JIWA JIWA DI NERAKA DAN SORGA

Rasul Kaki Berdarah dari India

NO:43/GNI/A/Pel.Umum/III/2015

Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC

Gereja Nasrani Indonesia (GNI)

Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN Penglihatan-penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh BAB II. PRAKATA Visi-visi (Penglihatan) Mar Sadhu Sundar Singh BAB III. Visi Penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh Prakata Sundar Singh BAB IV. VISI PENGLIHATAN +MAR SADHU SUNDAR SINGH Kehidupan Kematian Manusia Tidak Pernah Bisa Dihancurkan Apa Yang Terjadi Saat Kematian? Alam Roh-roh Anak-anak Terang Anak-anak Kegelapan Kematian Anak Kecil Kematian Seorang Filsuf

Pertolongan Tak terlihat Pertobatan Perwujudan Mshikha Pekerja dan Peragu Hakim Orang - orang Berdosa Orang Baik dan Pencuri Dosa-dosa Tersembunyi Kesempatan Disia-siakan Orang Jahat Diijinkan Masuk Sorga Roh Pembunuh Jiwa Perampok Keadaan Orang Benar dan Akhir Kemuliaan Mereka Kematian Pria Saleh Menghibur Saudara-saudari yang Dikasihi Rumah - rumah Besar di Sorga Rohaniawan Sombong dan Hamba Rendah Hati Kehidupan Sorgawi Tujuan dan Maksud Penciptaan Nama nama di Sorga Memandang Alaha Pohon Ara Tak Berbuah Apakah Manusia Mahluk Bebas? Manifestasi Kasih Alaha Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Penglihatan-penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh

Buku kecil ini sungguh merupakan permata yang sangat bernilai. Pesannya sangat konsisten dengan Kitab Henokh dan Kitab Suci Perjanjian Baru dan Pengajaran Nasrani. Pengalaman visi- penglihatan melalui Orang Suci terkasih ini mengingatkan kita kepada perumpamaan Mshikha tentang Lazarus dan Orang Kaya yang dicatat dalam Kitab Injil Mar Luqa.

Ada suatu kali seorang kaya yang berpakaian jubah linen indah dan mahal harganya, dan melewati masa-masa hidupnya dalam kemewahan. Dan ada seorang pria miskin yang bernama Lazarus; dan dia berbaring di depan pintu gerbang orang kaya itu, badannya dipenuhi dengan borok. Dan dia mengisi perutnya dengan sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja makan orang kaya itu: dan anjing-anjing datang dan menjilati borok orang itu. Dan begitulah waktu pun berlalu, orang miskin itupun mati; dan malaikat-malaikat memboyong dia ke Pangkuan

Abraham. Orang kaya itu pun mati, dan dikuburkan. Dia berada dalam Neraka 1 (Gehenna) sedang tersiksa, dia mengarahkan matanya untuk melihat di kejauhan sana, dan dia melihat Abraham dan Lazarus dalam pangkuannya. Lalu dia berseru memanggil dengan suara yang keras, dan berkata: Abraham, bapaku, kasihanilah aku; dan utuslah Lazarus, agar dia mencelupkan jarinya ke dalam air dan meneteskannya dan membasahi lidahku; sebab, lihatlah,

aku tersiksa dalam api ini. 2 Dan Abraham berkata kepadanya: Anakku, ingatlah, bahwa kamu sudah menerima segala hal yang baik semasa hidupmu, dan sebaliknya Lazarus mengalami hal yang buruk; sekarang, lihatlah dia ada di sini untuk beristirahat dan kamu mendapatkan upah penderitaan. Dengan semua hal ini, ada terdapat jurang besar yang ternganga antara kami dan

1 Gehenna adalah Neraka paling dalam tempat roh-roh jahat dan jiwa-jiwa yang sudah berkarakter sama dengan roh

roh jahat, dijebloskan dalam jurang maut tak berdasar yang tidak bisa keluar dari keadaan ini ke alam lainnya, baik itu reinkarnasi ke bumi ataupun ke Sheol (alam maut transit jiwa- jiwa) dan alam jagat roh di Firdaus bagi jiwa-jiwa yang akan menyempurnakan dirinya semakin maju ke atas melewati alam-alam lapisan shamayim hingga menjadi seperti seperti malaikat-malaikat (Lukas 20:36) hingga mereka bercahaya seperti matahari (Mattai 13:43) dan menjadi roh-roh yang melayani (Ibrani 1:14).

2 Di Neraka tidak ada api seperti api di bumi ini. Api hanya bisa menyala jika ada material yang dibakar. Lalu jiwa-jiwa (roh-roh) itu dibakar dengan api? Bagaimana cara membakar roh dengan api? Ini hanya

bahasa simbolis dan begitu juga rasa sakit seperti ada ulat belatung dalam tulang yang menggerogoti. Ini adalah bahasa alegoris alkitabiah. Apa api yang dimaksud? Contoh sederhana, jika orang kaya itu dahulu rakus terhadap makanan, maka saat di Neraka keinginan makanan itu semakin meningkat untuk dipuaskan tetapi ia tak punya tubuh jasmaniah seperti mulut dan makanan. Namun, makanan dan segala kelezatannya semakin mendera jiwanya terus menerus sampai terobsesi semakin mendalam dari detik ke detik ingin dipuaskan dan sayang tidak ada jalur pemuasaannya. Ini merupakan siksaan bagi dirinya yang sangat menyakitkan, itu baru satu keinginan belum lagi yang lain..! inilah semacam api yang membakar kesadaran jiwanya dalam Neraka. Neraka bukan seperti gambaran buku komik murahan bagi anak-anak kecil.

kamu; 3 agar supaya mereka yang akan menyeberang dari sini kepadamu, tidak bisa datang; tidak juga mereka bisa menyeberang dari sana ke tempat kami. Dia berkata kepadanya: Kalau begitu aku memohon kepadamu, ya bapa Abraham, sudilah kiranya engkau mengutus Lazarus

ke rumah ayahku; sebab aku punya lima saudara laki-laki; 4 agar dia pergi dan memperingatkan 3 Roh roh jahat dan jiwa-jiwa dalam Gehenna (Neraka Terdalam) tidak bisa menyeberang ke bumi, atau

