Perbedaan prestasi belajar IPS siswa atas penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II.

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA ATAS

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Rochmad Noor Haryanta NIM : 091134113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA ATAS

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Rochmad Noor Haryanta NIM : 091134113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan lah abaikan suatu mimpi, karena dengan mimpi itu kita bisa sampai di sini dengan di barengi usaha dan kemauan yang keras pasti akan tercapai mimpi

tersebut, dan tidak lupa di setiap langkah kita juga harus berdoa kepada Tuhan”

Yogyakarta, 12 Juni 2013 Yang menyatakan,


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juni 2013 Yang menyatakan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Rochmad Noor Haryanta

NIM : 091134113

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA ATAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 Juli 2013 Yang menyatakan,


(8)

vii

ABSTRAK

Haryanta, Rochmad Noor. (2013). Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Atas Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: prestasi belajar, metode kooperatif tipe jigsaw II.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kelas yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam hal prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Wates IV, pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Wates IV pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 56, dan sampel penelitian kelas IVA berjumlah 29 untuk kelompok eksperimen dan sampel penelitian kelas IVB berjumlah 27 untuk kelompok kontrol. Objek penelitian menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis (pretest dan posttest) pada masing-masing kelompok. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 21 dengan 3 langkah yaitu uji homogenitas (perbedaan skor pretest), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda posttest) dalam masing-masing kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelompok yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam hal prestasi belajar siswa terlihat dari data yang menunjukkan sebesar 0.000 atau < 0.05.

Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa metode kooperatif tipe jigsaw II memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.


(9)

viii

ABSTRACT

Haryanta, Rochmad Noor. (2013). The Differences on the Students’ Learning Achievement of Social Science Subject to The Application of Cooperative Method Jigsaw II. Thesis: Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

Keywords: academic achievement, jigsaw II cooperative method.

This study aimed to determine the differences in class that uses jigsaw II cooperative methods and not using jigsaw II cooperative method in terms of student achievement Wates Elementary School fourth grade IV, in the second semester of academic year 2012/2013 social studies materials technology development.

The type of research used in this study is quasi-experimental type with nonequivalent control group design. The population of this study are all students in fourth grade IV State Wates in the school year 2012/2013, consisting 56 students, IVA class that consisting 29 students for the experimental group and IVB class consisting 27 students for the control group. Research object is Jigsaw II cooperative methods on student achievement in social studies about the development of technology. Data collection techniques using written tests (pretest and posttest) in each group. Data analysis was performed using SPSS 21 with 3 steps, namely homogeneity test (differences in pretest scores), normality test, and test treatment (posttest difference test) in each group.

The results showed that there were significant differences between the groups using the jigsaw II cooperative methods and groups that do not use jigsaw II cooperative method in terms of student achievement can be seen from the data that shows of 0000 or> 0.05.

The findings of this study enrich our understanding of how and why the jigsaw II cooperative method contributes to student achievement.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat Rahmad serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian eksperimen ini dengan judul “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA ATAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A, dosen pembimbing I, yang telah memberikan

arahan, dorongan semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, kritik, serta bimbinganya yang sangat berguna selama penelitian ini.

6. Drs. Teguh Riyanta, M.Pd, kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri Wates IV Kulon Progo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di kelas IV SD Negeri Wates IV, Kulon Progo.

7. Arni Setyaningsih, S.Pd, wali kelas IV B yang telah memberikan bantuan waktu, masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Ambarwati Nugrahaningsih, wali kelas IV A yang telah memberikan masukan serta bantuan waktu yang bermanfaat bagi penulis.


(11)

x

9. Siswa kelas IV SD Negeri Wates IV, Kulon Progo yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta yang telah memberikan fasilitas serta support yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini.

11. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok penelitian kolaboratif yang telah memberikan masukan ide, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, 23 Juli 2013 Penulis,


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMANMOTTO ... iv

HALAMANKEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah... 3

C.Batasan Masalah ... 3

D.Tujuan Penelitian ... 3

E.Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A.Prestasi Belajar ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Ciri-Ciri Belajar ... 7

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

B. Pembelajaran Kooperatif ... 10

1. Pengertian pembelajaran kooperatif ... 10

2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 11


(13)

xii

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 14

1. Pengertian Jigsaw II ... 14

2. Langkah –langkah pembelajaran Jigsaw II ... 14

E. Pembelajaran IPS ... 17

1. Pengertian IPS ... 17

2. Hakikat IPS ... 19

3. Ruang lingkup IPS ... 20

F. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 20

G. Kerangka Berpikir ... 25

H. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B.Setting Penelitian ... 27

1. Lokasi ... 27

2. Waktu penelitian ... 27

3. Populasi dan Sampel ... 28

4. Jadwal pengambilan data ... 29

5. Variabel penelitian ... 30

6. Instrument penelitian ... 30

7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

8. Teknik pengumpulan data ... 34

9. Teknik analisis data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Pengaruh Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar ... 38

B.Rangkuman Hasil Penelitian ... 44

C. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47


(14)

xiii

B. Keterbatasan Penelitian ... 47 C. Saran ... 48


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1Waktu pengambilan data ... 28

Tabel 2Jadwal pengambilan data ... 29

Tabel 3Kisi-kisi Instrumen tes ... 31

Tabel 4 Pengembangan Instrumen ... 32

Tabel 5Reliabilitas ... 33

Tabel 6Perhitungan reliabilitas ... 33

Tabel 7 Pengumpulan data kelompok eksperimen dan kontrol ... 34

Tabel 8 Data prestasi belajar ... 39

Tabel 9 Data uji normalitas pretest ... 39

Tabel 10 Perbandingan skor pretest ... 41

Tabel 11 Data uji normalitas posttest ... 42

Tabel 12 Data homogenitas posttest ... 42

Tabel 13 Perbandingan skor posttest... 43

Tabel 14 Rangkuman pretest ... 45

Tabel 15Rangkuman pretest ke posttest ... 45

Tabel 16 Rangkuman perbandingan skor posttest ... 45


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar1 Literatur Map ... 24

Gambar2 Pengaruh Perlakuan ... 27

Gambar3 Pemetaan Variabel ... 30


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 Permohonan izin penelitian ... 51

