UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN REMAJA DI LINGKUNGAN MANDI UAP DAN ANAK KOS DUSUN TEGAL PANAS KELURAHAN JATIJAJAR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN REMAJA DI

LINGKUNGAN MANDI UAP DAN ANAK KOS DUSUN

TEGAL PANAS KELURAHAN JATIJAJAR

KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

SHELLA ANGGARINI

111 09 120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

SKRIPSI

UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN REMAJA DI

LINGKUNGAN MANDI UAP DAN ANAK KOS DUSUN

TEGAL PANAS KELURAHAN JATIJAJAR KECAMATAN

BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

SHELLA ANGGARINI

NIM :11109120

  Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

  (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Prof. Dr. H. Budiharjo, M. Ag.

  Sekretaris Penguji : Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag. Penguji 1 : Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd Pengujill : Maslikhah, M. Si.

  MOTTO

“Pendidikan bukan apa- apa yang di terima, melainkan apa-apa yang didapatkan” PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah saya tercinta, Muh Makenun, S.H dan Ibu saya Siti Mukaromah yang telah mengasuh dan membimbingku dengan penuh kasih sayang. Semoga Allah SWT melimpahkan kesehatan bagi mereka.

  2. Putraku tercinta Muhammad Kafa Aji Saputra yang menjadi mentari untuk Mamah, memotivasi Mamah untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  3. dr.Erwinanto S.pog yang telah membantu saya menjadi sehat saat ini, yang sebelumnya saya melewati masa kritis dimana saya berjuang hidup, dan kemudian memotivasi saya untuk tetap berjuang hidup mendidik Kafa dengan penuh kasih sayang dan agar segera wisuda.

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulilla h skripsi yang berjudul “Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas” dapat penulis selesaikan dengan baik.

  Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat, terutama bagi mahasiswa berstatus kuliah sambil bekerja.

  Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Djami’atul Islamiyah S.Ag, M.Ag selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

  4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

  5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah membantu penelitian penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT yang setimpal, amin.

  Salatiga, 16 Maret 2015 Shella Anggarini

  

ABSTRAK

  Anggarini, Shella. 2015. Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Salatiga.2015.

  

Kata kunci: Remaja, Pembinaan Keagamaan, Lingkungan Seks Komersial.

  Lingkungan menjadi faktor amat penting dalam kehidupan seseorang, labih-lebih bagi kehidupan Remaja yang dikenal dengan sifat labilnya. Kontribusi keluarga dan tokoh masyarakat dalam pembinaan keagamaan amat diperlukan bagi perkembangan keagamaan Remaja, khusus Remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, 2) Apa saja faktor pendukung upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, 3) Apa saja faktor penghambat upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, 4) Apa solusi dari faktor penghambat upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan pengecekan keabsahan data melalui trianggulasi sumber.

  Hasil wawancara ini menyimpulkan bahwa, upaya pembinaan keluarga secara pribadi seperti mendisiplinkan shalat di rumah secara berjamaah dan membaca Al-

  Qur’an setiap habis shalat maghrib. Di samping itu secara kemasyarakatan pembinaan keagaman remaja di lakukan melalui Tahlil setiap sabtu malam dan tadarus setiap habis shalat ashar. Faktor pendukung antara lain kesadaran yang tinggi dari tokoh masyarakat dan keluarga, adanya fasilitas keagamaan, dan terdapatnya toleransi dari para pekerja seks komersial. Sedangkan factor penghambatnya adalah lingkungan yang dekat dengan lokalisasi, sikap labil para Remaja. Dalam hal ini tokoh agama bersinergi dengan para orang tua Remaja memberi motivasi bagi keterlaksanaanya kegiatan tersebut.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

  i

  PENGESAHAN KELULUSAN

  ii

NOTA PEMBIMBING

  iii

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv

MOTTO

  v

  PERSEMBAHAN

  vi

KATA PENGANTAR

  vii

  ABSTRAKSI

  ix

DAFTAR ISI

  x

BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah B.

  7 Rumusan Masalah C.

  7 Tujuan Penelitian D.

  8 Manfaat Penelitian E.

  9 Penegasan Istilah F.

  11 Metode Penelitian 1.

  11 Jenis Penelitian 2.

  12 Kehadiran Peneliti 3.

  12 Lokasi Penelitian 4.

  13 Sumber Data 5.

  14 Metode Pengumpulan Data 6.

  15 Pengecekan Keabsahan Data

  7.

