PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA

KELAS IV MI MA’ARIF DUKUH KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

  

2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

TRI YURIANA

NIM 11512079

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA

KELAS IV MI MA’ARIF DUKUH KECAMATAN

SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

  

2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

TRI YURIANA

NIM 11512079

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364

   Website:

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Tri Yuriana NIM : 115-12-079 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

  PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF

  DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  “Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.” (Aristoteles)

  “Mulai adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah mulai. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya.”

  (Cilfford Warren)

  PERSEMBAHAN

  Karya tulis ini penulis persembahkan: Ibunda Wastini dan Bapak Karsimin (Alm) tercinta yang telah membesarkan, mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan sayang, serta memberikan semangat, motivasi, dan do’a yang tiada henti.

  Ibunda (Sri Mulyani) dan bapak (Ichwanto) tercinta yang selalu mendoakan dan membantuku tiada henti.

  Suamiku tercinta (Singgih Irawan) yang selalu berusaha menyediakan segala kebutuhanku guna membantu mewujudkan keinginanku menjadi seorang sarjana, terimasih juga atas doa dan motivasinya. Putraku tersayang (Akhdan Afrizal Alfarizi) yang selalu menjadi penyemangat, menjadi motivasi dan pengobat rasa lelah. Kakak-kakaku dan adik-adikku semuanya yang selalu memberikan dukungan.

  Para dosen dan dosen pembimbingku bapak Suwardi, M.Pd. yang telah sabar dalam membimbing dan memberi ilmu.

  Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2012 dan 2013.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Materi Perkalian dengan Menggunakan Alat Peraga Tulang Napier pada Siswa

  Kelas IV MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri.

  Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih setulusnya kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga sekaligus Dosen

  Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

  4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  5. Bapak Muhamad Muzaqi, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Dukuh beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelit ian di MI Ma’arif Dukuh Salatiga.

  6. Sahabat-sahabatku Miftakhul Fadlillah, Afifah, Puji, Nuha dan semua sahabatku angkatan 2012 dan 2013 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan dunia akhirat, amin.

  Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

  Salatiga, 14 Maret 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Yuriana, Tri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian

  dengan Menggunakan Alat Peraga Tulang Napier pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru

  Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Suwardi, M.Pd.

  Kata Kunci: Hasil Belajar, Alat Peraga Tulang Napier

  Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas

  IV MI Ma’arif Dukuh pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan alat peraga tulang Napier. Salah satu penyebab rendahnya nilai matematika di MI Ma’arif Dukuh adalah kurangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan alat peraga tulang Napier mampu meningkatkan hasil belajar materi perkalian pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2016 / 2017?.

  Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi perkalian. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 12 siwa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan alat peraga tulang Napier saat pembelajaran matematika.

  Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga tulang Napier dapat meningkatkan hasi belajar siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 57,14% dengan nilai rata-rata 70,23. Pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa yang tuntas atau 85,71% dan 3 siswa yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata 79,05.Nilai akhir hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memberi bukti bahwa penggunaan alat peraga tulang Napier pada mata pelajaran matematika materi perkalian di kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga mengalami peningkatan.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................

  I LEMBAR BERLOGO ............................................................................ ii JUDUL ................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................ ix ABSTRAK ............................................................................................. xi DAFTAR ISI .......................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  6 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Pembelajaran..........................

  6 E. Manfaat Penelitian ................ ......... ............. .......... ................ 7

  F. Definisi Operasional ...................................................................... 9

  G. Metode Penelitian ......... ............................................................. 12

  1. Rancangan Penelitian........................................................ 12 2. Subjek Penelitian ................................................................

  41 4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ................... ..

  2. Alat Peraga Tulang Napier ................................................. 60

  1. Pengertian Alat Peraga ....................................................... 48

  48

  6. Materi Perkalian dalam Matematika .................................. 44 B. Alat Peraga Matematika Tulang Npaier ........................................

  42

  5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Semester I....................................................... ....

  42

  32 3. Tujuan Pembelajaran Matematika .....................................

  14 3. Langkah-langkah Penelitian ...............................................

  23 2. Pengertian Pembelajaran dan Hasil Belajar Matematika ...

  23 1. Belajar ................................................................................

