GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA P

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA PUTRI USIA 11 – 14 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA DI SDN CIBULUH KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2010 RISET KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh : Asep Eka Rucita NIM : 07.054

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Riset Keperawatan yang berjudul :

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA PUTRI USIA 11 – 14 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA DI SDN CIBULUH KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2010

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada sidang akhir Riset Keperawatan

Sumedang, Agustus 2010 Mengetahui dan menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Titin Sutini, M.Kep., Ners. Popi Sopiah, S.Kp Nip : 19770609 200501 2 007

Nip : 19781007 200604 2 011

LEMBAR PENGESAHAN GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA PUTRI USIA 11 – 14 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA DI SDN CIBULUH KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2010

Disusun Oleh : ASEP EKA RUCITA 07.054

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 09 Agustus 2010 Tim Penguji,

1. Titin Sutini, M.Kep., Ners. Penguji 1 ( ) NIP : 19770609 200501 2007

2. Popi Sopiah, S.Kp Penguji 2 ( ) NIP : 19781007 200604 2011

DAFTAR RIWAYAT HIDUP BIODATA

Nama : Asep Eka Rucita Jenis Kelamin

: Laki - laki

Tempat / Tanggal Lahir : Sumedang, 10 Juli 1988 Agama

: Islam

Alamat : Dusun Sanyere, Desa Cibuluh RT 01/04,Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang

PENDIDIKAN

1. SDN Cibuluh : Tahun 1995 – 2001

2. SMPN 2 Ujungjaya : Tahun 2001 – 2004

3. SMAN Conggeang : Tahun 2004 – 2007

4. Akper Pemerintah Kabupaten Sumedang : Masuk Tahun 2007

K upersembahkan

“Sebagai ibadahku pada-Nya, yang selalu membimbing mahluk-Nya agar selalu dij alan-Nya dan sebagai r asa t er ima kasihku yang t ak t er hingga kepada kedua or angt uaku, yang sepanj ang hidupnya t elah mengasuh dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan selalu mengir ingiku dengan do’a & semangat , ser t a adik-adiku t er sayang, dan unt uk seseor ang yang selalu ada dekat ku selalu member ikan dukungan

ser t a mot ivasi kepadaku, selalu member ikan kasih sayang, kesabar an dan penger t ian ser t a selalu menemani lembar an kehidupanku, semoga kado kecil ini dapat member i kebahagiaan dan kebanggaan dihat i or ang-or ang yang sangat kucint ai dan kusayangi dalam hidupku”.

ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA PUTRI USIA 11 – 14 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA DI SDN CIBULUH KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2010

Oleh : ASEP EKA RUCITA

Kecemasan adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu psikologis dan akan berdampak pula terhadap perubahan fisiologis, salah satu faktor yang yang dapat menyebabkan kecemasan terhadap remaja putri khususnya yang akan menjelang masa pubertas adalah ketika menghadapi menstruasi yang pertama. Menstruasi pertama (menarche) diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang wanita pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia 11 sampai

14 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Cibuluh diperoleh data hasil wawancara terhadap 10 siswi perempuan yang berumur antara 11-14 tahun dari jumlah siswi keseluruhan dan belum pernah mengalami menstruasi pertama ( menarche) dapat di simpulkan sebagian dari mereka tidak tahu kapan mereka akan mengalami menstruasi dan mereka merasa menstruasi sebagai hal yang memalukan dan takut apabila terjadi ketika di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat kecemasan remaja putri usia 11 – 14 tahun dalam menghadapi menstruasi pertama berdasarkan tingkat kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik. Kerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi teori model keperawatan Sister Calista Roy yang memandang manusia sebagai makhluk yang utuh dan sehat yang dapat menggunakan koping positif maupun negative. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner baku tentang pengukur tingkat kecemasan yaitu mengambil dari

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat menyusun Riset Keperawatan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Riset Keperawatan adalah merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah Pengantar Riset Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Selama penyusunan Riset Keperawatan ini penulis banyak mendapatkan masukan dari pembimbing, teman diskusi dan juga keluarga. Dalam hal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Riset Keperawatan ini, terutama kepada :

1. Bapak H. Dadang Rukmawan, Drs, Mkes. Selaku Direktur Akper Sumedang

2. Ibu Titin Sutini, M.Kep., Ners. Selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Riset keperawatan ini.

3. Ibu Popi Sopiah, S.Kp Selaku pembimbing II yang telah memberikan

8. Bapak dan Ibu Guru SDN Cibuluh yang telah membantu penulis dalam penelitian Riset Keperawatan ini.

9. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a kepada penulis dalam penyelesaian Riset Keperawatan ini.

