Perburuhan-November 2008

VOLUME VI NOVEMBER 2008

PERBURUHAN

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

Da ft a r I si

Diwarnai Penolakan, DKI Tetapkan UMP 2009----------------------------------------------------

1


UMP Naik, Buruh Tetap Miskin -------------------------------------------------------------------------

3

SKB 4 Menteri Berdampak Pada Upah Buruh -----------------------------------------------------

4

Kenaikan Upah DKI Diterima Serikat Buruh --------------------------------------------------------

5

6 Perusahaan akan rumahkan karyawan------------------------------------------------------------

6

168 Kota/kabupaten belum punya pengawas ketenagakerjaan-------------------------------

7


'Upah minimum wewenang daerah' -------------------------------------------------------------------

8

Akibat "Jebakan" Pengangguran Berlipat -----------------------------------------------------------

9

RAPP Terancam Rumahkan Karyawan ------------------------------------------------------------- 10
Buruh di Jawa Barat Menolak Putusan Upah ------------------------------------------------------ 11
Puluhan Ribu Buruh Terancam Menganggur------------------------------------------------------- 12
Buruh Malang Demo Menolak SKB Empat Menteri ---------------------------------------------- 13
Upah Buruh di Bekasi Diusulkan di Atas Rp 1 Juta----------------------------------------------- 14
Buruh Malang Demo Menolak SKB Empat Menteri ---------------------------------------------- 15
Depnakertrans janji evaluasi penerapan upah ----------------------------------------------------- 16
Pekerja Tuntut UMK yang Layak ---------------------------------------------------------------------- 17
Upah Minimum yang Telah Ada Tak Akan Dibatalkan------------------------------------------- 18
Buruh PT Star Plastindo Berontak--------------------------------------------------------------------- 20
UMP Sultra Naik 10 Persen ----------------------------------------------------------------------------- 21

Mennakertrans Minta PT Jamsostek Bangun Rusunami Pekerja ---------------------------- 22
Buruh Karawang Desak Upah Minumum Rp 1,3 Juta ------------------------------------------- 23
Silang Sengkarut Upah Minimum ---------------------------------------------------------------------- 24
Buruh Mulai Kampanye ----------------------------------------------------------------------------------- 26
Depnakertrans batal terbitkan SE soal upah ------------------------------------------------------- 27
Apindo Rumahkan 6.000 Buruh ------------------------------------------------------------------------ 29
Buruh Dirumahkan Berhak Upah Penuh------------------------------------------------------------- 30
Gelombang Buruh Satroni Gedung Sate ------------------------------------------------------------ 31
Buruh Tuntut Tunjangan Hari Raya dan Tolak PHK ---------------------------------------------- 32
Buruh Bentrok dengan Polisi di Bandung ----------------------------------------------------------- 33
Buruh Jateng Menuntut UMK --------------------------------------------------------------------------- 34
Pengangguran di Sulsel Meningkat ------------------------------------------------------------------- 35
RI bersiap hadapi liberalisasi pekerja asing di Malaysia ---------------------------------------- 36

Sejumlah daerah abaikan SKB kenaikan upah ---------------------------------------------------- 38
Buruh Bandung Tolak SKB 4 Mentri ------------------------------------------------------------------ 40
Krisis Finansial Global Tingkatkan Pekerja Informal --------------------------------------------- 41
Ribuan Buruh Blokir Akses Masuk PT Rajabrana------------------------------------------------- 42
Terkait UMP, Buruh Jabar Minta Keadilan ---------------------------------------------------------- 43
Tuntut Penghasilan Tetap Sesuai UMK-------------------------------------------------------------- 45

Buruh Tolak SKB Empat Menteri ---------------------------------------------------------------------- 46
Gubernur Jabar Dinilai Abaikan Nasib Buruh ------------------------------------------------------ 47
KSPSI Tuntut UMK sesuai KHL ------------------------------------------------------------------------ 48
Upah Minimum di 11 Provinsi Bisa Naik Lebih dari10 Persen --------------------------------- 49
Buruh Tangerang Tolak SKB Empat Menteri ------------------------------------------------------- 50
Penetapan UMK Ditentukan 21 November --------------------------------------------------------- 51
Pekerja Pabrik Ikan Terancam PHK ------------------------------------------------------------------ 52
Upah Naik, Daya Beli Meningkat ---------------------------------------------------------------------- 53
Puluhan Ribu Buruh Di-PHK ---------------------------------------------------------------------------- 54
Menjelang akhir tahun sektor usaha tambah pekerja -------------------------------------------- 56
Pembahasan UMK Temui Jalan Buntu--------------------------------------------------------------- 57
Karyawan yang akan dirumahkan naik jadi 13.000 orang -------------------------------------- 58
SKB 4 Menteri Soal UMP Sulit Dilaksanakan ------------------------------------------------------ 60
Pelayanan Penempatan TKI ke Korea Harus Diperbaiki ---------------------------------------- 61
Lagi, TKI Disetrika Majikan di Arab Saudi ----------------------------------------------------------- 62
UMK Masih di Bawah Nilai KHL------------------------------------------------------------------------ 64
Unjuk Rasa Tuntut Kenaikan UMK -------------------------------------------------------------------- 65
Buruh di Banten Tolak Surat Keputusan Bersama------------------------------------------------ 67
Perusahaan di Jatim Mulai PHK Karyawan --------------------------------------------------------- 68
Buruh Demo, Jalanan Cimahi Lumpuh--------------------------------------------------------------- 69

