Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung matematika kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta - USD Repository

  

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI

UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV

SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Oleh:

  

Esterlita Pratiwi

NIM: 091134058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI

UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV

SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Oleh:

  

Esterlita Pratiwi

NIM: 091134058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI

UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV

SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

  Oleh:

  

Esterlita Pratiwi

NIM: 091134058

  Disetujui oleh: Pembimbing I, Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Tanggal: 30 Mei 2013 Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. Tanggal: 30 Mei 2013

  

HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI

UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV

SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

  Dipersiapkan dan disusun oleh:

  

Esterlita Pratiwi

NIM: 091134058

  Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 07 Juni 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji

  Nama Tanda Tangan Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ..............................

  Sekretaris : E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., Ed.D. .............................. Anggota : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. .............................. Anggota : Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. .............................. Anggota : Elisabet Ayunika Permata Sari, M.Sc. ..............................

  Yogyakarta, 07 Juni 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan Rohandi, Ph.D.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  

1. Tuhan Yesus yang selalu mencurahkan berkat dan kasih-Nya secara

cuma-cuma, memberikan perlindungan, semangat, dan kesehatan..

  

2. Bapak dan Ibuku tercinta, Prabowo dan Krisminarti Rahayu yang selalu

mendoakan, memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, membiayai kuliahku dari semester 1 hingga selesai, dan segala sesuatu yang telah diberikan tanpa pamrih.

  

3. Adik kecilku tersayang, Esterliana Ari Kristia yang selalu membuatku

tertawa ketika mengalami kejenuhan.

  4. Teman-teman PGSD.

  5. Pembaca yang budiman.

HALAMAN MOTTO

  

Bersukacitalah dalam pengharapan,

sabarlah dalam kesesakan,

dan bertekunlah dalam doa.

  

(Roma 12:12)

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan

menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

  

(Yesaya 40:29)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

  

(Filipi 4:13)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogkakarta, 30 Mei 2013 Peneliti, Esterlita Pratiwi

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Esterlita Pratiwi Nomor Mahasiswa : 091134058 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

  

Pengembangan Alat Peraga Montessori untuk Keterampilan Berhitung

Matematika Kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

  Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogkakarta, 30 Mei 2013 Esterlita Pratiwi

  

ABSTRAK

  Pratiwi, Esterlita. (2013). Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung matematika kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta .

  Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

  

Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, metode Montessori, alat

peraga Montessori, keterampilan berhitung, Matematika.

  Penerapan metode Montessori pada pengembangan alat peraga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat peraga yang berkualitas sesuai dengan lima ciri alat peraga yang telah ditetapkan untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat. Empat ciri alat peraga Montessori yang dijadikan dasar pengembangan alat peraga yaitu menarik, bergradasi, auto correction, dan auto

  

education . Peneliti menambahkan kriteria lain pada penelitian ini yaitu

  kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berlangsung dari bulan Januari sampai dengan April 2013.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur penelitian dan pengembangan alat peraga Montessori melalui empat tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (3) produksi alat peraga Montesori, dan (4) validasi dan revisi produk yang diakhiri dengan uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada lima siswa yang memiliki nilai di bawah KKM. Dari keempat langkah tersebut dihasilkan prototipe produk berupa alat peraga papan bilangan bulat.

  Penilaian kualitas produk yang dikembangkan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Produk yang dikembangkan memperoleh rerata skor 4,65 dengan kategori “sangat baik” dari pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga matematika, guru kelas, dan sekelompok siswa kelas IVA. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk yang dikembangkan mempunyai kualitas yang sangat baik dan sesuai dengan lima ciri alat peraga yang dijadikan dasar pengembangan alat peraga Montessori.

  

ABSTRACT

  Pratiwi, Esterlita. (2013). Developing a set of Montessori integer arithmetic

  th materials for the 4 grade students of Tamanan 1 Primary School, Yogyakarta. A Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education

  Study Program, Sanata Dharma University.

  

Keywords: research and development method, the Montessori method,

Montessori materials, numeracy skills, Mathematic.

