EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI PUSKESMAS KUTA I PERIODE TAHUN 2007-2009 (DENGAN METODE ABC INDEKS KRITIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi
EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI PUSKESMAS KUTA I PERIODE TAHUN 2007-2009 (DENGAN METODE ABC INDEKS KRITIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Y. Md Dwi Mayawati
NIM : 068114147
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI PUSKESMAS KUTA I
PERIODE TAHUN 2007-2009
(DENGAN METODE ABC INDEKS KRITIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Y. Md Dwi Mayawati
NIM : 068114147
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Ask
and you will receive ;
Seek and You will find ;
Knock and the door will be opened
(Matthew 7:7)
Kemenangan seseorang diukur dari seberapa maksimal ia
berusaha memberikan apa yang ia mampu, bukan
seberapa hebat ia dibandingkan orang lain
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus Bapak dan Ibuku Tercinta Kakakku Enny dan Adikku Komang Almamaterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Y. Md Dwi MayawatiNomor Mahasiswa : 06 8114 147
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI PUSKESMAS KUTA I
PERIODE TAHUN 2007-2009 (DENGAN METODE ABC INDEKS KRITIS)beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Juni 2010 Yang menyatakan (Y. Md Dwi Mayawati)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah,kekuatan dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul ”Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di Puskesmas
Kuta I Periode Tahun 2007-2009 dengan metode ABC Indeks Kritis” ini dengan baik
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, perhatian, semangat dan pengarahan kepada penulis.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., atas kesediaan sebagai dosen penguji serta
memberikan masukan yang berharga bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Djaman Ginting Manik, Apt., atas kesediaan sebagai dosen penguji
serta memberikan masukan yang berharga bagi penulis dalam penulisan skripsi
5. Bappeda Kabupaten Badung, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan
Puskesmas Kuta I yang berkenan memberikan ijin penelitian kepada penulis.
6. A.A Ary Karma Dewi S.Si., Apt., selaku apoteker, semua dokter dan segenap
karyawan Puskesmas Kuta I atas segala bantuan dan kerjasamanya.
7. Ibu, Bapak, kakakku Enny dan adikku Komang ”Keluarga Kecilku” atas doa,
kepercayaan, perhatian, nasihat, bimbingan, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini.
8. Kakek, nenek, Meluh Manti, ’Nenek’ (mamanya Hetty), paman dan semua
keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan yang tulus.
9. Mbak Tami, Mbak Merri, Tiara, Yustine, Sr. Detin, Uus, Erma dan semua teman-
teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
10. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006 kelas C dan FKK 2006 atas
kebersamaan, kenangan, keceriaan dan dukungan selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
INTISARI
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yangberusaha menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam pelayanan
kesehatan yang dilakukan, obat merupakan salah satu komponen yang tidak
tergantikan, sehingga perlu dilakukan pengelolaan terhadap sediaan farmasi agar
menjadi lebih efektif dan efisien dan dapat diselenggarakan pelayanan farmasi yang
bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan obat terutama pada
tahap perencanaan obat di Puskesmas Kuta I. Sehingga dapat digunakan sebagai
dasar evaluasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan obat untuk
menjamin ketersediaan obat.Penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental. Pengumpulan data
dilakukan secara retrospektif, meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif
(Nilai Pakai dan Nilai Investasi) diperoleh dari kartu stok, dan data kualitatif (VEN)
diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan apoteker dan dokter.Evaluasi perencanaan 205 item sediaan farmasi berdasarkan analisis ABC
Indeks Kritis pada tahun 2007-2009 diketahui bahwa sebanyak 20 item (9,76%)
termasuk dalam kelompok A, 92 item (44,88%) termasuk dalam kelompok B dan
sebanyak 93 item (45,36%) masuk dalam kelompok C.Kata kunci : Puskesmas, Kuta I, ABC Indeks Kritis
ABSTRACT
Public health center (puskesmas) is a primary healthy service that providescomprehersive, integrated, evenly spreaded acceptable, and affordable to the society.