  22 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika ..............................................................

  21 H. Sistematika Penulisan ....................................................................

  19 6. Analisis Data ......................................................................

  18 5. Pengumpulan Data .............................................................

  14 4. Instrumen Penelitian...........................................................

  D. Kaitan Antara Hasil Belajar Matematika dengan Alat Peraga Tulang Napier ................................................................................. 64

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Kondisi Umum .............................................................................

  67

  1. Gambaran Umum MI Ma’arif Dukuh Salatiga ................. 67

  2. Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Dukuh Salatiga ...... 68 3. Karakteristik Siswa ............................................................

  69 4. Pelaksanaan Penelitian ......................................................

  71 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................

  71 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ....................................................

  81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................

  89 1. Siklus I ...............................................................................

  89 2. Siklus II ..............................................................................

  93 B. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................

  96 1. Siklus I ................................................................................

  96 2. Siklus II ..............................................................................

  98 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan ................................................................................... 103

  B. Saran ............................................................................................. 103 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 108

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IV Semester I ... 43Tabel 2.2 Tabel Perkalian ................................................................................ 46Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Ma’arif Dukuh Salatiga ................. 67

  Tabel 3.2 Keadaan Guru di MI Ma’arif Dukuh Salatiga ............................... 68

Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa Kelas

  IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga ......... 69

Tabel 3.4 pengamatan guru dan siswa siklus I ............................................... 76Tabel 3.5 Kekurangan dan Perbaikan Siklus I ............................................... 80Tabel 3.6 Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ........................................... 85Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Siklus I .............................................................. 90Tabel 4.2 Data Nilai Siswa Siklus II .............................................................. 93Tabel 4.3 Perbandingan Pre Test dan Post Test Siklus I .............................. 97Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II .................... 99Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II ..................................... 99Tabel 4.6 Perbandingan Presentase Siklus I dan Siklus II ............................. 101

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

  Lampiran

  9 Lembar Konsultasi Skripsi ................................................ .... 149

  Lampiran

  8 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 148

  Lampiran

  7 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 147

  Lampiran

  6 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................ 146

  5 Dokumentasi ............................................................................... 144

  1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................... 108

  Lampiran

  4 Lembar Pengamatan Siklus II .................................................... 141

  Lampiran

  3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................ 125

  Lampiran

  2 Lembar Pengamatan Siklus I ...................................................... 121

  Lampiran

  

Lampiran 10 Daftar Nilai SKK ........................................................................ 150

Lampiran 11 Riwayat Hidup ............................................................................ 154

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki

  peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran matematika yang diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2011 tentang prosedur Operasional Standar Ujian Nasional dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang menjadi ukuran kelulusan Ujian Nasional (UN). Matematika juga menjadi salah ilmu yang dijadikan tolok ukur Intellectual Quotient (IQ) seseorang.

  Namun pada kenyataannya matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Daryanto (2013: 155) bahwa hasil nilai matematika pada Ujian Nasional (UN), pada semua tingkat dan jenjang pendidikan selalu terpaku pada angka yang rendah. Keadaan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran matematika untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan, mengingat matematika merupakan induk ilmu pengetahuan.

  Matematika hingga saat ini belum menjadi mata pelajaran yang difavoritkan. Rasa takut terhadap mata pelajaran matematika (fobia matematika) sering kali menghinggapi perasaan peserta didik dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA bahkan hingga perguruan tinggi. Masalah fobia matematika kerap dianggap sangat krusial dibandingkan bidang studi lainnya karena sejak SD bahkan TK peserta didik sudah diajarkan matematika (Daryanto, 2013: 155).

  Marti dalam Sundayana (2015: 2) mengemukakan bahwa meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan pengetahuan tentang menghitung, dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-hubungan yang ada.

  Johnson dan Myklebust dalam Sundayana (2015: 2) mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Selain itu matematika merupakan ilmu pengetahuan yang objeknya bersifat abstrak.

  Marti dalam Sundayana (2015: 3) berpendapat bahwa objek matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi peserta didik dalam mempelajari matematika. Tidak hanya peserta didik, guru pun mengalami kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifatnya yang abstrak tersebut. Konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkret.

  Untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, guru sering kali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil belajar yang dicapai siswa. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media serta alat peraga pembelajaran.

  Pembelajaran dengan menggunakan media atau pun alat peraga yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Media pembelajaran yang menarik dan inovatif tentunya dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran dengan menggunakan media dan alat peraga tentunya lebih menarik dan menyenangkan daripada tidak menggunakan.

  Menurut Mujiono dalam Sundayana (2015: 25) dalam proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media, dan sumber belajar serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal. Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru sebagai subjek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

  Menurut Kemp dalam Sundayana (2015: 3), konstribusi media dalam pembelajaran adalah penyampaian pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran lebih menarik, memperpendek waktu penyampaian pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, merubah peran guru kearah yang lebih positif serta dapat meningkatkan proses pembelajaran dan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran.

  Madrasah I btidaiyah Ma’arif Dukuh adalah MI swasta yang ada di kota Salatiga. Seperti MI lain pada umumnya, MI ini menerapkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas IV diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar.

  Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MI Ma’arif

  Dukuh pada tanggal 26 September 2016 dan diperoleh keterangan bahwa selama proses pembelajaran siswa terlihat tidak begitu antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang melakukan aktivitas lain yang lebih menarik dari pada belajar seperti asik ngobrol sendiri atau mengganggu teman lainnya yang sedang asik belajar. Pada saat pembelajaran berlangsung guru juga tidak menggunakan media ataupun alat peraga pembelajaran. Selain itu hasil belajar matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 65. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV MI Ma’arif Dukuh diperoleh informasi bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan dan siswa kurang memperhatikan saat pelajaran berlangsung. Peneliti dan guru menduga pembelajaran yang dilaksanakan selama ini kurang menarik perhatian siswa karena pembelajaran dilaksanakan tanpa menggunakan media ataupun alat peraga pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga.

  Dari masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencoba suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada dengan menggunakan alat peraga tulang napier dalam pembelajaran matematika materi perkalian.

  Alat peraga tulang Napier merupakan alat bantu yang dapat membantu mencari hasil kali suatu bilangan. Tulang Napier ini ditemukan oleh ahli matematika penemu logaritma yaitu John Napier (Sundayana, 2015: 110). Penggunaan alat peraga ini diharapkan dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

  Berdasarkan uraian yang dikemukakan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan alat peraga tulang Napier mampu meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun

  pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penggunaan alat peraga tulang Napier dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

  D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah terkait dengan tindakan yang akan dilakukan yang diduga dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada (Wardoyo, 2013: 29). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

  “Penggunaan alat peraga tulang Napier dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.” 2.

   Indikator Keberhasilan

  Penggunaan alat peraga tulang Napier pada materi perkalian dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah: a.

  Secara Individu Adanya peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian yaitu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

  Minimal ) ≥ 65.

  b.

  Secara Klasikal Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran matematika, khususnya materi perkalian adalah 85% siswa di kelas dapat mencapai KKM (Daryanto, 2011: 191).

E. Manfaat Penelitian

  Dalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca, dan semua yang terlibat dalam dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini adalah: 1.

   Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian- penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

  Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada: a.

  Siswa Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

  b.

  Guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan alat peraga pembelajaran matematika yaitu alat peraga tulang Napier yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, efektif, dan efisien sehingga hasil belajar siswa meningkat.

  c.

  Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi madrasah, mapenda, dan jajaran terkait untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan implementasi berbagai alat peraga pembelajaran matematika.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari salah penafsiran, ada hal-hal yang perlu dijelaskan sehingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa yang dimaksud dari judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1.

   Hasil Belajar Berbicara tentang hasil belajar maka tidak lepas dari proses belajar.

  Menurut Daryanto (2012:16) belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Indikator belajar ditunjukkan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman.

  Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan menurut Morgan “Learning is any relatively

  permanent change in behavior that is a result of past experience

  ” (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman) (Suprijono, 2011: 2-3). Menurut Suprijono (2009: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menuru Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

  Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan- tujuan pembelajaran (Susanto, 2013: 5).