Lampiran 2 Surat Keterangan ... 52

Lampiran 3 Silabus Kelompok Eksperimen ... 53

Lampiran 4 Silabus Kelompok Kontrol ... 57

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 61

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol... 67

Lampiran7 Materi Ajar ... 71

Lampiran 8 Hasil validasi instrumen ... 82

Lampiran 9 Kisi-kisi instrumen penilaian prestasi belajar ... 83

Lampiran 10 Lembar pengamatan pelaksanaan proses jigsaw II... 87

Lampiran11 Lembar penilaian afektif dan psikomotorik kelompok eksperimen ... 88

Lampiran12 Lembar penilaian afektif dan psikomotorik kelompok kontrol ... 91

Lampiran13 Hasil LKS kelompok eksperimen ... 93

Lampiran14 Hasil posttest kelompok eksperimen ... 95

Lampiran 15 Hasil LKS kelompok kontrol ... 96

Lampiran 16 Hasil posttest kelompok kontrol ... 98

Lampiran17 Hasil rekap nilai kelompok eksperimen ... 99

Lampiran 18 Hasil rekap nilai kelompok kontrol ... 101

Lampiran 19 Hasil Data Penghitungan Prestasi belajar ... 103

A. Uji normalitas kelompok eksperimen ... 103

B. Uji normalitas kelompok kontrol ... 103

C. Perbandingan skor pretest ... 104

D. Perbandingan skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol ... 104

Lampiran 20 Hasil pengamatan jigsaw II ... 105

Lampiran 21 Validasi perangkat pembelajaran ... 106

Lampiran 22 Foto kelompok eksperimen ... 117

Lampiran 23 Foto kelompok kontrol ... 126


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Adanya suatu pendidikan akan membuat bangsa menjadi besar. Pendidikan adalah suatu proses dimana peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, aktif, mudah bekerja sama dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Winkel (1989:36) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar dilakukan antara guru dan siswa. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru bukan hanya menyampaikan suatu materi tetapi juga menjadi orang tua kedua siswa di sekolahan. Guru berperan juga sebagai pengatur sekaligus proses dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tugas guru sangatlah berat, karena guru harus bisa membuat anak didiknya senang dan mudah dalam menerima mata pelajaran. Salah satu cara yang sering atau bahkan belum pernah di lakukan guru akan dilakukannya untuk meningkatkan rasa senang siswa terhadap pelajaran, salah satunya dengan belajar secara berkelompok. Sugiyanto (2009:37)


(19)

pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pendapat lain oleh Slavin (2008:4) metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam materi pelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan hendaknya bervariasi untuk meningkatkan minat atau semangat siswa dalam proses kegiatan belajar di kelas dengan cara menggunakan metode-metode pembelajaran yang lain. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan metode kooperatif tipe jigsaw II yang akan membantu peserta didik dalam belajar di kelas secara aktif. Metode kooperatif tipe jigsaw II melibatkan siswa dalam belajar aktif dalam kelompok dan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui perbedaan dalam penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II ini peneliti menggunakan penelitian eksperimental yang membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas IV SD Negeri Wates IV pada semester genap Tahun ajaran 2012/2013 dengan materi perkembangan teknologi.


(20)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan jigsaw II?

C. Batasan Masalah

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan tafsiran tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang kami ambil, yaitu sebagai berikut.

1. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang cenderung menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang

2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.

3. Metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu metode dimana di dalam tersebut siswa mendapat kesempatan belajar secara keseluruhan konsep, sebelum ia belajar spesialisasi untuk menjadi expert.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan Jigsaw II.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan dalam penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II, antara lain.


(21)

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman melakukan eksperimental khususnya menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam upaya untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan, terhadap prestasi belajar IPS kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siswa kelas IV SD Negeri Wates IV semester genap tahun pelajaran 2012/2013

2. Bagi Guru

Dapat memberikan hal baru dan inspirasi bagi guru SD Negeri Wates IV untuk melakukan eksperimental khususnya dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II.

3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman kepada siswa dalam menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV SD Negeri Wates IV semester genap tahun pelajaran 2012/2013

4. Bagi Sekolah

Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan eksperimental khususnya menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siswa kelas IV SD Negeri Wates IV semester genap tahun pelajaran 2012/2013


(22)

5. Bagi Prodi

Menambah bahan pustaka/ bacaan yang terkait dengan eksperimental khususnya khusus nya menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siswa kelas IV SD Negeri Wates IV semester genap tahun pelajaran 2012/2013.


(23)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian, kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis tindakan.

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Winkel (1989:36), belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Belajar didefinisikan oleh Hurlock (1995:28) yaitu suatu perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan dari proses tidak tahu menjadi tahu, tingkah laku individu yang berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar yang merupakan sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


(24)

2. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar mempunyai karakteristik tertentu, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar ada 6, yaitu:

a) Perubahan terjadi secara sadar

Perubahan terjadi karena disengaja dan dilakukan dengan sadar. b) Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional

Perubahan secara continue maksudnya bertambahnya pengetahuan yang dimiliki dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Perubahan fungsional maksudnya setiap perubahan yang terjadi dapat dimanfaatkan dalam hidupnya.

c) Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif

Perubahan aktif maksudnya perubahan yang terjadi dalam tingkah laku, maka setiap individu aktif berupaya melakukan perubahan. Sedangkan perubahan positif maksudnya perubahan perilaku yang mengarah pada kemajuan.

d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan dalam belajar yang diperoleh dari hasil belajar tidak bersifat sementara tetapi berkelanjutan.

e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan dalam belajar bertujuan maksudnya setiap individu ketika belajar memiliki tujuan yang akan dicapainya, baik itu tujuan jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang.


(25)

Perubahan tingkah laku ini bersifat menyeluruh dan tidak hanya pengetahuan tetapi juga perubahan sikap juga keterampilannya.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1983:162) prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sedangkan Purnomo (2008:369) menyatakan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Prestasi belajar dan proses belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes terhadap materi belajar yang telah diajarkan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Syah Muhibbin (2008:132) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat di kelompokan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut. 1) Faktor internal (faktor dari siswa) yakni keadaan jasmani (aspek fisiologis) dan rohani siswa (aspek psikologis). Aspek Fisiologis berkenaan dengan kondisi umum jasmani, tonus/tegangan otot, organ-organ seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera


(26)

penglihatan. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Aspek psikologis berkenaan dengan: tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

a) Intelegensi siswa

Tingkat kecerdasan/intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna bahwa semakin tinggi kemampuan tingkat intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk meraih kesuksesan, dan sebaliknya. b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative.

c) Bakat siswa

Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

d) Minat siswa

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

e) Motivasi siswa

Keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.


