STUDI KEBERHASILAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP NILAI KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.
STUDI KEBERHASILAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP NILAI KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh : Prima Aldila Nim : 8106142017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
(2)
STUDI KEBERHASILAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP NILAI KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh : Prima Aldila Nim : 8106142017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
(3)
(4)
(5)
ii
ABSTRAK
PRIMA ALDILA: Studi Keberhasilan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Nilai Karakter dan Hasil Belajar Siswa SMAPada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar dan nilai karakter. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kontrol diajar dengan menggunakan model konvensional, kelompok eksperimen-1 diajar dengan model kooperatif dan kelompok eksperimen-2 diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah soal tes hasil belajar yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Uji coba soal tes dengan menggunakan product moment untuk uji validitas dan hasil pengujian diperoleh rhit 0,37 sampai 0,6 atau lebih besar dari rtab 0,361 serta uji KR-21 reliabilitas diperoleh r11 sebesar 0,634 (sedang). Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group
Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berpengaruh
positif terhadap hasil belajar dan nilai karakter siswa. Pembelajaran yang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan model koperatif (x2koop=8,75>x2PBM=7,55). Sedangkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi berpengaruh terhadap nilai karakter (x2koop=10,42<x2PBM=12,19).
(6)
iii
ABSTRACT
PRIMA ALDILA: Study Success of Using Cooperative Learning Model and Problem Based Learning Character and Value Of High School Students Learning Outcomes By Topic Hydrocarbons. Chemistry Education Graduate Studies Program State University of Medan (UNIMED).
This study aimed to determine the effect of teaching models on learning outcomes and the value of the character. Population were all students of class X SMA Negeri 1 Kualuh Hilir in Labuhanbatu Utara. The research was conducted on students of class X SMA Negeri 1 Kualuh Hilir were divided into three groups: the control group was taught using the conventional model, the experimental group-1 taught by cooperative model and the experimental group-2 are taught with problem-based learning model. The instruments used to capture test data is a matter of learning outcomes that have beendeclared valid and reliable. Of test trials using the product moment to test the validity and the test results obtained raccount0.37 to 0.6 or greater than rtab0.361and KR-21 reliability tests obtained R11 for 0.634(medium). The research method used was quasi experimental pretest-posttest design with Control Group Design. The results showed that the positive effect of learning models and the value character learning outcomes of students. Higher learning in improving student learning outcomes is by using cooperative learning (x2koop=8,75>x2PBM=7,55). While learning with problem-based learning model is higher effect on the value of the character (x2koop=10,42<x2PBM=12,19).
(7)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Studi Keberhasilan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Nilai Karakter dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S dan Bapak Eddiyanto, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing Tesis yang tidak henti-hentinya untuk memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dari awal sampai selesainya penulisan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyati, M.Si selaku tim penguji atau narasumber yang telah memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, dan Ibu Desy Yulian S.Pd selaku Ketua, Sekretaris dan Tata Usaha Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selanjutnya ucapan terimakasih untuk Bapak Drs. Hilalludin Nasution, M.Pd selaku pimpinan kerja penulis dan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kualuh Hilir, serta terimakasih juga kepada guru-guru selaku teman kerja penulis di SMA Negeri 1 Kualuh Hilir atas kerjasamanya sehingga terlaksananya penelitian ini.
Penulis dengan rasa penuh hormat dan cinta juga menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa kepada Ayahanda Drs. Purwadi dan Ibunda Ponikem, A.Ma.Pd yang selalu mendoakan penulis dan telah memberikan dukungan baik moril maupun materil pada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
(8)
v
Serta dengan rasa penuh kasih sayang, penulis ucapkan kepada kedua adik Pindo Ahmad Alfadil dan Alm. Pastry Alpariz yang telah memberi dorongan dan semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar, teman-teman dan berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan sebagai bahan msaukan dan informasi.
