TUGAS AKHIR - Perancangan Booklet Sebagai Media Utama Re-Building Image Pasar Antik Triwindu Solo

PERANCANGAN BOOKLET

SEBAGAI MEDIA UTAMA RE-BUILDING IMAGE PASAR ANTIK TRIWINDU SOLO

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

oleh:

NURITA RIRIH PRATIWI NIM C0706037 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Bapak, Ibu, dan Adik tersayang yang selalu menyertakan namaku dalam do’anya,dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Budi Utomo yang menjadi

MOTTO

“Lakukanlangkah demi langkah, Setiapadasetiapjengkalprosesnya,

Selalulibatkan didalamnya,

Makapercayalah,

akanmembuatsegalasesuatuindah padawaktunya”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka penulisan Konsep Karya Tugas Akhir dengan judulPERANCANGAN

BOOKLET SEBAGAI MEDIA UTAMA RE-BUILDING IMAGE PASAR

ANTIK TRIWINDU SOLOini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Mohamad Suharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

3. Arief Iman Santoso S.Sn selaku Koordinator Tugas Akhir

4. Arief Iman Santoso S.Snselaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini.

5. Ercilia Rini O, S.Snselaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan berbagai macam masukan serta kritik yang membangun.

6. Teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam 6. Teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga Konsep Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, Nopember2011

Penulis

ABSTRAK

Nurita Ririh Pratiwi , 2011. Karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan Booklet sebagai Media Utama Re-building Image Pasar Antik Triwindu Solo ”. Adapun Permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana merancang booklet sebagai media utama dalam re-building image Pasar Antik Triwindu guna mengembalikan, atau bahkan meningkatkan citranya yang dulu telah melekat di hati para pengunjungnya, yang komunikatif, efektif, tepat sasaran dan efisien? (2) Bagaimana merancang media pendukung booklet dalam re-building image Pasar Antik Triwindu Solo yang sesuai? Tujuan dari perancangan booklet ini adalah sebagai media utama yang akan membantu Pasar Antik Triwindu dalam memperkenalkan citranya yang baru yang masih cukup asing di beberapa wilayah mengingat adanya renovasi besar-besaran pada pasar, baik secara konstruksi bangunan dan kesan yang ditimbulkan. Selain itu juga untuk mendekatkan kembali Pasar Antik Triwindu sebagai pasar antic tradisional di benak para masyarakat yang telah lama menjadi target market-nya. Booklet ini berisikan profil singkat Pasar Antik Triwindu, informasi-informasi penting yang dibutuhkan dan beragam barang yang dijual dan menjadi komoditi terbesar di pasar tersebut.Dengan tampilan fotografi yang terpadu apik dengan keterangan yang menjelaskan secara singkat diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan para target audience dan target market pada Pasar Antik Triwindu sehingga meningkatkan minat untuk mengunjunginya, mengingat media promosi yang selama ini dibuat dirasa kurang menarik dan kurang menyita perhatian bagi masyarakat luas, selain itu juga mampu memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang Desain Komunikasi Visual.

ABSTRACT

Nurita Ririh Pratiwi, 2011.This Final Exam wasentitle" Booklet Design As a Main Re-Building Image Media of Tha Triwindu Traditional Antique Market Solo". As for Problems studied by : ( 1) How designing booklet as especial media in Antique Re-building Image Market of Triwindu to return, or even improve this image which first have stick minded in all visitor, which communicative, effective, zero in on and efficient? ( 2) How designing media of supported booklet in Re-building Image of Triwindu Antique Market Solo appropriate? Intention of this scheme booklet is as especial media to assist the Antique Market of Triwindu in introducing thisnew image new which still foreign enough in some region remember the existence of renovating at market, either through construction of impression and building generated. Besides also to draw near to return the Antique Market of Triwindu as traditional antique market in marrow of all society which have old become the goals market. This Booklet comprise the brief profile of Triwindu Antique Market, important information required and immeasurable of goods sold and become the biggest commodity in the market. With the nice inwrought photography appearance with the boldness explaining is in a word expected can grow the interest of all goals of audience and goals market of Triwindu Antique Market so that improve the enthusiasm to visit it, considering promotion media is which during the time made to be felt lose looks and less confiscating of attention to wide of society, besides also can enrich the science in the field of Visual Communications Design.

Arief Iman Santoso, S.Sn Ercilia Rini O, S.Sn

ABSTRAK

2011. Karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan Booklet sebagai Media Utama Re-building Image Pasar Antik Triwindu Solo ”. Adapun Permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana merancang booklet sebagai media utama dalam re-building image Pasar Antik Triwindu guna mengembalikan, atau bahkan meningkatkan citranya yang dulu telah melekat di hati para pengunjungnya, yang komunikatif, efektif, tepat sasaran dan efisien? (2) Bagaimana merancang media pendukung booklet dalam re-building image Pasar Antik Triwindu Solo yang sesuai? Tujuan dari perancangan booklet ini adalah sebagai media utama yang akan membantu Pasar Antik Triwindu dalam memperkenalkan citranya yang baru yang masih cukup asing di beberapa wilayah mengingat adanya renovasi besar-besaran pada pasar, baik secara konstruksi bangunan dan kesan yang ditimbulkan. Selain itu juga untuk mendekatkan kembali Pasar Antik Triwindu sebagai pasar antic tradisional di benak para

masyarakat yang telah lama menjadi target market-nya. Booklet ini berisikan profil singkat Pasar Antik Triwindu, informasi-informasi

penting yang dibutuhkan dan beragam barang yang dijual dan menjadi komoditi terbesar di pasar tersebut.Dengan tampilan fotografi yang terpadu apik dengan keterangan yang menjelaskan

secara singkat diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan para

target audience dan target market pada Pasar Antik Triwindu sehingga meningkatkan minat untuk mengunjunginya, mengingat

Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM C0706037 2

3 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena pasar tradisional mungkin tidaklah menjadi topik hangat saat ini. Era yang semakin maju menggeser keberadaan peradaban pasar tradisional di berbagai daerah, khususnya daerah maju dan berkembang, tergantikan oleh berbagai ragam pasar dengan wajah baru, seperti pertokoan modern, mall, supermarket , dan sejenisnya. Mereka menawarkan sebuah gaya hidup yang lebih masa kini , nyaman, mewah, dan bergengsi. Namun siapa mengira, hal tersebut secara tidak langsung telah mengikis citra kebudayaan yang melekat dan bersahaja pada diri hakiki Bangsa Indonesia. Lain halnya dengan apa yang dilakukan Pemkot Solo, di bawah kepemimpinan Walikota Joko Widodo (Jokowi) ini, Kota Solo mengalami perubahan pesat. Perubahan tersebut mengarah pada kemajuan dan modernisasi kota tanpa meninggalkan identitas budaya yang adi luhung. Pembangunan yang paling mencolok di sini adalah pembangunan taman kota di berbagai sudut strategis dan yang terpenting adalah, pembangunan besar- besaran di beberapa area pasar tradisional di Kota Solo. Kerjasama antara Dinas Pengelolaan Pasar serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, mengadakan beberapa program pembangunan pasar-pasar tradisional di Kota Solo yang dirombak sedemikian rupa, tanpa meninggalkan unsur budayanya yang kemudian akan dipublikasikan kepada masyarakat dalam maupun luar kota, sebagai obyek pariwisata Kota Solo yang patut dipertimbangkan. Dibangun

Pasar yang memiliki USP (Unique Selling Prepotition) berupa barang antik asli maupun retro ini memiliki nuansa budaya Jawa yang kental telah dikemas secara modern, yaitu berupa pasar barang antik dengan area yang tidak begitu luas, namun bersih, nyaman, dan tertata dengan rapi. Fasilitas yang dibangun cukup lengkap dan memadai. Areanya pun dipadati oleh pedagang yang berjajar rapi memenuhi setiap lorong pasar. Para pedagang siap menjamu siapa saja yang berkunjung ke lokasi dengan sapaan akrabnya. Keramahtamahan, sistem tawar menawar langsung dan senda gurau antar pedagang mewarnai kehidupan sehari-hari di area Pasar Antik Triwindu tersebut.

Selain itu, kini juga telah dibangun area Ngarsopuro yang cocok untuk sekedar bersantai, didekatnya juga terdapat Keraton Mangkunegaran yang masih terjaga keaslian dan keutuhannya dan mulai dibuka untuk kunjungan, baik wisatawan lokal maupun asing, semakin memperkuat nuansa Kota Solo yang sesungguhnya.

Mengingat adanya renovasi yang sedemikian rupa itu ternyata mengurangi citra pasar yang selama ini dikenal oleh para target market-nya sebagai pasar antik tradisional dengan adanya wajah baru yang juga beberapa saat pernah menyandang nama baru, yaitu Windujenar, yang akhirnya kembali lagi pada nama awalnya, Pasar Antik Triwindu. Sehingga perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh dan terperinci dalam membangun kembali image pasar yang mengalami perubahan tersebut agar kembali dikenali dan diminati atau bahkan meningkatkan intensitas minat para target market-nya. Adapun citra pasar yang Mengingat adanya renovasi yang sedemikian rupa itu ternyata mengurangi citra pasar yang selama ini dikenal oleh para target market-nya sebagai pasar antik tradisional dengan adanya wajah baru yang juga beberapa saat pernah menyandang nama baru, yaitu Windujenar, yang akhirnya kembali lagi pada nama awalnya, Pasar Antik Triwindu. Sehingga perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh dan terperinci dalam membangun kembali image pasar yang mengalami perubahan tersebut agar kembali dikenali dan diminati atau bahkan meningkatkan intensitas minat para target market-nya. Adapun citra pasar yang