kelapisan tingkap-tingkap langit lainnya (jagat-jagat alam roh lainnya, seperti jagat lapisan malaikat- malaikat), mereka tak bisa keluar dari tempat itu kecuali kelak diakhir zaman saat pralaya total alam ciptaan lama dibinasakan dan ditransformasi kedalam Dunia Baru (Yerusalem Baru) dan yang paling terakhir Gehenna yang terakhir ditransformasi. Namun, roh-roh yang ada dalam lapisan Sheol (alam transit jiwa-jiwa) ada tiga tujuan perjalanan jiwa: ke Gehenna, Firdaus, dan Bumi. Jika jiwa-jiwa karakternya sama seperti roh-roh jahat, ia akan langsung menuju Gehenna, tetapi jiwa-jiwa yang masih bisa menyempurnakan dirinya akan mengalami siklus reinkarnasi (Ibrani: Gilgul Neshamoth) ke bumi tempat habitat manusia belajar dengan adanya Pohon pengetahuan yang baik dan jahat melalui Hati Nuraninya (Kejadian 2:17; Roma 2:15-16, Galatia 5:7-8). Bumi adalah tempat sekolah kehidupan bagi manusia, ia akan terus mengalami siklus menjelma kembali sampai mencapai tataran yang dikehendaki Alaha dan semua jiwa-jiwa akan sampai kepada siklus mengakui Maryah Y shua Mshikha bar Alaha sebagai Maran dan Alaha (Filipi 2:11; Yokhanan 20:28) sebab Maryah Yeshua adalah Jalan Kebenaran dan Hidup (Yokhanan 14:6) sebagai anugerah bagi jiwa-jiwa yang sudah dipersiapkan Alaha dalam rencana kekal-Nya, agar tidak satupun manusia binasa, sebab Alaha itu KASIH adanya (1 Yokhanan 4:16; Yehezkiel33:10-11, Didaskalia 6:3). Pada hakikatnya semua manusia harus melalui satu pintu keselamatan dalam Yeshua, itulah yang Alaha sudah tetapkan sejak semula (Efesus 1:4). Alaha tidak akan menghancurkan segala hasil karya ciptanya baik yang ada di bumi dan di lapisan-lapisan langit. Jika Dia menghancurnkan hasil karya cipta-Nya maka Dia bukan Alaha Maha Sempurna dan sekaligus bukan Alaha Maha Kuasa dan Maha Tahu. Tidak ada pelenyapan (nihilisasi) tapi yang ada adalah TRANSFORMASI dalam wujud tetapi hakikat tetap sama. Tujuan Gilgul Neshamot ke bumi dalam rangka proses penyempurnaan sehingga reinkarnasi itu diperlukan untuk menjalani Tabur Tuai (Karma) hingga jiwa itu bersimpuh di kaki Yeshua: Mari w Alahi! (Tuhanku dan Alahaku!). Keselamatan hanya satu-satunya melalui Yeshua dan ini tak bisa dicapai dengan adanya aneka macam agama-gama di bumi. Setiap jiwa yang mengalami reinkarnasi ke bumi akan diarahkan untuk percaya kepada Yeshua seperti bunga matahari yang selalu menghadap matahari. Jadi orang Kristen Nasrani yang percaya Yeshua bukan terjadi secara kebetulan tetapi ada proses hidupnya masa lalu sebelum dia. Begitulah semua jiwa-jiwa akan menjalani jalan akhir dalam Yeshua. Setelah kelak sesuai waktunya di mana ciptaan fana ini usang oleh pemakaian maka akan ditransformasi total yang disebut Kiamat. Kesempurnaan itu hanya bisa dicapai dengan Iman dan Perbuatan; Iman kepada Yeshua dan menjalankan Perintah-perintah-Nya (mitzvoth; Yokhanan 14:15; dan Torah Mshikha, Galatia 6:2). Mar Ya aqub katakan Iman dan Perbuatan (Yak.2:23). Keselamatan bukan Takdir pasif, tetapi keselamatan ditakdirkan dalam Yeshua secara aktif seperti dalam pernyataan Yeshua: Jika engkau mengasihi-Ku pastilah engkau melakukan Perintah-perintah-Ku. Dalam rangka inilah terjadi siklus reinkarnasi itu. Tidak ada keselamatan seperti membeli tiket pesawat terbang! Tidak ada keselamatan pasif sudah dipilih dan tak dipilih seperti ajaran Kalvinisme.

4 Jiwa-jiwa yang sudah mati yang ada dalam Gehenna, Sheol, dan Firdaus serta pada lapisan-lapisan alam langit lainnya masih punya kesadaran jiwa , tidak pernah lupa apa yang ada di bumi. Jasad tubuh

orang mati tidak merasakan apapun, tetapi kesadaran jiwanya tetap hidup selama-lamanya dan daya ingatnya ribuan kali lipat daya ingatnya setelah jia dibebaskan dari cangkang tubuh jasmaniah. Tetapi jika jiwa jiwa mengalami reinkarnasi di bumi ia masih ingat siapa dirinya sebelumnya saat masih

akal rasional lahiriahnya masih murni dan belum ditimpa dengan pengalaman hidup. Biasanya anak- anak usia 1-5 tahun, saat usia semakin bertambah kenangan-kenangan siapa jati dirinya sebelumnya tertekan kedalam bawah alam tak sadarnya. Saat manusia dalam cangkang tubuh jasmaniah segla kemampuan kecerdasan spiritualnya sangat terbatas tetapi setelah cangkang tubuh dilepas kita akan akal rasional lahiriahnya masih murni dan belum ditimpa dengan pengalaman hidup. Biasanya anak- anak usia 1-5 tahun, saat usia semakin bertambah kenangan-kenangan siapa jati dirinya sebelumnya tertekan kedalam bawah alam tak sadarnya. Saat manusia dalam cangkang tubuh jasmaniah segla kemampuan kecerdasan spiritualnya sangat terbatas tetapi setelah cangkang tubuh dilepas kita akan

kematian, 5 mereka akan bertobat. Abraham berkata kepadanya; jika mereka tidak mau mendengarkan Musa dan Nabi-nabi, mereka tidak akan percaya, meskipun ada orang bangkit dari mati. 6 (Mar Luqa 16:19-31, Peshitta)

Dalam Kitab Henokh, Henokh dikawal oleh para malaikat melalui tingkat-tingkat Sorga yang berbeda seperti yang telah diajarkan kepada dia tentang rahasia-rahasia alam roh. Kita diberitahukan melalui tulisan-tulisan kuno bagaimana jiwa-jiwa mengalami siksaan yang mengerikan dari waktu ke waktu selama masa jiwa mereka berada dalam Gehenna dan kadang- kadang ada saat situasi waktu istirahat sejenak namun penyiksaan itu akan terus dilanjutkan lagi. Naskah menarik lainnya yang paralel dengan hal ini terdapat dalam naskah Gulungan Laut Mati (dari Gua Qumran) sebab banyak sekali naskah itu menjelaskan tentang Anak-anak Terang (B nai Or) dan Anak-anak Kegelapan. Di bawah ini juga ada istilah yang sama persis yang dijabarkan dalam buku Sadhu Sundar Singh.

Uskup Mar Nicholas menyatakan, "Harus diketahui bahwa Sadhu Sundar Singh bukan umat Nasrani semasa hidupnya di bumi ini. Setelah pertobatannya, dia masuk ke Seminari Anglikan, tetapi berbalik menyangkal dalam tulisan-tulisannya, dia tak setuju dengan cara pendekatan dan pengajaran mereka terhadap Mshikha. Sundar Singh punya hubungan dengan kaum Nasrani sebelum beliau wafat. Surat Wasiat Terakhir Terbesar Sundar Singh adalah bahwa ada orang-orang mereka yang bernama baik dalam Jemaat kita yang telah diberikan bimbingan dari Dia yang Maha Tinggi bahwa Sundar Singh adalah layak mendapatkan penghargaan tinggi itu. Bimbingan ini menjelaskan kepada kita bahwa Sundar Singh memahami apa yang dimaksud berjalan setiap hari bersama Mshikha. Sundar Singh sungguh adalah Orang Kudus di mata kaum Nasrani dan saya merekomendasi setiap orang membaca perkataan-perkataannya dan merefleksikan semua itu. Mshikha telah memilih dan mempercayakan Kebenaran-kebenaran untuk diungkapkan kepadanya dan biarlah mereka yang ada dalam Jemaat kita mengetahui hal ini. Khususnya, volume - volume perkataan ini. " 7

berpengetahuan luas sekali (1 Korintus 13:12). Perihal yang sangat menyedihkan dalam Kekeristenan Reformasi Protestantisme radikal dengan mengajarkan tidak ada hubungan orang mati dan yang hidup adalah pengajaran yang tidak alkitabiah dan bertentangan dengan ajaran rasuli dan Yeshua sendiri. Orang hidup di bumi tidak perduli dengan orang yang telah wafat, sebalikny yang wafat masih ingat sanak saudaranya!

