MEDIASI NILAI PELANGGAN DAN KEPERCAYAAN MEREK PADA PENGARUH KEPRIBADIAN MEREK TERHADAP LOYALITAS Siti Zuhroh
MEDIASI NILAI PELANGGAN DAN KEPERCAYAAN MEREK PADA PENGARUH KEPRIBADIAN MEREK TERHADAP LOYALITAS
Siti Zuhroh
STIE PGRI Dewantara Jombang
ABSTRACT
Consumer purchasing decisions are based not only on product attributes such as price, design, and product function but also on the feeling or emotion when using the product so that it will be closed between the brand and consumers who will be able to maintain long-term relationships. This research aims to develop a relationship between the brand personality, as well as putting customer value and brand trust be mediating variables. The population in this study were students Blackberry smartphone users in Malang City. The total sample of 307. The data were collected by accidental sampling techniques and processed using GSCA analysis. The results showed that the effect of Brand Personality is not positive significant on Brand Loyalty but positive significant effect on Brand Loyalty mediated by Customer Value and Brand Trust. The implications of this study is giving information for the Marketing Manager to develop a marketing strategy to build brand loyalty based on the Psychological aspects.
Key words: brand personality, customer value, brand trust and brand loyalty
ABSTRAK
Dalam mengambil keputusan pembelian konsumen tidak hanya didasarkan pada atribut produk seperti harga, desain, dan fungsi produk namun juga pada perasaan atau emosi yang ditimbulkan ketika menggunakan produk tersebut, sehingga akan lebih menjadi satu ikatan emosional antara merek dan konsumen yang akan mampu menjaga hubungan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan hubungan antara kepribadian merek, serta menempatkan nilai pelanggan dan kepercayaan merek menjadi variabel mediasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna smartphone Blackberry di Malang Kota. Jumlah sampel sebanyak 307. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik acidental sampling dan diolah dengan menggunakan analisis GSCA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepribadian Merek berpengaruh tidak signifikan terhadap Loyaitas Merek namun berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh Nilai Pelanggan dan Kepercayaan Merek. Implikasi penelitian ini adalah memberikan informasi bagi Manajer Pemasaran untuk membangun strategi pemasaran dalam membangun Loyalitas Merek yang didasarkan pada aspek Psikologis.
Kata kunci: kepribadian merek, nilai pelanggan, kepercayaan merek dan loyalitas merek
PENDAHULUAN
produk yang sama dengan temannya yang Konsumen ketika mengambil keputus-
memiliki karakteristik kepribadian yang an pembelian smartphone seringkali di-
sama, kepribadian menjadi identitas merek hadapkan pada berbagai pertimbangan
artinya sifat kerpibadian manusia menjadi seperti kualitas produk, preferensi merek,
atribut suatu merek (Venkateswaran, 2011). kemudahan dalam penggunaan, daya tahan
Hal tersebut selaras yang dikemukakan oleh produk, harga, fitur produk, merek, (Yee, et
Neal, et al. (2002) bahwa beberapa ke- al., 2013; Malviya, 2013). Namun perilaku
putusan konsumen fokus tidak hanya pada konsumsi saat ini telah banyak berubah,
atribut (harga, gaya, fungsi produk) namun misalnya konsumen terkadang membeli
pada perasaan yang timbul atau emosi
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
ketika menggunakan merek, atau karena dipengaruhi lingkungan, misalnya meng- gunakan merek tersebut karena “teman saya akan menyukainya”.
Southgate dalam Rangkuty (2009) men- jelaskan bahwa merek yang baik tidak hanya yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga yang dapat memberikan nilai tertentu dalam benak konsumen. Selanjutnya juga dikemukakan bahwa diferensiasi antar merek berdasarkan atribut fungsi menjadi sulit dilakukan, karena hampir disebagian besar perusahaan melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan nilai-nilai kepribadian pada masing-masing merek. Pada tahap ini kepribadian yang dimiliki oleh pelanggan dan merek semakin didekatkan sehingga nilai yang dimiliki oleh merek tersebut menjadi cerminan diri pelanggan, misalnya Harley-Davidson memiliki kepribadian pemberontak disetiap bagiannya, wujud- nya, image, suara motornya, logo dan aksesorisnya. (Tai and Chew, 2012.), sedangkan Rekom (2006) mengemukakan bahwa mengembangkan atribut produk yang baru sulit dilakukan tetapi mudah ditiru oleh karena itu untuk membedakan dengan produk lain diperlukan citra merek melalui kepribadian merek.
Kepribadian merek telah banyak dikaji, sebagian besar banyak mengadopsi ke- pribadian merek dari Aaker. Namun me- nurut Geuens (2009) terdapat ketidak konsistenan dalam menerapkan pemaha- man tentang kepribadian merek. Definisi Aaker tentang kepribadian berlawanan dengan konsep lima faktor besar ke- pribadian manusia yang dikemukakan oleh psikolog seperti McCray dan Costa. Karakteristik Aaker (1997) yang berawal dari sifat-sifat kepribadian Big Five Human Personality memasukkan sifat kepribadian non karakteristik manusia seperti karakte- ristik sosial demografi (misalnya feminin, kelas atas dan muda), padahal peneliti Big Five personality (McCray dan Costa, 1997)
telah meniadakan gender, dan kelas sosial. Implementasi yang tidak konsisten dari definisi yang dikemukakan Aaker, diper- tegas kembali oleh Huang (2012) definisi Aaker akan bekerja dengan baik jika di- dalamnya hanya terdapat sifat kepribadian manusia mengacu pada ilmu psikologi dan bukan yang lain.
Ketika kepribadian merek dipersepsi- kan kuat oleh konsumen, akan sangat sulit untuk ditiru. (Kim, 2010). Diferensiasi merek melalui kepribadian merek yang kuat berdasarkan persepsi konsumen diharapkan akan mampu membangun loyalitas. Neal, et al. (2002) menyatakan bahwa loyalitas merek merupakan implikasi dari komitmen psikologi pada merek, yang memerlukan keterlibatan tinggi, membeli berulang pada merek yang sama (meskipun harga lebih tinggi, dan lain sebagainya).