(27)

2) Faktor eksternal siswa yakni terdiri atas dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Faktor lingkungan sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dan faktor lingkungan siswa meliputi masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang paling berpengaruh yaitu orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sedangkan faktor lingkungan non sosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan yang lebih tinggi akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009:37) pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2009:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahan oleh guru.

Dari beberapa pengertian kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa siswa di dalamnya untuk belajar bersama, mendiskusikan


(28)

bersama, dan untuk mencapai tujuan belajar. Peneliti menyebutkan beberapa macam metode yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif di antaranya, jigsaw I, jigsaw II, STAD dll. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II.

2. Unsur –unsur Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Purnomo (2008:370) berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, di samping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.

e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif


(29)

Pelajaran jigsaw I dikembangkan oleh Erriot A dan kawan-kawan dari Universitas Texas sebagai model pembelajaran kooperatif dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (Sugiyanto, 2019:45). Menurut Slavin (2008:14) pembelajaran dalam jigsaw I siswa saling bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar belakang yang berbeda.

Suprijono (2009:89) mengemukakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I diawali dengan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru selanjutnya menuliskan topic atau materi yang akan dipelajari pada papan tulis. Dalam jigsaw I terdapat dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan gabungan dari kelompok ahli sedangkan kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan memahami dan mempelajari sesuatu topik tertentu serta diminta untuk mengerjakan tugas sesuai dengan topiknya kemudian setelah selesai dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran jigsaw I anggota kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam kelompok ahli dan saling membantu bekerja sama tentang topik yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain tentang apa yang telah dipelajari pada kelompok ahli.

Dalam pembelajaran jigsaw I menurut Suprijono (2019:45) terbagi dari lengkah-langkah sebagai berikut:


(30)

1. Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan karakteristik berbeda. Kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang social yang berbeda.

2. Materi pelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok asal dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian materi pembelajaran tersebut.

3. Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi atau topik yang sama serta menyusun rencana bagaimana penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain. 4. Kemudian pada siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke

kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sudah didiskusikan dalam kelompok ahli

5. Setelah itu siswa berdiskusi pada kelompok asal, para siswa saling bertukar dan saling mengevaluasi mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Dari beberapa uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran jigsaw I adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok kecil yang heterogen, siswa dibagi menjadi kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa saling bekerja sama dan berdiskusi atas materi yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut pada kelompok lain.


(31)

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

1. Pengertian Jigsaw II

Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin dengan sedikit perbedaan dengan jigsaw I. Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw II, secara umum siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert). Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang dipelajari. Kemudian kembali lagi ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang diberikan.

Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw II kalau pada tipe jigsaw I, awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang lain didapatkan melalui diskusi dengan teman segrupnya. Pada tipe jigsaw II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelumnya belajar spesialisasinya untuk menjadi expert. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a) Orientasi Umum (Pleno)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dan memberikan penekanan pada manfaat penggunaan metode jigsaw II dalam proses pembelajaran. Guru mengingatkan agar siswa senantiasa percaya


(32)

diri, kritis, kooperatif dalam mengikuti model pembelajaran ini. Siswa diminta mempelajari materi secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran tentang konsep-konsep secara menyeluruh.

b) Pengelompokan

Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, selanjutnya mereka dibagi menjadi 5 grup (A-E) yang heterogen dalam kemampuan IPS. Berilah indeks 1 untuk kelompok siswa “sangat baik”, indeks 2 untuk kelompok, siswa yang “baik”, indeks 3 untuk kelompok “sedang” dan indeks 4 untuk kelompok “rendah”, misalkan (A1 berarti grup A dari kelompok sangat baik,….., A4 grup A dari kelompok rendah)

Tiap grup akan berisi: Grup A (A1, A2, A3, A4) Grup B (B1, B2, B3, B4) Grup C (C1, C2, C3, C4) Grup D (D1, D2, D3, D4) Grup E (E1, E2, E3, E4)

c) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya grup itu dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang peneliti berikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya.

Kelompok 1(A1, B1, C1, D1, E1) Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2) Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3,E3)


(33)

Kelompok 4 (A4, B4, C4, D4, E4)

d) Diskusi ( pemaparan) kelompok ahli dalam grup

Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing kembali dalam grup semula. Pada fase ini kelima grup (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu (worksheet 1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota grup untuk mempresentasikan keahliannya kepada grupnya masing-masing, satu-persatu

Aturan dalam fase ini adalah:

1) Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim mempelajari materi yang diberikan.

2) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada yang selasi belajar sampai setiap anggota menguasai konsep. 3) Tanyakan kepada anggota grup sebelum tanya kepada pendidik. 4) Pembicara dilakukan secara pelan agar tidak mengganggu grup lain. 5) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan, e) Tes (Penilaian)

Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama

f) Pengakuan kelompok

Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata


(34)

skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

E. Pembelajaran IPS

Sebelum membahas mengenai materi permasalahan sosial pada mata pelajaran IPS, maka perlu diketahui beberapa hal, sebagai berikut: 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:424), ilmu pengetahuan sosial diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial (seperti sejarah, ekonomi, geografi).

IPS didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, dan antropologi Menurut Solehatin (2007:15) pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sumber pada pengajaran IPS yaitu geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, politik,

a) Geografi: mengungkapkan kesuburan tanah, jenis-jenis mata pencaharian penduduk, jenis dan penyebaran sumber daya, transportasi-komunikasi, iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, pemukiman, tenaga air, globe dan peta, dan lain sebagainya.