Berdasar asumsi tersebut, maka menginspirasi penulis untuk menempuh jalan promosi dengan langkah re-building image pasar, yang tepat sasaran, efektif, persuasif, dan juga komunikatif, agar Pasar Antik Triwindu kembali dikenali, diminati, sehingga mengembalikan citranya yang dulu telah melekat di hati para pengunjungnya, baik masyarakat Kota Solo maupun para wisatawan luar Kota Solo. Dibutuhkan suatu media yang mampu mengkomunikasikan identitas pasar, keberadaan pasar, citra pasar dan keistimewaan beberapa produk andalannya, sehingga media tersebut akan bersifat persuasif bagi target pasar. Rancangan tersebut akan diaplikasikan pada beberapa media komunikasi sebagai pendukung dan media utama sebagai point of interest dalam kampanye re-building image ini melalui pembuatan media berupa booklet. Dipilihnya media booklet karena media ini merupakan media cetak yang memiliki kelebihan dalam sisi visual, dan kearsipan, sehingga dalam menyampaikan pesan pada para target audience dapat lebih rinci dan jelas. Oleh sebab itu judul konsep karya tugas akhir ini adalah

PERANCANGAN BOOKLET SEBAGAI MEDIA UTAMA RE-BUILDING IMAGE PASAR ANTIK TRIWINDU SOLO.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat disimpulkan pokok-pokok masalah yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang booklet sebagai media utama dalam re-building image Pasar Antik Triwindu guna mengembalikan, atau bahkan meningkatkan citranya yang dulu telah melekat di hati para pengunjungnya, yang komunikatif, efektif, tepat sasaran dan efisien?

2. Bagaimana merancang media pendukung booklet dalam re-building image Pasar Antik Triwindu Solo yang sesuai?

C. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan booklet sebagai media utama dalam re-building image Pasar Antik Triwindu Solo, adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan perancangan booklet sebagai media utama dalam re-building image Pasar Antik Triwindu guna mengembalikan, atau bahkan meningkatkan, citranya yang dulu telah melekat di hati para pengunjungnya, yang komunikatif, efektif, tepat sasaran, dan efisien.

2. Menciptakan perancangan media pendukung booklet dalam re-building image Pasar Antik Triwindu Solo yang sesuai.

D. Target Market dan Target Audience

Target market adalah pengguna/user dari produk/jasa, dijabarkan dengan data statistik khususnya data demografi dan geografi. Target audience adalah Target market adalah pengguna/user dari produk/jasa, dijabarkan dengan data statistik khususnya data demografi dan geografi. Target audience adalah

1. Target Market

a. Segment Demografi

1) Kelompok usia

: 20 - 55 tahun

2) Jenis kelamin

: laki-laki dan perempuan

3) Agama

: semua agama

4) Pendidikan

: pendidikan minimal SMA/SMK

5) Ekonomi

: kalangan ekonomi menengah ke atas

b. Segmen Geografi Kota-kota besar di Indonesia, dan beberapa Negara di sekitar Indonesia, yang memiliki intensitas tinggi berkunjung ke Kota Solo.

c. Segmen Psikografi Wisatawan Domestik dan Asing yang memiliki intensitas tinggi berkunjung ke Kota Solo dan memiliki ketertarikan pada gaya hidup dan nuansa antik dengan nilai budaya tinggi.

2. Target Audience

a. Segmen Demografi

1) Kelompok usia : 20 - 55 tahun

2) Jenis kelamin

: laki-laki dan perempuan

3) Agama

: semua agama

4) Pendidikan : pendidikan minimal SMA/SMK

Wisatawan Domestik maupun Asing yang memiliki intensitas tinggi berkunjung ke Kota Solo dan menggemari berbagai cinderamata unik dan kuno sebagai wujud gaya hidup antik modern namun tetap bernilai budaya dan mengandung karya seni tinggi.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode penciptaan dan perancangan yang penulis gunakan ada 5 (lima) cara, yaitu :

1. Metode Survey Penulis mengamati secara langsung suasana di Pasar Antik Triwindu Solo meliputi tempat, suasana, masyarakat yang terlibat langsung didalamnya sebagai pelaku, dan USP yang ada pada pasar tersebut. Meliputi kegiatan dokumentasi hingga terjun langsung dalam salah satu proses transaksi di Pasar Antik Triwindu tersebut.

2. Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara mendalam (in depth interviewing) yang dilakukan secara formal dan nonformal, suasana akrab, sifat pertanyaan yang lentur dengan para nara sumber terpercaya di lokasi penelitian, antara lain Lurah Pasar Antik Triwindu, Ketua Paguyuban pedagang di Pasar Antik Triwindu, beberapa pedagang, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo.

memuat informasi tentang Pasar Tradisional dan upaya-upaya pelestariaanya berkaitan dengan sektor pariwisata.

4. Teknik Sampling Dengan teknik ini diharapkan akan mendapat key informants yang memadai untuk menganalisis potensi pasar tradisional sebagai daya tarik wisata budaya.

5. Validitas Data Penelitian ini akan dilakukan guna mengupayakan perolehan derajat kepercayaan yang lebih tinggi dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber informasi yang berbeda.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perancangan

1. Pengertian secara Bahasa Kata perancangan berasal dari kata kerja merancang, dan kata dasar

rancang yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran –an, sehingga terbentuklah kata perancangan.

Kata merancang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti merencanakan, mengatur segala sesuatunya lebih dahulu.Jadi, kata perancangan dapat diartikan mengatur segala sesuatu terlebih dahulu.