Meskipun tidak mudah dilakukan, ke- berhasilan membangun kepribadian merek yang kuat merupakan kunci bagi loyalitas merek (Solomon, 2009). Venkanteswaran (2011) mengatakan kemampuan men- definisikan dengan tepat kepribadian merek dan mudah dikenali adalah kunci sukses suatu merek. Dalam penelusuran hasil penelitian sebelumnya, Kim (2010) melaku- kan penelitian pada restauran fast food, hasilnya menunjukkan ada pengaruh positif kepribadian merek terhadap sikap loyalitas merek. Kajian yang dilakukan Venkantes- waran (2011) pada merek Raymond yang sinonim dengan merek yang mengutama- kan kepercayaan, sebagai warisan pusaka, dan ekselen menawarkan pakaian formal premium ditemukan hasil kajian yang sedikit berbeda, diantara dimensi kepribadi- an merek; sincerity, excitemen, competency, ruggedness , dan sophistication, hanya dimensi ruggedness yang memiliki arti keras dan kasar, outdoor dan sering mencuci, tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas karena dalam konteks merek Raymond harapan konsumen adalah merek Raymond memiliki kenyamanan, gaya, kualitas, di- rasakan berbeda, fashionable, reliabilitas,
418 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
berkelas dan mempertinggi kepribadian berikan muatan psikologis melalui ke- pengguna.
pribadian merek.
Yi Lin (2010), melakukan kajian tentang Nilai unggul yang ditawarkan kepada kepribadian merek pada pembeli video
konsumen akan membangun sikap positif games. Kajiannya memberikan hasil tidak
konsumen selanjutnya akan membangun keseluruhan dimensi kepribadian merek
kepercayaan. Hal tersebut sesuai yang berpengaruh positif pada loyalitas merek.
dikemukakan oleh Engel (2002) bahwa Hasil kajian menunjukkan hanya terdapat
sikap yang dipegang dengan penuh ke- pengaruh positif signifikan antara dimensi
percayaan biasanya akan membimbing kompetensi dan sincerity kepribadian merek
pada perilaku. Dalam penelitian ini nilai pada affective brand loyalty dan pengaruh
pelanggan dan kepercayaan merek di- negative signifikan dimensi excitement, peace-
posisikan sebagai mediasi pengaruh ke- full dan sophisticasion kepribadian merek
pribadian merek terhadap loyalitas merek. pada brand loyalty. Dijelaskan bahwa hasil
Hasil penelitian sebelumnya belum signifikan negative karena kemungkinan
banyak ditemukan hubungan antar variabel selama ini dalam membangun kepribadian
yang menggunakan variabel kepercayaan merek lebih menekankan pada kompetensi
merek dan nilai pelanggan sebagai mediasi dan sophisticasion konsumen sehingga
pengaruh kepribadian merek terhadap excitement, peacefull dan sophisticasion kurang
loyalitas merek. Penelitian yang dilakukan bisa dirasakan oleh konsumen sehingga
oleh Brodie, et al. (2009) yang dilakukan kurang memberikan dukungan pada loyali-
pada jasa penerbangan ditemukan bahwa tas konsumen.
persepsi layanan jasa penerbangan tidak Merek yang kuat adalah merek yang
berpengaruh langsung terhadap loyalitas memberikan nilai yang unggul bagi pelang-
merek, namun berpengaruh tidak langsung gan, hal tersebut sesuai dengan yang
dimediasi oleh nilai pelanggan. dikemukakan oleh Kotler and Keller et al.
Dalam penelitian sebelumnya yang (2009) bahwa dalam ekonomi yang sangat
relevan ditemukan bahwa secara parsial kompetitif, dengan semakin banyak pem-
terdapat pengaruh antara kepribadian me- beli rasional yang dihadapkan pada se-
rek terhadap loyalitas merek, pengaruh gudang pilihan, perusahaan hanya dapat
antara nilai terhadap loyalitas merek, meraih kemenangan dengan penghantaran
pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas nilai yang bagus serta memilih, menyedia-
merek. Novelti dalam penelitian ini adalah kan dan mengkomunikasikan nilai yang
membangun model hubungan antara ke- unggul. Selanjutnya juga dikatakan bahwa
pribadian merek terhadap loyalitas merek memaksimalkan nilai pelanggan berarti me-
yang dimediasi oleh kepercayaan merek ngembangkan hubungan pelanggan untuk
dan nilai pelanggan.
jangka panjang. Misalnya sebuah merek Rerangka penelitian ini bertujuan untuk smartphone membangun kepribadian me-
menjelaskan mengapa konsumen loyal rek yang kuat, itu berarti merek telah me-
terhadap merek yang difokuskan pada nilai lakukan penghantaran nilai kepada pelang-
psikologis yaitu menjelaskan apakah ke- gan, sehingga diharapkan akan mampu
pribadian merek berpengaruh terhadap membangun hubungan jangka panjang.
loyalas merek, dan apakah nilai pelanggan Sebagaimana dikemukakan oleh Dun-
dan kepercayaan merek menjadi mediasi can dan Moriarty dalam Farhat (2011)
hubungan antara kepribadian merek ter- membangun nilai pelanggan yang diper-
hadap loyalitas merek.
sepsikan pelanggan adalah sangat penting. Berdasarkan uraian di atas rumusan Merek akan mampu bertahan jika per-
masalahan dalam penelitian ini adalah usahaan mampu menawarkan sesuatu yang
apakah terdapat pengaruh kepribadian berbeda salah satunya adalah dengan mem-
merek terhadap loyalitas merek yang di-
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
mediasi oleh nilai pelanggan dan keper- biasaan yang termotivasi yang sulit diubah cayaan merek, sedangkan tujuan penelitian
karena berakar di dalam keterlibatan tinggi, ini adalah: 1) Menguji dan menjelaskan pe-
sedangkan inersia mencerminkan kebiasaan ngaruh kepribadian merek terhadap loyal-
pembelian dengan keterlibatan sedikit atau itas merek; 2) Menguji dan menjelaskan
tanpa keterlibatan karena produk tampak mediasi nilai pelanggan dan pengaruh ke-
serupa dan ia tidak mempunyai insentif pribadian merek terhadap loyalitas merek.
khusus untuk berganti merek, namun akan
3) Menguji dan menjelaskan mediasi ke- melakukannya bila harga diturunkan atau percayaan merek dan pengaruh kepribadian
ia melihat sesuatu dengan label “baru”. merek terhadap loyalitas merek.
(Engel et al., 2002). Fournier dan Yao (1997) stategi pemasaran memusatkan pada pe-
TINJAUAN TEORETIS
ngembangan dan menjaga kesetiaan konsu-
Loyalitas Merek
men pada merek.