10.Seseorang terkasih yang telah ikhlas dalam membantu dan memberikan saran serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Riset keperawatan ini. 11.Teman - teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian Riset Keperawatan ini. Dengan penuh harap semoga Riset Keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan para peneliti yang senantiasa tidak pernah putus asa dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan, juga para pembaca pada umumnya.

Sumedang, Juli 2010

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 : Definisi Operasional ......................................................................34 Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi kecemasaan remaja putri yang menghadapi

menstruasi pertama ( menarche ) di SDN Cibuluh .........................62

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 : Kerangka teori menurut Sister Calista Roy .....................................31 Bagan 2.2 : Kerangka Penelitian .......................................................................33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947 dalam Hendro 2006 ). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal maupun eksternal dan penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup ( Edelman & Mandle, 1994 dalam Purnawan, 2009 ).

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Banyak ahli filsafat, Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Banyak ahli filsafat,

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sehat merupakan keadaan seseorang terbebas dari masalah fisik, kelemahan atau terbebas dari penyakit yang dapat mengganggu aktifitas, selain terbebas dari masalah fisik sehat juga terbebas dari masalah psikologis. Salah satu masalah psikologis adalah kecemasan. seseorang yang mengalami kecemasan tidak hanya menggangu pikirannya saja tapi juga mempengaruhi fungsi tubuh yang lain misalkan saja keluarnya keringat dingin atau detak jantung menjadi lebih cepat dan bisa juga berpengaruh dalam melakukan pola aktifitas.

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990, dalam Hendro, 2006). Kecemasan merupakan suatu respon terhadap

Dari uraian diatas dapat di simpulkan kecemasan merupakan perasaan yang tidak menentu yang di akibatkan oleh adanya stimulus yang mengganggu psikologis sehingga berdampak pula terhadap perubahan respon fisiologis. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu seseorang menjadi cemas, diantaranya ketika seseorang mulai beralih dari masa kanak – kanak menuju masa remaja.

Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan, karena lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi sering memunculkan perasaan asing terhadap diri ( BKKBN, 2007 ). Adapun batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan, karena lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi sering memunculkan perasaan asing terhadap diri ( BKKBN, 2007 ). Adapun batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)

Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche ( menstruasi pertama ), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio ( mimpi basah pertama ), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya ( Imran, 1998, dalam Agustini, 2009 ).

Menarche adalah periode menstruasi pertama yang terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Remaja putri mengalami menstruasi pertama ( menarche ) rata-rata umur 11-15 tahun. Kecemasan remaja putri dalam

Di desa-desa kecil menstruasi pertama ( menarche ) dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan remaja putri yang mengalami menstruasi pertama ( menarche ) dianggap sudah masanya melakukan tugas-tugas sebagai seorang wanita. Seorang anak perempuan yang hidup di daerah perkotaan lebih cepat mengalami menstruasi pertama ( menarche ) dan mereka pada umumnya menyikapi hal tersebebut dengan tenang karena sebelumnya mereka telah banyak diberikan informasi mengenai perkembangan pada masa pubertas. Berbeda dengan anak perempuan yang tinggal di pedesaan, mereka cenderung lebih lambat mengalami menstruasi pertama ( menarche ) dan rata – rata mereka mengalami kecemasan karena kurangnya informasi mengenai perkembangan pada masa pubertas ( Zulkifli, 2003 ).

Di Inggris rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun pada remaja putri yang dari orang tua yang berada dan bertempat tinggal di perkotaan mengalami menstruasi pertama ( menarche ) lebih cepat daripada Di Inggris rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun pada remaja putri yang dari orang tua yang berada dan bertempat tinggal di perkotaan mengalami menstruasi pertama ( menarche ) lebih cepat daripada

Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati sebelum diberi informasi tentang menstruasi pertama ( menarche ) pada umumnya remaja putri mengalami kecemasan berat yaitu 75,6 % setelah di berikan informasi yang benar tentang menstruasi pertama ( menarche ) pada umumnya anak mengalami kecemasan ringan yaitu 75,6 %. Penelitian Hendro tersebut di lakukan di sebuah desa yang berada daerah transisi dari Kabupaten Pati ( Hendro, 2006 ).