(35)

b) Sejarah: mengungkapkan peristiwa-peristiwa berdasarkan kurun waktunya.

c) Ekonomi: mengungkapkan usaha memenuhi kebutuhan materi dari sumber daya dan modal yang terbatas, produksi bahan kebutuhan, pengangkutannya, distribusinya.

d) Antropologi: mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia menciptakan hasil-hasil kebudayaan dengan perkembangannya dari keadaan yang sederhana kepada keadaan yang maju.

e) Ilmu politik: menyajikan pelajaran tentang pemerintahan, kenegaraan, proses politik, dan tentang kebijaksanaan.

f) Sosiologi: mengungkapkan relasi sosial manusia dengan segala faktor dan pengorganisasiannya

Ilmu pengetahuan sosial merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa supaya nantinya mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering berkembang secara tidak terduga. “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang-bidang keilmuwan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan yaitu mereka memandang IPS sebagai suatu ilmu, IPS mempelajari hubungan antara manusia dan sekelilingnya sebagai anggota masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu ilmu yang memiliki kajian luas antara manusia dan dunianya.


(36)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut adanya kebersamaan. Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Pada kurikulum 1994, materi pelajaran IPS di SD dibagi menjadi dua bagian, yakni sejarah dan materi pengetahuan sosial. Pengajaran IPS di sekolah diharapkan dapat melatih sikap peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggaan terhadap perkembangan masyarakat. Jadi pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mengantarkan siswa supaya memiliki kepekaan terhadap kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari – hari.

3. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar

Ruang lingkup pengajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid-murid Sekolah Dasar.


(37)

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

F. Penelitian lain yang Relevan

Beberapa penelitian dengan penelitian ini adalah penelitian yang di lakukan oleh:

Yusnita (2007) meneliti peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II untuk mengoptimalkan interaksi teman sebaya di SMP Stella Duce II Yogyakarta dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulannya kemampuan guru dalam mengelola kelas pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II telah meningkat sehingga interaksi teman sebaya meningkat.

Yuwita (2008) meneliti keefektifan metode cooperative learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran matematika pada sekolah inklusi di kelas XIII IPS Man Maguwoharjo dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulannya menunjukkan bahwa cukup efektif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Hal itu terlihat pada siklus I 66,67% dan pada siklus II 83,33%.


(38)

Arni (2009) meneliti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dalam peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung pada bentuk aljabar di SMP 3 Godean tahun ajaran 2008/2009 dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulannya dengan menggunakan modem kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran matematika ada peningkatan keterlibatan siswa dan prestasi belajar. Hal itu dilihat pada siklus I 61.25% siklus II 47.28%, siklus III 84.31, tes akhir 71.39%.

Handayani (2009) meneliti keefektifan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang menekankan pada keadaan sebenarnya. Kesimpulannya tingkat keaktifan siswa, minat dan keberhasilan dalam belajar matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan pendekatan realistik yang di padu dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II meningkat.

Wulansih (2009) meneliti peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP stella duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Hasil penelitian yang menggunakan jenis penelitian eksperimen kualitatif-kuantitatif karena berupa uraian dan angka kesimpulannya: meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II.


(39)

Dari pemahaman awal siswa mengenai zat dan wujudnya 3.33 % dan seteleh diberi treatmen menjadi 13.33 %.

Ganesya (2012) meneliti penerapan intelegensi ganda dalam pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar fisika pada pokok bahasan usaha di SMP budi mulia padon, Sendeng rejo, Sleman DIY dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Kesimpulan peneliti menyimpulkan model pembelajaran fisik dengan teori intelegensi ganda dapat mempengaruhi siswa menjadi berminat dan prestasi belajarnya meningkat.

Hengki (2011), penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan minat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing pada pokok bahasan di kelas 8.1 di SMP Muhamadiyah 3 Yogyakarta dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulan minat siswa dalam belajar matematika pada pokok bahasan prisma metode penemuan terbimbing pada kriteria berminat. Hasil data pada siklus I menunjukkan 67.67% sedangkan pada siklus II 88.65%.

Abet (2011) peningkatan minat dan kemampuan menulis paragraph deskriptif dengan menggunakan metode karyawisata siswa kelas X, semester 1 SMA Surya Mandala Barong Tongkok, Kutai Barat dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulan penggunaan metode karyawisata terbukti meningkatkan minat dan kemampuan menulis paragraph deskripsi siswa kelas X, semester 1, SMA Surya Mandala Barong


(40)

Kutai Barat. Hasil data pada siklus I 14.28% dari 35 siswa dan di siklus II 88,57 dari 35 siswa.

Early (2011), peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan islam terhadap masyarakat Indonesia melalui multimedia pembelajaran dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kesimpulannya pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia ternyata mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran sejarah. Hasil data pada siklus I 70.89% dan pada siklus II 88.33%


(41)

Gambar 1. Literatur Map Yusnita (2007),

peningkatan kemampuan dengan teknik jigsaw II

Ganesya (2012) penerapan intelegensi ganda, minat dan prestasi

Yuwita (2008) keefektifan dan tipe

jigsaw II

Wulansih (2009) peningkatan pemahaman konsep dan

tipe jigssw II.

Handayani( 2009) keefektifan dan tipe

jigsaw II

Early ( 2011) minat dan prestasi belajar

Abet ( 2011) minat dan kemampuan menulis dengan metode karyawisata

Wulan (2006) Pembelajaran berbasis Portofolio, partisipasi, motivasi, dan prestasi

Hengki( 2011) hasil belajar dan minat dengan menggunakan metode penemuan terbimbing

Arni (2009) tipe jigsaw II dan peningkatan keterlibatan

Yang perlu diteliti:

Metode kooperatif tipe jigsaw II, prestasi belajar


(42)

G. Kerangka Berfikir

Metode kooperatif tipe jigsaw II menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa menjadi lebih aktif dalam kelompok dan menimbulkan suasana yang partisipatif sehingga mendorong timbulnya rasa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran. Dengan timbulnya ketertarikan dalam penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II yang mengaktifkan siswa untuk belajar secara kelompok mendorong munculnya gagasan yang lebih bermutu dan menciptakan suatu pengalaman langsung kepada siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sehingga jika pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II ini diterapkan maka prestasi belajar siswa akan meningkat.

H. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu prestasi belajar. Maka hipotesis penelitian sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada materi perkembangan teknologi siswa kelas IV SD Negeri Wates IV.

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada materi perkembangan teknologi siswa kelas IV SD Negeri Wates IV.