  The use of Montessori’s learning material improves students’ motivation.

  th

  This research was aimed at developing a set of Montessori materials to help the 4 grade students of Tamanan 1 Primary School, Yogyakarta in learning some basic integer arithmetic. The set of material was designed and developed using the four principals of Montessori materials namely: attractive, gradual, auto-correction, and auto-education. The researcher added another characteristic to it which is

  th

  contextual. This research was conducted through inviting a number of 4 graders of Tamanan 1 Primary School, Yogyakarta during the academic year of 2012/2013.

  This research employed the Research and Development method (R&D). The research and development procedure for developing this set of math Montessori material consists of four steps, namely 1) examining the competency standard and the math concept to learn, 2) analyzing t he students’ needs, (3) producing the math Montessori material, and (4) validating and revising the

  th

  material. The first prototype was then tried on five 4 graders at the primary school who had been previously identified as not having completed the passing score for the intended competence standard. The final prototype was named the Integers Board.

  The product’s quality assessment by a couple of experts in the field showed a very satisfying result. A mean score of 4.65 which falls under the category of “very good” was derived from the scores given by a couple of experts in Math education, the class teacher, and the group of students. It can be concluded, therefore, that the math Montessori material developed from this study has an excellent quality and satisfies the five criteria used as the foundation for developing the Montessori materials.

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan alat peraga Montessori untuk

  

keterampilan berhitung Matematika Kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta dapat

  peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada:

  1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

  3. E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku Wakaprodi PGSD.

  4. Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi.

  5. Srini Supriyanti, S.Pd.SD. selaku Kepala SDN Tamanan 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di

  6. Suratno, S.Pd. selaku guru matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

  7. Veronika Fitri Rianasari, M.Si. selaku pakar pembelajaran matematika yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

  8. Andri Anugrahana, M.Pd. selaku pakar alat peraga matematika yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

  9. Siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang telah bekerja sama dengan baik selama penelitian pengembangan ini berlangsung.

  10. Kedua orang tuaku, Prabowo dan Krisminarti Rahayu yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

  11. Adik kecilku, Esterliana Ari Kristia yang telah bersedia memberikan kesempatan pada peneliti untuk fokus menyelesaikan skripsi ini.

  12. Kakak yang selalu mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

  13. Teman-teman payung Montessori Mukti Sari Putri, Theresia Kristi Panca Wijayanti, dan Dian Aprelia Rukmi yang selalu saling mendukung dalam perjuangan bersama peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

  14. Teman-teman PPL SDN Tamanan 1 tahun 2013 yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian ini berlangsung.

  15. Teman-teman PGSD angkatan 2009 kelas A yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.

  16. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuan dan dukungan doanya selama ini.

  Peneliti mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran yang membangun demi tercapainya perbaikan skripsi yang lebih sempurna. Semoga skripsi ini bermanfaat secara khusus bagi pembaca dan secara umum bagi perkembangan teknologi pendidikan. Terima kasih.

  Yogkakarta, 30 Mei 2013 Peneliti, Esterlita Pratiwi

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu ........................... 18Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Sugiyono................................... 21Bagan 3.2 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ........................... 22Bagan 3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................... 25

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

  Menurut Sukardjo .................................................................................. 32

Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

  Menurut Sukardjo .................................................................................. 40

Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima ....................................................................... 42Tabel 4.3 Komentar Pakar Pembelajaran Matematika dan Tindak Lanjut ............ 42Tabel 4.4 Komentar Guru Matematika dan Tindak Lanjut .................................... 44Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ................................................. 46Tabel 4.6 Perolehan Skor Validasi Produk ............................................................ 47

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan .......................................................... 56 Lampiran 1.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ......................................... 56 Lampiran 1.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ................................... 56 Lampiran 1.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ..................................... 58 Lampiran 1.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa................................. 61 Lampiran 2. Instrumen Validasi Ahli..................................................................... 63 Lampiran 2.1 Kisi-kisi Kuesioner untuk Para Ahli ................................................ 63 Lampiran 2.2 Kuesioner untuk Pakar Pembelajaran Matematika .......................... 64 Lampiran 2.3 Kuesioner untuk Pakar Alat Peraga Matematika ............................. 66 Lampiran 2.4 Kuesioner untuk Guru Matematika ................................................. 68 Lampiran 3. Uji Coba Lapangan Terbatas dengan Tes .......................................... 70 Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Matematika ........................................................ 70 Lampiran 3.2 Soal Pretest dan Posttest ................................................................. 70 Lampiran 3.3 Kunci Jawaban ................................................................................. 70 Lampiran 3.4 Hasil Pretest .................................................................................... 71 Lampiran 3.5 Hasil Posttest ................................................................................... 72 Lampiran 4. Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas ............................................ 73 Lampiran 4.1 Kisi-kisi untuk Uji Coba Lapangan Terbatas .................................. 73 Lampiran 4.2 Kuesioner untuk Siswa .................................................................... 74 Lampiran 4.3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas .......... 75 Lampiran 6. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD ................ 77 Lampiran 7. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ....................................... 78 Lampiran 8. Album Pembelajaran Montessori ...................................................... 84

