PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE “NUMBERED HEADTOGETHER” PADA SISWA KELAS X1 MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

“NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS X1

  

MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Setyaning Surya Utami

  

NIM 11114291

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

“NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS X1

  

MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Setyaning Surya Utami

  

NIM 11114291

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

MOTTO

ََل

َِطاَُّنَاٍََْيَبٍَحَلاْصِاَْوَاٍَفْوُشْعَيَْوَاٍَتَقََذَصِبَشَيَاَ ٍَْيَّلِاَْىُهىْجَََّ ٍِّْيٍشْيِثَكَْيِفَشْيَخ

  ( 111 َ:ءاسُنا(َاًًْيِظَعًَاشْجَأَِهيِتْؤََُ َفْىَسَفَِ َّ ِالِلَِّةاَضْشَيََءاَغِتْباََكِنََرَْمَعْفَّيَ ٍَْيَو

  Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali

  bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar Q.S. An- nisa’:114 (Kemenag, 2011: 80 ).

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Amat Jawari, S.E dan Muflati Maroah yang selalu membimbingku, memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Saudara kandungku adik Eva Nur Haeda, atas motivasi yang tak ada hentinya kepada ku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

  3. Sahabat dan Teman dekatku Muhammad Salim Al Murtadho, Riska Dewi, Lailatul Asfufah, Vivi Wulandari, Luthfiyatus Saidah, Tri Ismawati, Nurul Fajriyah, Arifah Nur Azizah, Dwi Nuryanti, Sri Wahyuni, Desi Nur Baiti yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga khususnya Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang mendidik penulis menjadi pribadi yang baik.

  5. Guru-Guru MA Al Iman dan Guru mata pelajaran Aqidah Ahklak Bapak Muhlisin, S.Pd.I yang membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

  6. Sahabat- sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

  Puji sykur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela dengan Metode

  

“Numbered Head Together” Pada Siswa Kelas XI Al Iman Desa Bulus

Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya untuk manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga,Bp. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

  3. Bapak Prof.Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing skripsi, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 05 Juni 2018 Penulis,

  

ABSTRAK

  Utami, Setyaning Surya. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Ahklak Materi

  Ahklak Tercela dengan Metode Numbered Head Together pada Siswa Kelas XI MA Al Iman Des. Bulus Kec. Gebang Kab. Purworejo Tahun

Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.H. Mansur, M.Ag. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik MA Al Iman pada pelajaran Aqidah Ahklak. Salah satu penyebab rendahnya hasil

  belajar peserta didik adalah pendidik masih menggunakan metode konvensional dan kurangnya variasi metode pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela pada Peserta didik Kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2017/2018?.

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan metode Numbered

  

Head Together . Subjek penelitian ini adalah pendidik Peserta didik kelas XI

  Agama 1 MA Al Iman Bulus yang terdiri dari 23 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.

  Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 9 peserta didik atau 39,1%, siklus 1 yang mencapai KKM sebanyak 15 peserta didik atau 65,2% . Sedangkan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21 peserta didik atau 91,3%. Peningkatan keaktifan peserta didik juga terlihat pada antusias peserta didik mengikuti kerja kelompok. Melalui kerja kelompok peserta didik dapat menigkatkan rasa tanggung jawab, bekerjasama dan percaya diri dalam mengajukan pertanyaan. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan metode Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela pada kelas XI MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Kata Kunci: Numbered Head Together, Hasil Belajar, Ahklak Tercela

  

ABSTRACT

  Utami, Setyaning Surya. 2014. The Increase of Learning Outcomes Akidah Akhlak of „Akhlak Tercela‟ Material by Using Numbered Head Together for The Eleventh Grade Students of MA Al Iman Bulus Kab. Purworejo in Academic Years 2017/2018. A Graduating Paper. Islamic Education Department of Teacher Training and Education Faculty State Institute for Islamic Studies (IAIN) Salatiga. Counselor: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