Medan, November 2012 Penulis,
(9)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LembarPengesahan i
Abstrak ii
Abstract iii
Kata Pengantar iv
DaftarIsi vi
DaftarLampiran viii
DaftarTabel ix
DaftarGambar x
BAB I PENDAHULUAN
1.1LatarBelakangMasalah 1
1.2IdentifikasiMasalah 6
1.3BatasanMasalah 6
1.4RumusanMasalah 7
1.5TujuanPenelitian 7
1.6ManfaatPenelitian 7
1.7DefenisiOperasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KerangkaTeoritis 10
2.1.1 HakikatBelajardanHasilBelajar 10
2.1.2PendidikanKarakter 11
2.1.3 Model PembelajaranKooperatif 14
2.1.4 Model Pembelajaran PBM 16
2.1.5 MateriAjar 17
2.2. KerangkaBerpikir 18
2.2.1. PengaruhPenggunaan Model PembelajaranKooperatif
(10)
vii
2.2.2.PengaruhPenggunaan Model PembelajaranBerdasarkan
MasalahTerhadapNilaiKarakterdanHasilBelajarSiswa 19
2.3. PengajuanHipotesis 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 TempatdanWaktuPenelitian 21
3.2 PopulasidanSampelPenelitian 21
3.3. Langkah- LangkahdanRancanganPenelitianserta
TeknikAnalisisStatistikUjiHipotesis 22
3.3 InstrumenPenelitian 25
3.4 UjiCobaInstrumen 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilAnalisis Data InstrumenPenelitian 29
4.2 Hasil Penelitian 29
4.2.1. Deskripsi Hasil Belajar 29
4.2.2. Uji Normalitas 29
4.2.3. Uji Homogenitas 30
4.2.4. Uji Hipotesis 30
4.3 Pembahasan 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 36
5.2 Saran 36
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah ModelPembelajaranKooperatif 15 Tabel 2.2 Langkah-langkahPembelajaranBerdasarkanMasalah 17 Tabel3.1 RancanganPenelitian Semu Faktorial 2x2 Nilai Karakter 23 Tabel 3.2 RancanganPenelitian Semu Faktorial 2x2 Hasil Belajar 24 Tabel 3.3 Kisi-kisi Pengamatan Nilai Karakter 25 Tabel 4.1 Rata-rata hitung, standardeviasidanvarians data hasilbelajar 29 Tabel 4.2 Hasilujinormalitas data pretest siswa 29 Tabel 4.3 Ujihomogenitas data pretest siswa 30
Tabel 4.4 Hasil uji hipotesis 1 31
Tabel 4.5 Hasil uji hipotesis 2 31
Tabel 4.6 Hasil uji hipotesis 3 31
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar3.1Langkah-langkahPenelitian 22
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 39
Lampiran 2 Materi Ajar 50
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol 57
Lampiran 4 RPP Kooperatif 73
Lampiran 5 RPP PBM 92
Lampiran 6 Instrumen Penelitian 111
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen 117
Lampiran 8 Observasi Nilai Karakter 118
Lampiran 9 Uji Validitas 119
Lampiran 10 Uji Reliabilitas 120
Lampiran 11 Uji Daya Beda Soal 121
Lampiran 12 Tingkat Kesukaran 122
Lampiran 13 DaftarHasilBelajarSiswa 123
Lampiran 14 UjiNormalitas 127
Lampiran 15 UjiHomogenitas 129
Lampiran 16 Pengujian Hipotesis 1 130 Lampiran 17 Pengujian Hipotesis 2 131 Lampiran 18 Pengujian Hipotesis 3 132 Lampiran 19 Pengujian Hipotesis 4 133
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Melihat fenomenakejadian tingkah laku moralmasyarakat sekarang yang mulai memudar, pemerintah tersadar untuk melakukan perbaikan. Sistem pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek kognitifnya daripada aspek afektif dan psikomotoriknya.Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah yang disibukkan dengan ujian.Tahun 2010 pemerintah merancang pendidikan karakter yang berguna untuk memperbaiki persoalan bangsa yang menyangkut perilaku.Pendidikan karakter menjadi program unggulan pemerintah tahun 2010 sampai 2015. Ada 16 Kementerian yang dilibatkan dalam pembangungan pendidikan karakter bangsa (Suparlan : 2010).
Pendidikan karakter sebenarnya dilatar telah ditegaskan berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Menurut Wanda (2005) bahwa karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Data BPS pada tahun 2008 menunjukan jumlah persentase angka putus sekolah atau mengulang sekitar 16,5% pada anak usia 13-15 tahun, artinya angka putus sekolah di Indonesia untuk tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 684.967 anak. Tahun 2007 jumlahnya lebih banyak yaitu 702.066 siswa paling sering menimbulkan kematian akibat overdosis.Lembaga pendidikan
(15)
adalah salah satu sumber daya yang dapat merubah ini. Pendidik mesti mampu mengajarkan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi peserta didik dan pendidik. Proses interaksi mengandung serangkaian hubungan timbal balik yang bersifat edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan keterampilannya.
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah
(16)
bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Mempelajari kimia bukan hanya membutuhkan pemahaman serta penguasaan konsep saja,namun siswa dituntut aktif bekerjasama dengan guru untuk menerapkan ilmu yang dipelajari dengan melalui penggunaan strategi pembelajaran (Suyanti : 2010).