5 Yeshua mati di Kayu Salib demi dosa-dosa manusia, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga dan pewartaan KABAR BAIK (Aramaik: Beshora) ini tidak menjadikan semua orang Yahudi percaya kepada-

Nya, demikian juga Bangsa-bangsa di muka bumi ini. Banyak orang yang menolak-Nya. Sekalipun Dia bangkit dari kematian tapi tidak menjadikan seluruh umat manusia bertobat! Sebaliknya banyak dari mereka menghina dan menolak-Nya. Namun, seberapa jiwa-jiwa yang sudah siap dan matang dalam proses Gilgul Neshama menerima Kebenaran ini menjadi percaya, dan bahkan sekalipun harus mempertaruhkan nyawa mereka, mereka tak bergeming dengan keyakinan pada-Nya.

6 Beshora Mar Yokhanan 11:25 7 Keagamaan yang legalistik yang hanya menekankan sisi Exoteric (tampilan luar) akan menolak visi-

penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh, tetapi keagamaan yang mendasarkan pada Tiga Pilar Iman:

Buku aslinya berbahasa Urdhu dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (sekarang, dalam bahasa Indonesia). Edisi ini ada perubahan adaptasi kecil terhadap ungkapan-ungkapan dan frasa-frasa kata yang umum digunakan diantara kaum Nasrani Contoh, kata Devata (dalam bahasa Urdhu - Sanskirt), diganti dengan Alaha (Aramaik)].

BAB II PRAKATA Visi-visi (Penglihatan) Mar Sadhu Sundar Singh

Hidup Sadhu Sundar Singh sangat luar biasa yang hidup dalam roh dari Mshikha. Dia dilahirkan ditengah-tengah agama dan budaya India yang sangat kental dalam keluarga Sikh. Selama awal hidupnya, ibu Sundar membawa dia dari minggu demi minggu untuk duduk di dekat kaki seorang Sadhu, orang suci petapa yang tinggal jauh di dalam hutan lebat.

Tetapi setelah ibu yang dikasihinya itu wafat saat dia berusia 14 tahun, Sundar si Anak Muda itupun bertumbuh pesat secara jasmaniah, namun, kehilangan pegangan dan agresif. Kebenciannya terhadap misionari-misionari lokal dan Orang-orang Kristen berpuncak pada saat peristiwa pembakaran Alkitab oleh masyarakat yang mana dia turut merobek-robek Alkitab itu halaman demi halaman dan melemparkannya ke dalam nyala api.

Namun, lama sebelum kejadian itu Sundar berniat ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Sundar sudah masuk pada titik puncak putus asa: Dia memutuskan untuk menjatuhkan dirinya di bawah kereta api Ludhiana Express jika Alaha tidak menyingkapkan kepadanya jalan kebenaran yang damai, pastilah dia sudah tewas.

Pada jam tiga pagi dia bangun dari tempat tidurnya dan pergi keluar ke halaman rumah untuk upacara ibadat mandi cahaya bulan yang biasanya dilakukan oleh kaum Hindu dan Sikh saleh

Tradisi Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Tradisi Wahyu Suci. Khususnya Pilar Ketiga: Tradisi Wahyu, yakni Suara Kenabian yang disebut prinsip Exoteric (mistikisme) akan langsung menerima visi penglihatan ini. Ini adalah pengalaman-pengalaman mistis yang dialami para nabi Yahudi, para Rasul, dan Para Mistikus orang-orang suci Perjanjian Baru dalam Jemaat Mshikha sepanjang abad. Sebab Yeshua datang tidak menghapuskan Torah dan Nabi-nabi (Mattai 5:17; Kisah 21:10; Efesus 4:11). Sejak abad ke-4 M., fungsi kenabian telah dihapuskan oleh Gereja-gereja Kristen Rasuli (Greco-Roma) dengan menggantikannya kepada suara suara tafsir individual lewat bapa-bapa Gereja dan Konsili- konsili Ekumenis gerejawi. Pada hal Alkitab itu diilhamkan oleh Ruakh ha-Kodesh tidak boleh ditafsirkan oleh manusia sama sekali sebab ide-ide itu datangnya dari Roh Kudus maka harus Roh Kudus sendiri yang memberikan makna dan arti suatu naskah dalam kitab suci bukan manusia (2 Petrus 1:20-21). Jika saya menulis dan memberikan inspirasi kepada si pak Budi, dan jika orang lain membaca korespondensi saya itu, maka orang harus bertanya kepada saya sebagai sumber ide dalam tulisan itu bukan menafsirkannya! Inilah fakta terjadi manusia melakukan intervensi kepada Suara Ilahi seperti halnya Rabbi-rabbi Farisi yang ditegus oleh Maran Yeshua karena mereka hanya mengikuti ajaran ajaran manusia (Mattai 15:7-9). Tetap Gereja Nasrani Yahudi sejak awal sadar sehingga jemaat ini memiliki Pilar Wahyu dalam prinsip imannya. Jika dalam kitab suci ada masalah dicari jawabannya dalam Tradisi Suci, jika keduanya juga tidak ada informasi jelas maka ditunggu jawaban dari Pilar Wahyu.

sebelum ibadat penyembahan. Kemudian dia kembali ke kamarnya dan berlutut, menundukkan kepalanya ke arah tanah dan memohon dengan sangat agar sang Devata (Alaha) menyatakan diri-Nya sendiri. Namun, tidak ada apapun yang terjadi.

Dia tidak tahu apa yang diharapkan: suara, visi, atau kerasukan? Masih saja tidak ada yang terjadi. Jam itu saatnya kereta api express akan melintas.

Dia mengangkat kepala dan membuka mata dan agak terkejut melihat ada berkas cahaya di kamar. Itu terlalu cepat menjelang fajar, pikirnya. Dia membuka pintu dan memandangi sekitar halaman rumah. Gelap, lalu berbalik kembali ke kamar, dia melihat terang di ruangan kamar itu semakin terang bercahaya menyebar. Dalam keheranannya itu, dia tidak ada melihat sosok wajah dari dewa-dewi tradisionalnya, tetapi justru Yeshua Mshikha!

Yeshua Mshikha ada di sana di ruangan kamar itu, bercahaya, beradiasi dengan sukacita yang tak terkatakan, damai, kasih, menatap dia dengan penuh kasih sayang dan bertanya, "Mengapa kamu menganiaya Aku? Aku telah mati untukmu."