2. Perancangan dalam Dunia Periklanan Dalam pelaksanaan aktivitas pemasaran, setiap instansi pastilah berupaya untuk menetapkan suatu perancangan yang mengarah pada target market -nya.Perancangan tersebut akandimulai sejak memproduksi suatu produk sampai produk tersebut diterima oleh konsumen. Semua yang telah dirancang di bidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk, pasar, harga, dan promosi.

Lamb, Hair , dan Mc Daniel (2006) menjelaskan bahwa perancangan memerlukan sebuah strategi, meliputi produk, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik dan dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.

Strategi dalam pemasaran yang akan digunakan dalam proses perancangan, pada dasarnya terdiri atas 4 bidang strategi, yaitu : Strategi dalam pemasaran yang akan digunakan dalam proses perancangan, pada dasarnya terdiri atas 4 bidang strategi, yaitu :

b. Keputusan promosi yang akan mengomunikasikan informasi yang berguna pada dasar tujuan.

c. Keputusan distribusi mengenai pengiriman produk kepada konsumen.

d. Keputusan harga yang menyatakan nilai pertukaran yang dapat diterima pada barang atau jasa.

Sedangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi, para manajer bergantung pada 4 komponen dasar, yaitu :

a. Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebutuhan seorang konsumen.

b. Penetapan harga adalah memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadang-kadang merupakan suatu tindakan penyeimbang.

c. Distribusi / penempatan adalah menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen.

d. Promosi adalah yang berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan informasi mengenai produk.

Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu.

dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa tertentu. Pada iklan biasanya ditampakan organisasi yang mendukungnya.Dalam praktiknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen dan tujuan akhir dalam iklan adalah bagaimana memengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Periklanan dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan media sebagai berikut :

a. Merchandising Adalah seperangkat media iklan yang berfungsi sebagai cinderamata.Media ini diaplikasikan pada berbagai bentuk barang yang didalamnya menyimpan identitas produk maupun perusahaan, yang disesuaikan dengan ketertarikan dan kebutuhan para konsumen saat itu.

b. Media Cetak

1) Katalog dan Booklet Media cetak ini bermanfaat sebagai buku yang menjelaskan profil dan data pruduk secara diskriptif dan persuasif.Informasi yang disajikan lebih lengkap dan dikemas dengan visualisasi menarik.

2) Kemasan (packaging) Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan

mengirimkan barang.Selain itu, kemasan juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Salah satu kemasan yang saat ini diminati adalah kemasan kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian bawah.Kotak jadi umumnya dibuat dari kardus yang berat atau papan yang terbuat dari serpihan kayu dan dilaminasi dengan kertas dekoratif, atau material dekoratif lainnya yang menutup keseluruhan bagian luar dan tepi kotak.Struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan menambah daya tarik visual bagi produk.

3) Surat Kabar Surat kabar merupakan media periklanan yang paling efektif. Dengan demikian, periklanan dalam media ini harus diusahakan mendapat kesan yang positif di mata masyarakat karena media ini lebih banyak dibaca oleh masyarakat luas. Meskipun demikian, media ini juga mempunyai kelemahan karena pada umumnya surat kabar hanya dibaca sekali kemudian dibuang sehingga kurang mendapat perhatian dari pembaca.

4) Majalah Media ini hampir sama dengan surat kabar, tetapi media ini hanya diterbitkan untuk orang-orang yang khususnya mempunyai rasa dan perhatian yang sama pada segmen tertentu saja.

5) Brosur dan leaflet Brosur merupakan selebaran yang dikirim atau diberikan ke berbagai perusahaan maupun perorangan yang dianggap sebagai pembeli potensian, sedangkan leaflet berisi informasi mengenai produk dan harga.

6) X-Banner X-Banner merupakan media cetak yang berbentuk seperti spanduk, namun bedanya, X-Banner ini diletakan didalam ruangan dan berdiri pada dua buah tongkat penyangga sebagai informasi keberadaan produk.

c. Media Elektronik Media elektronik adalah media yang paling efektifdan banyak digunakan oleh perusahaan karena media ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.Media elektronik terdiri atas media audio dan audio visual.

d. Media Outdoor ( Luar Ruangan ) Setelah kedatangan teknologi, billboard yang dicat dengan tangan diganti dengan teknologi komputer. Selanjutnya, periklanan outdoor pun berkembang. Berbagai jenis iklan outdoor bermunculan. Namun satu hal yang sama dari iklan-iklan tersebut adalah dapat dilihat oleh konsumen di luar rumah mereka, itulah sebabnya disebut iklan luar rumah (Outdoor / Out of Home Advertising).

1) Billboard Billboard merupakan iklan yang dipasang pada papan-papan besar bergambar yang dianggap strategis, mudah dilihat dijalan raya yang ramai dilalui oleh kendaraan.Media ini hanya bersifat mengingatkan sehingga diperlukan pesan yang jelas, singkat, mudah dipahami, dan gambar yang menarik.

2) Signboard Media ini berupa papan-papan kecil dengan gambar petunjuk arah suatu lokasi tertentu. Media ini ditempatkan pada jalan yang menuju lokasi tersebut.

3) Umbul-umbul Media ini menampilkan gambar dengan warna yang mencolok sehingga memberikan suasana yang meriah.