Hidrokarbon merupakan sumber energi yang penting bagi kita.Sumber utama hidrokarbon di dunia adalah minyak bumi dan gas alam meningkatkan terus menerus sehingga negara kita juga mengekspornya ke manca negara. Kita sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan negara kita kaya akan minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Untuk mengelolah hidrokarbon ini, diperlukan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang terdiri dari unsur hydrogen dan karbon.Karbon memiliki elektron valensi sebanyak 4 dan hydrogen memiliki 1 elektron valensi.Dari sifat yang dimiliki karbon, kita dapat mengambil nilai karakter yang terdapat didalamnya.Adapun nilai karakter tersebut adalah nilai ketegasan.Sesuai dengan teori ikatan valensi dan jumlah electron valensi, atom karbon memiliki empat ikatan. Karbon tidak pernah berikatan dengan unsur lain sebanyak lebih ataupun kurang dari empat.
Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran dan model pembelajaran. Implementasi pembelajaran untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Soekamto (2010) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah :”Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu
(17)
semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah kontruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan, dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan untuk menemukan dan menerapakan ide-ide mereka sendiri.
Tawfik dan Nedal (2009) mengemukakan uji-t siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif di kelas eksperimen yaitu 4,47, lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional di kelas kontrol sebesar 3,71. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif cukup signifikan digunakan dalam pembelajaran kimia.
Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif. Ivor K. Davis (2000) mengemukakan bahwa “Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru”. Salah satu alternatif model pembelajaran yang mungkin dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan pendidikan karakter adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM).Model PBM berkaitan dengan iteligensi dari dalam diri individu yang berada dalam
(18)
sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.
Boud dan Feletti (1997) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.Margetson (1994) mengemukakan bahwa model PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif.PBM memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik. Dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan hanya untuk membentuk manusia cerdas saja, tetapi juga memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Septa (2010) mengemukakan skor gain rata-rata siswa yang diajarkan dengan menggunakanmedia eXe learning dalam pembelajaran berbasis masalah pada pokok bahasan laju reaksi di kelas eksperimen yaitu 0,72 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional di kelas kontrol sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen sebagian besar memiliki tingkat pemahaman yang tinggi.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks. Artinya, pembelajaran tersebut harus menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-beda. Cara memahami materi yang diajarkan berbeda-beda, ada yang bisa menguasai materi lebih cepat dengan keterampilan motorik (kinestetik), ada yang menguasai materi lebih cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga yang menguasai materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual). Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa belum dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan interaksi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Beranjak dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian berjudul “Studi Keberhasilan Penggunaan Model Pembelajaran
(19)
KooperatifDan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Nilai Karakter dan Hasil Belajar Siswa SMAPada Pokok Bahasan Hidrokarbon”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah- masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai karakter yang dimiliki siswa SMA?
2. Apakah guru sudah menggunakan seluruh potensi yang ada pada dirinya untuk meningkatkan nilai karakter dan hasil belajar siswa?
3. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kimia di kelas dapat menumbuhkan nilai karakter siswa?
4. Apakah hasil belajar siswa hanya pada tingkatan ingatan , belum menerapkan secara efektif dalam pemecahan masalah sehari- hari sehingga hasil belajar siswa belum berkontribusi pada nilai karakter siswa?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah- masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dalam masalah- masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:
1. Siswa yang diteliti adalah SMA kelas X semester genap, dan tahun pelajaran 2011/2012.
2. Mata pelajaran pokok bahasan hidrokarbon adalah materi yang mengacu kepada kurikulum yang digunakan sekarang pada SMA kelas X yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) pada pokok bahasan hidrokarbon (lampiran 1).
3. Nilai karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk menilai kejujuran, disiplin dan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran. Data nilai karakter dijaring dengan menggunakan observasi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator pendidikan karakter. 4. Hasil belajar kimia yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada
(20)
kelas X SMA semester genap yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada aspek pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3).
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap nilai karakter?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai karakter? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap hasil
belajar?
4. Apakah ada pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai hasil belajar?
5. Karakter apa yang terkembang pada setiap model pembelajaran?
1.5.Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi ilmiah tentang pengaruh nilai karakter yang ditimbulkan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan:
1. Pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap nilai karakter. 2. Pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai karakter. 3. Pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap hasil belajar. 4. Pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai hasil belajar.
