Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Hotel Bringin didirikan oleh Bapak Handoko dan mulai beroperasional sejak 1 Maret 1969. Pada mulanya hotel tersebut hanya terdiri dari beberapa kamar saja (4 kamar), kemudian seiiring pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga yang sangat pesat, kamar-kamar dan fasilitas hotel selalu bertambah mengikuti permintaan kebutuhan.

Setelah Bapak Handoko wafat operasional hotel diwariskan kepada putra putrinya. Untuk tanggung jawab utama diberikan kepada Bapak Ir. Roy Budhianto Handoko yang saat ini menjadi Direktur Utama Hotel Beringin.

Saat ini Hotel Bringin memiliki 66 buah kamar berbagai jenis atau tipe, yaitu : 10 standard room, 10 superior room, 10 deluxe room, 34 executive room, dan 2 suite room.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan penyusunan alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Angket Produktivitas Kerja

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Produktivitas Kerja. Angket Produktivitas Kerja dalam penelitian ini ini diadopsi dan dikembangkan


(2)

berdasarkan teori dari Ranfd (dalam Timpe, 1992) yang dikutip oleh Sasmita (2007).Bentuk item dari skala terdiri dari tipe unfavorable dan favorable, dimana jumlah

angket tipe unfavorable ada 16 item dan tipe angket favorable ada 16. Kemudian masing-masing item tersebut

diberikan empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Dari hasil pengisian angket tersebut dapat diketahui tingkat produktivitas kerja subyek penelitian, semakin tinggi skor maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerja subyek tersebut, dan sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah tingkat produktivitas kerja subyek tersebut.

Adapun ketentuan yang digunakan dalam pengukuran angket Produktivitas Kerja adalah jika r hitung dan nilainya positif (+) serta > r-tabel maka maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2002), sedang suatu angket dikatakan realibel atau tidak realibel jika memenuhi kkriteria sebagai berikut : α < 0,7 : tidak reliabel, 0,7 ≤α < 0,8 : cukup reliabel, 0,8 ≤ α < 0,9 : reliabel (baik), α ≥ 0,9 : sangat reliabel (sangat baik) (Azwar, 2006).

2. Angket Lingkungan Kerja Fisik

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Lingkungan Kerja. Angket Lingkungan


(3)

Kerja dalam penelitian ini ini diadopsi dan dikembangkan berdasarkan teori dari teori dari Moekijat (2002). Bentuk item dari skala terdiri dari tipe unfavorable dan favorable,

dimana jumlah angket tipe unfavorable ada 12 item dan

tipe angket favorable ada 12. Kemudian masing-masing

item tersebut diberikan empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Dari hasil pengisian angket tersebut dapat diketahui kondisi lingkungan kerja fisik karyawan, semakin tinggi skor maka lingkungan kerja fisik dinilai semakin baik atau sangat baik, dan sebaliknya semakin rendah skor maka dinilai semakin kurang baik.

Adapun ketentuan yang digunakan dalam pengukuran angket Lingkungan Kerja Fisik adalah jika r hitung dan nilainya positif (+) serta > r-tabel maka maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2002), sedang suatu angket dikatakan realibel atau tidak realibel jika memenuhi kkriteria sebagai berikut : α < 0,7 : tidak reliabel, 0,7 ≤α < 0,8 : cukup reliabel, 0,8 ≤ α < 0,9 : reliabel (baik), α ≥ 0,9 : sangat reliabel (sangat baik) (Azwar, 2006).

C. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengatahui lebih jelas mengenai hasil uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ini, berikut penjelasannya :


(4)

1. Pengujian Validitas

Uji validitas merupakan satu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Suatu instrumen dikatakan valid Jika miliki nilai r hitung positif (+) serta > r-tabel (Ghozali, 2002). Adapun hasilnya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :

a. Pengujian Validitas Angket Produktivitas Kerja

Angket produktivitas kerja terdiri dari 32 item. Pengujian validitas angket produktivitas kerja tahap pertama diperoleh nilai r-hitung (correlation product moment person) untuk item 1 = 0,16 dan item 2 = 0,24 <

nilai r-tabel pada tingkat df = 98 dan α = 5 %, yaitu sebesar 0,334, sehingga pernyataan pada item 1 dan 2 dinyatakan gugur sehingga perlu dilakukan pengujian pada tahap ke 2 dengan menghilangkan item no. 1, dan no. 2 (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).