Loyalitas merek telah dikonsepsikan Dari beberapa konsep loyalitas merek oleh beberapa peneliti dan penulis, Jacoby
yang telah uraikan di atas, pada dasarnya memiliki peran mendasar dalam men-
memiliki kemiripan, namun dalam pe- definisikan loyalitas pada masa awal.
nelitian ini menggunakan konsep loyalitas Dialah yang membangun fondasi tentang
merek yang dikemukakan oleh Mowen and loyalitas. Jacoby dan Chestnut (1978), men-
Minor (1998) yang dianggap paling relevan definisikan loyalitas merek sebagai respon
dalam konsteks penelitian ini. bias perilaku konsumen, mengambil ke- putusan yang berhubungan dengan satu
Dimensi Kepribadian Merek
atau lebih berbagai alternatif pilihan merek. Aaker J. merupakan orang yang per- Mowen and Minor (1998) mendefinisikan
tama kali mengkaji tentang kepribadian kesetiaan merek sebagai hubungan emosi-
merek (Rakocevic, 2011). Kepribadian me- onal/psikologis/perasaan dalam golongan
rek menurut Aaker (1997) sebagai se- produk. Secara menyeluruh, komitmen me-
kumpulan karakteristik manusia yang di- rek paling sering terjadi dalam produk de-
asosiasikan pada merek. Aaker menjelaskan ngan keterlibatan tinggi yang melambang-
konsep kepribadian merek yang terukur kan konsep diri, nilai dan kebutuhan konsu-
yang meliputi lima dimensi kepribadian men. Loyalitas merek mencerminkan ke-
merek sebagai berikut:
Brand Personality
- Romantic - Stable
- Down to eart
- Sentimental - Resposible
Sumber : Aaker J. (1997).
Gambar 1
A Brand Personality Framework
420 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
Brand Personality
Down to earth Daring
Outdoorsy Honest
Reliable
Upper class
Tough Wholesome
Up to date
Sumber: Geuens (2009)
Gambar 2 Kepribadian Merek Geuens
Pengukuran kepribadian merek oleh jangka panjang. Memahami hati pelanggan Geuens, Wejters, de Wulf (2009). Terdiri
berarti memahami perasaan dan emosi dari 12 Indikator dan lima faktor (Activity,
mereka dan akhirnya perusahaan dapat Responsibility, Aggresisveness, Simplicity, dan
memberikan nilai yang sifatnya lebih emosi- Emotional) (lihat Tabel 2). Hasil studi juga
onal (emotional value) dibanding hanya membuktikan bahwa dimensi kepribadian
rational value , nilai bagi pelanggan. merek reliabel dan valid selanjutnya juga
Heskett et al. (1994) menyatakan se- dibuktikan bahwa Aaker Big Five model
bagai perbandingan antara bobot untuk dapat di gunakan untuk merek tingkat
‘mendapatkan’ atribut dan ‘menerima’ atri- individual.
but. Kotler dan Keller (2009) mengemuka kan bahwa nilai yang dipersepsikan pelang-
Nilai Pelanggan
gan (CPV) adalah selisih antara penilaian Nilai mencerminkan sejumlah manfaat,
pelanggan prospektif atas semua manfaat baik yang berwujud maupun tidak ber-
dan biaya dari suatu penawaran terhadap wujud dan biaya yang dipersepsikan pe-
alternatifnya. Total manfaat pelanggan ada- langgan. Nilai adalah kombinasi kualitas,
lah nilai moneter kumpulan manfaat pelayanan dan harga (‘qsp”), yang disebut
ekonomi, fungsional, dan psikologis yang juga tiga elemen nilai pelanggan (Kotler dan
diharapkan dari pelanggannya dari suatu Keller, 2009).
penawaran pasar yang disebabkan oleh Sementara itu Robinette dan Brang
produk, jasa, personel dan citra yang ter- dalam Hurriyati (2005), membagi nilai
libat. Total biaya pelanggan adalah kumpul- pelanggan menjadi dua jenis yaitu rational
an biaya yang dipersepsikan yang diharap- value dan emotional value. Rational Value
kan pelanggan untuk dikeluarkan dalam diidentifikasikan pelanggan bahwa nilai
mengevaluasi, mendapatkan, mengguna- adalah harga rendah. Hal ini diterjemahkan
kan, dan menyingkirkan suatu penawaran oleh perusahaan dengan melakukan ber-
pasar, termasuk biaya moneter, waktu, bagai potongan harga pada setiap pe-
energi dan psikologis.
nawaran. Secara umum, komoditi memiliki Dari beberapa pendapat tentang nilai sedikit diferensiasi kecuali harga. Walaupun
sebagaimana dikemukakan di atas, terdapat harga rendah dapat mempengaruhi ke-
konsep nilai yang dikonsepsikan secara jelas putusan pembelian, tetapi hal ini tidak
sebagai suatu konstruk yang meliputi menciptakan loyalitas pelanggan dalam
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
beberapa dimensi, demikian pula sebaik- nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain nya. Dalam penelitian ini menggunakan
persepsi bahwa merek tersebut mampu konsep nilai yang dikemukakan oleh Peter
memenuhi kebutuhan dan memberikan dan Olson (1999) karena meliputi ke-
kepuasan. Brand Reliability merupakan hal seluruhan komponen nilai yang dikehenda-
yang esensial bagi terciptanya kepercayaan ki oleh peneliti.
terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan
Kepercayaan Merek
membuat konsumen menaruh rasa yakin Peter dan Olson (2013) menyatakan
akan kepuasan yang sama dimasa depan. bahwa melalui pengalaman beragam,
Sedangkan brand intention didasarkan pada konsumen memproleh banyak kepercayaan
keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mengenai produk, merek, dan obyek lain
mampu mengutamakan kepentingan kon- disekitarnya. Secara prinsip konsumen
sumen ketika masalah dalam konsumsi dapat memiliki kepercayaan menonjol
produk muncul secara tidak terduga. mengenai segala jenis dan tingkatan arti
Dari sudut pandang konsumen ke- yang memiliki asosiasi dengan produk
percayaan merek merupakan variabel tertentu. Kepercayaan menonjol diaktifkan
psikologis yang mencerminkan sejumlah sesuai konsteks dan waktu tertentu. Hal
akumulasi asumsi awal yang melibatkan tersebut sesuai yang dikemukakan oleh
kredibilitas, integritas, benevolence, yang Kerin et.al. (2011) menyatakan kepercayaan
dilekatkan pada merek tertentu (Gurviez merupakan persepsi subyektif tentang
and Korchia, 2003).
perbedaan kinerja produk atau merek dari Dari penelusuran literatur tentang berbagai atribut yang ditawarkan. Ke-
konsep kepercayaan merek pada prinsipnya percayaan didasarkan pada pengalaman
semua berpendapat tidak berbeda bahwa individu, periklanan dan hasil dari diskusi
kepercayaan merupakan proses evaluasi dengan orang lain.