Buruh Ultimatum Disnaker ------------------------------------------------------------------------------- 70
Dewan Sepakat UMP Ditinjau -------------------------------------------------------------------------- 71
Tuntut Upah Rp 1,7 Juta Per Bulan, Buruh Tangerang Turun ke Jalan -------------------- 72
Pengusaha Ajukan Upah Buruh Rp 1.069.000 Per Bulan -------------------------------------- 73
Pemerintah berkeras terapkan SKB ------------------------------------------------------------------ 74
RAPP akan PHK 1.000 karyawan --------------------------------------------------------------------- 76
Buruh Tangerang Tolak UMK 2009 ------------------------------------------------------------------- 78
Serikat Buruh Publik Thailand Ancam Mogok Nasional Selasa ------------------------------- 79
12.000 Korban PHK Dijamin ---------------------------------------------------------------------------- 80

PHK Massal Ancam Pekerja ---------------------------------------------------------------------------- 82
Dilema Penentuan Upah --------------------------------------------------------------------------------- 84
Gaji Pokok Pekerja Indonesia Belum Mengacu ILO ---------------------------------------------- 86
PHK Jangan Sampai Melanggar Aturan ------------------------------------------------------------- 87
Ancaman PHK Semakin Nyata ------------------------------------------------------------------------- 88
UMK di Jatim Ditetapkan --------------------------------------------------------------------------------- 89
Buruh KBN Tolak SKB Empat Menteri --------------------------------------------------------------- 90
60.000 Buruh Aman dari PHK -------------------------------------------------------------------------- 91
Kisruh UMP dan UMK Bakal Ganggu Investasi --------------------------------------------------- 93
Buruh Kontrak Andalkan Lembur ---------------------------------------------------------------------- 95

ILO: Upah Pekerja Akan Menurun--------------------------------------------------------------------- 96
Peraturan Bersama Empat Menteri Kontraproduktif---------------------------------------------- 98
Upah Minimum Pertimbangkan Inflas ---------------------------------------------------------------- 99
SKB Empat Menteri Direvisi -----------------------------------------------------------------------------101
Puluhan Ribu Buruh Terpaksa Dirumahkan --------------------------------------------------------102

Jurnal Nasional

Sabtu, 01 November 2008

Jakarta dan Sekitarnya Jakarta | Sabtu, 01 Nov 2008

D iw a r na i Pe nola k a n, D KI Te t a pk a n UM P 2 0 0 9
by : Meita Annissa
Meski diwarnai penolakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya menetapkan Upah
Minimum Provinsi (UMP) 2009 sebesar Rp.1.069.865 atau naik 10 persen dari UMP tahun ini
yang sebesar Rp. 972.604,80.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan
kesepakatan dari pengusaha, pekerja bersama pemerintah dalam hal ini Dewan Pengupahan
Nasional (tripartit). "Paling lambat hari Senin sudah kita umumkan. Karena sudah ada titik temu,"

jelasnya dalam jumpa pers di Balai Kota kemarin (3/10).
Menurut Fauzi, kenaikan 10 persen untuk UPM pekerja di Ibukota tersebut disepakati dengan
mempertimbangan kondisi ekonomi global yang saat ini mulai merambat di Indonesia. Ia
menjelaskan, dengan kondisi itu para pekerja harus bisa memahami kesulitan yang dialami para
pengusaha.
"Krisis ini mengakibatkan kesulitan bagi pengusaha. Utamanya dalam hal pemasaran dan
cashflow. Akibatnya ada pengurangan produksi, tapi malah ada peningkatan biaya," ucapnya.
Namun, kata Fauzi hak-hak pekerja berupa penambahan upah minimum juga harus dipenuhi.
Namun kembali pria yang biasa disapa Foke itu menekankan pentingnya pemahaman pekerja
terhadap kesulitan yang dialami para pengusaha sepanjang krisis global ini.
"Karena kita perlu juga menjaga kelestarian lapangan pekerjaan yang dimiliki para pengusaha.
Saya berharap juga dengan kesepakatan UMP ini tidak terjadi stagnasi dalam bentuk PHK masal
sifatnya seperti yang saat ini banyak terjadi di luar negeri." .
Ketua Serikat Pekerja Nasional Endang Sunarto ketika dihubungi Jurnal Nasional kemarin
menegaskan pihaknya tidak setuju dengan angka yang dipatok pemerintah tersebut. Diakui
Endang, para pekerja memang memahami krisis global yang tengah terjadi. "Namun tidak berarti
para pekerja yang dirugikan. Kita tidak setuju dengan angka itu. Keputusanya pun diambil
dengan cara voting, bukan atas kesepakatan bersama," terangnya.
Ia menjelaskan sebenarnya para pekerja juga tidak menuntut kenaikan yang besar atas upah
minimum mereka. Namun kenaikanya itu, cukup disesuaikan dengan perhitungan UMP tahun ini

yaitu sekitar 92 persen dari standar Kebutuhan Hidup Layak (KLH) yang saat itu sudah
ditentukan Rp. 1.055.000. Sedangkan kini, sambung Endah, Pemerintah sudah menetapkan KLH
DKI Jakarta sebesar Rp. 1.314.000. "Jadi kalau kenaikan UMP itu sekitar 92 persen dari KLH,
maka kita menuntut upah minimum sebesar Rp. 1.230.000," tegasnya.
Lagipula, lanjutnya, perhitungan pemerintah dalam menentukan kenaikan UMP dinilai salah
karena mengacu pada kenaikan inflasi. Padahal sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No.17/2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian KHL,
parameter penghitungan UMP adalah berdasarkan hasil survei. "Karena itu kita akan menuntut
Gubernur segera merevisi UMP 2009," tegasnya.
Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Djimanto juga menyatakan
keberatan atas kenaikan UMP sebesar 10 persen. Namun bedanya, keberatan tersebut karena
para pengusaha menilai angka10 persen untuk kenaikan UMP terlalu besar dengan kondisi sulit
seperti sekarang ini. "Apalagi untuk para pengusaha kecil. Sebab berdasarkan survey Dewan
Pengupahan Nasional serta BPS, 80 persen industri kecil sudah kolaps," jelasnya.