Pada uji tahap ke 2 banyaknya pernyataan yang diuji menjadi 30 item. Seteah dilakukan pengujian diperoleh nilai r-hitung untuk masing-masing item dengan nilai antara 0,37-0,82 > nilai r-tabel = 0,334. Sehingga seluruh item pernyataan pada angket produktivitas kerja pada uji validitas tahap 2 secara keseluruhan item masuk dalam kategori valid.


(5)

Tabel 4.1

Sebaran Item Angket Produktivitas Kerja

No. Ciri-Ciri No. Item

Favorable Unfavorable 1 Lebih dari memenuhi

kualifikasi pekerjaan

18, 20, 26, 8

5, 23, 32, 10 2 Bermotivasi tinggi 12, 14,

15, 3

13, 30, 1*, 6

3 Dewasa 7,11, 22,

21

9, 16, 19, 24 4 Dapat bergaul dengan

efektif

25, 28, 31, 2*

27, 29, 17, 4

Jumlah 15 15

Keterangan : * ) Item Pernyataan Gugur

b. Pengujian Validitas Angket Lingkungan Kerja Fisik Angket lingkungan kerja fisik terdiri dari 24 item. Pengujian validitas angket lingkungan kerja fisik tahap pertama diperoleh nilai r-hitung (correlation product moment person) untuk item 1 = - 0,05 dan item 2 = 0,07 <

nilai r-tabel pada tingkat df = 98 dan α = 5 %, yaitu sebesar 0,334, sehingga pernyataan pada item 1 dan 2 dinyatakan gugur sehingga perlu dilakukan pengujian pada tahap ke 2 dengan menghilangkan item no. 1, dan no. 2 (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).

Pada uji tahap ke 2 pernyataan yang diuji menjadi 22 item. Seteah dilakukan pengujian diperoleh nilai r-hitung untuk masing-masing item antara 0,35-0,65 > nilai r-tabel = 0,334. Sehingga seluruh item pernyataan pada angket Lingkungan Kerja Fisik pada uji validitas tahap 2 secara keseluruhan masuk dalam kategori valid.


(6)

Tabel 4.2

Sebaran Item Angket Lingkungan Kerja Fisik

No. Ciri-Ciri No. Item

Favorable Unfavorable

1 Perpindahan pegawai berkurang 1* 8

2 Semangat kerja lebih tinggi 9 14

3

Hasil pekerjaan mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh

perusahaan 15 6

4 Keletihan berkurang 19 18

5 Suasana menyenangkan kantor menjadi 7 20

6 Pemandangan di kantor lebih menarik 21 10

7

Mengurangi kejenuhan karyawan

dalam bekerja 12 22

8

Kerasan untuk berlama-lama di

lingkungan perusahaan 13 23

9

Karyawan lebih dapat berkonsentrasi

dalam bekerja 11 4

10 Mutu pekerjaan yang dihasilkan karyawan lebih baik 2* 5 11 Kesenangan dan kesehatan karyawan yang bertambah baik 3 16

12

Karyawan lebih tenang dalam

bekerja 17 24

Jumlah 10 12

Keterangan : * ) Item Pernyataan Gugur 2. Pengujian Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap suatu pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2002). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Adapun

ketentuannya adalah suatu angket dikatakan realibel atau tidak realibel jika memenuhi kkriteria sebagai berikut : α < 0,7 : tidak reliabel, 0,7 ≤α < 0,8 : cukup reliabel, 0,8 ≤


(7)

α < 0,9 : reliabel (baik), α ≥ 0,9 : sangat reliabel (sangat baik) (Azwar, 2006).

a. Pengujian Reliabilitas Angket Produktivitas Kerja Dari hasil pengujian angket produktivitas kerja diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,9514,

sehingga berdasarkan ketentuan di atas maka angket produktivitas kerja masuk pada range 0,8 ≤ α < 0,9 yang artinya reliabel (baik).

b. Pengujian Reliabilitas Angket Lingkungan Kerja Fisik

Dari hasil pengujian angket lingkungan kerja fisik diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,8443,

sehingga berdasarkan ketentuan di atas maka angket produktivitas kerja masuk pada range 0,8 ≤ α < 0,9 yang artinya reliabel (baik).