2. Alat Peraga Tulang Napier

  Menurut Daryanto (2012: 13), alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual aids (AVA) adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Menurut Rusffendi dalam Sundayana (2015: 7), alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika, sedangkan pengertian alat peraga matematika menurut Pramudjono dalam Sundayana (2015: 7), adalah benda kongkret yang dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika.

  Menurut Sundayana (2015: 110), tulang Napier adalah suatu alat yang dapat membantu mencari hasil kali suatu bilangan. Alat ini pertama kali diperuntukkan bagi perkalian dalam sistem desimal (basis sepuluh).

  Sebuah tulang Napier terdiri dari 10 kotak, dengan kotak teratas menunjukkan sebuah bilangan dasar (digit) dan kotak selanjutnya berturut- turut merupakan hasil perkalian bilangan dasar tersebut dengan bilangan 1 hingga 9 di mana satuan diletakkan di bagian bawah diagonal sedang bagian puluhan diletakkan dibagian atas diagonal (Sumardyono, 2004: 15).

3. Mata Pelajaran Matematika

  Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir. Dengan kata lain, matematika adalah bekal peserta didik untuk berfikir logis, analitis, sitematis, kritis dan kreatif. Sebagai bahasa simbolis, ciri utama matematika ialah penalaran secara deduktif namun tidak mengabaikan cara penalaran induktif. Selain sebagai bahasa simbolis, matematika juga merupakan ilmu yang kajian objeknya bersifat abstrak. Hal ini senada dengan definisi H.W. Fowler dalam Suyitno (1985: 736) mengenai hakikat matematika yaitu: “Mathematics is the abstract

  science of space and number

  ”. Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Pendapat tersebut juga dikuatkan oleh Marshall Walker (1955: 115) “Mathematics maybe defined as the study of abstract

  structures and their interrelations

  ,” matematika dapat didefinisikan sebagai studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya (Sundayana, 2015: 3).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom

  Action Research ). Penelitian tindakan dikalangan pendidikan dapat

  diterapkan dalam sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Berikut ini merupakan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut para ahli.

  Dr. Subyantoro, M.Hum (2009) mengutip pendapat Suyanto, mendefinisikan PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Definisi lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM (1999) yang menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran itu dilakukan (Asmani, 2011: 24)

  Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian Tindakan Kelas merupakan serangkaian tiga buah kata yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a.

  Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  b.

  Tindakan, merujuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam hai ini, gerak kegiatan adalah adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai suatu tindakan.

  c.

  Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi mempunyai makna yang lain. Seperti sudah lama dikenal pada zamannya, pendidik Johann Amos Comenius pada abad ke 18, yang dimaksud dengan “kelas” dalam konsep pendidikan dan pengajaran adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama, belajar hal yang sama dari pendidik yang sama pula (Arikunto, 2015: 2)

  Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan ha sil belajar pada siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga.

  2. Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan. Guru Matematika kel as IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga juga menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

  Penelitian dilakukan di ruang kelas IV MI Ma’arif Dukuh Salatiga semester I tahun pelajaran 2016/2017, yang berlokasi di jalan Wisnu nomor 04, RT

  04 RW 01, Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Waktu Penelitian ini dimulai dari bulan September hingga awal Desember 2016.

  3. Langkah-Langkah Penelitian a. Rencana Tindakan (Planning)

  Tahap perencanaan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan penelitian dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1)

  Prasurvei dan pengamatan mengenai kondisi kelas, kondisi siswa, sarana, dan prasarana yang mendukung pembelajaran termasuk media dan alat peraga yang digunakan serta metode pembelajaran yang diterapkan.

  2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan alat peraga yang akan digunakan yaitu alat peraga tulang Napier.

  3) Mempersiapan silabus pembelajaran. 4) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 5)

  Membuat rancangan instrumen penelitian yaitu berupa lembar soal tes (pre test dan post test) dan lembar pengamatan.

  6) Menetapkan target yang diharapkan dalam penggunaan alat peraga pembelajaran tulang Napier yaitu minimal memenuhi Kriteria

  Ketuntasan Minimal (KKM) b.