Medicine is one of the unchargable component of public health center service. The
important thing that public health center needs to do is managing the pharmaceutical
supply in order to provide an effective and efficient pharmaceutical supply and to
provide quality pharmacy service. This research is aimed at finding out the medicine
management especially in the stage of medicine planning in public health center Kuta
I. Thus the medicine management can be used as a basic evaluation to increase the efectivity and efficiency of medicine planning to guarantee the medicine supply.
This research is included in non-experimental research. Data gathering
technique was retrospective technique that comprises qualitative and quantitative
data. Quantitative data (use value and investment value) was gained from stock
card, and qualitative data (VEN) was gained from interviewing the pharmacist and
doctor.From total 205 items pharmaceutical supply that is based on analyzing ABC
Critical Index in 2007-2009 was founded that 20 items (9,76%) included in group A,
92 items (44,88%) included in group B, and 93 items (45,36%) included in group C.
From that result, procurement pharmaceutical in public health center Kuta I is
effective, because pharmaceutical supply in group A and B (112 items) were more
than group C (93 items).Key words : Public health center, Kuta I, ABC Critical Index
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………... iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………. vi
PRAKATA………………………………………………………………… vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… ix
INTISARI…………………………………………………………………... x
ABSTRACT………………………………………………............................. xi
DAFTAR ISI……………………………………………….......................... xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………............................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………........ xx
BAB I PENGANTAR………………………………………………………
1 A. Latar Belakang……………………………………………………...
1
1 Permasalahan…………………………………………………….
3
2 Keaslian penelitian………………………………………………
3
3 Manfaat penelitian……………………………………………….
7 B. Sediaan Farmasi…………………………………………………….
19 C.Instrumen Penelitian............................................................................
19 B.Definisi Operasional...........................................................................
19 A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................
18 BAB III METODE PENELITIAN................................................................
17 F. Keterangan Empiris............................................................................
14 E. Analisis z-score..................................................................................
12 D. Manajemen Pengelolaan....................................................................
8 C.Metode ABC Indeks Kritis..................................................................
7
4. Puskesmas Kuta I………………………………………………..
4 B. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………
3.Jenis-jenis puskesmas……………………………………………
6
6
2.Fungsi puskesmas………………………………………………..
6
1. Definisi puskesmas……………………………………………...
6 A Puskesmas…………………………………………………………...
5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………
2 Tujuan khusus……………………………………………………
5
5
1 Tujuan umum…………………………………………………….
20
1.Bahan penelitian............................................................................
20
2. Alat penelitian...............................................................................
21
3.Tempat penelitian..........................................................................
21
4. Jalan penelitian.............................................................................
21 D. Analisis Hasil.....................................................................................
22
1. Analisis ABC Nilai Pakai.............................................................
22
2. Analisis ABC Nilai Investasi........................................................
22
3. Analisis VEN................................................................................
23
4. Analisis ABC Indeks Kritis..........................................................
24
5. Analisis statistik dengan z-score...................................................
26 E. Kesulitan Penelitian............................................................................
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
28 A. Profil Nilai Pakai, Nilai Investasi, VEN dan Nilai Indeks Kritis.......
29
1. Analisis Nilai Pakai......................................................................
29
a. Analisis ABC Nilai Pakai..........................................................
29
b. Analisis z-score Nilai Pakai.......................................................
34
2. Analisis Nilai Investasi.................................................................
37
3. Analisis VEN................................................................................
43
4. Analisis Nilai Indeks Kritis...........................................................
46
B. Evaluasi Pengelolaan Obat.................................................................
49 BAB V KESIMPULAN dan SARAN...........................................................
52 A. Kesimpulan........................................................................................
52 B. Saran...................................................................................................
53 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
54 LAMPIRAN...................................................................................................
57 BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 112
DAFTAR TABEL
Tabel I Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan AnalisisABC Nilai Pakai Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I..............
30 Tabel II Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan Analisis
ABC Nilai Pakai Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I..............
31 Tabel III Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan Analisis
ABC Nilai Pakai Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I..............
