BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Terminologi Judul - Pengembangan Perpustakaan Kota Medan : Arsitektur Metafora

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Terminologi Judul Judul proyek ini adalah PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA MEDAN . Berikut merupakan penjelasan dari judul tersebut.

   Pengertian Pengembangan  Pengembangan artinya penambahan / tumbuh dari cara, perbuatan mengembangkan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang

  1 dikehendaki.

   Pengertian Perpustakaan  Perpustakaan adalah 1. Kumpulan buku

  • – buku bacaan,2. Bibiliotek,3. Buku –

  2 buku kesustraan.

  • Perpustakaan adalah suatu bangunan yang berisi informasi atau buku-buku koleksi yang tersusun rapi dan sisusun sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu dipergunakan untuk membaca yang

  3 biasanya berisi ilmu pengetahuan,rekreasi,hiburan dan ibadah.

   Pengertian Daerah

  4  Suatu batasan kawasan.

   Pengertian Kota

  5 

   Medan

  6  adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,Indonesia.

  1 Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.

  2 Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.

  3 Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.

  4 http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan .

  5 Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.

6 Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.

  Berdasarkan dari pengertian diatas maka Pengembangan Perpustakaan

  Daerah Kota Medan

  adalah : melakukan penambahan dengan tujuan mengembangkan bangunan Perpustakaan Daerah Kota Medan yang sudah tersedia agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana salah satunya adalah meningkatnya minat baca masyarakat Kota Medan.

II.1.1 Fungsi Perpustakaan

  Fungsi perpustakaan di masyarakat yaitu :  Sebagai sarana simpan karya manusia

  Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan bertugas menyimpan

  • – khazanah budaya hasil masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan yang benar benar berfungsi sebagai sarana simpan ialah perpustakaan nasional.

   Fungsi informasi Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari

  • – hari, pelajaran maupun informasi lainnya.

   Fungsi rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta terbuka untuk umum.

   Fungsi pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal adalah perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi.

   Fungsi cultural

  Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak

  • – anak.

II.1.2 Klasifikasi Perpustakaan

  Jenis perpustakaan yang ada saat ini adalah sebagai berikut :  Perpustakaan Internasional Adalah perpustakaan yang didirikan oleh 2 negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.

   Perpustakaan Nasional Adalah perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu Negara.

   Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling Adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri

  • – cirinya :  Terbuka untuk umum  Dibiayai oleh dana umum  Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma – Cuma.

  Yang termasuk perpustakaan umum adalah perpustakaan wilayah, perpustakaan propinsi, perpustakaan umum kotamadya, kabupaten, kecamatan desa, dan perpustakaan keliling.  Badan Perpustakaan daerah

  Adalah yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan daerah ini telah berganti nama menjadi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Perubahan tersebut sesuai dengan Undang

  • – Undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah yang sudah disempurnakan dengan UU No 32 tahun 2003.

   Perpustakaan Lembaga Keagamaan

  Adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga

  • – lembaga keagamaan. Perpustakaan ini dapat berupa perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, hindu, budha dan lembaga keagamaan lain.

   Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara – Negara Asing – Adalah perpustakaan yang dikelola oleh lembaga atau kantor perwakilan Negara Negara asing. Dapat ditemukan pada kedutaan besar Negara

  • – Negara sahabat atau lembaga
  • – lembaga tertentu. Contoh : British Council, perpustakaan lembaga kebudayaan Amerika, dan lain – lain.

   Perpustakaan swasta ( pribadi ) Artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu yang dibiayai oleh swasta dan hanya melayani keperluan kelompok terbatas pula.  Perpustakaan khusus

  Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun perusahaan swasta.  Perpustakaan Digital Adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi sebagai pemberi informasi. Perpustakaan ini tidak berdiri sendiri namun merupakan pengembangan dalam sisitem pengelolaan dan layanan perpustakaan.

   Perpustakaan sekolah Adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.  Perpustakaan perguruan tinggi

  Ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.