Setelah diketahui bahwa angket menunjukkan kkriteria valid dan realibel maka data-data hasil penyebaran angket dapat digunakan atau layak untuk tujuan analisis lebih lanjut.

D. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis data dengan alat analisis regresi linier sederhana terdapat beberapa asumsi yang perlu dipenuhi terkait dengan data penelitian, sebagai berikut : 1. Pengujian Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah regresi telah memenuhi asumsi normal atau tidak. Untuk


(8)

kepentingan pengujian normalitas data dalam penelitian ini digunakan alat analisis Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan normal jika menunjukkan nilai p-value (asymp.

sig) > 0,05.

Adapun hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

LINGKUNGA N KERJA (X)

PRODUKTIVITAS KERJA (Y)

N 35 35

Kolmogorov-Smirnov Z .486 .971

Asymp. Sig. (2-tailed) .972 .303

Sumber : Data SPSS Diolah, 2012 (Data Terlampir)

Dari tabel 4.3 di atas diketahui nilai p-value (asymp. sig)

uji normalitas masing-masing variabel adalah : 0,972 untuk variabel lingkungan kerja fisik, 0,303 untuk variabel produktivitas kerja sehingga nilai tersebut menunjukkan angka > 0,05, sehingga data dikatakan memenuhi asumsi normalitas.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah persamaan model regresi yang dihasilkan terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat grafik atau memplotkan antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu


(9)

yaitu apabila sebaran data pada grafik tersebut tidak menggambarkan pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya (Ghozali, 2002).

Adapun hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :

Scatterplot

Dependent Variable: PRODUKTIVITAS KERJA (Y)

Regression Studentized Residual

2 1 0 -1 -2 -3 R e g re s s io n S ta n d a rd iz e d P re d ic te d V a lu e 3 2 1 0 -1 -2 -3

Sumber : Data SPSS Diolah, 2012 (Data Terlampir)

Gambar 4.1

Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar grafik di atas dapat dilihat sebaran data tidak menunjukkan pola yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


(10)

3. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Secara umum keputusan ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dapat dilakukan sebagai berikut (Sugiyono, 2002):

4) Angka D-W di bawah – 2 berarti ada autokorelasi positif

5) Angka D-W di antara – 2 sampai + 2 berarti tidak ada autukorelasi

6) Angka D-W di atas + 2 berarti ada autokorelasi negatif.

Adapun hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Autokorelasi Variabel Dependen Variabel

Independen

Durbin-Watson Produktivitas Kerja (Y) Lingkungan

Kerja Fisik (X)

1,821 Sumber : Data SPSS Diolah, 2012 (Data Terlampir)

Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai autokorelasi hasil analisis data adalah sebesar 1,821, berarti nilai autokorelasi berada pada range nilai -2 sampai + 2,


(11)

sehingga dikatakan data terbebas dari penyakit autokorelasi.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap karyawan Le Beringin Hotel. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11-24 April 2012 oleh peneliti sendiri. Angket diberikan kepada 35 orang karyawan Le Beringin Hotel yang memiliki kriteria inklusi : berpendidikan minimal SMA, dan telah bekerja di hotel tersebut minimal selama 1 tahun.

Saat pengisian angket berlangsung subyek didampingi oleh peneliti untuk mengantisipasi jika ada item soal yang tidak dipahami oleh subyek, peneliti langsung memberikan penjelasan, agar supaya peneliti langsung dapat melakukan pengecekan kelengkapan pengisian angket agar tidak ada item pernyataan yang tidak diisi oleh responden, dan juga memastikan agar seluruh kuesioner dapat kembali secara keseluruhan.

F. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian a. Jenis Kelamin

Adapun jenis kelamin responden penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :


(12)

Tabel 4.5

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 30 85,70

Perempuan 5 14,30

Total 35 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012

Melihat tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (30 orang atau 85,70%). Sedang minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 5 orang atau 14,30 %.

b. Usia Responden Penelitian

Untuk mengetahui tingkat usia responden penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6

Usia Responden Penelitian

Usia Jumlah Persentase (%)

25-31 16 45,70

32-37 12 34,3

38-43 3 8,60

44-49 4 11,40

Total 35 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012

Tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden (16 orang atau 45,70%) adalah berusia


(13)

25-31 tahun, sedang minoritas responden (3 orang atau 8,60%) adalah berusia 38-43 tahun.

c. Tingkat Pendidikan Responden

Adapun tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tamat SLTA 18 51,40

Akademi/Diploma 13 37,10

Sarjana 4 11,40

Total 35 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden (18 orang atau 51,40%) berpendidikan Tamat SLTA. Sedang minoritas responden (4 orang atau 11,40%) berpendidikan Sarjana.