Sejak dari sinilah kehidupan Sundar Singh melakukan napak tilas perjalanan bersama Mshikha di sisinya. Tidak ingin menyangkali Marannya, peristiwa itu terjadi tidak lama sebelum keluarga mengusir dia. Sundar memakai jubah kuning sebagai seorang sadhu dan mulai hidup menyebarkan pesan sederhana tentang kasih dan damai serta kelahiran kembali melalui Yeshua. Dia tidak membawa uang sama sekali atau harta milik lainnya, hanya Kitab Suci Perjanjian Baru [Ibrani: Brith Chadasha].

Dia menyusuri seluruh India dan Tibet dan juga negeri-negeri yang lain dengan pesan bahwa tafsir modern tentang Yeshua adalah isapan jempol belaka. Dia mengunjungi negara Barat dua kali, melakukan perjalanan ke Inggris, Amerika Serikat dan Australia pada tahun 1920 dan kemudian ke Eropa kembali tahun 1922.

Dengan sejumlah besar napak tilas rohaniah dan kiat menghadapi dunia masa kini dengan nilai khusus melihat kehidupan dan menelusuri masuk kedalam relung batiniah (insights) orang yang sungguh memeluk hidup sederhana yang bersahaja (simplicity), kasih dan kebebasan yang dipersembahkan melalui devosi kepada Mshikha.

"Hamba adalah orang yang tak layak mengikuti tapak jejak langkah-langkah kaki Tuhanku," dia menandaskan, "tetapi seperti Dia, aku tak menginginkan punya rumah, tak berkeinginan memiliki tumpukan harta duniawi. Seperti Dia aku akan menjadi milik jalanan, berbagi rasa dengan kaumku yang menderita, makan bersama mereka yang memberi aku tumpangan dan menceritakan kepada semua orang tentang kasih Alaha."

BAB III Visi Penglihatan Mar Sadhu Sundar Singh Prakata Sundar Singh

Berikut ini saduran dari kata pendahuluan terbitan asli tahun 1926:

Dalam buku ini, aku telah mencoba menulis tentang beberapa visi-visi yang Alaha telah berikan kepadaku. Telah aku pertimbangkan kecenderunganku sendiri untuk tidak akan mempublikasikan kisah penglihatan-penglihatan ini selama masa hidupku; namun rekan- rekanku, telah mendesak aku agar bersedia memikirkan ulang keputusanku, sebab ini semua bisa menjadi pertolongan spiritual terhadap orang lain, sehingga janganlah publikasi pengajaran ini ditunda. Dengan rasa hormat kepada rekan-rekanku ini, akhirnya sekarang buku ini diterbitkan bagi publik.

Di Kotgarh, 14 tahun yang lalu, saat aku sedang berdoa, mataku terbuka melihat Penglihatan Sorgawi. Sungguh amat jelas saya melihat semuanya sehingga aku berpikir aku pastilah sudah mati dan jiwaku sedang melayang masuk kedalam kemuliaan sorga; tetapi sepanjang masa tahun-tahun pada waktu tertentu visi-visi terus berlangsung memperkaya kehidupanku. Aku tidak bisa menghadirkannya dengan keinginanku sendiri, tetapi, biasanya saat aku sedang berdoa atau bermeditasi, terkadang sesering mungkin atau 10 X dalam satu bulan, mata rohaniahku terbuka melihat kedalam tingkat-tingkat langit (Ibrani:shamayim), dan, selama satu atau dua jam, aku berjalan dalam kemuliaan kehadiran sorgawi bersama Yeshua Mshikha dan berbicara bersama dengan para malaikat dan roh-roh sorgawi. Jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaanku telah dikumpulkan sebagai bahan pelajaran melimpah dalam buku- bukuku yang telah diterbitkan, dan ekstasi yang tak terungkapkan dengan kata-kata terhadap persekutuan spiritual membuat saya rindu saat indah itu ketika aku masuk ke dalam tempat kebahagiaan yang permanen dan persekutuan orang-orang yang telah ditebus.

Sejumlah orang menganggap visi-penglihatan ini hanyalah sekedar bentuk kebatinan (spiritualisme), namun aku harus tegaskan ada satu pokok yang sangat berbeda. Kebatinan merupakan terkaan saja yang memproduksi pesan-pesan dan tanda-tanda dari roh-roh kegelapan, biasanya roh-roh ini memberikan pesan dan lainnya tidak utuh atau putus-putus dan tak bisa dipahami dengan jelas, sebenarnya sangat menipu, roh-roh itu berusaha mengalihkan para pengikutnya menjauh dari kebenaran. Sebaliknya, dalam visi-visi ini, aku melihat sangat jelas dan terang semuanya dengan rinci akan kemuliaan dunia rohaniah dan aku telah diangkat kepada pengalaman persekutuan yang sangat nyata dengan Para Orang Kudus (Ibrani: ha-qadoshim), di tengah-tengah keindahan dan sinar dunia yang tak bisa dibayangkan seperti apa wujudnya itu, namun sekarang bisa dilihat dengan kasat mata manusia. Semua ini berasal dari para malaikat ini dan juga aku menerima dari Orang-orang Kudus, tidak samar- samar seperti kebiasaan roh-roh penyesat, tidak terpecah-pecah bagaikan sinyal suara yang putus-putus dan bukan pesan-pesan yang sukar dipahami dari yang tak terlihat, TETAPI semuanya JELAS dan penjelasan-penjelasan yang rasional terhadap banyak masalah yang telah menyulitkanku.

Persekutuan Orang-orang Kudus ini adalah suatu fakta yang sangat riil dalam pengalaman jema ah Nasrani Katolik Ortodoks yang mana pengalaman itu memberikan suatu tempat diantara artikel-artikel iman yang diperlukan, sebagaimana dinyatakan dalam Shahadat Rasuli. Suatu kali, dalam suatu visi, aku menanyai Orang-orang Kudus untuk suatu bukti dari Kitab Suci tentang persekutuan Orang-orang kudus ini dan diceritakan kepadaku bahwa teks yang berkenaan dengan pertanyaanku itu terdapat pada Zakaria 3:7- 8, di mana dikatakan mereka yang ada berdiri di sebelah bukanlah para malaikat, tetapi Orang-orang Kudus dalam kemuliaan; dan janji Alaha, pada masa kondisi Yoshua menggenapi titah-Nya, yakni dia akan diberikan tempat akses berjalan diantara mereka (orang-orang kudus) yang berdiri di Persekutuan Orang-orang Kudus ini adalah suatu fakta yang sangat riil dalam pengalaman jema ah Nasrani Katolik Ortodoks yang mana pengalaman itu memberikan suatu tempat diantara artikel-artikel iman yang diperlukan, sebagaimana dinyatakan dalam Shahadat Rasuli. Suatu kali, dalam suatu visi, aku menanyai Orang-orang Kudus untuk suatu bukti dari Kitab Suci tentang persekutuan Orang-orang kudus ini dan diceritakan kepadaku bahwa teks yang berkenaan dengan pertanyaanku itu terdapat pada Zakaria 3:7- 8, di mana dikatakan mereka yang ada berdiri di sebelah bukanlah para malaikat, tetapi Orang-orang Kudus dalam kemuliaan; dan janji Alaha, pada masa kondisi Yoshua menggenapi titah-Nya, yakni dia akan diberikan tempat akses berjalan diantara mereka (orang-orang kudus) yang berdiri di