II.1.2 Jenis Bahan Informasi

  Bahan-bahan yang informasi yang diterima perpustakaan dapat terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku.  Buku Teks Buku teks adalah lembaran tercetak berisi ilmu pengetahuan atau bidang tertentu dan biasanya digunakan sebagai bahan pelajaran, penataran, kuliah , dan dapat dipelajari secara mandiri.

   Buku Rujukan Buku ini disusun untuk memberi informasi tentang kata, subjek / pokok masalah, nama orang, nama tempat, peristiwa, pustaka, angka, waktu, ukuran, dan lainnya. Adapun jenis

  • –jenis buku rujukan adalah : Kamus, ensiklopedi, buku pegangan, direktori, buku tahunan, sumber-sumber biografi, bibliografi, indeks, abstrak, almanak, sumber-sumber geografi, dan pemerintah.  Kamus Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan.

   Ensiklopedi Ensiklopedi berarti pelajaran atau petunjuk dalam lingkungan seni dan ilmu pengetahuan.

   Buku Pegangan Buku Pegangan meliputi :

  • Handbook, pada umumnya berisi uraian ringkasan dalam suatu bidang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.
  • Manual, hampir seperti Handbook. Manual memberi instruksi atau perintah tentang mengerjakan, mengidentifikasi, dan menulis sesuatu - Guidebook, petunjuk bagi para wisatawan.

   Direktori Berisi daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi, maupun perkumpulan yang disusun sistematis.

  • Buku Tahunan

  Berisi kejadian-kejadian penting atau perkembangan-perkembangan baru dalam jangka waktu satu tahun yang mencakup bidang sosial, organisasi profesi, perdagangan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.

  • Sumber Bibliografi - Bibliografi Diartikan sebagai kajian buku (discussion of books)
  • Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang disusun alfabetis yang ditempatkan dibagian akhir suatu buku, berupa nama orang, subjek, dll.
  • Abstrak Ringkasan karya ilmiah atau karya akademik yang dapat disertai data bibliografi.
  • Almanak Catatan peristiwa dalam berbagai bidang dalam waktu tertentu.
  • Sumber-sumber Geografi Memberikan keterangan tentang kota, gunung, danau, sungai, dan sumber- sumber alam.

   Karya Tulis Ilmiah Yakni tulisan yang menyajikan pengetahuan ilmiah ditujukan kepada ahli atau masyarakat tertentu dengan metode dan penyajian yang ilmiah.

   Makalah Yakni tulisan yang disampaikan pada pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, workshop, semiloka, diskusi panel, dll.

   Karya akademik Karya ini disiapkan untuk memenuhi tugas dan/ atau syarat akademik, seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dll.

   Literatur Abu-abu  Yakni jenis bahan pustaka yang jarang didapatkan secara bebas, kecuali apabila perpustakaan memiliki hubungan khusus dengan produsen bahan informasi tersebut  Karya Fiksi Yakni karya tulis yang berupa karya rekaan atau karya imajinatif.

   Terbitan Berkala Yakni Publikasi yang direncanakan terbit terus-menerus tanpa dibatasi waktu, berisi informasi menarik yang ditulis beberapa orang.

   Mikrofis Berupa film yang berukuran kecil/ mikro, tembus cahaya, dan berisi informasi dalam bentuk tulisan, gambar, maupun grafis yang diatur pada selembar film secara berbanjar horizontal maupun vertikal.

   Film Mikro Film mikro adalah film yang sangat kecil, digunakan untuk menyimpan, memuncukan kembali, atau mempublikasikan duplikat dokumen, cetakan, gambar, dan foto.

   Piringan Hitam Piringan hitam dibuat dari bahan ebonite berwarna hitam dan berbentuk bulat pipih. Pada kedua permukaan terdapat lekukan halus berbentuk spiral yang menyebabkan jarum piringan hitam yang melaluinya bergetar dan mengeluarkan suara.

   Kaset Kotak untuk melindungi bahan perekam gambar yang sekaligus berfungsi sebagai pengulung bahan tersebut.

