN Bandung di Jalan LE Martadinata, Kota Bandung,kemarin. Kedatangan mereka
guna bertemu dengan Ketua PN Krensa Menon mempertanyakan proses lelang yang
difasilitasi PN Bandung yang tak kunjungmembuahkanhasil. Mereka kecewa sebab sudah
tiga tahun menunggu proses penjualan aset perusahaan.
Kedatangan buruh eks PT Nain Tex sekitar pukul 11.00 WIB tertahan polisi di lobi kantor PN.
“Kalau proses lelang seperti ini terus tidak ada kejelasan, kami minta PN agar mengizinkan
kami menjual sendiri, sebab aset pabrik itu hak kami,” kata Rina, seorang buruh PT Nain
Tex.Meski di bawah terik matahari mereka tetap bersemangat berorasi menyampaikan
keluhan dan penderitaan nasib buruh setelah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal
beberapa waktu lalu.
Secara bergantian para buruh terus berorasi mengetuk hati para pejabat PN agar serius
menyelesaikan
proses
lelangyangsudahberlangsungtiga
tahun.Puncaknya,mereka
mengancam akan tetap bertahan dan tidur di kantor PN Bandung hingga semua persoalan
tuntas.Mereka tidak mau kembali ke kampung halaman dengan tangan kosong. Akhirnya
perwakilan buruh diterima Ketua PN Kresna Menon dan dilakukan mediasi.
Seusai mediasi, Kasubag Kepegawaian Wawan Setyawan yang mengikuti pertemuan
mencoba menghibur para pendemo. “Sesuai kesepakatan pertemuan tadi Pak Ketua PN
menginginkan penjualan aset perusahaan hanya lewat lelang,”kataWawan. (rohmat)

Berkhas

21

Volume VI September 2008

Kompas

Jumat, 12 September 2008

GRESIK

Be r ba lut M a sa la h Bur uh da n Lingk unga n
Jumat, 12 September 2008 | 03:00 WIB
Selain menobatkan diri sebagai ”kota santri”, kotanya para wali, Kabupaten Gresik terkenal
sebagai salah satu kota industri. Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Gresik, perkembangan industri di Gresik dari 2002 hingga 2006 mencapai 761 unit dengan
nilai investasi Rp 1,23 triliun dengan 30.429 tenaga kerja terserap. Volume ekspor pada
2003-2007 mencapai 891,429 ton dengan nilai Rp 1,423 triliun.
Penobatan Gresik sebagai kota industri dimulai dengan berdirinya PT Semen Gresik, yang
diresmikan pada 7 Agustus 1957 oleh Presiden Soekarno. Kini, perusahaan besar pertama
yang bercokol di Gresik itu telah memindahkan pabriknya ke Tuban.
Bagi Gresik, sektor perindustrian jelas penyumbang dominan untuk pendapatan asli daerah.
Meski demikian, berbagai ekses negatif akibat banyaknya industri menggelayuti Gresik.
Bukan hanya lingkungan yang makin tercemar, tetapi juga masalah sosial, terutama terkait
dengan perburuhan.
Gejolak masalah perburuhan di Gresik cukup tinggi. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Gresik Agus Muljono, akhir Agustus lalu, pemicu persoalan buruh di
Gresik antara lain persoalan pengalihan status, tuntutan jaminan sosial tenaga kerja, serta
upah dan tunjangan hari raya. Masalah lain adalah kasus pemutusan hubungan kerja hingga
tuntutan kepastian status.
Agus menyebutkan, pertumbuhan perusahaan outsourcing di Gresik cukup tinggi. Pada
tahun 1995 baru ada 22 perusahaan, tetapi kini menjadi 88 perusahaan. Rata-rata satu
perusahaan outsourcing memiliki 200 hingga 2.000 karyawan yang disebar ke sejumlah
perusahaan. ”Saat ini tercatat 136.000 tenaga kerja di Gresik, 30 persennya outsourcing,”
kata Agus.
Industri baru
Data yang tercatat di Disnakertrans Gresik terdapat 758 perusahaan. Untuk menjaga agar
investor tidak kabur karena merasa tidak nyaman di Gresik terkait gejolak buruh, sejak Juni
lalu perusahaan outsourcing diawasi secara intensif sebab selama ini memang kurang
pengawasan. ”Intinya, kami menegakkan aturan untuk mengurangi PHK dan pabrik-pabrik
semakin diawasi dengan ketat,” kata Agus.
Sejumlah perusahaan memilih ”hengkang” dan menanamkan investasi di daerah lain dengan
sejumlah alasan. Dua perusahaan besar di Gresik, pabrik PT Semen Gresik dan pabrik
pengolahan kayu PT Nusantara Plywood, sudah tidak beroperasi. PT Nusantara Plywood
tutup dan menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaan. Pabrik tas dan koper kualitas
ekspor PT Krene di Kawasan Industri Gresik akhirnya juga memberhentikan 325 karyawan,
sedangkan PT Indomapan di Driyorejo memberhentikan 347 karyawan.
Sementara itu, PT Semen Gresik memindahkan aktivitas produksi dan ekspansi ke Tuban
serta Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Proyek ini masih dalam tahap persiapan. Kondisi ini
menyebabkan areal pabrik seluas 125 hektar sepi, sejumlah peralatan dan mesin industri di
area pabrik lama di Gresik mangkrak.
Semula pabrik di Gresik akan dijadikan sebagai museum industri. Namun, rencana yang
digulirkan sejak tiga tahun lalu belum terealisasi hingga kini. PT Semen Gresik masih
berkonsentrasi pada pengembangan pabrik di Pati dan di Tonasa.