4) Sticker Sticker merupakan iklan yang dipasang pada kendaraan-kendaraan umum seperti bus kota dan taksi. Umumnya, pemasangan iklan menggunakan sticker dipilih untuk kendaraan umum yang melalui jalur padat.

3. Publisitas (Publicity) Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara non-personal dengan membuat berita yang bersifat 3. Publisitas (Publicity) Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara non-personal dengan membuat berita yang bersifat

Pada publisitas, informasi yang tercantum bukan berupa iklan melainkan berupa berita. Biasanya, individu atau lembaga yang dipublikasikan tidak mengeluarkan biaya dan tidak dapat mengawasi pengungkapan beritanya. Publisitas mengandung unsur-unsur berita yang menarik sehingga dapat menarik media massa untuk ikut serta menyiarkan meskipun tidak menerima bayaran, yang dalam istilah Bahasa Jawa yaitu sistem gethok tular.

Alat komunikasi umum yang digunakan pada saat melakukan publikasi adalah pers, pidato atau seminar, laporan tahunan, dan donasi serta hubungan masyarakat. Ciri atau penampilan publisitas ditambah dengan tiga kualitas khusus, yaitu :

a. Nilai kepercayaan yang tinggi. Artikel dan berita di media biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada iklan.

b. Dorongan keluar. Publisitas dapat menjangkau banyak pihak menghindari wiraniaga atau iklan. Pesan yang sampai ke pembeli berupa berita, bukan suatu komunikasi penjual langsung.

c. Dramatisasi. Iklan dan publisitas mempunyai potensi atau mendramatisasi suatu perusahaan.

4. Integrated Marketing Communication Dalam prakteknya, sebuah „Perancangan‟ akan mengacu pada sebuah strategi teori Integrated Marketing Communication atau komunikasi pemasaran terpadu. Menurut Duncan (2005), Principles of Advertising & IMC adalah proses perencanaan, pelaksanaan, den pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jadi, IMC merupakan suatu sinergi, kreativitas, integrasi, dan komunikasi pemasaran secara terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung.

Seseorang atau sebuah instansi dapat mengklain memiliki komunikasi terpadu secara penuh apabila sudah mengidentifikasikan satu per satu pesan inti yang mengarahkan pada satu ide kreatif besar dan dapat pula diimplementasikan seberbagai bidang yang hendak ditekuni. Atau, kita boleh mengatakan mampu mempertahankan komunikasi terpadu dari waktu ke waktu apabila dalam perkembangannya, komunikasi seseorang ataupun instansi dianggap benar sesuai keadaan dan karakteristik merek yang ada.

Hampir semua komunikasi pemasaran memiliki tujuan yang sama, yakni menyampaikan pesan tertentu kepada audienssasaran yang sudah diidentifikasikan secara jelas. Untuk melakukan hal tersebut, setiap

Positioning, Personality , dan Proposition. Dengan kata lain, mereka mengadopsi pendekatan terpadu pada seluruh aspek komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mencapai target pasar yang lebih luas serta pengaruh pergaulan dan ingatan yang lebih efisien. Dalam hal ini kunci utamanya adalah bagaimana seseorang atau instansi melihat dinamika pasar. Integrasi menjadi penting jika ada konsistensi audiens. Pendekatan untuk mengidentifikasi positioning pada dasarnya sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Meskipun demikian, disamping melihat kategori produk yang terbatas, juga perlu mencari motivator kategori produk yang terbatas dan motivator di sektor pasar secara menyeluruh. Pendekatan yang seharusnya lakukan dapat dimulai dengan tujuan pemasaran atau bisnis dan audiens yang harus dituju. Parameter kampanye sudah ditetapkan, yang diprioritaskan pada industri apa, negara mana dan sebagainya. Dalam kelanjutannya juga perlu menganalis situasi saat ini, kemudian menentukan tujuan komunikasi yang cocok. Terakhir, memutuskan strategi dan rencana taktis untuk mencapai sasaran tersebut.

B. Booklet

1. Pengertian Booklet Booklet merupakan salah satu media cetak yang penggunaannya mulai marak pada tahun 1990-an. Perlunya memperkenalkan sebuah

menjadikan media yang menyerupai katalog ini mulai digemari di dunia periklanan. Tampilannya yang lebih eksklusif dan mewah membuat media ini lebih dihargai dari pada media cetak lainnya seperti brosur, leaflet, poster, sticker , iklan pada majalah dan Koran, yang biasanya tidak memberikan kesan tersendiri bahkan tidak menyita perhatian sedikitpun bagi para target audience- nya.Booklet biasanya dipakai pada perusahaan-perusahaan besar, dan juga instansi-instansi yang dibawahi kedinasan suatu kota untuk memperkenalkan produk terbarunya dan juga sebagai sarana memperkenalkan citra baru yang ingin dikembangkan di masyarakat pada umumnya dan para target market pada khususnya. Dengan tampilan yang dikemas secara istimewa, dan visualisasi yang sudah disesuaikan bertujuan untuk lebih membuat media ini mampu menyita perhatian di manapun media ini diedarkan.