(14)

d. Masa Kerja Responden

Adapun masa kerja responden penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8

Masa Kerja Responden Masa Kerja

(Th) Jumlah

Persentase (%)

1 – 2 0 0,00

> 2 – 4 14 40,00

> 4 – 6 10 28,60

> 6 11 31,40

Total 35 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2010

Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.8 di atas maka dapat dikatakan apabila mayoritas responden (14 orang atau 40%) memiliki masa kerja antara >2-4 tahun, sedang minoritas responden yaitu 10 orang atau 28,60 % memiliki masa kerja antara >4-6 tahun. 2. Analisis Hasil Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mempermudah pembahasan mengenai penilaian pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala likert, dimana masing-masing

pernyataan diberikan 4 pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).

Untuk mengetahui kkriteria tanggapan responden terhadap variabel penelitian, maka dapat dilihat


(15)

berdasarkan pada range nilai distribusi frekuensi. Range nilai distribusi frekuensi tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Mulyono, 2005)

Kelas Banyaknya

Jarak Interval =

Keterangan :

Jarak : Nilai terbesar – Nilai terkecil Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah empat a. Hasil Pengukuran Variabel Produktivitas Kerja

Berdasarkan rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai skor tertinggi adalah 128 (32 x 4), sedang skor terendah adalah 32 (32 x 1) dengan demikian jarak atau intervalnya adalah 24, berikut perhitungannya :

Interval = 4

32 128−

= 24

4 96

= . Namun karena terdapat 2 item pernyataan yang gugur dalam uji validitas, maka nilai tertinggi menjadi 120 dan terendah menjadi 30 (30 x 1), sehingga diperoleh nilai interval sebesar 22,5 dan dibulatkan menjadi 23. Karena itu nilai tertinggi berubah menjadi 122 dan terendah tetap 30, berikut perhitungannya : Interval =

4 30 120−

= 22,5 4

90


(16)

baru adalah 22,5. Namun karena hasilnya pecahan perlu dilakukan pembiulatan menjadi 23, berikut perhitungannya:

Interval = 4

30 122−

= 23

4 92=

. Berdasarkan nilai range tersebut maka diperoleh range distribusi sebagai berikut :

Subyek memiliki produktivitas kerja

rendah, jika :

30 – 53

Subyek memiliki produktivitas kerja

sedang, jika :

54 – 76

Subyek memiliki produktivitas kerja

tinggi, jika :

77 – 99

Subyek memiliki produktivitas kerja

sangat tinggi, jika :

100 - 122

b. Hasil Pengukuran Variabel Lingkungan Kerja Fisik

Berdasarkan rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai skor tertinggi adalah 96 (24 x 4), sedang skor terendah adalah 24 (24 x 1) dengan demikian jarak atau intervalnya adalah 24, berikut perhitungannya :

Interval = 4

24 96−

= 18

4 72 =

. Namun karena terdapat 2 item pernyataan yang gugur dalam uji validitas, maka nilai tertinggi menjadi 88 dan terendah menjadi


(17)

22 (22 x 1), sehingga diperoleh nilai interval sebesar 16,5, berikut perhitungannya :

Interval = 4

22 88−

= 16,5 4

66=

, karena hasilnya pecahan maka nilai intervalnya dibulatkan menjadi 17. Untuk itu terjadi perubahan angka tertinggi menjadi 90, dan terendah tetap 22, berikut perhitungannya Interval =

4 22 90−

= 17

4 68=

, sehingga interval barunya adalah 17. Berdasarkan nilai interval tersebut maka diperoleh range distribusi sebagai berikut :

Subyek menilai lingkungan kerja fisik

kurang, jika :

22-39

Subyek menilai lingkungan kerja fisik

cukup, jika :

40-56

Subyek menilai lingkungan kerja fisik

baik, jika :