  This research is motivated by the low learning outcomes of MA Al Iman students in the Aqidah Ahklak lesson. One of thecauses of the low learning outcomes of students methods and lack of variation in learning methods. The formulation of the problem studied in this study is whether he use of Numbered

  

Head Together (NHT) method can improve the learning outcomes of morality of

  despicable moral material on students in class XI religion 1 MA Al Iman Bulus village, Gebang District, Purworejo Regency Academic Year 2017/2018 ? This study uses Classroom Action Research (CAR) as much as two cycles, each of which cosists of four stages, namely planning, implementing, observasi, and reflecting using the Numbered Head Together method. The subject of this research is the educator of students in class XI religion 1 MA Al Iman consisting of 23 students. Data collection techniques use observation, documentation and interviews.

  The results of classroom action research in the pre-cycle which reached KKM as many as 9 students or 39,1%, cycle 1 the students that can reach KKM as many as 15 students or 65,2%, and cycle 2 the students that can reach KKM as many as 21 students or 91,3%. Increasing student activity is also seen in group work. Through group work, students can improve their sense of responsibility, cooperate and be confident is asking questions. The conclusion of this study is that learning by applying Numbered Head Together method can improve learning outcomes of Aqidah Ahklak material on the Ahklak Tercela in class XI MA Al Iman Bulus Village, Gebang District, Purworejo Regency, Academic Year 2017/2018.

  Key words: Numbered Head Together Method, Learning outcomes, Akhlak Tercela.

  

DAFTAR ISI

  Sampul………………………………………………………………………….... i Lembar Berlogo………………………………………………………………….. ii Judul………………………………………………………………………………iii Persetujuan Pembimbin g…………………………………………….....................iv Pengesahana Kelulusan……………………………………………………………v Lembar Deklarasi…………………………………………………………………vi Motto……………………………………………………………………………. vii Persembahan…………………………………………………………………….viii Kata Pengantar…………………………………………………………………... ix Abstrak………………………………………………………………………….. xi Daftar Isi………………………………………………………………………....xii Daftar Tabel……………………………………………………………………..xiii Daftar Gambar…………………………………………………………………...xvi Daftar Lampiran……………………………………………………………….. xvii

  

  

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 3.1: Hasil Evalu asi Siklus 1……………………………………………….49 Tabel 3.2: Hasil Pengamatan

  Pendidik Siklus 1…………………………………51 Tabel 3.3: Hasil Evaluasi

  Siklus II……………………………………………….55 Tabel 3.4: Hasil Pengamatan Pe ndidik Siklus II…………………………………58 Tabel 3.5: Rekapitulasi Si klus 1 dan Siklus II…………………………………...60

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1.1: Kegiatan Penyampaian Metode Numbered Head Together Gambar 2.1: Kegiatan Diskusi Peserta Didik Gambar 2.2: Kegiatan Penyampaian Hasil Diskusi

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 Lampiran 2 : Lembar soal dan jawaban tes siklus 1 Lampiran 3: Lembar pengamatan pendidik siklus 1 Lampiran 4: Lembar pengamatan peserta didik siklus 1 Lampiran 5: Hasil nilai tes siklus 1

Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II

Lampiran 7: Lembar soal dan jawaban tes siklus II Lampiran 8: Lembar pengamatan pendidik siklus II

  Lembar pengamatan peserta didik siklus II

  Lampiran 9: Lampiran 10: Hasil nilai tes siklus II Lampiran 11 : Foto kegiatan belajar Lampiran 12 : Lembar konsultasi Skripsi Lampiran 13 : Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 14 : Nilai SKK Mahasiswa Lampiran 15: Nota pembimbing

Lampiran 16 : Surat keterangan telah melaksanakan penelitia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan

  oleh pendidik dalam memberikan atau mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan melibatkan berbagai aspek pembelajaran (Dimyati, 2002: 8). Dalam hal ini, peran pendidik sangat diharapkan agar proses pembelajaran yang disampaikan pendidik dapat merangsang minat belajar siswa dan memberikan pemahaman yang baik, kreatifitas,dan kecerdasan serta perubahan perilaku yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidik diharapkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu dengan menerapkan berbagai metode-metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan kemampuan yang dimilikinya.

