Perburuhan-Agustus 2008

VOLUME VI AGUSTUS 2008

PERBURUHAN

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

Daftar Isi

Serikat Pekerja Bangun Perumahan Karyawan ---------------------------------------------------

1


Ribuan Buruh Disiapkan Kerja di Hari Libur --------------------------------------------------------

2

Bursa kerja kurangi pengangguran--------------------------------------------------------------------

3

Kantor Bupati Dikepung Buruh -------------------------------------------------------------------------

4

Buruh Tuntut Upah Lembur------------------------------------------------------------------------------

5

86 Balai latihan TKI beroperasi lagi -------------------------------------------------------------------

6


Biaya penempatan bebani TKI -------------------------------------------------------------------------

7

Pemerintah prioritaskan TKI sektor formal ----------------------------------------------------------

8

28.297 TKI NTB Bekerja di Berbagai Negara ------------------------------------------------------

9

450.000 Pekerja informal ikut jamsostek ------------------------------------------------------------ 10
Pengusaha diminta evaluasi implementasi pengalihan jam kerja ---------------------------- 11
Panasonic-Jamsostek Siap Bangun Rusunami Pekerja----------------------------------------- 12
Ribuan Orang Serbu Bursa Kerja ---------------------------------------------------------------------- 13
Tenaga Kerja Terancam---------------------------------------------------------------------------------- 14
Singapura Bantu Buruh Lewat Work-Fare ---------------------------------------------------------- 16
Upah buruh industri rokok turun ------------------------------------------------------------------------ 17

Restrukturisasi Merpati ----------------------------------------------------------------------------------- 18
15 Ribu Pekerja Konstruksi Terancam Kehilangan Pekerjaan -------------------------------- 20
Pekerja Konstruksi Terancam -------------------------------------------------------------------------- 21
Serikat Pekerja Koperasi Karyawan PT JLJ Kembali Unjuk Rasa---------------------------- 22
Ratusan Buruh Kontrak Tuntut Upah UMK --------------------------------------------------------- 23
Kompetensi Tenaga Kerja Masih Memprihatinkan------------------------------------------------ 24
Mayasari Pecat 87 Karyawan --------------------------------------------------------------------------- 25
Buruh Unjuk Rasa ke DPD Jatim Tolak Outsourcing--------------------------------------------- 26
Malaysia Deportasi 265 TKI ----------------------------------------------------------------------------- 27
Partai Buruh Dkk Minta Ditetapkan Sebagai Peserta Pemilu 2009 -------------------------- 29
Tenaga Kerja Banyak Diserap Sektor Informal ---------------------------------------------------- 30
Tempatkan TKI Lewat Sistem Kuota------------------------------------------------------------------ 31
Puluhan Buruh Mengadu ke DPRD ------------------------------------------------------------------- 32
Ribuan Buruh Menggelar Aksi di Kantor Bupati Kutai Timur ----------------------------------- 33
Bekerja, tapi tetap miskin -------------------------------------------------------------------------------- 34
'Reformasi sistem penempatan TKI' ------------------------------------------------------------------ 36

Lapangan Kerja Terbatas -------------------------------------------------------------------------------- 37
6.000 Nasib Karyawan Adidas Terancam ----------------------------------------------------------- 39
Perhatian terhadap BLK rendah------------------------------------------------------------------------ 41

TKI Takut Gunakan Terminal III Bandara Soekarno- Hatta ------------------------------------ 42
PJTKI Potong Gaji PRT Ratusan Dollar Singapura----------------------------------------------- 43
21,7% Upah Buruh di Bawah Standar ---------------------------------------------------------------- 44
Tuntut Uang Insentif, Buruh PT KDA Mogok ------------------------------------------------------- 45
Peserta Jamsostek 2009 ditargetkan tumbuh 20% ----------------------------------------------- 46
Regulasi upah dipersoalkan ----------------------------------------------------------------------------- 48
Upah Minimal ------------------------------------------------------------------------------------------------ 49
Sistem Pengupahan Harus Direformasi-------------------------------------------------------------- 50
Tangan Buruh Ngenam Melepuh ---------------------------------------------------------------------- 51
Bisnis jasa outsourcing diperkirakan tumbuh 40% tahun depan ------------------------------ 53
Pekerja sektor perhotelan terancam ------------------------------------------------------------------ 55
Serikat Buruh Masih Belum Utuh Dipahami -------------------------------------------------------- 56

Kompas

Jumat, 01 Agustus 2008

k e t e n a ga k e r j a a n

Se r ik a t Pe k e r j a Ba n gu n Pe r u m a h a n Ka r y a w a n

Jumat, 1 Agustus 2008 | 01:10 WIB
Medan, Kompas - Jika biasanya pengusaha yang membangun perumahan karyawan,
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia atau PUK SPSI PT Industri Karet Deli
di Medan membangunnya sendiri.
Dari target 500 unit rumah tipe 36 yang akan dibangun mulai 19 Februari 2008, sudah berdiri
127 unit sampai 31 Juli. Saat melihat lokasi perumahan di Kelurahan Terjun, Kecamatan
Marelan, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (31/7), Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Erman Suparno mengapresiasi kerja sama pengurus serikat pekerja dan
manajemen.
Mereka bisa memulai pembangunan karena manajemen memberi pinjaman modal kerja Rp
3,1 miliar tanpa bunga kepada PUK SPSI.
”Tanpa pekerja, perekonomian bisa tidak bergerak karena pengusaha kesulitan berproduksi.
Jika ini terjadi, daerah juga yang dirugikan,” ujar Erman.
Dirut PT Industri Karet Deli Fery Yonawan menjelaskan, perusahaannya mempekerjakan
3.700 karyawan. Industri Karet Deli memproduksi ban dalam dan luar untuk sepeda, sepeda
motor, sampai truk.
Menurut Ketua PUK SPSI PT Industri Karet Deli Naharuddin, pekerja dapat membeli rumah
itu maksimal Rp 55 juta. Pembeli yang tak mampu membayar uang muka dapat mencicil
rumah itu Rp 400.000 per bulan selama 15 tahun.
Saat ini, PT Jamsostek sudah mengalokasikan pinjaman uang muka perumahan (PUMP)

bagi pekerja Industri Karet Deli Rp 2,5 miliar. (ham)

