Perburuhan-April 2008

VOLUME VI APRIL 2008

PERBURUHAN

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

Da ft a r I si

Kewenangan BNP2TKI akan dicabut -----------------------------------------------------------------

1


Angka Kecelakaan Kerja Indonesia Tertinggi di Dunia ------------------------------------------

3

Pekerja Mesti Ciptakan Industri Kondusif------------------------------------------------------------

4

RPP Pesangon Dibahas Setelah Oktober-----------------------------------------------------------

5

Pekerja Kontrak Bus Transjakarta dan KA Minta Diangkat -------------------------------------

6

Ratusan Buruh Protes Sistem Kerja Kontrak -------------------------------------------------------

7


Pekerja PT KA Ancam Kembali Berunjuk Rasa ---------------------------------------------------

8

Pemerintah, PNS dan nasib buruh --------------------------------------------------------------------

9

Dipecat, Karyawan PT Karya Beton Lapor Polisi-------------------------------------------------- 11
Karyawan RS Haji Akhirnya Mogok ------------------------------------------------------------------- 12
Penyelesaian "Outsourcing" Diselesaikan Lewat Bipartit --------------------------------------- 13
Upah Riil Buruh Semakin Lemah ---------------------------------------------------------------------- 14
Karyawan Pelindo Bengkulu Berdemo di DPRD -------------------------------------------------- 15
Ribuan Buruh Terkena PHK Triwulan I Tahun 2008 --------------------------------------------- 16
Pekerja miliki rumah akan bertambah ---------------------------------------------------------------- 17
Buruh Akan Demo Kantor PBB ------------------------------------------------------------------------- 18
Ratusan Buruh Unjuk Rasa------------------------------------------------------------------------------ 19
AAF Kalah di PHI dalam Kasus PHK ----------------------------------------------------------------- 20
Pelindo III Jamin Tidak PHK Karyawan -------------------------------------------------------------- 22

Wajah Buruh Kita ------------------------------------------------------------------------------------------- 24
Buruh Tolak PHK Sepihak ------------------------------------------------------------------------------- 26
Jamsostek targetkan kepuasan peserta 90% ------------------------------------------------------ 28
Karyawan Pelindo Demo --------------------------------------------------------------------------------- 29
'Peringati Hari Buruh Bisa dengan Syukuran dan Hiburan' ------------------------------------- 30
Mantan Karyawan Bank Dagang Bali Tuntut Pesangon ---------------------------------------- 31
RI tak peringati May Day --------------------------------------------------------------------------------- 32
Peringatan Hari Buruh Tak Dilarang ------------------------------------------------------------------ 33
Pangkalpinang latih tenaga kerja ---------------------------------------------------------------------- 34
817 Majikan Malaysia Diseret ke Pengadilan ------------------------------------------------------ 35
Karyawan PT Tong Terancam Tak Dapat Pesangon -------------------------------------------- 36
Pembahasan Pesangon Belum Terpecahkan ------------------------------------------------------ 37
Kamal Aziz, Kepala Serikat Pekerja Posindo SDM Posindo Perlu Dibenahi -------------- 39

Tak Digaji Tiga Tahun, Buruh PT AVA Sidoarjo Demo ------------------------------------------ 40
Buruh Belum Bebas Berserikat ------------------------------------------------------------------------- 41
Kompetensi pekerja di industri pangan akan distandarkan ------------------------------------- 43
Pekerja Asing Dihentikan -------------------------------------------------------------------------------- 44
320 Calon TKI Mengadu ke LBH----------------------------------------------------------------------- 46
200 TKI formal terbang ke Dubai ---------------------------------------------------------------------- 48

KSBSI usul pengawasan tenaga kerja kembali ke pusat --------------------------------------- 49
Ratusan Buruh Garmen Unjuk Rasa Tuntut Gaji -------------------------------------------------- 50
Ribuan Buruh Pelabuhan Menganggur -------------------------------------------------------------- 51
Kesempatan Kerja, Hak Setiap Warga Negar ------------------------------------------------------ 52
Batik Banyumasan sulit pekerja ------------------------------------------------------------------------ 54
Banyak pekerja informal enggan ikut jamsostek--------------------------------------------------- 55
Penempatan TKI Formal Butuh Komitmen Pemda ----------------------------------------------- 56
Buruh Kebersihan Jayapura Diasuransikan -------------------------------------------------------- 57
Pemerintah Terus Berupaya Lindungi TKI ---------------------------------------------------------- 58
Ribuan Orang Siap Peringati Hari Buruh ------------------------------------------------------------ 59
Mudah Direkrut, tapi Mudah Didepak ----------------------------------------------------------------- 60
Timur Tengah Butuh Jutaan Pekerja di Sektor Formal ------------------------------------------ 61
Buruh Tagih Janji Hade saat Kampanye------------------------------------------------------------- 62
Ratusan Anak Usia Sekolah Jadi Buruh ------------------------------------------------------------- 64

Bisnis I ndonesia

Selasa, 01 April 2008

Ke w e na nga n BN P2 TKI a k a n dica but

JAKARTA: Kewenangan BNP2TKI dalam pengurusan surat izin pengerahan (SIP) untuk
perekrutan calon TKI, kartu tenaga kerja luar negeri (KTKLN), dan pelaksanaan pembekalan
akhir pemberangkatan (PAP), akan kembali diambil alih Depnakertrans.
Sejumlah perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
telah menyampaikan keberatan mereka kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Depnakertrans) tentang pemberian wewenang itu kepada Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Depnakertrans mendelegasikan wewenang pengurusan SIP, KTKLN, dan pelaksanaan PAP
itu berdasarkan Keputusan Menakertrans (Kepmen) No. 18/2007 tentang Pelaksanaan
Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno akan segera
memanggil Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat, setelah mendapatkan hasil tim pengkajian
pelaksanaan penempatan tenaga kerja mengenai hal itu.
"Saya membentuk tim untuk mengkaji kembali aspek hukum dan aspek teknis. Setelah dikaji,
saya akan panggil Kepala Badan [BNP2TKI] terkait dengan pelaksanaan di lapangan.
Masalahnya, seluruh asosiasi telah meluncurkan surat [keberatan] terhadap pelaksanaan
kepmen itu," ujar Erman seusai acara HUT Depnakertrans, kemarin.
Dirjen Binapenta Depnakertrans Tje Tje Al Anshori mengatakan berdasarkan UndangUndang No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, pengurusan
SIP, KTKLN, dan PAP harus melalui Depnakertrans.
Dia menambahkan revisi Kepmen No. 18/2007 itu kini tengah digodok dan kemungkinan