Secara umum daerah transisi adalah sebuah daerah yang jauh dari

Kecamatan Ujungjaya mempunyai sebuah desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain yaitu Desa Cibuluh. Secara geografis Desa Cibuluh yang merupakan batas akhir dari Kabupaten Sumedang dengan luas Desa 2.674.918 ha, sebagian besar daerahnya merupakan pesawahan dan di kelilingi hutan, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Indramayu ( Profil Desa Cibuluh, 2009 ).

Desa Cibuluh mempunyai 3 SD yaitu SDN Pande, SDN Cipanas, dan SDN Cibuluh. Hasil studi pendahuluan yang di lakukan di SDN Pande diperoleh data terdapat 129 siswa dan terdiri dari 25 siswi perempuan yang berumur 11 – 14 tahun dari jumlah siswi keseluruhan dan belum pernah mengalami menstruasi. Di SDN Cipanas diperoleh data terdapat 178 siswa dan terdiri dari 24 siswi perempuan yang berumur 11 – 14 tahun dan belum pernah menstruasi dan SDN Cibuluh diperoleh data terdapat 295 siswa, dan terdiri dari 60 siswi perempuan yang berumur antara 11-14 tahun dari jumlah Desa Cibuluh mempunyai 3 SD yaitu SDN Pande, SDN Cipanas, dan SDN Cibuluh. Hasil studi pendahuluan yang di lakukan di SDN Pande diperoleh data terdapat 129 siswa dan terdiri dari 25 siswi perempuan yang berumur 11 – 14 tahun dari jumlah siswi keseluruhan dan belum pernah mengalami menstruasi. Di SDN Cipanas diperoleh data terdapat 178 siswa dan terdiri dari 24 siswi perempuan yang berumur 11 – 14 tahun dan belum pernah menstruasi dan SDN Cibuluh diperoleh data terdapat 295 siswa, dan terdiri dari 60 siswi perempuan yang berumur antara 11-14 tahun dari jumlah

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Remaja Putri Usia 11 – 14 Tahun Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama di SDN Cibuluh Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum Mengetahui Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Remaja Putri Usia 11 - 1. Tujuan umum Mengetahui Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Remaja Putri Usia 11 -

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi

a. Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk pelaksanaan program pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja.

b. Bagi Profesi Perawat Sebagai data untuk melaksanakan pendidikan kesehatan kepada remaja baik remaja awal, menengah atau akhir sesuai dengan peran perawat sebagai Health Educator.

2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan yang menjadi acuan untuk lebih menerapkan tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan mengajarkan tentang mekanisme

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Lefrancois ( 1980, dalam Rismiati, 2009 ) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan. Hanya saja menurut Lefrancois pada kecemasan bahaya bersifat kabur, misalnya ada ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi, adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul dalam kesadaran. kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain.

Kartono ( 1981, dalam Rismiati, 2009 ) juga mengungkapkan bahwa kecemasan ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis. Ada perbedaan mendasar antara kecemasan dan ketakutan, Kartono ( 1981, dalam Rismiati, 2009 ) juga mengungkapkan bahwa kecemasan ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis. Ada perbedaan mendasar antara kecemasan dan ketakutan,

Carpenito ( 2001, dalam Hendro 2006 ) cemas adalah keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, cemas merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur aduk yang terjadi tatkala orang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin atau konflik. Ada segi yang didasari dari kecemasan selain juga segi-segi yang terjadi diluar kesadaran dan tidak dapat menghindari perasaan yang tidak menyenangkan.

Dari uraian diatas dapat di simpulkan kecemasan merupakan perasaan yang tidak menentu yang di akibatkan oleh adanya stimulus yang mengganggu psikologis sehingga berdampak pula terhadap perubahan respon fisiologis. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu seseorang menjadi cemas, bisa diakibatkan karena faktor internal maupun eksternal.

Napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada. 3). Kulit Perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, dan gatal-gatal.

4). Gastrointestinal Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, dan diare. 5). Neuromuskuler Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, dan gerakan lambat.

b. Respon Psikologis terhadap Kecemasan 1). Perilaku Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri dan menghindar.