Booklet biasanya berbentuk seperti buku dengan ukuran sedikit kecil dibanding buku biasa yang berisi tentang segala informasi mengenai sebuah perusahaan dengan berbagai bentuk pelayanan & produk yang dihasilkannya. Fungsi booklet ini hampir sama dengan Product Catalogue (Katalog produk). Keduanya sama-sama mendisplay atau menampilkan hampir semua produk yang dihasilkan sebuah perusahaan lengkap dengan keterangan/spesifikasi dan mungkin harganya.Jika kitaberbelanja ke Carrefour atau Hypermart, biasanya akan dengan mudah mendapatkan Katalog Produk ini. Bedanya hanya pada format ukuran.Booklet ukurannya lebih kecil dibanding yang

booklet lebih baik dengan mutu cetakan yang juga lebih bagus.Bookletmerupakan salah satu sarana promosi yang sangat berguna, karena di dalam booklet terdapat banyak informasi seputar instansi atau perusahaan yang akan dipromosikan. Informasi dikemas secara sederhana, rapi, lengkap dan menonjolkan identitas yang sudah disandang perusahaan yang akan berpromosi, karena booklet biasa diposisikan untuk kepentingan marketing dan advertising.Booklet menyuguhkan informasi baik secara visual maupun tulisan seputar produk yang akan ditawarkan. Dengan pengaplikasian desain yang menyesuaikan karakter produk, sehingga keserasian, kerapian dan tampilan yang mudah diterima target audience menjadi syarat utama penyusunan sebuah booklet. Walaupun pada dasarnya booklet tidak memiliki syarat-syarat penyusunan yang khusus, namun pada umumnya berisikan kurang lebih 60 halaman, yang terdiri hari halaman cover depan dan belakang sebagai daya tarik utama, dan halaman isi sebagai inti booklet , (Sumber: TA DKV PETRA 2008).

Booklet merupakan salah satu kategori jenis media yang berbentuk buku. Hanya saja, booklet tidak diterbitkan secara luas dan bebas, booklet hanya akan didistribusikan di berbagai lokasi yang dianggap berkompetensi menjadi target market dan target audience-nya. Kategori buku ini masih kurang kompleks jika dibandingkan dengan kategori buku ensiklopedia maupun buku bergambar lainnya.

2. Komponen Booklet Dalam booklet kita akan mempunyai ruang halaman yang lebih banyak untuk menampilkan apa saja tentang perusahaan kita. Unsur-unsur yang bisa kita masukkan kedalam booklet antara lain :

a. Sejarah berdirinya perusahaan kita

b. Struktur organisasi perusahaan

c. Fasilitas-fasilitas yang perusahaan miliki (Mesin-mesin, Gudang, Ruang

produksi, Gedung-gedung, jaringan computer, dan lain-lain)

d. Bahan baku yang berkualitas

e. Proses produksi

f. Quality Control

g. Pengolahan limbah sisa produksi

h. Hasil-hasil produksi (Produk-produk yang kita jual)

i. Jaringan penjualan j. After Sales Service k. Garansi l. Penawaran harga khusus m. Dan lain-lain, menyesuaikan kondisi perusahaan

Yang perlu ditekankan dalam membuat booklet adalah jangan terlalu banyak menggunakan kalimat yang bertele-tele. Perbanyaklah menampilkan foto-foto ilustrasi yang menarik dengan keterangannya yang singkat & jelas.

karena booklet ini biasanya disimpan orang lebih lama dibandingkan brosur dan yang lainnya. Bahkan kadang-kadang booklet disimpan orang agar nanti di kemudian hari kalau membutuhkan pruduk tertentu mereka dengan mudah mendapatkan informasinya dari booklet tersebut.

Booklet sangat cocok digunakan untuk perusahaan yang pruduknya memiliki nilai jual yang tinggi dan tipe/line up produknya tidak cepat berubah seperti :

a. Mesin/Alat-alat berat

b. Furniture

c. Peralatan keamanan

d. Barang-barang koleksi seni

e. Barang-barang kebutuhan hoby (memancing, menyelam, aeromodeling, peralatan pendakian, dan lain-lain)

f. Peralatan dapur/memasak

g. Produk-produk Jasa, dan lain-lain Booklet tidak cocok dipakai untuk perusahaan yang nilai jualnya rendah & tipe/line up produknya cepat berubah seperti Consumer goods (barang kebutuhan sehari-hari), pakaian, pernak-pernik atau barang-barang lain yang sifatnya sangat mengikuti perkembangan mode& jaman.

Kenapa begitu? Karena ongkos produksi membuat booklet ini sangat tinggi. Kalau barangyang kita jual harganya murah, otomatis akan boros biaya promosinya. Dan kalau barang yang kita jual juga cepat berubah Kenapa begitu? Karena ongkos produksi membuat booklet ini sangat tinggi. Kalau barangyang kita jual harganya murah, otomatis akan boros biaya promosinya. Dan kalau barang yang kita jual juga cepat berubah

Booklet dibuat pada kesempatan tertentu yang bersifat momentum bukan sebuah media yang terus menerus diproduksi di setiap edisinya.Jika dilihat dari jenis dan sifatnya, booklet biasanya juga tidak diproduksi dalam jumlah yang besar dan penyebarannyapun lebih diperhitungkan.