  17 Metode Analisis Data G.

  17 Sistematika Penulisan

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  20 Upaya Pembinaan Agama dan Jiwa Remaja B.

  26 Perkembangan Agama Pada Remaja C.

  30 Masalah Remaja dan Pembinaannya

  BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN A.

  38 Paparan Data 1.

  38 Legenda Desa 2.

  46 Kondisi Umum Desa 3.

  46 Kelembagaan Desa

  B. Temuan Penelitian

  47 BAB IV ANALISIS PENELITIAN A.

  Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos di Dusun Tegal Panas

  69 B. Faktor Pendukung Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di

  Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos di Dusun Tegal Panas

  77 C. Faktor Penghambat Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di

  Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos di Dusun Tegal Panas

  79 D. Solusi Dari Faktor Penghambat Upaya Pembinaan Keagamaan

  Remaja di Lingkungan Mandi Uap dan Anak Kos di Dusun Tegal Panas

  80

BAB V PENUTUP A.

  82 Kesimpulan B.

  84 Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial

  yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka.

  Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal ini diikuti pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup dan pilihan karir. Berbagai hal tersebut mengakibatkan peningkatan kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit, terutama yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk ancaman yang meningkat terhadap HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS di Propinsi Jawa Tengah dilaporkan selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Jumlah kasus baru HIV/AIDS tertinggi adalah di kota Semarang (81/110 kasus) (Buku Profil Kesehatan profinsi Jawa Tengah, 2015, 15 April, www.dinkesjatengprov.go.id)

  Penelitian

  • – penelitian mengenai kaum remaja di Indonesia pada umumnya menyimpulkan bahwa nilai- nilai hidup kaum remaja sedang dalam proses perubahan. Remaja Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia selama
kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa lima sampai sepuluh persen wanita dan delapan belas sampai tiga puluh delapan persen pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-

  5. (Muhammad Mas’ud, 2014 : 99-100) Penelitian-penelitian lain di Indonesia juga memperkuat gambaran adanya peningkatan risiko pada perilaku seksual kaum remaja. Temuan- temuan tersebut mengindikasikan bahwa 5%-10% pria muda usia 15-24 tahun yang tidak/belum menikah, telah melakukan aktifitas seksual yang berisiko 6-9.

  Setiap manusia yang hidup di dunia pasti memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Apalagi kehidupan generasi muda pada saat ini berbeda dengan puluhan tahun yang lalu. Karena faktor keuangan, kurangnya perhatian orangtua, kurangnya pendidikan formal, kurangnya pendidikan agama yang selalu menjadi pemicu permasalahan, yang mengakibatkan kebanyakan remaja memilih jalan yang mudah dan menghasilkan.

  Secara umum usia remaja dikalangan ABG adalah usia yang masih labil. Kondisi ini tentu memiliki implikasi yang sangat keras bagi lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini lingkungan dapat memberi efek negative, namun lingkungan juga dapat memberi efek yang positif bagi tumbuh kembang kependidikan remaja jika dikaitkan dengan labilitas mereka. Lalu bagaimana jika lingkungan mereka kurang “mendukung” seperti lingkungan di mana sebagian dari penduduknya adalah pekerja seks komersial (saat ini dikenal dengan sebutan panti mandi uap dan anak kos).

  Pada sisi yang lain jika secara psikologi keagamaan remaja masih sangat mengacu pada tradisi kejiwaan mereka yang masih labil tersebut, maka dalam konteks ini (zakiyah darajat: 1976: 132). Memberi ciri tentang keberagamaan remaja dengan sifat ambievalen (majumundur). Artinya remaja masih mengalami ketidakstabilan emosi dan keinginan untuk maju, kadang mereka merasa hebat dengan tubuh mereka namun terkadang mereka merasa jauh dengan Tuhan.

  Dengan memahami ambivalensi keagamaan remaja tersebut tentu dibutuhkan lingkungan yang kuat dan kondusif dalam artian Religious.

  Bukankah secara normative Islam mengajarkan bahwa lingkungan menjadi sangat penting dalam keberagamaan remaja.