   Cakram Tetal Wadah penyimpan informasi berbentuk lempeng kecil berdiameter 5 inchi yang dimanfaatkan dengan sinar laser, menyimpan data digital, baik berupa naskah, suara, gambar, atau kombinasi ketiganya. Cakram ini berkapasitas simpan sangat tinggi. Contohnya adalah CD/ROM.

  II.2 Tinjauan Teoritis

  II.2.1 Sejarah berdirinya Perpustakaan Daerah Sumatera Utara

  Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 4762/S/1956, berdirilah Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara.walaupun perpustakaan ini didirikan pada tahun 1956, namun peresmiannya dilaksanakan tahun 1957.

  Pada tanggal 23 juni 1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0199/1978. Setahun kemudian menteri pendidikan dan kebudayaan menerbitkan surat keputusan no. 095/0/1979 yang menyatakan bahwa perpustakaan wilayah sumatera utara termasuk tipe B ( kriteria perpustakaan dilihat dari koleksinya ), yang mana perpustakaan ini memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.

  Perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan keppres No. 11 tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989, Perpustakaan ini berubah menjadi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara merupakan suatu organisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di ibukota Provinsi Sumatera Utara. Tugas dan fungsinya diatur oleh Perpustakaan Nasional RI melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 001/RG/1990 tertanggal 21 September 1990.

  Pada tanggal 29 Desember 1997, dikelurkannya Keppres No. 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, yang menyatakan bahwa Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan eselon IIa melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 44 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional RI tertanggal 23 juli 1998.

  Setelah Perpustakaan ini menjadi perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara berubah nama menjadi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2000.

  Tugas yang diemban oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi sumatera Utara adalah pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintahan maupun swasata dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pengelolaan dan penataan arsip di lingkungan Pemerintahan Provinsi sumatera Utara dengan melakukan pembinaan pada unit

  • – unit kearsipan yang ada di provinsi Sumatera Utara. Tugas pokok dan fungsi dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :

   Tugas pokok

  1. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah penunjang pemerintah Provinsi, dipimpin seorang kepala yang berkedudukan dan bertangguna jawab kepada kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

  2. Mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam pengelolaan, pembinaan, perpustakaan dan kearsipan.  Fungsi

  1. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengelolaan perpustakaan dan kearsipan.

  2. Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan arsip in aktif, arsip in statis, dan pembinaan kearsipan.

  3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan perpustakaan dan arsip sesuai dengan ketetapan kepala daerah.

  Tujuan dan fungsi dan peran serta visi dan misi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :  Tujuan Perpustakaan

  1. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat

  2. Sumber informasi yang menyajikan berbagai jenis buku pustaka

  3. Sumber kebudayaan dan juga sember referensi bagi seluruh lapisan masyarakat.  Fungsi dan peran perpustakaan 1. Melaksnakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka.

  2. Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, pelestarian bahan pustaka.

  3. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibiliografi daerah dan catalog induk daerah.

  4. Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks, bibiliografi, subjek, abstrak dan direkton.

  5. Melaksanakan urusan ketatausahaan.  Visi dan misi

  1. visi Menjadi pusat informasi literature dan sarana belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui layanan prima.

  2. Misi Layanan prima jasa perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta kearsipan guna pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pembinaan semua jenis perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah swasta. Pelestarian karya cetak dan karya rekam serta arsip sebagai hasil karya budaya bangsa.

II.2.2 Struktur Organisasi

  Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

  Skema 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara Sub Bid Otomasi & Multimedia

  KEPAL SEKRETARIS

SubBag

Umum

  SubBag Org & Hukum SubBag Keuangan

  Bidang arsip Sub Bid Pembukuan Sub Bid Arsip In Statis Sub Bid Arsip In Aktif

  B id pengembangan & pengolahan Sub Bid Pengolahan Bahan Sub Bidang Deposit Bid pelayanan

  Perpustakaan Sub Bid pelayanan perpustakaan

  Bid Pembukuan Perpustakaan Sub Bid Sumber Daya Manusia

  Sub Bid Kelembagaan

  ll.2.3 Bidang – Bidang kerja

  Jika dilihat dari struktur organisasinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera utara mempunyai perbedaan dengan struktur organisasi sebelum ketika namanya masih Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Pada struktur yang baru Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dikepalai seorang Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip dibantu oleh beberapa kepala yakni :  Bidang arsip daerah  Bidang pengembangan  Bidang layanan  Bidang pembinaan  Sekretariat  Kelompok fungsional pustakawan Untuk bagian sekretariat dipimpin oleh kepala bagian sekretariat membawahi :  Sub bagian umum  Sub bagian keuangan  Sub bagian organisai

  Tugas pada bagian sekretariat adalah yang berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian urusan rumah tangga perkantoran dan urusan bagian keuangan.