besar akan kembali mengacu pada UU No. 39/2004.
Rumusan revisi kepmen itu, menurutnya, akan rampung dalam dua hingga tiga hari
mendatang.
"Sebenarnya Pak Menteri [Menakertrans] sudah berniat baik mendelegasikan sebagian
kewenangan pengurusan dokumen ke BNP2TKI. Kalau memang terjadi hambatan, tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, pemberi delegasi berwenang meninjau kembali itu.
Kami kembalikan ke UU No. 39/2004," ujar Tje Tje.
Namun, dia yakin kepmen tersebut tidak menyebabkan keengganan PPTKIS melakukan
penempatan TKI. Depnaker, menurutnya, telah merekomendasikan keberangkatan 8.000 TKI
kepada PPTKIS.
"Beberapa waktu lalu memang ada hambatan penempatan tenaga kerja karena ada masalah
reform [perbaikan] paspor dan beberapa hal lain. Pengiriman terhambat paling karena
kelengkapan paspor, fiskal, dan PAP-nya belum selesai," jelasnya.
Kebijakan teknis
Ketua BNP2TKI Jumhur Hidayat, yang dihubungi terpisah, mengatakan protes dari sejumlah
perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) itu disebabkan oleh kebijakan teknis yang
ditetapkan BNP2TKI, terkait dengan penetapan pemeriksaan kesehatan calon TKI.
"Ada segelintir PJTKI yang tidak mau mengikuti sistem baru yang kami buat untuk
perlindungan TKI. Mereka ingin kembali ke izin lama [di bawah Depnakertrans] dan kebetulan
didukung Depnaker," ujarnya.


Berkhas

1

Volume VI April 2008

Bisnis I ndonesia

Selasa, 01 April 2008

Kebijakan BNP2TKI tersebut yaitu penetapan biaya minimal untuk pemeriksaan kesehatan
calon TKI sebesar Rp300.000 dan maksimal Rp600.000. Sejumlah PJTKI tidak menyetujui
hal itu dan menuduh BNP2TKI bermain-main dengan tarif tersebut.
Padahal, menurut Jumhur, tarif tersebut ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan sesuai
dengan standar pemeriksaan kesehatan yang benar.
Selama ini, ujarnya, pemeriksaan kesehatan calon TKI dilakukan secara sembarangan,
sehingga merugikan para tenaga kerja yang telah tiba di negara tujuan.
Jumhur menambahkan Malaysia memulangkan 500 hingga 600 orang TKI setiap bulan atau
2% dari total TKI yang dikirimkan, karena tidak memenuhi syarat kesehatan di negara itu.

Malaysia menerapkan pemeriksaan ulang untuk setiap TKI yang tiba di negara mereka.
Di Timur Tengah, sebanyak 168 orang TKI meninggal karena sakit sepanjang tahun lalu.
Timur Tengah tidak langsung melakukan pemeriksaan ulang kepada para TKI yang datang
ke kawasan itu.
Dia menambahkan hingga saat ini dia belum menerima informasi resmi mengenai rencana
Depnaker untuk menarik kembali kewenangan pengurusan masalah teknis TKI dari
BNP2TKI.
Februari lalu, Menakertrans juga berencana memanggil Kepala BNP2TKI dan PPTKIS.
Langkah tersebut guna merespons kisruh antara empat PPTKIS dan BNP2TKI. (08)
(yeni.simanjuntak@bisnis.co.id)
Oleh Yeni H. Simanjuntak
Bisnis Indonesia

Berkhas

2

Volume VI April 2008

Jurnal Nasional


Selasa, 01 April 2008

Ekonomi | Jakarta | Selasa, 01 Apr 2008 13:06:25 WIB

Angk a Ke ce la k a a n Ke r j a I ndone sia Te r t inggi di
D unia
ANGKA kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2007 cukup tinggi yakni peringkat 52 dari
53 negara di dunia.
Menakertrans Erman Soeparno pada acara Sosialisasi Revitalisasi Pengawasan
Ketenagakerjaan bagi Asosiasi, Lembaga K3 dan Perguruan Tinggi 2008 di Jakarta, Selasa
(1/4), mengatakan, data tersebut adalah data dari organisasi buruh dunia (ILO).
Hadir pada acara itu Dirjen Binawas Depnakertrans I Gusti Made Arka dan 170 peserta dari
asosiasi, lembaga K3 dan perguruan tinggi 2008 di Jakarta.
Data 2007 menyatakan, jumlah kecelakaan kerja sebanyak 65.474 kasus dengan meninggal
1.451 orang, cacat tetap 5.326 orang dan sembuh tanpa cacat 58.697 orang.
Tingkat pelanggaran peraturan perundangan ketenagakerjaan tahun 2007 sebanyak 21.386
pelanggaran.
Berdasarkan kondisi itu, Depnakertrans menetapkan kebijakan revitalisasi pengawasan
dengan membudayakan kepedulian pada kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan

meningkatkan mutu dan produktivitas kerja.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan dengan meningkatkan kuantitas
dan kualitas pegawai pengawas, meningkatkan perlindungan dan penindakan hukum,
penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak dan peningkatan pemberdayaan
masyarakat industri.
Depnakertrans juga akan meningkatkan koordinasi interdep dengan gubernur, bupati dan
walikota. Instansi itu juga akan menyempurnakan peraturan perundangan dan meningkatkan
peran serta masyarakat.
Saat ini terdapat 1.849 pengawas ketenagakerjaan dan 505 penyidik pegawai negeri sipil
(PPNS) yang tersebar di Depnakertran, di dinas-dinas dan suku dinas tenaga kerja di
pemerintah daerah.
Sasaran yang hendak dicapai pada 2008 adalah kecelakaan kerja menurun 50 persen,
kepesertaan Jamsostek meningkat menjadi dua juta orang, pekerja anak kurang 10.000
orang, pelanggaran menurun 20 persen dan efektivitas pengawasan meningkat di 122
kabupaten/kota dan peran serta masyarakat meningkat. (Ant)

Berkhas

3


Volume VI April 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 01 April 2008

Halaman Muka Fokus Hari Ini | Jakarta | Selasa, 01 Apr 2008

Pe k e r j a M e st i Cipt a k a n I ndust r i Kondusif
by : Yanuar Jatnika
Pemerintah mengharapkan para pekerja ikut berbagi tanggung jawab dengan pengusaha dan
pemerintah untuk menciptakan industri yang kondusif dan meningkatkan investasi.
Pemerintah akan selalu membuka ruang dialog dengan pengusaha dan serikat pekerja untuk
mewujudkan hal tersebut.
Untuk itulah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima 30 perwakilan serikat pekerja
Indonesia di Istana Negara, Senin (31/3). Pertemuan dalam nuansa keterbukaan dan
demokratis itu disambut positif oleh kalangan pengusaha maupun serikat pekerja.
Herman Heru Suprobo, Wakil Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia
(Hippi) mengatakan, dalam kondisi dunia usaha yang tidak stabil seperti sekarang, harus ada
dialog dan keterbukaan antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja.
"Diaog yang terbuka akan memberi peluang adanya saling pengertian di antara ketiga pihak
tersebut," kata mantan Wakil Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(Hipmi) ini.
Menurut Herman, yang terpenting dialog pengusaha dan pekerja saat menghadapi situasi
sulit, seperti pemutusan hubungan kerja, tuntutan kenaikan upah, dan sebagainya. "Suatu
sikap yang bijaksana jika pengusaha berdialog dengan pekerja, memberikan penjelasan
secara makro, sehingga terjadi saling pengertian antara kedua belah pihak."
Tuntutan buruh mengenai kenaikan upah, tunjangan, dan sebagainya, menurut Herman,
tidak semata-mata tanggung jawab pengusaha, tapi juga pemerintah. "Tuntutan buruh jelas
berkaitan dengan biaya hidup tinggi, harga pangan, transportasi dan sebagainya yang
menjadi domain pemerintah," dia beralasan.
Herman mengharapkan adanya penyelesaian masalah yang komprehensif dan lintas sektoral
untuk mengatasi tuntutan buruh, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya.
Rekson Silaban, Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia mengatakan, banyak
kesamaan pendapat antara pengusaha, pemerintah, dan pekerja. Namun ia meminta
pemerintah dan pengusaha mengerti tuntutan buruh akan kenaikan upah, gaji, tunjangan,
dan lainnya.