Ada disebutkan berulang-ulang tentang Roh-roh, Orang-orang Kudus dan Para Malaikat dalam buku ini. Perbedeaan antara roh-roh jahat dan yang saya jelaskan diantara mereka dengan rinci sekali dalam buku saya, jiwa-jiwa yang setelah kematian fisik eksis berada dalam suatu tempat yang disebut suatu Tempat Persinggahan Sementara (a state intermediate = Sheol) antara Sorga dan Gehenna. Orang-orang Kudus adalah mereka yang telah melewati melalui bagian tempat ini masuk ke dalam lapisan-lapisan langit

dunia rohaniah dan punya ibadah khusus yang dipersembahkan oleh mereka. Para malaikat adalah mahluk-mahluk mulia yang pada mereka ini semua jenis pelayanan ibadah mulia mempersembahkan dan diantara mereka ini ada termasuk banyak orang-orang kudus dari alam - alam lain, dan juga dari dunia kita ini yang tinggal bersama sebagai satu keluarga. Mereka saling melayani satu sama lain dalam kasih, dan dalam kemuliaan Alaha yang gilang - gemilang, kebahagiaan abadi. Alam Roh-roh berarti Persinggahan Sementara (intermediary state) ke dalam tempat di mana roh-roh masuk setelah jiwa lepas dari cangkang ragawinya. Melalui Alam Rohaniah dimaksudkan semua keberadaan mahluk-mahluk rohaniah itu akan mengalami perkembangan maju melalui tahapan-tahapan yang ada diantara kegelapan lubang dalam yang tiada berdasar dan dalam terang tahta dari sang Maran.

SUNDAR SINGH Subathu, Juli 1926

BAB IV VISI PENGLIHATAN MAR SADHU SUNDAR SINGH

Kehidupan

Hanya ada satu sumber Kehidupan Dia sang Hidup yang Maha Kuasa dan Tak Terbatas, yang empunya kuasa kreatif memberi hidup bagi semua keberadaan yang hidup. Semua mahluk hidup dalam Dia dan dalam Dia mereka akan tinggal tetap selama-lamanya. Sekali lagi sang Kehidupan ini menciptakan kehidupan lainnya yang tidak terhitung banyaknya, berbeda dalam jenisnya dan dalam tahapan-tahapan mereka berkembang dan manusia adalah salah satu dari ini semua, diciptakan dalam citra Alaha sendiri agar supaya manusia itu berbahagia selama- lamanya dalam Kehadiran kudus-Nya.

Kematian

Hidup ini bisa berubah tetapi hidup itu tak bisa dihancurkan dan perubahan itu dari satu bentuk keberadaan menjadi eksistensi lain disebut Kematian; ini tidak pernah dimaksudkan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya, atau bahkan kematian itu tambahan bagi kehidupan, atau hidup itu meninggalkan tubuh. Kematian (lepasnya nafas hidup dalam tubuh) itu hanyalah transfer kehidupan dari satu bentuk eksistensi berubah kepada bentuk eksistensi lainnya. Suatu benda bisa menghilang dari penglihatan kita namun bukan berarti benda itu berhenti eksis.

Benda itu muncul kembali, tetapi dalam bentuk dan keberadaan lain. [Contoh, rumah terbakar menjadi abu, bentuk rumah hilang menjadi bentuk berbeda, yakni bentuk debu. Hakikat benda itu tak hilang hanya terjadi proses perubahan ke bentuk lainnya. ]

Manusia Tidak Pernah Bisa Dihancurkan

Tidak ada dalam seluruh alam semesta ini pernah dihancurkan, tidak juga bisa dihancurkan, sebab sang Pencipta tidak pernah menciptakan sesuatu untuk dihancurkan (destruction). Jika Dia ingin menghancurkan apa yang diciptakan-Nya itu, Dia tidak akan pernah menciptakannya. Dan apa bila tidak ada dalam alam ciptaan ini bisa dihancurkan, lalu bagaimana bisa manusia bisa dihancurkan, karena manusia itu justru mahkota ciptaan dan citra (gambar) dari sang Pencipta manusia itu sendiri? Bisakah Alaha sendiri menghancurkan gambar/citra-Nya sendiri, atau bisakah mahluk ciptaan lain melakukan hal itu? Tidak pernah! Jika manusia tidak dihancurkan pada saat kematian maka segera akan muncul pertanyaan, ke mana manusia akan eksis setelah kematian, dan dalam keadaan yang bagaimana?

Saya akan mencoba memberikan penjelasan ringkas dari pengalaman - pengalaman visi penglihatanku sendiri meskipun hal itu tidak mungkin bagi saya untuk menggambarkan segala sesuatu yang saya pernah lihat dalam visi-visi dunia spiritual, sebab bahasa dan ilustrasi dari dunia fana ini tidak cukup memungkinkan untuk mengekspresikan realitas-realitas alam spiritual ini; dan berusaha keras mengurangi bahasa biasa tentang kemuliaan hal-hal yang saya lihat yang bisa berakibat kesalah-pahaman. Oleh karena itu, saya harus menghilangkan semua yang berkaitan dengan kejadian-kejadian rohaniah yang sangat sulit diungkapkan dengan kata- kata, karena hal ini hanya bisa dijelaskan dengan bahasa spiritual (kerohanian), dan hanya mengutip sedikit saja yang sederhana dan insiden-insiden yang bersifat instruktif yang terbukti bermanfaat bagi semua orang. Dan karena atau lainnya setiap orang akan harus masuk ke dalam dunia spiritual yang tak terlihat kasat mata, ini sangat bermanfaat, apa bila kita, memperluas cakrawala pengetahuan dan menjadi akrab dengan hal itu.

Apa yang Terjadi Saat Kematian?

Suatu hari saat saya sedang berdoa sendirian, tiba-tiba saya menemukan diriku sendiri dikelilingi oleh kumpulan meriah mahluk-mahluk roh, atau saya bisa katakan segera saat mataku spiritualitasku terbuka saya menemukan diriku sendiri tertunduk di hadirat dari kumpulan meriah para malaikat dan Orang-orang Kudus. Pertama kali, saya merasa agak rendah diri, ketika saya melihat keadaan cahaya kemilau dan kemuliaan mereka dan membandingkan diri mereka dengan diriku sendiri yang hina dan rendah ini. Namun, segera aku disadarkan menjadi tenang oleh rasa simpati nyata dan kasih persahabatan yang begitu erat. Saya sungguh merasakan pengalaman damai sejahtera (shalom) dari Kehadiran Alaha dalam hidupku, tetapi persekutuan Orang-orang Kudus ini menambahkan suatu hal baru dan sukacita yang menakjubkan bagiku. Saat kami berbincang bersama, saya menerima dari mereka jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanku sehubungan dengan berbagai macam kesukaran yang kualami yang sangat membingungkanku. Pertanyaan yang paling pertama aku ajukan adalah mengenai apa yang terjadi waktu kematian orang yang menemui ajalnya dan tentang keadaan jiwa setelah nyawa (jiwa) kehidupan lepas dari tubuh. Saya berkata, "Kami Suatu hari saat saya sedang berdoa sendirian, tiba-tiba saya menemukan diriku sendiri dikelilingi oleh kumpulan meriah mahluk-mahluk roh, atau saya bisa katakan segera saat mataku spiritualitasku terbuka saya menemukan diriku sendiri tertunduk di hadirat dari kumpulan meriah para malaikat dan Orang-orang Kudus. Pertama kali, saya merasa agak rendah diri, ketika saya melihat keadaan cahaya kemilau dan kemuliaan mereka dan membandingkan diri mereka dengan diriku sendiri yang hina dan rendah ini. Namun, segera aku disadarkan menjadi tenang oleh rasa simpati nyata dan kasih persahabatan yang begitu erat. Saya sungguh merasakan pengalaman damai sejahtera (shalom) dari Kehadiran Alaha dalam hidupku, tetapi persekutuan Orang-orang Kudus ini menambahkan suatu hal baru dan sukacita yang menakjubkan bagiku. Saat kami berbincang bersama, saya menerima dari mereka jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanku sehubungan dengan berbagai macam kesukaran yang kualami yang sangat membingungkanku. Pertanyaan yang paling pertama aku ajukan adalah mengenai apa yang terjadi waktu kematian orang yang menemui ajalnya dan tentang keadaan jiwa setelah nyawa (jiwa) kehidupan lepas dari tubuh. Saya berkata, "Kami