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan

  penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang dikembangkan, dan (6) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

  Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum, strategi, metode, teknik pembelajaran dan pengajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) lebih mampu memberdayakan pembelajaran. Yang dimaksud dengan pembelajaran berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar siswa, bukan pada keaktifan mengajar guru (Rohiat, 2010:65). Menurut Montessori, pembelajaran yang baik tidak hanya menekankan pencapaian prestasi belajar saja melainkan juga memperhatikan kualitas pengalaman yang dialami dan diperoleh siswa (Rathunde, 2003:15). Proses belajar mengajar siswa SD hendaknya didasarkan pada klasifikasi perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Siswa SD tergolong pada tahap perkembangan operasional konkret (concrete operation) mulai usia tujuh sampai dua belas tahun. mengelompokkan dan mengurutkan secara sistematis, serta menangani konsep angka. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan bantuan media pembelajaran yang konkret (Hergenhahn, 2009:318). Siswa SD membutuhkan alat peraga primer sebagai alat bantu dalam proses belajarnya (Munadi, 2010:193).

  Mata pelajaran matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Kemampuan matematika siswa dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, dan diagram perlu dikembangkan (Kurikulum SD 2006:416). Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi yang dialami siswa. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika diperlukan alat peraga yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa (Rohiat, 2010:66).

  Peneliti telah melakukan observasi terhadap proses pembelajaran matematika pada kelas IVA di SDN Tamanan 1, Kelurahan Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelas IVA di SDN Tamanan 1 berisi 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 16 siswa putri. Observasi yang dilakukan pada 06 Oktober 2012 difokuskan pada permasalahan kemampuan berhitung siswa dalam pelajaran matematika yang diampu oleh guru kelas Pak Suratno. Gejala pertama yang tampak di kelas IVA adalah siswa tampak bosan mengikuti pelajaran matematika karena pembelajaran hanya mengandalkan LKS yang tersedia. Gejala yang kedua adalah siswa tampak mengalami kesulitan berhitung ketika mengerjakan soal-soal matematika. Hasilnya 50% siswa mendapatkan nilai matematika di bawah KKM. Jika merangkum gejala-gejala permasalahan tersebut, dapat dituliskan pokok permasalahan utama yang menjadi kendala dalam proses belajar dan mengajar yakni rendahnya mutu pembelajaran matematika yang dapat diartikan sebagai tidak efektifnya proses belajar mengajar. Salah satu penyebab utama timbulnya kendala tersebut adalah pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga yang relevan untuk membantu siswa melatih kemampuan berhitungnya dan untuk memotivasi siswa dalam memperdalam pemahaman tentang matematika.

  Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan sebuah alat peraga yaitu alat peraga pembelajaran ala Montessori. Maria Montessori (1870-1952) adalah seorang wanita yang lahir di kota Chiaravalle, provinsi Ancona, Italia pada tahun 1870. Dia menjadi seorang dokter wanita pertama di Italia setelah kelulusannya di fakultas kedokteran pada tahun 1897. Menurut Montessori, jika alat peraga disiapkan untuk proses pembelajaran berarti bahwa lingkungan telah dipersiapkan untuk mendukung konsentrasi siswa dalam mendalami materi (Rathunde, 2003:20). Montessori (2002:81) mengatakan bahwa pembelajaran matematika dengan alat peraga sebaiknya mengandung nilai keindahan (menarik), unsur gradasi, nilai pengendali kesalahan (auto correction), dan nilai kemandirian

  (auto education). Alat peraga yang akan dikembangkan adalah alat peraga matematika Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia di lingkungan sekolah. SDN Tamanan 1 terletak di pinggir jalan dan lokasinya berada dekat dengan area penambangan. Beberapa bahan potensi lokal yang dapat dikembangkan menjadi alat peraga pembelajaran matematika adalah batu, kerikil, dan pasir. Metode Montessori juga menekankan bahwa siswa mempunyai kebebasan untuk belajar sehingga siswa memiliki kemampuan atas dasar kemauannya sendiri (Koh, 2010:1).

  Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada pengembangan prototipe produk berupa alat peraga Montessori yang diujicobakan secara terbatas pada sekelompok siswa. Tujuannya untuk melatih kemampuan berhitung matematika kelas IV standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran, materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

  1.2 Rumusan Masalah

  1.2.1 Bagaimana ciri-ciri alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?

  1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Mengembangkan alat peraga Montessori sesuai dengan ciri-ciri yang ditetapkan untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

  1.3.2 Mengembangkan alat peraga Montessori yang berkualitas untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

  1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Bagi sekolah Merupakan upaya untuk meningkatkan mutu sekolah. Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Tamanan 1.

  1.4.2 Bagi guru Hasil penelitian ini merupakan upaya untuk memberikan inspirasi pada guru dalam mengolah dan mengembangkan alat peraga Montessori di kelas dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.

  1.4.3 Bagi siswa Mendapatkan pengalaman belajar matematika menggunakan alat peraga Montessori. Hasil penelitian ini juga dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan berhitungnya.

  1.4.4 Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman berharga dalam mengolah dan mengembangkan alat peraga Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.

  1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

  Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat peraga matematika Montessori dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan alat peraga. Alat peraga Montessori dibuat berdasarkan empat kriteria alat peraga Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di lingkungan sekolah.

  Montessori. Alat peraga matematika yang akan dibuat be rnama “Papan Bilangan Bulat ”.

  Pengolahan batu menjadi alat peraga Montessori meliputi tiga proses yaitu pemilahan, pembersihan, dan pengecatan. Proses pemilahan batu didasarkan pada bentuk dan ukurannya. Peneliti menggunakan batu yang memiliki permukaan halus dan rata sehingga tidak akan melukai tangan siswa. Ukuran batu dipilih berdasarkan besaran tangan siswa dengan diameter kurang lebih 2cm. Proses yang kedua adalah pembersihan. Pembersihan batu bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada batu seperti tanah dan debu sehingga aman bagi siswa. Setelah batu-batu dibersihkan, proses yang ketiga adalah pewarnaan. Pewarnaan batu dilakukan dengan membagi batu menjadi dua kelompok dan memberi warna merah pada kelompok pertama dan warna putih pada kelompok kedua. Tujuannya untuk membuat alat peraga menjadi menarik dan indah bagi siswa. Warna merah menunjukkan nilai positif dan warna putih menunjukkan nilai negatif pada bilangan bulat. Pemilihan warna dilakukan berdasarkan keinginan siswa.

  Batu positif dan batu negatif digunakan sebagai alat peraga pembelajaran matematika kelas IVA standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran, materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Alat peraga papan bilangan bulat dilengkapi dengan papan bilangan, album pembelajaran yang berisi materi, manual penggunaan alat peraga, dan kartu soal yang mengandung pengendali kesalahan. Papan bilangan akan dibuat menggunakan bahan dasar kayu dengan ukuran 33cm×33cm dan diberi 100 lubang. Lubang pada papan dibuat dengan diameter 2cm sesuai dengan ukuran batu yang sudah diseleksi sehingga setiap lubang bisa ditempati oleh satu batu. Kartu soal dibuat dengan menggunakan kertas jenis ivory. Peneliti akan membuat 60 kartu soal berdasarkan sembilan indikator pembelajaran. Kartu soal dibuat dengan ukuran panjang 7,5cm dan lebar 7cm. Alat peraga papan bilangan bulat serta manual penggunaan alat peraga dan kartu soal akan dikemas dalam kotak yang memungkinkan untuk dibawa seorang

1.6 Definisi Operasional

  1.6.1 Pembelajaran Montessori adalah pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip Maria Montessori.

  1.6.2 Alat peraga Montessori adalah media pembelajaran yang digunakan dengan menerapkan metode Montessori.

  1.6.3 Album pembelajaran Montessori adalah seperangkat rencana pembelajaran yang komponennya terdiri dari tujuan langsung, syarat, usia, alat peraga, dan presentasi.