  Untuk dibidang arsip daerah dipimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi tiga sub bidang yakni :  Sub bidang pengolahan arsip in aktif  Sub bidang pengolahan arsip in statis  Sub bidang pembinaan kearsipan

  Bidang kearsipan ini merupakan peleburan dari kantor Arsip Daerah Sumatera Utara. Adapun tugas dari bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan masalh kearsipan. Bidang pengembangan dan pengolahan membawahi 2 sub bidang yakni :  Sub bidang deposit  Sub bidang pengembangan dan pengolahan Bahan Pustaka.

  • – Tugas di bagian ini adalah untuk melakukan pemasyarakatan Undang Undang No. 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta melakukan pengadaan dan pengolahan Bahan Pustaka. Bidang pelayanan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :

   Sub bidang layanan  Sub bidang otomasi dan multimedia.

  Tugas dibagian pelayanan ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerja sama dan otomasi, bibiliografi, serta melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti pameran, perlombaan, serta memuat literatur sekunder. Bidang pembinaan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :  Sub bidang sumber daya manusia  Sub bidang kelembagaan.

  ll.2.4 DESKRIPSI KONDISI EKSISTING

  Kasus Proyek : Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Medan Status proyek : Fiktif Lokasi : Jl Bridgen Katamso No 45, Medan Luas lahan : 6.144,5358 Kontur : Datar KDB : 80% Batas

  • – batas site :

  Utara : Jl. Mesjid Raya, perumahan dan pertokoan Selatan : perusahaan, perumahan dan pertokoan Barat : Istana Maimun, Jl Bridgen Katamso Timur : Jl. Mahkamah dan pertokoan Pemilik : Pemerintah Kota Medan Potensi lahan : - Berada pada sekitaran daerah tujuan wisata,

  Merupakan site perpustakaan daerah - dan akan dikembangkan

ISTANA MAIMUN.

  Jl Bridgen Katamso Sebelah utara site berbatasan dengan Berada tepat di depan site, atau sebelah barat jl. Mesjid raya dan ruko site

  Lokasi proyek, PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA UTARA Selain Mesjid Raya, perumahan penduduk sekaligus tempat usaha ini ada di bagian timur site Adanya jalan setapak bekas rel

  Perumahan dan kereta api dan rumah penduduk yang pertokoan ada

Gambar 2.1 berjejer sepanjang jalur ini.

  disebelah selatan Eksisiting site site

  ll.2.5 EKSISITING BANGUNAN U

   Denah lantai 1  Denah lantai 2

   Tampak Depan Perpustakaan Daerah  Tampak Belakang Perpustakaan Daerah  Tampak Sebelah Kanan Perpustakaan Daerah

   Potongan

Gambar 2.2 ground plan, denah, tampak, dan potongan dari bangunan eksisiting

  Bangunan ini telah sering di renovasi dengan penambahan

  • – penambahan ruang yang pada dasarnya tidak diperhitungkan. Penambahan ruang ini timbul karena beberapa faktor, seperti :Kurangnya kebutuhan ruang akan fasilitas
  • – fasilitas baru dalam perpustakaan
  • – Perpustakaan daerah sumatera utara ini di tuntut untuk memberi inovasi inovasi baru pada fasilitasnya, sehingga masih dibutuhkannya rencana pengembangan bangunan yang lebih luas dan lebih besar. Dengan perbaikan bangunan yang lebih luas maka diharapkan perpustakaan ini dapat mengakomodasi pengunjung yang lebih besar juga dan dapat menampung jumlah koleksi yang akan terus bertambah.