Stuart dan Sundeen ( 1998 ) mengatakan tentang rentang respon cemas ada

2 yaitu respon adaptif dan respon mal adaptif yang terdiri dari antisipasi, ringan, sedang, berat, dan panik.

a. Kecemasan ringan Merupakan kecemasan yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kondisi ini membuat individu waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan sedang Seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Kecemasan berat Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang, Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir c. Kecemasan berat Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang, Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir

3. Faktor Predisposisi

a. Teori Psikodinamik Kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi, Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik (Freud, 1993, dalam Hendro, 2006).

Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa

c. Teori Biologik Beberapa kasus kecemasan (5-42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder ( Stuart & sundeens, 1998 ).

4. Faktor Presipitasi

a. Teori Interpersonal Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan a. Teori Interpersonal Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan

Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati, 2005, dalam Suwandi, 2009, mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :

a. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik a. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik

pertahanan klien. 2). Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap disorganisasi kepribadian. 3). Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien. 4). Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan. ( Suliswati, 2005, dalam Suwandi, 2009 )

3). Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi anxiety ( kecemasan )

b. Tindakan keperawatan: 1). Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu pertimbangkan agar remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah: a). Mengucapkan salam terapeutik b). Berjabat tangan c). Menjelaskan tujuan interaksi d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu.

2). Bantu remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama mengenal anxiety ( kecemasan ) : 2). Bantu remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama mengenal anxiety ( kecemasan ) :

(1) Tarik napas dalam (2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

c). Tehnik 5 jari 4). Motivasi untuk melakukan tehnik relaksasi setiap kali anxiety ( cemas ) muncul ( Keliat dkk, 2007 )

B. Konsep Menstruasi Pertama ( Menarche ) Pada Remaja Awal

1. Definisi Menstruasi Pertama ( Menarche ) pada remaja awal

( Hinchliff, 1999, dalam Hendro, 2006 ) menjelaskan tentang menarche adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Sedangkan menurut ( Pearce, 1999, dalam Hendro, 2006 ) menarche diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang ( Hinchliff, 1999, dalam Hendro, 2006 ) menjelaskan tentang menarche adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Sedangkan menurut ( Pearce, 1999, dalam Hendro, 2006 ) menarche diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang

a. Menarche prekoks Menarche prekoks yaitu sudah ada haid sebelum umur 10 tahun.

b. Menarche tarda Menarche tarda yaitu menarche yang baru datang umur 14-16 tahun.

Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa, batasan usia remaja menurut WHO ( 1947, dalam Hendro, 2006 ) adalah 12 sampai 24 tahun, namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah maka ia tergolong dalam dewasa bukan lagi remaja. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah : puberty ( Inggris ), puberteit ( Belanda ), pubertas ( Latin ), yang berarti kedewasaan. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa yang terjadi pada usia 10-19 tahun.

c. Tahap Pascapuber Pada tahap ini cirri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ- organ seks mulai berfungsi secara matang ( Hurlock, 1997 ).

Pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pubertas dimulai sejak berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Menstruasi pertama ( menarche ) merupakan salah satu tanda bahwa alat reproduksi seorang wanita mulai berkembang kearah pematangan. Keadaan ini secara fisiologi termasuk dalam masa pubertas ( Saringendyanti, 1998 ).

2. Tahap perkembangan remaja

Tahap perkembangan remaja ada 3, yaitu :

a. Remaja awal ( early adolescence ) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- a. Remaja awal ( early adolescence ) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-

c. Remaja akhir ( late adolescence ) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu : 1). Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2). Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain

dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3). Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4). Egosentrisme ( terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri )

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan

c. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif.

d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.

e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi.

f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja.

g. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga.

h. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara.

yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial. j. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku. Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock ( 1997 ) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam

i. Menginginkan

dan

mencapai

perilaku

4. Proses terjadinya menstruasi

a. Fisiologis Menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik dan siklik dari rahim akibat runtuhnya jaringan endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid. Masa proliferasi, yaitu adanya estrogen yang menekan produksi FSH ( Follicle Stimulating Hormone ), sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yaitu LH ( Luteinising Hormone ).