1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan manfaat yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pendidikan kimia baik dalam teoritis maupun secara praktis.Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan nilai karakter dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian ini juga
(21)
diharapkan dapat menjadi acuan oleh peneliti selanjutnya untuk penelitian yang sejenis.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian juga bisa menjadi informasi utnuk mengetahui cara mengubah nilai karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Siswa diharapkan memiliki perilaku yang sesuai dengan norma Pancasila.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pengertian beberapa istilah kata-kata operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka dijelaskan secara umum sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002). Dalam system belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame kelompok belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Tan, 2003).
3. Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa, dan
(22)
media pengajaran yang digunakan oleh guru. Ketidak-tepatan model pembelajaran guru akan berakibat pada rendahnya motivasi dan aktivitas belajara siswa (Hamid, 2008).
(23)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap nilai karakter siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
2. Terdapat pengaruh pembelajaran PBM terhadap nilai karakter siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
3. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
4. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
5. Nilai karakter jujur terkembang pada setiap model pembelajaran konvensional, nilai karakter disiplin terkembang pada setiap model pembelajaran kooperatif, dan nilai karakter berpikir kritis terkembang pada setiap model pembelajaran berdasarkan masalah.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan, maka diharapkan guru untuk dapat merancang suatu metode pembelajaran yang mampu menigkatkan hasil belajar dan nilai karakter siswa.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini. Hal ini bermanfaat agar hasil penelitian bermanfaat sebagai penyeimbang materi. 3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti hal ini di sekolah
lain dengan pokok bahasan yang berbeda dan sampel yang lebih banyak untuk dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
(24)
DAFTAR PUSTAKA
A, Sardiman., (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arjanggi, R., Setiowati, E. A. (2012). Peran Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
dalam Meningkatkan Belajar Berdasar Regulasi Diri. Semarang: LPP
UNISSULA
BouddanFeletti., (2007), Providing solutions through problem-based learning for
the undergraduate 1styear chemistry laboratory, Chemistry Education
Research and Practice, 2007, 8(3), 347-361
Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Donald., (2009), Active Learning and Cooperative Learning In The Organic
Chemistry Lecture Class, Department of Chemistry and Biochemistry,
California State University, Los Angeles,2009, Vol.76
Ibrahim, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Penerbit University Press, Surabaya
Isna, N., (2011), Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Penerbit Laksana, Jogjakarta
Jauhari, M., (2011), Implementasi PAKEM dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta
Muntari., (2010), Peningkatan Pemahaman Kimia Melalui Paduan Pembelajaran
Kooperatif dan Pemecahan Masalah Kimia dengan Teknik Pathway,
Jurnal Pendidikan, No.2 Juni 2010: 126-133
Mutiah., (2007), Penggunaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual
Pada Mata Kuliah Kimia Dasar-1, Jurnal Pijar MIPA Mataram, Vol.2
(25)
Ngalim, M., (2001), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Nur, M., (2003), Buku Panduan Keterampilan Proses dan Hakikat Sains.Penerbit University Press, Surabaya
Parning., (2006), Kimia SMA Kelas X Semester Kedua, PenerbitYudhistira, Jakarta
Permana, Lis., (2010), Pembelajaran Kimia Tematik Pada Mata Kuliah Kimia
Dasar Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal Cakrawala
Pendidikan, No. 3 November 2010
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Septa., (2010), Pengaruh Media eXe Learning Dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi,
Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan
Slavin, R.E., (1995), Cooperative Learning Theory, Research and Practise. Second Edition, Boston
Sunardi., (2009), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw Bagi Kelas
X-1 Semester Genap Tahun 2008/2009 SMA Negeri 1 Banjarnegara,
Jurnal DIDAKTIKA, Juni 2009 Tahun 1 No.2
Suparlan., (2010), Pendidikan Karakter dan Kecerdasan, Posted 18thJune 2010, Artikel. http://www.suparlan.com/pages/pendidikan-karakter-dan-kecerdasan-288.php:artikel
Tawfik, dan Nedal., (2009), Statistical Evaluation of Rounding Cooperative
Learning Strategy, Chemical Education Journal (CEJ), Vol. 13, No. 2
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta
Wanda, C., (2005),Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa
(Studi Kasus di Jurusan Teknik IndustriUk. Petra., Jurnal Teknik Industri
(1)
kelas X SMA semester genap yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada aspek pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3).
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap nilai karakter?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai karakter? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap hasil
belajar?