Berkhas

4

Volume VI April 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 01 April 2008

Eksekutif Kilas | Jakarta | Selasa, 01 Apr 2008

RPP Pe sa ngon D iba ha s Se t e la h Ok t obe r
by : Aliyudin Sofyan
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pesangon baru bisa dibahas kembali oleh
pemerintah setelah Oktober 2008.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Erman Suparno, di Istana Negara,
Jakarta, Senin, mengatakan, pembahasan RPP Pesangon perlu menunggu penyelarasan
empat UU terkait, yaitu UU Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU Jamsostek, UU Pensiun,
dan UU Tenaga Kerja.
"UU Jaminan Sosial Nasional itu amanat UU No 40 Tahun 2004 dan harus selesai Oktober
ini. Jadi, Oktober baru kita lanjutkan," ujarnya.
Menurut Erman, perlu atau tidaknya suatu RPP yang mengatur pesangon secara tersendiri
bergantung pada hasil penyelarasan empat UU tersebut.
"Nanti kan ada penyelarasan UU jaminan sosial nasional, UU Jamsostek. Kalau kemudian itu
diselaraskan dan bisa masuk ke sana, kan gak perlu," tutur Erman.
Penyelarasan, lanjut dia, juga dibutuhkan agar tidak adanya tumpang tindih yang mengatur
tentang pesangon.
"Jamsostek ini UU-nya lahir tahun 1992. Sedangkan sekarang payungnya mengenai jaminan
sosial nasional ini kan 2004. Ini kalau tidak diselaraskan sekaligus, maka nanti dikhawatirkan
tumpang tindih," kata Erman seperti dilansir Antara.
Ia menambahkan, pemerintah belum membicarakan lagi tentang aturan-aturan dalam RPP
Pesangon yang kemungkinan dapat berubah.
Erman beserta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu lainnya mendampingi beberapa
konfederasi serikat buruh bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana
Negara, Senin.
Dalam pertemuan itu, menurut Erman, mengemuka berbagai persoalan yang masih
mengganjal bagi kaum buruh, di antaranya pendidikan kaum buruh, pengaturan kontrak kerja
dan "outsourcing". n

Berkhas

5

Volume VI April 2008

Kompas

Selasa, 01 April 2008

Pe k e r j a Kont r a k Bus Tr a nsj a k a r t a da n KA M int a
D ia ngk a t
Selasa, 1 April 2008 | 01:16 WIB
Jakarta, Kompas - Sedikitnya seratus pekerja bagian tiket bus transjakarta melakukan unjuk
rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, Senin (31/3). Mereka menuntut sistem kerja kontrak
atau outsourcing dihapus. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, mereka mengancam akan mogok
massal.
Aksi unjuk rasa itu dijaga puluhan polisi. Massa yang terdiri dari pekerja bagian tiket bus
transjakarta mendengarkan orasi dari Serikat Pekerja Madani Indonesia. Saat ini terdapat
300-an pekerja outsourcing yang bekerja di bidang tiket bus transjakarta.
Putri (22), pekerja bagian tiket di Koridor 1, mengaku sudah empat tahun bekerja, tetapi
statusnya tetap kontrak sehingga masa depannya tak menentu.
Sejak tahun 2004 sudah lima perusahaan yang mempekerjakan pekerja bus transjakarta
tersebut. Kelima perusahaan itu adalah PT Lestari Abadi, PT Indosmart Komunikasi Global,
PT Delta Metro Guard, Badan Layanan Umum Transjakarta, dan PT Metro Security
Nusantara.
Rata-rata kontraknya tak jelas dan sepihak. Tidak ada asuransi kecelakaan dan Jamsostek
serta tidak punya peraturan perusahaan yang jelas. ”Setiap kali menjelang Lebaran kami
dipindah ke perusahaan outsoucing baru sehingga kami tak pernah menerima THR,” kata
Putri.
”Yang mengecewakan, setiap pindah ke perusahaan outsourcing baru masa kerja kami nol
lagi,” kata Nurcholis, salah seorang pekerja outsourcing.
Tidak ada satu pun pejabat Pemprov DKI yang menerima perwakilan pekerja itu karena
gubernur, wakil gubernur, dan sekretaris daerah di luar kantor.
Tolak swastanisasi
Sekitar 400 pekerja tidak tetap PT Kereta Api Daerah Operasi I Jabodetabek yang tergabung
dalam Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek (SPKAJ) mogok kerja Senin. Para pekerja itu
berunjuk rasa di Gedung Railway Center PT KA di Jalan Juanda IB, menuntut PT KA
mengangkat mereka sebagai pegawai tetap.
”Kami telah bekerja di PT KA selama bertahun-tahun dengan status pekerja harian lepas dan
outsourcing. Tahun ini bukan perbaikan nasib yang kami terima, justru PT KA mau
menyerahkan kepada perusahaan swasta dan bekerja dengan sistem kontrak,” kata
Koordinator SPKAJ Pupu Saefuloh.
Pupu mengatakan, sebagai buruh kontrak, setiap pekerja harus menjalani uji coba kontrak
kerja selama tiga bulan tanpa perhitungan masa kerja sebelumnya. Apabila tak sesuai
kualifikasi, kontrak tak diperpanjang.
Pertemuan SPKAJ dengan Koperasi Wahana Usaha Jabotabek (Kowasjab), badan usaha
pengelola SPKAJ, tak membuahkan hasil. Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi I
Jabodetabek Ahmad Sujadi menyatakan, kontrak kerja dengan Kowasjab berakhir 31 Maret.
Apabila mereka ingin menjadi pegawai tetap, calon itu harus melewati tes. (KSP/NEL)