yang dilakukan atas produk atau jasa Kepercayaan adalah sejumlah keyakin-
berdasarkan pengalaman yang dirasakan. an spesifik terhadap integritas (kejujuran
Dalam penelitian ini menggunakan konsep pihak yang dipercaya dan kemampuan
yang dikemukakan oleh Gurviez and menepati janji), benevolence (perhatian dan
Korchia, 2003; dan Degaldo (2003) bahwa motivasi yang dipercaya untuk bertindak
kepercayaan merupakan variabel psikologis sesuai dengan kepentingan yang memper-
yang mencerminkan sejumlah akumulasi cayai mereka), competency (kemampuan
asumsi awal yang melibatkan kredibilitas, pihak yang dipercaya untuk melaksanakan
integritas, benevolence, dan reliabilitas yang kebutuhan yang mempercayai) dan predicta-
dilekatkan pada merek tertentu. biliry (Luarn dan Lin, 2003). Gurvies dan Korchia (2003) kepercayaan (trust) memiliki
Penelitian Sebelumnya Yang Relevan
3 dimensi yaitu kepercayaan pada merek
Hubungan antara sifat kepribadian,
yang berhubungan dengan kredibilitas,
kepribadian merek dan loyalitas merek
integritas, dan perbuatan baik yang ada Penelitian yang memasukkan variabel pada merek.
kepribadian juga dilakukan Yi Lin (2010) Delgado (2003) mengemukakan keper-
pada pembeli video game di Taiwan cayaan adalah suatu perasaan aman konsu-
bertujuan mengetahui hubungan antara men ketika berinteraksi dengan merek,
sifat kepribadian, kepribadian merek dan tercermin dari keyakinannya terhadap relia-
loyalitas merek. Hipotesis di uji dengan bility dan brand intention yang dikemukakan
menggunakan analisis regresi. Hasil pe- oleh Brand reliability atau kehandalan merek
nelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bersumber pada keyakinan konsumen
positif signifikan antara sifat kepribadian bahwa produk tersebut mampu memenuhi
extraversion dan excitement pada kepribadian;
422 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
terdapat hubungan positif signifikan antara melalui indentifikasi merek. Penelitian ini sifat kepribadian merek agreeableness, excite-
dilakukan dengan membandingkan dua ment terhadap kepribadian merek, sincerity, dan
negara Jerman dan Swedia bagaimana competence brand personality; competence,
budaya yang berbeda memberikan sudut peacefullness dan sophistication mempunyai
pandang kepribadian merek dan pengaruh- pengaruh positif signifikan pada action loyalty,
nya terhadap kepercayaan dan preferensi agreeableness, dan opennes mempunyai
konsumen.
hubungan positif signifikan terhadap action loyalty.
Pengaruh nilai terhadap kepercayaan dan loyalitas merek: kepribadian merek
Persepsi konsumen pada kepribadian sebagai variabel moderasi merek di restauran
Penelitian oleh Suliyanto (2012) ber- Kim et al., (2010) menggunakan sampel
tujuan untuk mengetahui pengaruh per- 336 orang dewasa, penelitian bertujuan
sepsi nilai terhadap kepercayaan dan loya- mengetahui hubungan kepribadian merek,
litas merek dimoderasi oleh kepribadian. preferensi merek, sikap loyal dan perilaku
Responden penelitian adalah pengguna positif (W-O-M) di Olive Garden dan Chili’s
jejaring sosial facebook. Sampel dalam retauran. Hasil temuan menunjukkan bah-
penelitian sejumlah 138 pengguna facebook wa persepsi kepibadian merek berpengaruh
di Universitas Jenderal Sudirman. Ke- positif terhadap sikap pada preferensi dan
seluruhan model dianalisis dengan meng- sikap loyal. Brand personality memiliki
gunakan SEM (structural equation model). sikap (W-O-M) positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa per- sepsi nilai berpengaruh positif terhadap
Dimensi kepribadian merek terhadap
loyalitas merek dan tidak dimoderasi oleh
loyalitas merek Raymond Brand
kepribadian.
Penelitian Venkateswaran (2011) di- lakukan dengan menyebarkan kuesioner
Pengaruh kepercayaan merek dan persepsi
sebesar 400 dan diterima kembali sejumlah
nilai dalam membangun loyalitas merek
367 dan yang tidak memadai 11 kuesioner Mohammad (2012) bertujuan menge- sehingga jumlah keseluruhan sebesaran 356
tahui peran persepsi nilai dan kepercayaan kuesioner. Data diolah dengan mengguna-
merek sebagai alat pemasaran untuk mem- kan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan
bangun loyalitas konsumen, survey dilaku- bahwa diantara lima dimensi kepribadian
kan pada konsumen wanita pemakai merek sincerity, ruggedness, excitement,
shampoo di Amman. Skala pengukuran competence, dan sophistication hanya rugged-
dilakukan dengan mengadopsi dari be- ness yang tidak menunjukkan pengaruh
berapa peneliti sebelumnya. Intrumen diuji terhadap loyalitas.
melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercaya-
Kepribadian merek dampaknya terhadap
an merk adalah faktor kunci dalam
kepercayaan dan preferensi Konsumen:
membangun loyalitas merk. Hasil penelitian
studi komparatif di Jerman dan Swedia
juga menunjukkan bahwa persepsi nilai Penelitian yang dilakukan oleh Gil,
meningkatkan loyalitas merk. Sampel pe- Anja Gandara and Hellgre Daniel (2011)
nelitian ini sejumlah 317 responden. 190 bertujuan untuk mengetahui apakah ke-
responden disurvey melalui online, 127 pribadian merek berpengaruh terhadap
responden mengisi kuesioner. 181 respon- kepercayaan dan preferesi konsumen me-
den dari Jerman dan 136 responden dari lalui merek. Selanjutnya apakah kepribadi-
Swedia. Menggunakan dua non probability an merek berpengaruh secara tidak lang-
sampling: snowball dan convinience. Meng- sung terhadap kepercayaan dan preferensi
gunakan empat merek Nike, Apple, Ikea,
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
Mercedes Benz. Kepribadian merek ber- jumlah 280 telah dikumpulkan dari pe- pengaruh terhadap tingkat kepercayaan
ngunjung mall di Singapura. terhadap merek terutama korelasi antara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi competence dan sincerity terhadap
karateristik merek relatif lebih penting kepercayaan dan excitemen terhadap
dalam membangun loyalitas. Hasil lain juga preferensi. Identifikasi merek memiliki
menunjukkan bahwa kepercayaan ber- korelasi yang lemah sebagai moderasi
hubungan positif terhadap loyalitas merek. antara kepribadian merek dengan keper- cayaan dan preferensi. Dengan kuesioner
Pengaruh pengalaman merek, kepercayan,
yang sama responden Jerman memiliki skor
kepuasan dan loyalitas pada merek global
kepribadian merek lebih tinggi dibanding Penelitian yang dilakukan oleh Sahin Swedia. Namun secara keseluruhan tidak
(2011) tentang pengaruh pengalaman me- ada beda diatara kedua negara tersebut.
rek, kepercayaan dan kepuasan dalam membangun loyalitas merek, penelitian ini
Kepercayaan konsumen terhadap merek
di lakukan pada merek mobil yang meng-
dan hubungannya dengan loyalitas
global dengan responden terdapat di kota Tujuan penelitian yang dilakukan oleh
Istambul Turki, hasil penelitian menunjuk- Lau, Geok Theng (1999) adalah untuk me-
kan terdapat pengaruh positif pengalaman ngetahui bahwa kepercayaan adalah faktor
merek, kepercayaan dan kepuasan terhadap kunci untuk membangun loyaitas merek.
loyalitas merek.