Sebuah booklet diawali dengan tampilan cover yang menarik dan mampu mewakili identitas produk yang akan ditawarkan, dilanjutkan dengan ulasan atau profil perusahaan selaku produsen mulai dari awal berdiri, letak perusahaan, dan beberapa informasi-informasi penting lainnya, barulah pada halaman berikutnya mengulas tentang produk yang ditawarkan beserta keunggulan-keunggulannya. Booklet ini akan lebih dinikmati setiap visualisasi yang ditampilkannya dibandingkan media lain yang sering kali hanya dibaca sambil berlalu. Mengingat kemasan booklet yang menyerupai buku dan memiliki ketebalan tertentu yang menimbulkan rasa kurang nyaman jika dibaca tidak dalam keadaan santai.Ditinjau dari tampilannya, booklet memiliki kemungkinan lebih besar untuk disimpan pemiliknya dibanding Sebuah booklet diawali dengan tampilan cover yang menarik dan mampu mewakili identitas produk yang akan ditawarkan, dilanjutkan dengan ulasan atau profil perusahaan selaku produsen mulai dari awal berdiri, letak perusahaan, dan beberapa informasi-informasi penting lainnya, barulah pada halaman berikutnya mengulas tentang produk yang ditawarkan beserta keunggulan-keunggulannya. Booklet ini akan lebih dinikmati setiap visualisasi yang ditampilkannya dibandingkan media lain yang sering kali hanya dibaca sambil berlalu. Mengingat kemasan booklet yang menyerupai buku dan memiliki ketebalan tertentu yang menimbulkan rasa kurang nyaman jika dibaca tidak dalam keadaan santai.Ditinjau dari tampilannya, booklet memiliki kemungkinan lebih besar untuk disimpan pemiliknya dibanding

3. Jenis-Jenis Buku Dalam wacana lain disebutkan bahwa bookletadalah buku, biasanya sebutan untuk buku yang berisi sedikit halaman dan berukuran kecil untuk keperluan promo barang (misalnya: promo kartu kredit, komputer, mobil,buku selipan di kartu perdana dan lain-lain). Ukurannya tidak memiliki ukuran baku, sehingga bisa dengan bebas di eksplorasi sesuai selera, yang jelas sekecil apapun ukuran kertas, pastikan informasi yang akan disampaikan tetap terbaca jelas. Sistem penjilidan pada umumnyasama dengan majalah (saddle wire stitching), di beberapa tempat kadang juga dijumpai booklet dengan kemasan dan penjilidan menyerupai album dan ensiklopedia, (sumber: www.pitskie.wordpress.com).

Booklet dalam hakekatnyasebagai media cetak juga memiliki pengertian sebuah iklan cetakan yang berguna untuk menyebarluaskan pesan kepada orang lain tanpa berhadapan langsung dengan orang lain tersebut, dengan sendirinya sudah mampu tersebar secara luas dan dimengerti ragam produknya oleh khalayak umum, tanpa menimbulkan sikap ambigu. Media ini sendiri merupakan media statis yang mengutamakan visual yang terdiri dari lembaran, sejumlah kata, gambar atau foto dan keterangan gambar atau foto secara jelas. (Miftakhul A‟la, “Super Kreatif Gokil dan Murah Membuat Iklan”) Booklet dalam hakekatnyasebagai media cetak juga memiliki pengertian sebuah iklan cetakan yang berguna untuk menyebarluaskan pesan kepada orang lain tanpa berhadapan langsung dengan orang lain tersebut, dengan sendirinya sudah mampu tersebar secara luas dan dimengerti ragam produknya oleh khalayak umum, tanpa menimbulkan sikap ambigu. Media ini sendiri merupakan media statis yang mengutamakan visual yang terdiri dari lembaran, sejumlah kata, gambar atau foto dan keterangan gambar atau foto secara jelas. (Miftakhul A‟la, “Super Kreatif Gokil dan Murah Membuat Iklan”)

a. Terdokumentasi, sehingga jika suatu saat ingin mengkajinya kembali tentang seputar informasi produk yang disajikan bisa dibuka kembali karena memiliki dokumentasinya.

b. Lebih terjangkau biayanya daripada media elektronik.

c. Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang detail dan kongkrit.

Walaupun demikian, booklet juga memiliki kelemahan sebagai sifatnya yang merupakan media iklan melalui media cetak, yaitu :

a. Tidak mempunyai suara, sehingga tidak menimbulkan kesan akrab dan kurang mampu menggugah emosi.

b. Karena media ini dicetak, maka terbatas pada audience yang memiliki kemampuan baca.

c. Harus dengan perhatian dan konsentrasi khusus (tidak dapat hanya sekedar melintas), yang itu sama halnya menyita sedikit banyak waktu audience- nya.