Berkhas

6

Volume VI April 2008

Pikiran Rakyat

Selasa, 01 April 2008

Ra t u sa n Bu r u h Pr ot e s Sist e m Ke r j a Kont r a k
BOGOR, (PR).Ratusan buruh yang tergabung dalam wadah Serikat Pekerja Nasional (SPN) se-Kab. Bogor
melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung DPRD Kab. Bogor, Senin (31/3). Mereka
mengancam tidak akan menggunakan hak suaranya atau golput pada pemilihan
Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat, jika tuntutan para buruh tidak dikabulkan.
"Kami tidak akan menggunakan hak suara kami dalam pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur
Jawa Barat nanti, apabila tuntutan kami tidak digubris," ungkap Sekretaris DPC SPN
Kabupaten Bogor, Nadiharja dalam orasinya di halaman Gedung DPRD Kab. Bogor.
Mereka menyampaikan empat tuntutan kepada wakil rakyat di DPRD Kab. Bogor dan
Pemerintah Kab. Bogor. Empat tuntutan buruh yang mengatasnamakan 30.000 buruh seKabupaten Bogor itu menolak sistem kerja kontrak, menolak sistem kerja borongan, menolak
pemberian upah yang tidak sesuai dengan undang-undang, serta mendesak kepada wakil
rakyat dan Pemkab Bogor segera menurunkan harga sembako.
Para pengunjuk rasa merasa kecewa dengan sikap wakil rakyat dan Pemkab Bogor yang
kurang memerhatikan masalah nasib buruh.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kab. Bogor, Arif Munandar mengatakan prihatin atas
kondisi buruh sekarang ini. Namun demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena
masalah tersebut adalah wewenang pusat.
Sedangkan Kepala Seksi Pengawasan Disnakertrans Kab. Bogor Alex mengatakan, jumlah
pengawas untuk perusahaan di Kab. Bogor terbatas. Untuk tahun ini pihaknya mengusulkan
untuk menambah jumlah pengawas. (A-163)***

Berkhas

7

Volume VI April 2008

Seputar I ndonesia

Selasa, 01 April 2008

Pe k e r j a PT KA Anca m Ke m ba li Be r unj uk Ra sa
JAKARTA (SINDO) – Ratusan pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kereta Api
(SPKA) Jabotabek akan berunjuk rasa kembali.
Hal itu setelah terjadinya deadlock dalam pertemuan yang dilakukan para perwakilan
pengunjuk rasa dengan ketua outsourcing Koperasi Wahana Usaha Jabotabek (Kowasjab)
yang mempekerjakan mereka. Kuasa hukum SPKA dari LBH Jakarta, Restaria Hutabarat,
mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar lagi. Hal ini
karena pengurus Kowasjab tidak berkepentingan menjawab persoalan tersebut.
”Yang bertanggung jawab terhadap hubungan kerja adalah pemberi kerja, dalam hal ini
adalah PT KA. Dengan demikian,Kowasjab tidak representatif menjawab persoalan ini,” kata
Restaria Hutabarat,kemarin. Diketahui, kemarin ratusan pekerja kontrak PT KA seJabodetabek berunjuk rasa di Kantor PT KA Daop I.Mereka menuntut PT KA mengangkat
mereka menjadi pegawai tetap.
Menanggapi hal itu,Ketua Kowasjab IJ Wahidin mengatakan bahwa pihaknya menjamin para
pekerja yang habis masa kontraknya dengan Kowasjab,tetap akan mendapatkan pekerjaan.
”Kami menjamin para pekerja untuk tetap mendapatkan pekerjaannya dan tidak kehilangan
pendapatannya, termasuk hak-hak para pekerja seperti Jamsostek,”jelasnya.
Kahumas PT KA Daop I Jabotabek Akhmad Sujadi mengatakan, pihaknya tetap akan
mempekerjakan mereka sebagai pegawai PT KA. Terkait tuntutan para pengunjuk rasa untuk
menjadi pegawai tetap, Sujadi mengaku belum bisa diwujudkan. Pasalnya, PT KA memiliki
standar penerimaan pegawai. ”Bukan tidak mungkin mereka menjadi pegawai PT KA,
asalkan mereka dapat memenuhi persyaratan.
Salah satunya lulus tes,”jelasnya. Sementara itu, ratusan pekerja bus Trans yang tergabung
dalam Serikat Pekerja Madani Indonesia (SPMI) Unit Transjakarta, juga berunjuk rasa di
depan Balai Kota Pemprov DKI Jakarta. Ratusan pekerja ini menuntut Gubernur DKI Jakarta
Fauzi Bowo untuk segera mengangkat para pekerja yang masih berstatus kontrak.
(sucipto/wahab f)

Berkhas

8

Volume VI April 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 02 April 2008

Pe m e r int a h, PN S da n na sib bur uh
Dalam pidato kenegaraan dan keterangan pemerintah atas RAPBN 2008, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menjanjikan kenaikan gaji bagi pegawai negeri sipil (PNS) sebesar
20%. Kenaikan itu diyakini sudah cukup baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kita tahu, pada 2006 gaji PNS pernah dinaikkan sebesar 15% dan ditingkatkan lagi sebesar
15% pada 2007. Ini berarti selama dua tahun berturut-turut yakni 2006 dan 2007 dalam masa
pemerintahan Presiden Yudhoyono kenaikan gaji PNS mencapai 30%.
Terlepas dari berapa pun jumlah kenaikan gaji yang diterima oleh PNS, yang pasti hal
tersebut merupakan kabar gembira bagi PNS. Dan semua pihak harus mendukung kenaikan
tersebut karena PNS telah mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara.
Salah satu alasan mengapa pemerintah menaikkan gaji PNS adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan PNS sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik. Artinya,
dengan meningkatnya kesejahteraan PNS diharapkan akan meningkat pula pelayanan
mereka kepada masyarakat.
Meskipun disana-sini masih banyak kritikan kepada PNS atas kinerjanya yang lamban,
berbelit-belit dan penuh aroma korupsi. Untuk itu, ke depan, tidak ada alasan bagi PNS untuk
bekerja dengan berleha-leha, berbelit-belit dan melakukan korupsi. Karena untuk menaikkan
gaji pokok PNS, anggarannya juga besar.
Lalu bagaimana dengan nasib kaum buruh? Biasanya kenaikan gaji PNS selalu diikuti
dengan kenaikan harga bahan pokok yang sudah melambung tinggi. Kenaikan harga
kebutuhan pokok tentu saja akan semakin memberatkan buruh dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi. Khususnya kebutuhan pokok sehari-hari.
Bagi buruh, kenaikan harga kebutuhan pokok sudah pasti akan memberatkan, ini disebabkan
oleh masih minimnya kesejahteraan yang diterima kaum buruh. Upah yang rendah masih
menjadi permasalahan pokok dalam kehidupan buruh. Dari itu, mereka pun perlu segera
memperoleh kenaikan gaji atau setidak-tidaknya kenaikan upah minimum. Karena dengan
naiknya harga-harga kebutuhan dan rendahnya upah yang diterima para buruh, secara
otomatis akan memberatkan bagi para buruh.
Kian sulit
Buruh tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Standar perekonomian para
buruh semakin sulit sehingga kehidupan buruh pun berada di bawah garis kemiskinan.
Jika ini terus berlangsung, jumlah kemiskinan semakin bertambah terus. Menurut data Bank
Dunia, jumlah penduduk miskin di Indonesia diatas 100 juta orang (42,6%), dengan dasar
perhitungan penduduk yang hidup dengan penghasilan dibawah US$2 per hari.
Agar buruh sejahtera dan dapat memenuhi kebutuhan pokok rumah tangganya, maka
pemerintah harus memerhatikan juga nasib para buruh.
Sama dengan pemerintah memerhatikan kesejahteraan bagi PNS. Dalam hal ini pemerintah
harus dapat berlaku adil kepada buruh agar mereka dapat hidup dengan layak karena pada
dasarnya setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak sebagai manusia. Hal ini
tercantum dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945.
Dengan demikian sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 2 di atas, maka
kesejahteraan buruh tidak dapat diabaikan begitu saja oleh pemerintah.