FSH dan LH adalah dibawah pengaruh RH ( Releasing Hormone ) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyuluhan RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Bila penyaluran RH normal dan berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya semakin lama semakin menjadi matang dan makin banyak FSH dan LH adalah dibawah pengaruh RH ( Releasing Hormone ) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyuluhan RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Bila penyaluran RH normal dan berjalan baik, maka produksi gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya semakin lama semakin menjadi matang dan makin banyak

b. Psikologis Perkembangan psikologis masa remaja mulai mendapat tantangan dan tekanan dari lingkungan dan timbulah keadaan tidak seimbang antara dorongan dari dalam dan hambatan dari luar diri individu. Sebagai reaksi, individu yang remaja berusaha mempertahankan ego dengan cara makin agresif, nakal, kurang menjaga kebersihan, dan senang memamerkan diri.

Masa remaja juga mengalami perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman Masa remaja juga mengalami perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman

d. Spiritual Secara spiritual menarche atau menstruasi pertama dapat dijadikan sebuah kepercayaan bahwa seorang wanita tersebut sudah bisa dikatakan dewasa atau baligh, sikap tersebut masih di pertahankan di beberapa desa ( Zulkifli, 2003 ).

5. Gejala-gejala menjelang menstruasi

Gejala menjelang menstruasi terjadi hampir di seluruh bagian tubuh, dan berbagai sistem yang ada dalam tubuh, antara lain adanya rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, pegal linu, perasaan seperti kembung, muncul jerawat, lebih sensitif, mudah marah ( emosional ) dan kadang timbul perasaan malas ( Ragawaluya, 1997 ).

C. Kecemasan remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama C. Kecemasan remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama

Remaja putri yang sudah pernah mendapat informasi atau pengalaman dari orang lain akan merasa lebih tenang dibanding dengan anak remaja yang belum pernah mendapat pengetahuan sama sekali. Karena itu anak remaja yang mengalami menstruasi pertama ( menarche ) Remaja putri yang sudah pernah mendapat informasi atau pengalaman dari orang lain akan merasa lebih tenang dibanding dengan anak remaja yang belum pernah mendapat pengetahuan sama sekali. Karena itu anak remaja yang mengalami menstruasi pertama ( menarche )

c. Lingkungan Informasi yang keliru dari lingkungan akan mengakibatkan timbulnya kecemasan dan ketakutan pada remaja putri sehingga secara tidak sadar ia ingin menolak proses fisiologis menstruasinya ( Imelda, 2004, dalam Hendro, 2006 ).

d. Keadaan fisik Dengan adanya menstruasi pertama ( menarche ) remaja putri akan mengalami perubahan-perubahan pada dirinya sehingga menimbulkan kecemasan. Dia merasa takut dengan adanya perubahan pada tubuhnya. Informasi yang baik dan dukungan keluarga sangat diperlukan agar tidak mengalami kecemasan ( Saringendyanti, 1998 ).

e. Dukungan keluarga Persiapan secara fisik maupun psikis pada remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) memang perlu mendapat e. Dukungan keluarga Persiapan secara fisik maupun psikis pada remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) memang perlu mendapat

Kecemasan remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama

( menarche ) adalah suatu perasaan tidak menentu yang dialami oleh remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertamanya. Kecemasan sulit untuk diketahui, tetapi hanya dapat diamati melalui reaksi-reaksi yang ditimbulkan baik bersifat psikologis maupun fisiologis yaitu :

a. Gejala fisiologis Kecemasan ini sudah mempengaruhi pada gejala-gejala fisik seperti keringat dingin, jantung berdebar cepat, sukar tidur, napas pendek, nafsu makan kurang, kepala pusing dan sebagainya.

lingkungan. Dalam keperawatan Roy memandang manusia yang utuh dan sehat, orang menggunakan koping yang positif maupun negative. Untuk mampu beradaptasi tiap individu akan merespon terhadap kebutuhan fisiologis, konsep diri yang positif, mampu melaksanakan peran fungsi secara optimal memelihara integritas diri, selalu berada pada rentang sakit, sakit merupakan keseimbangan dan hasil koping yang efektif.