31 Tabel IV Jumlah Sediaan Farmasi berdasarkan Nilai Pakai di
Puskesmas Kuta I..................................................................
34 Tabel V Pembagian kelompok sediaan farmai berdasarkan Nilai
Pakai di Puskesmas Kuta I menggunakan Analisis z-score..
35 Tabel VI Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan Analisis
ABC Nilai Investasi Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I........
37 Tabel VII Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan Analisis
ABC Nilai Investasi Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I........
38 Tabel VIII Pengelompokkan Sediaan Farmasi berdasarkan Analisis
ABC Nilai Investasi Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I........
39 Tabel IX Jumlah Sediaan Farmasi berdasarkan Nilai Investasi di
Puskesmas Kuta I..................................................................
40
Tabel X Jumlah Kelompok Sediaan Farmasi dalam NIK Periode
Tahun 2007-2009 di Puskesmas Kuta I.................................
46 Tabel XI Jumlah sediaan Farmasi tiap kelompok pada tahun 2007-
2009 di Puskesmas Kuta I.....................................................
50
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Logo Obat Bebas...........................................................................
9 Gambar 2 Logo Obat Bebas Terbatas..........................................................
9 Gambar 3 Logo Obat Keras.........................................................................
10 Gambar 4 Logo Narkotika...........................................................................
11 Gambar 5 Logo Obat Generik......................................................................
11 Gambar 6 Siklus Manajemen.......................................................................
14 Gambar 7 Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas...................................
16 Gambar 8 Grafik Distribusi Normal............................................................
17 Gambar 9 Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi Analisis Nilai Pakai Tahun 2007-2009 di Puskesmas Kuta I......
32 Gambar 10 Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi Analisis Nilai Investasi Tahun 2007-2009 di Puskesmas Kuta I....................................................................................................
40 Gambar 11 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I.................................
41 Gambar 12 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I.................................
42 Gambar 13 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I.................................
42
Gambar 14 Persentase Pengelompokkan Sediaan Farmasi ke dalam kelompok VEN selama tiga periode di Puskesmas Kuta I..........
45 Gambar 15 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I..........................
47 Gambar 16 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I..........................
48 Gambar 17 Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I..........................
49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Pakai Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I....................................57 Lampian 2. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Pakai Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I....................................
61 Lampiran 3. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Pakai Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I....................................
66 Lampiran 4. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2007 di Puskesmas Kuta I.....................
70 Lampiran 5. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2008 di Puskesmas Kuta I.....................
74 Lampiran 6. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2009 di Puskesmas Kuta I.....................
78 Lampiran 7. Data VEN Sediaan Farmasi di Puskesmas Kuta I Tahun 2007-2009........................................................................
82 Lampiran 8. Analisis ABC Indeks Kritis Sediaan Farmasi Tahun 2007-2009 dan Tingkatan Produk di Puskesmas Kuta I
87 Lampiran 9. Perhitungan Nilai Pakai dengan menggunakan z-score..
94
Lampiran 10. Sediaan Farmasi yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut berdasarkan Analisis Nilai Pakai dan Analisis z- score di Puskesmas Kuta I..............................................