Berkhas

1

Volume VI Agustus 2008

Pikiran Rakyat

Minggu, 03 Agustus 2008

Ribu a n Bu r u h D isia pk a n Ke r j a di H a r i Libu r
Minggu, 03 Agustus 2008 , 15:40:00
CILACAP, (PR).- Sejumlah industri besar di Cilacap Jawa Tengah (Jateng) seperti PT Holcim
Nusantara siap beroperasi di luar hari kerja. Ribuan pekerja dan buruh juga telah disiapkan
untuk tetap bekerja di hari Minggu.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Cilacap, Bambang Sri Wahono
mengatakan, ada lima industri skala besar yang sudah siap mengalihkan operasional dari
hari kerja ke hari libur. "Kalangan industri sudah siap melaksanakan surat keputusan

bersama (SKB) tiga menteri. Kita tinggal menunggu sinyal dari Bupati Cilacap saja," ujar
Bambang Minggu (3/8).
Ada lima industri besar di Cilacap yang sudah siap mengalihkan waktu operasional pada hari
libur, di antaranya penambangan semen PT Holcim di Nusakambangan, PT Warung Batok
Industry, Panganmas Inti Persada (PIP), PT Pusri dan UD Hasil yang bergerak pengolahan
kayu. Selain itu ada lima industri besar yang tidak kena giliran sebab jam operasional
terbatas, hanya pada waktu tertentu saja, tidak full selama satu minggu.
Kepala Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) PLN Cilacap, Budi Purnomo menyatakan total yang
terkena giliran berhenti operasi pada jam kerja di wilayah kerja PLN Cilacap ada delapan
perusahaan. Tiga perusahaan berada di Kebumen dan lima perusahaan berada di Cilacap.
"Lima industri yang sudah siap mengalihkan waktu operasional adalah industri dengan
kebutuhan energi listriknya cukup besar, antara 250 KVA hingga 5 MW," tutur Budi. (A99/A-147)**

Berkhas

2

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia


Senin, 04 Agustus 2008

Bu r sa k e r j a k u r a n gi pe n ga n ggu r a n
SOLO: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) Erman Suparno mengakui
tingkat penyerapan tenaga kerja melalui penyelenggaraan bursa kerja baru mencapai 25%
dari total lowongan kerja yang ditawarkan.
Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena tingkat kompetensi rata-rata pencari kerja tidak
sesuai dengan standar kualifikasi yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
"Tidak benar kalau [dikatakan] di negara kita tidak ada lowongan pekerjaan, buktinya dari job
fair yang diselenggarakan, setiap lowongan kerja yang digelar rata-rata baru terisi 25%,"
ujarnya kepada Bisnis di sela-sela peninjauan ke Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Surakarta, pekan lalu. (Bisnis/k16)

Berkhas

3

Volume VI Agustus 2008


Pikiran Rakyat

Senin, 04 Agustus 2008

Ka n t or Bu pa t i D ik e pu n g Bu r u h
Senin, 04 Agustus 2008 , 12:22:00
NGAMPRAH, (PRLM).-Ratusan buruh yang tergabung ke dalam Forum Komunikasi Serikat
Pekerja/Serikat Buruh (FKSP/SB) se-Kab. Bandung Barat mengepung Kantor Bupati
Bandung Barat, di Jln. Raya Tagog Padalarang, Senin (4/8). Mereka menolak penerbitan
surat keputusan bersama (SKB) 5 menteri ihwal pergeseran hari kerja. Jalur Padalarang
sempat lumpuh.
Massa mendatangi kantor bupati pada pukul 10.30 WIB. Mereka sempat memblokir jalan
sehingga kemacetan tak terhindarkan. Sepuluh menit kemudian, massa berhasil mendobrak
pintu gerbang lalu mengepung kantor bupati.
Belasan perwakilan massa diterima langsung oleh Bupati Bandung Barat, Abubakar. Buruh
mendesak bupati untuk menerbitkan surat edaran yang intinya menunda pemberlakuan SKB
tersebut di wilayah Kab. Bandung Barat.
"Dalam ketentuan, SKB tersebut harus melalui penetapan bupati/wali kota. Ternyata,
sebelum ditetapkan oleh bupati, banyak perusahaan di Bandung Barat sudah
memberlakukannya. Bahkan, sudah banyak buruh yang terkena PHK akibat tak mengikuti

itu," ujar Iyan Sofyan, Ketua DPC SPN Kab. Bandung Barat.
Saat ini, Bupati tengah membicarakan tuntutan buruh dengan sejumlah aparat terkait.(A125/A-50)***

Berkhas

4

Volume VI Agustus 2008

Seputar I ndonesia

Senin, 04 Agustus 2008

Bu r u h Tu n t u t Upa h Le m bu r
Monday, 04 August 2008
BANDUNG (SINDO) – Sekitar 200 anggota Kelompok Pekerja Bandung Barat (KPBB)
menuntut pemberian upah lembur bagi buruh yang bekerja pada hari libur.
Tuntutan yang terkait pemberlakuan Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri No 23 Tahun
2008 dan No 35 Tahun 2008 tentang pengoptimalan beban listrik melalui pengalihan hari
kerja ke Sabtu dan Minggu itu, mereka sampaikan saat berunjuk rasa di Kantor Pemkab

Bandung Barat kemarin.
Para buruh tersebut merupakan anggota Perwakilan Cabang (PC) Kimia Energi dan
Pertambangan (KEP) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Serikat Pekerja Nasional
(SPN),dan Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992. Ketua PC KEP SPSI KBB Bawit
Umar menegaskan,berdasarkanUUNo13 Tahun2003 tentang Ketenagakerjaan, bekerja pada
hari libur dihitung jam lembur.
Karena itu,berdasarkan rapat koordinasi antara serikat pekerja (SP) dan serikat buruh (SB)
se-Kabupaten Bandung Barat (KBB), buruh menyatakan menolak keputusan SKB 5 Menteri.
Pertimbangannya,Minggu secara nasional merupakan hari libur. Bagi pekerja 6 hari
kerja,Minggu adalah waktu libur, sedangkan bagi yang lima hari kerja,Sabtu dan Minggu
adalah libur.
“Kami jelas keberatan dengan kebijakan tersebut, kecuali jika kerja di hari libur (Minggu)
dimasukkan sebagai jam lembur,”kata Bawit. Menurut dia, terkait dengan kultur,tidak mudah
bagi masyarakat Indonesia untuk menyesuaikan waktu libur yang biasanya didapatkan Sabtu
atau Minggu, lalu mesti dipindahkan ke Selasa,Rabu, atau Kamis.
Hal ini hanya akan menggugurkan hak-hak pekerja yang selama ini sudah merasa dirugikan
oleh kebijakan- kebijakan pemerintah. Dia menilai,SKB 5 menteri akal-akalan pemerintah
untuk menutupi kegagalan mengatasi dampak kenaikan harga BBM.
“Kebijakan ini sudah merugikan nasib buruh.Kami berharap Pemkab Bandung Barat
mengambil langkah yang proburuh,”tambah dia. Ketua SBSI 199 KBB Bambang Irawan
mempertanyakan kapan aturan menteri itu dilakukan dan sampai kapan sebab tidak ada
kejelasan sampai kapan kondisi ini akan berlangsung.
Di Bandung Barat,surat edaran bupati tentang pengalihan jam kerja belum turun, tapi
kenyataan di lapangan, telah 10% perusahaan di Bandung Barat telah memberlakukan
sistem tersebut. Bupati Bandung Barat Abubakar yang menemui beberapa perwakilan dari
demonstran langsung membuat surat edaran dengan nomor 560/05/ Perlind/VIII/2008
kepada seluruh pimpinan perusahaan di Bandung Barat.
Isinya, mengimbau seluruh perusahaan untuk tidak melakukan langkahlangkah terlebih
dahulu dalam melaksanakan SKB 5 Menteri. “Pasal 2 ayat 1 dan 2 dalam peraturan bersama
di sebutkan bahwa harus diadakan koordinasi,” terang Abubakar. Rencananya, besok (hari
ini) rapat koordinasi itu akan dilakukan dengan PLN,Pemkab Bandung Barat, Apindo
KBB,Ketua SP atau SB se-Bandung Barat. (adi haryanto)