Berkhas

9

Volume VI April 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 02 April 2008

Buruh merupakan warga negara yang kedudukannya sama dengan PNS. Yaitu sama-sama
dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup dan sama-sama ingin hidup lebih sejahtera.
Dengan demikian, kenaikan gaji PNS hendaknya dapat juga dirasakan oleh para buruh.
Oleh sebab itu, pemerintah hendaknya perlu membela kepentingan buruh. Bukan
kepentingan PNS semata. Membela kepentingan satu pihak adalah keputusan yang tidak
bijaksana. Jika pemerintah menaikkan gaji PNS, pemerintah hendaknya juga memerhatikan
kesejahteraan para buruh. Pemerintah tidak boleh tinggal diam.
Para buruh perlu dibantu. Karena selama ini buruh masih terkungkung dalam keharusan
bertahan hidup dengan upah minimum di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok. Inilah
yang disebut Marx sebagai sebuah alienasi.
Buruh tidak lagi mampu mengembangkan diri. Tidak mampu mengembangkan kesempatan
untuk belajar, kesempatan untuk menikmati keindahan alam dan budaya. Bagaimana
mungkin mereka mencapai semua itu, sementara untuk membeli kebutuhan hidup saja
mereka tidak sanggup.
Ke depan, pemerintah, para politisi dan tentunya para pengusaha sudah seharusnya dengan
sungguh-sungguh memerhatikan nasib para buruh. Karena nasib buruh di negara
berkembang termasuk Indonesia masih jauh dari harapan.
Padahal buruh adalah cikal-bakal bergeraknya roda perekonomian. Tanpa buruh sudah pasti
akan banyak industri-industri yang tidak berjalan. Tenaga mereka sangat dibutuhkan oleh
kalangan pengusaha. Sehingga ekonomi akan tumbuh dengan pesat.
Oleh karena itu, nasib buruh jangan diwacana, didiskusikan dan diperdebatkan dalam ruangruang rapat atau seminar saja. Akan tetapi nasib buruh harus diperjuangkan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan hidup.
Dalam konteks ini, maka nasib buruh harus semakin lebih baik. Keberadaan mereka harus
diperhatikan tentunya dengan memberikan peningkatan pendapatan demi kesejahteraan
para buruh. Sebagaimana pemerintah memberikan kesejahteraan kepada PNS. Semoga
Oleh Oksidelfa Yanto
Peneliti CSIS Jakarta

Berkhas

10

Volume VI April 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 02 April 2008

Jabedetabog Kilas Jabodetabog | Jakarta | Rabu, 02 Apr 2008

D ipe ca t , Ka r y a w a n PT Ka r y a Be t on La por Polisi
by : Dionisius Bambang Arinto
Dipecat, sebanyak 9 dari 500 karyawan PT Karya Beton, Jakarta Utara, mengadukan
manajemen perusahaan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya,
Selasa (1/4). Mereka menilai, pemecatatan itu melanggar Undang Undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
"Pemecatan itu tidak sesuai prosedur. Tanpa peringatan, mereka langsung melepas," kata
Muslimin (59), seorang pelapor yang sebelumnya bekerja sebagai sopir.
Menurut Muslimin, pemecatan itu terkait dengan tuntutan mereka atas status kekaryawanan
dan hak-hak yang mereka minta termasuk Jaminan Sosial Tenaga Kerja, perbaikan upah dan
tunjangan lain. Selain itu, risiko tersebut mereka pikul karena manajemen menghalanghalangi mereka dalam berserikat. "Kami minta keadilan. Kami juga sudah mengadu ke Suku
Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara," ucap lelaki yang sudah bekerja 10 tahun itu.
Pemecatan itu terjadi pada 18 Maret 2008 lalu. Sebelumnya pada 11 Maret 2008 ada surat
pemberitahuan dari manajemen perusahaan itu tetang pemecatan itu setelah mereka
menggelar aksi demo menuntut perbaikan nasib. Selain 9 orang dipecat, sebanyak 20 orang
dimutasi dan diskorsing dengan alasan yang sama. Khusus yang diskorsing, tanpa batas
waktu yang pasti. Mereka sudah bekerja antara 5-10 tahun.
"Kami menuntut perbaikan nasib karena ada beberapa hal yang tak masuk akal, tetapi
akhirnya seperti ini. Selama ini, kami hanya diupah kalau bekerja. Contoh, kalau mau narik
dikasih Rp10.000, kalau tidak yang ngga dibayar. Uang kehadiran Rp25.000," ungkap
Rahmat, buruh lainnya.
Dion B Arinto

Berkhas

11

Volume VI April 2008

Kompas

Kamis, 03 April 2008

Ka r y a w a n RS H a j i Ak hir ny a M ogok
Pe la ya na n Pa sie n M e nj a di Ka ca u
Rabu, 2 April 2008 | 02:42 WIB
Jakarta, Kompas - Aksi mogok sebagian karyawan Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta
Timur, Selasa (1/4), mengakibatkan pelayanan pasien di sejumlah poliklinik di rumah sakit itu
kacau balau. Belum bisa dipastikan sampai kapan aksi mogok yang menyertai kemelut
perebutan rumah sakit ini akan berlangsung.
Sekitar 70 karyawan yang mogok itu menolak kepemimpinan RS yang baru, yakni Salimar
Salim. Sementara Direktur Utama RS Haji hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Salimar Salim Selasa pagi mulai berkantor di ruang direksi yang terletak di lantai
dasar rumah sakit itu.
Sebelumnya, sejak dua pekan lalu (22/3), Salimar hanya berkantor di masjid dan lantai 4 di
kawasan rumah sakit itu.
RS Haji dijaga oleh petugas dari Bantuan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) DKI dan Jakarta
Timur. Di bagian dalam rumah sakit dijaga petugas khusus berseragam seperti pasukan
pengawal presiden.
Sementara petugas di luar gedung menggunakan pakaian dinas Banpol biru tua.
Layanan terganggu
Sejauh pengamatan, pelayanan administrasi di poli anak yang mulai dibuka pukul 09.00
sampai 10.00 kacau balau. Antrean panjang di poli itu tidak terhindari karena hanya satu
perawat yang melayani.
”Perawatnya keteteran mengurus pasien,” kata Lusi (28) yang membawa anaknya, Sazha
(4), berobat di rumah sakit itu. Kekesalan akibat pelayanan yang lambat juga dialami Yani
(34) dan Sayuti (35) yang membawa anak mereka berobat di tempat itu.
Mogok
Salimar mengakui, kekacauan pelayanan karena mogok karyawan. ”Paling banyak yang
mogok tenaga administrasi dan sebagian kecil perawat,” kata Salimar.
Mogok kerja juga dilakukan pimpinan unit seperti instalasi gawat darurat, rawat inap dewasa
dan anak, serta rawat jalan.
Terkait aksi mogok, Salimar membuat edaran yang mengimbau agar para karyawan segera
masuk kerja seperti biasanya. ”Tugas kita melayani masyarakat. Soal pertikaian pengelolaan
menjadi urusan yang berwenang,” ujar Salimar yang menjamin tidak akan ada intimidasi jika
mereka bekerja lagi.
Anggota Komisi E dari Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Agus Dharmawan mengatakan,
karyawan rumah sakit jangan mudah terprovokasi. (pin)