(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel, definisi operasional, instrumen penelitian dan uji validitas reliabilitas.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design (Sugiyono,2009:112) Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok ini dilakukan secara random/acak. Peneliti mengetahui keadaan awal kelas dengan memberikan pretest kepada tiap masing-masing kelas dan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas pertama (kelas eksperimen) diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan di akhir pembelajaran diberi posttest untuk mengetahui pengaruh treatment atau perlakuan yang telah diberikan pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II. Guru melakukan pembelajaran di kelompok kontrol ini dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pada akhir pembelajaran diberi posttest untuk mengetahui pengaruh treatment atau perlakuan yang telah dilakukan pada kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3)


(44)

Gambar 2. Pengaruh Perlakuan

Keterangan: O1 = hasil observasi pretest kelompok eksperimen

O2 =hasil observasi posttest kelompok eksperimen

x = Perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw II

O3 = hasil observasi pretest kelompok kontrol

O4 =hasil observasi posttest kelompok kontrol

B. Setting Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di SDN Wates IV Kulon Progo Yogyakarta sejak bulan Januari sampai dengan bulan April. SDN Wates IV beralamat Jl. Stasiun No. 4 Wates, Kode Pos 55611, Kulon Progo Telepon/Fax: (0274)774738. Sekolah ini mempunyai visi “Berdasar iman dan takwa, unggul dalam prestasi, terampil dan berbudaya” dan misi “Menumbuhkan dan mengembangkan berbagai kesenian dan keterampilan sehingga mampu berkarya dan berkreasi”.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada akhir Maret dan sampai pertengahan April, peneliti mengambil hari sesuai dengan keputusan wali kelas di SD tersebut. Dari kelompok eksperimen pada pertemuan pertama 2 jam pelajaran, selanjutnya 1 jam pelajaran dan untuk kelompok kontrol 1 jam pelajaran diteruskan 2 jam pelajaran pada hari berikutnya. Hal demikian terjadi karena peneliti mengikuti jam yang ada di SD Negeri Wates IV yang

O1 x O2

……… O3O4


(45)

saat itu kegiatan dalam semester genap begitu penuh. Berikut ini tabel waktu pengambilan data.

Tabel 1. Waktu Pengambilan Data

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu Kelompok

Kelas Eksperimen

Senin, 4 Februari 2013

I Pengamatan kelas & pretest 2x35 menit Sabtu, 23 Maret 2013 II Penyampaian materi perkembangan

teknologi

2x35 menit Senin, 25 Maret 2013 III Penyampaian materi dan pembagian

kelompok asal dan ahli, dan posttest

1x 35 menit Kelompok

Kelas Kontrol

Rabu, 23 januari 2013

I Pengamatan kelas & pretest 2x35 menit Selasa, 23 April 2013 II Penyampaian materi perkembangan

teknologi

1x 35 menit Rabu, 24 April III Penyampaian materi dan posttest 2x35

menit

3. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009:297), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sampel adalah sebagian dari populasi tertentu, Sugiyono (2009:297).

Populasi dalam penelitian ini adalah SDN Wates IV dengan mengambil kelompok IV.1 sebagai kelas Eksperimen dan kelas IV.2 sebagai kelompok kontrol. Peneliti memilih SD tersebut karena jarak antara rumah, tempat PPL dan tempat penelitian tidak jauh, jadi memudahkan peneliti saat pengambilan data. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang terdiri dari dua kelas IV.1 dan IV.2. Jumlah siswa kedua kelas tersebut berbeda, kelompok IV.1 29 orang sedangkan kelompok IV.2 27 orang. Sampel kelompok kontrol ini adalah kelompok IV.2 dan sampel


(46)

kelompok eksperimen kelas IV.1. Pengambilan sampel kelompok dilakukan dengan cara diundi agar betul-betul bersifat acak (random) sehingga lebih bersifat tidak berat sebelah dan dilakukan oleh guru mitra dan disaksikan oleh peneliti. Pembelajaran di dua kelompok dilakukan oleh peneliti sendiri agar bisa mengenal karakteristik masing-masing siswa dan lebih sesuai dengan RPP yang telah disiapkan.

4. Jadwal Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 dengan jadwal berikut ini:

Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Izin Kepala Sekolah 2. Penyusunan Instrumen

Penelitian

3. Uji Validitas di SDN Krembangan

4. Pengambilan Data Penelitian

5. Pembuatan Proposal 6. Pengumpulan Proposal

Penelitian

7. Penyusunan laporan 8. Pembuatan artikel 9. Ujian skripsi 10. Revisi skripsi

11. Pengesahan dokumen resmi skripsi oleh dekan


(47)

5. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti oleh peneliti di bagi menjadi 2 yaitu (1) Variabel independen (bebas), Sugiyono (2009:61) variable bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam hal ini variabel independen adalah metode kooperatif tipe Jigsaw II, sedangkan (2) variabel dependen (terikat) Sugiyono (2009:61) mengemukakan variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang menjadi variabel dependen adalah prestasi belajar.

Variabel independen variable dependen

Gambar. 3 Pemetaan Variabel (Sugiyono, 2009:61) 6. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:305) instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan jenis instrument test.

Prestasi belajar Metode

kooperatif tipe jigsaw II


(48)

a. Instrumen Tes

Jenis instrumen tes banyak digunakan dalam pengukuran prestasi belajar. Peneliti menggunakan soal pilihan ganda atau tes objektif karena bisa digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang (ingatan, pemahaman, dan penerapan), dan dengan menggunakan tes objektif maka semua materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian. Peneliti sudah membuat 40 soal pilihan ganda, setelah diujikan diperoleh 20 soal yang valid. Pengujian dilakukan di SDN Krembangan dengan alasan SDN Krembangan satu lingkup dengan SDN Wates IV. Berikut ini adalah kisi-kisi yang akan digunakan untuk membuat instrumen.

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen tes

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar: 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Indikator No Item

Memahami pengertian teknologi. 1

Menjelaskan macam-macam perkembangan teknologi 4, 19, 26, 27 Menyebutkan macam-macam perkembangan teknologi

produksi, komunikasi dan transportasi

2, 3, 5, 6, 15, 20 Memberikan contoh alat teknologi produksi, komunikasi

dan transportasi pada masa lalu dan masa modern

8, 9, 12, 14, 16,17, 21, 26, 27, 23, 13, 18, 24, 25, 40 Membandingkan alat teknologi pada masa tradisional dan

modern

7, 10, 11, 22, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39.