  Penambahan ruang yang tidak teratur adalah salah satu alasan mengapa perpustakaan ini dikembangkan. Masih ada ruang yang memang sangat dibutuhkan namun tidak ada diperpustakaan ini ( contoh : R. fotocopy ) Perpustakaan saat ini sedang melakukan pengembangan akan fasilitas bangunan, maka perlu di akomodasi dengan ruang yang cukup untuk menampungnya, dan dibutuhkan penambahan fasilitas

  • – fasilitas baru yang dapat mendukung dan menjadikan perpustakaan ini sarana baca yang menarik.

  ll.2.6 FASILITAS YANG ADA SEKARANG

  Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara menyediakan ruang layanan:`

  • R. layanan umum
  • R. layanan referensi, Koran dan majalah
  • R. layanan anak/ r. baca
  • R. layanan remaja
  • R. layanan deposit
  • Layanan keanggotaan
  • Layanan konsultasi dan magang
  • R. baca publik Sedangkan fasilitas yang ditambah dengan asumsi bahwa penambahan fasilitas ini akan menunjang aktifitas baca dan menunjang penambahan inovasi
    • – inovasi baru yang lebih maju dan mengikuti perkembangan zaman pada perpustakaan.

  ll.2.6.1 Gazebo dan fasilitas wifi

  Gazebo yang ditempatkan pada area taman ini merupakan sebuah potensi yang harus dikembangkan. Yang menjadi masalah saat ini adalah gazebo ini jarang dipakai oleh masyarakat, karena berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan tinggi dan kurangnya kenyamanan dari sinar matahari.

  Gambar 2..3 Gambar gazebo

  ll.2.6.2 Area bermain anak Area bermain anak yang berada pada bagian sebelah kiri bangunan. area ini pada dasarnya tidak dikonsep, namun seiring penambahan fasilitas, maka dibuatlah area ini. masalahnya adalah : area ini ditempatkan pada area yang dekat dengan parkir, sehingga tidak aman bagi anak dan juga jauh dari posyandu anak yang berada pada area belakang bangunan. hal ini sangat menggangu, mengingat psikologi anak

Gambar 2.4 Area Bermain anak

  yang masih dalam tahap yang bergerak lebih banyak. ll.2.6.3 Posyandu anak, kantin dan mushola

Gambar 2.5 Gambar suasana perpustakaan anak

  Posyandu anak dan kantin serta mushola ditempatkan pada bagian belakang bangunan. hal ini membuat perpustakaan anak seolah terpisah dari bagian perpustakaan. ll.2.6.4 Ruang Baca Dewasa A

Gambar 2.6 Ruang baca dewasa

  

Area duduk yang cukup banyak merupakan suatu potensi, namun

kurangnya pelayanan dalam hal koleksi menjadikan perpustakaan ini tergolong sepi. Penataan rak yang tidak teratur dan sirkulasi yang sempit, sirkulasinya juga sering digunakan sebagai tempat penyimpanan bangku. Jarak antara satu rak dengtan rak lainnya hanya ± 60 cm, sehingga menyulitkan pencarian buku dan hanya bisa dilalui oleh 1 orang saja. Penataan buku yang tidak teratur dan kurangnya penataan buku.

Gambar 2.7 Ruang baca dewasa

  ll.2.6.5 Ruang Internet Ruang internet ini terkesan gelap dan pengap, karena memang pencahayaan tidak dimaksimalkan.

  ll.2.6.6 Ruang Baca Dewasa B

Gambar 2.8 Ruang Baca Dewasa B

  Ruang baca dewasa ini adalah salah satu ruang yang memiliki penataan ruang yang lumayan baik, baik dari segi penataan rak dan penataan meja. Namun ruangan ini jarang juga dikunjungi karena kurangnya fasilitas koleksi buku.

  ll.2.6.7 Loker, area duduk dan bag. Informasi

Gambar 2.9 Loker dan Bag.Informasi

   area informasi yang tersembunyi menyebabkab bagian ini tidak banyak diketahui orang karena berada pada bagian yang tersembunyi.  Loker masih kurang memadai dari segi jumlah, saat ini jumlah lokernya adalah