98 Lampiran 11. Tabel Standar Distribusi Normal..................................... 100
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pelayanan farmasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, dan termasuk juga di dalamnya pelayanan farmasi klinik yang terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan salah
satu komponen yang tidak tergantikan, sehingga akses terhadap obat, terutama obat
yang esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Oleh karena itu, perlu
dilakukan berbagai macam cara untuk dapat menghasilkan pelayanan yang optimal,
baik bagi masyarakat di daerah perkotaan maupun bagi masyarakat di daerah
pedesaan. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan suatu perencanaan obat
puskesmas yang baik karena proses perencanaan merupakan salah satu fungsi yang
penting dalam manajemen logistik. Karena dengan suatu perencanaan yang baik
maka pengadaan obat akan menjadi lebih efektif dan efisien.Pengelolan obat di puskesmas merupakan salah satu kegiatan yang harus
selalu ditingkatkan. Tetapi selama ini pengelolaan obat di puskesmas sering
dipandang sebelah mata. Untuk pengelolaan obat di puskesmas dapat dikatakan
sederhana, tetapi pengelolaan obat ini memiliki risiko yang sangat besar apabila
terdapat kesalahan. Selain dapat merugikan dari segi biaya, kesalahan tersebut juga
Jamil (2006) sebesar 40% anggaran pembangunan kesehatan dari masing- masing
kabupaten atau kota dipergunakan untuk pengadaan obat. Tetapi dalam kenyataannya
banyak obat yang mengalami kadaluwarsa/expired date (ED) atau rusak selama
penyimpanan di Gudang Farmasi Kabupaten. Contoh kasus obat kadaluwarsa terjadi
pada Gudang Farmasi Kabupaten dan 25 puskesmas di Kabupaten Madiun terhadap
obat tamiflu. Berdasarkan kasus di atas maka perlu dilakukan evaluasi pengelolaan
obat suatu puskesmas, karena puskesmas dalam satu kabupaten menerima pasokan
barang dari Gudang Farmasi Kabupaten. Apabila setiap puskesmas melakukan
evaluasi dalam pengelolaan obat maka akan dapat mengurangi anggaran belanja
daerah untuk pengadaan obat (lebih efisien) dan dapat digunakan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat.Puskesmas Kuta I dipilih sebagai tempat penelitian karena puskesmas ini
merupakan puskesmas yang terletak di daerah Kuta yang menjadi daerah pusat
pariwisata di Bali. Selain itu dipilih tempat penelitian di Puskesmas Kuta I karena
puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan dengan daerah cakupan yang cukup
luas. Puskesmas ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung dalam
pelayanan kesehatan antara lain : UGD, poliklinik gigi, poliklinik infeksi menular
seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, poliklinik VCT
(Velontrey Conseling Test ), poliklinik rumatan methadone, laboratorium, unit
radiologi, rumah bersalin (BKIA) dan apotek. Berdasarkan data yang diperoleh
jumlah kunjungan pada tahun 2005 sebanyak 44.979 pasien, dengan rata-rata 3.748
1. Permasalahan Permasalahan yang muncul antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana profil nilai pakai, nilai investasi, nilai VEN dan nilai indeks kritis di Puskesmas Kuta I pada tahun 2007, 2008, 2009? b. Bagaimana evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas Kuta I berdasarkan metode ABC indeks kritis?
2. Keaslian penelitian Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, penelitian mengenai evaluasi pengelolaan sediaan farmasi berdasarkan metode ABC indeks kritis di
Puskesmas Kuta I pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Akan tetapi penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh:
1. Suciati (2006) yang berjudul Analisis Perencanaan Obat berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Husada, Cikampek, Jawa Barat.
2. Arvianti (2008) yang berjudul Analisis Perencanaan berdasarkan ABC Indeks Kritis serta Evaluasi Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Wates tahun 2004-2006.
3. Awaludin (2009) yang berjudul Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoharjo periode tahun 2006-2008.
4. Rony (2009) yang berjudul Analisis perencanaan obat berdasarkan ABC Indeks Kritis di Apotek Sanata Dharma tahun 2006-2008.
5. Stefani (2009) yang berjudul Analisis Sediaan Farmasi berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Gombong periode tahun 2006-2009.
6. Trisilakaryani (2009) yang berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Obat di bagian rawat jalan berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalas Farmasi Rumah Sakit Panti Baktiningsih Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Provinsi DIY tahun 2006-2008.
Persamaan dari penelitian ini adalah dalam hal kajian pokok yang diteliti yaitu analisis perencanaan dengan metode ABC indeks kritis, sedangkan perbedaannya terletak tempat dan periode penelitian.
3. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan Apoteker sebagai salah satu langkah efisiensi dan optimalisasi pengelolaan sediaan farmasi. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber masukan bagi peneliti lain yang mengkaji bidang yang sama.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk evaluasi pengelolaan sediaan farmasi agar diperoleh efisiensi dalam pengadaan obat dan pemakaian yang efektif di Puskesmas Kuta I.