Faktor yang diusulkan dalam hipotesis untuk membangun merek adalah karakter-
Rerangka Konseptual
istik merek, karateristik perusahaan dan Berdasarkan landasan teori dan pe- karakteristik konsumen. Kuesioner se-
nelitian sebelumnya dibangun rerangka konseptual sebagai berikut:
Nilai Pelanggan (Y 1 )
Kepribadian Merek
H 1 Loyalitas Merek
(X 1 ) (Y 3 )
H Kepercayaan
5 Merek (Y
Sumber: Teori dan Penelitian Sebelumnya
Gambar 3 Rerangka Konseptual
424 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
Hipotesis Penelitian
menjadi sulit dilakukan, karena hampir
Kepribadian merek berpengaruh terhadap
disebagian besar perusahaan melakukan
loyalitas merek yang dimediasi oleh Nilai
kegiatan yang sama. Untuk membedakan
Pelanggan
produk yang dihasilkan dari produk pe- Dunia bisnis saat ini, setiap perusahaan
saing, perusahaan melakukan tambahan berusaha mendapat perhatian dari konsu-
nilai-nilai kepribadian pada masing-masing men dengan menciptakan citra produk yang
merek. Pada tahap ini kepribadian yang unggul dan berbeda melalui kepribadian
dimiliki oleh pelanggan dan merek semakin merek (Farhat, 2011). Kepribadian merek
didekatkan sehingga nilai yang dimiliki yang kuat akan lebih sulit untuk ditiru
oleh merek tersebut menjadi cerminan diri daripada atribut produk (Ang dan Lim,
pelanggan.
2006). Dengan demikian kepribadian merek Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang kuat akan menjadi merek yang ber-
yang diajukan dalam penelitian ini adalah: beda dan unik sehingga akan mampu
H 1 : Kepribadian merek berpengaruh positif membangun loyalitas konsumen. Sebagai-
terhadap loyalitas merek mana dikemukakan Solomon (2009) bahwa
H 2 : Kepribadian merek berpengaruh posi- keberhasilan memadukan kepribadian me-
tif terhadap nilai pelanggan rek seringkali menjadi kunci dalam mem-
H 3 : Nilai Pelanggan berpengaruh positif ter- bangun loyalitas pelanggan, walaupun hal
hadap loyalitas merek tersebut tidak mudah dilakukan.
H 4 : Kepribadian Merek berpengaruh positif Hipotesis ini juga dibangun berdasar-
terhadap loyalitas merek yang di kan hasil temuan Ki Lee et al. (2009) hasil
mediasi oleh Nilai Pelanggan penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung kepribadian merek terhadap
Kepribadian Merek berpengaruh Loyalitas
loyalitas merek dimediasi oleh kepuasan
Merek yang dimediasi oleh kepercayaan
konsumen. Siddiqui (2012), Kepribadain
merek
berpengaruh terhadap Kepuasan Konsu- Penelitian sebelumnya tentang pe- men., Yi Lin, (2010), terdapat pengaruh
ngaruh kepribadian merek terhadap ke- positif kepribadian merek terhadap loyalitas
percayaan telah dilakukan oleh Sung et al, merek Kim et al. (2010) kepribadian merek
(2010), Louis et al. (2010) hasil keduanya yang atraktif berpengaruh positif terhadap
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh word of mouth tetapi tidak berpengaruh
signifikan antara kepribadian merek dengan positif terhadap loyalitas merek, sedangkan
kepercayaan merek. Kotler and Keller (2009) Venkatewaran, (2011) dari kelima dimensi
mengemukakan kepercayaan yang tinggi kepribadian merek sincerity, excitrment,
oleh pelanggan terjadi salah satunya ketika competency, ruggedness, dan sophistication,
produk dan jasa terbaik memenuhi harapan terdapat hanya satu dimensi ruggedness
konsumen. Harapan konsumen akan di- yang tidak memiliki hubungan positif ter-
wujudkan ketika perusahaan mampu me- hadap kepribadian merek terhadap loyalitas
milih proposisi nilai. Zhoja et al. (2006), merek.
hasil penelitiannya ditemukankan bahwa Berdasarkan kajian pustaka Southgate
untuk membangun niat membeli kembali dalam Rangkuty (2009) mengemukakan
dari pelanggan maka pelanggan harus bahwa merek yang baik tidak hanya yang
merasakan kepuasan terhadap merek se- dapat menampilkan nilai fungsionalnya,
hingga terbangun kepercayaan merek. melainkan juga yang dapat memberikan
Mowen and Minor (1998) mengemuka- nilai tertentu dalam benak konsumen.
kan bahwa kepercayaan merek dan perilaku Selanjutnya juga dikemukakan diferensiasi
dibentuk melalui dua cara berbeda yaitu antar merek berdasarkan atribut fungsi
melalui pembelajaran kognitif dan pengala- man konsumen.