  1.6.4 Keterampilan berhitung kelas IV adalah keterampilan siswa kelas IVA semester genap SDN Tamanan 1 dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

  1.6.5 Mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang mengembangkan kompetensi berhitung siswa kelas IVA semester genap SDN Tamanan 1 kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat.

  1.6.6 Siswa SD adalah siswa kelas IVA semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang sedang menempuh pendidikan di SDN Tamanan 1, kelurahan Tamanmartani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

  1.6.7 Kontekstual adalah pengembangan alat peraga yang memanfaatkan potensi lokal di lingkungan sekolah.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, pembahasan tentang landasan teori dibagi menjadi empat bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Metode Pembelajaran Montessori

2.1.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Montessori

  Menurut Holt (2008:xi), metode pembelajaran Maria Montessori merupakan salah satu metode yang menerapkan konsep Learning by playing (belajar sambil bermain) pada pendidikan anak usia dini. Anak-anak akan menganggap kegiatan belajar yang mereka lakukan tak ubahnya seperti bermain, bahkan berbentuk permainan. Montessori sendiri mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang ia miliki merupakan metode yang mengembangkan kebebasan berkarakter dengan cara yang mengagumkan dan luar biasa (Montessori, 2002:33).

  Montessori mengajarkan anak-anak kebenaran yang mendasar tentang tata bahasa, matematika, biologi, dan sebagainya. Anak-anak belajar dengan baik melalui nomenclature dan hasil perkerjaan mereka sangat terstruktur. Meskipun demikian, anak-anak Montessori juga bebas untuk memilih apa yang akan mereka kerjakan dan kapan mereka akan mengerjakannya, mereka sering bekerja secara untuk semakin dapat mandiri dalam hidup dengan mengembangkan seluruh kemampuannya secara maksimal. Karena itu, Montessori menggunakan kemerdekaan masing-masing anak untuk beraktivitas sebagai basis untuk membentuk sikap disiplin dalam diri anak, karena sikap disiplin datang dari kemerdekaan itu (Montessori, 2002:90). Metode Montessori memberikan kesempatan pada anak untuk (1) bekerja dengan dirinya sendiri (2) bekerja tanpa mengandalkan bantuan atau pun interupsi, (3) bekerja dengan penuh konsentrasi, (4) bekerja dengan kelompok atau lingkungan yang telah disiapkan, dan (5) menggali potensi diri dengan kemauannya sendiri (Lillard, 1996:98).

2.1.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Anak

  Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0-6, 6-12, dan 12-18 (Holt, 2008:xii).

  1. Tahap Pertama (umur 0-6 tahun) Seorang anak dikaruniai potensi kemampuan yang luar biasa besar.

  Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0

  • –6 saat inteligensi mengalami pembentukan. Keberhasilan perkembangan tahap pertama ini sangat menentukan keberhasilan tahap-tahap selanjutnya. Menurut Montessori manusia lahir dianugerahi kemampuan untuk mempelajari bahasa apa pun, yaitu bahasa lingkungannya. Karena itu ia meyebutnya periode awal umur 0
  • –6 adalah periode sensitif, masa peka, atau usia emas, saat pikiran anak mudah sekali menyerap apa pun dari lingkungannya.

  2. Tahap Kedua (umur 6-12 tahun) Anak yang berkembang dengan baik pada tahap perkembangan pertama (umur 0-6 tahun) akan berkembang secara normal pada tahap perkembangan kedua umur 6-12 tahun. Menurut Montessori, setiap cacat karakter diakibatkan oleh perlakuan salah yang dialami anak pada tahun- tahun sebelumnya. Semakin baik perkembangan anak pada fase pertama, yaitu umur 0-6 tahun, maka semakin baik pula perkembangannya di fase kedua ini. Berikut ini merupakan karakteristik perkembangan anak umur 6-12 tahun: pertanyaa n “mengapa”)

  b. Periode sensitif untuk perkembangan imajinasi (dengan bantuan media nyata/konkret) c. Periode sensitif untuk perkembangan moral dan mental yang luas