Berkhas

5

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Selasa 05 Agustus 2008

8 6 Ba la i la t ih a n TKI be r ope r a si la gi
JAKARTA: Hampir semua dari 86 balai latihan kerja (BLK) yang dibekukan oleh Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) belum lama ini,
telah beroperasi kembali.
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat mengatakan puluhan BLK yang dibekukan itu telah
melakukan pembenahan internal, sehingga izin operasinya diberlakukan kembali.
"Yang pasti hampir semua dari balai latihan yang kami tutup, sudah mulai beroperasi
kembali. Mereka sudah membenahi dan melakukan perbaikan di dalam," katanya kepada
Bisnis, kemarin.
Menurut Jumhur, pencabutan izin operasi terhadap 86 balai latihan kerja yang dilakukan oleh
BNP2TKI efektif mendorong para pengelola balai latihan kerja TKI memperbaiki kualitas
mereka. Hal ini secara langsung juga akan berimbas pada kualitas tenaga kerja yang
dihasilkan dari dalam negeri.
Dengan pemberian kembali izin tersebut maka jumlah BLK yang beroperasi saat ini menjadi
lebih dari 200 BLK. (Bisnis/may)

Berkhas

6

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 06 Agustus 2008

Bia y a pe n e m pa t a n be ba n i TKI
JAKARTA: Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia-Jakarta (ATKI-Jakarta) menolak besaran biaya
penempatan calon tenaga kerja Indonesia untuk tujuan Hong Kong, meliputi penata laksana
rumah tangga, perawat bayi, dan perawat jompo, yang dikenakan oleh pemerintah saat ini.
Keputusan tentang komponen dan besarnya biaya penempatan calon TKI itu diatur dalam
Surat Keputusan No.186 Tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja (Binapenta) Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi.
Dalam surat keputusan tersebut ditetapkan biaya penempatan TKI di luar negeri sebesar
Rp15,55 juta. Jumlah yang ditetapkan itu naik dibandingkan dengan biaya penempatan yang
ditetapkan sebelumnya melalui SK No. Kep.653/2004 sebesar Rp9,132 juta.
Retno Dewi, koordinator ATKI-Jakarta, menilai besaran biaya penempatan yang ditetapkan
oleh pemerintah tersebut sangat memberatkan TKI yang bekerja di Hong Kong karena
terkena pemotongan gaji lebih dari lima bulan. (Bisnis/may)

Berkhas

7

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 06 Agustus 2008

Pe m e r in t a h pr ior it a sk a n TKI se k t or for m a l
JAKARTA: Pemerintah menjajaki peluang pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor
formal ke Jepang, di luar tenaga kerja perawat (nurse) dan pendamping lanjut usia
(caregivers).
Penempatan TKI ke luar negeri untuk sektor formal, ditargetkan dapat mencapai sebesar
40% dari total penempatan tenaga kerja sepanjang tahun ini. Saat ini, penempatan tenaga
kerja di sektor formal baru mencapai 25% dari total penempatan TKI.
Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno mengatakan Jepang
menjadi salah satu tujuan penempatan tenaga kerja yang cukup potensial, menyusul adanya
kesepakatan Indonesia-Jepang Economic Part- nership Agreement (IJEPA).
"Kerja sama ini membuka peluang terjadinya transfer tenaga kerja dari Indonesia ke Jepang,"
ujar Menakertrans seusai melepas 208 tenaga perawat dan pendamping lanjut usia ke
Jepang, kemarin.
Sejumlah bidang kerja yang berpeluang untuk diserap oleh tenaga kerja asal Indonesia, di
antaranya adalah di sektor industri, jasa, pertanian, perikanan, dan kelautan.
Pertumbuhan ekonomi dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi
sejumlah bidang kerja, menyebabkan kebutuhan Jepang terhadap tenaga kerja dari negara
lain sangat besar.
Tenaga kerja asal Indonesia, sambungnya, memiliki potensi yang cukup besar untuk mengisi
kebutuhan tenaga kerja tersebut dengan memanfaatkan kerangka kerja sama IJEPA.
Langkah awal
Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur
Hidayat menambahkan pengiriman tenaga kerja di bidang kesehatan menjadi langkah awal
bagi terbukanya kerja sama tenaga kerja profesional lainnya.
Namun, Jumhur mengatakan pihaknya akan memfokuskan diri terlebih dahulu pada
penempatan tenaga kerja di bidang kesehatan yang telah ditetapkan melalui nota
kesepahaman antara BNP2TKI dan Japan International Corporation of Welfare Services
(JICWels).
"Permintaan Jepang terhadap tenaga perawat dan pendamping lanjut usia mencapai 1.000
orang yang akan dipenuhi selama dua tahun ke depan. Saat ini baru 208 yang kami kirim,
selanjutnya akan menyusul lagi," katanya.
Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia

Berkhas

8

Volume VI Agustus 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 06 Agustus 2008

Nusantara | Mataram | Rabu, 06 Agt 2008 15:11:03 WIB

2 8 .2 9 7 TKI N TB Be k e r j a di Be r ba ga i N e ga r a
TENAGA Kerja Indonesia (TKI) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bekerja diberbagai negara
selama tujuh bulan terakhir periode Januari - Juli 2008 tercatat sebanyak 28.297 orang.
Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)
Mataram, I Komang Subadra, SE di Mataram, Rabu mengatakan, para TKI asal NTB itu
meliputi 15.635 orang pria dan 12.662 orang wanita.
"Hingga kini penempatan TKI asal NTB terbanyak di Malaysia Barat mencapai 15.606 orang
disusul Arab Saudi 12.231 orang, Malaysia Timur 234 orang, Yordania 97 orang dan Kuwait
89 orang," katanya.
Menurut dia, TKI yang bekerja di Malaysia Barat maupun Malaysia Timur didominasi oleh
tenaga kerja pria yang bekerja diperusahaan perkebunan kelapa sawit dan sebagian kecil
disektor konstruksi.
Sementara di Arab Saudi didominasi Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan umumnya bekerja
sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) atau Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT).
Menurut Subadra, proses penemberangkatan dan penempatan TKI keluar negeri sekarang
semakin tertib, karena seluruh dinas tenaga kerja kabupaten/kota di NTB semakin selektif
dalam memberikan pelayanan administrasi.
"Sebelumnya sering ditemukan kasus manipulasi identitas calon TKI terutama menyangkut
umur tenaga kerja, sebagai contoh seorang TKW yang usiana baru 16 tahun dimanipulasi
menjadi 21 tahun agar mereka bisa bekerja diluar negeri, padahal persyaratan usia untuk
TKW minimal 21 tahun," ujarnya.
Hal itu sering menimbulkan masalah terutama pada TKW yang bekerja dinegara-negara
Timur Tengah, mereka tidak mampu menanggung beban kerja cukup berat, sehingga
majikan marah dan akhirnya menimbulkan perlakuan tidak manusiawi.
Selain itu, TKI yang bekerja dinegara-negara Arab juga ada peningkatan upah dari
sebelumnya minimal 600 menjadi 800 rial perbulan, itu berkat perjuangan pemerintah
khususnya Badan Nasional Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
"Perlindungan terhadap tenaga kerja diluar negeri diharapkan semakin meningkat, sehingga
kasus tindakan kekerasan dan perlakuan kurang baik semakin berkurang," ujarnya. (Ant)