(49)

Tabel 4. Pengembangan Instrumen No. Peubah Pretest &

posttest

Data Jenis Pengumpulan 1. Prestasi

Belajar

a.Nilai pretest b. Nilai posttest

Nilai tes

Tes tertulis Lembar tes.

7. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Instrumen

Menurut Masidjo (2006:242) berpendapat bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen dikaitkan valid apabila tes tersebut tepat dan teliti dalam apa yang diukur. Suatu butir instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel, maka berkorelasi signifikan terhadap skor total artinya item tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika nilai r hitung , r tabel, maka berkorelasi signifikan terhadap skor total artinya item tersebut tidak valid. Validitas instrumen soal ditempuh secara empiris dengan cara diujikan di SDN Krembangan. Pengujian di lakukan di SDN Krembangan dengan pertimbangan bahwa SD tersebut berada di kawasan yang sama di mana SD untuk penelitian. Peneliti telah membuat 40 soal pilihan ganda, setelah diujikan diambil 20 soal yang valid. Perhitungan validitas dengan menggunakan program IBM 21 SPSS Statistics for windows 32-bit dicantumkan pada lampiran 8.

b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Masidjo (2006:233) menyatakan bahwa suatu tes yang reliabel atau handal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang


(50)

tepat dan teliti. Untuk menentukan reliabilitas hanya diambil item yang valid yaitu 20 soal pilihan ganda.

Tabel 5. Reliabilitas (Masidjo, 2006:209) Koefisien Korelasi Kualifikasi

±0.91 - ±1.00 Sangat tinggi

±0.71 - ±0.90 Tinggi

±0.41 - ±0.70 Cukup

±0.21 - ±0.40 Rendah

±0 - ±0.20 Sangat rendah

a. Reliabilitas soal

Suatu soal dapat dikatakan reliable jika memberikan hasil yang tepat dan akurat. Dalam penghitungan reliabilitas ini hanya diambil item item yang valid saja dari pengujian 40 soal diambil 20 soal yang valid. Perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program IBM 21 SPSS Statistics for windows 32-bit menggunakan rumus alpha Cronbach untuk soal pilihan ganda.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items .842 20

Tabel di atas menunjukkan Hasil uji reliabilitas di SDN Krembangan untuk soal pilihan ganda sebesar 0.842. Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa dari 20 soal pilihan ganda memiliki kualifikasi yang sangat tinggi sehingga layak digunakan sebagai instrumen pengumpul data. 8. Teknik Pengumpulan data


(51)

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk variabel prestasi belajar peneliti menggunakan pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan soal yang sama antara pretest dan posttest. Pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Pengumpulan Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 21 for Windows 32-bit, adapun langkah-langkah dalam menggunakan program tersebut, yaitu:

a. Uji Asumsi 1) Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan dengan menganalisis pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah skor pretest terdapat pada titik pijak yang sama dengan teknik yang digunakan lavene’s test. Kriteria untuk menguji persamaan adalah sebagai berikut:

No. Kelompok

Variabel Data yang diperoleh

Pengukuran data

Instrumen yang digunakan 1 Eksperimen

Prestasi Belajar

Skor pretest Pretest Soal objektif (20 soal)

Skor posttest Posttest Soal objektif (20 soal)

2 Kontrol Skor pretest Pretest Soal objektif (20

soal)

Skor posttest Posttest Soal objektif (20 soal)


(52)

ada perbedaan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan jigsaw II.

a) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka data homogen dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain keduanya memiliki persamaan data.

b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka data tidak homogen dan terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain tidak ada persamaan data atau berbeda.

2)Uji Normalitas

Uji normalitas data, peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Dengan teknik Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Kriteria yang digunakan diantaranya meliputi:

a) Jika Harga sig. (2-tailed) >0.05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik independen yang digunakan adalah statistik independentt-test.

b) Jika harga sig. (2-tailed) <0.05, distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney.

b. Uji Hipotesis 1)Uji beda posttest


(53)

Uji beda posttest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor posttest antara kelompok eksperimen yang diberikan treatment menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah tanpa ada diskusi kelompok. Syarat untuk menilai data tersebut adalah:

Hi : Ada perbedaan antara penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada materi perkembangan teknologi siswa kelas IV SD Negeri Wates IV.

Ho : Tidak ada perbedaan antara penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada materi perkembangan teknologi siswa kelas IV SD Negeri Wates IV.

a) Jika harga sig.( 2-tailed) > 0.05, berarti Hi gagal di tolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain treatment yang diberikan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.

b) Jika harga sig.( 2-tailed)< 0.05, berarti Hi di tolak atau Ho diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain treatment yang diberikan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.

Uji beda posttest dilakukan dengan teknik analisis independen t-test jika data normal, jika data posttest tidak normal dilakukan uji hipotesis dengan nonparametric Mann-Whitney


(54)

2)Uji selisih skor

Uji selisih skor digunakan jika tidak terdapat persamaan data dari skor pretest kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain titik pijak dari kedua kelompok eksperimen dan kontrol tidak sama, sehingga tidak menggunakan pengaruh perlakuan. Jika demikian hal yang dilakukan dengan menghitung selisih skor pretest dengan posttest pada masing-masing kelompok. Selanjutnya selisih skor dari kedua kelompok tersebut diuji dengan statistik. Jika selisih yang dihasilkan merupakan data yang berdistribusi normal, maka selisih tersebut akan dianalisis menggunakan parametric uji independent-test, sedangkan jika data tersebut berdistribusi tidak normal, maka data tersebut akan dianalisis menggunakan nonparametric Mann-Whitney. Kriteria yang di gunakan sebagai berikut:

a) Jika harga sig.( 2-tailed) > 0.05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain treatment yang diberikan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.

b)Jika harga sig. ( 2-tailed)< 0.05, terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain treatment yang diberikan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.


(55)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Kooperatif Tipe Jigsaw II terhadap minat dan prestasi belajar.

A. Hasil Penelitian

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest kepada dua kelas, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas IVB dengan jumlah siswa 29 dan kelompok kontrol adalah kelas IVA dengan jumlah 27 siswa. Instrumen pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar.

Signifikansi data diukur menggunakan analisis statistik. Signifikansi dilihat dari perubahan nilai pretest ke nilai posttest atau perbedaan skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel independen dari penelitian ini adalah penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II. Hipotesis sementara yaitu Hi ada perbedaan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN Wates IV pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi. Hotidak ada perbedaan penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN Wates IV pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi.