  d. Periode sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok

  e. Periode sensitif untuk pengenalan budaya

  f. Periode sensitif untuk menampilkan kekuatan fisik

  3. Tahap Ketiga (umur 12-18 tahun) Karakteristik anak pada tahap ketiga adalah

  a. Perkembangan tubuh mengarah pada kematangan fisik

  b. Pencarian identitas seksual

  c. Pencarian model ideal yang akan diikuti

  d. Pencarian posisi dalam lingkup sosial (mementingkan klik)

  e. Bebas dan mandiri dari keluarga

  f. Pencarian nilai-nilai spiritual Anak-anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan umur yang dimilikinya. Tahap perkembangan itulah yang membedakan kebutuhan dan kewajiban anak, begitu pula pada siswa SD. Siswa SD tergolong pada tahap kedua dengan periode sensitif untuk tumbuh dan berkembang. Siswa telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (Riyanto, 2009:125). Perkembangan logika yang masih sederhana, perkembangan moral dan mental yang luas, serta perkembangan imajinasi yang membutuhkan media konkret menjadi ciri utama siswa SD.

2.1.2 Alat Peraga Matematika Montessori

  Berikut ini diuraikan tentang pengertian alat peraga, alat peraga Montessori, ciri-ciri alat peraga Montessori, dan kelebihan alat peraga Montessori.

2.1.2.1 Pengertian Alat Peraga

  Pengertian alat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tertentu, sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran untuk meragakan sajian pelajaran (KBBI, 2008). Dengan demikian alat peraga merupakan media pengajaran yang memeragakan pelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Smaldino (2011:14), alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang memeragakan konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan (Anitah, 2010:83)

  2.1.2.2 Pengertian Alat Peraga Montessori

  Menurut Montessori, alat peraga adalah material untuk siswa dalam belajar yang didesain secara sederhana, menarik, memungkinkan untuk diekplorasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri, dan memperbaiki kesalahan mereka sendiri (Lillard, 1997:11).

  Alat peraga matematika menurut Montessori adalah material yang dirancang dengan konsep dan desain yang unggul berdasarkan cakupan pemahaman matematika yang akan dicapai (Lillard, 1997:137). Alat peraga matematika Montessori tidak dirancang untuk “mengajar matematika” tetapi untuk membantu siswa mengembangkan pikiran matematikanya: memahami perintah, urutan, abstraksi, dan memiliki kemampuan untuk mengonstruksikan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki menjadi suatu konsep baru.

  2.1.2.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori

  Pada metode Montessori, alat peraga mempunyai peranan yang penting dalam tahap perkembangan siswa. Montessori merumuskan empat ciri utama alat peraga yang baik (Montessori, 2002:81), yaitu:

  1. Memiliki unsur keindahan (menarik) Setiap alat dan media pembelajaran harus memiliki nilai keindahan baik dari segi warna yang menarik maupun kecerahannya. Alat tersebut harus mampu mengundang minat siswa untuk menyentuh, melihat, dan mempelajarinya.

  Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Ada dua jenis gradasi menurut Montessori yakni gradasi umur dan gradasi rangsangan yang rasional. Gradasi umur dapat ditunjukkan dari penggunaan alat untuk jenjang kelas sebelumnya maupun untuk jenjang kelas selanjutnya. Gradasi rangsangan yang rasional tampak pada penggunaan alat yang melibatkan beberapa indera.

  3. Memiliki nilai pengendali kesalahan (auto correction) Tidak hanya pada alat peraga dan media pembelajaran melainkan juga lingkungan yang dipersiapkan harus selalu memiliki nilai pengendali kesalahan. Misalnya kursi atau meja yang diperuntukkan siswa. Apabila mereka melakukan gerakan salah bisa menimbulkan suara berderit, siswa menjadi tahu bahwa ada gerakan yang mereka lakukan secara tidak tepat. Warna-warna yang dipakai haruslah lembut, terang, dan menampakkan langsung apabila ada kesalahan seperti adanya coretan atau noda. Pengendali kesalahan pada alat peraga bisa berupa pembanding, misalnya dengan gambar atau tabel. Dengan demikian alat yang memiliki sistem pengendali kesalahan dapat berfungsi sebagai pendidik bagi siswa.