  Metode sebagai salah satu strategi atau cara yang memegang peranan penting dalam tercapainya proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, pendidik di harapkan dapat memilih metode yang tepat sesuai materi pelajaran terutama pelajaran Aqidah Akhlak. Sebagai pendidik perlu mengetahui berbagai macam metode yang ada, agar dapat menerapkan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berbagai macam metode tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan antara metode yang satu dengan metode yang lainnya. Dengan mengetahui karakteristik dari suatu metode, kita dapat menggabungkan beberapa metode sekaligus untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

  Permasalahan yang ada dalam pembelajaran adalah cara menyampaikan pelajaran. Selama ini banyak dilihat dari kenyataan di lapangan banyak sekolah-sekolah yang belum menggunakan metode- metode pembelajaran dalam pengajarannya didalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan metode ceramah dan cenderung konvensional, sehingga dengan penggunaan metode ceramah secara terus menerus dapat menghambat kreatifitas dan kebosanan dalam diri peserta didik untuk menerima sebuah pelajaran

  Salah satu cara yang sesuai untuk meningkatkan belajar aktif yaitu dengan memberikan tugas yang dilakukan dalam kelompok kecil, kebebasan berpendapat serta saling berbagi dan menerima pengetahuan (Hamruni, 2012: 181). Karena hal yang demikian dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dan dapat menumbuhkan sikap saling bekerja sama antara peserta didik yang satu dengan yang lain dengan demikian tujuan dari pembelajaran akan tercapai.

  . Salah satu metode yang digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

  

Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor adalah jenis

  pembelajaran yang dirancang untuk menekankan peserta didik saling bekerjasama, saling berbagi ide atau gagasan serta bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Metode ini juga dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban sebagai pengetahuan yang utuh. (Suprijono,2011: 92).

  Peneliti memilih metode pembelajaran ini karena mempunyai keunggulan diantaranya dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran, terjadinya interaksi antara peserta didik melalui diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah sehingga mampu meningkatkan motivasi, inovasi, kreatifitas, keberanian berpendapat, percaya diri dan perolehan hasil belajar yang optimal.

  Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan harapan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Ahklak Tercela meningkat dan peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajarannya. Maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

  “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS XI MA AL IMAN DESA

  BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 .” B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu “Apakah penggunaan Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi akhlak tercela pada Peserta didik Kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2017/2018?”.

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan Rumusan masalah diatas peneliti bertujuan Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Ahklak materi Akhlak Tercela melalui metode Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas

  XI Agama 1 di MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2008: 64).

  Hipotesis dalam penelitian ini terkait dengan rumusan masalah penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Penggunaan metode Numbered Head Together pada materi Akhlak Tercela dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas XI MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

  Adapun Indikator dirumuskan adalah sebagai berikut: a.

  Terdapat peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari pra siklus, siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.

  b.

  Peserta didik mencapai nilai melebihi KKM yaitu minimum 75 pada mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Akhlak Tercela dengan presentase minimal 85% dari jumlah total peserta didik dalam satu kelas.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan perbaikan dalam proses kegiatan pembelajaran dan menghasilkan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

  Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mengaplikasikan metode Numbered Head Togethe r (NHT).

  b. Bagi Peserta Didik

  Melalui pembelajaran dengan metode Numbered Head dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam

  Together

  memahami pelajaran Aqidah Akhlak dan menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

  c. Bagi Sekolah

  Diharapkan dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas madrasah.

d. Bagi Peneliti

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan inspirasi dan referensi bagi peneliti lain dalam menerapkan metode Numbered

  Head Together dalam proses pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul ini, maka penulis akan menjelaskasn beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini.