Model keperawatan Sister Calista Roy menjelaskan kecemasan bisa terjadi karena adanya faktor eksternal yaitu lingkungan dan dukungan dalam keluarga sedangkan faktor internalnya yaitu tingkat pengetahuan, usia dan keadaan fisik dari individu, dari faktor – faktor tersebut akan menjadi input yang selanjutnya akan mengalami proses kontrol atau mekanisme koping dari mekanisme tersebut akan mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis dan konsep diri sehingga akan menjadi output yang akan menjadi umpan balik yaitu menjadi input. Dari output yang dihasilkan dapat berupa respon adaptif dan maladaptif, respon adaptif artinya mampu mengatasi faktor yang menjadi

Bagan 2.1 Kerangka teori menurut Sister Calista Roy

Input

Proses Kontrol

Mekanisme

Output

Vokal stimulus

Respon

Stimulus eksternal ( Limgkungan

Adaptif

Konstektual stimulus

Konsep diri

Maladaptif

Residual Stimulus

Anxiety

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche )

Umpan Balik

Panik

Sumber : Model Adaptasi Roy : Teori Model Keperawatan Sister Calista Roy ( 1999, dalam Frisch, 2006 )

E. Kerangka Penelitian

Pada penelitian ini penulis menemukan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi pertama ( menarche ) yaitu meliputi faktor fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual namun dari faktor – faktor tersebut tidak diteliti oleh penulis, yang menjadi objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menstruasi pertama ( menarche ) yang terjadi pada remaja putri usia 11 – 14 tahun yang mengakibatkan terjadinya kecemasan pada remaja putri ketika mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecemasan ketika menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) namun mengenai faktor pemicu kecemasan menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) tidak di teliti oleh penulis, yang di teliti oleh penulis adalah tingkat kecemasan yang berupa cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan panik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 2.2 yaitu sebagai berikut.

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian Cemas Ringan

Faktor yang menyebabkan menstruasi Cemas Sedang

1. Faktor Fisiologis

menstruasi pertama ( menarche )

Cemas

2. Faktor Psikologis

pada remaja putri awal

3. Faktor Sosial

( usia 11 – 14 tahun )

Cemas Berat

4. Faktor Spiritual

Panik

( Wiknjosastro , 2002 ; Yusuf , 2004 ; Zulkifli, 2003 )

Faktor pemicu kecemasan

Faktor yang menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi pertama ( menarche )

1. Faktor predisposisi Keterangan ;

2. Faktor presipitasi

1. Tingkat pengetahuan

3. Mekanisme koping

: Tidak di teliti

4. Keadaan Fisik

( Freud , 1993 ; Stuart &

5. Dukungan Keluarga

sunden , 1998 ; Suliswati,

( Saringendyanti, 1998 ; Imelda , 2004 ;

Friedman , 2004 )

F. Definisi Operasional Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri

Usia 11 – 14 Tahun Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama Di SDN Cibuluh Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No. Variabel

Sub Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Kategori Skala

1. Kecemasan menghadapi

1. Cemas Suasana Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

menstruasi

pertama

mengahadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan

( menarche)

pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 1

2 : Cemas Sedang

selalu emosional (mudah dengan kategori :

3: Cemas Berat

marah),

khawatir,dan

0 / STS :

4: Panik

takut yang berlebihan Remaja

perubahan mengalami

perasaan

tubuhnya.

emosional atau ketakutan yang berlebihan

1 / TS :

Sedikit khawatir 2/R :

ketakutan atau mudah marah,

mengontrol karena rasa mengontrol karena rasa

4 / SS : Perasaan cemas sering hadir

dengan kehidupan sehari – hari.

2. Ketegangan

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal mengahadapi menstruasi dengan

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 2

pernyataan

2 : Cemas Sedang mengalami gugup, tubuh dengan kategori :

3: Cemas Berat

gelisah sampai kelelahan Remaja

putri

yang

sepanjang waktu.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) tidak

Remaja putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) kelihatannya agak lebih gugup dan tegang dari biasanya.

2/R :

Remaja putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan dengan menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan dengan

kehidupan sehari-hari 3/S :

Remaja putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) merasakan

kegelisahan

atau ketegangan terasa begitu kuat dan kadang- kadang

mengganggu

dengan kehidupan sehari- hari.

4 / SS :

Remaja putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) merasakan

Ketegangan

mengganggu kehidupan di dalam kehidupan sehari – hari

3. Ketakutan

Remaja

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal mengahadapi menstruasi dengan

putri

yang Menggunakan kuesioner

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 3

pernyataan

2 : Cemas Sedang cenderung menarik diri dengan kategori :

3: Cemas Berat

dari lingkungan sosial

mengahadapi menstruasi mengahadapi menstruasi

1 / TS :

Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) mampu melawan rasa takut.