57-73

Subyek menilai lingkungan kerja fisik

sangat baik, jika :

74-90

Dengan dasar range nilai yang diperoleh tersebut maka hasil penelitian variable produktivitas kerja, dan lingkungan kerja adalah sebagai berikut :


(18)

a. Penilaian Responden Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Tabel 4.9

Produktivitas Kerja Karyawan

Range Skor F % Keterangan

30-53 0 0 Produktivitas kerja rendah

54-76 3 8.57 Produktivitas kerja sedang

77-99 9 25.7 Produktivitas kerja tinggi

100-122 23 65.7 Produktivitas kerja sangat tinggi

Total 35 100

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 23 orang atau 65,7% responden dinilai memiliki produktivitas kerja sangat tinggi, dan 3 orang responden atau 8,57% dinilai memiliki produktivitas kerja sedang. Kemudian lainnya 9 orang atau 25,7% responden dinilai memiliki produktivitas kerja tinggi. Dan tidak ada seorang respondenpun yang memiliki produktivitas kerja rendah.


(19)

b. Penilaian Responden Terhadap Lingkungan Kerja Fisik

Tabel 4.10 Lingkungan Kerja Fisik

Range Skor F % Keterangan

22-39 0 0 Lingkungan kerja

fisik kurang baik 40-56 3 8.57 Lingkungan kerja

fisik cukup baik 57-73 23 65.7 Lingkungan kerja

fisik baik

74-90 9 25.7 Lingkungan kerja fisik sangat baik

Total 35 100

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012

Tabel tersebut di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden menilai lingkungan kerja fisik baik (23 orang atau 65,7%), dan minoritas responden menilai jika lingkungan kerja fisik cukup baik (3 orang atau 8,57%), 9 orang atau 25,7% responden menilai lingkungan kerja fisik adalah sangat baik. Dan tidak seorangpun responden yang menilai lingkungan kerja fisik kurang baik (0,00%).

3. Hasil Analisis Data

Dalam pengujian hipotesis penelitian, digunakan uji regresi linier sederhana. Dengan alat analisis ini akan terjawab apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :


(20)

Tabel 4.11

Rangkuman Perhitungan Regresi

Variabel Dependen Variabel Independen

t-hitung b Sig. Ket.

Produktivitas Kerja (Y) Lingkungan Kerja Fisik (X)

5,419 0,686 0,00 Signifikan bo = 18,730

R Square = 0,471 t-tabel 0, 05 (33) = 1,692

Sumber : Data SPSS Diolah, 2012

Dari tabel 4.11 tersebut di atas maka persamaan regresi pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Y = 18,730 + 0,686X + e

Pada persamaan regresi di atas diketahui bahwa koefisien regresi variabel lingkungan kerja fisik (b) adalah sebesar 0,686 dan bertanda positif, hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap perbaikan kondisi lingkungan kerja fisik akan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel. Selain itu dari hasil analisis tersebut juga diketahui besarnya nilai R Square = 0,471, artinya

variabel independen dalam hal ini lingkungan kerja fisik mampu memberikan kontribusi terhadap variabel dependen yaitu produktivitas kerja sebesar 47,10%, sedang sisanya 52,90% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model persamaan regresi.

Dari tabel di atas juga diketahui besarnya nilai t-hitung hasil analisis adalah sebesar positif 5,419 > t-tabel (1,692) dengan nilai p-value (0,000) < 0,05, sehingga


(21)

dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja fisik dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga.

G. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai lingkungan kerja fisik di Hotel Le Bringin Salatiga adalah baik (23 orang atau 65,7%), 9 orang atau 25,7% responden menilai lingkungan kerja fisik adalah sangat baik, dan minoritas responden menilai jika lingkungan kerja fisik cukup baik (3 orang atau 8,57%), artinya terdapat beberapa faktor dalam lingkungan kerja fisik yang dinilai kurang mendukung situasi kerja oleh minoritas responden.

Hal tersebut di atas disebabkan karena, pertama, kondisi kantor bising akibat lalu lalang kendaraan. Menurut Moekijat (2002), sebagian besar dari pekerjaan merupakan membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik.

Kedua, karena sistem pencahayaan yang buruk. Menurut Moekijat (2002), pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan penerangan yang baik. Penerangan yang baik


(22)

membantu karyawan untuk melihat dengan cepat, mudah dan senang.