Berkhas

9

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 07 Agustus 2008

4 5 0 .0 0 0 Pe k e r j a in for m a l ik u t j a m sost e k
MEDAN: Tenaga kerja sektor informal yang telah mengikuti program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) hingga Mei 2008 mencapai 450.000 orang.
"Depnakertrans sudah memberi payung hukum sesuai Kepmen No. 24/2006, sehingga
pedagang bakso, kerupuk, dan usaha lain-lain pun sudah bisa masuk program Jamsostek,"
ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno beberapa waktu
lalu.
Dia berharap kesadaran para pekerja di sektor informal tersebut dapat menjadi contoh positif
bagi para pengusaha yang belum menyertakan karyawannya dalam program Jamsostek.
Erman juga menegaskan pengusaha wajib mengikutkan pekerja mereka dalam program
Jamsostek. (Bisnis/msi)

Berkhas

10

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 07 Agustus 2008

Pe n gu sa h a dim in t a e v a lu a si im ple m e n t a si
pe n ga lih a n j a m k e r j a
JAKARTA: Pemerintah meminta perusahaan-perusahaan yang terkena dampak penerapan
surat keputusan bersama (SKB) lima menteri tentang pengoptimalan beban listrik melalui
pengalihan waktu kerja pada sektor industri di Jawa-Bali, membuat evaluasi implementasi
SKB dari berbagai aspek, termasuk dampaknya bagi para pekerja.
Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno mengatakan evaluasi
tersebut untuk menjamin pelaksanaan dan penerapan di lapa-ngan berjalan sesuai dengan
koridor yang disepakati.
Penerapannya juga diharapkan dapat memberikan umpan balik positif bagi pengaturan
energi listrik.
Evaluasi itu juga diperlukan untuk menjamin agar pene-rapan SKB tidak merugikan
pengusaha ataupun para pekerja, sehingga dapat mengurangi terjadinya risiko hubung- an
industrial.
"Saya minta manajemen dari masing-masing perusahaan membuat evaluasi dan laporan
terkait plus minusnya implementasi kebijakan SKB itu," kata Menakertrans di sela-sela
kunjungannya ke PT Panasonic Manufacturing Indonesia & PT Fokus Garmindo, kemarin.
Menurut dia, laporan dari masing-masing perusahaan itu akan diterima oleh dinas-dinas
tenaga kerja setempat yang kemudian akan dirangkum untuk diteruskan ke tim kecil.
Hasil evaluasi itu selanjutnya akan dilaporkan ke menteri terkait, yakni lima menteri yang
menandatangani SKB itu.
Menakertrans menuturkan sejauh ini 20% perusahaan dari total perusahaan yang terkena
dampak pengalihan wak- tu kerja, sudah menyatakan kesiapannya untuk mengalihkan hari
kerja.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), ter- dapat
lebih dari 50.000 perusahaan besar terkena dampak dari implementasi SKB, dari total
200.000 perusahaan di Indonesia.
PT Panasonic Manufacturing Indonesia, yang dikunjungi Menakertrans kemarin, sudah menerapkan SKB tersebut, dengan mengalihkan waktu kerjanya.
Direktur Panasonic T.A. Moetawakkil mengatakan pihak manajemen dan pimpinan Unit Kerja
Serikat Pekerja Elektronik Elektrik-Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kelompok
Panasonic Gobel telah menandatangani kesepakatan bersa- ma tentang kalender kerja.
"Berdasarkan SKB itu, manajemen dan serikat pekerja sepakat dan setuju mengatur dan
mengalihkan hari kerja. Untuk bulan ini, Panasonic mengalihkan hari kerja Jumat dan Selasa
menjadi Sabtu."
Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia

Berkhas

11

Volume VI Agustus 2008

Kompas

Kamis, 07 Agustus 2008

Ke t e n a ga k e r j a a n

Pa n a son ic- Ja m sost e k Sia p Ba n gu n Ru su n a m i
Pe k e r j a
Kamis, 7 Agustus 2008 | 01:20 WIB
Jakarta, Kompas - PT Panasonic Manufacturing Indonesia dan PT Jamsostek (Persero) akan
membangun rumah susun sederhana milik atau rusunami pekerja di Jakarta Timur.
Manajemen merelakan lahan perusahaan seluas 5.000 meter persegi di dekat pabrik guna
dibangun untuk rusunami. Namun, rencana pembangunan yang telah digodok sejak Agustus
2007 terkendala akses jalan dari Jalan Raya Bogor ke lokasi yang jaraknya sekitar 100
meter.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno meminta pemerintah daerah proaktif
membantu. ”Pemda harus mendukung, baik dengan menyediakan lahan maupun
infrastruktur. Kami juga minta perusahaan lain yang mampu supaya segera membangun
perumahan pekerja di dekat lokasi kerjanya,” kata Erman, Rabu (6/8) di Jakarta.
Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PT Panasonic Manufacturing Indonesia TA
Moetawakil mengatakan, lahan itu adalah aset perusahaan yang belum dimanfaatkan.
”Akhirnya jadi perumahan karyawan,” ujarnya.
Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga menjelaskan, pihaknya menyediakan pinjaman uang muka
perumahan (PUMP) sebesar Rp 20 juta dengan tenor 10 tahun.
”Kami siap menyalurkan berapa pun yang diminta,” ujar Hotbonar. Selama Semester I-2008,
Jamsostek telah menyalurkan PUMP senilai Rp 20,5 miliar kepada 2.311 peserta. (ham)