(56)

Tabel 8. Data prestasi belajar

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor

Pretest

Skor Posttest

Skor Pretest

Skor Posttest

Rata-rata 71.37 88.97 70 79.62

Skor Tertinggi 80 100 80 100

Skor Terendah 65 75 65 65

KKM 75 75 75 75

Tabel diatas merupakan paparan hasil prestasi belajar yang memuat rata-rata, skor tertinggi, skor terendah, dan KKM lebih rinci dapat dilihat di lampiran 17 dan 18.

Data yang telah di peroleh oleh peneliti di uji normalitas dengan KolmogorovSmirnov dengan menggunakan program IBM 21 SPSS Statistics for windows 32-bituntuk menentukan jenis uji statistik. Berikut ini adalah kriteria untuk menarik kesimpulan, Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05 data terdistribusi normal, maka analisis data menggunakan statistik parametric. Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05 data terdistribusi tidak normal maka analisis data menggunakan statistik nonparametric.

Tabel 9. Data Uji Normalitas pretest (Lampiran 19)

No. Aspek Nilai signifikansi Keterangan

1. Pretest kelas eksperimen 0.035 Tidak Normal

2. Pretest kelas kontrol 0.031 Tidak Normal

Menurut data di atas data tersebut memiliki distribusi tidak normal. Sehingga akan dianalisis dengan statistik nonparametric independent sample t-test atau paired t-test.

Analisis data selanjutnya dilakukan uji homogenitas antara pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol variabel prestasi belajar, kemudian menguji normalitas pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan


(57)

kelompok kontrol dan yang terakhir uji pengaruh perlakuan variabel prestasi belajar.

a. Uji Homogenitas

Langkah yang pertama ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan antara hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis memiliki data yang sama sehingga dapat dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah Lavene’stest. Kedua data pretest baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak memiliki perbedaan jika harga sig. (2-tailed) > 0.05. Hipotesisnya sebagai berikut ini:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut ini. Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. dapat dikatakan juga skor pretest kedua kelompok tersebut berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan antara selisih skor dari pretest ke posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga skor


(58)

pretest kedua kelas tersebut berada dalam level yang sama, sehingga digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 10.Perbandingan skor pretest variabel prestasi belajar (Lampiran 19) Hasil Pretest Nilai signifikansi Keterangan kelompok eksperimen

&kelompok kontrol

0.458 Tidak Berbeda

Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) adalah 0.458 atau lebih dari 0.05 maka Hoditerima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga skor pretest kedua kelompok tersebut berada dalam level yang sama, Sehingga nantinya digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok eksperimen dan kelas kontrol.

c. Uji Pengaruh Perlakuan

Langkah terakhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik menggunakan analisis statistik non parametric Mann Whitney apabila distribusi tidak normal jika data yang dihasilkan distribusi normal maka menggunakan analisis statistik parametric independent sample t-test. Sebelum melakukan uji hipotesis, diperlukan uji asumsi, uji normalitas dan uji homogen posttest pad kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini hasil uji normalitas dari kedua kelompok dan uji homogenitas.


(59)

Tabel 11. Uji Normalitas posttest (Lampiran 19)

No. Aspek Nilai signifikansi Keterangan

1. Posttest kelas eksperimen 0.064 Normal

2. Posttest kelas kontrol 0.787 Normal

Tabel 12. Uji Homogenitas posttest (Lampiran 19) Hasil Posttest Nilai Signifikansi

(lavene’s) Keterangan

Eksperimen & kontrol 0.175 Tidak

berbeda/homogen Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) adalah 0.175 atau lebih 0.05, maka Hoditerima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Langkah selanjutnya adalah uji hipotesis, kedua skor posttest memiliki perbedaan jika harga sig. (2-tailed) < 0.05. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Analisis yang telah dilakukan akan digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesisnya adalah sebagai berikut ini:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut ini. Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada


(60)

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh signifikansi terhadap prestasi belajar.

Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II tidak berpengaruh signifikansi terhadap prestasi belajar.

Dari uji lavene’s terlihat bahwa data homogen, oleh karena itu peneliti menggunakan baris Equal variances assumed.

Tabel 13. Perbandingan skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol variabel prestasi belajar (Lampiran 19)

Hasil Posttest Nilai signifikansi Keterangan Kelas eksperimen

dan kelas kontrol

0.000 Berbeda

Dari data tabel diatas diketahui harga sig. (2-tailed) adalah 0.000 atau < 0.05, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh signifikansi terhadap prestasi belajar.

Hasil analisis yang telah dilakukan akan digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesis penelitian. Bahwa penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prestasi belajar.


(61)

Diagram berikut memperlihatkan skor pretest dan posttest baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 4. Perbandingan skor antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Rangkuman Hasil Penelitian

Berikut ini adalah pemaparan hasil analisis data. Pada perhitungan pretest pada variabel prestasi belajar menunjukkan keduanya berada pada titik pijak yang sama atau tidak berbeda baik di kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan 0.185 atau > 0.05 untuk variabel prestasi belajar, maka Ho diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest. Dari pemaparan hasil rangkuman diatas dapat di ambil kesimpulan penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

Berikut ini rangkuman dari hasil analisis data

Tabel 14. Rangkuman homogenitas pretest

No. Variabel Nilai

signifikansi

Keterangan

1. Prestasi belajar 0.458 Tidak

berbeda/Homogen

0 20 40 60 80 100

1 2

eksperimen kontrol


(62)

Tabel 15. Rangkuman pretest dan posttest.

No .

Variabel Kelompok Rerata (%)

peningkatan 1. Prestasi

belajar Eksperimen

Pretest 71.38

17.6 % Posttest 88.96

Kontrol Pretest 70 9.6 % Posttest 79.63

Tabel 16. Rangkuman perbandingan skor posttest

No. Variabel Hasil Nilai

signifikansi

Keterangan 1. Prestasi

belajar

Perbandingan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

0.000 Berbeda

C. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari harga sig. (2-tailed) adalah 0.000 atau < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol.