Ketiga, karena sistem pertukaran udara yang kurang memadai. Menurut Moekijat (2002), pertukaran udara yang cukup dalam ruangan akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari karyawan.

Keempat, karena pewarnaan dinding kantor membuat kurang nyaman. Menurut Moekijat (2002) warna mempengaruhi proses-proses perasaan, pengertian, dan pikiran. Misalnya warna biasanya mempunyai pengaruh yang penting atas tekanan darah dan ketegangan syaraf. Warna tertentu akan mempengaruhi pikiran dari beberapa orang dengan perasaan atau pikiran yang baik, warna lain mempunyai pengaruh yang sebaliknya. Dengan demikian pemilihan warna yang tepat akan mempengaruhi ketenangan karyawan dalam bekerja. Dijelaskan pula bahwa warna tidak hanya mempercantik ruangan tempat bekerja akan tetapi juga membantu karyawan mengurangi kejenuhan saat bekerja. Besarnya dampak dari kondisi tersebut maka perlu adanya perbaikan pada faktor-faktor tersebut.

Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa produktivitas kerja mayoritas responden adalah sangat tinggi


(23)

(23 orang atau 65,7%), 9 orang atau 25,7% responden memiliki produktivitas kerja tinggi, dan 3 orang responden atau 8,57% memiliki produktivitas kerja sedang. Adapun hal-hal yang menjadikan penilaian produktivitas kerja sebagian kecil responden sedang berdasarkan temuan hasil adalah: 1. Berkenaan dengan penilaan kualifikasi pekerjaan, yaitu

responden dinilai kemampuan kerja menurun, responden mudah tersinggung jika dikritik, dan sering tergantung dengan pimpinan dan rekan saat menghadapi masalah, serta senang menghabiskan waktu dengan teman daripada menyelesaikan pekerjaan.

2. Berkenaan dengan penilaian motivasi kerja, yaitu : responden berpura-pura menyibukkan diri saat pimpinan berada di kantor, dan melebihi batas waktu dalam penyelesaian pekerjaan.

3. Berkenaan dengan penilaian Dewasa, yaitu : responden merasa tertekan dengan pekerjaan, merasa tersinggung dan menunjukkan sikap emosional, pesimis dalam menghadapi persoalan pekerjaan, dan pulang lebih awal jika sedang tidak banyak pekerjaan serta menolak instruksi pimpinan untuk bekerja lembur.

4. Berkenaan dengan penilaian dapat bergaul dengan efektif, yaitu responden merasa pimpinan tidak pernah menanggapi saran yang diberikan.


(24)

Temuan tersebut menunjukkan masih diperlukan usaha pembinaan bagi karyawan tersebut agar produktivitas kerjanya meningkatkan. Namun demikian hasil penelitian ini secara deskriptif tetap menunjukkan adanya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil analisis ini juga didukung oleh hasil analisis statistik yang menunjukkan nilai hitung sebesar positif 5,419 > t-tabel (1,692) dengan nilai p-value (0,000) < 0,05, artinya

bahwa lingkungan kerja fisik dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga.

Selain itu dari hasil analisis statistik juga diketahui besarnya sumbangan efektif lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja adalah sebesar 47,10%, sedang sisanya 52,90% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model persamaan regresi. Dengan demikian jelas bahwa lingkungan kerja fisik mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan.

Temuan-temuan fakta hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Anoraga dan Suyatni (2001), bahwa lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi. Demikian juga halnya menurut Sedarmayati (2001), bahwa lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun


(25)

lingkungan kerja fisik tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Begitu juga Gomes (2001) menyatakan bahwa lingkungan fisik kerja fisik yang tidak nyaman akan mengurangi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara efisien dan efektif. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan produktivitas kerja yang baik, sebaliknya jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak memadai dan mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga produktivitas kerja karyawan tersebut akan rendah. Menurut Moekijat (2002) untuk mendapatkan suasana kerja yang baik perlu memperhatikan berbagai faktor penunjang dalam lingkungan kerja fisik, seperti : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan keamanan.