160, dan pengunjung memasukkan sendiri barang kedalam loker. Namun hal

ini kurang aman karena tidak adanya pengawasan. Dengan asumsi penambahan

pengunjung nantinya, loker ini masih kurang dan membutuhkan luasan yang

lebih besar lagi.

  ll.2.6.8 Koridor dan area pameran ll.2.6.9 Lobby ll.2.6.10 Bag. administrasi dan pendaftaran Koridor ini digunakan juga sebagai area pameran pakaian adat dari berbagai suku di sumatera utara. Namun jika difungsikan sebagai area pameran dan galeri juga, maka area ini tergolong sempit. Pameran dari pakaian adat tersebut dapat di jadikan potensi untuk merancang ruangan galeri yang lebih luas dan dapat menampung berbagai bahan pameran.

  Bagian ini berada pada area lobby, sehingga bagian ini dapat langsung diketahui pengunjung. Jika dilihat dari kapasitas pengunjung yang akan bertambah, maka lobby ini harus lebih besar lagi dan dapat menampung pengunjung dan didesain agar pengunjung memiliki pengalaman tersendiri pada area ini.

Gambar 2.30 Area PameranGambar 2.31 Area Pendaftaran

  ll.2.6.11 Ruang Deposit dan Referensi

Gambar 2.32 $uang Defosit

  Ruang deposit dan referensi adalah ruang baca yang koleksinya tidak boleh dipinjam, sehingga pada area ini lebih banyak memiliki area baca. Namun masalahnya adalah ruangan ini dicampur adukkan dengan bagian pengelola dan pengeditan, sehingga kurangnya kenyamanan dalam membaca dan menggangu aktifitas pegawai yang bekerja. ll.2.6.12 Ruang Baca Remaja

  ll.2.6.12 Ruang bag Pengolahan

  Masalah

  • – masalah yang paling umum di perpustakaan ini adalah :

   Kurangnya penzoningan ruang, area – area untuk umum dan area pengelola bercampur sehingga kurangnya privasi dan aktifitas kerja terganggu juga.  Kurangnya pencahayaan ruang sehingga ruang terlihat gelap  Area baca yang tidak memiliki view kearah luar sehingga memberi suasana yang agak membosankan, ada baiknya area baca dekat dengan jendela, selain memberi view yang baik, juga membantu pencahayaan alami.

   Penataan rak yang tidak memperhitungkan sirkulasi manusia dan sirkulasi kereta dorong buku, sehingga raknya tersusun tumpang tindih dan sempit. Dan kurangnya kenyamanan pengguna perpustakaan.

  Ruang baca remaja ini terlihat pengap, kurangnya sirkulasi pengunjung yang akan mencari buku karena jarak antar rak sekitar 60 cm saja. Jendelanya juga tertutup oleh rak, sehingga membuat bangunan ini memang gelap.

  Penataan ruang yang cukup baik dan memiliki pencahayaan yang baik sehingga tingkat kenyamanan pada bagian ruang ini tergolong nyaman.

Gambar 2.33 Ruang Baca RemajaGambar 2.34 Ruang Bag. Pengolahan

   Sistem peminjaman dan pengembalian buku masih menggunakan cara tradisional, belum memiliki inovasi – inovasi yang lebih cepat dan dapat mempermudah sistem.  Tidak adanya ruang – ruang yang seharusnya memang dibutuhkan pada perpustakan, seperti : R. baca tunanetra khusus, area fotocopy, R. serbaguna dan galleri.

  ll.3. ALIRAN KEGIATAN ll.3.1`Aliran kegiatan pengguna layanan perpustakaan datan parki lobb

  • Koleksi dewasa Penitipan katalog
  • koleksi remaja
  • koleksi anak
  • koleksi referensi & deposit
  • R. tunanetra
  • R. audiovisual
  • koleksi majalah & surat kabar pulan Penitipan pinjam a
  • Teater

  Skema 3.1 aliran kegiatan pengguna ll.3.2 Aliran sirkulasi koleksi perpustakaan Organisasi koleksi lama Koleksi yang dipinjam

  Perbaikan yang Meja sirkulasi Disimpan petugas rusak Ke bagian masing

  • – masing buku

  Skema 3.2 aliran koleksi buku lama

   Organisasi buku baru

  • Diterima

  Koleksi datang

  • dibongkar

  Dicatat dan diperiksa, Disortir dan diklasifikasikan, Dicatat dalam daftar induk.