  Istilah-istilah yang di maksud adalah sebagai berikut : 1.

   Hasil Belajar

  Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan- ketrampilan (Suprijono, 2011: 5). Pada dasarnya hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang di peroleh (Hartiny, 2005: 33). Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemaampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Suprijono, 2011: 6).

  Jadi dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah suatu hasil nilai yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM).

  2. Akidah Akhlak

  Akidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara teknis juga berarti keyakinan atau imam.

  Dengan demikian aqidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjadi sangkutan semua ajaran dalam islam. Aqidah juga merupakan sistem keyakinan islam yang mendasari seluruh aktivitas umat islam dalam kehidupannya. Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun iman yang enam. Menurut Al-Ghazali ahklak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran (Marzuki, 2009: 8).

  Jadi Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan tentang asas ajaran agama islam dan mengajarkan tentang bertingkah laku yang sesuai adab islami. Sehingga peserta didik dapat mengenal, menghayati dan mengamalkan akhlakul karimah melalui pembiasaan contoh-contoh perilaku yang baik.

  3. Akhlak Tercela

  Akhlak tercela adalah suatu perbuatan, tingkah laku, budi pekerti atau tabiat yang bertentangan dengan aturan atau kaidah ajaran agama islam. Karena buruknya keyakinan menjadikan seseorang mudah untuk melakukan perbuatan tercela. Sehingga perlu adanya pembelajaran mengenai pelajaran ahklak tercela agar dapat mengetahui dan tidak mudah melakukan perbuatan buruk tersebut (Usman, 2015: 110).

  Jadi Akhlak Tercela merupakan suatu kebiasaan sikap dan perbuatan yang tidak selaras dengan aturan-aturan yang dilarang oleh Allah SWT yang tidak sesuai dengan syari‟at ajaran agama.

4. Numbered Head Together

  Numbered Head Together atau penomoran berpikir

  bersama merupakan jenis pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).

G. Metode penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK

  Secara harfiah, berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action

  Research , yang berarti action research (penelitian dengan tindakan

  kelas yang di lakukan di kelas. PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).

  Menurut McNiff dalam buku Arikunto (2014: 102) bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.

  Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman praktik belajar-mengajar, dan memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan, serta memperbaiki berbagai aspek pembelajaran, memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat (Suyadi, 2010: 22).

  Secara umum, terdapat empat langkah kegiatan dalam melakukan PTK, empat kegiatan dalm siklus PTK yaitu perencanaan,pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dapat di gambarkan sebagai berikut.

  Menurut Arikunto (2006: 16) dalam buku Suyadi (2010: 50).

  Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

  Pengamatan \

  Perencanaan Pelaksanaan

  Refleksi SIKLUS II Pengamatan

  ?

  Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 2. Subjek penelitian

  Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu peserta didik kelas XI Agama 1 di MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 peserta didik yang terdiri 28 perempuan 15 dan 8 laki-laki.

3. Langkah-langkah penelitian a.

  Perencanaan 1)

  Peneliti mengadakan observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat mengetahui permasalahan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, seperti hasil belajar peserta didik maupun keaktifan peserta didik. Dengan hal seperti itu, maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan di dalam penelitiannya. 2)

  Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode Numbered Head Together.

  b.

  Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan rencana pembelajaran sesuai yang telah tertulis di RPP Aqidah Akhlak yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

  c.

  Pengamatan Pada bagian pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Melalaui lembar observasi.bertujuan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.

  Selain itu peneliti juga melakukan pemotretan kegiatan pembelajaran berlangsung.

  d.

  Refleksi Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis data hasil tes dan hasil observasi, kemudian dilanjutkan dengan refleksi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode

  Numbered Head Together sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar.

4. Instrumen penelitian a.

  Tes Tertulis Tes ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah pembelajaran

  Aqidah Akhlak materi akhlak tercela menggunakan metode Numbered Head Together.

  b.

  Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta didik di kelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together.

  c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah Rencana yang mengambarkan prosedur dan menejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

  d. Silabus Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran pada suatu mata pelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. e. Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

5. Pengumpulan data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan metode sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi merupakan proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sengaja terhadap situasi atau kejadian yang diteliti. Dalam metode ini, observasi digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik, kegiatan guru dalam pengelolaan kelas serta proses belajar mengajar menggunakan metode Numbered Head dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni

  Together hasil belajar Aqidah Akhlak.

  b.

  Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data menegenai proses pembelajaran aqidah akhlak. Dokumentasi berupa rencana pembelajaran dikelas, daftar peserta didik, foto kegiatan belajar mengajar, aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik dan lain sebagainya yang dianggap penting. c. Wawancara Wawancara digunakan untuk menggumpulkan informasi atau data untuk melengkapi hasil observasi dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.

6. Analisis data

  Sesuai dengan rancangan penelitian pelaksanaan tindakan kelas yang digunakan maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes.

  b.

  Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-74 tidak tuntas) c. Data keaktifan peserta didik diambil dari keaktifan peserta didik, ketika pembelajaran,kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.

  d.

  Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus.Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode Numbered Head Together dalam prmbelajaran aqidah akhlak. Untuk mengetahui presentase ketuntasan per siswa ditentukan dengan rumus di bawah ini: 1)

  Mencari nilai rata-rata (mean) Untuk mencari nilai rata-rata, maka dirumuskan:

  M = Keterangan M = nilai rata-rata

  ∑x= jumlah semua nilai peserta didik. N= jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006: 64)

  2) Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

  P = x 100% Keterangan : P : Nilai dalam persen F : Frekuensi N : Jumlah Keseluruhan. (Djamarah, 2006: 255-256)

  e. Setelah diketahui hasil presentase kemudian mengambilkan kesimpulan dalam bentuk narasi kalimat.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan,yang dapat dijelskan sebagai berikut : Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian,Indikator Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : Kajian Pustaka Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu

  tinjauan pustaka landasan teori dan Kerangka Berfikir yang penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together.

  BAB III :Paparan Hasil Penelitian Berisi Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, dan Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II. BAB IV :Analisis Hasil Penelitian Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup

  analisis hasil siklus I, dan analisis hasil siklus II dan pembahasan.

  BAB V : Penutup Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus, 2011: 5). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

  keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010: 33). Menurut Dimyati (2002: 3) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

  Menurut NanaSudjana dalam Sopiatin (2011:63-64), bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar mengajar. Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.

  Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam belajar (Slameto, 1991: 2).

  Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34-35).

  Jadi hasil belajar adalah suatu perbuatan, tindakan atau kemampuan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran yang diberikan pendidik. Dampak yang diperoleh dari proses belajar mengajar mampu memberikan perubahan baik cara berfikir maupun cara bertindak peserta didik tersebut.

2. Macam-macam hasil belajar

  Menurut Buyamin Bloom, hasil belajar mencakup 3 ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.

  a.

  Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis,sintesis dan evaluasi. Keenam aspek tersebut yaitu sebagai berikut : 1)

  Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari.

  2) Pemahaman, yaitu kemampuan mengangkat makna dari yang dipelajari.

  3) Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang konkret.

  4) Analisis, yaitu kemampuan untuk memerinci hal yang dipelajari ke dalam unsur-unsurnya, supaya struktur organisasinya dimengerti.

  5) Sintesis, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru.

  6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.

  b.

  Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori dalam ranah afektif sebagai hasilbelajar. Kategorinya di mulai dari tingkat yang dasar sampai tingkat yang kompleks. 1)

  Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam konteks situasi dan gejala. 2)

  Resposding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datangnya dari luar.

  3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.

  4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

  5) Karakteristik nilai atauinternalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki dan mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku seseorang.

  c.