Berkhas

12

Volume VI April 2008

Kompas

Kamis, 03 April 2008

Te na ga Ke r j a

Pe ny e le sa ia n " Out sour cing" D ise le sa ik a n Le w a t
Bipa r t it
Kamis, 3 April 2008 | 01:12 WIB
KARANGANYAR, KOMPAS - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno
menegaskan, pemerintah memerhatikan keluhan sejumlah pekerja sistem kerja kontrak atau
outsourcing.
Namun, untuk penyelesaian masalah ini pemerintah menyerahkan penyelesaian lewat jalur
bipartit atau penyelesaian antara pengusaha dan pekerja.
”Sudah ada deklarasi bipartit antara asosiasi pengusaha dan serikat pekerja. Bagaimana
baiknya, untuk format penyelesaian, kami menyerahkan kepada pengusaha dan serikat
pekerja,” ujarnya kepada pers di Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (2/4).
Yang terutama sebenarnya adalah bagaimana memperjelas sistem kontrak bagi pekerja.
Karena, lanjut Erman, sebelum ada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan tidak ada sistem kontrak.
”Dulu hanya ada masa percobaan tiga bulan atau paling lama enam bulan. Kalau sudah
memang dipakai, jadi pegawai tetap. Namun dalam UU No 13/2003 ada kontrak dua tahun,
ya kasihan juga,” ujarnya.
Dalam deklarasi antara pengusaha dan pekerja, lanjut Erman, ada lima poin penting.
Pertama, kedua pihak (asosiasi pengusaha dan asosiasi serikat pekerja melalui konfederasi)
sepakat mendukung pemerintah untuk membangun hubungan industrial yang kondusif dan
mendorong investasi masuk, serta mengamankan kelangsungan kerja.
Kedua, permasalahan antara perusahaan dan pekerja diselesaikan secara kekeluargaan di
wilayah masing-masing perusahaan secara bipartit. Ketiga, perlu penyelarasan perundangundangan ketenagakerjaan terkait dengan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN).
Keempat, hubungan internasional selalu dalam koordinasi Tripartit Nasional. Kelima, perlu
ada kesadaran bersama membangun ketenagakerjaan ke depan tidak dalam pendekatan
sosio- politik, tetapi bagian sosio-ekonomi.
”Dengan adanya UU No 40/ 2004, maka undang-undang sebelumnya harus diselaraskan.
Diharapkan UU ini menjadi UU yang baku dalam mengatur ketenagakerjaan,” ujarnya.
Erman menegaskan, yang terpenting dalam pelaksanaan UU No 40/2004 adalah
pengawasan terhadap ketenagakerjaan. ”Jadi harus diperjelas sistem kontrak itu bagaimana.
Kalau dua tahun, itu terlalu lama. UU sebelumnya tidak ada sistem kontrak. Adanya kerja tiga
bulan atau paling lama enam bulan. Kalau mau dipakai, ya diangkat jadi karyawan,” kata
Erman.
Tahun 2008 dicanangkan sebagai tahun peningkatan kualitas sistem pengawasan
ketenagakerjaan. Awal Januari 2008, ujar Erman, pihaknya telah mengirim surat kepada
gubernur dan bupati/wali kota se-Indonesia untuk melakukan revitalisasi pengawasan
ketenagakerjaan.
”Harus ada komitmen kepala dinas tenaga kerja provinsi dan kabupaten/kota, harus betulbetul orang yang punya pengetahuan ketenagakerjaan dan akan saya sertifikasi,” ujarnya.
(SON)

Berkhas

13

Volume VI April 2008

Kompas

Kamis, 03 April 2008

Upa h Riil Bur uh Se m a k in Le m a h
Ua ng H a bis unt uk Ongk os da n Kont r a k Ka m a r
Kamis, 3 April 2008 | 01:13 WIB
Jakarta, Kompas - Kenaikan laju inflasi semakin menekan nilai riil upah buruh. Oleh karena
itu, pemerintah harus secepatnya merealisasikan berbagai program intervensi yang bisa
meningkatkan kesejahteraan buruh secara tidak langsung, misalnya membangun rumah
murah untuk pekerja.
”Hampir 40 persen dari upah habis untuk biaya transportasi dan perumahan sehingga jika
buruh bisa memiliki rumah sendiri di dekat lokasi kerja, semakin besar bagian yang bisa
ditabung. Cara ini lebih mudah ditempuh ketimbang mendesak perusahaan menaikkan upah
karena tidak semua perusahaan memiliki pertumbuhan usaha yang baik juga,” kata Presiden
Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Rekson Silaban di Jakarta, Rabu
(2/4).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, upah riil buruh pada Januari 2008 turun
dibandingkan Januari 2007. Untuk triwulan III-2007 dibandingkan triwulan III-2006, upah riil
buruh rokok turun 28,05 persen dan buruh pakaian jadi 13,07 persen.
Secara nominal, rata-rata upah buruh industri pakaian jadi tercatat Rp 762.817 per bulan atau
turun 7,02 persen dibandingkan upah nominal triwulan III-2006.
Selama ini pengusaha mengupah buruh berdasarkan ketentuan upah minimum regional
(UMR) yang ditetapkan pemerintah daerah. UMR ditetapkan sekitar 80 persen dari nilai
kebutuhan hidup layak dengan alasan kondisi ekonomi.
Seperti yang dialami Puji (39), buruh pabrik tekstil di Kawasan Berikat Nusantara Cakung,
Jakarta Utara. Meski bergaji Rp 900.000 per bulan, dia menghabiskan sedikitnya Rp 400.000
per bulan untuk mengontrak rumah ukuran 3 x 4 meter persegi di Kelurahan Pulo Gebang,
Jakarta Timur, dan ongkos angkutan ke tempat kerja. Adapun upah minimum DKI Jakarta
tahun 2008 adalah Rp 972.604, naik dari Rp 900.560 per bulan.
Soal perumahan, pemerintah sudah meluncurkan Program Percepatan Pembangunan
Perumahan Pekerja untuk Kesejahteraan Pekerja (P5KP) mulai 28 Januari 2008. Sebanyak
200.000 unit rumah akan dibangun dalam dua tahun untuk pekerja berpenghasilan di bawah
Rp 4,5 juta per bulan.
Orientasi pasar
Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian G Ismy berpendapat,
penurunan upah riil banyak dialami buruh yang bekerja pada industri pakaian jadi yang
berorientasi ke pasar dalam negeri.
”Industri pakaian jadi yang berorientasi ekspor masih berjalan baik, full order. Namun yang
orientasinya ke pasar dalam negeri memang makin tergerus,” ujar Ernovian.
Pada industri pakaian jadi, upah nominal buruh dapat terpangkas ketika permintaan
menurun. Pengurangan produksi membuat buruh kehilangan upah lembur.
”Sebenarnya dalam kondisi sulit, pemerintah perlu mendukung industri untuk bisa lebih
bersaing di pasar domestik. Kalau industri berjalan lebih baik, kesejahteraan buruh juga akan
lebih baik,” kata Ernovian. (ham/DAY/lkt)