Berkhas

12

Volume VI Agustus 2008

Kompas

Kamis, 07 Agustus 2008

Ribu a n Or a n g Se r bu Bu r sa Ke r j a
Pe r sa in ga n M e n ca r i Ke r j a di Pa le m ba n g M a k in Ke t a t
Kamis, 7 Agustus 2008 | 03:00 WIB
Palembang, Kompas - Bursa kerja yang digelar di Gedung Olahraga Sriwijaya oleh Dinas
Tenaga Kerja Kota Palembang kembali diserbu ribuan pencari kerja, Rabu (6/8). Bursa kerja
menjadi harapan pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai ketika lapangan
kerja semakin sempit.
Jumlah pengangguran di Kota Palembang cukup tinggi. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja
Kota Palembang Erwin R Bakri, sampai Juli 2008 terdapat 19.164 pencari kerja di
Palembang. Jumlah pencari kerja yang terserap hanya 4.211 orang, terdiri dari tenaga kerja
lokal, antardaerah, dan antarnegara.
”Diharapkan bursa kerja yang diikuti 60 perusahaan ini bisa menyerap 3.685 pencari kerja,”
kata Erwin.
Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra mengungkapkan, penduduk Palembang mencapai
1,5 juta jiwa atau 300.000 keluarga yang terdiri dari lima orang. Idealnya di Palembang
terdapat 300.000 orang yang bekerja supaya seluruh warga Palembang bisa hidup layak.
Eddy menuturkan, para pencari kerja hendaknya tidak hanya mengandalkan lowongan
pekerjaan, tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain dengan wirausaha.
”Pemerintah kota berusaha menampung para pencari kerja dengan mengadakan bursa kerja
semacam ini,” kata Eddy.
Pengamatan Kompas, ribuan pencari kerja telah menunggu di luar GOR meski bursa kerja
belum dibuka. Para pencari kerja yang rata-rata masih berusia muda itu telah membekali diri
dengan sejumlah persyaratan untuk mencari kerja sehingga mereka bisa langsung
memasukkan lamaran kerjanya. Sejumlah pencari kerja juga sudah berpakaian rapi dan
berdandan sebagai persiapan wawancara kerja.
Semakin ketat
Seorang pencari kerja bernama Gusten, alumnus Fakultas Pertanian Unsri tahun 2008,
mengatakan, dirinya sudah mengirimkan enam lamaran kerja ke beberapa perusahaan,
tetapi belum satu pun yang dipanggil.
Menurut Gusten, dia berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang
pendidikannya. Tujuannya untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
”Namun, kalau saya terpaksa tidak dapat pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan tidak
apa-apa, misalnya di bidang pemasaran,” kata Gusten.
HRD Hotel Aston Palembang Yudi Firdaus mengungkapkan, ada sembilan posisi yang
dibutuhkan Hotel Aston Palembang. Pelamar yang diterima hanya 15 orang, padahal
kemungkinan terdapat 300-500 lamaran kerja yang dikirimkan.
”Pendidikan minimal adalah pendidikan diploma perhotelan. Kami akan melihat aplikasi
mereka, kemudian kami seleksi,” kata Yudi.
Menurut Yudi, biasanya proses perekrutan karyawan dilakukan perusahaan melalui surat
kabar atau melalui konsultan sumber daya manusia. (WAD)

Berkhas

13

Volume VI Agustus 2008

Kompas

Kamis, 07 Agustus 008

Te n a ga Ke r j a Te r a n ca m
Pe n gu r a n ga n Ja t a h List r ik Se ba bk a n Bia y a Tin ggi
Kamis, 7 Agustus 2008 | 01:28 WIB
Jakarta, kompas - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI memastikan
rencana pengurangan suplai listrik saat beban puncak bagi pelanggan sektor bisnis besar
akan sangat berpengaruh buruk bagi kinerja operasional pusat belanja. Ribuan tenaga kerja
yang terserap pun terancam dikurangi.
”Rencana pemerintah itu sudah pasti berakibat pada biaya tinggi buat pengelola pusat
belanja. Jika itu terjadi, akan terjadi efek domino. Beban biaya terpaksa dilimpahkan ke
tenant (penyewa). Lebih lanjut, sistem dua shift menjadi satu shift saja. Itu artinya terpaksa
pengurangan tenaga kerja bisa sampai 50 persennya,” papar Ketua Umum Dewan Pimpinan
Pusat APPBI A Stefanus Ridwan S, Rabu (6/8).
Pemerintah berencana mulai September mendatang akan mengurangi pemakaian listrik di
waktu beban puncak oleh pelanggan sektor bisnis besar seperti mal, restoran, pusat belanja,
dan perkantoran.
Para pelanggan sektor bisnis besar itu diimbau memakai genset saat beban puncak tersebut.
Hal itu dikemukakan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi dari Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral J Purwono, akhir pekan lalu.
Stefanus mengatakan, sekitar 200 pusat belanja (119 mal yang tergabung dengan APPBI) di
Indonesia saat ini diperkirakan menyerap 1,2 juta tenaga kerja, termasuk tenaga kerja yang
terserap oleh para penyewa toko.
Biaya tinggi
Menurut Stefanus, dari hitung-hitungan saat ini, pemenuhan kebutuhan listrik saat beban
puncak dengan genset akan menyebabkan biaya operasional membengkak 20-23 persen.
Hal itu karena pihak pengelola harus lebih banyak membeli solar untuk mengoperasikan
genset.
Mal yang berukuran sedang sekitar 30.000 meter persegi diperkirakan ada pembengkakan
biaya operasional sekitar 200 juta per bulan.
”Dipastikan tidak ada mal yang siap memenuhi 100 persen kebutuhan listriknya sendiri
dengan genset saat beban puncak. Paling- paling genset memenuhi 30 persen kebutuhan
listrik saat beban puncak,” ujar Stefanus.
Secara terpisah, Manajer Humas Senayan City Sri Ayu Ningsih mengatakan, kebijakan itu
akan sangat memukul sektor bisnis. ”Tidak cuma tenaga kerja yang terancam dikurangi, tapi
harga-harga juga pasti akan naik lagi. Pihak penyewa pasti akan terpaksa menaikkan harga
barang karena kalau tidak, pasti tekor,” ujar Ayu.
Ayu menambahkan, sejak tarif listrik naik saja pusat belanja sudah berupaya semaksimal
mungkin untuk menghemat pemakaian listrik. Karena jika tidak, akan merugikan pusat
belanja sendiri. Penggunaan peralatan listrik di pusat belanja lebih dikendalikan. ”Kenaikan
tarif listrik itu saja sudah cukup memberatkan. Kalau ditambah lagi nanti kami disuruh pakai
genset bakal jadi masalah besar,” kata Ayu.

Berkhas

14

Volume VI Agustus 2008

Kompas

Kamis, 07 Agustus 2008

Belakangan ini, di beberapa pusat belanja pemakaian peralatan listrik tampak lebih
dikendalikan. Eskalator (dengan sensor), misalnya, baru berfungsi ketika ada pengunjung
yang menggunakan. Bahkan, di salah satu pusat belanja mewah di Jakarta Pusat,
belakangan suhu pendingin ruangan cenderung terasa lebih hangat daripada sebelum tarif
listrik naik. Para pramuniaga di mal tersebut kini lebih sering tampak berkipas-kipas sambil
menunggui toko.
Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menyatakan
keberatannya atas rencana pemerintah mengurangi jatah listrik saat beban puncak tersebut.
Ketua PHRI DKI Jakarta Krishnadi menyebutkan, sebagian besar hotel di Jakarta juga belum
siap memenuhi 100 persen kebutuhan listrik masing-masing dengan genset saat beban
puncak. Untuk mengatasi itu, pihaknya belum punya solusi pamungkas. (SF)