Dalam menganalisis data digunakan cara menguji normalitas, uji homogenitas, selanjutnya yang terakhir menguji pengaruh perlakuan uji beda posttest. Cara ini dipilih sebab hasil uji pretest tidak berbeda dan dalam taraf pada titik pijak yang sama sehingga dilakukan perbandingan nilai posttest.

Secara general siswa pada kelompok eksperimen memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi (M=88.95, SE= 1.412), dari pada siswa kelompok


(63)

kontrol (M=79.63, SE-=1.788) perbedaan tersebut signifikan t (54)=4.126,

p <0.05 dengan rumus effect size � = √ �2

�2+�� dengan kriteria nilai adalah

sebagai berikut (Field, 2009:57)

Tabel 17. Kriteria nilai effect size.

Nilai Kriteria

0.1 – 0.29 Kecil

0.3 – 0.49 Sedang

0.5 –…. Besar

� = √2+ ��2

� = √ . . 2+2

� = √ .. � = √ . = .

Dari data di atas effect size menunjukkan kategori yang besar yaitu 0.5. Hal demikian terjadi karena diterapkannya metode kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sedangkan yang hanya menggunakan pembelajaran tradisional yaitu ceramah tanya jawab dan penugasan kurang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II meningkatkan prestasi belajar siswa.


(64)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V ini diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. Bagian kesimpulan berisikan hasil penelitian, keterbatasan penelitian berisikan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian sedangkan bagian saran berisi beberapa saran bagi peneliti dan peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Wates IV pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Ada perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar IPS antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II..

Dari data tabel 13 diketahui harga sig. (2-tailed) adalah 0.000 atau < 0.05, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dapat dikatakan juga penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

B. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran ada yang kurang efektif karena pembelajaran dilakukan pada jam terakhir sehingga siswa sudah lelah dalam berfikir sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang optimal.


(65)

C. Saran

1. Bagi sekolah

Pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat menginspirasi bagi guru-guru lain untuk dapat menerapkan dalam pembelajaran khususnya dalam kemampuan prestasi belajar.

2. Bagi Guru

Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat diperhitungkan untuk digunakan menjadi metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah, karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan prestasi belajar siswa.

3. Bagi peneliti lain

Apabila proses pembelajaran diajarkan oleh peneliti sendiri hendaknya dipersiapkan baik-baik dari metode kooperatif tipe jigsaw II yang akan dilakukan, bahan ajar sampai lembar evaluasi dan apabila proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra maka perlu di diskusikan terlebih dahulu metode yang akan di ajarkan saat proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru mitra lebih mengerti dan paham mengenai metode kooperatif tipe jigsaw II yang akan diterapkan.


(66)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Esti, Wahyuni, Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.

Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Hurlock, EB. 1995 .Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Masidjo. 2006. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius .

Purnomo, Puji, dkk. 2008. Menjadi Ilmuan yang Guru dan Guru yang Ilmuan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran

IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, A.S (2009). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Jakarta: Pustaka Pelajar.


(67)

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. Yulius, O .2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Jakarta:Panser Pustaka.


(68)

(69)

(70)

(1)

Siswa mengerjakan LKS secara individu


(2)

131

Siswa menyampaikan hasil kerjaannya di depan kelas

Siswa yang menambahkan jawaban atau pendapat


(3)

(4)

133

LAMPIRAN 24

Daftar Riwayat Hidup

Rochmad Noor Haryanta merupakan anak pertama dari pasangan Sujiyo dan Umarmi. Lahir di Kulon Progo, 22 Februari 1991. Pendidikan awal dimulai di SD Negeri Wijimulyo tahun 1996-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 2 Nanggulan pada tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sedayu Bantul mengambil jurusan Informatika, kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada tahun 2009. Selama menempuh pendidikan penulis telah banyak mengikuti banyak kegiatan, antara lain saat SD mengikuti Dokter Kecil, saat SLTP mengikuti OSIS dan lomba baris-berbaris, saat SMK mengikuti OSIS. Saat di Perguruan Tinggi banyak organisasi yang sudah di ikuti antara lain Forum Keluarga Muslim, Panitia Parade Gamelan, Panitia Makrab, Peserta Weekend Moral, Peserta KMD, Seminar Hibah, Seminar mengembangkan mainan anak.


(5)

vii

ABSTRAK

Haryanta, Rochmad Noor. (2013). Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Atas Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: prestasi belajar, metode kooperatif tipe jigsaw II.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kelas yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam hal prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Wates IV, pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental tipe

nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Wates IV pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 56, dan sampel penelitian kelas IVA berjumlah 29 untuk kelompok eksperimen dan sampel penelitian kelas IVB berjumlah 27 untuk kelompok kontrol. Objek penelitian menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis (pretest dan posttest) pada masing-masing kelompok. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 21 dengan 3 langkah yaitu uji homogenitas (perbedaan skor pretest), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda

posttest) dalam masing-masing kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelompok yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam hal prestasi belajar siswa terlihat dari data yang menunjukkan sebesar 0.000 atau < 0.05.

Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa metode kooperatif tipe jigsaw II memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.


(6)

viii

ABSTRACT

Haryanta, Rochmad Noor. (2013). The Differences on the Students’ Learning Achievement of Social Science Subject to The Application of Cooperative Method Jigsaw II. Thesis: Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

Keywords: academic achievement, jigsaw II cooperative method.

This study aimed to determine the differences in class that uses jigsaw II cooperative methods and not using jigsaw II cooperative method in terms of student achievement Wates Elementary School fourth grade IV, in the second semester of academic year 2012/2013 social studies materials technology development.

The type of research used in this study is quasi-experimental type with nonequivalent control group design. The population of this study are all students in fourth grade IV State Wates in the school year 2012/2013, consisting 56 students, IVA class that consisting 29 students for the experimental group and IVB class consisting 27 students for the control group. Research object is Jigsaw II cooperative methods on student achievement in social studies about the development of technology. Data collection techniques using written tests (pretest and posttest) in each group. Data analysis was performed using SPSS 21 with 3 steps, namely homogeneity test (differences in pretest scores), normality test, and test treatment (posttest difference test) in each group.

The results showed that there were significant differences between the groups using the jigsaw II cooperative methods and groups that do not use jigsaw II cooperative method in terms of student achievement can be seen from the data that shows of 0000 or> 0.05.

The findings of this study enrich our understanding of how and why the jigsaw II cooperative method contributes to student achievement.