2/R :

Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) Ragu apakah ada rasa takut

3/S : Remaja

putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) Sangat

untuk melawan atau mengatasi ketakutan, yang sampai batas tertentu sehingga mengganggu

sulit

dengan kehidupan sehari-hari.

4 / SS : Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) 4 / SS : Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

Ketakutan

yang sulit di control sehingga mengganggu

dalam

kehidupan sehari-hari

4. Insomnia

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal menghadapi menstruasi dengan

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

1 : Cemas Ringan pertama

pernyataan

2 : Cemas Sedang )mengalami

menarche terdapat pada soal no 4

kesulitan dengan kategori :

3: Cemas Berat

untuk tidur atau pola

0 / STS : 4: Panik

tidurnya terganggu

Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

untuk tidur..

1 / TS : Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

mengungkapkan

durasi

tidur sedikit berkurang 2/R :

mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

mengungkapkan pola tidur sedikit terganggu

3/S :

Remaja putri yang mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

mengungkapkan

durasi

tidur dan pola tidur terganggu

4 / SS : Remaja putri yang mengahadapi menstruasi

pertama ( menarche ) mengungkapkan

kedalaman tidur sangat dangkal dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

dalam

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan

konsentrasi

pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 5

2 : Cemas Sedang mengalami

kesulitan dengan kategori :

3: Cemas Berat

dalam konsentrasi, dan

keputusan Remaja

putri

yang

tentang masalah-masalah mengahadapi menstruasi sehari-hari,

pertama ( menarche ) mengungkapkan

dalam konsentrasi.

mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengahadapi menstruasi pertama ( menarche )

apakah

memiliki kesulitan dalam konsentrasi.

mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan

dalam berkonsentrasi 3/S :

mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan mengalami

kesulitan

dengan konsentrasi, atau pengambilan keputusan.

4 / SS : Remaja

putri

yang

mengahadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan mengalami

kesulitan

dalam konsentrasi, bahkan dengan upaya besar sulit untuk berkonsentrasi pada rutinitas sehari-hari

6. Depresi

Remaja

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal menghadapi menstruasi dengan

putri

yang Menggunakan kuesioner

pernyataan

1 : Cemas Ringan 1 : Cemas Ringan

2 : Cemas Sedang mengalami

3: Cemas Berat kesedihan,

depresi, dengan kategori :

4: Panik ketidakberdayaan

0 / STS :

yang keputusasaan

dan Remaja

putri

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan tidak ada perasaan

1 / TS : Remaja

putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan apakah lebih putus asa atau sedih dari biasanya. 2/R : Remaja

putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan merasakan adanya depresi tetapi

tidak

begitu

mempengaruhi. 3/S : Remaja

putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan

4 / SS : Remaja

putri

yang

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan mengalami depresi atau putus asa dan mengganggu dalam kehidupan sehari - hari.

7. Gejala umum

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

Somatik:

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan

Muscular

pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 7

2 : Cemas Sedang mengalami

Kelemahan, dengan kategori :

3: Cemas Berat

kekakuan, nyeri otot,

0 / STS :

4: Panik

seperti sakit leher.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan

tidak

merasa kekakuan atau keletihan.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan sedikit lebih kaku atau pegal pada otot daripada biasanya.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan

apakah

mengalami kekakuan atau tidak pada otot.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan mengalami nyeri otot.

4 / SS : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan mengalami nyeri otot dan mengganggu kehidupan. sehari-hari.

8. Gejala umum

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

Somatik :

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan

panca indra

pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 8

2 : Cemas Sedang mengalami peningkatan dengan kategori :

3: Cemas Berat

gangguan fungsional nyata Remaja putri yang panca indra,

menghadapi menstruasi

termasuk tinitus, kabur pertama ( menarche ) tidak penglihatan, panas dan merasa ada gangguan termasuk tinitus, kabur pertama ( menarche ) tidak penglihatan, panas dan merasa ada gangguan

1 / TS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan sedikit merasa ada gangguan pada system indra namun tidak mengganggu dalam kehidupan sehari - hari 2/R : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan

apakah mengalami gangguan pada system indra atau tidak

3/S :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami gangguan pada system indra