Berkhas

15

Volume VI Agustus 2008

Tempo I nteraktif

Kamis, 07 Agustus 2008

Sin ga pu r a Ba n t u Bu r u h Le w a t W or k - Fa r e
Kamis, 07 Agustus 2008 | 20:09 WIB
TEMPO Interaktif, Singapura:
Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam, Kamis (7/8) menyatakan,
pemerintah Singapura menargetkan 300 ribu pekerja berpenghasilan paling rendah akan
mendapatkan bantuan penghasilan hingga akhir 2008 nanti.
Program bantuan tersebut dinamakan Workfare dan telah
dijalankan sejak 2007. “Sejauh ini, Workfare sudah diberikan kepada 272 ribu pekerja,” ujar
Tharman.
Para pekerja yang mendapat bantuan tersebut adalah kelompok berpenghasilan hingga S$
1000 – S$ 1500 (setara Rp 6 juta – Rp 9 juta). Besar bantuan 10 persen dari penghasilan,
sekitar S$ 100 – S$ 150.
Tharman menyampaikan hal itu di hadapan 16 wartawan negara-negara ASEAN yang tengah
menghadiri Pertemuan Wartawan ASEAN Ketiga di Singapura. Dalam pertemuan di
kantornya—lantai 10 gedung Departemen Keuangan, 100 High
Street, Menteri Keuangan itu menekankan, “Program ini hanya berlaku bagi warganegara
Singapura, yang bekerja di Singapura.”
Bantuan Workfare dimasukkan dalam ke rekening tabungan pekerja, sebagian untuk biaya
pendidikan dan kesehatan. Data kelompok pekerja berpenghasilan paling rendah ini akan
disiapkan oleh Kementrian Tenaga Kerja. “Pemerintah mengharapkan, pekerja penghasilan
terendah membantu dirinya sendiri dengan melaporkan data-data mereka.”
Menurut Tharman, program Workfare mulai dijalankan tahun 2007 menyusul kenaikan harga
minyak, harga pangan dan barang-barang kebutuhan pokok. “Kebijakan Workfare kami
terapkan karena pemerintah kami tidak mau
menerapkan prinsip subsidi, yang kami pandang lebih menguntungkan masyarakat
berpenghasilan menengah dan atas.
Dana yang telah disiapkan untuk Program Work-Fare besarnya S$ 400 juta dolar (sekitar Rp
2,4 triliun). Jumlah pekerja berpenghasilan rendah Singapura, mengutip Tharman, “sekitar 10
persen dari penduduk”.
Surplus pemasukan Singapura pada tahun lalu, membuat program Workfare dapat
dijalankan. Dana bantuan Workfare akan berkurang seiring berkurangnya jumlah pekerja
berpenghasilan rendah.
Menjawab pertanyaan Tempo tentang upaya pemerintah Singapura mencegah kemungkinan
praktek pencucian uang di negaranya— termasuk oleh pengusaha dari Indonesia yang
sedang dalam kejaran Interpol— Tharman menjawab: “Kami
selalu berupaya maksimal, walau pun tidak ada negara di dunia yang dapat menjamin 100
persen. Dan bila sampai terjadi kasus, tentu kami berpegang pada hukum Perserikatan
Bangsa-Bangsa.” Hermien Y, Kleden (Singapura)

Berkhas

16

Volume VI Agustus 2008

Bisnis I ndonesia

Jumat, 08 Agustus 2008

Upa h bu r u h in du st r i r ok ok t u r u n
JAKARTA: Rata-rata upah nominal buruh industri rokok pada kuartal IV/2007 turun 32,99%
menjadi Rp512.104 per bulan dibandingkan dengan Rp764.261 pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), upah riil buruh industri rokok tersebut juga
turun 34,36% menjadi Rp125.577 dari Rp191.324 pada kuartal III/2007.
Padahal, upah nominal bulanan buruh industri pada kuartal IV/2007 tercatat naik 2,98%
menjadi Rp1,02 juta per bulan dibandingkan dengan Rp991.207 per bulan pada kuartal
sebelumnya.
BPS menunjukkan kenaikan upah nominal pada kuartal IV/2007 dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 6,61%.
Adapun, upah riil buruh industri pada kuartal IV/2007 tercatat naik 0,87% menjadi Rp250.293
dibandingkan dengan Rp248.137 pada kuartal III/2007. Apabila dibandingkan dengan kuartal
IV/2006, upah riil buruh pada kuartal IV/2006, terjadi kenaikan 0,02%. (Bisnis/yes)

Berkhas

17

Volume VI Agustus 2008

Suara Pembaruan

Jumat, 08 Agustus 2008

Re st r u k t u r isa si M e r pa t i
Ja n ga n Kor ba n k a n Ka r y a w a n

[JAKARTA] Restrukturisasi terhadap PT Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu
maskapai penerbangan yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN) masih
berlangsung. Berbagai upaya penyelamatan dilakukan untuk menyehatkan perusahaan
tersebut.
Ketua Serikat Karyawan Merpati, Aries Munandar mengemukakan bahwa isu tentang
pemutusan hubungan kerja (PHK) bukanlah suatu hal baru bagi karyawan. Sebelumnya,
telah dilakukan tiga kali program golden shake hand sebagai bagian dari restrukturisasi
perusahaan.
"Hal yang terpenting adalah perusahaan harus diselamatkan. Jangan sampai berbagai upaya
restrukturisasi yang dilakukan akan mengorbankan kepentingan karyawan," ujar Aries
kepada SP, Jumat (8/8) di Jakarta.
Namun, terkait dengan akan dilakukan kembali restrukturisasi perusahaan, Aries menyatakan
bahwa belum ada pemberitahuan secara resmi dari pihak manajemen. Untuk itu, karyawan
masih menunggu hingga ada ajakan untuk duduk bersama dari pihak manajemen
perusahaan dalam membicarakan tentang kondisi perusahaan secara transparan.
"Saat ini, kami masih akan berpegang pada surat perjanjian kerja bersama yag telah dibuat
antara karyawan bersama-sama dengan manajemen. Dalam hal ini, serikat tidak hanya
berjuang untuk karyawan saja, tapi juga memahami bahwa industri sedang dalam keadaan
berat," tuturnya.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Merpati, Purwatmo
menyatakan, pihak manajemen telah mengeluarkan edaran tentang kondisi kritis yang
dialami perusahaan. "Secepatnya akan dilakukan sosialisasi kepada karyawan dan juga
penyampaian langkah-langkah yang sudah dikemukakan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Merpati Bambang Bhakti, optimistis dengan rasionalisasi
1.300 karyawan dan suntikan kan modal dari pemerintah sebesar Rp 300 miliar, arus kas
perusahaan nasional ini akan membaik dalam waktu tiga bulan setelah modal masuk.
Menurutnya, arus kas Merpati selama ini negatif kerena mengoperasikan sejumlah pesawat
yang boros bahan bakar seperti pesawat 737 seri 200. Selain itu juga disebabkan rasio
karyawan dengan jumlah pesawat tidak sebanding.
"Rasio pesawat dengan sumber daya manusia harusnya satu pesawat itu 50 orang, tapi di
Merpati satu pesawat berbanding 100 orang. Untuk menyelamatkan Merpati semua harus
berkorban," kata Bambang di Kantor Presiden Kamis (8/8).
Konsep Jelas
Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Abdullah Azwar Anas
mengatakan, upaya penyelamatan Merpati yang saat ini akan dilakukan oleh pemerintah,
sebaiknya tidak lagi setengah hati.
"Agar hal itu terwujud maka perlunya suatu konsep yang jelas sebagai langkah
penyelamatan," tegas Azwar.