4. Apakah ada pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai hasil belajar?
5. Karakter apa yang terkembang pada setiap model pembelajaran?
1.5.Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi ilmiah tentang pengaruh nilai karakter yang ditimbulkan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan:
1. Pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap nilai karakter. 2. Pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai karakter. 3. Pengaruh pembelajaran model kooperatif terhadap hasil belajar. 4. Pengaruh pembelajaran model PBM terhadap nilai hasil belajar.
1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan manfaat yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pendidikan kimia baik dalam teoritis maupun secara praktis.Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan nilai karakter dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian ini juga
(2)
diharapkan dapat menjadi acuan oleh peneliti selanjutnya untuk penelitian yang sejenis.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian juga bisa menjadi informasi utnuk mengetahui cara mengubah nilai karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Siswa diharapkan memiliki perilaku yang sesuai dengan norma Pancasila.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pengertian beberapa istilah kata-kata operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka dijelaskan secara umum sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002). Dalam system belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame kelompok belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Tan, 2003).
3. Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa, dan
(3)
media pengajaran yang digunakan oleh guru. Ketidak-tepatan model pembelajaran guru akan berakibat pada rendahnya motivasi dan aktivitas belajara siswa (Hamid, 2008).
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap nilai karakter siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
2. Terdapat pengaruh pembelajaran PBM terhadap nilai karakter siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
3. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
4. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon.
5. Nilai karakter jujur terkembang pada setiap model pembelajaran konvensional, nilai karakter disiplin terkembang pada setiap model pembelajaran kooperatif, dan nilai karakter berpikir kritis terkembang pada setiap model pembelajaran berdasarkan masalah.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan, maka diharapkan guru untuk dapat merancang suatu metode pembelajaran yang mampu menigkatkan hasil belajar dan nilai karakter siswa.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini. Hal ini bermanfaat agar hasil penelitian bermanfaat sebagai penyeimbang materi. 3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti hal ini di sekolah
lain dengan pokok bahasan yang berbeda dan sampel yang lebih banyak untuk dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
A, Sardiman., (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arjanggi, R., Setiowati, E. A. (2012). Peran Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
dalam Meningkatkan Belajar Berdasar Regulasi Diri. Semarang: LPP
UNISSULA
BouddanFeletti., (2007), Providing solutions through problem-based learning for
the undergraduate 1styear chemistry laboratory, Chemistry Education
Research and Practice, 2007, 8(3), 347-361
Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Donald., (2009), Active Learning and Cooperative Learning In The Organic
Chemistry Lecture Class, Department of Chemistry and Biochemistry,
California State University, Los Angeles,2009, Vol.76
Ibrahim, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Penerbit University Press, Surabaya
Isna, N., (2011), Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Penerbit Laksana, Jogjakarta
Jauhari, M., (2011), Implementasi PAKEM dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta
Muntari., (2010), Peningkatan Pemahaman Kimia Melalui Paduan Pembelajaran
Kooperatif dan Pemecahan Masalah Kimia dengan Teknik Pathway,
Jurnal Pendidikan, No.2 Juni 2010: 126-133
Mutiah., (2007), Penggunaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual
Pada Mata Kuliah Kimia Dasar-1, Jurnal Pijar MIPA Mataram, Vol.2
(6)
Ngalim, M., (2001), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Nur, M., (2003), Buku Panduan Keterampilan Proses dan Hakikat Sains.Penerbit University Press, Surabaya
Parning., (2006), Kimia SMA Kelas X Semester Kedua, PenerbitYudhistira, Jakarta
Permana, Lis., (2010), Pembelajaran Kimia Tematik Pada Mata Kuliah Kimia
Dasar Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal Cakrawala
Pendidikan, No. 3 November 2010
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Septa., (2010), Pengaruh Media eXe Learning Dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi,
Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan
Slavin, R.E., (1995), Cooperative Learning Theory, Research and Practise. Second Edition, Boston
Sunardi., (2009), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw Bagi Kelas
X-1 Semester Genap Tahun 2008/2009 SMA Negeri 1 Banjarnegara,
Jurnal DIDAKTIKA, Juni 2009 Tahun 1 No.2
Suparlan., (2010), Pendidikan Karakter dan Kecerdasan, Posted 18thJune 2010, Artikel. http://www.suparlan.com/pages/pendidikan-karakter-dan-kecerdasan-288.php:artikel
Tawfik, dan Nedal., (2009), Statistical Evaluation of Rounding Cooperative
Learning Strategy, Chemical Education Journal (CEJ), Vol. 13, No. 2
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta
Wanda, C., (2005),Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa
(Studi Kasus di Jurusan Teknik IndustriUk. Petra., Jurnal Teknik Industri