  Ranah psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada lima tingkat keterampilan, yakni : 1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3)

  Keterampilan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

  4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan sampai pada keterampilan yang kompleks.

  5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif (Sopiatin, 2011: 67-68).

  Hasil belajar yang dikemukakan di atas, bahwa 3 ranah tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan yang satu dengan yang lainnya, bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika di bandingkan dengan tipe hasil belajar afektif dan psikomotorik.

3. Prinsip-prinsip Belajar

  Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar tentunya tidak dapat dilakukan sembarangan, akan tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu dapat membantu pendidik dalam memilih tindakan yang tepat. Pendidik dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar peserta didik. Dari berbagai prinsip-prinsip belajar terdapat beberapa prinsip belajar yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan pembelajaran, yaitu : 1)

  Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.

  Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari, akan membangkitkan motivasi untuk memperlajarinya.

  Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi juga merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar peserta didik dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan (Dimyati, 2002: 42).

  Peran pendidik sangat diperlukan di dalam meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang sedang diikutinya, jadi peserta didik dituntut untuk memberikan seluruh perhatiannya terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh pendidik, agar proses belajar dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran. 2)

  Keaktifan Thorndike mengemukakan keaktifan peserta didik dalam belajar dengan hukum

  ”law of exercise” –nya yang menyatakan bahwa

  belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati seperti membaca, mendengarkan, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis yang susah diamati seperti menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain (Dimyati, 2002: 44).

  Peserta didik sebagai peran utama dalam proses pembelajaran maupun kegiatan belajar, peserta didik di tuntut untuk aktif mengikuti pembelajaran meskipun keaktifan berasal dari diri sendiri. Keaktifan peserta didik akan telihat secara fisik, intelektual dan emosional.

  3) Keterlibatan langsung

  Keterlibatan langsung dalam belajar di kemukakan oleh John Dewey dengan

  “learning by doing” –nya. Belajar sebaiknya dialami

  melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh peserta didik secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Pendidik bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator (Dimyati, 2002: 44).

  Suatu pembelajaran jika dilakukan langsung atau melibatkan peserta didik akan mudah diterimanya. Dengan keterlibatan langsung maka peserta didik dapat memperoleh pengalaman, misalnya peserta didik memerankan sebuah tokoh dalam drama, peserta didik membaca pidato di depan kelas, peserta didik berdiskusi untuk membuat laporan, dan lain sebagainya.

  4) Pengulangan

  Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat. Menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya, Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang (Dimyati, 2002: 46).

  Jadi pengulangan sangat diperlukan di dalam proses pembelajaran. Kerena dengan melakukan latihan berulang-ulang menjadikan daya ingat, daya tangkap maupun daya mengamat peserta didik lebih kuat. Bentuk-bentuk pengulangan diantaranya: menghafal macam-macam hukum bacaan Al- Qur‟an, mengerjakan latihan-latihan soal atau menghafal silsilah keluarga nabi.

  5) Tantangan

  Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu memperlajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut (Dimyati, 2002: 47). Tantangan yang dihadapi di dalam proses pembelajaran akan meningkatkan semangat belajar. Jika peserta didik diberikan materi baru dan banyak memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan membuat peserta didik tertantang untuk memperlajarinya. 6)

  Balikan dan Penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA KELAS V PADA MADRASAH IBTIDAYAH SKRIPSI

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV MI AL-IMAN WADAS KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 2 183

PENIGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR BENER TENGARAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk

0 3 141

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI MENGENAL SIFAT-SIFAT ALLAH SWT MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM DESA KENTENGSARI KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Dia

0 0 96

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ADAB BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI JEKETRO TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 103

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA MELALUI METODE THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS VIII MTs SUDIRMAN GETASAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 11 142

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI THAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI MASALAH SOSIAL DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS IV MI AL BIDAYAH CANDI, KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF BAKALAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 4 134