  Ajaran tersebut di atas menjadi sangat relevan jika dikaitkan dengan potret keagamaan remaja di lingkungan panti mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tersebut. Sebagai orang tua mereka bekerja tidak terlalu jauh dari panti mandi uap.

  Melihat realita sekarang ini banyak generasi muda yang di dominasi para remaja kurang mendapat perhatian dari keluarga, karena kesibukan orangtua. Sehingga orangtua menyerahkan urusan pendidikan putra putrinya di sekolah saja. Padahal seharusnya pendidikan paling dasar dan penting adalah pendidikan keluarga. Orang tua memiliki kewajiban membekali anak dengan ilmu-ilmu keagamaan, sopan santun, dan mengajarkan anak bersosialisasi dengan baik. Dengan bekal yang kuat dari orang tua anak akan lebih mudah bersosialisasi dengan masyarakat sehingga tidak ada hal-hal yang diluar dugaan terjadi, khususnya bagi remaja. Karena remaja rentan sekali dengan hal-hal di luar lingkungan keluarga.

  Remaja yang labil sangat mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya memanfaatkan para remaja untuk dijual saja dan biasanya adalah para remaja yang mempunyai banyak masalah. Karena remaja seperti itu biasanya ditawarkan pekerjaan apapun jarang sekali menolak. Menjadi Pekerja mandi uap pun tidak keberatan. Karena mengetahui hasil yang maksimal tanpa kerja lama, maka mereka memilih terjun ke lembah hitam. Tanpa berfikir baik buruk pekerjaan, resiko yang akan dihadapi, mereka hanya memikirkan kebahagiaan pribadi.

  Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi dasar yakni unsur jasmani, rohani, dan akal. Potensi tersebut dapat berkembang jika ada perkembangan melalui pendidikan yang sesuai dengan apa yang di harapkan. Akan tetapi banyak remaja yang menganggap pendidikan bukanlah yang utama akan tetapi, ekonomi yang lebih itu terbaik.

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia yang lahir di muka bumi. Karena pendidikan adalah dasar untuk mengembangkan potensi pada setiap manusia. Tentu saja dengan harapan dan tujuan yang baik agar menjadi manusia yang baik di mata Tuhan Yang Maha Esa dan di mata masyarakat.

  Pendidikan agama juga sangat penting untuk generasi muda agar memiliki jiwa yang kuat dan menjadi acuan untuk menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Agama juga menjadi motivasi untuk setiap manusia agar selalu menanamkan budi yang luhur, kepribadian baik yang dapat di jadikan contoh, dan menjadi kesempatan agar manusia menjadi insan yang memiliki iman teguh dan insan yang bertakwa.

  Pendidikan agama menanamkan moral yang penting bagi kehidupan di dunia sebagai bekal menghadap Tuhan.

  Pada remaja masih memliki bakat yang memengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiperaktif, mudah terpengaruh keadaan) dan ketidakmampuan remaja untuk menyesuaikan diri. Dan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi perubahan perilaku remaja seperti yang dikemukakan oleh Philip Graham yang lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,199).

  Sesungguhnya anak adalah pengikat hati dalam keluarga, yang diamanatkan oleh Allah kepada bapak dan ibu mereka. Anak-anak adalah sumber kebahagiaan, namun sebaliknya anak juga bisa menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya

  (Djami’atul Islamiyah, Pendidikan Agama Bagi Anak, hlm 1). Sebagaimana firman Allah:

            

“Dan ketahuilah Sesungguhnya harta bendamu, dan anak-anakmu

adalah fitnah, dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar”(Q.S. Al-Anfal:28)

  Maka hal tersebut menjadi keprihatinan bagi orang tua agar dapat menjaga anak-anaknya dan dapat di arahkan menjadi insan yang baik dan berguna. Orang tua harus mewaspadai perilaku anak yang sudah menjadi remaja. Tidak mudah mendidik anak, apalagi pendidikan agama.

  Dikarenakan pendidikan bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan agama, tetapi juga ditujukan kepada pembinaan tingkah laku sesuai dengan ajaran agama (Zakiyah Darajat,1976:133).

  Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk perlakuan dari orang tua akan mempunyai pengaruh tertentu pula bagi anak. Perlakuan kasar membawa pengaruh yang berbeda dari perilaku yang lembut. Hubungan yang penuh kasih sayang dari orang tua (Zakiyah Darajat, 1976:72).

  Uraian tersebut diatas menyimpulkan beberapa hal, seperti pentingnya pendidikan agama dalam kehidupan Remaja yang secara psikologis masih dapat dikatakan labil, juga persoalan sikap dan bentuk perlakuan orang tua dan pengaruhnya. Pentingnya faktor lingkungan yang kondusif bagi pendidikan agama remaja.

  Persoalannya adalah bagaimana jika remaja itu hidup di tengah- tenggah lingkungan yang dapat di katakan kurang mendukung ? Apakah dibutuhkan pola khusus pembinaan keagamaan mereka ? inilah yang kemudian mendukung penulis untuk melakukan penelitian tentang

  “UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN REMAJA DI LINGKUNGAN MANDI UAP DAN ANAK KOS DUSUN TEGAL PANAS KELURAHAN JATIJAJAR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut,antara lain:

  1. Bagaimana upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? 2. Apa saja faktor pendukung upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan

  Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? 3. Apa saja faktor penghambat upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan

  Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? 4. Apa saja Solusi dari faktor penghambat upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas

  Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan mengungkapkan uraiann tersebut, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:

  1. Untuk mengetahui upaya pembinaan keagamaan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mendiskripsikan faktor pendukung upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui faktor penghambat upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana keilmuan khususnya terkait dengan upaya pembinaan keagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

2. Secara Praktis a.

  Untuk Masyarakat dan Remaja Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kiat- kiat pembinaan keagamaan remaja yang sudah di laksanakan di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Sehingga dapat menjadi model percontohan dan sekaligus bahan analisis di mas depan. Sementara manfaat praktis bagi remaja penelitian ini di harapkan dapat memberikan semangat dan motivasi unruk terus mengembangkan intensitas keagamaan mereka.

  b.

  Bagi Lembaga IAIN Penelitian ini di harapkan menjadi bahan kajian dalam kebijakan-kebijakan yang berbasis kemasyarakatan agar peran serta lembaga ini lebih dapat dirasakan secara luas. Dalam bentuk pendampingan-pendampingan atau pembinaan-pembinaan yang selaras dengan program besar lembaga.

E. Penegasan Istilah

  Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang pasti serta untuk menetukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut:

  1. Upaya Pembinaan Keagamaan Remaja di lingkungan pekerja seks komersial Pembinaan adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu hal yang telah ada sebelumnya (Syukir,

  1983:220).

2. Keagamaan Remaja Di Lingkungan Pekerja Seks Komersial.

  Keagamaan berasal dari kata agama yaitu serangkaian perintah Tuhan tentang perbuatan dan akhlak yang dibawa oleh para Rasul, untuk menjadi pedoman bagi umat manusia (Tahthabi’i, 1989:23)

  Menurut apa yang disampaikan (Zakiah Darajat, 1990:23) Masa remaja adalah masa peralihan diantar masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa berkembnag fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

  Dalam kontek ini keagamaan yang akan di gali adalah pada dimensi ritual, yang mencakup tentang solat, membaca al- qur’an, kegiatan keagamaan seperti pengajian, keterlibatan remaja dalam kegiatan hari-hari besar islam maupun dalam kegiatan sosial lainnya.

  Kajian tentang perkembangan agama remaja tidak bisa di lepaskan dari berbagai faktor yang terjadi dalam perkembangan remaja itu sendiri. Sebagaimana telah disinggung, remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan,bergejolak berbagai perasaan, konflik dan berbagai kebimbangann (Doubt and conflict). Diantara konflik yang membingungkan dan menggelisahkan remaja adalah pertentangan antara ide-ide keagamaan yang diajarkan dengan tingkah laku itu sendiri antara nilai-nilai agama yang mereka pelajari dengan realitas ekternal yang diamati termasuk tindakan orangtua, guru, para pemimpin dll (Djami’atul Islamiyah, 2012:71)

  Lingkungan mandi uap dan anak kos yaitu suatu komunitas masyarakat di mana sebagian besar anggota masyarakatnya berprofesi sebagai pekerja seks komersial. Dari uraian di atas maka yang di maksud dengan judul penelitian ini adalah bagaimana bentuk pembinaan remaja yang tinggal di sekitar komunitas mandi uap dan anak kos dalam hal ini di dusun Tegal panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan bergas Kabupaten Semarang.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Yang dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Milner adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya (Moleong, 2008:4).

  Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan hasil deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2008: 4).

  Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing. Sehingga teori yang duhasilkan bukan teori substantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitaitf ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di lingkungan lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec. Bergas Kab.

  Semarang Tahun 2015.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data- data di lapangan. Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah 11 berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menujang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang ditelit, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya di sisn mutlak diperlukan.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian di laksanalan di lingkungan lokalisasi Dusun Tegal

  Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Adapun letaknya geografisnya sebagai berikut.

  Letaknya di Jalan Soekarno-Hatta Km 29 Bergas atau bersebelahan dengan SPBU Tegal Panas dan 5Km dari terminal Bawen. Selain tiu juga terletak di pinggir jalan utama Solo-Semarang serta didepannya terdapat kantor SAMSAT Klepu dan RS KEN SARAS. Jadi mudah sekali untuk dijangkau karena terletak di pinggir jalan. Adapun peneliti memilih lokasi lokalisasi Tegal Panas karena ada prihatin yang sangat mendalam dengan melihat fenomena yang ada dari hari semakin bertambahnya tempat karaoke plus-plus dan semakin dikenal oleh warga dari daerah lain.

4. Sumber Data a.

  Data Primer Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang Upaya Pembinaan Kemberagamaan Remaja Di Lingkungan Pekerja Seks Komersial di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2015. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari tokoh agama di sekitar sekaligus dari para PSK di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2015.

  b.

  Data Sekunder Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkupulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data ini dapat berupa majalah, bulletin, publikasi dari berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survey, studi historis dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan para remaja.

5. Metode Pengumpulan Data a.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka

  (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitupewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Suprayogo & Tobroni, 2003:172). Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang Upaya Pembinaan Keberagamaan Remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Wawancara ini penulis lakukan pada tokoh-tokoh masyarakat, para orangtua, dan remaja.

  b.

  Observasi Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagamaan terutama pada penelitian kualitatif.

  Secara umum observasi adalah penglihatan atau pengamatan. Sedangkan secara khusus dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret guna penemuan data analisis (Suprayogo & Tobroni, 2003:167). Adapun pada teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang upaya pembinaan keberagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  c.

  Dokumentasi Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan dan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Suprayogo & Tobroni, 2003:164). Sebagian besar data yang tersimpan adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto dan sebagainya.

  Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti unutk mengetahui hal- hal yang pernah terjadi diwaktusilam. Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau data gambar mengenai upaya pembinaan keberagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos di Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

6. Pengecekan Keabsahan Temuan

  Ada empat criteria yaitu: kepercayaan (kreadibility), keteralihan

  (transferability ), ketergantungan (dependability) , kepastian

  

(konfermability). (Moleong, 2008:324). Akan tetapi dalam penelitian

  ini, peneliti memakai tiga macam antara lain sebagai berikut: a.

   Kepercayaan (kreadibility)

  Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya, ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain; teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat dan pengecekan kecakupan refrensi.

  b.

  Ketergantungan (dependability) Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent oleh dosen pembimbing.

  c.

  Kepastian (konfermability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

7. Metode Analisis Data

  Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data- data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: a.

  Mendriskripsikan data dari informan.

  b.

  Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis.

  c.

  Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Pelaksanaan peneliti ada empat tahap yaitu: tahap sebelum kelapangan, tahap pekerja lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut: a.

  Tahap Sebelum Ke Lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penetuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan pemohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku kebiasaan keagamaan Islam pada tokoh masyarakat, orang tua, adan remaja di lingkungan panti mandi uap dan anak kos Dusun Tegal Panas Kelurahan Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang . Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokementasi.

  c.

  Tahap analisis data Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan tokoh masyarakat,orang tua, dan remaja. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data, sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

  d.