Sedangkan pengertian buku sendiri adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Adapun beberapa kategori buku, yaitu antara lain :

a. Komik a. Komik

yang melihatnya (hansteru.wordpress.com).

b. Cergam Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain.

c. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut novelis.Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitikberatkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

d. Novelet Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek.Jumlah halaman novelet diperkira d. Novelet Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek.Jumlah halaman novelet diperkira

e. Nomik

Nomik adalah singkatandari novel komik.

f. Antologi (kumpulan) Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti „karangan bunga‟ atau „kumpulan bunga‟, adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakupkumpulan puisi (termasuk syair dan pantun)yang

dicetak dalamsatu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novelpendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang.Antologi dapat pula disebut bunga rampai.

g. Dongeng Dongeng, merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran

fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun- fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-

h. Biografi

Biografi adalah

kisah

atau

keterangan tentangkehidupan seseorang.Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian.Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.

i. Catatan harian (jurnal/diary) Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank.Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.

j. Ensiklopedia Ensiklopedia adalah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap

cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

Kenyataannya, kita sering menemukan istilah ensiklopedi, padahal yang tepat adalah ensiklopedia.Seorang praktisi penerbitan saat ditanya kecenderungan mereka menggunakan kata ensoklopedi karena istilah tersebut dipandang lebih familier.Pada dasarnya, istilah apapun Kenyataannya, kita sering menemukan istilah ensiklopedi, padahal yang tepat adalah ensiklopedia.Seorang praktisi penerbitan saat ditanya kecenderungan mereka menggunakan kata ensoklopedi karena istilah tersebut dipandang lebih familier.Pada dasarnya, istilah apapun

k. Katalog dan Booklet Jenis buku yang diterbitkan untuk kepentingan marketing. Biasanya menampilkan beragam informasi seputar produk atau profil yang akan dikampanyekan.

l. Fotografi Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti yang tercetak.

m. Karya ilmiah Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya. n. Tafsir

Qur ‟an agar maksudnya lebih mudah dipahami.Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk menguraikan arti mimpi.Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.

o. Kamus Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).

Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata.Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru.Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya.Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.

p. Panduan (how to) Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya.

q. Atlas q. Atlas

r. Ilmiah Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan.Misalnya,

buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.

s. Teks Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul. t. Mewarnai Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya

berupa garis-garis yang membentuk gambar.Fungsinya, adalah membantu anak-anak untuk belajar mewarnia objek.

C. PencitraandanRe-Building Image

Istilah pencitraan dalam dunia periklanan kerap disebut „merek‟, yang berasal dari Brandr Norse Lama, yang berarti „membakar‟. Ini mengacu pada praktek pembakaran produsen jejak mereka (atau merek) ke produk mereka.

Meskipun berhubungan dengan sejarah merek dagang dan termasuk contoh sebelumnya yang dapat dianggap „protobrands‟ (seperti permainan kata- kata pemasaran „Vesuvinum‟guci anggur ditemukan di Pompeii ), merek di Meskipun berhubungan dengan sejarah merek dagang dan termasuk contoh sebelumnya yang dapat dianggap „protobrands‟ (seperti permainan kata- kata pemasaran „Vesuvinum‟guci anggur ditemukan di Pompeii ), merek di

lambang pada barel digunakan, memperluas arti dari „merek‟ dengan merek dagang.

Bass & Company , di Inggristempat pembuatan bir , klaim merek segitiga merah adalah merek dagang pertama di dunia. Lyle's Golden Syrup membuat klaim serupa, setelah dinobatkan sebagai merek Britania tertua, dengan kemasan yang hijau dan emas tetap memiliki hampir tidak berubah sejak 1885. Contoh lain datang dari Antiche Fornaci Giorgi di Italia , yang batu bata yang dicap atau diukir dengan logo-proto yang sama sejak 1731, seperti yang ditemukan di Saint Peter's Basilica di Vatican City . (Buku:Fandy Tjiptono. 2006. Brand Management dan Strategy)

Komponen building image terdiri atas 3 bagian, yaitu: (1) Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas serta jaringan perusahaan, (2) Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta status sosialnya, dan (3) Citra Produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan Komponen building image terdiri atas 3 bagian, yaitu: (1) Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas serta jaringan perusahaan, (2) Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta status sosialnya, dan (3) Citra Produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

Schiffman dan Kanuk (1997) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut; (1) Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu, (2) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi, (3) Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen, (4) Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya, (5) Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen, (6) Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang, dan (7) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

merek, bagaimana pemilik merek ingin konsumen untuk melihat merek, dan dengan ekstensi merek perusahaan, organisasi, produk atau jasa. Pemilik merek akan berusaha untuk menjembatani kesenjangan antara citra merek dan identitas merek. Merek terbukti efektif membangun hubungan antara kepribadian merek seperti yang dirasakan oleh kelompok sasaran dan produk yang sebenarnya / jasa.Nama merek harus konseptual pada target dengan produk / jasa (perusahaan apa singkatan). Selanjutnya, nama merek harus pada sasaran dengan merek demografis . Biasanya, nama-nama merek yang berkelanjutan adalah mudah diingat, melampaui trend dan memiliki konotasi positif.Merek identitas merupakan dasar pengakuan konsumen dan melambangkan diferensiasi merek dari

pesaing.

(Nedi.blogspot:HubunganCitraMerekBrandImagedanKeputusanPembelianStudi KasusBankMuamalat Indonesia_Palembang)