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
Formasi kepercayaan melalui pem- pribadian merek terhadap loyalitas merek belajaran kognitif ketika konsumen me-
yang dimediasi oleh nilai dan kepercayaan. lakukan aktivitas pemrosesan informasi
Penelitian ini menggunakan metode survey. (misalnya dari iklan) tentang manfaat pro-
Populasi dalam penelitian ini bersifat duk, kemudian mengembangkan sikap per-
infinit, unit sampel dalam penelitian ini caya, akhirnya membelinya, sedangkan for-
adalah individu, sehingga populasi dalam masi pengalaman terjadi ketika konsumen
penelitian ini adalah pengguna smartphone melakukan aktivitas membeli produk,
BlackBerry yang berstatus sebagai maha- mengkonsumsi, kemudian membentuk ke-
siswa di Kota Malang. Sifat populasi adalah percayaan terhadap produk tersebut.
infinite karena jumlahnya secara pasti tidak Berdasarkan uraian di atas hipotesis
bisa ditentukan. Anggota sasaran populasi yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
penelitian ini adalah mahasiswa pengguna
H 5 : Kepribadian merek berpengaruh po- smartphone BlackBerry . Alasan menggunakan sitif terhadap kepercayaan merek
mahasiswa sebagai responden adalah ka-
H 6 : Kepercayaan merek berpengaruh po- rena kecenderungan mahasiswa mengguna- sitif terhadap loyalitas merek
kan smarthphone secara optimal sesuai
H 7 : Kepribadian merek berpengaruh po- dengan aktivitasnya sehingga mahasiswa sitif terhadap loyalitas merek yang
akan mampu menjawab angket yang di- dimediasi oleh kepercayaan merek
berikan.
Untuk pertimbangan efisiensi dan
Nilai Pelanggan Berpengaruh Positif
efektifitas maka penelitian ini mengguna-
terhadap Kepercayaan Merek.
kan sampel yang dapat mewakili populasi- Almoatazbillah (2012) menyatakan bah-
nya. Sampel mahasiswa yang dimaksud wa Perusahaan harus memiliki strategi dan
adalah mahasiswa yang memiliki kriteria taktik untuk memberikan penghantaran
sebagai berikut: (1) Berstatus sebagai maha- nilai terbaik kepada konsumen. Perusahaan
siswa di wilayah kota Malang karena Kota harus mampu menciptakan proposisi nilai
Malang terdapat banyak Perguruan Tinggi, yang tepat sehingga selaras dengan persepsi
yaitu sebanyak 68 Perguruan Tinggi baik konsumen. Zang dan He (2013) hasil pe-
negeri maupun swasta. (2) Telah meng- nelitiannya menemukan bahwa penciptaan
gunakan smartphone BlackBerry minimal nilai kepada berbagai stakeholder yang di-
selama satu bulan karena dengan waktu lakukan perusahaan merupakan cara yang
satu bulan diyakini mahasiswa telah mam- baik yang akan mampu meningkatkan nilai
pu menggunakan smartphone merek Black- produk yang dipersepsikan oleh konsumen.
Berry dengan berbagai fasilitas dan aplikasi Perusahaan seharusnya melihat bahwa
yang disediakan sehingga mahasiswa se- akan terjadi perubahan sikap konsumen
bagai responden akan mampu mengisi setelah melakukan pembelian. Sikap yang
angket yang diberikan.
dipegang dengan kepercayaan yang kuat Mengacu pada Roscoe (1975) dalam akan membimbing pada perilaku (Engel,
Uma Sekaran yang menyatakan bahwa 2002). Berdasarkan uraian di atas hipotesis
untuk penelitian multivariate (termasuk yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
analisis regresi berganda) ukuran sampel
H 8 : Nilai Pelanggan berpengaruh positif sebaiknya beberapa kali (5-10 kali atau terhadap Kepercayaan Merek.
lebih) dari jumlah variabel yang akan di- analisis. Dalam penelitian ini jumlah sampel
METODE PENELITIAN
sebesar 54 x 6 = 324 responden. Peneliti Penelitian ini merupakan penelitian
memberikan angket kepada pengguna eksplanatori yang bertujuan untuk menguji
smartphone BlackBerry yang ditemui yang dan menjelaskan hubungan kausalitas anta-
memiliki kriteria sampel sesuai yang di- ra variabel prediktor yang meliputi ke-
tetapkan. Jumlah angket yang disebar 324
426 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
angket yang layak dianalisis sebesar 307 diukur dengan menggunakan indikator dari responden dan digunakan keseluruhan.
Peter and Olson (1999) meliputi indikator nilai fungsional, nilai emosional, value for
Definisi Operasional dan Pengukuran
money dan harga, dan nilai simbolik.
Variabel
Nilai pelanggan di ukur dengan Dalam penelitian ini terdapat satu
menggunakan PERVALS (Perceived Value variabel laten eksogen yang berpengaruh
Scale ). Pengukuran persepsi pelanggan terhadap variabel endogen, yaitu variabel
menggunakan 19 item yang dikembangkan kepribadian merek (X) sedangkan variabel
oleh peneliti yang mengadaptasi dari
endogen ada 3 yaitu nilai pelanggan (Y 1 ),
(Sweeney and Soutar, 2001 dalam Tjiptono,
2003). Selanjutnya responden diminta mem- Merek (Y 3 ). Variabel-variabel tersebut lebih
kepercayaan merek (Y 2 ) dan Loyalitas
beri penilaian pada pernyataan tentang lanjut didefinisikan sebagai berikut:
loyalitas merek dengan menggunakan skala likert 1 – 5, mulai dari angka dari 1 = sangat
Kepribadian Merek (X)
tidak setuju sampai angka 5 = sangat setuju. Definisi operasional kepribadian merek
dalam penelitian ini adalah persepsi
Kepercayaan Merek (Y 2 )
konsumen tentang sifat-sifat kepribadian Kepercayaan merek dalam penelitian manusia yang diasosiasikan pada merek
ini didefinisikan sebagai hasil evaluasi smartphone BlackBerry yang diukur de-
konsumen secara keseluruhan setelah ngan menggunakan indicator Aktivitas,
menggunakan smarthphone Blackberry se- Pertanggung jawaban, Keberanian, Ke-
hingga menimbulkan sikap tertentu dan sederhanaan dan Sifat Emosional dari
menumbuhkan tingkat kepercayaan pada Geuens (2009) dengan penjelasan sebagai
merek.
berikut: (1) Indikator Aktivitas meng- Blackberry terhadap merek smart- gambarkan pribadi yang aktif, dinamis dan
phone BlackBerry tentang kepercayaan inovatif, (2) Indikator keberanian meng-
merek yang diukur dengan menggunakan gambarkan sifat berani, dan percaya diri, (3)
indikator yang dikembangkan Gurviez and Indikator Kesederhanaan menggambarkan
Korchia, (2003) dan Delgado (2003) terdiri sifat mudah dikenal dan tidak rumit, (4)
dari indikator reliabilitas, credibility dan Indikator sifat emosional menggambakan
benevolence.
sifat menyenangkan dan perasa/emosi. Kepercayaan merek diukur dengan Pengukuran kepribadian merek meng-
menggabungkan pengukuran kepercayaan gunakan pengukuran yang dikembangkan
yang telah dikembangkan oleh Delgado oleh Geuens, Wejters, de Wulf (2009). Varia-
(2003) dan Gurvies dan Korchia (2003). bel kepribadian diukur dengan meng-
Selanjutnya responden diminta memberi gunakan 5 indikator Aktivitas, Pertanggung
penilaian pada pernyataan tentang loyalitas jawaban, Keberanian, Kesederhanaan dan sifat
merek dengan menggunakan skala likert 1 – emosional melalui 12 butir pernyataan de-
5, mulai dari angka 1 = sangat tidak setuju ngan menggunakan skala likert 1-5, mulai
sampai angka 5 = sangat setuju. dari angka 1 = sangat tidak setuju sampai angka 5 = sangat setuju.