  4. Memiliki nilai kemandirian (auto education) Berdasarkan umur siswa dan tahap perkembangan yang sedang dialaminya, maka alat peraga dan media pembelajaran harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat-alat yang ada di dalam kelas haruslah mudah dibawa dan dipindahkan oleh siswa. Hal tersebut akan membantu siswa dalam bersikap mandiri. Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung bilangan bulat matematika mengandung empat ciri alat peraga menurut

  Montessori dan juga mengandung satu ciri tambahan yakni kontekstual dalam arti memanfaatkan pontensi lokal di lingkungan sekolah. Nilai keindahan tampak pada warna-warna yang digunakan pada alat peraga papan bilangan bulat yaitu warna merah untuk batu positif dan merah putih untuk batu negatif. Unsur gradasi terdapat pada penggunaan alat yang melibatkan indera peraba dan indera penglihatan serta alat yang dapat digunakan pada jenjang kelas I sampai VI. Nilai satu batu dan kartu soal yang memuat kunci jawaban. Nilai kemandirian terdapat pada alat peraga papan bilangan bulat yang dapat digunakan siswa secara mandiri serta dapat melatih kemampuan siswa untuk berhitung bilangan bulat. Nilai kontekstual terdapat pada pemanfaatan potensi lokal di lingkungan sekolah sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga yaitu batu dan papan kayu jati.

2.1.2.4 Tujuan Penggunaan Alat Peraga

  Alat peraga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan untuk belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya (Kustandi, 2011:26). Menurut Sukayati (2009:7), alat peraga digunakan untuk mencapai empat tujuan, yaitu (1) memberikan kemampuan berpikir matematika dengan kreatif, (2) mengembangkan sikap percaya diri dalam pembelajaran matematika, (3) meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan pembelajaran matematika pada kehidupan sehari-hari, dan (4) meningkatkan motivasi belajar siswa.

  1. Pembelajaran matematika mencakup dalil-dalil dan simbol-simbol yang saling berhubungan. Penggunaan alat peraga akan meningkatkan kreativitas siswa dalam memahami hubungan-hubungan dalam pembelajaran matematika.

  2. Suasana pembelajaran matematika akan menjadi kondusif dengan tersedianya alat peraga. Dengan demikian siswa akan memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya dalam belajar matematika melalui pengalaman-pengalaman yang akrab dengan kehidupannya.

  3. Penggunaan alat peraga yang kontekstual akan membantu siswa menghubungkan pengalaman belajarnya dengan pengalaman-pengalaman pada kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan keterampilan masing- masing mereka dapat menyelidiki dan mengamati benda-benda di sekitarnya, kemudian mengorganisasinya untuk memecahkan suatu masalah.

  4. Dengan penggunaan alat peraga diharapkan siswa memperoleh meningkatkan motivasi belajar matematika.

2.1.3 Keterampilan Berhitung

  Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis (Walle, 2008:13). Pada pembelajaran matematika SD, keterampilan berhitung merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Berhitung merupakan aktivitas mengerjakan hitungan seperti menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi (KBBI, 2008:527). Dalam arti luas, keterampilan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, artinya semua aktivitas manusia membutuhkan kemampuan ini (Aisyah, 2007:6). Berdasarkan pengertian- pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan berhitung sangat penting bagi siswa SD. Proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berhitung dapat dilakukan dengan beberapa cara, misal membilang, menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi.

  Keterampilan berhitung dikembangkan dengan tujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan (1) berpikir logis dan sistematis sejak dini, (2) menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat, (3) memiliki ketelitian dan konsentrasi tinggi, serta (4) memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

  Pada penelitian pengembangan ini, keterampilan berhitung difokuskan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mempunyai lima sifat, yaitu (1) sifat tertutup yang berarti selalu menghasilkan bilangan bulat, (2) sifat komutatif atau sifat pertukaran, (3) unsur identitas bilangan nol, (4) sifat asosiatif atau sifat pengelompokkan, dan (5) mempunyai invers.

2.1.4 Kajian Penelitian yang Relevan

2.1.4.1 Penelitian tentang Metode Montessori

  Penelitian tentang metode Montessori dilakukan oleh Rathunde (2003), Manner (2006), dan Lillard (2006) yang dipaparkan sebagai berikut.