   Pelaksanaan Tindakan (Action)

  Pada tahap tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelaajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya yaitu kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga tulang Napier pada materi perkalian. Adapun pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

  Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam tahap tindakan ini harus memenuhi 3 komponen pembelajaran yaitu: (1) persiapan; (2) pelaksanaan; dan (3) evaluasi. Ketiga komponen tersebut sangat penting dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam proses pembelajaran.

  Berikut ini adalah gambaran tindakan yang dilaksanakan: 1)

  Kegiatan awal

  Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan meliputi kegiatan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, memberi motivasi belajar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan atau pengalaman siswa dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi belajar yang akan dicapai serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan dari uraian kegiatan. 2)

  Kegiatan inti Kegiatan inti meliputi kegiatan eksplorasi (mengamati dan menanya), Elaborasi (melakukan dan menghubungkan), dan

  Konfirmasi (mengkomunikasikan). 3)

  Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir atau penutup guru menyimpulkan seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran. Pada kegiatan akhir ini guru juga memberikan tes sebagai evaluasi serta refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Observasi (Observation)

  Pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Catatan observasi tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi (Reflection)

  Kegiatan ini dilakukan secara sistematis selama pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan monitoring secara sistematis terhadap kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Monitoring dilakukan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa. Monitoring adalah kegiatan untuk mengenali dan mengevaluasi perkembangan yang terjadi dengan adanya tindakan yang telah dilaksanakan. Fungsi monitoring adalah mengevaluasi dua hal: 1)

  Apakah pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan? 2)

  Apakah telah mulai terjadi atau sudah terjadi peningkatan, perubahan positif menuju kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan?

  Setelah siklus I selesai dilanjutkan siklus II. Tahap kerja siklus II mengikuti tahap kerja siklus I dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Siklus II diharapkan mampu memperbaiki kegiatan pada siklus I. Refleksi pada tiap pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh gambaran secara umum dalam setiap siklusnya.

  Pelaksanaan tindakan penelitian ini, jika diilustrasikan adalah sebagai berikut :

  Bagan 1. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

  Perencanaan Refleksi

  Pelaksanaan SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

  SIKLUS II Refleksi

  Pelaksanaan Pengamatan

  ? (Arikunto, dkk. 2015:42) 4. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. RPP

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran.

  b. Silabus

  Silabus adalah rencana pembelajaran dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2007: 68) c.

   Lembar Observasi

  Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai (Yonny, 2012: 136). Lembar observasi digunakan saat proses pengamatan kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.

  d. Lembar Soal Tes

  Lembar soal tes berisi soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa baik sebelum dilaksanakan tindakan maupun setelah dilakukan tindakan (Yonny, 2012: 136).

5. Pengumpulan Data

  Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran- pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sedangkan fakta itu sendiri adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empirik, antara lain melalui analisis data ( Fathoni, 2011: 104).

  Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  a. Observasi

  Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011: 104). Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi untuk mencatat data-data yang diperlukan selama kegiatan pengamatan proses pembelajaran berlangsung.

  b. Wawancara

  Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011: 105).

  c. Dokumentasi

  Menurut Asmani (2011: 132), dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi dalam teknik pengumpulan data dokumentasi peneliti mengumpulkan dan mencermati data-data berupa jumlah siswa, sarana dan prasarana, media yang digunakan dan data lainnya yang dianggap penting bagi peneliti. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai bukti pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011: 85). Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian. Analisis data dalam kegiatan belajar mengajar ranah afektif menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa, sedangkan untuk ranah kognitif analisa data menggunakan hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisi data yang dilakukan peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: a.

  Untuk menghitung nilai rata-rata kelas digunakan rumus: M=

  ∑

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

1 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI KELILING DAN LUAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH KAUMAN KIDUL KOTA SALATIGA TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 111

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN (SATUAN PANJANG) MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI KEPUTON KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 3 162

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA MATERI OPERASI PERKALIAN KELAS III DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA - Test Repository

0 0 129

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG PERKALIAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER PADA SISWA KELAS IV SDN SIDOREJO LOR 06 KOTA SALATIGA 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JUAL BELI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS III SEMESETER II MI MA’ARIF MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

0 7 121

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP HEWAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I MI MA’ARIF DUKUH KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 DiajukanUntukMemperolehGe

0 0 130

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT THOLIBIN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 3 153