Berkhas

1

Volume VI November 2008


Jurnal Nasional

Sabtu, 01 November 2008

Memang ia mengakui untuk perusaahaan skala besar bisa saja memenuhi keputusan pemerintah
tersebut. Namun kembali ia mengkhawatirkan kemampuan dari pengusaha kecil dalam
mengupah karyawan mereka.
"Sebaiknya untuk perusahan kecil dibebaskan menentukan upah minimum mereka. Karena kalau
10 persen diterapkan kepada mereka, bisa lebih banyak pengangguran," tandasnya.
Meita Annissa

Berkhas

2

Volume VI November 2008

Suara Pembaruan


Sabtu, 01 November 2008

UM P N a ik , Bur uh Te t a p M isk in
[JAKARTA] Kalangan buruh menyambut positif kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di DKI
Jakarta sebesar 10 persen. Namun, kenaikan tersebut dinilai belum memenuhi kebutuhan layak
para buruh karena masih sangat rendah.
"Senang ada kenaikan tetapi masih sangat rendah. Kita tahu, saat ini harga semua kebutuhan
naik. UMP yang hanya Rp 1.069.865 belum memberikan apa-apa," kata Dodi (35), buruh di
kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Dengan UMP sebesar Rp 1.069.865 per bulan atau Rp 42.794 per hari (asumsi 25 hari kerja
sebulan), kata dia, belum mampu menutupi kebutuhan seorang buruh dengan status masih
lajang. Apalagi, yang sudah berkeluarga dan menanggung istri dan anak.
Menurut Dodi, makan dua kali sehari saja paling murah Rp 12.000, ditambah biaya transportasi
ke tempat kerja sekitar Rp 10.000 per hari. Dengan demikian, dalam sebulan sudah habis Rp
660.000. "Untuk bayar kontrakan rumah Rp 300.000 per bulan, belum tagihan listrik sama air,"
katanya.
Kalau perusahaan betul-betul menetapkan upah standar minimum tuturnya, sudah pasti sebelum
akhir bulan, dia harus pinjam ke teman untuk ongkos dan biaya makan. "Buruh seperti kami
sudah enggak mikir untuk menabung, sebab gaji hanya untuk mempertahankan hidup. Itu pun
gali lubang tutup lubang. Yang kecil semakin miskin," katanya.

Hal yang sama disampaikan Ima (28), rekan Dodi. Ima yang mengaku sudah punya anak
menegaskan, cukup susah membiayai rumah tangganya dengan UMP hanya Rp 1.069.865.
"Tidak bisa buat apa-apa dengan gaji tersebut. Itu juga kalau utuh diberikan perusahaan.
Kebanyakan perusahaan telah potong macam-macam, entah bayar pajak, tunjangan, dan
sebagainya. Jadi UMP itu masih sangat rendah," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengumumkan kenaikan UMP
pada 2009 mendatang sebesar 10 persen yaitu dari Rp 972.604 menjadi Rp 1.069.865 per bulan.
"Sudah ada titik temu di Dewan Pengupahan yang intinya memahami perlunya penambahan
upah minimum. Tetapi di sisi lain perlu menjaga kelestarian lapangan kerja yang dimiliki pekerja.
Namun kita paham ada kesulitan para pengusaha karena krisis yang utamanya di bidang
pemasaran dan cash flow," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Jumat
(31/10).
"Saya berharap dengan kenaikan ini tidak terjadi stagnasi dalam bentuk pemutusan hubungan
kerja (PHK) yang fatal akibatnya," tambahnya. [RBW/L-8]

Berkhas

3

Volume VI November 2008

Jurnal Nasional

Minggu, 02 November 2008

Nusantara | Kudus | Minggu, 02 Nov 2008 17:10:53 WIB

SKB 4 M e nt e r i Be r da m pa k Pa da Upa h Bur uh
SURAT kesepakatan bersama (SKB) Empat Menteri tentang Pemeliharaan Momentum
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global,
berdampak pada keputusan pengusulan nominal Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kudus tahun
2009 menjadi kurang maksimal.
Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kudus, Moch. As`ad, di
Kudus, Minggu (2/11), mengungkapkan, jika berpedoman pada SKB empat Menteri, maka nilai
UMK Kudus hanya mencapai Rp712.850 saja lebih rendah dari usulan UMK tahun 2009.
"Padahal usulan UMK tahun 2009 kepada Gubernur sebesar Rp750.000, mengingat UMK pada
tahun 2008 lalu sebesar Rp672.500," katanya.
Hal itu tidak terlepas dari SKB empat Menteri, yang membatasi pertumbuhan ekonomi tidak
boleh melebihi angka enam persen.
"Jika ditetapkan hanya enam persen, maka survei KHL menjadi tidak berarti, karena survei KHL
untuk memperbaiki kondisi tahun sebelumnya," ujarnya.
Meski demikian, As`ad menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menciptakan suasana
kondusif.
Selaku perwakilan buruh, pihaknya menegaskan, tidak akan menyerukan pemogokan atau demo
terkait SKB empat Menteri tersebut.
Salah seorang pekerja pabrik di Kudus, Eko, berpendapat, munculnya SKB empat Menteri justru
membuat posisi tawar pekerja semakin rendah.
Sebab, pembatasan pertumbuhan ekonomi secara langsung atau tidak langsung tentu
berdampak pada UMK yang diterima pekerja.
Ia berharap, ada sejumlah pihak yang mengupayakan payung hukum untuk melindungi
kepentingan buruh yang turut berjasa bagi pendapatan negara. (Ant)