Untuk hal ini salah satu dari Orang-orang Kudus itu menjawab! "Kematian adalah seperti tidur. Tidak ada rasa kesakitan saat lepas dari raga, terkecuali dalam beberapa kasus dari beberapa tubuh yang mengidap penyakit dan kondisi-kondisi mental tertentu. Sebagai manusia yang sudah lelah tubuhnya akhirnya tertidur lelap, tidur lelap ini datang pada manusia dengan disebut kematian. Kematian datang tiba-tiba terhadap banyak orang dengan tidak disangka- sangka, ini menyebabkan mereka mengalami kesulitan besar saat menyadari mereka sudah lepas dari bendawi dunia ini, dan masuk kedalam alam roh-roh ini. Kebingungan dengan banyak hal baru yang mereka lihat di sekeliling mereka, mereka berimajinasi dengan berpikir sedang mengunjungi negeri atau kota dunia fisik ini, yang mereka belum lihat sebelumnya. Hal itu hanya terjadi ketika mereka sudah diajari lebih banyak lagi, dan menyadari bahwa tubuh rohaniah mereka berbeda dari tubuh fisik sebelumnya, mereka menjalani apa yang terjadi, yang sebenarnya mereka sedang mengalami transfer dari dunia bendawi masuk ke alam roh-roh."

Orang - orang Kudus yang dihadirkan memberi jawaban lebih lanjut terhadap pertanyaanku, "Biasanya," dia berkata,"pada waktu kematian tubuh melepaskan kekuatan daya perasaannya. Proses kejadian ini tidak terasa sakit, tetapi orang ini diliputi oleh suatu rasa kantuk yang berat. Terkadang dalam beberapa kasus mengalami kelemahan yang begitu luar biasa, atau setelah kejadian itu, roh [nyawa] lepas saat raga masih tak sadar [pingsan]. Kemudian roh-roh mereka yang hidup tanpa berpikir tentang kematian mereka kelak, atau tiada persiapan untuk kematian mereka, masuk kedalam alam rohaniah, dengan demikian sedang ditransfer kedalam alam roh - roh, sungguh sangat bingung, dan dalam keadaan teramat sangat murung akan nasib mereka, maka, periode masa itu mereka harus tetap berada dalam tempat rendah dan dalam taraf lebih gelap di suatu tempat keadaan menunggu (the intermediate state). Roh-roh lingkungan rendah ini seringkali mengganggu orang-orang di dunia. Tetapi hanya satu hal saja yang mereka bisa sakiti atau lukai adalah mereka yang serupa dalam pikiran terhadap diri mereka sendiri yang dengan kehendak bebas mereka sendiri akan membuka hati mereka untuk menghibur diri mereka. Roh-roh jahat ini mempersekutukan diri mereka sendiri dengan roh-roh jahat lainnya yang akan luas menebarkan masalah di dunia yang tidak diinginkan sehingga Alaha memerintahkan malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya di mana-mana untuk memproteksi umat-Nya, dan ciptaan-Nya, agar supaya umat-Nya senantiasa selamat dalam pemeliharaan-Nya."

"Roh-roh jahat itu bisa melukai, hanya mereka yang di dunia yang serupa dalam kodrat [tabiat] mereka sendiri, dan kemudian mereka bisa melakukan hal itu hanya pada suatu batasan tertentu saja. Sungguh, mereka bisa menyusahkan orang saleh dan beriman, tetapi tidak tanpa ijin Alaha. Alaha terkadang mengijinkan si Setan (si Penguji) dan anak buahnya untuk mencobai dan menganiaya umat-Nya, agar mereka bisa muncul lebih tabah dan lebih baik lagi, seperti ketika

Dia mengijinkan si Setan menganiaya Ayub 8 hamba-Nya. Tetapi dari ujian yang semacam itu ada didapatkan kebaikan ketimbang kegagalan atau kehilangan bagi orang percaya."

Orang-orang Kudus itu berdiri disamping untuk menjawab pertanyaanku, Banyak orang yang semasa hidupnya tidak menghasilkan buah yang baik di mata Alaha, ketika saat mati, tampak menjadi tidak sadar; tetapi sesungguhnya yang terjadi ketika itu mereka melihat wajah roh-roh jahat yang sangat menyeramkan dan mengerikan yang datang mendekati mereka, mereka sontak kaget terdiam tiada kata-kata terucap dari mulut dan lumpuh total oleh rasa takut yang luar biasa tak bisa dibayangkan dalam bahasa manusia biasa. Sebaliknya, orang percaya yang mati seringkali sangat berbeda dengan tersebut di atas ini. Dia sangat gembira karena dia melihat malaikat-malaikat dan roh-roh orang kudus datang menghampiri menyambutnya. Juga, kemudian, dia orang yang mengasihinya yang telah meninggal terlebih dahulu, diijinkan menjemput orang yang sedang meregang nyawa lepas dari cangkang ragawinya itu dan membimbing jiwanya masuk ke alam rohaniah. Pada saat masuk ke dalam alam roh-roh dia segera merasakan berada di rumah sendiri tidak hanya karena ada rekan-rekannya yang berada di sekelilingnya, tetapi, ketika semasa masih hidup di dunia fisik dia sudah lama mempersiapkan dirinya sendiri untuk tempat tinggal Rumah Baru ini melalui keyakinannya pada Alaha dan persekutuan dengan-Nya."

Setelah itu Orang Kudus keempat berkata, "Membimbing jiwa-jiwa manusia dari dunia adalah pekerjaan malaikat-malaikat. Biasanya Mshikha menampakkan diri-Nya sendiri dalam alam rohaniah pada setiap orang dalam tingkat-tingkat kemuliaan dalam intensitas menurut keadaan tiap perkembangan spiritual jiwa. Tetapi dalam beberapa kasus, Dia sendiri datang menjemput orang yang meninggal itu, hamba-Nya dan dalam kasih mengeringkan air matanya, dan menuntun dia masuk ke dalam Firdaus. Seperti layaknya anak baru lahir ke dalam dunia memperoleh segala sesuatu yang diinginkan, begitulah si jiwa itu pada saat masuk alam rohaniah mendapatkan semua yang disediakan."