Berkhas

14

Volume VI April 2008

Suara Pembaruan

Jumat, 04 April 2008

Ka r y a w a n Pe lindo Be ngk ulu Be r de m o di D PRD

[BENGKULU] Ratusan karyawan dan karyawati PT Pelindo II Cabang Bengkulu, Provinsi
Bengkulu, Jumat (4/4) pagi melakukan aksi demo di halaman Kantor Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu.
Mereka menyampaikan aspirasi untuk menolak penyerahan aset milik PT Pelindo ke
Departemen Perhubungan sesuai dengan rencana undang-undang (RUU) Perhubungan
yang sedang dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat Senayan, Jakarta.
Yadi Setyadi, karyawan PT Pelindo II Cabang Bengkulu kepada SP, Jumat pagi mengatakan,
mereka sangat keberatan atas sikap pemerintah yang akan menyerahkan aset-aset milik PT
Pelindo ke Departemen Perhubungan.
Selain itu, mereka juga keberatan Pelindio dijual ke pihak asing. Alasannya, akan
menghancurkan ekonomi bangsa Indonesia. "Kita tidak mau RUU tentang Perhubungan yang
sedang dibahas di DPR sebagai upaya untuk menghancurkan pelabuhan di Indonesia,"
ujarnya.
Dikatakan, seluruh karyawan dan karyawati Pe- lindo I, II, III, dan IV pada Jumat ini
melaksanakan aksi demo secara serentak. Hal ini dilakukan sebagai aksi penolakan atas
rencana penjualan aset pelabuhan ke pihak asing.
Para karyawan Pelindo mengancam jika aspirasi mereka tidak ditanggapi pemerintah dan
DPR maka aksi awal ini akan dilanjutkan mogok kerja pada 10 April 2008. Aksi mogok
tersebut akan berlangsung di seluruh Indonesia. [143]

Berkhas

15

Volume VI April 2008

Kompas

Sabtu, 05 April 2008

Ke t e na ga k e r j a a n

Ribua n Bur uh Te r k e na PH K Tr iw ula n I Ta hun 2 0 0 8

Semarang, Kompas - Selama triwulan I tahun 2008, kondisi perburuhan di Jawa Tengah
masih memprihatinkan. Terdapat lebih dari 2.944 buruh terkena pemutusan hubungan kerja
atau PHK dari tempat kerja mereka. PHK terjadi 90 persen di antaranya dilakukan sepihak
oleh pengusaha tanpa melalui proses perundingan sesuai aturan yang ada.
Laporan nasib buruh itu dikemukakan Seksi Kajian dan Pendidikan Yayasan Wahyu Sosial
(Yawas) Semarang, Khotib, Jumat (4/4) di Semarang. "Dari kajian PHK terhadap buruh,
selalu dua alasan yang disampaikan pengusaha yaitu pengurangan buruh untuk efisiensi
serta perubahan kebijakan perusahaan mengganti buruhnya dengan buruh kontrak," kata
Khotib.
Khotib menjelaskan, instansi yang menangani perburuhan tidak banyak berperan ketika
terjadi PHK yang menyengsarakan buruh. Padahal, Jateng selama ini bertekad untuk
mengurangi jumlah pengangguran yang tiap tahun bertambah 500.000 orang.
Dari jumlah buruh yang terkena PHK selama triwulan I tahun 2008, 1.800 orang tercatat
buruh yang bekerja di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Para buruh yang terkena PHK
tersebar di Kota Semarang, Solo, Kudus, Pekalongan, Salatiga, dan Kabupaten Semarang.
PHK terbesar terjadi Maret 2008 dialami para buruh di PT Tyfountex dan PT Arista Mandiri
Pratama, Semarang. Kedua pabrik produk tekstil itu masing-masing telah memecat lebih dari
600 buruhnya tanpa ada upaya bantuan proses penyelesaian dari instansi terkait perburuhan.
PHK juga dilakukan oleh sektor pabrik rokok, tembakau, makanan dan minuman (RTMM),
serta sektor perkayuan dan mebel. Di sektor RTMM saja terdapat lebih 1.000 buruh terpaksa
dirumahkan karena perusahaan melakukan efisiensi setelah diketahui ada penurunan usaha.
Khotib merasa jumlah buruh yang terkena PHK diperkirakan bisa lebih besar dari hasil
pendataan atau yang dilaporkan oleh pekerja di Yawas.
Kepala Bidang Industri Mesin, Logam, dan Tekstil Dinas Perindustrian Jateng, Agus Sriyanto
menyatakan, sebenarnya masih ada lowongan kerja yang belum terpenuhi sebanyak kurang
lebih 20.000 orang. Lowongan kerja itu menyusul banyaknya perusahaan tekstil dan produk
tekstil yang akan memindahkan usaha ke Jateng. (WHO)

Berkhas

16

Volume VI April 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 07 April 2008

Pe k e r j a m ilik i r um a h a k a n be r t a m ba h
KARANGANYAR: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengalokasikan anggaran
Rp335 miliar guna mendorong pemenuhan kebutuhan rumah bagi pekerja melalui program
Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) Jamsostek.
Melalui anggaran itu, pekerja dan buruh dimungkinkan mendapatkan pinjaman uang muka
perumahan (PUMP) yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan
yang layak dan sehat.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno pekan lalu mengatakan dari 7,9 juta
peserta Jamsostek aktif, hanya sekitar 54.000 pekerja yang menerima bantuan melalui
PUMP.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada pengusaha di Tanah Air untuk lebih peduli kepada
pekerja dan memberikan bantuan dalam hal pemenuhan kebutuhan perumahan. (Bisnis/k16)