Selain itu temuan-temuan dari hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wantoro (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi di


(26)

PT. Poliplas Makmur Sentosa, menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang diukur melalui indikator : sarana penerangan, pencahayaan matahari, kebersihan ruang kerja, paduan warna di ruang kerja, ventilasi udara, tingkat gangguan suara, rasa aman terhadap kepemilikan barang pribadi dan beraktivitas di lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Poliplas Makmur Sentosa Ungaran dengan kontribusi sebesar 0,424 atau 42,40 %. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang diukur dengan indikator : kualitas penerangan di ruang kerja, kebersihan ruang kerja, kualitas paduan warna di ruang kerja, kecukupan ventilasi udara, dan tingkat kebisingan ruang kerja secara signifikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Bina Guna Kimia Ungaran, namun kontribusi yang diberikan dalam hal ini hanya sebesar 0,250 atau 25,00 %. Dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan tersebut memberikan sebuah penguatan bahwa lingkungan kerja fisik karyawan yang nyaman akan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


(1)

dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja fisik dapat

dijadikan sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja

karyawan Le Bringin Hotel Salatiga.

G.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas

responden menilai lingkungan kerja fisik di Hotel Le Bringin

Salatiga adalah baik (23 orang atau 65,7%), 9 orang atau

25,7% responden menilai lingkungan kerja fisik adalah sangat

baik, dan minoritas responden menilai jika lingkungan kerja

fisik cukup baik (3 orang atau 8,57%), artinya terdapat

beberapa faktor dalam lingkungan kerja fisik yang dinilai

kurang mendukung situasi kerja oleh minoritas responden.

Hal tersebut di atas disebabkan karena, pertama,

kondisi kantor bising akibat lalu lalang kendaraan. Menurut

Moekijat (2002), sebagian besar dari pekerjaan merupakan

membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan

agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Suara yang

gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam

menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan

kantor dengan baik.

Kedua, karena sistem pencahayaan yang buruk.

Menurut Moekijat (2002), pelaksanaan pekerjaan yang sukses

memerlukan penerangan yang baik. Penerangan yang baik


(2)

membantu karyawan untuk melihat dengan cepat, mudah dan

senang.

Ketiga, karena sistem pertukaran udara yang kurang

memadai. Menurut Moekijat (2002), pertukaran udara yang

cukup dalam ruangan akan menyebabkan kesegaran fisik

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebaliknya

pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa

pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari

karyawan.

Keempat,

karena

pewarnaan

dinding

kantor

membuat kurang nyaman. Menurut Moekijat (2002) warna

mempengaruhi proses-proses perasaan, pengertian, dan

pikiran. Misalnya warna biasanya mempunyai pengaruh yang

penting atas tekanan darah dan ketegangan syaraf. Warna

tertentu akan mempengaruhi pikiran dari beberapa orang

dengan perasaan atau pikiran yang baik, warna lain

mempunyai pengaruh yang sebaliknya. Dengan demikian

pemilihan warna yang tepat akan mempengaruhi ketenangan

karyawan dalam bekerja. Dijelaskan pula bahwa warna tidak

hanya mempercantik ruangan tempat bekerja akan tetapi juga

membantu karyawan mengurangi kejenuhan saat bekerja.

Besarnya dampak dari kondisi tersebut maka perlu adanya

perbaikan pada faktor-faktor tersebut.

Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

produktivitas kerja mayoritas responden adalah sangat tinggi


(3)

(23 orang atau 65,7%), 9 orang atau 25,7% responden

memiliki produktivitas kerja tinggi, dan 3 orang responden

atau 8,57% memiliki produktivitas kerja sedang. Adapun

hal-hal yang menjadikan penilaian produktivitas kerja sebagian

kecil responden sedang berdasarkan temuan hasil adalah:

1.

Berkenaan dengan penilaan kualifikasi pekerjaan, yaitu

responden dinilai kemampuan kerja menurun, responden

mudah tersinggung jika dikritik, dan sering tergantung

dengan pimpinan dan rekan saat menghadapi masalah,

serta senang menghabiskan waktu dengan teman daripada

menyelesaikan pekerjaan.

2.

Berkenaan dengan penilaian motivasi kerja, yaitu :

responden berpura-pura menyibukkan diri saat pimpinan

berada di kantor, dan melebihi batas waktu dalam

penyelesaian pekerjaan.

3.