Berkhas

22

Volume VI September 2008

Kompas

Jumat, 12 September 2008

Walaupun operasional dua perusahaan besar tersebut di Gresik terhenti, muncul industriindustri baru. Bahkan, saat ini dikenal kawasan industri Gresik (KIG), kawasan industri
Maspion di Manyar, kawasan industri Petrokimia, pusat industri di Kebomas, dan pusat
industri di Driyorejo dan Wringinanom.
Selain industri pabrikasi, di Gresik berkembang pergudangan dan industri perminyakan. Joint
Operating Body Pertamina Petrochina East Java mengembangkan eksplorasi minyak di
sumur Resik 1 di Desa Sukomulyo, sumur Lengowangi1 di Desa Suci, Kecamatan Manyar,
sumur South Bungoh, serta sumur Bogomiring di Cerme.
Sementara itu, Hess Indonesia Pangkah Limited mengeksploitasi gas di Ujungpangkah dan
dilakukan penyulingan di Kawasan Industri Maspion Gresik. Gas dialirkan dengan pipa
sepanjang 43 kilometer dari lokasi eksploitasi di Ujungpangkah hingga tempat penyulingan di
Manyar Gresik.
Alih fungsi lahan
Sektor industri yang terus berkembang membutuhkan lokasi lahan yang lebih luas. Kini,
beberapa lahan produktif di jalur Gresik-Lamongan, mulai dari Bunder hingga
Duduksampeyan, mulai digunakan sebagai kawasan industri, khususnya pergudangan. Hal
yang sama terlihat di wilayah pantai utara.
Sejumlah pabrik dan pergudangan dibangun di areal lahan yang produktif, seperti tambak
ikan dan tambak garam. Bahkan, dari pengamatan pada akhir Agustus lalu, masih terlihat
pengurukan tambak di wilayah Kecamatan Bungah. Hal yang sama terlihat di wilayah
Kecamatan Duduksampeyan.
Sesuai rencana tata ruang wilayah Gresik 2004-2014, konversi lahan untuk industri di Gresik
utara, lahan produktif berupa 2.144,7 hektar tegalan diubah menjadi kawasan industri. Selain
itu, 582,18 hektar tegalan diubah menjadi kawasan permukiman. Total konversi lahan di
kawasan Gresik utara 2.726,91 hektar.
Di Gresik selatan, 9.099,27 hektar sawah tadah hujan jadi permukiman; 321,71 hektar
menjadi kawasan industri; dan 785,19 hektar dikonversi menjadi kawasan campuran antara
industri dan permukiman. Total konversi lahan di Gresik selatan 10.206,68 hektar.
Sementara itu, di kawasan Gresik kota 146,24 hektar empang menjadi permukiman, 616,59
hektar rumput dan tanah kosong menjadi kawasan industri, dan 681,01 hektar menjadi
kawasan campuran. Total konversi lahan 14.377,43 hektar.
Ketika Kompas berkeliling Gresik akhir Agustus lalu, terlihat banyak kawasan lahan di sudutsudut kota yang sudah diuruk, tetapi tak segera digunakan untuk kegiatan industri. Selain
mengurangi areal lahan produktif, pembangunan pergudangan dan pabrik menyebabkan
daerah resapan air berkurang. Dalam beberapa tahun ke depan, krisis air bersih menghantui
Gresik dan sekitarnya. Apalagi, bukan hanya lahan yang berkurang, tetapi tanaman bakau
juga ikut menjadi korban. Sabuk hijau bakau yang berguna menangkal abrasi, akresi, hingga
kemungkinan bencana tsunami kini nyaris gundul.
Namun, alih fungsi lahan yang terus terjadi secara massal ini tidak menyurutkan langkah
pemerintah daerah setempat untuk terus mengembangkan sektor perindustrian. Kepala
Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Gresik M Najikh mengatakan, upaya
mempertahankan citra Gresik sebagai kota industri harus didukung dengan promosi,
kemudahan perizinan, dan daya dukung infrastruktur, termasuk di dalamnya adalah
penyiapan lahan-lahan siap pakai. Pada per