Berkhas

17

Volume VI April 2008

Tempo I nteraktif

Senin, 07 April 2008

Bur uh Ak a n D e m o Ka nt or PBB
Senin, 07 April 2008 | 07:49 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Federasi Perjuangan Buruh Jabodetabek (FPBJ ) dan
Aliansi Buruh Menggugat (ABM) akan melakukan demonstrasi di kantor perwakilan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya International Labour Organization (ILO) di
Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat sekitar pukul 10.00 WIB nanti (7/4).
Demo yang juga diikuti oleh Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI ) ini juga akan digelar di
Kedutaan Besar Perancis. Demonstran meminta pihak Kedubes dan ILO untuk menangani
menangani terhentinya operasional PT Bridor Indonesia karena ditinggal pengusaha
Perancis.
Selanjutnya ,pada pukul 11.30 WIB, Forum Penegak Syariat Islam (FPSI) akan melakukan
unjuk rasa di 3 tempat . Pertama di Depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia,
Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Lalu dilanjutkan di Kantor Kejaksaan Agung, Jalan Sisingamaharaja, Jaksel dan Gedung
Dewan Perwakilan Rakyat RI di Jalan Gatot Subroto, Jakpus. Aksi ini bertujuan Meminta
pengusutan peredaran VCD porno yang pelakunya mirip Gubernur Sulawesi Selatan terpilih
Syahrul Yasin Limpo.
Di Depok, sekitar 3000 orang akan mengikuti gerak jalan mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00
WIB. Aksi gerak jalan ini merupakan bagian dari kampanye pasangan Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf. Kampanye ini berpusat di
Lapangan Tanah Merah, Jalan Juanda, Depok .
Selain gerak jalan, kegiatan ini juga diisi dengan rapat umum dan pembagian stiker /pamflet
Pilkada Jabar.
Sofian

Berkhas

18

Volume VI April 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 08 April 2008

Jabedetabog Kilas Jabodetabog | Bekasi | Selasa, 08 Apr 2008

Ra t u sa n Bu r u h Un j u k Ra sa
by : Jan Prince Permata
Sebanyak dua ratus buruh PT Perfect Plus, Senin (7/4), melakukan aksi unjuk rasa menuntut
pihak perusahaan membatalkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
Pasalnya, pada tanggal 28 Januari lalu, perusahaan mengumumkan secara tiba-tiba PHK
kepada 170 buruh.
“Tadinya, buruh bermaksud masuk kerja seperti biasanya, akan tetapi malah dihalanghalangi pihak manajemen, keamanan pabrik, dan Kepolisian Sektor Lemah Abang,” kata
Koordinator Aksi Arifin (29) kepada wartawan.
Menurut Arifin, sebetulnya ada dua perusahaan yang bertanggungjawab atas nasib mereka.
Pertama PT Busana Prima Global III Cikarang, baru lah PT Perfect Plus.
Sebab, pada 27 November 2007 lalu PT Busana mengalihkan perusahaanya kepada PT
Perfect. Namun dalam peralihan proses tersebut PT Busana hanya menyewakan seluruh
aset perusahaan, berupa gedung, mesin produksi, beserta seluruh karyawan, selama kurang
lebih tiga tahun.
“Tapi setelah proses tersebut selesai, pihak PT Perfect melakukan pertemuan dengan buruh
yang intinya menekan buruh. Para buruh dipaksa membuat pernyataan pilihan status.
Pertama, putus hubungan dengan PT Busana, selanjutnya bergabung dengan manajemen
PT Perfect, dengan status kontrak kerja sama 3 bulan. Kedua, membuat surat pernyataan
tidak bersedia kerja di PT Perfect,” katanya.
Iskandar Hadji

Berkhas

19

Volume VI April 2008

Kompas

Selasa, 08 April 2008

AAF Ka la h di PH I da la m Ka sus PH K
M a na j e m e n D iha r usk a n M e m ba ya r Rp 3 8 M ilia r
Selasa, 8 April 2008 | 00:29 WIB
Banda Aceh, Kompas - Pengadilan Hubungan Industrial Banda Aceh, Senin (7/4),
mengabulkan gugatan 501 karyawan PT Asean Aceh Fertilizer. Majelis hakim PHI Banda
Aceh mewajibkan PT AAF membayarkan beberapa poin isi gugatan yang dimenangi oleh
karyawan dengan total nilai sekitar Rp 38 miliar.
Selain diharuskan membayar Rp 38 miliar, tergugat juga harus membayar biaya perkara
persidangan senilai Rp 834.000.
Menanggapi putusan tersebut, kuasa hukum likuidator PT AAF, Tyas Nugroho, mengatakan,
dirinya tidak berwenang untuk segera mengeluarkan jawaban atas putusan PHI Banda Aceh
tersebut. ”Saya harus konsultasi dengan klien di Jakarta. Kami diberi waktu 14 hari untuk
berpikir mengenai putusan tersebut,” kata Tyas yang ditemui di ruang panitera PHI Banda
Aceh, seusai persidangan.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja PT AAF Marwan Yahya mengatakan, sudah 90 persen
dari isi gugatan pihak karyawan dikabulkan majelis hakim. Mengaku bersyukur, Marwan juga
berharap pihak likuidator yang mewakili manajemen perusahaan yang sudah berhenti tidak
melakukan upaya hukum lain ke tingkat peradilan yang lebih tinggi.
”Meskipun sistem hukum memungkinkan, saya harap hal itu tidak dilakukan karena hal itu
terkait dengan kondisi keluarga karyawan dan karyawan itu sendiri. Sudah beberapa tahun ini
kami terus hidup dalam ketidakpastian. Serikat pekerja tidak mampu mengendalikan
anggotanya bila proses hukum terus berlanjut,” katanya singkat.
Marwan menambahkan, pokok perkara yang digugat para karyawan adalah pembatalan surat
pelepasan atau surat pemutusan hubungan kerja. Selain isinya sangat menekan para
karyawan, prosedur pembuatannya pun, katanya, secara legal formal tidak sesuai dengan
administrasi dan perundang-undangan yang berlaku.
Putusan yang dibacakan secara bergantian oleh Ketua Majelis Hakim Rahmawati dan dua
anggotanya, Sarmidi dan Yuheri Salman, dalam amar putusannya mengabulkan hampir
seluruh isi gugatan yang dilayangkan serikat pekerja PT AAF kepada tim likuidator.
Dalam pertimbangannya, majelis hakim menyatakan, surat pelepasan atau surat pemutusan
hubungan kerja antara dua belah pihak, yaitu karyawan dan PT AAF, tidak sah dan batal
demi hukum.
Menurut majelis hakim, dalam salah satu poin isi surat tersebut dinyatakan, para karyawan
tidak boleh memberitahukan seluruh isi surat kepada siapa pun juga tanpa ada
pemberitahuan atau izin dari pihak manajemen atau tim likuidator.
Majelis sepakat dengan penggugat bahwa isi perjanjian tersebut sangat membebani para
karyawan secara psikis. Majelis juga menyatakan, larangan untuk memberitahukan isi surat
perjanjian tersebut, termasuk besaran nilai pesangon dan gaji yang diberikan oleh tim
likuidator, tidak diatur oleh aturan manapun. ”Karena itu, surat pelepasan itu tidak sah dan
batal demi hukum,” kata Rahmawati.

Berkhas

20

Volume VI April 2008

Kompas

Selasa, 08 April 2008

Dalam pertimbangannya yang lain, majelis mengatakan, sesuai dengan aturan perundangan
yang ada, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, proses
pemutusan hubungan kerja dilakukan setelah ada perbincangan antara serikat pekerja, yang
mewakili ratusan karyawan PT AAF, dan manajemen. Tidak adanya perbincangan mengenai
pelaksanaan PHK jelang dan sampai dikel