Berkhas

18

Volume VI Agustus 2008

Suara Pembaruan

Jumat, 08 Agustus 2008

Ia melanjutkan, bahwa pemerintah harus menyelesaikan hak dan kewajibannya sesuai
kesepakatan antara manajemen dan karyawan yang telah tertuang dalam perjanjian kerja
bersama.
Menurutnya, cara pemerintah memilih untuk merumahkan karyawan tidak akan menuntaskan
masalah yang terjadi di Merpati. [DMP/L-10]

Berkhas

19

Volume VI Agustus 2008

Jurnal Nasional

Senin, 11 Agustus 2008

Nasional | Jakarta | Minggu, 10 Agt 2008 12:39:52 WIB

1 5 Ribu Pe k e r j a Kon st r u k si Te r a n ca m Ke h ila n ga n
Pe k e r j a a n
KETUA Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), Malkan Amin
mengingatkan 15 juta pekerja konstruksi terancam kehilangan pekerjaannya apabila
pemerintah membatalkan kebijakan eskalasi.
"Kalau 15 juta pekerja konstruksi berhenti proyeknya siapa yang akan tanggung jawab," kata
Malkan mengingatkan saat ditemui usai meresmikan kantor baru LPJKN berlokasi di Jalan
Arteri Pondok Indah, Sabtu (9/8) malam.
Dia menyayangkan kesimpulan yang diambil pemerintah untuk membatalkan kebijakan
eskalasi tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan LPJKN dan asosiasi di
bawahnya.
Menurut dia, Menteri Pekerjaan Umum melalui Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan
SDM sudah membuat hitung-hitungan seandainya kebijakan eskalasi disetujui Menteri
Keuangan.
"Kami mengharapkan Ibu Ani (Menkeu Sri Mulyani) dapat memahami kesulitan yang dihadapi
penyedia jasa dan barang yang selama ini memang masih menunggu kebijakan eskalasi
pemerintah," ujar dia.
Dia mengingatkan, sebagai penyedia jasa dan barang pendapatan sebanyak 30 persen dari
jasa tenaga kerja sedangkan 70 persen sisanya berasal dari sektor industri seperti aspal,
semen, dan baja.
Mengacu kepada Keppres No. 80 tahun 2003 disebutkan eskalasi dapat diberikan dalam
keadaan kahar (force majeur) seperti bencana alam, kebakaran, huru-hara, serta kelainan
industri.
"Masalah yang dialami saat ini bisa disebut kelainan industri karena kenaikan baja, aspal,
serta semen terkait erat dengan industrinya yang dipicu kenaikan BBM pada Mei 2008 lalu,"
ujar dia.
Malkan memahami kesulitan anggaran pemerintah akan tetapi sebenarnya dapat diatasi
apabila eskalasi itu dibayarkan pada tahun anggaran mendatang (2009) namun kalau tidak
bisa juga dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan target. (Ant)

Berkhas

20

Volume VI Agustus 2008

Jurnal nasional

Senin, 11 Agustus 2008

Ekonomi - Keuangan - Bisnis Jakarta | Senin, 11 Agt 2008

Pe k e r j a Kon st r u k si Te r a n ca m
by : Wahyu Utomo
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar rata-rata 28,7 persen tidak dapat
dianggap sebagai kondisi kahar (force majeur).
KETUA Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), Malkan Amin
mengingatkan 15 juta pekerja konstruksi terancam kehilangan pekerjaannya apabila
pemerintah membatalkan kebijakan eskalasi. “Kalau 15 juta pekerja konstruksi berhenti
proyeknya siapa yang akan tanggung jawab,” kata Malkan di Jakarta Sabtu (9/8) malam.
Dia menyayangkan kesimpulan yang diambil pemerintah untuk membatalkan kebijakan
eskalasi tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan LPJKN dan asosiasi di
bawahnya.
Menurut dia, Menteri Pekerjaan Umum (PU) melalui Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
dan SDM sudah membuat hitung-hitungan seandainya kebijakan eskalasi disetujui Menteri
Keuangan. “Kami mengharapkan Menkeu Sri Mulyani dapat memahami kesulitan yang
dihadapi penyedia jasa, dan barang yang selama ini memang masih menunggu kebijakan
eskalasi pemerintah,” katanya.
Dia mengingatkan, sebagai penyedia jasa, dan barang pendapatan sebanyak 30 persen dari
jasa tenaga kerja sedangkan 70 persen sisanya berasal dari sektor industri seperti aspal,
semen, dan baja.
Mengacu kepada Keppres No 80 Tahun 2003 disebutkan eskalasi dapat diberikan dalam
keadaan kahar (force majeur) seperti bencana alam, kebakaran, huru-hara, serta kelainan
industri. “Masalah yang dialami saat ini bisa disebut kelainan industri karena kenaikan baja,
aspal serta semen terkait erat dengan industrinya yang dipicu kenaikan BBM pada Mei 2008
lalu,” katanya.
Malkan memahami kesulitan anggaran pemerintah akan tetapi sebenarnya dapat diatasi
apabila eskalasi itu dibayarkan pada tahun anggaran mendatang (2009) namun kalau tidak
bisa juga dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan target.
Sebelumnya, Depkeu mengisyaratkan tidak akan mengabulkan permintaan eskalasi biaya
proyek dari pengusaha.
Direktur Jenderal Anggaran Depkeu, Anny Ratnawati mengatakan, kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) sebesar rata-rata 28,7 persen tidak dapat dianggap sebagai kondisi
kahar (force majeur). Kenaikan nilai proyek akan menjadi yang pertama bila disetujui Depkeu
dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Menurut dia, pengusaha bahkan tidak meminta hal serupa saat pemerintah menaikkan harga
BBM rata-rata lebih dari 125 persen pada Oktober 2005. Padahal, inflasi yang terjadi
pascakenaikan harga BBM jauh lebih tinggi dari realisasi hingga Juli 2008 yang hanya 11,9
persen. “Alokasi (untuk) eskalasi belum ada hingga saat ini. Kami belum pernah menyetujui
karena aturan hanya menyebutkan dalam kondisi force majeure saja,” katanya di Jakarta,
akhir pekan.
Dia menjelaskan, Depkeu hingga saat ini masih membahas permintaan tersebut dengan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP), Bappenas,
Departemen Dalam Negeri, Departemen PU, dan Badan Pusat Statistik. “Bila ada gangguan
industri harus disebutkan dengan jelas, terutama dari segi hukum. Ada atau tidak eskalasi
masih kami bahas sampai saat ini,” katanya.