Alam Roh-roh

Satu kali dalam percakapan, Orang-orang Kudus memberi saya informasi ini, "Setelah kematian jiwa setiap manusia akan masuk ke dalam alam roh-roh, dan setiap jiwa menurut tingkat pertumbuhan rohaniahnya, akan tinggal dengan roh-roh yang sama seperti dalam pikiran dan dalam kodratnya sendiri, baik itu dalam kegelapan atau dalam terang kemuliaan. Kita dijamin bahwa tidak ada satupun dalam tubuh fisik masuk ke dalam alam rohaniah, terkecuali Mshikha dan beberapa Orang Kudus, yang tubuh-tubuhnya ditransformasi kedalam tubuh-tubuh kemuliaan, namun kepada beberapa orang dianugerahkan, yakni, sementara masih tinggal di dunia, mereka bisa melihat alam roh-roh dan sorga itu sendiri, seperti dalam Igeret 2 Korintim

8 Ini suatu hal yang ganjil sekali dalam kitab suci, dimana si Iblis datang bersama Anak-anak Alaha (para Malaikat) menghadap Alaha. Jika si Iblis musuh Alaha kenapa tidak langsung ditangkap? Bagaimana

bisa si Iblis bisa berdialog dengan Alaha berbarengan dengan para Malaikat lain? Ini seperti rusa memberikan kepalanya di mulut singa! Ada misteri apa ini? (Ayub 1:6-12); kejanggalan yang sama juga terjadi saat si Iblis menggoda Yeshua sedang berpuasa (Mattai 4:5), dan si Iblis membawa Yeshua ke suatu tempat!

12:2, meskipun mereka sendiri tidak bisa menceritakan apakah mereka itu sedang masuk ke Firdaus dalam tubuh atau dalam roh."

Setelah percakapan ini, Orang-orang Kudus ini menuntun saya berkeliling dan menunjukkan padaku banyak hal dan tempat yang menakjubkan. Aku melihat bahwa dari semua penjuru ribuan demi ribuan jiwa-jiwa terus menerus berdatangan ke dalam alam roh-roh, dan semuanya didampingi oleh malaikat-malaikat. Jiwa-jiwa yang baik (saleh) ada bersama mereka hanya malaikat-malaikat dan roh-roh baik yang membimbing mereka sejak dari tempat mereka menghembuskan nafas kehidupan dunia terakhir di bumi ini. Roh-roh jahat tidak diijinkan datang mendekat kepada mereka, tetapi berdiri jauh dan menonton saja. Saya juga melihat bahwa tidak ada roh-roh baik dengan jiwa-jiwa yang sungguh jahat, tetapi mereka dikelilingi roh- roh jahat, yang datang menjemput mereka dari tempat kematian mereka, sementara itu juga, malaikat-malaikat berdiri di samping dan mencegah roh-roh jahat bertindak semena-mena melampiaskan rasa dengki sifat-sifat jahat mereka pada jiwa yang jahat ini juga. Roh-roh jahat ini hampir segera berusaha secepatnya menyeret jiwa-jiwa ini masuk ke dalam kegelapan, sebab ketika dalam daging, mereka dengan konsisten mengijinkan roh-roh jahat mempengaruhi mereka bagi kejahatan, dan dengan sukarela membiarkan diri mereka sendiri terjerumus untuk melakukan semua jenis perbuatan jahat.

Sebab para malaikat tidak bisa ikut campur dengan kehendak bebas jiwa itu. Juga saya melihat banyak jiwa-jiwa di sana yang terlambat masuk ke dalam alam roh-roh, yang didampingi oleh baik itu roh-roh baik dan roh-roh jahat dan juga oleh malaikat-malaikat. Tetapi lama sebelum itu, perbedaan radikal kehidupan mereka mulai memaksa jiwa itu sendiri, dan mereka memisahkan diri mereka sendiri yang baik dalam karakter bagi yang baik, dan yang jahat kepada yang jahat.

Anak-anak Terang

Ketika jiwa-jiwa manusia tiba dalam alam roh-roh segera jiwa yang baik itu memisah dari jiwa yang jahat. Dalam dunia semua bercampur bersama, tetapi tidaklah demikian di dunia spiritual. Saya seringkali melihat saat roh-roh jiwa yang baik Anak-anak Terang masuk ke dalam alam roh-roh mereka pertama kali semuanya mandi udara yang tak bisa dijelaskan dengan bahasa manusia seperti air kristal samudera yang jernih tembus pandang, dan di sini mereka mendapatkan intens semangat dan kesegaran. Dalam air ajaib ini mereka bergerak maju seolah- olah berada dalam udara terbuka, tidak ada mereka tenggelam di wadah air itu, tidak juga air itu membasahi tubuh mereka, tetapi, secara aneh membersihkan dan menyegarkan dan penuh kemurnian, mereka masuk ke dalam dunia mulia dan cahaya terang, di mana mereka akan tetap dalam Kehadiran Maran mereka yang terkasih, dan dalam persekutuan para malaikat dan orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya.

Anak-anak Kegelapan

Betapa bedanya dari jiwa jiwa ini mereka yang hidupnya jahat. Semua mereka ini berbeda dengan Anak-anak Terang, mereka jiwa-jiwa jahat ini tersiksa oleh Terang Kemuliaan [Alaha] yang menerpa mereka semua, mereka berjuang menyembunyikan diri mereka sendiri dalam Betapa bedanya dari jiwa jiwa ini mereka yang hidupnya jahat. Semua mereka ini berbeda dengan Anak-anak Terang, mereka jiwa-jiwa jahat ini tersiksa oleh Terang Kemuliaan [Alaha] yang menerpa mereka semua, mereka berjuang menyembunyikan diri mereka sendiri dalam

Kematian Anak Kecil

Seorang anak kecil mati akibat penyakit pneumonia [penyakit infeksi pernafasan], dan serombongan malaikat datang menuntun jiwanya ke alam roh-roh. Saya ingin sekali ibunya melihat pemandang menakjubkan yang terjadi di sana, kemudian, sebagai ganti ratapan, dia akan menyanyikan lagu pujian syukur, karena para malaikat menjaga anak kecil itu denga kepedulian dan kasih yang tidak ada ibu pernah bisa menunjukkannya. Saya mendengar satu malaikat berkata kepada malaikat lainnya, Lihatlah betapa sedihnya ibu anak ini dalam perpisahan sementara ini! Dalam beberapa tahun kemudian dia akan gembira lagi bersama dengan anaknya. Kemudian malaikat-malaikat membawa jiwa anak itu ke tempat indah dan dipenuh dengan cahaya gemilang terang bagian dari sorga, yang dikhususkan sebagai bagian untuk anak-anak, di mana para malaikat menjagai mereka dan mengajar mereka dalam semua hikmat sorgawi, hingga bertumbuh kembang bertahap anak-anak kecil ini menjadi seperti malaikat-malaikat.