Loyalitas Merek (Y 3 )
Berdasarkan konsep loyalitas merek
dari Oliver (1999) loyalitas merek dalam Nilai Pelanggan didefinisikan sebagai
Nilai Pelanggan (Y 1 )
penelitian ini didefinisikan sebagai persepsi persepsi pengguna smartphone Blackberry
konsumen tentang komitmennya untuk tentang keseluruhan manfaat yang diterima
loyal terhadap smarthphone merek Black- dan biaya yang dikeluarkan dibandingkan
Berry yang diukur dengan menggunakan dengan berbagai alternatif produk lain yang
indikator: (1) komitmen pelanggan akan
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
selalu menjadikan smartphone merek Black- Independen terhadap Variabel Dependen Berry sebagai pilihan pertama, (2) tetap
pada model dengan melibatkan variabael membeli smartphone merek BlackBerry
mediasi, (b) memerksa pengaruh Variabel meskipun harga merek lain lebih mura, (3)
Independen terhadap Variabel Dependen akan membela jika orang lain memberi
pada model tanpa melibatkan Variabel penilaian negatif tentang smartphone merek
Mediasi, (c) memeriksa pengaruh Variabel BlackBerry , dan (4) merekomendasikan ke-
Independen terhadap Variabel Independen pada teman yang akan membeli smarthphone
terhadap Variabel Mediasi, dan (d) me- merek BlackBerry.
meriksa pengaruh Variabel Mediasi ter- Pengukuran loyalitas merek di ukur
hadap Variabel Dependen. dengan menggunakan pengukuran yang
Berikut ini disajikan karakteristik dikembangkan peneliti mengacu pada
responden dan deskripsi variabel yang konsep teori dan beberapa ukuran yang
memberikan informasi secara aktual yang telah dikembangkan dari penelitian se-
diharapkan mampu mendukung dalam belumnya. Selanjutnya responden diminta
menjelaskan hasil temuan penelitian. Hasil memberi penilaian pada pernyataan tentang
analisis data dan pembahasan juga disajikan loyalitas merek dengan menggunakan skala
disini yang akan memaparkan hasil temuan likert 1 – 5 mulai dari angka 1 = sangat tidak
penelitian yang akan memberikan kontri- setuju sampai angka 5 = sangat setuju.
busi bagi pengembangan ilmu khususnya Analisis penelitian tentang hubungan
ilmu perilaku konsumen. multiatribut antar beberapa variabel inde- penden dan variabel dependen dilakukan
Karakterisik Responden
dengan menggunakan alat analisis Genera- Bila dicermati Gambar 4 tampak bahwa lized Structure Component Analysi s (GSCA),
jumlah pengguna smarthphone merek Black sebagaimana disampaikan Solimun (2012),
Berry yang laki-laki dan perempuan se- sedangkan untuk analisis variabel mediasi
imbang. Hal tersebut sangat dimungkinkan dalam penelitian ini menggunakan pen-
karena responden dalam penelitian ini ada- dekatan perbedaan koefisien. Solimun
lah mahasiswa yang secara umum memiliki (2012) menyatakan pendekatan perbedaan
karakteristik beraktivitas penuh dan se- koefisien yaitu menggunakan metode
mangat sebagai pribadi maupun sebagai pemeriksaan dengan melakukan analisis
mahasiswa baik mahasiswa laki-laki mau- dengan dan tanpa melibatkan variabel
pun perempuan. Pemanfaatan handphone mediasi. Metode pemeriksaan variabel
untuk menunjang aktivitas mereka tanpa mediasi dengan pendekatan perbedaan
membedakan jenis kelamin apakah laki-laki koefisien dilakukan sebagai berikut: (a)
atau perempuan.
memeriksa pengaruh langsung Variabel
Laki-Laki=152
Perempuan=155
Sumber: Data Karakteristik Responden, diolah
Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
428 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
Deskripsi tentang seberapa lama res- semester pengguna BlackBerry merupakan ponden telah memiliki smartphone Black-
mahasiswa aktif diperguruan tinggi. berry tampak pada Gambar 5. Lama masa
Artinya bahwa responden pada usia kepemilikan Blackberry menggambarkan
dan semester tersebut memiliki aktivitas pengetahuan dan kemampuan responden
tinggi baik dalam aktivitas pribadi maupun dalam memanfaatkan aplikasi yang tersedia
aktivitas sebagai mahasiswa yang diyakini sehingga akan mampu memberikan infor-
terkait dalam menggunakan smarthphone masi secara baik.
BlackBerry sebagai sarana untuk menunjang Semester dan Usia mahasiswa tampak
aktivitasnya. Juga pada usia dan semester pada Gambar 6 dan Gambar 7 bahwa se-
tersebut cukup matang untuk mampu me- bagian besar mahasiswa berdasarkan
nilai dan merasakan kinerja smarthphobe BlackBerry .
1bln-1 thn=90
1 thn-2thn=93 2 thn=124
Sumber: Data Karakteristik Responden, diolah
Gambar 5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Penggunaan
2-8=206
Sumber: Data Karakteristik Responden, diolah
Gambar 6 Karakteristik Responden berdasarkan Semester
18th-20th=191 21th-23th=108 24th-26th=8
Sumber: Data Karakteristik Responden, diolah
Gambar 7 Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
Berdasarkan pengeluaran pulsa untuk variasi pengeluaran pulsa yang sebagian BlackBerry pada Gambar 8 dapat menjadi
besar berkisar antara Rp. 50.000 – Rp. gambaran bahwa responden merupakan
100.000,- per bulan.
pengguna aktif BlackBerry dengan berbagai
Krg Rp. 50.000=125 Rp.50.000-Rp.100.000=168 Lbh dr Rp. 100.000=14
Sumber: Data Karakteristik Responden, diolah
Gambar 8 Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran Pulsa BB per Bulan
Hasil Analisis dan Evaluasi Model GSCA
bilamana seluruh model yang digunakan Evaluasi terhadap model GSCA dalam
sebagai dasar pengujian signifikan atau non penelitian ini melalui tahap awal dengan
signifikan berarti model dikatakan linier. melakukan pengujian Linieritas, berikutnya
Hasil pengujian linieritas hubungan antar mengevaluasi measure of fit pada model
variabel disajikan pada Tabel 1 adalah pengukuran dengan tujuan memeriksa
merupakan hasil tabulasi dari hasil uji kembali apakah instrument penelitian valid
asumsi linier.