4 / SS : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami gangguan pada system indra yang mengganggu dalam 4 / SS : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami gangguan pada system indra yang mengganggu dalam

9. Gejala

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal kardiovaskur menghadapi menstruasi dengan

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 9

pernyataan

2 : Cemas Sedang mengalami

takikardia, dengan kategori :

3: Cemas Berat

palpitasi, nyeri dada, atau

0 / STS : 4: Panik

gejala

lainnya

yang Remaja

system menghadapi menstruasi

kardiovaskuler

pertama ( menarche ) mengungkapkan tidak ada gejala tersebut

1 / TS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan

mengalami

gangguan pada system kadiovaskuler

2 /R :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami gangguan pada system kadiovaskuler namun hal tersebut tidak terlalu mengganggu dalam kehidupan sehari – hari

3/S :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi Remaja putri yang menghadapi menstruasi

4 / SS : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala Kardiovaskular yang hadir sebagian besar waktu dan jelas mengganggu kehidupan sehari-hari.

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

pernafasan

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 10

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

2 : Cemas Sedang mengalami gangguan pada dengan kategori :

3: Cemas Berat

system pernafasan.

0 / STS :

4: Panik

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan Tidak ada gejala tersebut.

1 / TS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi Remaja putri yang menghadapi menstruasi

4 / SS : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan

gejala

Pernapasan yang hadir sebagian besar waktu dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

11. Gejala gastro

Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

intestinal

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan 1 : Cemas Ringan

2 : Cemas Sedang mengalami

3: Cemas Berat dalam menelan, dyspepsia,

kesulitan dengan kategori :

4: Panik peningkatan motilitas usus Remaja putri yang sampai diare.

0 / STS :

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan tidak ada gejala tersebut

1/S :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan apakah ada gejala tersebut atau tidak 2/R : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala tersebut muncul tetapi masih bisa dikendalikan. 3/S : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) memiliki kesulitan sesekali mengendalikan gejala gastrointestinal,

4 /SS : Remaja putri yang 4 /SS : Remaja putri yang

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

kencing

menghadapi menstruasi dengan

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 12

pernyataan

2 : Cemas Sedang mengalami perasaan ingin dengan kategori :

3: Cemas Berat

selalu berkemih

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan tidak ada gejala tersebut

1 / TS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan apakah ada perasaan ingin selalu berkemih atau tidak

2 /R :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala ingin selalu berkemih Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala ingin selalu berkemih

3/S :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala ingin selalu berkemih hadir tapi masih bisa di kendalikan

4 / SS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala ingin selalu berkemih hadir dan mengganggu dengan jelas dengan kehidupan sehari-hari.

13. Gejala otonom Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

lain

1 : Cemas Ringan pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 13

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

2 : Cemas Sedang mengalami

kekeringan dengan kategori :

3: Cemas Berat

pada mulut, memerah atau 0 / STS :

4: Panik

pucat, berkeringat dan Remaja

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan tidak ada gejala tersebut

1 / TS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) ragu apakah ada gejala tersebut

2/R :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan Satu atau lebih gejala-gejala otonom yang hadir, tetapi mereka tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

3/S :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan kadang- kadang, satu atau lebih gejala-gejala otonom yang hadir sedemikian rupa sehingga mengganggu tetapi masih bisa dikendalikan

4 / SS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengungkapkan gejala

14. Perilaku ketika Remaja

putri

yang Menggunakan kuesioner

0 : Tidak ada rasa cemas Ordinal

berinteraksi

menghadapi menstruasi dengan

pernyataan

1 : Cemas Ringan

dengan orang

pertama ( menarche ) terdapat pada soal no 14

2 : Cemas Sedang

dan dengan kategori :

3: Cemas Berat

gelisah, ketika ada orang

0 / STS : 4: Panik

lain yang bertanya “ Remaja putri yang apakah sudah mengalami menghadapi menstruasi menstruasi atau belum “

pertama ( menarche ) tidak merasa cemas.

menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) meragukan apakah merasa cemas atau tidak.

2/R

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) merasa cukup cemas.

3 /S : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami kecemasan tetapi masih bisa 3 /S : Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) mengalami kecemasan tetapi masih bisa

4 / SS :

Remaja putri yang menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) diliputi oleh kecemasan dan ketakukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang ( Notoatmodjo, 2002 ).

B. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124