2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil nilai pakai, nilai investasi, nilai VEN dan nilai indeks kritis sediaan farmasi yang ada di Puskesmas Kuta I periode 2007-2009.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA Pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten terdiri dari dua macam, yaitu
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan kesehatan
dasar meliputi bidan desa, puskesmas, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling.
Sedangkan pelayanan kesehatan rujukan adalah rumah sakit umum kabupaten (Aziz,
2005).A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat (Anonim, 2009b). Berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa
upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.2. Fungsi puskesmas Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki
beberapa fungsi pokok antara lain sebagai pusat penggerakkan pembangunan
kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat, dan memberikan pelayanan
3. Jenis-jenis puskesmas
a. Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi untuk menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
b. Puskesmas keliling Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang bersal dari puskesmas. Fungsi atau tugas dari puskesmas keliling ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, transport rujukan pasien, dan untuk penyuluhan kesehatan dengan audiovisual (Anonim, 2009b).
4. Puskesmas Kuta I Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Kuta I adalah salah satu dari 12 puskesmas yang ada di Kabupaten Badung, Provinsi
2 Bali dengan luas wilayah kerja sebesar 11,82 km yang meliputi tiga kelurahan yaitu
kelurahan Kuta, kelurahan Tuban, dan kelurahan Kedonganan. Terdiri dari 22 banjar
dinas, 13 banjar suka duka, dan 4 desa adat. Dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan, Puskesmas Kuta I memiliki visi dan misi serta motto pelayanan. Visi dari
Mendukung Badung Sehat”. Visi dari Puskesmas Kuta I mengacu pada visi Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung yaitu ”Terwujudnya Kesejahteraan dan Kemandirian
Masyarakat Badung di Bidang Kesehatan secara Adil dan Merata menuju Badung
Sehat”. Misi dari Puskesmas Kuta I ada tiga yaitu :1. Mengembangkan keterampilan dan pofesionalisme tenaga kesehatan
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesehatan
Sebagai pusat pelayanan kesehatan puskesmas ini memiliki motto pelayanan yaitu
”Melayani dengan Sepenuh Hati” (Anonim, 2010e) UPT Puskesmas Kuta I memiliki sarana kesehatan berupa puskesmas induk,puskesmas bersalin (BKIA), puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu Tuban
dan puskesmas pembantu Kedonganan, dan posyandu di masing-masing kelurahan.
Puskesmas Kuta I bukan hanya memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi
puskesmas ini juga memberikan pelayanan untuk penderita penyakit infeksi menular
seksual (IMS) yang bisa berkembang menjadi HIV/AIDS. Klinik VCT (Velontrey
Conseling Test) ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi yang tepat dan jelas kepada masyarakat tentang HIV/AIDS (Anonim, 2010e).
B. Sediaan Farmasi Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI
obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Berdasarkan Undang-Undang
Kesehatan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan
bahwa sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.Menurut Anonim (2006b) dalam masyarakat penggolongan obat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Obat bebas (Over the Counter / OTC) Obat bebas adalah obat yang dapat digunakan tanpa menggunakan resep
dokter. Obat ini dijual bebas di pasaran, umumnya obat ini digunakan untuk
mengobati gejala penyakit yang ringan. Contoh obat ini antara lain multivitamin dan
parasetamol. Pada kemasan obat terdapat logo lingkaran berwarna hijau bergaris
pinggir hitam.Gambar 1. Logo obat bebas (Anonim, 2006b)
2. Obat bebas terbatas Obat ini sebenarnya masih termasuk dalam golongan obat keras, tetapi
dalam jumlah tertentu masih dapat dibeli di apotek tanpa menggunakan resep dokter.