Berkhas

4

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktif

Minggu, 02 November 2008

Ke na ik a n Upa h D KI D it e r im a Se r ik a t Bur uh
Minggu, 02 November 2008 | 15:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Kenaikan upah minimum Propinsi DKI Jakarta tahun 2009 sebesar 10
persen akan diterima serikat buruh. "Ini bentuk toleransi terhadap keputusan Gubernur," ujar
Wakil Ketua Serikat Pekerja Indonesia Sofian Ahad (2/10).
Ia cukup senang walaupun itu di luar ketentuan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang
menyatakan kenaikan upah tak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran
6,7 persen.
Tahun depan pekerja di Jakarta akan menerima upah sebesar Rp 1.069.865 naik dari Rp
972.604. "Kami akan hitung apakah sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL) atau tidak,"
tambah Sofian. Target ideal menurutnya sebesar Rp 1,2 juta.
Kenaikan upah, lanjutnya tak seiring dengan kesesuaian KHL. Pada tahun 2007 dengan upah Rp
900.560,00 sudah 98 persen mendekati KHL. Namun di tahun berikutnya (2008) berdasar upah
Rp 972.604,00, ternyata menurut Sofian justru kesesuaian dengan KHL turun menjadi 92 persen.
Konfederasi akan mengkaji kembali kesesuaian upah baru ini dengan KHL. Akan tetapi jika
Gubernur sudah menetapkan, Sofian menambahkan, berarti itu sudah kesepakatan dengan
Dewan Pengupahan Provinsi.
Bagi yang merasa tidak terima, lanjut Sofian, sah-sah saja untuk mendemo penetapan upah ini.
"Biasanya mereka yang merasa tidak terwakili dalam Dewan."

Berkhas

5

Volume VI November 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 03 November 2008

6 Pe r usa ha a n a k a n r um a hk a n k a r y a w a n
JAKARTA: Sedikitnya enam perusahaan segera merumahkan karyawannya sebagai langkah
efisiensi menyusul krisis global.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan enam perusahaan tersebut
telah melaporkan keinginan untuk merumahkan karyawannya ke instansinya. Kendati enggan
menyebutkan keenam perusahaan itu, dia mengindikasikan mereka bergerak di sektor
manufaktur.
"Pokoknya pabriklah, yang banyak adalah sektor manufaktur, termasuk garmen," katanya pekan
lalu.
Jumlah karyawan yang akan dirumahkan, lanjut Erman, kira-kira mencapai 1.000-1.200 orang.
Dia berharap setiap perusahaan berusaha untuk menghindari adanya pemutusan hubungan
kerja (PHK) secara massal. Langkah tersebut sangat penting di tengah kondisi krisis saat ini.
(Bisnis/may)

Berkhas

6

Volume VI November 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 03 November 2008

1 6 8 Kot a / k a bupa t e n be lum puny a pe nga w a s
k e t e na ga k e r j a a n
MEDAN: Sebanyak 168 kota/kabupaten di Indonesia belum memiliki pengawas ketenagakerjaan
dan hal itu menjadi salah satu faktor tingginya angka kecelakaan kerja di perusahaan di dalam
negeri, sekaligus berdampak pada kerugian akibat hilangnya produktivitas sekitar Rp80 miliar
hingga Rp230 miliar tahun lalu.
"Sudah saatnya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk merekrut
dan menggaji pengawas ketenagakerjaan. Kalau hanya dengan mengandalkan keuangan
pemerintah pusat, ketersedian pengawas tidak akan pernah terpenuhi," kata Ketua Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional Harjono di Medan, pekan lalu.
Dia mengatakan pemerintah hanya mampu mengangkat 60 orang pengawas per tahun,
sedangkan jumlah yang pensiun juga sama setiap tahunnya.
Menurut Harjono, yang terpenting untuk menekan kecelakaan kerja adalah mengubah budaya
kerja dan itu juga memerlukan pelatihan, pembinaan, dan peraturan mengenai standar kerja dan
penggunaaan pengamanan.
"Mengubah budaya kerja juga perlu kesabaran tinggi mengingat 65% angkatan kerja di Indonesia
hanya lulusan SD [sekolah dasar]," kata Harjono.
Mengutip data yang diterbitkan PT Jamsostek pada 2007, dari 8 juta pekerja peserta Jamsostek,
yang mengalami kecelakaan kerja mencapai 83.714 orang, dengan kasus fatalitas 1.883 orang
dan cacat permanen 6.449 orang dengan kompensasi Rp219,786 miliar.
Jumlah kecelakaan kerja terbesar di sektor konstruksi atau sebesar 32%, disusul industri 31,6%.
Jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan di perusahaan tiap tahun terus bertambah dan
itu menunjukkan tingkat kesadaran memenuhi/menjalankan K3 masih rendah dan sangat
memprihatinkan.

Berkhas

7

Volume VI November 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 03 November 2008

'Upa h m inim um w e w e na ng da e r a h'
JAKARTA: Penetapan upah minimum dinilai tidak bergantung sepenuhnya kepada peraturan
bersama empat menteri karena masih menjadi wewenang gubernur, bupati, dan wali kota setelah
mendengarkan masukan dari Dewan Pengupahan Daerah.
"Peraturan bersama empat menteri itu bukan meniadakan kenaikan upah minimum pada 2009.
Sebaliknya memberi kesempatan kepada serikat pekerja dan pengusaha melalui forum bipartit
untuk menentukan besaran upah sesuai dengan kemampuan perusahaan dan sektor usaha,"
ungkap Saut Aritonang, Ketua Umum Dewan Pengurus Besar Serikat Buruh Merdeka, pekan
lalu.
Oleh karena itu, dia meminta serikat pekerja atau buruh di pusat dan daerah untuk membaca
dengan teliti peraturan bersama empat menteri itu.
Menurut Saut, klausul Pasal 3 peraturan bersama empat menteri merupakan imbauan agar
kenaikan upah 2009 tidak lebih dari 6% yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
keputusan penetapan upah bergantung pada kepala daerah. (Bisnis/bas)

Berkhas

8

Volume VI November 2008

Kompas

Senin, 03 November 2008

PENDIDIKAN

Ak iba t " Je ba k a n" Pe nga nggur a n Be r lipa t
Senin, 3 November 2008 | 00:49 WIB
Jakarta, Kompas - Tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi semakin meningkat akibat
”jebakan” pendidikan, karena para lulusan itu dibiarkan bersekolah, tetapi sulit mendapat
pekerjaan. Dari tahun 2004, persentase pengangguran lulusan perguruan tinggi mencapai 5,7
persen dan berlipat dua pada 2008 menjadi 11,4 persen.
Demikian dikatakan Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi Benyamin Lakitan, Sabtu
(1/11), di sela pembukaan Indonesia-Jepang Expo 2008 di arena Pekan Raya Jakarta
Kemayoran, Jakarta.
”Upaya mencetak makin banyak tenaga terdidik memang penting, tetapi relevansi pendidikan
jauh lebih penting,” kata Benyamin. Pada 2004, jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi
sekitar 500.000 orang. Tahun 2008 menjadi dua kali lipatnya, 1,1 juta orang.
Menurut Benyamin, Jepang patut dicontoh. Pendidikan yang dikembangkan di sana sangat
relevan dengan tujuan.
Pada salah satu sambutan pembukaan Indonesia-Jepang Expo 2008 yang diselenggarakan atas
kerja sama Harian Kompas dan Nikkei dari Jepang, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob
Oetama mengatakan, salah satu pemicu perkembangan yang membawa kemajuan pesat di
Jepang adalah Restorasi Meiji.
Salah satu pesan penting dari Restorasi Meiji, seperti diutarakan Benyamin, pentingnya relevansi
pendidikan dengan kebutuhan. ”Restorasi Meiji pemicu majunya teknologi melalui pendidikan
yang relevan dengan tujuan, yaitu pendidikan dengan materi keilmuan dari dunia Barat kala itu,”
kata Benyamin.
”Salah satu langkah dasar yang harus dibenahi di Indonesia saat ini adalah pengembangan riset
keilmuan. Dikotomi riset dasar dan terapan seharusnya dihilangkan dan diubah menjadi
curiousity driven research (riset mencari tahu) dan goal oriented researh (riset berorientasi
tujuan),” kata Benyamin.
Indonesia sebagai negara agraris, tetapi dunia pendidikan agrarisnya justru merosot. Ini bukti
lemahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan publik.
”Membaca kebutuhan publik sangat penting, sehingga seperti di Jepang, pemerintah patut
mengatur prioritas industri dengan didukung lembaga pendidikannya,” ujar dia.
Pada zaman Meiji, saat terjadi pergolakan mencari identitas nasional (1885-1895), para generasi
mudanya memutuskan mendalami berbagai kemajuan dunia Barat melalui pendidikan dengan
mengedepankan tradisi Jepang.
Keandalan pengembangan nilai-nilai lokal Jepang saat ini sebetulnya diturunkan Jepang di
Indonesia. Salah satunya, seperti disinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
pembukaan kegiatan Indonesia-Jepang Expo 2008, adalah program Jogjatic di Yogyakarta:
konsep satu desa satu produk.
Produk tersebut berasal dari potensi dan kearifan lokal un- tuk tujuan ekspor ke Jepang.
Presiden ketika itu mengimbau supaya program Jepang ini diperluas ke wilayah provinsi lainnya.
(NAW)

Berkhas

9

Volume VI November 2008

Suara Pembaruan

Senin, 03 November 2008

RAPP Te r a nca m Rum a hk a n Ka r y a w a n
[PEKANBARU] Perusahaan Penghasil Pulp serta kertas terbesar di kawasan Asia Tenggara
yakni PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengalami guncangan berat akibat krisis
ekonomi global.
Jika dalam dua bu- lan mendatang kondisi perekonomian global ti- dak membaik, perusahaan
akan melakukan beberapa langkah, yakni merumahkan karyawan secara bertahap dan langkah
yang diambil paling akhir adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Saat ini, yang baru dilaksanakan adalah efisiensi,'' kata Dirut Rudi Fajar kepada SP, Sabtu
(1/11) pagi. Perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Riau ini, setiap bulan
memproduksi sekitar 100.000 ton kertas yang sebagian besar diekspor ke luar negeri seperti
Korsel, Taiwan, dan Jepang
Ia menjelaskan kondisi yang memprihatinkan ini akan berdampak serius terhadap nasib
karyawan. Di pabrik terdapat sekitar 4.500 karyawan, sedangkan secara keseluruhan
perusahaan tersebut memiliki 12.000 karyawan.
Fajar menjelaskan, krisis ekonomi global begitu kuat pengaruhnya ter- hadap industri pulp dan
kertas. Sementara, harga bahan baku global juga mengalami peningkatan. Sedangkan pembeli
makin menurun akibat sulitnya likuiditas keuangan.
"Kita tetap berusaha agar perusahaan dapat survive menghadapi dampak krisis global,'' ujarnya.
Ia mengungkapkan, perusahaan akan berusaha mempertahankan para karyawan sampai benarbenar maksimal. Langkah merumahkan karyawan merupakan hal yang berat.
Sedangkan, PHK me-rupakan upaya terakhir yang memang sulit dihindarkan jika dalam 2 bulan
mendatang tidak ada perubahan krisis ekonomi global. [MUL/M-6]

Berkhas

10

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktiff

Senin, 03 November 2008

Bur uh di Ja w a Ba r a t M e nola k Put usa n Upa h
Senin, 03 November 2008 | 22:58 WIB
TEMPO Interaktif, BANDUNG:- Organisasi Buruh se-Bandung Raya hari ini menolak keputusan
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menetapkan Upah Minimum Provinsi sebesar Rp
628 ribu. Mereka menilai, rumusan besaran upah tidak sesuai dengan rumus yang telah
disepakati Dewan Pengupahan.“Seharusnya kalau sesuai dengan KHL ada peningkatan,” kata
Koordinator Serikat Pekerja/Buruh Cimahi, Bandung Raya, dan Bandung Barat Edi Subardi,
Senin (3/11).
Dalam rumusannya, faktor jumlah Laju Pertumbuhan Ekonomi dan produktivitas dibagi dua.
Pembagi dua ini, yang jadi pertanyaan para buruh. Menurut Edi, cara penghitungan itu UMP
Jawa Barat tahun 2009 lebih kecil prosentasenya dibandingkan dengan hasil survey Kebutuhan
Hidup Layak (KHL). Dengan UMP yang ditetapkan Gubernur itu prosentasenya adalah 85,56
persen KHL sementara UMP 2008 prosentasenya terhadap KHL lebih besar yakni mencapai
92,5 persen.
Desakan itu disampaikan para perwakilan buruh pada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Mustopha Djamaluddin yang menemuinya di Gedung Sate, Bandung. Para buruh
selain menuntut revisi UMP, juga meminta agar gubernur menolak Peraturan Bersama 4 Menteri
tentang Upah serta penetapapan UMP untuk kabupaten/kota agar mendekati 100 persen KHL.
Pertemuan itu berlangsung panas. Mustopha dicecar para buruh untuk menjelaskan dari mana
asalnya rumus penghitungan UMP yang digunakan. Pada penetapan tahun sebelumnya tidak
ada pembagi dua dalam penjumlahan faktor Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas. “Dari
mana angka dua itu,” katanya.
Mustopha gelagapan menjelaskannya. Dia beralasan sebagai pejabat baru tidak tahu persis dari
mana rumus tersebut muncul. ”Saya kurang paham itu kerena tidak mengikutinya, apa itu,
dilakukan di mana dan bagaimana, saya pejabat baru,” katanya. Mustopha sendiri baru ditunjuk
kurang dari dua minggu ini.
Para buruh akhirnya membubarkan diri karena kecewa. Mereka menitipkan tiga butir desakan
untuk disampaikan pada gubernur. Beberapa yang kecewa keluar ruangan sambil menggebrak
meja.
Ahmad Fikri

Berkhas

11

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktif

Senin, 03 November 2008

Puluha n Ribu Bur uh Te r a nca m M e nga nggur
Senin, 03 November 2008 | 11:51 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung: Kalangan pengusaha diminta untuk tidak menakuti-nakuti
dengan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja menyusul krisis global keuangan. Aktivis
dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Bandung, Jawa Barat, Rohana, mengatakan
ada antisipasi yang menguntungkan bagi pekerja dan pengusaha dalam menghadapi
"Kondisi sedang sulit jangan dibuat susah," katanya.

buruh
buruh
harus
krisis.

Menurutnya, ancaman PHK karena perusahaan merugi adalah lagu lama perusahaan di akhir
tahun dan menjelang penetapan Upah Minimum Kota dan Kabupaten. Menghadapi ancaman
krisis global yang kini belum terasa, Rohana menyarankan agar perusahaan berorientasi ekspor
mengalihkan pasar dari AS dan Eropa ke Timur Tengah.
"Biasanya setelah penetapan UMK, perusahaan enggak ngeluh lagi," ujarnya. Rohana
mengatakan ancaman PHK adalah shock therapy yang menekan buruh. Jika rencana PHK itu
muncul, buruh harus melihat dulu kondisi keuangan perusahaan selama dua tahun terakhir.
Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang Indonesia Kota Bandung, Deden Y. Hidayat mengatakan,
hampir 50 persen dari 157 ribu buruh di Kota Bandung terancam dipecat jika hingga November
nanti perusahaan gagal meraih pesanan ekspor.
Menurut Deden, jumlah pengusaha yang paling terimbas krisis global berjumlah sekitar 750 dari
5000 anggota KADIN. Mereka adalah eksportir tekstil, barang-barang eletronik, dan mesin.
Saat ini, menurut Rohana, kemungkinan keputusan PHK atau tidak masih seimbang. Tapi harus
dicermati soal lebih banyaknya angkatan kerja saat ini dibandingkan tahun kemarin. "Jadi posisi
harga tawar buruh sangat rendah, pengusaha gampang mengganti buruh yang lama dengan
buruh baru," ucapnya.
Menurut Rohana, dia akan memetakan kondisi perusahaan berorientasi eskpor dengan rekanrekan aktivis buruh lainnya. Harapannya, PHK atau merumahkan karyawan tidak sampai terjadi.
Tapi jika harus terjadi, katanya, keputusan itu harus segera dilaksanakan dengan pesangon yang
layak sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2004.
Anwar Siswadi

Berkhas

12

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktif

Selasa, 04 November 2008

Bur uh M a la ng D e m o M e nola k SKB Em pa t M e nt e r i
Selasa, 04 November 2008 | 12:06 WIB
TEMPO Interaktif, Malang:Lebih dari 50 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI) Malang Kuceswara Kota Malang menggelar aksi unjuk rasa di Alun-akun Tugu
Kota Malang, Selasa (4/11). Para buruh menolak SKB 4 Menteri tentang Pemeliharaan
Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional. "SKB ini menguntungkan pengusaha dan
merugikan buruh," kata Sekretaris SBSI Malang Kuceswara, Ratmoko.
Dalam SKB 4 Menteri Pasal 3 disebutkan dalam menetapkan upah minimum kota/kabupaten
(UMK), Gubernur diminta agar tidak melebihi angka pertumbuhan ekonomi. Padahal,
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan, dasar penetapan UMK adalah hasil survey hidup
layak ditambah inflasi.
Angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur saat ini sebesar 6,5 persen, sedangkan angka inflasi
mencapai 11 persen. "Jika pasal 3 dalam SKB diterapkan, UMK Buruh akan kecil," ujar Ratmoko.
Buruh menilai SKB 4 menteri ini tidak dikenal dalam jenis dan tata urutan peraturan perundangan
di Indonesia, Selain itu juga tak memiliki landasan hukum karena tak mencantumkan
konsiderannya perundangan sebagai dasar hukum.
Buruh menuntut agar Presiden mencabut SKB 4 Menteri dan mendesak Gubernur Jatim untuk
tidak mengindahkan SKB 4 Menteri ini.
Dalam aksi unjuk rasa ini, para buruh membentangkan poster dan spanduk berisikan penolakan
SKB serta berorasi. Aksi berlangsung tertib di bawah pengawalan ketat aparat keamanan. BIBIN
BINTARIADI

Berkhas

13

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktif

Selasa, 04 November 2008

Upa h Bur uh di Be k a si D iusulk a n di At a s Rp 1 Jut a
Selasa, 04 November 2008 | 13:37 WIB
TEMPO Interaktif,Bekasi: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bekasi, mengusulkan upah
tenaga kerja 2009 sebesar Rp 1.049.400 per bulan. Ini berarti naik sekitar enam persen dari
upah Kota Bekasi saat ini, sebesar Rp 990 ribu per bulan.
Ketua Apindo Bekasi Purnomo Narmiadi, mengatakan usulan itu sesuai dengan keinginan
pemerintah bahwa kenaikan upah tidak melampaui pertumbuhan ekonomi nasional enam
persen.
Apindo, kata Purnomo, setuju memberi batas maksimum usulan kenaikan upah karena
kemampuan industri dalam sektor pembiayaan menurun. Sekitar 450 industri di Kota/Kabupaten
Bekasi yang bernaung di bawah Apindo, nilai penjualannya merosot sekitar 20-40 persen. Usulan
upah ini mempertimbangkan kepentingan perusahaan supaya tetap berproduksi, serta tenaga
kerja supaya tidak terjadi PHK," kata Purnomo, kepada Tempo, hari ini. Hamluddin

Berkhas

14

Volume VI November 2008

Tempo I nteraktif

Selasa, 04 November 2008

Bur uh M a la ng D e m o M e nola k SKB Em pa t M e nt e r i
Selasa, 04 November 2008 | 12:06 WIB
TEMPO Interaktif, Malang:Lebih dari 50 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI) Malang Kuceswara Kota Malang menggelar aksi unjuk rasa di Alun-akun Tugu
Kota Malang, Selasa (4/11). Para buruh menolak SKB 4 Menteri tentang Pemeliharaan
Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional. "SKB ini menguntungkan pengusaha dan
merugikan buruh," kata Sekretaris SBSI Malang Kuceswara, Ratmoko.
Dalam SKB 4 Menteri Pasal 3 disebutkan dalam menetapkan upah minimum kota/kabupaten
(UMK), Gubernur diminta agar tidak melebihi angka pertumbuhan ekonomi. Padahal,
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan, dasar penetapan UMK adalah hasil survey hidup
layak ditambah inflasi.
Angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur saat ini sebesar 6,5 persen, sedangkan angka inflasi
mencapai 11 persen. "Jika pasal 3 dalam SKB diterapkan, UMK Buruh akan kecil," ujar Ratmoko.
Buruh menilai SKB 4 menteri ini tidak dikenal dalam jenis dan tata urutan peraturan perundangan
di Indonesia, Selain itu juga tak memiliki landasan hukum karena tak mencantumkan
konsiderannya perundangan sebagai dasar hukum.
Buruh menuntut agar Presiden mencabut SKB 4 Menteri dan mendesak Gubernur Jatim untuk
tidak mengindahkan SKB 4 Menteri ini.
Dalam aksi unjuk rasa ini, para buruh membentangkan poster dan spanduk berisikan penolakan
SKB serta berorasi. Aksi berlangsung tertib di bawah pengawalan ketat aparat keamanan. BIBIN
BINTARIADI

Berkhas

15

Volume VI November 2008

Bisnis I ndonesia

Rabu, 05 November 2008

D e pna k e r t r a ns j a nj i e v a lua si pe ne r a pa n upa h
JAKARTA: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) berjanji akan terus
mengevaluasi penerapan ketentuan upah buruh, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh dewan
pengupahan, pada seluruh sektor usaha di berbagai daerah.
"Kami akan terus mengevaluasi, karena berdasarkan aturan, ketentuan upah buruh harus sesuai
dengan apa yang telah diputuskan di dewan pengupahan di tingkat provinsi/kabupaten/kota,"
katanya, kemarin.
Sebelumnya, Rekson Silaban, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI),
menyebutkan hanya 30% perusahaan yang mematuhi ketentuan upah minimum yang ditetapkan
oleh dewan pengupahan.
"Dalam kenyataannya, memang banyak buruh yang menerima upah di bawah upah minimum.
Mereka memilih itu dibandingkan tidak punya pekerjaan. Jadi, penetapan upah sering terjadi
berdasarkan mekanisme pasar, di mana penawaran tenaga kerja lebih banyak," ujar Rekson.
Dia menambahkan dewan pengupahan tidak mempunyai kewajiban untuk memastikan para
pengusaha mematuhi ketentuan yang telah diputuskan.
"Itu bukan urusan dewan pengupahan. Itu [memastikan penetapan upah minimum dipenuhi
pengusaha] merupakan tugas pengawasan dari pemerintah. Memang sekarang ini menjadi
masalah," kata Rekson.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata upah nominal (besaran nilai
upah) yang diterima oleh buruh industri sepanjang kuartal II/2008 turun 0,33% menjadi
Rp1.144.260 per bulan dibandingkan dengan Rp1.148.080 per bulan pada kuartal I/2008.
Ketika dikonfirmasi mengenai penurunan rata-rata upah tersebut, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno justru mengatakan hal tersebut tidak mungkin
terjadi.
"Tidak mungkin turun, toh besarannya sudah ditetapkan oleh dewan pengupahan yang terdiri dari
tiga pihak, yaitu pemerintah, pengusaha, dan buruh itu sendiri [tripartit nasional]," tegasnya.
Oleh Maria Y. Benyamin & Yeni H. Simanjuntak
Bisnis Indonesia

Berkhas

16

Volume VI November 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 05 November 2008

Nusantara Semarang | Rabu, 05 Nov 2008

Pe k e r j a Tunt ut UM K y a ng La y a k
KAUM pekerja dan buruh di Jawa Tengah (Jateng) berkeras menolak Surat Keputusan Bersama
(SKB) empat menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam
Mengantisipasi Perkembangan Global. Mereka menilai, SKB empat Menteri merugikan kaum
pekerja. Selain itu, mereka juga menuntut kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) menjelang
2009 juga berpatokan pada kebutuhan hidup layak (KHL).
Hal itu disuarakan oleh ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) di
Jateng yang melakukan aksi turun ke jalan Selasa (4/11). Aksi tersebut diawali dengan long
march dari Simpang Lima. Kemudian diteruskan dengan masuk ke halaman Kantor Gubernur
Jateng.
Setelah sempat terjadi aksi dorong pintu gerbang antara pendemo dan aparat keamanan, massa
kemudian dipersilakan masuk ke halaman gedung. Akhirnya setelah bernegosiasi pewakilan
pekerja diperbolehkan masuk untuk berdialog dengan pejabat Pemprov Jateng.
Koordinator aksi, Nanang Setyono mengatakan, seharusnya hasil survei yang telah dilakukan
dan dibuat oleh Dewan Pengupahan baik di tingkat Kabupaten/ Kota dan Provinsi yang menjadi
rujukan Gubernur untuk menetapkan UMK.
"Dengan adanya aturan dalam SKB secara tidak langsung sebenarnya pemerintah melalui para
menterinya mengingkari dan menafikan beberapa aturan perundang-undangan yang telah
dibuatnya sendiri untuk meningkatkan hajat hidup rakyat, khususnya pekerja," katanya.
Nanang Setyono yang juga Ketua DPC SPN Kota Semarang menyayangkan jika hanya dengan
alasan untuk menghindari PHK dan demi kelangsungan usaha para pemodal, pemerintah
melalaikan kewajibannya untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja atau buruh.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Pemprov Jateng,
Siswo Laksono saat berdialog dengan kaum pekerja mengatakan bahwa semua ketetapan ada di
pemerintah pusat. Pihak Pemprov Jateng akan meneruskan aspirasi para pekerja kepada
Menteri Tenaga Kerja mengenai penetapan UMK tahun 2009. "Sekadar informasi Jabar dan DKI
Jakarta naik 10 persen. Untuk Jawa Tengah baru dikaji. Paling lambat pada tanggal 21
November Pemprov Jateng akan menetapkan besaran UMK," katanya. n Heri C Santoso

Berkhas

17

Volume VI November 2008

Kompas

Rabu, 05 November 2008

Upa h M inim um y a ng Te la h Ada Ta k Ak a n D iba t a lk a n
Rabu, 5 November 2008 | 00:55 WIB
Jakarta, Kompas - Pemerintah daerah dapat terus menetapkan upah minimum sesuai kondisi
setempat. Pemerintah pusat tidak akan membatalkan upah minimum yang sudah ditetapkan
meski besar kenaikan melebihi tingkat pertumbuhan nasional.
Sampai saat ini, sedikitnya empat provinsi telah menetapkan upah minimum 2009, yakni DKI
Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Seusai menerima delegasi pengusaha Jepang di
Jakarta, Selasa (4/11), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan,
pemerintah tidak melarang kenaikan upah minimum.
Penerbitan Peraturan Bersama Empat Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan
Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global pada Rabu
(22/10) menimbulkan polemik di antara buruh, pengusaha, dan pemerintah.
Serikat buruh khawatir peraturan tersebut bakal membatasi kenaikan upah minimum. Adapun
pemerintah dan pengusaha berpendapat aturan ini dibutuhkan perusahaan yang bakal semakin
terpuruk dalam krisis global jika harus tetap menaikkan upah minimum 2009.
”Selama perusahaan mampu, silakan saja menaikkan upah minimum,” kata Erman.
Berpotensi kolaps
Dia menambahkan, peraturan tersebut khusus untuk perusahaan yang terkena dampak serius
krisis global dan berpotensi kolaps jika harus mengikuti kenaikan upah minimum standar. Oleh
karena itu, gubernur harus berbicara dengan dewan pengupahan daerah, pengusaha, dan
serikat buruh perusahaan korban krisis global sebelum menetapkan upah minimum.
”Pemerintah menerbitkan peraturan bersama ini supaya pekerja terhindar dari risiko PHK,” ujar
Erman.
>w 9438mw 9738msubior