Berkhas

21

Volume VI Agustus 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 12 Agustus 2008

Jakarta dan Sekitarnya Dinamika | Bekasi | Selasa, 12 Agt 2008

Se r ik a t Pe k e r j a Kope r a si Ka r y a w a n PT JLJ Ke m ba li
Un j u k Ra sa
Puluhan pekerja Koperasi Karyawan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) yang tergabung
dalam Pimpinan Serikat Karyawan Jalantol Lingkarluar Jakarta (PSK-JLJ) kembali turun ke
jalan. Kali ini mereka membawa keranda mayat sebagai simbol matinya hati nurani petinggi
Koperasi Karyawan JLJ.
"Kami membawa keranda mayat sebagai lambang matinya hati nurani para petinggi di jajaran
JLJ. Kami akan terus melakukan aksi demonstrasi sampai seluruh tuntutan kami terpenuhi,"
kata kuasa hukum PSK JLJ Indera SH, Senin (11/8)
Menurut Indera, selama melakukan aksi ini puluhan anggota PSK JLJ kerap diintimidasi,
diteror, dan diancam dengan cara didatangi ke gardu dan rumah mereka. Mereka pun
dipaksa menanda tangani surat lamaran yang telah dibuat oleh pihak Koperasi Karyawan.
"Kami menentang keras cara-cara seperti ini. Jangan pernah berpikir kami akan takut, kita
akan tetap mengambil jalur hukum dan jalur parlemen jalanan," terang dia.
Indera menegaskan, dirinya bisa menangkap maksud dari pengajuan lamaran kembali oleh
para pekerja. "Mereka yang telah bekerja selama tiga tahun keatas tidak akan mendapat
pesangon apa pun dari pihak PT JLJ. Karena mereka telah dianggap sebagai pekerja baru.
Ini lah bukti pelanggaran Undang-Undang," katanya berang
Guna menentang cara-cara licik yang dilakukan pihak PT JLJ, kata Indera, PSK-JLJ
berencana melakukan aksi lebih besar lagi ke bundaran Hotel Indonesia, Jasa Marga,
Kementerian BUMN, dan Istana Presiden. "Kita mau para petinggi ini tahu bahwa di negeri ini
masih ada perusahaan milik pemerintah yang memberlakukan pekerjanya tidak sesuai
hukum yang berlaku," katanya.
Sementara kuasa hukum PT JLJ Ramses JP Simamora SH mengatakan, para pengunjuk
rasa itu mantan pekerja paruh waktu yang telah habis masa kerjanya per 30 Juli 2008 lalu.
"PT JLJ sama sekali tak bertanggungjawab terhadap puluhan karyawan tersebut. Sebab,
mereka adalah Koperasi Karyawan PT JLJ sebagai pemenang tender yang dipekerjakan
sebagai pembantu pekerja jasa tenaga pengumpul tol."
Humas PT JLJ Dwimawan Heru juga mengatakan hal yang sama. "Kalau mereka menuntut
PT JLJ itu berarti sudah salah sasaran, tapi kami mau berunding dengan mereka," katanya. N

Berkhas

22

Volume VI Agustus 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 13 Agustus 2008

Nusantara | Pasuruan | Rabu, 13 Agt 2008 14:28:33 WIB

Ra t u sa n Bu r u h Kon t r a k Tu n t u t Upa h UM K
RATUSAN buruh kontrak PT Mandiri Mebel Nusantara demo menuntut perbaikan nasib ke
gedung DPRD Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (13/8).
Mereka yang telah bekerja secara kontrak sekitar tiga tahun, menuntut agar diangkat menjadi
karyawan tetap, dan diupah sesuai UMK Kabupaten Pasuruan sebesar Rp 802 ribu per
bulan. Sementara mereka selama ini hanya menerima upah Rp 85 ribu per minggu.
"Nasib para buruh kontrak di PT Mandiri Mebel Nusantara yang berlokasi di Desa Petungasri,
Pandaan tidak menentu," kata Ketua SBSI Kabupaten Pasuruan, Gunawan yang mengantar
para buruh kontrak demo ke DPRD Kabupaten Pasuaruan, Rabu (13/8).
Ia menambahkan, sekitar 600 buruh kontrak yang telah bekerja sekitar tiga tahun di pabrik
tersebut, hanya mendapat upah Rp85 ribu per pekan.
Gunawan menuntut pemerintah memberlakukan Undang-undang No.13/2003, yakni
memberikan hak para buruh kontrak untuk dijadikan karyawan tetap dan dibayar sesuai UMK
Rp802 ribu per bulan. Serta diberikan pula Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
Ia meminta, agar DPRD dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasuruan
harus bisa memberikan keputusan tersebut hari ini (13/8) juga.
"Jika tidak ada keputusan, ratusan buruh kontrak akan menginap di gedung DPRD", kata
Gaunawan mengancam.
Namun, ancaman para buruh tersebut kemudian batal setelah mendapat jaminan Samiudin,
anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pasuruan yang menjajikan, besok (Kamis, 14/8) akan
mengundang Disnakertrans dan para pimpinan perusahaan untuk datang dan berembug
bersama para buruh. (Ant)

Berkhas

23

Volume VI Agustus 2008

Kompas

Rabu, 13 Agustus 2008

Kom pe t e n si Te n a ga Ke r j a M a sih M e m pr ih a t in k a n
Rabu, 13 Agustus 2008 | 01:19 WIB
Jakarta, Kompas - Tingkat kompetensi tenaga kerja Indonesia masih memprihatinkan dalam
meraih produktivitas. Untuk itu, pemerintah bersama dunia usaha akan mendorong terus
peningkatan kompetensi tenaga kerja supaya produktivitas dapat meningkat dan Indonesia
tetap memiliki daya saing.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengungkapkan hal itu dalam rapat koordinasi nasional
Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang bertema ”Percepatan Program Three in One
(Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan), Selasa (12/8) di Jakarta.
Fahmi mengatakan, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan rendahnya pendidikan
dan pelatihan. Daya serap terhadap lulusan SMA dan perguruan tinggi masih rendah.
”Sampai sekarang, kita masih dihadang rendahnya kompetensi, keahlian, dan keterampilan
tenaga kerja,” tutur Fahmi.
Dia mencontohkan, satu tenaga kerja garmen di Hongkong mampu memproduksi produk
garmen sebanyak 3,5 lusin per hari, sedangkan tenaga kerja Indonesia baru mencapai 2
lusin per hari. Padahal, teknologi permesinan dan prinsip kerja antara Indonesia dan
Hongkong sama.
Menurut Fahmi, dahulu Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki 153 balai
latihan kerja (BLK). Setelah berlaku otonomi daerah, tinggal tersisa delapan BLK yang dimiliki
pemerintah pusat.
Wakil Ketua Umum bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Anthon Riyanto
mengatakan, saat ini pemerintah bersama Kadin sedang mempersiapkan surat keputusan
bersama tentang program sertifikasi tenaga kerja.
Program ini diharapkan mampu meningkat