atau reliabel dalam merefleksikan variabel Tabel 1 menunjukkan hasil keseluruhan laten. Langkah berikutnya dilakukan
model yang digunakan signifikan sehingga measure of fit model struktural dan measure of
dapat disimpulkan bahwa semua hubungan overall model.
antar variabel yang terdapat dalam model struktural adalah linier artinya asumsi
Hasil Pengujian Linieritas
linieritas pada analisis GSCA terpenuhi. Pengujian asumsi linieritas dilakukan
Dengan demikian membuktikan bahwa dengan metode Curve Fit, dihitung dengan
data yang digunakan memenuhi persyarat- bantuan software SPSS. Rujukan yang di-
an linieritas dan dapat dilakukan analisis gunakan adalah prinsip parsimony, yaitu
lebih lanjut.
Tabel 1 Hasil Pengujian Asumsi Linieritas
Hubungan Antar Variabel Eksogen
Uji Linieritas
dan Endogen R 2 F Signifikan Hasil
Kepribadian Model
Linier Merek (X)
Nilai Pelanggan (Y 1 )
Linier Kepribadian
Kepercayaan Merek Model
Linier Merek (X)
Linier Kepribadian
94.56 Linier Merek (X)
Loyalitas Merek (Y 3 )
Linier Nilai Pelanggan
Kepercayaan. Model
Linier (Y 1 )
Linier Nilai Pelanggan
Merek (Y 2 )
Model Loyalitas Merek (Y
Linier (Y 1 )
Linier Kepercayaan
Model
Linier Merek(Y 2 )
Loyalitas Merek (Y 3 )
Linier
430 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 416 – 439
Hasil analisis SPSS Evaluasi Model Pengukuran (Measurement
pribadian konsumen yang memiliki ke-
of Fit).
pribadian giat dalam beraktifitas. Pada Evaluasi model pengukuran dilakukan
indikator KM2. Pertanggungjawaban me- untuk memeriksa apakah instrumen pe-
miliki nilai loading estimate tertinggi pada nelitian valid atau reliabel dalam menjelas-
aitem KM.2.3. Tanggungjawab yang men- kan atau merefleksikan variabel laten.
cerminkan kepribadian konsumen yang Pengujian terhadap setiap indikator yang
berani mengambil segala konsekuensi dari merefleksikan variabel laten dapat dijelas-
tindakannya, sedangkan untuk Indikator kan sebagai berikut:
KM3. Keberanian dan KM.4. Kesederhanaan masing-masing memiliki loading etimate
Variabel Kepribadian Merek
tertinggi pada aitem KM. 3.1. Berani Maju Kepribadian merek diukur dengan
dan aitem KM. 4.1. Mudah dikenal. menggunakan indikator: KM1. Aktivitas,
Keduanya mencerminkan tidak mau kalah KM.2. Pertanggungjawaban, KM3. Ke-
dengan lainnya dan mudah bergaul dengan beranian, KM4. Kesederhanaan dan KM5.
orang lain. Selanjutnya indikator KM5. Sifat Sifat Emosional. Berdasarkan Tabel 2 Nilai
emosional yang memiliki loading estimate estimate loading factor indikator KM1.
tertinggi pada aitem KM. 5.1. Sifat me- Aktivitas tertinggi dicapai oleh nilai aitem
nyenangkan.
KM.1.1. Aktif yang menggambarkan ke-
Tabel 2 Evaluasi Model Pengukuran Kepribadian Merek
Loading
Indikator Mean
Estimate
CR
AVE = 0.627 ( Ѵ AVE = 0.818), ALPHA = 0.690
KM.1. AKTIVITAS
3.87 KM.1.2. Dinamis
KM.1.1. Aktif
4.16 KM.1.3. Inovatif
AVE = 0.559 ( Ѵ AVE = 0.747), ALPHA = 0.597
KM.2. PERTANGGUNGJAWABAN
KM.2.1 Memahami
KM.2.2. Daya Tahan
3.02 KM,2.3. Tanggungjawab
AVE = 0.735 ( Ѵ AVE = 0.857), ALPHA = 0.640
KM.3. KEBERANIAN
KM.3.1. Berani Maju
3.64 KM.3.2. Percaya Diri
AVE = 0.744 ( Ѵ AVE = 0.862), ALPHA = 0.654
KM.4. KESEDERHANAAN
KM.4.1. Mudah dikenal
4.29 KM.4.2. Tidak Rumit
AVE = 0.696 ( Ѵ AVE = 0.834), ALPHA = 0.556
KM.5. SIFAT EMOSIONAL
KM.5.1.Sifat
KM.5.2. Sifat Perasa/Emosi
Sumber : Hasil analisis GSCA
Mediasi Nilai Pelanggan Dan Kepercayaan Merek ... – Zuhroh
Dari keseluruhan indikator yang harus 28,17 * signifikan pada tingkat kepercayaan diperhatikan adalah indikator pertanggung
95%. Hasil pengujian variabel nilai pelang- jawaban dan berani maju karena kedua
gan dengan nilai akar 0,710 lebih besar dari indikator tersebut memiliki loading estimate
0,5 artinya konstruk memiliki validitas tertinggi tetapi kondiisi aktual belum baik
diskriminan yang baik. Sedangkan untuk dengan rerata (mean) masing-masing tang-
nilai alpha sebesar 0,710 dengan kriteria 0,5 gungjawab 3,20 dan berani maju 3.64.
sampai dengan 0,7 dikatakan memiliki nilai Hasil pengujian nilai akar AVE indi-
yang baik karena memilki nilai di atas 0,7. kator kepribadian merek secara keseluruhan masing-masing lebih besar dari 0,50 dapat
Variabel Kepercayaan merek
dikatakan konstruk memiliki discriminant Berdasarkan Tabel 4 bila dicermati validity yang baik dan nilai alpha = 0,6
tampak bahwa loading estimate tertinggi ter- diantara nilai 0,6 sampai 0,7 dikatakan
dapat pada indikator T1. Reliability sebesar memiliki nilai moderat. Kesimpulan yang
0,881 artinya merupakan indikator paling dapat diambil berdasarkan evaluasi model
penting bagi konsumen namun bila melihat pengukuran indikator kepribadian merek
kondisi aktual indikator T1. Reliability layak untuk digunakan karena memiliki