  Tahap penulisan laporan Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kiat Pembinaan Agama dan Jiwa Remaja Menurut zakiah darajat dari segi perkembangan jiwa keagamaan, masa remaja dapat dikatakan berada diantara umur 13 dan 21 tahun. Pertumbuhan terjadi disegala bidang, sehingga remaja terpaksa

  melakukan penyesuaian diri terhadap pertumbuhan yang kadang-kadang cepat, tidak serasi, tidak seimbang dan tidak dipahami ( Zakiah Darajat,1975:128)

  Dalam kontek remaja, masih menurut Zakiah, peran para mubaligh (tokoh agama) sangatlah penting, bahkan dapat menentukan, apakah remaja akan betul-betul menjadi orang yang beriman dan tekun menjalankan ajaran agama dalam hidupnya ataukah karena mubaligh kurang bijaksana dan kurang mampu menyelami jiwa remaja yang di hadapinya itu, mereka akan acuh tak acuh terhadap agama. Oleh karena itu setiap mubaligh harus selalu menyadari dan ingat keistimewan- keistimewaan dan persoalan-persoalan yang diadapi oleh remaja yang dibinanya itu

  Sekedar untuk bahan pemikiran dan pedoman sederhana bagi para mubaligh (Zakiah Darajat, 1975:85-93) mencoba mengumukakan beberapa pokok yang meungkin dapat digunakan dalam membina jiwa dan agama remaja sebagai berikut :

  1. Tunjukan pengertian dan perhatian remaja

  Sering kali remaja merasa kurang dimengerti oleh orang dewasa, terutama oleh orang tuanya. Merasa tidak dimengerti itu, sangat berat dan kurang menyenangkan bagi remaja. Sehingga mereka menjauh dari orang dewasa, lari dari orang tua untuk berkumpul dan bergabung dengan teman-temanya sebaya yang snasib dan sependeritaan dengan dia. Dari sana timbul bermacam-macam perkumpulan remaja yang biasanya tertutup terhadap orang dewasa, atau yang disebut gang-gang.

  2. Bantulah remaja untuk mendaptkan rasa aman

  Pada umumnya Remaja merasa kurang aman dalam hidupnya, terutama kalau ia datang dari keluarga yang kurang harmonis, sering bertengkar atau sering memarahinnya. Di samping pandangan ke masa depan yang tidak atau kurang pasti. Baik dia bersekolah atau tidak, terutama daam masyarakat kota besar yang memerlukan persyaratan hidup, terutama dalam masyarakat kota besar ynag memerlukan persyaratan hidup, jauh lebih berat dari pada mereka yang hidup di desa. Ditamah pula dengan sisitim pendidikan yang tidak memberikan kepastian bagi mereka. Andaikata mereka bersekolah telah di tingkat menengah atau akademi, pengetahuan yang mereka capai, belum tentu membawa jaminan bagi kehidupan mereka kelak, karena dalam masyarakat bertumpuk sudah orang-orang tamatan sekolah menengah, bahkan akademi yang tidak mendapat pekerjaan. Dia akan merasa bahwa bekal ilmu atau senjata yang akan dibawanya untuk memasuki perjuangan hidup masih masih jauh dari cukup seangkan persaingan semkin banyak dan berat.

  Maka dalam keadaan tergoncang dan cemaas akan memudahkan Remaja untuk tersesat dan terjatuh dalam berbagai gangguan. Mungkin dalam keadaan ini Remaja akan cenderung nakal karna banyaknya khayalan untuk melakukan peyimpangan.

3. Timbulkan pada remaja rasa, bahwa dia disayang

  Tidak jarang Remaja merasa dibenci oleh orang tuanya, karena kelakuan dan sikapnya dianggap tidak sopan atau karena melkukan dan sikapnya yang dianggap tidak sopan atau menjadi berubah, dari halus, lunak dan patuh menjadi keras dan sukar di kendalikan. Merasa tidak disayangi oleh orangtua, mudah menjalar kepada orang dewasa lainnya, sehingga mereka merasakan kehidupannya yang gersang dan jauh dari kasih sayang. Apabila mereka sering dicela, dimarahi, atau diperlakukan kasar oleh orangtua atau orang dewasa lainnya. Maka sikap mereka akan berubah menjadi sikap anti pati dan akadan-kadang menentang. Dari menentang orang tua, Bersambung kepada menentang para pemimpin dan semua orang dewasa, bahkan mungkin menentang Tuhan.

  4. Hargai dan hormati mereka

  Di antara kebutuhanyang agak menonjol pada umur remaja itu adalah keutuhan akan rasa harga diri dan pengakuan sosial. Oleh karena itu pertumbuhan pertumbuhan jasmani yang tidak seimbang dan perkembangan jiwa yang kadang-kadang menyebabkan mereka merasa rendah diri, maka hal itu biasanya menyebabkan mereka mudah merasa tersinggung dan merasa kurnag diargai, celaaan atau kritikan-kritikan yag ditujukan kepada pribadinya atau pakaiannya, tingkah, laku, gayanga, dan sebagainya, seringkali ditanggapi oleh Remaja dengan perasaan sungguh-sugguh, sehingga ia merasa terhina atau merasa di remehkan.

  5. Berilah remaja kebebasan dalam batas-batas tertentu

  Rasa bebas merupakan jiwa yang pokok pula dalam kehidupan seseorang. Apabila Remaja merasa bahwa kebebasannya dihalangi dan dibatasi dengan ketentuan- ketentuan dan aturan-aturan yang tidak mengindahkan rasa hati dan kebutuhan jiwanya, maka remaja juga akan berontak terhadap aturan dan keentuan-ketentuan yang kaku itu. Teutama dalam mengungkapka perasaan dan pendapat. Apabila remaja dikekang dan tidak di perbolehkan mengeluarkan pendapat dan perasaannya, dia akan mersa terkekang dan frustasi. Tekanan perasaa itu akan bertumpuk satu sama lain apabila tidak segera di selesaikan. Tidak jarang ledakan-ledakan emosi remaja itu, beakibat tidak baik, kadang-kadang merupakan tantangan atau serangan yang tidak menentu arah, sehigga berupa pengrusakan-pengsrusakan.

6. Timbulkan pada remaja rasa butuh akan agama

  Sesungguhnya Remaja itu membutuhkan agama, tetapi, karena mungkin pendidikan yang dilaluinya waktu kecil dulu tidak membantunya utuk itu, maka kebutuhan itu tidak terasa. Akan tetapi kegoncangan jiwa yang disebabkan oleh berbagai masalah dan keadaan mang telah kita sebutkan terdahulu, akan membawanya kepada mencari sesuatu atau kekuatan luar yang dapat menolongnya.

  7. Usahakan Agar Mereka Merasa Berhasil

  Merasa berhasil dalam segala usaha, termasuk kebutuhn jiwa yang pokok dalam kehidupan manusia.

  Lebih-lebih lagi remaja yang sering merasa kurang yakin akan dirinya. Keberhasilan itu akan menmbah semangat untuk berusaha melakukan berbagai kegiatan agar mencapai hasil lebih jauh. Berhasil dalam hal ini tidak terbatas dalam masalah materi kan tetapi lebih banayk menyangkut soal-soal yang bersifat benda. Misalnya dia berhasil melalui ujian di sekolah, berhasil dalam olah raga, dalam musik, dalam kegiatan keagamaan, dalam berbagai kegiatan soial. Itulah barangkali yang menyebabkan remaja di desa atau di kampung, jarang yang nakal, bahkan mungkin tidak ada kenakalan seperti yang kita kenal di kota-kota besar itu.

  8. Konsultasi lebih menarik dari ceramah

  Ceramah yang biasnya disampaikan dengan cara biasa, dalam bentuk nasihat, saran-saran, peringatan- peringatan, biasanya kurang menarik bagi Remaja. Ceramah juga dapat menarik akan tetapi hendaklah isinya menyangkut problema-problema yang mungkin dirasakan oleh Remaja dengan cara seolah-olah dalam konsultasi Jiwa. Seorang pembina atau pendidik, mempunyai tanggung jawab sangat besar dalam membina agar selalu melaksanakan perbuatan- perbuatan yang baik, bersikap sopan, menghargai orang lain dan sebagainya. Cara meningkatkan pola pembinaan keberagamaan remaja di lingkungan mandi uap dan anak kos menurut Abdullah Nashih Ulwan sebagai berikut: a.

  Pendekatan dengan keteladanan b. Pendekatan dengan adat kebiasaan c. Pendekatan dengan nasihat d. Pendekatan dengan memberikan perhatian e.