Berkenaan dengan penilaian Dewasa, yaitu : responden

merasa tertekan dengan pekerjaan, merasa tersinggung

dan menunjukkan sikap emosional, pesimis dalam

menghadapi persoalan pekerjaan, dan pulang lebih awal

jika sedang tidak banyak pekerjaan serta menolak

instruksi pimpinan untuk bekerja lembur.

4.

Berkenaan dengan penilaian dapat bergaul dengan efektif,

yaitu

responden

merasa

pimpinan

tidak

pernah

menanggapi saran yang diberikan.


(4)

Temuan tersebut menunjukkan masih diperlukan usaha

pembinaan bagi karyawan tersebut agar produktivitas

kerjanya meningkatkan. Namun demikian hasil penelitian ini

secara deskriptif tetap menunjukkan adanya pengaruh

lingkungan kerja fisik terhadap produktivitas kerja karyawan.

Hasil analisis ini juga didukung oleh hasil analisis statistik

yang menunjukkan nilai hitung sebesar positif 5,419 >

t-tabel (1,692) dengan nilai

p-value (0,000) < 0,05, artinya

bahwa lingkungan kerja fisik dapat dijadikan sebagai

prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin

Hotel Salatiga.

Selain itu dari hasil analisis statistik juga diketahui

besarnya sumbangan efektif lingkungan kerja fisik terhadap

produktivitas kerja adalah sebesar 47,10%, sedang sisanya

52,90% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

model persamaan regresi. Dengan demikian jelas bahwa

lingkungan kerja fisik mempengaruhi tingkat produktivitas

kerja karyawan.

Temuan-temuan fakta hasil penelitian ini selaras

dengan pendapat Anoraga dan Suyatni (2001), bahwa

lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dalam suatu

organisasi. Demikian juga halnya menurut Sedarmayati

(2001), bahwa lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan

sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun


(5)

lingkungan kerja fisik tidak melaksanakan proses produksi

dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja fisik

mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang

melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja

yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan

produktivitas kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak

memadai akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Begitu

juga Gomes (2001) menyatakan bahwa lingkungan fisik

kerja fisik yang tidak nyaman akan mengurangi

kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara efisien dan

efektif. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja

fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan

menghasilkan produktivitas kerja yang baik, sebaliknya jika

seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang

tidak memadai dan mendukung dia untuk bekerja secara

optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi

malas, cepat lelah sehingga produktivitas kerja karyawan

tersebut akan rendah. Menurut Moekijat (2002) untuk

mendapatkan suasana kerja yang baik perlu memperhatikan

berbagai faktor penunjang dalam lingkungan kerja fisik,

seperti : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan

keamanan.

Selain itu temuan-temuan dari hasil penelitian ini

juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Wantoro (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi di


(6)

PT. Poliplas Makmur Sentosa, menunjukkan bahwa

lingkungan kerja fisik yang diukur melalui indikator : sarana

penerangan, pencahayaan matahari, kebersihan ruang kerja,

paduan warna di ruang kerja, ventilasi udara, tingkat

gangguan suara, rasa aman terhadap kepemilikan barang

pribadi dan beraktivitas di lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Poliplas

Makmur Sentosa Ungaran dengan kontribusi sebesar 0,424

atau 42,40 %. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh

Supriyanto (2006) dengan subyek karyawan bagian produksi

di PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga menunjukkan bahwa

lingkungan kerja fisik yang diukur dengan indikator : kualitas

penerangan di ruang kerja, kebersihan ruang kerja, kualitas

paduan warna di ruang kerja, kecukupan ventilasi udara, dan

tingkat kebisingan ruang kerja secara signifikan berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Bina Guna

Kimia Ungaran, namun kontribusi yang diberikan dalam hal

ini hanya sebesar 0,250 atau 25,00 %. Dari hasil-hasil

penelitian yang pernah dilakukan tersebut memberikan

sebuah penguatan bahwa lingkungan kerja fisik karyawan

yang nyaman akan mampu meningkatkan produktivitas kerja

karyawan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pelatihan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. PLN (PERSERO) Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Disiplin Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Tripilar Betonmas Salatiga

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Disiplin Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Tripilar Betonmas Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan CV. Mahkota Mulya Mandiri Jepara T1 132009082 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja di CV. Jaya Manunggal Garment T1 BAB IV

0 0 22