Setelah lewat beberapa waktu ibu anak kecil inipun wafat dan anaknya yang sekarang menjadi seperti para malaikat datang dengan malaikat-malaikat lainnya menyambut jiwa ibunya. Ketika dia berkata kepada ibunya, Ibu, tidakkah ibunda mengenal aku? Aku adalah putramu Theodore,

hati ibunya dibanjiri dengan sukacita dan saat mereka saling berpelukan air mata sukacita jatuh seperti bunga-bunga. Pertemuan itu sangat menyentuh hati! Kemudian setelah mereka berjalan bergandengan tangan bersama anaknya itu terus memberikan petunjuk dan menjelaskan kepadanya hal-hal yang ada di sekeliling mereka, dan selama waktu yang ditetapkan bagi ibunya tinggal dalam tempat kesementaraan (intermediate state), anaknya tetap bersama dia, dan, pada saat masa periode perlunya instruksi dalam dunia itu sudah lengkap dia membawa ibunya ke tempat keadaan yang lebih tinggi di mana dia sendiri tinggal.

Di sana, pada semua sisi, adalah menakjubkan dan sekelilingnya penuh sukacita, dan jiwa-jiwa manusia yang tak terhitung jumlahnya ada di sana, mereka yang ketika masa hidup di bumi menanggung berbagai macam penderitaan demi Mshikha dan diakhir hidupnya diangkat masuk ke tempat kehormatan yang Mulia ini. Sekelilingnya tak ada bandingannya dan ada gunung- gunung yang indah sekali, musim semi dan taman-taman indah menakjubkan dan dalam taman itu dipenuhi dengan limpah ruah segala jenis buah-buahan manis dan bunga-bunga aneka

warna-warni yang indah. 9 Segala hati bisa merasa nyaman di sana. Kemudian dia berkata 9 Sesungguhnya, Mar Sadhu Sundar Singh tidak mengatakan bahwa alam mulia itu ada gunug, sungai,

buah-buahan seperti yang ada di bumi. Ini hanya bahasa alegori (kiasan) yang bisa digambarkan dalam buah-buahan seperti yang ada di bumi. Ini hanya bahasa alegori (kiasan) yang bisa digambarkan dalam

Kematian Seorang Filsuf

Jiwa seorang filsuf Jerman memasuki alam roh-roh dan melihat dari kejauhan kemuliaan yang tak terkatakan betapa mulianya alam rohaniah ini, dan kebahagiaan yang tiada terukur dari para penghuninya. Ia senang dengan apa yang disaksikannya itu, tetapi akal budinya yang bebal [intelektualisme] menahan langkahnya menuju ke tempat itu, dan menikmati kebahagiaannya. Akal pikirannya tidak mengakui bahwa itu adalah nyata, ia berbantahan dengan dirinya sendiri, "Tidak ada keraguan sama sekali terhadap apa yang saya lihat semua ini, tetapi apa bukti ilmiahnya bahwa tempat itu ada memiliki keberadaan obyektif, dan ini bukan khayalan saja yang muncul dalam pikiranku? Dari awal hingga akhir dari semua pemandangan ini aku akan menerapkan uji logika, filsafat dan ilmu pengetahuan, dan kemudian hanya dengan cara ini aku akan bisa diyakinkan bahwa tempat ini memiliki realitas yang sesungguhnya obyektif pada dirinya sendiri, dan ini bukan khayalan." Kemudian malaikat malaikat menjawab dia, "Ini adalah bukti dari ucapanmu bahwa akal pikiranmu telah membengkokkan seluruh kodratmu, sebab masalah rohaniah, bukanlah masalah fisik [ragawi], mata diperlukan untuk melihat alam rohaniah, maka pengertian rohaniah diperlukan untuk memahami realitasnya, dan bukan latihan-latihan mentalitas dalam dasar-dasar logika dan filsafat. Ilmu pengetahuanmu [Sains] berkaitan dengan fakta-fakta bendawi sudah ditinggalkan dibelakang tengkorak kepala dan otak ragawimu di bumi [di kuburan yang sudah membusuk]. Di sini, hanya hikmat rohaniah [kesadaran jiwa] yang ada yang digunakan yang muncul dari rasa takut dan kasih terhadap Alaha." [ Takut akan Maran adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan rohaniah -- Sefer Mislei 1:7]. Kemudian kata satu malaikat kepada malaikat lainnya, "Alangkah bodohnya orang yang melupakan sabda Maran kita yang amat mulia, 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak mau berubah*, dan menjadi seperti anak-anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.' [Mattai 18:3]. Saya menanyai satu dari malaikat-malaikat itu apa yang akan terjadi terhadap nasib akhir dari orang ini, dan ia menjawab "Jika kehidupan orang ini semasa hidup [di bumi] semuanya buruk, kemudian ia akan segera bergabung dengan roh-roh jahat dari alam kegelapan, tapi dia ini bukan tanpa rasa moral, maka untuk waktu yang lama ia akan mengembara berkeliling-keliling dengan kebutaannya dalam cahaya kegelapan bagian-bagian bawah dari tempat sementara

bahasa manusia, sesungguhnya keadaan ditempat itu tak tergambarkan oleh bahasa manusia. Tetapi gambaran simbolis digunakan contoh-contoh di bumi. Sebab manusia tak bisa paham di bumi ini jika tidak dibuat paralelisasi simbolis.

[alam Neraka], dan terus - menerus menabrakkan kepala filsafatnya, sampai kebodohannya itu kelelahan, dan ia bertobat. Kemudian ia akan siap menerima pengajaran dari malaikat-malaikat yang ditunjuk untuk tujuan pelayanan itu, dan, saat diajar, ia akan mau masuk kedalam kepenuhan terang Alaha di sorga." [Baca, Ibrani 1:14 dan Mattai 12:32].

Dalam satu pemahaman tentang seluruh ruang tak terbatas ini, dipenuhi dengan Kehadiran Alaha, yang adalah Roh, yakni alam rohaniah. Pada pengertain lainnya, dunia juga adalah alam rohaniah, sebab para penghuninya adalah roh-roh yang dijubahi dengan tubuh jasmaniah manusia [bumi]. Tetapi masih ada alam roh-roh lainnya setelah mereka [manusia] melepaskan tubuh jasmaniahnya pada saat kematian. Ini adalah tempat sementara [Firdaus pangkuan Abraham] - suatu bagian diantara kemuliaan dan terang sorga tingkat tertinggi, dan keredupan dan kegelapan dari tingkat-tingkat paling terbawah Neraka [ Gehenna ]. Dalam tempat ini ada taraf-taraf keberadaan yang tidak terbilang banyaknya, dan jiwa dituntun kepada taraf untuk kemajuannya dalam Dunia yang sesuai dengan keadaan jiwa itu sendiri. Ada, malaikat-malaikat yang khusus ditunjuk untuk pelayanan ini, mengajari jiwa itu pada suatu waktu, bisa lama bisa sebentar, sebelum jiwa itu melangkah untuk bergabung bersama dengan kumpulan roh-roh roh-roh baik dalam terang besar, atau sebaliknya dengan roh-roh jahat dalam kegelapan besar itu semua sesuai keserupaan dalam tabiat dan pikiran jiwa itu sendiri.

Pertolongan Tak Terlihat