  Majalah

  Buku

  • – buku
    • Diteliti, dinilai, diklasifikasikan Dilabel, dinomori dan -
    • Diberi katalog, penomoran, disampul penyampulan

  Dicatat dalam daftar - - Pencatatan dalam daftar statistik. statistik

  Rak buku - Dipamerkan dalam R. - majalah dan koran

  Skema 3.3 aliran koleksi buku baru

  ll.3.3 Aliran sirkulasi fasilitas Komersil

Datang lobby Penitipan barang

  • kafetaria
  • R.serbaguna pulang

  Skema 3.4 aliran fasilitas komersil ll.3.4 Aliran sirkulasi Keseluruhan kegiatan

  Gerbang utama parkir Pusat orientasi utama/ lobby Fasilitas koleksi kafetaria R. serbaguna R. staff, R. umum,

  Fasilitas koleksi

penyimpanan

dewasa,

Loading area

Fasilitas koleksi remaja, Fasilitas koleksi anak, Fasilitas referensi, R. audiovisual, Teater, parkir

  Skema 3.5 aliran keseluruhan kegiatan pulang

  ll.4 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS ll.4.1. SEATTLE PUBLIC LIBRARY

Gambar 4.1 Gedung Perpustakaan Umum Seattle  Lokasi : Seattle, Washington, United States.

   Arsitek : Rem Koolhas  Fungsi bangunan : perpustakaan umum  Tema bangunan : Eklektik modern

  Perpustakaan bertempat di perkotaan dengan ketinggian 29 kaki (sepanjang 8,8 meter). Begitu memasuki entrance pada Fifth Avenue, pengunjung akan bertemu dengan ruang tamu yang sangat besar, sebuah area luas tidak teratur yang menawarkan sebuah toko kopi sebagai tempat bersantai, bersosialisasi, membaca dan dapat melakukan koneksi internet nirkabel.

  Lurus kedepan, terdapat sebuah ujung yang bertindih yang menopang ruang baca dan area terbuka yang dilengkapi dengan ruang komputer. Pusat dari bangunan merupakan buku

  • – buku yang disusun berputar berderet empat tempat koleksi buku non-fiksi. Rute pedestrian dengan tangga, ramp dan eskalator dibuat berurut mengikuti Sistem Decimal Dewey. Tempat ini memilikikapasitas untuk 1,4 juta buku dan materi lain.

  a. Fasilitas

  • – fasilitas yang disediakan pada perpustakaan ini terdiri dari, ruang baca umum dan diskusi, ruang baca anak, ruang buku, ruang internet, ruang pertemuan sampai ruang serbaguna.

Gambar 4.2. Ruang baca umum Gambar 4.3 Ruang bukuGambar 4.4. Ruang komputer dan ruang buku pada satu area

2.4.2 BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVONSI RIAU

  Gedung baru Badan Perpustakaan dan Arsip (BPA) Provinsi Riau ini baru saja diresmikan pada tahun 2008 lalu. Dana dari pembangunan gedung baru ini murni berasal dari Pemda Riau. Pembangunan BPA Prov Riau dirancang secara Islami, Melayu dan modern. Kemudian ditambahkan peruntukannya tidak hanya untuk membaca dan meminjam buku saja tapi juga menjadi pusat informasi kebudayaan. BPA Prov Riau memuat beberapa layanan seperti anak-anak, manusia usia lanjut (manula), umum, referensi, bilik melayu, penyandang cacat, multi media, audio visual, toko buku, teater dan ruang serba guna. Sehingga dapat menjadi tempat multifungsi seperti diskusi, bedah buku dan seminar.