Obat bebas terbatas ini contohnya CTM. Pada kemasan obat terdapat logo lingkaran
berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.Gambar 2. Logo obat bebas terbatas (Anonim, 2006b) Pada kemasan obat ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut:P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
Obat tersebut disebut "terbatas" karena ada batasan jumlah dan kadar isinya yang
perlu perhatian (Anonim,2006a)3. Obat keras dan Psikotropika Obat keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan
menggunakan resep dokter. Pada kemasan obat terdapat logo dengan huruf K dalam
lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam.Gambar 3. Logo obat keras (Anonim, 2006b) Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin,
penisilin, dan sebagainya), asam mefenamat serta obat-obat yang mengandung
hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Keharusan menggunakan
resep dokter ini disebut kelompok obat "etikal" (ethical), sebagai lawan dari OTC (Anonim,2006a) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
688/Menkes/Per/VII/1997 yang dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Contoh dari obat psikotropika antara lain diazepam dan
fenobarbital.4. Narkotika.
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh dari narkotika antara lain morfin dan petidin.Gambar 4. Logo Narkotika (Anonim, 2006b) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
kesehatan (pasal 40 ayat 6), yang dimaksud dengan obat generik adalah obat generik
dengan menggunakan nama Internasional Non Propertery Name (INN).
Gambar 5. Logo obat generik (Anonim,2010b)
C. Metode ABC Indeks Kritis
Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan
pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang
rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikasi biaya yang
dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial atau
untuk obat yang jarang digunakan. Terkait dengan pendapatan dari penyediaan obat,
analisis ABC digunakan untuk :1. Menentukan frekuensi permintaan item obat Memesan item obat kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris
2. Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang paling murah atau supplier yang paling murah
3. Memonitor status permintaan item Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal
4. Memonitor prioritas penyediaan Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatan yang menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan
5. Membandingkan biaya aktual dan terencana Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat di
Analisis ABC dapat diterapkan pada periode tahunan atau periode yang lebih singkat (6 bulan). Langkah-langkah analisis ABC yaitu :
1. Mendata semua item yang dibeli atau dikonsumsi dan memasukkannya ke dalam unit biaya
2. Memasukkan kuantitas konsumsi selama suatu periode
3. Menghitung nilai konsumsi
4. Menghitung persentase nilai total setiap item
5. Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi
6. Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item
7. Memilih poin cut-off atau batasan (range persentase) untuk obat kelompok A,B,dan C
8. Menyajikan data dalam bentuk grafik (Quick et al., 1997).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suciati (2006), untuk
menentukan nilai indeks kritis obat dilakukan dengan menggunakan perhitungan
sebagai berikut: Pada metode ABC dilakukan penggolongan berdasarkan peringkat nilai darinilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu kelompok
A, B dan C. Kelompok A biasanya sejumlah 10-20% dari total elemen dan
merepresentasikan 60-70% total nilai. Kelompok B berjumlah 20% dari total item
NIK = Nilai Pakai + Nilai Investasi + (2 x Nilai Kritis)
total elemen dan merepresentasikan 10-20% total nilai. Pengelompokkan dengan
menggunakan prinsip ini akan membantu untuk bekerja lebih fokus pada elemen-
elemen yang bernilai tinggi (grup A) dan memberikan kontrol yang secukupnya
untuk elemen-elemen yang bernilai rendah (grup C). Prinsip ABC ini bisa digunakan
dalam pengelolaan pembelian, inventori, penjualan, dsb. Prinsip ini juga dikenal
dengan nama Analisa ABC (ABC analysis), dan dibuat berdasarkan sebuah konsep
yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Pareto’s Law), dari nama ekonom Itali
yaitu Vilfredo Pareto. Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki
persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%)
(Anonim, 2006a).D.
Manajemen Pengelolaan Pengelolaan obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencangkup
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan atau
pelaporan obat.
Gambar 6. Siklus Manajemen (Anonim, 2010a) Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan
kesehatan kabupaten/kota tahun 2000 menyatakan bahwa perencanaan obat di
kabupaten dilakukan oleh tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk
dengan keputusan bupati atau pejabat yang mewakilinya. Perencanaan obat dapat
dihitung dengan menggunakan metode konsumsi obat dan metode morbiditas.
Pengadaan obat dilakukan setelah tim perencana obat terpadu kabupaten melakukan
perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana yang
tersedia. Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang
direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk