Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

  

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL

SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

Novie Purnia Putri

  

111-14-388

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SOSIAL

SISWA KELAS XI SMK N 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

Novie Purnia Putri

  

111-14-388

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

MOTTO HIDUP

  

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama

ada KOMITMEN bersama untuk menyelesaikannya.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1.

  Keluarga tercinta Ayahanda Purnama dan Ibunda Zumrotun yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a dan restunya.

  2. Kepada adikku tercinta Fadilla Purnia Putri 3.

  Seluruh keluarga besar kakekku Jazuli dan Purwanto terimakasih atas dukungan dan motivasinya

  4. Kepada bapak Mufiq, S.Ag.M.Phil selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Untuk sahabatku tercinta Khoirin Nisai Shalihati, dia adalah Kartiniku.

  6. Kepada Painem Squad (Nurul Fatimah, Fita Taranisa, Desita Eka Kurniasari, Indah Setyowati, Yulia Dwi Rahmawati) yang selalu memberikan semangat dalam suka dan duka untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepada Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga Komisariat Walisongo (Ketum Ahmad Alfan dia adalah Ketua Umum Komiariat terganteng se-Salatiga, Restu Benastuti adalah Ketua Umum Kohati Komisariat Walisongo tercantik tetapi sayangnya masih jomblo).

  8. Kepada seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga (Bang Dodi, Bang Dona, Bang Ridwan, Bang Uceng, Bang Hakim, Shofi

  Murabitah, Helmi Susanti) terima kasih telah berhasil menjadi penyedap rasa pedas manis dalam berproses di Himpunan)

9. Kepada kos Pandhito Wono (Eka, Tiara, Dyah, Evis, Berlin, Izza, Sania).

  \

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

  ”. Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, beserta keluarganya dan para sahabatnya.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Mufiq, S. Ag., M. Phil. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

  6. Bapak Sriyanto, S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah SMK N 1 Tengaran.

  7. Bapak dan Ibu guru SMK N 1 Tengaran yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian ini.

  8. Kedua orang tuaku, adikku (Fadilla Purnia Putri), kakek nenekku, serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara lahiriyah maupun batiniyah dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Ahmad Alfan, Khoirin Nisai Shalihati, Restu Benastuti, Bang Ridwan, Bang Uceng, Bang Hakim, Shofi Murobitoh, Helmi Susanti, Bang Dona dan bang Dodi.

  10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang telah ikhlas dalam memberikan bantuan material maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

  Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah Swt, semoga segala amal kebaikan yang tercurahkan pada penulis diridhoi Allah Swt dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca lainnya. Dengan keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 2 April 2018 Penulis

  

ABSTRAKSI

  Putri, Novie Purnia. 2017. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

  Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Sosial Siswa Kelas XI SMK N

  1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Tahun Pelajaran 2017/2018 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program

  Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil.

  Kata Kunci: Kecerdasan emosional, Kecerdasan Sosial.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: 1) Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. 2) Apa faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. 3) Apa faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja.

  Penelitian ini termasuk jenis Penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam Penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data dan pemeriksaan keabsahan data.

  Dari hasil penelitian diketahui bahwa peranan guru Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kab Semarang mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial dalam menanggulangi kenakalan remaja meliputi mengembangkan sikap Konsistensi (Istiqomah), Rendah Hati, Toleransi, Ketulusan (Keikhlasan), Totalitas (Kaffah). Faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan tersebut adalah tata tertib, sarana prasarana, metode pembelajaran serta kerjasama dengan guru Bimbingan konseling dalam mengawal perkembangan siswa. Sedangkan faktor penghambatnya adalah latar belakang siswa yang berbeda-beda, kurangnya kerja sama antara pihak sekolah, keluarga dan lingkungan. Tidak adanya penilaian secara tertulis dalam kecerdasan emosional dan sosial serta kurangnya kompetensi guru dalam menjadi figur teladan bagi siswa.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. vi MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix ABSTRAKSI .............................................................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL DAN BAGAN .............................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6 E. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................................... 7 F. Definisi Operasional ...................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan ................................................................... 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan ...................................... 17

  B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ....................................... 18

  C. Kecerdasan Emosional .................................................................. 18

  D. Kecerdasan Sosial ......................................................................... 26

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 32 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 32 C. Sumber Data .................................................................................. 33 D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 33 E. Analisis Data ................................................................................. 35 F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 37 G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................. 39 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data ................................................................................. 40 B. Hasil Temuan ................................................................................ 58 C. Analisis Data ................................................................................. 69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 77 B. Saran.............................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Tabel Tentang Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tabel 2 : Tabel Tentang Rincian Guru PNS dan Non PNS Tabel 3 : Jumlah Peserta Didik Tabel 4 : Tabel Data Bangunan Tabel 5 : Tabel Data Ruang Praktik Tabel 6 : Tabel Data Mabeler Tabel 7 : Tabel Laboratorium

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Foto wawancara.

  Lampiran 2 : Transkip wawancara dengan narasumber Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 6 : Daftar Nilai Satuan Kredit Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya untuk memberikan solusi perkembangan dan perubahan kemanusiaan secara dinamik berkaitan erat dengan sosok guru. Pada dasarnya setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, setiap individu akan

  membutuhkan individu lain dalam kehidupan sehari –hari. Antar individu akan terlibat proses interaksi sosial dalam lingkungannya, baik di rumah, sekolah, tempat kerja dan lain –lain.

  Jika seorang individu tidak dapat berinteraksi dengan baik maka individu tersebut akan cenderung individualis dan egois sehingga kepekaan dan kepedulian pada lingkungan sekitarnya pun kurang. Agar individu mampu berinteraksi dengan baik maka membutuhkan kecerdasan sosial dan kematangan emosi, karena seseorang tidak hanya dituntut mampu berinteraksi tapi cerdas dalam berinteraksi dan berinteraksi secara positif.

  Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Dengan demikian pendidikan tidak hanya membentuk insan cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter kuat dan berakhlak mulia (Golemen, 2000: 155).

  Dengan demikian, guru sebagai pendidik berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan peserta didik baik itu kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.

  Penelitian oleh Goleman yang menunjukkan bahwa IQ memiliki konstribusi 20 % sedangkan 80 % ditentukan oleh kecerdasan emosi. Individu dengan IQ tinggi namun karena kurang dapat mengelola emosinya seringkali dalam menentukan dan memecahkan masalah mengalami kesulitan dan menjadi sumber konflik dalam diri. Dengan demikian kecerdasan emosional merupakan hal yang penting. Individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik mampu mengendalikan dirinya dengan mengambil keputusan yang tepat dan dapat bergaul dengan mudah dalam situasi apapun. Individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang kurang baik akan gagal mengatur emosi mereka yang berlebihan dan akhirnya berujung pada tindakan yang memalukan atau menyimpang dari norma.

  Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola perasaan antara lain dirinya sendiri dan orang lain, tegar menghadapi frustasi, sanggup mengatasi kepuasan-kepuasan sesaat, mengatur suasana hati dan reaktif,dan mampu berempati pada orang lain (Golemen, 2000: 157).

  Kecerdasan emosi mempunyai fungsi yang penting dalam perkembangan pada diri remaja, dengan demikian untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik individu memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengandalikan emosi diri dan orang lain secara baik. Kecerdasan emosi yang baik, remaja diharapkan mampu memberikan penilaian yang baik terhadap dirinya, dan mampu untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk yang ada di lingkungan, serta dapat menegendalikan perasaan dengan baik.

  Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kecerdasan sosial akan memudahkan seseorang dalam memandang masalah. Masalah akan diselesaikan dengan baik karena individu atau kelompok mempunyai kecerdasan sosial akan melihat suatu masalah dengan obyektif, dapat menilai suatu masalah dengan obyektif, banyak menilai suatu peristiwa secara adil dan keterampilan dalam mengatasi masalah sehingga tidak berilaku yang menyimpang dari norma.

  Para siswa SMK berusia antara 17 sampai 18 tahun yang termasuk dalam usia remaja, yang mana kondisi remaja merupakan masa penuh Strum Und

  

Drang, yaitu masa yang penuh gejolak dan kebimbangan. Definisi remaja

  menurut Hurlock ialah melihat masa remaja sebagai suatu periode masa transisi dari masa anak-anak menuju ke arah kematangan.

  Di SMK N 1 Tengaran ini memiliki 6 jurusan diantaranya adalah Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Tata Busana (TBI), Tata Boga (TG) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Di SMK tersebut masih sering melakukan kenakalan remaja seperti merokok, membolos dan mbonek. Di buktikan dengan mereka pernah malakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti Tawuran pelajar yang dimuat dalam media massa diberitakan bahwa pada tanggal 8 November 2016 Puluhan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di amankan oleh anggota Polsek Sidorejo setelah kedapatan tawuran di kawasan pertigaan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/11/2016). Pelajar SMK yang terlibat tawuran diberi pembinaan di Mapolres Salatiga Jl. Adi Sucipto, Kota Salatiga, Jateng, Jumat siang Tribratanews.polressalatiga.id tanggal 17mei 2017 ). (

  Di sini peranan guru pendidikan Agama Islam di samping mengembangkan kecerdasan intelegensi dan kecerdasan spiritual juga dibutuhkan dalam mengembangakan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Pendidikan agama Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol, mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam (Ahid, 2010: 19).

  Berdasarkan permasalahan yang banyak timbul di dunia pendidikan inilah, guna mempersiapkan/melahirkan generasi-generasi pendidikan yang berkualitas, tidak hanya berintelektual tinggi, berwawasan luas tapi juga harus memiliki kemantapan emosi dan sosial. Sehingga dapat dipahami betapa pentingnya peningkatan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa.

  Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis akan meneliti secara lebih detail dalam hal bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menaggulangai kenakalan remaja Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?

  2. Apakah faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018? 3. Apakah faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam pada siswa dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

  3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan Sosial pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Teoritis

  Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangan wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan juga menambah bahan pustaka bagi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Salatiga

2) Praktik

  a) Penerapan pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional dalam pembelajaran.

  b) Pengembangan model atau metode pembelajaran berbasis pengembangan kecerdasan Sosial dan Emosional.

E. Kajian Peneliti Terdahulu 1. Penelitian Terdahulu

  Analisis Data tentang kecerdasan emosinal dilakukan oleh beberapa orang diantaranya, skripsi Shofiya mahasiswa Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam tahun 2002 dengan judul “ Peranan Orang tua Dalam

  Mendidik Anak Menuju Kecerdasan Emosional (Studi Terhadap John Gottman ). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

  mengungkapkan secara spesifik peran orang tua dalam mendidik anak dengan cara orang tua menjadi pelatih emosi dan menggunakan langkah- langkah penting dan strategi yang baik dalam mendidik kecerdasan emosional anak.

  Skripsi yang lain adalah skripsi Ummi Musslihatun mahasiswa Tarbiyah Jurusab Pendidikan Agama Islam tahun 2001 dengan judul “

  Pengembangan Kecerdasan Emosional pada Pesantren Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta

  ”. Skripsi ini membahas tentang pengembangan yang dilakukan oleh pesaantren Muallimat dengan Cara aktifitas kokulikuler dan ekstrakulikuler. Pada Penelitian lain yang dilakukan oleh Septina Nur Istiqomah tahun 2015, “Pengaruh kematangan emosi dan kecerdasan sosial terhadap

  interaksi sosial siswa program Akselerasi

  ”. Penemuan dari Penelitiannya adalah Sampel Penelitian ini adalah siswa-siswi akselerasi MAN 2 Madiun sebanyak 38 orang. Dari hasil analisa data kematangan emosi (X1) dan kecerdasan sosial (X2) berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000 (0,000 < 0,05) dan secara bersama- sama mempengaruhi interaksi sosial sebesar 61%. Tingat kematangan emosi, kecerdasan sosial dan interaksi sosial siswa akselerasi berada pada taraf sedang. Kematangan emosi berpengaruh pada interaksi sosial sebesar 58,2% sedangkan kecerdasan sosial mempengaruhi interaksi sosial sebesar 18,3%.

  Skripsi lain juga yang dilakukan oleh Nurul Latifa pada tahun 2010. “Pengembangan kecerdasan emosional siswa kelas XI di Madrasah Aliyah

  

Negeri Wonokromo Bantul Yogyakarta”. Hasil Penelitiannya

  menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Wonokromo Bantul Yogyakarta dalam mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kreatifitas siswa di sekolah tersebut, walaupun masih banyak hambatan yang dihadapi.

  Dari sekian banyak Penelitian yang ada, Analisis Data mengenai pengembangan kecerdasan emosional dan sosial memiliki kemiripan dengan Penelitian penulis. Akan tetapi ada perbedaan yang mendasar dalam Penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu terletak pada objek Penelitian yang akan penulis teliti yaitu siswa kelas XI, kemudian Analisis Data menganai pengambangan kecerdasan emosianal dan sosial ini lebih menitik beratkan pada peranan seorang guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam di SMK N 1 Tengaran tahun pelajaran 2017/2018.

F. Definisi Operasioanal

1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 854) Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Maksud peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang diduduki nya tersebut.

  Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan memiliki kemampuan yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya dalam membimbing siswanya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu perlu diperhatikan pula bahwa ia memiliki kekurangan dan kelemahan. (Darajat, 1996:266)

  Adapun pengertian pendidikan agama Islam menurut Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat adalah :

  “Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya, yaitu kitab suci Al Qur’an dan Al-Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan serta penggunaan pengalaman.” (Saebani, 250)

  Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah:

  a) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai pembimbing dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.

  b) Peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial.

  c) Peran guru pendidikan agama Islam dalam mengelola kelas, mengajar dan mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial siswa kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor di SMK Tengaran, Semarang.

2. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Sosial

  Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengeloila emosi dengan baik pada diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan orang lain. (Golemen, 2000: 205).

  Kecerdasan sosial adalah kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain”. Ketrampilan sosial identik dengan seni mempengaruhi orang lain, yang makna intinya adalah seni mengangani emosi orang lain secara efektif (Golemen, 2000: 43).

  Ary Ginanjar (2001:276) berpendapat: hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan kecerdasan emosional dan spiritual, seperti konsistensi

  (Istiqomah), kerendahan hati (T

  awadu’), ketulusan (Keikhlasan), totalitas

  (Kaffah) dan toleransi (Tasamuh)

  a) Konsistensi (Istiqomah)

  Konsistensi atau istiqomah dalam terminologi akhlak adalah perilaku teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. ( Ilyas, 2007:97)

  Orang yang istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah, jiwannya tidak akan terpengaruh oleh lingkungan, ujian kehidupan baik yang bersifat menyenangkan maupun menyedihkan. Dengan keistiqomahan itu seseorang akan tetap berpegang teguh pada Allah meskipun menghadapi ujian yang berat dan pedih. Hubunganya dengan kecerdasan emosi, orang yang istiqomah akan dijauhkan dari kesedihan, yang negatif yakni kesedihan yang berlarut-larut dan diliputi penyesalan yang mendalam serta ketakutan menghadapi masa depan.

  b) Kerendahan hati (Tawadu’)

  Kerendahan hati bukan berarti merendahkan diri dihadapan manusia akan tetapi adalah tidak memandang diri lebih tinggi daripada orang lain. Orang yang rendah diri menyadari bahwa apa yang dia miliki baik berupa bentuk fisik yang cantik maupun tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, kedudukan dan pangkat, hanyalah karunia Allah SWT. Berdasarkan pengertian tersebut maka indikator kecerdasan emosional dan sosial dalam penelitian ini adalah: c)

  Toleransi (Tasamuh) Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.

  d) Ketulusan (Keikhlasan)

  Ikhlas berasal dari bahasa arab khalasa yang artinya jernih, bersih, murni, tidak bercampur. Secara istilah ikhlas berarti beramal semata-mata hanya untuk mengharap ridla Allah SWT. (Ilyas, 2007:29).

  Jadi ikhlas adalah beramal dengan sebaik-baiknya tanpa ada rasa pamrih atau mengharap sesuatu balasan apapun selain hanya mengharap ridha dari Allah SWT. Ikhlas membuat sesorang menjadi tangguh dalam menghadapi semua masalah atau problem yang sedang dihadapi serta membuat seseorang tidak lupa diri ketika mendapat pujian dan terhindar dari sifat sombong. Niat yang ikhlas berarti niat yang didasarkan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Prinsip mencari ridha Allah itu membuat hati seseorang menjadi tentram dan bahagia juga menjaga kesetabilan emosi (Ginanjar, 2001:133).

  Beramal dengan sebaik-baikya sama dengan melakukan pekerjaan secara profesional. Bekerja secara profesional berarti bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan usaha atau jerih payahnya sendiri untuk kebajikan diri sendiri juga untuk orang lain.

  e) Totalitas (Kaffah)

  Totalitas artinya keseluruhan. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa seseorang harus masuk Islam secara keseluruhan. Seseorang yang masuk islam secara kaffah maka akan menjalankan ajaran agamanya secara keseluruhan baik secara fisik maupun secara batin. Dia akan komitmen melaksanakan ajaran islam seperti perintah mentaati rukun iman, langsung dari Allah dan bersyahadat kepada Allah (Ginanjar, 2001:265).

  Sehingga peneliti mengemambil 5 indikator dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja, yaitu:

  a) Konsistensi (Istiqomah) b) Kerendahan Hati (

  Tawadu’)

  c) Toleransi (Tasamuh)

  d) Ketulusan (Keikhlasan)

  e) Totalitas (Kaffah)

G. Sistematika Penelitian

  Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika Penelitian skripsi secara garis besarnya.

  BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari Penelitian skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antra lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

  BAB II Landasan Teori, dalam bab ini membahas tiga sub bab, yaitu sub bab pertama tentang Guru dan Peranannya dalam pendidikan Agama Islam. sub bab kedua tentang kecerdasan Emosioanal, sub bab ketiga tentang kecerdasan sosial.

  BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini peneliti Meliputi Gambaran Umum SMK N 1 Tengaran; tinjauan historis; letak geografis, keadaan penduduik, struktur organisasi. Prosedur pengumpulan data, analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap –tahap penelitian.

  BAB IV Paparan Data dan Analisis, dalam bab ini berisis Peran guru pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan Kecerdasan Emosional di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018 dan faktor pedukung dan penghambat dalam Peran guru pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan Kecerdasan Emosional di SMK N 1 Tengaran Kabupaten Semarang dalam menanggulangi kenakalan remaja tahun Pelajaran 2017/2018

  BAB V Penutup, dalam bab ini meliputi tentang kesimpulan dan saran- saran yang menjadi akhir dari Penelitian skripsi ini

BAB II LANDASAN TEORI A. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan Istilah guru dal

  am bahasa Jawa mempunya arti “digugu” dan “ditiru” yang artinya adalah “digugu” ucapanya dan dan "ditiru” perbuatanya. Dalam bahasa Inggris guru itu diistilahkan dengan “teacher” yang berarti pengajar, dan “tutor” yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah. Di dalam al- qur’an Firman Allah s.w.t.

                            

  Artinya : “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat

  kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik”.( Surah al-Nahl ayat 125)

  Dalam bahasa Arab kata guru dijumpai pada kata, “ustadz”, “mudarris”,

  “mu’alim”, dan “muaddib”. Kata “ustadz” jama’nya “asaatid” yang berarti guru, profesor (gelar akademik), jenjang di bidang intelektual, pelatih, penulis dan penyair. Adapun “mudarris” berarti “teacher” (guru), “instructor” (pelatih), dan lecturer (dosen). Selanjutnya kata

  mu’allim yang berarti teacher

  (guru), trainer (pemandu). Kata

  mu’addib berarti educator (pendidik) atau teacher in qur’anic school (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an)

  (Zainudin, 1991: 50).

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman dengan disertai tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Jadi yang dimaksud pembelajaran pendidikan agama Islam adalah proses belajar mengajar terhadap anak didik tentang ajaran agama Islam agar peserta didik memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. (Majid, 2012: 12)

C. Kecerdasan Emosional

  Kecerdasan emosi atau (emotional intelegence) adalah kemampuan mengenali perasaaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan orang lain. Aspek-aspek kecerdasan Emosi. (Golemen, 2000: 205).

  1) Kesadaran Diri

  Mengetahui apa yang individu rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis dan kepercayaan diri yang kuat. 2)

  Pengaturan diri Menangani emosi individu sedemikian sehingga berdampk positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih dari tekanan emosi.

  3) Motivasi

  Menggunakan hasrat individu yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut individu menuju sasaran, membantu dalam mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

  4) Empati

  Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. 5)

  Keterampilan sosial Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan belajar dalam tim.

  Manusia memiliki berbagai macam jenis emosi yang ada dalam dirina. Jumlah emosi manusia ada ratusan, bersaa campuran, varaiasi, mutasi, dan nuansanya. Akan tetapi (Goleman, 2000:411) mengemukakanya ke dalam delapan jenis emosi yaitu: 1)

  Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan, agresi, tindak kekerasan, dan kebencian patologis. 2)

  Kesedihan: pedih, sedih, muram, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi berat.

  3) Rasa Takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, tidak tenang, ngeri, fobia, dan panik.

  4) Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan, luar biasa, dan mania.

  5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.

  6) Terkejut: kaget, terkesikap, takjub, terpana. 7) Jengkel: hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, kesal hati, sesal aib, dan hati hancur lebur.

  Sedangkan menurut (Hude, 2006: 137), di dalam Al Qur’an, emosi dasar manusia meliputi:

  1) Emosi Senang

  Segala sesuatu yang membuat hidup dalam perasaan senang, seperti perasaan cinta, puas, gembira, disebut emosi senang. Pada umumnya manusia tertarik dengan lawan jenisnya, harta dan kemewahan, menerima kenikmatan dan lepas dari kesulitan.

                

  Artinya:

  “ Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga.” (QS-

  Hudd: 10) 2)

  Emosi Marah Emosi marah muncul, disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri manusia atau temperament. Sedang faktor eksternal datang dari lingkungan alam dan sosial. Emosi ini bisa diidentifikasi dengan perubahan raut muka, nada suara yang berat, badan bergetar, dan bersedia menyerang. Jika tidak demikian, maka ekspresi marah diungkapkan dengan diam saja. Setiap orang mengekspresikan kemarahan melalui tindakan yang berbeda- beda.

                              

  Artinya:

  “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. berkata Musa: "Hai kaumku, Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka Apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?". (Q.S Tahaa: 86)

  3) Emosi Sedih

  Emosi sedih menghinggapi manusia ketika sedang tertimpa musibah, mendapatkan masalah, dan akibat dari hubungan interpersonal yang tidak baik, dikarenakan perilaku dan sikap seseorang yang menyakitkan hati. Emosi ini diekspresikan dengan tangisan dan kekhawatiran. Artinya:

  “manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka

  ditimpa malapetaka Dia menjadi putus asa lagi putus harapan

  .” 4)

  Emosi Takut Dalam kehidupanya manusia kadang diliputi emosi takut. Manusia takut dengan kematian, kekurangan harta, tertimpa bencana alam, dan lain-lain. Sebab-sebab yang membuat manusia takut dari masing- masing individu berbeda-beda.

  Artinya: Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata:

  "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)".

  5) Emosi Benci

  Dalam Al Qur’an telah digambarkan tentang orang-orang yang membenci kebenaran dari Allah, keharusan untuk taat, dan berjihad. Artinya: “Luth berkata "Sesungguhnya aku sangat benci kepada

  perbuatanmu". (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.”

  6) Emosi Heran dan Kaget

  Seandainya ada sesuatu yang terjadi diluar dugaan dan rencan maka emosi heran dan kaget akan menghinggapi batin manusia.

  Artinya : “Isterinya berkata Sungguh mengherankan, Apakah aku akan

  melahirkan anak Padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam Keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh. Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

  Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosi menurut Goleman. 1)

  Jabatan Semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin penting keterampilan akan pribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasi biasa-biasa atau dengan kata lain semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki.

  2) Jenis Kelamin

  Pria dan wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan kecedasan emosional. Tetapi rata-rata wanita mungkin dapat lebih tinggi dibanding kaum pria dalam beberapa keterampilan emosi (namun ada juga pria yang lebih baik dibanding kebanyakan wanita), walaupun secara statistik ada perberdaan yang nyata di antara kedua kelompok tersebut.

  3) Usia

  Siswa yang lebih tua lebih baik dibandingkan siswa yang lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru.

  4) Pengalaman Kecerdasan emosional dapat meningkat sepanjang hidup manusia.

  Sepanjang perjalanan hidup yang normal, kecerdasan emosional cenderung bertambah sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi-emosi yang menyulitkan, sehingga semakin cerdas dalam hal emosi dan dalam hal berhubungan dengan orang lain. Mayer menyatakan pendapat yang sama bahwa kecerdasan emosional berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman dari kanak-kanak hingga dewasa (Golemen, 2000: 200).

Dokumen yang terkait

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa Di Sma Martia Bhakti Bekasi

0 16 149

Peranan Guru dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMP Dwi Putra Ciputat

1 11 121

Strategi Guru PAI dalam Menanggulangi Kenakalan di SMA N 1 Klego Kab. Boyolali - Test Repository

0 1 144

Korelasi Antara Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam Dengan Perilaku Beragama Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 115

Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMK N 3 Salatiga Tahun 2016 - Test Repository

0 0 130

Peningkatan Hasil Belajar Mata pelajaran SKI Materi Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama Semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

0 1 127

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

Implementasi Metode Ummi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Studi Kasus di SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository

0 0 134

Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Diri Siswa di Madrasah Aliyah Sabilil Muttaqien Tahun 2017/2018 - Test Repository

0 0 105

Peningkatan Hasil Belajar Pai Materi Periode Islam Modern Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (Stad) Pada Siswa Kelas Xi Tsm 3 Di Smk N 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 0 115