   Pendekatan dengan memberikan hukuman B. Perkembangan Agama Pada Remaja

  Masa Remaja adalah masa peralihan dan masa kanak-kanak, yang penuh ketergantungan ke masa dewasa yang matang dan mandiri. Para psikolog sependapat dalam menentukan permulaan masa remaja yaitu dengan di mulainya kegoncangan, yang ditandai dengan datangnya haid (menstruasi) pertama bagi wanita dan mimpi basah pada pria. Kejadian yang menentukan ini sebagaimana ditulis Zakiah Darajat tidak sama antara satu anak dengan yang lainnya, ada yang mulai dari umur 12 tahun , ada yang sebelum itu dan ada pula yang umur 13 tahun. Sementara tentang berakhirnya masa remaja para ahli berbeda pendapat, ada yang menyatakan umur 18 tahun, 21 tahun, dan ada pula yang menentukan sampai 25 tahun. Tentu saja hal ini adalah wajar bila di kaitkan dengan kondisi masing-masing masyarakat. Akan tetapi sekalipun ada perbedaaan dalam menentukan batas akhir masa Remaja, para ahli umumnya mengambil patokan umur ± 13-21 tahun sebagai umur atau masa remaja (Djami’atul Islamiyah, 2013:70).

  Sehingga secara khusus Studi Psikologi Agama menjelaskan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi keagamaan remaja, seperti yang di kemukakan (Djami’atul Islamiyah, 2013:70-75) dalam mengkaji tentang perkembangan agama Remaja itu tidak lepas dari berbagai faktor yang terjadi dalam perkembangan remaja itu sendiri, W. H. Clarck menyebut berbagai faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Pertumbuhan Ide dan Mental

  Pertumbuhan tentang pengertian tentang ide, agama, sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan, pengertian tentang hal yang abstrak yang tidak dapat dirasakan atau dilihat langsung seperti persepsi tentang akhirat, surga, neraka dll, baru baru dapat diterima oleh anak apabila pertumbuhan kecerdasannya telah memungkinnkan untuk itu. Sementara kemampuannya untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada baru tampak pada usia 14 tahun, itu sebabnya mengapa pertanyaan-pertanyaan atau kecenderungan-kecenderungan kebimbangan menjadi lebih menonjol pada remaja ketimbang pada anak-anak. Oleh karenanya tidak jarang ide pokok-pokok ajaran agama ditolak oleh anak yang meningkat ke usia Remaja, bahkan kadang- kadang mereka menjadi bingung beragama.

  2. Pertumbuhan Emosi

  Emosi memegang peranan penting dalam sikap dan tingkah laku agama. Menurut Clark tidak ada satu sikap atau perilaku agama seseorang yang dapat diteliti tanpa memperhatikan emosinya. Clark juga mengemukakan bahwa faktor lain yang ikut mempengaruhi kegoncangan emosi remaja adalah tradisi agama yang di dalammnya terdapat konsekuensi-konsekuensi nilai.

  3. Pandangan Masyarakat dan Pengaruhnya Pada Agama Remaja

  Yang dimaksud dengan pandangan masyarakat di sini adalah bagaimana suatu masyarakat menyikapi remaja. Sikap-sikap masyarakat tersebut akan mempengaruhi perkembangan perilaku keagamaan mereka. Seperti yang di kemukaakan Clark

  “at this time se cond life consciousness normally becomes very acute..” Konsep dan

  pandangan orang-orang dewasa ikut menjadi unsur yang menentukan apakah remaja merasa aman atau tidak dalam suatu masyarakat.

  4. Perkembangan Moral dan Agama

  Idealnya antara moral dan agama memiliki hubungan yang erat, Clark mengatakan

  “but the two are closely associated”. Diantara

  remaja ada yang bertambah rajin beribadah apabila merasa bersalah, semakin besar kesalahannya semakin banyak pula ibadahnya.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

MOTIVASI BERIBADAH MAHDHAH PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI TEGAL PANAS DESA JATI JAJAR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 109

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 98

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 202

KECERDASAN EMOSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH DI DESA WISATA BEJALEN KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 130

PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 93

UPAYA PEMBINAAN KEBERAGAMAAN SISWA DI SD NEGERI LEMAHIRENG 05 KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 76

UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 119

KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DUSUN MEJING DESA DUREN KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 141